Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya)"

Transkripsi

1 1 Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya) Erys Handini dan Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia srigunani@ie.its.ac.id Abstrak - Perawat UGD adalah tenaga medis yang bertugas untuk bersiaga memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beban kerja yang diberikan kepada perawat UGD sangat fluktuatif tergantung kondisi pasien yang ditangani serta banyaknya jumlah pasien. Beban kerja tersebut ditambah dengan shift kerja yang panjang melebihi kapasitas kerja manusia normal dikhawatirkan akan mengakibatkan penurunan produktivitas dan stres akibat beban kerja yang tinggi. Stres yang berkepanjangan ini dapat mengakibatkan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang dapat berujung terjadinya burnout pada perawat. Penelitian ini diselesaikan menggunakan metode pengukuran beban kerja fisik, NASA TLX, pengukuran burnout dengan Maslach Burnout Inventory dan Human Reliability Assessment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat UGD Rumah Sakit Haji Surabaya dengan tingkat burnout tertinggi adalah perawat dengan shift kerja malam hari. Rata-rata beban kerja fisik yang dialami masuk kategori sedang dan berat. Sementara itu deskriptor yang paling berpengaruh terhadap beban mental perawat adalah tingkat stres. Selain itu keandalan sistem perawat dalam melakukan tugasnya bernilai 0, Rekomendasi perbaikan yang diusulkan adalah dengan pemberian waktu istirahat sebesar 3,79 menit setelah melakukan pekerjaan selama 8,1 menit. Rekomendasi untuk mereduksi error adalah dengan melakukan stress management training, job rotation dan pembuatan checklist kerja Kata Kunci perawat, burnout, beban kerja, human reliability assessment I. PENDAHULUAN ERAWAT merupakan salah satu tenaga medis yang Pberperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit. Tim perawat merupakan kunci terdepan untuk tercapainya kepuasaan pasien terhadap kebutuhan pemulihannya dari kondisi sakit. Hal ini dikarenakan, tim keperawatan melakukan asuhan keperawatan selama 24 jam secara terus menerus terhadap pasien [9]. Selain tugas pokok tersebut, perawat juga melakukan tugas tambahan lainnya seperti administrasi pasien, melaksanakan tugas sebagai tim ambulance 118 dan lain-lain. Sehingga disini dapat dikatakan bahwa perawat mempunyai beban kerja yang berat dilihat dari segi jam kerja yang panjang dan juga jenisjenis tugas keperawatan serta beban tambahan lain yang harus dilakukan. Berkaitan dengan beratnya beban tugas perawat dengan hal tersebut, salah satu unit kerja pada rumah sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah perawat pada Unit Gawat Darurat (UGD). Sebagai ujung tombak dalam pelayanan keperawatan rumah sakit, UGD harus melayani semua kasus yang masuk ke rumah sakit. Dengan kompleksitas kerja yang demikian, maka perawat yang bertugas di UGD dituntut untuk memiliki kemampuan lebih jika dibandingkan dengan perawat yang melayani pasien di unit yang lain. Sehingga untuk bekerja di UGD membutuhkan kecekatan, keterampilan, dan kesiagaan setiap saat seperti yang diungkapkan oleh Hardianti [11]. Beban kerja yang diberikan kepada perawat UGD sangat fluktuatif tergantung kondisi pasien yang ditangani serta banyaknya jumlah pasien. Beban kerja tersebut ditambah dengan shift kerja yang panjang melebihi kapasitas kerja manusia normal dikhawatirkan akan mengakibatkan penurunan produktivitas dan stres akibat beban kerja yang tinggi. Stres yang berkepanjangan ini dapat mengakibatkan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang dapat berujung terjadinya burnout pada perawat. Jika terjadi kelelahan pada perawat, maka dikhawatirkan pula akan menyebabkan penurunan keandalan pada perawat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Setelah dilakukan observasi kondisi eksisting, maka diketahui bahwa perawat UGD RSU Haji Surabaya berjumlah 25 orang dengan 18 tugas yang harus dilakukan serta terbagi menjadi 3 shift kerja (pagi, sore dan malam hari). Rata-rata pasien yang ditangani adalah ± pasien/bulan dan hari kerja perawat dalam setahun adalah sebanyak 287 hari. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa perawat didapatkan informasi beberapa keluhan kerja yang dirasakan perawat baik dari segi lingkungan, keluhan fisik maupun non fisik (mental dan emosional). Dari segi lingkungan, yang dikeluhkan oleh perawat antara lain adalah adanya bau yang mengganggu di sekitar lingkungan kerja (seperti bau obat, muntahan, darah dll yang dapat mengakibatkan mual maupun pusing). Dari segi keluhan fisik, hal yang dikeluhkan oleh perawat adalah mengalami sakit kepala (pusing), mengalami nyeri punggung, nyeri otot saat mengangkat beban atau mendorong pasien, merasakan kelelahan setelah bekerja, mengalami insomnia akibat pola tidur yang tidak teratur, kaku pada leher, serta cedera akibat peralatan kerja (tertusuk jarum suntik dll). Sementara dari segi kondisi non fisik perawat mengeluhkan akan merasa cepat tersinggung saat melayani pasien jika sedang lelah dan beban kerja tinggi, mudah panik,

2 2 merasakan kejenuhan dan susah mengontrol emosi. Hal-hal ini dapat menjadi indikasi awal terjadinya resiko kelelahan yang dapat berujung burnout pada perawat. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk dapat memberikan perbaikan sistem kerja terhadap perawat UGD sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi resiko tingkat burnout. Pengambilan data dan objek penelitian dilakukan pada perawat UGD Rumah Sakit Haji Surabaya dengan melihat perbedaan tingkat burnout berdasarkan shift. Sementara itu pengolahan data akan dilakukan dengan pengukuran beban kerja fisik (konsumsi energi), pengukuran beban kerja mental (NASA-TLX), Maslach Burnout Inventory dan human reliability assessment. II. URAIAN PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan tahap persiapan yang meliputi identifikasi permasalahan berdasarkan kondisi eksisting yang terjadi pada objek penelitian yaitu pada perawat di UGD RSU Haji Surabaya. Selain itu dilakukan pula studi literatur dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Setelah itu akan dilanjutkan dengan tahap pengumpulan dan pengolahan data. Tahap pengolahan data ini akan menggunakan beberapa metode. Untuk mengukur beban kerja fisik perawat maka dilakukan dengan rumus perhitungan konsumsi energi dengan mengacu pada pengukuran denyut jantung perawat sebelum dan setelah bekerja. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran beban kerja mental perawat dengan metode NASA-TLX untuk mengetahui deskriptor apa yang paling berperan dalam mempengaruhi beban kerja mental perawat. Kemudian dilakukan pula penyebaran kuisioner Maslach Burnout Inventory untuk mengukur besarnya tiingkat burnout yang dialami oleh perawat UGD. Langkah terakhir adalah dengan melakukan perhitungan keandalan perawat dalam melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan Human Reliability Assessment dengan metode HEART untuk mengkuantifikasi nilai probability of failure. A. Tahap Pengukuran Beban Kerja Fisik Pada Tahapan ini dilakukan pengukuran beban kerja fisik perawat menggunakan persamaan rumus konsumsi energi. Untuk melakukan metode ini maka inputan data yang dibutuhkan adalah data berat badan dan heart rate dari perawat yang diukur pada saat sebelum melakukan pekerjaan dan 5 menit setelah perawat melakukan pekerjaan di akhir shift menggunakan pulsemeter. Output yang didapatkan dari pengukuran beban kerja fisik ini adalah nilai konsumsi energi yang dikeluarkan perawat dalam melaksanakan beban kerjaan yang mengindikasikan perawat tersebut masuk kategori tipe beban kerja ringan, sedang ataupun berat. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai konsumsi oksigen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Y= 0,014 HR + 0,017 BB 1,706 (1) Dimana : Y = Konsumsi Oksigen (liter/menit) HR = Heart Rate (Denyut Jantung) (denyut/menit) BB = Berat Badan (kg) B. Tahap Pengukuran Beban Kerja Mental Pengukuran beban kerja mental pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner NASA-TLX yang diisi oleh perawat. Berdasarkan hasil kuisioner NASA-TLX ini nantinya akan didapatkan deskriptor apakah yang akan mempengaruhi beban kerja mental perawat meliputi kebutuhan fisik, kebutuhan mental, kebutuhan waktu, usaha, performansi, dan tingkat stres C. Tahap Pengukuran Burnout Pada tahapan ini dilakukan pengukuran tingkat burnout perawat menggunakan kuisioner Maslach Burnout Inventory yang berisi 22 item pertanyaan. Output yang dihasilkan dengan kuisioner MBI ini adalah akan diketahui berapa skor burnout yang dirasakan oleh perawat UGD D. Tahap Perhitungan Nilai Human Reliability Pada tahapan ini akan dilakukan penghitungan nilai keandalan perawat dalam menyelesaikan tugas-tugas memberikan asuhan keperawatan. Metode yang digunakan adalah dengan human reliability assessment dengan kuantifikasi nilai probability of failure menggunakan metode HEART. Output yang dihasilkan dari pengukuran nilai keandalan manusia ini adalah didapatkan nilai probability of failure dari setiap aktivitas sehingga nantinya akan dapat diketahui nilai reliability sistem secara keseluruhan. III. HASIL DAN DISKUSI Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan beberapa hasil perhitungan meliputi kondisi beban kerja fisik perawat, beban kerja mental perawat, tingkat burnout perawat dan nilai keandalan perawat dalam bekerja menjalankan tugas-tugasnya. Hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : Pengukuran Beban Kerja Fisik Berdasarkan pengolahan data terhadap data denyut jantung dan berat badan perawat ke dalam persamaan (1), maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 3.1Tabel Rekap Perhitungan Konsumsi Energi Perawat UGD Berdasarkan tabel 3.1 maka dapat diketahui nilai konsumsi dari perawat UGD berdasarkan hasil pengukuran denyut nadi dan

3 3 persamaan rumus konsumsi energi, dimana 1 Liter konsumsi oksigen akan setara dengan 5,2 Kcal/menit. Nilai kategori beban kerja fisik perawat berdasarkan nilai konsumsi energi dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Tabel Rekap Kategori Beban Kerja Perawat perawat yang bertugas pada sore hari. Namun hal ini mungkin dikarenakan pada saat dilakukan pengukuran tersebut kondisi perawat sedang dalam tugas yang berat dibanding biasanya, sehingga disini nantinya upaya perbaikan akan dilihat dari sisi lingkungan fisik kerja dan juga intervensi terhadap beban kerja utama. Pengukuran Beban Kerja Mental Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode subjektif NASA Task Load Index (NASA TLX). Pengolahan data beban kerja mental ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh mental terhadap tingkatan kebutuhan (deskriptor) yang memperngaruhi performa perawat IGD dalam menjalankan tugas-tugasnya. Metode ini terdiri dari 2 tahap, yaitu tahapan pembobotan dan tahap kedua adalah pemberian rating. Selanjutnya dapat dihitung rata-rata rating scale dari perawat yang bertugas pada masing-masing shift. Perhitungan ini didapatkan dengan cara menjumlahkan total produk untuk masing-masing deskriptor kemudian dibagi dengan jumlah perawat. Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan nilai perbandingan tingkat kebutuhan (deskriptor) pada perawat shift pagi, sore dan malam hari. Langkah selanjutnya, adalah melakukan evaluasi apakah beban kerja tersebut diakibatkan oleh lingkungan fisik, beban kerja yang terlalu berat ataukah karena kedua hal tersebut. Hal ini dilakukan dengan perhitungan ECPT (extra calorie due to peripheal temperature) dan ECPM (extra calorie due to peripheal metabolism). ECPT dan ECPM ini dilakukan dengan pengukuran denyut nadi yang dilakukan pada 5 menit terakhir setelah bekerja dan dihitung dengan menggunakan rumus berikut : (2) Dimana : P0 adalah denyut nadi istirahat P1,P2,P3,P4,P5 adalah denyut nadi pemulihan menit ke-1, 2, 3, 4, dan 5 Tabel 3.3 Rekap perhitungan nilai ECPT dan ECPM (3) Gambar 3.1 Diagram perbandingan tingkat kebutuhan deskriptor shift pagi Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa deskriptor yang paling mempengaruhi beban kerja mental perawat pada shift pagi hari adalah tingkat usaha. Tingkat usaha ini dideskripsikan merupakan seberapa besar usaha kerja fisik dan mental yang dibutuhkan perawat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Gambar 3.2 Diagram perbandingan tingkat kebutuhan deskriptor shift sore Berdasarkan hasil pada tabel 3.3, dapat dilihat bahwa hampir semuanya memiliki nilai ECPT>ECPM, dan hanya satu perawat yang mempunyai nilai ECPM>ECPT yaitu salah satu

4 4 Selain itu, analisa mengenai tingkat burnout yang dialami oleh perawat UGD RSU Haji Surabaya dapat pula dianalisis dari segi jenis kelamin dan juga kelompok usia perawat. Hasil rata-rata perbandingan nilai burnout perawat berdasar jenis kelamin dan kelompok usia dapat dilihat pada gambar 3.5 dan 3.6 : Gambar 3.3 Diagram perbandingan tingkat kebutuhan deskriptor shift malam Sedangkan berdasarkan grafik perbandingan kebutuhan deskriptor perawat shift sore dan malam hari diketahui bahwa deskriptor yang paling berpengaruh terhadap beban kerja mental perawat adalah tingginya tingkat stres. Hal ini dapat disebabkan dikarenakan perawat merasa mendapatkan tekanan yang lebih ketika harus bekerja pada jam kerja di luar jam kerja normal manusia pada umumnya dengan shift kerja yang lebih panjang pula. Pengukuran Burnout Pengukuran tingkat burnout yang dirasakan oleh perawat UGD diukur dengan menggunakan instrumen kuisioner Maslach Burnout Inventory yang disebarkan pada perawat UGD yang bekerja pada masing-masing shift pagi, sore dan malam hari. Setelah itu, kemudian direkap dan dihitung ratarata tingkat burnout yang dialami perawat pada tiap shift. Hasil perbandingan dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut : Gambar 3.4 Grafik perbandingan tingkat burnout perawat tiap shift Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat burnout tertinggi ditemukan pada perawat yang bekerja pada shift malam hari. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain dikarenakan pada malam hari shift jaga yang harus dilaksanakan oleh perawat lebih lama yaitu 10 jam, sementara pada pagi dan sore hari hanya 7 jam. Selain itu kondisi malam hari yang merupakan waktu normal bagi manusia untuk berisitrahat justru menuntut perawat untuk tetap berjaga dan bersiaga selama 24 jam untuk menerima dan merawat pasien. Hal ini juga dapat memberikan tekanan tambahan tersendiri bagi perawat sehingga dapat menyebabkan tingkat burnout pada perawat yang bertugas di malam hari lebih tinggi dibandingkan 2 shift lainnya. Gambar 3.5 Grafik perbandingan nilai rata-rata burnout berdasarkan jenis kelamin Gambar 3.6 Grafik perbandingan nilai rata-rata burnout berdasarkan kelompok usia Berdasarkan gambar 3.5 sampai 3.6 dapat diketahu bahwa faktor usia dan jenis kelamin mengambil peranan terhadap tingginya tingkat burnout pada perawat UGD. Dimana perawat dengan jenis kelamin laki-laki mempunyai tingkat burnout yang lebih rendah dibandingkan perawat wanita. Sementara dari hasil perbandingan tingkat burnout perawat berdasarkan kelompok usia maka diketahui bahwa perawat dengan usia lebih muda lebih rentan terkena burnout. Hal ini dapat dikarenakan lamanya faktor kematangan dan pengalaman dalam bekerja. Dimana perawat dengan usia dan jam terbang kerja yang lebih senior akan mempunyai kemampuan lebih dalam mengatasi tekanan di tempat kerja. Pengukuran Nilai Keandalan Manusia Pengukuran keandalan manusia penting untuk dilakukan. Karena keandalan perawat dalam bekerja akan mempengaruhi kualitas serta produktivitas terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien. Apabila perawat dalam kondisi mengalami kelelahan, maka hal ini akan dapat mengakibatkan terjadinya error dan penurunan produktivitas yang akan berdampak pada keselamatan pasien. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berapa besar nilai keandalan perawat sehingga nantinya akan dapat disusun suatu perbaikan untuk mereduksi eror sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Berikut tabel 3. 4 yang menunjukkan task analysis dari perawat UGD :

5 5 Tabel 3.4 Task analysis perawat UGD Dimana langkah awal yang dilakukan adalah menyesuaikan tindakan error dengan tabel Generic Task HEART sehingga akan dapat diketahu besaran nilai human unreliability. Sebagai contoh akan diperlihatkan pada tabel 3.6 : Tabel 3.6 Tabel perhitungan HEP perawat terlambat menerima registrasi pasien Berdasarkan tabel task analysis tersebut maka diketahui alur pekerjaan yang dilakukan oleh perawat mulai dari pasien datang untuk dilayani sampai dengan perawat menyelesaikan proses administrasi. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi possible error seperti yang ditampilkan tabel 3.5 pada perawat UGD untuk mengetahui akibat awal dan akibat lanjut dikarenakan adanya Human Error Probability. Tabel 3.5 Tabel Identifikasi Possible Error perawat UGD Berdasarkan diskusi dengan ahli, proses perawat menerima registrasi adalah termasuk dalam kategori generic task tipe E, yaitu pekerjaan yang rutin, sangat praktis cepat dan melibatkan ketrampilan yang rendah dimana yang dilakukan perawat adalah menerima kedatangan pasien dan mencatat di buku kedatangan. Task E ini memiliki nilai nominal human unreliability sebesar 0,02. Faktor EPC yang menyebabkan HEP adalah karena faktor perawat sedang tidak berada di tempat dikarenakan kondisi personal need (masuk dalam EPC no. 33). Berdasarkan tabel EPC maka mempunyai nilai total heart effect sebesar 1. Maka perhitungan Assessed effect dapat dihitung sebagai berikut : Assessed Effect = ((Total Heart Effect-1) x Assesed proportion)+1 = ((1-1) x 0,1) + 1= 1 Probability of failure = Nominal Human Unreliability x Assessed Effect (i) = 0,02 x 1 = 0,02 Perhitungan rekap keseluruhan kuantifikasi HEP utnuk masingmasing aktivitas dapat dilihat pada tabel 3.7 : Tabel 3.7 rekap nilai perhitungan HEP Setelah teridentifikasi possible error maka langkah selanjutnya adalah melakukan kuantifikasi nilai probability of failure dari masing-masing possible error menggunakan metode HEART. Berdasarkan nilai reliability untuk masing-masing task seperti yang telah ditampilkan di atas maka dapat dihitung dan diketahui keandalan keseluruhan dari sistem dengan menggunakan rumus : (4) = 0,9590 x 0,5592 x 0,9794 x 0,9596 = 0,503974

6 6 IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Kesimpulan dan ringkasan berdasarkan hasil penelitian yang sudah disampaikan adalah sebagai berikut : 1) Hasil pengolahan data terhadap beban kerja fisik dan non fisik pada perawat UGD, memperlihatkan bahwa perlu dilakukan suatu evaluasi dan rekomendasi perbaikan terhadap sistem kerja perawat agar dapat mengurangi kelelahan fisik dan non fisik yang dialami oleh perawat akibat tuntutan beban kerja. 2) Hasil pengukuran kondisi burnout yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner Maslach Burnout Inventory menunjukkan bahwa rata-rata burnout yang dialami oleh perawat UGD masuk pada tingkatan kedua (nilai 3-5). Dimana tingkat burnout tertinggi ditemukan pada perawat yang bekerja pada shift malam hari. Faktor usia dan jenis kelamin juga diyakini menjadi salah satu faktor penyebab burnout dimana perawat dengan usia muda dan jenis kelamin perempuan cenderung lebih rentan terkenan burout. Walaupun belum terlalu tinggi namun perlu dilakukan monitoring dan antisipasi agar tingkat burnout tidak semakin tinggi 3) Berdasarkan perhitungan nilai keandalan manusia menggunakan Human Reliability Assessment dengan metode HEART, didapatkan hasil bahwa aktivitas probability of failure tertinggi ditemukan pada proses melakukan asuhan keperawatan dimana pada aktivitas ini banyak dilakukan tipe pekerjaan yang membutuhkan skill kerja yang lebih rumit dan kompleks sehingga menyebabkan nilai human unreliability bernilai besar. 4) Rekomendasi perbaikan yang disusulkan dalam penelitian ini untuk dapat mereduksi human error sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi tingkat burnout adalah sebagai berikut : Perhitungan waktu istirahat Berdasarkan perhitungan rata-rata konsumsi energi yang dibutuhkan oleh perawat UGD untuk melaksanakan pekerjaan kategori berat yaitu sebesar 8,09 kcal/menit maka waktu istirahat yang disarankan bagi perawat adalah beristirahat selama 3,79 menit setelah melakukan periode pekerjaan selama 8,1 menit. Rancangan rekomendasi perbaikan untuk mereduksi human error adalah sebagai berikut : Melakukan job rotation kepada perawat sehingga para perawat tidak merasa jenuh dan monoton dengan siklus kerja di UGD Mengadakan training seperti training kepribadian dan stress management training baik pagi perawat baru maupun perawat yang sudah lama bekerja Mengembangkan dan menjalankan secara kontinyu program transfer pengetahuan antara dokter dan perawat maupun antara sesama perawat Membekali setiap perawat dengan checklist urutan pekerjaan setiap melayani pasien yang datang DAFTAR PUSTAKA [1] Andryan, B. Introduction to Human Reliability (2010) Retrieved January 13, 2013, from Excellent Personal Development Center: [2] Eviaty. Persepsi terhadap Dukungan Rekan Sekerja dan Gejala Burnout (Studi pada Perawat Unit Perawatan Intensif ). Jurnal Phronesis program magister S2 Universitas Tarumanegara, Vol VII, (2005) h.103. [3] Fallon, L. C. Human Reliability Assessment Of A Critical Nursing Task In A Radiotherapy Treatment Process. Applied Ergonomics journal, Vol I, (2009),h.1-6. [4] Fatmawati, R. Burnout Staf Perpustakaan Bagian Layanan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta. Depok: Thesis Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, (2012). [5] Hariyadi, U. Burnout Pada Pustakawan. Depok: Universitas Indonesia, (2006). [6] Kirwan, B. A Guide to Practical Human Reliability Assessment. London: CRC Press. (1994) [7] Martin, C. Library Burnout : causes, symptoms,solutions. Retrieved january 7, 2013, from Library worklife: (2009, december) [8] Maslach, C., & P.Letter, M. The Areas of Worklife and Maslach Burnout Inventory Repor t. Mind Garden Inc. (2012) [9] Sari, L. N. (2012, March 30). Lima alasan Utama yang Melandasi Pentingnya Profesionalitas Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit untuk Meningkatkan Mutu Layanan Kesehatan. Retrieved November 10, 2012, from kompasiana website: ma-alasan-utama-yang-melandasi-pentingnya-profesionalitas-manajemenkeperawatan-di-rumah-sakit-untuk-meningkatkan-mutu-layanankesehatan%e2%80%9d html [10]Sari, R. A. Perbaikan Sistem Kerja dengan pendekatan Ergonomi dan Human Reliability Assessment (Studi Kasus PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang). Surabaya: Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS, (2009). [11] Syaer, S. (2011, March 5). Beban Kerja Perawat Unit Gawat Darurat di Rumah Saikit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang Tahun Dipetik November 12, 2012, dari Syafruddin Syaer: [12] Wignjosoebroto, S. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya, (2008) [13]Young, & L, Z. (2008). Assessment of workload using NASA Task Load Index in perianesthesia nursing. Georgia: US National Library of Medicine National Institutes of Health.

(Farida, 2011) Beban kerja berat dari segi jam kerja yang panjang dan jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan.

(Farida, 2011) Beban kerja berat dari segi jam kerja yang panjang dan jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan. OUTLINE PENELITIAN PENDAHULUAN Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit, dikarenakan tim keperawatan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit dalam 20 tahun belakangan ini meningkat dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut tentunya akan menimbulkan

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA PERAWAT UGD MENGGUNAKAN MASLACH BURNOUT INVENTORY DAN MODIFIKASI HEART (Studi Kasus: RSU. X)

ANALISA BEBAN KERJA PERAWAT UGD MENGGUNAKAN MASLACH BURNOUT INVENTORY DAN MODIFIKASI HEART (Studi Kasus: RSU. X) ANALISA BEBAN KERJA PERAWAT UGD MENGGUNAKAN MASLACH BURNOUT INVENTORY DAN MODIFIKASI HEART (Studi Kasus: RSU. X) WORKLOAD ANALYSIS OF EMERGENCY NURSES USING MASLACH BURNOUT INVENTORY AND MODIFICATED HEART

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI JOHAN ARIFIN 2508100148 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. DOSEN KO-PEMBIMBING Arief Rahman,

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Unit Gawat Darurat dengan Metode NASA-Task Load Index

Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Unit Gawat Darurat dengan Metode NASA-Task Load Index Petunjuk Sitasi: Susanti, S., Pawennari, A., Afiah, I. N., Dahlan, M., & Rauf, N. (2017). Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Unit Gawat Darurat dengan Metode NASA-Task Load Index. Prosiding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah profesi, pekerjaan menjadi perawat mempunyai resiko yang cukup tinggi untuk mengalami stres di rumah sakit. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi.

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi. 1 Analisis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job Description (Studi Kasus : Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya) Raras Mayang Arsi dan Sri Gunani

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Evaluasi Kebijakan Shift Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Operator Penerimaan dan Penimbunan PT. Pertamina

Lebih terperinci

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL Retno Widiastuti 1, Dian Eko Hari Purnomo 2, Adhitya Nur M. 1 3 1,2,3 Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nugraheni (2009), Perkembangan teknologi yang pesat, baik di bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya cara baru dalam menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki peranan penting sebagai penunjang kesehatan masyarakat. Keberhasilan suatu rumah sakit

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini burnout akan dibahas menggunakan teori dari Maslach (2003). Teori digunakan karena adanya kesesuaian dengan fenomena yang didapatkan.

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)

Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang) Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control untuk Mengurangi Stress Kerja (Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang) Oleh: Urwatuz Zahara (2509100058) Dosen Pembimbing: Ir. Sritomo Wignjosoebroto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, sehingga tentu saja hal ini berbeda dengan menangani pasien penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres kerja adalah suatu keadaan emosional yang timbul karena adanya ketidaksesuaian antara beban kerja dengan kemampuan individu untuk mengatasi stres kerja yang dihadapinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi tidak aman (unsafe condition). Keselamatan merupakan hal yang harus diutamakan dalam dunia penerbangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita KUESIONER Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan skripsi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Seperti pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i PEDOMAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv AYAT AL-QURAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat Perawat merupakan salah satu tenaga medis di rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat di rumah sakit sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:  diakses pada 25/04/2014 pukul WIB) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan

Lebih terperinci

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang 37 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 37-42 HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN KERJA MENTAL BERBASIS ERGONOMI TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN KERJA PADA KARYAWAN PT JASA MARGA

Lebih terperinci

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Etika Muslimah, Cita Zulfa Rokhima, Akhmad Kholid Alghofari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization) dan GATT (General Agreement On Tariffs And Trade) yang akan berlaku pada tahun 2020 mendatang, kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suma mur (2014) menyatakan bahwa industri tekstil ditinjau dari segi higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak ditemui dalam industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Rumah sakit memiliki berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus : Klinik Modern asa Medika Surabaya) Rahadiani Arumsari, Sri Gunani Jurusan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai dasar peningkatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA LAMPIRAN 193 194 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA 195 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI d. Kesan umum, meliputi keadaan fisik dan penampilan subyek e. Keadaan emosi, meliputi ekspresi, bahasa tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, saling berhubungan atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING Ratih Setyaningrum Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah penyedia layanan jasa yang harus sadar akan pentingnya kualitas pelayanan terhadap pasien sebagai konsumen. Salah satu yang berperan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit pasal 1 adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999.

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu pelayanan jasa yang diberikan kepada masyarakat adalah pelayanan di bidang kesehatan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nightingale pada tahun 1859 menyatakan bahwa hospital should no harm the patients

BAB I PENDAHULUAN. Nightingale pada tahun 1859 menyatakan bahwa hospital should no harm the patients BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan anggota tim kesehatan garda terdepan yang bertugas untuk menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus. Nightingale pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan yang baik tentunya akan memiliki sumber daya manusia yang baik pula (Simanjuntak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Banyak penelitian yang telah membahas masalah yang dihadapi pekerja di lantai produksi. Salah satunya adalah masalah beban kerja. Beberapa penelitian yang

Lebih terperinci

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian..

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian.. xi DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 3 BEBAN KERJA FISIK Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com BEBAN KERJA FISIK Beban

Lebih terperinci

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang berbahaya bagi kesehatan, mudah terjangkit

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Dalam penelitian ini, karakteristik responden terdiri atas usia, status pernikahan, pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan. 1. Usia Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena tanpa pengaturan sumber daya manusia yang tepat, maka. banyak artinya tanpa dikelola oleh manusia secara baik.

BAB I PENDAHULUAN. Karena tanpa pengaturan sumber daya manusia yang tepat, maka. banyak artinya tanpa dikelola oleh manusia secara baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan suatu pekerjaan, ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang tersebut berhasil menyelesaikan pekerjaan diantaranya adalah faktor shift kerja.

Lebih terperinci

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Searah dengan perkembangan masyarakat, tuntutan akan pelayanan yang diberikan baik oleh pemerintah maupun swasta juga ikut meningkat. Baik tidaknya pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mie merupakan salah satu jenis makanan yang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain karena rasanya enak dan mudah dalam penyajiannya harga

Lebih terperinci

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pada era globalisasi, teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangannya dapat dilihat pada berbagai bidang, seperti bidang usaha, komunikasi, industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam BAB I PENDAHULUAN B. Latar belakang Sekarang ini kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat modern semakin komplek. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA M. Ansyar Bora, S.T., M.T. Dosen Program Studi Teknik Industri STT IBNU SINA Batam Email : ansyar@stt-ibnusina.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan profesi perawat sering dianggap biasa saja, walaupun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan profesi perawat sering dianggap biasa saja, walaupun pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan profesi perawat sering dianggap biasa saja, walaupun pada kenyataannya peranan perawat dalam pemeliharaan kesehatan sangat vital. Dewasa ini, perawat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu isu ergonomi kesehatan semakin banyak diminati, mengingat setiap aktivitas kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga istirahat pada semua orang akan melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat kerja yang sehat dan aman merupakan hal yang diinginkan oleh pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan yang beroperasi 24 jam dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan salah satu pegawai yang selalu

Lebih terperinci

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE 2.1. Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan : a. Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan

Lebih terperinci

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang 37 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 37-42 HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN KERJA MENTAL BERBASIS ERGONOMI TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN KERJA PADA KARYAWAN PT JASA MARGA

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Titin Isna Oesman 1 dan Risma Adelina Simanjuntak 2 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ti_oesman@yahoo.com,risma_stak@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK NASKAH PUBLIKASI PENGUKURAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PENGEMUDI BUS AKDP RUTE SOLO-SEMARANG (Studi kasus pada Perusahaan Otobus New Ismo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan 1 I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi keperawatan memiliki pekerjaan yang kompleks dan rentan mengalami kejenuhan kerja. Kejenuhan kerja adalah keadaan kelelahan fisik, mental dan emosional yang biasa

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ THE WORKLOAD ANALYSIS OF OPERATOR INSPECTION USING NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) IN PT. XYZ Vera Methalina Afma Program

Lebih terperinci

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesehatankhususnya pada Rumah sakit, perawat merupakan salah satu yang memiliki komponen penting dalam menentukan kualitas baik, buruk nya suatu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD

IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD IDENTIFIKASI BAHAYA PADA PEKERJAAN GRINDING DI SEBUAH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUCCESS LIKELIHOOD INDEX METHOD Ratna Ayu Ratriwardhani 1) dan Mohamad Hakam 2) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam dunia kerja, seperti halnya di intansi Rumah Sakit terdapat beberapa pekerjaan yang harus dilakukan secara terus menerus selama 24 jam. Pekerjaan ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan Gatt yang akan berlaku pada tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST

PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST Yuanita Kusumadewi, Ketut Artana Program Studi Magister Teknik Industri, PascaSarjana Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Lebih terperinci

Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar

Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar Performa (217) Vol. 16 No.1: 44-53 Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar Helma Hayu Juniar 1), Rahmaniyah Dwi Astuti 2), dan Irwan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kondisi kesehatan fisik dan mental, pendidikan atau keahlian,

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kondisi kesehatan fisik dan mental, pendidikan atau keahlian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan keterampilan karyawan, selalu menetapkan sistem pergiliran kerja dari bagian satu ke bagian lain. Guna menyegarkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya penyakit di masyarakat, maka pelayanan kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu lingkungan kerja yang terdiri dari berbagai bagian dan sub bagian, dimana antara bagian tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fungsi yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fungsi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu pula dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu, juga kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN FISIK PERAWAT INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSUD KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA TASK LOAD INDEX DAN MASLACH BURNOUT INVENTORY (MBI) Skripsi MEILANI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dimana melakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja dinamis. Pengukuran dilakukan seluruh anggota badan seperti pergerakan anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini masih banyak terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (occupational diseases), baik pada sektor formal maupun sektor informal (seperti sektor

Lebih terperinci