BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Menghargai Prestasi Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Karakter mencerminkan tabiat, sifat kejiwaan, atau akhlak seseorang. Suyadi (2103:5-6) mengemukakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku. Marzuki dalam Suyadi (2013:5) mengemukakan bahwa karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan, sikap, dan motivasi serta perilaku dan keterampilan. Samani dan Hariyanto (2012:43) menyatakan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya dan dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai budaya dan karater bangsa yang dikembangkan dalam diri peserta didik adalah menghargai prestasi. 7

2 8 Seseorang akan mendapatkan prestasi yang baik apabila berupaya keras dan konsisten terhadap apa yang akan diraih. Orang yang berusaha keras cepat atau lambat akan meraih apa yang dicita-citakannya. Setiap orang memiliki hambatan-hambatan untuk mencapai cita-citanya. Hambatan-hambatan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga untuk mengejar prestasi di kemudian hari. Yaumi (2014: ) mengemukakan bahwa menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Peserta didik yang dapat menghargai prestasi akan terus berupaya maksimal untuk meraih cita-citanya. Peserta didik akan belajar dari kesalahan masa lalu dan mengambil pelajaran dari keberhasilan orang lain untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Indikator nilai yang diterapkan pada jenjang kelas berbeda-beda. Kemendiknas (2010:31) mengemukakan indikator nilai karakter bersifat berkembang secara progesif, yaitu perilaku yang dirumuskan pada indikator kelas 1-3 lebih sederhana dibandingkan dengan perilaku untuk jenjang kelas 4-6. Kemendiknas (2010:35) memaparkan indikator menghargai prestasi pada kelas 4-6 yaitu rajin belajar untuk berprestasi tinggi; berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan olah raga dan kesenian di sekolah; menghargai kerja keras guru, kepala sekolah, dan personalia lain; menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan berbagai potensi

3 9 dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain; serta menghargai hasil kerja pemimpin dalam menyejahterakan masyarakat dan bangsa. Yaumi (2014:106) sependapat dengan kemendiknas mengemukakan indikator yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaaan terhadap prestasi adalah sebagai berikut: a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. b) Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan. d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi konstribusi untuk kemaslahatan bangsa, negara, dan agama. e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain. Karakter merupakan nilai atau kepribadian yang ada pada seseorang yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan yang dibentuk melalui lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Orang yang berkarakter merupakan orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak tertentu yang membedakan dirinya dengan orang lain. Salah satu lingkungan yang dapat membentuk karakter seseorang yaitu melalui lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan sikap menghargai prestasi pada peserta didik. Sikap menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuannya sebaik mungkin dalam mencapai cita-cita, mensyukuri prestasi yang telah diraih, menghargai hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain.

4 10 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Keegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar. Prestasi yang dicapai oleh peserta didik berbeda-beda sesuai dengan bidang dan kemampuannya masingmasing. Arifin (2011:12) mengemukakan bahwa prestasi berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi banyak digunakan dalam bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Mulyasa (2013:189) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Prestasi belajar merupakan hasil usaha seseorang yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan prestasi belajar peserta didik sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga mempertinggi prestasi belajar. Motivasi belajar yang lemah akan menyebabkan kurangnya usaha dalam belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang baik tidak akan tercapai tanpa adanya berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Mulyasa (2013: ), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

5 11 dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Makmun dalam Mulyasa (2013:191), mengemukakan komponenkomponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar, adalah:...(1) masukan mentah, menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran, (2) masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor bahan yang dipelajari, instrumental, lingkungan dan peserta didik. Bahan yang dipelajari peserta didik disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dalam memahami materi. Faktor instrumental merupakan faktor yang terdiri dari guru, metode, atau sumber belajar yang digunakan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang terdapat pada sekitar peserta didik. Keadaan lingkungan yang baik akan mendukung tercapainya prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor peserta didik. Kondisi fisiologis, psikologis dan usaha yang dilakukan peserta didik akan berpengaruh terhadap prestasi yang dicapainya.

6 12 c. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang memiliki beberapa fungsi utama. Arifin (2011:12-13) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar yaitu: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan kebutuhan umum manusia. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern merupakan prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern merupakan tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang perlu diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

7 13 Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. Prestasi belajar keberhasilan dalam bidang studi juga dapat dijadikan indikator kualitas institusi pendidikan dan dapat dijadikan umpan balik oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. 3. Hakekat Pembelajaran IPA a. Hakekat IPA Manusia memiliki dorongan rasa ingin tahu dalam dirinya. Rasa ingin tahu membuat manusia selalu mengamati gejala-gejala alam yang ada dan mencoba untuk memahaminya. Pengetahuan yang terbentuk melalui proses pengamatan memunculkan sains yang semakin berkembang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains. Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengemukakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Trianto (2010:136) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

8 14 Laksimi Prihantoro dkk., dalam Trianto (2010:137) mengemukakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. IPA sebagai proses merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala alam melalui proses ilmiah. IPA mencakup alam semesta keseluruhan baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. IPA dipelajari untuk menemukan dan mengembangkan suatu produk berupa konsep dan teori yang akan berlaku secara universal. Teori IPA yang diaplikasikan ke dalam kehidupan akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. b. Nilai-nilai dalam IPA Belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada keterampilan proses, sehingga peserta didik dapat menemukan fakta, membangun konsep, teori dan dapat membiasakan diri dengan sikap ilmiah sehingga akan berdampak positif bagi dirinya maupun bagi kualitas

9 15 pendidikan. IPA dipelajari tidak hanya untuk menemukan fakta, tetapi untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam IPA. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010: ) menyatakan nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut: 1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah. 2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. 3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas, nilai-nilai dapat ditanamkan kepada peserta didik melalui pembelajaran IPA yaitu kecakapan bekerja dan berpikir secara sistematis sesuai dengan metode ilmiah, dapat memecahkan masalah melalui kegiatan pengamatan menggunakan alat eksperimen, serta memiliki sifat ilmiah dalam memecahkan masalah. Penanaman nilai-nilai tersebut bermanfaat agar peserta didik tidak hanya cakap dalam melakukan pengamatan dan memecahkan masalah, namun juga memiliki sifat ilmiah yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

10 16 c. Tujuan IPA IPA sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuantujuan tertentu. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010:142) mengemukakan tujuan-tujuan IPA di sekolah yaitu: 1) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap. 2) Menanamkan sikap hidup ilmiah. 3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan. 4) Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya. 5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan. Pembelajaran IPA memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap, serta menanamkan sikap hidup ilmiah kepada peserta didik. Pembelajaran IPA juga bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan masalah melalui pengamatan dan penerapan metode ilmiah secara sistematis sehingga dapat menghargai para ilmuwan penemunya. d. Materi IPA Energi Panas dan Bunyi Standar kompetensi dan kompetensi dasar energi panas dan bunyi yaitu:

11 17 Standar Kompetensi Tabel 2.1 SK dan KD Kompetensi Dasar 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifatsifatnya. Materi energi panas dan bunyi mencakup sumber energi panas, perpindahan energi panas, sumber energi bunyi dan perambatan bunyi. Syuri dan Nurhasanah (2004: ) serta Wahyono dan Nurachmandani (2008:97-110) menjabarkan materi energi panas dan bunyi sebagai berikut: 1) Energi Panas Panas adalah salah satu sumber energi. Energi panas merupakan energi yang dihasilkan oleh panas. Energi panas dapat mengubah suatu benda. Energi panas bermanfaat untuk kegiatan sehari-hari. a) Sumber Energi Panas Sumber panas merupakan segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas. Sumber panas terbesar di bumi adalah matahari. Matahari disebut sebagai sumber kehidupan karena energinya sangat mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh makhluk di bumi. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat melakukan proses fotosintesis tanpa sinar matahari. Sumber panas selain matahari adalah gesekan. Gesekan yang terus-menerus dapat menimbulkan panas, bahkan dapat menimbulkan api. Kedua

12 18 telapak tangan yang digosok-gosokkan akan menimbulkan panas. Energi panas dapat mengubah benda, misalnya lilin meleleh jika dipanaskan, makanan matang bila dipanaskan dan besi melebur jika dipanaskan. Energi panas bermanfaat untuk kehidupan manusia, misalnya energi matahari untuk mengeringkan kerupuk atau pakaian, energi api untuk memasak, dan tangan yang digosok-gosokkan agar merasakan hangat. b) Perpindahan Energi Panas Panas dapat berpindah ke tempat yang lebih dingin. Perpindahan panas dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. i) Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan suatu zat/medium tanpa disertai adanya perpindahan bagian-bagian zat/medium tersebut. ii) Konveksi adalah perpindahan panas dengan disertai aliran zat perantaranya. iii) Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara. 2) Energi Bunyi Energi bunyi dapat didengar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, sekolah, terminal, pusat perbelanjaan, jalan raya, sawah, hutan, laut, bahkan suasana malam yang sunyi.

13 19 a) Sumber Bunyi Benda dapat mengeluarkan bunyi karena bergetar. Benda atau alat yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi ada yang enak didengar dan ada yang tidak enak didengar atau bahkan dapat merusak. Suara musik atau penyanyi yang merdu tentu enak didengarkan. Suara mesin pabrik, petir yang menggelegar dan suara pesawat terbang tentu sangat mengganggu. Telinga manusia normal hanya dapat menangkap bunyi yang masih memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai Hz. Bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz Hz disebut audiosonik. Bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz disebut infrasonik, sedangkan bunyi yang frekuensinya di atas Hz disebut ultrasonik. b) Perambatan Bunyi Bunyi dapat kita dengar dari sumber bunyi karena adanya rambatan. Rambatan tersebut terjadi karena adanya getaran pada benda yang menjadi sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan udara. i) Bunyi merambat melalui benda padat Apabila kita sedang berjalan di atas rel, kita dapat mendengar bunyi kereta yang bergerak dengan cara mendekatkan telinga kita pada rel tersebut. Hal ini

14 20 disebabkan karena bunyi kereta api tersebut mengalami perambatan melalui rel yang merupakan zat padat. ii) Bunyi merambat melalui benda cair Bunyi juga dapat merambat melalui benda cair. Perambatan bunyi pada air lebih lambat daripada benda padat. iii) Bunyi merambat melalui benda gas Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Bunyi yang merambat melalui benda gas lebih lambat dibandingkan pada benda padat dan benda cair. Bunyi yang didengar setiap hari merambat melalui udara. Astronaut berkomunikasi menggunakan radio untuk berkomunikasi karena di luar angkasa tidak terdapat udara sehingga bunyi tidak dapat merambat. c) Pemantulan dan Penyerapan Bunyi Bunyi akan dipantulkan apabila mengenai benda yang permukannya cukup keras, misalnya batu, tembok, besi, seng, dan kaca. Gaung dan gema merupakan istilah yang terdapat dalam pemantulan bunyi. Gaung adalah bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah ketika seseorang berada di ruangan yang sempit. Apa yang

15 21 diucapkannya tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi pantul. Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai. Jika berteriak di daerah pegunungan, setelah beberapa saat, terdengar kembali teriakan tersebut. Bunyi tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di telingamu. Bunyi juga mengalami penyerapan. Bunyi akan diserap jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau berongga. Bendabenda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi. Contoh bahan peredam bunyi adalah busa, spon, wol, kain, dan karet. 4. Model Pembelajaran Quantum a. Pengertian Model Pembelajaran Quantum Pembelajaran quantum adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Model pembelajaran ini menekankan kegiatan pada pengembangan potensi peserta didik melalui cara yang mudah dan menyenangkan. Pembelajaran menarik dan menyenangkan akan lebih bermakna bagi peserta didik. Guru dapat menggunakan model pembelajaran quantum agar pembelajaran lebih bermakna dan berkualitas. Kosasih dan Sumarna (2013:76) mengemukakan model

16 22 pembelajaran quantum adalah model pembelajaran yang menyenangkan serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk belajar. DePorter dan Hernacki (2009:16) mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Bobbi DePorter, dkk (2003:89) mengembangkan strategi pembelajaran quantum melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan (T), Alami (A), Namai (N), Demonstrasikan (D), Ulangi (U), dan Rayakan (R). 1) Tumbuhkan Tumbuhkan yaitu sertakan diri peserta didik, pikat peserta didik agar berminat mengikuti pembelajaran, puaskan AMBAK (Apa Manfaat BagiKu). 2) Alami Alami yaitu berikan pengalaman belajar bagi peserta didik dan tumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. 3) Namai Namai adalah proses mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar kepada peserta didik. 4) Demonstrasikan Demonstrasikan yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga

17 23 peserta didik menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. 5) Ulangi Ulangi yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk mengulangi apa yang telah dipelajari. 6) Rayakan Rayakan yaitu memberikan penghargaan kepada peserta didik atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah diraih. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran quantum strategi TANDUR, peserta didik dapat mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi diri sendiri, dan mencapai sukses. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1) Tumbuhkan, yaitu guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dan menyampaikan manfaat yang diperoleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. 2) Alami, yaitu guru memberikan pengalaman belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran atau pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman peserta didik sesuai dengan materi yang dipelajari. 3) Namai, yaitu guru berdiskusi mengenai materi yang sedang dipelajari dengan peserta didik.

18 24 4) Demonstrasikan, yaitu guru membagikan LKPD dan menjelaskan cara pengerjaannya kepada peserta didik. Guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya. 5) Ulangi, yaitu peserta didik mengulangi materi yang telah dipelajari melalui kegiatan evaluasi. 6) Rayakan, yaitu guru dan peserta didik merayakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip yang dapat mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran quantum. Prinsip-prinsip tersebut menurut DePorter, dkk (2003:7-8) adalah: 1) Segalanya berbicara Seluruh lingkungan kelas, bahasa tubuh hingga rancangan pelajaran akan mengirim pesan tentang belajar bagi peserta didik. 2) Segalanya bertujuan Semua penggubahan pembelajaran harus memiliki tujuantujuan yang jelas dan terkontrol. 3) Pengalaman sebelum pemberian nama Proses belajar paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum memperoleh nama untuk apa yang dipelajari.

19 25 4) Akui setiap usaha Peserta didik patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya. 5) Merayakan keberhasilan Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Berdasarkan prinsip di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip: 1) Segalanya berbicara, seluruh lingkungan kelas dirancang agar dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh peserta didik. Faktor bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan yang dilakukan oleh guru dapat membawa pesan-pesan belajar bagi peserta didik. 2) Segalanya bertujuan, pembelajaran harus mempunyai tujuantujuan yang jelas. Penggunaan sumber dan fasilitas dalam pembelajaran dapat membantu perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. 3) Pengalaman sebelum pemberian nama, peserta didik hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajarinya. 4) Mengakui setiap usaha, peserta didik hendaknya memperoleh pengakuan dari guru atau peserta didik lainnya atas semua usaha belajar yang telah dilakukan.

20 26 5) Merayakan keberhasilan, peserta didik merayakan setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Perayaan diharapkan dapat memberikan umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik. b. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum Setiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat berpengaruh terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Suyadi (2013: ) memaparkan beberapa hal yang menjadi keunggulan dan kelemahan model pembelajaran quantum. Model pembelajaran quantum memiliki keunggulan antara lain: 1) Peserta didik bebas untuk melalukan eksplorasi pembelajaran sesuai modalitas belajar yang dimiliki masing-masing peserta didik. 2) Model pembelajaran quantum memberi peluang kepada peserta didik untuk mencapai lompatan prestasi belajar secara menakjubkan. 3) Setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward, sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar untuk mencapai prestasi yang sebaik-baiknya. Model pembelajaran quantum tidak terlepas dari kelemahan yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Kelemahan pada model pembelajaran quantum antara lain:

21 27 1) Model pembelajaran quantum lebih menekankan pada kompetisi individual dalam mencapai prestasi belajar sehingga aspek sosial dan kerja sama kurang berkembang. 2) Model pembelajaran quantum lebih menekankan prestasi belajar dalam hal akademik intelektual, sehingga aspek moral, karakter, kepribadian, dan akhlak kurang diperhatikan. Model pembelajaran quantum dengan strategi TANDUR yang digunakan dalam pembelajaran akan memberikan hasil yang maksimal jika didukung oleh lingkungan kelas yang memadai. DePorter, dkk (2003:66) menyatakan lingkungan kelas dapat mengundang dan memikat atau mengganggu dan mengalihkan peserta didik. Lingkungan kelas yang dapat memacu belajar dan meningkatkan daya ingat peserta didik salah satunya adalah alat bantu. Alat bantu merupakan benda yang dapat mewakili gagasan, misalnya dengan menggunakan media dalam suatu pembelajaran. Briggs dalam Anitah (2009:1) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Pendapat Anitah (2009:2) sejalan dengan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran diantaranya adalah strategi yang digunakan dan lingkungan kelas. Segala hal yang terdapat dalam lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap

22 28 peserta didik. Media pembelajaran merupakan perantara yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta didik. Media pembelajaran yang sesuai dengan informasi akan memudahkan peserta didik menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran dapat berupa media audio, visual, maupun audio-visual. 5. Implementasi Pembelajaran Quantum Pada Materi Energi Panas dan Bunyi Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sintaks pelaksanaan model pembelajaran Quantum strategi TANDUR pada materi energi panas dan bunyi sebagai berikut. a. Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dengan menjalin interaksi dengan peserta didik dan meyakinkan peserta didik mengapa harus mempelajari materi energi panas dan bunyi. Guru dapat menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi energi panas dan bunyi untuk menarik minat peserta didik dalam belajar. b. Alami Guru menyajikan konsep yang abstrak menjadi nyata dengan membuat peserta didik mengalami langsung hal-hal yang dipelajari. Guru dapat memanfaatkan video pembelajaran dan diskusi

23 29 pengalaman peserta didik terkait dengan materi energi panas dan bunyi. c. Namai Guru memberikan informasi atau konsep materi yang akan diajarkan. Guru dan peserta didik berdiskusi mengenai materi energi panas dan bunyi. d. Demonstrasikan Guru meminta peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dan pengetahuan baru yang telah didapatkan. Peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan hasil eksperimen energi panas dan bunyi yang telah dilakukan. Guru mendengarkan gagasan peserta didik untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. e. Ulangi Peserta didik mengulangi materi yang telah diajarkan melalui kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi bertujuan agar peserta didik lebih memahami materi energi panas dan bunyi yang telah dipelajari. f. Rayakan Guru dan peserta didik merayakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan penghargaan verbal seperti pujian atau tepuk tangan atas usaha dan keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran.

24 30 B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang serupa dengan hasil penelitian ini telah dikemukakan oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan keunggulan pembelajaran model quantum. Hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran quantum tersebut yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani, N. dan I.B.K. Perdata (2014:11-12) dengan judul Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran QT Dengan Kerangka Tandur Dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat Pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian tersebut ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas yaitu kurang aktif pada siklus I menjadi aktif pada siklus II dan siklus III. Peningkatan prestasi belajar peserta didik ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas, daya serap,dan ketuntasan belajar pada siklus I, II dan III berturut-turut sebesar 64,15, 64,15%, dan 60,97% ; 77,33, 77,33%, 88,37%, dan 80,00, 80,00%, 93,02%. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Susiani, K., N. Dantes, dan I.N. Tika (2013:7-8) dengan judul Pengaruh Model Quantum Terhadap Kecerdasan Sosio-emosional dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Banyuning. Hasil penelitian tersebut yaitu model pembelajaran quantum berpengaruh terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA SD kelas V di Banyuning. Hal tersebut dibuktikan melalui diterimanya tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian yang menunjukkan bahwa

25 31 terdapat perbedaan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti model pembelajaran quantum dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan efektif diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Penelitian tersebut memberikan dasar yang kuat pemilihan model pembelajaran quantum strategi TANDUR untuk diterapkan dalam PTK ini. C. Kerangka Berpikir IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berupaya untuk meningkatkan karakter dan prestasi peserta didik. Permasalahan terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran IPA adalah rendahnya sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar peserta didik. Permasalahan tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan data prestasi pembelajaran IPA. Guru dapat menerapkan model pembelajaran serta strategi yang sesuai agar dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar peserta didik. Guru dapat menggunakan model pembelajaran quantum sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan karakter dan prestasi belajar peserta didik. Model pembelajaran quantum diharapkan dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus

26 32 I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kondisi Awal Tindakan Hasil yang Diharapkan Sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA kelas IVA SD N 2 Cilongok masih rendah Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran quantum Peningkatan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA kelas IVA SDN 2 Cilongok Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Gambar 2.1 menunjukkan kondisi awal sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok masih rendah, maka dari itu diperlukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum. Hasil yang diharapkan setelah menerapkan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran yaitu terjadi peningkatan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

27 33 1. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi peserta didik di kelas IVA SD Negeri 2 Cilongok Tahun Pelajaran 2015/ Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi energi panas dan bunyi di kelas IVA SD Negeri 2 Cilongok Tahun Pelajaran 2015/2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Materi dalam mata pelajaran IPA mencakup gejalagejala alam di lingkungan peserta

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN ALAM SD dan MI Kelas IV ATIKAH RAHMAH

ILMU PENGETAHUAN ALAM SD dan MI Kelas IV ATIKAH RAHMAH ILMU PENGETAHUAN ALAM SD dan MI Kelas IV ATIKAH RAHMAH DAFTAR ISI Daftar isi...1 Standar Kompetensi...2 Kompetensi Dasar...2 Indikator...2 Tujuan Pembelajaran...3 Peta Konsep...4 Energi Panas...5 1. Sumber

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Skripsi Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Skripsi Lampira 2 Surat Izin Validitas Lampiran 3 Surat keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 4 Surat keterangan melaksanakan Uji Validitas Lampiran 5 Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, ekonomi maupun teknologi, sehingga dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 NILAI IPA KELAS IV SEMESTER I

LAMPIRAN 1 NILAI IPA KELAS IV SEMESTER I LAMPIRAN 61 62 LAMPIRAN 1 NILAI IPA KELAS IV SEMESTER I Kelas Semester : IVA : I (satu) No. Nama NA 1 G 77 2 S 77 3 F 83 4 N 87 5 A 83 6 F 79 7 A 86 8 R 94 9 H 87 10 C 71 11 E 87 12 F 80 13 F 80 14 C 72

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar IPA 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Gagne menyatakan hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Rasa Ingin tahu. a. Pengertian Rasa Ingin Tahu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Rasa Ingin tahu. a. Pengertian Rasa Ingin Tahu 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu Kegiatan belajar mengajar yang efektif diperlukan adanya suatu sikap rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran.

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari bunyi. Karen kita memiliki alat indera yaitu telinga yang berfungsi untuk mendengar bunyi. Bunyi adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Di sekolah, guru dan peserta didik memegang peranan penting dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. a. Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. a. Model Pembelajaran Kooperatif 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing a. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran memerlukan inovasi agar pembelajaran berjalan lebih bervariasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Model Quantum Teaching Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di

Lebih terperinci

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

materi yang ada dalam suatu pengajaran. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yang harus kita mengerti yaitu pemahaman dan konsep, dua kata tersebut yang harus kita pahami terlebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hakikat IPA IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/ Materi Pokok : Gaya waktu : x 5 menit ( X pertemuan) Metode : Ceramah A. Standar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Ibrahim dan Nur (Rusman,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang dilaksanakan di penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat ijin Observasi dan Penelitian

LAMPIRAN 1. Surat ijin Observasi dan Penelitian 75 76 LAMPIRAN 1 Surat ijin Observasi dan Penelitian Surat Ijin Uji Validitas 77 78 LAMPIRAN 2 KISI-KISI INTRUMEN PENELITIAN Instrumen Evaluasi IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 12 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu Asrini, Ratman, dan Najamuddin Laganing Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

pembelajaran 2. Aktif dalam kerja kelompok

pembelajaran 2. Aktif dalam kerja kelompok LAMPIRAN 1 KISI-KISI ISTRUMEN PENELITIAN JUDUL: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran talking stick Pada Siswa Kelas IV SDN Tlogowungu, Kec Kaloran, Kab Temanggung Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Kerjasama dalam proses pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran. Kerjasama dalam belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

Berikut ini disajikan hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan.

Berikut ini disajikan hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan awal diketahui bahwa pembelajaran yang berlangsung selama ini siswa hanya mengandalkan apa yang disampaikan guru di depan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hasil Belajar 2.1.1. Pengertian Hasil Belajar Sudjana (2008) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. Belajar tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. Belajar tidak hanya dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang diperlukan bagi pembangunan bangsa disemua bidang kehidupan, dan salah satu usaha yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR A. Pendekatan Keterampilan Proses Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai

Lebih terperinci

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. ENERGI DAN JENISNYA LATIHAN SOAL BAB 11

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. ENERGI DAN JENISNYA LATIHAN SOAL BAB 11 SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. ENERGI DAN JENISNYA LATIHAN SOAL BAB 11 1. Pasangan alat berikut ini dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak adalah. kipas angin dan seterika kipas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sikap Rasa Ingin Tahu Keingintahuan (Curiousity) menurut Samani dan Hariyanto (2012: 119) adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan

Lebih terperinci

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

76

76 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 Lembar Soal Validitas Nama :... Kelas :... No Absen :... Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada a, b, c atau d 1. Energi panas yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Somatowa (2009:3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar, - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi manusia karena didalam pendidikan, maka akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.. Jenis, Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 3... Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research,

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN L A M P I R A N RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I pertemuan 1&2 1. Satuan pendidikan : SD Mangunsari 03 Kelas / semester : IV / 1 Mata pelajaran : IPA Jumlah pertemuan : 1 kali pertemuan Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN

PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN Oleh: Afif Rifai 1, Suhartono 2, Ngatman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: rifai_kbm@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 01, yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 45 siswa

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR KELAS KONTROL LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR PERCOBAAN 1 PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI FAKTA Proses terjadinya angin laut! Angin laut terjadi pada siang hari, proses terjadi angin laut yaitu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS IV SD NEGERI KEDUNGMUTIH I DEMAK Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

LEMBAR TERJEMAH NO BAB HALAMAN PARAGRAF TERJEMAH 1. I 2 2 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan

LEMBAR TERJEMAH NO BAB HALAMAN PARAGRAF TERJEMAH 1. I 2 2 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan 106 Lampiran 1. Daftar Terjemah LEMBAR TERJEMAH NO BAB HALAMAN PARAGRAF TERJEMAH 1. I 2 2 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam memecahkan masalah sosial, serta berpegang teguh terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Babakan 3 kecamatan Babakan Ciparai Kota Bandung. Pelaksanaan siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Babakan 3 kecamatan Babakan Ciparai Kota Bandung. Pelaksanaan siklus I 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Penelitian siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2012 di kelas IV SDN Babakan 3 kecamatan Babakan Ciparai Kota Bandung.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR PADA SISWA KELAS X.6 SEMESTER I SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau konsep,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek pendidikan. Aspek ini telah memungkinkan manusia memperoleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. aspek pendidikan. Aspek ini telah memungkinkan manusia memperoleh banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk juga aspek pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Outdoor Experiential Learning. 1) Belajar di Luar Kelas (Outdoor Study)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Outdoor Experiential Learning. 1) Belajar di Luar Kelas (Outdoor Study) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Outdoor Experiential Learning a. Definisi Outdoor Experiential Learning 1) Belajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Vera (2012:16) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam. Secara umum istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam. Secara umum istilah 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sains Sains pada sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam. Secara umum istilah sains

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Karakteristik IPA IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi dalam kehidupan, dengan pendidikan yang dimiliki manusia dapat hidup berkembang untuk meraih

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade*

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade* PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade* Abstrak Kegiatan pembelajaran quantum teaching dapat mewujudkan pembelajaran yang bervariasi terpusat pada peserta didik dan dapat dimaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Multimedia Multimedia memiliki peranan yang efektif dalam pembelajaran karena dapat digunakan sebagai alat, metode maupun pendekatan yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia seharusnya mengubah mentalitas, mengeluarkan siswa dari keterbelakangan, memberdayakan siswa agar mampu beradaptasi dengan keragaman

Lebih terperinci

SIKLUS 1. Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/ Alat. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian

SIKLUS 1. Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/ Alat. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian 48 SIKLUS 1 Nama Sekolah : SD Negeri 3 Tunggak Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : I / 2 Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba bervariasi. Dengan pendidikan, akan dapat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa 101 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut: A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Lebih terperinci

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis Silabus Sekolah : SMP... Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Dua) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi Kompetensi Dasar Contoh 5.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA Getaran A. Pengertian getaran Getraran adalah : gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.salah

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Perhatikan pernyataan berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Angin laut terjadi pada siang hari, karena udara di darat lebih panas daripada di laut. 2. Sinar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan diuraikan menjadi tiga sub judul yaitu deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Selanjutnya Gerung dalam Sunarto dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Selanjutnya Gerung dalam Sunarto dan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sikap Ilmiah a. Pengertian Sikap Sikap menurut Sabri dalam Hamdani (2011:140) adalah: suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Matahari merupakan sumber energi panas ciptaan Tuhan YME yang sangat bermanfaat bagi manusia. Berbagai proses pengeringan memanfaatkan panas matahari yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pematangan kualitas hidup seseorang. Tanpa pendidikan, seseorang diyakini tidak mampu menjadikan dirinya mempunyai kemampuan serta kepribadian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional

Lebih terperinci