420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017"

Transkripsi

1 420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS 5 SDN NGAMPON Oleh Desy Kurniawati @student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang dilakukan guru hanya mengandalkan metode ceramah. Dalam proses belajar mengajar guru hanya menggunakan buku pegangan yang ada, tanpa menggunakan model yang sesuai dengan materi. Kondisi yang demikian menjadikan siswa sulit untuk memahami materi pelajaran, sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA rendah, hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai siswa yang berada di bawah KKM (70) sebanyak 14 siswa atau 52%. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning siswa kelas 5 SDN Ngampon Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus.setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi sesuai dengan model penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart, masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Ngampon yang berjumlah 27 siswa.teknik pengumpulan yang dilakukan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasilbelajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa langkahlangkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas 48% pada kondisi awal menjadi 59% pada siklus I dan 81% pada siklus II. Pada kondisi awal, siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa (48%). Pada siklus I meningkat 16 siswa (59%) dan pada siklus II 22 siswa (81%). Penelitian dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 80 persen siswa tuntas dengan KKM 70. Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Based Learning, Hasil Belajar IPA

2 Desy Kurniawati 421 PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang dirumuskan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menempuh berbagai upaya. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup keseluruhan komponen pendidikan seperti kualitas guru, pengadaan buku, proses pembelajaran, pembaruan kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas pendidikan. Telah terjadi pergeseran pola sistem mengajar yaitu guru yang mendominasi kelas sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.kualitas guru akan meningkat jika guru mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif. Penggunaan media dan model-model pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru diharapkan mampu merancang proses pembelajaran semaksimal mungkin. Seorang guru perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran baik dalam penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran maupun sumber belajar yang akan digunakan. Dalam penggunaan media atau sumber belajar harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan dan sesuai karakteristik siswa. Guru perlu merencanakan pembelajaran sebaik mungkin dengan jalan mengupayakan siswa terlibat langsung untuk belajar menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan dapat menerapkan prinsip siswa belajar dengan aktif. Guru berperan sebagai motivator untuk memotivasi siswa agar maubelajar dengan jalan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa. Guru juga perlu melakukan penilaian pembelajaran. Guru melakukan penilaian pembelajaran dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen yang sesuai. Penilaian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh materi yang dikuasai oleh siswa. Guru diharapkan tidak menitikberatkan penilaian hasil akhir belajarnya saja tetapi guru juga harus melihat penilaian proses dalam pembelajaran. Tujuan dilakukan penilaian proses yaitu untuk mengetahui seberapa kinerja siswa dikelas dan keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran. Komponen dalam kegiatan pembelajaran yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Berdasarkan hasil observasi proses belajar mengajar pada kelas 5 SDN Ngampon, kegiatan pembelajaran IPA dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Interaksi antara guru dan murid masih rendah. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar mengajar. Dari segi perencanaan guru kurang menyiapkan metode atau model-model pembelajaran yang tepat saat mengajar. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada saat mengajar. Guru hanya mengandalkan metode ceramah dan hanya menggunakan buku pegangan yang ada, tanpa menggunakan model yang sesuai

3 422 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 dengan materi. Akibatnya partisipasi, keaktifan dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Guru belum mempersiapkan RPP dengan baik pada saat mengajar, hanya menggunakan RPP yang dibuat pada tahun sebelumnya. Tidak ada kelompok kerja siswa, siswa hanya duduk di bangku masing-masing menyimak dan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru dalam menilai hanya mengandalkan penilaian hasil akhir tanpa memperhatikan penilaian proses yang seharusnya menuntun siswa untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan manfaat bagi siswa dapat meningkatkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran serta kualitas hasil belajar siswa. KAJIAN PUSTAKA Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam, maka pembelajaran IPA berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Dalam hal ini, pendidikan IPA diharapkan bisa menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Iskandar (2001: 2-5) IPA adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA, keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan di antaranya adalah mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala sesuatu yang ada di kehidupan alam dan lingkungan sekitar untuk dipelajari siswa agar dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Tujuan IPA menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagai berikut : (1) Memperoleh keyakinan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dan ciptaan-nya, (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan, (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

4 Desy Kurniawati 423 Model Pembelajaran PBL Model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada peserta didik. Model ini berusaha menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Gallow (dalam Miftahul Huda 2015) yang mengemukakan bahwa satu hal penting dalam model PBL adalah perpusat pada peserta didik. ModelPBL merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam mata pelajaran.anies (dalam Miftahul Huda 2003: 1) mengemukakan bahwa PBL adalah salah satu intruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai konteks peserta didik yang mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam memecahkan masalah. Menurut Arend (dalam Miftahul Huda 2007) langkah-langkah pembelajaran PBL yaitu: 1) memberikan orientasi suatu masalah pada peserta didik, 2) mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, 3) mendampingi dalam penyelidikan sendiri maupun kelompok, 4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil, dan, 5) analisis dan evaluasi dari proses pemecahan masalah. Pembelajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari dari lima tahapan utama yang dimulai dari pendidik memperkenalkan peserta didik dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 40-41), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranahkognitif, afektif, dan psikomotor.sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan. Menurut Sardiman (2007:51) hasil belajar adalah hasil langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar-menhajar yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya, sedangkan menurut Howard Kingsley, hasil belajar dibedakan dalam 3 kelompok yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan citacita (dalam Sudjana 2008:22). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya berupa sesuatu yang diukur secara kuantitatifsaja melainkan juga secara kualitatif terkait perubahan peserta didik dari yang belum bisa menjadi bisa.dalam mengevaluasi suatu pelajaran pasti ada sesuatu yang harus di capai terutama ialah tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran.tujuan utama penggunaan evaluasi dalam pembelajaran (classroom evaluation) disekolah adalah membantu guru dan peserta didik untuk mengambil keputusan professional dalam memperbaiki pelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di SD Ngampon Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, dengan subjek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Jenis penelitian ini adalah

5 424 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 penelitian tindakan kelas (PTK) model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Uno, 2011), dimana setiap siklus terdiri dari tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan yang dilaksanakan secara bersamaan dengan observasi dan refleksi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari subyek penelitian atau berasal dari siswa yaitu berupa: nilai hasil belajar kondisi awal, nilai hasil belajar setelah pelaksanaan pada siklus I, nilai hasil belajar setelah pelaksanaan siklus II. Data sekunder berasal dari deskripsi atau catatan-catatan temuan selama berlangsungnya perbaikan pembelajaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskripsi komparatif, yaitu membandingkan nilai tes sebelum perbaikan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes, observasi dan dokumentasi. Tes dalam penelitian ini menggunakan tes formatif untuk mengukur tingkat hasil belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai siswa kelas 5 SD Ngampon dalam pembelajaran yang telah dilakukan pada proses pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi guru dan siswa, serta dokumentasi. Adapun untuk validitas soal tes maupun lembar observasi harus memenuhi validitas. Penelitian ini menggunakan validitas denganmenggunakan aplikasi SPSS versi 16.0.Soal tes yang diberikan sebelumnya telah lulus uji validitas soal. Peneliti telah menetapkan indikator kinerja, dimana indikator tersebut terbagi menjadi dua indikator, yaitu indikator proses dan hasil. Penelitian ini memberi patokan indikator proses adalah 12 persen jumlah keseluruhan dalam kegiatan PBL, sedangkan indikator hasil adalah ketercapaian KKM pada hasil tes kemampuan siswa pada materi sifat-sifat cahaya, dimana KKM yang ditentukan adalah 70. Pemberian patokan keberhasilan 80 persen dari jumlah seluruh siswa mencapai 70 berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa sebagai pencapaian indikator hasil. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SDN Ngampon yang beralamatkan di Desa Ngampon, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Guru dan staff di SDN Ngampon berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 guru agama Islam dan 1 penjaga sekolah. SDN Ngampon memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru sekaligus sebagai ruang kepala sekolah, 1 ruang tamu, 1 musholla, 1 perpustakaan, 4 buah kamar kecil untuk siswa dan guru, dan mempunyai 2 halaman luas yang terdapat di depan dan di belakang sekolah. Saat ini jumlah keseluruhan siswa yang ada di SDN Ngampon adalah 124 siswa. Penelitian ini dilakukan pada semester II (genap) siswa kelas 5 dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa, yang terdiri dari 14 siswaperempuan dan 13 siswa lakilaki. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada kondisi awal yaitu: 13 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (48%) sedangkan 14 siswa masih mendapat nilai di bawah KKM (52%). Adapun rata-rata nilai 69 dan KKM

6 Desy Kurniawati 425 yang ditetapkan ialah 70. Hal ini dapat Hal ini dapat dilihat padatabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil belajar IPAPada Kondisi Awal Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Tuntas % Belum Tuntas < % Jumlah % Rata-rata 69 Nilai Terendah 44 NilaiTertinggi 80 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningatkan hasil belajar IPA dengan materi sifat-sifatcahaya menggunakan model pembelajaran PBL. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menyusun strategi yang tepat, cocok dan menarik siswa supaya siswa dapat berperan aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran. Siklus I Kegiatan Pelaksanaan Siklus I Rencana pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) menyiapkan bahan, media, dan sumber pembelajaran, (3) menyiapkan alat evaluasi. Peneliti melaksanakan 3 pertemuan dalam siklus I. Setelah dilaksanakannya KBM dalam siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yaitu terdapat 16 siswa tuntas dan terdapat 11 siswa yang belum tuntas. Hasil tersebut dapat digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus I No Nilai Frekuensi Persentase (%) , , , , , , , , ,70 Jumlah Rata-rata 70,5 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 44 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah)

7 426 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 Sesuai pada Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas KKM. Pada siklus I terdapat niai terendah yaitu 44 dan nilai tertingginya adalah 100. Ketuntasan nilai IPA siklus I akan dijelaskan melalui tabel 3 berikut: Tabel 3. Ketuntasan Nilai IPA Siklus I Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas % Tidak Tuntas < % Jumlah % Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Dari tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau sebesar 59% dari jumlah seluruh siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 11 atau sebesar 41% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan (KKM) dalam pembelajaran lebih banyak dari siswa yang tidak tuntas, akan tetapi indikatorkinerja hasil belajar IPA yang peneliti tentukan belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikaan pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu diadakannya siklus II dengan lebih memperhatikan hasil refleksi dari siklus I. Refleksi Siklus I Secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan, yaitu sebagai berikut: pada siklus I hasil observasi guru yang diperoleh dari observer yaitu semua sintak sudah terlaksana, namun belum terlaksana secara baik dan sempurna,guru belum memberikan motivasi belajar pada siswa sehingga siswa kurang bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yangdipelajari, ada sebagian siswa yang asyik bermain dengan teman sebangkunya. Siklus II Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I untuk meningatkan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya menggunakan model pembelajara PBL. Peneliti juga menyusun strategi yang tepat dan menarik supaya siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siklus II dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Berdasarkan hasil observasi praktek pembelajaran siklus II, maka didapatkan peningkatan hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL yang dilakukan oleh peneliti semakin membaik serta mengalami kemajuan. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa secara umum penerapan model pembelajaran PBL pada siklus II adalah baik.

8 Desy Kurniawati 427 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA siklus II No Nilai Frekuensi Persentase (%) , , , , , , , , ,83 Jumlah Rata-rata 80, 1 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 44 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Sesuai pada tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas. Pada siklus II terdapat niai terendah yaitu 44 dan nilai tertingginya adalah 100. Ketuntasan nilai IPA siklus II akan dijelaskan melalui tabel 5 berikut: Tabel 5 Ketuntasan Nilai IPA Siklus II Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas % Tidak Tuntas < % Jumlah % Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar sebanyak 22 siswa atau 81% dan siswa yang tidak tuntas 5 siswa atau 19%. Refleksi Siklus II Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi yang mencakup keseluruhan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa guru atau peneliti mengalami kemajuan dalam menerapkan model pembelajaran PBL. Hal ini nampak pada hasil nilai rata-rata yang meningkat. Seluruh item yang diamati telah terlaksana pada penerapan model PBL pada pembelajaran IPA, sehingga dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas 5 sudah baik. Berdasarkan tabel4 dan 5, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Ngamponmengalami peningatan hasil belajar pada siklus II. Hal ini terlihat pada hasil nilai rata-rata yang meningkat menjadi 80,1 atau dalam persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 81% yang didapat oleh siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau dapat disebut

9 428 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 dengan tidak tuntas mengalami penurunan menjadi 19% yang didapat oleh 5 siswa, untuk nilai terendah yang didapat oleh siswa menjadi 44 dan untuk nilai tertinggi mencapai nilai 100. Hasil yang telah diperoleh baik dalam bentuk nilai rata-rata maupun dalam persentase ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan atau dapat dikatakan tujuan penelitian pada kali ini telah tercapai. Mengenai hambatanhambatan yang dialami pada saat terlaksananya siklus I sudah berhasil diperbaiki dan terlaksana pada siklus II. Hal ini terbukti dengan semakin banyak siswa yang terlibat aktif dalampembelajaran, sudah dapat terkondisikan dengan baik derta antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah baik. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PBL dapat diketahui hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Ngampon pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Nilai Kondisi awal Siklus I Siklus II Belajar F % F % F % 1. Tuntas Belum tuntas < Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata 69 70,5 80,1 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Pembahasan Hasil Penelitian Pada kondisi awal hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon masih rendah ditunjukkan dari ketuntasan belajar yang dicapai dari 27 siswa ada 13 siswa atau 48% dari keseluruhan siswa yang telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa kurang aktif, mudah bosan karena guru cenderung menggunakan motode ceramah yang mendominasi dalam penyampaian materi dan kurang memanfaatkan media pembelajaran. Tidak ada kelompok kerja siswa hanya duduk dibangku masing-masing mendengarkan penjelasan dari guru. Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan tindakan penelitian kelas dengan menggunakan model pembelajaran PBL sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Pada kondisi awal terdapat 13 siswa atau dengan persentase 48% dari keseluruhan siswa yang tuntas sedangkan 14 siswa atau dengan persentase 52% dari keseluruhan siswa yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 69. Setelah dilakukan tindakan siklus I

10 Desy Kurniawati 429 hasil belajar siswa meningkat yang dapat dilihat dari yang tuntas bertambah menjadi 16 siswa atau dengan persentase 59% dari keseluruhan siswa dan yang tidak tuntas semakin berkurang yaitu 11 siswa atau dengan persentase 41% dari keseluruhan siswa dengan nilai rata-rata 70,5. Apabila dibandingkan dengan kondisi awal, hasil belajar pada siklus I sudah meningkat namun hasil ini belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80% dari keseluruhan siswa yang tuntas. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kekurangan seperti siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa masih banyak yang ramai sendiri. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka dilakukan tindakan perbaikan dengan pelaksanaan siklus II. Pada siklus II hasil belajar siswa semakin meningkat yaitu 22 siswa atau dengan persentase 81% dari jumlah keseluruhan telah mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan dan 5 siswa atau dengan persentase 19% dari jumlah keseluruhan belum mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 80,1. Hal ini telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dari jumlah keseluruhan telah mencapai ketuntasan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaaan model pembelajaran PBL di kelas 5 SDN Ngampon dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis tindakan yaitu penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL yang sesuai sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SDN Ngampon Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Penerapan model PBL membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, karena siswa bisa belajar secara berkelompok dan dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Anies (dalammiftahul Huda 2001:1) PBL adalah salah satu intruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai konteks peserta didik yang mempelajari cara berpikir kritis serta keterampilan dalam memecahkan masalah. Selain itu siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran IPA dibandingkan pada kondisi awal. Siswa juga menjadi lebih aktif hal ini dilihat dari kegiatan tanya jawab dan diskusi dengan bekerjasama dengan anggota kelompok untuk memecahkan soal. Hasil penelitian ini melengkapi dan memperkuat penelitian terdahulu antara lain yang telah dilakukan oleh Riana Rahmasari (2016) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. Riana Rahmasari (2016) menyimpulkan bahwa melalui penerapan model ModelProblem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Nglempong Ngaglik Sleman. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata hasil belajar dari kondisi awal (41,67%) meningkat hasil belajarnya pada siklus 1 (95,83%). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Anik Rohchimah (2015) yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Problem Based Learning. Hamsyin Djabir (2015) menyimpulkan bahwa melalui model problem based learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dari (1) keterampilan guru siklus I memperoleh skor 27 kategori baik, siklus II memperoleh skor 29 kategori baik dan siklus III skor meningkat menjadi 33 kategori sangat baik; (2) Aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 22,4 kategori

11 430 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 baik, siklus II memperoleh skor 26,7 kategori baik dan siklus III skor meningkat menjadi 31,3 kategori sangat baik; (3) hasil belajar siswa siklus I mendapatnilai rata-rata 75,3 ketuntasan klasikal 76,92%, siklus II mendapat nilai rata-rata 78 ketuntasan klasikal 82,05% dan meningkat pada siklus III nilai rata-rata 84,48 ketuntasan klasikal 87,17%. Berdasarkan kajian diatas persamaan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaannya adalah pada kesulitan materi yang dialami siswa dan jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada materi tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL sesuai sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon Semester II tahun pelajaran 2016/2017 adalah (a) memberikan masalah pada peserta didik dengan tahapan yaitu guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan masalah dan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa (b) mengorganisasi peserta didikuntuk meneliti guru membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah (c) peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai masalah guru membimbing dalam memecahkan masalah dan meminta untuk mencatat hasil diskusi (d) mengembangkan dan mepresentasikan hasil guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan (e) analisis dan evaluasi dari proses pemecahan masalah guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan masalah yang mereka lakukan. 2. Penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Ngampon semester II tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dapat terbukti dengan meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar. Pada kondisi awal ketuntasan hanya mencapai 48% setelah menerapkan model pembelajaran PBL pada siklus I ketuntasan meningkat mencapai 59% pada siklus II ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 81%. Nilai rata-rata kelas juga meningkat pada kondisi awal nilai rata-rata siswa hanya 69, pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,5 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,1. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran (1) Bagi siswa dalam mengikuti model pembelajaran PBL harus bersungguh-sungguh dan aktif baik dalam kegiatan diskusi maupun tanya jawab, selain itu pada saat dilakukan pembahasan jawaban secara bersama-sama siswa harus lebih memperhatikan agar pemahaman terhadap materi pelajaran menjadi lebih baik sehingga hasil belajar dapat meningkat (2) Bagi gurudapat menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariasi dalam pembelajaran IPA salah satunya dengan model pembelajaran PBL karena dengan model pembelajaran ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, siswa aktif, dan

12 Desy Kurniawati 431 lebih semangat belajar. Selain itu dengan penerapan model pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya dalam kegiatan diskusi agar semua siswa aktif untuk menjawab pertanyaan, guru harus lebih mengkondisikan siswa untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan dan diberikan batasan waktu agar kegiatan diskusi lebih efektif (3) Bagi sekolahpenggunaan model pembelajaran PBL dapat dijadikan referensi untuk meningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa di SDN Ngampon. DAFTAR PUSTAKA Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Huda, Miftahul.2015.Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iskandar Pendidikan IPA. Bandung: CV Maulana. Rahmasari, Riana Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. Rohchimah, Anik Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Problem Based Learning. Permendiknas Standar Isi. Jakarta: BSNP Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Uno, Hamzah B Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini Fivi Nuraini 369 PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD Oleh Fivi Nuraini 292013122@student.uksw.edu Firosalia Kristin Firosalia.kristin@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Yudha Widhiatma 447 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Oleh Yudha Widhiatma 292013095@student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

734 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

734 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 734 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAM DIPADUKAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS 5 SD Oleh Farida Ainur Rohmah faridaainur.roh26@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan masa depan bangsa, karena dari pendidikan diharapkan mampu memberdayakan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole Fatima Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Suarni, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET DI KELAS V SDN SUKAJAYA KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan Rudi, Anthonius Palimbong, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Pembina Toli-Toli Pada Pokok Bahasan Fungsi Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dan Edutainment Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni

Lebih terperinci

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. 3 Toaya Amaliah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses interaksi antara siswa dengan guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru memiliki peranan untuk memfasilitasi siswa melalui usaha usaha terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yakni seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Seting penelitian

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan penting dan sarana demi memajukan pembangunan negara. Pendidikan menjadi tuntutan wajib

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 Tumijajar semester ganjil pada pokok bahasan Impuls dan Momentum tahun pelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG 1 Diah Kurniawati, 2 Sunardi Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Sumber daya manusia (SDM) dapat meningkat dengan adanya pendidikan. Pendidikan akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan dalam belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: RESTI FITRIANINGRUM A54F100038 FAKULTAS

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang Siti Hadija Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Experiential Learning Penerapan Experiential Learning dalam Pembelajaran IPA pada Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Inpres Mandok Resni Taung, I Made Tangkas, dan Ratman Mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

Susiyanto 2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK 3

Susiyanto 2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK 3 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS 4 SD NEGERI LEMAHIRENG 02 KECAMATAN BAWEN SEMESTER II TAHUNPELAJARAN2014/2015 1 Susiyanto 2 PGSD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DAN MODEL TALKING STICK KELAS 4 SDN BERGASLOR 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi (2012: 3) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK PAISAH PANGGABEAN Guru SDN 019 Bonandolok Email : paisah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Mlowo Karangtalun 04 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. SDN Mlowo Karangtalun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura Endang Sutriani, Irwan Said, dan Ratman Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Demikan halnya dengan pendidikan

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 39

ISSN No Media Bina Ilmiah 39 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 39 PENERAPAN MDEL PEMBELAJARAN TIPE CPERATIVE INTEGRATED READING AND CMPSITIN (CIRC) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BERTANYA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, untuk

Lebih terperinci