BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Ida Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan seseorang melihat, mendengar merasakan, memberi, serta meraba (kerja indra) disekitar kita (Widayatun, 1999). Menurut Wade (2007) persepsi merupakan proses pengaturan dan penerjemahan informasi sensorik oleh otak. Hal serupa juga dikatakan oleh (Walgito 2001, dalam Sunaryo, 2004) bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau individu sehingga sesuatu berarti dan merupakan aktifitas yang integrated diri individu. Persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsangan melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun dalam individu (Sunaryo, 2004). 2. Macam-macam persepsi Pertama adalah exsternal perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya stimulus yang datang dari luar diri individu. Kemudian yang kedua selft perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya stimulus yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri (Sunaryo, 2004). 3. Syarat untuk mengadakan persepsi Syarat seseorang dapat mengadakan persepsi menurut (Sunaryo, 2004) yaitu: a. Adanya objek: Objek menimbulkan stimulus yang mempengaruhi reseptor atau alat indra. 7
2 b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi. c. Adanya alat indra sebagai reseptor dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima. d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak (pusat saraf atau pusat kesadaran) yang dibawa melalui saraf sensoris sebagai alat untuk mengadakan respons. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang menurut (Rakhmat, 2004) yaitu: a. Faktor internal 1) Alat indra Alat indra atau reseptor adalah alat untuk memerima stimulus, stimulus akan diteruskan oleh syaraf sensoris ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. 2) Perhatian Perhatian diperlukan untuk menyadari atau mengadakan persepsi. Perhatian merupakan langkah pertama sebagai persiapan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. 3) Pengalaman Pengalaman tidak selalu melalui proses belajar formal. Pengalaman dapat bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dialami. b. Faktor eksternal 1) Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersiapkannya tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf yang bekerja sebagai reseptor.
3 2) Informasi Banyak cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber yang terpercaya, baik media maupun elektronik. 3) Budaya/lingkungan Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. 5. Proses terjadinya persepsi Proses terjadinya persepsi erat kaitannya dengan syarat terjadinya persepsi. Seperti yang kemukakan oleh (Sunaryo, 2004) bahwa persepsi melalui tiga proses, yaitu: a. Proses fisik (kealaman) Objek akan menimbulkan stimulus yang mempengaruhi reseptor atau alat indra. b. Proses fisiologis: Stimulus dibawa oleh saraf sensoris menuju otak. c. Proses psikologis: Proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima. Proses tersebut dapat lebih jelas dipahami dengan bagan yang dapat digambarkan sebagai berikut. Objek Stimulus Reseptor Saraf sensorik Otak Saraf motorik Persepsi Skema proses terjadinya persepsi Gambar 2.1 (Sunaryo : 2004)
4 6. Pengukuran Persepsi Mengukur persepsi, perasaan dan sikap dapat menggunakan skala Likert dalam kuesioner (Iwise2, 2011). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fonomena sosial (Sugiyono, 2011). Azwar (2010) mengungkapkan skala sikap model Likert biasanya terirdiri 30 pernyataan sikap yang sebagian bersifat favourable dan sebagian lagi bersifat unfavourable yang sudah terpilih berdasarkan kualitas isi dan analisis statistika terhadap kemampuan pernyataan itu dan mengungkap sikap kelompok. Biasanya subyek memberi respon 5 kategori respon yaitu: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-rau/netral (N), setuju (S), sangat setuju (SS). Penilaian sikap dilakukan menggunakan rumus standar skala Likert adalah skor-t yaitu: T = Dimana : X X S X X s = skor responden pada skala sikap yang akan diubah = Mean skor kelompok = standar deviasi Setelah dihitung dengan menggunakan rumus diatas selanjutnya diklasifikasikan menjadi: - Favourable (mendukung/baik): jika hasil skor T Unfavourable (tidak mendukung/buruk): jika hasil skor T < 50. B. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 1. Pengertian KBK Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman
5 Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penialian Hasil Belajar Mahasiswa). Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu (Keputusan Mendiknas No 045/U/2000 Ps. 2). Jadi yang dimaksud dengan kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang disusun berdasarkan elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai method of inquiry yang diharapkan (Tarmidi, 2010). 2. Metode pembelajaran dalam KBK Pendekatan konstruktif merupakan pusat dari filosofi pendidikan William James dan Jhon Dewey. Pendekatan konstruktif (konstruktivitis approach) merupakan pendekatan yang berpusat pada pembelajar (learner-centered) yang menekankan pentingnya para individu membangun pengetahuan dan pemahaman secara aktif melalui bimbingan guru (Santrock, 2009). Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dengan SCL (student centered learning) diantaranya yaitu : a. Small Group Discussion (SGD) SGD adalah suatu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian dari berbagai model pembelajaran SCL yang lain seperti: cooperative learning (CL), collaborative learning (CbL), PBL dan lain-lain. Mahasiswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 5-10 orang di dalam diskusi. b. Role-Play & Simulation Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas. c. Discovery Learning (DL) DL adalah metode belajar yang difokuskan pada pemanfaatan informasi yang tersedia, baik yang diberikan dosen maupun yang
6 dicari oleh mahasiswa untuk membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri. d. Self-Directed Learning (SDL) SDL adalah metode belajar yang dilakukan atas inisiatif mahasiswa sendiri. e. Cooperative Learning (CL) CL adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini terdiri dari mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang beragam. f. Collaborative Learning (CbL) CBL merupakan metode belajar yang menitik beratkan pada kerjasama antar mahasiswa yang didasarkan pada kesepakatan yang dibuat sendiri oleh anggota kelompok. g. Contextual Instruction (CI) CI adalah konsep belajar yang membantu dosen mengaitkan isi mata kuliah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi mahasiswa untuk membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. h. Project Based Learning (PjBL) PjBL adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan mahasiswa dalam belajar melalui proses pencarian atau penggalian (inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang dirancang sangat hati-hati. i. Problem Based Learning and Inquiry (PBL) PBL merupakan pembelajaran dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut.
7 C. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian PBL PBL adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan mahasiswa sejak awal untuk dihadapakan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student centered (Harsono, 2008). Dirjen Dikti Diknas (2008) mendefinisikan PBL sebagai metode pembelajaran yang memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang mendorong mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata (Maulinar, 2011). Bollela, da Costa, Gabarra, Lima (2009) mengatakan PBL (problem based learning) merupakan tulang punggung dari pelajaran teoritis di beberapa sekolah medis yang mendudukung model pembelajaran SCL (student centered learning). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar Belajar merupakan proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif manusia dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat konstan/menetap (Purwanto, 1999). Ada lima faktor yang mempunyai potensi yang berpengaruh terhadap proses belajar yaitu: a. Murid/mahasiswa: tingkat intelgensi, motivasi belajar, perasaan, sikap, minat, keadaan fisik dan psikis. b. Guru atau dosen: sifat dan sikap guru, gaya kepemimpinan dalam proses belajar, serta pengeloloaan proses belajar. c. Sekolah atau perguruan tinggi: sistem sosial, status sosial siswa, interaksi guru dan siswa.
8 d. Faktor-faktor situasional: keadaan politik, ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim. 3. Proses pembelajaran dalam PBL Pembelajaran berbasis masalah melalui metode studi kasus merupakan sebuah pengalaman belajar berharga bagi peserta didik karena dapat mengetahui relevansi topik untuk berlatih, sehingga memotivasi mereka untuk terus belajar. Kompleksitas dari studi kasus berlangsung dengan konstruksi pengetahuan dan keterampilan berpikir (All, & Brandon 2010). Metode PBL mengutamakan masalah sebagai awal pembelajaran. Masalah tadi merupakan suatu issue yang kelak akan dihadapi mahasiswa di dunia kerja. Proses pembelajaran dalam PBL meliputi: unit satuan pembelajaran dalam bentuk modul/blok, self directed learning (SDL), small group learning (SGL/SGD), integration teaching (the basic medical, science and clinical problem for medical education). Poin penting yang menjadi syarat teknis dalam pelasksanaan PBL menurut (Harsono, 2008) adalah: a. Tutor Pengajar tidak berdiri di tengah-tengah sebagai expert (teacher-centered) yang siap untuk memberi kuliah (transferring information), melainkan sebagai fasilitator yang secara operasional disebut sebagai tutor karena proses diskusi kelompok disebut tutorial. Tutor bertugas sebagai penjaga atau pemelihara proses diskusi kelompok, sekaligus pemandu untuk pencarian bukan sebagai pemberi informasi atau sebagai overenthusiatic educational cheerleader. b. Peserta diskusi (mahasiswa) Mahasiswa tidak lagi sebagai anak didik, melainkan sebagai perserta didik. Mahasiswa bersama-sama tutor sebagai subyek di dalam proses pembelajaran, dan yang menjadi obyek adalah skenario (masalah) yang dibuat dan dikembangkan
9 sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai trigger bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar. Kecakapan yang harus dimiliki mahasiswa antara lain: kerjasama dalam kelompok, kerjasama antar mahasiswa di luar diskusi kelompok, memimpin kelompok, mendengarkan pendapat teman, mencatat hala-hal yang didiskusikan, menghargai pendapat/pandangan teman, bersikap kritis terhadap literatur, belajar secara mandiri, mampu menggunakan sumber balajar secara efektif dan ketrampilan presentasi. c. Fasilitas Diskusi kelompok memerlukan ruangan yang kecil yang cukup nyaman untuk 8-10 orang, lengkap dengan meja, kursi, papan tulis, dan penerangan yang cukup. Situasi kedap suara sangat diperlukan agar apabila dua ruang atau lebih dalam posisi berdampingan maka tiap ruang tidak terganggu oleh suara dari ruang lainnya. Pendingin ruang (air conditioner) adalah ideal apabila dapat dipasang tetapi bukan suatu keharusan. Apabila satu angkatan terdiri dari 150 mahasiswa maka diperlukan ruang untuk diskusi kelompok sebanyak 15 buah. Sementara ruang kelas besar tetap diperlukan karena PBL tetap diperlukan untuk perkuliahan. Perpustakaan harus dilengkapi dengan referensi terbaru, bila memungkinkan yang sesuai dengan materi yang dibahas di dalam diskusi kelompok. Mahasiswa juga diberi waktu yang cukup untuk penulusuran pustaka guna mencari informasi terkait dengan modul. Referensi dapat berupa buku, jurnal, CD-ROM, kaset video, dan akses internet. Sehubungan dengan referensi, maka penyusun modul harus berkomunikasi dengan pengelola perpustakaan agar kesiapan referensi dapat dijamin dan dengan demikian tidak mengecewakan mahasiswa.
10 D. Kerangka Teori KBK - Small Group Discussion (SGD) - Role-Play & Simulation - Discovery Learning (DL) - Self-Directed Learning (SDL) - Cooperative Learning (CL) - Collaborative Learning (CbL) - Contextual Instruction (CL) - Project Based Learning (PjBL) - Problem Based Learning (PBL) - Problem Based Learning (PBL) - Tutor - Mahasiswa - Fasilitas Faktor internal - Alat indra - Perhatian - Pengalaman Faktor eksternal - Objek persepsi - Informasi - Budaya/ lingkungan PERSEPSI Skema kerangaka teori Gambar 2.2 (Modifikasi: Harsono, Rakhmat, 2004)
11 E. Kerangka konsep - Tutor (fasilitator) - Mahasiswa (peserta diskusi - Fasilitas Persepsi mahasiswa Skema kerangka konsep Gambar 2.3 F. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based learning.
: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana
Nama Institusi Tugas : Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Selasa, 5 Juli 2011 Kegiatan : Pertemuan di BAA dengan dr. Gilang Yubiliana Pertemuan dengan dr.
Lebih terperinciMEMILIH METODE/BENTUK/MODEL PEMBELAJARAN
Modul 6 MEMILIH METODE/BENTUK/ PEMAN KEMAMPUAN YANG HARUS DICAPAI CERAMAH SEMINAR / DISKUSI METODE/ PEMAN PRAKTIKUM PROBLEM BASE LEARNING PROJECT BASE LEARNING COLLABORATIVE LEARNING SIMULASI. Kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Student Center Learning (SCL) a. Pengertian Metode pembelajaran student center learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang memfokuskan pada
Lebih terperinciMATERI 2. copyright: dit.akademik.ditjen dikti
MATERI 2 MEMILIH METODE PEMAN PROGRAM OUTCOMES MACAM METODE KOMPETENSI (contoh) KULIAH SEMINAR / DISKUSI / PRESENTASI PRAKTIKUM / STUDI LAPANGAN Computer Aided MANDIRI Kemampuan komunikasi? Penguasaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa
Lebih terperinciModel pembelajaran dengan pendekatan SCL
Modul 6 Model pembelajaran dengan pendekatan SCL 1. Small Group Discussion 2. Role-Play & Simulation 3. Case Study 4. Discovery (DL) 5. Self-Directed (SDL) 6. Cooperative (CL) 7. Collaborative (CbL) 8.
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL
MATERI 4 STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) Susbstansi: 1. TCL vs SCL 2. Ragam Pembelajaran SCL 3. Kemampuan yg diperoleh Mhs menurut model 4. Apa yg hrs dilakukan oleh: a.
Lebih terperinciDr. Katharina Rustipa, M.Pd.
Dr. Katharina Rustipa, M.Pd. Capaian Pembelajaran: Peserta dapat: Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan capaian pembelajaran. Menjelaskan cara memilih metode pembelajaran Menjelaskan hubungan
Lebih terperinci21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING
PERUBAHAN PEMBELAJARAN DARI TEACHER CENTERED LEARNING MENJADI STUDENT CENTERED LEARNING MENGAPA HARUS MELAKUKAN PERUBAHAN PEMBELAJARAN? APAKAH DENGAN SISTIM PEMBELAJARAN YANG BIASA DILAKUKAN SUDAH DIANGGAP
Lebih terperinciTim Pengembang Kurikulum DIKTI
Tim Pengembang Kurikulum DIKTI Pengertian pembelajaran PENDIDIK INTERAKSI SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA DOSEN/ GURU PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA MAHASISWA MENGAPA HARUS STUDENT
Lebih terperinciMETODA PEMBELAJARAN STUDENT CENTRE LEARNING. yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai dan media pembelajaran
METODA PEMBELAJARAN STUDENT CENTRE LEARNING Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan metoda atau model pembelajaran yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai dan media pembelajaran atau sarana
Lebih terperinciyahoo.com
endrotomoits@ yahoo.com endrop3ai@ its.ac.id endrotomoits@yahoo.com endrotomoits@yahoo.com endrotomoits@yahoo.com KEMAMPUAN APA YANG BISA DIHASILKAN DENGAN CERAMAH/ KULIAH Mendengarkan Mencatat yang ia
Lebih terperinciSPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS
SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SF 1 1 Revisi : IV Tanggal : 18 Agustus 2012 Dikaji ulang oleh : Pembantu
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan pada Siswa di SMA X Bandung. Student centered learning (SCL) menurut Mccombs dan Whisler (1997) adalah
Lebih terperinciMETODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb
METODE METODE PEMBELAJARAN OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb SUB POKOK BAHASAN CERAMAH ILLUSTRATIF SMALL GROUP DISCUSSION DISKUSI PANEL STUDI KASUS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISCOVERY LEARNING (DL)
Lebih terperinciSoftskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma
Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa Bertalya Universitas Gunadarma TIM PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHKI) BATCH 3 Universitas Gunadarma (2010 2012) Ketua Pelaksana : Dr. Asep Djuarna..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia saat ini umumnya disusun tidak mengikuti taksonomi dimensi pengetahuan yang akan dicapai
Lebih terperinciKEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD
KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD Hari : Selasa, 5 juli 2011 pada pukul 08.00 Jam : 08.00-10.00 Oleh : drg. Gilang Yubiliana Kegiatan ini diawali dengan penjelasan dari drg. Gilang Yubiliana tentang Metode
Lebih terperinciLOGO. Oleh: Alni Rahmawati
Oleh: Alni Rahmawati KURIKULUM PT LOGO EAVLUASI HARUS DILAKUKAN SECARA KONTINYU PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN (PLAN) (DO) (SEE) Rancangan Pembelajar an (RPS, RTM, LKM, Media Pemb.) Dosen Sumber
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ADVERTISING PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA 2016
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ADVERTISING PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA 2016 Mata Kuliah : Advertising Semester : 1 Program Studi : Ilmu Tahun ajaran : 2015 / 2016 SKS : 3 Dosen
Lebih terperinciSPESIFIKASI PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS
SPESIFIKASI PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPS PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN SF 1 1 Revisi : III Tanggal : 17 Agustus 2011 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Kurikulum Menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000 kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian
Lebih terperinciSUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN
SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan metoda atau model pembelajaran yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan. lingkungannya (Rogers dalam Nursalam, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Belajar Belajar merupakan proses perubahan perilaku atau kecakapan manusia berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya,
Lebih terperinciSILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
KONTRAK PERKULIAHAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Kode & Nama Mata Kuliah: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Jumlah sks: Fasilitator: Kontak: Pdt. Sundoyo, S.Si, MBA. 081578057600.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciSILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
KONTRAK PERKULIAHAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Kode & Nama Mata Kuliah: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Jumlah sks: Fasilitator: Kontak: Waktu kuliah : Waktu Konsultasi: 2 sks
Lebih terperinciPARADIGMA DALAM PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI
PARADIGMA DALAM PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Oleh : Suyanta FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Disampaikan dalam Workshop Pelaksanaan PBM dan Evaluasi STMIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKES Surya Global, pada mahasiswa semester 6 pada tanggal 18-19 Mei 2016. Jumlah sample dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki faktor penting dalam era global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang berlimpah.
Lebih terperinciPokok Bahasan /Sub Pokok Bahasan. Kode MP
No. Dokumen UPNVJ/IK/FEB-SIM/01-../16-.. No. Revisi 00 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA Jalan R.S. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta 12450, Indonesia Telp. (021) 7656971 Ext. 142 151 - Website:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses. a. Peer Teaching and Learning (belajar dan saling mengajari
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kegiatan Asistensi Seperti yang telah disebut di atas, asistensi istilah lainnya yaitu Peer Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada peserta didik telah diterapkan pada perguruan tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Berbagai model telah banyak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku dengan. cara mempelajari suatu materi atau bahan ajar.
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku dengan cara mempelajari suatu materi atau bahan
Lebih terperinciCapaian Pembelajaran. IAI - Makasar Tgl 4 September 2017
Capaian Pembelajaran IAI - Makasar Tgl 4 September 2017 KURIKULUM KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI ADALAH : SEPERANGKAT RENCANA (1) DAN PENGATURAN MENGENAI ISI MAUPUN BAHAN KAJIAN (2) DAN PELAJARAN (3) SERTA
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan
Lebih terperinciSISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI
SISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI Halaman Cover... SK Penentapan oleh Dekan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang (Jelaskan dasar berpikir baik secara empiris
Lebih terperinciTesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM
PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Lebih terperinciPENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI TESIS UKHTUL IZZAH
PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI TESIS UKHTUL IZZAH 20141050063 PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM SARJANA TERHADAP PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SKRIPSI
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN LILIANA SUGIHARTO 1 Pengertian pembelajaran PENDIDIK INTERAKSI SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK 2 1 Masalah pembelajaran 3 4 2 Fish is Fish 5 6 3 7 Birds 8 4 Cows 9 People 10 5 Students
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)
7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah
Lebih terperinciVALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian
VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS STUDENT CENTERED LEARNING Wahyu Widhiarso Disampaikan pada seminar hasil penelitian LPPM UGM Latar Belakang Permasalahan Pembelajaran di UGM
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN. Prinsip pembelajaran menurut SN-Dikti : 1) interaktif, 2) holistik, 3) integratif, 4) saintifik, 5) kontekstual, 6) tematik,
METODE PEMBELAJARAN Prinsip pembelajaran menurut SN-Dikti : 1) interaktif, 2) holistik, 3) integratif, 4) saintifik, 5) kontekstual, 6) tematik, 7) efektif,dan 8) berpusatpadamahasiswa Metode SCL 1. Berbagi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Persepsi 2.1.1 pengertian Persepsi Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja
II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam konteks pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,
Lebih terperinciAlasan Perubahan Kurikulum
I Wayan Suardana Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Penyusunan Standar Proses dan Penilaian Pembelajaran dalam KBK, FKH Universitas Udayana, Jumat, 15 Agustus 2014 Alasan Perubahan Kurikulum PERGESERAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL
HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok
Lebih terperinciPANDUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) TENTANG METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PENILAIAN MAHASISWA TAHUN 2017
PANDUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) TENTANG METODE PEMBELAJARAN DAN STRATEGI PENILAIAN MAHASISWA TAHUN 2017 LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU (LP3M) UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada
Lebih terperinciPIK Orang*
PIK PERANCANGAN INFRASTRUKTUR KEAIRAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FTUI 04 FEBRUARI 2009 Kelompok @ 6-76 Orang* *Total 55 Orang Peserta Budaya Belajar Mandiri Belajar tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciMODEL TEACHER CENTERED LEARNING 1. Model TCL ini dimaksudkan sebagai model yang menitik beratkan pada apa yang dikerjakan dosen dalam proses pengajaran (teaching/courses). 2. Model ini banyak diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat
Lebih terperinciSPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO
SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK MAKASSAR 2015 SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin Fakultas : Teknik
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi: : Biologi Nama Mata Kuliah : Praktikum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KompetensiKeperawatan 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi mengacu pada kemampuan secara umum untuk menjalankan sebuah pekerjaanatau bagian dari sebuah pekerjaan secara kompeten
Lebih terperinciMODEL INFRASTRUKTUR E-LEARNING UNTUK PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
MODEL INFRASTRUKTUR E-LEARNING UNTUK PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Lucia Sri Istiyowati 1, M. Isnin Faried 2, Dwi Atmojo W.P 3 (1) Faculty of Information Technology, lucia.istyowati@perbanas.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN MODUL PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEWIRAUSAHAAN MODUL PEMBELAJARAN 2013 ii PRAKATA Tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan individual discovery, proses pembelajaran yang sebelumnya lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus dilakukan oleh berbagai instansi yang dilandasi akan pentingnya pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem-Based Learning (PBL) 2.1.1 Definisi Problem-Based Learning (PBL) Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia kerja
Lebih terperinciPEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan
PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, perencanaan pembelajaran
Lebih terperinciSihar Tambun Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Abstrak
Intensitas Pemanfaatan Sumber Materi Perkuliahan Dalam Model Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi, Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Problem Based Learning (PBL) praktek klinik. Harsono (2009) juga menambahkan bahwa PBL
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Definisi Problem Based Learning (PBL) Menurut Alexander et al, (2007) PBL dikembangkan oleh Harold Barrow di Mc Master University Medical School
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODIK KHUSUS PEMBELAJARAN KEBIDANAN
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODIK KHUSUS PEMBELAJARAN KEBIDANAN P15KB SEMESTER I PENANGGUNG JAWAB PENGAJAR : Lisa Trina Arlym, SST, M.Keb : Lisa Trina Arlym, SST, M.Keb PROGRAM STUDI D IV BIDAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) PBL merupakan model pembelajaran yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian adalah pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah, maka diperlukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran dianggap dapat berhasil apabila proses dan hasil belajarnya baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan globalisasi, lulusan pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem Kesehatan Nasional dan mengikuti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran
Lebih terperinci(LP3M) UNIVERSITAAS ANDALAS
PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN DAN/ATAU ASESMEN MAHASISWA TAHAP I DAN II TAHUN 2015 LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU (LP3M) UNIVERSITAAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciR P S ( RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER)
R P S ( RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER) NAMA : FAISAL IRSAN PASARIBU, ST, S.Pd, MT JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS : TEKNIK MATA KULIAH : TEKNIK TENAGA LISTRIK SEMESTER : II TAHUN AJARAN : 2016/2017
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Defenisi Kurikulum Berbasis Kompetensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi 1.1 Defenisi Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum berbasis kompetensi ialah perangkat rencana dan peraturan tentang kompetensi dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma
Lebih terperinciBUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR SISTEM ELEKTRONIKA KAPAL. oleh. Tim Dosen
BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR SISTEM ELEKTRONIKA KAPAL oleh Tim Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia Maret 2016 DAFTAR ISI PENGANTAR BAB 1 INFORMASI UMUM 4 BAB 2 KOMPETENSI (CAPAIAN PEMBELAJARAN)
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciPANDUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) TENTANG METODE PEMBELAJARAN, KURIKULUM, TEKNOLOGI PEMBELAJARAN, DAN STRATEGI PENILAIAN MAHASISWA
PANDUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) TENTANG METODE PEMBELAJARAN, KURIKULUM, TEKNOLOGI PEMBELAJARAN, DAN STRATEGI PENILAIAN MAHASISWA LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU (LP3M) UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pemberian bekal bagi manusia untuk hidup bermasyarakat,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pemberian bekal bagi manusia untuk hidup bermasyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia dituntut untuk dapat menerima
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciEsty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun 1970-an. Model Problem Based Learning berfokus pada penyajian suatu permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Student center learning (SCL) atau pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses
Lebih terperincivariabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variable- variabel yang digunakan penelitian ini adalah Variabel (X) : kecerdasan emosional
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional a. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, korelasi digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional
Lebih terperinciSpesifikasi Jurusan Arsitektur
Spesifikasi Jurusan Arsitektur JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 Spesifikasi Jurusan Arsitektur Kode Dokumen : 00605 05002 Revisi : 06 Tanggal : 1 Agustus 2013 Diajukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Self-directed Learning (SDL) atau belajar mandiri adalah usaha individu yang otonomi untuk mencapai kompetensi akademis. Knowles mendeskripsikan belajar mandiri sebagai
Lebih terperinci