BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan telah dilakukan di rumah kaca yang lokasinya berada di Balai Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan telah dilakukan di rumah kaca yang lokasinya berada di Balai Penelitian"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PMBAHASAN 4.1 Gambaran mum Pelaksanaan Percobaan Percobaan telah dilakukan di rumah kaca yang lokasinya berada di Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Genetika Pertanian (BB_BIOGN). Penelitian dilakukan dengan penanaman bibit padi gogo sebanyak 15 varietas dengan perlakuan pemupukan sebanyak 4 taraf yaitu tanpa pupuk, taraf sedang, rendah, dan tinggi dengan masing-masing varietas dan perlakuan pemupukan diulang sebanyak 3 kali, maka didapat 180 tanaman percobaan. Dari setiap tanaman percobaan diamati 5 respon pertumbuhan yaitu: rata-rata klorofil, tinggi varietas tanaman padi gogo yang diujikan, jumlah anakan, berat tanaman, dan luas daun. Hasil penelitian meliputi analisis ragam multivariate untuk melihat ada tidaknya pengaruh interaksi antara faktor pupuk dan faktor varietas. Apabila pengaruh interaksi tidak nyata (Tolak H 0 ), maka dilanjutkan pengujian hipotesis tentang pengaruh faktor pupuk dan faktor varietas. Sebaliknya apabila pengaruh interaksi bersifat nyata maka pengujian pengaruh faktor pupuk maupun faktor varietas menjadi tidak perlu lagi. Hal ini sesuai dengan prinsip pengujian dalam percobaan faktorial. Pengujian faktor pupuk dan faktor varietas dilakukan dengan menggunakan statistik lambda wilks. Apabila hasil pengujian faktor pupuk bersifat nyata terhadap respon, maka dapat ditelusuri seberapa besarkah beda antar taraf perlakuan pupuk dari faktor pupuk dengan menggunakan uji perbedaan vektor nilai rata-rata. Hal senada juga dilakukan terhadap faktor varietas, apabila hasil pengujian faktor varietas bersifat nyata terhadap respon, maka dapat ditelusuri seberapa besar beda kelompok umur panen dari faktor varietas dengan menggunakan uji perbedaan vektor nilai rata-rata.

2 Karakteristik Pertumbuhan Tabel 4.1 Rata-rata perlakuan pupuk terhadap respon pertumbuhan tanaman padi Pupuk Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) P P P P Berdasarkan data rata-rata klorofil, maka pemupukan P 4 menghasilkan kandungan klorofil lebih tinggi dibandingkan dengan pemupukan yang lain. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman yang paling baik diperoleh dari tanaman dengan perlakuan pemupukan P 2. ntuk respon pertumbuhan jumlah anakan dan luas daun tidak mengalami perbedaan yang besar antara perlakuan pemupukan P 2 dan P 4. Sementara untuk respon berat tanaman, perlakuan pemupukan P 2 mendapatkan hasil berat tanaman yang baik dibandingkan dengan perlakuan pemupukan yang lain.

3 54 Tabel 4.2 Rata-rata respon 15 varietas padi terhadap respon pertumbuhan varietas Klorofil Tinggi (cm) Jml Anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) V V V V V V V V V V V V V V V Dari data pada tabel diatas diketahui bahwa respon pertumbuhan klorofil yang tertinggi diperoleh dari varietas V 4, sedangkan yang terendah diperoleh dari varietas V 7. ntuk respon pertumbuhan tinggi yang paling baik varietas V 9, sebaliknya respon pertumbuhan yang paling rendah diperoleh dari varietas V 5. Respon pertumbuhan

4 55 jumlah anakan yang paling baik adalah varietas V 9, sementara respon jumlah anakan yang kurang baik adalah varietas V 7. ntuk respon pertumbuhan berat tanaman yang paling baik adalah V 11, sedangkan respon pertumbuhan berat tanaman yang paling buruk adalah V 7. Dan untuk respon pertumbuhan luas daun dari semua varietas, varietas V 12 dan yang paling buruk adalah varietas V Hasil Analisis dan Pembahasan Analisis Ragam Mulrivariate Setelah kita mengamati karakteristik pertumbuhan dari hasil pemupukan padi selama 2 bulan, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan dari data untuk dilakukan pengujian hipotesis langkah pertama adalah menguji apakah ada pengaruh faktor pupuk, pengaruh faktor varietas, pengaruh interaksi pupuk dan varietas terhadap respon pertumbuhan. Berikut ini adalah tabel analisis ragam multivariate untuk percobaan dua faktor menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

5 56 Tabel 4.3 Manova antara pupuk dengan Varietas Sumber Keragaman (H) Faktor A 3 Faktor B 14 Interaksi AB Derajat Bebas Galat () 120 Total 23 JK dan JHK H = A = B = AB = = T = Setelah didapatkan nilai matriks perlakuan (H), matriks faktor pupuk (A), matriks faktor varietas (B), dan juga matriks interaksi AB, maka langkah selanjutnya adalah dilakukannya pengujian pengaruh interaksi diantara faktor A dan faktor B terhadap respon yang diamati. ntuk menjawab pertanyaan ini dilakukan pengujian lambda wilks

6 57 dengan rumus: + AB, dari hasil perhitungan dengan menggunakan program aplikasi yang telah dibuat dan didapatkan determinan matriks = , determinan penjumlahan matriks +AB = , dan didapat λ wilks = pada hipotesis : H 0 : (AB) ij = 0, yang berarti tidak ada pengaruh interaksi antara faktor A dan B terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu (AB) ij 0, artinya ada pengaruh interaksi antar faktor A dan B terhadap respon yang diamati. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan α =, p = 5, V AB = 42, dan Ve = 120, maka λ wilks = > 5,42,120 = Kesimpulan yang didapat adalah berdasarkan data yang ada memperlihatkan tidak ada pengaruh interaksi di antara faktor pupuk dan varietas terhadap respons yang diamati (Terima H 0 ). Karena pengaruh interaksi dalam percobaan ini tidak nyata, maka langkah selanjutnya di uji pengaruh utama faktor pupuk dengan hipotesis: H 0 : A i = 0, yang berarti tidak ada pengaruh faktor A terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu A i 0, artinya ada pengaruh faktor A terhadap respon yang diamati Pengujian hipotesis tentang pengaruh utama faktor A dilakukan dengan menggunakan statistik lambda wilks dengan rumus: + A. Dari hasil perhitungan didapatkan determinan matriks = , determinan penjumlahan matriks +A = , dan λ wilks =

7 Dengan menggunakan α =, p = 5, V A = 3, dan Ve = 120, maka λ wilks = < 5,3,120 = Kesimpulan yang didapat adalah berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa pengaruh faktor A bersifat nyata terhadap respon pengamatan (Tolak H 0 ). Selanjutnya pengujian pengaruh utama faktor B dengan hipotesis: H 0 : B j = 0, yang berarti tidak ada pengaruh B terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu B j 0, artinya ada pengaruh B terhadap respon yang diamati. Pengujian hipotesis tentang pengaruh utama faktor B dilakukan dengan menggunakan 58 statistik lambda wilks dengan rumus: + B. Dari hasil perhitungan didapatkan determinan matriks = , determinan penjumlahan matriks +B = , dan didapat λ wilks = Dengan menggunakan α =, p = 5, V B = 14, dan Ve = 120, maka pengujiannya adalah λ wilks = < 5,14,120 = Kesimpulan yang didapat adalah berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa pengaruh faktor B bersifat nyata terhadap respon pengamatan (Tolak H 0 ). Dengan demikian faktor pupuk dan varietas bersifat nyata secara statistik dalam mempengaruhi respons pengamatan, maka dapat ditelusuri lebih lanjut dengan menggunakan uji perbedaan vektor nilai rata-rata ji Hipotesis dengan kontras Ortogonal Setelah dilakukan perhitungan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh faktor A, faktor B dan interaksi antara faktor AB, maka langkah selanjutnya dengan melakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara perlakuan pemupukan.

8 ji kontras untuk perlakuan pemupukan Berikut ini adalah pengujian dari data total dan dihasil pengolahan perlakuan pemupukan terhadap respon pertumbuhan yang diamati yaitu rata-rata klorofil, tinggi, jumlah anakan, berat tanaman, dan luas daun untuk semua varietas: Dengan jumlah pengamatan sebesar 45 ( didapat dari perulangan dikalikan dengan varietas), maka dapat diuji lebih lanjut dengan menggunakan uji lambda wilks. Dengan respon = 5, V a = 1, V e = 120, maka dilakukan pengujian hipotesis seperti tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Hasil ji Kontras dengan λ wilks terhadap perlakuan pemupukan Hipotesis Statistik λ wilks α p, Va, Ve Tabel H 1 : P 1 vs P 2 + H = = 0.67 H 2 : P 1 vs P = = H H 3 : P 1 vs P 4 + H 3 = = 0.61 H 4 : P 2 vs P 3 + H = = 0.50 H 5 : P 2 vs P 4 + H = = 0.69 H 6 : P 3 vs P 4 + H = = 0.43

9 60 Dari tabel diatas dapat diuji hipotesisnya sebagai berikut : Hipotesis H 1 : P 1 vs P 2 adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan pemupukan N P setara 0 0 kg/ha dan N P setara kg/ha. Dengan λ wilks = 0.67 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pemupukan antar pemupukan N P dengan kadar 0 0 kg/ha berbeda dengan N P dengan kadar kg/ha. Tabel 4.5 Perbandingan rata-rata antara perlakuan pupuk P 1 dengan P 2. Pupuk Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) P P Dari tabel diatas diperoleh perbandingan antara perlakuan pemupukan P 1 dengan perlakuan pemupukan P 2 bahwa perlakuan pemupukan P 2 yaitu N P dengan kadar kg/ha lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan pemupukan P 1 yaitu N P dengan kadar 0 0 kg/ha. Hal ini terlihat, 4 dari 5 respon pertumbuhan P 2 yaitu tinggi, jumlah anakan, berat, dan luas daun lebih tinggi dari pertumbuhan P 1. Terutama berat tanaman yang dipupuk dengan perlakuan P 1 jauh lebih baik dari perlakuan pupuk P 2. Hipotesis H 2 : P 1 vs P 3 adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan pemupukan N P setara 0 0 kg/ha dan N P setara 0 50 kg/ha. Dengan λ wilks = 0.86 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pemupukan antar pemupukan N P dengan kadar 0 0 kg/ha berbeda dengan N P dengan kadar 0 50 kg/ha.

10 61 Tabel 4.6 Perbandingan rata-rata antara perlakuan pemupukan P 1 dengan P 3 Pupuk Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) P P Perbandingan antara perlakuan pemupukan P 1 dengan perlakuan pemupukan P 3 bahwa perlakuan pemupukan P 1 yaitu N P dengan kadar 0 0 kg/ha lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan pemupukan P 3 yaitu N P dengan kadar 0 50 kg/ha. Hal ini terlihat seluruh respon pertumbuhan P 1 lebih baik dari pertumbuhan P 3. Terutama pada jumlah anakan P 1 jauh berbeda dengan P 3. Hipotesis H 3 : P 1 vs P 4 adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan pemupukan N P setara 0 0 kg/ha dan N P setara kg/ha. Dengan λ wilks = 0.61 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pemupukan antar pemupukan N P dengan kadar 0 0 kg/ha berbeda dengan N P dengan kadar kg/ha. Tabel 4.7 Perbandingan rata-rata antara perlakuan pemupukan P 1 dengan P 4 Pupuk Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) P P Perbandingan antara perlakuan pemupukan P 1 dengan perlakuan pemupukan P 4, bahwa perlakuan pemupukan P 4 yaitu N P dengan kadar kg/ha lebih baik

11 pertumbuhannya dibandingkan dengan pemupukan P 1 yaitu N P dengan kadar 0 0 kg/ha. Hal ini terlihat seluruh respon pertumbuhan P 4 lebih baik dari pertumbuhan P Hipotesis H 4 : P 2 vs P 3 adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan pemupukan N P setara kg/ha dan N P setara 0 50 kg/ha. Dengan λ wilks = 0.50 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pemupukan antar pemupukan N P dengan kadar kg/ha berbeda dengan N P dengan kadar 0 50 kg/ha. Tabel 4.8 Perbandingan rata-rata antara perlakuan pemupukan P 2 dengan P 3 Pupuk Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) P P Perbandingan antara perlakuan pemupukan P 2 dengan perlakuan pemupukan P 3 bahwa perlakuan pemupukan P 2 yaitu N P dengan kadar kg/ha lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan pemupukan P 3 yaitu N P dengan kadar 0 50 kg/ha. Hal ini terlihat seluruh respon pertumbuhan P 2 lebih baik dari pertumbuhan P 3. Hipotesis H 5 : P 2 vs P 4 adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan pemupukan N P setara kg/ha dan N P setara kg/ha. Dengan λ wilks = 0.69 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pemupukan antar pemupukan N P dengan kadar kg/ha berbeda dengan N P dengan kadar kg/ha.

12 63 Tabel 4.9 Perbandingan rata-rata antara perlakuan pemupukan P 2 dengan P 4 Pupuk Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) P P Perbandingan antara perlakuan pemupukan P 2 dengan perlakuan pemupukan P 4 bahwa perlakuan pemupukan P 2 yaitu N P dengan kadar kg/ha lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan pemupukan P 4 yaitu N P dengan kadar kg/ha. Hal ini terlihat, 4 dari 5 respon pertumbuhan P 2 yaitu tinggi, jumlah anakan, berat, dan luas daun lebih tinggi dari pertumbuhan P 4. Hipotesis H 6 : P 3 vs P 4 adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan pemupukan N P setara 0 50 kg/ha dan N P setara kg/ha. Dengan λ wilks = 0.43 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pemupukan antar pemupukan N P dengan kadar 0 50 kg/ha berbeda dengan N P dengan kadar kg/ha. Tabel 4.10 Perbandingan rata-rata antara perlakuan pemupukan P 3 dengan P 4 Pupuk Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) P P Perbandingan antara perlakuan pemupukan P 3 dengan perlakuan pemupukan P 4 bahwa perlakuan pemupukan P 4 yaitu N P dengan kadar kg/ha lebih baik

13 64 pertumbuhannya dibandingkan dengan pemupukan P 3 yaitu N P dengan kadar 0 50 kg/ha. Hal ini terlihat seluruh respon pertumbuhan P 4 lebih baik dari pertumbuhan P 3. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa perlakuan pemupukan P 2 yaitu N P dengan kadar kg/ha lebih baik respon pertumbuhannya dibandingkan dengan yang lain, meskipun respon rata-rata klorofil lebih kecil dibandingkan dengan P ji kontras untuk perbedaan varietas Pengujian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kelompok umur varietas terhadap respon yang diamati yaitu rata-rata klorofil, tinggi, jumlah anakan, berat tanaman, dan luas daun untuk semua perlakuan pemupukan. Kelompok umur panen dapat dibagi menjadi 3 kelompok: 1. Kelompok umur panen cepat (A) dengan umur panen 110 hari yaitu varietas Singkarak (V 2 ), varietas Ranau (V 3 ), varietas Laut Tawar(V 5 ), varietas Kartuna (V 10 ), varietas SituPatenggang(V 12 ), varietas Limboto(V 13 ), varietas Dodokan(V 14 ), varietas Situgonggo(V 15 ). 2. Kelompok umur panen sedang (B) dengan umur panen hari dengan varietas Maninjau (V 4 ), varietas Jatiluhur (V 6 ), varietas Danau Gaung (V 8 ), varietas Seratus Malam (V 9 ). 3. Kelompok umur panen lambat (C) dengan umur panen > 120 hari yaitu varietas Gata (V 1 ), varietas Towuti (V 7 ), varietas SituGintung (V 11 ). Dengan ukuran contoh sebesar 12 (didapat dari perulangan dikalikan dengan varietas), maka dapat diuji lebih lanjut dengan menggunakan uji lambda wilks. Dengan respon = 5, V a = 1, V e = 120, maka dilakukan pengujian hipotesis seperti tabel dibawah ini.

14 65 Tabel 4.11 Hasil uji kontras dengan λ wilks terhadap kelompok umur varietas Hipotesis Statistik λ wilks α p, Va, Ve Tabel H 1 : A vs B + H 1 = = 0.93 H 2 : A vs C + H 1 = = 0.88 H 3 : B vs C + H 1 = = 0.89 Hipotesis H 1 : A vs B adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan varietas umur panen cepat yaitu: V 2, V 3, V 5, V 10, V 12, V 13, V 14, dan V 15 dengan perlakuan varietas umur panen sedang yaitu V 4, V 6, V 8, dan V 9. Dengan λ wilks = 0.93 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pertumbuhan varietas dalam kelompok umur panen cepat tidak berbeda dengan kelompok umur panen sedang. Tabel 4.12 Perbandingan rata-rata antara perlakuan kelompok umur A dengan B Kelompok umur Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) A B Perbandingan antara perlakuan varietas kelompok umur panen cepat (A) dengan perlakuan varietas kelompok umur panen sedang (B) bahwa varietas kelompok umur panen sedang (B) lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan varietas kelompok

15 66 umur panen cepat (A). Hal ini terlihat seluruh respon pertumbuhan kecuali respon jumlah anakan pada lebih baik varietas kelompok umur panen sedang (B) dari pertumbuhan kelompok umur panen cepat (A). Hipotesis H 2 : A vs C adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan varietas umur panen cepat yaitu: V 2, V 3, V 5, V 10, V 12, V 13, V 14, dan V 15 dengan perlakuan varietas umur panen lambat yaitu V 1, V 7, dan V 11. Dengan λ wilks = 0.88 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pertumbuhan kelompok umur panen cepat berbeda dengan kelompok umur panen lambat. Tabel 4.13 Perbandingan rata-rata antara perlakuan kelompok umur A dengan C Kelompok umur Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) A C Perbandingan antara perlakuan varietas kelompok umur panen cepat (A) dengan perlakuan varietas kelompok umur panen lambat (C) bahwa varietas kelompok umur panen cepat (A) lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan varietas kelompok umur panen lambat (C). Hal ini terlihat seluruh respon pertumbuhan lebih baik pada varietas kelompok umur panen cepat (A) dari pertumbuhan kelompok umur panen lambat (C). Hipotesis H 3 : B vs C adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji beda perlakuan rata-rata terhadap respon pertumbuhan antar perlakuan varietas umur panen sedang yaitu: V 4, V 6, V 8, dan V 9 dengan perlakuan varietas umur panen lambat yaitu V 1,

16 67 V 7, dan V 11. Dengan λ wilks = 0.89 < 5,1,120 = 0.91, maka dapat ditarik sebuah keputusan bahwa rata-rata pertubuhan kelompok umur panen sedang berbeda dengan kelompok umur panen tinggi. Tabel 4.14 Perbandingan rata-rata antara perlakuan kelompok umur B dengan C Kelompok umur Klorofil Tinggi (cm) Jml anakan Berat (g) Luas Daun (dm 2 ) B C Perbandingan antara perlakuan varietas kelompok umur panen sedang (B) dengan perlakuan varietas kelompok umur panen lambat (C) bahwa varietas kelompok umur panen sedang (B) lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan varietas kelompok umur panen lambat (C). Hal ini terlihat seluruh respon pertumbuhan lebih baik pada varietas kelompok umur panen sedang (B) dari pertumbuhan kelompok panen umur lambat (C). 4.4 sulan yang Mendukung Hipotesis Kebutuhan akan beras merupakan kebutuhan yang mendasar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Agar mendapatkan hasil akan beras yang banyak dan baik, maka peneliti meneliti pertumbuhan beberapa varietas tanaman padi yang akan dijadikan induk persilangan untuk mendapatkan hasil yang baik. Dalam hal ini peneliti meneliti pemupukan mana yang baik untuk semua varietas yang dicobakan terhadap respon yang diamati yaitu rata-rata klorofil, tinggi tanaman, jumlah anakan, berat tanaman dan luas daun. Peneliti juga meneliti kelompok umur varietas mana yang paling baik untuk semua perlakuan pemupukan terhadap respon yang diamati. Dari hasil penelitian didapat bahwa

17 68 perlakuan pemupukan P 2 yaitu N P dengan kadar kg/ha adalah yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan pemupukan yang lain. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa kelompok umur varietas sedang yaitu varietas Maninjau (V 4 ), varietas Jatiluhur (V 6 ), varietas Danau Gaung (V 8 ), dan varietas Seratus Malam (V 9 ) lebih baik dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Saran dari penelitian ini adalah: 1. ntuk petani disarankan untuk menggunakan pupuk N P dengan kadar kg/ha dan menanam kelompok umur untuk varietas sedang yaitu varietas Maninjau (V 4 ), varietas Jatiluhur (V 6 ), varietas Danau Gaung (V 8 ), dan varietas Seratus Malam (V 9 ). 2. untuk penelitian disarankan untuk menggunakan kelompok umur varietas sedang yaitu varietas Maninjau (V 4 ), varietas Jatiluhur (V 6 ), varietas Danau Gaung (V 8 ), dan varietas Seratus Malam (V 9 ) sebagai induk untuk persilangan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian yang dilakukan bersifat hipotesis testing dengan mengestimasi besarnya pengaruh dari berbagai kadar pemupukan N dan P dan mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap sebagai harta kekayaan yang tinggi nilainya. Beras yang sehari-hari dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap sebagai harta kekayaan yang tinggi nilainya. Beras yang sehari-hari dikenal 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Di masyarakat desa, sawah pada umumnya memiliki nilai sosial yang penting yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM PEUBAH GANDA (MANOVA)

ANALISIS RAGAM PEUBAH GANDA (MANOVA) ANALISIS RAGAM PEUBAH GANDA (MANOVA) ANOVA VS MANOVA Analisis Ragam Satu Peubah (Anova) Analisis Ragam Peubah Ganda (Manova) Pengaruh perlakuan terhadap respon tunggal Pengaruh Perlakuan terhadap multi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian

Lebih terperinci

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL E. JULIANTINI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No.,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pembenihan padi Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Waktu penelitian dilakukan selama ± 4 bulan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Data

DATA DAN METODE. Data DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil percobaan padi varietas IR 64 yang dilaksanakan tahun 2002 pada dua musim (kemarau dan hujan). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KELEMBABAN DAN SERI TANAH TERHADAP MUTU DAN PRODUKSI TANAMAN TEMBAKAU TEMANGGUNG DENGAN METODE MANOVA

PENGARUH KELEMBABAN DAN SERI TANAH TERHADAP MUTU DAN PRODUKSI TANAMAN TEMBAKAU TEMANGGUNG DENGAN METODE MANOVA Co. Pembimbing Dr. Ir. Djumali, MP Seminar Hasil Tugas Akhir PENGARUH KELEMBABAN DAN SERI TANAH TERHADAP MUTU DAN PRODUKSI TANAMAN TEMBAKAU TEMANGGUNG DENGAN METODE MANOVA Oleh: Miftalia Al Riza (1308

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) KULIAH 13 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK 222) rahmaanisa@apps.ac.id Rancangan Split Blok Kedua faktor merupakan petak utama Pengaruh yang ditekankan adalah pengaruh interaksi

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

Pengertian dasar. Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan. Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons

Pengertian dasar. Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan. Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons ------- Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan 3 Pengertian dasar Faktor: Variabel Bebas (X) yaitu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil No Jenis Analisis Nilai Metode 1. C-Organik (%) 1.53 Spectrophotometry 2. N-Total (%) 0.16 Kjeldahl 3. P-Bray I (ppm) 16.31 Spectrophotometry

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, penelitian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN WAKTU III. MATERI DAN WAKTU 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaa Fakultas Pertanian dan Pertenakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa (Laboratorium Pemuliaan dan Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/ Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai

Lebih terperinci

Bentuk khusus dari rancangan faktorial dimana kombinasi perlakuan tidak diacak secara sempurna terhadap unit-unit percobaan.

Bentuk khusus dari rancangan faktorial dimana kombinasi perlakuan tidak diacak secara sempurna terhadap unit-unit percobaan. RANCANGAN FAKTORIAL SPLIT PLOT Diyan Herdiyantoro, SP., MSi. Laboratorium Biologi Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2013 Bentuk khusus dari rancangan faktorial dimana

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM 15

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun Percobaan Cikatas,Kampus IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian tempat 250 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 15 II. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan terdiri atas dua percobaan yaitu percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca. Percobaan inkubasi beserta analisis tanah

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan Juli 2009 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl dengan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERCOBAAN SATU FAKTOR RANCANGAN ACAK LENGKAP ( R A L ) Percobaan Satu Faktor : Pengaruh Takaran Pupuk

Lebih terperinci

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas

Lebih terperinci

III. PERCOBAAN FAKTORIAL

III. PERCOBAAN FAKTORIAL III. PERCOBAAN FAKTORIAL A. Pendahuluan Mengapa peneliti memilih melakukan percobaan factorial? atau bagaimana kalau beberapa factor penelitian ingin diterapkan sekaligus dalam percobaan? Untuk menjawab

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Faktorial Faktor Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Ade

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga bulan Mei 2010 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Kampus Dramaga, Bogor dan Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

OLEH : WIJAYA.   FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERCOBAAN SATU FAKTOR RANCANGAN ACAK LENGKAP ( R A L ) Percobaan Satu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Pelaksanaan penelitian lapang meliputi persiapan pupuk, penanaman sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan Laboratorium Ekologi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 010 Maret 011, kecuali lokasi Sukabumi pada bulan Maret Juni 011. Tempat Penelitian dilaksanakan di 7 lokasi yaitu Bogor,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2009 di Kebun Karet Rakyat di Desa Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi penelitian yang digunakan merupakan milik

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R Soebrantas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN Pendahuluan Percobaan? Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan data yang merupakan respons dari objek/individu/unit

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hhipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial Arum Handini Primandari, M.Sc. Pendahuluan Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan tanah gambut dari Kumpeh, Jambi dilakukan pada bulan Oktober 2011 (Gambar Lampiran 1). Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di MJ Flora, desa JambuLuwuk, Bogor dengan curah hujan 3000 mm/tahun. Lokasi penelitian berada pada ketinggian tempat kurang lebih 700 meter di atas

Lebih terperinci

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik TUGAS AKHIR - SB09 1358 Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik Oleh : Shinta Wardhani 1509 100 008 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei 2013 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PERCOBAAN BERFAKTOR DENGAN ARAS NOL ATAU PERLAKUAN KONTROL TERPISAH 1

PERCOBAAN BERFAKTOR DENGAN ARAS NOL ATAU PERLAKUAN KONTROL TERPISAH 1 PERCOBAAN BERFAKTOR DENGAN ARAS NOL ATAU PERLAKUAN KONTROL TERPISAH 1 oleh: I Gde Ekaputra Gunartha 2 Pendahuluan Sering terjadi pada percobaan berfaktor, peneliti melibatkan aras Nol. Seperti pada kasus

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG Ahmad Damiri, Eddy Makruf dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 212 sampai dengan September 212. Penelitian terdiri dari 2 percobaan, yaitu (1) Percobaan inkubasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, Kel. Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Tanaman Pangan, Balai Benih Induk Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan Pekanbaru,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium 2. Terdapat genotipe-genotipe padi yang toleran terhadap salinitas melalui pengujian metode yang terpilih. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc Kuswanto, 2012 Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari rancangan acak kelompok Apabila ulangan/blok

Lebih terperinci

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik 42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kelurahan Maharatu kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru pada bulan September 2013 sampai dengan bulan November 2013. 3.2.

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu semai bibit tomat sampai tanaman dipindahkan di polybag adalah 3 minggu. Pengukuran tinggi tanaman tomat dimulai sejak 1 minggu setelah tanaman dipindahkan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Hortikultura Jalan Kaharuddin Nasution Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

Lebih terperinci

Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman umur 40 HST setelah aplikasi pupuk organik padat

Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman umur 40 HST setelah aplikasi pupuk organik padat LAMPIRAN 83 84 Lampiran 1. Analisi ragam tinggi tanaman umur 10 HST setelah aplikasi pupuk organik padat Perlakuan 216,603 20 10,830 1,81 0,0529 Jenis Tanah 12,532 2 6,266 1,05tn 0,3604 Penambahan Fe 69,770

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat 18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Denah Penelitian. Keterangan: A, B, C, D, E, F, G = Perlakuan penelitian 1, 2, 3 = Ulangan perlakuan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Denah Penelitian. Keterangan: A, B, C, D, E, F, G = Perlakuan penelitian 1, 2, 3 = Ulangan perlakuan LAMPIRAN Lampiran 1. Denah Penelitian G1 F2 B2 D3 D1 E1 E2 F1 G3 F3 C3 A1 C2 A2 E3 B1 D2 B3 A3 G2 C1 Keterangan: A, B, C, D, E, F, G Perlakuan penelitian 1, 2, 3 Ulangan perlakuan 66 67 Lampiran 2. Perhitungan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11 iii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza.... 11 2. Jumlah unsur hara yang diserap tanaman jagung dari masa pertumbuhan sampai panen.... 13 3. Komposisi hara dalam bio-slurry

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai April sampai Juni 2010 di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian berada pada ketinggian

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan Kehutanan dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci