BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kevin Rudd terpilih menjadi Perdana Menteri Australia yang ke-29 pada tanggal 3 Desember Dia sebagai Perdana Menteri Australia yang baru menggantikan John Howard dari Partai Liberal. Pada Pemilu 2007, Kevin Rudd memperoleh kemenangan mutlak atas rival politiknya John Howard dari Partai Liberal. Partai Buruh pimpinan Rudd mendapat dukungan yang begitu tinggi dari mayarakat Australia. Dimana Partai Buruh tempatnya bernaung mendapatkan 823 kursi, sementara Partai Liberal mendapatkan 55 kursi, dan Partai Nasional mendapatkan 10 kursi (Partai Liberal dan Nasional bergabung membentuk koalisi Partai) 1. Kemenangan Partai Buruh dan terpilihnya Kevin Rudd sebagai Perdana Menteri Australia sekaligus mengakhiri sebelas tahun dominasi kubu konservatif pimpinan John Howard. Dimana sebelumnya kemenangan Kevin Rudd sudah dapat diprediksi melalui berbagai polling yang dimuat di berbagai media, sejak kemunculannya sebagai pemimpin baru. Dari segi popularitas pun mengalahkan pemimpin lainnya. Kevin Rudd dikenal sebagai sosok seorang politikus, legislator sekaligus diplomat ulung yang fasih Mandarin. Masa jabatan kepemimpinan Kevin Rudd di Australia terbilang pendek (terpendek sejak tahun 1971). Namun demikian, Australia di bawah kepemimpinan Kevin Rudd menjadi negara yang memperlihatkan keterbukaan terhadap negara-negara Asia. Selama memimpin Australia, Kevin Rudd menjalankan beberapa kebijakan politik luar negeri yang cenderung berbeda dengan rezim sebelumnya. Pemerinthan Kevin Rudd terkesan agak melunak dalam menjalin hubungan dengan negara-negara di sekitarnya termasuk Indonesia. Sementara rezim pemerintahan John Howard memiliki kebijakan yang banyak menimbulkan ketegangan hubungan antar kedua negara. Sejarah perjalanan hubungan Australia-Indonesia, bila dilihat secara seksama hubungan kedua negara ini menunjukkan kecenderungan yang lebih bersahabat, akomodatif dan stabil tatkala partai dan pemerintahan yang berkuasa di Australia berada di tangan Partai Buruh Australia (Australian Labour Party). Sementara sosok politik luar negeri Australia 1 Australian Electoral Commission, 2007 Federal Election House of Representatives First Preferences By Party (online), 2007, diakses 21 juli

2 pada masa pemerintahan Partai Konservatif Liberal/Nasional pada era pemerintahan Perdana Menteri John Howard ( ), secara umum lebih bersifat kurang akomodatif dan cenderung konfrontatif terhadap Indonesia. 2 Hal ini misalnya terlihat ketika meletusnya kasus Irian Barat, kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia, isu perang terhadap terorisme yang bermuara pada kecurigaan yang sangat besar pemerintahan Australia terhadap Islam di Indonesia, dan kasus pemberian visa kepada warga Papua. Isu Papua sendiri memang menjadi isu paling sensitif bagi hubungan Canberra-Jakarta. Ini dikarenakan dapat memicu terbentuknya persepsi yang sangat kuat di Indonesia bahwa Australia mendukung separatisme di Papua. Persepsi ini semakin menguat sejak referendum Timor Timur tahun 1999 yang berujung pada terbentuknya negara Timor Leste. Ketika pada tahun 1996, John Howard yang bernaung dibawah dukungan Partai konservatif Liberal resmi menjadi Perdana Menteri terpilih. Pada masa kepemimpinannya, dinamika hubungan Australia dan Indonesia mengalami fluktuasi yang panjang. Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri, Howard dan Partai Liberal dalam pemerintahannya mulai mengeluarkan serangkaian kebijakan baru terkait politik luar negeri Australia, pertahanan, dan perdagangan. Kebijakan tersebut meliputi: White Paper on Foreign Trade Policy pada Agustus 1997, dan Australia Strategic Policy pada Desember 1997 (Wuryandari 2001; Kelly 2006). Meski dalam agenda kebijakan luar negeri pemerintahan Howard tertera bahwa Asia Pasifik menduduki posisi tertinggi dan penting, namun dalam implementasinya justru banyak kebijakan dari pemerinthan Howard yang bersifat kontraproduktif bagi hubungan Australia dengan negara tetangganya. Pemerintahan era Perdana Menteri Howard identik dengan kekerasannya dalam menjalankan politik luar negerinya. Ketergantungan terhadap Amerika Serikat dan sekutu dalam kebijakan keamanan luar negerinya menjadi hal utama. Sejak awal pemerintahannya, Howard terlihat bingung dengan arah kebijakan luar negeri Australia. Walaupun setelah Howard dilantik sebagai Perdana Menteri, ia mengatakan bahwa pemerintah koalisi Leberal akan melanjutkan kebijakan pemerintah Buruh sebelumnya yang dipimpin Paul Keating, yakni memiliki hubungan yang kuat dengan Asia. 3 Namun pernyataan tersebut hanya sebatas retorika. Pemerintahan Howard dinilai tidak memberikan perhatian secara khusus terhadap kebijakan luar negeri Australia. Stagnasi kebijakan luar negeri pada masa pemerintahan Howard menyebabkan banyaknya kritikan yang ditujukan 2 Lihat Michael Wesley (2007). The Howard Paradox: Australia Diplomacy in Asia Sydney: ABC Books, p Ganewati Wuryandari, Gaya dan Substansi Politik Luar Negeri Australia , dalam Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Australia , Jakarta, LIPI, 2001, hlm

3 kepadanya. Hal ini disebabkan oleh salah satu fungsi kebijakan luar negeri ialah mempromosikan berbagai kepentingan nasional Australia. Stagnasi kebijakan luar negeri di awal pemerintahan Howard dikarenakan pada saat pertama menjabat sebagai Perdana Menteri, Howard hanya memiliki sedikit kontak Internasional. Ia juga tidak memiliki jaringan dengan regional serta memiliki kecurigaan terhadap pengaruh Hawke dan Keating pada Departemen Luar Negeri dan Perdagangan. Selain itu, Howard juga kurang memahami tentang konsep kebijakan luar negeri dan memliki empati rendah terhadap Asia, khususnya Indonesia. 4 Pemerintahan Howard dan Menteri luar negerinya Alexander Downer kurang memiliki antusiasme dalam politik luar negeri. Oleh sebab itu politik luar negeri Australia mengalami kemunduran dalam konteks kedekatan dengan Indonesia dan negara-negara di Asia lainnya. Sementara itu, dalam menjalankan politik luar negerinya, Australia pada masa kepemimpinan Kevin Rudd dibawah Partai Buruh dikenal sebagai pribadi yang sangat dekat dengan Asia. Pemerinthanan Kevin Rudd banyak dianggap tidak sekeras ketika Australia dikuasai oleh pemerintahan Howard. Dalam bidang politik luar negeri dan keamanan, pemerintahan Kevin Rudd terkesan lebih memfokuskan arah kebijakan politik luar negerinya pada kawasan terdekat. Dengan kata lain, pemerintah Australia tidak selamanya akan ikut dalam koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Disini Indonesia dipandang sebagai wilayah strategis yang penting dalam mendukung kepentingan Australia. Seperti diketahui bahwa Indonesia menjadi negara pertama yang menjadi tujuan kunjungan luar negeri Rudd. Dalam salah satu pilar kebijakan politik luar negeri pemerintahan Kevin Rudd, Indonesia memiliki peranan penting yang tertuang dalam poin comprehensive engagement dengan Asia. Indonesia dipandang sebagai mitra strategis untuk menjaga stabilitas kawasan pasifik Selatan. Ada beberapa hal yang menarik mengenai arah politik luar negeri Australia terhadap Indonesia pada masa pemerintahan Kevin Rudd. Dapat dikatakan bahwa pemerintahan Kevin Rudd cenderung berbeda dengan rezim yang dipimpin oleh John Howard dari Partai Liberal, dalam memandang dan menempatkan Indonesia sebagai mitra strategis. Meskipun pada masa pemerintahan John Howard, Indonesia disebutkan menjadi elemen penting dalam mendukung politik luar negeri Australia, namun pada kenyataannya justru pemerinthan Howard banyak memiliki kebijakan yang menimbulkan ketegangan hubungan dengan Indonesia. Residual isu Australia-Indonesia dari pemerintahan sebelumnya pimpinan John Howard, masih menumpuk dan memerlukan perhatian untuk diselesaikan. Mengingat Hubungan Indonesia- 4 Paul Kelly, 2006, Howard s Decade, Lowy Institute for International Policy paper 15, Longueville, Sydney. Hlm 5. 3

4 Australia telah beberapa kali mengalami pasang surut dan mengalami masa-masa sulit pada masa itu. Sementara itu, pemerintahan Kevin Rudd di bawah naungan dari Partai Buruh Australia terkenal dengan keramahannya dengan Asia, khususnya Indonesia. Kemampuan pemerintahan Kevin Rudd dalam upaya membangun dan mengelola hubungan Australia- Indonesia agar berjalan akrab seperti yang terjadi pada masa kejayaan Paul Keating ( ) menjadi harapan banyak pihak. Tak dapat dipungkiri bahwa pemerintah Australia berkepentingan terhadap Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya. Dari pembahasan diatas, penulis melihat bahwa hubungan pemerintah Australia- Indonesia selalu mengalami fase naik-turun. Kebijakan pemerintah masing-masing negara kerapkali berubah seiring dengan perubahan pemerintahan dan figur kepemimpinannya, terutama di Australia. Pergantian pemerintahan di Australia dari Partai Buruh ke Partai konservatif Koalisi Liberal/Nasional ataupun sebaliknya memiliki pengaruh yang cukup berarti bagi hubungan bilateral kedua negara. B. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang akan penulis jawab dalam skripsi ini adalah: Apa yang membedakan kebijakan pemerintahan Kevin Rudd dengan rezim pemerintahan John Howard terhadap Indonesia? Mengapa terjadi perbedaan dalam kebijakan terhadap pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Rudd dan Howard? C. Landasan Konseptual Partai Politik, Pragmatisme Politik dan Aktor Rasional Australia merupakan negara demokratis parlementer yang mengadaptasi sistem Westminster Parliament seperti di Inggris. Australia menggunakan sistem kepartaian multipartai, tetapi dalam kenyataannya terdapat dua partai besar yang merepresentasikan dua kekuatan mayoritas preferensi politik di Australia, yaitu Partai Liberal-Nasional (koalisi dua partai yaitu Partai Liberal dan Partai Nasional) dan Partai Buruh Australia (ALP). Kedua partai ini silih berganti memenangi pemilu dan menempati posisi strategis sebagai Perdana Menteri Australia. Dari hal ini, disimpulkan bahwa Partai politik memegang peranan penting dalam mewujudkan kebijakan dalam pemerintahan Australia. Namun peranan Perdana Menteri juga tidak kalah penting, karena ia merupakan representasi dari kekuatan politik partai yang 4

5 sedang berkuasa di parlemen. Kevin Rudd dan John Howard merupakan representasi dari dua Partai yang paling berkuasa di Australia: Kevin Rudd dari Partai Buruh, sedangkan John Howard dari Partai Liberal Australia. Kedua Partai ini merepresentasikan ideologi yang berbeda dalam panggung politik pemerintahan Australia, termasuk juga dalam hal kebijakan politik luar negerinaya. Partai Buruh dan Partai Koalisi Liberal-Nasional memiliki perbedaan ideologis yang jelas karena terbentuk dari sejarah sosial politik Australia yang panjang. Partai Liberal memiliki ideologi yang mendukung hak-hak individu serta menekankan hak-hak dan kebebasan mereka. Namun, ideologi partai ini bersifat lebih umum dan filosofis. Partai ini dapat dikatakan Konservatif (cenderung mempertahankan yang sudah ada). Arah kebijakan politik luar negerinya mempertahankan hubungan keterikatan dengan negara-negara barat seperi Amerika Serikat dan Inggris. Pandangan Partai terhadap konstitusi adalah anti terhadap gerakan perubahan terhadap konstitusi yang sedang merebak saat ini. Dimana pemimpin Partai memiliki peranan yang cukup dominan dalam memutuskan suatu kebijakan, termasuk dalam kebijakan luar negeri. Partai koalisi Liberal-Nasional merepresentasikan kepentingan pengusaha-pengusaha besar dan petani yang menekankan pada kebebasan dan mekanisme pasar dalam mengelola kebijakan publik dan Industri. 5 Partai Buruh Australia merupakan partai tertua di Australia yang telah berdiri sejak tahun 1891 dan dibentuk oleh kaum serikat pekerja pelabuhan yang ingin mengartikulasi kepentingan mereka untuk diperjuangkan dalam proses politik. 6 Partai Buruh merupakan partai yang secara ideologi tidak berada dalam satu garis yang jelas atau dapat dikatakan mengambang. Hal ini karena Partai Buruh memiliki anggota yang beragam, mulai dari golongan sosialis kiri yang keras hingga mereka yang tidak menghendaki perubahanperubahan besar pada tatanan soaial-ekonomi, sehingga kemudian banyak kepentingan yang harus diakomodasikan. 7 Tidak ada ideologi yang dominan di dalam partai, sehingga kemudian penafsirannya bergantung kepada siapa yang memimpin partai. Namun demikian, ideologi Partai Buruh tertuang dalam mukadimah dari tujuan partai yang dirumuskan pada Konferensi Nasional 1981, yaitu Sosialisme Demokratis. 8 Tujuan dari sosial-demokrasi yang dimaksud oleh Partai Buruh Australia adalah untuk menciptakan kesejahteraan umum dalam bidang perindustrian, produksi, distribusi yang dilakukan untuk menghapuskan penindasan 5 David Solomon, Australia s Government and Parliament (Melbourne: Thomas Nelson Pty, 1973), hlm Moon dan Sharman, Australian Politics and Government: The Commonwealth, The State and The Territory (UK: Cambridge University Press,2003), hlm Zulkifli Hamid, Sistem Politik Australia, Bandung, Remaja Rosdakary, 1999, hlm Z. Hamid, ibid, hlm

6 tetapi tetap dalam prinsip demokrasi parlementer. 9 Partai Buruh Australia mewakili kepentingan sosial demokrat yang menekankan pada perubahan cara pandang terhadap industrialisasi, dan lebih terbuka terhadap perkembangan isu-isu yang sedang terjadi seperti lingkungan dan minoritas. Selain itu, arah dari Politik luar negeri Partai Buruh juga lebih independen. Sosialisme demokratis berarti menggunakan alat-alat demokrasi untuk mencapai perubahan/transisi bertahap dari kapitalisme menuju sosialisme. Partai ini pada dasarnya bersifat konservatif, namun tetap terbuka terhadap ide-ide baru dan progresif dalam perubahan. Perbedaan ideologi antara kedua partai besar tersebut penulis nilai merupakan salah satu faktor yang menentukan dibuatnya pola kebijakan luar negeri yang berbeda pada masa-masa pemerintahan Howard dan Rudd. Menurut Truman, 10 terdapat empat pengelompokan ideologis dalam Partai Buruh Australia, yaitu: Ekstrim kiri. Pada umumnya adalah pendukung-pendukung nasionalisasi semua cara-cara produksi, distribusi dan pertukaran, dan mereka mendukung nasionalisasi industri. mereka menyatakan bahwa peperangan, ketegangan internasional dan imperialisme adalah produk kapitalisme. Mereka menginginkan Australia yang netral di dalam perjuangan melawan ancaman internasional. Mereka anti-amerika dan percaya bahwa monopoli kapitalisme Amerika merencanakan untuk menakhlukan semua bangsa guna memperluas kapitalisme. Dan mengemukakan bahwa Uni Soviet adalah suatu negeri yang cinta damai an non-agresi. Sosialis harus dicoba sebagai sekutu untuk melawan kapitalisme. Moderat Kiri. Mereka percaya pada nasionalisasi industri yang luas, tetapi bersikap dingan terhadap komunis. Mereka sepakat bahwa peperangan, ketegangan internasional dan imperialisme adalah produk kapitalisme. Mereka mendukung oersekutuan Australia denganamerika dan perdekutuan negara-negara komunis di Asia Pasifik. Mereka percaya penguasa-penguasa Soviet menggunakan komunisme internasional untuk memperluas maksudnya menaklukan dunia. Dan Amerika adalah kapitalis dimana kaum buruh dieksploitir. Mereka sangat anti imperialisme dan kolonialisme Barat ataupun Timur. Moderat Kanan. Mereka anti-komunis baik di dalam maupun di luar negeri. Mereka menyatakan sosialis, tapi hanya menginginkan nasionalisasi pada monopoli dan industriindustri yang mengeksploitir rakyat. 9 David Solomon, Op. Cit., hlm Sunardi, Politik Luar Negeri Australia di Bawah Partai Buruh. Jakarta: Grafindo Utama, hlm. hlm

7 Ekstrem Kanan. Mereka sangat anti komunis. Tidak suka pad nasionalisasi industri. Sangat pro-amerika. Dan melakukan penentanga yang kuat terhadap komunisme di dalam dan di luar negeri. Selain ideologi yang mempengaruhi, pragmatisme politik juga merupakan faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebijakan dalam setiap pemerintahan Australia. Gaya politik Australia menurut Richard Cauvel cenderung pragmatis dan kompetitif. Dukungan partai akan diberikan kepada Perdana Menteri, yang juga merupakan pimpinan partai, selama masih ada keyakinan bahwa Perdana Menteri tersebut akan tetap memenangkan pemilihan umum sehingga partai tetap akan dapat memegang kekuasaan. Allan Patience menyebutkan bahwa rasionalitas juga merupakan elemen dalam budaya politik Australia. 11 Akademisi mendeskripsikan rasionalitas sebagai langkah pembuatan keputusan melibatkan langkahlangkah intelektual berikut 12 : 1. Problem Recognition and Definition. Keperluan untuk memutuskan bermula ketika para pembuat kebijakan mulai mengid entifikasi adanya masalah. Obyektifitas dalam mendefinisikan situasi bagi aktor pembuat keputusan memerlukan informasi penuh mengenai aksi, motivasi dan kapabilitas dari aktor lainnya sekaligus lingkungan internasional dan tren di dalamnya. 2. Goal Selection. Pembuat keputusan harus menentukan tujuan apa yang ingin mereka capai. Ketentuan dasar ini seringkali tidak mudah dalam prosesnya karena memerlukan identifikasi dan peringkat dari berbagai nilai (seperti keamanan, demokrasi, kestablian ekonomi, dan lain sebagainya) dalam bentuk hierarki dari yang paling penting hingga yang dianggap tidak begitu signifikan dalam permasalahan. 3. Identification of Alternatives. Dalam pilihan rasional, diperlukan daftar panjang dari semua kebijakan yang penting dan estimasi terhadap pengorbanan yang diperlukan dari tiap-tiap alternatif. 4. Choice. Pada akhirnya, rasionalitas menentukan pilihan yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Atas tujuan ini, pembuat kebijakan harus melakukan analisis untung rugi yang dipandu oleh prediksi yang dianggap akurat mengenai kemungkinan suksesnya tiap opsi. 11 Richard Chauvel, Budaya dan Politik Australia, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1992, hlm Charles W. Kegley, JR. Eugene R. Wittkopf. Worid Politics Trend and Transformation: The Unitary Actor and Rational Decision Making. Boston-New York, Bedford/ST. Martins. Chapter. 3; p. 65 7

8 Rasionalitas ini terlihat dari, contohnya, upaya Partai Buruh mempertahankan kebijakan yang familiar dengan masyarakat untuk mempertahankan suara dalam pemilu. 13 Dengan melihat elemen-elemen budaya politik tersebut, kebijakan politik luar negeri di Australia juga dapat dilihat sebagai salah satu praktik politik praktis dalam upaya mempertahankan kekuasaan partai di pemerintahan. Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa ideologi kedua partai juga sangat dipengaruhi oleh figur yang berngaruh dan Perdana Menteri merupakan representasi dari kekuatan dua partai tersebut. Oleh karena itu untuk menganalisis kebijakan pemerintahan Kevin Rudd dan John Howard, penulis jaga akan menggunakan model aktor rasional dengan level analisis kedua individu tersebut. Disebut aktor rasional karena model ini berasumsi bahwa keputusan yang diambil oleh individu aktor tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran subyektif dengan mempertimbangkan political benefit (pragmatisme) yang ada hingga diperoleh hasil yang maksimal. Pemikiran dalam hal ini menyangkut mengenai preferensi maupun semua aspek karakteristik yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu aktor tersebut. Karakteristik individual seorang pemimpin sangat mempengaruhi perilaku politik luar negeri dan strategi yang digunakan oleh suatu negara dalam mengendalikan suatu permasalahan. Margaret Hermann 14 menyimpulkan enam faktor yang mempengaruhi pembuat putusan, dimana faktor 1-3 menjelaskan tentang kepribadian mereka sementara sisanya menggambarkan latar belakang dan pengalaman mereka : (1) Beliefs, Pandangan mereka terhadap dunia; (2) Decission style, gaya politik mereka dan metode yang digunakan untuk membuat sebuah keputusan; (3) Motives, motivasi mereka dalam jabatan mereka, berdasar pada analisa need for power dan need for affiliation; (4) Interpersonal Style, bagaimana perilakau terhadap decission maker lainnya, apakah mereka tertarik terhadap atau memiliki pengalaman dalam hubungan luar negeri; (5) iklim politik luar negeri ketika mereka memulai karir politiknya; (6) bagaimana para pembuat keputusan ini disosialisasikan terhadap posisi mereka saat ini. Cara pemimpin berinteraksi dengan orang lainan metode yang dipilih dalam membuat keputusan pribadi akan mempengaruhi perilaku politiknya. Di lain sisi, birokrasi cenderung menyesuaikan perilaku pemimpinnya. 13 Dafri Agussalim, Winning Elections: Lessons From The Australian Labor Party , Institute of International Studies, Yogyakarta, Gadjah Mada University, 2011, p Herman, Margaret G, Explaining Foreign Policy Behaviour Using the Personal Characteristics of Political Leader, International Studies Quarterly, vol.24, no.1, March 1980, p

9 Kebanyakan pemimpin beroperasi dibawah berbagai tekanan politik, psikologis, dan lingkungan yang membatasi apa yang dapat mereka capai dan mengurangi kontrol mereka terhadap suatu peristiwa. Sejauh mana faktor personal dan psikologis mampu mempengaruhi pembuatan keputusan, pun dipengaruhi oleh political efficacy, yang diartikan sebagai sejauh mana kepercayaan diri seorang pemimpin bahwa ia dapat membuat keputusan yang rasional dan memiliki kemampuan mengontrol peristiwa secara politik, dikombinasikan dengan sejauh mana keinginan rakyat terhadap kepemimpinan. Analisis level individual menurut John Rourke merupakan suatu pendekatan yang mengidentifikasi karakteristik dari kompleksitas dari proses pembuatan kebijakan oleh suatu aktor individu yang melibatkan pengumpulan dan analisis informasi, menentukan tujuan, merefleksikan pilihan yang ada, dan akhirnya membuat sebuah kebijakan berdasarkan pada proses tersebut. 15 Ada tiga perspektif yang dapat dilihat dalam menganalisis model aktor rasional ini, yaitu human nature, organizational behaviour, dan idiosyncratic behavior. 16 Sifat alami manusia menjelaskan bagaimanan karakteristik asli manusia telah berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Organizational behaviour melihat bagaimana interaksi individu tersebut dalam situasi pengaturan organisasi, seperti dalam grup pembuat kebijakan. Dalam kasus ini pengaruh ideologi partai terhadap howard dan Rudd. Terakhir idiosyncratic behavior melihat bagaimana kekhasan karakter kebijakan individu mempengaruhi kebijakan luar negeri. Penulis akan melakukan metode komparatif untuk melihat secara tegas faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan kebijakan yang dilakukan Howard dan Rudd dalam penetapan arah kebijakan luar negeri Australia. D. Hipotesis Kebijakan politik luar negeri pemerintahan Kevin Rudd terhadap Indonesia, mewarisi kerjasama komprehensif dalam membina hubungan erat seperti yang terjalin pada masa pemerintahan Partai Buruh pada masa lalu. Ketika partai Buruh berkuasa, hubungan Australia-Indonesia lebih stabil, tidak banyak terjadi ketegangan seperti manakala Partai Liberal yang berkuasa. Kebijakan politik luar negeri Pemerintahan Kevin Rudd terlihat berbeda dengan masa Pemerintahan John Howard dikarenakan perbedaan preferensi individual dalam memandang posisi Indonesia sebagai mitra strategis, didorong oleh kepentingan politik praktis yang digambarkan dalam karakteristik kepemimpinan dan 15 Rourke, J.T., International Politics on the World Stage : Level of Analysis, 2005, diakses 27 Juli Ibid 9

10 perbedaan ideologi partai tempat mereka bernaung, serta pengaruh adanya perubahan lingkungan eksternal Australia. Kevin Rudd dalam pemerintahannya memiliki cara pandang yang berbeda dari John Howard. Sebagai contoh, Idealisme John Howard mengenai kerawanan keamanan kawasan yang sedang dialami oleh Australia menuntunnya pada sikap nasionalisme yang tinggi dan menjadikan Australia sebagai Deputy Sheriff Amerika di kawasan Asia Pasifik. Sementara itu, Pemerintahan Kevin Rudd melihat permasalahan ini dalam perspektif berbeda. Yaitu bahwa penerapan pola kebijakan luar negeri melalui comprehensive Engagement sebagai salah satu pilar politik Luar negerinya diharapkan akan banyak membantu Australia dalam mengurangi ancaman pada tingkat regional. Meskipun begitu, Australia juga tidak serta merta melepaskan begitu saja aliansinya dengan Amerika Serikat untuk mengamankan kawasan. Inilah yang kemudian membuat pemerintahan Kevin Rudd menjalankan kebijakan yang berbeda dengan pemerintahan John Howard dalam konteks menjalin kemitraan strategis dengan Indonesia demi mencapai kepentingan nasional. E. Metode Penelitian Penelitian penulis akan menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka, terutama dari buku-buku, jurnal-jurnal, dokumen dan sumber internet yang berkaitan dengan tulisan ini. F. Sistematika Penulisan Ada enam bab yang digunakan untuk menggambarkan Politik Luar Negeri Australia terhadap Indonesia di Bawah Pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd. Bab pertama berisi pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan konseptual, dilanjutkan dengan hipotesis, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab kedua akan memaparkan dinamika hubungan politik dan keamanan pemerintah Australia dengan Indonesia dalam kurun waktu tahun Dimana pada waktu inilah pemerintahan John Howard dan Kevin Rudd secara bergatian memimpin Australia. Disinilah akan diperbandingkan kebijakan politik luar negeri dan keamanan Australia di bawah kepemimpinan pemerintahan Kevin Rudd ( ) dari Partai Buruh dengan John Howard dari Partai Liberal Auatralia ( ). Dalam penentuan formulasi kebijakan luar negerinya, pemerintah Australia tidak bisa lepas dari pengaruh Partai berkuasa. Platform partai dan visi misi antara dua partai berkuasa di Australia akan memberikan gambaran nyata pengaruh partai dalam menentukan arah kebijakan. Rasionalitas dalam politik luar negeri Australia melibatkan aktor dengan tipe karakteristik personal yang 10

11 berbeda dari dua partai yang berkuasa, dengan pengaruh suasana lingkungan politik yang terjadi (eksternal). Kepentingan nasional tentu saja tidak akan bisa lepas apabila membicarakan kebijakan politik luar negeri. Dalam hal ini, politik luar negeri menjadi formula penting dalam menentukan nilai, sikap, arah, serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan dan mencapai kepentingan nasional di ranah internasional. Bab ketiga menjelaskan perbedaan kebijakan kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan dan sosial Australia-Indonesia. Dimulai dari kebijakan ekonomi perdagangan dan sosial dari pemerintahan Perdana Menteri John Howard kemudian dipaparkan pula hasilnya selama berada di bawah pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd. Bab keempat, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Dalam bab ini akan dibahas secara singkat jawaban dari rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. 11

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Ciptahadi Nugraha 10/296341/SP/23828 Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Seperti yang kita ketahui, dalam politik pemerintahan Australia terdapat dua partai yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia 101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan

I. PENDAHULUAN. Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan masalah timbul pada masa ini masalah yang cukup rumit misalnya; timbulnya gerakan gerakan

Lebih terperinci

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan negara Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat dan watak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

Realisme dan Neorealisme I. Summary

Realisme dan Neorealisme I. Summary Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Peristiwa terorisme pada tahun 2002 di Bali dikenal dengan Bom Bali I, mengakibatkan banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Melalui uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kerjasama internasional memiliki peranan penting dalam mendukung pencapaian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, Vietnam ikut terlibat dalam Perang Vietnam melawan Amerika Serikat (AS). Blok barat

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP Setelah menjelaskan berbagai hal pada bab 3, 4, dan 5, pada bab akhir ini saya akan menutup tulisan ini dengan merangkum jawaban atas beberapa pertanyaan penelitian. Untuk tujuan itu, saya

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada

Lebih terperinci

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia Oleh Syamsuddin Haris Apa Masalah Pemilu-pemilu Kita? (1) Pemilu-pemilu (dan Pilkada) semakin bebas, demokratis, dan bahkan langsung,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

Politik Global dalam Teori dan Praktik

Politik Global dalam Teori dan Praktik Politik Global dalam Teori dan Praktik Oleh: Aleksius Jemadu Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun multilateral antar negara biasanya mengalami suatu kondisi dinamika pasangsurut yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap BAB V KESIMPULAN Pada Pemilihan di Yunani lalu, kampanye formal berlangsung pendek dan dimulai pada awal Januari, yang dilakukan segera setelah dua pihak berkuasa gagal memiliki kandidat untuk upacara

Lebih terperinci

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor BAB 5 KESIMPULAN Sebagaimana dirumuskan pada Bab 1, tesis ini bertugas untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama mengenai kemungkinan adanya variasi karakter kapasitas politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU. Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU. Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017 SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017 Silabus 1. Pengertian dan Konsep Partai Politik 2. Fungsi-fungsi partai politik 3. Tipologi partai

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berturut-turut dari tahun 1949 hingga tahun Sebelum Perang Dunia hanya terjadi tujuh kali pergantian pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. berturut-turut dari tahun 1949 hingga tahun Sebelum Perang Dunia hanya terjadi tujuh kali pergantian pemerintahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Australia, resminya Persemakmuran Australia adalah sebuah Negara di belahan selatan yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania, dan berbagai pulau

Lebih terperinci

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat

Lebih terperinci

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH Heri Wahyudi UPBJJ-UT Denpasar heriw@ut.ac.id Abstrak Pasca Putusan Makamah Konstitusi (MK) tentang calon perseorangan, telah memberikan kesempatan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media dan demokrasi merupakan dua entitas yang saling melengkapi. Media merupakan salah satu produk dari demokrasi. Dalam sejarah berkembangnya demokrasi, salah satu

Lebih terperinci

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI , Edisi 003, Oktober 2011 i g i t a l l i m e m o k r a t i s m o k r a t i s. c o m SEKULARISME, ISLAM AN EMOKRASI I TURKI Ihsan Ali-Fauzi 1 Informasi Buku: Hakan Yavuz, Secularism and Muslim emocracy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila membahas perpartaian di Australia tidak terlepas dari dua partai besar, yaitu Partai Buruh dan Partai Liberal. Pembahasan dalam makalah akan dijelaskan Partai Liberal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. B.J. Habibie merupakan suatu keputusan yang seperti pedang bermata dua.

BAB V KESIMPULAN. B.J. Habibie merupakan suatu keputusan yang seperti pedang bermata dua. BAB V KESIMPULAN Pemberian Referendum terhadap Timor-Timur yang dikeluarkan Presiden B.J. Habibie merupakan suatu keputusan yang seperti pedang bermata dua. Dimana satu sisi mendapat pertentangan dari

Lebih terperinci

Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku

Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku Indonesian Perspective, Vol. 2, No. 1 (Januari-Juni 2017): 77-81 Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku Tonny Dian Effendi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

ZULHEFI Berubah untuk Menang? Strategi Pemasaran yang Digunakan Partai Buruh Brazil pada Pemilu Tahun Josiane Cotrim-Macieira

ZULHEFI Berubah untuk Menang? Strategi Pemasaran yang Digunakan Partai Buruh Brazil pada Pemilu Tahun Josiane Cotrim-Macieira Modul ke: Berubah untuk Menang? Strategi Pemasaran yang Digunakan Partai Buruh Brazil pada Pemilu Tahun 2002 Josiane Cotrim-Macieira Fakultas PASCASARJANA ZULHEFI 55215120049 Program Studi Magister www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski

BAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran gerakan perempuan yang ada di Yogyakarta telah dimulai sejak rejim orde baru berkuasa. Dalam tesis ini didapatkan temuan bahwa perjalanan gerakan perempuan bukanlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi Undang Undang yang berkaitan dengan Demokrasi a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Negara Myanmar telah diperintah oleh junta militer sejak tahun 1962 melalui sebuah kudeta yang menggeser sistem demokrasi parlemen yang telah diterapkan sejak awal kemerdekaannya

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skripsi ini bertujuan untuk melihat apa yang bisa menjadi penyebab dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bangsa Skotlandia untuk mendukung tuntutan pemisahan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang telah mengalami beberapa masa kepemimpinan yang memiliki perbedaan karakteristik perlakuan hak politik setiap warga negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang BAB V KESIMPULAN Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dihadapkan pada berbagai perubahan dan pergeseran kekuatan dalam lingkungan strategis global dan regional sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga rekomendasi bagi PKS. Di bagian temuan, akan dibahas tentang penelitian terhadap iklan

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk Indonesia yang dinamakan Indonesian Commission dan merupakan bagian dari Pusat Tindak Pencegahan

Lebih terperinci

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama. BAB VI. KESIMPULAN Perubahan-perubahan kebijakan sektor beras ditentukan oleh interaksi politik antara oligarki politik peninggalan rezim Orde Baru dengan oligarki politik reformis pendatang baru. Tarik

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992.

DAFTAR PUSTAKA. Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992. DAFTAR PUSTAKA Buku: Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992. Firth, Stewart. Australian in International Politics: Introduction

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia telah memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS Pada tanggal 16 Desember 1949, Jakarta ibu kota Republik Indonesia Serikat yang baru, rakyat Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep

Lebih terperinci

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n BAB IV KESIMPULAN Regionalisme Mercosur merupakan regionalisme yang telah mengalami proses yang panjang dan dinamis. Berbagai peristiwa dan upaya negara anggotanya terhadap organisasi ini telah menjadikannya

Lebih terperinci

RESENSI BUKU KELUAR DARI ORTODOKSI KAJIAN ISLAM POLITIK: KOMPARASI MESIR, TURKI, DAN INDONESIA

RESENSI BUKU KELUAR DARI ORTODOKSI KAJIAN ISLAM POLITIK: KOMPARASI MESIR, TURKI, DAN INDONESIA RESENSI BUKU KELUAR DARI ORTODOKSI KAJIAN ISLAM POLITIK: KOMPARASI MESIR, TURKI, DAN INDONESIA Bayu Mitra Adhyatma Kusuma Institute of Southeast Asian Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta bayumitraa.kusuma@yahoo.com

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DUNIA

SEJARAH PEMILU DUNIA SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan

Lebih terperinci

BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan

BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan BAB IX PENUTUP IX.1. Kesimpulan Studi ini mengkaji dinamika terbentuknya pemerintahan divided atau unified yang dikaitkan dengan pembuatan kebijakan APBD pada satu periode pemerintahan. Argumen yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang optimal government terutama dibidang kerja sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang optimal government terutama dibidang kerja sama dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Republik Demokratik Timor Leste sebagai negara baru yang sedang berkembang memerlukan berbagai kebijakan pemerintahan di segala bidang dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

MUHAMMAD ARIF SYUHADA Program Studi Magister

MUHAMMAD ARIF SYUHADA Program Studi Magister Modul ke: Berubah untuk Menang? Strategi Pemasaran yang Digunakan Partai Buruh Brazil pada Pemilu Tahun 2002 Josiane Cotrim-Macieira Fakultas PASCASARJANA MUHAMMAD ARIF SYUHADA 55215120063 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang stabil dalam hal politik maupun ekonomi. Oleh sebab itu, para imigran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang stabil dalam hal politik maupun ekonomi. Oleh sebab itu, para imigran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Australia merupakan negara yang banyak dijadikan tujuan oleh para imigran dari berbagai negara untuk mendapatkan perlindungan dan memulai kehidupan baru yang lebih

Lebih terperinci

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) Tujuan utama buku ini adalah untuk menjawab tentang peran teori terkait permasalahan administrasi publik. Sebagaimana diketahui, tujuan utama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan

Lebih terperinci

Membangun Organisasi Rakyat

Membangun Organisasi Rakyat Membangun Organisasi Rakyat Mukhotib MD Jl. Raya Sandon No. 52 Secang, Magelang - 56195 Telp : (0293) 5516304, 0815.685.0367 E-mail : mukhotibmd@gmail.com Website : www.mukhotibmd.uni.cc Strategi Pengorganisasian

Lebih terperinci

REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA

REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA Era Reformasi&Berakhirnya Era Orde Baru Proses disahkannya undang-undang penyiaran tersebut terjadi pada era pemerintahan Presiden Megawati. Tujuannya untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kedaulatan suatu negara dapat dilihat dari sejauh mana negara tersebut memiliki hubungan bilateral dengan negara lainnya untuk menjalin kerjasama

Lebih terperinci

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE LAPORAN KEGIATAN BKSAP DPR RI MENJADI NARA SUMBER DALAM SEMINAR INTERNASIONAL : PROSES DAN TUJUAN DENGAN TEMA CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE TANGGAL 10-11 JUNI 2013,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah

Lebih terperinci