BAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK
|
|
- Hendri Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK 4.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai pengembangan model dalam software Simulink/MATLAB dari model matematis yang telah dibuat. Sebelumnya ditentukan terlebih dahulu beberapa konstanta dan parameter yang akan digunakan dalam simulasi. Model dikembangkan dengan mengintegrasikan seluruh model matematis yang telah dijelaskan pada BAB 3 menjadi suatu sistem PEMFC yang utuh. Output utama dari model ini adalah tegangan keluaran PEMFC (V out ). Diagram komponenkomponen utama dari model PEMFC dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Diagram Sistem PEMFC 4.2. Perhitungan dan Penentuan Beberapa Parameter Dalam beberapa persamaan, dibutuhkan parameter-parameter yang spesifik agar didapat hasil simulasi yang mendekati dengan hasil percobaan. Beberapa data dapat 35
2 diperoleh dari beberapa referensi maupun datasheet SR-12, serta ada juga beberapa yang harus dicari melalui perhitungan Parameter-Parameter yang Ditentukan [1],[2],[5],[10] Parameter-parameter berikut ini ditentukan berdasarkan beberapa referensi, datasheet, serta hasil percobaan referensi pada Sel Bahan Bakar Membran Pertukaran Proton (Proton Exchange Membrane Fuel Cell / PEMFC) Avista Lab SR W, Tabel 4.1 Parameter Parameter yang Digunakan Dalam Simulasi PEMFC Nama Parameter Simbol Nilai (satuan) Jumlah sel N 48 Luas setiap sel A 62,5 (cm 2 ) = 6,25x10-3 (m 2 ) Koefisien konveksi sel h 37,5 (Watt/m 2.K) Massa PEMFC M FC 44 (kg) Kalor jenis total PEMFC c FC 500 (Joule/kg.K) Koef transfer membran α 0,5 Ketebalan membran δ 25 (μm) Tetapan gas universal R 8,3143 (Joule/mol.K) Tetapan faraday F (coulomb/mol) Tekanan anoda P a 1,5 (atm) = ,5 (pascal) Tekanan katoda P k 1 (atm) = (pascal) Suhu ruangan T r 34,7 ( C) = 307,7 (K) Suhu awal T 0 34,7 ( C) = 307,7 (K) Rapat arus pertukaran J (A/m 2 ) Arus limit (maksimal) I L 25 (Ampere) Tegangan aktivasi dasar η 0 0, (Volt) Tegangan Kapasitansi dasar 0 V d 0 (Volt) Kandungan air membran λ 5 (%) Kapasitansi C 4 (Farad) Koefisien difusi H2O-H2 0 D H2OH, 2 standar (suhu 25) 6,3x10-9 (m 2 /s) Koefisien difusi H2O-O2 0 D H2OO, 2 standar (suhu 25) 2,6x10-9 (m 2 /s) Resistansi konduktor internal R elec PEMFC 0,0003 (Ω) Lebar antara anoda dgn katalis l a 1,88x10-6 (m) Lebar antara katoda dgn katalis l k 1.88x10 e-6 (m) Energi gibbs standar ΔG 0-237,3x10-3 (Joule/mol) Kapasitas kalor molar H 2 C H2 28,68 (Joule/mol.K) Kapasitas kalor molar O 2 C O2 29,39 (Joule/mol.K) Kapasitas kalor molar H 2 O C H2 Ol, 75,4 (Joule/mol.K) 36
3 Nama Parameter Simbol Nilai (satuan) Koefisien kalor uap H 2 O H u (Joule/mol) Entropi standar ΔS 0-163,33 (Joule/mol) Konstanta Pada Persamaan Jatuh Tegangan Aktivasi Pada persamaan jatuh tegangan aktivasi, ada dua konstanta pada persamaan (3.18), yang perlu ditentukan nilainya, yakni konstanta a dan b ; a = R nα F ln( Io), dan R b = nα F. n = 2, yakni elektron yang terlibat pada reaksi (2.1) dan (2.2). Io = j0 * A = 220 (A/m 2 ) * 6,25*10-3 (m 2 ) = 1,375 A. Maka konstanta pada persamaan (3.18) menjadi : (4.1) (Joule/mol.K) a = ln(1,375) 2 *0,5*96847(coulomb/mol) = -5 2,73392*10 (Volt/K) (Joule/mol.K) b = 2*0,5*96847(coulomb/mol) -5 = 8,585*10 (Volt/K) Persamaan Hambatan Membran Pada persamaan jatuh tegangan ohmik, di persamaan nilai hambatan membran pada persamaan (3.24) dapat dihitung berdasarkan parameter yang sudah ditentukan di tabel (λ = 5.) R R ion ion = δ 0 (4.2) dz 1 1 (0, * (5) 0,00326)exp T -4 8,55432 *10 = Ω 1 1 exp T 37
4 Koefisien Difusi Senyawa H 2 dan O 2 Pada persamaan (3.33), kita dapat menghitung koefisien difusi untuk keadaan tertentu dengan menggunakan beberapa nilai acuan saat kondisi standar. Maka untuk mencari koefisien difusi senyawa H 2 O dengan H 2, adalah : D HOH 2 2 3/2 3/2 0 T -9 T HOH 2, 2, ( T) = D * = 6,3x10 * sedangkan untuk senyawa H 2 O dengan O 2, koefisien difusinya adalah : D HOO 2 2 3/2 3/2 0 T -9 T HOO 2, 2, ( T) = D * = 2,6x10 * (4.3) (4.4) 4.3. Model Sistem PEMFC Dari model matematis yang telah dirumuskan, model PEMFC dapat dikembangkan menjadi pemodelan dalam bentuk sebuah model sistem PEMFC. Model ini haruslah memiliki hubungan keterkaitan yang jelas antar komponen di dalamnya. Model ini jugalah yang nantinya dapat diuji dan disimulasikan dengan menggunakan software MATLAB/Simulink untuk mengetahui keabsahannya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, besarnya tegangan yang dihasilkan PEMFC sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tekanan, suhu, serta jenis material yang digunakan. Oleh karena itu ada beberapa sub-model yang dapat dibuat untuk menyatakan pemodelan terhadap suatu faktor tertentu yang berpengaruh terhadap tegangan keluaran yang dihasilkan oleh PEMFC, yakni : 1. sub-model potensial reversibel, 2. sub-model jatuh tegangan, 3. sub-model respon perubahan suhu, dan 4. sub-model respon perubahan tekanan. 1) Sub-Model Potensial Reversibel - Persamaan potensial reversibel PEMFC (E r ) persamaan (3.16): 38
5 2) Sub-Model Jatuh Tegangan Berdasarkan persamaan (3.30), sub-model ini terdiri dari : - Jatuh tegangan efek lapisan ganda (V d ) persamaan (3.22), dan (3.29) - Jatuh tegangan aktivasi (V akt1 dan V akt2 ) persamaan (4.1), (3.20), (3.21) - Jatuh tegangan ohmik (V ohm ) persamaan (4.2), (3.26) - Jatuh tegangan konsentrasi (V kon ) persamaan (3.27) 3) Sub-Model Respon Perubahan Suhu (dari kesetimbangan termodinamika) - Kalor reaksi per detik persamaan (3.45) - Energi listrik per detik persamaan (3.47) - Kalor yang ditransfer melalui fluida per detik persamaan (3.48) - Kalor yang ditransfer melalui udara persamaan (3.49) - Kalor yang total yang dihasilkan oleh PEMFC persamaan (3.44) - Perubahan suhu PEMFC persamaan (3.51). 4) Sub-Model Respon Perubahan Tekanan (dari mekanisme difusi) - Tekanan H 2 persamaan (4.3), (3.36) - (3.39) - Tekanan O 2 persamaan (4.4), (3.41) - (3.43) Keseluruhan persamaan dari empat sub-model yang telah disebutkan di atas memiliki katerkaitan seperti yang digambarkan pada diagram. Dari empat sub-model yang telah dijelaskan di atas, dapat dibuat diagram blok model PEMFC yang lebih mendetail secara keseluruhan yang ditunjukkan pada Gambar
6 Gambar 4.2 Diagram Blok Keseluruhan Model PEMFC 40
7 4.4. Pemodelan PEMFC dengan Simulink/MATLAB Pemodelan PEMFC dengan software Simulink/MATLAB dilakukan dengan membuat model simulink dari submodel-submodel yang telah dikembangkan sebelumnya, lalu dihubungkan antara satu model dengan yang lain sesuai dengan keterkaitan masing-masing. Di dalam sofware pemodelan simulink, kita dapat membuat sebuah model umum yang di dalamnya bisa terdapat sub-model, lalu bisa dibuat sub-sub-model dan seterusnya. Gambar 4.3 menunjukkan diagram model dalam simulink. yang terdiri dari model utama dan turunannya. Gambar 4.3 Diagram Pemodelan PEMFC Simulink Model Simulink Tekanan H 2 dan O 2 dari Mekanisme Difusi Dari persamaan (3.36), (3.37), (3.39), dan (4.3), dan konstanta yang telah ditentukan pada Tabel 4.1, persamaan tekanan H 2 menjadi : RTJl p = 0.5* exp P p a sat H 2 a H2O 2 F Pa D H 2O, H2 (4.5) p (8,3143)* T * I*(62,5*10 )* (1,88*10 ) -4-6 sat H = 0.5* exp ,5 p 2 3/2 H2O -9 T 2 *(96847)*(151987,5)*6,3x10 * 298 Sedangkan dari persamaan (3.36), (3.41), (3.43), dan (4.4), persamaan tekanan O 2 : 41
8 R T J l p = 0.5 * exp P p k sat O 2 k H 2 O 2 F Pk D H 2O, O2 (4.6) p O2 = (8,3143) * * *(62,5*10 )* (1,88*10 ) * T I exp p 3/2-9 T 2 *(96847)*(101325)*6,3x10 * 298 sat H2O Model Simulink dibuat dengan input arus (I) dan suhu (T) serta output berupa tekanan H 2 dan tekanan O 2. Output ini akan digunakan pada model potensial reversibel (Er). Gambar 4.4 Model Simulink Untuk Tekanan H 2 dan O Model Simulink Potensial Reversibel PEMFC Potensial reversibel PEMFC dapat diperoleh dari persamaan (3.16), dengan input suhu (T), serta tekanan H 2 dan O 2. Nilai tekanan sudah dimodelkan pada model tekanan (Gambar 4.4). Model Simulink potensial reversibel PEMFC ini juga menghasilkan output ΔG, yang akan dipakai pada model respon perubahan suhu. 42
9 Gambar 4.5 Model Simulink Potensial Reversibel PEMFC Model Simulink Jatuh Tegangan Aktivasi Nilai jatuh tegangan aktivasi dapat diperoleh dari persamaan (4.1), (3.20), serta (3.21). Dari persamaan-persamaan tersebut, maka dapat diperoleh : -5 ( η ) ( ) Vakt1 = 0 + ( T 298) a = 0, ( T 298) *( 2,73392*10 ) (4.7) V T b I T I -5 akt 2 = ln( ) = *8,585*10 *ln( ) (4.8) Model jatuh tegangan aktivasi memiliki input arus (I) dan suhu (T) sedangkan output yang dihasilkan adalah V akt1 dan V akt2. Nilai V akt2 dan V akt1 akan digunakan untuk menghitung tegangan keluaran PEMFC. Gambar 4.6 Model Simulink Jatuh Tegangan Aktivasi 43
10 Model Simulink Jatuh Tegangan Konsentrasi Dari konstanta yang telah ditentukan, kita bisa menentukan besar I L, yakni I = j * A= 4000*0,00625 = 25 Ampere L L Maka dari persamaan (3.27), persamaan jatuh tegangan konsentrasi menjadi : V kon 8,3143* T = = 2* I 25 I 5 *ln 4,3085*10 * T ln volt (4.9) Model jatuh tegangan konsentrasi dapat dibuat berdasarkan persamaan (4.9), dengan input adalah arus (I) dan suhu (T), sedangkan output yang dihasilkan adalah V kon. Nilai V kon ini akan digunakan dalam penghitungan tegangan keluaran PEMFC. Gambar 4.7 Model Simulink Jatuh Tegangan Konsentrasi Model Simulink Jatuh Tegangan Ohmik Dari persamaan (4.2) dan (3.26), maka persamaan jatuh tegangan ohmik menjadi : Vohm 1 1 = I 0, exp ,55432* T -4 (4.10) Model simulink jatuh tegangan ohmik dapat dibuat dengan berdasarkan persamaan (4.10). Input dari model ini adalah arus (I) dan suhu (T) sedangkan output yang dihasilkan adalah jatuh tegangan ohmik (V ohm ), yang akan digunakan untuk menghitung nilai tegangan keluaran PEMFC. 44
11 Gambar 4.8 Model Simulink Jatuh Tegangan Ohmik Model Simulink Efek Kapasitansi Lapisan Ganda Dari persamaan (3.22), (3.29), dan (3.30) V d -5 1 T*8,585*10 * ln( I) 25 = I Vd * Tln volt. dt+ V 4 I 25 I 0 d (4.11) Untuk menghitung jatuh tegangan akibat efek kapasitansi lapisan ganda ini, perlu ditentukan terlebih dahulu besar R akt dari model V akt2 yang telah dibuat sebelumnya. Model jatuh tegangan akibat efek kapasitansi lapisan ganda (V d ), dengan input adalah R akt sedangkan ouputnya adalah V d, yang akan digunakan untuk menghitung tegangan keluaran PEMFC. Gambar 4.9 Model Simulink Efek Kapasitansi Lapisan Ganda 45
12 Model Simulink Tegangan Keluaran Dari persamaan (3.30), maka model tegangan keluaran merupakan penggabungan dari model potensial reversibel (E r ), jatuh tegangan aktivasi 1 (V akt1 ), jatuh tegangan ohmik (V ohm ), dan jatuh tegangan akibat efek kapasitansi lapisan ganda (V d ). Model ini menghasilkan output tegangan keluaran PEMFC yang dihitung per satu sel. Tegangan keluaran ini akan dikalikan oleh jumlah sel yang digunakan dalam satu sistem PEMFC. Bila diasumsikan semua sel homogen, maka tegangan keluaran PEMFC total adalah penggabungan dari setiap selnya. Gambar 4.10 Model Simulink Tegangan Keluaran PEMFC Model Simulink Kalor Yang Ditransfer Melalui Fluida Per Detik Dari persamaan (2.1), (2.2), (3.46), (3.48) dan konstanta yang telah ditentukan, maka persamaannya menjadi : 46
13 I I Q = (2 T T) C + Y (2 T T) C transfer1 nf ref H 2 nf ref O 2 I I + ( T T ) C + H nf ref H O, l 2 nf u I 1 I Q = (2 * 307,7 T)28,68 + (2 * 307, 7 T)29,39 transfer1 2 * * I I + ( T 307, 7)75, * * (4.12) Model Q transfer1 ini dibuat berdasarkan persamaan (4.12), model ini memerlukan input arus (I) dan suhu (T), dan juga suhu ruangan (T room ) sebagai suhu referensi. Output dari model ini adalah besarnya kalor yang ditransfer oleh fluida yang mengalir per detik. Output dari model ini akan digunakan pada persamaan untuk mencari respon perubahan suhu PEMFC. Gambar 4.11 Model Kalor Yang Ditransfer Melalui Fluida Yang Mengalir (Q transfer1 ) Model Simulink Perubahan Suhu pada PEMFC Model perubahan suhu didapatkan dari persamaan (3.44), (3.45), (3.47), (3.48), (3.49), dan (3.51). Model ini menggabungkan seluruh aspek termodinamika di dalam PEMFC. Model ini mempunyai input berupa arus (I), suhu (T), suhu ruangan (T room ) dan suhu awal (T initial ). Sedangkan output yang dihasilkan berupa nilai suhu (T out ) 47
14 yang baru, yang akan digunakan untuk penghitungan di model yang lain seperti tegangan keluaran PEMFC. Gambar 4.12 Model Simulink Perubahan Suhu pada PEMFC Model Simulink Sistem PEMFC Model sistem PEMFC adalah model yang menggabungkan seluruh model lainnya sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 4.3. Model ini juga merupakan interface utama yang menghubungkan input-input utama yakni arus beban (I), suhu awal (T initial ), suhu ruangan (T room ), tekanan anoda (P a ) dan tekanan katoda (P k ). Output yang dihasilkan berupa tegangan keluaran (V out ), daya keluaran (Pout), respon perubahan suhu (T), dan efisiensi (Eff). 48
15 Gambar 4.13 Model Simulink Sistem PEMFC Pada model ini dapat ditentukan input dari sistem PEMFC ini, yakni di sisi arus beban. Arus beban dalam simulasi ini berupa data dalam bentuk tabel/matriks yang nilainya berubah dalam waktu tertentu. Dapat juga dipakai beban resistor murni, dimana arus beban adalah pembagian tegangan dengan suatu nilai konstanta tertentu. 49
BAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON
BAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemodelan matematis Sel Bahan Bakar Membran Pertukaran Proton (Proton Exchange
Lebih terperinciBAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON
BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON 5.1. Pendahuluan Pada Bab 5 ini akan dibahas mengenai validasi dan analisis dari hasil simulasi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan
Lebih terperinciSTUDI PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON (PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL)
STUDI PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON (PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL) LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinci(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)
15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR
BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR 2.1. Pendahuluan Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN
LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Menghitung jumlah KOH yang dibutuhkan Konsentrasi KOH Volume Elektrolit Berat Molekul KOH Maka, gram KOH gram KOH : 1.25 M : 12 Liter : 56. 11 gram = M V BM (Sumber : Kimia Analisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hingga peningkatan efesiensi energi yang digunakan. Namun sayangnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini energi listrik merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, mulai dari sektor industri, transportasi, komersial hingga perumahan. Akibatnya manusia mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, peralatan elektronik yang bersifat portable semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Sumber energi peralatan elektronik portable tersebut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hidrogen [16]. Fuel cell termasuk dalam energi alternatif baru yang memiliki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fuel Cell Fuel cell adalah suatu perangkat elektrokimia yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik melalui reaksi redoks dari suatu bahan bakar hidrogen [16]. Fuel cell termasuk
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN
LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Menghitung jumlah KOH yang dibutuhkan Konsentrasi KOH Volume Elektrolit Berat Molekul KOH Maka, gram KOH gram KOH : 1.25 M : 12 Liter : 56. 11 gram = M x V x BM (Sumber : Kimia
Lebih terperinci1. Bilangan Oksidasi (b.o)
Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang berkelanjutan kian mengemuka di ranah global. Krisis energi terjadi di berbagai negara di dunia bahkan di Indonesia. Berdasarkan Indonesia Energy
Lebih terperinciMODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA
MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA Muhammad Ilham, Moch. Arif Nurdin,Septia Eka Marsha Putra, Hanani, Robbi Hidayat. 10211078, 10211003, 10211022, 10211051, 10211063. Program Studi Fisika, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 40 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Hipotesa Untuk mencapai tujuan dari studi pengembangan model matematis sel tunam membran pertukaran proton, diperolehnya karakteristik reaktan di dalam kanal distribusi terhadap kinerja
Lebih terperinciBAB III FUNDAMENTAL TEKNOLOGI
BAB III FUNDAMENTAL TEKNOLOGI 3.1 Termodinamika Suatu larutan elektrolit, secara fisika memisahkan dua reaktan dan juga mencegah konduksi elektronik, selama ion-ion membawa elektron melewati suatu eksternal
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciClick to edit Master text styles
DESAIN DAN SIMULASI PENGONTROLAN DAYA AKTIF DAN REAKTIF INVERTER Click 3 to FASA edit MENGGUNAKAN Master text PQ styles CONTROLLER PADA SISTEM PEMBANGKIT Second level TERSEBAR MULTIPLE PROTON EXCHANGE
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TEKANAN, TEMPERATUR DAN KELEMBABAN TERHADAP KINERJA FUEL CELL PEMFC
STUDI PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TEKANAN, TEMPERATUR DAN KELEMBABAN TERHADAP KINERJA FUEL CELL PEMFC Anton Dwi Kusuma* SMKN 1 Majalengka*, Abstract The PEMFC polarization curve are influenced by the
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)
Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan
Lebih terperinciSEL ELEKTROLISIS. Tujuan: Mengetahui Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG, dan ΔS. Widya Kusumanngrum ( ) Program Studi Pendidikan Kimia
SEL ELEKTROLISIS Tujuan: Mengetahui Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG, dan ΔS Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah
Lebih terperinciRecovery logam dengan elektrolisis
Recovery logam dengan elektrolisis Electrolysis Elektrolisis adalah proses dengan penggunaan arus listrik untuk memisahkan unsur unsur dari senyawanya. Elektrolisis membutuhkan biaya tinggi, dan karenanya
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%
Lebih terperinciElektrokimia. Sel Volta
TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL
BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL Tujuan dari penyusuan tugas akhir ini merancang baterai untuk memenuhi kebutuhan yang dipakai pada mobil listrik
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. mol NaCl
LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN No. gr NaCl Tabel 10. Ketinggian H 2 pada Tabung Penampung H 2 h H 2 (cm) mmhg P atm mol NaCl volume Air (L) Konsentrasi NaCl (Mol/L) 0,0285 1 10 28 424 1,5578 0,1709 2 20 30
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinciPEMODELAN KOMPUTASI 3D SEL TUNAM MEMBRANE PERTUKARAN PROTON (PEMFC) MELALUI TEKNIK BEDA HINGGA
PEMODELAN KOMPUTASI 3D SEL TUNAM MEMBRANE PERTUKARAN PROTON (PEMFC) MELALUI TEKNIK BEDA HINGGA Hariyotejo Pujowidodo Balai Termodinamika Motor Propulsi (BTMP) BPP Teknologi Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM
BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM Pada bab sebelumnya telah diperlihatkan hasil karakterisasi struktur kristal, morfologi permukaan, dan komposisi lapisan.
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1
LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
Lebih terperinci9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?
Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.
Lebih terperinciSimulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB
Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam
Lebih terperinciARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi
Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan
Lebih terperinciBab 4 Termodinamika Kimia
Bab 4 Termodinamika Kimia Kimia Dasar II, Dept. Kimia, FMIPA-UI, 2009 Keseimbangan Pada keseimbangan Tidak stabil Stabil secara lokal Lebih stabil 2 2 Hukum Termodinamika Pertama Energi tidak dapat diciptakan
Lebih terperinciPenghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban
POLI REKAYASA Volume 10, Nomor 2, April 2015 ISSN : 1858-3709 Penghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban Saving Gas System H2 PEMFC (Proton Exchange
Lebih terperinciKinerja Sel Tunggal Proton Pertukaran Membran Fuel Cell Terhadap Temperatur dan Tekanan
TPM 01 Kinerja Sel Tunggal Proton Pertukaran Membran Fuel Cell Terhadap Temperatur dan Tekanan Ellyta Sari, Mulyazmi, Reni Desmiarti, Elly Desni Rahman Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi bahan bakar minyak yang berasal dari fosil saat ini diprediksi sudah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi hidup penduduk dunia di masa datang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang
Lebih terperinciHukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4
Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan
Lebih terperinciDoc Name: SIMAKUI2015FIS999 Version : halaman 1
SIMAK UI 2015 FISIKA Soal Doc Name: SIMAKUI2015FIS999 Version : 2016-04 halaman 1 01. Kecepatan aliran suatu fluida dengan 2 kerapatan 8, 60 10 g/liter adalah 32 m/s. Fluida tersebut melewati pipa dengan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 FISIKA
Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2
Lebih terperinciArus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU
36 BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU 4.1 DIAGRAM GARIS TUNGGAL GITET 5 KV MUARA TAWAR Unit Pembangkitan Muara Tawar adalah sebuah Pembangkit
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh
BAB V PEMBAHASAN. 5.1. Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap waktu pencapaian panas dan arus kompor induksi. Dari data waktu pencapaian panas dan
Lebih terperinciSKRIPSI PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL DENGAN VARIASI JUMLAH SEL FUEL CELL DAN BESAR DAYA INPUT LISTRIK PADA ELEKTROLIZER
1 SKRIPSI PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL DENGAN VARIASI JUMLAH SEL FUEL CELL DAN BESAR DAYA INPUT LISTRIK PADA ELEKTROLIZER OLEH RICHARD D. BUTARBUTAR NIM : 08043052 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciSel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA
Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* (1112016200018), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan
Lebih terperinciDioda Semikonduktor dan Rangkaiannya
- 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV. 1 Analisis Hasil Pengujian Metalografi dan Spektrometri Sampel Baja Karbon Dari hasil uji material pipa pengalir hard water (Lampiran A.1), pipa tersebut terbuat dari baja
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol
BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
10 BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Pembuatan kalium hidroksida ini dapat dilakukan dengan dua macam proses, yaitu; pembuatan kalium hidroksida dengan proses boiling dan pembuatan kalium hidroksida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam industri maupun rumah tangga. Aluminium banyak dimanfaatkan dikarenakan memiliki kelebihan diantaranya
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM Pada bab ini perancangan pemodelan sistem kontrol daya synchronous rectifier buck converter dan non-synchronous rectifier buck converter agar mengetahui perbedaan dari
Lebih terperinci1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R
BESARAN DAN SATUAN 1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R 1. BESARAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan
Lebih terperinciEvaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005
Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi
Lebih terperinciPERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama
Lebih terperinciD. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri
1. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari lengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di muka cermin sejauh : A. 60 cm B. 30 cm C. 20 cm Kunci
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teknologi Sel Tunam Sel tunam (fuel cell) merupakan sebuah piranti konversi energi elektrokimia. Piranti ini mengubah secara langsung energi reaksi kimia hidrogen dan oksigen
Lebih terperinciSatuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran memiliki dua komponen, yaitu nilai dan satuan. Contoh: Andi mengendarai sepeda sejauh 3 km. 3 km besaran panjang Komponen nilai 3 Komponen satuan km Besaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Frekuensi Untuk mengetahui apakah besarnya nilai frekuensi berpengaruh terhadap transmisi daya, maka diperlukan pengukuran daya dengan menggunakan nilai frekuensi
Lebih terperinciPERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah
Lebih terperinciKurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika
Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika
K13 evisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Searah Soal Doc Name: K13A12FIS0101 Version : 2016-10 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8.10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik melalui medium medan magnet. Bagian utama generator terdiri dari stator dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan suatu energi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan suatu energi alternatif di masa mendatang yang sedang dikembangkan di banyak negara sebagai antisipasi semakin menipisnya
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciTINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit
OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN LISTRIK
DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk
Lebih terperinciUN SMA IPA 2013 Fisika
UN SMA IPA 2013 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2013FIS Doc. Version : 2013-05 halaman 1 01. Seorang siswa mengukur ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup yang ditunjukkan pada gambar. Hasil
Lebih terperinciA. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC B. Sub Kompetensi 1. Mengukur besarnya arus dan daya pada beban RLC pada sumber tenaga tegangan
Lebih terperinciMAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR
MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR Oleh : Kelompok 9 Maratus Sholihah (115061100111019) Hairunisa Agnowara (125061100111033) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciKomponen dan RL Dasar
Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan 1/91 Kuantitas. 2/91 Angka. 3/91 Satuan? Satuan dan skala. 5/91 Ukuran sebuah
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik karena listrik merupakan sumber energi utama dalam berbagai bidang kegiatan baik dalam kegiatan
Lebih terperinciKesetimbangan fase. Pak imam
Kesetimbangan fase Pak imam Diagram fase suatu zat memperlihatkan daerahdaerah tekanan dan temperatur di mana berbagai fase bersifat stabil secara termodinamis. Batas daerah adalah batas fase dimana dua
Lebih terperinciDesain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar Mochammad Reza Zakaria, Dedet Candra Riawan, dan
Lebih terperinciPREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.
PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciKomponen dan RL Dasar
Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed 1/91 Kuantitas.
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA METODE PENGHEMATAN GAS H 2 PADA SISTEM PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) DENGAN MENGATUR BUKAAN VALVE SEBANDING PERUBAHAN DAYA BEBAN TESIS HABIBULLAH 0906577892 FAKULTAS
Lebih terperinciLISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)
LSTK US SEH (Oleh : Sumarna) angkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. esaranbesaran utama
Lebih terperinciPengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR)
Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR) Andang Widi Harto 1), Arnoldus Lambertus Dipu 2), Alexander Agung 3) 1)
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Bahan Baku 1. Gliserin (C3H8O3) Titik didih (1 atm) : 290 C Bentuk : cair Spesific gravity (25 o C, 1atm) : 1,261 Kemurnian : 99,5 %
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature
Lebih terperinciSIMAK UI Fisika
SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.
Lebih terperinciINFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro
PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar jawaban dan lembar kerja. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk di lembar Jawaban. Lembar kerja dapat digunakan untuk melakukan
Lebih terperinciBAB II BUSUR API LISTRIK
BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 12. Hubungan Tegangan Membran terhadap Variasi Suhu pada Konsentrasi 100 mm Larutan NaCl, MgCl 2 dan AlCl 3
9 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Perlakuan Pasif untuk Tegangan Membran 1.1 Tinjauan Perlakuan Variasi Konsentrasi Gambar 11 memperlihatkan grafik tegangan membran telur terhadap variasi konsentrasi larutan
Lebih terperinci