BAB II STUDI PUSTAKA
|
|
- Widyawati Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II STUDI PUSTAKA II.1 UMUM Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses dan dibentuk untuk dijadikan barang maupun konstruksi yang sesuai dengan kemajuan teknologi. Selain itu, kayu dapat diperbaharui dengan cara pengawetan. Kayu memiliki struktur dan sifat yang rumit, setelah diselidiki struktur makro dari kayu adalah serat sedangkan struktur mikro adalah biologis dan koordinasi atom bersifat molekuler. Sifat dan kekuatan kayu berbeda satu sama lain tergantung dari jenis kayu yang ditinjau. Sifat yang dimaksud antara lain yang berkaitan dengan sifat anatomi kayu, sifat fisis, sifat mekanis, dan juga sifat kimia. Kekuatan kayu tergantung dari berat jenis kayu itu sendiri. Kayu terdiri dari komposit polimerr alamiah dan molekul kayu utama adalah selulosa dengan komposisi 50 %, selain itu juga berupa lignin dengan komposisi 25% yang merupakan bahan polimer silang berdimensi tiga yang sangat kompleks dan 25% hemiselulosa. Sel sel kayu ini kemudian secara berkelompok membentuk pembuluh, parenkim, dan serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi sebagai saluran air dan zat hara. Parenkim memiliki bentuk kotak, berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil fotosintesis. Serat memiliki bentuk panjang langsing dan berdinding tebal serta berfungsi sebagai penguat pohon.
2 Kayu terdiri dari serat kayu yang berbentuk lingkaran tahunan. Pada penampang melintang kayu (Gambar II.1) akan terlihat bagian bagian berikut : 1. Kulit Terdapat pada bagian terluar. Kulit kayu terdapat pada bagian terluar yang terdiri dari : a. Kulit Dalam (Phloem) Kulit dalam berada tepat di balik kulit luar sebatang pohon, di luar lapisan kambium, yang mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut jenis pohon, dan berfungsi menyampaikan makanan yang dibuat oleh daun kepada seluruh bagian kayu. b. Kulit Luar (Cortex) Kulit luar merupakan lapisan yang cukup padat dan cukup kasar, yang berfungsi sebagai pelindung bagi bagian yang teradalam terhadap kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya karena pengaruh iklim atau serangga, dan berfungsi untuk mencegah penguapan dari lapisan kambium dan kayu global. Kulit kayu terdiri dari sel sel berbentuk pembuluh pembuluh dan mendapatkan makanan dari kulit dalam. Apabila pohon tumbuh keluar, kulit luar akan pecah dan digantikan oleh lebih banyak kulit luar yang baru, kulit luar yang lama yang telah mati terlepas dari pohon.
3 2. Kambium Lapisan kambium merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening yang melingkari pohon, ke arah luar membentuk kayu baru sebagai pengganti kayu lama yang telah rusak dan ke arah dalam membentuk kayu baru. Kambium terletak di antara kulit dalam dan kayu gubal. 3. Kayu Gubal (Alburmum) Kayu gubal merupakan bagian dari pohon yang melingkari kayu inti, terletak disebelah dalam lapisan kambium berwarna keputih - putihan. Sel sel kayu gubal membawakan air dan garam garam mineral ke dahan yang selanjutnya menuju daun, untuk diubah sebagai sumber makanannya. Kayu gubal tidak begitu berharga sebagai kayu pertukangan. Hal ini disebabkan karena adanya zat zat tepung di dalam sel selnya, yang menyebabkan kayu tersebut mudah diserang serangga. Tebal lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon, lebih kurang 2 cm sampai 10 cm dan relatif tetap demikian sepanjang hidup pohon. 4. Kayu Teras Ketika pohon mulai dewasa (tua), sebagian kayu di dalam batang mati berangsur angsur sehingga tidak dapat berfungsi sebagai saluran air atau zat hara dan tidak dapat berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis. Warna kayu berubah menjadi lebih tua karena pengendapan zat zat ekstraktif. Lapisan kayu ini dikenal dengan nama teras (heartwood) dengan fungsi sebagai penguat pohon. Kayu teras terdiri dari sel sel yang dibentuk melalui perubahan sel hidup pada lingkaran kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi sebagai penyalur cairan dan lain lain proses kehidupan. Ruang dalam kayu teras dapat mengandung berbagai zat yang
4 memberikan warna gelap. Hal ini berlaku untuk jenis jenis kayu yang terasnya berisi tiloses. Pada beberapa jenis kayu tertentu kayu teras banyak mengandung bahan bahan ekstraktif, yang memberikan keawetan pada kayu tersebut. 5. Hati Kayu (Medulla) Hati kayu terletak di pusat lingkaran tahunan. Pada mulanya, hati kayu merupakan pohon muda yang kemudian menjadi pusat dari pohon yang tumbuh selanjutnya, yang merupakan komposisi sel sel yang sudah mati. Hati kayu bersifat rapuh atau lunak. 6. Lingkaran Tahun Lingkaran tahun merupakan batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu musim. Sel biologi pada musim hujan lebih tebal daripada musim kemarau (musim kering). Pada musim kering, pertumbuhan diameter (membesar) terganggu disebabkan adanya pengguguran daun. Sehingga lingkaran tahun dapat terdiri dari satu lingkaran tahun dalam satu musim yang sama. Hal ini disebut lingkaran semu. Lingkaran tahun ini dapat menunjukkan umur suatu pohon pada tempat tertentu. 7. Jari Jari Kayu Jari - jari teras berfungsi menyampaikan makanan dari kulit dalam ke bagian dalam pohon guna pertumbuhan pada pohon tersebut. Secara perbandingan kekuatan, ada hubungan antara berat dengan tinggi kayu, misalnya di sebelah bawah kayu lebih tua, lebih berat dan lebih kuat. Dalam bahan struktur sederhana berat jenis tidak tergantung pada struktur, sedangkan pada kayu tidak demikian karena kayu terdiri dari lingkaran tahunan yang berbeda antara kayu yang satu dengan kayu yang lain.
5 Gambar 2.1 Penampang Melintang Kayu (Sumber : Mengenal Kayu, J.F.Dumanauw hal :3) II.2 SIFAT SIFAT KAYU Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat dan kekuatan yang berbeda beda, sehingga penggunaan kelas kayu disesuaikan dengan konstruksi yang akn dibuat. Sifat sifat yang dimaksud yaitu mengenai sifat fisis, dan sifat mekaniknya.
6 II.2.1 SIFAT FISIS Sifat fisis dari kayu antara lain : a. Berat Jenis ` Kayu memiliki berat jenis yang berbeda beda, berkisar minimum antara 0,20 ( ky.balsa) hingga 1,28 (ky. nani). Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Berat jenis antara lain ditentukan oleh tebalnya dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori pori. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut. Untuk kayu sebaiknya ukuran sampel tidak kurang dari ( 7.5 x 5 x 2,5 ) cm 3. Berat jenis kayu yang disebut dalam PKKI 1961 adalah berat jenis kayu dalam keadaan kering udara. Berat jenis juga didefenisikan sebagai berat jenis relatif benda tersebut terhadap berat jenis standart, dalam hal ini berat jenis air dalam gr / cm 3. Air dipakai sebagai bahan standart karena berat 1 cm 3 air adalah 1 gram. Dapatlah dikatakan bahwa berat jenis suatu benda adalah berat benda tersebut per satuan volumenya dan juga berat jenis benda itu relatif terhadap berat jenis standart yaitu air. Sepotong kayu yang kering tersusun dari material yang padat terdiri dari dinding sel dan rongga sel, yang mengandung udara dan sejumlah kecil zat lain. Berat jenis atau berat jenis relatif dari material padat dinding sel umumnya sama pada semua jenis kayu, yaitu sekitar 1,5.
7 b. Keawetan Alami Kayu Yang dimaksud dengan keawetan alami kayu adalah ketahanan kayu terhadap serangan unsur - unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut dapat juga disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu tersebut yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak perusak kayu, sehingga perusak kayu tersebut tidak sampai masuk kedalam kayu. c. Warna Kayu Ada beraneka macam warna kayu antara lain warna kuning, keputih - putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam - hitaman, kemerah merahan dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat zat pengisi warna kayu itu berbeda beda. Pada umumnya warna satu jenis kayu bukanlah warna murni, tetapi warna campuran beberapa jenis warna yang sukar dipisahkan, contoh : kayu yang berwarna putih misalnya jelutung, yang berwarna merah misalnya kempas, rengas dan lain sebagainya. d. Higroskopik Kayu memiliki sifat higroskopik yang artinya dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Suatu petunjuk, bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban lingkungannya dan suhu udara. Kandungan air pada kayu serupa ini dinamakan kandungan air kesetimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content). Dengan masuknya air kedalam kayu maka berat kayu akan bertambah dan ketika suhu meningkat air keluar dari dalam kayu, proses ini jika berulang ulang maka timbul pelapukan pada kayu tersebut.
8 e. Tekstur Tekstur ialah ukuran relatif sel sel kayu. Yang dimaksud dengan sel kayu adalah serat serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur adalah ukuran relatif serat serat kayu. Berdasarkan teksturnya, jenis kayu digolongkan ke dalam : Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dan lain lain. Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dan lain lain. Kayu bertekstur kasar, contoh : kempas, meranti dan lain lain. f. Serat Kayu dikatakan berserat lurus apabila arah sel sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu batang maka disebut serat mencong. Serat ini dapat dibagi 4 bentuk yaitu : 1. Serat terpadu ; bila batang kayu terdiri dari lapisan lapisan yang berselang seling, contoh: kayu kulim, rengas, kapur. 2. Serat berombak ; serat serat kayu membentuk gambaran berombak, contoh : kayu rengas, merbau dan lain lain. 3. Serat terpilin ; serat serat kayu yang membentuk gambaran terpilin (puntiran), seolah olah batang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh : kayu bitangur, kapur, damar dan lain lain. 4. Serat diagonal ; serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji sedemikian rupa. Serat kayu tergantung pada pertumbuhan pohon. Kayu dari pohon yang tumbuhnya cepat biasanya mempunyai serat yang kasar atau sebaliknya. Jika serat kayu tidak sejajar dengan arah kayu maka dinamakan serat miring.
9 g. Kadar Lengas Perbedaan kekuatan kayu yang masih basah dari kekuatan kayu yang telah kering udara ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel II.1. Perbandingan persentase kekuatan kayu basah terhadap kayu kering udara menurut Gardner dan Newlin / Wilson (PKKI NI-5) Jenis Parameter Kekuatan Gardner Newlin / Wilson Kuat Lentur 74% 54% Kuat lentur absolut 89% 70.5% Modulus Elastisitas 87.5% 83% Kuat Hancur - 62% Kuat Hancur Absolut 77% 76.5% ( Sumber : PKKI NI-V hal : 65 ) h. Bau dan Rasa Bau dan rasa mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Contoh contoh bau pada kayu : bau bawang putih pada kayu Kulim, bau kamfer pada Kapur. Rasa kesannya hampir tidak berbeda dengan baunya.
10 II.2.2 SIFAT MEKANIS Sifat mekanis kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan muatan (beban) luar. Yang dimaksud dengan muatan luar adalah gaya gaya di luar kayu yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk atau besarnya benda. Dalam hal ini dibedakan beberapa macam kekuatan sebagai berikut : a. Kekuatan Tarik Kekuatan tarik terbesar pada kayu adalah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan kekuatan ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan. b. Kekuatan Tekan Kekuatan kayu memikul gaya tekan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu 1. Kekuatan tekan tegak lurus arah serat. Kekuatan kayu ini menentukan ketahanan kayu terhadap beban. 2. kekuatan tekan sejajar arah serat. Kekuatan ini memang relatif lebih kecil dibandingkan kekuatan tegak lurus arah serat. c. Kekuatan Geser Kekuatan geser adalah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau tergelincir dari bagian lain didekatnya.
11 Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam kekuatan geser yaitu : 1. Kekuatan geser sejajar arah serat. 2. Kekuatan geser tegak lurus arah serat. 3. Kekuatan geser miring. Tekanan σtk Tarikan σtr Geser τ Gambar 2.2 Beban dan Gaya dalam material yang mengalami tekanan, tarikan dan geser ( Sumber : Timber ). Tegangan yang bekerja : P( tk / tr) σ ( tk / tr) = σ(tk/tr)... (2.1) A Dimana : σ (tk/tr) = tegangan tekan / tarik yang terjadi (kg/cm 2 ). P (tk/tr) = beban tekan / tarik yang bekerja (kg) A = luas tampang yang menerima beban (cm 2 )
12 d. Kekuatan Lentur Kekuatan lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipikul oleh kayu tersebut. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung statik dan keteguhan lengkung pukul. Yang pertama menunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan lahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan. Gambar 2.3 Batang Tertarik dan Tertekan Tegangan lentur yang terjadi, yaitu hasil pembagian momen maksimum terhadap statis momen tampang material, dalam hal ini tampang persegi empat yaitu 1/6 bh 2. Kekuatan kayu di Indonesia menurut Lembaga Pusat Penelitian Kehutanan dibagi dalam 5 (lima) kelas kuat yang berdasarkan kepada berat jenis, kekuatan lentur absolute dan kekuatan tekan absolute sebagai berikut:
13 Tabel II.2. Kekuatan Lentur dan Tekanan Kayu Menurut Kelas Kuat Kayu Kekuatan Berat Jenis Kekuatan Tekan Kelas kuat Kering Udara Mutlak (kg/cm 2 Lentur Mutlak ) (kg/cm 2 ) I > 0.90 > 1100 > 650 II III IV V < 0.30 < 360 < 215 (Sumber : LPHH Bogor). Gambar 2.4 Hubungan antara beban (P) dengan deformasi (δ) untuk Tarikan dan Tekanan ( Sumber : Timber hal : 178 ). Untuk keperluan perencanaan konstrusi perlu diketahui tegangan tegangan izin bagi setiap jenis kayu. Untuk setiap jenis kayu diketahui 2 (dua) mutu kayu yaitu mutu A dan mutu B, yang disebut mutu A adalah kayu yang memenuhi syarat sebagai berikut : Kayu harus kering udara dengan kadar lengas 12 % - 18 % atau dengan rata rata 15 %. Besarnya mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar balok dan tidak lebih 3,5 cm.
14 Untuk balok kayu tidak mengandung cacat tepi ( vanvlak ) lebih dari 1/10 ukuran sisinya. Miring arah serat kayu ( α ) tidak melebihi tg α = 1/10. Retak retak kayu dalam arah radial tidak melebihi ¼ tebal kayu dan dalam arah lingkaran pertumbuhan tidak melebihi 1/5 tinggi kayu. Sedangkan yang disebut kayu mutu B adalah kayu yang tidak termasuk dalam mutu A tetapi memenuhi syarat syarat berikut : Kadar lengas kayu < 30 %. Besarnay mata kayu tidak melebihi ¼ lebar balok dan tidak lebih 5 cm. Miring arah serat ( α ) tidak melebihi tg α = 1/7. Retak retak kayu dalam arah radial tidak melebihi 1/3 tebal kayu dan dalam arah lingkaran pertumbuhan tidak melebihi ¼ tebal kayu. Untuk kayu mutu B tegangan tegangan izin harus dikalikan dengan faktor 0,75. Tegangan tegangan izin yang diperkenankan menurut Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( NI-5 ) adalah : Tabel II.3. Kelas Kuat Berdasarkan Tegangan untuk Mutu A PARAMETER KELAS KAYU JATI Tegangan Izin I II III IV V (Tectona Grandis) σlt (Kg/cm 2 ) σtk// (Kg/cm 2 ) σtk (Kg/cm 2 ) τ// (Kg/cm 2 ) ( Sumber : PKKI NI-V hal : 6)
15 Apabila suatu kayu termasuk dalam beberapa kelas kekuatan, maka harus didasarkan kepada kelas kekuatan yang terendah atau diperhitungkan berdasarkan berat jenis kayu kering udara. II.3 KADAR AIR DAN PENYUSUTAN KAYU a. Kadar Air Kayu Kayu bersifat higroskopis, artinya kayu memiliki daya tarik terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cairan. Kemampuan air untuk menghisap dan mengeluarkan air tergantung pada kelembaban udara disekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam kayu berubah ubah menurut keadaan udara/ atmosfer sekelilingnya. b. Penentuan Kadar Air Kayu Banyaknya air yang dikandung pada sepotong kayu disebut kadar air kayu (Ka). Banyaknya kandungan air pada kayu bervariasi tergantung dari jenis kayunya, kandungan tersebut berkisar antara 40% - 300%, dinyatakan dengan persentase dari berat kering kayu tanur. Rumus penentuan kadar air : Berat air di dalam kayu Ka (%) = x100%.. (2.2) Berat kayu kering tanur
16 Standar untuk menentukan banyaknya air dalam kayu adalah dengan mengeringkan kayu dalam tanur pada suhu C, hingga mencapai berat tetap. Dalam keadaan ini berat air dianggap nol, walaupun sebenarnya kayu masih memiliki kadar air sekitar 1 %. Berat kayu pada keadaan kering tanur disebut kayu kering tanur (Wo). Karena itu berat air yang ada di dalam kayu adalah perbedaan berat kayu sebelum dikeringkan ( berta basah / berat awal = Wb) dikurangi berat kayu setelah dikeringkan dengan tanur. Rumus di atas dapat ditulis sebagai berikut : (Berat kayu + air) - (Berat kayu kering tanur) Ka(%) = x100%.. (2.3) Berat kayu kering tanur Wb - Wo Ka (%) = x100%.. (2.4) Wo c. Air di Dalam Kayu Keadaan air yang terdapat di dalam kayu terdiri atas 2 macam yaitu : 1. Air bebas, yaitu air yang terdapat dalam rongga - rongga sel, paling mudah dan terdahulu keluar. Air bebas umumnya tidak mempengaruhi sifat dan bentuk kayu kecuali berat kayu. 2. Air terikat, yaitu air yang berada dalam dinding dinding sel kayu, sangat sulit dilepaskan. Zat cair pada dinding dinding inilah yang berpengaruh kepada sifat sifat kayu yaitu pada saat kayu mengalami penyusutan.
17 d. Kadar Air Maksimum Dalam Kayu Jika air pada kayu, baik kayu segar maupun kayu dalam pemakaian maka sesudah dinding sel jenuh dengan air pada akhirnya rongga sel akan terisi air bebas. Kadar air maksimum akan tercapai jika semua rongga dalam dinding sel dan rongga rongga sel telah jenuh dengan air. Rumus untuk menghitung kadar air maksimum adalah sebagai berikut: 1,5 - BJ Ka maksimum (%) = x100% (2.5) 1,5 xbj Keterangan : 1,5 = berat jenis zat kayu kering tanur = berat zat dinding sel kering tanur. BJ = berat jenis berdasarkan berat dan volume masing masing pada keadaan kering tanur. e. Kadar Air Keseimbangan Jika kayu diletakkan pada suatu atmosfer dengan kelembaban tertentu pada akhirnya akan mencapai suatu kadar air yang tetap, disebut kadar air keseimbangan (equlibrium moisture content). Kadar air keseimbangan ini tergantung pada lembab nisbi dan suhu dari udara disekelilingnya. f. Penyusutan Kayu Penambahan air dan zat cair lain pada suatu zat dinding sel akan menyebabkan jaringan mikrofibril mengembang, keadaan ini berlangsung sampai titik jenuh serat tercapai. Dalam proses ini dikatakan bahwa kayu mengembang atau memuai. Penambahan air seterusnya pada kayu tidak akan mempengaruhi volume dinding sel, sebab air yang ditambahkan diatas titik jenuh serat akan ditampung dalam
18 rongga sel. Pengurangan air selanjutnya dibawah titik jenuh serat akan menyebabkan dinding sel kayu menyusut atau mengerut. Perubahan dimensi dinyatakan dalam persen dari dimensi maksimum kayu itu. Dimensi maksimum adalah dimensi sebelum ada penyusutan. Maka pengembangan dan penyusutan umumnya dinyatakan dalam persen dari volume atau ukuran kayu dalam keadaan basah atau diatas titik jenuh serat. Penyusutan (%) Penyusutan (%) Perubahan dimensi terhadap dimensi maks = x100%... (2.6) Dimensi Maksimum Dimensi Awal - Dimensi Akhir = x100%.. (2.7) Dimensi Awal II.4 METODE KESETIMBANGAN Analisa stabilitas suatu struktur berkaitan dengan masalah kesetimbangan. Oleh karena itu pemahaman tentang kesetimbangan merupakan suatu hal yang perlu. Dalam kaitannya dengan masalah stabilitas suatu struktur, ada 3 jenis kesetimbangan yang dapat dijelaskan dengan meninjau perilaku bola rigid yang terletak diatas permukaan licin (gambar 2.5).
19 Gambar 2.5 Analogi Terhadap Beberapa Kesetimbangan (Sumber: Principles Of Structural Stability Theory, Alexander Chajes) Keadaan I : Bila bola berada pada cekung, maka kesetimbangannya stabil. Bila kita berikan gangguan kecil δx, maka bola akan kembali ke posisi semula setelah berosilasi beberapa kali (gambar 2.5a). Keadaan II : Apabila bola berada pada permukaan datar, kesetimbangannya disebut netral. Dalam hal ini gangguan kecil δx tidak akan merubah gaya gaya kesetimbangan maupun potensial bola (gambar 2.5.b). Keadaan 3 : Apabila bola berada pada permukaan cembung, maka kesetimbangannya tidak stabil (labil), yang berarti gangguan kecil δx akan menghilangkan kesetimbangan dan mengakibatkan pergeseran mendadak (progressive movement). Apabila beban yang bekerja pada suatu struktur diperbesar secara bertahap mulai dari nol, maka struktur tersebut akan mengalami ketiga keadaan kesetimbangan di atas sesuai dengan intensitas beban. Pergeseran kesetimbangan dari keadaan stabil ke keadaan tidak stabil, senantiasa harus melalui keadaan netral. Dengan perkataan lain keadaan netral merupakan titik peralihan antara dua jenis kesetimbangan yang saling bertolak belakang sifatnya. Kesetimbangan netral pada suatu struktur terjadi apabila beban yang bekerja sedemikian besar sehingga mengakibatkan struktur dalam keadaan dualisme antara stabil dan tidak stabil.
20 Besarnya beban yang mengakibatkan struktur dalam kesetimbangan netral disebut dengan beban kritis. II.4.1 KONSEP DASAR METODE ENERGI Apabila suatu struktur dibebani dengan gaya luar, maka akan terjadi perubahan bentuk struktur tersebut sebagai reaksinya. Selama terjadi robahan bangun ini, dikatakan gaya luar melakukan suatu kerja. Dalam hal ini, energi diserap oleh struktur pada saat gaya luar melewati batang (balok) untuk melakukan kerja. Berbeda halnya dengan konsep kesetimbangan klasik, yang dapat ditinjau pada elemen kecil yang merupakan bagian dari struktur (misalnya dx, dy dan dz), metode energi didasarkan pada konsep kesamaan antara energi regangan dan kerja gaya luar untuk seluruh struktur yang ditinjau. Oleh karena didalam penyelesaian persoalan, dibutuhkan penyamaan antara energi dan kerja, maka perlu diperhatikan apakah struktur tersebut konserfatif atau tidak. Suatu sistem dikatakan konserfatif apabila sistem berdeformasi akibat pembebanan dan apabila beban ditiadakan, sistem akan kembali ke posisi semula. Sistem dikatakan non-konserfatif apabila terdapat kehilangan energi misalnya dalam bentuk gesekan, deformasi inelastis dan lain lain. Jadi dalam suatu sistem konserfatif akan berada dalam kesetimbangan netral apabila energi regangan yang diserap sistem sama dengan kerja yang dilakukan gaya luar terhadap sistem. Kerja yang dilakukan gaya luar didefenisikan sebagai hasil kali antara skalar antara vektor gaya P dengan vektor perpindahan s. nilai skalar ini positif jika arah kedua vektor itu sama. Apabila gaya yang bekerja konstan maka kerja yang dilakukan adalah W = P x s. Dengan kata lain, bila gaya bervariasi selama terjadi perpindahan, maka kerja dapat dihitung sebagai : W = P x ds cos α (a)
21 Selama terjadinya deformasi suatu struktur elastis, maka kerja gaya luar We akan senantiasa diimbangi oleh kerja gaya dalam Wi. Apabila struktur memenuhi hukum Hooke, maka gaya gaya dalam tersebut merupakan gaya gaya konserfatif, dimana setelah beban luar ditiadakan struktur elastis tersebut akan kembali ke bentuk dan posisi semula dan kerja dalam akan nol. Apabila kita defenisikan energi sebagai kemampuan untuk melakukan kerja dan hukum kekekalan energi menghendaki bahwa kerja gaya luar, maka dapat kita tuliskan : We = Wi (b) Energi potensial didefenisikan sebagai kemampuan suatu gaya untuk melakukan suatu kerja karena posisinya. Energi potensial gaya dalam disebut energi regangan atau strain energy U, yang merupakan kerja gaya dalam (U = W). Energi potensial gaya luar V didefenisikan sebagai negatif kerja gaya luar. Total potensial Ω suatu sistem struktur adalah jumlah dari energi regangan U dan enrgi potensial gaya luar V. Jadi dapat ditulis : Ω = U + V (c)
Kayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)
TKS 4406 Material Technology I Kayu (wood or timber) Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya Umum Kayu merupakan hasil hutan dari
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama
Lebih terperinciBABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku
BABII TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku laporan tugas akhir dan makalah seminar yang digunakan sebagai inspirasi untuk menyusun konsep penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinci(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman
DASAR-DASAR STRUKTUR KAYU A. MENGENAL KAYU 1. Pengertian kayu Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dan termasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Data hasil pengujian sifat fisis kayu jabon disajikan pada Tabel 4 sementara itu untuk analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95% ditampilkan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenis pohon, tempat tumbuh, dan iklim tempat tumbuh menghasilkan pohon
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LATAR BELAKANG Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan oleh pohon pohonan. Perbedaan jenis pohon, tempat tumbuh, dan iklim tempat tumbuh menghasilkan pohon pohonan yang sangat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ekaliptus mempunyai sistematika sebagai berikut: Hutan Tanaman Industri setelah pinus. Ekaliptus merupakan tanaman eksotik
TINJAUAN PUSTAKA Ekaliptus Tanaman ekaliptus mempunyai sistematika sebagai berikut: Division Sub Divisio Class Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospoermae : Dicotyledone : Myrtiflorae : Myrtaceae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Djapilus dan Suhaendi (1978) dalam Utomo (2008) E. urophylla
TINJAUAN PUSTAKA Kayu Eucalyptus urophylla Menurut Djapilus dan Suhaendi (1978) dalam Utomo (2008) E. urophylla termasuk dalam famili Myrtaceae, terdiri atas 500 jenis dan 138 varietas. Pohon ekaliptus
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. : Cinnamomum burmanii. Panjangnya sekitar 9-12 cm dan lebar 3,4-5,4 cm, tergantung jenisnya. Warna
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kayu Manis berikut : Sistematika kayu manis menurut Rismunandar dan Paimin (2001), sebagai Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Sub kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Gymnospermae
Lebih terperinciMacam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan
Macam Kayu Menurut Susunannya Pengetahuan Bahan Bagian Melintang Permukaan Kayu KAYU MASAK Gambar ini menunjukkan pohon yang mempunyai kayu gubal dan kayu teras, dengan nama lain pohon kayu teras Perbedaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tampilan Kayu Pemadatan kayu menghasilkan warna yang berbeda dengan warna aslinya, dimana warnanya menjadi sedikit lebih gelap sebagai akibat dari pengaruh suhu pengeringan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mutu Kekakuan Lamina BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusunan lamina diawali dengan melakukan penentuan mutu pada tiap ketebalan lamina menggunakan uji non destructive test. Data hasil pengujian NDT
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA. terutama untuk bangunan sederhana atau yang bersifat sementara dan kuda kuda untuk
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Umum Sebagai salah satu bahan konstruksi, kayu memegang peranan cukup penting terutama untuk bangunan sederhana atau yang bersifat sementara dan kuda kuda untuk atap. Kayu adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Kayu Sifat fisis kayu akan mempengaruhi kekuatan kayu dalam menerima dan menahan beban yang terjadi pada kayu itu sendiri. Pada umumnya kayu yang memiliki kadar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. didapat dan harganya pun relatif murah. Kayu merupakan bahan baku yang berasal dari alam.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Umum Di Indonesia penggunaan kayu untuk keperluan konstruksi, dilihat dari segi ekonomi, sangat menguntungkan karena jumlah dan jenisnya sangat beragam. Ini membuatnya mudah
Lebih terperinciANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR
ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolom lentur. Kolom merupakan elemen struktur yang menahan gaya aksial dan momen 2.1.1. Pengertian dan prinsip dasar kolom Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame)
Lebih terperinciKERAJINAN KAYU. Tujuan Pembelajaran Khusus
KERAJINAN KAYU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan bagian-bagian dari kayu 2. Menjelaskan sifat-sifat kayu 3. Menjelaskan cacat-cacat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1. Sifat Fisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan laminasi pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat bahan dasar kayu yang digunakan. Sifat fisis yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Sifat fisis dari panel CLT yang diuji yaitu, kerapatan (ρ), kadar air (KA), pengembangan volume (KV) dan penyusutan volume (SV). Hasil pengujian sifat fisis
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK
VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 2009 STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS Fauzan 1, Ruddy Kurniawan 2, Siska Martha Sari 3 ABSTRAK Kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UMUM Kapasitas pikul beban batas pada elemen struktur yang mengalami pembebanan khususnya balok tergantung pada panjang relatif dan karakteristik dimensional penampang melintang
Lebih terperinciBAB I PENDAH ULUAN 1.1 Lata r Be lakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciSTRUKTUR KAYU. Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T.
STRUKTUR KAYU Dosen Pengampu: Drs. DARMONO, M.T. KAYU Sebagai Negara tropis Indonesia kaya akan kayu sebagai hasil hutanya. Terdapat beberapa ribu jenis yang ada di nusantara ini. Ada beberapa macam sifat
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu :
SIFAT MEKANIK KAYU Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu : Sumbu axial (sejajar arah serat ) Sumbu radial ( menuju arah pusat ) Sumbu tangensial (menurut arah
Lebih terperinciMORFOLOGI DAN POTENSI. Bagian-Bagian Kayu - Kulit kayu - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - Lingkaran tahun - Jari-jari
Kayu Definisi Suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi herbarium yang dilakukan mempertegas bahwa ketiga jenis kayu yang diteliti adalah benar burmanii Blume, C. parthenoxylon Meissn., dan C. subavenium Miq. 4.1
Lebih terperinciBab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran
Bab 5 Puntiran 5.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai kekuatan dan kekakuan batang lurus yang dibebani puntiran (torsi). Puntiran dapat terjadi secara murni atau bersamaan dengan beban aksial,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Fakultas Kehutanan Univesitas Sumatera Utara Medan. mekanis kayu terdiri dari MOE dan MOR, kerapatan, WL (Weight loss) dan RS (
12 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 - Juni 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, dan Workshop Fakultas
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA II.1 UMUM Perubahan penebalan pada batang non prismatis akan menyebabkan kekakuan yang tidak sama di setiap titiknya. Besarnya momen inersia di setiap titik ini akan memberikan pengaruh
Lebih terperinciHHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)
SIFAT KEKUATAN KAYU MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331) 1 A. Sifat yang banyak dilakukan pengujian : 1. Kekuatan Lentur Statis (Static Bending Strength) Adalah kapasitas/kemampuan kayu dalam menerima beban
Lebih terperinciMATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM
PENGUJIAN KAYU 6.1. Umum Kayu merupakan salah satu elemen konstruksi yang mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Kekuatan kayu untuk menahan gaya tarik, desak maupun geser yang cukup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November 2010 di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. (a) (b) (c) Gambar 10 (a) Bambu tali bagian pangkal, (b) Bambu tali bagian tengah, dan (c) Bambu tali bagian ujung.
22 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sifat Anatomi Bambu 4.1.1 Bentuk Batang Bambu Bambu memiliki bentuk batang yang tidak silindris. Selain itu, bambu juga memiliki buku (node) yang memisahkan antara 2 ruas (internode).
Lebih terperinciPENGANTAR TENTANG KAYU
Kelompok 9 Anggota Kelompok : 1. Sugi Suryanto 20130110121 2. Badzli Zaki Tamami 20130110123 3. Ega Arief Anggriawan 20130110110 4. M Dede Dimas Wahyu 20130110125 5. Yusli Pandi 20130110112 6. Tanaka Dynasty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM DAN LATAR BELAKANG Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha memilih bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Pemilihan
Lebih terperinciStruktur Kayu. Christin Remayanti, ST., MT. & Dr. Eng. Indradi Wijatmiko
Struktur Kayu Christin Remayanti, ST., MT. & Dr. Eng. Indradi Wijatmiko Pendahuluan! MK. Struktur Kayu! 2 SKS! Selasa 12.00 13.40 Kompetensi yang diharapkan! Mampu memahami sifat - sifat kayu sebagai BB!
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Perubahan Sifat-sifat Kayu Terdensifikasi secara Parsial
PEMBAHASAN UMUM Perubahan Sifat-sifat Kayu Terdensifikasi secara Parsial Densifikasi parsial, baik kompresi maupun impregnasi, terbukti dapat meningkatkan sifat-sifat kayu Agatis maupun Mangium. Dari hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan pengujian
Lebih terperinciDimana : g = berat jenis kayu kering udara
1. TEGANGAN-TEGANGAN IZIN 1.1 BERAT JENIS KAYU DAN KLAS KUAT KAYU Berat Jenis Kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering
Lebih terperinciNursyamsu Hidayat, Ph.D.
Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 1 Mengikat rel, sehingga lebar sepur terjaga Meneruskan beban dari rel ke lapisan balas Menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA 2 Kayu Beton
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kayu merupakan bahan alami yang bersifat higroskopis. Hal ini berarti kayu mempunyai kemampuan untuk menarik atau mengeluarkan air dari udara atau dari dalam tergantung pada
Lebih terperinciKAJIAN PERBANDINGAN SAMBUNGAN ANTAR KAYU DENGAN KAYU DAN ANTAR KAYU DENGAN PELAT BAJA BERDASARKAN PKKI NI (TEORITIS DAN EKSPERIMENTAL)
KAJIAN PERBANDINGAN SAMBUNGAN ANTAR KAYU DENGAN KAYU DAN ANTAR KAYU DENGAN PELAT BAJA BERDASARKAN PKKI NI-5-2002 (TEORITIS DAN EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR Dilengkapi untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciPenyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu
25 Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu Suhardiman, Asroni Mukhlis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Suhardiman@polbeng
Lebih terperinciBAB 2 HUBUNGAN AIR DAN KAYU: AIR DI DALAM KAYU
BAB 2 HUBUNGAN AIR DAN KAYU: AIR DI DALAM KAYU 2.1. Perspektif Hubungan Kayu dan Air Hubungan antara air dan kayu dapat dilihat dari dua perspektif atau dua sudut pandang. Sudut pandang pertama dilakukan
Lebih terperinciKayu lapis untuk kapal dan perahu
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,
Lebih terperinciANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id
Lebih terperinciMekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN
Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sifat-sifat Dasar dan Laboratorium Terpadu, Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil
Lebih terperinciBagian Bagian halus Jum. lamella Ketebalan Orientasi Kesimpulanm Fibrill/serat Lamella - 1 0,07 - Pektin
Minggu 3 Pokok Bahasan: Sifat dan Perilaku Bahan Kayu Sub Pokok Bahasan : a. Pengantar b. Sifat kimia c. Sifat fisika d. Sifat mekanik a. Pengantar Dinding dari sel-2 yang terbentuk menggambarkan kandungan
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 5 : Bantalan OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi bantalan dalam konstruksi jalan rel Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan tipe bantalan serta penggunaan yang tepat sesuai
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA II.1 Umum Kebutuhan kayu sebagai salah satu bahan konstruksi selain material beton dan baja terus meningkat, terutama dalam penggunaan kayu sebagai material yang memiliki nilai estetika
Lebih terperinciPertemuan I,II,III I. Kayu Sebagai Bahan Konstruksi
Pertemuan I,II,III I. Kayu Sebagai Bahan Konstruksi I.1 Dasar-Dasar Penggunaan Kayu Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman
Lebih terperinciPENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU PROFIL TERSUSUN BENTUK
PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU PROFIL TERSUSUN BENTUK Mega Nospita Matana Ellen J. Kumaat, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: megamatana@ymail.com ABSTRAK
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kayu yang harus diketahui dalam penggunaan kayu adalah berat jenis atau
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisis Kayu Sifat fisis kayu perlu diperhatikan untuk pengembangan penggunaan kayu secara optimal, baik dari segi kekuatan maupun keindahan. Beberapa sifat fisis kayu yang harus diketahui
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Empat Jenis Kayu Rakyat berdasarkan Persentase Kehilangan Bobot Kayu Nilai rata-rata kehilangan bobot (weight loss) pada contoh uji kayu sengon, karet, tusam,
Lebih terperinciBAB II TINJAIJAN PllSTAKA
BAB II TINJAIJAN PllSTAKA Kayu memiliki perbedaan kokuatan dan kekakuan bukan saja antar spesies, namun juga dalan species yang sama (Blass dkk., 1995; Rhude, ). Hal tersebut di atas disebabkan oleh beberapa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763
16 TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa sawit Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Sub famili Genus Spesies : Plantae
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Batako 3.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland
Lebih terperinciKAYU LAMINASI. Oleh : Yudi.K. Mowemba F
KAYU LAMINASI Oleh : Yudi.K. Mowemba F 111 12 040 Pendahuluan Kayu merupakan bahan konstruksi tertua yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang penting. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,
[ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya
Lebih terperinciPembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT
Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal
Lebih terperinciKayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi
Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinci3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI Pendahuluan
3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI 3.1. Pendahuluan Analisa teoritis dan hasil eksperimen mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam mekanika bahan (Gere dan Timoshenko, 1997). Teori digunakan untuk
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR KAYU
PENGETAHUAN DASAR KAYU Mata Kuliah Struktur Bangunan 1 Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Diperkirakan pada abad-abad yang akan datang kayu masih akan selalu dibutuhkan. Dari
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas
Lebih terperinciA. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :
BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep
Lebih terperinciSIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU BONGIN (Irvingia malayana Oliv) DARI DESA KARALI III KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH
SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU BONGIN (Irvingia malayana Oliv) DARI DESA KARALI III KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH Oleh/By Muhammad Faisal Mahdie Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan
Lebih terperinciHENNY SAHARA
KOMBINASI ALAT PENYAMBUNG PAKU DAN BAUT PADA KOLOM PENDEK KAYU MERANTI DENGAN PEMBEBANAN AKSIAL TEKAN BERDASARKAN PKKI NI-5 2002 ( EKSPERIMEN ) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi
Lebih terperinciV HASIL DAN PEMBAHASAN
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kadar Air Kadar air (Ka) adalah banyaknya air yang dikandung pada sepotong kayu yang dinyatakan dengan persentase dari berat kayu kering tanur. Kadar air pohon Jati hasil penelitian
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG
KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG Oleh Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Iwan Risnasari : Kajian
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAKSI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Tabel 1 Jenis-jenis pohon sebagai bahan penelitian. Asal Tempat Tumbuh. Nama Daerah Setempat
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dari bulan Pebruari hingga Juni 2009. Identifikasi herbarium dilakukan di Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor, sementara pengamatan
Lebih terperinciPENENTUAN AIR DALAM RONGGA SEL KAYU
KARYA TULIS PENENTUAN AIR DALAM RONGGA SEL KAYU Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciSifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction
Jurnal aintis Volume 13 Nomor 1, April 2013, 83-87 ISSN: 1410-7783 Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction Sri Hartati Dewi Program Studi Teknik
Lebih terperinciPUNTIRAN. A. pengertian
PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut SNI 03-3430-1994, dinding memiliki 2 macam yaitu: dinding pasangan (non-structural) atau dinding yang berperan menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jati Tectona grandis Linn. f. atau jati merupakan salah satu tumbuhan yang masuk dalam anggota famili Verbenaceae. Di Indonesia dikenal juga dengan nama deleg, dodolan, jate,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel, dan pengujian
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciV. PENDIMENSIAN BATANG
V. PENDIMENSIAN BATANG A. Batang Tarik Batang yang mendukung gaya aksial tarik perlu diperhitungkan terhadap perlemahan (pengurangan luas penampang batang akibat alat sambung yang digunakan). Luas penampang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geometri Strand Hasil pengukuran geometri strand secara lengkap disajikan pada Lampiran 1, sedangkan nilai rata-ratanya tertera pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik ( portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
Lebih terperinciKADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah
KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah 1314151022 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Dokuchnev
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geometri Strand Hasil pengukuran geometri strand disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan data, nilai rata-rata dimensi strand yang ditentukan dengan menggunakan 1 strand
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pohon Mindi (M. azedarach L.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh.
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kayu a. Taksonomi Pohon Mindi (M. azedarach L.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh. Pohon Mindi menyukai cahaya, agak tahan kekeringan, agak toleran dan tahan terhadap salinitas
Lebih terperinciE(Pa) E(Pa) HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengujian Tarik Material Kayu. Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengujian Tarik Material Kayu Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji. Dengan mengacu pada ASTM (American Standart for Testing Material) Wood D07 Tensile
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat Fisis 4.1.1 Kadar air BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata nilai kadar air (KA) kayu surian kondisi kering udara pada masing-masing bagian (pangkal, tengah dan ujung) disajikan pada Tabel 1.
Lebih terperinciKAJIAN SAMBUNGAN BALOK KAYU BANGKIRAI DENGAN CLAW NAIL PLATE
KAJIAN SAMBUNGAN BALOK KAYU BANGKIRAI DENGAN CLAW NAIL PLATE Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Wahana Teknik (Jurnal Bidang Keteknikan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA II.1 Umum dan Latar Belakang Kolom merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok-balok loteng, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik dan sebagainya yang
Lebih terperincisipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan salah satu bahan untuk struktur dalam bangunan teknik sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
Lebih terperinci