BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Teknologi informasi diharapkan untuk membawa perusahaan untuk mempunyai langganan yang berbahagia, memperoleh laba yang tinggi serta mempertinggi pangsa pasar. Bagaimana caranya agar suatu perusahaan dapat membahagiakan langganan, mempertinggi laba, dan meningkatkan pangsa pasar pada saat yang bersamaan? Salah satu jawabannya ialah dengan khasanah data. Khasanah data, atau proses untuk mengumpulkan data historis organisasi ke dalam suatu tempat penyimpanan terpusat, telah menjadi populer dan teknologi kunci. Pada Business Week terbitan 31 Juli 1995 bagian Information Management, seperti dikutip oleh Gill dan Rao (1996, pp3), ada pernyataan Khasanah data adalah trend terbesar dalam manajemen informasi dewasa ini. Ini adalah teknologi yang mungkin pada akhirnya akan membuat impian yang selama ini dikejar oleh ahli teori manajemen sejak tahun 1960-an menjadi kenyataan. Chief Information Officers melalui survei tahunannya pada tahun 1995, seperti dikutip oleh Gill dan Rao (1996, pp3), mengidentifikasikan 10 issue teratas untuk eksekutif seperti di bawah ini menurut urutan prioritas: 1. Menyelaraskan tujuan SI dan perusahaan 2. Memulai sistem informasi yang cross-functional 3. Mengorganisasi dan membudidayakan data 4. Mengimplementasikan rekayasa ulang bisnis 5. Memperbaiki sumber daya SI 8

2 9 6. Memungkinkan perubahan 7. Berhubungan dengan pelanggan atau vendor 8. Menciptakan arsitektur informasi 9. Meng-update sistem yang sudah usang 10. Memperbaiki proses pengembangan sistem Sangat menarik jika kita memperhatikan bahwa teknologi khasanah data dengan tepat dapat menjawab tiga issue teratas Apa yang Dimaksud Dengan Khasanah Data? Menurut Inmon (1996, pp33), yang sering dianggap sebagai bapak khasanah data, Khasanah data adalah koleksi data yang berorientasi subyek, terintegrasi, berdimensi waktu, dan tidak gampang berubah yang digunakan untuk mendukung proses pembuatan keputusan manajemen. Menurut beberapa organisasi, khasanah data adalah suatu arsitektur. Bagi yang lain, khasanah data adalah suatu tempat penyimpanan data yang konsisten secara semantis (terpisah dan tidak mengganggu sistem operasi dan produksi yang ada). Bagi lainnya, khasanah data adalah suatu proses terus menerus yang menampung data dari sumber-sumber yang bervariasi, termasuk data historis dan sindikasi untuk mendukung kebutuhan yang berkelanjutan untuk penampilan data yang terstruktur dan/atau ad hoc, pelaporan analitis, dan pembuatan keputusan. Walaupun ada beberapa variasi, kebanyakan tempat khasanah data menggunakan karakteristik yang dipopulerkan oleh Bill Inmon, yaitu: Data diorganisasikan berdasarkan area subyek

3 10 Area subyek merupakan koleksi dari seluruh data di dalam organisasi yang berhubungan dengan satu topik tertentu yang penting pagi pembuat keputusan. Data terintegrasi Data harus ditransformasikan ke dalam pengukuran, referensi dan format penyimpanan yang sama agar data tersebut dapat berguna. Contohnya, sebuah perusahaan asuransi mungkin mempunyai informasi mengenai polis yang berbeda dari langganan yang sama yang disimpan dalam beberapa basis data yang menggunakan teknologi yang berbeda secara radikal.. Data warehouse merupakan sesuatu yang non-volatile. Informasi yang dimasukkan ke dalam khasanah data, dan kemudian diakses untuk pembuatan keputusan. Ini berlawanan dengan sebuah sistem operasional yang diupdate bersamaan dengan terjadinya peristiwa baru. Informasi berorientasikan waktu Khasanah data merupakan suatu sequence dari snapshot informasi organisasi yang diambil pada interval waktu yang telah ditentukan, seperti setiap hari, atau setiap minggu Perbedaan Antara Basis Data Khasanah Data dan Operasional(OLTP) Basis data dan teori basis data telah ada untuk waktu yang cukup lama. Penggunaan basis data mula-mula terfokus pada suatu basis data tunggal untuk melayani semua tujuan dari komunitas pengolahan informasi - mulai dari transaksi, kemudian pengolahan batch sampai pengolahan analitis. Kebanyakan, fokus dari pada sistem basis data mula-mula adalah untuk pengolahan operasional, terutama transaksional.

4 11 Pada tahun-tahun belakangan ini, gagasan yang lebih canggih untuk basis data muncul - yaitu satu untuk melayani kebutuhan operasional sedangkan yang lain untuk melayani kebutuhan analitis. Menurut Inmon (1996, pp vii-viii) pemisahan antara basis data operasional dan analitis terjadi karena berbagai sebab, antara lain: Data untuk melayani kebutuhan operasional secara fisik berbeda dari data yang digunakan untuk melayani kebutuhan informasi atau analitis. Teknologi pendukung untuk pengolahan operasional secara fundamental berbeda dengan teknologi yang digunakan untuk mendukung kebutuhan informasional atau analitis. Komunitas user untuk data operasional adalah berbeda dari komunitas untuk data informasional atau analitis. Karakteristik pengolahan untuk lingkungan operasional berbeda secara fundamental berbeda dengan lingkungan informasional atau analitis. Perbedaan antara basis data khasanah data dan operasional (OLTP) menyebabkan pendekatan yang berbeda dalam masing-masing basis data masih menurut Inmon (1996, pp18), dapat diringkaskan sebagai berikut: Data Operasional berorientasi aplikasi Data Khasanah Data berorientasi subyek

5 12 detil akurat, nilai sampai saat itu melayani komunitas clerical dapat di-update dijalankan berulang-ulang kebutuhan untuk pengolahan diketahui sebelumnya selaras dengan SDLC sensitif akan performance/kinerja diakses satu unit per waktu transaction driven pengontrolan dari update menjadi perhatian utama (kepemilikan data) ketersediaan harus tinggi dikelola secara keseluruhan struktur statis; isinya berubah-ubah ringkasan, atau telah disaring menyajikan nilai seputar rentang waktu melayani komunitas manajerial tidak dapat di-update dijalankan pada saat tertentu kebutuhan untuk pengolahan tidak sepenuhnya diketahui sebelumnya tidak selaras dengan SDLC tidak sensitif akan performance/kinerja diakses satu set per waktu analysis driven pengontrolan update tidak menjadi masalah ketersediaan agak santai dikelola per subset struktur fleksibel tidak ada redundansi redundansi merupakan suatu yang sering ditemui jumlah data yang dipakai dalam proses kecil jumlah data yang dipakai dalam proses besar

6 13 melayani operasi harian kemungkinan diakses tinggi melayani kebutuhan manajerial kemungkinan diakses rendah 2.3. Beberapa Manfaat Khasanah Data Sejalan dengan mulai diimplementasikannya khasanah data dalam perusahaan, maka para user akan mulai menemukan cara-cara baru untuk menggunakan informasi dari khasanah data dalam rangka mendukung banyak aktivitas, seperti yang dikemukakan oleh Harjinder dan Prakash (1996, pp18-19) di bawah ini: Meningkatkan fokus langganan Khasanah data mengandung informasi historis yang dapat dianalisa per langganan, misalnya. Analisis seperti itu akan menghasilkan preferensi pembelian langganan, waktu pembelian, siklus anggaran, dan selera pengeluaran. Informasi ini bisa dipergunakan oleh departemen Penjualan dan Pemasaran untuk menyesuaikan kampanye penjualan bagi langganan. Memposisikan kembali produk dan mengelola portofolio produk Dengan makin lamanya produk berada di pasaran, menjadi makin penting bagi perusahaan untuk menganalisa portofolio produk mereka untuk menentukan produk mana yang harus dilanjutkan, produk mana yang harus ditarik, dan produk mana yang harus diposisikan ulang. Informasi historis yang terkandung didalam khasanah data memungkinkan perusahaan untuk membandingkan kinerja produk per kwartalan, tahunan, dan per geografi, agar dapat menyesuaikan strategi produk mereka. Membuat koreksi lingkungan terhadap rencana pemasaran

7 14 Dengan menghubungkan khasanah data dengan informasi eksternal, seperti Dow Jones atau jasa layanan langganan (jasa sindikasi), perusahaan dapat menganalisa dampak lingkungan pada rencana pemasaran mereka. Menganalisa operasi dan melihat sumber laba Seringkali, sangat berguna bagi suatu bisnis untuk mengetahui faktor-faktor yang menyumbangkan keuntungan bagi perusahaan. Faktor-faktor ini adalahseperti langganan, produk, jasa, unit usaha, lokasi dan pasar. Perusahaan telah mempunyai data ini selama bertahun-tahun lamanya. Mampu untuk menganalisa tumpukan data ini untuk mengetahui sumber dari keuntungan merupakan manfaat yang sangat berguna dari khasanah data. Mengelola hubungan langganan Khasanah data menyediakan setumpuk data historis untuk mengidentifikasi sumber frustrasi langganan, juga kesempatan untuk hubungan yang lebih dekat. Contohnya, hubungan yang banyak antara beberapa sales perusahaan dengan langganan yang sama dapat membingungkan langganan. Khasanah data mengintegrasikan berbagai sistem aplikasi dan dapat menuntun berbagai saat untuk berhubungan dengan langganan. Mengelola biaya dari aktiva perusahaan Khasanah data mengintegrasikan daftar bahan yang dipergunakan oleh berbagai produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Menggunakan view yang terintegrasi ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi item-item yang umum digunakan dalam berbagai produk. Ini dapat menjadi dasar untuk mengatur jumlah pembelian dengan harga yang didiskon dari

8 15 supplier. Juga dapat menjadi basis untuk mengkonsolidasikan supplier. Melihat sejarah pembelian juga dapat memungkinkan perusahaan untuk mengelola pengeluaran dan persediaannya sesuai dengan pola konsumsi Arsitektur OLAP (On-Line Analytical Processing) Dewasa ini banyak teori atau sebutan mengenai arsitektur untuk OLAP, beberapa diantaranya seperti ROLAP, HOLAP, MOLAP atau DOLAP, serta banyak lagi yang lainnya. Meskipun mempunyai banyak variasi, namun dalam prinsipnya, seperti yang dikatakan oleh Pendse (1997), hanya ada tiga tempat di mana data dapat disimpan, dan tiga tempat di mana mayoritas dari perhitungan multidimensional dilakukan. Ini berarti, walaupun secara teori ada 9 kemungkinan arsitektur, hanya ada 6 arsitektur yang mungkin dilakukan Data Staging Kebanyakan data di aplikasi OLAP berasal dari sistem yang lain. Namun di beberapa aplikasi (seperti perencanaan dan anggaran) data mungkin dapat diambil secara langsung oleh aplikasi OLAP. Ketika data berasal dari sistem yang lain, biasanya perlu bagi data tersebut untuk disimpan di bentuk yang terpisah dan terduplikasi untuk kebutuhan aplikasi OLAP. Tempat inilah yang kemudian dinamakan dengan khasanah data, atau yang mungkin sekarang lebih umum disebut dengan data mart. Ada beberapa alasan utama untuk penduplikasian ini: Kinerja

9 16 Aplikasi OLAP seringkali besar, namun digunakan untuk analisis interaktif yang susah diprediksikan. Hal ini menjadikan data harus dapat diakses secara cepat, yang mengakibatkan data harus disimpan di dalam struktur yang terpisah dan teroptimisasi, sehingga dapat diakses tanpa merusak kinerja sistem operasional. Banyak sumber data Kebanyakan aplikasi OLAP memerlukan data dari berbagai sistem. Proses untuk menggabungkan beberapa sumber data ini dapat menjadi sangat kompleks, karena masing-masing sistem mungkin mempunyai sistem pengkodean yang berbeda dan mempunyai periode yang berbeda. Pembersihan data Sangat umum bagi sistem transaksi untuk mempunyai data yang banyak salahnya, sehingga perlu dibersihkan sebelum siap untuk dianalisa. Penyesuaian data Banyak alasan yang menyebabkan data harus disesuaikan sebelum dapat digunakan untuk analisis. Agar hal ini dapat dilakukan tanpa mempengaruhi sistem transaksi, data OLAP harus disimpan secara terpisah. Waktu Jika data dari aplikasi OLAP datang dari berbagai sistem, adalah sangat mungkin jika mereka di-update pada siklus yang berbeda. Agar analisis dapat berdasarkan pada data yang konsisten, maka data harus dipisahkan. Historis

10 17 Mayoritas aplikasi OLAP mempunyai dimensi waktu, dan dapat digunakan untuk analisis trend. Namun ini membutuhkan data historis untuk disimpan selama beberapa tahun, yang tentunya tidak mungkin dapat dilakukan oleh sistem operasional. Ringkasan Data operasional biasanya sangat detil, namun kebanyakan aktivitas pembuatan keputusan membutuhkan data pada tingkatan yang lebih tinggi. Untuk efisiensi, biasanya informasi harus disimpan pada tingkat ringkasan/summary, dan ini tentunya tidak mungkin dilakukan di sistem pengolahan transaksi. Meng-update data Jika aplikasi memperbolehkan user untuk mengubah atau memasukkan data, tentunya penting bagi aplikasi untuk memiliki basis data yang terpisah agar tidak menghapus data operasional.

11 Menyimpan Data OLAP Aktif Ada tiga alternatif untuk menyimpan data ini, yaitu: Basis data relasional Pilihan ini paling sering dilakukan, terutama jika data bersumber dari RDBMS (Relational Database Management System), misalnya khasanah data menggunakan RDBMS ataupun sistem operasionalnya yang menggunakan RDBMS. Dalam kebanyakan kasus, data akan disimpan dalam struktur yang tidak ternormalisasi seperti star schema, atau snowflake; basis data yang ternormalisasi tidak akan cocok untuk kinerja dan alasan yang lainnya. Seringkali, data ringkasan akan disimpan dalam tabel aggregate. Basis data multidimensional Dalam kasus ini, data aktif disimpan di basis data multidimensional. Biasanya merupakan hal yang lazim, terkadang wajib bagi data untuk dikalkulasi sebelumnya dan hasilnya disimpan dalam bentuk struktur array. File client-based Dalam kasus ini, ekstrak data yang relatif kecil diletakkan di mesin client. Data ini mungkin telah didistribusikan sebelumnya, atau dibuat berdasarkan permintaan (mungkin melalui web). Seperti juga basis data multidimensional, data aktif mungkin disimpan di disk atau RAM, dan beberapa produk hanya membolehkan akses baca (read access).

12 Pengolahan Data OLAP Pengolahan data OLAP juga dipisahkan menjadi tiga alternatif, yaitu: Basis data relasional Pilihan ini bukan merupakan pilihan yang tepat untuk melakukan kalkulasi multidimensional yang kompleks, sekalipun data disimpan dalam RDBMS. SQL tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan kalkulasi multidimensional dalam satu statement tunggal, dan SQL yang kompleks merupakan keharusan untuk melakukan fungsi multidimensional. Mesin server multidimensional Ini merupakan pilihan yang populer untuk melakukan kalkulasi multidimensional di aplikasi OLAP client/server, dan digunakan di banyak produk. Client Dengan asumsi bahwa kebanyakan user mempunyai PC yang cukup kuat, banyak vendor yang mengambil keuntungan dari ini untuk melakukan beberapa perhitungan multidimensional. Dengan makin populernya thin-client, maka arsitektur ini harus ditinggalkan dan berpindah ke server aplikasi web yang baru Matriks Arsitektur OLAP Tiga tempat untuk menyimpan data multidimensional, dan juga tiga lokasi yang sama untuk mesin multidimensional; ini memberikan sembilan kemungkinan untuk pilihan penyimpanan/pengolahan. Tapi beberapa kemungkinan ini tidak masuk akal: misalnya, akan sangat aneh bila menyimpan data di basis data multidimensional, tapi melakukan pengolahan di RDBMS; jadi hanya enam pilihan di bawah ini yang masuk akal.

13 20 Alternatif Pengolahan Data RDBMS 1 DSS Agent/Server Server basis data 2 DB2 OLAP Server Multidimensional DecisionSuite Express(ROLAP mode) Holos (ROLAP mode) File client 3 Tabel 2.1. Matriks Arsitektur OLAP Alternatif Penyimpanan Data Multidimensional RDBMS Server basis data Multidimensional MetaCube PowerPlay (Server option) 4 CFO Vision Commander Decision Essbase Express Gentia Holos Pilot TM1 5 Commander FDC Cross Target Hyperion Enterprise File client 6 BrioQuery PowerPlay BusinessObjects Personal Express TM1 Perspectives Sebutan yang sering dipakai adalah: Produk Relational OLAP (ROLAP) adalah produk yang berada di kotak 1, 2 dan 3. MDB (atau dikenal juga dengan MOLAP) adalah yang berada di kotak 4 dan 5. Produk Desktop OLAP (DOLAP) adalah yang berada di kotak 6. Produk Hybrid OLAP (HOLAP) adalah yang berada di kotak 2 dan 4.

14 Star Schema Model Data Hubungan Entiti Perbedaan yang paling penting antara sistem OLTP dan khasanah data menurut Kimball (1996, pp3) adalah organisasi dari data di dalam sistem, atau dapat dikatakan dengan lebih sederhana, model data. Untuk mengerti mengapa data diorganisasikan dengan begitu berbeda, kita perlu kembali kepada issue dari kinerja transaksi. Banyak keajaiban dari kinerja transaksi bersumber dari teknik yang disebut pemodelan hubungan entity (ERD). Pemodelan hubungan entiti menekankan untuk menghilangkan semua redundansi dari data. Jika tidak ada redundansi dari data, maka transaksi yang mengubah data (atau menambah atau men-delete data) hanya perlu berhubungan dengan basis data di satu tempat saja. Inilah rahasia di balik perubahan phenomenal dalam kecepatan pengolahan data sejak awal tahun 80-an Karakteristik dari ERD untuk OLTP Diagram ERD sangat simetris Semua tabel kelihatan sama. Tidak ada cara untuk mengetahui tabel mana yang terpenting atau terbesar. Tidak ada cara untuk mengetahui tabel mana yang menyimpan ukuran numerik dari bisnis dan tabel mana yang menyimpan keterangan obyek yang statis atau hampir statis. Banyak jalan untuk menghubungkan antar dua tabel Di dalam ERD, kita dapat menghubungkan dua tabel dengan cara atau jalan yang berbeda-beda. Banyak yang mengatakan bahwa tentu saja, karena ini adalah basis data relasional. Tidak perduli jalan mana yang dipilih, setiap jalan

15 22 yang berbeda akan menghasilkan jawaban yang sama. Ini adalah salah satu takhyul dari basis data relasional. Sayangnya, jalan yang dipilih ternyata dapat memberikan jawaban yang berbeda-beda. Untuk dapat mengertinya, ingat bahwa di dalam basis data relasional kita perlu membangun jembatan data di antara tabel untuk menghubungkan elemen data di antara tabel-tabel yang jauh. Jembatan-jembatan data ini hampir selalu diimplementasikan sebagai inner join yang menjembatani dari satu elemen data ke elemen data yang lain. Jadi secara umum, setiap jalan akan memberikan jawaban yang berbeda. End User tidak akan meng-query langsung dari basis data Untuk query yang melibatkan banyak record atau tabel, ERD terlalu kompleks bagi user untuk dimengerti, dan terlalu kompleks bagi software untuk menavigasinya Model Dimensional / Star Join Schema Kios IS, end user, dan bahkan sindikasi supplier data seperti A.C. Nielsen, IRI, IMS dan Walsh America telah merumuskan sebuah struktur kubus data sederhana yang cocok dengan kebutuhan end user akan kesederhanaan. Struktur ini disebut model dimensional. Model dimensional ini ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:

16 23 Gambar 2.1. Model Dimensional Nama lain untuk model dimensional ini adalah star join schema atau sering disingkat star schema. Ini adalah nama yang telah lama digunakan para perancang basis data untuk menggambarkan model dimensional karena diagram ini kelihatan seperti sebuah bintang, dengan satu tabel pusat yang besar di tengah dan tabel-tabel lebih kecil yang lain yang digambarkan dalam pola menyebar di sekeliling tabel pusat. Tidak seperti model ERD, model dimensional sangat asimetris. Ada satu tabel besar dominan di tengah skema. Ini adalah merupakan satu-satunya tabel di dalam skema dengan banyak join yang menghubungkannya dengan tabel-tabel lain. Tabel yang di tengah tersebut dinamakan tabel fact, sedangkan tabel yang lain disebut dengan tabel dimensi. Sedangkan level detil dari data yang disimpan, apakah per hari atau per minggu atau per bulan, disebut dengan granularity dari tabel fact tersebut.

17 24 Tabel Fact Tabel fact adalah tempat di mana ukuran numerik dari bisnis disimpan. Setiap ukuran ini diambil dari persimpangan antara semua dimensi. Fact yang paling berguna adalah fact yang berupa numerik, terus menerus dinilai, dan dapat ditambahkan (additive). Alasannnya adalah dalam hampir dari semua query yang akan masuk ke dalam tabel fact, kita akan meminta ratusan, ribuan, dan bahkan jutaan records yang akan digunakan oleh DBMS untuk membuat set jawaban. Jumlah records yang banyak ini akan dikompres ke dalam beberapa row untuk jawaban user. Satu-satunya cara untuk mengkompres records ini ke dalam set jawaban adalah dengan menambahkan mereka. Jadi jika ukuran adalah numerik dan mereka dapat ditambahkan (additive), maka kita akan dengan mudah dapat membuat set jawaban. Tabel Dimensi Tabel dimensi adalah tempat di mana keterangan tekstual dari dimensi bisnis di simpan. Masing-masing keterangan tekstual membantu untuk menerangkan anggota dari masing-masing dimensi yang bersangkutan. Contohnya, setiap record di dimensi produk merepresentasikan satu produk spesifik. Dalam suatu basis data yang terdesain dengan baik, suatu tabel dimensi produk akan mempunyai banyak atribut (field). Atribut yang terbaik adalah atribut yang tekstual, diskrit dan digunakan sebagai pemfilter dan judul row dalam set jawaban user. Karena atribut dimensi memainkan peran untuk menerangkan salah satu item dari dimensi, maka atribut ini paling berguna jika mereka adalah teks. Granularity

18 25 Granularity penting karena menentukan dimensionalitas dari basis data, dan tentunya juga mempunyai efek terhadap besarnya basis data Langkah-Langkah Dalam Proses Desain 1. Langkah pertama dalam mendesain adalah menentukan proses bisnis yang akan dibuat modelnya, dengan menggabungkan pengertian dari bisnis dengan pengertian data apa yang tersedia. 2. Langkah kedua dalam mendesain adalah menentukan granularity dari tabel fact di setiap proses bisnis. 3. Langkah ketiga adalah menentukan dimensi-dimensi apa saja yang akan masuk dalam model. 4. Langkah keempat adalah memilih secara hati-hati fact-fact apa yang akan tampil di dalam tabel fact Pertimbangan Dalam Perancangan/Desain Snowflake Dimensi dengan hirarki sering didekomposisikan oleh perancang basis data yang bermaksud baik ke dalam struktur snowflake. Masing-masing dari hubungan many-to-one dijadikan tabel terpisah. Contoh dari snowflake dapat dilihat dari gambar di bawah ini:

19 26 Gambar 2.2.Model Snowflake Ahli komputer akan berpikir bahwa diagram ini kelihatan menarik. Sayangnya, kebanyakan user akan terintimidasi oleh diagram ini. Jika kita mengesampingkan semua keberatan teknis, efek dari end user kita cukup untuk merekomendasikan kita agar tidak menggunakan snowflake untuk merepresentasikan hirarki. Alasan umum untuk menggunakan struktur snowflake adalah untuk menghemat tempat penyimpanan. Dalam suatu tabel produk besar tipikal berukuran 100MB, maka memungkinkan untuk membayangkan menghemat beberapa MB dengan tidak meng-copy field teks yang paling sering berulang ribuan kali. Namun, dalam kalkulasi disk space dari khasanah data kita cenderung akan melihat seperti di bawah ini:

20 27 Tabel 2.2.Perhitungan Manfaat Snowflake Ukuran data tabel fact Ukuran index tabel fact Ukuran tabel dimensi terbesar (produk) Penghematan karena snowflake Total ukuran basis data tanpa snowflake (dibulatkan) Total ukuran basis data dengan snowflake (dibulatkan) 30 GB 20 GB 0.1 GB GB (mungkin) 50 GB 50 GB Dengan kata lain, snowflake tidaklah relevan dalam issue dari perencanaan kapasitas disk dari khasanah data Dimensi Yang Berubah Secara Perlahan (Slowly Changing Dimensions) Seringkali, dimensi seperti produk dan langganan dianggap independen dari waktu. Hal ini tidak benar di dalam dunia nyata. Perlahan-lahan keterangan dan formulasi dari produk akan berubah. Terutama langganan juga berubah secara pasti. Orang mengubah nama mereka, menikah dan bercerai, mempunyai lebih banyak anak, dan mengubah alamat mereka. Ketika kita menemukan suatu dimensi yang berubah secara perlahan, ada tiga pilihan yang dapat diambil. Masing-masing pilihan akan menghasilkan derajat pelacakan perubahan yang berbeda seiring berjalannya waktu: Menimpa nilai yang lama di record dimensi dan dengan begitu akan kehilangan kemampuan melacak sejarah yang lama.

21 28 Membuat record dimensi tambahan pada waktu perubahan dengan nilai atribut baru, dan dengan demikian mensegmentasikan sejarah secara sangat akurat antara keterangan lama dan keterangan baru. Membuat field-field berjalan baru di dalam record dimensi asli untuk menyimpan nilai atribut baru, sementara menyimpan nilai atribut asli juga, dengan demikian akan mampu untuk menerangkan sejarah ke depan dan kebelakang dari perubahan baik dari sisi nilai atribut asli atau dari sisi nilai atribut berjalan Metodologi Perancangan Khasanah Data Perancangan khasanah data ini akan dilaksanakan dengan menggunakan metodologi yang telah disarikan dari Wells (1996, pp1-30) di bawah ini: Perencanaan (Planning) Pemilihan Strategi Implementasi Tersedia beberapa strategi implementasi yaitu: Pendekatan top down Dalam pendekatan ini, kebutuhan bisnis yang akan dipenuhi oleh khasanah data yang diusulkan diidentifikasi terlebih dahulu. Ini merupakan pendorong utama untuk implementasi khasanah data. Seringkali, ini merupakan tugas yang sulit karena khasanah data lebih sering merupakan kemampuan daripada feature (khasanah data menyimpan informasi dan mengorganisasi informasi ini untuk selanjutnya dapat ditampilkan oleh tools eksternal).

22 29 Oleh karena itu, end user tidak dapat mengeksploitasi kemampuan yang ada di dalam khasanah data tanpa tools eksternal yang memanfaatkan kemampuan ini. Karenanya, adalah sulit untuk memformulasikan scope dari kemampuan, kecuali dalam terminologi bisnis yang luas, seperti Khasanah data akan memuat informasi mengenai langganan, supplier, pasar dan produk. Formulasi scope (yang kemudian menjadi formulasi kebutuhan) dispesifikasikan sebagai batasan data yang mendefinisikan teritori khasanah data. Tabel di bawah ini menunjukkan pro dan kontra dalam penggunaan pendekatan top down dalam implementasi khasanah data: Pro Tabel 2.3.Pro dan Kontra Pendekatan Top Down Kontra Kebutuhan bisnis secara jelas Kesempatan terkadang berada di luar horison menetapkan batasan dari implementasi bisnis yang sedang berjalan. Kesempatan khasanah data dan oleh karena itu dapat yang hilang bisa berasal dari fokus yang menjadi cara yang cost effective dan terlalu banyak. berfokus dalam mengimplementasikan solusi khasanah data. Teknologi dikendalikan oleh bisnis dan Teknologi dapat menyediakan dorongan bukan sebaliknya. kepada bisnis dan keuntungan kompetitif yang mulanya tidak terlalu jelas bagi bisnis. Mudah untuk mengkomunikasikan Ekspektasi awal mungkin akan membatasi keuntungan dari khasanah data kepada pencarian potensial payoff yang lebih tinggi. pembuat keputusan dan investor. Pendekatan top down berguna dalam kasus di mana teknologi sudah matang dan dimengerti dengan baik, dan di mana masalah bisnis yang akan dipecahkan jelas dan dimengerti dengan baik. Menerapkan pendekatan top down memberikan pelengkap yang

23 30 bagus bagi teknologi dan sasaran bisnis, dan jika dilakukan secara baik, memberikan efek maksimum atas investasi yang dilakukan. Pendekatan bottom up Pendekatan bottom up biasanya dimulai dengan eksperimen dan prototipe yang berbasis teknologi. Suatu subset dari masalah bisnis yang spesifik dan dimengerti dengan baik dipilih, dan suatu solusi diformulasikan untuk subset ini. Mengimplementasikan solusi bottom up biasanya lebih cepat karena melibatkan lebih sedikit orang yang membuat lebih sedikit keputusan untuk memecahkan masalah bisnis yang lebih kecil. Pro Tabel 2.4.Pro dan Kontra Pendekatan Bottom Up Kontra Kebutuhan untuk implementasi dan mulai terkadang melebihi analisis top down dan pertimbangan jangka panjang. Dalam organisasi yang teknologinya masih baru, pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi keuntungan teknologi tanpa komitmen besar. Keterlibatan dari lebih sedikit orang yang bekerja dalam scope yang lebih sempit dapat mempercepat implementasi dan pengambilan keputusan. Setelah implementasi awal, adalah baik untuk melangkah ke belakang dan melihat bagaimana solusi dapat dieskalasi untuk melayani seluruh perusahaan. Kegagalan dari suatu proyek bottom up dapat menunda implementasi dari teknologi yang secara potensial menguntungkan. Tim awal harus melangkah ke belakang dan mengembangkan tim yang lebih besar untuk memperluas scope dari implementasi awal. Dalam area khasanah data, pendekatan bottom up digunakan untuk mengimplementasikan data mart, suatu EIS yang kecil, atau khasanah data departemen

24 31 yang secara jelas diarahkan untuk menjawab query-query tertentu. Tabel di bawah ini memperlihatkan pro dan kontra menggunakan pendekatan bottom up dalam mengimplementasikan khasanah data. Pendekatan bottom up berguna untuk membuat penilaian teknologi dan merupakan teknik yang bagus untuk organisasi yang bukan merupakan implementor teknologi tingkat tinggi. Pendekatan ini juga merupakan cara yang baik bagi perusahan yang teknologinya belum terlalu matang untuk mengambil keuntungan dari teknologi tanpa menempatkan dirinya pada resiko yang besar. Kombinasi dari top down dan bottom up Pada kombinasi dari pendekatan top down/bottom up, organisasi dapat mengeksploitasi natur yang terencana dan strategis dari pendekatan top down sementara mempertahankan implementasi yang cepat dari pendekatan bottom up. Pendekatan ini bergantung pada dua komponen: Tim arsitektur top down, standard, dan desain yang akan membawa know-how dari proyek ke proyek dan dapat melangkah mundur serta mengubah keputusan taktis menjadi strategis. Tim proyek bottom up yang diarahkan untuk mengimplementasi solusi bisnis yang sangat fokus, sempit tetapi menjangkau jauh ke depan dalam waktu yang pendek. Kombinasi dari pendekatan top down/botom up paling cocok untuk pengimplementasian cepat dari teknologi khasanah data sementara mempertahankan potensi untuk membangun solusi strategis yang mempunyai nilai jangka panjang.

25 Pemilihan Metodologi Pengembangan Tersedia dua teknik populer dalam metodologi pengembangan, yaitu: Metode Analisis dan Desain Terstruktur (Waterfall) Dalam metode ini, satu set kebutuhan mula-mula dikumpulkan. Kebutuhan ini kemudian dianalisa dan secara progresif dipisahkan. Desain kemudian dibangun, menggunakan hasil dari analisis. Desan dimulai dari level abstrak dan kemudian dipisahkan ke level yang lebih konkrit sampai pemrograman muncul. Metode Pengembangan Spiral Dalam metode ini, penekanan adalah pada kecepatan dan delivery dengan pengenalan bahwa kebutuhan tidak dapat diidentifikasikan atau dispesifikasikan mulamula. Pendekatan ini berdasarkan pada observasi bahwa adalah lebih mudah mengarahkan ulang sistem yang berdasarkan kebutuhan baru daripada membangun solusi yang lengkap berdasarkan kebutuhan yang tidak memadai atau tidak tersedia. Dalam domain pengembangan produk, metode pengembangan spiral digunakan bila situasi di bawah ini muncul: Arah dari pasar dan kebutuhannya tidak dapat diprediksikan dengan jelas di depan. Waktu untuk memasarkan merupakan bahan penting dari implementasi produk. Pengembangan iteratif penting untuk perbaikan pasar. Keuntungan kompetitif datang dari perubahan yang cepat yang dilakukan secara berkelanjutan.

26 33 Organisasi membutuhkan setidaknya enam bulan untuk mengadopsi release software berikutnya. Pengembangan khasanah data mempunyai seluruh karakteristik tersebut, oleh karena itu, metode pengembangan spiral merupakan pilihan yang tepat bagi metodologi pengembangan untuk khasanah data Kebutuhan Pendefinisian Kebutuhan Pemilik Pendefinisian kebutuhan pemilik akan meliputi: Penetapan subyek area Penetapan level detil (granularity) Penetapan dimensi (dimensions) Pendefinisian Kebutuhan Arsitek Pendefinisian kebutuhan arsitek meliputi: Arsitektur data Arsitektur aplikasi Arsitektur teknologi Pendefinisian Kebutuhan End-user Pendefinisian kebutuhan end-user meliputi: Alur kerja (workflow) Kebutuhan query Kebutuhan pelaporan

27 Analisis Fase analisis dari daur hidup pengembangan khasanah data meliputi penerjemahan dari kebutuhan yang telah diperoleh menjadi satu set spesifikasi yang dapat menunjang desain. Secara abstrak, ada tiga masukan spesifikasi utama untuk khasanah data, yaitu: kebutuhan fokus bisnis, spesifikasi kebutuhan sumber data, dan spesikasi kebutuhan pemakaian. Proses dari analisis selanjutnya adalah: Menurunkan model data logical dan physical untuk khasanah data Mendefinisikan proses yang dibutuhkan untuk menghubungkan sumber data, khasanah data, dan tools akses dari end-user secara bersama-sama Desain Pada fase desain, model logical yang telah dikembangkan pada fase analisis akan diterjemahkan menjadi model physical. Proses yang diidentifikasikan dalam fase analisis untuk menghubungkan sumber data ke khasanah data, dan data warehouse ke tools di workstation end-user akan diterjemahkan menjadi desain untuk program yang akan mengerjakan tugas yang dibutuhkan oleh proses-proses tersebut. Fase desain akan meliputi: Desain detil dari arsitektur data Mengembangkan data model physical ntuk basis data khasanah data. Melakukan pemetaan dari data model physical untuk sumber data ke data model physical dari khasanah data Desain detail dari arsitektur aplikasi

28 35 Proses internal dari sumber data yang berhubungan dengan pembersihan atau pengambilan data dan proses secara bertahap dari sumber data ke khasanah data Proses internal dari khasanah data dan digunakan untuk tujuan pemeliharaan Proses yang menghubungkan khasanah data ke tools end user

OLAP - PERTEMUAN 8 OLAP

OLAP - PERTEMUAN 8 OLAP OLAP - PERTEMUAN 8 OLAP OLTP & OLAP (1) OLTP adalah singkatan dari On Line Transaction Processing. OLTP sering kita jumpai di sekitar kita seperti toko atau swalayan contohnya database pada sistem informasi

Lebih terperinci

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan.

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan. OLAP OLAP (Online Analytical Processing), merupakan metode pendekatan untuk menyajikan jawaban dari permintaan proses analisis yang bersifat dimensional secara cepat. Pengertian OLAP itu sendiri dapat

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSE KONSEP Konsep dasar data warehouse adalah perbedaan antara data dan informasi. Data terdiri dari fakta-fakta yang dapat diamati dan

DATA WAREHOUSE KONSEP Konsep dasar data warehouse adalah perbedaan antara data dan informasi. Data terdiri dari fakta-fakta yang dapat diamati dan DATA WAREHOUSE KONSEP Konsep dasar data warehouse adalah perbedaan antara data dan informasi. Data terdiri dari fakta-fakta yang dapat diamati dan direkam yang sering ditemukan dalam sistem operasional

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) Overview Data Warehouse dan OLAP merupakan elemen penting yang mendukung decision support. Terutama bagi perusahaan perusahaan besar dengan database

Lebih terperinci

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [ Chapter 6] Pemodelan Data Warehouse Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Pemodelan Data Ada dua pendekatan yang diterima sebagai best practice untuk memodelkan

Lebih terperinci

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subjek,terintegrasi,time-variant, dan bersifat tetap dari koleksi data dalam mendukung proses pengambilan keputusan management

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Data Data adalah sebuah rekaman dari fakta-fakta, konsep-konsep, atau instruksiinstruksi pada media penyimpanan untuk komunikasi perolehan, dan pemrosesan dengan cara otomatis

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com Apa itu database? tempat penyimpanan data yang saling berhubungan secara logika Untuk apa database itu?? untuk mendapatkan suatu informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi

Lebih terperinci

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006. 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan teknologi komputer semakin memudahkan proses penyimpanan dan pengolahan data berukuran besar. Namun demikian, seringkali data yang sudah tersimpan belum dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa konsep tentang supra desa, business intelligence, data warehouse, staging area, ETL, OLAP, ROLAP, Pentaho Data Integration, dan PHP.

Lebih terperinci

Basis Data Oracle - Business Intelligence System. Ramos Somya, M.Cs.

Basis Data Oracle - Business Intelligence System. Ramos Somya, M.Cs. Basis Data Oracle - Business Intelligence System Ramos Somya, M.Cs. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H., data warehousing adalah koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subjek, terintegrasi, time-variant,

Lebih terperinci

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Knowledge Discovery in Databases (KDD) Knowledge Discovery in Databases (KDD) Definisi Knowledge Discovery

Lebih terperinci

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [ Chapter 2] Jenis dan Karakteristik Data Warehouse Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Jenis Data Warehouse 1. Functional Data Warehouse (Data Warehouse Fungsional)

Lebih terperinci

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP OLEH: VIVIAN WIJAYA (15 62 003) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP, OPERASI OLAP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut (Inmon, 2005, p. 493) data merupakan kumpulan faktafakta, konsep-konsep dan instruksi-instruksi yang disimpan dalam media penyimpanan yang

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I 22032013 S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM METODE PEMBELAJARAN Kuliah Diskusi Presentasi Latihan Tugas Quiz UTS UAS BUKU ACUAN Apress Building A Data Warehouse With

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI

PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI Sejak tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional. Perkembangan komputer

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah BAB II LANDASAN TEORIse 2.1 Data Warehouse Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah tempat penyimpanan data dimana kapasitas penyimpanannya berskala besar; datanya diakumulasikan

Lebih terperinci

DATAMULTIDIMENSI. DATAWAREHOUSE vs DATAMART FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

DATAMULTIDIMENSI. DATAWAREHOUSE vs DATAMART FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO DATAMULTIDIMENSI FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO DATAWAREHOUSE vs DATAMART DATAWAREHOUSE Perusahaan, melingkupi semua proses Gabungan datamart Data didapat dari proses Staging Merepresentasikan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan data diberbagai bidang ilmu pengetahuan, bisnis ataupun pemerintahan. Pada proses penyediaan

Lebih terperinci

Lecture s Structure. Desain Data Warehouse (I): Dimensional Modelling. Mendisain Sebuah Data Warehouse

Lecture s Structure. Desain Data Warehouse (I): Dimensional Modelling. Mendisain Sebuah Data Warehouse Desain Data Warehouse (I): Dimensional Modelling Yudi Agusta, PhD Data Warehouse and Data Mining, Lecture 3 Copyright Yudi Agusta, PhD 2006 Lecture s Structure Merancang Sebuah Data Warehouse Skema Perancangan

Lebih terperinci

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization Business Intelligence Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization DEFINISI DATA WAREHOUSE Data warehouse adalah database yang saling bereaksi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti dan sangat penting bagi pemakai (Hoffer, Prescott dan McFadden,2007, p6). 2.2 Basis Data Basis

Lebih terperinci

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Tugas Data Warehouse OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Renhard Soemargono 1562001 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP (On-Line Analytical

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Database Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada yang berbeda satu dengan yang lainnya dan biasanya merupakan data yang bersifat sementara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah 9.607.787 jiwa. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi telah berkembang dengan pesat, dengan memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan lebih cepat,

Lebih terperinci

DATABASE. Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga

DATABASE. Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga DATABASE Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Contoh : basis data akademis mengandung tabel tabel yang berhubungan

Lebih terperinci

Perancangan Data Warehouse

Perancangan Data Warehouse Perancangan Data Warehouse Data yang disimpan dalam data warehouse adalah data historis berorientasi subjek yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan bagi manajemen. Artinya data tersebut harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Data Menurut Hoffer & Venkataraman (2011: 5) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

Pemodelan Data Warehouse

Pemodelan Data Warehouse Pemodelan Data Warehouse Budi Susanto Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 10/31/11 budi susanto 1 Tujuan Memahami konsep dasar data warehouse Memahami pemodelan berbasis dimensi

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Komponen SPK Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Komponen-komponen dss Subsistem manajemen data Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut

Lebih terperinci

MENGENAL DATA WAREHOUSE

MENGENAL DATA WAREHOUSE MENGENAL DATA WAREHOUSE Kusumawardani wardhanik24@gmail.com :: http://ilmuti.org/author/kusumawardani/ Abstrak Tentu setiap orang kenal dengan yang namanya data, karena segala aktifitas sudah pasti merangkum

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DATA WAREHOUSE

KARAKTERISTIK DATA WAREHOUSE KARAKTERISTIK DATA WAREHOUSE Karakteristik data warehouse menurut Inmon, yaitu : 1. Subject Oriented (Berorientasi subject) Data warehouse berorientasi subject artinya data warehouse didesain untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekapitulasi Laporan Rekapitulasi laporan sangat penting artinya bagi seorang pimpinan karena merupakan salah satu alat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1 Pendahuluan Dalam kegiatan manusia sehari-hari, terutama dalam kegiatan transaksi, seperti transaksi perbankan, rekam medis, transaksi jual beli dan transaksi lainnya harus dicatat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING

BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING Komptensi yang diharapkan: Peserta pembelajaran memahami konsep-konsep, berbagai istilah, karakteristik, manfaat, tujuan, tugas-tugas data warehouseing. A. Pengertian Beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data dan Informasi Menurut Inmon (2005, p493), data adalah kumpulan dari fakta, konsep atau perintah pada sebuah media penyimpanan yang digunakan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Penelitian ini dimulai dari pengambilan data penjualan PT. Sinar Niaga Sejahtera Point Ambarawa yang kemudian diteruskan dengan permintaan ijin untuk melakukan replikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN UNTUK MENDUKUNG EKSEKUTIF DALAM PENGAMBILAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN UNTUK MENDUKUNG EKSEKUTIF DALAM PENGAMBILAN ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN UNTUK MENDUKUNG EKSEKUTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT. PUSAKA KALI AGUNG Penulis : Rustam Steven Edwin Laurentino Palit

Lebih terperinci

Data Warehouse dan Decision Support System. Arif Basofi

Data Warehouse dan Decision Support System. Arif Basofi Data Warehouse dan Decision Support System Arif Basofi Referensi Data Warehouse, STMIK Global Informatika MDP. M. Syukri Mustafa,S.Si., MMSI, Sistem Basis Data II (Data Warehouse), 2008. Hanim MA, Data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Pembahasan BAB IV mengenai proses perancangan data warehouse meliputi proses integrasi, pemodelan database dan dashboard interface. 4.1 Perencanaan Tahap perencanaan penelitian

Lebih terperinci

DATAWAREHOUSE. Sukarsa:Pasca Elektro Unud. I Made Sukarsa

DATAWAREHOUSE. Sukarsa:Pasca Elektro Unud. I Made Sukarsa DATAWAREHOUSE I Made Sukarsa Evolusi Sistem Informasi Decision Support System database Database (I,U,D,R) ETL DW (Read) Masalah : integrasi /konsistensi OLTP Normalisasi/Den ormalisasi OLAP Denormalisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Inmon (2002, p388), data adalah suatu pencatatan dari sekelompok fakta, konsep, atau instruksi dalam suatu media penyimpanan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia perusahaan manufaktur merupakaan perusahaan yang cukup signifikan perkembangannya seperti industri kimia, industri perbankan dll. Perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pembuatan data warehouse telah banyak dilakukan oleh perusahaanperusahaan industri yang berorientasi profit. Data warehouse diharapkan mampu

Lebih terperinci

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE MEMBANGUN DATA WAREHOUSE A. Menentukan Bentuk Data Warehouse Data warehouse memiliki berbagai macam bentuk yang sering digunakan. Jadi sebelum membangun suatu data warehouse kita harus memutuskan bentuk

Lebih terperinci

ANALISA DATA TRANSAKSIONAL PADA E-COMMERCE DENGAN TEKNOLOGI OLAP (ON-LINE ANALYTICAL PROCESS)

ANALISA DATA TRANSAKSIONAL PADA E-COMMERCE DENGAN TEKNOLOGI OLAP (ON-LINE ANALYTICAL PROCESS) ANALISA DATA TRANSAKSIONAL PADA E-COMMERCE DENGAN TEKNOLOGI OLAP (ON-LINE ANALYTICAL PROCESS) Budi Santosa 1), Dessyanto Boedi P 2), Markus Priharjanto 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran"

Lebih terperinci

Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data Modul ke: Perancangan Basis Data Fakultas FASILKOM DATA WAREHOUSE Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, S.Kom, M.Kom DATA WAREHOUSE Definisi Data Warehouse Salah satu efek

Lebih terperinci

Anggota Kelompok 3 :

Anggota Kelompok 3 : Anggota Kelompok 3 : Customer relationship management (CRM) Adalah manajemen hubungan antara perusahaan dengan pelanggan sehingga baik perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi selalu dituntut untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan di segala bidang kehidupan yang semakin lama semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kebutuhan informasi suatu perusahaan. komputer secara sistematis. menggunakan database SQL Server 2000.

BAB 2 LANDASAN TEORI. kebutuhan informasi suatu perusahaan. komputer secara sistematis. menggunakan database SQL Server 2000. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database dan Data Warehouse 2.1.1 Pengertian Database Menurut Connolly dan Begg (2002, p14) database adalah kumpulan data yang berhubungan satu sama lain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi, dunia bisnis yang didukungnya juga turut

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi, dunia bisnis yang didukungnya juga turut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat. Hampir semua aspek kehidupan saat ini tidak dapat dilepaskan dari peranan teknologi informasi. Hal

Lebih terperinci

Data Warehousing dan Decision Support

Data Warehousing dan Decision Support Bab 9 Data Warehousing dan Decision Support POKOK BAHASAN: Hubungan antara Data Warehouse dan Decision Support Model Data Multidimensi Online Analytical Processing (OLAP) Arsitektur Data Warehouse Implementasi

Lebih terperinci

SIE/nts/TIUAJMks 9/26/2013

SIE/nts/TIUAJMks 9/26/2013 N. Tri Suswanto Saptadi 1 Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional dan sumber yang lain (sumber eksternal) yang menjadi

Lebih terperinci

6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data

6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data 6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data Database adalah sekumpulan data yang diorganisasikan untuk melayani berbagai aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengurangi penggandaan data.

Lebih terperinci

SUMBER DAYA-SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI (BAGIAN 1) PSI Materi III Sesi 6

SUMBER DAYA-SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI (BAGIAN 1) PSI Materi III Sesi 6 SUMBER DAYA-SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI (BAGIAN 1) PSI Materi III Sesi 6 Sumber Daya-sumber Daya Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Sumber Daya Data Sumber Daya Hardware Sumber Daya Software Sumber

Lebih terperinci

Adapun karakteristik umum yang dimiliki datawarehouse adalah :

Adapun karakteristik umum yang dimiliki datawarehouse adalah : 1 Data Warehouse Data Warehouse adalah database yang didesain khusus untuk mengerjakan proses query, membuat laporan dan analisa. Data yang di simpan adalah data business history dari sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT. Indonesia Mastite Gasket (PT. IMG) yang berada di Jl. Soekarno-Hatta 159 Bandung-Indonesia.

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. mengidentifikasi proses-proses bisnis utama dan entitas-entitas utama yang ada di SFI,

BAB III METODOLOGI. mengidentifikasi proses-proses bisnis utama dan entitas-entitas utama yang ada di SFI, BAB III METODOLOGI 3.1 Analisa masalah Langkah pertama yang dilakukan dalam proyek business intelligence pada PT Suzuki Finance Indonesia (SFI) adalah dengan melakukan analisa masalah. Yaitu dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Koesuma (2011), dalam penelitiannya membahas pembuatan rancangan sistem manajemen basis data untuk T.B. Colomadu yang bertujuan untuk membantu dalam menghitung

Lebih terperinci

Datawarehouse dan OLAP (Overview) Diambil dari presentasi Jiawei Han

Datawarehouse dan OLAP (Overview) Diambil dari presentasi Jiawei Han Datawarehouse dan OLAP (Overview) yudi@upi.edu Diambil dari presentasi Jiawei Han Apa Data warehouse? Database pendukung keputusan yang terpisah dengan database operasional Platform untuk konsolidasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Arsitektur Data Warehouse Pelaksanaan perancangan data warehouse dimulai dari perumusan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan kemudian dilanjutkan dengan pencarian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Saat ini sudah banyak organisasi yang telah mengadopsi teknologi data warehouse. Penerapan teknologi ini sangat membantu sekali bagi suatu organisasi yang memiliki data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Data Warehouse 2.1.1 Pengertian Data dan Database Menurut James A. O Brien (1997, p166), Database is an integrated collection of logically related record of file,

Lebih terperinci

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan Database dan DBMS Database adalah : suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi. semua data yang disimpan pada sumberdaya berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersedianya informasi yang sesuai, dibutuhkan data warehouse yang berisi data

BAB 1 PENDAHULUAN. tersedianya informasi yang sesuai, dibutuhkan data warehouse yang berisi data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di dunia bisnis global yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk memiliki strategi bisnis yang tepat agar dapat bertahan dan terus berkembang. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ditunjukkan dengan munculnya beragam perangkat teknologi yang mempermudah manusia dalam memonitor perkembangan usahanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. each unit of data is relevant to some moment in time, atau kurang lebih dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. each unit of data is relevant to some moment in time, atau kurang lebih dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Warehouse Menurut Inmon (2002, p389), A data warehouse is a collection of integrated, subject oriented database designed to support the DSS function, where each

Lebih terperinci

Pengantar Datawarehouse Muhammad Subhan subhan@binusian.org m@tsubhan.com subhan_0072001@live.com http://subhan.blog.binusian.org http://geeks.netindonesia.net/blogs/muhammadsubhan Lisensi Dokumen: Copyright

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus yang diangkat pada tesis ini adalah kebutuhan SIE di perguruan tinggi pada bidang akademik. Pengambilan keputusan dan perencanaan bidang akademik sering kali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang cepat dan pesat, banyak organisasi terus mencari cara untuk meningkatkan penggunaan dari sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum adalah suatu pernyataan yang dianggap benar secara universal. Teori umum merupakan dasar untuk mengembangkan teori selanjutnya yang lebih khusus (spesifik).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Data adalah sebuah representasi dari obyek - obyek dan kejadian - kejadian yang berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5). Data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi pada saat ini, persaingan di dalam bisnis semakin ketat baik dalam industri barang atau jasa. Pada dasarnya perusahaan didirikan dengan melakukan

Lebih terperinci

TUGAS DATA WAREHOUSE

TUGAS DATA WAREHOUSE TUGAS DATA WAREHOUSE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI ONLINE ANALYTICAL PROCESSING UNTUK BANK X Oleh : Nama : Fitri Wahyu Apriliani Nim : 011.01.106 Kelas : Teknik Informatika VI A

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Pengertian data dan informasi menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003,p15), data adalah fakta-fakta yang belum

Lebih terperinci

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining. arifin, sistem informasi - udinus 1

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining. arifin, sistem informasi - udinus 1 Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining arifin, sistem informasi - udinus 1 Data Warehouse Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Data Warehouse 2.1.1 Definisi Database Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2002, p14), Database is a shared collection of logically related data, and a description

Lebih terperinci

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 1 Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 Data Warehouse 2 Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional

Lebih terperinci

Physical Modeling of Data Warehouse using Unified Modeling Language (UML) Muhammad Iqbal Dzulhaq Dendy Jonas Rudi Triwibowo

Physical Modeling of Data Warehouse using Unified Modeling Language (UML) Muhammad Iqbal Dzulhaq Dendy Jonas Rudi Triwibowo Physical Modeling of Data Warehouse using Unified Modeling Language (UML) Muhammad Iqbal Dzulhaq Dendy Jonas Rudi Triwibowo Data Warehouse Design Framework Arsitektur dari sebuah data warehouse biasanya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DATA WAREHOUSE SEBAGAI SARANA PENUNJANG PENYUSUNAN BORANG AKREDITASI STANDAR 3 PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR

PEMANFAATAN DATA WAREHOUSE SEBAGAI SARANA PENUNJANG PENYUSUNAN BORANG AKREDITASI STANDAR 3 PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR PEMANFAATAN DATA WAREHOUSE SEBAGAI SARANA PENUNJANG PENYUSUNAN BORANG AKREDITASI STANDAR 3 PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR Windarto Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 1.1.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Nanang Prihatin 1 1 Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Bagi sebuah perguruan tinggi, penerimaan calon mahasiswa merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu kumpulan dari komponen yang berinteraksi untuk menyelesaikan tugas bisnis. pendapat ini didukung dengan pendapat Satzinger, Jackson,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini informasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis perusahaan terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Database 2.1.1 Definisi Database Menurut W.H Inmon(2002, p3), database diartikan sebagai suatu koleksi dari penyimpanan data yang terhubung yang sering digunakan dan mengurangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat di waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat di waktu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi dan pengambilan keputusan adalah dua hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Dengan adanya informasi yang memadai, perusahaan dapat menganalisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi informasi. Kebutuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi basis data saat ini berkembang sangat pesat. Data disimpan dalam basis data, diolah kemudian disajikan sebagai informasi yang bernilai bagi pengguna. Penyimpanan

Lebih terperinci