Bagi Rachmat, agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi
|
|
- Teguh Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 bagian VII Kerja Sama Erat dengan Industri Bagi Rachmat, agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan sektor migas, kerja sama dengan industri merupakan hal penting bagi Lemigas. Lemigas tidak bisa bekerja sendirian. Lemigas bukanlah lembaga yang melakukan penelitian dasar yang tidak menjadikan hubungan dengan industri sebagai hal yang krusial. Apa yang dilakukan oleh Lemigas adalah di antara penelitian dasar yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan penelitian terapan oleh industri. Sudah tentu pengkontrakkan yang demikian tidak mungkin dilakukan secara rigid, karena overlaping terutama di daerah batas antara penelitian dasar, semi-terapan dan terapan, sulit untuk dihindari. Para pendiri tentu mempunyai cita-cita menjadikan Lemigas sebagai center of excellence, ujung tombak pemerintah di bidang litbang, diklat serta data dan informasi. Keputusan strategis pemerintah pada tahun 1966 untuk menyerahkan lapangan migas dan kilang minyak Cepu ex PERMIGAN kepada Lemigas sebagai sarana litbang dan diklat menunjukan hal itu. Hanya sayang, kesempatan emas ini tidak dimanfaatkan secara optimal oleh Lemigas, terlepas dari kondisi internal maupun eksternal Lemigas yang menghambat hal itu terjadi. Pada awal pendirian Lemigas, yang juga merupakan awal dari peningkatan kegiatan industri migas di Tanah Air, sungguh tepat keputusan itu untuk melakukan pelayanan jasa lapangan yang sangat dibutuhkan oleh industri hulu migas. SDM 89
2 Kerja Sama Erat Dengan Industri Pertambang a Rachmat Sudibjo Lemigas langsung dapat mengenal dan mengoperasikan peralatan laboratoriun beserta SOP yang terkait sebagai jaminan mutu analisis yang mereka lakukan. Melalui kerja sama dengan Corelab, Lemigas langsung dikenal oleh seluruh perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia karena mereka tidak perlu lagi mengirim contoh batuan dan fluida reservoir ke luar negeri yang sebelumnya secara rutin mereka lakukan. Demikian pula kerja sama dengan IFP antara lain melalui pembangunan laboratorium aplikasi uji mesin yang dilakukan dalam rangka meningkatkan citra Lemigas di kegiatan hilir migas dan industri lain pada umumnya. Melalui kerja sama semacam ini diharapkan akan terjadi transfer of technology yang dapat dijadikan sebagai jalan pintas bagi capacity building Lemigas. Khusus hubungan antara Lemigas dengan Pertamina, Rachmat memberikan contoh saat Lemigas melakukan studi simulasi reservoir untuk Pertamina. Hubungan antara kedua institusi waktu itu dilandasi oleh kesadaran saling membutuhkan dan semangat saling mendukung. Faktor yang mempengaruhi lancarnya kerja sama ini juga tergantung pada hubungan pada level di bawah yang kemudian dijalankan secara bottom up. Untuk mendapatkan kepercayaan industri, Rachmat mengingatkan, sangat bergantung pada human relation yang dilakukan oleh para pelaksana baik di tingkat atas maupun di tingkat bawah. Menurutnya, kadang-kadang orang tidak hanya melihat apa, tapi juga siapa yang bekerja di institusi mitra mereka. Hubungan Lemigas dan Pertamina saat itu memang baik dan intensitas kerja sama studi antara kedua lembaga ini sangat tinggi. Kembalinya Rachmat dari studinya di Perancis tahun 1977, bertepatan dengan kebutuhan Pertamina untuk melakukan studi-studi evaluasi kinerja lapangan migas yang dioperasikan oleh PSC. Tim Lemigas yang dipimpin Rachmat melakukan studi pada hampir seluruh lapangan minyak yang melaksanakan proyek secondary recovery dan EOR, dan otomatis melakukan kontrak studi dengan mayoritas perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia. Ditambah lagi never ending study tentang gas deliverability dari ratusan reservoir lapangan migas yang secara terintegrasi memenuhi kebutuhan kilang LNG di Bontang. 90
3 Menurutnya, kepulangannya dari studi S3 di Perancis yang bertepatan waktunya dengan kebutuhan untuk melakukan studi-studi reservoir migas di Indonesia merupakan faktor luck baginya. Komentar Rachmat: Kalau tidak, mungkin saya akan mengalami frustrasi karena tidak langsung dapat menerapkan ilmu yang saya pelajari. Banyak contoh lulusan dari luar negeri yang sempat menganggur dalam arti tidak mendapat kesempatan bekerja sesuai dengan bidang yang dia tekuni. Mau melakukan penelitian, peralatannya tidak ada. Akhirnya timbul rasa frustrasi. Saya merasa beruntung karena begitu saya pulang, ada pekerjaan yang begitu besar menanti. Secara intelektual, menurutnya, studi-studi simulasi yang dia lakukan memberikan kepuasan tersendiri karena masalah yang dia hadapi cukup menantang dan dari sisi ilmu dan teknologinya cukup canggih. Terlebih, grup yang dipimpin Rachmat boleh dikatakan yang pertama melakukan simulasi reservoir di Indonesia, tidak saja model black oil, tapi juga compositional dan thermal. Gambar 36. Bersama Manajemen Mobil, North Sea Opt, UK Menurunnya intensitas kerja sama antara Lemigas dengan Pertamina serta kontraktor PSC sekarang ini, menurut hemat Rachmat, bisa jadi disebabkan oleh kebutuhan industri terhadap studi simulasi tidak lagi terlalu besar dibandingkan sebelumnya. Studi simulasi yang diberikan Lemigas, sekarang ini sudah banyak yang dapat ditangani sendiri oleh 91
4 Kerja Sama Erat Dengan Industri Pertambang a Rachmat Sudibjo tenaga Pertamina maupun PSC lainnya. Dulu untuk melakukan studi simulasi diperlukan komputer mainframe yang besar, sekarang cukup dilakukan dengan laptop yang sedikit canggih. Sekarang sudah banyak tenaga yang dapat melakukan sendiri simulasi reservoir yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang di Lemigas. Ini tidak terlepas dari pendidikan teknik perminyakan yang telah melahirkan ribuan alumni yang tersebar bekerja di perusahaan migas di Tanah Air dan bahkan di luar negeri. Lebih lanjut Rachmat mengharapkan, agar Lemigas lebih banyak berkonsentrasi pada studi dan penelitian laboratorium, karena tidak semua perusahaan membangun sarana laboratorium sendiri. Dia melihat bahwa hal tersebut sudah dilakukan Lemigas hanya intensitas promosinya yang perlu ditingkatkan melalui Public Relation (PR) yang lebih terstruktur. Penelitian laboratorium mencakup proses EOR yang merupakan domain dimana Lemigas bisa lebih berkiprah seperti yang dia harapkan pada saat seminar awal tahun 1980-an. Rachmat memberikan contoh masalah produksi coal bed methane dan peralatan pemboran yang sesuai dimana Lemigas juga memberikan kontribusinya. Masalah produksi lepas pantai, seperti flow assurance dan lain-lain, dapat ditangani Lemigas melalui kerja sama dengan institusi atau perguruan tinggi yang berorientasi pada industri lepas pantai. Terlepas dari faktor kerja sama yang erat dan kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan migas kepada Lemigas, Rachmat beranggapan bahwa penting bagi Lemigas untuk mempunyai peralatan yang memadai. Tentu ini lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan. Secara nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sebelumnya Departemen Pertambangan dan Energi, dimana Lemigas berada, belum mendapatkan anggaran yang memadai sesuai dengan posisinya yang strategis. Dari anggaran yang diberikan kepada Departemen ini, sekitar 80% dari total anggaran diperuntukan bagi pengembangan listrik pedesaan. Rachmat juga menyoroti bagaimana kerja sama dengan industri tergantung pada faktor SDM yang berkualitas. Faktor zero growth yang diterapkan secara menyeluruh bagi rekrutmen pegawai negeri menjadi kendala bagi jumlah tenaga peneliti profesional. Warisan lama yang sulit diatasi adalah perbandingan antara jumlah peneliti dengan tenaga pendukung yang 92
5 tidak proporsional. Dari sekitar 800 pegawai Lemigas saat itu, penelitinya sebanyak 30%, sisanya adalah tenaga pendukung. Menurutnya, hal ini membuat porsi anggaran lebih berat pada pengeluaran rutin pegawai ketimbang untuk penelitian. Dengan SDM yang tidak lebih dari pegawai dari sekitar 4.7 juta pegawai negeri dan menghasilkan lebih dari seperempat dari penerimaan negara, seharusnya kualitas SDM lebih dapat ditingkatkan dan rekrutmen untuk tenaga profesional dapat dilakukan meniru pola kader spesialis yang pernah dilakukan pada tahun 1970-an. Untuk menjaga kuantitas keseluruhan jumlah pegawai secara berangsur-angsur kelebihan tenaga pendukung harus dikurangi sehingga proporsi jadi terbalik dimana tenaga pendukung menjadi sekitar 30% dari total pegawai. Tak lupa Rachmat mengingatkan bahwa masalah kronis yang dihadapi negara ini adalah semboyan lips service tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didengung-dengungkan selama ini. Ingat bahwa jarang ada lulusan yang top yang mau masuk jadi pegawai negeri. Bukannya mereka minta gaji berlebihan seperti di perusahaan swasta besar, tapi paling tidak hierarki kebutuhan manusia versi Maslow diperhatikan. Masak lulusan doktor masih harus berkutat untuk memenuhi kebutuhan fisiologis agar dapurnya tetap berasap. Jangan heran kalau kita tertinggal jauh dibanding dengan Negeri Jiran, Malaysia, yang kesejahteraan pegawai negerinya maupun sistem pengupahan buruhnya jauh diatas negara kita. Efek kumulatif diskrepensi dari sistem renumerasi tercermin dari kesenjangan kemajuan ekonomi kedua negara dan bukan sebaliknya. Yang dibutuhkan adalah perubahan mind-set dan political will dari penyelenggara negara. Saya lihat sudah ada perubahan sikap dari pemerintah dalam memandang masalah ini. Jangan ada lagi show TV dimana Kepala BKN demonstrasi minum kopi sambil makan singkong untuk menunjukan bahwa gaji pegawai negeri kita cukup memadai, Rachmat mengakhiri komentarnya. 93
6 Kerja Sama Erat Dengan Industri Pertambang a Rachmat Sudibjo 94
Setahun setelah kembali dari studinya di Perancis sebagai kader
bagian V Simulasi Reservoir Setahun setelah kembali dari studinya di Perancis sebagai kader spesialis pada tahun 1978, Rachmat mendapat tugas untuk terjun langsung mengerjakan simulasi reservoir yang diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi. Oleh karena itu,
1 BAB I PENDAHULUAN Arsip merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi. Oleh karena itu, perlu di kelola secara sistematis sedangkan untuk sekarang ini arsip di kantor pemerintah atau di swasta umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkas harus dapat diaplikasikam secara tepat dan terpadu, serta memudahkan
BAB I PENDAHULUAN Arsip merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi. Oleh karena itu, perlu di kelola secara sistematis sedangkan untuk sekarang ini arsip di kantor pemerintah atau di swasta umumnya
Lebih terperinciPROGRAM STUDI DOKTOR TEKNIK PERMINYAKAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016
PROGRAM STUDI DOKTOR TEKNIK PERMINYAKAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Visi dan Misi Program Studi Visi Program Studi Doktor
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciSINERGI LITBANG, POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK BAHAN KIMIA UNTUK EOR DARI SKALA LAB. KE KOMERSIAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SINERGI LITBANG, POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK BAHAN KIMIA UNTUK EOR DARI SKALA LAB. KE KOMERSIAL Jakarta, 13 Februari 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI
Lebih terperinciPada tahun 1968, Ir. Gufron, salah seorang dosen Teknik Perminyakan,
bagian III Berkarya di Lemigas Pada tahun 1968, Ir. Gufron, salah seorang dosen Teknik Perminyakan, memanggil Rachmat bersama mahasiswa lainnya ke kantornya. Kita masih punya sisa dana proyek Survey. Saya
Lebih terperinciPrediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN
RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan
7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara disingkat Puslitbang tekmira, lahir dari penggabungan Balai Penelitian
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERMINYAKAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERMINYAKAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Visi dan Misi Program Studi Visi Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 17/PMK.07/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 17/PMK.07/2009 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2009 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan bisnis yang dapat bertahan dan menang dalam persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources) yang dimiliki. Diantara sumberdaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang terkait permasalahan yang akan diteliti, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan mafaat penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan
Lebih terperinciSaran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia
BAB VI Catatan Akhir: Saran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia Sebagai catatan akhir, ada beberapa saran dan harapan dari Benny Facius Dictus demi kemajuan dunia penelitian dan industri
Lebih terperinciINDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2
INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal
Lebih terperinciTerhadap Pemanfaatan Sumber Energi Panas Bumi
BAB III Peranan Penelitian Terhadap Pemanfaatan Sumber Energi Panas Bumi Menurut Benny, peranan penelitian sangatlah penting. Melalui penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, perekonomian hingga ketahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat melakukan eksplorasi sumber daya alam di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Perminyakan Lampiran III
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Magister Teknik Perminyakan Lampiran III Fakultas : Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : 1. 2. 3. Menetapkan : bahwa pengusahaan pertambangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menyatakan bahwa minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis takterbarukan yang terkandung di
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Produksi Energi Fosil... 3 2. Asumsi... 4 3. Metodologi... 13
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Teknik Perminyakan Lampiran III
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Doktor Teknik Perminyakan Lampiran III Fakultas : Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi
Lebih terperinciInformasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral
1. Biro Kepegawaian Dan Organisasi Sekretariat Jenderal 1.1. Formasi CPNS KESDM yang telah ditetapkan 1.2. Penerimaan CPNS 1.3. Pengangkatan CPNS 1.4. Penempatan CPNS 1.5. Pelantikan Pejabat Struktural
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1130, 2016 KEMEN-ESDM. Kilang Minyak. Skala Kecil. Pembangunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KILANG MINYAK BUMI DALAM RANGKA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.851, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Migas. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,
Lebih terperinciDepartemen Pertambangan dan Energi, sekarang Kementerian Energi. Cadangan Migas dan Industri Perminyakan Indonesia. bagian II
bagian II Cadangan Migas dan Industri Perminyakan Indonesia Departemen Pertambangan dan Energi, sekarang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mempunyai fungsi yang cukup strategis, yaitu meng-compile
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden RI No. 21/2001. Mulai saat itu badan usaha selain Pertamina dapat
Lebih terperinciERA BARU MIGAS INDONESIA:
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Temu Netizen ke-8 ERA BARU MIGAS INDONESIA: Investasi dan Kontrak Gross Split Migas Selasa, 20 Februari 2018 1 Realisasi dan Rencana Investasi Sektor Energi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hulu Energi ONWJ merupakan perusahaan berskala internasional dengan keberhasilan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alasan mengapa penulis tertarik untuk meneliti topik ini adalah karena Pertamina Hulu Energi ONWJ merupakan perusahaan berskala internasional dengan keberhasilan sebagai
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
No.851, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Migas. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Lembaga Minyak dan Gas Bumi didirikan berdasarkan usulan-usulan atau prakarsa
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Lembaga Minyak dan Gas Bumi didirikan berdasarkan usulan-usulan atau prakarsa dari suatu panitia yang terdiri dari para
Lebih terperinciKeterkaitan Rachmat dengan dunia birokrasi diawali dengan. Direktur Eksplorasi dan Produksi Migas, Departemen Pertambangan dan Energi.
bagian VIII Direktur Eksplorasi dan Produksi Migas, Departemen Pertambangan dan Energi Keterkaitan Rachmat dengan dunia birokrasi diawali dengan dibukanya kesempatan oleh Menteri Pertambangan dan Energi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi saat ini sudah menjadi keharusan bagi perusahaan yang mau bersaing di era teknologi. Aplikasi dari sistem informasi yang digunakan oleh oil company maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkitan kapitalisme di tandai dengan ditemukanya mesin uap sebagai salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan pasar. Terjadinya
Lebih terperincidalam Pulap:
dalam PERAN LATBANG DALAM MENCAPAI SASARAN GRAND STRATEGI PERUBAHAN LINGSTRA MISI VISI GRAND STRATEGI MISSION CENTER INISIATIF STRATEGI BIDANG KB/KR DAN KS/PK PROGRAM DAN KEGIATAN PENCAPAIAN SASARAN SERVICE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan Mayarakat (Humas) berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukannya agar perusahaan
Lebih terperinciCapaian Industri Migas Semester I Tahun 2016
Capaian Industri Migas Semester I Tahun 2016 Kementerian ESDM Republik Indonesia Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral Jakarta, 22 Juli 2016 Jujur, Professional, Melayani, Inovatif, Berarti 1 1 Rumah
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM
INEFISIENSI BBM Kenaikan harga minyak yang mencapai lebih dari US$100 per barel telah memberikan dampak besaran alokasi dalam APBN TA 2012. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang mendorong pemerintah
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. prakarsa dari suatu panitia yang terdiri dari para ahli perminyakan ketika itu yang
BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Lembaga Minyak dan Gas Bumi didirikan berdasarkan usulan-usulan atau prakarsa dari suatu panitia yang terdiri dari para
Lebih terperinciDitulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13
Meskipun berabad-abad menjajah Indonesia, penguasaan terhadap sumber-sumber minyak bumi, gas alam, dan mineral, tak bisa dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Para investor asal Belanda baru benar-benar
Lebih terperincibahwa dalam rangka menjaga tingkat produksi minyak dan gas bumi serta memberikan kepastian dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi
MENTERI ENERGi DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciPENDIDIKAN GRATIS DUNIA KETIGA, KENAPA TIDAK? Peringatan 54 tahun Universitas Gajah Mada (UGM) Jumat, 19 Desember 2003 diwarnai aksi
PENDIDIKAN GRATIS DUNIA KETIGA, KENAPA TIDAK? Tri Harso Karyono Harian SinarHarapan, 10 Januari 2004 Peringatan 54 tahun Universitas Gajah Mada (UGM) Jumat, 19 Desember 2003 diwarnai aksi demonstrasi mahasiswa
Lebih terperinciKawah Candradimuka Bernama Lemigas
1 Kawah Candradimuka Bernama Lemigas 1 Mengawal Kelanggengan Industri Migas Indonesia Evita H. Legowo Menyusul disahkannya UU Migas Indonesia yang pertama pada tahun 1960, pemerintah membentuk Lembaga
Lebih terperinciProduction Sharing Contract
bagian VI Production Sharing Contract Apa yang dikerjakan oleh Rachmat bersama Timnya dalam melakukan studi resevoir sebenarnya tidak terlepas dari pelaksanaan pengawasan yang dilakukan di bawah sistem
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Perkembangan disektor perminyakan sudah menunjukkan perkembangan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan disektor perminyakan sudah menunjukkan perkembangan yang pesat, ditandai dengan semakin banyaknya penemuan lahan baru untuk di eksploitasi guna menyeimbangkan
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi Doktor Teknik Geofisika
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi Doktor Teknik Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode
Lebih terperinciSektor Pasokan Energi. Produksi Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Sektor Pasokan Energi Produksi Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi I. Gambaran Umum Produksi Energi Fosil... 3 II. Asumsi Tetap/Fixed Assumption... 4 2.1. Penemuan Cadangan...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas. Akan tetapi karena hal tersebut, maka mengakibatkan timbulnya persaingan antar
Lebih terperinciTUJUAN DESENTRALISASI FISKAL DI INDONESIA
TUJUAN DESENTRALISASI FISKAL DI INDONESIA 1. Kesinambungan kebijakan fiskal (fiscal sustainability) secara makro 2. Mengoreksi ketimpangan vertikal (vertical imbalance) antara Pusat dan Daerah 3. Mengoreksi
Lebih terperinciWritten by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46
RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan batubara. Dimana hampir setiap sudut kota adalah surga bisnis bagi para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balikpapan telah dikenal sebagai kota bisnis dan kota minyak, tambang dan batubara. Dimana hampir setiap sudut kota adalah surga bisnis bagi para investor, serta sektor
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan
Lebih terperinci2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom
No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06
Lebih terperinciDAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN PADA BUMD NON KEUANGAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN PADA BUMD NON KEUANGAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH No. Konten Informasi Dasar Hukum Batas Waktu Konsekuensi Pengecualian Akibat Jika Info Dibuka Manfaat Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri
Lebih terperinciINDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER
IATMI 520 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 5 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 1618 November 5. INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER Ir. Oetomo Tri Winarno,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
Lebih terperinciSOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK
SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK OLEH : SATYA W YUDHA Anggota komisi VII DPR RI LANDASAN PEMIKIRAN REVISI UU MIGAS Landasan filosofis: Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam
Lebih terperinciMENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split
MENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split Oleh Prahoro Nurtjahyo Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur
Lebih terperinciVII. SIMPULAN DAN SARAN
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Komposisi terbesar belanja Pemerintah Indonesia adalah untuk belanja rutin dan pelayanan
Lebih terperinciTugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terjadinya peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat dengan makin berkembang kegiatan ekonomi dan makin bertambah jumlah penduduk. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini akan menganalisis dampak dari injeksi pengeluaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada sektor komunikasi terhadap perekonomian secara agregat melalui sektor-sektor
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA
Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 INSTANSI PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NO. C. INDUSTRI SUMBER DAYA ALAM DAN JASA KELAUTAN
Lebih terperinciFakultas Teknik Geologi. Unpad
Fakultas Teknik Geologi P E N G A N T A R Sejalan dengan visi dan misi Universitas Padjadjaran, disusun rencana strategis Fakultas Teknik Geologi. Selain berisi tentang visi, misi, dan tujuan fakultas
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinciV. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG
V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Melalui pembahasan dari Bab I sampai dengan pembahasan Bab IV dan sejumlah 5 (lima) pertanyaan yang dilampirkan pada rumusan masalah, maka kami dapat memberikan
Lebih terperinciSTANDAR MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
STANDAR MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Satuan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Del Sitoluama, Laguboti 2017 Halaman 1 dari 33 Daftar Isi Daftar ISI Pendahuluan... 6... 7 Standar 1: Hasil Pengabdian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan Produksi (Pertamina EP) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.03/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.03/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN DAN PEMINDAHBUKUAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK
Lebih terperinci*47349 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 48 TAHUN 1997 (48/1997)
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 48/1997, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1984 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN SEBAGAIMANA TELAH TIGA PULUH SATU KALI DIUBAH, TERAKHIR DENGAN KEPUTUSAN
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI SAMBAS
PENGADILAN NEGERI SAMBAS PENGADILAN NEGERI SAMBAS Jl. Pembangunan Sambas Kalbar 79462 Telp. 0562-392342 Fax. 0562-392323 Email: info@pn-sambas.go.id Website: www.pn-sambas.go.id D A F T A R I S I KATA
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN *) Oleh : Danny Meirawan **)
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN *) Oleh : Danny Meirawan **) A. Pendahuluan Hubungan yang kuat antara pendidikan dan pembangunan industri sudah disadari oleh berbagai fihak, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan suatu jenis bahan bakar yang dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah menjadi kebutuhan pokok dalam
Lebih terperinciIMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TERHADAP PTK AKAMIGAS KEDEPAN* Oleh Rochmat Wahab
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TERHADAP PTK AKAMIGAS KEDEPAN* Oleh Rochmat Wahab A. PENGANTAR Adalah disadari bahwa dalam era global dirasakan semakin banyak tantangan. Karena itu untuk tetap
Lebih terperinci-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Dalam hal kontrak kerja sama di bidang usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, Pemerintah men
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. BIAYA OPERASI. PPH. Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 118) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciDi tengah kesibukannya berkarya di Kementerian ESDM, Rachmat
bagian XVII Menjadi Dosen Teknik Perminyakan Di tengah kesibukannya berkarya di Kementerian ESDM, Rachmat sempat meluangkan waktu untuk menjadi dosen Teknik Perminyakan di Universitas Trisakti, Jakarta.
Lebih terperinciFORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010 DARI PELAMAR UMUM
Lampiran Pengumuman Nomor : 00001.Pm/72/SJP/2010 NO UNIT, LOKASI UNIT KERJA, LOKASI NAMA JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN GOL. RUANG JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 I SEKRETARIAT JENDERAL Biro Perencanaan dan Kerjasama,
Lebih terperinci2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und
No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang cukup besar
Lebih terperinciPETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA
PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA Tahun 1893 Sumur minyak pertama di bor di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda di Telaga Said
Lebih terperinci2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 137, Tambahan Lembaran Neg
No.621, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Bagi Hasil. Sumber Daya Alam. Minyak. Gas Bumi. Alokasi. Perkiraan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.07/2014 TENTANG
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor minyak dan gas bumi merupakan penghasil devisa terbesar bagi pemerintah Indonesia, setelah itu disusul oleh sektor yang lainnya seperti dari Tenaga Kerja Indonesia
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136
No.1188, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KONSTELASI KESELAMATAN MIGAS LINGKUP PENANGANAN KESELAMATAN PADA KEGIATAN USAHA MIGAS
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KONSTELASI KESELAMATAN MIGAS Oleh : Luluk Sumiarso Direktur Jenderal Migas Disampaikan pada : Lokakarya Sehari Tentang Pengembangan Koordinasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM
PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM Oleh : Darius Agung Prata Widyaiswara Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Dalam rangka mengembangkan kompetensi sumber
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1263, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Bagi Hasil. Pajak Bumi dan Bangunan. Alokasi Sementara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205 /PMK.07/2012 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa, dunia usaha dan industri, serta pemerintah karena sudah mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja dosen pada kondisi saat ini banyak dikeluhkan masyarakat, baik oleh mahasiswa, dunia usaha dan industri, serta pemerintah karena sudah mengalami penurunan.
Lebih terperinciBAB II EKSPLORASI ISU BISNIS
BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Conceptual Framework Dalam Projek Akhir ini, dasar pemikiran awal yang terbentuk mengacu kepada kinerja dari PT. Trimitra Sejati Pratama. Faktor faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 1906 K/30/MEM/2001 TENTANG TATACARA PENETAPAN WILAYAH KUASA PERTAMBANGAN DAN WILAYAH KERJA
Lebih terperinci