PERBEDAAN SELF-REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWI YANG SUDAH MENIKAH DENGAN MAHASISWI YANG BELUM MENIKAH DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN SELF-REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWI YANG SUDAH MENIKAH DENGAN MAHASISWI YANG BELUM MENIKAH DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA"

Transkripsi

1 PERBEDAAN SELF-REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWI YANG SUDAH MENIKAH DENGAN MAHASISWI YANG BELUM MENIKAH DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA OLEH R. IMAN ELGA FAJAR DHANAHISWARA TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi. Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

2

3

4

5

6

7 PERBEDAAN SELF-REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWI YANG SUDAH MENIKAH DENGAN MAHASISWI YANG BELUM MENIKAH DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA R. Iman Elga Fajar Dhanahiswara Ratriana Y.E. Kusumiati Enjang Wahyuningrum Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

8 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan self-regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dengan mahasiswi yang belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 mahasiswi yaitu 40 mahasiswi yang sudah menikah dan 53 mahasiswi yang belum menikah, yang berada di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling, yaitu jumlah sampel yang mula-mula kecil kemudian membesar. Pengumpulan data dalam bentuk angket (kuesioner) dengan menggunakan metode skala. Untuk analisis data yang digunakan adalah analisis data komparasi, yang disebut dengan uji t (T-test). Hasil menunjukkan dari Independent Sample T untuk self-regulated learning adalah 0,510 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan self-regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dengan mahasiswi yang belum menikah. Kata kunci: Perbedaan self-regulated learning, Mahasiswi yang sudah menikah, Mahasiswi yang belum menikah

9 Abstract This research aims to know is there any difference in self-regulated learning between married female students and unmarried female students at Satya Wacana Christian University, Salatiga. The samples in this study were 93 female students of Satya Wacana Christian University: 40 are married students and 53 are unmarried students. The sampling technique used in this study is the snowball sampling technique. Data collection was conducted in the form of a questionnaire (questionnaire) by using scale method. For data analysis, this study uses comparative data analysis called the T-test. Results shown from the Independent Sample T for self-regulated learning is (p> 0.05). It indicates that there is no difference in self-regulated learning between married female students and unmarried female students at Satya Wacana Christian University, Salatiga. Keywords: Differences in Self-regulated Learning, Married Female Students, Unmarried Female Students

10 PENDAHULUAN Dewasa ini sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas manusia yang ada di negara tersebut khususnya generasi muda. Salah satu jalur strategis yang dapat digunakan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas itu tentunya adalah jalur pendidikan (Ibrahim dalam Sulistyaningsih, 2005). Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, dengan jurusan atau program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan, belajar berorganisasi, belajar bermasyarakat dan belajar menjadi pemimpin. Kelompok ini menyandang sejumlah atribut di antaranya sebagai kelompok inti pemuda, kelompok cendekia, atau golongan intelektual, calon pemimpin masa depan, manusia idealis dan kritis karena di pundak mahasiswa sebagian besar nasib masa depan suatu bangsa dipertaruhkan (As ari, 2007). Sebagai generasi muda, mahasiswa diharapkan mampu melakukan peran sebagai individu yang produktif. Tujuan dari mahasiswa secara umum adalah ketika nantinya mereka menyelesaikan studi, mereka dapat terjun dalam dunia kerja secara aktif. Perkembangan dunia kerja saat ini menuntut individu agar mampu meng embangkan kemampuannya. Peluang untuk mendapatkan pekerjaan akan lebih mudah bila seorang pencari kerja memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu melalui pendidikan, individu dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan tinggi yang berkualitas yang dapat ditempuh melalui perguruan tinggi atau universitas diharapkan dapat menjadi sarana bagi individu yang ingin meningkatkan kualitas dirinya (Handianto & Johan, 2006). Dunia mahasiswa bukan lagi dunia sebagaimana layaknya di SMA dulu yang masih dibimbing orang tua atau guru. Dunia mahasiswa sudah menuntut individu untuk mandiri dalam segala hal. Di kampus, ketika ada tugas dosen hanya memberikan gambaran umum tentang tugas tersebut, selebihnya dikembalikan kepada mahasiswa atau ketika dosen menjelaskan pelajaran, mereka hanya memberikan jalan atau gambaran umum kepada mahasiswa. Berbeda dengan guru-guru ketika di SMA, mereka benar-benar membimbing (LDK Al-Uswah, 2010).

11 Sukadji (2010) mengungkapkan bahwa untuk meraih sukses dalam pendidikan dan berhasil menerapkan ilmu yang diperolehnya, mahasiswa harus menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya serta mengatur setrategi belajar yang tepat. Ginting (2003) menambahkan bahwa untuk mendapatkan prestasi akademis yang memuaskan diperlukan adanya kesiapan belajar diperguruan tinggi yang mencakup kesiapan mental dan ketrampilan belajar. Salah satu keterampilan belajar yang memiliki peran penting dalam menentukan kesuksesan diperguruan tinggi adalah kemampuan meregulasi diri dalam belajar atau disebut juga dengan self regulated learning (Spitser, 2000). Dari hasil penelitian yang dilakukan Zimmerman (1990) mengenai self-regulated learning dan prestasi belajar diketahui bahwa self-regulated learning memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar individu. Zimmerman dan Martinez-Pons (1990) menjelaskan bahwa self-regulated learning merupakan sebuah konsep bagaimana seorang individu menjadi pengatur bagi proses belajarnya sendiri. Zimmerman (1990) menambahkan bahwa apabila seorang individu ingin mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan maka ia memerlukan self-regulated learning dalam dirinya. Hasil penelitian yang dilakukan Zimmerman (1989) menemukan bahwa self-regulated learning berhubungan erat dengan prestasi belajar individu. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa individu yang memiliki self-regulated learning akan memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak memiliki self-regulated learning. Weinstein & Mayer (dalam Fasikhah & Fatimah, 2013) menambahkan bahwa siswa yang mampu memberdayakan strategi-strategi self-regulated learning, khususnya strategi kognisi dan metakognisi akan menghasilkan prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak mampu memberdayakannya. Blood (dalam Mukarromah & Nuqul, 2012) mengungkapkan bahwa mahasiswa yang telah menikah akan menghadapi tugas-tugas kerumah tanggaan sesuai dengan perannya sebagai suami atau istri, namun mahasiswa juga harus menjalankan perannya sebagai mahasiswa, yaitu menghadiri perkuliahan, mengerjakan tugas, mengikuti ujian, dan lain-lain. Demikian halnya dengan mahasiswi yang sudah menikah memiliki tanggung jawab lebih berat dibandingkan mahasiswi yang belum menikah. Mahasiswi yang harus dilakukan sebagai seorang istri, ibu ataupun sebagai mahasiswi itu sendiri, Oleh karena itu

12 agar kehidupan keluarga dan perkuliahan dapat berjalan dengan seimbang mahasiswi tersebut harus mampu memanejemen dirinya (Solichah, 2010). Yeni (2007) menjelaskan bahwa, dengan adanya aktivitas lain di luar kegiatan perkuliahan maka mahasiswa akan lalai melaksanakan tugas utamanya yakni belajar. Selanjutnya tujuan yang mereka miliki tidak berorientasi pada pembelajaran tetapi pada kesibukan kerja yang mereka jalani. Jika dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja, mahasiswa yang tidak bekerja lebih memiliki orientasi belajar sehingga mereka lebih dapat mengatur waktu belajarnya secara efektif. Senada dengan hal tersebut, Solichah (2010) menjelaskan bahwa mahasiswi yang telah menikah memiliki pola aktivitas yang berbeda dengan mahasiswi yang belum menikah. Mahasiswi yang sudah menikah memiliki aktivitas yang lebih bervariasi dan tanggung jawab yang besar daripada yang belum menikah. Zimmerman (1989) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki self-regulared learning merupakan individu yang aktif secara metakognisi, motivasi, dan perilaku di dalam proses belajarnya. Mahasiswi yang sudah menikah dituntut untuk mencapai prestasi yang optimal dengan beban tugas dan tanggung jawab dua kali lipat dari mahasiswi yang belum menikah. Mahasiswi yang sudah menikah membutuhkan self-regulated learning agar dapat menjalankan perannya dengan baik terutama peran akademis (Najah 2012). Beberapa mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang sudah menikah memiliki gambaran manajemen diri yang berbeda dengan mahasiswi yang belum menikah. Hasil wawancara awal dengan salah satu mahasiswi yang sudah menikah menemukan bahwa ia harus pintar-pintar membagi waktu agar kesibukan rumah tangga tidak mengganggu aktivitas belajar. Namun terkadang ia juga harus membolos kuliah untuk mengurusi anggota keluarga yang sakit atau sedang membutuhkan bantuannya. Mahasiswi lainnya yang sudah menikah mengemukakan bahwa ketika belum menikah dapat memfokuskan diri untuk belajar namun setelah menikah fokus perhatiannya menjadi terbagi untuk mengurusi rumah tangga dan untuk berkuliah. Masalah mengenai manajemen diri dan manajemen belajar tidak hanya dialami oleh mahasiswi yang sudah menikah akan tetapi mahasiswi yang belum menikah pun mengalami kesulitan dalam mengatur aktivitas belajarnya. Hal tersebut diakui banyak disebabkan karena beberapa kesibukan lain diluar kesibukan belajar yang juga harus dijalani.

13 Pada mahasiswa yang mempunyai kesibukan lain selain kesibukan perkuliahan menunjukkan tingkat stres yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang tidak terlibat dalam kesibukan-kesibukan lain selain kesibukan perkuliahan (Furr & Elling, 2000). Senada dengan hal tersebut penelitian yang di lakukan Najah (2012) adanya perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah, dimana mahasiswi yang belum menikah memiliki self-regulated learning yang lebih tinggi dari mahasiswi yang sudah menikah. Kedua penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Ruscoe, Morgan & Peebles (1996) menunjukkan mahasiswa yang kuliah sambil melakukan aktivitas lain memiliki prestasi yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang hanya berkuliah tanpa memiliki kesibukan lain. Begitu juga dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumaningtyas (1012) yang menunjukan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam selfregulated learning pada mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Berdasarkan paparan fenomena dan perbedaan hasil penelitan-penelitian terdahulu maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang perbedaan self regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dengan mahasiswi yang belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan. Selain itu manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pentingnya self-regulated learning bagi mahasiswi yang sudah menikah, serta dapat meningkatkan kemampuan mahasiswi dalam mengatur aktivitas belajar. Self Regulated-Learning Zimmerman (1989) mendefinisikan self regulated-learning sebagai derajat metakognisi, motivasional dan perilaku individu di dalam proses belajar yang dijalani untuk mencapai tujuan belajar. Self regulated-learning mencakup kemampuan strategi kognitif, belajar, teknik pembelajaran, dan belajar sepanjang masa. Zimmerman juga mengungkapkan bahwa peserta didik yang dapat dikatan sebagai self regulated-learner adalah peserta didik yang secara metakognitif, motivasional, dan behavioral aktif dan turut serta dalam proses belajar.

14 Aspek-Aspek Self Regulated-Learning Self-regulation merupakan fundamen dalam proses sosialisasi dan melibatkan perkembangan fisik, kognitif, dan emosi (Papalia, 2001). Self regulation yang diterapkan dalam self-regulation learning, mengharuskan siswa fokus pada proses pengaturan diri guna memperoleh kemampuan akademisnya. Zimmerman (1989) menyebutkan bahwa Self-Regulated Learning terdiri atas pengaturan dari tiga aspek umum pembelajaran akademis, yaitu kognisi, motivasi, dan perilaku. Wolters dkk (2003) menjelaskan secara rinci penerapan setrategi dalam setiap aspek self-regulated learning sebagai berikut: 1. Kognisi kognisi meliputi proses pemahaman akan kesadaran dan kewaspadaan diri serta pengetahuan dalam menentukan pendekatan pembelajaran sebagai salah satu cirri didalam proses berpikir. Kognisi dalam self-regulated learning adalah kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar. Strategi untuk mengontrol atau meregulasi kognisi meliputi macam-macam aktivitas kognitif dan metakognitif yang mengharuskan individu terlibat untuk mengadaptasi dan mengubah kognisinya. Strategi pengulangan (rehersal), elaborasi (elaboration), dan organisasi (organization) dapat digunakan untuk mengontrol kognisi dan proses belajarnya. 2. Motivasi Motivasi dalam self-regulated learning merupakan pendorong yang ada pada diri individu. Motivasi juga memiliki fungsi sebagai kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan kompetensi yang dimiliki setiap individu. Strategi untuk meregulasi motivasi melibatkan aktivitas yang penuh tujuan dalam memulai, mengatur atau menambah kemauan untuk memulai, mempersiapkan tugas berikutnya, atau menyelesaikan aktivitas tertentu atau sesuai tujuan. Regulasi motivasi adalah semua pemikiran, tindakan atau perilaku dimana siswa berusaha mempengaruhi pilihan, usaha, dan ketekunan tugas akademisnya. Regulasi motivasi meliputi mastery self-talk, extrinsic self-talk, relative ability self-talk, relevance enhancement, situasional interest enhancement, self-consequating, dan environment structuring. 3. Perilaku

15 Dalam self-regulated learning perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi, danmemanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas belajar. Strategi untuk meregulasi perilaku merupakan usaha individu untuk mengontrol sendiri perilaku yang Nampak. Sesuai penjelasan Bandura (Zimmerman, 1989) bahwa perlikau adalah aspek dari pribadi (person), walaupun bukan self internal yang dipresentasikan oleh kognisi, motivasi, afeksi. Meskipun begitu, individu dapat melakukan observasi, memonitor, dan berusaha mengontrol dan meregulasinya dan seperti pada umumnya aktivitas tersebut dapat dianggap selfregultory bagi individu. Regulasi perilaku meliputi regulasi usaha (effort regulation), waktu dan lingkungan (time/ study environment), dan pencarian bantuan (help-seeking). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Self Regulated-Learning Zimmerman (dalam Boekaerts dkk, 200:13) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi self-regulated learning sebagagai berikut: 1. Faktor pribadi (Person). Dalam faktor pribadi diilustrasikan sebagai individu yang memiliki pengaruh pribadi seperti pengetahuan yang dimiliki peserta didik, tujuan sebagai hasil proses berpikir peserta didik, dan afeksi sebagai sebagai bentuk emosi yang dimiliki peserta didik. 2. Faktor perilaku (Behavior) Diilustrasikan sebagai tindakan peserta didik dalam memanipulasi lingkungan sebagai tindakan proaktif seperti meminimalisir gangguan berupa polusi suara (noise) bagi peserta didik yang gemar belajar dilingkungan yang sepi. Inisiasi lingkungan ini adalah salah satu formula yang mendukung keberhasilan self-regulated learning. 3. Faktor lingkungan (Environment) Dalam faktor ini diilustrasikan sebagai perilaku partisipasi aktif peserta didik yang muncul berdasarkan kolaborasi antara proses berpikir dan keadaan lingkungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

16 Pengertian Mahasiswi Mahasiswa menurut Salim dan Salim (dalam kamus umum bahasa Indonesia, 2002) adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Basir (1992) menjelaskan bahwa mahasiswa secara psikis dan fisik telah mencapai tahap awal dewasa dan telah meninggalkan masa remajanya, sehingga perilakunya dengan lingkungan sekitar sudah terarah, mengakui dan memahami norma, serta nilai yang harus ditaatinya. Pengertian Perkawinan Undang-undang No.1 Tahun 1974 menyatakan perkawinan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (dalam Walgito. 2004). Soemiyati (1999) menyatakan bahwa tujuan diselenggerakannya sebuah perkawinan sebagai ikatan lahir dan batin, cara memperoleh keturunan, pemenuhan kebutuhan biologis, memelihara manusia dari kejahatan dan kerusakan dan bila di pandang dari segi kemasyarakatan sebagai fungsi social keluarga. Mahasiswi Yang Sudah Menikah Mahasiswi telah menikah memiliki peran ganda dalam sesuai dengan masingmasing berdasarkan prioritas yang telah ditentukan, misalkan peran sebagai wanita yang mengurus rumah tangga ( Najah, 2012). Hemas (dalam Pudjiwati, 1997:35) menjelaskan bahwa wanita yang memiliki peran dalam mengurus rumah tangga yang bertanggung jawab secara terus menerus memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah tangga, mengatur segala sesuatu didalam untuk meningkatkan mutu hidup. Mahasiswi Yang Belum Menikah Mahasiswi yang belum menikah yaitu individu yang berjenis kelamin perempuan yang terdaftar dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi tertentu serta aktif dalam semua kegiatan perkuliahan.

17 Mahasiswa di sini yaitu mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan tujuan untuk sukses dalam perkuliahan. Kuliah dalam hal ini tidak sekedar pencapaian akademis saja tetapi ditandai dengan membina hubungan sosial (Papalia & Olds, 1995) PERBEDAAN SELF- REGULATED LEARNING PADA MAHASISWI YANG SUDAH MENIKAH DAN BELUM MENIKAH Dengan perkembangan zaman, saat ini banyak dijumpai mahasiswi yang sudah menikah. Blood (dalam Mukarromah & Nuqul, 2012) mengungkapkan bahwa mahasiswa yang telah menikah akan menghadapi tugas-tugas kerumahtanggaan sesuai dengan perannya sebagai suami atau istri, namun mahasiswi juga harus menjalankan perannya sebagai mahasiswi, yaitu menghadiri perkuliahan, mengerjakan tugas, mengikuti ujian, dan lain-lain. Demikian halnya dengan mahasiswi yang sudah menikah memiliki tanggung jawab lebih berat dibandingkan mahasiswi yang belum menikah. Mahasiswi yang harus dilakukan sebagai seorang istri, ibu ataupun sebagai mahasiswi itu sendiri. Hal ini berbeda dengan mahasiswi yang belum menikah, dimana mahasiswi tersebut belum dituntut memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga (Najah, 2012). Dengan adanya aktivitas lain di luar kegiatan perkuliahan maka mahasiswa akan lalai melaksanakan tugas utamanya yakni belajar (Yeni, 2007). Mahasiswi tersebut mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah, mengurus rumah dan belajar. Hal ini juga didukung berdasarkan wawancara personal dengan seorang mahasiswi yang sudah menikah. Mahasiswi ini mengaku kesulitan membagi waktu antara kuliah, mengurus rumah, belajar dan urusan-urusan lain. Mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah dalam hal ini memiliki tujuan yang sama yaitu sukses dalam perkuliahan. Hal itu sesuai dengan Papalia dan Olds (dalam Suci, 2008) yang menyatakan bahwa tujuan dari mahasiswa kuliah adalah sukses dalam perkuliahan dimana ditentukan dengan pencapaian akademik dan mengembangkan kemampuan sosial. Pencapaian akademik merupakan suatu tingkat spesifik dari penguasaan dalam bidang pendidikan.

18 Sukadji (2010) mengungkapkan bahwa untuk meraih sukses dalam pendidikan dan berhasil menerapkan ilmu yang diperolehnya, mahasiswa harus menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya serta mengatur setrategi belajar yang tepat. Ginting (2003) menambahkan bahwa untuk mendapatkan prestasi akademis yang memuaskan diperlukan adanya kesiapan belajar diperguruan tinggi yang mencakup kesiapan mental dan ketrampilan belajar. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu adanya kemampuan meregulasi diri dalam belajar atau disebut dengan self-regulated learning. Zimmerman (1989) mendefinisikan self-regulated learning sebagai derajat metakognisi, motivasional dan perilaku individu di dalam proses belajar yang dijalani untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan definisi tersebut individu digambarkan sebagai pusat pengatur segala hal yang berhubungan dengan dirinya, dikaitkan dalam sebuah konteks realitas atau kenyataan. Artinya dalam definisi di atas disebutkan bahwa self-regulated learning tidak sekedar bagaimana melakukan pengelolaan terhadap diri secara menyeluruh (metakognisi, motivasional, perilaku), namun juga terkait dengan bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan belajar agar sesuai dengan kebutuhan dirinya. Penelitian yang dilakukan Furr & Elling, (2000) mengungkapkan mahasiswa yang mempunyai kesibukan lain selain kesibukan perkuliahan menunjukkan tingkat stres yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang tidak terlibat dalam kesibukan-kesibukan lain selain kesibukan perkuliahan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Najah (2013) dimana adanya perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah, dimana mahasiswi yang belum menikah memiliki self-regulated learning yang lebih tinggi dari mahasiswi yang sudah menikah. Penelitian yang dilakukan oleh Ruscoe, Morgan dan Peebles (1996) pada sejumlah mahasiswa yang berkuliah sambil memiliki aktivitas lain menunjukkan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil melakukan aktivitas lain memiliki rata-rata indeks prestasi yang lebih tinggi yaitu 3.02 (dalam poin 4) dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki aktivitas lain yang hanya memiliki rata-rata indeks prestasi Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki aktivitas lain lebih disiplin, lebih tepat

19 waktu dalam perkuliahan dan memiliki inisiatif untuk berusaha mencari informasi di luar sumber-sumber sosial ketika mengerjakan tugas. Oleh karena itu berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan self-regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dengan mahasiswi yang belum menikah. Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan selfregulated learning yang signifikan antara mahasiswi yang sudah menikah dengan mahasiswi yang belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana METODE PENELITIAN Definisi Operasional Mahasiswi adalah individu yang berjenis kelamin perempuan berusia tahun yang terdaftar dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi tertentu serta aktif dalam semua kegiatan perkuliahaan. Status pernikahan mahasiswi yang dimaksud da lam penelitian ini adalah mahasiswi yang sudah menikah dan yang belum menikah. Mahasiswi yang menikah adalah individu berjenis kelamin perempuan yang berusia antara tahun dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan statusnya sudah menikah. Mahasiswi yang belum menikah adalah mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan status belum menikah. Self-regulated learning adalah proses belajar dimana peserta didik mengaktifkan kognisi, tindakan dan perasaan secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Proses tersebut dilandasi karena adanya keyakinan pada kemampuan sendiri untuk dapat mencapai komitmen belajar dan tugas-tugas akademis sehingga tujuan dari belajar dapat tercapai. Aspek-aspek self-regulated learning meliputi aspek strategi meregulasi kognisi, motivasi, dan perilaku yang dikembangkan oleh Wolters dkk (2003). Apabila perolehan skor Skala Self-regulated Learning semakin tinggi berarti subjek memiliki self-regulated learning yang semakin efektif. Sebaliknya,

20 apabila skor Skala Self-regulated learning semakin rendah berarti subjek memiliki selfregulated learning yang semakin tidak efektif. Alat Ukur Penelitian Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner. Metode ini adalah suatu metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berisi aspek-aspek yang hendak diukur. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2008). Pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan satu skala yaitu skala self-regulated learning. Skala dalam penelitian ini memodifikasi dari skala assessing academic selfregulated learning yang di kembangkan oleh woltes dkk (2003), dengan blue print yang didasari dari aspek self regulated learning. Jumlah keseluruhan dari aitem adalah 42 aitem. Sebelum skala ini dipergunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba (try out). Pada penelitian ini penulis menggunakn try out terpakai yaitu subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian. Pengujian daya diskriminasi item alat ukur menggunakan patokan Azwar (2012) yang menyatakan semua korelasi item yang mencapai koefisien korelasi mencapai 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Berdasarkan uji diskriminasi item pada angket selfregulated learning, dari 42 item terdapat 33 item valid dan 9 item yang gugur. Item-item yang gugur adalah item nomor 3, 4, 7, 12, 33, 34, 35, 36, 38. Item yang dinyatakan gugur tersebut adalah item yang memiliki koefisien korelasi total kurang daro 0,3. Salah satu ciri instrument ukur yang berkualitas baik adalah instrument ukur yang reliable, yaitu mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran kecil. Pengujian reliabilitas alat ukur menggunakan parokan Azwar (2012) yang menyatakan bahwa koefisien reliabilitas berada dalam angka 0 sampai 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati anfka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel.

21 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling. Subyek yang digunakan merupakan mahasiswi UKSW. Dalam pelaksanaannya, jumlah sampel yang didapat sebanyak 93 mahasiswi yang terdiri dari 40 mahasiswi yang sudah menikah dan 53 mahasiswi yang belum menikah. Prosedur Pengambilan Data Pengumpulan data dengan menyebarkan skala dilakukan oleh peneliti dari tanggal 20 September sampai 26 November Penyebaran skala melibatkan bantuan beberapa teman penulis untuk mendapatkan subjek yang sesuai dengan kriteria, yaitu mahasiswi UKSW khususnya mahasiswi yang sudah menikah dan mahasiswi yang belum menikah. Kemudian dari mahasiswi tersebut penulis mendapatkan informasi mengenai subjek yang memiliki kriteria yang sama, begitu seterusnya sampai skala yang terkumpul 100 skala. Namun kenyataan di lapangan penulis hanya bisa mengumpulkan 93 skala dikarenakan ada beberapa skala yang tidak kembali pada penulis. Rincian skala yang didapat penulis yaitu 53 skala mahasiswi yang belum menikah dan 40 skala mahasiswi yang sudah menikah.

22 Teknik Analisis Data Untuk melihat perbedaan self-regulated learning ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswi UKSW penulis menggunakan t-tes untuk 2 sampel independent. Analisis data dilakukan dengan bantuan program bantu komputer yaitu SPSS 16.0 For Windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Tahap selanjutnya melakukan uji asumsi, yaitu uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-masing variabel. Data dari variabel penelitian diuji normalitasnya menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test dan untuk perhitungannya dibantu dengan program SPSS 16 for windows. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai p > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test BM SM N Normal Parameters a Mean E E2 Std. Deviation E E1 Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is normal Berikutnya adalah uji homogenitas yang digunakan untuk mengetahui apakah sebuah data memiliki varian yang sama atau berbeda. Data dapat dikatakan homogeny apabila nilai probabilitas p > 0,05. Berikut ini adalah tabel hasil uji homogenitas:

23 Test of Homogeneity of Variances SRL Levene Statistic df1 df2 Sig Dari hasil uji homogenitas menggunakan Levene Test, menunjukan bahwa nilai koefisien Levense Test sebesar 0,072 dengan signifikansi sebesar 0,790. Oleh karena signifikansi memiliki nilai lebih dari 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan homogeny. Analisis Deskriptif Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel self-regulared learning pada mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah, maka digunakan 5 buah kategori pengelompokan, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, rendah, dan sangat rendah. Variabel self-regulated learning memiliki item yang baik sebanyak 33 item, dengan skor berjenjang antara skor 1 hingga sskor 4 berdasarkan jenis item favorable dan unfavorable. Pembagian skor tertinggi dan terendah pada variabel self-regulated learning adalah sebagai berikut: a. Skor tertinggi : 4 x 33 = 132 b. Skor terendah : 1 x 33 = 33 Untuk dapat menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel selfregulated learning seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan 4 kategori, yaitu dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori (Hadi, 2000) Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditentukan kategori pada self-regulated learning sebagai berikut:

24 Sangat Tinggi : 112,2 x 132 Tinggi : 92,4 x < 112,2 Sedang : 72,6 x < 92,4 Rendah : 52,8 x < 72,6 Sangat Rendah : 33 x < 52,8 Tabel 1.1 Kategori skor self-regulated learning mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah. No Interval Kategori Frekuensi yang belum menikah % Mean Frekuensi yang sudah menikah % Mean ,2 x 132 Sangat 48 90,56% 125, % 127,15 Tinggi 2. 92,4 x < 112,2 Tinggi 5 9,43% 2 5% 3. 72,6 x < 92,4 Sedang 0 0% 0 0% 4. 52,8 x < 72,6 Rendah 0 0% 0 0% x < 52,8 Sangat 0 0% 0 0% Rendah Total % % Tabel 1.2 Kategori skor self-regulated learning keseluruhan No Interval Kategori Frekuensi Perempuan % Mean ,2 x 132 Sangat 86 92,47% 126,2 Tinggi 2. 92,4 x < 112,2 Tinggi 7 7,52% 3. 72,6 x < 92,4 Sedang 0 0% 4. 52,8 x < 72,6 Rendah 0 0% x < 52,8 Sangat Rendah 0 0% Total %

25 T-Test Analisis Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala untuk mengukur selfregulated learning antara mahasiswi di UKSW yang dilakukan pada tanggal 20 September 26 November Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan selfregulated learning pada mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah di UKSW, maka digunakan rumus Independent Sampel Test dengan menggunakan SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan analisis data mengenai perbedaan self-regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dengan mahasiswi yang belum menikah di UKSW salatiga, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Group Statistics mahasiswi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean SRL E E Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. (2- Mean Differen Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t Df tailed) ce Difference Lower Upper SRL Equal variances assumed Equal variances not assumed

26 Dari hasil perhitungan Independent Sample Test pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai signifikansi untuk perbedaan self-regulated learning mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah (equal variance assumed) memiliki nilai t-test sebesar - 0,661dengan signifikansi 0,510 atau p > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan selfregulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dan mahasiswi yang belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan self-regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dan mahasiswi yang belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana, didapatkan hasil perhitungan Independent Sample Test sebesar - 0,661 dengan signifikansi 0,510 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada perbedaan signifikan self-regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dan mahasiswi yang belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Penelitian ini senada dengan Kusumaningtyas (2012) yang tidak menemukan adanya pebedaan self-regulated learning pada mahasiswa yang kuliah dengan memiliki rutinitas lain seperti bekerja dan yang tidak bekerja. Mahasiswi yang belum menikah memiliki banyak waktu untuk belajar, istirahat dan melakukan aktivitas lainnya, sehingga mereka dapat menerapkan self-regulated learning dengan baik, sedangkan mahasiswi yang sudah menikah, kelompok ini hanya memiliki waktu luang yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok mahasiswi yang belum menikah, namun begitu mereka tetap meluangkan waktunya untuk belajar di selasela waktu luang mereka. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Natakusuma (2003) bahwa mahasiswa yang bekerja part-time memiliki regulasi yang baik, mereka benar-benar mengatur waktu belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan kesibukannya, hal ini menurut penulis sesuai dengan kondisi mahasiswi yang sudah menikah. Tingginya self-regulated learning pada dua kelompok ini juga dapat dikaitkan dengan perkembangan kognitif masa dewasa awal yang semakin berkembang. Menurut Sinnot (dalam Dariyo 2004) individu pada masa dewasa awal memiliki kemampuan kognitif yang memungkinkan untuk melihat suatu masalah tidak hanya dari satu faktor, memiliki kemampuan berpikir untuk mencari berbagai alternatif solusi, tidak berpikir

27 kaku pada satu masalah saja, berpikir pragmatis atau mampu menyadari dan memilih beberapa solusi yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah, berpikir praktis yang melahirkan pemecahan suatu masalah dengan benar mengenai sasaran atau tujuan, dapat mengambil keputusan yang terbaik. Sehingga dapat ditarik benang merah bahwa mahasiswi yang sudah menikah atau mahasisw yang belum menikah memiliki kemampuan kognitif yang setara yang memungkinkan mereka untuk melakukan selfregulated learning di tengah-tengah aktivitas mereka. Tidak adanya perbedaan self-regulated learningantara mahasiswi yang sudah menikah dan mahasiswi yang belum menikah bisa disebabkan karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Cobb (2003) menyatakan bahwa self-regulated learning dipengaruhi oleh self efficacy, motivasi dan tujuan. Pada faktor tujuan Zimmerman (1990) menambahkan apabila seorang individu ingin mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan maka ia memerlukan self-regulated learning dalam dirinya. Jika dilihat dari penggolongan kategori self-regulated learning pada mahasiswi yang sudah menikah diperoleh rata-rata 127,15, sedangkan mahasiswi yang belum menikah diperoleh rata-rata 125,45, hal tersebut menunjukan bahwa keduanya tergolong dalam kategori sangat tinggi. Kategori sangat tinggi dimiliki sebagian besar sampel menunjukkan self-regulated learning yang sangat tinggi. Self-regulated learning mahasiswi yang belum menikah memiliki banyak waktu untuk belajar, istirahat, dan melakukan aktivitas lainnya, sehingga mereka dapat menerapkan strategi-strategi self-regulated learning dengan baik, di lain sisi kelompok mahasiswi yang sudah menikah ini hanya memiliki sedikit waktu luang, namun begitu mereka tetap meluangkan waktunya untuk belajar dan menyelesaikan tanggung jawab di perkuliahaan dalam sela-sela waktu luang mereka. Berdasarkan pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan selfregulated learning yang signifikan pada mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana, dengan rata-rata kategori self-regulated learning pada kategori sangat tinggi.

28 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang perbedaan self-regulated learning antara mahasiswi yang sudah menikah dan mahasiswi yang belum menikah di Universitas Kristen Satya Wacana, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Tidak ada perbedaan self-regulated learning yang signifikan antara mahasiswi yang sudah menikah dengan mahasiswi yang belum menikah. b. Sebagian besar subjek self-regulated learning pada mahasiswi yang sudah menikah dan belum menikah tergolong dalam kategori sangat tinggi. Untuk mahasiswi yang sudah menikah rata-rata sebesar 127,15 dan mahasiswi yang belum menikah rata-rata sebesar 125,45 Mengingat banyaknya keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran bagi mahasiswi yang sudah menikah maupun mahasiswi yang belum menikah diharapkan dapat mempertahankan pengaturan waktu belajarnya dengan baik. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih luas dan beragam. Selain itu, tema penelitian ini dapat diperdalam dengan mengaitkan dengan variabel-variabel lain misalnya jenis kelamin dan jenis kelompok mahasiswa (mahasiswa organisasi dan mahasiswa non organisasi).

29 DAFTAR PUSTAKA As ari, D.K. (2007). Mengenal Mahasiswa dan Seputar Organisasinya. [on-line]. Tanggal akses: 5 Nopember Available FTP: pena-deni.com. Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Boekaerts, M., Pintrich, P. R., dan Zeidner, M Handbook of Self Regulation. California: Academik Press Basir, B. (1992). Perguruan Tinggi Swasta Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Cobb,R. (2003). The relationship between self regulated learning behaviors and academic performance in web based courses. The Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State University : Dissertatin Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Furr & Elling. (2000). The influence of work on college student development. NASPA Journal, 37, Fasikhah, S.S. & Fatimah, S. (2013) Self Regulated Learning (SRL) Dalam Meningkatkan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 01 No. 01, pp Ginting., & Cipta. (2003). Kiat belajar di perguruan tinggi (edisi kedua). Jakarta: PT. Grasindo. Hadi, S. (2002). Statistik. Jilid 2. Yogyakarta. Andi Ofset. Handianto, A., & Johan, R. T. (2006). Perbedaan tingkat stress antara mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja. Jakarta: Unika Atma Jaya Press. Kusumaningtyas, F. (2012). Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Yang Bekerja Part-Time Dan Tidak Bekerja. (Skripsi tidak diterbitkan). Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Mukromah, R., & Nuqul, F. L. (2012). Pengambilan keputusan mahasiswa menikah saat kuliah pada mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Najah, A. (2012). Self-regulated learning mahasiswi ditinjau dari status pernikahan. Educational Psychology Journal, 1, Natakusuma, A. (2003). Perbedaan Model Self Regulated Learning Mahasiswa yang Kuliah Sambil Bekerja dengan Mahasiswa yang Kuliah Saja dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar (IPK). Skripsi. Jakarta : Unika Atma Jaya

30 Papalia, D.E, Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2001). Human Development (8th ed). New York : McGraw Hill. Papalia, D.E & Olds. S.W. (1995). Human Development. (8 th ed). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Pudjiwati, S. (1997). Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: CV Rajawali. Ruscoe, G., Morgan, C. J., & Peebles, C. (1996). Student who work. Kentucky: FTP: Tanggal akses 29 Agustus 2013 Salim, P., & Salim, Y. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Modern English Press. Soemiyati (1999). Hukum perkawinan islam dan undang-undang perkawinan Yogyakarta: Liberty. Solichah. (2012). Manajemen diri pada mahasiswa BPI yang telah berkeluarga di Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Skripsi tidak diterbitkan). Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga, Yogyakarta. Suci, R.R. (2008). Perbedaan Self-Regulation pada Mahasiswa yang Bekerja dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja. Skripsi. Jakarta: Universitas Paramadina Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung Sukadji, dkk. (2001). Sukses di perguruan tinggi. Depok : Indonesia University Press. Sulistyaningsih, W. (2005). Kesiapan bersekolah ditinjau dari jenis pendidikan prasekolah anak dan tingkat pendidikan orangtua. Jurnal Psikologi, 1(1), 1-7. Walgito, B. (2004). Bimbingan dan konseling perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset. Wolters, C.A. Pintrich, P.R. & Karabenick, S.A. (2003). Assessing academic Self Regulated Learning. Paper prepared for the conference on Indicator of Positive Development: Definitions, Measures, and Prospective Validity, National Institutes of Healt, March 2003 Yenni, D. (2007, Agustus 29). Kuliah sambil kerja: Why not?. Medan Bisnis. Zimmerman, B. J. (1989). A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of Educational Psychology, 81, (1990). Self-regulated learning and academic achievement: An overview. Educational Psychologist, 25(1), 3-17.

31 & Martinez-Pons, M. (1990). Construct validation of a strategy model of student self-regulated learning. Journal of Educational Psychology, 80,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap prosedur penelitian, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana yang terletak di Jl. Yos Sudarso 1 Salatiga. Sekolah ini mempunyai luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Dimana FKIP merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Tengaran sebagai SMP Regular dan SMP Terbuka Tengaran yang

Lebih terperinci

Daftar Kuesioner. I. Pengantar

Daftar Kuesioner. I. Pengantar Daftar Kuesioner PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN YANG TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI LEMBAGA KEMAHASISWAAN DI KALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics 55 DUKUNGAN SOSIAL Reliability Item-Total Statistics Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

Validitas & Reliabilitas (Sert)

Validitas & Reliabilitas (Sert) Validitas & Reliabilitas (Sert) Case Processing Summary N % Cases Valid 40 100.0 Excluded a 0.0 Total 40 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Bandung dengan mengambil populasi seluruh kelas VII. Dengan sampel yang digunakan ada dua kelas yaitu,

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 19 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso no. 1 Salatiga,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian Stres Kerja

LAMPIRAN A. Skala Penelitian Stres Kerja LAMPIRAN 62 63 LAMPIRAN A Skala Penelitian Stres Kerja 64 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016 SKRIPSI Oleh : Margaretha Zella Cinintya NIM : 10.40.0072 Kepada Yth: Bpk/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kedungwaru pada tanggal 14 sampai 22 Januari 2016. Dengan rincian jadwal sebagai berikut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang adalah masa yang penuh dengan persaingan diberbagai aspek dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali negara

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: TRY OUT SKALA REGULASI DIRI DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

LAMPIRAN A: TRY OUT SKALA REGULASI DIRI DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LAMPIRAN A: TRY OUT SKALA REGULASI DIRI DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI A. IDENTITAS RESPONDEN Nama : Jenis kelamin : Fakultas : Status : Laki-laki/Perempuan (coret yang salah) B. PETUNJUK PENGISIAN 1. Jawablah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Mulyoharjo dan SD Negeri 5 Mulyoharjo Jepara Kecamatan Jepara Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolahan yaitu SD Negeri 02 Salatiga dan SD Negeri Dukuh 01. SD Negeri 02 Salatiga beralamatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan Program Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Lebih terperinci

Daftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi

Daftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi Daftar Lampiran Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 3 Output SPSS Lampiran 4 Contoh Item Skala Kecemasan Komunikasi LAMPIRAN 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan besarnya model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Watuagung 01 dan 02, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013. Siswa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD Negeri yang terletak di Desa Balesari dan Desa Campuranom, Kecamatan Bansari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bringin yang beralamatkan Jalan Diponegoro 116 Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dengan menggunakan metode Programme for International Student Assessment (PISA)

oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dengan menggunakan metode Programme for International Student Assessment (PISA) 1 PENDAHULUAN Pada saat ini kita tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa matematika masih menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi. Banyak siswa tidak mampu menerima dan memahami pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Robert Donmoyer (Given, 2008), adalah pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek dan Pelaksanaan Peneltian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Gedong 02 kecamatan Banyubiru dan SD Negeri Gedong 03 kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR OLEH: FRANSISKA FEBBY PETRIANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Pembelajaran Make a Match Proses berjalannya model pembelajaran Make a Match dalam penelitian ini diawali dengan guru menjelaskan sekilas materi tentang keliling dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap hasil belajar matematika materi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD paralel yaitu SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester 2 di kelas VA sebagai kelas eksperimen 1

Lebih terperinci

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimen). Dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SD Negeri Klero 01. Kelas V dibagi menjadi dua kelas paralel yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII G dan VIII H SMP NEGERI 3 SALATIGA tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kemitir 02 dan SD N 02 Kalimanggis yang terletak pada dua kecamatan dan kabupaten yang berbeda.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK DATA LAMPIRAN 60 61 LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK 62 Selamat Pagi Saya mahasiswi Fakultas Psikologi yang saat ini sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir guna merampungkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 2 dan SD Negeri Sidorejo Lor 6. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 10 Salatiga yaitu kelas VII D dan kelas VII E. Kelas VIID diberi perlakuan model pembelajaran

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Berdasarkan data item yang valid yang ada, maka selanjutnya akan dibuat kategorisasi untuk menentukan tinggi rendahnya harga diri dalam penelitian ini akan dibuat 5

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua subyek penelitian yaitu pertama sebagai kelompok eksperimen atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, serta metode analisis data. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, serta metode analisis data. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu data nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tulungagung pada tanggal 23 Oktober 07 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, 81 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul perbedaan kompetensi guru PAI tersertifikasi melalui portofolio dan PLPG pada hasil belajar siswa SMKN se Kota Kediri, penyajian hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negri Dukuh 03 Salatiga sebagai kelas eksperimen yang merupakan salah satu SD negeri di Gugusan

Lebih terperinci

KUESIONER SURAT PERNYATAAN

KUESIONER SURAT PERNYATAAN SURAT PERNYATAAN Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan Judul Motivasi untuk Berhenti Merokok pada Perokok Berat ditinjau dari Self Efficacy dan Pengetahuan akan Bahaya Rokok. Saya sangat mengharapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah dasar yang ada di Kecamatan Randublatung terdiri dari 6 Gugus di antaranya Gugus Diponegoro, Gugus Gajah Mada, Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Wawancara Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk melakukan studi pendahuluan terkait permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Pada penelitian ini, wawancara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (00:07) mengemukakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

PENGANTAR. (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat

PENGANTAR. (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat LAMPIRAN 1 Skala 93 94 PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana (S2) Program Studi Magister Sains

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SD Negeri Candirejo 02, dengan alamat di jalan Mertokusumo No 32 Desa Candirejo dan SD Negeri Sraten 01,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian Standar Pengelolaan Pendidikan di SMA Terakreditasi Kabupaten Semarang yang dilakukan mulai dari tanggal 15 September 2015

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 yang terletak di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

Lainnya 5. Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa TNI/POLRI Pegawai Swasta

Lainnya 5. Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa TNI/POLRI Pegawai Swasta LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo sedang mengerjakan penyusunan skripsi yang berjudul, analisis perbedaan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen pada pengguna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MA Al-Hikmah Langkapan Srengat Blitar pada tanggal 3 sampai 13 Februari 2016. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

Lebih terperinci

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen) 80 Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen) Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded a 0,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh di lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh di lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini akan dilakukan pembahasan mengenai deskripsi tempat penelitian yaitu di Yayasan Pendidikan Eben Haezer Salatiga, deskripsi responden penelitian yaitu guru-guru

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN SKALA PENELITIAN A SKALA KEPUASAN NASABAH Usia : Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan (lingkari huruf yang sesuai) PETUNJUK PENGISIAN 1. Kami memohon bantuan Bapak/Ibu untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab masalah penelitian, oleh karena itu hendaknya metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab masalah penelitian, oleh karena itu hendaknya metode penelitian 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam suatu penelitian perlu ditentukan guna menjawab masalah penelitian, oleh karena itu hendaknya metode penelitian dipilih dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci