MODEL-MODEL & STRATEGI PEMBELAJARAN PAIKEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL-MODEL & STRATEGI PEMBELAJARAN PAIKEM"

Transkripsi

1 MODEL-MODEL & STRATEGI PEMBELAJARAN PAIKEM Oleh: Prof.Hendrawan Soetanto, Ir.M.Rur.Sc.,Ph.D. Materi Pelatihan Pembelajaran PAIKEM Bagi Dosen di LP3M-UB, Tgl. 17 Juli 2017 Diskusi & Penutup Strategi Penerapan PAIKEM Apa & Bagaimana PAIKEM ITU..? Model-Model PAIKEM Untuk di PT 1

2 17/07/2017 UU No. 20 tahun 2003 : Sisdiknas Seorang dosen merupakan tenaga kependidikan yang berfungsi sebagai pendidik. Dosen merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (UU No. 20/2003, pasal 39 ayat 2). Sebagai pendidik, dosen berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis (UU No. 20/2003, pasal 40, ayat 2.a). Perkuliahan yang dilakukan dengan metode pembelajaran pasif, satu arah, tidak menyenangkan (apalagi menakutkan), begitu-begitu saja, indoktrinatif, kurang kreatif dan kurang bermakna bukan saja mengerikan namun juga melanggar undang-undang Sisdiknas. 2

3 Hot Tip: UU No. 14 tahun 2005 :Tentang Guru Dan Dosen Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat..pasal 1 ayat 2. Guru Besar atau Profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi..pasal 1 ayat 3 Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi Pasal 1 ayat 4. Kegembiraan dalam berlatih 1. Terapkan simulasi dunia-nyata 2. Persering kegiatan pemecahan masalah 3. Perkuat cara belajar yang benar 4. Gunakan manfaat umpan balik 5. Tumbuhkan kegembiraan dalam berlatih 6. Persering dialog berpasangan-kelompok 7. Lakukan latihan kerja tim, kolaboratif 3

4 PAIKEM adalah Pembelajaran Aktif,Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Disamping metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan PAKEM, muncul pula nama yang dikeluarkan di daerah Jawa Tengah dengan sebutan PAIKEM Gembrot dengan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Disamping itu melalui program Workstation P4TK-BMTI Bandung tahun 2007, di Jayapura muncul pula sebutan Pembelajaran MATOA (diambil dari buah Matoa), kepanjangan Menyenangkan Atraktif Terukur Orang Aktif, yang artinya Pembelajaran yang menyenangkan, Guru dapat menyajikan dengan atraktif/menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan siswa(orang) belajar secara aktif. Active, Proses belajar dapat dikatakan active learning dengan mengandung : 1. Komitmen (Keterlekatan pada tugas), Berarti, materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa(meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal) 2. Tanggung jawab (Responsibility), Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk krtitis, guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormat ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri 3. Motivasi, Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau orang lain. Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student centred approach), guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan dalam ember, tetapi menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada siswa. Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira,tekun dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap hari energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan mengikuti perkembangan pengetahuan. 4

5 Pembelajaran Kreatif Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Dibentuk melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang untuk mesimulasikan imajinasi. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif Berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi (1985) mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif yaitu: (1) terbuka terhadap pengalaman baru, (2) fleksibel dalam berfikir dan merespons; (3) bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan; (4)menghargai fantasi; (5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif; (6) mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain; (7) mempunyai rasa ingin tahu yang besar; (8) toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti; (9) berani mengambil risiko yang diperhitungkan; (10) percaya diri dan mandiri; (11) memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas; (12) tekun dan tidak mudah bosan; (13) tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah; (14) kaya akan inisiatif; (15) peka terhadap situasi lingkungan; (16) lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa lalu; (17) memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik; (18) tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan mengandung teka-teki; (19) memiliki gagasan yang orisinal; (20) mempunyai minat yang luas; (21) menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri; (22) kritis terhadap pendapat orang lain; (23) senang mengajukan pertanyaan yang baik; dan (24) memiliki kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi. 5

6 CONTRASTING TWO LECTURE METHODS: TRADITIONAL Vs. INTERACTIVE LECTURE ( After Eison,2010) TRADITIONAL LECTURE Instructor talks & students listen with minimal interruptions Student concentration can be observed dropping after minutes Instructor s questions are largely rhetorical Students responses to an instructor s questions are commonly made by students raising their hands Student-to-student talk is discouraged Students listen and take notes independently Student comprehension during the lecture is not monitored explicitly Opportunities to correct misunderstandings are not provided routinely during the lecture Student absenteeism often is quite high INTERACTIVE LECTURE Instructor talks with periodic pauses for structured activities As student concentration begins to wane, a short structured in-class activity is assigned Instructor s questions require responses Students responses to an instructor s questions are commonly made by using a clicker or an IF-AT Answer Sheet Student-to-student talk is encouraged Students often work with partners or in groups Student comprehension during the lecture is assessed directly Opportunities to correct misunderstandings are periodically provided within the lecture High rates of attendance often are reported Eison,Jim (2010) Using Active Instructional Strategies to Create Excitement and Enhance. ornell.edu %2Fdocuments%2Fpresentations%2FEisen-Handout.pdf&usg=AFQjCNG7QJBcdDy4NW6GGhE8ZchOFo1pnw&sig2=yjnBFjW_GzHFzpyveeu5CQ Old Industrial Education Content Teacher What Expert Passive Feared Programmed Theory Focus Ownership Expectations Leadership New Entrepreneurial Education Process Student Who & How Facilitator Generators tools Flexible Doing endrotomoits@yahoo.com 6

7 Model pembelajaran dengan pendekatan SCL 1. Small Group Discussion 2. Role-Play & Simulation 3. Case Study 4. Discovery (DL) 5. Self-Directed (SDL) 6. Cooperative (CL) 7. Collaborative (CbL) 8. Contextual Instruction (CI) 9. Project Based (PjBL) 10. Problem Based and Inquiry (PBL) No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN YANG DILAKUKAN DOSEN 1 Small Group Discussion membentuk kelompok (5-10) memilih bahan diskusi mepresentasikan paper dan mendiskusikan di kelas Membuat rancangan bahan dikusi dan aturan diskusi. Menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir sesion diskusi mahasiswa. 2 Simulasi mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya. atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan. Merancang situasi/ kegiatan yang mirip dengan yang sesungguhnya, bisa berupa bermain peran, model komputer, atau berbagai latihan simulasi. Membahas kinerja mahasiswa. 3 Discovery mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan. Menyediakan data, atau petunjuk (metode) untuk menelusuri suatu pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa. Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil belajar mandiri mahasiswa. 7

8 No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN YANG DILAKUKAN DOSEN 4 Self-Directed 5 Cooperative 6 Collaborative merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri. Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang diberikan dosen secara berkelompok. Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri. sebagai fasilitator. memberi arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan individu mahasiswa. merancang dan dimonitor proses belajar dan hasil belajar kelompok mahasiswa. Menyiapkan suatu masalah/ kasus atau bentuk tugas untuk diselesaikan oleh mahasiswa secara berkelompok. Merancang tugas yang bersifat open ended. Sebagai fasilitator dan motivator. No MODEL BELAJAR 7 Contextual Instruction 8 Project Based 9 Problem Based YANG DILAKUKAN Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi nyata Melakukan studi lapang/ terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori. Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis. Menunjukan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum. Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen. BENTUK KEGIATAN BELAJAR Menjelaskan bahan kajian yang bersifat teori dan mengkaitkannya dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau kerja profesional, atau manajerial, atau entrepreneurial. Menyusun tugas untuk studi mahasiswa terjun ke lapangan Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian/ penggalian (inquiry), yang terstruktur dan kompleks. Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen. Merancang tugas untuk mencapai kompetensi tertentu Membuat petunjuk(metode) untuk mahasiswa dalam mencari pemecahan masalah yang dipilih oleh mahasiswa sendiri atau yang ditetapkan. 8

9 No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN KEMAMPUAN YANG DIDAPAT 1 Small Group Discussion membentuk kelompok (5-10) memilih bahan diskusi mepresentasikan paper dan mendiskusikan di kelas. 2 Simulasi mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya. atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan.. 3 Discovery mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.. No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN KEMAMPUAN YANG DIDAPAT 4 Self-Directed merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri.. 5 Cooperative Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang diberikan dosen secara berkelompok.. 6 Collaborative Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri.. 9

10 No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN KEMAMPUAN YANG DIDAPAT 7 Contextual Instruction 8 Project Based Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi nyata Melakukan studi lapang/ terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori. Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis. Menunjukan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum. 9 Problem Based Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen. No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN KEMAMPUAN YANG BISA DIPEROLEH 1 Small Group Discussion membentuk kelompok (5-10) memilih bahan diskusi mepresentasikan paper dan mendiskusikan di kelas 2 Simulasi mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya. atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan. 3 Discovery mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan. Komunikasi Bekerjasama Menyampaikan dan meneria pendapat Percaya diri Menghargai perbedaan Pengkayaan materi Mengkreasi Menghargai peran orang lain Mengapresiasi perintah Mengevaluasi diri refleksi Kreativitas Menggabungkan Komunikasi Disiplin Semangat belajar kemandirian 10

11 MEMILIH METODE/ BENTUK/ MODEL PEMBELAJARAN RUMUSAN KOMPETENSI (contoh) Kemampuan komunikasi Penguasaan rumus CERAMAH SEMINAR / DISKUSI METODE/ MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM PROBLEM BASE LEARNING PROJECT BASE LEARNING COLLABORATIVE LEARNING SIMULASI. Mampu Berenang Model- model pembelajaran dengan pendekatan SCL 1. Small Group Discussion 2. Role-Play & Simulation 3. Case Study 4. Discovery (DL) 5. Self-Directed (SDL) 6. Cooperative (CL) 7. Collaborative (CbL) 8. Contextual Instruction (CI) 9. Project Based (PjBL) 10. Problem Based and Inquiry (PBL) endrotomoits@ yahoo.com SARANA/ ALAT Efektivitas Efisiensi KEMAMPUAN BAHAN KAJIAN Tingkat kesukaran & Tingkat kemampuan endrotomoits@ yahoo.com 11

12 Pendekatan atau Strategi Pembelajaran Pendekatan pembelajaran merupakan istilah yang melingkupi seluruh proses pembelajaran. Pendekatan dan strategi pembelajaran mempunyai makna yang sama untuk menjelaskan bagaimana proses seorang guru mengajar dan peserta didik belajar dalam mencapai tujuan. Penggunaan kedua istilah ini sering dipertukarkan. Burden (1998) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah sebuah metode untuk menyampaikan pelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Secara umum, pendekatan atau strategi pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu pendekatan/strategi yang berpusat pada peserta didik dan pendekatan yang Model Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan berpusat pada dosen. Disisi lain, strategi pembelajaran juga dapat diklasifikasikan menjadi strategi pembelajaran klasikal, kelompok dan individu DEFINISI MENGAPA KITA PERLU E-LEARNING PENDEKATAN KOMPONEN E-LEARNING 12

13 E-learning : Penggunaan teknologi komputer dan internet untuk menyampaikan beragam solusi agar pengguna dapat belajar serta meningkatkan unjuk kerja Why Develop e-learning? e-learning reaches a wider target audience by engaging learners who have difficulty attending conventional classroom training because they are: geographically dispersed with limited time and/or resources to travel; busy with work or family commitments which do not allow them to attend courses on specific dates with a fixed schedule; located in conflict and post-conflict areas and restricted in their mobility because of security reasons; limited from participating in classroom sessions because of cultural or religious beliefs; facing difficulties with real-time communication (e.g. foreign language learners or very shy learners). E-learning can offer effective instructional methods, such as practising with associated feedback, combining collaboration activities with self-paced study, personalizing learning paths based on learners needs and using simulation and games. Further, all learners receive the same quality of instruction because there is no dependence on a specific instruct 13

14 PENDEKATAN E-LEARNING Ada dua pendekatan : Self-paced dan facilitated/instructor-led e-learning Self-paced e-learning Learners are offered e-learning courseware (also called Web-based training (WBT)), which can be complemented by supplemental resources and assessments. Courseware is usually housed on a Web server, and learners canaccess it from an online learning platform or on CD-ROM. Learners are free to learn at their own pace and to define personallearning paths based on their individual needs and interests. E-learning providers do not have to schedule, manage or track learners through a process. E-learning content is developed according to a set of learning objectives and is delivered using different media elements, such as text, graphics, audio and video. It must provide as much learning support as possible (through explanations, examples, interactivity, feedback, glossaries, etc.), in order to make learners selfsufficient. However, some kind of support, such as -based technical support or e- tutoring, is normally offered to learners. When self-paced e-learning is offered through an Internet connection, there is the potential to track learners actions in a central database. PENDEKATAN E-LEARNING Ada dua pendekatan : Self-paced dan facilitated/instructor-led e-learning Instructor-led and facilitated e-learning In this model, a linear curriculum is developed that integrates several content elements and activities into a chronological course or syllabus. The course is scheduled and led by an instructor and/or facilitator through an online learning platform. E-learning content for individual study can be integrated with instructor s lectures, individual assignments and collaborative activities among learners. Learners, facilitators and instructors can use communication tools such as s, discussion forums, chats, polls, whiteboards, application sharing and audio and video conferencing to communicate and work together. At the end, a final step typically includes an exercise or assessment to measure learning. 14

15 Komponen E- Sumber: FAO (2011) E-learning methodologies. A guide for designing and developing e-learning courses. ISBN (a) e-learning content; (b) e-tutoring, e-coaching, e-mentoring; (c) collaborative learning; and (d) virtual classroom. Mari Kita lihat sepintas komponen-2 tersebut. (a) E-learning content E-learning content can include: > simple learning resources; > interactive e-lessons; > electronic simulations; and > job aids. Komponen E- Simple Resources Interactive e-lessons Bahan Ajar Sederhana (Simple Resources): BAS adalah sumber bahan ajar non-interaktif seperti dokumen, tayangan powerpoint,video atau audio files. Bahan-2 ini disebut noninteraktif karena kita hanya dapat membaca atau melihat isi materi tanpa dapat melakukan apa-2. Materi semacam ini dapat cepat dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran, dirancang sebagai sesuatu yg terstruktur serta dapat menjadi bahan yg bermakna meskipun tidak memberi peluang terjadinya interaksi The most common approach for self-paced e-learning is Webbased training consisting of a set of interactive e-lessons. An e-lesson is a linear sequence of screens which can include text, graphics, animations, audio, video and interactivity in the form of questions and feedback. E-lessons can also include recommended reading and links to online resources, as well as additional information on specific topics

16 Electronic simulations Simulations are highly interactive forms of e-learning. The term simulation basically means creating a learning environment that simulates the real world, allowing the learner to learn by doing. Simulations are a specific form of Web-based training that immerse the learner in a real-world situation and respond in a dynamic way to his/her behavior. Job aids Job aids provide just-in-time knowledge. They can take several forms and be delivered on different platforms (e.g. computer,printed document, mobile phone). They usually provide immediate answers to specific questions, thus helping users accomplish job tasks. Technical glossaries and checklists are a few examples of simple job aids, but sophisticated expert systems can also be developed to assist workers in complex decision-making. Jika setelah pelatihan ini anda tetap tidak menggunakan PAIKEM dalam pembelajaran,... Tempelkan gambar wajah ini di kelas...!!!! 16

MEMILIH METODE/BENTUK/MODEL PEMBELAJARAN

MEMILIH METODE/BENTUK/MODEL PEMBELAJARAN Modul 6 MEMILIH METODE/BENTUK/ PEMAN KEMAMPUAN YANG HARUS DICAPAI CERAMAH SEMINAR / DISKUSI METODE/ PEMAN PRAKTIKUM PROBLEM BASE LEARNING PROJECT BASE LEARNING COLLABORATIVE LEARNING SIMULASI. Kemampuan

Lebih terperinci

Model pembelajaran dengan pendekatan SCL

Model pembelajaran dengan pendekatan SCL Modul 6 Model pembelajaran dengan pendekatan SCL 1. Small Group Discussion 2. Role-Play & Simulation 3. Case Study 4. Discovery (DL) 5. Self-Directed (SDL) 6. Cooperative (CL) 7. Collaborative (CbL) 8.

Lebih terperinci

MATERI 2. copyright: dit.akademik.ditjen dikti

MATERI 2. copyright: dit.akademik.ditjen dikti MATERI 2 MEMILIH METODE PEMAN PROGRAM OUTCOMES MACAM METODE KOMPETENSI (contoh) KULIAH SEMINAR / DISKUSI / PRESENTASI PRAKTIKUM / STUDI LAPANGAN Computer Aided MANDIRI Kemampuan komunikasi? Penguasaan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL MATERI 4 STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) Susbstansi: 1. TCL vs SCL 2. Ragam Pembelajaran SCL 3. Kemampuan yg diperoleh Mhs menurut model 4. Apa yg hrs dilakukan oleh: a.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN LILIANA SUGIHARTO 1 Pengertian pembelajaran PENDIDIK INTERAKSI SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK 2 1 Masalah pembelajaran 3 4 2 Fish is Fish 5 6 3 7 Birds 8 4 Cows 9 People 10 5 Students

Lebih terperinci

METODA PEMBELAJARAN STUDENT CENTRE LEARNING. yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai dan media pembelajaran

METODA PEMBELAJARAN STUDENT CENTRE LEARNING. yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai dan media pembelajaran METODA PEMBELAJARAN STUDENT CENTRE LEARNING Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan metoda atau model pembelajaran yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai dan media pembelajaran atau sarana

Lebih terperinci

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan metoda atau model pembelajaran yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin

Lebih terperinci

LOGO. Oleh: Alni Rahmawati

LOGO. Oleh: Alni Rahmawati Oleh: Alni Rahmawati KURIKULUM PT LOGO EAVLUASI HARUS DILAKUKAN SECARA KONTINYU PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN (PLAN) (DO) (SEE) Rancangan Pembelajar an (RPS, RTM, LKM, Media Pemb.) Dosen Sumber

Lebih terperinci

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING PERUBAHAN PEMBELAJARAN DARI TEACHER CENTERED LEARNING MENJADI STUDENT CENTERED LEARNING MENGAPA HARUS MELAKUKAN PERUBAHAN PEMBELAJARAN? APAKAH DENGAN SISTIM PEMBELAJARAN YANG BIASA DILAKUKAN SUDAH DIANGGAP

Lebih terperinci

KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD

KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD Hari : Selasa, 5 juli 2011 pada pukul 08.00 Jam : 08.00-10.00 Oleh : drg. Gilang Yubiliana Kegiatan ini diawali dengan penjelasan dari drg. Gilang Yubiliana tentang Metode

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun

Lebih terperinci

Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma

Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa Bertalya Universitas Gunadarma TIM PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHKI) BATCH 3 Universitas Gunadarma (2010 2012) Ketua Pelaksana : Dr. Asep Djuarna..

Lebih terperinci

Tim Pengembang Kurikulum DIKTI

Tim Pengembang Kurikulum DIKTI Tim Pengembang Kurikulum DIKTI Pengertian pembelajaran PENDIDIK INTERAKSI SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA DOSEN/ GURU PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA MAHASISWA MENGAPA HARUS STUDENT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,

Lebih terperinci

Pembelajaran.

Pembelajaran. Pembelajaran endrotomoits@yahoo.com Pengertian pembelajaran PENDIDIK INTERAKSI SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK Prinsip pembelajaran menurut SN Dikti : interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual,

Lebih terperinci

Endrotomo, tim DIKTI

Endrotomo, tim DIKTI Endrotomo, tim DIKTI endrop3ai@ its.ac.id KEMAMPUAN APA YANG BISA DIHASILKAN DENGAN CERAMAH/ KULIAH PEMBELAJARAN KOGNITIVISME Perubahan persepsi / pemahaman endrotomoits@yahoo.com 10% 20% 30% 50% 70% Reading

Lebih terperinci

Dr. Katharina Rustipa, M.Pd.

Dr. Katharina Rustipa, M.Pd. Dr. Katharina Rustipa, M.Pd. Capaian Pembelajaran: Peserta dapat: Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan capaian pembelajaran. Menjelaskan cara memilih metode pembelajaran Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

yahoo.com

yahoo.com endrotomoits@ yahoo.com endrop3ai@ its.ac.id endrotomoits@yahoo.com endrotomoits@yahoo.com endrotomoits@yahoo.com KEMAMPUAN APA YANG BISA DIHASILKAN DENGAN CERAMAH/ KULIAH Mendengarkan Mencatat yang ia

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. IAI - Makasar Tgl 4 September 2017

Capaian Pembelajaran. IAI - Makasar Tgl 4 September 2017 Capaian Pembelajaran IAI - Makasar Tgl 4 September 2017 KURIKULUM KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI ADALAH : SEPERANGKAT RENCANA (1) DAN PENGATURAN MENGENAI ISI MAUPUN BAHAN KAJIAN (2) DAN PELAJARAN (3) SERTA

Lebih terperinci

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Nama Institusi Tugas : Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Selasa, 5 Juli 2011 Kegiatan : Pertemuan di BAA dengan dr. Gilang Yubiliana Pertemuan dengan dr.

Lebih terperinci

Alasan Perubahan Kurikulum

Alasan Perubahan Kurikulum I Wayan Suardana Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Penyusunan Standar Proses dan Penilaian Pembelajaran dalam KBK, FKH Universitas Udayana, Jumat, 15 Agustus 2014 Alasan Perubahan Kurikulum PERGESERAN

Lebih terperinci

COMPLETE: Profile Lulusan Undip

COMPLETE: Profile Lulusan Undip COMPLETE: Profile Lulusan Undip P2KKN KKN-PPM Tim I Tahun 2017 COMPLETE: Muncul dari keprihatinan terhadap merosotnya daya saing bangsa Three major issues in the education of young people today Vision:

Lebih terperinci

RAGAM METODE PEMBELAJARAN

RAGAM METODE PEMBELAJARAN Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All RAGAM METODE PEMBELAJARAN TUJUAN PELATIHAN 1. Menjelaskan konsep

Lebih terperinci

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto Staf Ahli PR-1 Universitas Brawijaya

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto Staf Ahli PR-1 Universitas Brawijaya DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto Staf Ahli PR-1 Universitas Brawijaya Agenda Presentasi Hakekat Profesi Dosen Tugas & Kewajiban Kualifikasi Dosen Apa yang harus dilakukan Latihan & Penutup 1

Lebih terperinci

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto. Staf Ahli WR-1 Universitas Brawijaya

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto. Staf Ahli WR-1 Universitas Brawijaya DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto Staf Ahli WR-1 Universitas Brawijaya Agenda Presentasi Hakekat Profesi Dosen Tugas & Kewajiban Kualifikasi Dosen Apa yang harus dilakukan Latihan & Penutup UU

Lebih terperinci

ACTIVE LEARNING. Harsono Bagian Pendidikan Kedokteran / Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

ACTIVE LEARNING. Harsono Bagian Pendidikan Kedokteran / Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada ACTIVE LEARNING Harsono Bagian Pendidikan Kedokteran / Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Tut wuri andayani Ki Hadjar Dewantara: Tut wuri andayani berarti mengikuti di belakang dengan

Lebih terperinci

SISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI

SISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI SISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI Halaman Cover... SK Penentapan oleh Dekan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang (Jelaskan dasar berpikir baik secara empiris

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ADVERTISING PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA 2016

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ADVERTISING PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA 2016 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ADVERTISING PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA 2016 Mata Kuliah : Advertising Semester : 1 Program Studi : Ilmu Tahun ajaran : 2015 / 2016 SKS : 3 Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MODUL PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEWIRAUSAHAAN MODUL PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEWIRAUSAHAAN MODUL PEMBELAJARAN 2013 ii PRAKATA Tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK ABSTRAK Marlina, 2013. Penelitian ini berangkat dari permasalahan kurangnya prestasi belajar siswa pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat SDN Paniis Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Lebih terperinci

Komponen. E-Learning. 17 Maret MK E-Learning. Taufik Ikhsan Slamet

Komponen. E-Learning. 17 Maret MK E-Learning. Taufik Ikhsan Slamet Komponen E-Learning 17 Maret 2015 Tujuan Isi Proses Hasil Siswa Guru Komponen Pembelajaran (Konvensional) Keuntungan dan tantangan pembelajaran konvensional dan online learning Benefit Challenges Classroom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Student Center Learning (SCL) a. Pengertian Metode pembelajaran student center learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang memfokuskan pada

Lebih terperinci

Pembelajaran Jarak Jauh: Masalah dan Keuntungan

Pembelajaran Jarak Jauh: Masalah dan Keuntungan Pembelajaran Jarak Jauh: Masalah dan Keuntungan Romi Satria Wahono http://romisatriawahono.net rsw@romisatriawahono.net Lahir di Madiun,, 2 Oktober 1974 SMU Taruna Nusantara Magelang (1993) Department

Lebih terperinci

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SF 1 1 Revisi : IV Tanggal : 18 Agustus 2012 Dikaji ulang oleh : Pembantu

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN. Prinsip pembelajaran menurut SN-Dikti : 1) interaktif, 2) holistik, 3) integratif, 4) saintifik, 5) kontekstual, 6) tematik,

METODE PEMBELAJARAN. Prinsip pembelajaran menurut SN-Dikti : 1) interaktif, 2) holistik, 3) integratif, 4) saintifik, 5) kontekstual, 6) tematik, METODE PEMBELAJARAN Prinsip pembelajaran menurut SN-Dikti : 1) interaktif, 2) holistik, 3) integratif, 4) saintifik, 5) kontekstual, 6) tematik, 7) efektif,dan 8) berpusatpadamahasiswa Metode SCL 1. Berbagi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR State of Victoria, Department of Education (1996). Fundamental motor skills: A manual for classroom teacher. Melbourne: Community Information Service. (4-8) Back Next

Lebih terperinci

METODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

METODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb METODE METODE PEMBELAJARAN OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb SUB POKOK BAHASAN CERAMAH ILLUSTRATIF SMALL GROUP DISCUSSION DISKUSI PANEL STUDI KASUS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISCOVERY LEARNING (DL)

Lebih terperinci

Refreshing the 7-Jump Steps

Refreshing the 7-Jump Steps Draft 6 Oktober 2013 Refreshing the 7-Jump Steps untuk Blok 4.2 Koordinator TKB dan Tim tutor Blok 4.2 Referensi: University of Maastricht PBL Pengantar Pengamatan bertahun-tahun Dalam tutorial PBL metode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk

Lebih terperinci

TEKNIS PENYUSUNAN. Prof. Mukh Arifin, PhD Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro /5/2011 1

TEKNIS PENYUSUNAN. Prof. Mukh Arifin, PhD Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro /5/2011 1 TEKNIS PENYUSUNAN Prof. Mukh Arifin, PhD Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro 2011 1 Realitas hari ini 1. Kompetisi Global memaksa perubahan pada semua aspek - Business

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan seseorang melihat, mendengar merasakan, memberi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuli Sopianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuli Sopianti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sistem pendidikan dalam suatu Negara tidak terlepas dari peran serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dewasa ini, perkembangan IPTEK berkembang

Lebih terperinci

MODEL INFRASTRUKTUR E-LEARNING UNTUK PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

MODEL INFRASTRUKTUR E-LEARNING UNTUK PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MODEL INFRASTRUKTUR E-LEARNING UNTUK PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Lucia Sri Istiyowati 1, M. Isnin Faried 2, Dwi Atmojo W.P 3 (1) Faculty of Information Technology, lucia.istyowati@perbanas.id

Lebih terperinci

Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk:

Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk: Team Based Learning Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk: Mendefinisikan Team Based Learning (TBL) Menggambarkan empat prinsip dasar TBL Mengidentifikasi keuntungan TBL Menyebutkan

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg ABSTRAK Skripsi dengan judul Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Materi Komposisi Fungsi di MA Al-Hikmah Langkapan

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika APPENDICES

Perpustakaan Unika APPENDICES APPENDICES APPENDIX 1 DAFTAR ANGKET UNTUK PARA MURID ANGKET A Petunjuk : 1. Bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan teliti sebelum menjawabnya. 2. Setiap pertanyaan hanya boleh diisi dengan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan khususnya di sekolah. Menurut Susilana (2006:95-96), pembelajaran merupakan akumulasi

Lebih terperinci

The Correlation between Creative Teaching Method and Students Interest. in Teaching Learning Process at English Education Department of

The Correlation between Creative Teaching Method and Students Interest. in Teaching Learning Process at English Education Department of 71 Appendix 1: Original Questionnaire The Correlation between Creative Teaching Method and Students Interest in Teaching Learning Process at English Education Department of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

MATERIAL EVALUATION CHECKLIST

MATERIAL EVALUATION CHECKLIST CHAPTER VII: Read the Nature MATERIAL EVALUATION CHECKLIST NO CRITERIA INDICATORS 1 LEARNING OBJECTIVE (Byrd, 2001) 2 LANGUAGE SKILLS 1995) CHECKLIST YES NO Do the aims of the textbook correspond closely

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang meningkat pesat mendorong dan mempengaruhi berbagai bidang untuk meningkatkan kualitasnya. Begitu juga dengan dunia pendidikan. Peningkatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Rahmad Bustanul Anwar 1, Dwi Rahmawati 2 1,2 Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah

Lebih terperinci

TEAM TEACHING I T S-SURABAYA PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN & AKTIFITAS INSTRUKSIONAL (P3AI)

TEAM TEACHING I T S-SURABAYA PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN & AKTIFITAS INSTRUKSIONAL (P3AI) Syamsul Arifin syamp3ai@its.ac.id www.its.ac.id HP:081-2354-2233 TEAM TEACHING PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN & AKTIFITAS INSTRUKSIONAL (P3AI) I T S-SURABAYA written simulations oral narrative videos electronic

Lebih terperinci

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan PJJ& TIK untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMENRISTEKDIKTI, 2017 Uwes A. Chaeruman Pendidikan Jarak Jauh proses

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Prof. Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 RASIONAL Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap peningkatan

Lebih terperinci

Course Perfomance Evaluation Odd Semester of Academic Year 2015/2016

Course Perfomance Evaluation Odd Semester of Academic Year 2015/2016 Course Perfomance Evaluation Odd Semester of Academic Year 5/6 No. Course Performance Criteria A. Course Benefits (Manfaat Mata Kuliah) Improved knowledge literacy Meningkatkan pengetahuan Developed biomedical-specific

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Read Online and Download Ebook KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) DOWNLOAD EBOOK : KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN Click link

Lebih terperinci

Computer Supported Cooperative Work

Computer Supported Cooperative Work CSCW Pertemuan 10 Computer Supported Cooperative Work Computer supported cooperative work (CSCW) Pengertian : 1 2 Tujuan kerja sama Groupware atau group productivity software adalah jenis software yang

Lebih terperinci

WIRAUSAHA DI BIDANG KECANTIKAN. Disusun oleh: Yuswati FT UNY

WIRAUSAHA DI BIDANG KECANTIKAN. Disusun oleh: Yuswati FT UNY WIRAUSAHA DI BIDANG KECANTIKAN Disusun oleh: Yuswati FT UNY yuswati@uny.co.id entrepreneur Seorang wirausaha atau entrepreneur menurut Schumpeter (Winardi, 2005: 22-26) adalah seseorang yang selalu berupaya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI Oleh SYIHABUDDIN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA VISI MPK Sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program

Lebih terperinci

Effective Teaching Plan. Corporate Learning Directorate

Effective Teaching Plan. Corporate Learning Directorate Effective Teaching Plan Corporate Learning Directorate http://corporatelearning.binus.edu 1 2 1 OUTCOMES At the end of this session, the participant will be able to: - Explain component of Curriculum Component

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF: THINK-PAIR- SHARE (TPS) DALAM MATA KULIAH ANALISIS WACANA DI PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF: THINK-PAIR- SHARE (TPS) DALAM MATA KULIAH ANALISIS WACANA DI PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF: THINK-PAIR- SHARE (TPS) DALAM MATA KULIAH ANALISIS WACANA DI PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nadya Inda Syartanti Dosen Program Studi Sastra Jepang Fakultas

Lebih terperinci

PIK Orang*

PIK Orang* PIK PERANCANGAN INFRASTRUKTUR KEAIRAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FTUI 04 FEBRUARI 2009 Kelompok @ 6-76 Orang* *Total 55 Orang Peserta Budaya Belajar Mandiri Belajar tidak

Lebih terperinci

Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM

Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat

Lebih terperinci

Oleh. Ace Suryadi, MSc, Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

Oleh. Ace Suryadi, MSc, Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Oleh Ace Suryadi, MSc, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah PROSES BELAJAR DI SEKOLAH (yang selama ini berlangsung)? TEACHING MEMORIZING NOTHING REMEMBERING FORGETING 6 KELEMAHAN OUTCOME PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Contoh Rpp Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Contoh Rpp Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Contoh Rpp Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Contoh RPP Kurikulum 2013 IPA BIOLOGI by rpandhiga in Types _ School Work. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, Metode:

Lebih terperinci

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KONTRAK PERKULIAHAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Kode & Nama Mata Kuliah: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Jumlah sks: Fasilitator: Kontak: Pdt. Sundoyo, S.Si, MBA. 081578057600.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa mengenal masing-masing perangkat keras komputer tersebut. Penyebab

BAB I PENDAHULUAN. siswa mengenal masing-masing perangkat keras komputer tersebut. Penyebab 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Materi pengenalan perangkat keras komputer merupakan materi yang selalu ada pada jenjang pendidikan, baik itu SMP, SMA maupun SMK. Menurut beberapa pengamatan

Lebih terperinci

Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2

Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2 Ada sesuatu yang salah dengan proses pendidikan Sebelum Sekolah 1. Anak lincah 2. Selalu belajar apa yang diinginkannya dengan gembira,

Lebih terperinci

Membangun Komunitas Belajar Bagi Guru Matematika Melalui Lesson Study

Membangun Komunitas Belajar Bagi Guru Matematika Melalui Lesson Study Membangun Komunitas Belajar Bagi Guru Matematika Melalui Lesson Study Oleh Djamilah Bondan Widjajanti Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY e mail: dj_bondan@yahoo.com Abstrak Menghadapi tantangan yang

Lebih terperinci

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Lukluk Ibana 1, Pujiastuti

Lebih terperinci

Smart, Creative & Entrepreneurial METODA PEMBELAJARAN. Oleh: Roesfiansjah Rasjidin. Selasa, 18 Juli 2017, Ruang UEU

Smart, Creative & Entrepreneurial METODA PEMBELAJARAN. Oleh: Roesfiansjah Rasjidin. Selasa, 18 Juli 2017, Ruang UEU Smart, Creative & Entrepreneurial METODA PEMBELAJARAN Oleh: Roesfiansjah Rasjidin Selasa, 18 Juli 2017, Ruang 207 - UEU OUTLINE 1. Pendahuluan 2. Standar Proses Pembelajaran 3. Karakteristik Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia saat ini umumnya disusun tidak mengikuti taksonomi dimensi pengetahuan yang akan dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan halhal

Lebih terperinci

ANALISA EFESIENSI PENERAPAN MEDIA AJAR BERBASIS DIGITAL CLASS PADA SMPN 4 PAMEKASAN

ANALISA EFESIENSI PENERAPAN MEDIA AJAR BERBASIS DIGITAL CLASS PADA SMPN 4 PAMEKASAN ANALISA EFESIENSI PENERAPAN MEDIA AJAR BERBASIS DIGITAL CLASS PADA SMPN 4 PAMEKASAN Bambang Sucahyono SMP Negeri 4 Pamekasan Jl. Segara No. 74 Pamekasan, Kab. Pamekasan ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran sejarah di

Lebih terperinci

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research steak out a training module in order to developed student Educational Resiliency who must repeating their X grade of Senior High School A in Bandung. This research refers on needs

Lebih terperinci

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi Leo Willyanto Santoso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan. lingkungannya (Rogers dalam Nursalam, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan. lingkungannya (Rogers dalam Nursalam, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Belajar Belajar merupakan proses perubahan perilaku atau kecakapan manusia berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya,

Lebih terperinci

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) (PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL) I Made Sujana FKIP Universitas Mataram

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) (PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL) I Made Sujana FKIP Universitas Mataram CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) (PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL) I Made Sujana FKIP Universitas Mataram Mengapa Perlu Pembaharuan Pendidikan? Fakta menunjukkan bahwa hasil pendidikan kita belum memuaskan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) PENGERTIAN CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika selain merupakan dasar dan pangkal tolak penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu lain, matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika selain merupakan dasar dan pangkal tolak penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu lain, matematika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika selain merupakan dasar dan pangkal tolak penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu lain, matematika juga merupakan landasan yang kuat bagi pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada peningkatkan keterampilan komunikasi berbasis pengalaman historis siswa melalui metode diskusi tipe dialog

Lebih terperinci

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KONTRAK PERKULIAHAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Kode & Nama Mata Kuliah: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Jumlah sks: Fasilitator: Kontak: Waktu kuliah : Waktu Konsultasi: 2 sks

Lebih terperinci

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan.

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Aspek Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Menganalisis struktur teks, dan unsur kebahasaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan abad 21 saat ini ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi. Terutama pada pembangunan nasional yaitu bidang pendidikan. Oleh karena

Lebih terperinci

Agenda Presentasi Perubahan Paradigma Pendidikan

Agenda Presentasi Perubahan Paradigma Pendidikan Agenda Presentasi Perubahan Paradigma Pendidikan 1 Perubahan Paradigma Pengajaran Old Paradigm Model Teacher Centered Teaching New Paradigm Model Student/Learner Centered Student Resources 2 Model dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN Kata Kunci:

RINGKASAN Kata Kunci: RINGKASAN Ferry Johnny Sangari, 2017. Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Tenaga Listrik Mahasiswa PTE dengan Pembelajaran Berbasis Multimedia. Disertasi, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya mendewasakan manusia melalui bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan sentral dalam dunia pendidikan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Android, Dosen, E-Learning, Kuliah, Mahasiswa, Mobile. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Android, Dosen, E-Learning, Kuliah, Mahasiswa, Mobile. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Selama ini, proses belajar mengajar hanya dapat dilakukan dengan pertemuan antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Jika tidak saling bertemu, maka proses pembelajaran pun akan terhambat. Banyak

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP N 1 Tulis) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Lima Pilar Utama RPKPS: 1. Materi lebih didekatkan pada persoalan nyata 2. Integrasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kreativitas Guru PAI, Metode Pembelajaran

ABSTRAK. Kata kunci: Kreativitas Guru PAI, Metode Pembelajaran ABSTRAK Skripsi dengan judul Kreativitas Guru PAI dalam Penggunaan Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Materi pada Peserta Didik di SMPN 1 Ngantru ini ditulis oleh Zahro un Nurkumala, NIM.

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 3 (2) (2014) 154-159 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERBANTUAN MEDIA KULTUR JARINGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

Lebih terperinci

Dari Teacher Centered Learning Menuju Student Centered Learning

Dari Teacher Centered Learning Menuju Student Centered Learning Dari Teacher Centered Learning Menuju Student Centered Learning ( Studi Kasus Tentang Proses Pembelajaran di SMA N 1 Manyaran) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana

Lebih terperinci

( ). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

( ). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ABSTRAK Hilman Tsabat Hidayah (125010022). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TIPE ENAM TOPI BERPIKIR (SIX THINKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

Lebih terperinci

PAKEM DAN METODE IQRO DALAM SAINS

PAKEM DAN METODE IQRO DALAM SAINS PAKEM DAN METODE IQRO DALAM SAINS Moch Muslich S *) Abstraksi PAKEM adalah anonim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

Lebih terperinci

EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING

EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING Disajikan dalam Seminar Nasional dengan Tema Strategi Belajar Mengajar Yang Efektif Untuk Mewujudkan Generasi Emas Moh Salimi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS Nunik Sugesti

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS Nunik Sugesti INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS Nunik Sugesti Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Character education is not a new thing;

Lebih terperinci