PENGOPTIMALAN PROSES BALANCING PADA BLADE INDUCED DRAFT (ID) FAN (Studi Kasus ID Fan Pabrik Indarung V PT Semen Padang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGOPTIMALAN PROSES BALANCING PADA BLADE INDUCED DRAFT (ID) FAN (Studi Kasus ID Fan Pabrik Indarung V PT Semen Padang)"

Transkripsi

1 PENGOPTIMALAN PROSES BALANCING PADA BLADE INDUCED DRAFT (ID) FAN (Studi Kasus ID Fan Pabrik Indarung V PT Semen Padang) Fajra Ahmed Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta fajraahmed@yahoo.co.id ABSTRACT In the prevalent industrial machines with rotary motion (rotating machinery). Each of the machines rotating movement will always experience vibration. ID fan is one example of a rotating machine movement. Vibration is always associated with unbalance. ID fan serves to suck the hot air from the cooler grid is then compressed to heat the raw material mix before entering into high kitchen (kiln). Because the air is sucked by the ID fan mixes with the common attachment material (coating) on the fan impeller ID. The impact of the resulting unbalance attachment and high vibration on the impeller bearing. This study aimed to find a way to manually balance the weight determination which does not require the operation of the equipment so that the risk of error correction mass (mass trial) to ensure the equipment is very small and the method used can be applied in any balancing process. The method used in this study is the method of balancing Static and Dynamic balancing. Based on the results of research conducted on balancing the ID fan speed measurement data obtained in the form of graphs and time waveform measurements were performed radial direction (horizontal and vertical) and the axial direction. Initial vibration on the fan ID is 6.91 mm / s in the direction of the horizontal bearing 2. After static balancing method and followed the method of dynamic balancing of vibration can be reduced to 2.60 mm / s. From these data the vibrations can be categorized into normal vibrations in accordance with ISO (Mobius Institute. 2005) is in Zone B (Unrestricted Long Term Operation). After balancing the balancer weight gain (mass) on each impeller are obtained center of gravity closer to the point of rotation. Key Word : ID Fan, Vibration, Balancing. I. Pendahuluan A. Latar Belakang Proses balancing biasanya dilakukan dengan metoda insitu balancing namun metoda ini cukup berbahaya pada saat start up karena penambahan berat (massa) pada awal proses balancing merupakan massa percobaan yang berpotensi meningkatkan gaya unbalance. Dengan meningkatnya gaya unbalance akan meningkatkan amplitudo vibrasi. ID fan beroperasi diatas kecepatan kritis sehingga gaya unbalance tersebut akan mengakibatkan resonansi saat kecepatan fan berada pada kecepatan kritis (proses start up). Oleh karena itu penambahan berat penyeimbang secara manual diperlukan agar amplitudo vibrasi sebelum balancing tidak terlalu tinggi sehingga resonansi yang mungkin terjadi saat proses insitu balancing tidak membahayakan. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk

2 Pengoptimalan proses balancing pada blade ID Fan secara manual. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan atas perumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menemukan cara penentuan berat penyeimbang secara manual yang tidak memerlukan pengoperasian peralatan sehingga resiko kesalahan massa koreksi (trial mass) terhadap peralatan sangat kecil. 2. Memastikan metoda yang digunakan mampu mengoptimalkan proses balancing pada blade ID fan. 3. Memastikan metoda pengoptimalan yang digunakan dapat diterapkan dalam setiap proses balancing. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah metode yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kegagalan pada sentrifugal fan yang diakibatkan oleh kasus yang sama. Selain itu hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sistem perawatan prediktif. D. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi hanya pada pengukuran data vibrasi dan dilanjutkan dengan proses balance ID Fan melalui metoda static dan dynamic balancing. II. Teori Dasar A. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar. Jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya. B. Karakteristik Getaran Kondisi suatu mesin dan masalahmasalah mekanik yang terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut. Karakteristikkarakteristik getaran yang penting antara lain adalah : 1. Frekuensi Getaran Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan dengan frekuensi yang menyatakan banyaknya gerakan bolakbalik (satu siklus penuh) tiap satuan waktu. Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran dapat dinyatakan dengan rumus sederhana: frekuensi = 1/periode. (Practical Machinery Vibration Analysis dan Predictive Maintenance, Scheffer Cornelius Girdhar Paresh ). Frekuensi dari getaran tersebut biasanya dinyatakan sebagai jumlah siklus getaran yang

3 terjadi tiap menit (CPM = Cycles per minute). Sebagai contoh sebuah mesin bergetar 60 kali (siklus : dalam 1 menit maka frekuensi getaran mesin tersebut adalah 60 CPM. Frekuensi bisa juga dinyatakan dalam CPS (cycles per second) atau Hertz dan putaran dinyatakan dalam revolution per minute (RPM). 2. Perpindahan Getaran ( Vibration Displacement ) Jarak yang ditempuh dari suatu puncak ke puncak yang lain disebut perpindahan dari puncak ke puncak (peak to peak displacement). Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan dalam satuan mikron (μm) atau mils. 1 μm 01 mm 1 mils 01 inch 3. Kecepatan Getaran ( Vibration Velocity ) Karena getaran merupakan suatu gerakan, maka getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan. Kecepatan getaran biasanya dalam satuan mm/det (peak). Karena kecepatan selalu berubah secara sinusoida, maka seringkali digunakan pula satuan mm/sec (rms), nilai peak = 1,414 x nilai rms. Kadang-kadang digunakan juga satuan inch/sec (peak) atau inch/sec (rms) 1 inch = 25,4 mm 4. Percepatan Getaran ( Acceleration ) Karakteristik getaran lain dan juga penting adalah percepatan. Secara teknis percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran pada umumnya dinyatakan dalam, satuan g s peak, dimana satu g adalah percepatan yang disebabkan oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi. C. Unbalance (Ketidakseimbangan Massa Berputar) Gaya getar dan sesaat dapat diminimalkan dengan menyeimbangkan sedemikian rupa sehingga resultants gaya inersia dan momen inersia yang terjadi sama dengan nol. Proses meminimalkan atau menghilangkan gaya dinamik ini disebut sebagai penyeimbangan dinamik. Masalahmasalah yang sering menyebabkan getaran pada suatu mesin antara lain : ketidakseimbangan (unbalance) elemen rotasi, ketidaklurusan (mis-alignment) pada kopling dan bearing, eksentritas (Eccentricity), cacat pada bantalan, antifriksi (faulty antifriction bearing), kerusakan pada bantalan sleeve (sleeve bearing), kelonggaran mekanik (mechanical looseness), buruknya sabuk penggerak (faulty drive belt), kerusakan roda gigi (gear problem), masalah listrik (electrical problem), resonansi (resonance), gaya aerodinamika (aerodynamic and hydraulic forces), gaya reciprocating (reciprocating forces) dan gesekan. Suatu poros dapat mengalami unbalance, yang disebabkan oleh sifat bahan yang tidak

4 homogeny (lubang/void yang terjadi pada saat pembuatan poros), Eksentrisitas poros, penambahan alur dan pasak pada poros, serta distorsi yang dapat berupa retakan (crack), bekas pengelasan atau perubahan bentuk pada poros. Unbalance ini menyebabkan distribusi massa yang tidak seragam disepanjang poros atau lebih dikenal sebagai massa unbalance. Jika suatu poros disebut dalam keseimbangan statik maka akan tetap dalam posisi sudut tanpa berputar (yaitu hanya gaya getar akan menjadi nol). Jika suatu poros disebut dalam keseimbangan dinamik, yang dapat diputar pada kecepatan apapun tanpa terjadi getaran (yaitu baik memaksa getar dan saat akan menjadi nol). Jika poros dalam keseimbangan dinamik maka secara otomatis berada dalam keseimbangan statis, tetapi sebaliknya belum tentu benar. Prosedur perawatan untuk mengurangi unbalance pada mesin disebut balancing. Balancing terdiri dari prosedur pengukuran getaran dan menambahkan atau mengurangi beban untuk mengatur (adjust) distribusi massa. Tujuan balancing adalah menyeimbangkan mesin putar, yang pada akhirnya akan mengurangi getaran. D. Metoda Balancing Tujuan balancing adalah menyeimbangkan mesin putar yang pada akhirnya akan mengurangi getaran. Getaran yang rendah (low vibration) pada mesin akan: a. Mengurangi kebisingan. b. Menyebabkan bantalan lebih awet dipakai. c. Mengurangi kelelahan (fatigue) pada struktur rangka mesin. d. Mengurangi kelelahan dan stress pada operator mesin. e. Menaikkan efisiensi mesin. f. Mengurangi biaya perawatan mesin. Metode balancing yang sering dilakukan didalam laboratorium adalah single-plane balancing dan two-plane balancing. Tiap metode ini menggunakan beban uji (trial weight) dan pengukuran beda phase. Balancing biasanya dilakukan untuk putaran poros tertentu. Untuk poros kaku, balancing yang dilakukan dibawah putaran kritis I (bending) dapat efektif untuk setiap putaran poros. Sedangkan untuk poros flexible yakni poros dengan perbandingan panjang terhadap diameter poros yang besar, maka balancing hanya akan efektif pada putaran poros yang tertentu saat dilakukan balancing. Balancing yang dilakukan dekat dengan putaran kritis kebanyakan dihindari. Meskipun balancing yang dilakukan jauh dari putaran kritis akan menghasilkan respon getaran yang kecil sehingga lebih sulit diukur, akan tetapi ketika balancing dilakukan dekat dengan putaran kritis akan menghasilkan respon getaran yang besar sehingga lebih mudah diukur, namun dengan perubahan putaran sedikit saja dapat

5 mempengaruhi pembacaan amplitudo dan phase. Pada proses balancing yang dilakukan mendekati putaran kritis sistem akan sering muncul harmonik, yaitu ketika sistem diputar mendekati putaran kritis akan terjadi getaran yang besar, akibatnya sistem berperilaku sebagai sistem tak linier sehingga respon yang terjadi tidak lagi sinusoidal. Hal ini berarti selain frekuensi dasarnya, akan muncul frekuensi-frekuensi lain yang lebih tinggi. III. Metodologi Penelitian A. Diagram Alur Penelitian B. Perangkat Penelitian 1. Spesifikasi Teknis ID Fan dan Motor Listrik Gambar 2. Impeller sebelum dipasangkan Spesifikasi motor listrik dan ID fan yang digunakan dalam penelitian adalah : Power motor penggerak : AC 2900 KW Rpm : 990 rpm Pressure : 695 mmag Capacity :12720 M3/min Blade : 10 pcs Impeller Radius : mm Impeller weight : 100 kg Unbalance allowance : ,9 g*mm Balancing method Dynamic dan static Correction method : removed / added Gambar 1. Diagram alir Metodologi Penelitian 2. Jenis Bearing ID Fan 5J1T01 Pada penelitian ini jenis Bearing yang digunakan pada ID Fan 5J1T01 adalah : Bearing B1 : SKF CC/W33 Bearing B2 : SKF CC/C5W33 Housing bearing B1 : SOFN 332 BF Housing bearing B2 : SOFN 332 BL

6 Gambar 4. Accelerometer Tranduser Sumber : Mobius Institute Gambar 3. Housing bearing dan bearing 3. Sensor Percepatan Sensor percepatan dipilih karena memiliki massa yang relatif kecil sehingga tidak mempengaruhi karakteristik dinamik sistem ketika dilakukan pengujian. Acceleration juga memiliki kemampuan yang baik untuk mendeteksi sinyal geteran dengan frekuensi tinggi dan menengah. Selain itu acceleration memiliki bentuk yang kecil dan ringkas sehingga memudahkan dalam pemasangan baik ketika melakukan pengukuran arah vertikal maupun arah horizontal. Gambar diatas adalah diagram sederhana dari tipe accelerometer dengan sebuah penguat didalamnya. Apabila tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar, maka getaran mekanis tersebut diteruskan melalui Case insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan tersebut mengalami tekanan sebanding dengan getarannya. 4. Vibration Analyzer Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitudo dan frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan informasi mengenai data spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu

7 data amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan seorang operator yang mengerti mengenai analisa vibrasi. Gambar 5. Vibration analyzer (vibexpert I) Sumber : Mobius Institute Personal Komputer Personal Komputer digunakan untuk menampilkan data sekaligus menganalisanya. Program bantu yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Omnitrend Untuk program bantu mengumpulkan dan trending data serta menampilkan hasil rekaman data untuk selanjutnya dilakukan analisa getaran. b. Auto Cad Untuk menggambar desain mesin. c. Microsoft Word Untuk mengetikkan hasil analisa dan tugas akhir. 6. Prosedur Balancing Proses balancing ini dilakukan untuk dapat menentukan berat penyeimbang secara manual tidak memerlukan pengoperasian peralatan sehingga resiko kesalahan trial mass terhadap peralatan sangat kecil. Balancing dilakukan dengan dua metode : a. Static balancing adalah balancing dengan cara manual (pengurangan atau penambahan massa pada impeller). Pengurangan massa balance dilakukan dengan cara membersihkan bagian impeller yang mengalami berat berlebih atau penambahan massa dilakukan dengan cara menambahkan massa pada lawannya untuk mengurangi massa yang tidak seimbang pada fan. b. Single plane balancing merupakan proses balancing dengan cara menghitung berat dari trial mass dan melakukan pengetesan dengan cara mengoperasikan peralatan sehingga hasil lebih akurat. IV. Pembahasan dan Analisa A. Teknik Pengukuran Teknik pengukuran merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena berhubungan dengan keabsahan data dan safety dalam melakukan pengukuran. Kesalahan dalam melakukan pengukuran akan menyebabkan kesalahan dalam menganalisa data dan akan berlanjut dengan kesalahan tindakan perbaikan.

8 Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut. Disamping karakteristik getaran seperti : Amplitudo, frekuensi dan phase, ada karakteristik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari berbagai arah. Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial. Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu getaran. Langkah awal pengukuran vibrasi pada mesin-mesin industri pada umumnya adalah melakukan pengukuran overall yaitu pengukuran yang tidak difilter pada daerah frekuensi tertentu. Tujuannya adalah memperoleh gambaran kondisi mesin secara umum. Data vibrasi diambil menggunakan vibxpert dan akan di upload ke software omnitrend pada PC. Pengambilan dilapangan dilakukan dengan meletakkan sensor accelometer pada posisi V, H, A bearing dengan ilustrasi sebagai berikut : Gambar 6. Layout posisi peletakan sensor pada bearing fan 5J1T01 Sumber : Mobius Institute Gambar 7. Posisi peletakan sensor pada bearing fan 5J1T01 Pada pengambilan data vibrasi secara umum kita melakukan pengukuran pada tiga posisi yaitu : a. Arah Vertikal Pengambilan data dilakukan pada posisi tegak lurus terhadap sumbu putar. Horizontal Vertikal Axial

9 b. Arah Horizontal Pengambilan data dilakukan pada posisi mendatar (sudut 90 0 ) terhadap sumbu putar. c. Arah Axial Pengambilan data dilakukan pada posisi searah (sejajar) terhadap sumbu putar. reference, Mobius Institute. 2005) dengan 300 kw < Power < 50 MW dan pondasi rigid, karena power dari ID Fan ini diatas 300 kw dengan pondasi rigid / kaku (tanpa peredam karet). Gambar 9. Standar Vibrasi (displacement) ISO Sumber : Mobius Institute Gambar 8. Pengambilan data vibrasi arah axial bearing fan 5J1T01 Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan. Dalam sub bab ini disajikan beberapa macam standar mengenai batasan-batasan level getaran yang umum digunakan. Untuk ID Fan 5J1T01 kita mengacu pada ISO (Vibration training quick Keterangan : Tanda dilingkari garis merah adalah acuan yang digunakan Gambar 10. Standar Vibrasi (velocity) ISO Sumber : Mobius Institute. 2005

10 B. Data Pengukuran Getaran Bearing Fan Pengukuran amplitudo vibrasi dibawah ini merupakan hasil pengukuran kecepatan (mm/s) yang dilakukan secara rutin setiap bulan dan dihubungkan menjadi sebuah grafik (tanggal pengukuran versus amplitudo) sehingga terbentuk sebuah trending vibrasi yang berguna untuk melihat kondisi peralatan secara umum. Amplitudo vibrasi yang berada pada zona C dan D menunjukkan adanya masalah pada peralatan dan harus dilakukan analisa lebih lanjut. v [mm/ s] 5J1T01\ 5J1T01\ IA\ 102 Overall velocity > / 30/ / 6/ / 12/ / 18/ / 26/ / 2/ / 8/ / 14/ / 23/ / 29/ / 5/ 2014 date Gambar 4.8 Data pengukuran amplitudo vibrasi pada arah axial bearing I v [mm/ s] 5J1T01\ 5J1T01\ OV\ 102 Overall velocity >120 v [mm/ s] 5J1T01\ 5J1T01\ IV\ 102 Overall velocity >120 3/ 30/ / 6/ / 12/ / 18/ / 26/ / 2/ / 8/ / 14/ / 23/ / 29/ / 5/ 2014 date Gambar 13. Data pengukuran amplitudo vibrasi pada arah vertical bearing II 3/ 30/ / 6/ / 12/ / 18/ / 26/ / 2/ / 8/ / 14/ / 23/ / 29/ / 5/ 2014 date Gambar 11. Data pengukuran amplitudo v [mm/ s] 5J1T01\ 5J1T01\ OH\ 102 Overall velocity >120 Acuan data sebelum balancing vibrasi pada arah vertical bearing I v [mm/ s] 5J1T01\ 5J1T01\ IH\ 102 Overall velocity >120 3/ 30/ / 6/ / 12/ / 18/ / 26/ / 2/ / 8/ / 14/ / 23/ / 29/ / 5/ 2014 date Gambar 14. Data pengukuran amplitudo vibrasi pada arah horizontal bearing II 3/ 30/ / 6/ / 12/ / 18/ / 26/ / 2/ / 8/ / 14/ / 23/ / 29/ / 5/ 2014 date Gambar 12. Data pengukuran amplitudo vibrasi pada arah horizontal bearing I

11 v [mm/ s] 5J1T01\ 5J1T01\ OA\ 102 Overall velocity >120 3/ 30/ / 6/ / 12/ / 18/ / 26/ / 2/ / 8/ / 14/ / 23/ / 29/ / 5/ 2014 date Gambar 15. Data pengukuran amplitudo vibrasi pada arah axial bearing II Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa vibrasi pada arah horizontal selalu berfluktuatif mengindikasikan adanya unbalance pada Fan. Tabel 1. Hasil pengukuran Bearing Fan 5J1T01 sebelum balancing B1 B2 Vertikal 1.76 mm/s 2.41 mm/s Horizontal 6.28 mm/s 6.91 mm/s Aksial 4.90 mm/s 3.82 mm/s Sumber : Data Pengukuran dengan Vipexpert, 2014 Tabel 1 merupakan hasil pengukuran kecepatan vibrasi secara umum (sebelum dilakukan balancing). Data ini dibandingkan dengan ISO Standar Vibrasi untuk 5J1T01 (Vibration training quick reference, Mobius Institute. 2005) : mm/s : Zona A (Peralatan beroperasi seperti baru) 2.3 mm/s : Zona B (Peralatan beroperasi tidak dapat diprediksi untuk waktu lama) 7.1 mm/s : Zona C (Pengoperasian peralatan jangka panjang dibatasi) > 7.1 mm/s : Zona D (Getaran menyebabkan kerusakan) Dari data diatas terlihat amplitudo tertinggi (6.91 mm/s) pada arah horizontal bearing, vibrasi berdasarkan ISO (Vibration training quick reference, Mobius Institute. 2005) berada pada Zona C (Restricted Long Term Operation).. a [m/ s²] mm/s 2 5J1T01\ 5J1T01\ Outboard\ 214 VXP Bearing time signal >120 1/ 29/ :20:38 AM Impac t Beari ng t [ms] Gambar 16. Time waveform Bearing II Dari data rekaman sinyal waveform bearing II terlihat adanya lonjakan amplitudo percepatan vibrasi pada saat-saat tertentu yang menunjukkan adanya gaya impact yang diterima bearing. Setelah dilakukan balancing dengan dua metoda yaitu static dan dynamic balancing maka didapatkan : RPM : 990 (10Hz)

12 Tabel 2. Hasil pengukuran Bearing Fan 5J1T01 setelah balancing v op [mm/ s] 5J1T01\ 5J1T01\ Inboard\ 104 Mach. spectr >120 11/ 28/ :24:21 PM RPM Fan sebelum balancing RPM : 990 (10Hz) B1 B2 Vertikal 0.49 mm/s 1 mm/s Horizontal 1.65mm/s 2.60 mm/s RPM Fan sesudah balancing Aksial 1.42 mm/s 0.83 mm/s Tabel 2 merupakan hasil pengukuran kecepatan vibrasi secara umum (setelah dilakukan balancing). Data ini dibandingkan dengan ISO Standar Vibrasi untuk 5J1T01 (Vibration training quick reference, Mobius Institute. 2005) : mm/s : Zona A (Newly Commissione Machines) 2.3 mm/s : Zona B (Unrestricted Long Term Operation) 7.1 mm/s : Zona C (Restricted Long Term Operation) > 7.1 mm/s : Zona D (Vibration Causing Damage) Dari data diatas terlihat amplitudo tertinggi (2.60 mm/s) pada arah horizontal bearing, vibrasi normal dan berdasarkan ISO (Mobius Institute. 2005) berada pada Zona B (Unrestricted Long Term Operation). Berikut adalah perbandingan grafik vibrasi pada saat sesudah dan sebelum balancing. 11/ 28/ / 28/ f [cpm] Gambar 17. Spektrum Vibrasi Bearing B2 V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Dari hasil pengujian dan analisa terhadap pengoptimalan proses balancing pada blade ID fan pabrik indarung V PT semen padang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Melakukan balancing fan dengan metoda static balancing (penambahan plat pada blade 3 seberat 400 gr) dapat mengurangi gaya unbalance sebelum proses dynamic balancing (penambahan plat pada blade 10 seberat 100 gr, blade 2 seberat 200 gr, blade 3 seberat 120 gr dan blade 4 seberat 460 gr). Hal ini dibuktikan dengan adanya permintaan penambahan pada blade yang sama saat proses dynamic balancing. 2. Pentingnya melakukan static balancing untuk keselamatan

13 peralatan karena penentuan berat penyeimbang secara manual tidak memerlukan pengoperasian peralatan sehingga resiko kesalahan massa koreksi terhadap peralatan sangat kecil dan mempermudah proses single plane balancing. 3. Setelah dilakukan balancing dengan penambahan berat penyeimbang (massa) pada masing-masing impeller maka didapatkan titik berat mendekati titik pusat putaran. 4. Dengan optimalnya proses balancing yang dilakukan maka dapat menghindari terjadinya kerusakan yang lebih besar pada peralatan. B. Saran 1. Karena vibrasi yang fluktuatif pada ID Fan 5J1T01 maka sebaiknya dilakukan penambahan automatic balancing. 2. Untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang penambahan peralatan automatic balancing. DAFTAR PUSTAKA Chan Yefri Diktat getaran mekanik. Dari 5/diktat-getaran- ekanik1.pdf, 3 Mei 2014 Ebara Hamada Blower General explanation. Penerbit Ebara Hamada Co. Ltd. Jerman Girdhar Paresh, Scheffer Cornelius Practical Machinery Vibration Analysis and Predictive Maintenance. Penerbit Elsevier. Philadelphia ISBI Balancing. Penerbit ISBI. Jakarta Karyasa, Tungga Bhimadi Dasardasar getaran mekanis. Penerbit Andi. Surabaya Laboraturium Dinamika ITB Pengukuran pada poros rotasi. Penerbit ITB. Bandung Mobius Institute Vibration training course book. Penerbit Mobius institute. Jerman Mobius Institute Vibration training quick reference. Penerbit Mobius institute. Jerman Mobius Institute Vibexpert I manual book. Penerbit Mobius institute. Jerman Shalahuddin, Arief Introduction to balancing. Dari Arief,S.com/2006/09/Introduction-tobalancing.pdf, 15 September 2006 Taylor, James l The Vibration Analysis Handbook. Penerbit Vibration Consultans. New York Technical Associates Technical Associates Level II. Penerbit Technical Associates Of Charlotte, P.C. Jerman

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH

KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH (Studi Kasus Gearbox Main Drive Kiln Pabrik Indarung V PT Semen Padang) Suherdian Septa Sarianja Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

ALAT PENGUKUR GETARAN

ALAT PENGUKUR GETARAN ALAT PENGUKUR GETARAN Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS VASRIASI PUTARAN DARI PROSES BALANCING TERHADAP PUTARAN KERJA POROS YANG SESUNGGUHNYA

EFEKTIFITAS VASRIASI PUTARAN DARI PROSES BALANCING TERHADAP PUTARAN KERJA POROS YANG SESUNGGUHNYA EFEKTIFITAS VASRIASI PUTARAN DARI PROSES BALANCING TERHADAP PUTARAN KERJA POROS YANG SESUNGGUHNYA Djoko Sulistyono 1, Arief Budiman 2 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com

Lebih terperinci

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK Nirma Priatama NRP. 2210100159 Dosen Pembimbing : Dimas Anton Asfani, ST.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN KELURUSAN Kelurusan poros adalah posisi yang tepat dari garis sumbu penggerak dan komponen yang digerakkan (gearbox, pompa, dll). Penyelarasan dicapai melalui shimming

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Getaran Mesin Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur (bolakbalik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Con toh sederhana untuk menunjukkan suatu getaran

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS

PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS Muhammad Hasbi, Nanang Endriatno, Jainudin Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo,

Lebih terperinci

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik.

KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik. Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pembahasan metode penelitian ini disuse untuk mengidentifikasikan kegagalan yang terjadi pada pompa sentrifugal terhadap sinyal vibrasi yang

Lebih terperinci

ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK

ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK Judul ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK Disusun oleh : Hizky Putra Prasetya NRP 2107.030.012 Dosen Pembimbing : Ir. Arino Anzip,M.Eng,Sc Latar Belakang Fan merupakan peralatan

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 2, Tahun 2016 Online:

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 2, Tahun 2016 Online: BALANCING ROTOR DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN DALAM KONDISI STEADY STATE *Try Hadmoko 1, Achmad Widodo 2, Djoeli Satrijo 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2,3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian di rancang untuk dapat memformulasikan daignosa kegagalan pada pompa sentrifugal dengan sinyal getaran. Untuk mencapai tujuan ini,

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN J. A. Apriansyah, Dedi Suryadi, A. Fauzan Suryono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu Jl. WR. Supratman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada mesin bubut type EMCO MAXIMAT V13 dengan menggunakan alat vibrometer (untuk mengukur getaran) Kohtect

Lebih terperinci

Pemodelan dan Analisis Pengaruh Kenaikan Putaran Kerja Terhadap Respon Dinamis, Kasus Unbalance Rotor Steam Turbine Unit 1 PLTU Amurang 2x25MW

Pemodelan dan Analisis Pengaruh Kenaikan Putaran Kerja Terhadap Respon Dinamis, Kasus Unbalance Rotor Steam Turbine Unit 1 PLTU Amurang 2x25MW JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 120 Pemodelan dan Analisis Pengaruh Kenaikan Putaran Kerja Terhadap Respon Dinamis, Kasus Unbalance Rotor Steam Turbine Unit

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS Tugas Akhir (TM 1486) IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS LUQMAN PURWADANI 2102 100 004 Pembimbing : Ir. Suwarmin, PE PENDAHULUAN LATAR

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 98 ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER Levi Amanda Putra Program

Lebih terperinci

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN Oleh : Opi Sumardi 1215021064 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Getaran Getaran timbul akibat transfer gaya siklik melalui elemen-elemen mesin yang ada, dimana elemen-elemen tersebut saling beraksi satu sama lain dan energi didesipasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh: LAPORAN TUGAS AKHIR Analisa Kerusakan Pompa Sentrifugal One Stage type Ebara Pump 37KW Pada Water Treatment Plant (WTP) Dengan Metode FFT Analyzer Studi Kasus Mall Senayan City Diajukan Guna Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

ANALISA GETARAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KERUSAKAN BEARING MESIN GERINDA DUDUK

ANALISA GETARAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KERUSAKAN BEARING MESIN GERINDA DUDUK ANALISA GETARAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KERUSAKAN BEARING MESIN GERINDA DUDUK Mochammad Syahrul 1, Margianto 2, Unung Lesmanah 3 1.Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Islam Malang 2,3. Dosen Teknik Mesin,

Lebih terperinci

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM INSTRUMENTASI AKUSTIK DAN VIBRASI P1 VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR Di Susun Oleh : Rizky Kurniasari Kusuma Pratiwi NRP. 2413 031 058 Asisten : Rio Asruleovito NRP. 2414

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI

ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI ANALISA PENGARUH PARALLEL-MISALIGNMENT DAN TINGKAT GETARAN YANG TERJADI PADA PULLEY DEPERICARPER FAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH LASTRI SITUMORANG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Getaran banyak dipakai sebagai alat untuk melakukan analisis terhadap mesin-mesin, baik gerak rotasi maupun translasi. Pengetahuan akan getaran dan data-data yang dihasilkan sangat

Lebih terperinci

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00 KAJIAN ENJINIRING BAB 1 PENDAHULUAN

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00 KAJIAN ENJINIRING BAB 1 PENDAHULUAN Halaman : 1 dari 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. NAMA KAJIAN Nama kajian No Kajian Engineering : Analisa vibrasi steam turbine #1 PLTU Amurang : Klasifikasi program : Operasi & Pemeliharaan Pembangkit Lokasi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTARAN TERHADAP EFEKTIFITAS METODE TWO - PLANE BALANCING UNTUK SISTEM POROS PIRINGAN OVERHUNG

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTARAN TERHADAP EFEKTIFITAS METODE TWO - PLANE BALANCING UNTUK SISTEM POROS PIRINGAN OVERHUNG 58 PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTARAN TERHADAP EFEKTIFITAS METODE TWO - PLANE BALANCING UNTUK SISTEM POROS PIRINGAN OVERHUNG R. Lulus Lambang G. H 1, Didik Djoko S 1 1 Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP

BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP 4.1 Gangguan LP Drain Pump PLTU Suralaya unit 1 pernah mengalami kegagalan motor induksi 3 phasa pada sistem LP drain pump seperti yang diperlihatkan pada gambar

Lebih terperinci

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik Farandy Afrizal dan Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Sidang Tugas Akhir - TM091486 ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Farandy Afrizal Pembimbing : Dr. Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan pompa sangat luas hampir disegala bidang, seperti industri, pertanian, rumah tangga dan sebagainya. Pompa merupakan alat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

ANALISIS GETARAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG DIAKIBATKAN OLEH PENGARUH KEKENTALAN PELUMASAN

ANALISIS GETARAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG DIAKIBATKAN OLEH PENGARUH KEKENTALAN PELUMASAN ANALISIS GETARAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG DIAKIBATKAN OLEH PENGARUH KEKENTALAN PELUMASAN Noor Eddy 1, Andriyansa 2, Arifin Halim 3, R.Wibawa Purbaya 4 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa

BAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa BAB I PENDAHULUAN 1.2 LatarBelakang Mesin-mesin rotasi seperti turbin, kompresor, pompa, dan fan banyak digunakan di dunia industri. Mesin-mesin rotasi tersebut pada umumnya terdiri dari poros yang berputar

Lebih terperinci

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS Nadhifa Maulida 1, Alinda Nurul B. 1, Trikarsa Tirta Dwipa 1, Nugroho

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam mengoptimalkan kerja sistem pendingin jenis Mechanical Draft Crossflow Cooling Tower digunakan data dari menara pendingin yang dioperasikan oleh PT. Indonesia Power PLTP

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI

PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI PENGARUH VARIASI GAYA TRANSMISI V-BELT TERHADAP PRILAKU GETARAN POROS DEPERICARPER FAN TYPE 2 SWSI SKRIPSI MEKANIKA KEKUATAN BAHAN Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK Muhamad Abdurrochman 2108 100 147 Pembimbing : Ir. Bambang

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mill Fan 412 di PT. Semen Tonasa

Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mill Fan 412 di PT. Semen Tonasa Samnur dkk, Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mil Fan 412 173 Analisis Hubungan Getaran dengan Temperatur Kerja pada Mesin Mill Fan 412 di PT. Semen Tonasa Samnur (1), Ilham

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Kedalaman Pemakanan terhadap Getaran dengan Menggunakan Mesin Bubut Chien Yeh CY 800 Gf

Studi Pengaruh Kedalaman Pemakanan terhadap Getaran dengan Menggunakan Mesin Bubut Chien Yeh CY 800 Gf Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 28 ISSN 693-368 Teknik MESIN Studi Pengaruh Kedalaman Pemakanan terhadap Getaran dengan Menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT *Norman Iskandar, Muhammad Lazuardi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PUTARAN TERHADAP EFEKTIFITAS BALANCING POROS FLEKSIBEL PADA PROSES TWO-PLANE BALANCING

PENGARUH VARIASI PUTARAN TERHADAP EFEKTIFITAS BALANCING POROS FLEKSIBEL PADA PROSES TWO-PLANE BALANCING PENGARUH VARIASI PUTARAN TERHADAP EFEKTIFITAS BALANCING POROS FLEKSIBEL PADA PROSES TWO-PLANE BALANCING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : DWI RAHMANTO

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERAT RODA PADA PROSENTASE UNJUK KERJA BALANCING RODA MOBIL Harie Satiyadi Jaya *, Suhardjono ** Laboratorium Mesin Perkakas, Jurusan Teknik Mesin FTI ITS, Surabaya. E-mail:

Lebih terperinci

PEMICU 1 29 SEPT 2015

PEMICU 1 29 SEPT 2015 PEMICU 1 9 SEPT 015 Kumpul 06 Okt 015 Diketahui: Data eksperimental hasil pengukuran sinyal vibrasi sesuai soal. Ditanya: a. Hitung persamaan karakteristiknya. b. Dapatkan putaran kritisnya c. Simulasikan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN 130 PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN Didik Djoko Susilo 1 1 Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UNS Keywords : Machine Monitoring Vibration Signal Data Acquisition

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Pompa Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, mesin rotari merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dan bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI *Gigih Pribadi 1, Achmad Widodo 2, Djoeli Satrijo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MESIN PENGAYAK PASIR DENGAN METODE EKSITASI MASSA TIDAK SEIMBANG

PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MESIN PENGAYAK PASIR DENGAN METODE EKSITASI MASSA TIDAK SEIMBANG PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MESIN PENGAYAK PASIR DENGAN METODE EKSITASI MASSA TIDAK SEIMBANG Feblil Huda, Sigit Pamungkas, Jutria Laboratorium Konstruksi Mesin, Universitas Riau Kampus Bina Widya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 3. Mutu produksi, misalnya: Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit. maksimum 3,5 %, kadar air inti sawit maksimum 7% dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 3. Mutu produksi, misalnya: Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit. maksimum 3,5 %, kadar air inti sawit maksimum 7% dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan utama yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PEDAHULUAN Pada Bab II ini akan menjelaskan teori tentang vibrasi, beberapa parameter yang berkaitan dengan karakteristik getaran menurut illustrated vibration diagnostic

Lebih terperinci

Apabila berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini

Apabila berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini Meningkatkan kemampuan mesin, handling dan kemampuan pengereman, juga aerodinamik body. Memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Pada kecepatan tinggi. wheel assembly

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR Abstrak Muhamad Tesar Setiyadi dan Parno Raharjo Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung parno_raharjo@yahoo.com

Lebih terperinci

Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance dengan Pengaturan Putaran dan Beban Unbalance

Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance dengan Pengaturan Putaran dan Beban Unbalance Jurnal Teknologi Terapan Volume 3, Nomor 1, Maret 217 ISSN 2477-356 Rancang Bangun Vibration Test Bench untuk Mensimulasikan Kondisi Unbalance dengan Pengaturan Putaran dan Beban Unbalance Imam Maolana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Standar Pengujian Tarik Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Analisa Getaran Perawatan mesin tradisional, skedul overhaul perbaikan biasanya sulit dibuat karena kebutuhan perbaikan tidak dapat ditentukan secara pasti, tanpa membongkar mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Getaran 2.1.1 Getaran Getaran secara teknik didefinisikan sebagai gerak osilasi dari suatu objek terhadap posisi awalnya. Semua mesin memiliki tiga sifat fundamental

Lebih terperinci

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB Panji Waskito 1, Ali Syahputra Hasibuan 2 1 Progam Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 EXHAUST GAS FAN Gambar 2. 1 Exhaust gas fan (Sumber: Siemens VAI, 2009) Hampir setiap pabrik memiliki fasilitas fan dan blower untuk ventilasi atau proses industri yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA Akbar Anggriawan 1, Feblil Huda 2 Laboratorium Konstruksi Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN

ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN Analisis Vibrasi Pada (Pranto B, dkk) ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN Abstrak ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Getaran (Vibrasi).. Pengertian Getaran (vibrasi) Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Getaran merupakan salah satu efek yang terjadi akibat adanya gerak yang diakibatkan adanya perbedaan tekanan dan frekuensi. Dalam dunia otomotif ada banyak terdapat

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : BAGUS HANDOKO NIM. I1406020 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANALISIS KECEPATAN KRITIS ROTOR DINAMIK DENGAN STUDI KASUS EXTERNALLY PRESSURIZED BEARINGS TESIS MAGISTER Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik Oleh FEBLIL HUDA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MESIN BALANCING RODA MOBIL Dedi Suryadi 1), Restu Prayoga 1), A. Fauzan 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu Jl. WR. Supratman Kandang Limun,

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan sinyal getaran untuk mendeteksi kerusakan elemen bola pada bantalan. Bantalan normal dan bantalan cacat elemen bola akan diuji

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUMP STEAM TURBINE 32-K-101-P1-T DALAM PLATFORMING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU)

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUMP STEAM TURBINE 32-K-101-P1-T DALAM PLATFORMING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU) Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUP STEA TURBINE 32-K-101-P1-T DALA PLATFORING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU) *Norman Iskandar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN KAMPAS REM TERHADAP GETARAN SISTEM REM CAKRAM PADA BERBAGAI KONDISI PENGEREMAN

PENGARUH KETEBALAN KAMPAS REM TERHADAP GETARAN SISTEM REM CAKRAM PADA BERBAGAI KONDISI PENGEREMAN PENGARUH KETEBALAN KAMPAS REM TERHADAP GETARAN SISTEM REM CAKRAM PADA BERBAGAI KONDISI PENGEREMAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : WAHYU UTOMO NIM.

Lebih terperinci

Predictive Maintenance

Predictive Maintenance Predictive Maintenance Metode Perawatan Mesin Breakdown Maintenance Preventive Maintenance Proactive Maintenance Predictive Maintenance Predictive Maintenance Predictive maintenance, disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Misalignment Misalignment adalah ketidaklurusan antara kedua pulley. Misalignment terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin dari garis pusatnya.

Lebih terperinci

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016 BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS oleh Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016 DAFTAR ISI hlm. PENGANTAR 4 BAB 1 INFORMASI UMUM 5 BAB

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR

PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR Oleh: ADITYA PRIMADI PUTRA 2108030047 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEng., Sc PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal. Tipe bantalan C C 0 Fr Fa Putaran kn

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal. Tipe bantalan C C 0 Fr Fa Putaran kn 52 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal Crusher B Dengan Keandalan 90 % Dalam perhitungan umur pakai bantalan ini digunakan data-data yang telah diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENYERUT WORTEL KAPASITAS 15 KG/JAM

RANCANG BANGUN MESIN PENYERUT WORTEL KAPASITAS 15 KG/JAM RANCANG BANGUN MESIN PENYERUT WORTEL KAPASITAS 15 KG/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III SPESIALISASI PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin spin coating adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan ke poros hollow melalui pulley dan v-belt untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL

ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan utama yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi Abdul Rohman 1,*, Harus Laksana Guntur 2 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS Berdasarkan pemodelan aliran, telah diketahui bahwa penutupan LCV sebesar 3% mengakibatkan perubahan kondisi aliran. Kondisi yang paling penting untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS Dosen Pembimbing : Atria Pradityana, ST, MT Instruktur Pembimbing : Jiwo Mulyono, S.Pd Oleh : Ardika Oki P. S. 2108.039.001 Puji Wahyu R. 2108.039.007 Abstrak Tujuan dan Manfaat Batasan Masalah Visual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

ANALISA GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL TEBAL 7,5 MM DAN LEBAR 145 MM

ANALISA GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL TEBAL 7,5 MM DAN LEBAR 145 MM 108, Inovtek, Volume 3, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 108-24 ANALISA GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL TEBAL 7,5 MM DAN LEBAR 145 MM Erwin Martianis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

Gambar 1. Sistem pegas-massa diagram benda bebas

Gambar 1. Sistem pegas-massa diagram benda bebas GETARAN MEKANIK Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut.

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci