HUBUNGAN DIVERSIFIKASI PENDAPATAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN DIVERSIFIKASI PENDAPATAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id HUBUNGAN DIVERSIFIKASI PENDAPATAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA SKRIPSI Oleh : LUTFIATUN NISFAH H FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 212

2 digilib.uns.ac.id HUBUNGAN DIVERSIFIKASI PENDAPATAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Oleh: LUTFIATUN NISFAH H FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 212 to user i

3 digilib.uns.ac.id HUBUNGAN DIVERSIFIKASI PENDAPATAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA yang dipersiapkan dan disusun oleh Lutfiatun Nisfah H telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : Juli 212 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Tim Penguji Ketua Anggota I Anggota II Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD NIP Wiwit Rahayu, SP, MP NIP Surakarta, Juli 212 Mengetahui, Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP NIP Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP ii

4 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Rabb semesta alam atas segala karunia, rahmat dan hidayah Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Hubungan Diversifikasi Pendapatan dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pelaksanaan penelitian serta penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan lancar berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, MSi., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Nuning Setyowati, SP, MSc., selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS Surakarta. 4. Bapak Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD., selaku Pembimbing Akademik selama proses belajar di Fakultas Pertanian UNS Surakarta. 5. Bapak Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD. selaku Pembimbing Utama dan Ibu Wiwit Rahayu, SP, MP. selaku Pembimbing Pendamping serta Ibu Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP. selaku Dosen Penguji Tamu yang selalu memberikan pengarahan, nasehat, dan petunjuk selama proses belajar dan penyusunan skripsi di Fakultas Petanian. 6. Kantor Ketahanan Pangan, Kantor BPS, Kantor BAPPEDA, Kantor Kecamatan Welahan beserta staff, terima kasih atas kerjasama dan data-data pendukung dan Kepala Desa Ujungpandan dan Kepala Desa Kalipucang Wetan yang sudah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian di Desa Ujungpandan dan Desa Kalipucang Wetan. iii

5 digilib.uns.ac.id 7. Kedua orang tua yang rela berpeluh dan penat demi melihat senyum putraputrinya. Terima kasih atas do a, cinta serta kasih sayang yang tanpa batas serta dukungan yang luar biasa sehingga penulis sampai pada tahap ini. 8. Kakakku tercinta, Mas Budi yang sudah meluangkan waktu untuk membantu dan menemani saat mengurus perizinan penelitian, pengambilan data, dan selama proses penelitian berlangsung, serta Kakak-kakakku tercinta yang lain Mas Ali, Mas Rosikin, Mas Supri, Mbak Wiwin, Mbak Khur, Mbak Siti, dan Mbak Veti atas dukungan, pengertian dan doanya selama proses penyusunan skripsi ini. 9. Adik-adikku tercinta, Syukur dan Ranti atas doa, dukungan dan kesediaan untuk membantu serta sebagai tempat untuk sejenak melepas penat. 1. Ibu Ir. Rhina Uchyani Fajarningsih, MS., yang sudah sebagai orang tua kedua, terimakasih atas dukungan, pengarahan, nasehat, dan petunjuk selama proses belajar dan penyusunan skripsi di Fakultas Petanian. 11. Sahabat-sahabatku Mbak Retnati, Njeeh, Khusnul, dan Dek Diyah atas kebersamaannya dan teman curhat di Kos Bu Sumini yang menemaniku selama 2 tahun, dan sahabat-sahabatku Mbak Nita, Mbak Fazria, Rina, Ayuk, Rahma, Dek Neni, dan Dek Ida di Kos Novita terima kasih telah menjadi teman dan sahabat, walaupun kebersamaan kita cuma sebentar namun memberikan bekas yang tak terlupakan. 12. Nur, Nuria, Gea, dan Febri terima kasih atas persahabatannya selama ini, dan segala bantuan, saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 13. BM FP UNS, seluruh pengurus dan anggota periode , dan periode khususnya Divisi Produksi, yang telah memberikan kesempatan untuk berkembang dan mendapat pengalaman yang luar biasa. 14. Semua pihak yang tidak dapat Penyusun sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuannya. Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan karya ilmiah ini. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, 212 iv Penulis iv

6 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x RINGKASAN... xi SUMMARY... xii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Kegunaan Penelitian... 6 II. LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu... 7 B. Tinjauan Pustaka Rumah Tangga Petani 9 2. Pendapatan Rumah Tangga Diversifikasi Pendapatan Rumah Tangga Konsumsi Pangan Pengeluaran untuk Konsumsi Ketahanan Pangan Rumah Tangga C. Kerangka Teori D. Pembatasan Masalah E. Asumsi-asumsi F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Penarikan Sampel Metode Penarikan Daerah Penelitian Metode Penarikan Responden C. Jenis dan Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Metode Analisis Data Pendapatan Rumah Tangga Petani v

7 digilib.uns.ac.id 2. Diversifikasi Pendapatan Konsumsi Rumah Tangga Petani Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan Terhadap Pengeluaran Petani Konsumsi Pangan Rumah Tangga Petani Ketahanan Pangan Pengukuran Coping Strategy Korelasi antara Diversifikasi Pendapatan dengan Ketahanan Pangan... 3 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Alam Letak dan Batas Wilayah Topografi Wilayah B. Keadaan Penduduk Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian C. Keadaan Pertanian Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan Produksi Tanaman Pangan Ketersediaan Pangan... 4 D. Keadaan Perekonomian Pendapatan Per Kapita Sarana Perekonomian V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Karakteristik Rumah Tangga Responden Karakteristik Usahatani Responden Pendapatan Rumah Tangga Responden Diversifikasi Pendapatan Responden Pengeluaran Rumah Tangga Responden Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan terhadap Pengeluaran Total Rumah Tangga Responden Konsumsi Energi dan Protein Responden Ketahanan Pangan Rumah Tangga Responden Indeks Coping Strategy Responden Hubungan Diversifikasi Pendapatan dengan Ketahanan Pangan Responden vi

8 digilib.uns.ac.id VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA 74 LAMPIRAN 77 vii

9 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL No. Judul Halaman Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah dan Padi Gogo menurut Kecamatan di Kabupaten Jepara Tahun Tabel 2. Jumlah Penduduk yang Bekerja di Sektor Pertanian di Kecamatan Welahan Tahun Tabel 3. Pengukuran Derajat Ketahanan Pangan Tingkat Rumah Tangga... 3 Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Jepara Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun Tabel 5. Penduduk Kecamatan Welahan Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun Tabel 6. Penduduk Kabupaten Jepara Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 7. Penduduk Kecamatan Welahan Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Jepara dan Kecamatan Welahan Tahun Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Jepara Tahun Tabel 1. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan (Ha) di Kabupaten Jepara Tahun Tabel 11. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Jepara Tahun Tabel 12. Ketersediaan Pangan Kabupaten Jepara Tahun Tabel 13. Pendapatan per Kapita Kabupaten Jepara Tahun Tabel 14. Sarana Perekonomian di Kabupaten Jepara Tahun Tabel 15. Karakteristik Rumah Tangga Responden Tabel 16. Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Responden Tabel 17. Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Responden Per Bulan Tabel 18. Diversifikasi Pekerjaan Rumah Tangga Responden Tabel 19. Rata-Rata Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Per Bulan Rumah Tangga Responden commit... to user 51 viii

10 digilib.uns.ac.id Tabel 2. Rata-rata Pendapatan, Pengeluaran Pangan, Non Pangan Dan Tabungan Rumah Tangga Responden Tabel 21. Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Responden Tabel 22. Rata-rata Konsumsi Energi dan Protein Serta Tingkat Konsumsi Gizi Rumah Tangga Petani... 6 Tabel 23. Rata-rata Konsumsi Energi dan Protein Tiap Anggota Rumah Tangga Responden Tabel 24. Distribusi Kategori Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Rumah Tangga Responden Tabel 25. Distribusi Anggota Rumah Tangga berdasarkan Konsumsi Energi dan Protein Tabel 26. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Responden Tabel 27. Sebaran Coping Strategy Rumah Tangga Responden Tabel 28. Korelasi Diversifikasi Pendapatan dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Responden... 7 ix

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Gambar 2. Kerangka Penarikan Sampel x

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Lampiran 1. Nama Responden, Status dalam Keluarga, Umur, Pendidikan, Banyaknya Anggota Rumah Tangga, dan Istri Lampiran 2. Luas dan Status Kepemilikan Lahan Responden Lampiran 3. Pendapatan Rumah Tangga Petani Per Bulan Lampiran 4. Data Pekerjaan Responden Lampiran 5. Daftar Pekerjaan Responden di Kecamatan Welahan Lampiran 6. Pengeluaran Pangan Responden Lampiran 7. Pengeluaran Non Pangan Responden Lampiran 8. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan, Konsumsi Gizi dan Tingkat Kecukupan Gizi Responden Lampiran 9. Proporsi Pengeluaran Pangan dan Kondisi Ketahanan Pangan Responden Lampiran 1. Sebaran Konsumsi Energi dan Protein serta Kriterianya Tiap Anggota Rumah Tangga Responden Lampiran 11. Coping Strategy yang dilakukan Responden Lampiran 12. Peta Kabupaten Jepara Lampiran 13. Peta Kecamatan Welahan Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian Lampiran 15. Kuesioner Penelitian xi

13 digilib.uns.ac.id RINGKASAN Lutfiatun Nisfah. H Hubungan Diversifikasi Pendapatan dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di bawah bimbingan Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD dan Wiwit Rahayu, S.P., M.P. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sumber-sumber pendapatan dan kontribusi masing-masing sumber pendapatan rumah tangga petani, mengkaji tingkat konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga petani, mengkaji kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani berdasarkan indikator konsumsi energi, konsumsi protein dan proporsi pengeluaran pangan, serta mengkaji hubungan diversifikasi pendapatan dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Metode penarikan sampel desa dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ujungpandan dan Desa Kalipucang Wetan dengan pertimbangan jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani di desa tersebut adalah terbesar urutan pertama dan kedua. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 4 orang rumah tangga petani. Pemilihan responden dari masing-masing desa menggunakan metode simple random sampling (SRS). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, pencatatan, recall, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber-sumber pendapatan selain dari kegiatan usahatani di Kecamatan Welahan adalah buruh bangunan, karyawan toko dan bengkel, pedagang, merajut jala ikan, pengrajin batu bata, dan kiriman. Ratarata kontribusi pendapatan dari kegiatan usahatani yaitu sebesar 42,55% atau Rp ,. Rata-rata kontribusi pendapatan dari kegiatan non usahatani yaitu sebesar 56,37% atau sebesar Rp ,. Rata-rata kontribusi pendapatan dari remiten yaitu sebesar 1,8% atau Rp 37.5,. Rata-rata proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total sebesar 53,3% atau Rp ,, sedangkan proporsi pengeluaran konsumsi non pangan terhadap pengeluaran total sebesar 46,7% atau Rp ,. Hal ini berarti, tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tergolong rendah. Rata-rata konsumsi energi dan protein rumah tangga petani adalah 1.938,65 kkal/orang/hari dan 98,179 gram/orang/hari. Rata-rata tingkat konsumsi energi 94,618% (sedang), sedangkan tingkat konsumsi protein 18,699% (baik). Kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan berdasarkan tingkatannya adalah : tahan pangan sebesar 7%, rentan pangan 22,5%, kurang pangan 5%, dan 2,5% termasuk dalam kondisi rawan pangan. Hubungan diversifikasi pendapatan dengan total pendapatan rumah tangga negatif dan sangat rendah (-,1), hubungan diversifikasi pendapatan dengan proporsi pengeluaran pangan positif dan sangat rendah (,18), hubungan diversifikasi pendapatan dengan tingkat kecukupan energi negatif dan sangat rendah (-,199). Hubungan diversifikasi pendapatan dengan tingkat kecukupan protein adalah negatif dan sangat rendah (-,88). Kata Kunci : Diversifikasi pendapatan, konsumsi energi, konsumsi protein, proporsi pengeluaran pangan, ketahanan pangan rumah tangga xii

14 digilib.uns.ac.id SUMMARY Lutfiatun Nisfah. H A Relationship Among Income Diversification And Food Security Of Rural Farm Households In Welahan Distric Jepara Regency. Faculty Of Agriculture. Sebelas Maret University Surakarta. Advisor : Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD. And Wiwit Rahayu, SP, MP. This research are aimed to analyze the sources of income and the contribution of each income sources of rural farm household, to analyze food and non food consumption rate of rural farm household, to analyze food security condition of rural farm household based on the energy consumption and the proportion of food expenditure indicators, and to analyze relationship of among income diversification and rural farm household food security in Welahan Distric Jepara Regency. This research used descriptive analytic method and executed survey technique. This research was done in Welahan Distric Jepara Regency. Ujungpandan and Kalipucang Wetan Village of Welahan Distric had chosen as research area used purposive method with consideration that the population who worked as farmer were the largest in the Distric. There were 4 Respondens had taken in this research. The respondents selection used Simple Random Sampling (SRS) method. The data used in this research were primary and secondary data. Techniques of data collection is done with interviews, observation, registration, recall, and documentation. The result of research showed that rural farm household in Welahan Distric have done sources income diversification. The average of income contribution of on farm activities income is 42,55 or IDR. The average of income contribution of non farm activities is 56,37% or IDR. The average of income contribution of remitan is 1,8% or 37.5 IDR. The average proportion of food expenditure on total expenditure is 53,3% or IDR, while the average proportion of non food expenditure on total expenditure is 46,7%, it or IDR. It means that the rate of poverty in rural farm household is low. The average of energy and protein consumption of rural farm household is 1.938,65 kcal/cap/day and 98,179 grams/cap/day. The average of energy consumption rate is 94,618% (medium), and the rate of protein consumption is 18,699% (good). Food security s condition of rural farm households are 7% for adequate foods, 22,5% are vulnerable foods, 5% are less foods and 2,5% are prone foods. Relationship among income diversification and total household incomes is negative and very low (-,1), relationship among income diversification and the proportion food expenditure is positive and very low (,18), relationship among income diversification and the energy adequacy s level is negative and very low (-,199), and relationship among income diversification and the protein adequacy s level is negative and very low (-,88). From the results of this research can be suggested to improve the knowledge about nutrition at the household and Increasing household incomes, so the condition of household food security is better. Keywords : Income diversification, the consumption of energy, the consumption of protein, the proportion of food expenditure, household food security xiii

15 digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan sumber energi dan protein yang berguna untuk meningkatkan kualitas manusia. Pangan juga merupakan kebutuhan pokok dan komoditi strategis dalam kehidupan manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya agar tetap sehat dan produktif. Namun dalam kenyataannya, tidak semua orang dapat terpenuhi kebutuhan pangannya karena beberapa alasan sehingga mengalami kelaparan dan menghadapi kondisi rawan pangan, tetapi beberapa orang berlebihan dalam konsumsi pangannya (Marwanti, 2). Ketahanan pangan menurut Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996, adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (Lassa, 25). Konsep ketahanan pangan tersebut paling tidak melingkupi lima unsur pokok, yaitu : a. Berorientasi pada kebutuhan rumah tangga dan individu b. Setiap saat bahan pangan tersedia dan dapat diakses c. Mengutamakan aksesibilitas pangan bagi rumah tangga dan individu; baik secara fisik, maupun sosial-ekonomi d. Bertujuan pada pemenuhan kebutuhan gizi secara aman e. Sasaran akhir adalah hidup sehat dan produktif. Konsep ketahanan pangan mengacu pada pengertian adanya kemampuan mengakses pangan secara cukup untuk mempertahankan kehidupan yang aktif dan sehat. Ketahanan pangan merupakan konsep yang multidimensi meliputi mata rantai sistem pangan dan gizi, mulai dari produksi, distribusi, konsumsi, dan status gizi. Secara ringkas ketahanan pangan sebenarnya hanya menyangkut tiga hal penting, yaitu ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan (Purwaningsih, 28). Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga commit kemampuan to user untuk mengakses (termasuk daya 1

16 digilib.uns.ac.id 2 beli) terhadap pangan. Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan yaitu petani adalah produsen pangan dan petani juga sekaligus sebagai kelompok konsumen terbesar yang sebagian keadaannya masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan (BKP Kementrian Republik Indonesia, 21). Banyak rumah tangga pertanian yang mengalami kerawanan pangan. Untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga pertanian, langkah yang harus ditempuh yaitu mendiversifikasi dan memperluas sumber-sumber pendapatan. Dengan adanya berbagai macam sumber pendapatan tersebut, diharapkan rumah tangga pertanian bisa menjamin kelangsungan hidupnya. Selain itu cara yang bisa dilakukan oleh rumah tangga pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan agar bisa mewujudkan kondisi ketahanan pangan keluarga yaitu dengan melakukan sistem pertanian semi subsisten. Produksi hasil pertanian bisa digunakan untuk cadangan pangan dan sebagian lagi bisa dijual untuk memperoleh tambahan pendapatan jika sewaktu-waktu keluarga mengalami kekurangan pangan, dan dengan pendapatan tersebut keluarga bisa membeli bahan pangan sehingga tidak akan mengalami kerawanan pangan (Maxwell et al., 1998). Pendapatan merupakan faktor utama yang menentukan perilaku rumah tangga dalam melakukan pola konsumsi pangan dan penganekaragaman pangan. Secara umum dengan adanya kenaikan pendapatan akan memberikan peluang bagi masing-masing rumah tangga untuk melakukan diversifikasi konsumsi, meningkatkan kualitas bahan pangan pokok dalam upaya meningkatkan gizi keluarganya. Bagi rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah maka sebagian besar pendapatan yang diterima akan dialokasikan untuk membeli barang-barang kebutuhan primer. Pola konsumsi pada rumah tangga yang berpendapatan rendah lebih mengarah pada pangan pokok yang berbasis potensi lokal, dan variasi pangan kurang mendapat perhatian sehingga pemenuhan gizinya masih perlu dipertanyakan. Berbeda dengan rumah tangga yang mempunyai pendapatan tinggi mereka cenderung untuk mengkonsumsi pangan commit yang to user lebih bervariasi dan meningkatkan

17 digilib.uns.ac.id 3 kualitas pangannya dengan cara membeli bahan pangan yang nilai gizinya lebih tinggi (Hidayat et al., 24). Diversifikasi pendapatan dapat diartikan sebagai suatu pola pengalokasian sumberdaya tertentu pada berbagai aktivitas untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru. Diversifikasi pendapatan sering dikaitkan dengan upaya penanggulangan resiko (coping strategy), kesempatan atau ketidakpastian pendapatan atas tenaga kerja dan lahan. Di tingkat rumah tangga, diversifikasi melalui penganekaragaman usaha dan pemanfaatan aset, selain dimaksudkan untuk mencari nilai tambah kapital juga untuk mengurangi instabilitas pendapatan rumah tangga. Diversifikasi pendapatan rumah tangga tersebut dapat dilakukan di sektor pertanian saja, nonpertanian ataupun kombinasi dari keduanya. Keragaman lingkungan strategis sebagai faktor pendorong dan penarik di tingkat rumah tangga membuat motivasi melakukan diversifikasi yang berbeda-beda. Kondisi perekonomian yang semakin sulit seperti sekarang ini dapat menjadikan diversifikasi pendapatan sebagai suatu pilihan strategi kehidupan (livelihood strategy) bagi banyak rumah tangga, khususnya untuk rumah tangga petani (Hardono dan Saliem, 24). Pada umumnya sumber pendapatan rumah tangga di daerah perdesaan bersumber dari berbagai aktivitas usaha pertanian (on farm), usaha diluar pertanian (off farm) dan usaha di luar sektor pertanian (non farm). Pendapatan yang bersumber dari usaha on farm biasanya diusahakan dari usahatani tanaman pangan dan hortikultura kemudian dari sektor peternakan, sedangkan sektor perkebunan belum banyak memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani. Sumber pendapatan yang berasal dari kegiatan off farm dapat diperoleh dengan kegiatan berburuh tani yang dilakukan mulai dari pengolahan tanah sampai dengan panen. Sedangkan sumber pendapatan dari luar sektor pertanian dapat diperoleh petani dengan bekerja sebagai buruh bangunan/tukang, pedagang, jasa, dan industri (Rachman et al., 24). Kantor Ketahanan Pangan a (211), menjelaskan bahwa pola konsumsi pangan penduduk Jepara pada commit tahun to 21, user terdiri dari padi-padian terutama

18 digilib.uns.ac.id 4 beras; umbi-umbian; pangan hewani; minyak dan lemak; buah/biji berminyak; kacang-kacangan; gula; sayur dan buah. Rata-rata konsumsi energi penduduk Kabupaten Jepara sebesar 192,8 kkal/kapita/hari yang diperoleh dari konsumsi kelompok pangan padi-padian sebesar 893 kkal/kapita/hari, dan rata-rata konsumsi protein sebesar 56,9 gram/kapita/hari. Menurut data dari Statistik Sosial dan Kependudukan Jawa Tengah, persentase pengeluaran ratarata per kapita per bulan dan jenis pengeluaran di Provinsi Jawa Tengah, ratarata pengeluaran rumah tangga Kabupaten Jepara tahun 28 menunjukkan bahwa jenis pengeluaran untuk pangan lebih besar dari pada jenis pengeluaran non makanan. Pada tahun 28, pengeluaran untuk konsumsi pangan sebesar 59,72%, dan pengeluaran untuk konsumsi bukan pangan sebesar 4,28%. Persentase pengeluaran pangan lebih besar dari pengeluaran bukan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga penduduk di Kabupaten Jepara masih rendah, karena sebagian besar pendapatan penduduk lebih banyak digunakan untuk mencukupi kebutuhan makanan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan diversifikasi pendapatan dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. B. Rumusan Masalah Ketahanan pangan dibedakan dalam empat tingkatan, yaitu ketahanan pangan nasional, regional, ketahanan pangan rumah tangga atau keluarga, serta ketahanan pangan individu. Meskipun ketahanan pangan nasional dapat dikatakan baik, namun hal tersebut tidak menjamin ketahanan pangan tingkat regional, bahkan tingkat rumah tangga atau individu. Hal ini terjadi karena rumah tangga memiliki ketersediaan dan akses pangan yang berbeda-beda. Ketahanan pangan rumah tangga berhubungan dengan kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan secara cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggotanya. Indikator aksesibilitas/keterjangkauan dalam pengukuran ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dilihat dari kemudahan rumah tangga memperoleh pangan, baik dari commit sisi ketersediaan to user pangan itu sendiri maupun

19 digilib.uns.ac.id 5 kemampuan rumah tangga menjangkau pangan dari sisi ekonomi (memiliki pendapatan). Pendapatan yang diterima oleh keluarga petani bisa berasal dari kegiatan pertanian baik itu sebagai petani pemilik penggarap, penyewa, penyakap ataupun sebagai buruh tani, dan kegiatan non pertanian serta percampuran diantara keduanya. Total pendapatan yang diterima oleh petani dan keluarganya, akan mempengaruhi daya beli petani terhadap pangan dan pola konsumsinya, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani. Berdasarkan Survei Konsumsi Pangan Kabupaten Jepara Tahun 211, tingkat konsumsi pangan di Kabupaten Jepara masih didominasi oleh besarnya konsumsi padi-padian terutama beras, kemudian disusul oleh konsumsi pangan hewani dan kacang-kacangan. Konsumsi Energi di Kabupaten Jepara sebesar 197,3 kkal/kapita/hari. Sedangkan besar konsumsi energi berdasarkan karakteristik agroekologi yaitu wilayah pertanian sebesar 192,8 kkal/kapita/hari, wilayah perikanan sebesar 1947,8 kkal/kapita/hari, dan wilayah lainnya sebesar 217,3 kkal/kapita/hari. Berdasarkan data tersebut besarnya konsumsi energi wilayah pertanian mempunyai nilai yang paling rendah bahkan belum memenuhi kecukupan energi yaitu 2 kkal/kap/hari. Kecamatan Welahan merupakan wilayah yang memiliki luas panen padi terbesar di Kabupaten Jepara. Hal ini membuktikan bahwa Kecamatan Welahan adalah daerah pertanian, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di daerah Kecamatan Welahan ini. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Apa saja sumber-sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga petani dan berapa besar kontribusi masing-masing sumber pendapatan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara? 2. Bagaimana konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara?

20 digilib.uns.ac.id 6 3. Bagaimana kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani berdasarkan indikator konsumsi energi, konsumsi protein dan proporsi pengeluaran pangan di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara? 4. Bagaimana hubungan diversifikasi pendapatan dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Mengkaji sumber-sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga petani dan kontribusi masing-masing sumber pendapatan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. 2. Mengkaji konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. 3. Mengkaji kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani berdasarkan indikator konsumsi energi, konsumsi protein dan proporsi pengeluaran pangan di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. 4. Mengkaji hubungan diversifikasi pendapatan dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penilitian ini adalah : 1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi, sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan pangan. 2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis. 3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

21 digilib.uns.ac.id 7 II. LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Djiwandi (22), dalam penelitian tentang Sumber Pendapatan dan Proporsi Pengeluaran Keluarga Petani Untuk Konsumsi, Tabungan dan Investasi Studi Kasus Petani di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten, menyatakan bahwa konsumsi rumah tangga petani menghabiskan 59,89% atau hampir 6% dari pendapatannya. Untuk tabungan rata-rata keluarga petani mengalokasikan 23,97 atau hampir 24% dari pendapatan dan 16,14% untuk diinvestasikan. Hardono dan Saliem (24), dalam penelitian yang berjudul Diversifikasi Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia : Analisis Data Susenas, menunjukkan bahwa struktur pendapatan rumah tangga di Indonesia dicirikan oleh relatif besarnya pangsa pendapatan dari sumber upah/gaji (labor income), khususnya di kota. Selama periode , pangsa pendapatan tersebut meningkat dari 4,4% menjadi 49,9% di tahun 22. Di perkotaan pangsa pendapatan upah/gaji mencapai 5,6% dan meningkat menjadi 59,6%. Pendapatan terbesar kedua berasal dari usaha non pertanian tetapi dengan pangsa cenderung menurun, yaitu dari 24,7% menjadi 23,4%. Pangsa usaha pertanian cenderung menurun dari 19,9% menjadi 13,4%. Penurunan tersebut disebabkan penurunan kontribusi pendapatan dari pengusahaan tanaman, baik pangan maupun nonpangan. Berbeda dengan di desa, usaha pertanian di kota hanya memberikan kontribusi 4,3% pada tahun 1996 dan berkurang menjadi 2,7% pada tahun 22. Sedangkan di pedesaan, meskipun kontribusi pendapatan dari upah/gaji serta usaha nonpertanian masih cukup besar tetapi pangsa pendapatan tertinggi berasal dari usaha pertanian, yaitu mencapai 34,2% pada tahun 22. Hal ini membuktikan bahwa bagi rumah tangga di pedesaan sektor pertanian masih merupakan sektor strategis sehingga pembangunan wilayah pedesaan seharusnya tetap memprioritaskan penanganan sektor tersebut agar dampak pembangunan terhadap peningkatan kesejahteraan commit rumah to user tangga dapat lebih nyata. 7

22 digilib.uns.ac.id 8 Baliwati et al. (28), dalam penelitian yang berjudul Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Penghasil Damar Kabupaten Lampung Barat, menunjukkan bahwa rumah tangga desa penghasil damar mempunyai sumber-sumber pendapatan yang sangat beragam, baik yang berasal dari kepemilikan repong (on farm), pekerjaan terkait pengelolaan damar (off farm), maupun dari pekerjaan lainnya (non farm). Repong mampu memberikan pendapatan yang cukup besar bagi rumah tangga di desa penghasil damar. Rata-rata pendapatan per bulan rumah tangga pemilik repong yaitu sebesar Rp ,-Rp ,. Pendapatan rumah tangga pemilik repong tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan rumah tangga yang bukan pemilik yang hanya memperoleh pendapatan Rp ,-Rp , setiap bulannya. Pada rumah tangga pemilik repong, pendapatan yang diperoleh dari repong sendiri menempati porsi terbesar yaitu 43,27%, pendapatan yang berasal dari kegiatan non farm yaitu sebesar 34,24%, dan sumbangan terakhir dari diversifikasi pendapatan yang diperoleh rumah tangga berasal dari pekerjaan terkait pengelolaan damar (off farm) yaitu sebesar 22,49%. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, diversifikasi pendapatan sangat diperlukan oleh rumah tangga petani, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup baik pangan maupun non pangan. Rumah tangga di perdesaan pada umumnya tidak menggantungkan seluruh hidupnya pada satu sumber pendapatan, melainkan dari beberapa sumber pendapatan. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai hubungan diversifikasi pendapatan yang diperoleh rumah tangga petani terhadap ketahanan pangan keluarga. Ketahanan rumah tangga petani dipengaruhi oleh pendapatan yang diterima oleh rumah tangga petani baik berasal dari usahatani maupun dari non usahatani. Petani yang mempunyai pendapatan rendah pada umumnya akan mendahulukan pengeluaran untuk pangan, khususnya pangan pokok. Oleh karena itu pendapatan sangat menentukan pola konsumsi pangan dan besarnya asupan

23 digilib.uns.ac.id 9 gizi yang harus dipenuhi sebagai kebutuhan dasar manusia, dalam hal ini peneliti akan menekankan pada rumah tangga petani di Kabupaten Jepara. B. Tinjauan Pustaka 1. Rumah Tangga Petani Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu : rumah tangga biasa (ordinary household) dan rumah tangga khusus (special household). Rumah tangga biasa (ordinary household) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu. Rumah tangga khusus (special household) adalah orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan atau lembaga serta sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 1 orang atau lebih (BPS a, 29). Sajogyo (22), mendefinisikan petani sebagai pengolah tanah di pedesaan. Di Indonesia, kelompok masyarakat ini adalah salah satu kelompok masyarakat yang rata-rata berada di bawah garis kemiskinan. Selain itu kepemilikan luasan lahan dan pendapatan rata-rata yang diterima oleh petani pada umumnya relatif kecil bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang sekurangkurangnya satu orang anggota rumah tangga melakukan kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar untuk memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko sendiri. Kegiatan dimaksud meliputi bertani/berkebun, beternak ikan dikolam, karamba maupun tambak, menjadi nelayan, dan mengusahakan ternak/unggas (BPS a, 29).

24 digilib.uns.ac.id 1 2. Pendapatan Rumah Tangga Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari balas jasa faktor produksi tenaga kerja (upah dan gaji, keuntungan, bonus, dan lain lain), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil, dan lain lain), dan pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain (transfer) (BPS a, 29). Saleh dalam Djiwandi (22), jumlah pendapatan yang diperoleh pada setiap rumah tangga petani tidak sama besarnya antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam hal pemilihan tanah pertanian, modal usaha, dan kesempatan untuk memperoleh lapangan kerja baik di sektor pertanian maupun si luar sektor pertanian. Pendapatan yang diperoleh keluarga petani baik dari usaha tani maupun dari luar usahatani akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan adanya perbedaan tingkat pendapatan akan menimbulkan perbedaan-perbedaan pada distribusi pendapatan termasuk pola konsumsi rumah tangga dan penguasaan modal bukan tanah. Sebagai contoh, rumah tangga petani kecil atau buruh tani, karena pendapatannya relatif kecil untuk konsumsi rumah tangga hanya mampu membeli kebutuhan pokok saja. Sedangkan petani bertanah luas, karena pendapatannya besar di samping mampu membeli barang-barang konsumsi pokok rumah tangga, juga mampu membeli barang-barang kebutuhan sekunder seperti barang-barang perlengkapan rumah tangga, alat transportasi, alat hiburan dan masih mempunyai sisa untuk ditabung atau diinvestasikan (Djiwandi, 22). 3. Diversifikasi Pendapatan Rumah Tangga Diversifikasi pendapatan bisa dianggap sebagai suatu norma. Hal ini dapat terjadi karena relatif sedikit orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari satu sumber pendapatan/mengharapkan kesejahteraannya hanya

25 digilib.uns.ac.id 11 pada satu jenis aset, atau menggunakan aset-aset hanya pada satu aktivitas tunggal. Sebagai suatu norma, diversifikasi menjadi prasyarat bagi rumah tangga untuk dapat mencapai atau mempertahankan kepuasan (utility) pada tingkat tertentu. Kondisi perekonomian yang semakin sulit dapat menjadikan diversifikasi pendapatan sebagai suatu pilihan strategi kehidupan (livelihood strategy) bagi banyak rumah tangga, khususnya di Negara-negara berkembang (Barret dan Reardon, 2). Diversifikasi pendapatan sering dikaitkan dengan upaya penanggulangan resiko (coping strategy), kesempatan atau ketidakpastian pendapatan atas tenaga kerja dan lahan. Di tingkat rumah tangga, diversifikasi dapat dilakukan melalui penganekaragaman usaha dan pemanfaatan aset, selain dimaksudkan untuk mencari nilai tambah kapital juga untuk mengurangi instabilitas pendapatan rumah tangga. Diversifikasi pendapatan dapat dilakukan di kegiatan pertanian, nonpertanian, ataupun kombinasi dari keduanya (Hardono dan Saliem, 24). 4. Konsumsi Pangan Menurut Saliem dalam Ariani (25), pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu. Menurut UU RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, yang dimaksud dengan pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik diolah ataupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan makanan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Konsumsi pangan merupakan informasi pangan yang dimakan (dikonsumsi) oleh seseorang commit atau to kelompok, user baik berupa jenis maupun

26 digilib.uns.ac.id 12 jumlahnya pada waktu tertentu. Artinya konsumsi pangan dapat dilihat dari aspek jumlah maupun jenis pangan yang dikonsumsi. Konsumsi pangan berkaitan erat dengan gizi dan kesehatan, kesejahteraan, pengupahan, serta perencanaan ketersediaan dan produksi pangan (Hardinsyah dan Suhardjo, 199). Menurut Harper et al. (1986), konsumsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor dan pemilihan jenis maupun banyaknya pangan yang dimakan. Akan tetapi faktor-faktor yang tampaknya sangat mempengaruhi konsumsi pangan dimana saja di dunia adalah jenis dan banyaknya pangan yang diproduksi dan tersedia; tingkat pendapatan; dan pengetahuan gizi. Tiga tujuan seseorang mengkonsumsi pangan yaitu tujuan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah untuk memenuhi rasa lapar atau keinginan memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memenuhi kepuasan emosional ataupun selera seseorang. Tujuan sosiologis adalah berhubungan dengan upaya pemeliharaan hubungan antar manusia dalam kelompok kecil maupun kelompok besar (Una, 28). Menurut Hardinsyah dan Martianto (1992), jumlah dan komposisi gizi yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dari konsumsi pangannya dapat dihitung atau dinilai dari jumlah pangan yang dikonsumsinya dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Secara umum penilaian jumlah zat gizi yang dikonsumsi dihitung sebagai berikut : BPj Bddj Gij= x xkgij 1 1 Dimana : KGij : Kandungan zat gizi tertentu (i) dari pangan j atau makanan yang dikonsumsi sesuai dengan satuannya BPj : Berat makanan atau pangan j yang dikonsumsi (gram)

27 digilib.uns.ac.id 13 Bddj : Bagian yang dapat dimakan (dalam persen atau gram dari 1 gram pangan atau makanan j) Gij : Zat gizi yang dikonsumsi dari pangan atau makanan j 5. Pengeluaran untuk Konsumsi Pengeluaran total dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu pengeluaran untuk pangan dan barang-barang bukan pangan. Proporsi antara pengeluaran pangan dan bukan pangan juga digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kesejahteraan atau ketahanan pangan rumah tangga. Dari proporsi pengeluaran pangan dapat diungkapkan bahwa semakin tinggi proporsi pengeluaran pangan berarti tingkat kesejahteraan atau ketahanan pangan rumah tangga semakin rendah atau rentan (Purwantini dan Ariani, 25). Makanan merupakan kebutuhan manusia untuk tetap hidup, sehingga sebesar apapun pendapatan seseorang ia akan tetap berusaha untuk mendapatkan makanan yang memadai. Seseorang atau suatu rumah tangga akan terus menambah konsumsi makanannya sejalan dengan bertambahnya pendapatan, namun sampai batas tertentu penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, karena kebutuhan manusia akan makanan pada dasarnya memiliki titik jenuh. Bila secara kuantitas kebutuhan seseorang sudah terpenuhi, maka lazimnya ia akan mementingkan kualitas atau beralih pada pemenuhan kebutuhan bukan makanan. Dengan demikian ada kecenderungan semakin tinggi pendapatan seseorang semakin berkurang persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan. Oleh karena itu komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran guna menilai tingkat kesejaheraan ekonomi penduduk, dengan asumsi bahwa penurunan persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran merupakan gambaran membaiknya tingkat perekonomian penduduk (Aritonang, 2).

28 digilib.uns.ac.id 14 Tingkat konsumsi pangan kaitannya dengan pendapatan menurut Handajani (1994), dapat dibagi menjadi 3 yaitu : a. Initial stage dari pada tingkat konsumsi pangan. Makanan yang dibeli semata-mata hanya untuk mengatasi rasa lapar. Makanan yang dikonsumsi hanya kalori, dan biasanya hanya berupa bahan-bahan karbohidrat saja. Dalam hal ini kualitas pangan hampir tidak terpikirkan. Karakteristik tingkat ini, ada korelasi erat antara pendapatan dan tingkat konsumsi pangan. Jika pendapatan naik, maka tingkat konsumsi pangan akan naik. b. Marginal stage daripada konsumsi pangan. Pada tingkat ini korelasi antara tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi pangan tidak linear, artinya kenaikan pendapatan tidak memberi reaksi yang proporsional terhadap tingkat konsumsi pangan. c. Stable stage daripada tingkat konsumsi pangan. Pada tingkat ini kenaikan pendapatan tidak memberikan respon terhadap kenaikan konsumsi pangan. Pada tingkat ini ada kecenderungan mengkonsumsi pangan secara berlebihan, tanpa mempertimbangkan gizi. Keterkaitan pendapatan dan ketahanan pangan dapat dijelaskan dengan hukum Engel. Menurut hukum Engel, pada saat terjadinya peningkatan pendapatan, konsumen akan membelanjakan pendapatannya untuk pangan dengan proporsi yang semakin mengecil. Sebaliknya, bila pendapatan menurun, porsi yang dibelanjakan untuk pangan semakin meningkat (Soekirman, 2). 6. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pengertian ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (Soetrisno, 25). Dari pengertian tersebut, tersirat bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional harus lebih dipahami sebagai pemenuhan kondisi-kondisi berikut :

29 digilib.uns.ac.id 15 a. Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, dengan pengertian ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. b. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, dengan pengertian bebas dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman menurut kaidah agama. c. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, dengan pengertian bahwa distribusi pangan harus mendukung tersedianya pangan setiap saat dan merata di seluruh tanah air. d. Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan bahwa pangan mdah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau. Badan Ketahanan Pangan (21) menyatakan bahwa Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun. Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan. Petani adalah produsen pangan dan petani adalah juga sekaligus kelompok konsumen terbesar yang sebagian masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan. Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan sekaligus juga harus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Di sinilah perlu sekali peranan pemerintah dalam melakukan pemberdayaan petani. Rachman dan Ariani (22), mengungkapkan bahwa konsep dan pengertian atau definisi ketahanan pangan sangat luas dan beragam. Namun demikian dari luas dan beragamnya konsep ketahanan pangan tersebut intinya adalah terjaminnya ketersediaan pangan bagi umat manusia secara cukup serta commit terjaminnya to user pula setiap individu untuk

30 digilib.uns.ac.id 16 memperoleh pangan dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan untuk dapat hidup sehat dan beraktivitas. Terkait dengan konsep terjamin dan terpenuhinya kebutuhan individu tersebut perlu pula diperhatikan aspek jumlah, mutu, keamanan pangan, budaya lokal, serta kelestarian lingkungan dalam proses memproduksi dan mengakses pangan. Dalam perumusan kebijakan maupun kajian empiris ketahanan pangan, penerapan konsep ketahanan pangan tersebut perlu dikaitkan dengan sistem hirarki sesuai dimensi sasaran dimulai dari tingkat individu, rumah tangga, masyarakat/komunitas, regional, nasional, maupun global. Menurut Suhardjo dalam Ilham et al. (28), ketahanan pangan rumah tangga dicerminkan oleh beberapa indikator antara lain : (1) tingkat kerusakan tanaman, ternak dan perikanan. (2) penurunan produksi pangan, (3) tingkat persediaan pangan di rumah tangga, (4) proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total, (5) fluktuasi harga pangan utama yang umum dikonsumsi rumah tangga, (6) perubahan kehidupan sosial, seperti migrasi, menjual/menggadaikan aset, (7) keadaan konsumsi pangan berupa kebiasaan makan, kuantitas dan kualitas pangan serta (8) status gizi. C. Kerangka Teori Kemampuan rumah tangga untuk memperoleh penghasilan memberikan batasan terhadap ketersediaan pangan. Suatu rumah tangga dapat menerima penghasilan pendapatan dari berbagai sumber. Pendapatan dapat dihasilkan dari anggota keluarga yang bekerja di kegiatan usahatani, dengan bekerja pada pekerjaan bukan usahatani, dan dengan memproduksi barang-barang kerajinan rumah tangga (Harper et al., 1986). Pendapatan merupakan faktor utama yang menentukan perilaku rumah tangga dalam melakukan pola konsumsi pangan dan penganekaragaman pangan. Bagi rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah maka sebagian besar pendapatan yang diterima akan dialokasikan untuk membeli barangbarang kebutuhan primer. Rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah umumnya mengalami kondisi rawan pangan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi tersebut rumah tangga melakukan diversifikasi pendapatan, sehingga

31 digilib.uns.ac.id 17 pendapatan yang diperoleh rumah tangga tidak hanya berasal dari satu sumber saja (Hardono dan Saliem, 24). Diversifikasi pendapatan dapat diartikan sebagai suatu pola pengalokasian sumberdaya tertentu pada berbagai aktivitas untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru. Diversifikasi pendapatan sering dikaitkan dengan upaya penanggulangan resiko (coping strategy), jika rumah tangga mengalami suatu kondisi rawan pangan. Di tingkat rumah tangga, diversifikasi dapat dilakukan melalui penganekaragaman usaha dan pemanfaatan aset produktif rumah tangga untuk meningkatkan kapital atau pendapatan (Hardono dan Saliem, 24). Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. Pengeluaran rumah tangga petani untuk konsumsi pangan berhubungan erat dengan jumlah pendapatan yang dimiliki petani. Pengeluaran total dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu pengeluaran untuk pangan dan barang-barang bukan pangan. Proporsi antara pengeluaran pangan dan bukan pangan juga digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kesejahteraan atau ketahanan pangan rumah tangga. Pada umumnya petani yang mempunyai pekerjaan lebih dari satu tersebut, merupakan kelompok petani yang ekonominya rendah. Oleh sebab itu petani melakukan diversifikasi pendapatan. Dengan adanya diversifikasi pendapatan tersebut diharapkan konsumsi pangan maupun non pangan keluarga dapat dipenuhi dengan baik. Hukum Engel menyatakan dengan asumsi selera seseorang adalah tetap, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk pangan akan semakin kecil seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan. Pada tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga akan memprioritaskan pada pangan dengan harga murah seperti pangan sumber energi, kemudian dengan semakin meningkatnya pendapatan, akan terjadi perubahan preferensi konsumsi yaitu dari pangan dengan harga murah beralih ke pangan yang harganya mahal seperti pangan sumber protein (Purwantini dan Ariani, 25).

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KABUPATEN KLATEN SEPA : Vol. 7 No.2 Pebruari 2011 : 110 118 ISSN : 1829-9946 ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KABUPATEN KLATEN HUSNUL AMALIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketahanan Pangan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercemin dari tersedianya

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Skripsi Untuk memenuhi

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA DIVERSIFIKASI PENDAPATAN, TINGKAT KETAHANAN PANGAN DAN COPING STRATEGY RUMAHTANGGA PETANI DI PINGGIRAN KOTA (PERI URBAN) KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : Okky Lianawati

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PADA RUMAH TANGGA PETANI RAWAN BENCANA BANJIR DI KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PADA RUMAH TANGGA PETANI RAWAN BENCANA BANJIR DI KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI ANALISIS KETAHANAN PANGAN PADA RUMAH TANGGA PETANI RAWAN BENCANA BANJIR DI KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI Oleh: Henditya Surya Putranto H 1307072 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PEMANFAATAN KREDIT DARI KOPERASI KELOMPOK TANI (KKT) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS KOMPARATIF PEMANFAATAN KREDIT DARI KOPERASI KELOMPOK TANI (KKT) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS KOMPARATIF PEMANFAATAN KREDIT DARI KOPERASI KELOMPOK TANI (KKT) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Oleh : Fitri Kisworo Wardani H0808102

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H0812104 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERITAS SEBELAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh MALINDA APTIKA RACHMAH PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi manusia. Pangan yang bermutu, bergizi, dan berimbang merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI RAWIT DI DESA PAGERJURANG KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh Yunita Khusnul Khotimah H0813180 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI KETELA RAMBAT KUNING DAN KETELA RAMBAT PUTIH DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi Oleh : Fika Ayu Widayanti H0809048 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H

ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI Oleh: Nurul Khotimah H 0813137 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 i ANALISIS USAHA

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) ( Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen ) SKRIPSI Oleh Susi Naluri H0809104

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL Program Studi Agribisnis Oleh : Fadhilah Nurina Apsari H 0809044 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu

II. LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu digilib.uns.ac.id 11 II. LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah tentang pendapatan dan perpindahan angkatan kerja pedesaan bekerja di sektor

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN SRAGEN digilib.uns.ac.id ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN SRAGEN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN POKOK DAN POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN POKOK DAN POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN POKOK DAN POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Oleh: Atika Ekayana H 0809018 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN PADA DAERAH RAWAN BANJIR DI KABUPATEN BOJONEGORO MENUJU EKONOMI KREATIF BERBASIS KETAHANAN PANGAN WILAYAH

PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN PADA DAERAH RAWAN BANJIR DI KABUPATEN BOJONEGORO MENUJU EKONOMI KREATIF BERBASIS KETAHANAN PANGAN WILAYAH PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN PADA DAERAH RAWAN BANJIR DI KABUPATEN BOJONEGORO MENUJU EKONOMI KREATIF BERBASIS KETAHANAN PANGAN WILAYAH RINGKASAN Suprapti Supardi dan Aulia Qonita Penelitian

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PETANI KELAPA SAWIT DESA TALIKUMAIN KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU

POLA KONSUMSI PETANI KELAPA SAWIT DESA TALIKUMAIN KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU POLA KONSUMSI PETANI KELAPA SAWIT DESA TALIKUMAIN KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU LUKMAN 1), IKHSAN GUNAWAN, SP. MMA 2), RINA FEBRINOVA, SE. MMA 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) Dosen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok dan komoditi strategis dalam kehidupan manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya secara sehat dan produktif. Namun, dalam kenyataannya

Lebih terperinci

BAB VIII KEMISKINAN DAN KETAHANAN PANGAN DI SUMATERA SELATAN

BAB VIII KEMISKINAN DAN KETAHANAN PANGAN DI SUMATERA SELATAN BAB VIII KEMISKINAN DAN KETAHANAN PANGAN DI SUMATERA SELATAN Faharuddin, M.Si. (Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Sumatera Selatan) 8.1. Konsep Dasar Ketahanan Pangan Ketahanan pangan dikonseptualisasikan

Lebih terperinci

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS PADI MULYA DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Oleh : Rita Tutik

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA IDENTIFIKASI SUB SEKTOR PERTANIAN DAN PERANNYA DALAM MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI EKS KARESIDENAN KEDU (PENDEKATAN MINIMUM REQUIREMENTS TECHNIQUE DAN INDEKS WILLIAMSON) SKRIPSI Oleh : Dinan Azifah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu butir yang tercantum dalam pembangunan milenium (Millenium Development Goals) adalah menurunkan proporsi penduduk miskin dan kelaparan menjadi setengahnya antara tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG.

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG. KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI BUNGA KRISAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Oleh ASTARI MAGHFIRA NIM : 2304013190012 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas dan perikehidupan masyarakat Indonesia, yang dilakukan secara terus menerus, berlandaskan kemampuan wilayah dengan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN PROPORSI PENGELUARAN PANGAN DAN KECUKUPAN GIZI RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN CILACAP

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN PROPORSI PENGELUARAN PANGAN DAN KECUKUPAN GIZI RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN CILACAP 1 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN PROPORSI PENGELUARAN PANGAN DAN KECUKUPAN GIZI RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN CILACAP Ayu Nilasari, Mohd. Harisudin, Widiyanto Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017 POLA KONSUMSI PANGAN PADA RUMAH TANGGA PETANI DI DESA RUGUK KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Food Consumption Patterns of Farmers Household at Ruguk Village Ketapang Sub District South Lampung

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Menurut Saliem dkk dalam Ariani dan Tribastuti (2002), pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN KULON PROGO

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN KULON PROGO digilib.uns.ac.id ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN KULON PROGO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki dan harus dipenuhi oleh negara maupun masyarakatnya. Menurut Undang Undang nomor 7 tahun 1996 tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan pangan yang cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok masyarakat Indonesia adalah beras. Beras

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN digilib.uns.ac.id ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat sarjana pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat sarjana pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP SISTEM PENGHIDUPAN RUMAHTANGGA PETANI (STUDI KASUS: KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional selama ini mempunyai tugas utama untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, menyediakan kesempatan kerja, serta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE NON SAWAH DI KABUPATEN KENDAL SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE NON SAWAH DI KABUPATEN KENDAL SKRIPSI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE NON SAWAH DI KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar sarjana pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis OLEH: NAEMA K. H. GORANG MAU S641408013 PROGRAM

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN AGROWISATA JAMBU MERAH DI DESA JATIREJO KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

SIKAP PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN AGROWISATA JAMBU MERAH DI DESA JATIREJO KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR SIKAP PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN AGROWISATA JAMBU MERAH DI DESA JATIREJO KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar sarjana pertanian

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN. Skripsi

STUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN. Skripsi STUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN Skripsi Oleh : Denok Setia Pratiwi H 0809022 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i STUDI KOMPARATIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia, pemenuhan kecukupan

Lebih terperinci

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY) AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar, dianggap strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis. Terpenuhinya pangan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI KELOMPOK TANI SEDYO LESTARI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL

ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI KELOMPOK TANI SEDYO LESTARI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI KELOMPOK TANI SEDYO LESTARI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Pangan adalah sesuatu yang hakiki dan menjadi hak setiap warga negara untuk memperolehnya. Ketersediaan pangan sebaiknya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI

ANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI ANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI Oleh: RISA TRI YUNIARSIH H0809097 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2013

Lebih terperinci

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO. 060822 KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : SHINTYA SARI DEWI NST NIM : 051000123 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI AGROINDUSTRI TAHU BAKSO DI KECAMATAN UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh: Alifian Adi Fathoni H0812012 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 i ANALISIS EFISIENSI

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN SRAGEN (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis)

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN SRAGEN (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis) ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN SRAGEN (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM KARAKTERISTIK DAN ARAH PERUBAHAN KONSUMSI DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA Oleh : Harianto

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh : ZAENUL LAILY

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh : ZAENUL LAILY ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh : ZAENUL LAILY PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI ) SKRIPSI Oleh Amalia Nita Kusumastuti H 0812013 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian bagi perekonomian Indonesia adalah pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB), sumber penghasil devisa, penyediaan bahan baku industri dan bahan pangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan esensial dan komoditas paling strategis dalam kehidupan manusia, pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hak azasi manusia. Ketahanan pangan berdasarkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI SKRIPSI

IDENTIFIKASI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI SKRIPSI IDENTIFIKASI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI SKRIPSI Oleh : Selviana M H 0809101 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit i to user IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

ANALISIS DAYA SAING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH ANALISIS DAYA SAING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh : Nikmatul Fitri Munawaroh H0809087 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS DAYA SAING JAGUNG DI KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Food Security, Household, Ordinal Logistik Regression

ABSTRACT. Keywords : Food Security, Household, Ordinal Logistik Regression ABSTRACT INDA WULANDARI. Determinant of Household Food Security in East Nusa Tenggara Province. Under supervision of SRI HARTOYO and YETI LIS PURNAMADEWI. The issue of food security has become an important

Lebih terperinci

CURAHAN WAKTU DAN PENDAPATAN TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA INDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

CURAHAN WAKTU DAN PENDAPATAN TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA INDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI CURAHAN WAKTU DAN PENDAPATAN TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA INDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar Sarjana Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang subsidi pupuk merupakan

Lebih terperinci

TESIS. Disusun oleh: MUHAMMAD NURWIBOWO NIM. S

TESIS. Disusun oleh: MUHAMMAD NURWIBOWO NIM. S STRUKTUR DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA SERTA STRATEGI KEBIJAKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI JAGUNG DI LAHAN PERHUTANI DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH TESIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan pangan. Banyak kasus kurang gizi disebabkan karena rendahnya pemahaman pola konsumsi yang sehat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah retrospektif. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan yaitu (1) Kabupaten Lampung Barat akan melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BLITAR TAHUN

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BLITAR TAHUN digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BLITAR TAHUN 2007-2011 Skripsi Diajukan Sebagai Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH

CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH Oleh: Achmad Djauhari dan Supena Friyatno*) Abstrak Kelompok rumah tangga adalah sasaran utama dalam program peningkatan dan perbaikan tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Oleh : Khusnul Khatimah H 0809070 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i ANALISIS PERANAN SEKTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola Konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumahtangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam menyusun pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah Tangga. Ketahanan pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah Tangga. Ketahanan pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Ketahanan pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang dapat dicerminkan dari tersedianya pangan yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU TINGKAT KONSUMSI PADA MASYARAKAT BERBASIS POLA PANGAN JAGUNG DI DESA GETAS, KECAMATAN KALORAN, KABUPATEN TEMANGGUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU TINGKAT KONSUMSI PADA MASYARAKAT BERBASIS POLA PANGAN JAGUNG DI DESA GETAS, KECAMATAN KALORAN, KABUPATEN TEMANGGUNG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU TINGKAT KONSUMSI PADA MASYARAKAT BERBASIS POLA PANGAN JAGUNG DI DESA GETAS, KECAMATAN KALORAN, KABUPATEN TEMANGGUNG DETERMINANT FACTORS ANALYSIS OF CONSUMPTION LEVELS AMONG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif analitis. Metode deskriptif memusatkan perhatian pada pemecahan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN INDIKATOR KINERJA (IKU) INSTANSI VISI MISI TUJUAN TUGAS : BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Salah satu output yang diharapkan dalam pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut Menteri Kesehatan (2000), SDM

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial budaya dipengaruhi banyak hal yang saling kait mengait, di samping untuk memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di wilayah tropis. Sehingga berbagai jenis

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN NGAWI ERA SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH (TAHUN ) TESIS

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN NGAWI ERA SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH (TAHUN ) TESIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN NGAWI ERA SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH (TAHUN 1997 2011) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

SKRIPSI PENILAIAN KUALITAS TANAH SAWAH BERBASIS PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Nadhifah H

SKRIPSI PENILAIAN KUALITAS TANAH SAWAH BERBASIS PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Nadhifah H SKRIPSI PENILAIAN KUALITAS TANAH SAWAH BERBASIS PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN DEMAK Oleh : Nadhifah H0712132 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 PENILAIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI DisusunOleh : Ari Hendardi (20100220023) PROGRAM STUDI JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Amang (1993), Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Puji Nurcahyanti H

SKRIPSI. Oleh : Puji Nurcahyanti H HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : Puji Nurcahyanti

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL Atika Ekayana, Eny Lestari, RR. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN NON BERAS DI KABUPATEN MAGELANG

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN NON BERAS DI KABUPATEN MAGELANG FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN NON BERAS DI KABUPATEN MAGELANG Tesis Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Responden 1. Umur Umur merupakan suatu ukuran lamanya hidup seseorang dalam satuan tahun. Umur akan berhubungan dengan kemampuan dan aktivitas seseorang dalam melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Oleh: ISTIANA F0108156 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

POLA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MENURUT TINGKAT KETAHANAN PANGAN DI PROPINSI JAWA TENGAH

POLA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MENURUT TINGKAT KETAHANAN PANGAN DI PROPINSI JAWA TENGAH 1 POLA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MENURUT TINGKAT KETAHANAN PANGAN DI PROPINSI JAWA TENGAH Yunastiti Purwaningsih 1, Slamet Hartono 2, Masyhuri 2, Jangkung Handoyo Mulyo 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci