BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Hartono Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Diantara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck. Pada tahun 1834 Jean Charles Peltier, seorang berkebangsaaan Perancis, penemuan Seebeck ini memberikannya inspirasi untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi termoelektrik. Emil Lenz pada tahun 1838 membuktikan bahwa efek Peltier bergantung dengan arah arus maka panas dapat dibuang dari junction untuk membekukan es, atau dengan membalikkan arah arus maka panas dapat ditambahkan untuk melelehkan es menjadi air, sehingga ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat diserap atau diciptakan searah dengan arus listrik yang dialirkan. Dua puluh tahun kemudian, sekitar tahun 1851 William Thomson (Lord Kelvin), memberikan penjelasan secara komprehensif mengenai keterkaitan efek Seeback dan efek Peltier dengan termodinamika. Koefisien Peltier merupakan perkalian dari koefisien Seeback. Thomson akhirnya mengeluarkan efek ketiga yang dikenal dengan efek Thomson. Panas dapat diserap atau diciptakan mengalir di dalam material. Panas sebanding dengan arah arus listrik yang dialirkan. Konstanta perbandingan ini disebut dengan koefisien Thomson, yang secara termodinamika berkaitan dengan koefisien Seeback. [1] 6
2 2.2 Efek Termoelektrik Prinsip dasar dari termoelektrik adalah jika arus dilewatkan melalui suatu termokopel maka akan timbul 5 efek, 5 efek tersebut adalah gejala-gejala termal yang terjadi akibat arus listrik yang diberikan. Efek-efek tersebut yaitu: efek Seebeck, efek Peltier, efek Joule, efek Konduksi dan efek Thomson Efek Seebeck Efek Seebeck merupakan prinsip termokopel dari dua buah junction semikonduktor yang berbeda temperaturnya sehingga akan menghasilkan energi listrik. Fenomena efek Seebeck dapat dilihat dari pada Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Efek Seeback Efek Seebeck bersifat dapat dibalik (reversible) dimana dari dua buah junction konduktor dengan bahan yang berbeda, salah satu ujungnya dipanaskan lalu kedua ujungnya digabung menjadi satu, sehingga terjadi perbedaan temperatur yang menghasilkan energi listrik. Efek Seebeck dirumuskan dalam persamaan: E = α ( T 1 T 0 ) (2.1) E = Tegangan (Volt) α = Koefisien Seebeck (V/K) T 0 = Temperatur Cold junction atau sambungan dingin (K) 7
3 T 1 = Temperatur Hot juction atau sambungan panas (K) Efek Joule Dengan timbulnya arus listrik akibat adanya efek Seebeck pada konduktor dalam rangkaian tersebut, maka akan timbul panas yang disebut efek Joule, sifat dari efek tersebut tidak dapat dibalik (irreversible). Persamaan efek Joule dapat ditulis sebagai berikut: Q = I 2. R (2.2) Q = Panas Joule (W) I = Arus listrik (A) R = Hambatan (Ω) Efek Konduksi Panas akan merambat secara konduksi dari permukaan yang panas ke permukaan yang dingin, perambatan tersebut bersifat irreversible dan disebut efek konduksi. Besarnya perambatan dapat dinyatakan dalam persamaan: Q c =U (T 1 T 0 ) (2.3) Q c = Laju aliran panas ( ) U = Koefisien konduksi Thermal kedua junction ( ) T 1 = Temperatur permukaan panas (K) T 0 = Temperatur permukaan dingin (K) Efek Peltier Pada rangkaian termokopel yang diberi sumber arus searah, pada saat arus mengalir melalui termokopel, temperatur junction akan berubah dan sejumlah panas akan diserap pada satu permukaan, sementara permukaan yang lainnya akan membuang panas tersebut. Jika aliran arus di balik, maka permukaan yang awalnya panas akan menjadi dingin dan sebaliknya, permukaan yang dingin akan menjadi panas. Fenomena (gejala) ini disebut efek Peltier dan merupakan dasar dari pendinginan termoelektrik. Dari percobaan diketahui bahwa besarnya perpindahan panas sebanding terhadap arus dan mempunyai persamaan: Q = Φ. I (2.4) 8
4 Q = Panas efek peltier (W) Φ = Koefisien peltier (V) I = Arus listrik (A) Efek Thomson Pada saat arus mengalir ke semikonduktor termokopel, penyebaran temperatur menyimpang dari efek Joule, gejala ini disebut efek Thomson yang dirumuskan dalam: dt Q t =... (2.5) dx Q t τ I dt dx = Panas Thomson (W/cm) = Koefisien Thomson (V/K) = Arus listrik (A) = Gradien temperatur pada semikonduktor (K/cm) Secara termodinamik koefisien Seebeck (a), Peltier (f) dan Thomson (t) adalah saling berhubungan. Besaran a dan f sangat tergantung pada sifat kedua konduktor pada termokopel tersebut sehingga harus dinyatakan dalam nilai beda (a = aa ab dan f = fa fb). Dengan demikian, hubungan ketiga koefisien tersebut dapat dinyatakan dengan dua persamaan berikut: (2.6) maka (2.7) Efek Peltier di atas dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendinginan dengan memilih secara tepat dua konduktor berbeda yang akan digunakan. Konduktor dipilih sedemikian hingga daya termoelektrik αp positif dan αn negatif. Jembatan dingin direkatkan dengan lempeng metal atau jenis permukaan pindah panas lainnya, yang kemudian dipaparkan pada ruang atau benda yang 9
5 akan didinginkan. Sedangkan jembatan panas direkatkan dengan permukaan material untuk dapat melepaskan panas ke atmosfer atau media lain. 2.3 Sistem Termoelektrik Ada dua jenis semikonduktor yang berbeda jenis P dan N semikonduktor P mempunyai harga αp (thermoelectric power) yang positif dan semikonduktor N mempunyai harga αn yang negatif. Pada setiap junction yang dipasang mempunyai non metal sebagai permukaan perpindahan panas. Salah satu permukaan (cold junction) akan menyerap kalor bertindak sebagai evaporator pada sistem kompresi uap sedangkan hot junction melepaskan kalor kelingkungan mirip dengan fungsi kondensor pada sistem kompresi udara. Gambar 2.2 Konstruksi termoelektrik ( Arus pada rangkaian sama dengan kompresor P dan N pada bahan semukonduktor, tidak sama dengan polaritas tegangan positif ( + ) dan negatif ( - ). Dimana pada bahan semikonduktor P yang mempunyai hanya αp electron bermuatan positif akan bergerak menuju tegangan negatif dan pada bahan semikonduktor N yang mempunyai harga αn, elektron yang bermuatan negatif akan bergerak menuju polaritas tegangan positif (sifat tarik menarik) sehingga menjadikan proses penyerapan dan pembuangan kalor dimana permukaan dingin (permukaan atas) akan menyerap kalor disekelilingnya. Sedangkan permukaan panas (permukaan panas) akan membuang kalor disekelilingnya. 10
6 Gambar 2.3 Susunan Semikonduktor Dan apabila polaritas tegangan positif dan negatif dibalik akan menyebabkan keadaan yang bersifat tolak menolak antara sifat bahan semikonduktor dengan polaritas tegangan yang sama dengan sifat bahan konduktor tersebut. Sehingga arah proses penyerapan dan pembuangan kalor pun mejadi berubah (arah sebaliknya). Seperti terlihat pada Gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2.4 Sistem termoelektrik (majalah energi) Seeback Coefficient = α A α B = konstan: sehingga efek Thomson = 0 Sehingga: q 0 = (α p α n ) T 0 I U (T 1 T 0 ) - ½ I 2 R (2.8) 11
7 q 1 = (α p α n ) T 1 I U (T 1 T 0 ) + ½ I 2 R (2.9) α p α n = Seeback Coefficient rata-rata pada temperatur T 1 T 0 (V/K) U = Koefisien konduksi Thermal kedua junction (W/K) R = Tahanan listrik total (ohm) T 0 T 1 q 0 q 1 = Cold junction = Hot juction = Besar kalor yang diserap (W) = Besar kalor yang dilepas (W) ( α p -α n ) T 0 I dan ( αp-αn ) T 1 I adalah besar laju perpindahan panas yang terjadi pada cold surface dan hot surface dimana laju perpindahan panas tersebut dipengaruhi oleh sumber arus listrik yang masuk kedalam junction (αp-αn) adalah termoelektrik power yang mempunyai satuan (V/K) ketika satu junction dari termoelektrik dijaga pada temperatur yang lebih tinggi dari junction lainnya, maka proses akan mengalir secara konduksi dari junction yang panas ke dingin, dimana u = Q konduksi / (T 1 -To), ini karena termoelektrik terdiri dari dua bagian yaitu panas dan dingin maka besarnya panas yang irreversible maka akibat dari arus listrik dalam rangkaian adalah setengahnya dari daya yang ditimbulkan yaitu ½ I 2 R. Penggunaan tanda positif dan negatif menunjukkan bahwa panas yang diserap akan dilepaskan. Dari persamaan diatas maka didapat: T 1 -To =...( ( αp-αn) T 1 +½ I 2 R-q (2.10) u Perbedaan temperatur T 1 -T 0 akan maksimal bila q 1 = 0, besarnya daya yang masuk akan berkurang karena adanya efek Joule dan Seebeck sehingga besarnya daya yang masuk adalah: W = ( αp αn ) ( T 1 -T 0 ) + I 2 R (2.11) Dari kedua persamaan diatas didapat: Performance = (αp αn) T 1 I-u (T 1 -T 0 )- ½ I 2 R (2.12) (αp αn) (T 1 -T 0 ) I + ½ I 2 R Sehingga Qo Performance = (2.13) W 12
8 Dapat diketahui semakin tinggi nilai performance maka semakin baik pendingin dan pemanas yang dihasilkan dari teknologi tersebut. Sedangkan untuk menentukan besarnya (α p α n ) dapat dihitung dengan rumus figure of merit, yaitu: 2 2 ( p - n 4 Z (2.14) U. R U. R Z = figure of merit α = Termoelektrik power (V/K) = 0,00021 V/K dengan rumus diatas, maka besarnya α p α n adalah: ( p - n 4 2 (2.15) = = 1,764 x 10-7 V/K Dan harga u (koefisien konduktansi bahan termoelektrik W/k) didapat dari: A u 2. k. (2.16) L K = Thermal konduktivitas (W/cm K) A = Luas permukaan termoelektrik (cm 2 ) L = Panjang termoelektrik (cm) 2.4 Beban Produk Beban produk adalah beban yang terdapat pada produk yang harus didinginkan oleh termoelektrik. Beban produk yang akan didinginkan kali ini berupa minuman kaleng bersoda (kola). Untuk mengetahui berapa energi yang dibutuhkan untuk pendinginan beban dan pemanasan beban diatas dapat menggunakan persamaan berikut: Qp = m x Cp x (T 1 -T 2 ) (2.17) keterangan: Qp = kalor produk (kj) Cp = kalor spesifik produk (kj/kg o C) T 1 = temperatur produk ( o C) 13
9 T 2 = temperatur penyimpanan ( o C) m = massa produk (kg) 2.5 Beban Transmisi Beban transmisi adalah beban yang didapat pada bahan yang digunakan untuk mentransmisi energi dari termoelektrik ke produk yang didinginkan, biasanya digunakan bahan yang memiliki nilai konduktivitas yang baik seperti alumunium, tembaga, atau bahan bahan lain yang mudah menghantarkan energi kalor. Beban transmisi dapat diperoleh dari persamaan berikut ini: Q 1 = U.A.( T 1 T 2 ) (2.18) Q 1 = Beban kalor transmisi (W) U = Konduktansi overall (W/m 2 o C) T 2 = Temperatur udara luar ( o C) T 1 = Temperatur udara dalam ( o C) A = Luas permukaan bahan (m 2 ) Untuk nilai konduktansi overall isolasi dapat digunakan rumus berikut: U = 1/ R (2.19) U = Konduktansi overall (W/m 2 o C) R = Hambatan total (m 2 o C/W) Dapat dihitung total hambatan dari keseluruhan (R) bahan dengan menggunakan rumus berikut: (2.20) R1 = Hambatan total ( m 2 o C/W ) X = Ketebalan bahan (m) h 1 = Konduktansi permukaan udara (W/ m 2 o C) h 0 = Konduktansi permukaan udara (W/ m 2 o C) λ = Konduktivitas bahan (W/m o C) C = Konduktansi bahan (W/m 2 o C) 14
10 2.6 Beban Infiltrasi Beban infiltrasi adalah beban luar atau beban lingkungan karena faktor suhu lingkungan yang berubah setiap waktu. Untuk mendapatkan nilai beban infiltrasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Q sensibel = 1.23 x Q infiltrasi x ( T) (2.21) Dan untuk nilai Q infiltrasi dapat menggunakan rumus seperti berikut : Q infiltrasi = ACH x V/2 x 3600 (2.22) Dari tabel 62 ASHRAE Fundamentals 89, untuk temperatur lingkungan dengan menggunakan interpolasi, di dapat ACH dengan nilai tertentu. 2.7 Beban Total Pendingin Beban total pendingin adalah beban keseluruhan dalam coolbox yang harus didinginkan oleh termoelektrik. Nilai ini didapat dari penjumlahan seluruh beban yang harus didinginkan seperti beban produk, beban transmisi, beban infiltrasi. Beban pendinginan Jumlah beban kalor = Q produk +Q transmisi +Q sensibel (2.23) Beban total rancangan: Q total = Jumlah beban kalor + (10% x jumlah beban kalor) (2.24) 15
CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY
CHAPTER I PREFACE 1.1 Historical- Background Pada 1.2 Problem Identification 1.3 Objective 2.1 Historical of Thermoelectric CHAPTER II BASE OF THEORY Termoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun 1821,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah
Lebih terperinciBAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR 2. 1. Konsep Thermoelectric Modul thermoelectric yaitu alat yang mengubah energi panas dari gradien temperatur menjadi energi listrik atau sebaliknya dari energi listrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan peralisasian pemanfaatkan modul termoelektrik generator untuk mengisi baterai ponsel. Teori teori yang
Lebih terperinciBAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI
II DSR TEORI 2. Termoelektrik Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 82 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar
BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversikan energi listrik menjadi dingin atau panas (pendingin atau pemanas termoelektrik), dan energi panas menjadi listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan kebutuhan energi listrik semakin besar. Namun, energi listrik yang diproduksi masih belum memenuhi
Lebih terperinciPENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR
PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR Ardhi Kamal Haq 1*, Juhri Hendrawan 1, Ahmad Hasan Asyari 1, 1 Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengkonversikan energi listrik menjadi dingin atau panas dan energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik),
Lebih terperinciPENDINGIN TERMOELEKTRIK
BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Daniel Sidabutar NIM : 41313110087
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka, akan dibahas mengenai pendingin termoelektrik, energi surya, beban pendingin, dan perpindahan kalor yang mendukung penulisan skripsi ini. 2.1 Pendingin Termoelektrik
Lebih terperinciGambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( https://ferotec.com. (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Modul termoelektrik adalah sebuah pendingin termoelektrik atau sebagai sebuah pompa panas tanpa menggunakan komponen bergerak (Ge dkk, 2015, Kaushik dkk, 2016). Sistem pendingin
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Termoelektrik 2.1.1 Sejarah Singkat Termoelektrik Efek termoelektrik merupakan subjek paling penting dalam ilmu fisika di bidang benda padat. Efek utama yang digunakan adalah efek
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil dan Analisa pengujian Pengujian yang dilakukan menghasilkan data data berupa waktu, temperatur ruang cool box, temperatur sisi dingin peltier, dan temperatur sisi panas
Lebih terperinciTermoelektrik (Energi Panas menjadi Listrik)
Termoelektrik (Energi Panas menjadi Listrik) 1. Pengertian Termoelektrik Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah
Lebih terperinciSIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT
SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT Ahmad Khoiri, Nur Afni Sari, Vivi Noviyanti Progam Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo Noviyantivivi91@gmail.com ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Fenomena termoelektrik menunjukan adanya hubungan antara perbedaan temperatur (temperature gradient) pada kedua ujung suatu konduktor atau semikonduktor dan munculnya
Lebih terperinciLABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN LISTRIK
DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip RTD. Menjelaskan dengan benar mengenai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari Termokopel,
Lebih terperinciLampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK
Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA
Edu Physic Vol. 3, Tahun 2012 PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA Vandri Ahmad Isnaini, S.Si., M.Si Program Studi Pendidikan Fisika IAIN
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC)
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC) Teknologi termoelektrik bekerja dengan mengonversi energi panas menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR
PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR Oleh : HAOLIA RAHMAN 0606042020 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PENGGUNAAN
Lebih terperinciKALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B
Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu
Lebih terperinciTabel 4.1 Perbandingan desain
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan Desain Perbandingan desain dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan desain rancangan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan desain Desain Q m P Panjang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN
RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN Muhammad Gilang Satria* Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila* Abstrak Teknologi termoelektrik
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PEMANAS AIR TERKONTROL BERBASIS TERMOELEKTRIK
RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PEMANAS AIR TERKONTROL BERBASIS TERMOELEKTRIK DESIGN AND IMPLEMENTATION CONTROLLED WATER HEATER SYSTEM BASED THERMOELECTRIC Dian Suryani Wulandari 1, M. Ramdlan Kirom
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL
RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL Oleh: Yusman Wiyatmo dan Budi Purwanto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan yang akan dicapai melaui penelitian ini adalah: 1) membuat
Lebih terperinciKAJIAN KARAKTERISTIK MODUL TERMOELEKTRIK UNTUK SISTEM PENYIMPANAN DINGIN
KAJIAN KARAKTERISTIK MODUL TERMOELEKTRIK UNTUK SISTEM PENYIMPANAN DINGIN Oleh: DWI HANDAYANI OKTORINA F14102117 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR DWI HANDAYANI OKTORINA.
Lebih terperinciPENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL
PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.
Lebih terperinciPerancangan Dan Pembuatan Kotak Pendingin Berbasis Termoelektrik Untuk Aplikasi Penyimpanan Vaksin Dan Obat-Obatan
Perancangan Dan Pembuatan Kotak Pendingin Berbasis Termoelektrik Untuk Aplikasi Penyimpanan Vaksin Dan Obat-Obatan Ficho Cahaya Putra 1, V. Vekky R. Repi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh
BAB II DASAR EORI 2.1 PROSES ELEKROFORESIS Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh muatan listrik akibat adanya pengaruh medan listrik 3. Pergerakan ini dapat dijelaskan
Lebih terperinciKAJIAN KARAKTERISTIK MODUL TERMOELEKTRIK UNTUK SISTEM PENYIMPANAN DINGIN
KAJIAN KARAKTERISTIK MODUL TERMOELEKTRIK UNTUK SISTEM PENYIMPANAN DINGIN Oleh: DWI HANDAYANI OKTORINA F14102117 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR DWI HANDAYANI OKTORINA.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang
Lebih terperinciBAB 7 SUHU DAN KALOR
BB 7 SUHU DN OR 65 66 Peta onsep 67 7. PENGUURN TEMPERTUR Temperatur biasanya dinyatakan sebagai fungsi salah satu koordinat termodinamika lainnya. oordinat ini disebut sebagai sifat termodinamikannya.
Lebih terperinciSUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB
SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciAnalisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel
Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Annisa Diasyari 1,*, Bidayatul Armynah 1, Bannu 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin 1 Email:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB LADASA TEOR.1 engertian Refrigerasi Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang untuk menurunkan temperaturnya atau sebaliknya. Kalor salah satu bentuk dari
Lebih terperinciULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012
ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 Waktu : 120 Menit Petunjuk: I. Pilihlah satu jawaban yang benar
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Juni Oktober 2016). 3.2 Jenis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pendingin Termoelektrik Sejarah Perkembangan Termoelektrik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka, akan dibahas mengenai termoelektrik sebagai alternatif penganti refrigeran, energi surya yang merupakan sumber energi terbarukan, dan dinamika fluida komputasi
Lebih terperinciTOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!
TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Komponen utama mobil hybrid Sumber:www.bengkelmasboy.com
BAB II DASAR TEORI 2.1 SISTEM HIBRID Mesin pendorong mobil berteknologi hybrid memiliki dua mesin yang berbeda yaitu memiliki satu unit mesin besin atau diesel dan sebuah mesin elektrik atau bisa disebut
Lebih terperinciTERMOKOPEL (P3) NABIL AHMAD RIZALDI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
TERMOKOPEL (P3) NABIL AHMAD RIZALDI 1413100109 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 ABSTRAK Telah dilakukan percobaan termokopel
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA
BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA 2.1 Konsep Dasar Thermodinamika Energi merupakan konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek penting dalam analisa teknik. Sebagai gagasan dasar bahwa
Lebih terperinciBAB SUHU DAN KALOR. Dengan demikian, suhu pelat baja harus ( ,3 0 C) = 57,3 0 C.
1 BAB SUHU DAN KALOR Contoh 7.1 Alkohol etil mendidih pada 78,5 0 C dan membeku pada -117 0 C pada tekanan 1 atm. Nyatakan kedua suhu ini dalam (a) Kelvin, (b) Fahrenheit. a. Sesuai dengan persamaan (7.1)
Lebih terperinciT P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer
Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan
Lebih terperinciFISIKA TERMAL Bagian I
FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperincisteady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu
Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.
Soal-soal latihan ismillahirrahmaannirrahiim Katakan pada hati kalian bahwa aku bisa dengan pertolongan llah SWY, karena sesunggungnyaa llah SWT itu dekat dan sesuai pesangkaan hamba-nya I. Pilihlah jawaban
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES
TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.
Lebih terperinciOleh. SAEFUL KARIM and SUNARDI
Penentuan Elektromotansi Termal Beberapa Jenis Termokopel Dengan Pasangan Logam Yang Bervariasi (Upaya Untuk Mendapatkan Pasangan Logam Yang Terbaik Untuk Termokopel) Oleh SAEFUL KARIM and SUNARDI Jurusan
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciPERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN
PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMA BERBAGAI OGAM DENGAN METODE GANDENGAN A. Tujuan Percobaan. Memahami konsep konduktivitas termal. 2. Menentukan nilai konduktivitas termal berbagai logam dengan metode
Lebih terperinciKajian awal analisis kalor buang kondensor pendingin ruangan sebagai sumber energi listrik alternatif
Jurnal Energi dan Manufaktur Vol. 9 No. 2, Oktober 2016 (154-160) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) ISSN: 2541-5328 (e) Kajian awal analisis kalor buang kondensor pendingin ruangan
Lebih terperinciKALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L
KALOR Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Beberapa pengertian
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciAnalisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga
Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga IDG Agus Tri Putra (1) dan Sudirman (2) (2) Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Jurusan
Lebih terperinciARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi
Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal
LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal No No Induk Jenis Kelamin Skor Ketuntasan > 75 1 8710 P 91 Tuntas 2 8712 L 83 Tuntas 3 8716 L 68 Tidak Tuntas 4 8720 P 59 Tidak Tuntas 5 8721
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT DISUSUN OLEH : Nama : Abellio N. Sitompul NIM ` : 061340411637 Kelas : 3 EGB
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI (COP) TERMOELECTRIC COOLER DENGAN PERANGKAIAN SERI DAN PARALEL
JURNAL LOGIC. VOL. 13. NO. 2. JULI 213 91 ANALISIS PERFORMANSI (COP) TERMOELECTRIC COOLER DENGAN PERANGKAIAN SERI DAN PARALEL Luh Putu Ike Midiani dan Ida Bagus Gd Widiantara Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Lebih terperinci12/3/2013 FISIKA THERMAL I
FISIKA THERMAL I 1 Temperature Our senses, however, are unreliable and often mislead us Jika keduanya sama-sama diambil dari freezer, apakah suhu keduanya sama? Mengapa metal ice tray terasa lebih dingin?
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciXpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan
Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu
Lebih terperinciPemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik
Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik Muammar Khalid #1, Mahdi Syukri *2, Mansur Gapy #3 # Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,
Lebih terperinciLAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal
64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit listrik tenaga uap adalah sistem yang dapat membangkitkan tenaga listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
GENERATOR TERMOELEKTRIK YANG TERSUSUN DARI RANGKAIAN SERI DELAPAN ELEMEN TERMOELEKTRIK UNTUK CHARGER HANDPHONE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda
BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah
Lebih terperinci9/17/ KALOR 1
9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk keperluan tersebut di atas, pada alat rumah tangga dibuatkan suatu pendingin, dengan tujuan antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah memperlihatkan bahwa sejak jaman dahulu manusia selalu berusaha tak hentihentinya untuk mendapatkan cara terbaik dalam hal pengawetan atau penyimpanan makanan
Lebih terperinci4.5 THERMOKOPEL Efek Termoelektri
bath, responnya adalah 0.5 detik. Termistor yang sama pada udara mempunyai waktu respon 10 detik. Ketika dilindungi dalam teflon atau bahan yang lain untuk perlindungan melawan keadaaa lingkungan, waktu
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1
LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
Lebih terperinciFISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto
FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciSoal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121
SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
RANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh : PERI PERMANA F402083 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciLISTRIK DINAMIS B A B B A B
Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di
Lebih terperinciArus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
Lebih terperinciTUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET
TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta
Lebih terperinciTermodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika
Termodinamika Energi dan Hukum 1 Termodinamika Energi Energi dapat disimpan dalam sistem dengan berbagai macam bentuk. Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, contoh thermal, mekanik,
Lebih terperinciPENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI
PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI ABDILLAH SETYO PAMBUDI 1611069 TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN
Lebih terperinciKALOR DAN KALOR REAKSI
KALOR DAN KALOR REAKSI PENGERTIAN KALOR Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J)
Lebih terperinciArus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.
Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink
Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik Purnami1 *, Widya Wijayanti1 dan Sidiq Darmawan1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciKonduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi
Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA
Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. pendingin masih berada di atas titik beku bahan (-2 sampai -10 C). Sedangkan
8 BAB II TEORI DASAR 2.1 Definisi Pendingin Pendinginan atau refregeransi adalah proses pengambilan panas dari suatu benda atau bahan sehingga suhunya akan menjadi lebih rendah dari sekelilingnya. Bila
Lebih terperinci