BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 EXHAUST GAS FAN Gambar 2. 1 Exhaust gas fan (Sumber: Siemens VAI, 2009) Hampir setiap pabrik memiliki fasilitas fan dan blower untuk ventilasi atau proses industri yang memerlukan aliran udara. Sistem fan penting untuk menjada pekerjaan proses industri, dan terdiri dari sebuah fan, motor listrik, sistem penggerak, saluran atau pemipaan, peralatan pengendali aliran. Exhaust Gas Fan sendiri adalah mesin atau alat yang digunakan menghisap ataupun menghembuskan aliran udara atau gas kepada ruang yang dituju. Menurut UNEP (2006) dalam pedoman efisiensi energi untuk industri di Asia menyatakan bahwa fan, blower dan kompresor dibedakan oleh metode yang digunakan untuk menggerakan udara, dan oleh tekanan sistem operasinya. The American Society of Mechanical Engineers (ASME) menggunakan rasio spesifik, yaitu

2 5 rasio tekanan pengeluaran terhadap tekanan hisap, untuk mendefinisikan fan, blower dan kompresor seperti pada tabel berikut : Tabel 2. 1 Perbedaan antara fan, blower dan kompresor (Sumber: UNEP, 2006) Peralatan Pebandingan Spesifik Kenaikan Tekanan (mmwg) Fan Sampai 1, Blower 1,11 1, Kompresor >1,20 - Fan beroperasi dibawah beberapa hukum tentang kecepatan, daya dan tekanan. Perubahan dalam kecepatan berbagai fan akan memprediksi perubahan kenaikan tekanan dan daya yang diperlukan untuk mengoperasikan fan pada RPM yang baru (UNEP, 2006). Hal ini dapat dilihat pada gambar. Gambar 2. 2 Kecepatan, tekanan dan daya fan (Sumber: UNEP, 2006) Dapat diketahui bahwa fan terdapat dua jenis yaitu fan sentrifugal dan fan aksial. Fan sentrifugal beroperasi menggunakan impeler berputar untuk menggerakan aliran udara sedangkan fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu fan (UNEP, 2006).

3 Fan Sentrifugal Fan sentrifugal meningkatkan kecepatan aliran udara dengan impeler berputar. Kecepatan meningkat sampai mencapai ujung blades dan kemudian diubah ke tekenan. Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi yang cocok untuk kondisi operasi kasar, seperti sistem dengan temperature tinggi, aliran udara kotor atau lembab, dan handling bahan. Gambar 2. 3 Fan sentrifugal (backward inclined fan (Sumber: EBMPAPST, 2017) Fan Aksial Fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu fan. Cara kerja fan aksial seperti impeler pesawat terbang: blades fan menghasilkan pengangkatan aerodinamis yang menekan udara. fan ini terkenal di industri karena murah, bentuknya yang kompak dan ringan. Gambar 2. 4 Fan aksial (Sumber: Lorencook, 2017)

4 7 2.2 JOURNAL BEARING Bearing secara umum dapat diartikan sebagai bantalan yang digunakan untuk menopang elemen berputar lainnya. Pada umumnya bearing terbagi dua jenis yaitu sliding contact bearing dan roller contact bearing. sliding contact bearing lebih sering disebutt sebagai journal bearing, sedangkang roller contact bearing dibagi menjadi dua yaitu ball bearing dan roller bearing (Sularso, 1997). Gambar 2. 5 (a) Sliding contact bearing (b) (Sumber: Kurniawan, 2011) Mekanisme kontak journal bearing yaitu terjadi proses slide (peluncuran) yang terjadi pada permukaan kontak antara elemen yang berputar dan elemen yang tetap. Journal bearing berdasarkan kemampuan menerima pembebanan juga dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Radial bearing bearing jenis ini mampu menahan gaya pada arah radial tegak lurus dari pergerakan elemen yang berputar. b. Trust bearing bearing ini mampu menahan gaya searah sumbuh putar poros. Berdasarkan prinsip kerjanya, journal bearing dibagi menjadi dua yaitu bearing hydrodinamic dan bearing hydrostatic. Bearing hydrodinamic adalah ketika bearing menghasilkan film pelumas bertekanan dalam bearing tersebut untuk menopang beban akibat perputaran poros. Sedangkan bearing hydrostatic juga menggunakan film pelumas bertekanan untuk menopang beban, namun tekanan ini disuplai dari sumber luar.

5 Mekanisme Pelumasan Journal bearing banyak digunakan pada mesin-mesin besar (turbomachinery) karena dapat memberikan kesetabilan posisi komponen yang berputar. Journal bearing merupakan komponen penting dalam kompresor, pompa, turbin, motor dan generator, secara umum journal bearing terdiri dari sebuah poros berputar (journal) dengan bearing silindris. Journal dan permukaan bearing dipisahkan oleh adanya lapisan pelumas (cairan atau gas) yang memberikan clearence antara kedua permukaan. Besar clearence pada umumnya sangat kecil ( radius journal) dan mempunyai empat fungsi utama yaitu : Kemudahan assembling antara journal dan bearing. Memberikan ruang untuk pelumas. Mengakomodasi ekspansi thermal. Mentoleransi misalignment (ketidak ejajaran) dan defleksi poros. Tujuan utama sebuah journal bearing yaitu memberikan gaya dukung radial pada sebuah poros berputar. Ketika tidak ada beban, titik pusat dari journal dan bearing tidak saling menyatu tetapi dipisahkan oleh adanya jarak eksentrisitas. Susunan eksentrisitas terjadi karena adanya geometri irisan yang konvergen, bersama dengan pergerakan relatif antara journal dan bearing, sehingga tersipta tekanan oleh adanya efek viskositas pada lapisan pelumasan dan akhirnya menghasilkan kemampuan gaya angkat. Namun, jika beban terlalu besar atau pergerakan poros terlalu lambat, geometri irisanini tidak akan tebentuk sehingga kontak antara dua solid (bearing dan journal) dapat terjadi. Ada tiga mekanisme untuk menghasilkan gaya angkat, antara lain : Wedge effect yaitu dengan memberikan efek kemiringan pada benda bagian atas sedangkan permukaan bagian bawah diberi kecepatan sesuai arah putaran. Strech effect yaitu dengan memberikan kecepatan pada permukaan searang sumbu putar dan bagian atas horinzontal diam. Squeeeze effect yaitu dengan memberikan efek kecepatan naik turun pada benda bagian atas, sedangkan bagian bawah diam.

6 9 Gambar 2. 6 Mekanisme gaya angkat (Sumber: Kurniawan, 2011) 2.3 VIBRASI Vibrasi adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Kesetimbangan adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Vibrasi dapat ditunjukkan dengan cara yang sederhana yaitu dengan pegas yang diberi beban. Kemudian pegas ditarik dan dilepaskan. Pada pegas akan tampak gerakan bolak balik dari atas ke bawah. Gambar 2. 7 Model getaran sederhana (Sumber: Dionisius, 2014) Gerak tersebut merupakan gerak periodik dan harmonik, dimana hubungan antara simpangannya (X) dengan massa (m) dan waktu (t) dapat dilihat dalam persamaan sinus: X = X 0 sin wt Selain simpangan (displacement) ada dua besaran lainnya yang digunakan untuk menganalisa vibrasi, yakni kecepatan (velocity) dan percepatan (acceleration).

7 10 Bentuk gelombang dari ketiga komponen besaran vibrasi tersebut dapat ditunjukkan gambar dimana simpangan menunjukkan kurva sinus, kecepatan menunjukkan kurva cosinus dan percepatan kembali menunjukkan kurva sinus. Gambar 2. 8 Waveform simpangan, kecepatan dan percepatan (Sumber: Dionisius, 2014) Tiga terminologi utama untuk menggambarkan sinyal vibrasi adalah amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan simpangan maksimum getaran, Gambar 2. 9 Amplitudo, frekuensi, dan fasa (Sumber: Dionisius, 2014) Pada Gambar disimbolkan dengan X0. Amplitudo diukur dengan tiga cara, displacement (mills, micron), velocity (ips, mm/s) dan acceleration (g, mm/s2, inch/s2). Frekuensi merupakanbanyaknya getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu (sekon/detik). Satuan frekuensiadalah Hz, cps, cpm dan RPM. Phase adalah perbedaan posisi dari vibrasi sebuah titik relatif terhadap titik referensi yang diam atau

8 11 relatif terhadap titik lain yang bergetar (Raharjo Dwi, 2006). Pada gambar diatas ditunjukkan amplitudo, frekuensi (sumbu-x) dan phase (beda antara kurva merah dan hitam). Ketiga terminologi tersebut dapat digunakan untuk mencari karakteristik dari suatu getaran. Dengan melakukan analisa sinyal vibrasi dari suatu getaran akan diperoleh informasi yang dapat digunakan untuk menentukan kondisi mesin. Mesin yang ideal tidak akan bergetar karena energi yang diterimanya digunakan sepenuhnya oleh mesin itu sendiri. Mesin yang dirancang dengan baik akan menghasilkan vibrasi yang relatif rendah tetapi dengan bertambahnya usia mesin dan dengan pengoperasian dalam jangka waktu lama akan menyebabkan mesin tersebut mengalami : Keausan pada elemen mesin. Proses pemantapan pondasi (base plate) sedemikian rupa sehingga terjadi deformasi sehingga mengakibatkan misalignment pada poros. Perubahan perilaku dinamik pada mesin sehingga terjadi perubahan frekuensi Karakteristik Getaran Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah mekanik yang terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut. Karakteristikkarakteristik getaran yang penting antara lain adalah: Frekuensi Getaran Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement) Kecepatan Getaran (Vibration Velocity) Percepatan Getaran (Vibration Acceleration) Phase Getaran

9 12 Dengan mengacu pada gerakan pegas, kita dapat mempelajari karakteristik suatu getaran dengan memetakan gerakan dari pegas tersebut terhadap fungsi waktu. Gambar Hubungan karakteristik (Sumber: Fajar, 2009) Frekuensi Vibrasi Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan dengan frekuensi yang menyatakan banyaknya gerakan bolak-balik (satu siklus penuh) tiap satuan waktu. Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran dapat dinyatakan dengan persamaan (3.1). (3.1) dengan, f = frekuensi (Hz) T = periode (detik) Fekuensi lingkaran atau kecepatan sudut dapat dihitung dengan persamaan (3.2). (3.2) dengan, = kecepatan sudut (rad/s) f = frekuensi (Hz)

10 13 T = Periode (second) Perpindahan Vibrasi (Vibration Displacement) Jarak yang ditempuh dari suatu puncak ke puncak yang lainnya disebut dengan perpindahan dari pucak ke puncak atau yang disebut dengan peak to peak displacement. Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan dalam satuan micron ( m) atau mils. Kecepatan Vibrasi (Vibration Velocity) Velocity merupakan kecepatan gerakan bolak-balik pada suatu periode waktu tertentu. Kecepatan ini selalu berubah sepanjang jarak yang ditempuhnya, dimana pada posisi positif maksimum dan negatif maksimum kecepatan adalah nol. Pada posisi gerakan melewati daerah netral kecepatan adalah maksimum. Karena getaran merupakan suatu gerakan, maka getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan. Velocity = 2 f A cos (2 f t) (3.3) dengan, Velocity = Kecepatan vibrasi (mm/s) A = Gap/jarak (micron) f = Frekuensi gerakan bolak-balik (Hertz) t = Waktu (detik) Dalam pengukuran vibrasi hanya dapat mengukur kecepatan maksimum atau yang disebut dengan peak velocity. Kecepatan ini biasanya dalam satuan mm/det (peak). Karena kecepatan ini selalu berubah secara sinusoidal, maka seringkali digunakan pula satuan mm/sec (rms). Velocity juga diartikan sebagai indikator yang paling baik untuk mengetahui masalah vibrasi (contohnya unbalance, misalignment, mechanical looses, dan kerusakan bearing atau bearing defect) pada mesin berkecepatan sedang. Velocity adalah ukuran kecepatan suatu benda pada saat bergerak atau bergetar selama berisolasi. Kecepatan suatu benda adalah nol pada batas yang

11 14 lebih tinggi atau lebih rendah, dimulai pada saat berhenti pada suatu titik sebelum berubah arah dan mulai untuk bergerak kearah berlawanan. Velocity dapat ditunjukkan dalam suatu inch per second (in/sec) atau millimeter per second (mm/sec) Satuan Pengukuran Ada beberapa satuan-satuan yang digunakan dalam suatu pengukuran getaran. Harga Peak-to-peak : adalah harga amplitudo dari gelombang sinusoida mulai dari batas atas sampai ke batas bawah. Pengukuran displacement suatu getaran biasanya menggunakan harga peak-to-peak dengan satuan mils atau mikron. Harga Peak adalah harga peak-to-peak dibagi dua atau setengah dari harga peak-to-peak. Harga RMS (root-means-square) adalah harga digunakan untuk mengklasifikasikan keparahan getaran dari suatu mesin. Harga RMS ini mengukur harga energi efektif yang dipakai untuk menghasilkan getaran pada suatu mesin. Untuk gerak sinusoidal harga RMS adalah X peak. Sedangkan Harga Average dari suatu gelombang sinusoidal adalah X harga peak. Tabel 2. 2 Satuan pengukuran (Sumber: Fajar, 2009) CONVERSION FACTOR PEAK PEAK TO PEAK RMS AVERAGE PEAK TO PEAK PEAK RMS AVERAGE TITIK PENGUKURAN Secara umum dianjurkan untuk mengukur vibrasi dekat dengan sumbernya untuk meminimalisasi pengaruh-pengaruh yang dikhawatirkan akan merubah sinyal vibrasi. Titik pengkuran yang disukai biasanya adalah pada komponen yang kaku,

12 15 seperti rumah bantalan atau gearbox. Untuk monitoring yang bersifat rutin ISO Sebagai acuan merekomendasikan pengukuran pada arah horizontal saja atau pada arah vertical sudah cukup memadai. Pada poros yang dipasang horizontal, titik pengukuran pada komponen kaku pada arah horizontal akan mendapatkan hasil pengkuran yang paling besar. Tetapi pengukuran vibrasi pada sambungan fleksibel pada mesin akan mendapatkan hasil yang besar pada arah vertikal. Titik pengukuran pada pillow block bearings, harus dilakukan pada ketiga arah sumbu poros, seperti yang ditampilkan pada gambar dibawah ini: Gambar Titik pengukuran bearings (Sumber:Kurniawan,2011) Demikian juga pengukuran pada rumah motor, dilakukan pada ketiga arah sumbu seperti pada gambar dibawah ini: Gambar Titik pengukuran rumah motor (Sumber:Kurniawan,2011) Pada titik pengukuran secara vertical adalah menempatkan alat pada posisi vertical berbanding dengan arah horizontal pada rumah motor, dan axial sejajar

13 16 garis lurus dengan poros. Pengambilan pada tiga sumbu berfungsi untuk melihat kondisi vibrasi pada masing-masing sumbu seperti yang sudah dibahas diatas karena disetiap sumbu mempunyai vibrasi yang berbeda. Dan pada setiap kondisi dapat ditentukan karakteristik kerusakan dengan melihat sinyal vibrasi dari masing-masing sumbu pengukuran. 2.5 STANDAR ISO Standar ISO dibangun oleh Komite Teknis yang terdiri dari para pakar yang dipinjam dari sector teknis, bisnis dan industry. Para pakar ini berpartisipasi sebagai perwakilan dari negara-negara anggota ISO (sekarang ini beranggota 145 negara). Komite Teknik bertemu,berdiskusi, berdebat, dan berargumentasi hingga mereka menetapkan consensus yang akan menjadi draft kesepakatan. Draft kesepakatan yang biasa dikenal sebagai Draft International Standard (DIS) ini diedarkan kesemua anggota ISO untuk dikomentari seringkali harus dilakukan pemilihan. DIS yang sudah disepakati dan sudah dimodifikasi menjadi draft final yang dikenal sebagai Final Draft International Standard (FDIS). Draft final diedarkan ke semua anggota dan lalu dilakukan pemilihan. Dokumen akhir menjadi International Standard. Hampir semua standar vibrasi pada mesin disusun oleh komite teknis TC108 (Mechanical Vibrations and Shock). TC108 beranggotakan 22 negara dan peninjau dari 25 negara. Hingga bulan Mei 2003, TC108 menerbitkan 98 standar. Berkenaan dengan vibrations severity, ISO mengeluarkan beberapa standar diantara bisa dilihat pada table dibawah ini ISO Standar ISO adalah salah satu standar turunan dari ISO series diatas yang paling banyak pula digunakan oleh seorang analisis sebagai indicator tingkat vibrasi dan sebagai acuan batasan tingkat vibrasi. Namun sebelum memakai standar ini harus dimulai dengan mengklasifikasikan terebih dahulu mesin yang akan kita ukur. Seperti salah satunya ialah melihat pondasi mesin yang seperti apa untuk mengklasifikasikannya dan type mesin tersebutnya.

14 17 Tabel 2. 3 ISO (sumber: Hamid,2012) Keterangan Tabel di atas sebagai berikut : Zona A berwarna hijau, getaran dari mesin sangat baik dan dibawah getaran yang diijinkan. Zona B berwarna hijau muda, getaran dari mesin baik dan dapat dioperasikan tanpa larangan. Zona C berwarna kuning, getaran dari mesin dalam batas toleransi dan hanya dioperasikan dalam waktu terbatas. Zona D berwarna merah, getaran dari mesin dalam batas berbahaya dan dapat terjadi kerusakan sewaktu-waktu. 2.6 ANALISIS KEGAGALAN DAN PENCEGAHAN Analisis kegagalan dan pencegahan kegagalan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan guna perbaikan kualitas suatu produk atau sistem, kegiatan ini bukan hanya diperlukan untuk menganalisis tetapi dipelukan untuk penggunaan asuransi sebagai klaim dan kegagalan akibat dari pengguna. (ASM Handbook, 2002). Secara umum kualitas produk atau sistem yang baik dalam merespon tuntutan pelanggan

15 18 yang tinggi meliputi : tingkat keamanan penggunan yang lebih baik, memperbaiki tingkat kehandalan, unjuk kerja yang lebih baik, efisiensi yang besar, pemeliharaan yang mudah, dan mengurangi dampak bruk terhadap lingkungan. Kegagalan yang terjadi dapat mengakibatkan kematian, luka pada orang, kerusakan pada hak milik, tidak beroperasinya pabrik, kerugian dalam produksi, perkara yang mahal dan berkepanjangan yang diakibatkan karena kredebilitas pabrik pembuat dan keandalan produk yang dibuat. Menurut ASM Handbook (2002) menyatakan bahwa pada saat kegagalan terjadi maka diperlukan suatu teknik analisis untuk menentukan penyebab yang terjadi, berikut langkah pemecahan yang harus diambil. langkah utama dimodelkan untuk proses problem sloving berikut : Gambar Problem solving (Sumber: ASM Handbook, 2012)

16 19 Identifikasi : Menggambarkan kondisi aktual, menentukan kekurangan yang terjadi dalam bentuk gejala atau indikator. Menentukan pengaruh kekurangan tersebut pada komponen, produk, sistem dan pelanggan. Menentukan akar penyebab : Melakukan analisis terhadap masalah, untuk mengidentifikasi penyebabnya. Mentukan tindakan korektif : Membuat daftar solusi untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kembali masalah yang serupa. Menghasilkan alternatif perbaikan dan merencanakan implementasi perbaikan. Validasi dan verifikasi tindakan korektif : Melakukan pengujian tindakan koreksi sebagai pilot study. Mengukur efektivitas perubahan, melakukan validasi terhadap perbaikan yang dilakukan dan memverifikasi bahwa masalah telah diperbaiki sesuai dengan kepuasan pelanggan. Standarisasi : Memasukan tindakan koreksi ke dalam sistem dokumentasi standard perusahaan, organisasi, atau industri untuk mencegah terulangnya kembali kejadian serupa pada produk atau sistem. 2.7 Analisis Vibrasi Analisis vibrasi digunakan untuk menentukan pengoperasian peralatan dan kondisi mekanis peralatan. Keuntungan utama adalah bahwa analisis getaran dapat mengindetifikasi perkembangan masalah sebelum masalah itu menjadi serius dan menyebabkan downtime yang tidak terjadwal (Hamid, 2012). Hal ini dapat dicapai dengan melakukan pemantauan berkala dari getaran mesin baik dengan secara kontinu atau dengan interval yang terjadwal. Pemantauan getaran yang teratur dapat mendeteksi bantalan yang tidak sempurna atau cacat, peralatan mekanik yang kendor dan indikator atau gigi yang rusak. Analisis getaran juga dapat mendeteksi misalignment dan ketidak seimbangan (unbalance) sebelum kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada bantalan atau poros.

17 20 a Gambar Jenis misalignment b a. Parallel misalignment c b. Angular misalignment c. Correct alignment (Sumber: Hamid, 2012) Menurut Hamid (2012) bahwa tren tingkat atau level getaran dapat mengindetifikasi praktek pemeliharaan yang buruk, seperti instalasi bantalan dan penggantian bantalan yang tidak benar, alignment poros yang tidak akurat atau balancing rotor yang tidak teliti. Semua mesin yang berputar menghasilkan getaran yang merupakan fungsi dinamika dari mesin, seperti alignment dan balancing dari bagian bagian yang berputar. Pengukuran amplitudo getaran pada frekuensi tertentu dapat memberikan informasi berharga tentang akurasi pada alignment poros dan balancing, kondisi bantalan atau roda gigi, dan efek pada mesin karena resonasi terhadap plate, pipa, dan struktur lainnya. Pengukuran getaran adalah suatu metoda yang efektif, non-intrusive (tidak mengganggu) untuk memantau kondisi mesin selama start-up, shutdown, dan pengoperasian normal. Analisis yang biasa digunakan terutama pada peralatan yang berputar seperti turbin, pompa, motor, kompresor, gearbox dan peralatan mesin lainnya adalah analisis spektrum. Untuk mendapatkan analisis spektrum diperlukan proses yang seperti yang dijelaskan dibawah Analisis Waveform Pada pengukuran vibrasi sinyal input berupa getaran mekanik diubah oleh tranduser menjadi sinyal tegangan kemudian ditransmisikan ke elemen pengkondisi sinyal, diproses oleh elemen pemroses sinyal dan akhirnya ditampilkan dalam bentuk data angka maupun grafik (spektrum,waveform dan trend). Gelombang dalam bentuk yang komplek sangat sulit dibaca dan dianalisis. Bentuk gelombang komplek ini bisa ditransformasi menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan menggunakan operasi matematik yang dinamakan Fourier Fast Transform (FFT). Sehingga menghasilkan gambar yang lebih mudah dianalisis.

18 Fourier Fast Transform (FFT) Gambar Proses FFT (Sumber: Purwadani, 2011) FFT (Fourier Fast Transform) adalah varian tercepat dari pada varian lainnya seperti DFT (Discreete Fourier Transform). Dimana FFT menggunakan algoritma yang canggih untuk melakukan proses yang sama dengan DFT, namun perbedaannya FFT menggunakan waktu yang lebih singkat. Karena kecepatan dan sifat diskritnya inilah yang membuat FFT digunakan pada berbagai pengolahan sinyal digital termasuk yang paling utama kita gunakan adalah pengolahan sinyal vibrasi. Dengan menggunakan Fourier analysis atau spectrum analysis, gelombang berbasis waktu (time domain) dirubah menjadi gelombang berbanding nilai frekuensi. Selanjutnya hasil pengolahan menggunakan FFT akan berupa grafik perbandingan frekuensi dengan amplitudo yang menunjukan jenis kerusakan dan tingkat kerusakan pada mesin Spektrum Setelah diproses oleh FFT didapatkan spektruk hasil dimana diketahui keadaan kondisi mesin apakah terdapat kerusakan atau tidak. Berikut adalah beberapa penyebab getaran (vibration) pada pompa yang memiliki spektrum getaran yang berbeda-beda.

19 22 Tabel 2. 4 Frekuensi vibrasi dan penyebabnya (Sumber: Kurniawan, 2011) Frekuensi dalam RPM Penyebab Utama Kemungkinan Penyebab Lainnya 1 x RPM Unbalance 1. Ekisentrik journal, gigi atau puli. 2. Misaligment atau poros bengkok (bila axial vibration terjadi). 3. Sabuk Buruk. 4. Resonansi. 5. Problema listrik. 2 x RPM Kelonggaran 3 x RPM Misaligment 1. Misaligment bila axial vibration tinggi. 2. Gaya reciprocating. 3. Resonansi 4. Belt buruk bila 2 x RPM belt Pada umumnya kombinasi dari misaligment dan kelonggaran (looseness). Kurang dari 1 x RPM Synkron (Frekuensi A.C.) Terjadi pusaran oli Problema elektrikal 1. Putaran belt yang tidak teratur. 2. Resonansi subharmonik. 3. Vibrasi belt. Secara umum adalah problema elektrikal seperti rotor patah, fase yang tidak balance pada sistem poly-phase Kegagalan Bearing Kegagalan bearing merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada bearing yang digunakan secara berulang baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan karena pada dasarnya bahan pada bearing dibuat lebih lemah daripada shaft/ journal. Untuk mengatasi kegagalan pada bearing tidak selalu dilakukan pergantian bearing

20 23 secara langsung, karena pada umumnya teknisi harus mengetahui terlebih dahulu penyebab terjadinya kegagalan pada bearing demi mencegah terjadinya pengulangan kegagalan bearing yang sama sehingga teknisi dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan masalah yang terjadi. Berikut penyebab umumnya terjadinya kegagalan pada bearing: a. Unbalance Unbalance adalah kondisi dimana pusat massa tidak sesumbu dengan sumbu rotasi sehingga rotor mengalami gaya vibrasi terhadap bearing yang menghasilkan gaya sentrifugal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya unbalance yakni: kesalahan saat proses pemesinan dan assembly, eksentrisitas komponen, adanya kotoran saat pengecoran, korosi dan keausan, distorsi geometri karena beban termal dan beban mekanik serta penumpukan material. Karakteristik dari unbalance ini dapat diketehui dengan adanya amplitudo yang tinggi pada 1 x RPM, seperti yang ditunjukkan gambar. Tetapi adanya amplitudo pada 1x RPM tidak selalu Unbalance, tanda lainnya adalah rasio amplitudo antara pengukuran arah horizontal dan vertikal kecil (H/V < 3). Ketika pada kondisi dominan unbalance, maka getaran radial (Horizontal dan Vertical) akan secara normal jauh lebih tinggi dibandingkan axial. Pada pompa normal, getaran horizontal lebih tinggi dari vertical. Amplitudo di 1x RPM secara normal 80% dariamplitudo keseluruhan ketika masalah dipastikan unbalance. Gambar Spektrum vibrasi unbalance (Sumber: Dionisius, 2014)

21 24 Resonansi kadang kadang dapat memperbesar efek dari unbalance. Unbalance juga dapat memberi kontribusi terbesar pada looseness (Aus). Ketika unbalance lebih domiman daripada masalah yang lain, beda fase antara horizontal dan vertikal sekitar 90 (±30 ) pada bearing yang sama. Unbalance pada motor biasanya tetap dan fase yang berulang di arah radial. b. Misalignment (Sinyal Pada Dua kali Putaran) Para ahli sepakat bahwa penyebab dari 70 hingga 75 persen dari getaran disebabkan oleh misalignment. Dan seringkali vibrasi yang disebabkan oleh misalignment sering kali disalah artikan sebagai unbalance. Misalignment terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin dari garis pusatnya. Misalignment sendiri mengakibatkan getaran dalam arah axial. Misalignment merupakan penyebab kedua terjadinya vibrasi meskipun telah digunakan flexible couplings dan self aligning bearing. Setiap elemen berputar (Rotating element) memiliki sejumlah unbalance. Setiap manufaktur memiliki toleransi terhadap unbalance ini. Untuk mencapai kondisi keseimbangan yang sempurna adalah sangat sulit dan mahal, yang hanya dilkukan untuk aplikasi-aplikasi tertentu seperti kapal selam nuklir misalnya. Ketidakseimbangan yang kecil ini kemudian diredam atau diserap dengan menggunakan rolling element bearings yang memiliki clearance diantara bagian yang tetap dan bagian berputarnya sekitar atau bahkan untuk beberapa aplikasi praktis tidak ada clearance sama sekali. Ketika unit-unitnya mengalami kondisi misalignment, elemen-elemennya mengalami tarikan dan tekanan melalui kopling dan menghasilkan keausan yang tidak dinginkan pada bearings. Dengan segera keausan ini akan membuat clearance antara element putar dan race-nya membesar. Sehingga kemudian bearings tidak lagi mampu bertindak sebagai damper yang menjaga unbalance pada tingkat aman. Tahap akhir dicapai ketika seorang yang memahami getaran menyimpulkan bahwa getaran terjadi akibat adanya unbalance, sehingga dilakukan langkah koreksi untuk memperbaiki keseimbangan elemen-elemen putar. Tanpa diagnose yang tepat masalah getaran ini akan kembali muncul, seperti yang dijelaskan pada tahap

22 25 sebelumnya, bahwa misalignementlah ternyata yang meneyebabkan timbulnya unbalance. Secara statistic menunjukkan bahwa sekitar 12 % pekerjaan harus diulang dan biaya menjadi naik, karena salah diagnose. Beberapa gambaran terjadinya misaligment dan pola spektrum yang terjadi apabila misaligment terjadi pada pompa yang mengalami kerusakan. Gambar Posisi misalignment (Sumber: Dionisius, 2014) Gambar Pola spektrum angular misalignment (Sumber: Dionisius, 2014) Gambar Pola spektrum parallel misalignment (Sumber: Dionisius, 2014)

23 26 Gambar Pola spektrum bent shaft (Sumber: Dionisius, 2014) c. Mechanical Looseness Karakteristik dominan dari kehilangan mekanis adalah munculnya multiple harmonic pada beberapa kecepatan operasi. Kecepatan operasi dari suatu komponen dituliskan sebagai 1X, misalnya adalah 1800 CPM. Harmonic ke-2 adalah 2X (3600 CPM) dan harmonic ke-3 adalah 3X (5400 CPM), dan seterusnya. Pada kasus kehilangan mekanis, amplitudo terbesar akan terjadi dekat dengan sumber masalah. Gambar Bentuk Mechanical looseness (Sumber: Dionisius, 2014) Gambar Spektrum Mechanical looseness (Sumber: Dionisius, 2014)

24 27 Komponen-komponen mesin yang dapat kendor antara lain bantalan (mount) atau tutup bantalan (bearing cap). Kekendoran ini hampir selalu menghasilkan sejumlah besar harmonik dalam spektrum frekuensinya, baik harmonik ganjil maupun tunggal. Komponen getaran yang dengan frekuensi lebih kecil dari kecepatan putar juga dapat terjadi. Teknik untuk mendeteksi kekendoran adalah dengan mengukur getaran pada beberapa titik (transducer kecepatan dapat berfungsi baik). Sinyal yang terukur akan mencapai maksimumnya pada arah getaran (biasanya arah vertikal memberikan getaranyang lebih besar dari arah horizontal), atau disekitar lokasi kekendoran. d. Penyebab lain Selain penyebab yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya terdapat beberapa hal kemungkinan lainnya beserta gambar dari kegagalan Bearing: Tabel 2. 5 Jenis kegagalan bearing Tampilan Deskripsi Foreign Material in lining Disebabkan karena adanya partikel seperti debu, metallic particle, wear particle dan kotoran yang terjebak antara bagian bearing back dan journal. Apabila partikel cukup besar maka bisa menyebabkan gesekan antara journal dan bearing back yang nantinya dapat membuat salah satu lapisan terus tergerus dan akhirnya terjadinya pecahnya salah satu bagian

25 28 Overlay Fatigue Hal ini terjadi karena adanya beban berlebih pada bagian babbit. Bent or Twisted Journal Hal ini dapat menyebabkan kontak antara journal bagian tepi dari bearing seperti pada gambar. Terdapat banyak alasan terjadinya bent or twisted journal seperti: kondisi operasi yang berlebih(hot ridding, lugging), rekondisi yang tidak benar, dan journal terjadtuh sebelum pemasangan Misalignment Hal ini disebabkan pada saat sebelum pemasangan dan saat beroperasi. Untuk sebelum beroperasi dikarenakan adanya ketidaksesuaian garis pusat antara journal dengan bearing, sedangkan pada saat beroperasi dikarenakan adanya beban yang terkonsentrasi pada satu area saja (bent)

26 29 Shiftted Bearing Cap Hal ini diakibatkan dari berbagai alasan seperti: pengggunaan socket yang terlalu besar, terbaliknya posisi dari bearing cap, tidak memadainya dari dowel pins, tidak tepatnya saat pemasangan baut bearing cap. Apabial hal tersebut terjadi dapat menyebabkan bearing cap bergeser dan salah satu sisinya dapat bersegesekan dengan journal hingga mengakibatkan kerusakan Foreign particles on bearing back Hal ini disebabkan karena adanya debu, kotoran ataupun wear particle terjebak pada bagian belakang bearing akibat dari saat proses pemasangan ataupun saat pelepasan apabila hal ini terus berlanjut yang dimana particel tersebut kontak dengan bearing house, maka akan menghasilkan panas yang terdistribusi pada suatu tempat sampai terjadinya kegagalan

BAB II LANDASAN TEORI. Vibrasi adalah gerakan, dapat disebabkan oleh getaran udara atau

BAB II LANDASAN TEORI. Vibrasi adalah gerakan, dapat disebabkan oleh getaran udara atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisa Vibrasi Analisa vibrasi digunakan untuk menentukan kondisi mekanis dan operasional dari peralatan. Vibrasi adalah gerakan, dapat disebabkan oleh getaran udara

Lebih terperinci

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh: LAPORAN TUGAS AKHIR Analisa Kerusakan Pompa Sentrifugal One Stage type Ebara Pump 37KW Pada Water Treatment Plant (WTP) Dengan Metode FFT Analyzer Studi Kasus Mall Senayan City Diajukan Guna Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN KELURUSAN Kelurusan poros adalah posisi yang tepat dari garis sumbu penggerak dan komponen yang digerakkan (gearbox, pompa, dll). Penyelarasan dicapai melalui shimming

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com

Lebih terperinci

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM INSTRUMENTASI AKUSTIK DAN VIBRASI P1 VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR Di Susun Oleh : Rizky Kurniasari Kusuma Pratiwi NRP. 2413 031 058 Asisten : Rio Asruleovito NRP. 2414

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Getaran Getaran timbul akibat transfer gaya siklik melalui elemen-elemen mesin yang ada, dimana elemen-elemen tersebut saling beraksi satu sama lain dan energi didesipasi

Lebih terperinci

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk ventilasi dan untuk proses industri yang memerlukan aliran udara. Sistim fan penting untuk menjaga pekerjaan proses

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS Tugas Akhir (TM 1486) IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS LUQMAN PURWADANI 2102 100 004 Pembimbing : Ir. Suwarmin, PE PENDAHULUAN LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, mesin rotari merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dan bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa

Lebih terperinci

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik Farandy Afrizal dan Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada mesin bubut type EMCO MAXIMAT V13 dengan menggunakan alat vibrometer (untuk mengukur getaran) Kohtect

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Misalignment Misalignment adalah ketidaklurusan antara kedua pulley. Misalignment terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin dari garis pusatnya.

Lebih terperinci

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK Nirma Priatama NRP. 2210100159 Dosen Pembimbing : Dimas Anton Asfani, ST.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Getaran Mesin Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur (bolakbalik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Con toh sederhana untuk menunjukkan suatu getaran

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI SKRIPSI MEKANIKA KEKUATAN BAHAN Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

ALAT PENGUKUR GETARAN

ALAT PENGUKUR GETARAN ALAT PENGUKUR GETARAN Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa

Lebih terperinci

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB Panji Waskito 1, Ali Syahputra Hasibuan 2 1 Progam Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Sidang Tugas Akhir - TM091486 ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Farandy Afrizal Pembimbing : Dr. Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH (Studi Kasus Gearbox Main Drive Kiln Pabrik Indarung V PT Semen Padang) Suherdian Septa Sarianja Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Getaran banyak dipakai sebagai alat untuk melakukan analisis terhadap mesin-mesin, baik gerak rotasi maupun translasi. Pengetahuan akan getaran dan data-data yang dihasilkan sangat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS

PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS Muhammad Hasbi, Nanang Endriatno, Jainudin Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS VASRIASI PUTARAN DARI PROSES BALANCING TERHADAP PUTARAN KERJA POROS YANG SESUNGGUHNYA

EFEKTIFITAS VASRIASI PUTARAN DARI PROSES BALANCING TERHADAP PUTARAN KERJA POROS YANG SESUNGGUHNYA EFEKTIFITAS VASRIASI PUTARAN DARI PROSES BALANCING TERHADAP PUTARAN KERJA POROS YANG SESUNGGUHNYA Djoko Sulistyono 1, Arief Budiman 2 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa BAB I PENDAHULUAN 1.2 LatarBelakang Mesin-mesin rotasi seperti turbin, kompresor, pompa, dan fan banyak digunakan di dunia industri. Mesin-mesin rotasi tersebut pada umumnya terdiri dari poros yang berputar

Lebih terperinci

PEMICU 1 29 SEPT 2015

PEMICU 1 29 SEPT 2015 PEMICU 1 9 SEPT 015 Kumpul 06 Okt 015 Diketahui: Data eksperimental hasil pengukuran sinyal vibrasi sesuai soal. Ditanya: a. Hitung persamaan karakteristiknya. b. Dapatkan putaran kritisnya c. Simulasikan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI LAPORAN PENELITIAN MANDIRI ANALISA GETARAN ROTOR SIMULATOR DENGAN MENGGUNAKAN FFT ( FAST FOURIER TRANSFROM) Oleh : J.D.C. SIHASALE NIP. 196505091997021001 UNIVERSITAS PATTIMURA November 2016 ANALISA GETARAN

Lebih terperinci

ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK

ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK Judul ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK Disusun oleh : Hizky Putra Prasetya NRP 2107.030.012 Dosen Pembimbing : Ir. Arino Anzip,M.Eng,Sc Latar Belakang Fan merupakan peralatan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR Oleh: ADITYA PRIMADI PUTRA 2108030047 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEng., Sc PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Alignment Alignment adalah kesatu sumbuan, kesejajaran, kesebarisan dan ketegak lurusan elemen mesin pemindah putaran atau daya. Berikut komponen yang sering terjadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik.

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik. Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN

ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN Analisis Vibrasi Pada (Pranto B, dkk) ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN Abstrak ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah sistem kerja pada suatu instalasi mesin. Getaran yang berlebih

BAB I PENDAHULUAN. sebuah sistem kerja pada suatu instalasi mesin. Getaran yang berlebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Getaran adalah suatu hal yang tidak diharapkan muncul dalam sebuah sistem kerja pada suatu instalasi mesin. Getaran yang berlebih tentunya akan berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PEDAHULUAN Pada Bab II ini akan menjelaskan teori tentang vibrasi, beberapa parameter yang berkaitan dengan karakteristik getaran menurut illustrated vibration diagnostic

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00 KAJIAN ENJINIRING BAB 1 PENDAHULUAN

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00 KAJIAN ENJINIRING BAB 1 PENDAHULUAN Halaman : 1 dari 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. NAMA KAJIAN Nama kajian No Kajian Engineering : Analisa vibrasi steam turbine #1 PLTU Amurang : Klasifikasi program : Operasi & Pemeliharaan Pembangkit Lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR 4.1 Perangkat Uji Sistem Poros-rotor Perangkat uji sistem poros-rotor yang digunakan tersusun atas lima belas komponen utama, antara lain: landasan (base),

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT *Norman Iskandar, Muhammad Lazuardi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Standar Pengujian Tarik Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik

Lebih terperinci

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN Oleh : Opi Sumardi 1215021064 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 98 ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER Levi Amanda Putra Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan utama yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi

Lebih terperinci

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan. BAB II TEORI KEAUSAN 2.1 Pengertian keausan. Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari permukaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI

ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH LASTRI SITUMORANG

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN J. A. Apriansyah, Dedi Suryadi, A. Fauzan Suryono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu Jl. WR. Supratman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya yang optimum, konsekuensinya suatu power plant harus memiliki Program peningkatan kehandalan

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS Nadhifa Maulida 1, Alinda Nurul B. 1, Trikarsa Tirta Dwipa 1, Nugroho

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN

TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN Oleh: Moh. Ishak NRP : 2209204806 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Getaran 2.1.1 Getaran Getaran secara teknik didefinisikan sebagai gerak osilasi dari suatu objek terhadap posisi awalnya. Semua mesin memiliki tiga sifat fundamental

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Pompa Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Analisa Getaran Perawatan mesin tradisional, skedul overhaul perbaikan biasanya sulit dibuat karena kebutuhan perbaikan tidak dapat ditentukan secara pasti, tanpa membongkar mesin

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERAT RODA PADA PROSENTASE UNJUK KERJA BALANCING RODA MOBIL Harie Satiyadi Jaya *, Suhardjono ** Laboratorium Mesin Perkakas, Jurusan Teknik Mesin FTI ITS, Surabaya. E-mail:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mill Fan 412 di PT. Semen Tonasa

Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mill Fan 412 di PT. Semen Tonasa Samnur dkk, Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mil Fan 412 173 Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mill Fan 412 di PT. Semen Tonasa Samnur (1), Ilham

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR Abstrak Muhamad Tesar Setiyadi dan Parno Raharjo Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung parno_raharjo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Getaran (Vibrasi).. Pengertian Getaran (vibrasi) Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011 ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI ABSTRACT Andi Ulfiana Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru -

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN BANTALAN MOTOR PADA KOMPRESOR SEKRUP DENGAN METODE TERMOGRAFI DI PT. PJB UP GRESIK Oleh: Teguh Sunyoto 2107 030 027 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEngSC PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN *Achmad Widodo, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Penyusun : Mohamad Iqbal Prodi : Teknik Otomotif 1 A NIM : 0420130026 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bantalan adalah suatu alat pendukung pada suatu mesin yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian di rancang untuk dapat memformulasikan daignosa kegagalan pada pompa sentrifugal dengan sinyal getaran. Untuk mencapai tujuan ini,

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA Akbar Anggriawan 1, Feblil Huda 2 Laboratorium Konstruksi Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pembahasan metode penelitian ini disuse untuk mengidentifikasikan kegagalan yang terjadi pada pompa sentrifugal terhadap sinyal vibrasi yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 3. Mutu produksi, misalnya: Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit. maksimum 3,5 %, kadar air inti sawit maksimum 7% dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 3. Mutu produksi, misalnya: Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit. maksimum 3,5 %, kadar air inti sawit maksimum 7% dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan utama yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi

Lebih terperinci

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

Session 10 Steam Turbine Instrumentation Session 10 Steam Turbine Instrumentation Pendahuluan Pengoperasian turbin yang terus menerus dan kondisi yang abnormal mempengaruhi kondisi turbin. Instrumen dibutuhkan untuk memantau kondisi turbin dan

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN PROSES BALANCING PADA BLADE INDUCED DRAFT (ID) FAN (Studi Kasus ID Fan Pabrik Indarung V PT Semen Padang)

PENGOPTIMALAN PROSES BALANCING PADA BLADE INDUCED DRAFT (ID) FAN (Studi Kasus ID Fan Pabrik Indarung V PT Semen Padang) PENGOPTIMALAN PROSES BALANCING PADA BLADE INDUCED DRAFT (ID) FAN (Studi Kasus ID Fan Pabrik Indarung V PT Semen Padang) Fajra Ahmed Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa sebuah mesin rotari karena bantalan berfungsi sebagai penumpu sebuah poros

Lebih terperinci

PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI

PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI Tendi Rahayu 1*, Abdul Multi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, ISTN, Jl.PLN Duren Tiga Pasar Minggu Jakarta 12760 * Email : tendy_r@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang digerakkan (pompa, gearbox, dan lain - lain). Penyelarasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang digerakkan (pompa, gearbox, dan lain - lain). Penyelarasan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penegertian Kelurusan Kelurusan poros adalah posisi yang tepat dari garis sumbupenggerakdan komponen yang digerakkan (pompa, gearbox, dan lain - lain). Penyelarasan dicapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Arus bolak-balik Motor arus bolak-balik (motor AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC mempunyai

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Getaran Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak menimbulkan getaran sama sekali, karena seluruh energi yang dihasilkan diubah menjadi kerja. Sebagian

Lebih terperinci

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Sebagaimana yang telah dibahas pada Bab IV, ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan pada kaji eksperimental ini. Tahap pertama diawali dengan pengukuran FRF

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 BANTALAN/BEARING Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan berumur

Lebih terperinci