432 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "432 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017"

Transkripsi

1 432 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 4 MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Oleh Putri Ardianti Feratinia @student.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Hasil belajar matematika rendah karena siswa kurang aktif dan antusias saat pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran bersifat konvensional, yaitu guru menjadi pusat perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar. Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL, (2) meningkatkan hasil belajar Matematika menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dan masing-masing siklus terdiri 3 pertemuan. Model yang diacu adalah model Kemmis dan Mc Taggart, terdiri dari empat tahap yakni perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD dengan jumlah 29 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan observasi. Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskripsi komparatif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL yang dapat meningkatkan hasil belajar Matematika adalah: mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan hasil diskusi, menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah; 2) Penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu, Ambarawa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, presentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 48%, nilai ratarata 63,1 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Pada siklus I, presentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 52%, nilai rata-rata 66,5 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Kemudian pada siklus II, presentase ketuntasan hasil belajar siswa semakin meningkat menjadi 83%, nilai rata-rata 70,51 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan saintifik melalui model

2 Putri Ardianti Feratinia 433 pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan memiliki prinsip ide pengertian tentang kebutuhan dasar manusia, proses pengembangan potensi diri dan proses pemberdayaan dimensi diri. Gagasan ini menunjukkan bahwa istilah pendidikan merupakan sebuah proses perubahan. Adapun ciri-ciri proses mengedepankan tahapan dan urutan dalam mencapai tujuan. Hubungan antara proses dan perubahan dalam pendidikan terlihat pada kemajuan pencapaian hasilnya. Tahapan proses ini dalam kenyataannya berdinamika. Mengingat yang terlibat di dalamnya adalah guru dan siswa. Perubahan bertahap pada pendidikan merupakan kombinasi hubungan yang saling mengisi antara guru dan murid. Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagaimana ciri pendidikan di atas, maka pencapaian hasil pendidikan pada tataran praktis membutuhkan upaya-upaya sistematis dalam mengarahkan sumber daya menuju pada nilai idealnya. Yaitu berkembangnya potensi peserta didik, menjadi manusia seutuhnya. Namun hal ini bukanlah usaha yang mudah untuk meraihnya. Komponen sistem pendidikan berisi aspek manusia maupun non manusia yang membutuhkan kecermatan dalam pengendalian proses belajar. Keduanya berdinamika sesuai tahapan proses sedemikian sehingga memunculkan beberapa kesenjangan antara praktek dan teorinya. Pada gilirannya jika ketidaksesuaian ini tidak segera ditemukan jalan tengahnya maka tahapan proses tersebut menjadi unsur kendala dalam pencapaian nilai ideal pendidikan. Menurut Yasin (2012: 3) komponen pembelajaran antara lain: guru, siswa (peserta didik), kurikulum, metode, sarana dan media serta komponen lainnya yang diperlukan. Unsur ini berisi tentang pilar pendidikan atau pembelajaran. Yaitu proses mengajar yang mampu menginisiasi proses belajar siswa. Salah satu pilar proses pembelajaran disebutkan sebagai metode belajar. Materi dapat diterima dengan baik oleh siswa jika metode yang diterapkan di dalam kelas tepat sasaran. Kenyataannya, penerapan ini dipengaruhi beberapa faktor yang menguatkan dan melemahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Contohnya kecenderungan guru pada proses pembelajaran menggunakan metode konvensional, sehingga menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran. Hal ini jelas melemahkan pencapaian hasil pembelajaran karena siswa menjadi kurang

3 434 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 antusias dan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sebagai dampak ikutannya peserta didik mencapai hasil belajar yang rendah jika diukur menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Matematika mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Namun, Matematika sering dianggap membosankan dan kurang menarik. Sebab, materi Matematika berupa materi perhitungan yang harus siswa kuasai dalam hal menghitung dan menalar. Kesulitan ini dapat dilihat dari nilai Matematika yang belum memuaskan serta minat belajar siswa yang kurang ketika proses pembelajaran berlangsung. Menurut teori Piaget (dalam Titikusumawati, 2014: 30), usia SD (7-12 tahun) berada pada tahap operasional konkrit. Artinya siswa belum berpikir formal, mereka masih membutuhkan media atau perantara untuk menghubungkan pemikiran yang abstrak menjadi pemikiran yang lebih konkrit. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, mengenai pembelajaran Matematika, guru masih menggunakan metode tanya jawab dan ceramah dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran tersebut tidak disajikan dalam masalah yang sesuai dengan situasi, siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran, dan konsep Matematika sering disampaikan secara informatif. Hal tersebut akan memberikan dampak terhadap penalaran siswa yang tidak berkembang sebagaimana mestinya. Terdapat enam puluh lima metode pembelajaran yang efektif dan inovatif yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya model PBL (Problem Based Learning). PBL adalah metode instruksional yang menantang siswa agar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata masalah ini digunakan untuk mengingatkan rasa keingintahuan serta kemampuan analitis dan inisiatif atas materi pelajaran (Amir 2009: 21). Identifikasi masalah yang ditemukan peneliti ketika proses pembelajaran matematika, antara lain: (1) Siswa kurang antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran (2) Hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang khususnya pada materi bilangan pecahan masih rendah. (3) Metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar masih menggunakan metode ceramah. Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL yang dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang? 2. Apakah penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang? Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL yang dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.

4 Putri Ardianti Feratinia Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. KAJIAN PUSTAKA Hasil belajar didapat siswa setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009: 5). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2006: 5). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang ada pada diri siswa dalam 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, serta psikomotor. Aspek kognitif yang diwujudkan pada pemahaman pengetahuan, afektif yang digambarkan dengan sikap siswa, sedangkan ranah psikomotor diwujudkan pada aspek keterampilan atau skill. Sementara itu, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Dalyono (2007: 55-60) faktor tersebut yakni faktor intern yang meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat motivasi dan cara belajar. Sedangkan dari faktor eksternal yakni keluarga, masyarakat, sekolah dan lingkungan sekitar. Pembelajaran menggunakan model PBL, berbasis kepada orientasi permasalahan. Menurut Nata (2009:243), masalah sebagai titik tolak pembahasan yang untuk dianalisis dan disintesis. Sedangkan Arend (2008:41) menyatakan sifat masalah ini autentik dan bermakna, berfungsi sebagai batu lompatan untuk investigasi dan penyelidikan. Adapun Amir (2009:12) membuat ciri-ciri model pembelajaran PBL sebagai berikut:(1) pembelajaran diawali dengan pemberian masalah.(2) siswa berkelompok secara aktif merumuskan masalah dan (3) mempelajari dan mencari sendiri materi yang berhubungan dengan masalah serta melaporkan solusinya. Selain itu, Suprijono (2010:73) menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah mempunyai 5 (lima) fase perkembangan yaitu: (1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa.(2) mengorganisasikan siswa untuk meneliti. (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok.(4) mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit. (5) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Adapun PBL juga memiliki kelebihan diantaranya: 1) Fokus ke bermakna, bukan fakta; 2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif; 3) Pengembangan keterampilan dan pengetahuan; 4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok; 5)Pengembangan sikap self-motivated; 6) Tumbuhnya hubungan siswa-fasilitator; serta 7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Semester 2 tahun ajaran Beralamat di Desa Jambu,

5 436 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dengan jumlah 29 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun Alasan peneliti memilih kelas tersebut sebagai subjek penelitian adalah berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan, hasil belajar siswa kelas 4 masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, khususnya pada materi bilangan pecahan. Selanjutnya, data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut; 1. Peristiwa Proses Pembelajaran, Data yang dihimpun ialah data tentang pelaksanaan pembelajaran matematika khususnya materi bilangan pecahan di kelas 4 SDN Jambu 01 baik pratindakan (survei awal) maupun pasca tindakan. 2. Guru dan Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01, berupa data proses belajar mengajar matematika bilangan pecahan dan data tes serta observasi proses belajar hingga tuntas. 3. Dokumen, Data yang dihimpun meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto kegiatan pembelajaran matematika bilangan pecahan, hasil tes siswa, dan hasil observasi. Sementara itu, validitas data diperoleh melalui observasi langsung terhadap proses pembelajaran yang mengutamakan pengamatan terhadap guru dan siswa. Selain itu, data diperoleh dari hasil analisis dokumen berupa hasil tes yang dikerjakan siswa. Sedangkan uji validitas instrumen penelitian melalui perhitungan r Product Moment, dan uji reliabilitas nya menggunakan SPSS versi 24 for Windows. Data yang diperoleh kemudian akan dibandingkan dengan indikator kinerja. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran PBL sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa atau belum. Indikator kinerja itu sendiri merupakan harapan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika yang didasarkan pada kenaikan nilai rata-rata siswa satu kelas dari siklus I ke siklus II. Penggunaan PBL dalam penelitian ini dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika 80% dari jumlah siswa mendapat nilai KKM yakni 65. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di mulai dari kondisi awal, dimana ketuntasan belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang sebelum diterapkan model pembelajaran PBL pada pelajaran Matematika. Pada kondisi ini, guru masih menerapkan model pembelajaran ceramah atau konvensional, sehingga siswa kurang aktif, bosan dan mengantuk dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut mengakibatkan ketuntasan hasil belajar siswa rendah karena siswa tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan tahap observasi awal yang telah dilakukan, penulis memperoleh data berupa 52% siswa yang tidak memenuhi KKM yakni 65. Sedangkan pencapaian nilai rata-rata hasil belajar matematika hanya 63,1;dengan nilai maksimal 80 dan terendah 50. Berikut ini data nilai hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu pada kondisi awal: Tabel 1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4

6 Putri Ardianti Feratinia 437 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Semarang Pada Kondisi Awal No Interval Nilai Siswa Frekuensi Presentase % % % % % % % Jumlah % Rata-Rata 63,1 Nilai Maksimal 80 Nilai Minimal 50 Sumber: Hasil Penelitian diolah (2017) Tabel 2. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang pada Kondisi Awal No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase 1. Tuntas % 2. Belum Tuntas < % Jumlah % Sumber: Data Penelitian diolah (2017) Setelah memaparkan keadaan kondisi awal hasil belajar siswa, berikut ini penulis memaparkan pelaksanaan tindakan yang dimulai dari siklus I. Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar 6.1 menjelaskan arti pecahan dan urutannya yang dilakukan melalui empat tahap yang meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang direncanakan oleh peneliti, antara lain: 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran PBL. 2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I yaitu pada hari Senin tanggal 17 April 2017 pada jam pelajaran ke 1 dan Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya. 4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung. Setelah melalui tahapan perencanaan, tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada pertemuan pertama. Pertemuan pertama siklus I dilakukan hari Senin tanggal 17 April 2017 pada jam pelajaran ke 1 dan 2 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang melaksanakan penelitian di SDN

7 438 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 Jambu 01 Kecamatan Jambu ; (2) kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan. Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang telah dirancang dalam RPP meliputi membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, do a bersama, mengabsen kehadiran siswa (pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu dapat hadir), mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan apersepsi. Yaitu menanyakan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Selain itu peneliti sebagai guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan pembelajaran selesai. Kegiatan inti dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru mengorientasikan siswa pada masalah. Yaitu, guru menggali pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi pelajaran. Selain itu, guru meminta serta membimbing siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan bersama. Kemudian, guru mulai menerangkan materi pelajaran tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4) mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam fase kedua PBL, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil diskusinya. Fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.

8 Putri Ardianti Feratinia 439 Kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini. Kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi pelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam penutup. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang dirancang oleh peneliti. Selanjutnya, hasil dari pelaksanaan observasi akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul pada kegiatan observasi atau pengamatan. Melalui refleksi, evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi pertemuan pertama siklus I ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai berikut: 1. Guru dengan menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup baik, selain itu guru juga telah melaksanakan pembelajaran sesuai urutan model PBL. Namun masih ada beberapa aspek yang harus lebih ditingkatkan lagi seperti mengajukan apersepsi, menggali pengetahuan awal siswa. Sebab guru di awal pembelajaran kurang maksimal dan terkesan terburu-buru dalam menyampaikan apersepsi dan menggali pengetahuan awal siswa. Selain itu beberapa aspek yang harus ditingkatkan adalah meminta siswa untuk mencari solusi, membantu siswa dalam menyiapkan laporan, memberikan umpan balik serta memberikan tindak lanjut. 2. Siswa dengan mengikuti pembelajaran model PBL sudah menunjukkan keaktifan. Selain itu, siswa juga tampak senang dalam belajar secara berkelompok. Namun di sisi lain perlu adanya peningkatan pada aspek, seperti siswa bingung dalam menjawab apersepsi dari guru. Selanjutnya dalam membuat laporan, masih ditemukan siswa yang kebingungan dan pada saat membuat rangkuman masih ada siswa yang ribut sendiri dengan teman sebangkunya.

9 440 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 Saran dari guru kelas 4 atau observer kepada peneliti yang bertindak sebagai guru adalah untuk lebih tenang dalam melakukan pengajaran kepada siswa, sehingga dalam menyampaikan segala sesuatu, akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Sementara itu, data hasil siklus I diperoleh perkembangan kemajuan sebagai berikut: a) Pengamatan aktivitas guru dan siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas guru 76 berkategori baik dan aktivitas siswa pada skor rata-rata 48 (Baik). Tabel 3. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus I Guru Siswa Pertemuan Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori) Pertama 73 (baik) 44 (baik) Kedua 79 (baik) 52 (baik) Rata-Rata Skor (Kategori) 76 (baik) 48 (baik) Sumber: Hasil Penelitian diolah (2017) b) Hasil belajar Matematika siswa dengan nilai rata-rata 66,5 ;nilai maksimal 90 dan nilai minimal 50. Tabel 4. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Pada Siklus I No Interval Frekuensi Presentase % % % % % % Jumlah % Rata-Rata 66,5 Nilai Max 90 Nilai Min 50 Sumber: Hasil Penelitian diolah (2017) c) Hasil ketuntasan belajar matematika siswa menunjukkan 15 peserta didik berhasil menuntaskan belajarnya atau 52 % dari populasi kelas. Tabel 5. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang pada Siklus I

10 Putri Ardianti Feratinia 441 No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase 1. Tuntas % 2. Belum Tuntas < % Jumlah % Sumber: Hasil Penelitian diolah (2017) Karena pelaksanaan tindakan pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja, maka pelaksanaan tindakan akan dilanjutkan pada siklus II untuk dapat memperoleh hasil belajar pada taraf yang lebih baik. Pelaksanaan siklus II dengan kompetensi dasar 6.3 menjumlahkan pecahan yang dilakukan melalui empat tahap meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection).siklus II direncanakan berlangsung tiga kali pertemuan. Untuk pertemuan ketiga dikhususkan hanya kegiatan tes untuk siswa. Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang direncanakan oleh peneliti, antara lain: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PBL siklus II, menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II, Kamis 20 April 2017 pada jam pelajaran ke 5 dan 6 serta pertemuan kedua Jum at 21 April 2017 jam pelajaran ke-3 dan 4.Selain itu, menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya, menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan siswa. Pertemuan pertama dan kedua siklus II dilakukan hari Kamis 20 April 2017 (Jam ke- 5 dan 6) dan Jum at 21 April 2017 (Jam ke 3-4 ) yang dihadiri oleh: (1) peneliti 2) kolaborator,. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan melalui model pembelajaran PBL. Pada kegiatan awal meliputi: mengucapkan salam, meminta ketua kelas berdo a bersama, menanyakan kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dan melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan eksplorasi tahap 1 PBL yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi pelajaran. Membimbing siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan bersama. Menerangkan materi pelajaran tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4) mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Membagikan LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi

11 442 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 pelajaran. Setiap kelompok berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil diskusinya. Fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan mempresentasikan hasil diskusi. Meminta perwakilan dari kelompok untuk maju membacakan hasil laporan yang telah disusun dalam kelompok. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya. Kegiatan konfirmasi, yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini. Kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari tersebut. Membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari pada hari itu. Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam penutup. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang dirancang oleh peneliti. Selanjutnya, hasil dari pelaksanaan observasi siklus II ini juga akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Pada refleksi pertemuan kedua siklus II ditemukan beberapa kelebihan sebagai berikut: guru semakin memantapkan keahliannya dalam melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL, guru nampak sangat mudah dalam menyampaikan materi pelajaran,secara keseluruhan siswa sangat aktif dan fokus terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa semakin percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, keberanian siswa bertanya maupun menanggapi hasil diskusi dari kelompok sudah sangat meyakinkan. Pada siklus II terdapat perkembangan kemajuan pembelajaran sebagai berikut: a) Pengamatan aktivitas guru dan siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas guru 99,5 berkategori sangat baik dan aktivitas siswa pada skor ratarata 64,5 (Sangat Baik). Tabel 6. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus II

12 Putri Ardianti Feratinia 443 Guru Siswa Pertemuan Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori) Pertama 94 (Sangat baik) 60 (Sangat baik) Kedua 105 (Sangat baik) 69 (Sangat baik) Rata-Rata Skor (Kategori) 99,5 (Sangat baik) 64,5 (Sangat baik) Sumber: Hasil Penelitian diolah (2017) b) Hasil belajar Matematika siswa dengan nilai rata-rata 70,5 ;nilai maksimal 90 dan nilai minimal 55. Tabel 7. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Kabupaten Semarang Pada Siklus II No Interval Frekuensi Presentase % % % % % % Jumlah % Rata-Rata 70,512 Nilai Max 90 Nilai Min 55 Sumber: Hasil Penelitian diolah (2017) c) Hasil ketuntasan belajar matematika siswa menunjukkan 24 peserta didik berhasil menuntaskan belajarnya atau 83 % dari populasi kelas. Tabel 8. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang pada Siklus II No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase 1. Tuntas % 2. Belum Tuntas < % Jumlah % Sumber: Hasil Penelitian diolah (2017) Kondisi awal, menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa masih kurang memuaskan, terbukti dari 14 siswa dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan presentase 48% dari populasi 29 siswa. Penyebabnya adalah cara guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa pasif

13 444 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 dan bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Setelah adanya tindakan kelas menggunakan metode PBL pada siklus I dan II, maka terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika sebagai berikut : tuntas sebanyak 15 siswa dengan presentase sebanyak 52% pada siklus I, sebanyak 24 siswa dengan presentase ketuntasan 83% pada siklus II. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimatus Zahro (2014), yang membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, hasil pengamatan pada aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di setiap siklusnya juga menunjukkan adanya peningkatan. Adapun peningkatan aktivitas guru dan siswa tersebut dapat dilihat dari skor dan kategori yang diperoleh keduanya dalam setiap siklus. Guru, mendapat skor 76 pada siklus I dan masuk dalam kategori baik. Kemudian pada siklus II, aktivitas guru mendapat skor 99,5 yang berarti aktivitas guru dalam pembelajaran sangat baik. Sedangkan siswa, dalam pembelajaran siklus I mendapat skor 48 (baik) dan dalam pembelajaran siklus II aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Yaitu, 64,5 masuk dalam kategori sangat baik. Fakta tersebut, menginformasikan bahwa model PBL, dapat membantu siswa lebih fokus terhadap makna dari materi pelajaran. Temuan ini menunjukkan Pertama pembelajaran yang bermakna dapat diperoleh siswa dengan cara melibatkan lingkungan belajar, dikarenakan selain memperoleh ilmu pengetahuan secara langsung dari guru, siswa juga mempunyai keleluasaan memahami pembelajaran dengan cara kooperatif melalui interaksi sosial. Kedua, siswa mempunyai kesempatan untuk belajar berfikir lebih kreatif dan efektif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Ketiga, pembelajaran PBL juga dapat mengembangkan motivasi dalam diri siswa, maka siswa akan lebih merasa nyaman dan senang dalam belajar, karena siswa dengan tingkat motivasi belajar yang rendah akan cenderung bosan mengikuti pelajaran. Keempat PBL dalam kelas juga dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan positif. Yaitu siswa dapat mengisi kekurangan dari siswa lain dan saling membantu dalam suatu kelompok tersebut. Sehingga, beberapa temuan tersebut dapat melengkapi penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahardiyan Bayu Hananto (2014) dan Hunaidah (2016). Penelitian terdahulu ini juga membuktikan bahwa, penerapan PBL dalam pembelajaran dapat membantu siswa untuk lebih fokus dan berpikir kreatif. Implikasi model PBL pada pembelajaran Matematika kelas 4 SD ini menunjukkan: (1) penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL sesuai sintak, mampu membuat siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang lebih aktif dan mempunyai motivasi tinggi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Sebagaimana juga dijelaskan pada penelitian Fatimatus Zahro (2014). (2) penerapan langkahlangkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL sesuai sintak, dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Sejalan dengan penelitian Rahardiyan Bayu Hananto (2014) dan Hunaidah (2016).

14 Putri Ardianti Feratinia 445 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL yang dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang adalah: mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan hasil diskusi, menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. 2. Penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Saran penulis berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Siswa yang berkemampuan akademis lebih, disarankan supaya berbagi pengetahuan dengan rekannya yang lain dalam hal kerja kelompok. 2. Bagi Guru Mempertahankan kelebihan yang didapat dan meningkatkan kompetensinya dalam menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL. 3. Bagi Kepala Sekolah Memberikan pengarahan kepada guru untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Mengisi celah kesenjangan yang masih terdapat dalam penerapan langkahlangkah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL dan mempertahankan kelebihan yang terdapat dalam penelitian ini serta lebih meningkatkan hasil belajar siswa kepada taraf yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Abuddin Nata Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Amir, M. Taufiq Inovasi pendidikan melalui problem based learning. Bagaimana pendidik memberdayakan pemelajar di era pengetahuan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Anni, Catharina, dkk Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Arends, Richard. I. (2008). Belajar untuk mengajar. Edisi ke tujuh alih bahasa oleh helly prayitno dan sri mulyantani prayitnodari judul learning to teach. Seven edition. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Dalyono Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Fatimatuz Zahro Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Perkalian dan Pembagian melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas

15 446 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 IV SD 3 Ngembalrejo. Kudus: FKIP Univertitas Muria Kudus. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rahardiyan Bayu Hananto Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas VII A Semerster Genap SMP Negeri 02 Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015. Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Bandung, Rajawali Pers Salehuddin Yasin Metode Belajar dan Pembelajaran yang Efektif. Jurnal Adabiyah. Suprijono Agus Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto Ahmad Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Yudha Widhiatma 447 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Oleh Yudha Widhiatma 292013095@student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi manusia untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS 5 SDN NGAMPON Oleh Desy Kurniawati 292013022@student.uksw.edu

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI Oleh: Cendika M Syuro Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM email: cendikahusein@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI MTs AL IMAN BABADAN PONOROGOTAHUN PELAJARAN 2013/2014 Choyul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN Oleh: Raras Dwi Asri 11144100129 Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Yunita Damayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: wisnie59@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 Ary Wardani 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa, 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bawang 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada semester I tahun

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 4 SD

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 4 SD PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 4 SD Fikria Trisnawaty 292013149@student.uksw.edu Program Studi PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Slameto

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA Penerapan Model Pembelajaran (Siti Sri Wulandari) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA Siti Sri Wulandari Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action research.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON 40 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III A SEMESTER II SD MUHAMMADIYAH SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2016/2017 Khusnul Khotimah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Dini Destama Kusuma Wardhani 1, Suripto 2, Imam Suyanto 3 1 mahasiswa,

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: RESTI FITRIANINGRUM A54F100038 FAKULTAS

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 5 SDN LODOYONG 03 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK Sri Suwarni Guru SDN Mlirip1 Kec. Jetis Kabupaten Mojokerto ssuwarni.13@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Buayan, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen pada semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Slameto PGSD FKIP UKSW Salatiga slameto@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti secara kolaborasi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk dipenuhi. Mutu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 199 208. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu pada tindakan-tindakan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang difokuskan pada situasi kelas. Kemmis & Mc. Taggart (dalam Kunandar,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS 4 SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman sekarang ini, banyak siswa mulai malas belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga kerap sekali banyak siswa yang kurang memahami

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Ahmad Subhanarrijal 1, Triyono 2, Wahyudi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD Oleh: Liyandari 1, Wahyudi. 2, Imam Suyanto 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci