BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu seluruh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu seluruh"

Transkripsi

1 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Tinjauan Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu seluruh lembaga bimbingan belajar Primagama yang berada di Kota Bandung. Kemudian agar diperoleh gambaran karakteristik dari objek penelitian yang bersangkutan maka akan diuraikan mengenai kondisi Bimbingan Belajar Primagama secara umum. Sejarah Singkat Bimbingan Belajar Primagama Niat baik untuk membimbing pelajar kelas 3 SMTA yang ingin memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) telah mendorong Purdi E. Chandra mendirikan lembaga bimbingan belajar yang waktu itu lebih dikenal dengan lembaga bimbingan tes Primagama pada tanggal 10 Maret Niatan itu belakangan menjadi peluang untuk dikembangkan karena Yogyakarta berstatus kota pelajar. Peluang inilah yang lantas diolahnya, kemudian catatan bilangan ternyata menunjuk pada angka an siswa bergabung dengan Primagama setiap tahunnya. Hal ini membuktikan pemikiran sederhana Purdi tidak meleset, pasar memang butuh Primagama. Purdi dan kawan-kawan memiliki keyakinan bahwa usaha bimbingan belajar akan terus berkembang karena pengguna jasa pendidikan memang memerlukannya. Kalau

2 62 masyarakat memang tidak butuh dan Primagama memaksakan diri untuk bergerak di bidang bimbingan belajar ini, maka tidak usah dilarang pun akan mati sendiri. Keberadaan lembaga bimbingan belajar semakin kuat dengan hadirnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu hal yang ditekankan dalam UU Nomor 2 tahun 1989 adalah terkait dengan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan, yakni bahwa pada dasarnya beban penyelenggaraan pendidikan tidak saja dipikul oleh pemerintah saja, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat. Pola kompetisi yang cukup ketat di Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dimana rata-rata yang diterima hanya berkisar 14-17% dari jumlah peserta tes seleksi masuk PTN dan kemampuan Primagama untuk mengantar sukses para siswa bimbingannya, menjadikan dimanapun Primagama membuka cabang segera mendapat respon bagus dari masyarakat. Guna memberikan dasar hukum yang kuat dalam Primagama berkiprah di dunia pendidikan luar sekolah, maka pada tahun ke empat setelah berdiri dibentuklah Yayasan Primagama dengan akte notaris Daliso Rudianto, SH nomor 123 tahun Kemudian aspek hukum keberadaan Lembaga Pendidikan Primagama kian berakar kuat setelah mendapat ijin dari Depdikbud dengan SK No : 054/I 13/MS/Kpts/1999. Lembaga Pendidikan Primagama adalah pemegang Hak Cipta dari Bimbingan Belajar "LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA" berdasarkan UU No. 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta jo. UU No. 7 tahun 1987 tentang Perubahan Atas UU No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta pada tanggal 3 Juli 1995 dan telah terdaftar di Direktorat Hak Cipta, Paten dan Merk dengan Nomor Pendaftaran

3 63 Dengan status yang jelas, maka Primagama sejak 1987 terus dikembangkan di kota-kota lain. Selama kurun waktu 1993 sampai tahun 1997 jumlah cabang telah bertambah menjadi 84 kantor cabang pembantu. Bila diratarata pertahunnya ada penambahan lima sampai enam kantor cabang baru. Kemudian pada tahun 1997/1998 ada penambahan secara spektakuler yakni penambahan sebanyak 69 kantor cabang pembantu. Total sampai Juli 2002 Primagama memiliki 189 kantor cabang mandiri dan 45 kantor cabang franchise yang tersebar di 83 kota di 27 propinsi Pesatnya perkembangan lembaga ini tidak terlepas dari: (1) kesungguhan pengelolanya; (2) kuatnya citra nama/merk Primagama sebagai sebuah lembaga bimbingan belajar; (3) kepercayaan yang tinggi oleh siswa, guru, sekolah pemerintah, pihak perusahaan dan masyarakat luas akan kualitas yang diberikan. Pertumbuhan omset Primagama rata-rata tiap tahun tidak pernah kurang dari 35% dibanding tahun sebelumnya. Sedang penguasaan pangsa pasar bimbingan belajar Primagama yang ada di 105 kota tersebut lebih dari 40% dari pasar riil, bahkan hampir di semua kota, posisi Primagama adalah sebagai pemimpin pasar atau market leader. Tidak hanya jumlah cabang yang bertambah tapi program bimbinganpun juga makin beragam. Pada pertama kali lahir di tahun pelajaran 1982/1983 Primagama baru meluncurkan program bimbingan untuk siswa kelas 3 SMU dan privat. Perkembangan lembaga dan tuntutan masyarakat mendorong pengelola Primagama untuk membuka program bimbingan kelas enam SD dan kelas tiga SMP pada tahun 1985, disusul kemudian program bimbingan kelas satu dan dua SMU, satu dua SLTP dan lima SD pada tahun pelajaran 1992/1993, dan pada

4 64 tahun 2000 dibuka Program Khusus empat SD. Selain itu Primagama juga menyelenggarakan Bimbingan Belajar Singkat atau Paket Gambaran Responden Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 15 cabang Bimbingan Belajar Primagama yang terdapat di Bandung, responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 15 responden. Responden yang dimaksud adalah pengelola atau orang yang menjabat sebagai kepala cabang bimbingan belajar tersebut. Bimbingan Belajar Primagama yang terdapat di Bandung ini lebih banyak dikelola oleh laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Penyebaran Responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase Laki-Laki 13 86,67 Perempuan 2 13,33 Jumlah Data diolah dari hasil Angket Jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang dan 2 orang berjenis kelamin perempuan. Hal ini menggambarkan bahwa pengelola atau kepala cabang bimbingan belajar kebanyakan adalah laki-laki yaitu 13 orang 86,67% dan kepala cabang perempuan hanya sebanyak 13,33% Gambaran Responden Berdasarkan Golongan Umur Tingkat produktivitas seseorang berbeda-beda, ada yang memiliki produktivitas tinggi ada pula yang memiliki produktivitas rendah. Salah satu

5 65 faktor yang mempengaruhi produktivitas seseorang adalah usia. Berdasarkan tingkat usia yang dimiliki responden, secara keseluruhan dapat disajikan pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Penyebaran Responden Berdasarkan Golongan Umur Gol.Umur Frekuensi Presentase < , > ,67 Jumlah Data diolah dari hasil angket Berdasarkan umur responden sebanyak 20 % berada di golongan umur <30 tahun, 53,33 % berada di golongan umur tahun, 20% berumur antara tahun dan 6,67% berada di golongan umur > 40 tahun. Dimana berdasarkan hasil angket usia termuda yaitu 27 tahun hanya terdiri satu orang dan usia tertua 41 tahun terdiri satu orang. Responden yang terbanyak yaitu digolongan umur antara tahun sebanyak 8 orang. Responden yang paling sedikit yaitu digolongan umur > 40 tahun hanya sebanyak satu orang Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden (kepala cabang bimbingan belajar) dapat dilihat dari tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3 Data Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase Diploma (D3) 1 6,67 Sarjana (S1) 14 93,33 Jumlah Data diolah dari hasil angket

6 66 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa golongan tingkat pendidikan responden yang tertinggi dan paling banyak adalah sarjana (S1) yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 93,33%. Sedangkan yang terendah dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan Diploma (D3) yaitu hanya satu orang atau sebesar 6,67%. Banyaknya pengelola yang berpendidikan sarjana (S1), menunjukan bahwa tingkat pendidikan para pengelola atau kepala cabang bimbingan belajar sudah bagus Gambaran Responden Berdasarkan Masa Waktu Mengelola Bimbingan Belajar Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha, baik berupa usaha barang maupun usaha jasa adalah pengalaman atau masa waktu kepala cabang dalam menjalankan bimbingan belajar yang sedang dikelolanya. Berdasarkan hasil penelitian mengenai masa waktu mengelola bimbingan belajar dapat dilihat dari tabel 4.4 : Tabel 4.4 Data Masa Waktu Responden Mengelola Bimbingan Belajar Masa Waktu Mengelola Frekuensi Presentase 1 Tahun 4 26,67 2 Tahun 2 13,33 3 Tahun Tahun 2 13,33 > 4 Tahun 1 6,67 Jumlah Data diolah dari hasil angket Dari tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa masa waktu responden mengelola bimbingan belajar paling lama yaitu lebih dari empat tahun dengan persentase 6,67% atau sebanyak satu orang kepala cabang bimbingan belajar, tepatnya

7 67 selama delapan tahun. Sedangkan masa waktu responden mengelola bimbingan belajar paling baru yaitu satu tahun, sebanyak empat orang kepala cabang bimbingan belajar atau sebesar 26,67%. Adapun masa waktu responden mengelola bimbingan belajar selama 3 tahun yaitu sebanyak enam orang kepala cabang bimbingan belajar yang menduduki presentase tertinggi yaitu sebesar 40% Gambaran Responden Berdasarkan Mata Pencaharian/ pekerjaan Untuk melihat mata penceharian/ pekerjaan responden disamping mengelola bimbingan belajar, dapat dilihat pada tabel 4.5: Tabel 4.5 Data Mata Pencaharian Responden/ Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Presentase Wiraswasta 5 33,33 Pengajar Bimbingan belajar 10 66,67 Jumlah Data diolah dari hasil angket Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar mata penceharian/pekerjaan responden selain mengelola bimbingan belajar yang paling banyak adalah sebagai pengajar/ tentor bimbingan belajar yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 66,67%. Selain sebagai pengajar bimbingan belajar para responden yang lain ada juga yang mempunyai mata penceharian/pekerjaan selain mengelola bimbingan belajar adalah berwiraswasta yaitu sebanyak lima orang atau sebesar 33,33%. Tidaklah heran mata penceharian/pekerjaan responden selain mengelola bimbingan belajar yang paling banyak adalah sebagai pengajar/ tentor bimbingan belajar karena hal tersebut yang paling mudah dikerjakan, sebab kebanyakan dari para kepala cabang bimbingan belajar tingkat pendidikannya sarjana dan tempat

8 68 bekerjanya sebagai pengajar pun masih ditempat yang sama dia bekerja sebagai kepala cabang bimbingan belajar Deskripsi Variabel Penelitian Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Permintaan masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhannya sangatlah beraneka ragam baik permintaan terhadap barang maupun jasa. Permintaan yang penulis teliti pada penelitian ini yaitu sejumlah permintaan masyarakat terhadap jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Disini penulis mencoba untuk mengungkapkan masalah menurunnya permintaan masyarakat terhadap jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya yang ditandai dengan menurunnya jumlah siswa yang terdaftar dan belajar di Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Sejalan dengan hal itu, penulis berusaha untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Faktor-faktor yang akan di teliti antara lain mencakup; biaya bimbingan belajar, biaya promosi, lokasi, dan kualitas. Pada permintaan jasa bimbingan belajar berbeda dengan permintaan akan jasa pendidikan formal (sekolah). Pendidikan formal (sekolah) merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh semua orang didunia. Sedangkan jasa bimbingan belajar (pendidikan informal) tidak semua orang membutuhkannya. Sehingga permintaan akan jasa pendidikan formal (sekolah) akan lebih banyak dibanding dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Besarnya permintaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya dapat dilihat dari jumlah siswa

9 69 yang terdaftar dan belajar di bimbingan belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6 Data Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Primagama pada Tahun Ajaran No Nama Cabang Jumlah Siswa 1 Batujajar 93 2 Padalarang 91 3 Cimahi 86 4 Antapani Molis Cibeureum Kopo Margahayu Kopo TKI Belitung Soreang Pasir Kaliki Baleendah Ujung Berung Martanegara MTC 214 Sumber: Dari Hasil Angket. Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa Bimbingan Belajar Primagama Cabang Belitung yang merupakan Primagama pusat di Bandung adalah Cabang Bimbingan Belajar Primagama yang memiliki jumlah siswa terbanyak yaitu sebanyak 392 orang siswa. Sedangkan Bimbingan Belajar Primagama Cabang Cimahi mempunyai jumlah siswa yang paling sedikit yaitu sebanyak 86 orang siswa. Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata jumlah siswa bimbingan belajar sebagai berikut: X X = =

10 70 Rata-rata jumlah siswa Bimbingan Belajar Primagama adalah sebanyak 172 orang siswa. Klasifikasi Cabang Bimbingan Belajar Primagama yang diukur berdasarkan jumlah siswa dapat kita lihat pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Klasifikasi Jumlah Siswa Bimbingan Belajar Primagama Jumlah Siswa Kategori Frekuensi Persentase (%) Rendah 10 66, Sedang Tinggi 2 13,33 Jumlah Data diolah dari hasil angket Dari data pada tabel 4.7 diperoleh bahwa hanya terdiri dari 2 Cabang Bimbingan Belajar Primagama yang memiliki tingkat jumlah siswanya yang termasuk pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 13,33%. Tiga cabang bimbingan belajar diantaranya memiliki tingkat jumlah siswa yang termasuk pada kategori sedang dengan persentase sebesar 20%. Sedangkan sepuluh Cabang Bimbingan Belajar Primagama lainnya memiliki tingkat jumlah siswa yang termasuk pada kategori rendah dengan persentase sebesar 66,67%. Maka hal ini pula yang menunjukan bahwa permintaan jasa bimbingan belajar pertahunnya memang cukup rendah Harga Biaya Bimbingan Belajar Konsumen sebagai orang yang melakukan permintaan jasa dan produsen yang menawarkan jasa, keduanya tidak terlepas dari masalah harga. Pada permintaan jasa Bimbingan Belajar Primagama yang dimaksud dengan biaya bimbingan belajar adalah besarnya biaya bimbingan belajar rata-rata berdasarkan jenis program bimbingan belajar yang ditawarkan oleh Bimbingan Belajar

11 71 Primagama satu tahun. Berikut disajikan pada table 4.8 mengenai biaya Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya: Tabel 4.8 Biaya Bimbingan Belajar No Nama Cabang Biaya Rata-Rata Bimbingan Belajar (Rupiah) 1 Batujajar ,67 2 Padalarang ,00 3 Cimahi ,00 4 Antapani ,67 5 Molis ,67 6 Cibeureum ,00 7 Kopo Margahayu ,33 8 Kopo TKI ,33 9 Belitung ,00 10 Soreang ,33 11 Pasir Kaliki ,33 12 Baleendah ,33 13 Ujung Berung ,33 14 Martanegara ,00 15 MTC ,00 Data diolah dari hasil angket Dilihat dari rata-rata biaya bimbingan belajar tertinggi adalah pada Bimbingan Belajar Primagama Cabang Belitung yaitu sebesar Rp ,00 dan terendah pada Bimbingan Belajar Primagama Cabang Kopo TKI yaitu sebesar Rp ,33. Dari tabel 4.8 diatas dapat dihitung rata-rata biaya Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya adalah sebesar Rp ,67. Klasifikasi Cabang Bimbingan Belajar Primagama yang diukur berdasarkan harga biaya bimbingan belajar dapat kita lihat pada tabel 4.9 berikut ini:

12 72 Tabel 4.9 Klasifikasi Harga Biaya Bimbingan Belajar Harga Biaya Bimbel (Rupiah) Kategori Frekuensi Persentase (%) Rendah Sedang Tinggi 6 40 Jumlah Data diolah dari hasil angket Dari data pada tabel 4.9 diperoleh bahwa terdapat 3 Cabang Bimbingan Belajar Primagama yang menetapkan harga biaya bimbingan belajar pada kategori rendah dengan persentase sebesar 20%. Enam Cabang Bimbingan Belajar Primagama diantaranya menetapkan harga biaya bimbingan belajar pada kategori sedang dengan persentase sebesar 40%. Dan enam Cabang Bimbingan Belajar Primagama lainnya menetapkan harga biaya bimbingan belajar pada kategori rendah dengan persentase sebesar 40%. Dengan demikian maka kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok berkaitan dengan penetapan harga biaya bimbingan belajar pada masing-masing cabang Lokasi Lokasi merupakan salah satu faktor non ekonomis yang ikut berpengaruh terhadap permintaan jasa bimbingan belajar. Lokasi adalah suatu tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa. Dari hasil penelitian lokasi yang paling baik ialah lokasi yang paling strategis. Strategisnya sebuah lokasi bimbingan belajar pada penelitian ini dinilai dari aksesbilitas meliputi tersedianya jalur transportasi, jumlah jalur transportasi, dan jumlah sarana transportasi yang melintasi lokasi. Selain aksesbilitas dinilai pula dari lengkap tersedianya fasilitas umum diantaranya tersedianya telephon

13 73 umum, ATM, rumah makan, mini market, sekolah, pemukiman penduduk, dan tempat parkir. Kemudian yang terakhir dinilai dari sentralitas yaitu jauh atau dekatnya jarak lokasi bimbingan belajar dengan pusat keramaian yang merupakan pusat perekonomian daerah setempat. Berikut gambaran umum lokasi: Tabel 4.10 Klasifikasi Rentang Skor Lokasi Bimbingan Belajar Primagama Rentang skor Kategori Frekuensi Persentase < 41 Kurang Strategis 11 73,33 (41-50) Cukup Strategis 3 20 > 50 Sangat Strategis 1 6,67 Jumlah Data diolah dari hasil angket Dari data tabel 4.10 diatas menunjukan bahwa posisi lokasi Bimbingan Belajar Primagama umumnya menempati posisi yang kurang strategis dimana sebesar 73,33% atau 11 Cabang Bimbingan Belajar Primagama berada dilokasi yang kurang strategis. 20% atau hanya tiga cabang Bimbingan Belajar Primagama yang berada dilokasi yang cukup strategis, kemudian hanya satu cabang Bimbingan Belajar Primagama saja yang berada dilokasi yang sangat strategis atau sebesar 6,67% yaitu Bimbingan Belajar Primagama Cabang MTC Biaya Promosi Promosi merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan permintaan jasa bimbingan belajar. Oleh karena itu untuk meningkatkan permintaan jasa bimbingan belajar, maka setiap lembaga bimbingan belajar harus meningkatkan anggaran untuk biaya promosi. Mengenai promosi ini semua Bimbingan Belajar Primagama Se-bandung Raya mempunyai anggaran biaya promosi yang berbedabeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut ini:

14 74 Tabel 4.11 Biaya Promosi No Nama Cabang Biaya promosi pertahun (Rupiah) 1 Batujajar ,00 2 Padalarang ,00 3 Cimahi ,00 4 Antapani ,00 5 Molis ,00 6 Cibeureum ,00 7 Kopo Margahayu ,00 8 Kopo TKI ,00 9 Belitung ,00 10 Soreang ,00 11 Pasir Kaliki ,00 12 Baleendah ,00 13 Ujung Berung ,00 14 Martanegara ,00 15 MTC ,00 Sumber: data diolah dari hasil angket Dilihat dari biaya promosi pertahun tertinggi adalah pada Bimbingan Belajar Primagama Cabang Belitung yaitu sebesar Rp ,00 dan biaya promosi pertahun terendah pada Bimbingan Belajar Primagama Cabang Cimahi yaitu sebesar Rp ,00. Dari tabel 4.11 dapat dihitung rata-rata biaya promosi pertahun Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya adalah sebesar Rp ,00. Klasifikasi cabang bimbingan belajar yang diukur berdasarkan biaya promosi belajar dapat kita lihat pada tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12 Klasifikasi Biaya Promosi Bimbingan Belajar Primagama Biaya Promosi Persentase Kategori Frekuensi (Rupiah) (%) Rendah 7 46, Sedang Tinggi 2 13,33 Jumlah Data diolah dari hasil angket

15 75 Dari data pada tabel 4.12 diperoleh bahwa terdapat tujuh Cabang Bimbingan Belajar Primagama telah mengeluarkan biaya promosi yang termasuk pada kategori rendah dengan persentase sebesar 46,67%. Enam Cabang Bimbingan Belajar Primagama diantaranya telah mengeluarkan biaya promosi yang termasuk pada kategori sedang dengan persentase sebesar 40%. Dan dua Cabang Bimbingan Belajar Primagama lainnya telah mengeluarkan biaya promosi yang termasuk pada kategori rendah dengan persentase sebesar 13,33%. Dengan demikian maka kita dapat menyimpulkan bahwa masih cukup banyak Cabangcabang Bimbingan Belajar Primagama yang belum menyadari akan pentingnya menetapkan biaya promosi yang cukup tinggi dalam rangka meningkatkan permintaan jasa bimbingan belajar Kualitas Hasil Bimbingan Belajar Konsumen sebagai pembeli pasti berharap untuk mendapatkan jasa yang yang mempunyai kualitas yang baik. Kualitas yang penulis maksud pada penelitian ini adalah Outcome quality (kualitas hasil) yaitu berdasarkan jumlah siswa Bimbingan Belajar Primagama yang lulus pada uji Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun Berikut disajikan pada tabel 4.13 mengenai jumlah siswa yang lulus SPMB pada Bimbingan Belajar Primagama Se- Bandung Raya:

16 76 Tabel 4.13 Data Jumlah Siswa Bimbingan Belajar Primagama yang Lulus Ujian SPMB pada Tahun Ajaran No Nama Cabang Kualitas 1 Batujajar 6 2 Padalarang 9 3 Cimahi 13 4 Antapani 23 5 Molis 36 6 Cibeureum 19 7 Kopo Margahayu 17 8 Kopo TKI 10 9 Belitung Soreang 9 11 Pasir Kaliki Baleendah Ujung Berung Martanegara MTC 26 Sumber: Dari Hasil Angket. Pada tabel 4.13 dapat terlihat bahwa Bimbingan Belajar Primagama Cabang Belitung yang merupakan Primagama pusat di Bandung adalah Cabang Bimbingan Belajar Primagama yang memiliki jumlah siswa yang lulus SPMB terbanyak yaitu sebanyak 52 orang siswa. Sedangkan Bimbingan Belajar Primagama Cabang Batujajar mempunyai jumlah siswa yang lulus SPMB paling sedikit yaitu sebanyak 6 orang siswa. Klasifikasi Cabang Bimbingan Belajar Primagama yang diukur berdasarkan jumlah siswa yang lulus SPMB dapat kita lihat pada tabel 4.14:

17 77 Tabel 4.14 Klasifikasi Kualitas Hasil Bimbingan Belajar Berdasarkan Jumlah Siswa yang Lulus SPMB Jumlah Siswa yang Lulus SPMB Kategori Frekuensi Persentase 6-21 Rendah 10 66, Sedang 4 26, Tinggi 1 6,67 Jumlah Data diolah dari hasil angket Dari data pada tabel 4.14 diperoleh bahwa kualitas bimbingan belajar yang termasuk pada kategori rendah berdasarkan jumlah siswa yang lulus SPMB terdapat sepuluh Cabang Bimbingan Belajar Primagama dengan persentase sebesar 66,67%. Kualitas bimbingan belajar yang termasuk pada kategori sedang berdasarkan jumlah siswa yang lulus SPMB terdapat empat Cabang Bimbingan Belajar Primagama dengan persentase sebesar 26,66%. Dan hanya satu Cabang Bimbingan Belajar Primagama saja yang memiliki kualitas pada kategori tinggi berdasarkan jumlah siswa yang lulus SPMB ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Hubungan antara Harga Biaya Bimbingan Belajar (X1) dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar (Y) Dalam hal ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara harga biaya bimbingan belajar dengan permintaaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-bandung Raya. Hi : Terdapat hubungan antara harga biaya bimbingan belajar dengan permintaaan jasa bimbingan belajar Primagama Se-Bandung Raya.

18 78 Berikut ini adalah tabel 4.15 yang merupakan tabel hasil pengolahan data melalui bantuan SPSS: Tabel 4.15 Nilai Nonparametrik Correlations Harga Biaya Bimbingan Belajar dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Biaya Bimbel Permintaan Jasa Kendall's tau_b Biaya Bimbel Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)..198 N Permintaan Jasa Correlation Coefficient Sig. (2-tailed).198. N Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS Berdasarkan hasil pengolahan data ternyata diperoleh nilai Kendall-tau sebesar Namun demikian, hasil korelasi tersebut belum bisa digunakan untuk menafsir keeratan hubungan antara harga biaya bimbingan belajar dengan permintaan jasa bimbingan belajar, karena harus dilakukan uji signifikansi antara kedua variabel tersebut yang dilakukan melalui: Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Probabilitas > 0.05 maka Ho diterima Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak Keputusan didapat dengan melihat angka probabilitas: Oleh karena angka pada bagian SIG (2-Tailed) adalah yang adalah >0.05 (nonsignifikan) maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara harga biaya bimbingan belajar dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Hal tersebut memang sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada permintaan jasa bimbingan belajar

19 79 Primagama Se-bandung Raya. Hal ini dapat diidentifikasi dari adanya penurunan jumlah siswa pada sebagian cabang-cabang bimbingan belajar Primagama. Kemudian cabang-cabang tersebut menurunkan harga biaya bimbingan belajar dengan harapan para konsumen akan lebih tertarik dan jumlah siswa pun akan naik. Tetapi perkiraan tersebut salah ternyata jumlah siswa bimbingan belajar tetap tidak mengalami peningkatan karena tidak disertai dengan peningkatan promosi dan faktor-faktor lainnya lainnya Hubungan antara Lokasi (X2) dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Dalam hal ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara lokasi dengan permintaaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Hi : Terdapat hubungan antara lokasi dengan permintaaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Berikut ini adalah tabel 4.16 yang merupakan tabel hasil pengolahan data melalui bantuan SPSS:

20 80 Tabel 4.16 Nilai Nonparametrik Correlations Lokasi dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Kendall's tau_b Lokasi Permintaan Jasa Berdasarkan hasil pengolahan data ternyata diperoleh nilai Kendall-tau sebesar 0,541. Namun demikian, hasil korelasi tersebut belum bisa digunakan untuk menafsir keeratan hubungan antara lokasi dengan permintaan jasa bimbingan belajar, karena harus dilakukan uji signifikansi antara kedua variabel tersebut yang dilakukan melalui: Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Probabilitas > 0.05 maka Ho diterima Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak Keputusan didapat dengan melihat angka probabilitas: Oleh karena angka pada bagian SIG (2-Tailed) adalah yang adalah < (signifikan) maka Ho ditolak. N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed). Sumber:. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS N Permintaan Lokasi Jasa Hal ini berarti penempatan lokasi bimbingan belajar memiliki hubungan yang positif dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Dengan demikian ada hubungan antara dua variabel dan derajat korelasinya sedang/cukup yaitu sebesar 0,541. Berarti semakin strategis lokasi bimbingan belajar maka permintaan jasa bimbingan belajar akan semakin meningkat, demikian sebaliknya jika semakin

21 81 tidak strategis lokasi bimbingan belajar maka permintaan jasa bimbingan belajar akan semakin menurun Hubungan antara Biaya Promosi (X3) dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar (Y) Dalam hal ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara biaya promosi dengan permintaaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Hi : Terdapat hubungan antara biaya promosi dengan permintaaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Berikut ini adalah tabel 4.17 yang merupakan tabel hasil pengolahan data melalui bantuan SPSS: Tabel 4.17 Nilai Nonparametrik Correlations Biaya Promosi dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Kendall's tau_b Biaya Promosi Permintaan Jasa Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS Biaya Permintaan Jasa Promosi Berdasarkan hasil pengolahan data ternyata diperoleh nilai Kendall-tau sebesar 0,867. Namun demikian, hasil korelasi tersebut belum bisa digunakan untuk menafsir keeratan hubungan antara biaya promosi dengan permintaan jasa bimbingan belajar, karena harus dilakukan uji signifikansi antara kedua variabel

22 82 tersebut yang dilakukan melalui:dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Probabilitas > 0.05 maka Ho diterima Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak Keputusan didapat dengan melihat angka probabilitas: Oleh karena angka pada bagian SIG (2-Tailed) adalah 0.00 yang adalah < maka Ho ditolak. Hal ini berarti biaya promosi memiliki hubungan yang positif dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Dengan demikian ada hubungan antara dua variabel dan derajat korelasinya kuat yaitu sebesar 0,867. Berarti semakin besar biaya promosi maka permintaan jasa bimbingan belajar akan semakin meningkat, demikian sebaliknya jika semakin kecil biaya promosi maka permintaan jasa bimbingan belajar akan semakin menurun Hubungan Kualitas Hasil Bimbingan Belajar (X4) dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar (Y) Dalam hal ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara kualitas hasil bimbingan belajar dengan permintaaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se- Bandung Raya. Hi : Terdapat hubungan antara kualitas hasil bimbingan belajar dengan permintaaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se- Bandung Raya.

23 83 Berikut ini adalah tabel 4.18 yang merupakan tabel hasil pengolahan data melalui bantuan SPSS: Tabel 4.18 Nilai Nonparametrik Correlations Kualitas Hasil Bimbingan Belajar dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Kendall's tau_b Kualitas Permintaan Jasa Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS.13.0 Kualitas Permintaan Jasa Berdasarkan hasil pengolahan data ternyata diperoleh nilai Kendall-tau sebesar 0,779. Namun demikian, hasil korelasi tersebut belum bisa digunakan untuk menafsir keeratan hubungan antara kualitas hasil bimbingan belajar dengan permintaan jasa bimbingan belajar, karena harus dilakukan uji signifikansi antara kedua variabel tersebut yang dilakukan melalui:dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Probabilitas > 0.05 maka Ho diterima Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak Keputusan didapat dengan melihat angka probabilitas: Oleh karena angka pada bagian SIG (2-Tailed) adalah yang adalah < maka Ho ditolak.

24 84 Hal ini berarti kualitas hasil bimbingan belajar memiliki hubungan yang positif dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Dengan demikian ada hubungan antara dua variabel dan derajat korelasinya kuat/tinggi yaitu sebesar 0,779. Berarti semakin tinggi kualitas hasil bimbingan belajar maka permintaan jasa bimbingan belajar akan semakin meningkat, demikian sebaliknya jika semakin rendah kualitas hasil bimbingan belajar maka permintaan jasa bimbingan belajar akan semakin menurun Analisis Konkordansi Kendall X1, X2, X3, X4, dan Y Analisis konkordansi Kendal digunakan untuk mengukur hubungan antara beberapa varaiabel. Dengan analisis ini kita dapat menentukan asosiasi antara beberapa variabel yang diukur dalam ranking atau yang diubah bentuknya menjadi ranking. Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diketahui bahwa nilai koefisien konkordansi kendall sebesar 0,673 dengan nilai signifikansi χ 2 hitung sebesar 47,11 > χ 2 tabel 23,68 (pada α=0.05, dan db=n-1=15-1=14). Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa variabel harga biaya bimbingan belajar, lokasi, biaya promosi, kualitas, dan permintaan jasa memiliki hubungan yang signifikan. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berikut ini akan dijelaskan pembahasan atas analisa data dan pengujian yang telah dilakukan:

25 Hubungan antara Harga Biaya Bimbingan Belajar dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Hasil pengujian secara empiris menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara harga biaya bimbingan belajar dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Hal ini memang sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Dilihat dari besarnya biaya bimbingan belajar, Bimbingan Belajar Primagama Cabang Belitung yang menetapkan harga biaya bimbingan belajar yang paling mahal justru yang memiliki jumlah siswa paling banyak. Sedangkan Bimbingan Belajar Primagama Cabang Cimahi yang menetapkan harga biaya bimbingan paling murah justru yang menempati posisi jumlah siswa paling sedikit. Dari hasil penelitian langsung di lapangan penulis mendapatkan informasi bahwa diturunkannya harga biaya bimbingan belajar dibawah rata-rata biaya bimbingan belajar bertujuan agar menarik minat konsumen. Tetapi usaha dengan menurunkan biaya bimbingan belajar tidak memberikan hasil yang diharapkan, bahkan laba menjadi semakin menurun dari tahun sebelumnya dan berdampak pada penurunan biaya promosi yang membuat semakin menurunnya permintaan jasa bimbingan belajar Hubungan antara Lokasi dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Lokasi merupakan salah satu faktor non ekonomis yang ikut berpengaruh terhadap permintaan jasa bimbingan belajar karena lokasi adalah tempat

26 86 perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan jasa yang mementingkan segi ekonominya. Hasil pengujian secara empiris menunjukkan bahwa lokasi memiliki hubungan yang positif dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Derajat korelasi antara kedua variabel ini sedang/cukup. Hal ini menunjukkan bahwa semakin strategis lokasi lembaga bimbingan belajar maka permintaan jasa bimbingan belajar akan semakin besar dan sebaliknya semakin tidak strategis lokasi maka permintaan jasa bimbingan belajar semakin rendah. Hal itu dapat dilihat pada setiap lokasi bimbingan belajar yang penulis datangi, bila lokasi bimbingan belajar tersebut berada di daerah yang strategis akan lebih disenangi oleh konsumen (siswa). Hal ini dikarenakan dapat mempermudah para siswa dalam melakukan aktivitasnya selama kegiatan bimbingan belajar. Dalam penelitian ini penulis menetapkan bahwa lokasi yang dianggap strategis harus memenuhi beberapa unsur seperti berikut: a) Aksesbilitas yaitu mengenai masalah sarana menuju ke lokasi bimbingan belajar, diantaranya: - Tersedianya jalur transportasi. - Jumlah jalur transportasi. - Jumlah sarana transportasi yang melintasi lokasi. b) Fasilitas yaitu berbagai macam fasilitas umum yang tersedia dilokasi bimbingan belajar dan dapat menjadi penunjang daya tarik konsumen (siswa), diantaranya: - Telephon Umum

27 87 - ATM - Rumah makan (dan lain-lain sejenisnya) - Minimarket/ toko serba ada (dan lain-lain sejenisnya) - Sekolah - Perumahan penduduk - Tempat parkir c) Sentralitas yaitu mengenai letak posisi lokasi bimbingan belajar dilihat dari dekat atau jauh dengan pusat kota/ pusat perekonomian daerah tersebut. Keadaan ini menunjukkan adanya kesesuaian dengan hipotesis yang diajukan yaitu terdapat hubungan yang positif antara lokasi dengan permintaan jasa Bimbingan Belajar Se-Bandung Raya Hubungan antara Biaya Promosi dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Biaya promosi merupakan bagian dari biaya pemasaran, yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualannya. Peranan dorongan promosi ini adalah membujuk calon konsumen (calon siswa) agar menyetujui (yang akhirnya diharapkan membeli) program-program bimbingan belajar yang telah disusun pihak bimbingan belajar misalnya; program bimbingan belajar jenjang SD, jenjang SMP, dan jenjang SMU. Bersumber dari hasil angket usaha promosi pada bimbingan belajar yang telah dilakukan antara lain diantaranya melalui pemasangan spanduk, penyebaran brosur, kerjasama dengan pihak sekolah, mengadakan event, pemberian hadiah atau door prize,

28 88 serta penawaran iklan. Pada Bimbingan belajar Primagama promosi yang paling banyak digunakan adalah dalam bentuk penyebaran brosur. Hasil pengujian secara empiris menunjukkan bahwa biaya promosi memiliki hubungan yang positif dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Derajat korelasi antara kedua variabel ini kuat/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar biaya promosi yang dikeluarkan oleh Bimbingan Belajar Primagama maka permintaan jasa Bimbingan Belajar Primagama di Kota Bandung akan semakin meningkat dan sebaliknya semakin kecil biaya promosi maka permintaan jasa bimbingan belajar semakin rendah. Sikap baik atau sikap positif dapat dilihat dari persepsi anggota yang baik mengenai manfaat menjadi Koperasi, pelayanan yang diberikan oleh Koperasi dan kelengkapan organisasi. Jika anggota memiliki sikap positif maka anggota tersebut akan berpartisipasi terhadap Koperasi. Terdapat tiga komponen sikap anggota yaitu: Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Vincent Gaspersz (1999:18) Jika anggaran untuk iklan dari suatu produk yang ditawarkan meningkat/ menurun, maka kuantitas permintaan barang atau jasa X akan meningkat/menurun. Jadi jelaslah bahwa anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat berpengaruh terhadap kuantitas jasa yang diminta oleh konsumen oleh karena itu, agar proses dalam promosi ini berjalan dengan lancar, maka pihak perusahaan/ pengelola (pada bimbingan belajar) harus menganggarkan biaya yang cukup untuk kegiatan promosi. Hal tersebut dikarenakan bila biaya promosi besar maka kesempatan untuk melakukan kegiatan promosi akan lebih banyak dan beragam.

29 89 Terlebih lagi biaya promosi memiliki nilai derajat kolerasi yang paling besar dengan permintaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya dibandingkan variabel lain, seperti biaya bimbingan belajar, lokasi, dan kualitas Hubungan antara Kualitas Hasil Bimbingan Belajar dengan Permintaan Jasa Bimbingan Belajar Pada penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas hasil bimbingan belajar adalah outcome quality (kualitas hasil), merupakan kualitas yang dinilai dari hasil service yang telah diberikan oleh lembaga bimbingan belajar dan harus sesuai dengan hasil yang diinginkan oleh konsumen/siswa. Jika harapan mereka terpenuhi hal ini dapat diartikan bahwa lembaga pendidikan tersebut mempunyai kualitas yang baik. Jadi pelayanan itu harus dirancang untuk memberikan hasil yang dapat dihargai oleh konsumen yaitu siswanya. Rata-rata tujuan dan hasil yang ingin diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar adalah menjadi siswa yang pintar, dapat lulus ujian nasional, lulus diterima di sekolah atau perguruan tinggi yang diinginkan, dan dapat lulus ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB). Untuk mempermudah penilaian kualitas hasil bimbingan belajar dapat dinilai melalui banyaknya jumlah siswa yang lulus ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB). Hasil pengujian secara empiris menunjukkan bahwa kualitas hasil bimbingan belajar berhubungan positif dengan permintaan jasa bimbingan belajar. Derajat korelasi antara kedua variabel ini kuat/tinggi. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas hasil bimbingan belajar maka akan semakin tinggi permintaan jasa bimbingan belajar dan sebaliknya semakin rendah

30 90 tingkat kualitas hasil bimbingan belajar maka semakin rendah pula tingkat permintaan jasa bimbingan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Tedy Herlambang (2002;37) bahwa permintaan diantaranya dipengaruhi oleh; harga, harga barang lain, kualitas dan disain, pengeluaran iklan, distribusi produk, pendapatan konsumen, dan jumlah konsumen. Dari pernyataan tersebut terlihat jelas bahwa kualitas ikut berperan dalam tingkat permintaan jasa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dilapangan bahwa bila bimbingan belajar memiliki kualitas hasil bimbingan belajar yang baik, maka para calon konsumen akan lebih tertarik untuk masuk menjadi peserta didik di bimbingan belajar. Hal tersebut dikarenakan para konsumen mempunyai penilaian bahwa dengan mengikuti bimbingan belajar tersebut dapat mewujudkan hasil yang ingin mereka capai sabagai peserta didik bimbingan belajar Implikasi Pendidikan Bimbingan Belajar Primagama sebagai lembaga pendidikan berusaha untuk ikut berpartisipasi dalam rangka membangun sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, yaitu menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

31 91 Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu negara, karena dengan adanya pendidikan, maka dapat meningkatkan kreatifitas, keterampilan serta wawasan bagi seorang individu sehingga akan meningkatkan lapangan kerja yang dibutuhkan dipasar tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat melalui peningkatan pendapatan yang diperoleh. Hal ini terjadi karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang akan diperolehnya. Di Indonesia pendidikan diatur dalamundang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menurut UU tersebut pendidikan adalah Usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui pengajaran, bimbingan dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Usaha pendidikan ini bisa terjadi didalam lingkungan sekolah ataupun didalam lingkungan masyarakat. Dengan kata lain pendidikan itu pun dapat diartikan sebagai interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal disekolah ataupun diluar sekolah (non formal) menuju kearah kedewasaan. Menurut Uman suherman (2002:2) makna kedewasaan sebagai tujuan pendidikan berisikan: 1. Peningkatan kesadaran, pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungannya. 2. Pengembangan kemampuan dan kualitas diri sebagai insan pribadi, insan sosial dan insan Tuhan. 3. Peningkatan kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan masalahmasalah dalam kehidupannya.

32 92 Adapun implikasi terhadap variabel yang diteliti, dalam penelitian ini menunjukan bahwa responden (kepala cabang bimbingan belajar) sudah memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi, hampir seluruhnya berstatus sarjana. Walaupun demikian pemilik lembaga bimbingan belajar dapat mengadakan pelatihan menejerial untuk para Kepala Cabang bimbingan belajar agar dapat mengelola bimbingan belajar dengan lebih baik sehingga diharapkan pula dapat meningkatkan permintaan jasa bimbingan belajar. Selain dari pada itu agar bimbingan belajar lebih berkualitas, pihak pemilik dan pengelola perlu mengadakan pelatihan khusus tambahan atau seminar mengenai cara atau strategi pengajaran yang inovatif, kreatif, dan efektif kepada para pengajar bimbingan belajar. Sehingga diharapkan adanya peningkatan kemampuan pengajar dalam mengajar. Bila hal tersebut terealisasikan maka lembaga bimbingan belajar dapat menghasilkan siswa-siswi yang lebih cerdas, kreatif dan inovatif (SDM yang berkualitas) sesuai dengan fungsi pendidikan nasional.

33 93

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang berhubungan 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan permintaan jasa Bimbingan Belajar Primagama Se-Bandung Raya. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di perusahaan tempat penulis bekerja yaitu di Lembaga Pendidikan Primagama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia berkembang begitu cepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini manusia sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Aliyah Negeri Pelaihari tahun pelajaran 2009/2010 mengikuti bimbingan belajar

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Aliyah Negeri Pelaihari tahun pelajaran 2009/2010 mengikuti bimbingan belajar BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pelaihari tahun pelajaran 29/21 mengikuti bimbingan belajar dibeberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan gerakan Islam yang maksud gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase. 42 BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada sub-bab ini dibahas mengenai gambaran subjek penelitian meliputi jumlah dan presentase berdasarkan jenis kelamin, usia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sampel Penelitian. 1. Teknik Komputer Jaringan siswa. 2. Multimedia siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sampel Penelitian. 1. Teknik Komputer Jaringan siswa. 2. Multimedia siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Pringsurat. Peneliti mengambil 126 siswa sebagai sampel penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan berjumlah 146 siswa. Tabel 4.1 Subyek Penelitian Sebaran Subyek Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan berjumlah 146 siswa. Tabel 4.1 Subyek Penelitian Sebaran Subyek Penelitian BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 9 Salatiga dengan total 241 siswa. Sedangkan berdasarkan taraf kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP N 2 Pabelan yang beralamat di Jembrak, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian ini telah berlangsung di sebuah sekolah yaitu MTs Ulumul

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian ini telah berlangsung di sebuah sekolah yaitu MTs Ulumul BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah Penelitian ini telah berlangsung di sebuah sekolah yaitu MTs Ulumul Qur an yang beralamat di jalan Brigjend. H. Hasan Basri km. 20 kabupaten Barito Kuala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1. Gambaran Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Batang yang terletak di jalan Pemuda Pasekaran No. 160, merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Batang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian SMA Negeri 1 Getasan merupakan Sekolah Menengah Atas yang terletak di perbatasan antara Sumogawe dan Getasan, tepatnya di Jalan Raya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Responden Penulis telah menyebarluaskan kuesioner guna mendapatkan data mengenai karakteristik responden dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan agar dapat mengikuti perkembangan zaman

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR DALAM MEMILIH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR DALAM MEMILIH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR DALAM MEMILIH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA Hartini Prasetyo Wulandari (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IEU Yogyakarta) ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa. Tabel Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa. Tabel Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa Tabel. 4.1. Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa NTILES of PHTNORTU Frequency Percent

Lebih terperinci

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN 5. ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Jawaban dari permasalahan penelitian diperoleh berdasarkan hasil pengolahan 55 data hasil Tes Kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat mencakup seluruh proses hidup dan segenap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B

BAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati merupakan tempat yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian. Sekolah ini terletak di Desa Padas Kecamatan Kedungjati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu pendidikan yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Secara khusus, dapat dijelaskan bahwa keberhasilan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab IV, dengan jumlah responden sebanyak 50 orang maka penulis dapat menarik beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri garmen merupakan salah satu bentuk usaha di bidang busana yang memproduksi pakaian jadi dalam jumlah yang banyak. Industri garmen di Indonesia terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

MENJALANKAN BISNIS KULINER

MENJALANKAN BISNIS KULINER TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS MENJALANKAN BISNIS KULINER DISUSUN OLEH : NAMA : NOOR AENY SYARIFAH NIM : 11.01.2933 KELAS JURUSAN PROG STUDY : 11-D3TI-02 : TEKHNIK INFORMATIKA : D3 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang diperoleh penulis di lapangan. 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penyebaran kuesioner dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini ada beberarapa langkah yang dilakukan peneliti, antara lain: a) Merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan

Lebih terperinci

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses optimalisasi potensi anak ke arah pencapaian kemampuan sebagai standar atau output hasil belajar, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pesatnya perkembangan dunia saat ini berdampak pula pada bidang pendidikan. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap warga negara. Sebagian kalangan bahkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi seperti saat ini masalah yang dihadapi adalah persaingan yang semakin ketat, salah satunya adalah persaingan dalam dunia kerja. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 49 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dalam penelitiaan ini akan diuraikan secara rinci dibawah ini berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar utama

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas, berahlak mulia dan melalui

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Jumlah karyawan operasional Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas pemadam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling yakni dari angkatan 2009 sampai dengan 2013 yang masih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memerlukan sarana dan prasarana umum yang memenuhi semua aspek kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memerlukan sarana dan prasarana umum yang memenuhi semua aspek kehidupan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Daerah Wonosegoro merupakan wilayah yang perkembangan pembangunannya cukup pesat diantara sekian banyak daerah yang ada di kabupaten

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Di bawah ini merupakan analisis data secara statistik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sistem pendidikan merupakah salah satu bidang yang sangat vital bagi keseluruhan pembangunan suatu bangsa dan negara. Pengembangan pendidikan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Promosi pada PT.Arwana Citra Mulia.Tbk. 1. Penilaian dan Analisa Situasi

BAB 1V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Promosi pada PT.Arwana Citra Mulia.Tbk. 1. Penilaian dan Analisa Situasi BAB 1V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Promosi pada PT.Arwana Citra Mulia.Tbk PT.Arawana Cittra Mulia.Tbk dalam menjalankan usaha promosinya melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Penilaian dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Peneliti mengambil tempat penelitian di PT. Patria Prima Jaya Tugu. Deskripsi subjek yang dijelaskan mencakup bagian produksi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun data yang terkumpul dilakukan dengan cara menyebarkan angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun data yang terkumpul dilakukan dengan cara menyebarkan angket BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab VI ini peneliti akan menganalisa dan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai " Pemahaman Bahasa Jurnalistik Wartawan Non-Sarjana jurnalistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Suruh terletak di Jl. Salatiga-Dadapayam km. 11, desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, telp. 08282806084. Dengan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Kartu Indosat merupakan produk dari PT Indosat, pada Februari 2013 perusahaan Qatar yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN A. Analisis Data Kompetensi Kepribadian Guru PAI SMP Muhammadiyah Pekajangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang pesat, dan seyogyanya kemajuan tersebut harus didukung oleh penyediaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 170 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi linear sederhana

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bagian, jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama bekerja. responden atas kuesioner yang dibagikan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bagian, jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama bekerja. responden atas kuesioner yang dibagikan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Kartakteristik Responden Untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik individu karyawan Hard Rock Café Jakata. Berikut ini akan dikemukakan identitas responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga kepada 52 siswa yang terdiri atas 22 siswa kelas X Multimedia dan 30 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi persaingan antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, peran pemerintah untuk ikut serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang professional dan handal dari segi keterampilan maupun segi prestasi. Upaya yang dilakukan pemerintah

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER LANJUT ANALISIS KORELASI KENDALL DAN SPEARMAN

APLIKASI KOMPUTER LANJUT ANALISIS KORELASI KENDALL DAN SPEARMAN APLIKASI KOMPUTER LANJUT ANALISIS KORELASI KENDALL DAN SPEARMAN Korelasi spearman merupakan korelasi tata jenjang yang paling terkenal. Uji korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan data

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian SMP Negeri 5 Salatiga salah satu jajaran sekolah tingkat menengah pertama tergolong sekolah berfaforit dikawasan kota Salatiga, walaupun

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum responden, ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2007 / 2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia

Lebih terperinci

Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 279 hlm Harga: Rp Terbit pertama: November 2004 Sinopsis singkat:

Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 279 hlm Harga: Rp Terbit pertama: November 2004 Sinopsis singkat: Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 279 hlm Harga: Rp 47.800 Terbit pertama: November 2004 Sinopsis singkat: Statistik telah terbukti sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Banyak keputusan yang diambil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Toko Ikan Hias Gampang Ingat yang terletak di Jl. Karapitan no. 74 Kota Bandung, Jawa Barat. Berdiri sejak tahun 1974

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas. BAB III PENYAJIAN DATA A. Hasil Uji Coba Angket Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out ( uji coba ) kepada 30 responden di SMP Negeri 2 Klaten. Try Out

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu prasarana guna membangun manusia yang seutuhnya. Pendidikan dapat diperoleh seseorang dapat bersifat formal maupun informal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi kini sedang terjadi, teknologi informasi bahkan semakin hari semakin berkembang dengan pesat diberbagai bidang kehidupan. Salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah karyawan yang dipilih sebagai responden sebanyak 100 orang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah karyawan yang dipilih sebagai responden sebanyak 100 orang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Konsumen yang dipilih sebagai responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang masih aktif bekerja pada Bank Rakyat Indonesia di Sragen. Jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN SUKU CADANG PADA BENGKEL JAKARTA KECAMATAN SUKAMAJU

ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN SUKU CADANG PADA BENGKEL JAKARTA KECAMATAN SUKAMAJU ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN SUKU CADANG PADA BENGKEL JAKARTA KECAMATAN SUKAMAJU Salju 1, Hadrah 2, Risa Melati 3 1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo 2,3) Prodi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum responden (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, tempat bekerja, dan dan lama bekerja), data, dan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di CV. Griya Wali Sakti, Jalan Raya Demak-Jepara Mijen, Desa Mijen Kecamatan Mijen Kabupaten Demak (59583).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan perkembangan zaman. Era kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan masa depan. Saat ini pendidikan tidak hanya mementingkan kuantitas tetapi juga kualitas.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Biaya promosi dan tingkat penjualan. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Biaya promosi dan tingkat penjualan. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. X sebagai perusahaan jaringan sepeda motor Honda, tidak terlepas dari persaingan. Meskipun Honda merupakan market leader untuk produk sepeda motor di Indonesia, persaingan yang terjadi antar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Saraswati Salatiga. SMK Saraswati Salatiga berdiri pada tahun 1970 dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Produktivitas sekolah merupakan wujud dari produktivitas pendidikan dalam skala persekolahan. Tujuan diselenggarakannya pendidikan secara institusional adalah

Lebih terperinci

Perempuan % Total % Usia di bawah 20 tahun % Usia 20 tahun 29 tahun % Usia Responden

Perempuan % Total % Usia di bawah 20 tahun % Usia 20 tahun 29 tahun % Usia Responden Bahasan Penelitian Karakteristik Responden Data dari sampel sebanyak 200 responden lebih lanjut secara deskriptif, dapat ditelusuri dari: jenis kelamin, usia, pendapatan atau uang saku perbulan dan frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, kemajuan suatu negara sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1. Sejarah Singkat Lembaga Pendidikan SDN Pondok Labu 016 Pagi adalah sekolah dasar yang sedang dalam pengembangan dan kemajuan, baik dalam sistem pembelajaran maupun penerapan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 44 BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian diperoleh dari pengolahan data secara statistik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan secara terus menerus agar diperoleh sumber daya manusia yang bermutu dalam arti yang sebenarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab yang sebelumnya telah dikemukakan teori-teori yang melatar belakangi penelitian, metode, dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Lebih terperinci

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 13 September 2011 hingga tanggal 28 September Pemerolehan data disiplin belajar dan

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 13 September 2011 hingga tanggal 28 September Pemerolehan data disiplin belajar dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung. Gugus Lokantara terdiri dari enam SD

Lebih terperinci