BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sumber Daya Manusia Pada PT. Bank XXX, Tbk (Cabang Utama) Perusahaan menyadari bahwa kepuasan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi di Bank dipengaruhi oleh Pelayanan yang baik dari para karyawan Bank. Untuk itu fokus organisasi perusahaan dipusatkan pada keterlibatan karyawan dalam kerjasama kelompok dan orientasi kepada nasabah. Karena dengan hal tersebut, perusahaan dapat merebut lebih banyak pasar, mendorong lebih banyak nasabah, menawarkan nilai tambah melalui perusahaan kompetitor dan membentuk suatu lingkungan kerja yang menguntungkan dan bermanfaat bagi siapapun yang bekerja dengan dan untuk perusahaan. Perusahaan mempunyai standar khusus dalam melayani nasabah baik di counter maupun melalui telepon, dengan melalui program SMART (Senyum Menarik Antusias Ramah Teliti) dan untuk itu ada kompetisi bahkan secara nasional dimana seluruh cabang-cabang di Indonesia berlomba dan berkompetisi untuk menjadi Cabang terbaik yang tentunya akan meningkatkan layanan sehingga berdampak pada keuntungan perusahaan. Pengembangan tenaga profesional diantaranya dilakukan melalui pelatihan eksternal dan internal, kepesertaan seminar dan lokakarya dan program-program 44

2 pelatihan pengembangan untuk karyawan yang akan dipromosi. Hal tersebut memberikan informasi keuangan dan metode khusus sebagai dukungan bagi para tenaga teknis manajemen tentang bagaiman menjalankan usaha ini. Keikutsertaan karyawan dalam pelatihan dilakukan baik di dalam maupun di luar Negeri. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya, para karyawan diikutsertakan dalam program Jaminan Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan standar gaji yang diberikan telah sesuai dengan peraturan pemerintah. Berikut komposisi karyawan per 31 Desember 2009 pada tabel berikut ini Tabel 4.1 Komposisi Karyawan Berdasarkan Eselon Tahun 2009 Eselon Jumlah (%) S2 1 0,49 S3 S4 S5 S6 S7A S7B S ,98 1,47 6,40 20,70 54,20 3,45 12,31 Total Sumber : PT. Bank XXX, Tbk (2009) 45

3 Tabel 4.2 Komposisi Karyawan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2009 Pendidikan Jumlah (%) Perguruan Tinggi (S2) 2 0,99 Perguruan Tinggi (S1) Diploma (D3) Diploma (D2) SLTA atau setingkat SLTP atau setingkat ,44 19,21 0,49 40,39 - Sekolah Dasar 3 1,48 T o t a l Sumber : PT. Bank XXX, Tbk (2009) Tabel 4.3 Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia Tahun 2009 Usia (tahun) Jumlah (%) , ,45 24,14 33,98 24,63 > ,33 T o t a l Sumber : PT. Bank XXX, Tbk (2009) 46

4 B. Data Keuangan Sumber Daya Manusia PT. Bank XXX, Tbk Data berupa laporan keuangan dan data biaya yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Berikut adalah rincian data yang diperoleh : 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan yang menjadi bahasan terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Laporan Arus Kas dan Catatan atas laporan keuangan tidak dibahas karena penulis lebih menekankan pada sumber daya manusia berdasarkan akuntansi yang diterapkan perusahaan dengan akuntansi sumber daya manusia yang berpengaruh secara langsung pada neraca dan laporan laba rugi. Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT. Bank XXX, Tbk dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran Biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia Biaya pengembangan sumber daya manusia pada tahun 2009 a. Biaya Rekrutmen Cabang-cabang PT Bank XXX, Tbk sejak tahun 2000 sudah tidak menerima karyawan baru, seandainyapun ada hanya menerima karyawan dalam status trainee yang harus mengikuti program pendidikan (Management Development Program & Pengembangan Pendidikan Akuntansi) dan seluruh proses penerimaan di lakukan di Kantor Pusat. Dengan demikian biaya rekrutmen di Cabang tidak ada. 47

5 b. Beban Gaji Total beban gaji yang dikeluarkan di Cabang pada PT Bank XXX, Tbk untuk tahun 2009 sebesar : Rp ,- yang dibayarkan kepada 203 orang karyawan. c. Biaya training/pelatihan dan pengembangan Biaya Tranning dan pengembangan di Cabang pada PT Bank XXX Tbk, dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1) Yang menjadi tanggungan Cabang Selama Tahun 2009 biaya Tranning yang menjadi tanggungan Cabang sebesar Rp ,- 2) Yang menjadi tanggungan Kantor Pusat Kebijakan di PT Bank XXX Tbk bahwasannya ada biaya tranning dan pengembangan yang menjadi beban Kantor Pusat. Hal tersebut dikarenakan penyelenggaraan dari kegiatan tersebut dikkordinir oleh Kantor Pusat, seperti seluruh biaya pelatihan untuk karyawan baru, biaya pelatihan untuk karyawan eselon 4 ke atas dan sebagainya. 48

6 Biaya training dan seminar yang dikeluarkan selama tahun 2009 sebesar Rp ,- Dengan perincian sebagai berikut : Tabel 4.4 Perincian Biaya Pelatihan & Pengembangan Tahun 2009 No KEGIATAN JUMLAH PESERTA BIAYA ( Rupiah ) Seminar SMART Program Pengembangan Pratama Program P2M Muda & Madya Saturday Class Program Regular 120 orang 20 orang 15 orang 100 orang 90 orang , , , , ,- T O T A L ,- Sumber PT. Bank XXX, Tbk (2009) d. Biaya Tunjangan Biaya Tunjangan adalah biaya yang dikeluarkan Cabang yang berkaitan dengan sumber daya manusia juga seperti ; 1) Lembur Rp ,- 2) Bonus, THR, Tunj Akhir Tahun Rp ,- 3) Tunjangan Kesehatan Rp ,- 4) Tunjangan Dana Pensiun Rp ,- 5) Tunjangan Astek Rp, ,- 6) Tunj Perjalanan Dinas & Training Rp ,- 7) Lainnya Rp , *) (+) Total Biaya Tunjangan Rp ,- 49

7 *) Tunjangan lainnya berupa tunjangan yang diberikan seperti Insentif Lembur, tunjangan pernikahan, kematian, bencana alam, telekomunikasi dan lain-lain. e. Biaya Lainnya Biaya Lainnya adalah biaya yang diperuntukan untuk Karyawan, yang mana Pos biaya tersebut tidak dapat dimasukan sebagai biaya tunjangan, karena diberikan kepada karyawan bukan dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk lainnya adapun biaya-biaya tersebut meliputi. 1. Seragam Rp ,- 2. Olah Raga / Rekreasi Rp ,- 3. Lainnya Rp ,- *) TOTAL Rp ,- *) Biaya lainnya sebesar Rp. 136 Juta merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tunjangan yang diberikan pada karyawan dengan jabatan tertentu dan dibayarkan setiap bulannya diluar gaji pokok karyawan. 50

8 C. Penerapan Biaya Sumber Daya Manusia PT. Bank XXX, Tbk Dengan Akuntansi Sumber Daya Manusia Pada bab ini penulis mencoba untuk mengidentifikasi dan menganalisa biaya yang berkaitan dengan sumber daya manusia di PT. Bank XXX, Tbk dan mengidentifikasi cara perusahaan memperlakukan biaya-biaya tersebut. Kemudian dari biaya-biaya sumber daya manusia yang telah diidentifikasikan akan diklasifikasikan ke dalam nilai aktiva dengan cara membaginya kedalam kategori biaya sumber daya manusia yang dikeluarkan serta mengukurnya dari segi biaya sesuai dengan manfaat yang diberikan. Setelah itu biaya sumber daya manusia PT. Bank XXX, Tbk akan dibandingkan dengan perhitungan akuntansi sumber daya manusia. Sebagai pembahasan terakhir, penulis akan menganalisis pengaruh penerapan akuntansi sumber daya manusia ini terhadap pengembangan kinerja karyawan dan dampaknya terhadap laporan keuangan perusahaan. 1. Pencatatan Biaya Sumber Daya Manusia pada PT Bank XXX, Tbk Sebagaimana perusahaan-perusahaan yang menerapkan akuntansi konvensional, PT. Bank XXX, Tbk juga memperlakukan biaya sumber daya manusia sebagai beban pada periode terjadinya dan bukan diperlakukan sebagai aktiva. Biaya-biaya yang berkaitan dengan sumber daya manusia pada PT. Bank XXX, Tbk ini meliputi biaya Gaji & Upah, Biaya Training dan Pengembangan, Biaya Tunjangan dan Biaya Lainnya. Pengeluaran- 51

9 pengeluaran perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya manusia ini dicatat berdasarkan nilai historisnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perlakuan biaya sumber daya manusia pada PT. Bank XXX, Tbk untuk tahun a. Biaya Gaji & Upah Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawan. Beban yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp ,- Biaya ini dicatat sebagai beban periode berjalan dalam biaya operasi pada laporan laba rugi. Jurnal pencatatan beban gaji pada PT. Bank XXX, Tbk sebagai berikut : Biaya Gaji & Upah Rp ,- Kas Rp ,- b. Biaya Pelatihan dan Pengembangan. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pemberian berbagai macam training untuk para pegawai agar dapat meningkatkan kinerja mereka. Seperti dibahas sebelumnya bahwa biaya pelatihan ini ada yang ditanggung oleh Kantor Pusat adapula yang menjadi beban cabang yaitu pelatihan reguler dan pelatihan khusus yang diberikan kepada karyawan sebelum dipromosi ke Eselon yang lebih tinggi seperti Pelatihan Pengembangan Pratama untuk Eselon 7 ke Eselon 6, Pelatihan Pengembangan Muda I & II (untuk 52

10 promosi dari Eselon 6 & 5) dan Pelatihan Pengembangan Madya untuk Eselon 4 ke atas. Biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp ,-, perusahaan memperlakukan biaya ini sebagai beban untuk periode berjalan, yang dimasukkan ke dalam biaya operasi dalam laporan laba rugi sebagai beban lain-lain. Jurnal pencatatan biaya pelatihan dan pengembangan (berikut tunjangannya berupa uang saku, transportasi & laundry) pada PT. Bank XXX, Tbk sebagai berikut : Biaya training dan Tunj. Training Rp ,- Kas Rp ,- c. Biaya Tunjangan Beban ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan berupa tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada karyawan. Beban yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp ,-. Biaya ini dicatat sebagai beban periode berjalan dalam biaya operasi pada laporan laba rugi. Jurnal pencatatan biaya tunjangan pada PT. Bank XXX, Tbk sebagai berikut : Lembur Rp ,- Bonus Rp ,- Tunjangan Hari Raya Rp ,- Tunj Akhir Tahun Rp ,- 53

11 Tunjangan Kesehatan Rp ,- Tunjangan Dana Pensiun Rp ,- Tunjangan Astek Rp, ,- Tunj Perjalanan Dinas &Training Rp ,- Lainnya Rp ,- Kas Rp ,- d. Biaya lainnya Beban ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan berupa tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada karyawan. Beban yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 329 Juta. Biaya ini dicatat sebagai beban periode berjalan dalam biaya operasi pada laporan laba rugi. Jurnal pencatatan biaya tunjangan pada PT. Bank XXX, Tbk sebagai berikut : Seragam Rp ,- Olah Raga / Rekreasi Rp ,- Lainnya Rp ,- Kas Rp ,- 2. Penerapan Sumber Daya Manusia Menurut Akuntansi Sumber Daya Manusia Suatu model pengukuran akan lebih memberikan kepuasan kepada pemakainya jika model pengukuran tersebut relatif mudah dan dapat 54

12 diterapkan dalam dunia nyata. Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan sumber daya manusia PT Bank XXX, Tbk dicatat berdasarkan niali historisnya. Pengukuran ini sejalan dengan pengukuran biaya yang dikembangkan oleh Flamholtz yaitu model biaya historis. Konsep biaya ini mengacu pada pengorbanan yang terjadi untuk memperoleh dan mengembangkan manusia. Biaya ini meliputi biaya rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi dan pelatihan kerja. Selain itu, model ini penulis pilih dengan pertimbangan bahwa model ini telah diterima dan digunakan dalam prktek nyata karena hasilnya lebih objektif. Penulis juga mencoba menggabungkan dengan model Unpurchased Goodwill, dengan pertimbangan atas data ayng diperoleh penulis mengenai sumber daya manusia perusahaan yang merupakan data total keseluruhan, tidak secara terperinci, sehingga aktiva sumber daya manusia yang disajikan merupakan nilai keseluruhan atau kelompok. Pertama-tama biaya-biaya sumber daya manusia akan dipisahkan dalam komponen aktiva dan komponen beban. Untuk biaya yang diperlakukan sebagai aktiva harus diharapkan memberikan manfaat melebihi periode akuntansi yang sedang berjalan. Jika manfaat diharapkan akan dikonsumsi penuh selama periode bersangkutan maka akan dimasukkan dalam perkiraan beban (expense). Maka nilai aktiva sumber daya manusia adalah meliputi biaya sumber daya manusia dikurangi beban sumber daya manusia. Biaya sumber daya manusia ditentukan dan dihitung dengan konsep biaya historis. 55

13 Dengan demikian, nilai akuntansi sumber daya manusia dapat dirumuskan dalam persamaan : Nilai Aktiva SDM = Biaya SDM Beban SDM Kemudian, setelah memisahkan biaya-biaya sumber daya manusia, pada akhir tahun akan diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya menurut kebijakan perusahaan. Setelah itu akan diperoleh aktiva sumber daya manusia menurut model yang dianggap sesuai oleh perusahaan. a. Pencatatan nilai aktiva sumber daya manusia 1) Beban Gaji Beban gaji sebesar Rp ,- tidak dikapitalisasi sebagai aktiva sumber daya manusia karena beban gaji tidak memiliki manfaat dimasa yang akan datang. Untuk itu gaji dan upah rutin tidak termasuk dalam kelompok ini. Bila dianalogkan dengan aktiva tetap produktif lainnya, beban gaji dan upah merupakan biaya untuk mempertahankan atau memelihara karyawan agar tetap bekerja dalam perusahaan. Sedangkan pada pendekatan ini menetapkan bahwa jumlah investasi pada sumber daya manusia adalah akumulasi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dan meningkatkan kemampuan para karyawan. 56

14 2) Biaya pelatihan (training) Dari total biaya training yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp ,- dipisahkan antara biaya yang benar-benar memberikan manfaat di masa mendatang dan yang tidak memberikan manfaat di masa mendatang. Biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat di masa mendatang perusahaan adalah : Program Pratama Rp ,- Program P2 Muda Rp ,- Aktiva sumber daya manusia dari pelatihan Rp ,- Biaya atas Seminar SMART, Pelatihan reguler dan program Saturday Class sebesar Rp ,- tidak termasuk dalam aktiva sumber daya manusia karena biaya tersebut tidak memberikan manfaat di masa mendatang, sesuai dengan kebijakan perusahaan, tidak terikat kontrak dengan perusahaan jadi hanya merupakan training biasa yang dilaksanakan secara rutin. Berdasarkan hal tersebut, maka biaya tersebut harus dibebankan pada periode berjalan. Jadi dari biaya pelatihan sumber daya manusia PT. Bank XXX, Tbk yang dapat dikapitalisasi sebagai aktiva sumber daya manusia sebesar Rp ,- Jurnal menurut Akuntansi sumber daya manusia untuk tahun 2009 adalah : Aktiva sumber daya manusia Rp ,- Biaya Pelatihan & Pengembangan Rp ,- Kas Rp ,- 57

15 Karena perusahaan telah mencatatnya sebagai beban periode berjalan, maka perlu suatu jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaiannya sebagai berikut : Aktiva sumber daya manusia Rp ,- Biaya Pelatihan & Pengembangan Rp ,- 3) Biaya Tunjangan dan Lainnya Biaya ini tidak dikapitalisasi sebagai aktiva sumber daya manusia karena pengeluaran ini tidak memberikan manfaat bagi perusahaan dimasa yang akan datang. Sama halnya dengan biaya gaji di atas, pembebanan biaya ini dibayarkan kepada karyawan sehingga perlakuannya biaya ini dibebankan pada periode berjalan. b. Pencatatan amortisasi nilai aktiva sumber daya manusia Sesuai dengan prinsip matching cost against revenue, dengan berlalunya waktu maka harus diakui sebagai beban periode dari suatu aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya nilai aktiva sumber daya manusia harus diamortisasi untuk menunjukkan berapa jumlah yang harus dibebankan pada periode sekarang dan yang akan ditandingkan (match) dengan pendapatannya serta berapa nilai yang akan dibawa ke periode berikutnya sebagai aktiva. Berikut ini adalah pencatatan amortisasi untuk masing-masing biaya sumber 58

16 daya manusia yaitu biaya pelatihan. Untuk melengkapi atas informasi yang kurang terperinci dari perusahaan, maka dalam perhitungan, penulis akan menggunakan beberapa asumsi. Biaya pelatihan & pengembangan tahun 2009 sebesar Rp ,-. Biaya pelatihan ini, setelah dikeluarkan beban pelatihan tahun 2009 diamortisasi dengan metode garis lurus. Lamanya amortisasi adalah 3 tahun, dengan dasar petimbangan rata-rata waktu kontrak yang dilakukan pada saat karyawan yang bersangkutan mengikuti pelatihan dan adanya kaderisasi. Diasumsikan setelah 3 tahun, dengan adanya perkembangan organisasi, manajemen akan mengalami pergantian (kemungkinan promosi, rotasi atau karyawan yang mengundurkan diri) dan pada saat itu akan ada pelatihan lagi untuk karyawan lainnya. Perhitungan amortisasi pertahun adalah Rp ,- (pembulatan) yang diperoleh dari Rp ,- dibagi 3 tahun. Jurnal amortisasinya adalah ; Beban amortisasi aktiva SDM Rp ,- Aktiva SDM Rp ,- Untuk lebih memudahkan pencatatan, dapat dibuat suatu tabel amortisasi lalu kemudian membuat jurnal amortisasi. Dari data di atas diperoleh data aktiva sumber daya manusia pada PT. Bank XXX, Tbk untuk tahun 2009 pada tabel berikut ini : 59

17 Tabel 4.5 Aktiva Sumber Daya Manusia PT. Bank XXX, Tbk Tahun 2009 No Biaya SDM Jumlah Amortisasi Saldo 1 Biaya Pelatihan & Pengembangan Sumber : Data diolah (2010) Dari tabel di atas diperoleh total amortisasi aktiva sumber daya manusia untuk tahun 2009 sebesar Rp ,-. Maka jurnal amortisasi sebagai berikut : Beban amortisasi aktiva SDM Rp ,- Aktiva SDM Rp ,- c. Perspektif Penerapan Aktiva Sumber Daya Manusia PT. Bank XXX, Tbk Perlakuan atas investasi sumber daya manusia sebagai beban pada periode terjadinya mengakibatkan laporan keuangan terdistorsi dan kurang informatif. Laporan laba rugi perusahaan memuat semua pengeluaran untuk mendapatkan dan mengembangkan sumber daya manusia termasuk yang memiliki manfaat di masa mendatang bukan dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur manfaatnya. Begitu pula dalam neraca, total aktiva tidak termasuk aktiva sumber daya manusia. 60

18 Setelah memisahkan biaya-biaya sumber daya manusia yang memiliki manfaat di masa mendatang kemudian kita menyajikannya sebagai aktiva sumber daya manusia pada salah satu model pelaporan akuntansi sumber daya manusia. Penulis memilih model penyatuan dalam laporan keuangan konvensional (Integrated into conventional financial statement) atas dasar pertimbangan, model inilah yang mempengaruhi laporan keuangan perusahaan secara langsung dengan menyertakan aktiva sumber daya manusia tidak berpengaruh langsung pada laporan keuangan perusahaan. 1) Laporan Direksi, manajemen perusahaan hanya memberikan data biaya sumber daya manusia hanya dalam bentuk total tanpa diperinci di luar laporan keuangan perusahaan. Dengan model ini laporan keuangan masih terdistorsi juga terlihat masih kurang concern-nya perusahaan pada sumber daya manusia sebagai aset perusahaan. 2) Laporan tambahan mengenai aktiva tak berwujud, menurut Flamholtz model ini hanya cocok untuk perusahaan yang berorientasi teknologi dan perusahaan yang besar secara merger dan akuisisi. PT Bank XXX, Tbk yang menjadi obyek penulisan ini kurang memenuhi persyaratan tersebut selain itu pada neraca biaya sumber daya manusia tersebut digabungkan dengan aktiva tak berwujud lainnya. 3) Laporan tambahan yang tidak diperiksa oleh akuntan publik, model ini bisa diterapkan karena perusahaan dinilai telah cukup peduli terhadap biaya sumber daya manusia yang memiliki manfaat dimasa yang akan datang dengan menyajikannya dalam bentuk satu laporan khusus 61

19 mengenai sumber daya manusia perusahaan secara mendetail. Bentuk laporan ini dapat seperti laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Penyertaan nilai aktiva sumber daya manusia pada laporan keuangan perusahaan berapa nilai bersih setelah dikurangi amortisasi. Lebih jelasnya tampak pada perbandingan neraca dan laporan laba rugi PT. Bank XXX, Tbk berikut ini ; PT. Bank XXX, Tbk (Cabang Utama) Laporan Laba Rugi Sebagian Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Dinyatakan dalam ribuan rupiah) Konvensional ASDM Pendapatan Bunga Pendapatan Provisi & Komisi Biaya Bunga Hasil Bunga Netto Pendapatan Non Bunga Biaya Operasional Laba Usaha Penyesuaian pada aktiva SDM Laba Bersih

20 Penyesuaian Aktiva SDM bersih sebesar Rp ,- diperoleh dari biaya training & pengembangan (Rp ,-) dikurangi beban amortisasi aktiva SDM tahun 2009 (Rp ,-) PT. Bank XXX, Tbk (Cabang Utama) Neraca Sebagian Per tanggal 31 Desember 2009 (Dinyatakan dalam ribuan rupiah) Konvensional ASDM Aktiva Produktif Pinjaman yang diberikan Surat Berharga Rekening Antar Kantor Aktiva Tidak Produktif Aktiva SDM Net Cad. Aktiva yang Diklas (-/-) Jumlah Aktiva

21 Untuk lebih memudahkan dalam melihat perbandingan dari laporan laba rugi dan neraca tersebut, di bawah ini disediakan tabel perbandingan laba rugi dan neraca. Tabel 4.6 Perbandingan Laba Rugi dan Neraca Menurut Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Sumber Daya Manusia (dalam ribuan rupiah) Laporan Ak.Konvensional ASDM Selisih % Laba Rugi ,27 Neraca ,01 Sumber : Data diolah (2010) Dari tabel di atas terlihat pada neraca adanya kenaikan dalam total aktiva yaitu sebesar Rp ,- atau 0,01 % dan pada neraca timbul akun baru yaitu Aktiva Sumber Daya Manusia yang merupakan investasi atas sumber daya manusia sebesar Rp ,-. Sedangkan pada Laporan Laba Rugi perusahaan, dengan penerapan Akuntansi sumber daya manusia walaupun pengaruhnya sangat kecil terhadap nilai Aktiva perusahaan tetapi ada penambahan sebesar Rp ,- dikarenakan kapitalisasi biaya sumber daya manusia yang memiliki manfaat dimasa mendatang mengurangi beban periode berjalan pada Laporan Laba rugi sehingga laba bersih perusahaan lebih besar. 64

22 D. Kemungkinan Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Setelah menganalisis dan membandingkan penerapan Akuntansi Konvensional dengan Akuntansi sumber daya manusia, ternyata terdapat beberapa kemungkinan yang dapat diperoleh perusahaan khususnya PT. Bank XXX, Tbk apabila menerapkan Akuntansi sumber daya manusia, yaitu : 1. Dengan menerapkan Akuntansi sumber daya manusia, informasi akuntansi yang disajikan akan lebih handal dalam pengambilan keputusan manajemen, karena biaya-biaya sumber daya manusia yang dapat memberikan manfaat dimasa yang akan datang dikapitalisasi kemudian diamortisasi menurut umur ekonomisnya. Hal ini akan sesuai dengan penerapan konsep matching cost against revenues. 2. Dengan adanya informasi mengenai sumber daya manusia perusahaan akan membantu pihak ekstern perusahaan dalam mengambil keputusan, Informasi Akuntansi sumber daya manusia dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk menilai kelayakan usaha perusahaan dan bagi pemerintah untuk menilai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap sumber daya manusia dalam perusahaan. 3. Terdapat pengaruh yang cukup besar dalam total aktiva dan laba bersih perusahaan dengan menerapkan Akuntansi sumber daya manusia 65

23 dibandingkan dengan perlakuan akuntansi konvensional. Dari hasil analisis yang dibuat berdasarkan Akuntansi sumber daya manusia dalam laporan keuangan PT. Bank XXX, Tbk pada neraca tahun 2009 terdapat peningkatan saldo total aktiva. E. Program Pelatihan & Pengembangan di PT. Bank XXX, Tbk Salah satu bentuk usaha dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan memberikan pelatihan dan pengembangan. Jenis Pelatihan & Pengembangan yang ada di PT. Bank XXX, Tbk adalah sebagai berikut : 1. Pelatihan / training diberikan kepada karyawan operasional Pelatihan ini berupa program training reguler untuk memberikan pembekalan dalam pengetahuan perbankan, jenis produk, pembukuan dan manajerial. Pelatihan ini ada pula yang dilaksanakan di hari Sabtu dan dinamakan program Saturday Class. Selain itu ada dalam bentuk seminar untuk meningkatkan program SMART perusahaan. 2. Pengembangan diberikan kepada karyawan manajerial Dalam proses promosi karyawan, dalam perusahaan diharuskan untuk mengikuti pelatihan khusus dengan lama pendidikan selama satu sampai dua bulan dan perusahaan bekerja sama dengan pihak eksternal dalam pelaksanaan program ini. 66

24 Pelatihan untuk pengembangan ini adalah sebagai berikut : 1. Program Pengembangan Pratama Diberikan untuk karyawan Eselon 7A yang akan di promosi ke Eselon Program Pelatihan Pengembangan Manajer Muda I Diberikan untuk karyawan Eselon 6 yang akan di promosi ke Eselon Program Pelatihan Pengembangan Manajer Muda II Diberikan untuk karyawan Eselon 5 yang akan di promosi ke Eselon Program Pelatihan Pengembangan Manajer Madya Diberikan untuk karyawan Eselon 4 ke atas yang akan di promosi ke Eselon yang lebih tinggi lagi. F. Kendala Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Setelah menganalisa kemungkinan penerapan Akuntansi sumber daya manusia dengan Akuntansi konvensional pada laporan keuangan PT. Bank XXX, Tbk penulis mencoba menganalisis mengenai konsep Akuntansi sumber daya manusia yang hingga saat ini belum bisa diterima sebagai suatu prinsip yang berlaku umum dalam akuntansi, kemudian penulis mencoba mencari solusi dari kendala-kendala tersebut. Hal yang menjadi kendala dalam penerapan Akuntansi sumber daya manusia ini disebabkan karena adanya syarat untuk pengukuran suatu sebagai aktiva/aset yang diatur dalam FASB No 5, yaitu : 67

25 1. Pengendalian Sumber Daya Manusia Dari definisi aktiva/aset dan karakteristiknya yang telah dibahas pada bab dua, human resource telah memenuhi karakteristik aktiva yang memberikan manfaat ekonomi masa mendatang dan merupakan akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Tetapi human resource tidak dapat diperoleh atau dikendalikan oleh suatu perusahaan. Ada beberapa pendapat dari para ahli akuntansi yang menyatakan manusia bukan aktiva, alasannya perusahaan tidak dapat mengendalikan manusia karena manusia tidak dapat dimiliki seperti sumber daya lainnya. 2. Pengukuran Sumber Daya Manusia Dari atribut metode pengukuran aktiva yang ada, pengukuran human resource telah memenuhi kriteria seperti telah dijelaskan dalam metode pengukuran. Namun demikian, human resource tetap mempunyai kendala berupa kelemahan-kelemahan yang ada pada masing-masing metode pengukurannya juga belum adanya keseragaman yang pasti. Masalah pengukuran inilah yang menjadi isu sentral yang belum terpecahkan pada Akuntansi sumber daya manusia, karena human resource mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lain, seperti masalah kepemilikan, amortisasi dan perputaran (roll over) Selain itu penilaian terhadap keadaan-keadaan dimana perkiraan aktiva manusia harus disesuaikan karena umur jasa yang diharapkan dari seseorang dapat berubah sebagai hasil dari bermacam-macam faktor. Dalam kasus 68

26 tersebut, saldo aktiva yang belum diamortisasi harus diperlakukan sebagai kerugian dalam periode terjadinya Penghapusan dari aktva manusia analog dengan penghapusan aktiva fisik. 3. Subyektifitas Sumber Daya Manusia Tahun 1980 FASB telah mengeluarkan pernyataan mengenai karakteristik kualitas informasi yang ditujukan kepada pemakai informasi akuntansi, terutama investor dan kreditor untuk pedoman dalam pengambilan keputusan. Agar dapat berguna informasi harus mempunyai sifat utama, yaitu relevance dan reliability. Agar informasi relevan, maka harus memenuhi tiga sifat yang merupakan kualitas utama relevan, yaitu : mempunyai nilai prediksi, adanya umpan balik dan tepat waktu. Dalam hal ini human resource mempunyai kendala berupa subyektivitas dalam pengukuran nilai prediksi secara estimasi umur ekonomis. 4. Sifat Informasi Informasi yang dapat diandalkan merupakan informasi yang harus memenuhi sifat dapat diperiksa, netral dan menyajikan yang sebenarnya. Informasi akuntansi dapat dikatakan handal jika penyajiannya bebas dari kesalahan. Hal inilah yang dirasakan sebagai kendala karena dalam pengukuran human resource masih menggunakan estimasi yang bersifat subyektif. 69

27 Meskipun terdapat kendala-kendala dalam penerapan Akuntansi sumber daya manusia seperti yang dikemukakan di atas, tetapi hal tersebut bukanlah suatu hal yang mutlak untuk menolak perkembangan Akuntansi sumber daya manusia. Berbagai riset terus dikembangkan dan teori dikemukakan untuk semakin meminimalkan kendala-kendala tersebut oleh para ahli. a. Dari definisi aktiva di atas sebagai salah satu kendala, bahwa human resource tidak dapat diperoleh atau dikendalikan oleh suatu perusahaan. Saat ini banyak perusahaan yang lebih memilih mempekerjakan pegawainya dengan sistem kontrak. Dari perjanjian kontrak yang dibuat perusahaan dapat menuntut ganti rugi bila karyawan tidak dapat menyelesaikan masa kontraknya. Dalam hal ini berarti peusahaan dapat memperoleh kendali bukan dari kepemilikan melainkan atas perjanjian/kontrak kerja. b. Dari kendala atribut metode pengukuran human resource berupa kelemahankelemahan yang ada pada masing-masing metode pengukurannya dan juga belum adanya keseragaman yang pasti, penilaian terhadap keadaan-keadaan dimana perkiraan aktiva sumber daya manusia harus disesuaikan karena umur jasa yang diharapkan dari seseorang dapat berubah sebagai hasil dari bermacam-macam faktor. Untuk itu perlunya suatu keseragaman dengan mulai diakuinya dan ditetapkannya suatu pedoman dalam penerapan Akuntansi sumber daya manusia sehingga nilai aktiva sumber daya manusia bagi perusahaan dapat diukur. c. Dari kendala bahwa kualitas informasi akuntansi yang relevan, salah satu sifat obyektifitas belum terpenuhi. Dalam hal pengukuran nilai prediksi serta 70

28 umur ekonomis aktiva sumber daya manusia, untuk mengurangi subyektivitas dalam penentuan umur ekonomis aktiva sumber daya manusia setiap perusahaan pasti memiliki data mengenai karyawan seperti tingkat perputaran, data gaji, data umur kerja dan sebagainaya. Dari data tersebut setiap tahunnya dapat diperoleh rata-rata umur ekonomis aktiva sumber daya manusia tersebut. Memang dalam praktek nyata dapat berbeda umur ekonomis aktiva sumber daya manusia pada setiap perusahaan. d. Dari informasi akuntansi yang dapat diandalkan, timbul kendala estimasi yang bersifat subyektif yang membuat laporan keuangan kemungkinan memiliki kesalahan. Menurut penulis, dalam penentuan umur ekonomis suatu aktiva tidak lepas dari estimasi (perkiraan). Begitu pula halnya dengan laporan keuangan konvensional dimana penentuan umur ekonomis suatu aktiva tetap merupakan estimasi yang didukung dengan data yang relevan. Maka sama halnya dalam hal penentuan umur ekonomis aktiva sumber daya manusia harus didukung oleh data yang relevan sehingga kesalahan dalam penyajiannya dalam laporan keuangan dapat diminimalkan. Memang pandangan dari sudut akuntansi konvensional dengan akuntansi sumber daya manusia, dimana dalam pandangan akuntansi sumber daya manusia biayabiaya sumber daya manusia yang memiliki manfaat dimasa yang akan datang dikapitalisasi, sedangkan dalam akuntansi konvensional dibebankan dalam periode berjalan. Hal ini bukanlah suatu kesalahan dalam laporan keuangan karena setiap penerapan konsep akuntansi dapat berbeda-beda, karena itu 71

29 hendaklah perbedaan ini jangan digunakan sebagai alasan tidak diterimanya konsep akuntansi sumber daya manusia. Saat ini telah banyak perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan besar yang telah mengakui bahwa sumber daya manusia adalah faktor penting dalam perusahaan. Karena konsep akuntansi sumber daya manusia ini belum diatur dalam standar Akuntansi Keuangan, maka perusahaan dapat menerapkannya dengan selain membuat laporan keuangan konvensional juga dengan membuat laporan pendukung mengenai aktiva sumber daya manusia dengan menyatukan dalam laporan keuangan konvensional sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lebih handal dan bermanfaat bagi para pemakai informasi tersebut. 72

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar)

RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) RELEVANSI PENERAPAN HISTORICAL HUMAN RESOURCE COST UNTUK MENGUKUR SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI ASET (Studi Kasus pada PT Incipna Indonesia Makassar) ELDI MANCA STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Belkaoui, Ahmed R, 1986, Accounting Theory, University of Illonois , Teori Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat

DAFTAR PUSTAKA. Belkaoui, Ahmed R, 1986, Accounting Theory, University of Illonois , Teori Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat DAFTAR PUSTAKA Belkaoui, Ahmed R, 1986, Accounting Theory, University of Illonois ------------ 2007, Teori Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat Casin, James A. Dan Ralph S. Polimeni, 1981, Cost Accounting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien.

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan bisnis yang sangat kompetitif untuk lebih meningkatkan profesionalisme untuk menjalankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaan yang berskala kecil, menengah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Dari segi fungsinya akuntansi merupakan: Suatu aktivitas penyediaan jasa Akuntansi memberikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan (Stakeholders),

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Persyaratan bagan akun standar perusahaan adalah salah satu faktor paling penting dalam keputusan proses seleksi software. Persyaratan bagan akun buku besar harus

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60 LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memegang peranan penting yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional perusahaan bagi bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan Menurut PSAK no. 1, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,

Lebih terperinci

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN & KAS

LAPORAN KEUANGAN & KAS PERTEMUAN PERTAMA LAPORAN KEUANGAN & KAS Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) : Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT. OLEH : DR. SETIYONO, MBA, M.Kes Widyaiswara Madya

SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT. OLEH : DR. SETIYONO, MBA, M.Kes Widyaiswara Madya SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT OLEH : DR. SETIYONO, MBA, M.Kes Widyaiswara Madya Pengertian dan Definisi Akuntansi Akuntansi sering di katakan sebagai bahasa perusahaan dalam arti bahwa semua akuntansi memberikan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ADALAH ANTARA LAIN : 1. INVESTOR 2. KREDITOR 3. PEMASOK 4. KREDITOR USAHA LAIN 5. PELANGGAN 6. PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba akuntansi

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Umum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi,

Umum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi, Umum Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; dan 5. Tim Likuidasi Perusahaan Asuransi dan

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA ISSN 0000-0000 AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA Sutjipto Ngumar *) ABSTRAK Program pensiun di Indonesia, tidak hanya dinikmati pegawai negeri atau ABRI saja, tetapi karyawan swasta dan pekerja mandiripun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok Tangga Keterangan l f 21 Debet Kredit April 2 Kas 1.. Simpanan Pokok 1.. Re Saldo April 6 Peralatan Kantor 22.. Kas 7.. Utang Usaha 15.. April 7 Perlengkapan Kantor 2.. Kas 2.. Mei 2 Kas 5.. Simpanan Wajib

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAN STATEMENT KEUANGAN CHAPTER 2

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAN STATEMENT KEUANGAN CHAPTER 2 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAN STATEMENT KEUANGAN CHAPTER 2 PERUSAHAAN Yuridis: Kewajiban Yuridis: Perbuatan atau kegiatan yang bersifat: Terus menerus Terang-terangan (legal) Menyediakan barang/jasa Bertujuan

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang lingkup BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi memiliki peran penting dalam suatu organisasi, baik yang bersifat profit maupun non-profit. Akuntansi juga memiliki ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL:

BEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL: KONSEP LABA PENDAHULUAN: Laba adalah kenaikan asset dalam satu periode akibat kegiatan produktif yang dapat di bagi atau di didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga,

Lebih terperinci

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara LAMPIRAN 80 81 LAMPIRAN A WAWANCARA EVALUASI KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM SEBAGAI DASAR PENGUNGKAPAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT Jasa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows).

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus PT Prakasa Wyra Surya

Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus PT Prakasa Wyra Surya Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus Arniati, Ditta Viviane Politeknik Batam Jl. Parkway, Batam Center, Kepulauan Riau Abstrak Format laporan keuangan perusahaan berbeda-beda, tergantung

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Apabila saham perusahaan anak diperoleh, maka harga pokok perolehan saham ini dicatat dalam perkiraan investasi. Sesudah itu, perusahaan induk dapat

Lebih terperinci

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA Dasar Akuntansi 1 1 Definisi Akuntansi; Dari sudut Pemakai: Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

Lebih terperinci

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim :

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim : JAWABAN BAB 7 Nama : Fitri Gusniawati Nim : 51912102 Kelas : DKV-3 1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang lembaga keuangan. Apa yang dimaksud dengan lembaga deposito dan non deposito? Apa saja bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Pusat

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA LAPORAN KEUANGAN GRAND CEMPAKA RESORT AND CONVENTION

PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA LAPORAN KEUANGAN GRAND CEMPAKA RESORT AND CONVENTION PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA LAPORAN KEUANGAN GRAND CEMPAKA RESORT AND CONVENTION Disusun Oleh : Nama : Annisa Meidiyoana NPM : 20210919 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira, SE.,

Lebih terperinci