420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017
|
|
- Verawati Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS 5 SDN NGAMPON Oleh Desy Kurniawati @student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang dilakukan guru hanya mengandalkan metode ceramah. Dalam proses belajar mengajar guru hanya menggunakan buku pegangan yang ada, tanpa menggunakan model yang sesuai dengan materi. Kondisi yang demikian menjadikan siswa sulit untuk memahami materi pelajaran, sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA rendah, hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai siswa yang berada di bawah KKM (70) sebanyak 14 siswa atau 52%. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning siswa kelas 5 SDN Ngampon Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus.setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi sesuai dengan model penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart, masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Ngampon yang berjumlah 27 siswa.teknik pengumpulan yang dilakukan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasilbelajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa langkahlangkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas 48% pada kondisi awal menjadi 59% pada siklus I dan 81% pada siklus II. Pada kondisi awal, siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa (48%). Pada siklus I meningkat 16 siswa (59%) dan pada siklus II 22 siswa (81%). Penelitian dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 80 persen siswa tuntas dengan KKM 70. Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Based Learning, Hasil Belajar IPA
2 Desy Kurniawati 421 PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang dirumuskan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menempuh berbagai upaya. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup keseluruhan komponen pendidikan seperti kualitas guru, pengadaan buku, proses pembelajaran, pembaruan kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas pendidikan. Telah terjadi pergeseran pola sistem mengajar yaitu guru yang mendominasi kelas sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.kualitas guru akan meningkat jika guru mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif. Penggunaan media dan model-model pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru diharapkan mampu merancang proses pembelajaran semaksimal mungkin. Seorang guru perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran baik dalam penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran maupun sumber belajar yang akan digunakan. Dalam penggunaan media atau sumber belajar harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan dan sesuai karakteristik siswa. Guru perlu merencanakan pembelajaran sebaik mungkin dengan jalan mengupayakan siswa terlibat langsung untuk belajar menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan dapat menerapkan prinsip siswa belajar dengan aktif. Guru berperan sebagai motivator untuk memotivasi siswa agar maubelajar dengan jalan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa. Guru juga perlu melakukan penilaian pembelajaran. Guru melakukan penilaian pembelajaran dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen yang sesuai. Penilaian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh materi yang dikuasai oleh siswa. Guru diharapkan tidak menitikberatkan penilaian hasil akhir belajarnya saja tetapi guru juga harus melihat penilaian proses dalam pembelajaran. Tujuan dilakukan penilaian proses yaitu untuk mengetahui seberapa kinerja siswa dikelas dan keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran. Komponen dalam kegiatan pembelajaran yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Berdasarkan hasil observasi proses belajar mengajar pada kelas 5 SDN Ngampon, kegiatan pembelajaran IPA dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Interaksi antara guru dan murid masih rendah. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar mengajar. Dari segi perencanaan guru kurang menyiapkan metode atau model-model pembelajaran yang tepat saat mengajar. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada saat mengajar. Guru hanya mengandalkan metode ceramah dan hanya menggunakan buku pegangan yang ada, tanpa menggunakan model yang sesuai
3 422 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 dengan materi. Akibatnya partisipasi, keaktifan dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Guru belum mempersiapkan RPP dengan baik pada saat mengajar, hanya menggunakan RPP yang dibuat pada tahun sebelumnya. Tidak ada kelompok kerja siswa, siswa hanya duduk di bangku masing-masing menyimak dan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru dalam menilai hanya mengandalkan penilaian hasil akhir tanpa memperhatikan penilaian proses yang seharusnya menuntun siswa untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan manfaat bagi siswa dapat meningkatkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran serta kualitas hasil belajar siswa. KAJIAN PUSTAKA Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam, maka pembelajaran IPA berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Dalam hal ini, pendidikan IPA diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Iskandar (2001: 2-5) IPA adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA, keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan di antaranya adalah mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala sesuatu yang ada di kehidupan alam dan lingkungan sekitar untuk dipelajari siswa agar dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Tujuan IPA menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagai berikut : (1) Memperoleh keyakinan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dan ciptaan-nya, (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan, (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
4 Desy Kurniawati 423 Model Pembelajaran PBL Model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada peserta didik. Model ini berusaha menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Gallow (dalam Miftahul Huda 2015) yang mengemukakan bahwa satu hal penting dalam model PBL adalah perpusat pada peserta didik. ModelPBL merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam mata pelajaran.anies (dalam Miftahul Huda 2003: 1) mengemukakan bahwa PBL adalah salah satu intruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai konteks peserta didik yang mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam memecahkan masalah. Menurut Arend (dalam Miftahul Huda 2007) langkah-langkah pembelajaran PBL yaitu: 1) memberikan orientasi suatu masalah pada peserta didik, 2) mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, 3) mendampingi dalam penyelidikan sendiri maupun kelompok, 4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil, dan, 5) analisis dan evaluasi dari proses pemecahan masalah. Pembelajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari dari lima tahapan utama yang dimulai dari pendidik memperkenalkan peserta didik dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 40-41), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranahkognitif, afektif, dan psikomotor.sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan. Menurut Sardiman (2007:51) hasil belajar adalah hasil langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar-menhajar yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya, sedangkan menurut Howard Kingsley, hasil belajar dibedakan dalam 3 kelompok yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan citacita (dalam Sudjana 2008:22). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya berupa sesuatu yang diukur secara kuantitatifsaja melainkan juga secara kualitatif terkait perubahan peserta didik dari yang belum bisa menjadi bisa.dalam mengevaluasi suatu pelajaran pasti ada sesuatu yang harus di capai terutama ialah tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran.tujuan utama penggunaan evaluasi dalam pembelajaran (classroom evaluation) disekolah adalah membantu guru dan peserta didik untuk mengambil keputusan professional dalam memperbaiki pelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di SD Ngampon Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, dengan subjek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Jenis penelitian ini adalah
5 424 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 penelitian tindakan kelas (PTK) model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Uno, 2011), dimana setiap siklus terdiri dari tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan yang dilaksanakan secara bersamaan dengan observasi dan refleksi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari subyek penelitian atau berasal dari siswa yaitu berupa: nilai hasil belajar kondisi awal, nilai hasil belajar setelah pelaksanaan pada siklus I, nilai hasil belajar setelah pelaksanaan siklus II. Data sekunder berasal dari deskripsi atau catatan-catatan temuan selama berlangsungnya perbaikan pembelajaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskripsi komparatif, yaitu membandingkan nilai tes sebelum perbaikan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes, observasi dan dokumentasi. Tes dalam penelitian ini menggunakan tes formatif untuk mengukur tingkat hasil belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai siswa kelas 5 SD Ngampon dalam pembelajaran yang telah dilakukan pada proses pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi guru dan siswa, serta dokumentasi. Adapun untuk validitas soal tes maupun lembar observasi harus memenuhi validitas. Penelitian ini menggunakan validitas denganmenggunakan aplikasi SPSS versi 16.0.Soal tes yang diberikan sebelumnya telah lulus uji validitas soal. Peneliti telah menetapkan indikator kinerja, dimana indikator tersebut terbagi menjadi dua indikator, yaitu indikator proses dan hasil. Penelitian ini memberi patokan indikator proses adalah 12 persen jumlah keseluruhan dalam kegiatan PBL, sedangkan indikator hasil adalah ketercapaian KKM pada hasil tes kemampuan siswa pada materi sifat-sifat cahaya, dimana KKM yang ditentukan adalah 70. Pemberian patokan keberhasilan 80 persen dari jumlah seluruh siswa mencapai 70 berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa sebagai pencapaian indikator hasil. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SDN Ngampon yang beralamatkan di Desa Ngampon, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Guru dan staff di SDN Ngampon berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 guru agama Islam dan 1 penjaga sekolah. SDN Ngampon memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru sekaligus sebagai ruang kepala sekolah, 1 ruang tamu, 1 musholla, 1 perpustakaan, 4 buah kamar kecil untuk siswa dan guru, dan mempunyai 2 halaman luas yang terdapat di depan dan di belakang sekolah. Saat ini jumlah keseluruhan siswa yang ada di SDN Ngampon adalah 124 siswa. Penelitian ini dilakukan pada semester II (genap) siswa kelas 5 dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa, yang terdiri dari 14 siswaperempuan dan 13 siswa lakilaki. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada kondisi awal yaitu: 13 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (48%) sedangkan 14 siswa masih mendapat nilai di bawah KKM (52%). Adapun rata-rata nilai 69 dan KKM
6 Desy Kurniawati 425 yang ditetapkan ialah 70. Hal ini dapat Hal ini dapat dilihat padatabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil belajar IPAPada Kondisi Awal Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Tuntas % Belum Tuntas < % Jumlah % Rata-rata 69 Nilai Terendah 44 NilaiTertinggi 80 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningatkan hasil belajar IPA dengan materi sifat-sifatcahaya menggunakan model pembelajaran PBL. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menyusun strategi yang tepat, cocok dan menarik siswa supaya siswa dapat berperan aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran. Siklus I Kegiatan Pelaksanaan Siklus I Rencana pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) menyiapkan bahan, media, dan sumber pembelajaran, (3) menyiapkan alat evaluasi. Peneliti melaksanakan 3 pertemuan dalam siklus I. Setelah dilaksanakannya KBM dalam siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yaitu terdapat 16 siswa tuntas dan terdapat 11 siswa yang belum tuntas. Hasil tersebut dapat digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus I No Nilai Frekuensi Persentase (%) , , , , , , , , ,70 Jumlah Rata-rata 70,5 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 44 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah)
7 426 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 Sesuai pada Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas KKM. Pada siklus I terdapat niai terendah yaitu 44 dan nilai tertingginya adalah 100. Ketuntasan nilai IPA siklus I akan dijelaskan melalui tabel 3 berikut: Tabel 3. Ketuntasan Nilai IPA Siklus I Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas % Tidak Tuntas < % Jumlah % Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Dari tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau sebesar 59% dari jumlah seluruh siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 11 atau sebesar 41% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan (KKM) dalam pembelajaran lebih banyak dari siswa yang tidak tuntas, akan tetapi indikatorkinerja hasil belajar IPA yang peneliti tentukan belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikaan pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu diadakannya siklus II dengan lebih memperhatikan hasil refleksi dari siklus I. Refleksi Siklus I Secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan, yaitu sebagai berikut: pada siklus I hasil observasi guru yang diperoleh dari observer yaitu semua sintak sudah terlaksana, namun belum terlaksana secara baik dan sempurna,guru belum memberikan motivasi belajar pada siswa sehingga siswa kurang bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yangdipelajari, ada sebagian siswa yang asyik bermain dengan teman sebangkunya. Siklus II Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I untuk meningatkan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya menggunakan model pembelajara PBL. Peneliti juga menyusun strategi yang tepat dan menarik supaya siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siklus II dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Berdasarkan hasil observasi praktek pembelajaran siklus II, maka didapatkan peningkatan hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL yang dilakukan oleh peneliti semakin membaik serta mengalami kemajuan. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa secara umum penerapan model pembelajaran PBL pada siklus II adalah baik.
8 Desy Kurniawati 427 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus II No Nilai Frekuensi Persentase (%) , , , , , , , , ,83 Jumlah Rata-rata 80, 1 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 44 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Sesuai pada tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas. Pada siklus II terdapat niai terendah yaitu 44 dan nilai tertingginya adalah 100. Ketuntasan nilai IPA siklus II akan dijelaskan melalui tabel 5 berikut: Tabel 5 Ketuntasan Nilai IPA Siklus II Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas % Tidak Tuntas < % Jumlah % Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar sebanyak 22 siswa atau 81% dan siswa yang tidak tuntas 5 siswa atau 19%. Refleksi Siklus II Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi yang mencakup keseluruhan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa guru atau peneliti mengalami kemajuan dalam menerapkan model pembelajaran PBL. Hal ini nampak pada hasil nilai rata-rata yang meningkat. Seluruh item yang diamati telah terlaksana pada penerapan model PBL pada pembelajaran IPA, sehingga dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas 5 sudah baik. Berdasarkan tabel4 dan 5, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Ngamponmengalami peningatan hasil belajar pada siklus II. Hal ini terlihat pada hasil nilai rata-rata yang meningkat menjadi 80,1 atau dalam persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 81% yang didapat oleh siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau dapat disebut
9 428 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 dengan tidak tuntas mengalami penurunan menjadi 19% yang didapat oleh 5 siswa, untuk nilai terendah yang didapat oleh siswa menjadi 44 dan untuk nilai tertinggi mencapai nilai 100. Hasil yang telah diperoleh baik dalam bentuk nilai rata-rata maupun dalam persentase ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan atau dapat dikatakan tujuan penelitian pada kali ini telah tercapai. Mengenai hambatanhambatan yang dialami pada saat terlaksananya siklus I sudah berhasil diperbaiki dan terlaksana pada siklus II. Hal ini terbukti dengan semakin banyak siswa yang terlibat aktif dalampembelajaran, sudah dapat terkondisikan dengan baik derta antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah baik. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PBL dapat diketahui hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Nilai Kondisi awal Siklus I Siklus II Belajar F % F % F % 1. Tuntas Belum tuntas < Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata 69 70,5 80,1 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Pembahasan Hasil Penelitian Pada kondisi awal hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon masih rendah ditunjukkan dari ketuntasan belajar yang dicapai dari 27 siswa ada 13 siswa atau 48% dari keseluruhan siswa yang telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa kurang aktif, mudah bosan karena guru cenderung menggunakan motode ceramah yang mendominasi dalam penyampaian materi dan kurang memanfaatkan media pembelajaran. Tidak ada kelompok kerja siswa hanya duduk dibangku masing-masing mendengarkan penjelasan dari guru. Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan tindakan penelitian kelas dengan menggunakan model pembelajaran PBL sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Pada kondisi awal terdapat 13 siswa atau dengan persentase 48% dari keseluruhan siswa yang tuntas sedangkan 14 siswa atau dengan persentase 52% dari keseluruhan siswa yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 69. Setelah dilakukan tindakan siklus I
10 Desy Kurniawati 429 hasil belajar siswa meningkat yang dapat dilihat dari yang tuntas bertambah menjadi 16 siswa atau dengan persentase 59% dari keseluruhan siswa dan yang tidak tuntas semakin berkurang yaitu 11 siswa atau dengan persentase 41% dari keseluruhan siswa dengan nilai rata-rata 70,5. Apabila dibandingkan dengan kondisi awal, hasil belajar pada siklus I sudah meningkat namun hasil ini belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80% dari keseluruhan siswa yang tuntas. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kekurangan seperti siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa masih banyak yang ramai sendiri. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka dilakukan tindakan perbaikan dengan pelaksanaan siklus II. Pada siklus II hasil belajar siswa semakin meningkat yaitu 22 siswa atau dengan persentase 81% dari jumlah keseluruhan telah mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan dan 5 siswa atau dengan persentase 19% dari jumlah keseluruhan belum mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 80,1. Hal ini telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dari jumlah keseluruhan telah mencapai ketuntasan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaaan model pembelajaran PBL di kelas 5 SDN Ngampon dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis tindakan yaitu penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL yang sesuai sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SDN Ngampon Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Penerapan model PBL membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, karena siswa bisa belajar secara berkelompok dan dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Anies (dalammiftahul Huda 2001:1) PBL adalah salah satu intruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai konteks peserta didik yang mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam memecahkan masalah. Selain itu siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran IPA dibandingkan pada kondisi awal. Siswa juga menjadi lebih aktif hal ini dilihat dari kegiatan tanya jawab dan diskusi dengan bekerjasama dengan anggota kelompok untuk memecahkan soal. Hasil penelitian ini melengkapi dan memperkuat penelitian terdahulu antara lain yang telah dilakukan oleh Riana Rahmasari (2016) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. Riana Rahmasari (2016) menyimpulkan bahwa melalui penerapan model ModelProblem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Nglempong Ngaglik Sleman. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata hasil belajar dari kondisi awal (41,67%) meningkat hasil belajarnya pada siklus 1 (95,83%). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Anik Rohchimah (2015) yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Problem Based Learning. Hamsyin Djabir (2015) menyimpulkan bahwa melalui model problem based learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dari (1) keterampilan guru siklus I memperoleh skor 27 kategori baik, siklus II memperoleh skor 29 kategori baik dan siklus III skor meningkat menjadi 33 kategori sangat baik; (2) Aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 22,4 kategori
11 430 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 baik, siklus II memperoleh skor 26,7 kategori baik dan siklus III skor meningkat menjadi 31,3 kategori sangat baik; (3) hasil belajar siswa siklus I mendapatnilai rata-rata 75,3 ketuntasan klasikal 76,92%, siklus II mendapat nilai rata-rata 78 ketuntasan klasikal 82,05% dan meningkat pada siklus III nilai rata-rata 84,48 ketuntasan klasikal 87,17%. Berdasarkan kajian diatas persamaan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaannya adalah pada kesulitan materi yang dialami siswa dan jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada materi tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL sesuai sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon Semester II tahun pelajaran 2016/2017 adalah (a) memberikan masalah pada peserta didik dengan tahapan yaitu guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan masalah dan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa (b) mengorganisasi peserta didikuntuk meneliti guru membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah (c) peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai masalah guru membimbing dalam memecahkan masalah dan meminta untuk mencatat hasil diskusi (d) mengembangkan dan mepresentasikan hasil guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan (e) analisis dan evaluasi dari proses pemecahan masalah guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan masalah yang mereka lakukan. 2. Penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon semester II tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dapat terbukti dengan meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar. Pada kondisi awal ketuntasan hanya mencapai 48% setelah menerapkan model pembelajaran PBL pada siklus I ketuntasan meningkat mencapai 59% pada siklus II ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 81%. Nilai rata-rata kelas juga meningkat pada kondisi awal nilai rata-rata siswa hanya 69, pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,5 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,1. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran (1) Bagi siswa dalam mengikuti model pembelajaran PBL harus bersungguh-sungguh dan aktif baik dalam kegiatan diskusi maupun tanya jawab, selain itu pada saat dilakukan pembahasan jawaban secara bersama-sama siswa harus lebih memperhatikan agar pemahaman terhadap materi pelajaran menjadi lebih baik sehingga hasil belajar dapat meningkat (2) Bagi gurudapat menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariasi dalam pembelajaran IPA salah satunya dengan model pembelajaran PBL karena dengan model pembelajaran ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, siswa aktif, dan
12 Desy Kurniawati 431 lebih semangat belajar. Selain itu dengan penerapan model pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya dalam kegiatan diskusi agar semua siswa aktif untuk menjawab pertanyaan, guru harus lebih mengkondisikan siswa untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan dan diberikan batasan waktu agar kegiatan diskusi lebih efektif (3) Bagi sekolahpenggunaan model pembelajaran PBL dapat dijadikan referensi untuk meningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa di SDN Ngampon. DAFTAR PUSTAKA Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Huda, Miftahul.2015.Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iskandar Pendidikan IPA. Bandung: CV Maulana. Rahmasari, Riana Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. Rohchimah, Anik Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Problem Based Learning. Permendiknas Standar Isi. Jakarta: BSNP Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Uno, Hamzah B Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan.
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini
Fivi Nuraini 369 PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD Oleh Fivi Nuraini 292013122@student.uksw.edu Firosalia Kristin Firosalia.kristin@staff.uksw.edu
Lebih terperinciOleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01
Yudha Widhiatma 447 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Oleh Yudha Widhiatma 292013095@student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu
Lebih terperinciARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek
Lebih terperinciPenerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi
Lebih terperinciX f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciPEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh
Lebih terperinciPenerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS
Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinci734 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
734 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAM DIPADUKAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS 5 SD Oleh Farida Ainur Rohmah faridaainur.roh26@gmail.com
Lebih terperinciOleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek
Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciPenerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir
Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA
12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan masa depan bangsa, karena dari pendidikan diharapkan mampu memberdayakan peserta didik menjadi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole Fatima Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli
Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciPenerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Suarni, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciShanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET DI KELAS V SDN SUKAJAYA KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan Rudi, Anthonius Palimbong, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciArun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Pembina Toli-Toli Pada Pokok Bahasan Fungsi Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dan Edutainment Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni
Lebih terperinciPENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR
PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. 3 Toaya Amaliah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses interaksi antara siswa dengan guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru memiliki peranan untuk memfasilitasi siswa melalui usaha usaha terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa
Lebih terperinciEsty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai
Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA
Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yakni seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Seting penelitian
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan penting dan sarana demi memajukan pembangunan negara. Pendidikan menjadi tuntutan wajib
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1
19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 Tumijajar semester ganjil pada pokok bahasan Impuls dan Momentum tahun pelajaran
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG 1 Diah Kurniawati, 2 Sunardi Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Sumber daya manusia (SDM) dapat meningkat dengan adanya pendidikan. Pendidikan akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan dalam belajar
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: RESTI FITRIANINGRUM A54F100038 FAKULTAS
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang
Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang Siti Hadija Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPenerapan Experiential Learning
Penerapan Experiential Learning dalam Pembelajaran IPA pada Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Inpres Mandok Resni Taung, I Made Tangkas, dan Ratman Mahasiswa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber
Lebih terperinciSusiyanto 2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK 3
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS 4 SD NEGERI LEMAHIRENG 02 KECAMATAN BAWEN SEMESTER II TAHUNPELAJARAN2014/2015 1 Susiyanto 2 PGSD
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DAN MODEL TALKING STICK KELAS 4 SDN BERGASLOR 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi (2012: 3) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK PAISAH PANGGABEAN Guru SDN 019 Bonandolok Email : paisah@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Mlowo Karangtalun 04 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. SDN Mlowo Karangtalun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura
Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura Endang Sutriani, Irwan Said, dan Ratman Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Demikan halnya dengan pendidikan
Lebih terperinciISSN No Media Bina Ilmiah 39
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 39 PENERAPAN MDEL PEMBELAJARAN TIPE CPERATIVE INTEGRATED READING AND CMPSITIN (CIRC) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BERTANYA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS V SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, untuk
Lebih terperinci