Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis
|
|
- Budi Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Petunjuk Sitasi: Safitri, D. M., Oktaviasari, A., Astuti, P., & Azmi, N. (2017). Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B ). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis Dian Mardi Safitri (1), Arum Oktaviasari (2), Pudji Astuti (3), Nora Azmi (4) (1), (2), (3), (4) Laboratorium Desain Sistem Kerja dan Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, Universitas Trisakti, Jakarta (1) ABSTRAK Salah satu fasilitas transportasi di Provinsi DKI Jakarta adalah. Bus Transjakarta dibuat untuk meningkatkan perjalanan penumpang dengan transportasi bus yang aman, nyaman, dan berbudaya. Pada umumnya, faktor penyebab kecelakaan adalah human error, kondisi kendaraan dan kondisi jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model investigasi kecelakaan yang disebabkan oleh human error. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fault Tree Analysis untuk menentukan akar penyebab kecelakaan dari hasil investigasi yang telah dilakukan dan metode Human Error Assessment and Reduction Technique untuk mengetahui probabilitas kesalahan pada pramudi. Penelitian ini, menghasilkan akar penyebab kecelakaan karena human error pramudi dan pengendara lain. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa akar penyebab kecelakaan pada bus menabrak atau menyerempet kendaraan bermotor di jalur busway dan di persimpangan yang terbesar adalah telat menginjak rem dengan nilai Human Error Probability sebesar 0,986. Kata kunci Fault Tree Analysis, Human Error, Human Error Assessment and Reduction Technique. I. PENDAHULUAN Human Error merupakan kegagalan dari manusia untuk melakukan tugas yang telah didesain dalam batas ketepatan, rangkaian, atau waktu tertentu sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan. Penyebab kecelakaan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh individu, akan tetapi melibatkan keseluruhan sistem yang ada di dalamnya (Reason, 1990). Tingkat human error yang kecil mengindikasikan bahwa manusia merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya. Karena kondisi lingkungan kerja yang nyaman akan membuat manusia merasa tenang dan nyaman ketika bekerja sehingga konsentrasi dalam bekerja akan lebih baik. Kecelakaan lalu lintas pada umumnya disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan dan jalan raya. Faktor manusia menjadi penyebab yang paling utama dalam banyak kejadian kecelakaan jalan raya (Dhillon, 2007). Bus Transjakarta merupakan sistem Bus Rapit Transit (BRT) yang dirancang sebagai transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Bus Transjakarta dioperasikan untuk meningkatkan perjalanan penumpang dengan aman, nyaman dan berbudaya. Disiplin pengguna jalan lain dalam berlalulintas juga menjadi penyebab terjadi kecelakaan di banyak kejadian kecelakaan yang melibatkan Transjakarta. Human error memang sering kali disebut sebagai faktor utama penyebab kecelakan. Dalam kacamata sistem kerja dan ergonomi, sebuah sistem kerja terdiri atas elemen manusia, mesin (hardware dan software), lingkungan dan organisasi. Dengan kacamata pendekatan sistem, semua elemen sistem memiliki potensi yang sama untuk menjadi penyebab kegagalan. Sehingga, kesalahan manusia dalam suatu kegagalan atau kecelakaan harus dianalisis secara lebih detil dan dicari penyebabnya (Whittingham, 2004). Aktivitas inilah yang disebut sebagai investigasi. Dalam kajian mengenai keselamatan, investigasi dan mitigasi adalah sama pentingnya untuk. Pada proses investigasi, penyebab kecelakaan dicari berdasarkan bukti-bukti pada suatu kejadian. Sedangkan pada mitigasi, analis mencari skenario kejadian kecelakaan berdasarkan analisis sistem kerja. Kedua proses ini sama pentingnya untuk upaya pencegahan kecelakaan di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model investigasi kecelakaan yang melibatkan Transjakarta di Koridor IX dengan B-131
2 Safitri, Oktaviasari, Astuti, Azmi pendekatan analisis human error menggunakan pendekatan HEART (Human Error Assessment and Reduction Technique) dan FTA (Fault Tree Analysis). II. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara petugas pengendali lapangan dan kecelakaan Tugas pengendali lapangan dan kelakaan adalah melaksanakan monitoring terhadap pramudi bus dan yang sedang beroperasi serta evaluasi kecelakaan bus Transjakarta. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui proses investigasi kecelakaan. Prosedur investigasi kecelakaan berawal dari laporan pramudi yang mengalami kecelakaan kepada petugas pengendali lapangan dan kecelakaan. Setelah mendapatkan laporan, petugas mendatangi tempat kejadian untuk menanyakan proses terjadinya kecelakaan kepada pramudi dan pengguna jalan lain yang terlibat dalam kecelakaan. Kemudian kedua belah pihak akan mengisi surat pernyataan bersama jika tidak ada yang menginginkan kasus dilanjutkan kekepolisian. Petugas pengendali lapangan dan kecelakaan menganalisa penyebab kecelakaan dan mengambil kesimpulan dari deskripsi kecelakaan dan akibat dari hasil temuan di lapangan. Hierarchical Task Analysis (HTA) (Stanton, 2006) seperti yang tertera pada tabel 1 dibuat untuk mengidentifikasi aktivitas kerja pramudi sebelum, selama dan setelah beroperasi. Tabel 1 Hierarchical Task Analysis (HTA) Kegiatan Pramudi Transjakarta Sebelum mengoperasikan armada 1. Mengambil surat perintah jalan 2. Menghidupkan mesin armada 3. Mengecek armada 3.1 Mengecek fisik armada 3.2 Mengecek ban 3.3 Mengecek rem 3.4 Mengecek pintu pneumatic 4. Melapor kepada security 4.1 Mencatat jam keluar dan stampel 4.2 Mengambil alat pemadam kebakaran Saat mengoperasikan armada 1. Mengemudikan armada di jalur Transjakarta 1.1 Memastikan kecepatan maksimal bus adalah 50 km/jam 1.2 Menaati peraturan lalu lintas 1.3 Mengemudi dengan konsentrasi penuh 1.4 Menaati standar operasi pekerja 1.5 Mengatur jarak dengan bus dan kendaraan di depan 1.6 Mengemudi dengan terlatih 2. Memberhentikan bus di depan pintu halte 2.1 Mengurangi kecepatan bus sebelum halte 2.2 Mengerem dan memastikan bus berada 10 s/d 15 cm dari tepi pintu halte 2.3 Memastikan pintu bus tepat pada pintu halte 3. Menaikkan dan menurunkan penumpang 3.1 Menekan tombol untuk membuka pintu pneumatic 3.2 Memastikan penumpang telah masuk dan keluar armada 3.3 Menekan tombol untuk menutup pintu pneumatic 4. Mengisi Bahan Bakar Gas 4.1 Memberhentikan bus di tempat pengisian Bahan Bakar Gas 4.2 Mengisi Bahan Bakar Gas 4.3 Menunggu pengisian Bahan Bakar Gas 4.4 Mencuri waktu untuk istirahat Setelah mengoperasikan armada 1. Mengemudikan bus kembali ke lokasi halte keberangkatan awal atau ke pool 2. Mengisi Surat Perintah Jalan 3. Melapor jika ada kerusakan 4. Mengembalikan armada dan Surat Perintah Jalan Berdasarkan wawancara, kecelakaan yang melibatkan dengan kendaraan bermotor lainnya dapat terjadi di dalam jalur busway dan di persimpangan. Diagram Ishikawa digunakan untuk menganalisis faktor penyebab kecelakaan seperti pada Gambar 1 dan 2. B-132
3 Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis Pramudi mengemudi diatas kecepatan maksimal MANUSIA Pramudi tidak cukup waktu untuk menginjak rem BENDA KERJA Rem pada bus tidak berfungsi dengan baik Pengendara lain memasuki jalur busway Pengendara lain tidak melihat ada Tidak ada petugas penjaga palang otomatis Arah spion pada bus tidak tepat Jalan licin Jalan berlubang Separator busway kurang tinggi Kecelakaan bus dengan kendaraan bermotor di jalur busway METODE KERJA LINGKUNGAN Gambar 1 Diagram Ishikawa Kecelakaan di Jalur Busway MANUSIA Pengendara lain tidak melihat adanya Pengendara lain kurang terampil dalam mengemudi BENDA KERJA Rem pada bus tidak berfungsi dengan baik Pramudi tidak mengatur jarak dengan kendaraan lain Pramudi tidak mematuhi rambu-rambu untuk bus Transjakata Rem pada kendaraan lain tidak berfungsi dengan baik Pramudi tidak cukup waktu untuk menginjak rem Tidak menggunakan sen saat berbelok atau berpindah jalur Kurangnya alat untuk membantu pengendara lain melihat adanya bus Rambu lalu lintas yang kurang jelas Kecelakaan bus dengan kendaraan bermotor di jalur persimpangan METODE KERJA LINGKUNGAN Gambar 2 Diagram Ishikawa Kecelakan di Jalur Persimpangan Fault Tree Analysis (FTA) digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan akar penyebab kecelakaan karena human error pada pramudi dan pengendara lain yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Penelitian terdahulu yang mengkombinasikan penggunaan FTA dan task analysys (TA) menghasilkan temuan bahwa kombinasi dua pendekatan ini dapat digunakan untuk mempelajari perilaku manusia pada kejadian kecelakaan (Doytchev & Szwillus, 2009). Berikut ini tahapan yang digunakan dalam pendekatan Fault Tree Analysis: 1. Mendefinisikan Problem dan Kondisi Batas (Boundary Condition) Top event yang digunakan untuk membuat Fault Tree Analysis adalah bus bertabrakan atau menyerempet kendaraan bermotor di jalur busway dan jalur persimpangan. Dari seluruh TOP event akan dicari faktor penyebab human error pramudi bus dan pengendara lain berdasarkan Ishikawa diagram dan Hierarchical Task Analysis kegiatan pramudi. B-133
4 Safitri, Oktaviasari, Astuti, Azmi 2. Pengkontruksian Fault Tree Gambar 4.3 memiliki Top event bus bertabrakan atau menyerempet kendaraan bermotor yang memiliki dua event dengan gerbang logika AND yang berarti jika keduanya terjadi maka top event dapat terjadi. Event pertama adalah pramudi tidak cukup waktu mengurangi kecepatan yang memiliki tiga basic event, yaitu : jalan dalam keadaan licin, tidak cukup waktu untuk menginjak rem, dan kecepatan bus diatas 50 km/jam. Ketiga basic event tersebut disatukan ke event dengan gerbang logika OR yang artinya jika salah satu terjadi maka event sudah dapat terjadi, dapat dilihat pada gambar 3. Bus bertabrakan atau menyerempet kendaraan bermotor (G1) Pramudi tidak cukup waktu mengurangi kecepatan (G2) Pengendara bermotor memasuki jalur busway (G3) Jalan dalam kondisi licin (A) Telat menginjak rem (B) kecepatan bus diatas 50 km/jam (C) Jalur umum dalam kondisi macet (D) Pengendara belum/tidak mengetahui larangan (G4) Kesadaran pengendara yang kurang (G5) Sosialisasi tentang aturan di jalur busway kurang (E) Tanda larangan kurang (G6) Ingin cepat sampai tujuan (F) Tidak mementingkan keselamatan (G) Separator kurang tinggi (H) Tidak ada petugas penjaga (I) Gambar 3 Fault Tree Analysis Kecelakaan di Jalur Busway Gambar 4 memiliki Top event bus bertabrakan atau menyerempet kendaraan bermotor yang memiliki tiga event dengan gerbang logika AND yang berarti jika keduanya terjadi maka top event dapat terjadi. Event pertama memiliki struktur gerbang logika OR yang artinya jika salah satu terjadi maka event terjadi. Event ini terbagi menjadi satu event dan tiga basic event yaitu : telat menginjak rem, pramudi tidak menjaga jarak dengan kendaraan lain, dan pramudi tidak melihat rambu untuk. 3. Mengidentifikasi Minimal Cut Set Cut set dari TOP event bus bertabrakan dengan pengendara lain di jalur busway adalah G1= G2.G3. Sedangkan Cut set dari TOP event bus bertabrakan dengan pengendara lain di persimpangan adalah G1 = G2.G3.G4. Semua basic event yang didapat dari fault tree ini merupakan minimal cut set yang artinya jika basic event tersebut terjadi maka akan mengakibatkan terjadinya top event. Untuk menentukan nilai probabilitas kejadian pada setiap node pada FTA, analisis dilakukan dengan pendekatan Human Realibility Assessment Reduction of Technique (HEART). Pada tabel 2 merupakan perhitungan untuk akar penyebab kecelakaan human error pramudi yaitu telat menginjak rem. Deskripsi aksi operator didapat dari Hierarchical Task Analysis pada tabel 2. Setelah melakukan pemilihan pada tabel General Task Type, penentuan total effect dari tabel EP dan penentuan proportion of effect dari tabel Assessed Proportio, maka didapat hasil perhitungan Human Error Probabiliy (Kirwan, 1996). Untuk HEP akar penyebab kecelakaan yang lain dirangkum pada tabel 3 dan tabel 4. B-134
5 Analisis Human Error pada Pramudi Transjakarta dengan Pendekatan HEART dan Fault Tree Analysis Bus bertabrakan atau menyerempet kendaraan bermotor (G1) Pramudi kurang konsentrasi (G2) Rambu peringatan untuk pengendara lain kurang (G3) Pengendara lain kurang konsentrasi (G4) telat menginjak rem (A) Pramudi tidak melihat rambu untuk bustransjakarta (B) Pramudi tidak melihat ada kendaraan bermotor lain (C) Tidak menaati standar operasi pekerja (G5) Rambu peringatan saat di persimpangan tidak terlihat jelas (D) Tidak ada rambu atau alat bantu bagi pengendara lain untuk mengetahui keberadaan (E) Tidak melihat ada bus Transjakarta (G6) Tidak hati-hati saat berpindah jalur (F) Menggunakan handphone saat mengemudi (G) Mengemudi dengan kecepatan diatas 50 km/jam (H) Rambu peringatan saat di persimpangan tidak terlihat jelas (D) Tidak ada rambu atau alat bantu bagi pengendara lain untuk mengetahui keberadaan (E) Gambar 4 Fault Tree Analysis Kecelakaan di Persimpangan Tabel 2 Perhitungan Human Error Probability untuk Telat Menginjak Rem HEP : Deskripso aksi operator Generic Task Type (GTT) Nominal Human Unrealibility (r) C Telat menginjak rem 1.6 Mengemudi dengan terlatih Operatoran/tugas kompleks yang membutuhkan tingginya tingkat pemahaman dan ketrampilan. 0,16 Error Producing Conditions Total HEART effect (fi) Assessed Proportion (pi) Assed Effect Operator tidak berpengalaman. 3 0,6 2,2 Kebutuhan untuk menstransfer pengetahuan yang spesifik antara 5,5 0,4 2,8 tugas tanpa menimbulkan kerugian. Human Error Probability ( HEP) 0,986 Tabel 3 Probabilitas Possible Error Untuk Bus Bertabrakan Dengan Kendaraan Bermotor Di Jalur Busway No Human Error Probability (HEP) Possible error 1. 0,067 Jalur umum dalam kondisi macet 2. 0,057 Sosialisasi tentang aturan di jlur busway kurang 3. 0,034 Separator kurang tinggi 4. 0,057 Tidak ada petugas penjaga 5. 0,038 Tidak mementingkan keselamatan 6. 0,081 Jalan dalam kondisi licin 7. 0,057 Ingin cepat sampai tujuan 8. 0,672 Mengemudi dengan kecepatan diatas 50 km/jam 9. 0,986 Telat menginjak rem Pada tabel 3 dapat dilihat kejadian kecelakaan bus bertabrakan dengan kendaraan bermotor yang miliki nilai keandalan tertinggi yang telah dihitung berdasarkan metode Human Realibility Assessment Reduction of Technique adalah possible error sebesar 0,986. Pada tabel 4 dapat dilihat kejadian kecelakaan bus bertabrakan dengan kendaraan bermotor yang miliki nilai keandalan B-135
6 Safitri, Oktaviasari, Astuti, Azmi tertinggi yang telah dihitung berdasarkan metode Human Realibility Assessment Reduction of Technique adalah possible error sebesar 0,986. Penentuan nilai possible error dengan metode HEART ini sebetulnya masih memiliki keterbatasan, terutama pada penentuan nilai human error probability (HEP). Perhitungan nilai probabilitas pada metode HEART tidak menggunakan kaidah statistika melainkan dengan nilai yang tertera pada tabel yang ditentukan, meskipun telah melewati proses validasi metode (Kirwan, 1996). Metode HEART ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Tabel 4 Probabilitas Possible Error untuk Bus Bertabrakan dengan Kendaraan Bermotor di Persimpangan No Human Error Probability (HEP) Possible error 1. 0,986 Telat menginjak rem 2. 0,037 Pramudi tidak melihat rambu untuk 3. 0,071 Pramudi tidak melihat ada kendaraan bermotor lain 4. 0,034 Menggunakan handphone saat mengemudi 5. 0,672 Mengemudi dengan kecepatan diatas 50 km/jam 6. 0,060 Rambu peringatan saat di persimpangan tidak terlihat jelas 7. 0,099 Tidak ada rambu atau alat bantu bagi pengendara lain untuk mengetahui keberadaan 8. 0,038 Tidak hati-hati saat berpindah jalur III. PENUTUP Faktor penyebab kecelakaan bus menyerempet atau menabrak kendaraan lain di jalur busway dan jalur persimpangan ada 4 yaitu : faktor manusia, lingkungan, benda kerja, dan metode kerja. Struktur Fault Tree Analysis dari kecelakaan bus menyerempet atau menabrak kendaraan lain di jalur busway dan jalur persimpangan dibuat dengan akar penyebab kecelakaan karena human error pramudi dan human error pengendara lain. Hasil Human Error Probability paling besar adalah telat menginjak rem sebesar 0,986 dan paling besar kedua adalah mengemudi dengan kecepatan diatas 50 km/jam sebesar 0,672. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada metode perhitungan human error probability yang dilakukan tidak dengan menggunakan pendekatan statistika. Untuk penelitian yang selanjutnya, sangat direkomendasikan penggunaan teknik-teknik statistika dalam penentuan probabililtas kesalahan manusia. Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah pada pembentukan HTA, aktivitas pramudi selama mengemudi terutama pada aktivitas 1.2, 1.3, 1.4, dan 1.6 kurang dapat teramati dengan baik secara objektif oleh peneliti. Hal ini tentunya juga akan berpengaruh pada penentuan probabilitas. Untuk penelitian yang akan datang, perlu diperbaiki teknik pengamatan pada aktivitas ini dengan menggunakan kamera perekam atau dengan menggunakan teknik pelaporan mandiri (self-reporting) oleh pramudi mengenai berita acara perjalanan bis yang lebih komprehensif, sehingga aspek taat peraturan lalu lintas, konsentrasi saat mengemudi, taat SOP dan keahlian dalam mengemudi dapat terekam dan teramati dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Dhillon, B. S. (2007). Human Reliability and Error in Transportation Systems. Springer Series in Reliability Engineering series. Springer-Verlag London Limited. Doytchev, D. E., & Szwillus, G. (2009). Combining task analysis and fault tree analysis for accident and incident analysis: A case study from Bulgaria. Accident Analysis and Prevention, 41(6), Kirwan, B. (1996). The validation of Three Human Reliability Quantification techniques - THERP, HEART and JHEDI: part 1- Technique description ans validation issues. Applied Ergonomics, 27(6), Reason, J. (1990). Human Error. Cambridge University Press. Stanton, N. a. (2006). Hierarchical Task Analysis: Developments, Applications and Extensions. Applied Ergonomics, 1(3), Whittingham, R. (2004). The Blame Machine: Why Human Error Causes Accidents. Retrieved from B-136
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai macam sarana transportasi sangat dibutuhkan oleh manusia baik itu transportasi darat, laut, bahkan udara. Semua transportasi dimanfaatkan untuk mengangkut
Lebih terperinciBerty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik Budiawan
ANALISIS TINGKAT KEANDALAN OPERATOR PENGENDALI KERETA API PASCA PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTASAN KERETA API (DOUBLE TRACK) (Studi Kasus : Daerah Operasi IV Semarang) Berty Dwi Rahmawati, Sriyanto, Wiwik
Lebih terperinciANALISA HUMAN ERROR DALAM KASUS KECELAKAAN DI PERSILANGAN KERETA API (Studi Kasus Persilangan Kereta Api 25 Jemur Andayani - Surabaya)
ANALISA HUMAN ERROR DALAM KASUS KECELAKAAN DI PERSILANGAN KERETA API (Studi Kasus Persilangan Kereta Api 25 Jemur Andayani - Surabaya) Oleh: Weny Findiastuti (*), Sritomo Wignjosoebroto (**), Dyah Santhi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN di PT. X MENGGUNAKAN METODE HEART DAN PEMBUATAN SOP PADA PROYEK PEMBANGUNAN RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN di PT. X MENGGUNAKAN METODE HEART DAN PEMBUATAN SOP PADA PROYEK PEMBANGUNAN RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG Bella Ayu Ratiyanti 1*, Agung Nugroho 2, Haidar Natsir Amrullah
Lebih terperinciAnalisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk.
Analisis Human Error Dengan Pendekatan Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM) Pada Operator Forklift Di PT. SMART Tbk. Novita Rahmawati 1, Anda Iviana Juniani 2., Vivin Setiani 3 1 Program
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan
Lebih terperinciMengenal Undang Undang Lalu Lintas
Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun
Lebih terperinciPerpustakaan Unika SKALA DISIPLIN
SKALA DISIPLIN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bila melanggar rambu-rambu lalu lintas, saya siap ditindak. Saya akan memaki-maki pengendara lain jika tiba-tiba memotong jalan saya. Menurut saya penggunaan lampu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi yang merupakan salah satu sektor industri yang bersentuhan langsung dengan lalu lintas dinyatakan sebagai salah satu industri dengan tingkat cedera dan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI
PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI JOHAN ARIFIN 2508100148 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. DOSEN KO-PEMBIMBING Arief Rahman,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada industri kecil dan menengah, umumnya teknologi yang digunakan masih sederhana dan sebagian besar pekerjaan masih dilakukan secara manual. Kondisi ini juga ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kemacetan 2.1.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah keadaan di mana kendaraan mengalami berbagai jenis kendala yang mengakibatkan turunnya kecepatan kendaraan di bawah keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Transportasi darat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Human error merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Sebaik-baiknya orang bekerja, pasti orang tersebut pernah melakukan kesalahan. Hal yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI HUMAN EROR PADA PROSES PRODUKSI CASSAVA CHIPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHERPA DAN HEART DI PT. INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR
IDENTIFIKASI HUMAN EROR PADA PROSES PRODUKSI CASSAVA CHIPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHERPA DAN HEART DI PT. INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR Anisah Haidar Alatas dan Roudhotul Jannah Kalista Putri Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah kesibukan kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, adalah sebuah hal yang mutlak apabila segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Aspek Pengukuran Skala 1. Faktor Manusia a. Lengah Faktor penyebab yang berasal dari manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek (manusia atau barang) dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentasi Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Tahun Bus 8% Gambar 1. Pembagian Moda (Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2004)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada kenyataannya hal ini tidak dapat sepenuhnya
Lebih terperinciFaktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya
Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya Khusnul Eka Septiana 1, Lukman Handoko 2., Vivin Setiani 3 1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemacetan merupakan hal yang tidak asing lagi bagi warga DKI Jakarta. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menanggulangi masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Warpani (2002) mengatakan bahwa tujuan utama upaya pengendalian lalu lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep sampai
Lebih terperinciLANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi yang selalu berkembang menuntut perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada teknologi komputerisasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Findiastuti et al (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk memprediksi terjadinya human error pada task yang dilakukan pada saat aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem produksi tersusun atas beberapa elemenelemen. Elemen elemen tersebut saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang menyusun
Lebih terperinciCRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat
CRITICAL CARE UNIT Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat Rabu, 16 Februari 2011 PROSEDUR TETAP MENGOPERASIKAN AMBULANS GAWAT
Lebih terperinciANALISIS HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP (Studi Kasus di UKM Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan)
ANALISIS HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP (Studi Kasus di UKM Batik Cap Supriyarso Kampoeng Batik Laweyan) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Oglesby and Hicks (1988), kecelakaan kendaraan adalah kejadian yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan cepat. Selain itu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber kebutuhan manusia tidak berada di sembarang tempat, sehingga terjadi. 1. manusia yang membutuhkan perangkutan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Munawar (2005), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.
Lebih terperinciAPLIKASI HUMAN RELIABILITY ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BATIK
APLIKASI HUMAN RELIABILITY ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BATIK Agus Widaryanto 1, Choirul Bariyah 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan
BAB III LANDASAN TEORI A. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tingginya populasi masyarakat Indonesia berimbas pada tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingginya populasi masyarakat Indonesia berimbas pada tingkat pertumbuhan kendaraan di Indonesia khususnya di Kota Jakarta. Pada jaman yang berkembang pesat
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
32 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian kualitatif untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dibidang elektronika dewasa ini berkembang sangat cepat dan memberikan pengaruh besar di setiap aspek kehidupan.hal ini berpengaruh pula pada pembuatan
Lebih terperinciANALISA HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA KECELAKAAN KERJA DI PT XYZ
ANALISA HUMAN ERROR DENGAN METODE SHERPA DAN HEART PADA KECELAKAAN KERJA DI PT XYZ Tiara Rahmania 1, Elisabeth Ginting 2, Buchari 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MEREDUKSI HUMAN ERROR PADA BAGIAN HAMMERING DI PT. SARANA PANEN PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN
ANALISA KUALITAS PRODUK KANTONG KRAFT LEM AKIBAT KESALAHAN MANUSIA DI PT. X TUBAN Irwan Soejanto Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur E-mail : irwansj@yahoo.co.id INTISARI Persaingan antara industri
Lebih terperinciLAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)
LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) 1. Prasyarat Umum : a) Waktu tunggu rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-20 menit. b) Jarak pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bila kita menyebutkan kata Jakarta maka bagi sebagian orang yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bila kita menyebutkan kata Jakarta maka bagi sebagian orang yang akan terbayangkan adalah macet. Ya, kemacetan memang sudah menjadi sebuah momok yang melekat dan menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan perjalanan banyak mengalami perubahan dari sisi jumlah tetapi tidak diimbangi dengan kualitas pelayanannya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa dampak perubahan peradaban dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan
Lebih terperinci(1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. 정답 :
(1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. (2) Rambu berikut ini adalah rambu peringatan zona sekolah. Anda harus mengemudi sambil mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
FINAL KNKT-11-05-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TABRAKAN ANTARA MOBIL BUS PO. SUMBER KENCONO W-7666-UY DENGAN
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Human Error 1 Menurut Dhillon, human error didefenisikan sebagai kegagalan untuk menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan yang spesifik (atau melakukan tindakan yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat untuk melayani pergerakan manusia
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP : 0421012 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Najid 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara,
Lebih terperinciANALISIS HUMAN ERROR OPERATOR DENGAN AKTIVITAS REPETITIF-MONOTON. Abstrak
ANALISIS HUMAN ERROR OPERATOR DENGAN AKTIVITAS REPETITIF-MONOTON L. Triani Dewi 1 dan Chandra Dewi K. 2 Abstrak Diantara aktivitas manusia dalam industri manual, terdapat satu jenis karakteristik aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraktivitas dan pergerakan roda perekonomian suatu daerah. Salah satu jenis angkutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar[1]. Angkutan umum sangat berguna bagi masyarakat dalam beraktivitas dan pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tataguna lahan yang kurang didukung oleh pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bus perkotaan merupakan angkutan umum utama di berbagai kota di Indonesia. Kenaikkan jumlah kepemilikan kendaraan pribadi harus diimbangi dengan perbaikan angkutan
Lebih terperinciSTUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M
STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M ERWIN WAHAB Nrp 0121100 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENELITIAN TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI LINTASAN KERETA API
PENELITIAN TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI LINTASAN KERETA API Se- JAWA TENGAH Tim Peneliti Balitbang Prov. Jateng Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Kesalahan (error) yang disebabkan oleh manusia disebut dengan kesalahan manusia (human error). Meister (1971) menyebutkan bahwa 20%-50% kegagalan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di
1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di persimpangan jalan, atau lokasi-lokasi lain untuk menunjukkan keadaan aman agar mengendarai
Lebih terperinciBAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii INTISARI... iii ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1
Lebih terperinciMASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA
MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan, sedangkan angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN
HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara e-mail: najid29@yahoo.com mobile phone: 818156673 Abstract: Rapid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disebut dengan nama DKI Jakarta, merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota metropolitan
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
FINAL KNKT-12-04-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MOBIL BUS MITSUBISHI L 300 P-2669-U MENABRAK DARI BELAKANG (REAR
Lebih terperincia. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %
Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab
Lebih terperinciTEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK
TEKNIK LALU LINTAS KEGIATAN EKONOMI SOSBUD POL KAM PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK PERGERAKAN ALAT ANGKUTAN LALU LINTAS (TRAFFICS) Rekayasa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN MASSAL DI KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bus Pemindah Cepat (Bus Rapid Transit, BRT) adalah sebuah sistem transportasi massal yang berorientasi pengguna (customer-oriented) yang menggabungkan elemen stasiun,
Lebih terperinciHuman Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X
Human Reliability Assessment dengan Metode Human Error Assessment and Reduction Technique pada Operator Stasiun Shroud PT. X Dian Mardi Safitri 1, Ayu Rachma Astriaty 2, Nataya C. Rizani 3 1,2,3) Laboratorium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan transportasi merupakan masalah dinamis yang hampir ada di kota-kota besar di Indonesia. Permasalahan ini berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk karena
Lebih terperinciTransportasi Perkotaan. Permasalahan transportasi perkotaan kemacetan lalulintas parkir angkutan umum tertib lalulintas
Transportasi Perkotaan Permasalahan transportasi perkotaan kemacetan lalulintas parkir angkutan umum tertib lalulintas Kebijakan Transportasi Perkotaan mempertahankan kualitas lingkungan mengembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Terminal Morlok E.K (1988) menyatakan bahwa terminal merupakan lokasi atau tempat bagi para penumpang dan barang yang masuk atau keluar dari suatu sistem yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu.
Lebih terperinciPROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR Haryanti Rivai Dosen Program Studi Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciANALISIS KEANDALAN MASINIS DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN METODE HEART
ANALISIS KEANDALAN MASINIS DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN METODE HEART TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri oleh Jean Pama Marinda 09 06 05864 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era modern seperti sekarang ini, alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SALINAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
Lebih terperinciCONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)
CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Menurut Miro (2002), Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ketempat lain, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan
Lebih terperinciLAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH
C-1 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-2 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH 1. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2. Awak
Lebih terperinciJarak pandang berguna untuk :
E. JARAK PANDANG Definisi jarak pandang : Yaitu panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh pengemudi yang diukur dari titik kedudukan pengemudi. Jarak pandang berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melayani 10 koridor dengan total panjang lintasan 123,35 km yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah TransJakarta merupakan salah satu alat tranportasi dijakarta dengan jumlah armada atau kendaraan busway yang beroperasi di Jakarta sebanyak 278 unit. Sementara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada zaman sekarang, transportasi merupakan hal yang penting bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di kota besar seperti DKI Jakarta. Bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem tranportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas sistem, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu dan disini pulalah banyak terjadi konflik dalam lalu lintas. Konflik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, menyatakan bahwa Inspeksi Keselamatan Jalan (IKJ) merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta pasti memiliki banyak masalah, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu angkutan/kendaraan pribadi dan angkutan umum atau publik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan dewasa ini. Sarana transportasi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Angkutan umum memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian, untuk menuju keberlajutan angkutan umum memerlukan penanganan serius. Angkutan merupakan elemen
Lebih terperinciPandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch
Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: 11 30 November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch Tanggal laporan: Desember 2013 Disusun oleh: Tim dari Nusaresearch
Lebih terperinciBAB II TINJAU PUSTAKA. jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan
BAB II TINJAU PUSTAKA 2.1 Simpang (Hendarto dkk,2001), Persimpangan adalah daerah di mana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu
Lebih terperinci(Studi Kasus: Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan)
Human Reliability Assesment Pada Produksi AMDK dengan Metode HEART dan Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Rekomendasi Berbasis AHP (Analitical Hierarchy Process) (Studi Kasus: Perusahaan Air Minum
Lebih terperinciPERILAKU BERKENDARA PENGEMUDI TRANS JOGJA DENGAN MENGGUNAKAN TACHOMETER
PERILAKU BERKENDARA PENGEMUDI TRANS JOGJA DENGAN MENGGUNAKAN TACHOMETER Dian Noviyanti Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika 2, Kampus UGM Yogyakarta, 55281 Tlp. 087738849343
Lebih terperinciBAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.
BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus pengemudi kendaraan yang mengakibatkan kematian dalam kecelakaan lalu lintas yaitu berkaitan dengan dasar hukum dan pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Impementasi BRT pada Negara Berkembang No Kota Tahun Berdiri Populasi Panjang jalur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bus Rapid Transit (BRT) merupakan sebuah sistem transportasi publik dengan menggunakan bus yang mengintegrasikan perbaikan modal dan operasional untuk dapat memberikan
Lebih terperinciANALISIS LOKASI RAWAN KECELAKAAN BUSWAY TRANSJAKARTA KORIDOR KALIDERES-HARMONI ABSTRAK
ANALISIS LOKASI RAWAN KECELAKAAN BUSWAY TRANSJAKARTA KORIDOR KALIDERES-HARMONI Disusun oleh: Halim Pratama NRP: 0721044 Pembimbing: Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc. ABSTRAK Sejak beroperasi tahun 2004
Lebih terperinci