BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
|
|
- Lanny Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Cepu adalah sentral pengeboran sumur minyak pertama yang ada di Indonesia. Peresmian tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Vsrsteegh, dia tidak mengusahakan sendiri seumber minyak tersebut tetapi mengontrakan kepada perusahaan yang kuat pada masa itu, yaitu perusahaan DPM (Dordorche Petrolium Maatschapij) di Surabaya yang secara sah baru dimulai pada tahun Pada usianya yang tengah 114 pada tahun 2007 ini, perjalanan sejarah perminyakan di cepu dapat diuraikan menjadi beberapa periode yaitu: 1.2 SEJARAH PERUSAHAAN Periode Zaman Hindia Belanda (Tahun ) Minyak dan gas bumi pertama kalinya ditemukan di Indonesia peda tahun 1886 oleh seorang Insinyur asal Belanda yang bernama Adrian Stoop di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Adrian Stoop mengadakan penelitian Minyak bumi di Jawa dan mendirikan DPM (Dordtsche Petroleum Maatschappij) pada tahun Pengeboran pertama dilakukan di Surabaya dan kemudian pada tahun 1890 didirikan penyaringan minyak di daerah Wonkromo. Pada bulan Januari 1993, Mr. Adrian Stoop mengadakan perjalanan dari Ngawi menuju Ngareg, Cepu (Plunturan=Panulan) yang merupakan kota kecil di tepi Bengawan Solo, diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Konsensi minyak di daerah ini bernama Panulan yang diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Versteegh. AB Versteegh tidak mengusahakan sendiri sumber minyak tersebut tetapi mengotrakkan kepada perusahaan yang sudah kuat pada masa itu adalah perusahaan DPM di Surabaya. Kontrak berlangsung 3 tahun dan baru sah jadi dimilik DPM pada tahun Penemuan
2 2 sumur minyak bumi bermula dari desa ledok sekitar 10 km dari cepu oleh Mr. Andrian Stoop. Sumur Ledok 1 di bor pada bulan juli 1893 yang merupakan sumur pertama didaerah Cepu. Di lokasi tersebut sampai sekarang masih dikeramatkan dimana dalam setiap tahun secara berkala pada bulan tertentu dilaksanakan Kenduri. Pada tahun 1893 oleh Mr. Adrian Stoop, pemboran pertama dilakukan dengan kedalaman pertama mengeluarkan minyak adalah 94 m dengan produksi 4 m 3 per hari. Pemboran selanjutnya di Gelur tahun 1897 dengan kedalaman m dengan produksi 20 m 3 per hari, sedangkan pemboran lainnya dapat menghasilkan m 3 perhari (sebanyak 7 sumur). Minyak mentah yang dihasilkan diolah di Kilang cepu. Sebulumnya perusahhan di Cepu dan Wonokromo terpusan di Jawa Timur, namun pada perkembangannya usaha diperluaskan meliputi Lapangan Minyak Kawengan, Wonocolo, Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi. Periode Zaman Jepang (Tahun ) Pada masa perang dunia ke II (Maret 1942) Jepang berusaha menguasai Pulau Jawa dari tangan Belanda, termasuk ladang minyak yang berada di Pulau Jawa, sebelum ladang minyak direbut oleh Jepang dilakukan politik bumi hangus oleh Belanda. Akibat dari politik bumi hangus tersebut Kilang Cepu hancur dan tidak dapat dioperasikan. Jepang berusaha agar minyak dapat mengalir secepatnya, maka pada tahun 1944 jepang membangun kembali daerah Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi. Jepang menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak akan merugikan diri sendiri sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas lapangan dan kilang minyak. Meskipun sumber-sumber minyak dan kilang sebagian dalam keadaan rusak akibat taktik bumi hangus Belanda, Jepang berusaha agar minyak mengalir kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan di bidang perminayakan untuk memenuhi kebutuhan terampil dan terdidik dalam bidang perminayakan sehngga mendapat bantuan tenaga sipil. Jepang yang bekerja diperusahaan minyak Belanda, kemudian menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Lembaga pendidikan perminyakan di Cepu diawali oleh Belanda bernama Midlbare Petrolum School dibawah bendera NV. Bataafsche Petrolium Maatshappij (BPM). Setelah Belanda menyerah dan Cepu diduduki Jepang maka lembaga ini dibuka kembali dengan nama Shokko Gakko.
3 3 Periode Zaman Kemerdekaan ( ) Pada saat Peoklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, kilang minyak Cepu berganti nama menjadi Perusahaan Tambang Milik Negara (PTPN). PTPN ini terbentuk berdasarkan maklumat Menteri Kemakmuran No. 5, dimana daerah operasi PTPN meliputi Nglobo, Wonocolo, Ledok, Kawengan, dan Semanggi. Perusahaan minyak di Cepu disiapkan sebagai Perusahaan Tambang Minyak Negara (PTPN). Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu ke Cepu. Pabrik minyak PTPN Cepu di bumi hanguskan. Pada akhir tahun 1949 dan menjelang tahun 1949 dan menjelang tahun 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan maka pabrik minyak Cepu dan lapangan minyak Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM. Administrasi Sumber Minyak ( ) Ketika pemerintahan RI di Yogyakarta, maka tambang minyak Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi diserahkan kepada Komando Distrik Militer Blor. Tambang Minyak di daerah tersebut diberi nama Administrasi Sumber Minyak (ASM) dan dibawah pengawasan KODIM Blora. Bataafsche Petrolium Maatschappij BPM/SHELL ( ) Perusahaan BPM yang sebelum perang dunia II menguasai kilang minyak Cepu, setelah gresi II kembali dengan nama SHEEL. Kemudian SHEEL mengadakan perbaikan di lapangan minyak Kawengan dan kilang Cepu akibat perbaikan pabrik yang dilakukan oleh Belanda. Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia PTMRI ( ) Pada tahun 1951 perusahaan minyak di Lapangan Ledok, Nglobo dan Semanggi oleh ASM diserahkan kepada pemerintah sipil, untuk kepentingan tersebut dibentuk panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara Perusahaan Negara (BPPN). Pada bulan Januari 1951, BPPN membentuk Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI).
4 4 Tambang Minyak Nglobo CA Combine Anexis ( ) Pada tahun 1961 Tambang Minyak Nglobo CA menjadi PN PERMIGAN/ PN (Perusahaan Minyak dan Tambang Nasional). Instalasi pemurnian minyak di Lapangan Ledok dihentikan, setelah tahun 1962 kilang Minyak Cepu dan Lapangan Kawengan dibeli oleh pemerintah Republik Indonesia dari SHEEL dan dilimpahkan pengolahanya kepada PN PERMIGAN. Periode Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti menjadi PERMIGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Negara). Pemurnian minyak dilapangan minyak Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kewenangan dibeli pemerintah RI dari shell dan diserahkan ke PN PERMIGAN. Periode Pada tanggal 4 januari 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan perindustrian Minyak dan Gas bumi dengan SK Menteri Urusan Migas No. 5/M/Migas/1966. Kemudian pada tanggal 7 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) Cepu berdasarkan SK Dirjen Migas No. 91/DD/Migas/1966. Periode Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.646 Tanggal 26 Desember 1977 LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB LEMIGAS). Dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 6 Maret 1984 pasal 107, Cepu ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS). Periode Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.0177K/1987 tanggal 5 Maret 1987, dimana wilayah kerja PPT MIGAS yang dimanfaatkan Diklat Operasional /
5 5 laboratorium lapangan produksi diserahkan ke PERTAMINA UEP III lapangan Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil milik PERTAMINA. Periode Berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia No. 150 tahun 2001 tertanggal 2 Maret 2001 nama PPT Migas berubah menjadi Pusdiklat Migas (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) yang telah diperbarui dengan peraturan Menteri ESDM No tahun 2005 tanggal 20 Juli Periode 2016 sekarang Pusdiklat Migas diubah nama menjadi PPSDM Migas (Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi). 1.3 STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN PPSDM MIGAS ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 13 tahun 2016 yang ditetapkan pada tanggal 13 Mei 2016 dan diundangkan pada tanggal 24 Mei PPSDM Migas Cepu dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh 1 Kepala Bagian, 3 Kepala Bidang dan kelompok jabatan fungsional, seperti di bawah berikut KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI KEPALA BAGIAN TATA USAHA KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN KEPALA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM KEPALA BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI PROGRAM EVALUASI KEPALA BIDANG PERENCANAAN DAN STANDARDISASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDM STANDARDISASI PENGEMBANGAN SDM KEPALA BIDANG PENYELENGGARAAN DAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SDM PRASARANA PENGEMBANGAN SDM KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Gambar 1.1 struktur organisasi PPSDM
6 Visi dan Misi PPSDM Migas Cepu A. Visi Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan, dan terbuka. B. Misi Meningkatkan kapasitas aparatur negara dan PPSDM Migas untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk berkompetensi melalui mekanisme ekonomi pasar. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih kompetitif melalui pengembangan Sumber Daya Manusia. 1.4 Fungsi Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka fungsi dari PPSDM MIGAS Cepu adalah: a. Perumusan dan pelaksanaan rencana dan program serta kerjasama pendidikan dan pelatihan. b. Perumusan dan pelaksanaan standard, pedoman, norma, prosedur, kritria pendidikan dan pelatihan. c. Penyiapan akreditasi Program lembaga pendidikan dan pelatihan lainya, serta penyelenggara dan ujian kompetensi tenaga khusus dan teknis keperluan lembaga sertifikasi profersi. d. Pemberian pelayanan jasa, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan. e. Evaluasi pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, sertifikasi bidang minyak dan gas bumi. f. Pembinaan kelompok jabatan funsional pusat.
7 7 g. Pengolaan ketatausahaan, administrasi keuangan dan kepegawaian serta rumah tangga pusat. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut diatas, maka Kelompok Profeso Pengolahan Migas dalam mengemban tugas Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi telah menyiapkan program pelatihan : - Produck Storage & Handling - Kilang Pelumas, Asphalt & Wax - Kilang Petrokimia - Combution Engineering - Kilang Gas - Gas Conditioning & Processing - Petroleum Produck & Spesification - Aviation Fuel Handling - Plant & Equipment Design - Oil Refining Management - Energi Conservation - Energi Management - Oil Transportation and Distribution - Heat Exchanger Network - Polimer Technology - Teknik Separasi - Dan lain-lain.
8 8 Kelompok Profesi Pengolahan Migas juga menawarkan jasa teknologi seperti : - Penyusunan Panduan Operasi - Studi Kelayakan - Rencana Bangun - Dan lain-lain. Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, PPSDM Migas menyediakan berbagai macam sarana dan fasilitas seperti : - Asrama dan wisma - Gedung kuliah - Perpustakaan - Gedung olah raga - Lapangan atletik - Lapangan voli - Lapangan sepak bola - Kolam renang - Fitnss center - Lapangan tenis - Lapangan tembak - Transportasi - Rumah sakit
9 9 Disamping itu terdapat sarana kilang minyak dengan kapasitas 4000 bpsd yang digunakan sebagai sarana diklat, disamping itu mampu memberikan pelayanan jasa pengolahan kepada PT. PERTAMINA. 1.5 Lokasi PPSDM MIGAS Cepu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perminyakan dan Gas Bumi berlokasi di : Desa : Karangboyo Kecaamatan : Cepu Kabupaten : Blora Gambar 1.2 lokasi PPSDM Provinsi : Jawa Tengah Luas areal pertambangan : x 106 m 2 Tepatnya berada di jalan Sorogo No. 1 Cepu Lokasi tersebut sangat strategis karena adanya beberapa faktor yang mendukung, antara lain : 1. Bahan baku Sumber bahan baku berasal dari Kawengan, Ledok, dan Semanggi yang dioperasikan oleh PT. PERTAMINA, Persero serta Wonocolo yang merupakan pertambangan rakyat yang dikelola oleh KUD Bogosasono di bawah pengawasan PT. PERTAMINA, Persero. 2. Air
10 10 Suber air berasal dari Bengawan Solo yang dekat dengan kilang, sehingga kebutuhan air untuk proses pengolahan atau untuk air minum lebih mudah terpenuhi. 3. Transportasi Letak kilang tidak begitu jauh dari jalan kereta api maupun jalan-jalan raya yang menghubungkan kot-kota besar, sehingga dapat memperlancar distribusi hasil produksi. 4. Tenaga kerja Karena letaknya tidak jauh dari kota-kota pendidikan, sehingga mudah untuk memperoleh tenaga-tenaga terdidik dan terampil. 5. Fasilitas pendidikan Fasilitas untuk pendidikan cukup memadai meskipun peralatan sarananya sudah tua, misalnya: Kilang, Laboratorium, Bengkel, dsb. 1.6 Kualifikasi Lapangan Yang Terletak di Daerah Cepu Menurut tingkat pengeksploitan dewasa ini, maka Cepu dibagi menjadi 3 perusahaan, yaitu : a. Lapangan-lapangan status produksi Yang termasuk lapanganststus produksi adalah lapangan-lapanfan yang masih memproduksi minyak dan gas yaitu : a. Lapangan Kawengan b. Lapangan Ledok c. Lapangan Nglobo d. Lapangan Semanggi e. Lapangan Wonocolo f. Lapangan Gas Belun b. Lapangan-lapangan semi explorasi
11 11 Yang dikategorikan pada status ini adalah lapangan yang telah dipelajari mempunyai cadangan awal, tetapi masih belum diproduksi atau dikembangkan lebih lenjut seperti: a. Lapangan Balun b. Lapangan Tobo c. Lapangan Ngasem dan Dander d. Lapangan Alas Dara dan Kemuningan (Mobil Cepu Limited) c. Lapangan-lapangan status ditinggalkan sementara Yang dikategorikan pada status ditinggalkan sementara karena ada masalah teknis dan non teknis, terdaftar 14 lapangan yaitu : a. Lapangan Metes b. Lapangan Banyuasin c. Lapangan Banyuabang d. Lapangan Katringan e. Lapangan Tungkul f. Lapangan Kedinding g. Lapangan Graho h. Lapangan Tambi i. Lapangan Kadewan j. Lapangan Dandanggilo k. Lapangan Kidangan l. Lapangan Petak
BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas bumi Cepu merupakan intansi pemerintah yang bergerak dibidang pengembangan sumber daya
Lebih terperinciLAPORAN KULIAH MAGANG MAHASISWA
LAPORAN KULIAH MAGANG MAHASISWA ANALISIS PENGARUH KEROSIN TERHADAP SOLAR DENGAN PERBANDINGAN 900:100 DAN 700:300 DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI (PUSDIKLAT MIGAS) CEPU BLORA JAWA
Lebih terperinciPETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA
PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA Tahun 1893 Sumur minyak pertama di bor di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda di Telaga Said
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah menyebabkan Indonesia dijajah selama berabad-abad oleh Belanda, Prancis dan Jepang. Salah satu sumberdaya alam yang
Lebih terperinciKeputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 169 tanggal 9
Bab L Pcndahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Pusdiklat Migas Cepu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIKLAT MIGAS) Cepu adalah pelaksana di bidang pengcmbangan diklat perminyakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KILANG MINYAK BUMI DALAM RANGKA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1130, 2016 KEMEN-ESDM. Kilang Minyak. Skala Kecil. Pembangunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TAMBANG MINYAK BLOK CEPU DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA LEDOK TAHUN
PERKEMBANGAN TAMBANG MINYAK BLOK CEPU DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA LEDOK TAHUN 1960-2004 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh Fahmi Rochmaningrum 3150408021 JURUSAN
Lebih terperinciBAB II RUANG LINGKUP PUSDIKLAT TMB
BAB II RUANG LINGKUP PUSDIKLAT TMB 2.1 Sejarah PUSDIKLAT TMB PUSDIKLAT TMB ( Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara ) adalah salah satu dari empat pusat pendidikan dan pelatihan
Lebih terperinciBAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak
BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V A. Sejarah PT Pertamina ( Persero ) Sejarah PT Pertamina ( Persero ) dibagi menjadi beberapa sesi sebagai berikut: 1. Tahun 1957 Masa
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI MENJADI SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI MENJADI SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan Negara kepulauan dan memiliki berbagai sumber daya alam baik yang terbaharukan maupun tidak. Salah satunya adalah minyak dan gas bumi.
Lebih terperinci2 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157)
No.1582, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Sekolah Tinggi Energi Dan Mineral. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA PENGELOLAAN SUMUR TUA SECARA TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DESA WONOCOLO BOJONEGORO DITINJAU DARI ASPEK HUKUM
PENYELESAIAN SENGKETA PENGELOLAAN SUMUR TUA SECARA TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DESA WONOCOLO BOJONEGORO DITINJAU DARI ASPEK HUKUM Suprapti * Abstrak Sumur-sumur minyak di Desa Wonocolo Kecamatan Kadewan
Lebih terperinciPenetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.
- 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air
Lebih terperinciCAPAIAN KINERJA Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral Semester I Tahun 2017
Badan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Manusia CAPAIAN KINERJA Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral Semester I Tahun 2017 Disampaikan dalam rangka Press Conference Jakarta,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TAMBANG MINYAK BLOK CEPU DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA LEDOK TAHUN
Journal of Indonesian History, Vol. 1 (2) tahun 2012 Vol. 1 No. 2 tahun 2012 [ISSN 2252-6633] Hlm. 92-99 PERKEMBANGAN TAMBANG MINYAK BLOK CEPU DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA LEDOK
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Objek Penelitian Sektor pertambangan yang terdaftar dari Bursa Efek Indonesia terdiri dari beberapa sub sektor pertambangan, diantaranya sub sektor pertambangan
Lebih terperinciPEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH
- 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TERHADAP PTK AKAMIGAS KEDEPAN* Oleh Rochmat Wahab
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TERHADAP PTK AKAMIGAS KEDEPAN* Oleh Rochmat Wahab A. PENGANTAR Adalah disadari bahwa dalam era global dirasakan semakin banyak tantangan. Karena itu untuk tetap
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan
7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara disingkat Puslitbang tekmira, lahir dari penggabungan Balai Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Kementerian Kementerian energi dan sumber daya mineral merupakan lembaga pertama negara yang menangani pertambangan di Indonesia
Lebih terperinciKarya-Karya Penelitian
Jejak Langkah II Karya-Karya Penelitian A. Penelitian Kelayakan Pabrik Pelumas dan Aspal di Kilang Cepu Setelah tamat dari Baku pada 1967, Umar dan sebagian teman-temannya ditempatkan di Cepu. Dari lima
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV. penjelasan fase-fase yang telah dilalui oleh PT.Pertamina (Persero) :
BAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV A. Sejarah PT. Pertamina (Persero) PT.Pertamina (Persero) telah melewati beberapa fase perubahan, berikut ini adalah penjelasan fase-fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Cepu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki prospek perkembangan menjadi pusat pengelolaan minyak dan gas Blok Cepu. Untuk mendukung hal itu diperlukan
Lebih terperinciBAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.
BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Lembaga Minyak dan Gas Bumi didirikan berdasarkan usulan-usulan atau prakarsa
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Lembaga Minyak dan Gas Bumi didirikan berdasarkan usulan-usulan atau prakarsa dari suatu panitia yang terdiri dari para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULIAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULIAN 1.1 LATAR BELAKANG Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang letakya berada di sebelah timur kota Semarang. jarak tempuh dari Semarang ke Blora kurang
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI BPSDM HUKUM DAN HAM
1 BAB II DESKRIPSI BPSDM HUKUM DAN HAM 2.1 Sejarah Singkat BPSDM Hukum dan HAM Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM merupakan organisasi baru sebagai hasil pengembangan dari Pusat Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi. Oleh karena itu,
1 BAB I PENDAHULUAN Arsip merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi. Oleh karena itu, perlu di kelola secara sistematis sedangkan untuk sekarang ini arsip di kantor pemerintah atau di swasta umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkas harus dapat diaplikasikam secara tepat dan terpadu, serta memudahkan
BAB I PENDAHULUAN Arsip merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi. Oleh karena itu, perlu di kelola secara sistematis sedangkan untuk sekarang ini arsip di kantor pemerintah atau di swasta umumnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941
Lebih terperinciALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014
ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 82.723.809.000 79.547.819.863 96,16 5 1
Lebih terperinciRincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013
Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Tahun Anggaran 2013 KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH (Rp) REALISASI (Rp.) SISA
Lebih terperinci*47349 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 48 TAHUN 1997 (48/1997)
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 48/1997, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1984 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN SEBAGAIMANA TELAH TIGA PULUH SATU KALI DIUBAH, TERAKHIR DENGAN KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN Sejarah Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I
BAB II DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN 2.1. Sejarah Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I diresmikan pada tanggal 28 Mei 1990 dengan nama Pusat Latihan
Lebih terperinciFORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010 DARI PELAMAR UMUM
Lampiran Pengumuman Nomor : 00001.Pm/72/SJP/2010 NO UNIT, LOKASI UNIT KERJA, LOKASI NAMA JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN GOL. RUANG JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 I SEKRETARIAT JENDERAL Biro Perencanaan dan Kerjasama,
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan secara umum tentang pengelolaan Barang Milik
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum tentang pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang berkaitan dengan pelayanan publik pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat, khususnya dalam bentuk pemanfaatan
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan
Lebih terperinci2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
No.159, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Jabatan. Kelas. Struktural. Fungsional. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciTABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
TABEL 4. KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Visi Pengelolaan energi dan mineral yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM
PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM Oleh : Darius Agung Prata Widyaiswara Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Dalam rangka mengembangkan kompetensi sumber
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN KMK NOMOR 563/KMK
ANALISIS PENERAPAN KMK NOMOR 563/KMK.03/2003 TENTANG PENUNJUKAN BENDAHARAWAN PEMERINTAH SEBAGAI WAJIB PUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM) MIGAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1975 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1975 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dipandang perlu untuk menegaskan kedudukan, tugas pokok,
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Bambang Tjahjono Bidang Program
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat BBT Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) bernayng
Lebih terperinciANALISIS DESKRIPTIF KONDISI EKONOMI PENAMBANGAN MINYAK TANAH MENTAH (CRUDE OIL) TRADISIONAL DI KECAMATAN SAMBONG DAN KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
ANALISIS DESKRIPTIF KONDISI EKONOMI PENAMBANGAN MINYAK TANAH MENTAH (CRUDE OIL) TRADISIONAL DI KECAMATAN SAMBONG DAN KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA Hardiwinoto, FE, UNIMUS PENDAHULUAN Bahwa telah terjadi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. satu dari beberapa Unit Eselon 1 di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
44 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Ditjen Migas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) merupakan salah satu dari beberapa Unit Eselon 1 di Kementerian Energi dan Sumber Daya
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,
Lebih terperinciBagi Rachmat, agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi
bagian VII Kerja Sama Erat dengan Industri Bagi Rachmat, agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan sektor migas, kerja sama dengan industri merupakan hal penting bagi Lemigas. Lemigas
Lebih terperinciTabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja
Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sumber daya minyak dan gas bumi
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Pertamina. perburuan minyak di Bumi Nusantara ini yang dimulai sejak awal Abad 19.
BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Pertamina Sejarah pertamina EP tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang perburuan minyak di Bumi Nusantara ini yang dimulai sejak awal
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2017 KEMEN-ESDM. ORTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 Tahun 2017 TENTANG
Lebih terperinciALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH
ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2016 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 66.458.723.000
Lebih terperinciALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH
ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH KODE REKENING/ KEGIATAN U R A I A N JUMLAH ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp.) Persentase (%) 1 2 3 4 5 5 BELANJA DAERAH 85.763.726.000
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam minyak dan gas bumi (MIGAS) adalah sumber daya tidak
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam minyak dan gas bumi (MIGAS) adalah sumber daya tidak terbarukan (unrenewable resources), dalam pengelolaannya dibutuhkan kehati-hatian dan ketelitian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perjalanan sejarahnya, angkutan kereta api di tanah air membuktikan peranannya yang berarti pada sektor perhubungan disamping menunjang
Lebih terperinciJumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA
- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SKPD : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Kode Rekening Uraian Jumlah
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,
BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciDitulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13
Meskipun berabad-abad menjajah Indonesia, penguasaan terhadap sumber-sumber minyak bumi, gas alam, dan mineral, tak bisa dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Para investor asal Belanda baru benar-benar
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1587, 2017 KEMEN-ESDM. ORTA. PEM Akamigas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciInformasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral
1. Biro Kepegawaian Dan Organisasi Sekretariat Jenderal 1.1. Formasi CPNS KESDM yang telah ditetapkan 1.2. Penerimaan CPNS 1.3. Pengangkatan CPNS 1.4. Penempatan CPNS 1.5. Pelantikan Pejabat Struktural
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725,2014 KEMEN ESDM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 1693 K/34/MEM/2001 TANGGAL 22 JUNI 2001 TENTANG PELAKSANAAN PABRIKASI PELUMAS DAN
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 1693 K/34/MEM/2001 TANGGAL 22 JUNI 2001 TENTANG PELAKSANAAN PABRIKASI PELUMAS DAN PENGOLAHAN PELUMAS BEKAS SERTA PENETAPAN MUTU PELUMAS MENTERI ENERGI
Lebih terperinciBAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT
JENDERAL Hasil Penyempurnaan Tanggal 18 Desember 2010 JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN HUKUM DAN KEPEGAWAIAN UMUM PEMBINAAN SEKOLAH DASAR PEMBINAAN SEKOLAH PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. prakarsa dari suatu panitia yang terdiri dari para ahli perminyakan ketika itu yang
BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Lembaga Minyak dan Gas Bumi didirikan berdasarkan usulan-usulan atau prakarsa dari suatu panitia yang terdiri dari para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. URAIAN TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) pengalaman kerja dan pengetahuan praktis sehingga bisa lebih bermanfaat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. URAIAN TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) 1. Tujuan Umum Kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan agar siswa mendapatkan pengalaman kerja dan pengetahuan praktis sehingga bisa
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Medan Merdeka Timur 1A Jakarta (mulai pemboran 1883 di Telaga Tiga)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Perusahaan Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang berkedudukan di
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia minyak bumi memiliki peran yang penting dan strategis. Peran penting ini
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI
Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud
Lebih terperinci2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal
No.480, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Mekanisme Pengembalian Biaya Investasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. LOKASI PABRIK Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Penentuan lokasi pabrik yang tepat dapat menekan biaya produksi dan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era industri migas dikelompokkan menjadi tiga era yaitu era kolonial belanda, era awal kemerdekaan, dan era industri migas modern. Era kolonial Belanda ditandai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN SAMPANG. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara,
BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara, disingkat Puslitbang tekmira, lahir dari penggabungan Balai Penelitian Tambang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Daftar Identifikasi Peraturan Perundang-undangan Yang Diterbitkan/Diprakarsai Oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Berdasarkan Tata Urutan Peraturan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN Nomor 11 Tahun 2014 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN ATAU KEGIATAN
Lebih terperinci2014, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahara
No.1233, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Teknologi. Migas Lemigas. Badan Layanan Umum. Pusat Penelitian dan Pengembangan. Tata Kelola. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI SUMBERDAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perkembangan industri yang semakin pesat, menuntut perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja internal organisasi perusahaannya agar mampu tetap
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan energi yang semakin meningkat dan kenaikan harga minyak yang melonjak pesat dari tahun ke tahun mengakibatkan minyak sangatlah berharga, sehingga sumur-sumur
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN BAB I PENDAHULUAN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Lampiran Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor : 11 Tahun 2009 Tanggal : 12 Agustus 2009 PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN A. LATAR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan bisnis yang dapat bertahan dan menang dalam persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources) yang dimiliki. Diantara sumberdaya yang
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 25 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN PERTAMBANGAN TANPA IZIN, PENYALAHGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK SERTA PERUSAKAN INSTALASI KETENAGALISTRIKAN DAN PENCURIAN ALIRAN
Lebih terperinci2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba
No.1678, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Diklat Teknis PNS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip
264 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan : 5.1.1 Syarat-syarat dan ketentuan dalam kontrak EPCI di bidang usaha hulu Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip unidroit. Peraturan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperincibahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap
rui«w*- MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2001 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN PERTAMBANGAN TANPA IZIN, PENYALAHGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK SERTA PERUSAKAN INSTALASI KETENAGALISTRIKAN DAN
Lebih terperinci2017, No Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa k
No.1122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Tata Kelola BMN. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN TATA KELOLA BARANG
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
Menimbang Mengingat jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN
Lebih terperinci