Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)"

Transkripsi

1 Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang) Oleh: Urwatuz Zahara ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc.

2 Outline

3 Sekilas Air Traffic Control

4 Tugas Utama ATC Mencegah tabrakan antara pesawat udara yang satu dengan pesawat udara lainnya. Mencegah tabrakan di daerah pergerakan antara pesawat udara dengan rintangan di daerah tersebut. Memperlancar dan memelihara keteraturan lalu lintas penerbangan. Memberikan saran dan informasi yang berguna bagi keselamatan dan efisiensi penerbangan. Memberitahu kepada organisasi terkait tentang adanya sebuah pesawat udara yang memerlukan bantuan dan pertolongan serta membantu organisasi tertentu bila diperlukan.

5 Latar Belakang Permasalahan Datang (Arrival) Berangkat (Departure) Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012 Meningkatnya jumlah penerbangan tiap tahun di Bandara Ahmad Yani Traffic yang padat

6 Latar Belakang Permasalahan Jam istirahat tidak dapat dimanfaatkan Lingkungan kerja yang tidak nyaman Tuntutan pekerjaan yang berat

7 Latar Belakang Permasalahan Tidak adanya radar Taxiway dan runway hanya satu

8 Latar Belakang Permasalahan Datang (Arrival) Berangkat (Departure) Meningkatnya jumlah penerbangan tiap tahun Traffic yang padat Jam istirahat tidak dapat dimanfaatkan Tidak adanya radar Lingkungan kerja yang tidak nyaman Taxiway dan runway hanya satu Tuntutan pekerjaan yang berat Terjadi near miss dua kali pada 2012

9 Rumusan Masalah Bagaimana merancang perbaikan kerja pada operator ATC Bandara Ahmad Yani Semarang ditinjau dari analisis risiko, keandalan operator dan analisis beban kerja sehingga dapat mengurangi stress kerja dari operator ATC.

10 Tujuan Penelitian Mengukur dan menganalisa beban kerja mental pada air traffic controller Mengukur probabilitas terjadinya human error pada air traffic controller. Melakukan analisa risiko untuk mengetahui potensi bahaya kesehatan dan keselamatan kerja untuk mitigasi risiko bahaya yang mungkin terjadi Menyusun rancangan perbaikan sistem kerja ATC

11 Manfaat Penelitian Bagi perusahaan: mengetahui beban kerja yang dialami oleh air traffic controller sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengurangi beban kerja yang dialami oleh operator. Mengetahui tingkat keandalan operator dalam bekerja. Memberikan rekomendasi perbaikan pada PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang agar dapat mengurangi stress kerja yang dialami air traffic controller dan mengurangi resiko bahaya yang mungkin terjadi.

12 Manfaat Penelitian Bagi Penulis: Mengetahui aplikasi metode NASA-TLX dan HEART dalam dunia kerja. Mengetahui kondisi apa saja yang berisiko menimbulkan bahaya atau kecelakaan kerja dalam ruang lingkup Air Traffic Control

13 Ruang Lingkup Penelitian Batasan Objek penelitian adalah Air Traffic Controller yang bertugas di Semarang Approach dan Yani Tower di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. Asumsi Tidak terjadi perubahan job description dan jumlah operator ATC selama dilakukan penelitian. Tidak terjadi perubahan SOP pada PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang.

14 Tinjauan Pustaka Risk Analysis Review Penelitian Terdahulu

15 Air Traffic Control Bandara Ahmad Yani Yani Tower (TWR) Semarang Approach (APP)

16 Jam Kerja Operator ATC Assistant Controller Shift 1 : Shift 2 : jam sebagai assistant controller 2 jam sebagai controller istirahat selama 45 menit. istirahat selama 45 menit. Supervisor Controller

17 Air Traffic Control-Yani Tower (TWR)

18 Air Traffic Control-Approach Control Office (APP)

19 Penyebab Stress Kerja pada Operator ATC Tuntutan Pekerjaan: Jumlah pesawat yang ditangani Lalu lintas udara saat paling tinggi Lalu lintas asing Kejadian tak terduga Lingkungan Kerja Pencahayaan, refleksi optik Noise atau gangguan microclimate Postur tubuh yang buruk Istirahat dan fasilitas kantin Alat Kerja Keterbatasan dan keandalan peralatan VDT, R/T dan kualitas telepon Tata letak peralatan Prosedur Operasi Kerja: Tekanan waktu Harus mengikuti aturan Perasaan kehilangan kontrol Ketakutan atas konsekuensi error Organisasi Kerja Ambiguitas peraturan Hubungan antara supervisor dengan rekan kerja Kurangnya kontrol saat proses kerja Gaji Opini publik Jam Kerja Periode tugas tak terputus Shift dan jam kerja malam (Sumber: Costa, 1995)

20 Dampak Stress Kerja pada Operator ATC (Sumber: Costa, 1995)

21 Analisa Tingkat Keandalan dengan Metode Heart (Studi Kasus di Stasiun Kereta Api Poncol Semarang) (Situmeang, 2011) A Study of Job Stress and Turnover Tendency among Air Traffic Controllers: The mediating Effects of Job Satisfaction (Jou R.C., Kuo C.W., Tang M.L.,2013) Pengukuran Beban Kerja Karyawan dengan Menggunakan Kerangka NASA- TLX di Departemen Organisasi dan Prosedur PT Petrokimia (Erisianna, 2012) Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD Rumah Sakit Haji Surabaya) (Handini,2013) Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control (ATC) untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)

22 Pengukuran keandalan operator (HEART) Job Stress pada ATC Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan Penetuan Jumlah Karyawan Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan Keandalan Pekerja (HEART) Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control (ATC) untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)

23 Job Stress pada ATC Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan Keandalan Pekerja (HEART) Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control (ATC) untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)

24 Metodologi Penelitian Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap Analisis dan Pembahasan Tahap Simpulan dan Saran

25 Metodologi Penelitian Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Identifikasi dan Perumusan Masalah Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian Studi Literatur Observasi Lapangan Tahap Pengolahan Data Tahap Analisis dan Pembahasan Tahap Simpulan dan Saran

26 Metodologi Penelitian Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap Analisis dan Pembahasan Tahap Simpulan dan Saran Data Primer : Kuisioner NASA-TLX Kuisioner FMEA Detak Jantung ATC, Pengukuran Human Reliability Assessment Data Sekunder: Job Description ATC Jumlah karyawan Data accident dan incident di Bandara Ahmad yani

27 Metodologi Penelitian Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap Analisis dan Pembahasan Analisa Risiko Perhitungan Keandalan operator ATC dengan Metode HEART Perhitungan Beban Kerja dengan NASA TLX Tahap Simpulan dan Saran

28 Metodologi Penelitian Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Analisis Kondisi Eksisting Tahap Pengolahan Data Tahap Analisis dan Pembahasan Tahap Simpulan dan Saran Analisis Peta Risiko Analisis Pengukuran Keandalan Pekerja Analisis Pengukuran Beban Kerja Analisis Rekomendasi Perbaikan

29 Metodologi Penelitian Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap Analisis dan Pembahasan Tahap Simpulan dan Saran Penarikan Simpulan Saran dan Rekomendasi

30 Teknik Pengambilan Data Data Sekunder Expert Pengolahan Data Peneliti

31 Pengolahan Data

32 Identifikasi Kondisi Bahaya Physical Hazard Chemical Hazard Mechanical Hazard Electrical Hazard Ergonomic Hazard Behavioral Hazard Environmental Hazard Biological Hazard Psychosocial Hazard Ergonomic Hazard Behavioral Hazard Environmental Hazard Psychosocial Hazard

33 Proses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Penyebab Bahaya Identifikasi Bahaya Aerodrome Control Tower (Yani Tower) Bahaya lingkungan Bahaya ergonomi Bahaya psikososial Bahaya tingkah laku Bahaya tersandung saat menaiki tangga Melewatkan informasi penerbangan dari bagian BO Sakit pada bagian tubuh tertentu Kurang fokus dalam bekerja Lama dalam memberikan instruksi pada pilot Memandu pilot melebihi batas aturan maksimal Tangga pada akses utama menuju ruang kerja kurang lebar dan sempit Peletakan layar monitor yang jauh dari pandangan Posisi kerja duduk yang cukup lama Jumlah sumber daya yang terbatas, sehingga dalam satu shift kerja seringkali hanya ada dua atau tiga operator ATC Kurang cekatan dalam memberi pengarahan pada pilot Kecenderungan operator tidak melakukan pergantian tugas ketika jam panduannya telah berakhir

34 Proses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Penyebab Bahaya Identifikasi Bahaya Approach Control Office (Semarang Approach) Bahaya lingkungan Bahaya ergonomi Bahaya psikososial Bahaya tingkah laku Konsentrasi operator terganggu ketika memandu pesawat Operator merasa jenuh ketika bertugas sakit pada bagian tubuh tertentu Kurang fokus dalam bekerja Lama dalam memberikan instruksi pada pilot Memandu pilot melebihi batas maksimal Lokasi kerja tidak berada dalam restricted area sehingga sering terdengar suara motor lalu lalang dan suara adzan karena lokasi yang dekat dengan masjid Kurangnya fasilitas dalam ruang kerja karena tidak adanya hiburan ketika istirahat Posisi kerja duduk yang cukup lama Jumlah sumber daya yang terbatas, sehingga dalam satu shift kerja seringkali hanya ada dua atau tiga operator ATC Kurang cekatan dalam memberi pengarahan pada pilot Kecenderungan operator tidak melakukan pergantian tugas ketika jam panduannya telah berakhir

35 Kategori Penilaian Severity of Harm Fatal Major Moderate Minor (Devi,2011) Dapat menyebabkan satu atau lebih kematian Luka atau kerusakan serius pada kesehatan, membutuhkan perhatian dan penanganan medis, tidak sampai menimbulkan kematian Kerusakan reversible pada kesehatan, membtuhkan perawatan medis, menyebabkan hilangnya hari kerja Membutuhkan pertolongan pertama atau tidak menyebabkan hilangnya hari kerja Fatal Major Moderate Minor Dapat menyebabkan tabrakan antar pesawat Breakdown of separation, menyebabkan hilangnya hari kerja dan dilakukan penanganan pasca kejadian Breakdown of communication dan menghilangnya hari kerja Inconvenience

36 Kategori Penilaian Likelihood Very Likely Likely Unlikely Highly Unlikely Terjadi pada kebanyakan situasi, 16 kali/bulan atau hampir tiap hari Seringkali terjadi pada saat tertentu, 5 X 5 kali/bulan Jarang terjadi, 2 X 4 kali / bulan Sangat jarang terjadi, 1 kali/bulan

37 Risk Mapping Jenis Bahaya Bahaya tersandung saat menaiki tangga Melewatkan informasi penerbangan dari bagian Briefing Office Bahaya Konsentrasi operator Lingkungan terganggu ketika memandu pesawat Bahaya Ergonomi Bahaya Psikososial Bahaya Tingkah Laku Operator merasa jenuh ketika bertugas Sakit pada bagian tubuh tertentu Kurang fokus dalam bekerja Lama dalam memberikan instruksi pada pilot Memandu pilot melebihi batas jam maksimal RAC Kategori Bahaya Very low / Tidak perlu negligible diperhatikan Medium / moderate Sedang danger High / serious danger Medium / moderate danger Medium / moderate danger Medium / moderate danger Medium / moderate danger High / serious danger Mengancam Sedang Sedang Sedang Sedang Mengancam

38 Pengolahan Data

39 Task Analysis Proses Persiapan Proses persiapan pelayanan lalu lintas penerbangan Sebelum melakukan pelayanan penerbangan, pastikan semua fasilitas dan operasi penerbangan dalam kondisi siap Operator menyiapkan formulir, strip marking, dan menyalakan mesin Meneliti NOTAM yang berlaku yang berkaitan dengan semua fasilitas dan operasi Meneliti semua fasilitas yang terkait operasi pelayanan lalu lintas Plan 0

40 Task Analysis Proses Bertugas 2 Proses Bertugas Sebelum melakukan pekerjaan pastikan semua unit yang terkait dalam Plan 1 operasi penerbangan dalam kondisi siap 2.1 Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait 2.2 Memberi instruksi pada pilot untuk menyalakan mesin 2.3 Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway 2.4 Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki runway 2.5 Memberi instruksi pada pilot untuk holding positition 2.6 Memberi instruksi pada pilot untuk take off 2.7 Memberi instruksi pada pilot untuk mencapai ketinggian tertentu 2.8 Memberi panduan kepada pesawat dari bandara lain yang melewati Bandara 2.9 Mencatat semua hal penting terkait dengan pelayanan lalu lintas udara

41 Task Analysis Proses Transfer Tugas Sebelum melanjutkan pekerjaan perhatikan catatan operasi penerbangan pada shift sebelumnya Operator membaca catatan operasi penerbangan pada shift sebelumnya Operator mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan Plan 2 Proses Transfer Tugas

42 Task Analysis Proses Selesai Tugas 4 Proses Selesai Tugas Plan 3 Perhatikan unit lain yang terkait dengan layanan penerbangan Operator merekap catatan operasi penerbangan Operator mematikan semua mesin

43 Possible Error Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut Proses persiapan pelayanan lalu lintas penerbangan Operator ATC menyiapkan formulir, strip marking, dan menyalakan mesin Meneliti NOTAM yang berlaku yang berkaitan dengan semua fasilitas dan operasi penerbangan Meneliti semua fasilitas yang terkait operasi pelayanan lalu lintas Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking Operator ATC mengabaikan NOTAM yang berkaitan dengan operasi penerbangan Operator ATC tidak meneliti fasilitas yang terkait dengan pelayanan lalu lintas udara Operator ATC akan kesulitan ketika melayani penerbangan Kurangnya kesiapan dari operator ATC apabila terjadi suatu gangguan Mengganggu jalannya pemanduan pesawat apabila terjadi kerusakan pada fasilitas kerja ATC Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan dan mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan

44 Possible Error (2) Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut Operator ATC tidak Melakukan koordinasi dengan Operator ATC akan kesulitan ketika Lambat dalam penanganan berkoordinasi dengan semua semua pihak yang terkait melayani penerbangan ketika terjadi gangguan pihak Mencatat semua hal penting terkait dengan pelayanan lalu lintas udara Operator ATC tidak mencatat hal penting terkait dengan penerbangan Kurang antisipasi ketika terjadi suatu masalah yang sama Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan Proses Bertugas Memberi instruksi pada pilot untuk menyalakan mesin Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki runway Operator ATC terlambat/terlalu cepat memberi instruksi menyalakan mesin pesawat pada pilot Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway Operator ATC salah dalam menempatkan pesawat pada posisi runway Apabila terlambat akan menyebabkan delay dan apabila terlalu cepat menyebabkan borosnya bahan bakar (avtur) pesawat Apabila terlalu lama akan menyebabkan borosnya bahan bakar, namun apabila terlalu cepat dapat mengganggu jalannya pesawat lain untuk menuju apron Menyebabkan borosnya bahan bakar pesawat dan mengganggu jadwal penerbangan untuk pesawat berikutnya Mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan Tidak teraturnya jadwal penerbangan sehingga akan menimbulakan banyak keluhan dari maskapai penerbangan Mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan

45 Possible Error (3) Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut Operator ATC terlalu Memberi instruksi pada Mendapat banyak keluhan lama/cepat memberi Menyebabkan borosnya bahan bakar pilot untuk holding dari maskapai instruksi pada pilot untuk pesawat positition penerbangan holding positition Proses Bertugas Memberi instruksi pada pilot untuk take off Memberi instruksi pada pilot untuk mencapai ketinggian tertentu Memberi panduan kepada pesawat dari bandara lain yang melewati Bandara Ahmad Yani Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk take off Operator ATC salah dalam memberi instruksi ketinggian pesawat Operator ATC salah dalam memberi panduan Apabila terlalu lama akan menyebabkan borosnya bahan bakar, namun apabila terlalu cepat dapat mengganggu pesawat lain yang akan mendarat Jarak separasi antar pesawat di udara kurang dari 1000 ft Penerbangan akan mengalami ketidaknyamanan Menyebabkan tabrakan antar pesawat Menyebabkan tabrakan antar pesawat Menyebabkan tabrakan antar pesawat

46 Possible Error (4) Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut Penerbangan akan Operator ATC membaca Operator ATC tidak mengalami Kurangnya kesiapan dari operator catatan operasi penerbangan membaca catatan pada ketidaknyamanan dan ATC apabila terjadi suatu gangguan pada shift sebelumnya shift sebelumnya adanya keluhan dari maskapai penerbangan Proses Transfer Tugas Operator ATC mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan Operator ATC tidak mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan Operator ATC akan kesulitan ketika melayani penerbangan Lambat dalam penanganan ketika terjadi gangguan dan mendapat banyak keluhan dari maskapai penerbangan

47 Possible Error (5) Tasks Stopping Rule Possible Error Akibat Awal Akibat Lanjut Proses Selesai Tugas Operator ATC merekap catatan operasi penerbangan Operator ATC tidak merekap catatan operasi penerbangan Tidak adanya rekam penerbangan untuk memberi rating pada operator dan laporan penerbangan pada maskapai penerbangan Pemberian rating pada operator ATC menjadi tidak valid Operator ATC mematikan semua mesin Operator ATC tidak mematikan semua mesin Menyebabkan borosnya konsumsi listrik Mesin akan cepat rusak

48 Penilaian HEP HEP Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking Generic Task D. Pekerjaan sederhana yang jelas dilakukan dengan cepat atau dengan memberikan sedikit perhatian Deskripsi Aksi Operator Nominal Human Unreliability Error Producing Conditions Operator ATC mengisi dan mengurutkan strip marking sesuai dengan urutan pemanduan, berdasarkan data dari Briefing Office Total HEART effect 0,09 Assessed Proportion Assessed Effect 2. Kurangnya waktu yang tersedia untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan 11 0,1 2 Probability of Failure 0,18 Assessed Effect = ((Total Heart Effect-1) x Assesed proportion)+1 Probability of failure = Nominal Human Unreliability x Assessed Effect (i)

49 No Kegagalan Tugas HEP 1 HEP Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking 0, HEP Operator ATC mengabaikan NOTAM yang berkaitan dengan operasi penerbangan 0, HEP Operator ATC tidak meneliti fasilitas yang terkait dengan pelayanan lalu lintas udara 0, HEP Operator ATC tidak berkoordinasi dengan semua pihak 0, HEP Operator ATC tidak mencatat hal penting terkait dengan penerbangan 0, HEP Operator ATC terlambat/terlalu cepat memberi instruksi menyalakan mesin pesawat pada pilot 0, HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway 0, HEP Operator ATC salah dalam menempatkan pesawat pada posisi runway 0, HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk holding positition 0, HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot untuk take off 0, HEP Operator ATC salah dalam memberi instruksi 0, HEP Operator ATC salah dalam memberi panduan kepada pesawat yang melintasi Bandara Ahmad Yani 0, HEP Operator ATC tidak membaca catatan pada shift sebelumnya 0, HEP Operator ATC tidak mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan 0, HEP Operator ATC tidak merekap catatan operasi penerbangan 0, HEP Operator ATC tidak mematikan semua mesin 0,0004 = 9,9965,E-01 x 1,0000,E+00 x 8,9964,E-01 x 1,0000,E+00 = 0,8993

50 Hasil Perhitungan Metode HEART Berdasarkan hasil Perhitungan didapatkan hasil bahwa : = 0, ,8 1 Sehingga dapat dikatakan operator dalam kondisi handal ketika memandu pesawat

51 Hasil Pengolahan NASA TLX Deskriptor Operator ATC 1 Operator ATC 2 Rating Weight Product Rating Weight Product Kebutuhan Fisik Kebutuhan Mental Kebutuhan Waktu Performansi Tingkat Stress Usaha WWL 948 WWL 1255 Total Bobot 15 Total Bobot 15 Rata-rata WWL 63,2 Rata-rata WWL 83,6667 Tingkat Kebutuhan Rata-rata Total Product Presentase Kebutuhan Fisik % Kebutuhan Mental % Kebutuhan Waktu % Performansi % Tingkat Stress % Usaha %

52 Hasil Pengolahan NASA TLX

53 Simpulan Dari hasil pengolahan kuisioner pengukuran beban kerja dengan metode Nasa TLX didapatkan nilai rata-rata WWL (Weighted workload) sebesar 77,8 sehingga masuk dalam kategori agak tinggi. Dari hasil pengukuran dengan metode Heart diketahui bahwa tugas yang memiliki tingkat error paling besar ada pada pemberian instruksi untuk holding position yakni sebesar 0,55 dan operator memberi instruksi pada pilot untuk take off sebanyak 0,51. Sedangkan nilai keandalan dari operator sebesar 0,89 dari batas minimun yang ditetapkan perusahaan sebesar 0,8. Sehingga operator ATC cukup handal dalam melakukan pekerjaannya

54 Simpulan Perbaikan yang dilakukan dari analisis risiko yaitu memindahkan lokasi kerja APP ke tempat yang jauh dari jangkauan masyarakat umum dan perbaikan tingkah laku, dimana ada kecenderungan dari operator untuk memandu pesawat lebih dari batas maksimum pemanduan pesawat. Perbaikan yang dilakukan berkaitan dengan fasilitas kerja, adanya penambahan fasilitas hiburan di dekat ruang kerja ATC. Selain itu sebaiknya operator ATC diberi pelatihan yang berkaitan dengan keamanan penerbangan sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk menaati peraturan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

55 Saran Perlu dilakukan penentuan jumlah operator optimal dalam satu shift kerja dengan mempertimbangkan tingkat kepadatan lalu lintas udara pada jam-jam tertentu. Adanya penentuan jumlah lini kerja untuk perkembangan Bandara Ahmad Yani.

56 Referensi Arsi, R.M. (2012). Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar pada Job Description (Studi Kasus: Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya),Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Badan Pusat Statistik (2012), Data Penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang, BPS Provinsi Jawa Tengah, Semarang Airways New Zealand, What is ATC?, Dipetik dari: Chandler, F. (2004). Using Root Cause Analysis to Understand Failures and Accident. Washington DC. Costa, G. (1995). Occupational stress and stress prevention in air traffic control, International Labour Office, University of Verona, Geneva Devi, L.M. (2011). Evaluasi Faktor Lingkungan Fisik dan K3 dengan Ergonomic Assessment pada Pembuatan Waterwall Panel (Studi Kasus: PT Alstom Power ESI). Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Erisianna, A. (2012). Pengukuran Beban Kerja Karyawan dengan Menggunakan Kerangka NASA-TLX di Departemen Organisasi dan Prosedur PT Petrokimia. Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

57 Referensi Handini, E. (2013). Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD Rumah Sakit Haji Surabaya). Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Jou R.C., Kuo C.W., Tang M.L., (2013). A study of job stress and turnover tendency among air traffic controllers: The mediating effects of job satisfaction Kirwan, B, (1994). A Guide to Practical Human Reliability Assessment. Taylor & Francis. Manampiring, H, (2011). Ngobrol dengan Air Traffic Control, dipetik dari Materi Workshop, (2013). Workload Analysis (Analisa Beban Kerja) FTE Methode, dipetik dari Simanjuntak, R.A.,(2010). Analisis Beban Kerja Mental dengan Metoda NASA TASK LOAD INDEX, Situmeang, C.A., (2011). Analisa Tingkat Keandalan Dengan Metode Heart (Studi Kasus di Stasiun Kereta Api Poncol Semarang). Tugas Akhir Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang

58 Referensi Susetyo, J., Simanjuntak,R.A., Wibisono, R.C.,(2012). Pengaruh Beban Kerja Mental dengan Menggunakan Metode Nasatask Load Iindex (TLX) terhadap Stres Kerja, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST),Yogyakarta Widyanti, A., Johnson, A., & Waard, D. d. (2010). Pengukuran Beban Kerja Mental dalam Searching Task dengan Metode Rating Scale Mental Effort (RSME). Wignjosoebroto, S., & Zaini, P. (1999). Studi Aplikasi Ergonomi Kognitif untuk Beban Kerja Mental Pilot dalam Pelaksanaan Prosedur Pengendalian Pesawat dengan Metode SWAT.

59

ANALISIS BEBAN KERJA PADA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL UNTUK MENGURANGI STRESS KERJA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG)

ANALISIS BEBAN KERJA PADA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL UNTUK MENGURANGI STRESS KERJA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG) ANALISIS BEBAN KERJA PADA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL UNTUK MENGURANGI STRESS KERJA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG) Urwatuz Zahara, Yudha Andrian Saputra, Sritomo Wignjosoebroto JurusanTeknikIndustri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi tidak aman (unsafe condition). Keselamatan merupakan hal yang harus diutamakan dalam dunia penerbangan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI JOHAN ARIFIN 2508100148 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. DOSEN KO-PEMBIMBING Arief Rahman,

Lebih terperinci

Risk Analysis : Severity & Likelihood

Risk Analysis : Severity & Likelihood LOGO Risk Analysis : Severity & Likelihood Proses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Sub Panel 1 bahaya fisik bahaya kimia bahaya mekanis bahaya ergonomi Severity of Harm Likelihood kebisingan Moderate

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya)

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya) 1 Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya) Erys Handini dan Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penerbangan di Indonesia berkembang dengan cepat setelah adanya deregulasi mengenai pasar domestik melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Seperti pelayanan

Lebih terperinci

(Farida, 2011) Beban kerja berat dari segi jam kerja yang panjang dan jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan.

(Farida, 2011) Beban kerja berat dari segi jam kerja yang panjang dan jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan. OUTLINE PENELITIAN PENDAHULUAN Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit, dikarenakan tim keperawatan melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Kesalahan (error) yang disebabkan oleh manusia disebut dengan kesalahan manusia (human error). Meister (1971) menyebutkan bahwa 20%-50% kegagalan yang terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT. ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor transportasi menjadi salah satu tolok ukur dalam menentukan perkembangan sebuah negara. Sektor transportasi harus memiliki sistem manajemen yang sangat baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Low Cost Carrier telah merubah aturan main dalam industri penerbangan. Low Cost Carrier adalah konsep di mana maskapai penerbangan memiliki tarif lebih rendah

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA POLONIA DENGAN METODE NASA- TLX DAN PERHITUNGAN WAKTU PRODUKTIF DENGAN WORK SAMPLING

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA POLONIA DENGAN METODE NASA- TLX DAN PERHITUNGAN WAKTU PRODUKTIF DENGAN WORK SAMPLING ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA POLONIA DENGAN METODE NASA- TLX DAN PERHITUNGAN WAKTU PRODUKTIF DENGAN WORK SAMPLING TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menambah peluang menurunnya jaminan kualitas keselamatan transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. menambah peluang menurunnya jaminan kualitas keselamatan transportasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketidakseimbangan antara kapasitas suatu infrastruktur transportasi dan volume permintaan akan jasa transportasi telah menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 001 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN KEWASPADAAN DALAM MENGHADAPI MUSIM HUJAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nugraheni (2009), Perkembangan teknologi yang pesat, baik di bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya cara baru dalam menawarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Human error merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Sebaik-baiknya orang bekerja, pasti orang tersebut pernah melakukan kesalahan. Hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia penerbangan, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan bertambahnya pesawat-pesawat yang digunakan oleh industri-industri penerbangan. Pertambahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa dampak perubahan peradaban dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi

Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi Diani Ayundha Novianti 1*, Am Maisarah Disrinama 2, dan Haidar Natsir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai macam sarana transportasi sangat dibutuhkan oleh manusia baik itu transportasi darat, laut, bahkan udara. Semua transportasi dimanfaatkan untuk mengangkut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan panca indera manusia yang berfungsi sebagai alat penglihatan. Dengan mata kita dapat melihat sesuatu dan mampu melakukan setiap jenis pekerjaan. Untuk

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2)

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2) PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2) Kristiana Asih Damayanti 1, Yuke Cantikawati 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan yang baik tentunya akan memiliki sumber daya manusia yang baik pula (Simanjuntak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Tugu Yogyakarta yang dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (DAOP) VI. Objek penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Etika Muslimah, Cita Zulfa Rokhima, Akhmad Kholid Alghofari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kendaraan juga berbanding lurus dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kendaraan juga berbanding lurus dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Tuntutan kebutuhan masyarakat untuk melakukan mobilisasi sangat dipengaruhi oleh transportasi, dimana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX

BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX 5.1.1 Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX NASA-TLX merupakan suatu prosedur pembobotan dan rating multi-dimensional yang menyediakan suatu penilaian beban kerja secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk terus melakukan peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI AIR TRAFFIC CONTROLLER (ATC) BEKERJA DI BANDARA DI SUSUN OLEH :

ETIKA PROFESI AIR TRAFFIC CONTROLLER (ATC) BEKERJA DI BANDARA DI SUSUN OLEH : ETIKA PROFESI AIR TRAFFIC CONTROLLER (ATC) BEKERJA DI BANDARA DI SUSUN OLEH : 1. Wira Satya Pratama Biantong ( D42115015 ) 2. Muh. Muhtasan ( D42115515) TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK NASKAH PUBLIKASI PENGUKURAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PENGEMUDI BUS AKDP RUTE SOLO-SEMARANG (Studi kasus pada Perusahaan Otobus New Ismo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini pertumbuhan transportasi udara dapat dikatakan berkembang pesat. Pada tahun 2016 terdapat 61 maskapai penerbangan niaga berjadwal yaitu maskapai

Lebih terperinci

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Lebih terperinci

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian..

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian.. xi DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii

Lebih terperinci

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya

Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya Khusnul Eka Septiana 1, Lukman Handoko 2., Vivin Setiani 3 1 Program

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai dasar peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC) BAB I PENDAHULUAN I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC) Sistem Air Traffic Control (ATC) merupakan sistem kompleks yang melibatkan sumber daya manusia, lembaga otoritas, manajemen, prosedur operasi dan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 42 / III / 2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 42 / III / 2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 42 / III / 2010 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139 03 MANAJEMEN BAHAYA HEWAN LIAR DI BANDAR UDARA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD Ratna Ayu Ratriwardhani 1) dan Mohamad Hakam 2) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

(Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan)

(Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan) Human Reliability Assesment Pada Produksi AMDK dengan Metode HEART dan Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Rekomendasi Berbasis AHP (Analitical Hierarchy Process) (Studi Kasus: Perusahaan Air Minum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang letaknya sangat strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda transportasi udara saat ini

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control (Studi Kasus : Pada Perusahaan Distributor Minuman) Alverda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian masyarakat membutuhkan sarana dan prasarana transportasi guna mendukung mobilitas

Lebih terperinci

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara f. jika memungkinkan, kompeten dalam menggunakan alat komunikasi radio dan mengerti instruksi-instruksi yang disampaikan melalui radio. 10.11. Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara 10.11.1. Pendahuluan 10.11.1.1.

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 39 / III / 2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 39 / III / 2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 39 / III / 2010 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-02 PEMBUATAN PROGRAM PENGELOLAAN KESELAMATAN

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC Ulfa Liani Putri*), Naniek Utami Handayani Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem produksi tersusun atas beberapa elemenelemen. Elemen elemen tersebut saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang menyusun

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX Jerry Budiman 1, Sugih Arto Pujangkoro 2,Anizar 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis

Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis Petunjuk Sitasi: Safitri, D. M., Oktaviasari, A., Astuti, P., & Azmi, N. (2017). Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus : Klinik Modern asa Medika Surabaya) Rahadiani Arumsari, Sri Gunani Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara merupakan industri yang memiliki kaitan erat dengan ekonomi global. Peningkatan 1% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) secara global akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang human error sudah banyak yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dengan situasi dan tempat serta analisis yang berbeda-beda untuk

Lebih terperinci

Berty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik Budiawan

Berty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik Budiawan ANALISIS TINGKAT KEANDALAN OPERATOR PENGENDALI KERETA API PASCA PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTASAN KERETA API (DOUBLE TRACK) (Studi Kasus : Daerah Operasi IV Semarang) Berty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa angkutan bus ini merupakan salah satu angkutan darat yang memiliki Frekuensi kerja yang sangat tinggi dengan dibuktikan dijumpainya bus yang melintas di jalan

Lebih terperinci

Oleh : IBRAHIM YUSUF MAHDI ( ) DOSEN PEMBIMBING: IR. SRITOMO WIGNJOSOEBROTO, M.SC.

Oleh : IBRAHIM YUSUF MAHDI ( ) DOSEN PEMBIMBING: IR. SRITOMO WIGNJOSOEBROTO, M.SC. EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG) Oleh : IBRAHIM YUSUF

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE)

PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) Oleh: Mirza Imesya Nialda 6506.040.004 ABSTRAK Perusahaan ini sering

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Evaluasi Kebijakan Shift Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Operator Penerimaan dan Penimbunan PT. Pertamina

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 6.1. Ringkasan Perbedaan Konsumsi Oksigen, Beban Kerja Fisik, Rata-rata

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SISTEM KERJA SHIFTING TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL KARYAWAN

ANALISIS PENGARUH SISTEM KERJA SHIFTING TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL KARYAWAN ANALISIS PENGARUH SISTEM KERJA SHIFTING TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL KARYAWAN (Studi Kasus: Unit Airport Operation Center, PT Angkasa Pura II (Persero) KCU Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta) TUGAS

Lebih terperinci

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156, 2013 TRANSPORTASI. Darat. Laut. Udara. Kecelakaan. Investigasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5448) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian mempunyai peranan sangat penting sekali dalam penelitian tugas akhir, karena pada metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah secara sistematis

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Transportasi udara adalah salah satu jenis transportasi yang sangat efektif bagi

I. PENDAHULUAN. Transportasi udara adalah salah satu jenis transportasi yang sangat efektif bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi udara adalah salah satu jenis transportasi yang sangat efektif bagi konsumen, karena dapat melakukan perjalanan yang jauh hanya dalam waktu yang relatif

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.695, 2016 KEMENHUB. Tatanan Navigasi Penerbangan Nasional. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 55 TAHUN 2016 TENTANG TATANAN NAVIGASI PENERBANGAN

Lebih terperinci

,,3. Sv.h erii. s7-,,tr t. Surat Pernyataan. Pengalihan Hak Pubtikasi. Menyatakan bahwa makalah berludul: Judul Ka

,,3. Sv.h erii. s7-,,tr t. Surat Pernyataan. Pengalihan Hak Pubtikasi. Menyatakan bahwa makalah berludul: Judul Ka Surat Pernyataan Pengalihan Hak Pubtikasi Menyatakan bahwa makalah berludul: lndah Pratiwi Mila Faila Sufa Siti Nandiroh Judul Ka Halaman Evaluasi Penilaian Resiko pos r- Keria pada Pekerja Gerabah Pen!uku-taft

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan pemerintah telah mengambil kebijakan khususnya tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Selain bermanfaat untuk perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jurusan Teknik Industri Jl.

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesawat udara 1 merupakan sarana perhubungan yang cepat dan efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi. Pesawat udara memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi udara telah menjadi salah satu moda transportasi penting untuk perjalanan dengan jarak menengah dan jarak jauh. Prasarana utama yang menangani pergerakan

Lebih terperinci

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi.

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi. 1 Analisis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job Description (Studi Kasus : Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya) Raras Mayang Arsi dan Sri Gunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan akan penerbangan sebagai salah satu moda transportasi di Indonesia terus meningkat tajam. Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta memerankan peranan penting

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) Muhammad Arasyandi, Arfan Bakhtiar*) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Findiastuti et al (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk memprediksi terjadinya human error pada task yang dilakukan pada saat aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA M. Ansyar Bora, S.T., M.T. Dosen Program Studi Teknik Industri STT IBNU SINA Batam Email : ansyar@stt-ibnusina.ac.id

Lebih terperinci

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada tahun 1890, pemerintah Amerika Serikat memasukan rancangan undang undang (UU) yang mengatur keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

-9- keliru. Personel AOC melakukan landing yang menyimpang dari prosedur

-9- keliru. Personel AOC melakukan landing yang menyimpang dari prosedur -9-4.35. 4.36. 4.37. 4.38. 4.39. 4.40. 4.41 4.42. 4.43. 4.44. 4.45. 4.46. 4.47. 4.48. 4.49. 4.50. 4.51. 4.52. 4.53. 4.54. 4.55. 4.56. 4.57. 4.58. 4.59. Personel AOC melakukan approach to landing yang bertentangan

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA Dosen Pembimbing: Farida Rachmawati, ST., MT. Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D. RINDA IKA LESTARI 3109 100 127 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1

FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 ISSN 1979-2409 FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK FMEA SEBAGAI

Lebih terperinci

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR ARIE ANDRIYAN 2506 100 174 Dosen Pembimbing Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan industri saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang lain agar dapat bertahan ditengah persaingan industri

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi yang dibarengi dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi, dunia seakan tanpa batas ruang dan jarak. Tatanan

Lebih terperinci

METODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY

METODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY METODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY Ratna Ayu Ratriwardhani 1), Erwin Widodo 2), dan Dyah Santhi Dewi 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, metode serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses penelitian

Lebih terperinci

ARINA ALFI FAUZIA

ARINA ALFI FAUZIA ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang memiliki prospek untuk berkembang dari

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA I. UMUM Kegiatan penerbangan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan bagian spesifik dari kesehatan umum, lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya

Lebih terperinci

Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk.

Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk. Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk. Novita Rahmawati 1, Anda Iviana Juniani 2., Vivin Setiani 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan pekerja, alat dan bahan dalam jumlah besar. Proyek mempunyai karakterisitik sebagai kegiatan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT

MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. MSTT - UGM MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. MSTT - UGM 1 MATERI PEMBELAJARAN Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat Perawat merupakan salah satu tenaga medis di rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat di rumah sakit sangatlah

Lebih terperinci