Analisis Dampak Penyakit Kusta terhadap Interaksi Sosial Penderita di Kecamatan Brondong, Lamongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Dampak Penyakit Kusta terhadap Interaksi Sosial Penderita di Kecamatan Brondong, Lamongan"

Transkripsi

1 Analisis Dampak Penyakit Kusta terhadap Interaksi Sosial Penderita di Kecamatan Brondong, Lamongan Nurul Azizah, Brodjol Sutijo SU, Adatul Mukarromah 3 MahasiswaJurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember,3 Dosen Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember azizah_080688@yahoo.co.id, brodjol_su@statistika.its.ac.id, 3 adatul@statistika.its.ac.id ABSTRAK Penyakit kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Seseorang berpeluang terkena kusta apabila tinggal di daerah endemis kusta. Salah satu daerah endemis kusta di JATIM adalah Lamongan dengan tingkat prevalensi pada tahun 008 sebesar 4,5/0.000 penduduk. Keberadaan penderita penyakit kusta pada umumnya masih ditakuti dan dikucilkan masyarakat sekitar. Perlakuan yang tidak adil tersebut menimbulkan masalah sosial yang akhirnya akan mempengaruhi interaksi sosial penderita kusta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial penyandang penyakit kusta di Kecamatan Brondong, Lamongan. Untuk memodelkan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disasosiatif digunakan analisis multivariat atau lebih tepatnya regresi multivariat dengan menggunakan kriteria AICc sebagai pemilihan model terbaik. Hasil analisis memberikan kesimpulan bahwa dari 5 kombinasi model regresi multivariat diperoleh nilai minimum AICc sebesar 447,49 dengan variabel yang mempengaruhi interaksi sosial adalah usia penderita kusta, tipe gejala klinis penyakit kusta dan diagnosa kusta. Melalui model yang diperoleh dapat diketahui bahwa penyakit kusta dapat memberikan dampak yaitu berkurangnya intensitas interaksi sosial seseorang, khususnya untuk dimensi kerja sama, asimilasi, konflik dan daya saing. Sedangkan penderita kusta dengan tipe MB interaksi sosialnya akan lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe PB. Kata kunci: Analisis Regresi Multivariat, AICc, Interaksi Sosial, Penyakit Kusta. Pendahuluan Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae. Mycobacterium leprae yang secara primer menyerang saraf tepi dan secara sekunder menyerang kulit serta organorgan lain (WHO, 003). Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemis. Kabupaten Lamongan adalah salah satu daerah endemis kusta di pantai utara Jawa Timur dengan prevalensi sebesar 4,5/0.000 penduduk (Dinkes Jatim, 008). Prevalensi Kabupaten Lamongan menunujukkan bahwa daerah tersebut telah mewakili sebagai daerah endemis kusta di Jawa Timur. Wilayah puskesmas Brondong Lamongan, saat ini prevalensinya sebesar 0,4/0.000 yang artinya dari penduduk di Brondong Lamongan yang menderita kusta sebanyak 0 orang. Prevalensi ini merupakan peringkat pertama dari seluruh kabupaten Lamongan (Puskesmas Brondong, 00). Keberadaan penderita penyakit kusta pada umumnya masih ditakuti dan dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Perlakuan yang tidak adil tersebut menimbulkan masalah sosial yang akhirnya akan mempengaruhi interaksi sosial khususnya bagi penderita kusta. Maryawati dan Suryawati (003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik dan respon antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

2 Penelitian sosial yang berhubungan dengan penyakit kusta pernah dilakukan sebelumnya. Kasmadji (00) menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan penderita kusta terhadap gangguan harga diri dengan menggunakan metode korelasi product moment. Fajar (004) meneliti hubungan antara berbagai faktor sosiokultural terhadap pengobatan dini dan keteraturan berobat pada penderita kusta dengan menggunakan metode regresi logistik. Hasil penelitian Fajar menunjukkan adanya pengaruh antara tingkat pengetahuan rendah, tingkat pengetahuan sedang, tingkat kepercayaan jelek dan sikap yang tidak mendukung terhadap upaya pengobatan dini yang dilakukan oleh penderita kusta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial penyandang penyakit kusta di Kecamatan Brondong, Lamongan. Untuk memodelkan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disasosiatif digunakan analisis multivariat atau lebih tepatnya regresi multivariat.. Tinjauan Pustaka Dalam makalah ini akan dijelaskan teori tentang analisis regresi multivariat dan Akaike s Information Criterion Corrected (AICc). Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing teori.. Analisis Regresi Multivariat Regresi linier multivariat adalah model regresi dengan variabel respon lebih dari satu yang saling berkorelasi dan satu atau lebih variabel prediktor (Johnson dan Wichern, 007). Misalkan terdapat variabel respon berjumlah p yaitu,,,..., p dan q variabel prediktornya X, X,..., X q, maka model linear multivariat adalah: 0 x... x q q 0 x... qxq x... x p 0 p p qp q p dimana : j : variabel respon/ tak bebas ke-j, j =,,..., p X l : variabel prediktor/ bebas ke-l, l =,,..., q q, q,, qp : parameter regresi yang nilainya belum diketahui j : eror dengan syarat E ) 0, Cov ( ( ), ( ) ) I i, k =,,, p ( ( i) i k ik. Akaike s Information Criterion Corrected (AICc) Akaike s Information Criterion Corrected (AICc) merupakan pengembangan dari Akaike s Information Criterion (AIC). Kriteria AICc memilih model terbaik dengan mempertimbangkan banyakanya parameter di dalam model. Dengan menggunakan matriks varian kovarian dari residual yang diperoleh dari meregresikan dengan variabel prediktor kombinasi. Hafidi dan Mkhadri (006) menyatakan besarnya AICc adalah sebagai berikut: AICc ˆ nd n (ln p), () ( n ( q p )) dengan: ˆ = matriks varian kovarian dari residual n = jumlah pengamatan p =jumlah variabel q =jumlah variabel X d = p q0,5 p( p)

3 Kriteria pemilihan model terbaik yang didapatkan dari nilai AICc, semakin kecil nilai AICc berarti semakin baik model yang digunakan..3 Penyakit Kusta Mycobacterium leprae merupakan agen penyebab penyakit kusta. Bakteri ini ditemukan oleh G.H. Armauer Hansen di Norwegia pada tahun 873, merupakan bakteri pertama yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada manusia (WHO, 003). Kusta memiliki dua tipe gejala klinis yaitu pausibasilar (PB) dan multibasilar (MB). Pausibasilar (PB) termasuk tipe kusta kering dan tidak menular. Tanda-tanda tipe PB adalah adanya bercak seperti panu dan bila disentuh dengan kapas masih terasa. Sedangkan tipe gejala klinis Multibasilar (MB) termasuk tipe kusta basah dan mudah menular. Tanda-tanda tipe MB adalah adanya bercak putih atau kemerahan tersebar merata di seluruh badan, dan kurang terasa bila disentuh dengan menggunakan kapas..4 Interaksi Sosial Murdiyatmoko dan Handayani (004) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Menurut Tim Sosiologi (00), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Sedangkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik seperti persaingan, kontravensi, dan konflik. Karp dan oels (007) menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi interaksi sosial seperti jenis kelamin, usia, bentuk tubuh seseorang, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. 3. Metodologi 3. Sumber Data dan Variabel Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner dan data sekunder dari puskesmas Kecamatan Brondong yang berupa data pasien kusta baru yang berobat tahun 0. Variabel respon yang digunakan dalam penelitian ini (kerja sama), (akomodasi), 3 (asimilasi), 4 (konflik yang timbul), 5 (daya saing) dan 6 (kontravensi). Sedangkan untuk variabel prediktor yang digunakan adalah X (jenis kelamin), X (usia), X 3 (tipe gejala klinis PB atau MB), X 4 (pendidikan terakhir), X 5 (pekerjaan), X 6 (penghasilan perbulan), X 7 (sebelum dan setelah didiagnosa menderita kusta). 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kusta yang berobat pada tahun 0 di Puskesmas Kecamatan Brondong, Lamongan Jawa Timur, yaitu sebanyak 75 pasien. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria yaitu pasien yang usianya 4 tahun. Karena Usia 4 tahun usia yang sudah mampu untuk mengenal diri dan memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya (Kartono, 990). Pasien kusta yang tercatat di Puskesmas Kecamatan Brondong dan berusia 4 tahun sebanyak 50 pasien. 3.3 Langkah Analisis Langkah awal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pertama adalah melakukan analisis deskriptif untuk mendapatkan karakteristik penderita kusta Kecamatan Brondong, Lamongan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas. 3

4 Untuk mencapai tujuan kedua adalah menentukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial dengan mengunakan analisis regresi multivariat, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut: a. Dalam analisis regresi multivariat pengujian yang pertama dilakukan adalah menguji apakah antar variabel respon berkorelasi atau tidak dengan menggunakan uji Barlett s. b. Melakukan regresi secara parsial pada variabel. Dimana variabel prediktor yang tidak signifikan tidak digunakan dalam meng AICc. c. Melakukan pemilihan model terbaik dengan kriteria AICc. d. Melakukan estimasi parameter model regresi multivariat. e. Melakukan pengujian signifikansi parameter terhadap model dengan menggunakan Wilk s Lambda. f. Melakukan pengujian asumsi residual IIDN. g. Menginterpretasikan model yang telah diperoleh. h. Membuat suatu kesimpulan. 4. Analisis dan Pembahasan Analisis deskriptif yang pertama dilakukan pada variabel respon. Hal ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing variabel respon. Hasil analisis statistik deskriptif setiap variabel respon dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel. Deskriptif Variabel Respon Variabel Respon () Sebelum didiagnosa kusta Mean Setelah didiagnosa kusta Mean = Kerja sama 3,4,6 = Akomodasi 3,5 4 3 = Asimilasi 4 3, 4 = Konflik,7,3 5 = Daya Saing 3,9,8 6 = Kontravensi,,8 Berdasarkan Tabel. dapat diketahui bahwa rata-rata interaksi sosial seseorang untuk dimensi kerja sama sebelum didiagnosa menderita kusta sebesar 3,4 dan setelah didiagnosa menderita kusta kerja samanya akan berkurang secara rata-rata menjadi,6. Hal ini dapat diartikan bahwa sebelum didiagnosa menderita kusta rentang intensitas mengikuti kerja sama berada pada rentang cukup sering sampai sering mengikuti kerja sama, namun setelah didiagnosa menderita kusta intensitas seseorang mengikuti kerja sama berada pada rentang jarang mengikuti kerja sama sampai cukup sering. Interaksi sosial seseorang untuk dimensi akomodasi sebelum didiagnosa menderita kusta rata-rata sebesar 3,5 dan setelah didiagnosa menderita kusta akomodasinya akan naik secara rata-rata menjadi 4. Hal ini dapat diartikan bahwa sebelum didiagnosa menderita kusta akomodasi (dukungan atau perhatian) yang diperoleh dari orang-orang terdekat berada pada rentang cukup baik sampai baik, namun setelah didiagnosa menderita kusta akomodasi yang diterima penderita kusta dari orangorang terdekat meningkat menjadi baik. Begitu juga untuk dimensi asimilasi sebelum didiagnosa menderita kusta rata-rata sebesar 4 dan setelah didiagnosa menderita kusta asimilasinya turun secara rata-rata menjadi 3,. Interaksi sosial seseorang yang mengarah ke bentuk pertentangan untuk dimensi konflik sebelum didiagnosa menderita kusta rata-rata sebesar,7 dan setelah didiagnosa menderita kusta, konflik seseorang turun secara rata-rata menjadi,3. Sedangkan untuk interaksi sosial seseorang yang mengarah ke bentuk pertentangan untuk dimensi daya saing sebelum didiagnosa menderita kusta rata-rata sebesar 3,9 dan setelah didiagnosa menderita kusta daya saing seseorang turun secara rata-rata menjadi,8. Dan untuk interaksi sosial 4

5 seseorang yang mengarah ke bentuk pertentangan untuk dimensi kontravensi sebelum didiagnosa menderita kusta rata-rata sebesar, dan setelah didiagnosa menderita kusta, kontravensi yang dialami penderita kusta akan naik secara rata-rata menjadi,8. 4. Deskriptif Penderita Kusta Kecamatan Brondong, Lamongan Berdasarkan hasil pengelompokkan usia dapat diketahui bahwa mayoritas penderita kusta berusia tahun yaitu sebanyak 3 orang dan jumlah penderita paling sedikit pada kelompok usia > 60 tahun dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 54% atau sebanyak 7 orang. Pada umumnya tingkat pendidikan penderita kusta paling banyak adalah SLTP, dan paling sedikit adalah perguruan tinggi. Jika dijumlahkan penderita kusta yang tidak sekolah dan SD sebanyak 9 orang atau sekitar 38%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan penderita kusta adalah rendah. Untuk tingkat pekerjaan dapat diketahui bahwa, sebanyak 4 penderita kusta masih sekolah, 0 penderita adalah bekerja sebagai petani, 5 penderita sebagai wiraswasta, 8 penderita bekerja di swasta, dan 0 sisanya adalah lain-lain (ibu rumah tangga dan tidak bekerja). Dengan mayoritas berpenghasilan kecil yaitu < Rp Sebanyak 38 orang atau sekitar 76% penderita kusta di Kecamatan Brondong memiliki tipe gejala klinis MB (tipe kusta basah dan mudah menular) dan sisanya 4% adalah tipe PB (tipe kusta kering dan tidak menular). Karena tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit kusta rendah, mengakibatkan penderita tidak tahu cara mengobati dan mengidentifikasi penyakit tersebut. Akibatnya, ketika didiagnosa menderita kusta mayoritas penyakitnya sudah bertipe MB. Sehingga pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait sebaiknya memberikan sosialisasi tentang penyakit kusta. 4. Analisis Regresi Multivariat Langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuisioner yang digunakan. Berikut merupakan uji validitas dan uji reliabilitas: 4.. Uji Validitas dan Reliabitias Uji validitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur, alat ukur tersebut berupa kuisioner. Hipotesis: H 0 : atribut tidak mengukur variabel yang sama (tidak valid) H : atribut mengukur variabel yang sama (valid) Taraf signifikansi : = 0,05 Daerah kritis : Tolak H 0 jika r hit 0,97 Tabel. Uji Validitas Faktor Nilai Korelasi (r) Nilai r 0,05(98) Keputusan Kerja sama 0,734 0,97 Valid Akomodasi 0,95 0,97 Valid Asimilasi 0,736 0,97 Valid Konflik 0,343 0,97 Valid Daya Saing 0,744 0,97 Valid Kontravensi 0,6 0,97 Valid Tabel. menunjukkan bahwa berdasarkan dari 50 responden, diperoleh nilai korelasi (r ) yang lebih besar dari r 0,05(98) pada item pertanyaan sampai 6. Sehingga sesuai dengan 5

6 hipotesis, maka keputusannya adalah tolak H 0, yang berarti seluruh item pertanyaan pada interaksi sosial sudah valid. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten dan dapat dipercaya apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Hipotesis : H 0 : Hasil pengukuran tidak konsisten H : Hasil pengukuran konsisten Taraf signifikansi : = 0,05 Daerah kritis : Tolak Ho jika Alpha Cronbach 0,6 Tabel 3. Nilai Reliabilitas Variabel Alpha Cronbach Keputusan Interaksi Sosial 0,66 Reliabel Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa diperoleh nilai Alpha Cronbach s sebesar 0,66. Karena nilai alpha cronbach tersebut lebih besar atau sama dengan dari 0,6 maka nilai reliabilitas cukup besar, sehingga dapat disimpulkan hasil pengukuran telah konsisten. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya untuk analisis regresi multivariat adalah melakukan pengujian pada semua variabel respon yang digunakan dalam penelitian apakah antar variabel respon tersebut berkorelasi atau tidak dengan uji Barlett. Berikut merupakan hasil pengujian dengan menggunakan Barlett Sphericity: Hipotesis : H 0 : R=I H : R I Statistik Uji : p 5 n ln R () 6 Daerah Penolakan : Tolak H 0 jika nilai 0,05;5 Tabel 3. Uji Barlett Sphericity Barlett s Test of Sphericity Approx. Chi- Square 6,96 Df 5 P-value 0,000 0,05;5 4,996 Hasil uji Barlett s di atas dapat diketahui, bahwa nilai sebesar 6,96 lebih besar dari nilai 0,05;5. Berdasarkan hipotesis di atas dapat diambil keputusan untuk menolak H 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa matriks korelasi tidak membentuk matriks identitas atau dapat diartikan antar variabel respon dalam penelitian ini saling berkorelasi. Sehingga analisis multivariat dapat digunakan pada penelitian ini. 6

7 4.. Pemilihan Model dengan Kriteria AICc Model regresi yang dibentuk adalah model regresi dengan melibatkan kombinasi dari variabel variabel prediktor. Mulai dengan penggunaan satu variabel prediktor sampai tiga belas variabel prediktor. Untuk mendapatkan model regresi multivariat terbaik digunakan kriteria AICc. Sebelum meng nilai AICc, dilakukan regresi secara parsial beberapa variabel. Dimana variabel prediktor yang tidak signifikan tidak digunakan dalam meng AICc. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan kombinasi model yang lebih sedikit. Berdasarkan variabel prediktor yang signifikan terbentuk 5 macam kombinasi model dengan variabel prediktor yang digunakan adalah usia (X ), tipe gejala klinis penyakit kusta (X 3 ), penghasilan (X 6 ) dan sebelum serta setelah didiagnosa kusta (X 7 ) dan menghubungkannya dengan variabel respon yaitu kerja sama ( ), akomodasi ( ), asimilasi ( 3 ), konflik ( 4 ), daya saing ( 5 ) dan Kontravensi ( 6 ). Melalui peran AICc, diperoleh nilai AICc minimum sebesar 447,49 dengan variabel prediktor yang berpengaruh adalah variabel X, X 3 dan X Penaksiran Parameter Untuk mendapatkan model regresi multivariat yang menggambarkan hubungan antara variabel prediktor dan respon perlu dilakukan estimasi parameter. Hasil estimasi parameter model regresi multivariat disajikan dalam Tabel 4 yaitu sebagai berikut: Tabel 4. Estimasi Parameter Model ˆ Parameter ˆ ˆ 3,094 3,979 4,07,06 3,785 3,408 0 ˆ,00 -,04 -,00 -,0,005,009 ˆ,00,040,005,078 -,075,530 3 ˆ -,860,50 -,930 -,346 -,90 -,680 7 Berdasarkan Tabel 4. diperoleh model regresi multivariat untuk masing-masing variabel respon. Model yang terbentuk yaitu sebagai berikut : 3,094 0,00 usia,0tipe 0,86 diagnosa ˆ ˆ ˆ3 ˆ4 ˆ5 3,979 0,04 usia 0,04 tipe 0,5diagnosa 4,07 0,00usia 0,005 tipe 0,93diagnosa,06 0,0usia 0,078 tipe 0,346 diagnosa 3,785 0,005 usia 0,075 tipe,9 diagnosa ˆ6 3,408 0,009 usia 0,53 tipe 0,68 diagnosa Model di atas, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi interaksi sosial (kerja sama, akomodasi, asimilasi, konflik, daya saing, dan kontravensi) pada penderita kusta di Kecamatan Brondong Lamongan adalah usia, tipe gejala klinis penyakit kusta (PB atau MB) dan diagnosa (sebelum dan sesudah didiagnosa menderita kusta). Sedangkan faktor faktor lain seperti jenis kelamin, pendidikan, dan penghasilan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial. Model pertama dapat diinterpretasikan bahwa penyakit kusta dapat memberikan pengaruh negatif pada keikutsertaan organisasi maupun kegiatan yang melibatkan banyak orang. Seseorang yang telah didiagnosa menderita kusta (dummy bernilai ), interaksi sosialnya (kerja sama) akan turun sebesar 0,86 jika faktor lain seperti usia dan tipe gejala klinis penyakit kusta tidak mengalami perubahan. Sedangkan interaksi sosial (kerja sama) untuk penderita kusta dengan tipe MB (dummy bernilai 0) jika usia sebesar tahun, maka interaksi sosial (kerja sama) akan bernilai sebesar,36. Nilai,36 diperoleh dari ˆ ˆ ˆ ˆ 7

8 ˆ 3,094 0,00 (),0(0) 0,86 (). Sedangkan untuk tipe PB (dummy bernilai ), kerja samanya akan bernilai 3,46. ang artinya seseorang dengan menderita kusta tipe PB akan lebih banyak berinteraksi bila dibandingkan dengan seseorang yang terkena kusta tipe MB. Untuk model lainnya dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama seperti model sebelumnya Uji Signifikansi Parameter Langkah selanjutnya adalah melakukan uji signifikansi parameter yang bertujuan untuk mengetahui apakah parameter berpengaruh secara signifikan dalam model. Uji signifikansi parameter dimulai dari uji secara serentak, kemudian dilanjutkan dengan uji parsial. Pengujian secara serentak dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan parameter signifikan dalam model. Hipotesis: H 0 : = 0 H : Minimal ada satu qp 0 Statistik Uji: ˆ E ' β'x' E H ' n y y' Daerah penolakan : Tolak H 0 jika, p, q, nq. Pada pengujian hipotesis diperoleh nilai Wilks Lambda sebesar 0,365 yang lebih kecil dari nilai 0,05,6,3, 96 yaitu 0,734 maka keputusannya adalah menolak H 0 yang berarti minimal ada satu parameter yang signifikan berpengaruh terhadap model. Besarnya hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor diperoleh dari nilai 0,365 0,635. Nilai sebesar 0,635 berada pada interval 0 dan. Nilai Semakin mendekati berarti hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor semakin erat. Untuk mengetahui apakah model regresi multivariat yang diperoleh layak digunakan atau tidak, untuk itu dilakukan pengujian terhadap parameter model secara parsial. Pengujian ini bertujuan untuk melihat pengaruh setiap variabel prediktor terhadap variabel-variabel respon secara parsial. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Variabel usia penderita kusta (X ) H 0 : H : Minimal ada satu 0 qp α : 0,05 Variabel dummy untuk tipe gejala klinis penyakit kusta MB atau PB (X 3 ) H 0 : H : Minimal ada satu 0 qp α : 0,05 Variabel dummy sebelum atau setelah didiagnosa menderita kusta (X 7 ) H 0 : H : Minimal ada satu 0 α : 0,05 qp (3) 8

9 Tabel 4. Hasil Peran Wilks Lambda Wilks Lambda 0,05,6,, 98 P-Value X 0,88 0,875 0,007 X 3 0,85 0,875 0,004 X 7 0,54 0,875 0,000 Tabel 4 merupakan hasil pengujian parameter secara parsial dengan menggunakan statistik uji Wilks Lambda, dimana nilai Wilks Lambda dari masing-masing variabel kurang dari nilai 0,05,6,, 98. Sesuai dengan hipotesis yang ada, maka diambil keputusan untuk menolak H 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi sosial (kerja sama, akomodasi, asimilasi, konflik, daya saing, dan kontravensi) dan ketiga variabel tersebut adalah variabel usia penderita kusta, variabel dummy untuk tipe gejala klinis penyakit kusta, dan variabel dummy sebelum atau setelah didiagnosa menderita kusta Uji Asumsi Residual Setelah dilakukan estimasi parameter model langkah selanjutnya yaitu pengujian asumsi residual. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah normal multivariate, identik, dan independen. Normal Multivariat Salah satu asumsi model regresi multivariat adalah matriks residual berdistribusi normal multivariat dengan pengujian sebagai berikut : Hipotesis: H 0 : Residual data berdistribusi normal multivariat H : Residual data tidak berdistribusi normal multivariat Setelah dilakukan pengujian distribusi normal multivariat dengan membuat q-q plot dari nilai d, diperoleh nilai d yang kurang dari sebanyak 5% maka keputusan i i yang diambil adalah gagal menolak H 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada residual memenuhi asumsi distribusi normal multivariat. Identik Setelah melakukan pengujian asumsi ditribusi normal multivariat, asumsi lain yang harus dipenuhi adalah matrik varian kovarian residual yang homogen. Untuk pengujian matriks varian kovarian residual dilakukan pengujian dengan menggunakan statistik uji Box s M (Morrison, 005). Hipotesis: H 0 : H : minimal ada satu k l untuk k l Hasil pengujian kehomogenan matrik varian kovarian dengan menggunakan Box s M didapatkan nilai u sebesar 0,68, karena nilai u < maka diambil keputusan p;0,5, (6)6(6) gagal menolak H 0. Sehingga dapat disimpulkan matriks varians-kovarian residual homogen. Independen Pengujian asumsi residual selanjutnya, selain asumsi residual berdistribusi normal multivariat, matrik varian kovarian residual data homogen dan asumsi residual data bersifat data 9

10 independent (saling bebas) juga harus dipenuhi. Pengujian asumsi residual data bersifat independent ini dilakukan menggunakan uji Bartlett Spericity (Morrison, 005) Hipotesis : H 0 : R=I H : R I Hasil pengujian independen pada matriks varians dengan menggunakan Bartlett Spericity diperoleh nilai sebesar 87,65, karena nilai 0.05,66 / maka diambil keputusan untuk tolak H 0. Sehingga dapat disimpulkan matriks varians-kovarian residual dependen. Hal ini berarti ada kecenderungan kesamaan jawaban antara responden satu dengan yang lain dalam hal interaksi sosial Uji Berpasangan Sampel t Uji berpasangan ini dilakukan untuk mengetahui apakah antara sebelum dan sesudah didiagnosa kusta untuk interaksi sosial penyandang kusta berbeda atau tidak. Uji berpasangan dilakukan pada masing-masing dimensi interaksi sosial. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut : H 0 : H : α : 0,05 Statistik Uji : X X t S / n / n p Daerah Penolakan : tolak H 0 jika t > t0,05 (98) atau t < yaitu t >,98 atau t < -,98 t, ( n n ) Tabel 5. Hasil Peran Uji t Dimensi Keterangan Mean S p Kerja sama Akomodasi Asimilasi Konflik Daya saing Kontravensi Sebelum 3,4 Setelah,56 Sebelum 3,48 Setelah 3,99 Sebelum 4,03 Setelah 3,0 Sebelum,69 Setelah,34 Sebelum 3,94 Setelah,75 Sebelum 3,86 Setelah 3,8 t,9 3,3 0,96 -,64 0,79 5,88 0,74,33 0,94 6,34 0,80 4,4 Tabel 5. merupakan hasil pengujian berpasangan sampel t, dimana nilai t dari masing-masing dimensi kurang dari -,98 atau lebih besar dari,98. Sesuai dengan hipotesis yang ada, maka diambil keputusan untuk menolak H 0. ang dapat diartikan bahwa masingmasing dimensi interaksi sosial sebelum didiagnosa kusta berbeda dengan setelah didiagnosa kusta. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penyakit kusta dapat mempengaruhi interaksi sosial 0

11 seseorang. Intensitas kerja sama, kemampuan berbaur, dan daya saing seseoarang akan berkurang jika orang tersebut terdiagnosa menderita kusta. 5. Kesimpulan Hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :. Interaksi sosial seseorang setelah didiagnosa menderita kusta untuk dimensi kerja sama, asimilasi, konflik dan daya saing secara rata-rata turun yang masing-masing menjadi,6 satuan, 3, satuan,,3 satuan dan,8 satuan. Sedangkan interaksi sosial setelah didiagnosa menderita kusta untuk dimensi akomodasi dan kontravensi secara rata-rata naik yang masing-masing sebesar 4 dan,8 satuan. Selain itu dari karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa usia penderita kusta di Kecamatan Brondong Lamongan berkisar tahun dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan tipe gejala klinis penyakit kusta di Kecamatan Brondonng Lamongan adalah tipe multibasilar (MB). Tipe ini adalah tipe kusta basah dan mudah menular. Penderita kusta di Brondong pada umumnya berpenghasilan rendah yaitu <Rp /bulan dengan tingkat pendidikan terakhir paling dominan adalah SLTP.. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, konflik, daya saing dan kontravensi adalah usia, tipe gejala klinis (PB atau MB), dan diagnosa kusta (sebelum dan setelah didiagnosa kusta) dengan model sebagai berikut: 3,094 0,00 usia,0tipe 0,86 diagnosa ˆ ˆ ˆ3 ˆ4 ˆ5 3,979 0,04 usia 0,04 tipe 0,5diagnosa 4,07 0,00usia 0,005 tipe 0,93diagnosa,06 0,0usia 0,078 tipe 0,346 diagnosa 3,785 0,005 usia 0,075 tipe,9 diagnosa ˆ6 3,408 0,009 usia 0,53 tipe 0,68 diagnosa Melalui model yang diperoleh dapat diketahui bahwa penyakit kusta dapat memberikan dampak yaitu berkurangnya intensitas interaksi sosial seseorang, khususnya untuk dimensi kerja sama, asimilasi, konflik dan daya saing. Sedangkan penderita kusta dengan tipe MB interaksi sosialnya akan lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe PB. 6. Daftar Pustaka Dinas Kesehatan Jawa Timur Laporan kusta tahun 008. Dinkes Jatim. Surabaya. Fajar, N. A Pengaruh Faktor Sosial Budaya dalam Keluarga terhadap Pengobatan Dini dan Keteraturan Berobat pada Penderita Kusta. FK UNAIR. Surabaya. Hafidi, B. dan Mkhadri, A A Corrected Akaike Criterion Baed on Kull back s Symmetric Divergence : Application in Time Series, Multiple and Multivariate Regression, Computational Statistics and Data Analysis 50, hal Johnson, R. A., & Wichern, D Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey: Prentice Hall. Karp dan oels Tiga Jenis Aturan dalam Interaksi Sosial, <URL: [diunduh 7 Februari 0].

12 Kartono Batasan Usia Remaja, <URL: [diunduh 7 Februari 0]. Kasmadji. 00. Studi tentang Hubungan antara Pengetahuan dan Gangguan Harga Diri pada Pasien Morbus Hansen di Poli Kulit dan Kelamin. Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAIR. Surabaya. Maryawati dan Suryawati Pengertian Interaksi Sosial, <URL: [diunduh 7 Februari 0]. Morrison, D. F Multivariate Statistical Methods Fourth Edition. The Wharton School University of Pennsylvania. Murdiyatmoko dan Handayani Pengertian Interaksi Sosial, <URL: [diunduh 7 Februari 0]. Puskesmas Brondong. 00. Laporan kusta tahun 00. UPT Puskesmas Brondong, kecamatan Brondong kabupaten Lamongan. Rencher, A. R. 00. Methods of Multivariate Analysis Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. New ork. Tim Sosiologi. 00. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial, <URL: [diunduh 7 Februari 0]. Walpole, E Pengantar Statistika. Edisi ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. World Health Organization (WHO) WHO Expert Committee on Leprosy. 7 th ed. WHO Technical Report Series. No Geneva. World Health Organization (WHO)-Leprosy Group Leprosy. In: Cook GC., Zumla A. (Eds). Manson s Tropical Diseases. st ed. Saunders. London. p World Health Organization (WHO) Weekly epidemiological report. 83(33):

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR Rosy Riskiyanti 1308.100.508 Dosen Pembimbing Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Latar Belakang

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 014, hal. 45-5 REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP Saniyah dan Budi Pratikno Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknik Universitas

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 907-916 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 017 Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner S - 1 Ayu Febriana Dwi Rositawati 1, Sri Pingit

Lebih terperinci

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan VIF Distribusi Poisson Regresi Poisson Kematian Bayi Kematian Ibu Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan 1 Pendaharan terberat pada masa nifas

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam dalam penelitian

Lebih terperinci

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 4(A) 14403 Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya Yuli Andriani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penderita kusta (lepra) di Indonesia dewasa ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini merupakan penyakit ringan,

Lebih terperinci

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min)

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min) Periode Maret 06, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-7658--3 Pemilihan Model Regresi Linier Multivariat Terbaik Dengan Kriteria Mean Square Error Dan Akaike s Information Criterion Edriani Lestari, Rito

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan profil perusahaan dan hasil penelitian setelah semua data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul. Berdasarkan teori yang ada, penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular, yang dapat menimbulkan masalah sangat komplek. Bukan hanya segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak menyimpang dan tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak menyimpang dan tidak BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Guna mengukur aspek-aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur yang reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempat hiburan yang dinamakan QYU-QYU Karaoke ini terbentuk berkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempat hiburan yang dinamakan QYU-QYU Karaoke ini terbentuk berkat 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan yang bergerak dibidang jasa hiburan ini bukanlah satusatunya peusahaan peneyedia jasa hiburan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008 yang beralamat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008 yang beralamat di 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian CV. Intertech Computer Gorontalo adalah perusahaan milik sendiri yang didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN. Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar. Abstrak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN. Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar. Abstrak 97 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar Abstrak Analisis diskriminan adalah metode statistika yang digunakan untuk mengelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi guru, motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila data tidak valid

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Pada penelitian ini, penulis melakukan survei di KPP Pratama Cempaka Putih, dan penulis memperoleh data pertumbuhan jumlah Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap pernyataan dalam kuisioner, digunakan rumus korelasi product

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut. Singarimbun&Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut. Singarimbun&Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun&Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian pengujian hipotesis. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2010, hlm. 38) menyatakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

Pembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas Tujuan Penulisan 1. Untuk menganalisis variabel bebas (motivasi, persepsi, dan sikap konsumen) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). 2. Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2011:62), desain asosiatif kausal berguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) dari PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA dengan METODE ARIMA BOX JENKINS

ANALISIS PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) dari PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA dengan METODE ARIMA BOX JENKINS ANALISIS PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) dari PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA dengan METODE ARIMA BOX JENKINS Oleh: Rizky Amlia Rachmawati (1306.030.046) Dosen Pembimbing: Dra. Madu Ratna, M.Si

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun

I. PENDAHULUAN. Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae ( M.leprae ) yang menyerang hampir semua organ tubuh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh MSDM, motivasi terhadap kinerja Karyawan dengan melakukan penyebaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisa dan Pembahasan Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua karyawan staff PT Bakrie Metal Industries yang berada di Unit Bekasi yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah 90 3.2 Langkah-langkah Penelitian 3.2.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK Yulisa Gardenia Email : yulisa_gardenia@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION

PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION DAN ALL POSSIBLE SUBSET SELECTION PADA JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) ( Studi Kasus di Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B a b I V H a s i l P e n e l i t i a n d a n P e m b a h a s a n 148 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Besarnya pengaruh kualitas pelayanan fiskus dan ketegasan sanksi pajak dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini ditujukan pada bank yang berada di Bandung Pusat dengan responden bersyarat yaitu seorang manajer bank. Dalam hal ini peneliti

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam menguji validitas dan reliabilitas faktor-faktor dan variabel penelitian Kepuasan Kerja karyawan ini dilakukan memakai

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Dinas KOPEGTEL GORONTALO( Koperai pegawai telkom Gorontalo ) didirikan pada tanggal 10 juli 1986 dan disyahkan Badan Hukum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 61 BAB IV ANALISIS DATA Dalam Bab IV ini, hasil dari perhitungan statistik dianalisis dan dibahas. Perhitungan statistik dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.00. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah preferensi konsumen, sedangkan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum responden Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Kampus Meruya Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STATISTIK TERHADAP PELANGGAN INTERNET DI WILAYAH SURABAYA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

ANALISIS STATISTIK TERHADAP PELANGGAN INTERNET DI WILAYAH SURABAYA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER ANALISIS STATISTIK TERHADAP PELANGGAN INTERNET DI WILAYAH SURABAYA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Oleh: DENI DWI WIJAYANTO (1309 100 079) Dosen Pembimbing: Dra.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh

Lebih terperinci

Disusun oleh: Eny Maryati/ /4EB11 Pembimbing : Dr. Raden Supriyanto, Msc

Disusun oleh: Eny Maryati/ /4EB11 Pembimbing : Dr. Raden Supriyanto, Msc Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance Pajak Penghasilan (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kanwil DJP Jakarta Pusat dan Kanwil DJP Jawa Barat I) Disusun oleh: Eny Maryati/20208442/4EB11

Lebih terperinci

Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD

Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD TUGAS AKHIR Oleh : Arief Yudissanta (1307 030 019) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD PENGELOMPOKAN SEKOLAH DASAR BERDASARKAN RATA-RATA NILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL DI SETIAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah karyawan-karyawan dengan jabatan manajer pada perusahaan manufaktur yang ada di kota Semarang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006, hlm. 118), Objek Penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Partisipan Penelitian Riset partisipan dalam penelitian ini adalah penderita Tuberkulosis yang sedang menjalankan pengobatan di Instalasi Rawat Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:8) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar umum Lazada Indonesia Lazada Indonesia merupakan top online retailer di Indonesia. Perusahaan ini memberikan kesempatan kepada konsumen untuk membeli segala jenis

Lebih terperinci

ANALISIS KORESPONDENSI PENYAKIT MENULAR DI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2010

ANALISIS KORESPONDENSI PENYAKIT MENULAR DI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR ANALISIS KORESPONDENSI PENYAKIT MENULAR DI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2010 Oleh : Danang Wahyu Prasetyo (1307 030 048) Dosen Pembimbing : Dr. rer. pol. Heri Kuswanto Pendahuluan Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Dari 12 KPP Pratama yang ada di wilayah Jakarta Selatan, hanya 4 KPP yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Data kuesioner yang berhasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

Lebih terperinci

besar dari r tabel maka dinyatakan valid. Secara manual rumus uji tersebut adalah: n xy - xy r xy = n x 2- ( x)2 n y 2 - ( y)2

besar dari r tabel maka dinyatakan valid. Secara manual rumus uji tersebut adalah: n xy - xy r xy = n x 2- ( x)2 n y 2 - ( y)2 besar dari r tabel maka dinyatakan valid. Secara manual rumus uji tersebut adalah: n xy - xy r xy = n x - ( x) n y - ( y) n 00;78) r xy = korelasi antara x dan y x = skor nilai x y = skor nilai total y

Lebih terperinci

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR)

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) PEMODELAN JUMLAH KASUS KANKER SERVIKS DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN ANALISIS GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) 12/06/2012 Oleh: RIZA INAYAH / 1309.030.042 Dosen Pembimbing: DR. Purhadi, M.Sc Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Oleh : Ratna Nurmalitasari ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

Oleh : Ratna Nurmalitasari ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Statistik Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Layanan Di Galeri Sony Ericsson WTC Surabaya Oleh : Ratna Nurmalitasari (1307030033) Dosen Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian

BAB 3. Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI). Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif guna mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LINIER MULTIVARIAT UNTUK DATA KUALITATIF DALAM MENGETAHUI TUJUAN MAHASISWA MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL

ANALISIS REGRESI LINIER MULTIVARIAT UNTUK DATA KUALITATIF DALAM MENGETAHUI TUJUAN MAHASISWA MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL ANALISIS REGRESI LINIER MULTIVARIAT UNTUK DATA KUALITATIF DALAM MENGETAHUI TUJUAN MAHASISWA MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL 1 2 3 Tony Yulianto, M.Fariz Fadillah Mardianto, Nurul M rifatil Laila Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Juli 03 PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA Marlon Stivo Noya Van Delsen, *) dan Muhammad Mashuri ) ) Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MULTIVARIAT PADA PROSES PENGGILINGAN AKHIR SEMEN DI PT. SEMEN GRESIK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MULTIVARIAT PADA PROSES PENGGILINGAN AKHIR SEMEN DI PT. SEMEN GRESIK Seminar Tugas Akhir Diploma III Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember 011 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MULTIVARIAT PADA PROSES PENGGILINGAN AKHIR SEMEN DI PT. SEMEN GRESIK Oleh : Yuanita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi operasional 1. Variabel penelitian a. Variabel bebas adalah variabel yang bila dalam suatu saat berada bersama variabel lain, dimana variabel

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci