KALENDERISASI DAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODA MAJU DAN MUNDUR MOMEN KURBAN 10 DZULHIJJAH SEBAGAI PASAR TERNAK UNTUK TINGKATKAN EKONOMI KERAKYATAN
|
|
- Benny Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Semirata 2015 bidang Teknologi Informasi dan Multi Disiplin Universitas Tanjungpura Pontianak Hal KALENDERISASI DAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODA MAJU DAN MUNDUR MOMEN KURBAN 10 DZULHIJJAH SEBAGAI PASAR TERNAK UNTUK TINGKATKAN EKONOMI KERAKYATAN 1) Tiryono, 1) Dorrah A, 1) Agus S dan 2) Inggit P Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145, Indonesia. Tiryono.1962@fmipa.unila.ac.id, rtir04@yahoo.com ( 1) Staf Dosen Jurusan Matematika; 2) Wisudawan Maret 2015) ABSTRAK Kajian Ilmiah ini bertujuan mencari model lintasan Bulan dalam bentuk matematis serta korespondensinya terhadap lintasan Matahari untuk kalenderisasi dan mengukur koefisien pertumbuhan hewan ternak-kurban (sapi, kambing) untuk memberikan gambaran kepada praktisi dalam merancang budidaya ternak sehingga mencapai output yang maksimal. Metoda maju dan mundur model yang diajukan adalah menggunakan fungsi tangga dan fungsi transenden. Hasil kajian model lintasan Bulan yang diajukan tersebut diperoleh y j = [ (MES) i / 12,2 ]; i = dan j = 1 29 atau j = 30 jika limitnya tidak ada dan model pertumbuhan hewan ternak y = y 0 e kt dengan koefisien pertumbuhan sapi k 1 = dan kambing k 2 = Kata kunci : Kalenderisasi,, Fungsi Tangga, Dzulhijjah dan eksponensial 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya, adat istiadat dan bahasa daerah nomor satu di Dunia. Oleh karena itu sejarah mencatat banyak aktifitas peringatan atau upacara dilakukan masyarakat dari Sabang sampai Merauke yang dirayakan dari waktu ke waktu dan generasi ke generasi. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan zaman tidak menutup kemungkinan adanya pergeseran kebiasaan perayaan tersebut, bahkan mungkin ditinggalkan sebelum dikaji dan diketahui potensinya. Aktifitas upacara atau peringatan tersebut dilakukan pada momen waktu tertentu baik hari, bulan, lamanya aktifitas serta persyaratan syahnya. Hampir semua perayaan upacara ritual atau hari besar keagamaan yang terjadi dilakukan pada momen berdasar pada lintasan Bulan sebagai penentuan waktunya. Antara lain: Islam (dalam penentuan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha serta hari besar lainnya); Budha (menetukan Waisak saat bulan purnama); Hindu (menentukan Nyepi saat bulan mati); Kristen/Katolik (menentukan Paskah adalah hari Minggu setelah purnama pada awal musim semi terdekat 3 April); Konghuchu (menentukan Imlek adalah setelah bulan mati pada musim hujan Januari/Februari). Pada masyarakat Islam penanggalan berdasar lintasan Bulan disebut penanggalan Kalender Komariah dan hitungan tahun 1 dimulai dari hijrahnya Nabi/Rosul Muhammad S.A.W. sehingga disebut juga kalender tahun Hijriyah. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Dan Rapat Tahunan Bidang MIPA 2015 dengan Tema Peran Ilmu MIPA Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa pada tanggal 7 Mei 2015 di Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak.
2 Perkembangan sains dan teknologi memberikan harapan solusi terhadap permasalahan yang telah terjadi pada kehidupan sehari-hari dan mengantisipasi terulangnya masalah di masa mendatang, dengan upaya tersebut diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah dengan pijakan bidang ilmu sebagai pondasi yang pada akhirnya untuk kemasalahatan bersama khususnya yang berkaitan dengan penomena alam lintasan Bulan. Dalam menanggapi hasil ciptaan-nya atas informasi yang terdapat pada Surat Yunus ayat 5 yakni dan Kami rancang yang demikian (Matahari dan Bulan) menjadi berbagai posisi koordinat orbital guna member ilmu kalenderisasi dan matematika (formula: waqadarahu manajila lita lamu adadasinina walhisaban); Maka atas ilmu Allah dengan ajarannya yakni kitab alqura n pada makalah ini menanggapi ciptaannya ( Pertama kegiatan yang dilakukan adalah mengamati Bulan sebagai sinar pantul data sudut dalam satuan derajat, yaitu sudut posisi Bulan terhadap horizon dan lama lintasan Bulan dalam satuan jam; Data hasil pengamatan Bulan yang diperoleh merupakan langkah awal untuk mendapatkan gambaran bentuk/model suatu fenomena yang terjadi dikehidupan sehari-hari; Selanjutnya data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan di plot pada koordinat bidang kartesius untuk menentukan pemodelan matematikanya. Pemodelan matematika yang diperoleh merupakan bentuk matematis yang mewakili dari fenomena yang sedang dikaji; Seiring dengan permasalahan yang timbul dari fenomena alam ini pemodelan matematika sebagai suatu bidang terapan matematika untuk pengembangan sains dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari berdasar pada penomena yang terjadi. Pemodelan matematika lintasan Bulan sebagai dasar penanggalan kalender komariyah akan berkualitas keakurasiannya jika didukung dengan data real dari hasil observasi/pengamatan lintasan Bulan dan Matahari (Febi dan Tiryono 2008; Tiryono R. 2006a), oleh karena itu terapan pemodelan matematika akan berhasil apabila dilakukan multi disiplin berbagai bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi termasuk biologi, fisika, kimia dan keteknikan (Edwin J. dan Dale V., 1986; Kreyszig, 1988). Matematika dasar yang digunakan untuk memodelkan lintasan Bulan adalah fungsi tangga dan ilmu ukur sudut yaitu mengukur sudut Bulan terhadap horizon dengan menggunakan busur derajat. Desain alat busur derajat mudah dirancang tanpa mengurangi output yang diharapkan jika dibandingkan dengan peralatan yang modern dan mahal harganya. Dalam jangka panjang, pemodelan matematika lintasan Bulan memberikan suatu harapan dalam menentukan tanggal 10 Dzulhijjah yang merupakan Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 260
3 hari besar dalam agama Islam yaitu sebagai hari raya Idul Adha. Kajian ini menjadi isu global manca negara khususnya bagi negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam yang secara geografis terpencar baik ke timur maupun ke barat dari kota Makkah, dimana kota Makkah sebagai pusat aktifitas perayaan hari Besar Idul Adha. Bagi umat Islam diseluruh penjuru Dunia, dimanapun mereka berada pada tanggal tersebut melakukan aktifitas sholat hari raya Idul Adha yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemotongan hewan kurban. Meningkatnya jumlah permintaan hewan kurban di Dunia umumnya dan Indonesia khususnya mengundang perhatian dari berbagai pihak baik intasi terkait maupun masyarakat perternak/penggemukan hewan kurban (sapi/kambing) dan tidak ketinggalan pula para peneliti diberbagai instansi maupun Universitas untuk mengkaji serta mengembangkannya sehingga sumber daya alam dan hewan dapat memberikan nilai tambah berupa hasil peternakan/penggemukan yaitu dari hasil penjualan hewan kurban. Kalangan peneliti memiliki kesempatan untuk melakukan sumbangsih karyanya baik melalui publikasi maupun pengabdian kepada masyarakat, temuan-temuan yang telah dihasilkan diharapkan mampu memberikan solusi terhadap fenomena permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dewasa ini peternak/penggemukan hewan kurban telah banyak melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan hasil ternaknya antara lain melalui pemilihan bibit/jenis unggul dari berbagai negara atau daerah yang sudah maju dalam melestarikan turunan sehingga dapat menghasilkan hewan kurban yang secara fisik berkembang meningkat jumlah berat/bobot secara nyata. Usaha lain untuk meningkatkan produksi hasil ternak misalnya dengan penggemukan, yaitu dengan membuat kandang yang disekat sekat sebagai tempat tinggal ternak dan setiap sekatan dihuni satu ekor; Serta diasumsikan pakan, pekerja, dan pasar ternak tersedia semasa produksi. Sejauh ini di Indonesia hewan yang dijadikan kurban adalah sapi dan kambing, beberapa jenis hewan tersebut yang telah dikenal dan dikaji yaitu: 1. Sapi lokal dan sapi metal (bali, madura, dan peranakan: brahman, ongole, f- holstein) 2. Kambing / Domba / Wedus (gembel, garut, merino, dorset, rambo dan lainnya) Pada dasarnya untuk melakukan kegiatan penggemukan hewan yang diperlukan oleh semua jenis ternak tersebut adalah pakan dan kandang. Material tersebut terdapat pada Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 261
4 vegetasi tanaman alam, perkebunan, tanaman pertanian, tanaman pekarangan, rumput atau semak dan dedaunan. Diperkirakan 90% pakan flora terdapat pada zea mays (jagung), Cocos nucifera (kelapa), Elacis guineensis (sawit), Oriza sativa (padi), Coffea sp dan Acacia sp (akasia), limbah nanas, kedelai, kacang tanah, jerami, sampah pasar sayuran dan lainnya. 2. METODE PENELITIAN Membangun Model Pertumbuhan Eksponensial Populasi Hewan Kurban (sapi/kambing). Langkah awal adalah memisalkan y = f(x) merupakan banyaknya populasi pada saat t, dengan t adalah waktu massa produksi. Jelaslah bahwa f(x) bilangan bulat yang grafiknya meningkat apabila pada periode waktu tertentu pertambahan populasi lebih besar dari resiko kematian. Misalkan bahwa penambahan populasi y (angka menetas dikurangi angka kematian) dalam jangka waktu t sebanding dengan banyaknya populasi pada awal jangka waktu itu dan sebanding dengan panjangnya jangka waktu itu sendiri. Jadi y= ky. t atau y/ t = ky setara dy/dt = ky setara dy/y = k dt. Dengan syarat awal y = y 0 pada saat t = 0 dan mengintegralkan kedua ruas maka diperoleh dy/y = k dt adalah ln y = kt + C syarat pada saat t = 0, y = y 0 akan menghasilkan C = ln y 0 sehingga ln y ln y 0 = kt atau ln (y/y 0 ) = kt Dengan bentuk eksponensial maka ruas kiri dan kanan menjadi y/y 0 = e kt atau y = y 0 e kt Bentuk terakhir merupakan Model Pertumbuhan Populasi, dengan y adalah populasi saat periode waktu t, y 0 adalah populasi awal, k adalah koefisien pertumbuhan selama periode waktu t. Observasi hewan ternak kambing dan sapi yang akan dikembangkan sebagai model pertumbuhan populasi hewan kurban sehingga para praktisi budidaya dapat memprediksi baik sarana/prasarana dari awal bulan Muharram hingga masa kurban 10 Dzulhijjah, sehingga dapat dirancang jumlah produksi yang ditargetkan pada periode waktu yang ditentukan. Data hasil observasi hewan sapi dan kambing dipergunakan sebagai data yang akan dijadikan nilai variabel-variabel pada rumus model pertumbuhan populasi hewan kurban. Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 262
5 Beberapa langkah teknis yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data hewan kurban kambing dan sapi antara lain sebagai berikut: 1. Mengamati pertumbuhan hewan kurban tersebut dilapangan. 2. Studi literatur yang berhubungan dengan kajian pertumbuhan eksponensial (Purcell dan Varberg, 1996; Kreyszig, 1988; Sapi). 3. Studi internet untuk mendapatkan data pertumbuhan hewan sapi dan kambing yang lebih komprehensip (farmland.com; ). Membangun model lintasan Bulan berdasar data hasil observasi/pengamatan lintasan Bulan, kecerahan, sudut dan lamanya lintasan; Selanjutnya hasil pengamatan tersebut dipergunakan sebagai data untuk membangun model matematika yang kedepannya dapat digunakan untuk memantau atau memonitoring dan evaluasi kapan datangnya Bulan baik lintasan pertama maupun lintasan sepuluh. Beberapa pengertian dan data yang perlu diperoleh dari kegiatan mengamati lintasan Bulan antara lain: 1. Arti satu bulan kalender Komariah dan berapa hari lamanya 2. Selisih waktu antara lintasan Bulan dan lintasan Matahari 3. Fungsi Tangga dan nilai limit setelah Bulan mati 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sapi anakan atau pedet adalah anak sapi yang baru disapih/pisah dari induknya rata-rata pada usia 7 bulan. Pedet lokal (sapi bali/madura) harganya sekitar Rp ,- sedangkan pedet metal (peranakan brahman/ongole) sekitar Rp ,- sehingga jika dengan modal sebesar sepuluh juta rupiah diinvestasikan pada ternak akan mendapatkan pedet lokal 2 ekor atau pedet metal 1 ekor. Jika dilakukan penggemukan terhadap pedet selama 12 bulan (1 Muharram 10 Dzulhijjah) menjadi sapi dewasa dengan gigi susu depan sudah tanggal menjadi gigi tetap dan harga jual dua kali harga pedet. Domba/kambing anakan/bakalan adalah anak kambing yang baru disapih/pisah dari induknya rata-rata pada usia 6 bulan. Kambing anakan harganya sekitar Rp ,- sehingga jika dengan modal sebesar sepuluh juta rupiah diinvestasikan pada ternak kambing akan mendapatkan kambing anakan 20 ekor. Jika dilakukan penggemukan selama 6 bulan (1 Muharram Jumadil Akhir) menjadi kambing dewasa dengan gigi susu depan sudah tanggal menjadi gigi tetap dan harga jual dua kali harga kambing anakan. Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 263
6 Pada akhir bulan ke-6 kambing dewasa ditukar dengan kambing anakan sehingga dari 20 kambing dewasa menjadi 40 ekor kambing anakan, 6 bulan kemudian (Rajab 10 Dzulhijjah) menjadi kambing dewasa. Pada karya ilmiah ini mengasumsikan populasi awal (tahun 1) dengan populasi 2 ekor pedet lokal, 1 ekor pedet metal dan 20 ekor kambing anakan yang mana ke-tiga jenis pilihan tersebut setara dengan investasi sebesar sepuluh juta rupiah. Perkembangan atau pertumbuhan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1. dan tabel 2. Jika diamati pertumbuhan populasi ternak secara parsial untuk tahun pertama pengamatan (12 bulan), maka terlihat bahwa ternak sapi mengalami penambahan populasi dua kali populasi awal sedangkan pada ternak kambing mengalami pertumbuhan populasi empat kali populasi awal. Tetapi jika diamati secara keseluruhan selama 2 tahun (24 bulan), maka terlihat bahwa ternak sapi mengalami penambahan populasi empat kali populasi awal sedangkan pada ternak kambing mengalami pertumbuhan populasi delapan kali populasi awal. Jadi pertumbuhan tersebut membentuk kurva eksponensial. Hal ini sesuai dengan model eksponensial pertumbuhan populasi ternak yang dirumuskan diatas: y t = y 0 e kt. Tabel 1. Penggemukan Tahun Pertama No Jenis Populasi Penggemukan-Pertumbuhan Populasi / Bulan Hewan Awal (10 Dzul.) 1. Pedet Sapilokal 2 ( 10 jt.) (sld) ( 20 jt.) 2. Pedet Sapimetal 1 ( 10 jt.) (smd) ( 20 jt.) 3. Kambing - Anakan 20 ( 10 jt.) (kd) ( 40 jt.) 1=Muharram/Sura, 2=Shafar/Sapar, 3=Rabiul Awal/Mulud, 4=Rabiul Akhir/Bakda Mulud, 5=Jumadil Ula/ Jumadil Awal, 6=Jumadil Tsaniyah/ Jumadil Akir, 7=Rajab/ Rejeb, 8=Sya ban/ Ruwah, 9=Ramadhan/ Pasa, 10=Syawal/ Sawal, 11=Dzulqa dah/ Dulkangidah dan 12=Dzulhijjah/ Besar (Rayagung); sld=sapi-lokal dewasa, smd=sapimetal dewasa, kd=kambing dewasa. Tabel 2. Penggemukan Tahun Kedua Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 264
7 No Jenis Hewan 1. Pedet Sapi-lokal 2. Pedet sapimetal 3. Kambing - Anakan Populasi Penggemukan-Pertumbuhan Populasi / Bulan Awal (atp) (10 Dzul.) (sld) ( 40 jt.) (smd) ( 40 jt.) (kd) 0 ( 160 jt.) Perhitungan nilai k untuk setiap akhir tahun (29 Dzulhijjah) k = (ln y t ln y 0 ) / t Tahun pertama: 1 Muharram - 10 Dzulhijjah Pedet Sapi-lokal y 0 = 2; y t = 2 (sapi-lokal dewasa); Pedet Sapi-metal y 0 = 1; y t = 1 (sapi-metal dewasa); Kambing Anakan y 0 = 20; y t = 40 (kambing dewasa); * jika hewan kurban tidak terjual pada momen tersebut lakukan gulir di akhir bulan Dzulhijjah sebelum pergantian tahun baru berikutnya. (1 sapi dewasa -> 2 pedet, 1 kambing dewasa -> 2 kambing anakan ) Sehingga data populasi pada akhir tahun I (29 Dzulhijjah) adalah periode: 1 Muharram 29 Dzulhijjah (12 bulan) menjadi: Pedet Sapi-lokal y 0 = 2; y t = 4 (pedet-lokal); t =12 diperolek nilai k 1 = Pedet Sapi-metal y 0 = 1; y t = 2 (pedet-metal); t =12 diperolek nilai k 1b = Kambing Anakan y 0 = 20; y t = 80 (K-anakan); t =12 diperolek nilai k 2 = Tahun kedua: 1 Muharram hingga 10 Dzulhijjah Pedet Sapi-lokal y 0 = 4; y t = 4 (sapi-lokal dewasa); Pedet Sapi-metal y 0 = 2; y t = 2 (sapi-metal dewasa); Kambing Anakan y 0 = 80; y t = 160 (kambing dewasa); jika hewan kurban tidak terjual pada momen tersebut lakukan gulir di akhir bulan Dzulhijjah sebelum pergantian tahun baru berikutnya. (1 sapi dewasa -> 2 pedet, 1 kambing dewasa -> 2 kambing anakan ) Sehingga data populasi pada akhir tahun II (29 Dzulhijjah) adalah periode: 1 Muharram tahun I 29 Dzulhijjah tahun II (24 bulan) menjadi: Pedet Sapi-lokal y 0 = 2; y t = 8 (pedet-lokal); t =24 diperolek nilai k 1 = Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 265
8 Pedet Sapi-metal y 0 = 1; y t = 4 (pedet-metal); t =24 diperolek nilai k 1b = Kambing Anakan y 0 = 20; y t = 320 (K-anakan); t =24 diperolek nilai k 2 = Diperoleh nilai koefisien pertumbuhan sapi dan kambing adalah k 1 = dan k 2 = Beberapa pengertian dan data yang diperoleh dari kegiatan mengamati lintasan Bulan antara lain: 1. Arti satu bulan kalender Komariah adalah durasi yang dimulai dari terlihatnya bulan sabit pertama-bulan purnama-bulan sabit terakhir hingga bulan mati; Secara proyeksi geometris adalah korespondensi mulai dari posisi Matahari, Bulan dan Bumi terletak pada satu garis proyeksi dalam perjalanannya dari hari ke hari hingga pada posisi satu garis proyeksi lagi. Periodik posisi satu garis proyeksi tersebut ditempuh dalam waktu 29,5 hari. 2. Secara gerak nisbi Matahari melintasi Bumi satu kali lintasan memerlukan waktu 24 jam dan Bulan satu kali lintasan mengelilingi Bumi memerlukan waktu 24 jam 45 menit. Sehingga jika di bandingkan lintasan Bulan terhadap lintasan Matahari ada kelambatan 45 menit setiap harinya. Sebagai data untuk perhitungan kalender komariyah tanggal 10 yaitu awal lintasan ke-10 adalah terjadi pada pukul waktu bulan sabit pertama + 6:45 jam dan akhir lintasan ke-10 adalah terjadi pada waktu bulan sabit pertama + 7:30 jam hari berikutnya. 3. Kecerahan bulan sabit pertama hingga Bulan sabit terahir dapat dilihat selama 28 hari (1% %) selebihnya bulan mati selama 1,5 hari (0%). Kecerahan sinar bulan sabit pertama (lintasan ke-1) 1-3,5 %, lintasan ke-7 kecerakan 50%, lintasan ke 14 kecerahan 100%, lintasan ke-21 kecerahan 50% dan lintasan ke-28 kecerahan 3,5 1% serta lintasan ke-29 adalah bulan mati dengan kecerahan 0%. Berkaitan dengan periodik posisi satu garis proyeksi memerlukan 29,5 hari maka sudut Bulan terhadap Matahari bergeser setiap harinya sebesar /29,5 = 12,2 0 (Maju maupun Mundur) Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 266
9 Penerapan Fungsi Tangga pada kalenderisasi (Komariyah/Bulan) dan Limit menuju 360 o jika nilai limit ada maka Bulan Sabit muncul, jika nilai limit tidak ada maka kalender digenapkan. Tabel berikut: hasil dari menggunakan Aturan Maju dan Aturan Mundur 4. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut : 1. Pengamatan pertubuhan populasi sapi secara parsial setiap tahun ataupun secara keseluruhan dalam waktu dua tahun menunjukan pertumbuhan populasi sapi meningkat secara eksponensial dengan nilai k 1 = Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 267
10 2. Pengamatan pertubuhan populasi kambing baik secara parsial setiap tahun maupun keseluruhan dalam dua tahun, menunjukan pertumbuhan populasi kambing meningkat secara eksponensial dengan nilai k 2 = Satu bulan kalender khomariah lamanya 29,5 hari; Lintasan Bulan terlambat 45 menit terhadap lintasan Matahari setiap harinya, sehingga lintasan Bulan ke-10 dimulai pada pukul (waktu sabit pertama + 6:45) dan berakhir pada hari berikutnya pada pukul (waktu sabit pertama + 7:30). Fungsi Tangga:, i = 1 o dan j = 1 29 atau 30; Sudut Bulan terhadap Matahari bergeser setiap harinya sebesar /29,5 = 12,2 0 (Metoda Maju / Metoda Mundur) 5. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan di Jurusan Matematika FMIPA Unila yang konsen diskusi penanggalan khususnya momen Kurban 10 DzulHijjah. 6. DAFTAR PUSTAKA Edwin j. Purcell dan Dale Varberg, KALKULUS dan Geometri Analitis ( alih bahasa I Nyoman Susila, Bana Kartasasmita, Rawuh), Penerbit Erlanga. Erwin Kreyszig, Advanced Engineering mathematics, John Wiley & Sons Inc. Febi Eka Febriansyah dan Tiryono Ruby, Korespondensi Lintasan Matahari Dan Bulan Sebagai Dasar Untuk Membangun Model Dan Database Kecerahan Sinar Bulan. Jurnal Sains MIPA. Universitas Lampung, ISSN: , hal Tiryono R. 2006a. Model Lokal-Global Radiasi Matahari Sebagai Sumber Energi Terbarukan Menggunakan Hibrid Panel Surya-Baterai. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat. Lembaga Penelitian-Universitas Lampung, ISBN: , Buku Dua, Hal Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat 268
KORESPONDENSI LINTASAN MATAHARI DAN BULAN SEBAGAI DASAR UNTUK MEMBANGUN MODEL DAN DATABASE KECERAHAN SINAR BULAN
J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2008, Vol. 14, No. 1, Hal.: 47-52 ISSN 1978-1873 KORESPONDENSI LINTASAN MATAHARI DAN BULAN SEBAGAI DASAR UNTUK MEMBANGUN MODEL DAN DATABASE KECERAHAN SINAR BULAN ABSTRACT
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)
1 GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) Mata Kuliah : Pemodelan Matematika 2 Kode Mata Kuliah / sks : MAT 440 (2-0) Deskripsi Mata Kuliah : Pengantar mathematical modeling, Plot data observasi, membaca
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Durasi Pertemuan Pertemuan ke : Kalkulus : TSP-102 : 3 (tiga) : 150 menit : 1 (Satu) A. Kompetensi: a. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sapi adalah salah satu hewan yang sejak jaman dulu produknya sudah dimanfaatkan oleh manusia seperti daging dan susu untuk dikonsumsi, dimanfaatkan untuk membajak
Lebih terperinciKata Kunci: Minimalisasi biaya mengungsi relokasi, Optimasi rute transportasi. ISBN :
ISBN : 978-979-7763-3- MODEL MATEMATIKA UNTUK STRATEGI MENGUNGSI-RELOKASI PADA BERPELITA Buku cerdas PEnduduk Lereng gunung api Tergolong Aktif) )) Oleh: Nabih Ibrahim Bawazir 3 ABSTRAK Meletusnya Gunung
Lebih terperinciBumi berotasi. Getak Harian - dari timur ke barat. - periodanya 24 jam. - sejajar ekuator langit.
Gerak Bumi Animasi Bumi berotasi Bola langit melakukan gerak semu, arahnya berlawanan dgn arah gerak rotasi bumi Getak Harian - dari timur ke barat. - periodanya 24 jam. - sejajar ekuator langit. Di ekuator,
Lebih terperinciProposal Masa Depan CONTOH PROPOSAL USAHA. Tanpa Usaha Keras, Ide itu HAMPA «Inspirasi Oh Inspirasi Dialog Terbuka Tersimpan Tanda Tanya»
Proposal Masa Depan Tanpa Usaha Keras, Ide itu HAMPA «Inspirasi Oh Inspirasi Dialog Terbuka Tersimpan Tanda Tanya» CONTOH PROPOSAL USAHA PROPOSAL USAHA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN BUDI DAYA SAPI
Lebih terperinciTernak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong
Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,
Lebih terperinciAplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi
JURNAL FOURIER Oktober 2013, Vol. 2, No. 2, 113-123 ISSN 2252-763X Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi Annisa Eki Mulyati dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas
Lebih terperinciSolusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel
Vol.14, No., 180-186, Januari 018 Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi Metode Pemisahan Variabel M. Saleh AF Abstrak Dalam keadaan distribusi temperatur setimbang (tidak tergantung pada waktu)
Lebih terperincimatematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 6/1 matematika K e l a s XI LIMIT ALJABAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Dapat mendeskripsikan konsep it fungsi aljabar dengan
Lebih terperinciPENANGGALAN SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH
1 PENANGGALAN SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH Dimaklumi bersama bahwa ilmu astronomi sekarang menganut teori Heliosentris (Helio = matahari, sentris = pusat). Heliosentris adalah teori bahwa matahari sebagai pusat
Lebih terperinciImkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)
Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin LAPAN Bandung t_djamal@bdg.lapan.go.id, t_djamal@hotmail.com http://t-djamaluddin.spaces.live.com/
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet
PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (13), Hal. 1-7 ISSN : 337-8 Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet Nurul Asri 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciSilabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.
Silabus 1 2 3 Referensi E. J. Purcell, D. Varberg, and S. E. Rigdon, Kalkulus, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, 2003. Penilaian 1 Ujian Tengah Semester (UTS) : 30 2 Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 3
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54101 / Kalkulus I 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot sks
Lebih terperinciKALKULUS INTEGRAL 2013
KALKULUS INTEGRAL 0 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATA KULIAH Isi pokok mata kuliah ini memuat pemahaman tentang: () Anti turunan: pengertian anti turunan, teorema-teorema, dan teknik anti turunan, () Integral
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.
Lebih terperinciV. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar
V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.
Lebih terperinciMENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA BARAT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 54 58 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MENENTUKAN MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA BARAT LINDO FEBDIAN, EFENDI Program Studi Matematika,
Lebih terperinciPROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI
PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan
Lebih terperinciKAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)
KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN) Oleh: Indri Yanti 1 dan Rinto Anugraha NQZ 2 1 Fakultas Teknik, Universitas Wiralodra,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi Pada tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa dan diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BBKBN)
Lebih terperinciDitulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09
Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani, tetapi sekaligus dapat
Lebih terperinciSistem Penanggalan Hijriyah/Islam
Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam Dr. Muhamad Irfan Hakim AS3006, Pekan Ke-5, 27 Maret 2014 Pendahuluan Kalender Hijriyah (dan kalender Revolusi Perancis) adalah contoh kalender yang resmi dideklarasikan
Lebih terperinciKinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara
No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial merupakan persamaan yang didalamnya terdapat beberapa derivatif. Persamaan diferensial menyatakan hubungan antara derivatif dari satu variabel
Lebih terperinciTEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG
TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG Oleh : Ir. BERTI PELATIHAN PETANI DAN PELAKU AGRIBISNIS BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE TA. 2014 1. Sapi Bali 2. Sapi Madura 3.
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN
PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN Ariani Kasmiran, Yayuk Kurnia Risna Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penentuan waktu merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Suatu peradaban dikatakan maju apabila peradaban tersebut memiliki penanggalan
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR
ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 PWNU Keterangan Hisab : - Perhitungan kalender hijriyah qamariyah berdasarkan metode Al-Durru Al-Aniqu dengan markas Condrodipo, Gresik : 112 37' 3.5 BT dan 7 10' 11,1 LS. Tinggi:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung adalah tanaman pangan terpenting nomor tiga di dunia setelah gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia,
Lebih terperinciPENGENALAN KONSEP DERIVATIF, DAN PENERAPANNYA DALAM PENYELESAIAN PROBLEMATIKA FISIKA. Ashari 1 & Budiyono 2. Abstrak
PENGENALAN KONSEP DERIVATIF, DAN PENERAPANNYA DALAM PENYELESAIAN PROBLEMATIKA FISIKA Ashari 1 & Budiyono 2 1) Jurusan Pendidikan Fisika 2) Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja
13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild
Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild Urai astri lidya ningsih 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura; e-mail: nlidya14@yahoo.com
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/ Materi Aktivitas Pembelajaran
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : Maret 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11.54201 / Kalkulus II 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot sks :
Lebih terperinci[C3, A3]: 3.Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Fungsi dan jenis-jenis fungsi, serta cara menggambarkannya (mg ke 5-6) Garis Entry Behavior
Mata kuliah: Kalkulus 1 (IT043304) / 3 sks CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH KALKULUS 1: 1. Mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif (KU1, KU 2, KU 3 ); 2. Mahasiswa
Lebih terperinciANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga
VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,
Lebih terperinciPENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)
PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE) Idharmahadi Adha 1 Abstrak Semen merupakan bahan additive yang sangat baik digunakan pada metoda
Lebih terperinciPAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG
0999: Amir Purba dkk. PG-57 PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG Amir Purba 1, I Wayan Mathius 2, Simon Petrus Ginting 3, dan Frisda R. Panjaitan 1, 1 Pusat
Lebih terperinciLimit Fungsi. Bab. Limit fungsi Pendekatan (kiri dan kanan) Bentuk tentu dan tak tentu Perkalian sekawan A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR
Bab Limit Fungsi A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran it fungsi, siswa mampu: 1. menghayati pola hidup disiplin, kritis, bertanggungjawab, konsisten
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro
USAHA PETERNAKAN Usaha peternakan merupakan suatu lapangan hidup, tempat seseorang dapat menanamkan modal untuk keperluan hidup keluarganya atau sekelompok masyarakat Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A11.54101/ Kalkulus 1 Revisi 2 Satuan Kredit Semester : 4 SKS Tgl revisi : Agustus 2014 Jml Jam kuliah dalam seminggu : 4
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan terintegrasi yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor ini bertujuan
Lebih terperinciPROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN DOMBA ANAM Farm
PROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN DOMBA ANAM Farm RINGKASAN EKSEKUTIF Usaha peternakan domba merupakan usaha yang berbasis pada potensi lokal Indonesia. Usaha ini cukup menguntungkan karena ditunjang dengan faktor-faktor
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk berupa Skema Pencapaian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang
57 IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi dan Organisasi Perusahaan Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Provinsi
Lebih terperinciSOAL PREDIKSI XI. 2. Jika x = 4, y = 16, dan z = 27, nilai adalah. a. b. c. d. e.
SOAL PREDIKSI XI 1. Waktu yang diperlukan dalam perjalanan Jakarta Bandung adalah 2,25 jam, apabila kecepatan rata-rata kendaraan 75 km/jam. Kecepatan rata-rata kendaraan yang diperlukan agar perjalanan
Lebih terperinciTERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya
TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,
Lebih terperinciPENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG
PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG Ferdinan S. Suek, Melkianus D. S. Randu Program Studi Produksi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Laju permintaan daging sapi di Indonesia terus meningkat seiring
PENDAHULUAN Latar Belakang Laju permintaan daging sapi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, pendapatan per kapita, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kecukupan gizi.
Lebih terperinci1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin S1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MATEMATIKA TEKNIK 2 KODE/SKS : IT042227 / 2 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Pendahuluan Mahasiswa mengerti tentang mata kuliah Matematika Teknik 2 : bahan ajar,
Lebih terperinciKelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.
DESKRIPSI MATA KULIAH TK-... Matematika Dasar: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Sebenarnya, perkembangan kearah komersial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang
Lebih terperincimatematika PEMINATAN Kelas X FUNGSI EKSPONEN K13 A. Definisi Fungsi Eksponen
K13 Kelas X matematika PEMINATAN FUNGSI EKSPONEN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi fungsi eksponen dan cara menghitung
Lebih terperinciVII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK
VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK 7.1. Pola Usahatani Pola usahatani yang dimasukkan dalam program linier sesuai kebiasaan petani adalah pola tanam padi-bera untuk lahan sawah satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo
Lebih terperinciPENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER
PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER Arga Dhahana Pramudianto 1, Rino 2 1,2 Sekolah Tinggi Sandi Negara arga.daywalker@gmail.com,
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media/ Alat
Mata Kuliah Kode/Bobot Deskripsi Singkat : Tujuan Instruksional Umum : : Kalkulus : TSP-102/3 SKS GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar matematika. Pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa kita sebagai siswa juga bisa mengikuti kurban di sekolah, tidak harus selalu di lingkungan rumah saja. Kita
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pembangunan dalam usaha dibidang pertanian, khusunya peternakan dapat memberikan pembangunan yang berarti bagi pengembangan ekonomi maupun masyarakat. Pembangunan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
: Bilangan Riil : Mahasiswa memahami tentang Bilangan Riil :1 (Satu)...kali 1 Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan Sistem bilangan riil 2. Mengerjakan persoalan taksamaan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN. Sub pokok bahasan dan Rincian materi 1. Sistem Bilangan Riil 2. Ketaksamaan bilangan riil 3. Harga mutlak 4.
: Bilangan Riil : Mahasiswa memahami tentang Bilangan Riil :1 (Satu)...kali 1 1. Menjelaskan Sistem bilangan riil 2. Mengerjakan persoalan taksamaan bilangan riil. 3. Menentukan harga mutlak suatu bilangan
Lebih terperinciDIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)
DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 1. PENDAHULUAN Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS
Lebih terperinciPEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 43 52 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT NANDA ARDIELNA, MAHDHIVAN SYAFWAN Program Studi Matematika, Fakultas
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATEMATIKA TEKNIK
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATEMATIKA TEKNIK Program Studi: Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Semester: Genap 2013/2014 OLEH : Ir. Mulyana Husni Rois Ali, S.T., M.Eng.
Lebih terperinciAbdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011
Lebih terperinciAGRIBISNIS KAMBING - DOMBA
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciHomepage : eko.staff.uns.ac.id HP :
Dr. Eko Pujiyanto, S.Si., M.T. Homepage : eko.staff.uns.ac.id www.facebook.com/eko.pujiyanto E-mail : ekop2003@yahoo.com eko@uns.ac.id HP : 081 2278 3991 Agenda hari ini Tentang kelas ini Silabus, Penilaian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang digunakan sebagai landasan pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,
Lebih terperinciPENGANTAR ANALISIS REAL
Seri Analisis dan Geometri No. 1 (2009), -15 158 (173 hlm.) PENGANTAR ANALISIS REAL Oleh Hendra Gunawan Edisi Pertama Bandung, Januari 2009 2000 Dewey Classification: 515-xx. Kata Kunci: Analisis matematika,
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG USAHA PETERNAKAN SAPI
KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PETERNAKAN SAPI Disusun Oleh : Muhammad Ikbal Praditiyo (10.12.4370) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Jl. Ring Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Usaha peternakan
Lebih terperinciCladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris
ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris Bumi sebagai pusat tata surya Planet-planet (termasuk Mth.) berputar mengelilingi bumi Sambil mengelilingi Bumi, planet-planet bergerak melingkar
Lebih terperinciTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep
Lebih terperinciPENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang
Lebih terperinciSolusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2)
Solusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2) 1) Program Studi Fisika Jurusan Fisika Universitas Tanjungpura 2)Program Studi Ilmu Kelautan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com
Lebih terperinciZAARI BIN MOHAMAD HBSC4203_V2 - EARTH AND SPACE / BUMI DAN ANGKASA BUMI DAN ANGKASA A. PENDAHULUAN
BUMI DAN ANGKASA A. PENDAHULUAN Seperti yang kita ketahui, selain planet bumi, di alam semesta terdapat banyak lagi benda-benda lain di langit. Kenampakan objek-objek samawi lain di langit yang umumnya
Lebih terperinciKelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.
DESKRIPSI MATA KULIAH TK-301 Matematika: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika dan
Lebih terperinciKalkulus: Fungsi Satu Variabel Oleh: Prayudi Editor: Kartono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta 2005 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan
Lebih terperinciSILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU
SILABUS Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Ungguan BPPT Darus Sholah Jember kelas : XII IPA Semester : Ganjil Jumlah Pertemuan : 44 x 35 menit (22 pertemuan) STANDAR 1. Menggunakan konsep
Lebih terperinciREPRESENTASI RULE DENGAN TEKNIK INFERENSI FORWARD CHAINING UNTUK SISTEM PAKAR PEMELIHARAAN BIBIT IKAN LELE
Prosiding Semirata 2015 bidang Teknologi Informasi dan Multi Disiplin Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 124-133 REPRESENTASI RULE DENGAN TEKNIK INFERENSI FORWARD CHAINING UNTUK SISTEM PAKAR PEMELIHARAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciTERAPAN INTEGRAL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 22
TERAPAN INTEGRAL Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 22 Topik Bahasan 1 Luas Daerah Bidang Rata 2 Nilai Rataan Fungsi (Departemen Matematika
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika MATAKULIAH : Landasan Matematika KODE MATAKULIAH : MTA231 SKS : 3 SEMESTER : 1 MATAKULIAH PRASYARAT : DOSEN PENGAMPU : Tatik Retno Murniasih,
Lebih terperinciPemuliaan Tanaman dan Hewan
Pemuliaan Tanaman dan Hewan Apakah kamu tahu bahwasanya dewasa ini makin banyak macam-macam tanaman dan hewan apa itu pemuliaan tanaman dan hewan? Berbagai macam tanaman dan hewan yang memiliki bibit unggul
Lebih terperinciAnalisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik
Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Eko Rendra Saputra, Agus Purwanto, dan Sumarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bulat, beruas-ruas dan tingginya antara cm. Jagung merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang mempunyai batang bebentuk bulat, beruas-ruas dan tingginya antara 60 300 cm. Jagung merupakan komoditas vital dalam
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini
Lebih terperinciAPLIKASI TRANSFORMASI LAPLACE DALAM PEMODELAN MATEMATIKA SIKLUS KARBON DI ATMOSFER DAN VEGETASI
APLIKASI TRANSFORMASI LAPLACE DALAM PEMODELAN MATEMATIKA SIKLUS KARBON DI ATMOSFER DAN VEGETASI Kholis Zumrotun Ni mah 1, Kartono 2, Solichin Zaki 3 1,2,3 Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro
Lebih terperinci