Modul GNSS Geodetik. Daftar Isi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul GNSS Geodetik. Daftar Isi"

Transkripsi

1 Daftar Isi 1. Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik Pengertian GNSS Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GNSS Klasifikasi Receiver GNSS Sinyal GNSS Perencanaan Persiapan Survey GNSS Metode Penentuan Posisi Dengan GNSS Geodetik Metode Penentuan Posisi Metode Pengamatan Absolute Metode Pengamatan Diferensial Metode Pengukuran Statik Metode Pengukuran Statik Singkat ( Rapid Static ) Metode Pengukuran Statik PPP (Precise Point Positioning) Post Process Metode Pengukuran Kinematik Metode Pengukuran Stop-and-Go Metode Pengukuran Real Time Precise Point Positioning (RT-PPP) Pengolahan Data Pada Pengukuran GNSS Geodetik Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik Komponen Peralatan Dalam Survey GNSS Geodetik Hardware Receiver Trimble NetR Hardware Receiver Trimble R Hardware Data Collector Trimble Slate Controller Software Pengambil Data - Trimble Access Software Pengolah Data Trimble Business Center Konfigurasi Peralatan Survey GNSS Geodetik Konfigurasi Trimble NetR9 Melalui Display Receiver a) Pengaturan Receiver Sebagai Base Station b) Mengubah Nama dan deskripsi Base Station c) Pada Tampilan Kode Base Station : d) Input Koordinat Titik Referensi e) Pengaturan Nilai Tinggi Daftar Isi i

2 f) Penentuan Tinggi Antenna g) Format Output Koreksi h) Data Logging / Perekaman Data i) Mengaktifkan Logging Session j) Konfigurasi Setting Ethernet Konfigurasi Trimble Net R9 Melalui Web Interface Konfigurasi Trimble R Konfigurasi Receiver menggunakan GPS Configurator Software Winflash Utility Software Upgrade Firmware Konfigurasi Software Pengambil Data Lapangan Trimble Access Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio Trimble Net R9 Sebagai Mobile Base station Trimble R4 Sebagai Rover Station Pengaturan Survey Syle RTK Radio Pembuatan File Baru (Jobs) Melakukan Export dan Import Data Konfigurasi Trimble Net R9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik Konfigurasi Trimble NetR9 Untuk Pengukuran Statik Konfigurasi Trimble R4 Untuk Pengukuran Statik Pada Trimble Slate Controller Pengaturan Survey Style Statik Pembuatan File Baru ( Jobs ) Melakukan Pengukuran ( Measure ) Proses Download Data Pengamatan ke Komputer Pengolahan Data dengan Trimble Business Center Pengolahan Baseline GNSS dengan Metode Post-Processing Setting Project Baru Membuat project Memilih settingan project Import GNSS data Import GNSS static data Memilih GNSS Control Data Processing GNSS Baseline Daftar Isi ii

3 7.4.1 Specify Processing Baseline Processing Baseline Edit a session and reprocess a baseline Adjusting The Network Daftar Isi iii

4 Daftar Gambar Gambar 1 : Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS (pendekatan vektor)... 2 Gambar 2 : Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS... 3 Gambar 3 : Sistem koordinat GNSS... 3 Gambar 4 : Klasifikasi Receiver GNSS... 4 Gambar 5 : Macam Tipe GNSS... 5 Gambar 6: Informasi yang dikandung sinyal GNSS... 5 Gambar 7 : Parameter Perencanaan Survey GNSS (Hasanuddin Z. Abidin 1994)... 7 Gambar 8 : Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Gambar 9 : Metode Pengamatan Absolute Statik dan Kinematik ( Hassanuddin Z. Abidin, 2006) Gambar 10: Metode pengamatan diferensial (Hasanuddin Z. Abidin 1994) Gambar 11 : Metode Pengukuran Statik (Hasanuddin Z. Abidin 1994) Gambar 12 : Metode Pengukuran Statik yang dipadukan dengan statik singkat Gambar 13 : Metode Pengukuran Statik PPP (Precise Point Positioning) Online Post Process Gambar 14 : Metode Pengukuran Kinematik secara post-proses maupun real-time Gambar 15 : Contoh metode pengukuran stop-and-go Gambar 16 : Metode pengukuran Statik dan Kinematik PPP (Precise Point Positioning) Real- Time Gambar 17 : Informasi dari satelit yang diperoleh stasiun referensi secara global (Trimble, 2012) Gambar 18 : Diagram alur proses Precise Point Positioning Real - Time (Trimble, 2012) Gambar 19 : Alur pengolahan data pada GNSS Gambar 20 : GNSS Geodetik Trimble NetR Gambar 21 : Jaringan Permanen Base Station Global Milik Trimble Gambar 22 : GNSS Receiver Trimble R Gambar 23 : Data Collector - Trimble Slate Controller Gambar 24 : Tampilan Menu Utama Software Trimble Access Gambar 25 : Tampilan Pada Software Trimble Business Center Gambar 26 : Display Receiver Trimble NetR Daftar Isi iv

5 Gambar 27 : Informasi IP Address pada display NetR Gambar 28 : Bar Web Browser Gambar 29 : Kotak Dialog Input Username dan Password Gambar 30 : Tampilan awal web browser Trimble Net R Gambar 31 : Tampilan control panel Trimble R Gambar 32: GNSS Configurator pada Daftar Program Gambar 33 : Pilihan Merk Alat yang akan dikoneksikan dengan GNSS Configurator Gambar 34 : Pilihan Jenis Alat Trimble Gambar 35 : Membuka GNSS Software yang terinstall Gambar 36 : Melihat Firmware yangsudah terinstal pada Receiver R Gambar 37 : Menampilkan semua settingan dari firmware Trimble R Gambar 38: Tampilan Menu Utama Trimble Access Gambar 39 : Trimble NetR9 dan Kelengkapan lainnya Gambar 40 : Trimble NetR9 sebagai Mobile Base Station Gambar 41 : Display Receiver NetR9 untuk Jumlah Satelit Gambar 42 : Display Receiver Net R9 untuk Setting Base Station (a) Gambar 43 : Display Receiver Net R9 untuk Setting Base Station (b) Gambar 44 : Eksternal Radio ADL Pacific Crest Gambar 45 : TrimbleR4 sebagai Rover Gambar 46 : Pengukuran RTK Radio di Lapangan Gambar 47 : Pengaturan Survey Style RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access Gambar 48 : Pengaturan Rover Option RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access (a).. 60 Gambar 49 : Pengaturan Rover Option RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access (b).. 60 Gambar 50 : Pengaturan Rover Radio RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access Gambar 51 : Pengaturan Rover Radio RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access Gambar 52 : Survey Style RTK Radio yang sudah dibuat Gambar 53 : Pembuatan File Baru untuk RTK Radio Gambar 54 : Melakukan Pengukuran RTK Radio (a) Gambar 55 : Melakukan Pengukuran RTK Radio (b) Gambar 56 : Melakukan Pengukuran RTK Radio (c) Gambar 57 : Proses Export Data Lapangan dengan Trimble Access Gambar 58 : Proses Export Data Lapangan dengan Trimble Access Gambar 59 : Proses Export Data Lapangan dengan Trimble Access v Daftar Isi

6 Gambar 60 : Display Receiver Trimble Net R Gambar 61 : Ilustrasi Pengukuran Statik Gambar 62 : Melakukan Logging Data di NetR Gambar 63 : Pengaturan Survey Style Statik pada Controller dengan Trimble Access Gambar 64 : Pengaturan Rover Option Statik pada Controller dengan Trimble Access Gambar 65 : Survey Style Statik yang sudah dibuat Gambar 66 : Pembuatan File Jobs Statik Pada Controller Gambar 67 : Melakukan Pengukuran Statik pada Controller (a) Gambar 68 : Melakukan Pengukuran Statik pada Controller (b) Gambar 69 : Proses Koneksi dengan Data Collector Gambar 70 : Folder pada data collector Gambar 71 : Folder penyimpanan data lapangan Gambar 72 : Data mentah T Gambar 73 : Proses Pemindahan Data Pengamatan ke Komputer (c) Gambar 74 : Template baru pada Trimble Business Center Gambar 75 : Jendela Plan View Gambar 76 : Project Setting Gambar 77 : List sistem koordinat Gambar 78 : List datum horizontal Gambar 79 : Model geoid Gambar 80 : Kriteria presisi pengolahan Gambar 81 : Import Data untuk diolah Gambar 82 : Raw data check in Gambar 83 : Jaring baseline GNSS Gambar 84 : Titik kontrol pengamatan Gambar 85 : Input koordinat horizontal dan vertikal Gambar 86 : Setting interval processing Gambar 87 : Hasil pengolahan baseline Gambar 88 : Pemilihan baseline yang akan di edit Gambar 89 : Satellite editor Gambar 90 : Editing cycle slip Gambar 91 : adjust network Gambar 92 : Ellips kesalahan baseline network vi Daftar Isi

7 Gambar 93 : Tab reports Daftar Isi vii

8 Daftar Tabel Tabel 1 : Metode Penentuan Posisi Tabel 2 : Faktor dilakukannya proses diferensial pada data GNSS (Hasanuddin Z. Abidin 1994) Tabel 3 : Fungsi Tombol, Indikator dan Port Pada Trimble R Tabel 4 : Penjelasan Indikator Lampu LED Tabel 5 : Interval Perekaman dan Jumlah Memori yang Dibutuhkan Tabel 6 : Fungsi dari Menu Trimble Access Tabel 7 : Fungsi dari setiap bagian Menu dan Ikon Daftar Isi viii

9 M o d u l 1 1. Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik Daftar Isi : Pendahuluan Tujuan Pelatihan Kerangka Pelatihan Pengertian GNSS Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS Klasifikasi receiver GNSS Sinyal GNSS Perencanaan persiapan survey GNSS Pertanyaan Ulasan Pembahasan Objektif pada Bab ini

10 Pendahuluan Modul ini mencakup informasi mengenai pengetahuan dasar GNSS Geodetik. Konsep yang dibahas mencakup pengertian GNSS, prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS, klasifikasi receiver GNSS, sinyal GNSS serta Perencanaan persiapan survey GNSS. Tujuan Pelatihan Mengetahui mengenai prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS Mengetahui mengenai klasifikasi receiver GNSS Mengetahui mengenai sinyal GNSS Mengidentifikasi mengenai perencanaan persiapan survey GNSS Kerangka Pelatihan Diskusi : Pengertian GNSS Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GNSS Klasifikasi Receiver GNSS Sinyal GNSS Perencanaan Persiapan Survey GNSS Modul 1 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 1

11 1.1 Pengertian GNSS Global Positioning System (GPS) merupakan suatu konstelasi yang terdiri tidak kurang dari 24 satelit yang meyediakan informasi koordinat posisi yang akurat secara global. GNSS mempergunakan satelit dan komputer untuk melakukan penghitungan posisi dimanapun di muka bumi ini. Sistem ini dimiliki, dioperasikan dan dikontrol oleh United States Departement of Defenses (DoD). GNSS dapat dipergunakan secaral global dimanapun dan oleh siapapun dimuka bumi ini secara gratis. Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan istilah singkatan dari suatu sistem satelit navigasi yang menyediakan posisi geospasial dalam lingkup global. GNSS beroperasi secara penuh sejak Desember Seiring itu GLONASS punya Russia mempunyai cakupan seluruh dunia dengan 18 satelit yang tersedia sejak Desember 2009, dan satelit GALILEO milik Eropa juga COMPASS milik China sedang dikembangkan. GLONASS (GLObal'naya NAvigatsionnaya Sputnikovaya Sistema, atau Global Navigation Satellite System) merupakan sistem navigasi ruang angkasa milik Russia yang bisa disamakan dengan sistem GNSS milik Rusia. Satelit berjumlah 21 pada 3 bidang orbit datar. 1.2 Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GNSS Konsep dasar penentuan posisi dengan GNSS adalah reseksi jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GNSS yang koordinatnya telah diketahui. Secara vektor, prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS diperlihatkan pada gambar berikut. GNSS R = r - (diperlukan) R (dicari) r (diketahui) Pusat bumi Gambar 1 : Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS (pendekatan vektor) Modul 1 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 2

12 Pada pengamatan dengan GNSS, yang dapat diukur adalah jarak antara pengamat dengan satelit (bukan vektornya), agar posisi pengamat dapat ditentukan maka dilakukan pengamatan terhadap beberapa satelit sekaligus secara simultan. Gambar berikut adalah ilustrasi prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS. Gambar 2 : Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS Koordinat titik-titik yang dihasilkan dari suatu survai GNSS adalah posisi titik 3-D yang mengacu pada datum WGS-84 dalam sistem koordinat kartesian (X,Y,Z) dan geodetik (L,B,H). Gambar 3 : Sistem koordinat GNSS Modul 1 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 3

13 1.3 Klasifikasi Receiver GNSS Dilihat dari fungsinya, secara umum receiver GNSS dapat diklasifikasikan secara sistematik pada gambar berikut. Tipe Navigasi Receiver GNSS Penentuan Posisi Penentuan Waktu Tipe Pemetaan Tipe Geodetik Timing Receiver Gambar 4 : Klasifikasi Receiver GNSS Receiver GNSS untuk penentuan posisi pada dasarnya dapat dibagi atas receiver tipe navigasi, tipe pemetaan (mapping), dan tipe geodetic. Receiver tipe navigasi yang kadang disebut tipe genggam (handheld receiver) umumnya digunakan untuk penentuan posisi absolute secara instan yang tidak menuntut ketelitian tinggi. Receiver navigasi tipe sipil dapat memberikan ketelitian posisi sekitar 5-10 m, dan tipe militer sekitar 3-5 meter. Harga receiver tipe navigasi umumnya relative murah. Seperti halnya receiver tipe navigasi, receiver GNSS tipe pemetaan (mapping) juga memberikan data pseudorange (kode C/A). hanya bedanya, pada receiver tipe pemetaan, data tersebut direkam dan dapat kemudian dipindahkan ke computer untuk diproses lebih lanjut. Oleh sebab itu, tidak seperti halnya receiver tipe navigasi, receiver tipe pemetaan dapat digunakan untuk penentuan posisi secara diferensial, dan dalam hal ini ketelitian yang dapat diperoleh adalah sekitar 1-2 meter. Dari ketiga receiver GNSS untuk penetuan posisi, tipe geodetic adalah tipe receiver yang relative paling canggih, paling mahal dan juga memberikan data yang paling presisi. Oleh sebab itu, receiver tipe geodetic umumnya digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian yang relative tinggi dari orde cm sampai mm, seperti untuk pengadaan titik titik control geodesi, pemantauan deformasi, dan studi geodinamika. Berdasarkan pada jumlah data yang diamati, dikenal tipe geodetic satu frekuensi dan dua frekuensi. Tipe geodetic satu frekuensi hanya merekam data pseudorange dan fase dari sinyal L1, sedangkan tipe dua frekuensi juga merekan data dari sinyal L2. Modul 1 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 4

14 Tipe GPS Navigasi Tipe GPS Mapping Tipe GNSS Geodetic Gambar 5 : Macam Tipe GNSS 1.4 Sinyal GNSS Satelit GNSS memancarkan sinyal-sinyal, pada prinsipnya untuk memberi tahu si pengamat sinyal tersebut tentang posisi satelit yang bersangkutan serta jaraknya dari si pengamat beserta informasi waktunya, seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut. Gambar 6: Informasi yang dikandung sinyal GNSS Pada dasarnya sinyal GNSS cukup kompleks. Ini disebabkan sinyal GNSS didesain untuk memenuhi beberapa objektif, untuk keperluan sipil maupun militer seperti yang dijabarkan pada Tabel berikut. Modul 1 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 5

15 GNSS didesain sebagai multi pemakai : - Pada saat yang sama harus dapat diamati oleh banyak orang (system pasif). GNSS didesain untuk melayani posisi secara instant (real-timepositioning) : - Pada suatu epok pengamat harus dapat mengamati sinyal dari beberapa satelit sekaligus (bagaimana cara membedakan suatu sinyal lainnya). - Jarak ke satelit-satelit tersebut harus dapat diukur oleh si pengamat (bagaimana sinyal GNSS dapat memberikan informasi tersebut). - Pengamat perlu mengetahui koordinat dari satelit (bagaimana sinyal GNSS mengakomodasikannya). GNSS didesain untuk keperluan militer dan juga sipil : - Memerlukan dua jenis kode untuk penentuan jarak (yang lebih teliti untuk militer). - Mekanisme perestriksian pemakai kode-p untuk pihak sipil (anti-spooling). Sinyal GNSS harus aman dari gangguan (jamming) : - struktur kode yang unik. - Teknik pengiriman sinyal yang andal :spread spectrum technique. GNSS juga didesain untuk penentuan posisi secara teliti : - perlu adanya kode dengan frekuensi tinggi (kode-p). - perlu adanya gelombang pembawa pada 2 frekuensi (untuk mengeliminasi bias ionosfer). - Pemilihan frekuensi gelombang pembawa yang optimal. Tabel : Faktor-faktor yang membuat sinyal GNSS cukup kompleks Sinyal GNSS dapat dibagi atas 3 komponen yaitu penginformasi jarak (kode), penginformasi posisi satelit (Navigation message), dan gelombang pembawa (Carrier wave) ( Hasanuddin Z.Abidin, 1994). 1.5 Perencanaan Persiapan Survey GNSS Pelaksanaan survey GNSS memerlukan perencaan dan persiapan yang matang untuk menghindarkan terjadinya permasalahan yang terjadi di lapangan yang biasanya berhubungan dengan manajemen survey seperti kelengkapan jenis peralatan yang digunakan, kondisi di lapangan baik itu untuk geometri penerimaan satelit maupun jumlah titik, lokasi titik termasuk juga metode pengamatan, pengolahan data dan organisasi pelaksanaan. Modul 1 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 6

16 Gambar 7 : Parameter Perencanaan Survey GNSS (Hasanuddin Z. Abidin 1994) Modul 1 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 7

17 M o d u l 2 2. Metode Penentuan Posisi Dengan GNSS Geodetik Daftar Isi : Pendahuluan Tujuan Pelatihan Kerangka Pelatihan Metode Penentuan Posisi Pengolahan Data Pada Pengukuran GNSS Geodetik Metode Penentuan Posisi Pengukuran GNSS Geodetik Absolute Differential Static Rapid static Static PPP Post Process Kinematik Stop and go Real Time PPP (RT-PPP) Pengolahan Data Pada Pengukuran GNSS Geodetik Pertanyaan Ulasan Pembahasan Objektif dari Bab ini

18 Pendahuluan Modul ini mencakup informasi mengenai pengetahuan dasar mengenai metode penentuan posisi pengukuran menggunakan GNSS Geodetik dan pengolahan data pada pengukuran GNSS Geodetik. Tujuan Pelatihan Tujuan Pelatihan pada bab ini meliputi pemahaman mengenai : Penjelasan mengenai beberapa metode penentuan posisi pengukuran menggunakan GNSS Geodetik Pemahaman mengenai masing - masing metode penentuan posisi dan alur kerjanya Pemahaman mengenai pengolahan data pada pengukuran GNSS Geodetik Kerangka Pelatihan Pelatihan ini pada dasarnya meliputi diskusi mengenai : Metode Penentuan Posisi Pengolahan Data Pada Pengukuran GNSS Geodetik Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 10

19 2.1 Metode Penentuan Posisi Metode penentuan posisi dengan GNSS dapat dikelompokkan atas beberapa metode yaitu: absolute, differential, static, rapid static, pseudo-kinematic, dan stop and go. Prinsip dan karakteristik dari setiap metode penentuan posisi tersebut dijelaskan berikut ini : Tabel 1 : Metode Penentuan Posisi METODE ABSOLUT DIFERENSIAL TITIK RECEIVER Menggunakan 1 Receiver Menggunakan 2 Receiver STATIK Diam Diam KINEMATIK Bergerak Bergerak RAPIDSTATIC Diam Diam (singkat) PSEUDO- KINEMATIK Diam Diam & Bergerak STUP AND-GO Diam Diam & Bergerak Berdasarkan aplikasinya, metode-metode penentuan posisi dengan GNSS juga dapat dibagi atas tiga kategori utama, yaitu survey geodetik, survey mapping dan navigasi, dijelaskan sebagai berikut : Penentuan Posisi Dengan GNSS Survey Geodetik Survey Mapping Navigasi Absolute Diferensial Absolute Diferensial Absolute Post-processing / Realtime PPP Post-processing Realtime Post-processing Realtime Statik Pseudo-kinematik Kinematik Stop and Go Statik Singkat Stop and Go Kinematik Gambar 8 : Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 11

20 2.2 Metode Pengamatan Absolute Metode pengamatan ini dinamakan juga point positioning karena penentuan posisi dapat dilakukan per titik tanpa tergantung pada titik lainnya yang diberikan berdasarkan sistem referensi datum WGS-84 terhadap pusat masa bumi, dengan menggunakan satu alat receiver GNSS. Prinsip dasarnya adalah melakukan pengukuran jarak terhadap beberapa satelit secara simultan, titik yang akan ditentukan posisinya dalam keadaan diam atau bergerak, dan biasanya berdasarkan pengamatan data pseudo range. Pengamatan data phase bisa juga digunakan jika sebelumnya telah ditentukan initialisasi ambiguitas phase atau telah diestimasi bersamaan dengan nilai posisinya, pengamatan ini dinamakan Precise Point Positioning (PPP) yang menggunakan data phase dalam pengamatan statik atau postproses. Gambar 9 : Metode Pengamatan Absolute Statik dan Kinematik ( Hassanuddin Z. Abidin, 2006) 2.3 Metode Pengamatan Diferensial Metode pengamatan ini juga dinamakan relative positioning, dibutuhkan minimal 2 alat GNSS geodetik, salah satu alat tersebut ditempatkan pada titik yang diketahui koordinatnya (titik referensi), dan alat yang lain ditempatkan pada posisi yang ditentukan merupakan relatif terhadap titik referensi tersebut. Prinsip dasarnya yaitu melakukan proses diferensial untuk melakukan eliminasi dan reduksi terhadap beberapa kesalahan dan bias, sehingga diperoleh posisi yang lebih akurat. Efektifitas dari proses diferensial ini sangat tergantung kepada jarak antara titik referensi dan titik yang akan ditentukan posisinya (panjang baseline), semakin dekat jaraknya maka akan lebih efektif. Titik yang Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 12

21 akan ditentukan bisa dalam keadaan diam atau bergerak, dan data yang digunakan yaitu pseudorange, phase atau phase-smoothed pseudorange. Metode pengamatan ini digunakan untuk kegiatan survey dan pemetaan, survey geodetik, dan navigasi presisi. Tabel 2 : Faktor dilakukannya proses diferensial pada data GNSS (Hasanuddin Z. Abidin 1994) Kesalahan dan Bias Bisa dieliminir Bisa direduksi Satellite clock Receiver clock Orbit (Ephemeris) Ionosphere Troposphere Multipath Noise Tidak bisa dieliminir atau direduksi Gambar 10: Metode pengamatan diferensial (Hasanuddin Z. Abidin 1994) 2.4 Metode Pengukuran Statik Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak, pengamatan yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data pengamatan bisa menggunakan pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post process), keandalan dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di orde milimeter sampai centimeter, dan biasanya digunakan untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan maupun survey geodetik. Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 13

22 Gambar 11 : Metode Pengukuran Statik (Hasanuddin Z. Abidin 1994) 2.5 Metode Pengukuran Statik Singkat ( Rapid Static ) Metode pengukuran statik singkat ini dilakukan dengan sesi pengamatan yang lebih singkat (5-20 menit), prosedur pengumpulan data di lapangan sama dengan pengukuran statik, lama pengamatan tergantung pada panjang baseline, jumlah satelit, serta geometri satelit pengamatan ini berbasiskan metode pengamatan diferensial dengan menggunakan data phase. Persyaratan mendasar adalah penentuan ambiguitas phase secara cepat sehingga menuntut penggunaan piranti lunak pemroses data GNSS yang andal dan canggih. Pada saat melakukan pengukuran di lapangan memerlukan kondisi satelit geometri yang baik, tingkat bias dan kesalahan data yang relatif rendah, serta lingkungan yang relatif tidak menimbulkan multipath, selain itu alat GNSS yang digunakan diharapkan mempunyai data dual frekuensi. Ketelitian relatif posisi titik yang diperoleh adalah dalam orde centimeter, pengukuran statik singkat ini diantaranya digunakan untuk survey pemetaan dengan orde tidak terlalu tinggi, perapatan titik dan survey rekayasa. Gambar 12 : Metode Pengukuran Statik yang dipadukan dengan statik singkat Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 14

23 2.6 Metode Pengukuran Statik PPP (Precise Point Positioning) Post Process Metode pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan satu receiver, lebih diharapkan dengan 2 frekuensi, dan pengambilan data phase minimal 1 jam, kemudian data setelah pengamatan diproses secara online, melalui website diantaranya AUSPOS, CSRS Canadian dan Trimble RTX. Gambar 13 : Metode Pengukuran Statik PPP (Precise Point Positioning) Online Post Process 2.7 Metode Pengukuran Kinematik Pada metode pengukuran kinematik ini titik-titik yang akan ditentukan posisinya bergerak (kinematik), selain untuk posisi, GNSS juga bisa digunakan untuk menentukan kecepatan, percepatan dan altitude. Pengamatan ini bisa dilakukan secara absolute maupun diferensial dengan menggunakan data pseudorange dan/atau phase. Hasil penentuan posisi nya bisa diperlukan saat pengamatan (real-time) ataupun sesudah pengamatan (post-processing), untuk pengamatan diferensial secara realtime diperlukan komunikasi data antara stasiun referensi dengan receiver yang bergerak. Penentuan posisi kinematik secara teliti memerlukan penggunaan data phase dengan penentuan ambiguitas phase secara on-the-fly. Penggunaan metode kinematik biasanya dilakukan untuk navigasi, pemantauan (surveilance), guidance, fotogrametri, airborne gravimetry, survei hidrografi dan lain-lain. Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 15

24 Gambar 14 : Metode Pengukuran Kinematik secara post-proses maupun real-time 2.8 Metode Pengukuran Stop-and-Go Pada metode pengukuran ini dilakukan pergerakan alat GNSS sebagai rover dan stop selama beberapa puluh detik dari titik ke titik, dinamakan juga survey semi kinematik, mirip dengan pengukuran kinematik, hanya titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak dan alat GNSS diam beberapa saat di titik tersebut. Perlu diperhatikan ambiguitas phase pada titik awal harus ditentukan sebelum alat GNSS rover bergerak, untuk mendapatkan tingkat ketelitian berorde centimeter. Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 16

25 Gambar 15 : Contoh metode pengukuran stop-and-go 2.9 Metode Pengukuran Real Time Precise Point Positioning (RT-PPP) Pada metode pengukuran ini menggunakan teknologi terbaru dengan menggunakan satu alat receiver yang mempunyai kemampuan menerima data koreksi secara realtime dari satelit komunikasi L-Band, pengamatan secara statik dilakukan dengan initialisasi awal sekitar 30 menit di tempat yang relatif terbuka, dan selanjutnya ketelitian akan berada pada titik temu (konvergensi) atau tetap sekitar dibawah 10 centimeter, kemudian selanjutnya bisa dilakukan metode pengukuran kinematik Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 17

26 Satelit L-Band Satelit GNSS Satelit GNSS Koreksi Real Time User Penerima Up-Link Station Sebaran Titik Referensi Gambar 16 : Metode pengukuran Statik dan Kinematik PPP (Precise Point Positioning) Real-Time Teknologi terbaru untuk metode pengamatan data phase Precise Point Positioning secara realtime bisa dilakukan, yaitu dengan menggunakan informasi satelit yang presisi dari orbit satelit, jam satelit, bias satelit dan informasi tambahan lainnya yang diperoleh dari stasiun referensi secara global dan dikirim ke server pusat untuk dilakukan pengolahan data yang kemudian dikirimkan kembali melalui satelit komunikasi L-Band dalam format koreksi realtime cmrxe kepada pengguna. Gambar 17 : Informasi dari satelit yang diperoleh stasiun referensi secara global (Trimble, 2012) Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 18

27 Gambar 18 : Diagram alur proses Precise Point Positioning Real - Time (Trimble, 2012) 2.10 Pengolahan Data Pada Pengukuran GNSS Geodetik Pengolahan data survey GNSS diperlukan pengetahuan dan pemahaman dasardasar teori pemetaan khususnya bidang geodesi diantaranya mengenai hitung perataan dan statistik, sistem dan kerangka referensi geodetik, geodesi satelit, transformasi koordinat dan sistem proyeksi peta. Pemrosesan data survey GNSS biasanya mencakup tiga tahapan utama yaitu : 1. Pengolahan Data Baseline 2. Perataan Jaringan 3. Transformasi datum dan koordinat Pemrosesan data dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komersial ataupun ilmiah, tergantung tingkat ketelitian koordinat yang diinginkan. Gambar 19 : Alur pengolahan data pada GNSS Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 19

28 Untuk pemrosesan dengan metode pengukuran PPP bisa dilakukan online dengan cara mengirimkan data mentah GNSS dalam format RINEX, pada website tertentu biasanya kita harus menyediakan pendaftaran alamat pada website tersebut. Alamat website untuk post-process online yaitu : 1. AUSPOS : 2. CSRS-PPP : 3. OPUS : 4. TRIMBLE RTX : Modul 2 Metode Penentuan Posisi dengan GNSS Geodetik 20

29 M o d u l 3 3. Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik Daftar Isi : Pendahuluan Tujuan Pelatihan Kerangka Pelatihan Sistem Hardware : GNSS Geodetik Trimble NetR9 dan External Radio GNSS Geodetik Trimble R4 dan Trimble Slate Controller Sistem Software : Software Lapangan dan Software Pengolahan Komponen Peralatan Dalam Survey GNSS Geodetik Hardware - Receiver Trimble NetR9 Hardware - Data Collector Trimble Slate Controller Software - Pengambil Data Trimble Access Software - Pengolahan Data Trimble Bussiness Center Pertanyaan Ulasan Pembahasan Objektif dari Bab ini

30 Pendahuluan Modul ini mencakup informasi mengenai pengenalan awal dari beberapa komponen yang digunakan untuk melakukan pengukuran GNSS Geodetik, diantaranya Trimble NetR9, External Radio ADL Vantage Pro, Trimble R4, Trimble Slate Controller dan Trimble Business Center Software. Tujuan Pelatihan Tujuan Pelatihan pada bab ini meliputi pemahaman mengenai : Penjelasan mengenai komponen yang digunakan pada pengukuran GNSS Geodetik Pemahaman mengenai masing - masing komponen Kerangka Pelatihan Pelatihan ini pada dasarnya meliputi diskusi mengenai : Sistem Hardware : GNSS Geodetik Trimble NetR9 dan Data Colletctor GNSS geodetik Trimble R4 dan Trimble Slate Controller Sistem Software : Software Lapangan dan Software Pengolahan 3.1 Komponen Peralatan Dalam Survey GNSS Geodetik Komponen peralatan dalam survey GNSS mencakup : Hardware Receiver : Trimble NetR9 dan Trimble R4 Hardware Data collector : Trimble Slate Controller Software Pengambil Data : Trimble Access Software Pengolah Data :Trimble Business Center Software Hardware Receiver Trimble NetR9 Trimble NetR9 GNSS adalah receiver Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS) yang menggunakan dua chipset yang memiliki 440 kanal untuk menerima seluruh sinyal satelit navigasi yang ada. Receiver ini mampu untuk melakukan pengukuran dengan metode Absolute, Statik mapupun Kinematik. Sinyal-sinyal satelit navigasi yang dapat dijejak oleh Receiver Trimble NetR9 GNSS, antara lain Modul 3 Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik 20

31 a. GNSS : L1 C/A. L2C, L2E (L2P), dan L5 b. GLONASS : L1 C/A, L1P, L2 C/A, L2P, dan L3 CDMA c. GALILEO : L1 CBOC, E5A, E5B, dan E5AltBOC d. COMPASS : B1, B2, dan B3 e. QZSS : L1 C/A, L1C, L1 SAIF, L2C, L5, dan LEX f. SBAS : L1 C/A (EGNOS/MSAS), L1 C/A dan L5 (WAAS) g. L-Band : OmniSTAR VBS, HP, dan XP. Gambar 20 : GNSS Geodetik Trimble NetR9 Trimble NetR9 GNSS dapat dilengkapi dengan teknologi Real Time Extended (RTX) yang merupakan metode penentuan posisi secara absolut menggunakan teknik pengoreksian Precise Point Positioning (PPP) secara real time. Teknik pengoreksian PPP yaitu cara pengoreksian sinyal satelit navigasi yang masih mengandung kesalahan orbit dan jam satelit, serta bias menggunakan pemodelan dan algoritma tertentu. Salah satu media komunikasi yang digunakan oleh Trimble untuk mengirim data koreksi secara real time melalui sinyal satelit L-Band. Pengguna teknologi Trimble RTX tidak dikenakan biaya pemanfaatan data koreksi real time ini selama firmware yang terinstal masih aktif (perkiraan aktivasi saat ini sampai tahun 2100). Teknologi Trimble RTX dapat memberikan ketelitian penentuan posisi horizontal sebesar 3,8 cm. Beberapa fitur penting teknologi Trimble RTX sebagai berikut : a. Data koreksi RTX dapat diterima di seluruh dunia, termasuk Indonesia, melalui media komunikasi sinyal satelit L-Band dan Internet Protocol (IP)/Selular. b. Ketelitian posisi horizontal yang diukur menggunakan teknologi RTX secara real time sebesar 3,8 cm. c. Sinyal satelit navigasi yang dikoreksi terdiri dari satelit GNSS dan GLONASS. d. Pemanfaatan teknologi Trimble RTX tidak dikenakan biaya dengan perkiraan waktu sampai tahun e. Pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memasang stasiun referensi (base station) sendiri. Modul 3 Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik 21

32 f. Teknologi Trimble RTX menggunakan sistem koordinat dan datum global yang dapat ditransformasi ke sistem koordinat dan datum lokal. g. Trimble telah memasang 100 stasiun pemantauan yang tersebar di seluruh dunia. Gambar 21 : Jaringan Permanen Base Station Global Milik Trimble Receiver Trimble NetR9 GNSS memiliki fungsi sebagai berikut : a. Receiver ini dapat digunakan sebagai stasiun referensi yang dapat beroperasi selama 24 jam selama tujuh hari dalam seminggu (24/7) secara terus menerus. b. Receiver dapat difungsikan sebagai mobile base station untuk postproses maupun realtime dengan menggunakan Eksternal radio, maupun dengan modem portable untuk aplikasi NTRIP c. Receiver dapat difungsikan untuk berbagai metode pengukuran yaitu pengukuran absolute, pengukuran statik, dan pengukuran kinematik. Modul 3 Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik 22

33 3.1.2 Hardware Receiver Trimble R4 Receiver Trimble R4 memiliki fitur sebagai berikut : Memiliki teknologi yang dinamakan Trimble R-track technology, yang mengkombinasikan Trimble Maxwell 6 Custom Survey GNSS chip dengan 220 channels dan memungkinkan receiver untuk melacak sinyal satelit sebagai berikut : GNSS: L1 C/A, L1C, L2C, L2E GLONASS: L1 C/A, L1P, L2 C/A, L2P, L3 (optional) Galileo: E1, E5A, E5B (optional) BeiDou (COMPASS): B1, B2 (optional) SBAS: QZSS, WAAS, EGNOS, GAGAN Gambar 22 : GNSS Receiver Trimble R4 Centimeter-accuracy, untuk kegiatan pengukuran dengan metode real-time positioning dengan RTK/OTF data, dimana rate bisa di up hingga 10 Hz. Submeter-accuracy, untuk kegiatan pengukuran dengan metode real-time positioning menggunakan koreksi pseudorange Automatic OTF (on-the-fly) initialization pada saat bergerak. Single Lithium-ion rechargeable battery Menggunakan Bluetooth untuk komunikasi dengan Trimble Controller (Trimble Slate Controller). Memiliki dua tipe RS-232 serial ports, yang berfungsi untuk : Trimble Format (CMR, CMR+ and CMRx) input and output RTCM SC-104 input and output (RTCM 2.1, 2.3, 3.0, 3.1) Modul 3 Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik 23

34 23 NMEA outputs GSOF, RT17, and RT27 outputs Supports BINEX and smoothed carrier Memiliki satu buah port TNC untuk konektor antenna radio. Memiliki Internal memory untuk penyimpanan data. Memiliki Internal 450 MHz radio dengan pilihan transmisi GSM/GPRS Hardware Data Collector Trimble Slate Controller Trimble Recon digunakan sebagai hardware yang berfungsi untuk memfasilitasi Trimble NetR9 untuk melakukan pengumpulan data posisi, atau sering disebut dengan field handheld computer. Gambar 23 : Data Collector - Trimble Slate Controller Dengan menggunakan Trimble Slate Controller, pengguna dapat melakukan beberapa fungsi diantaranya : Perangkat untuk memfasilitasi software lapangan (Trimble Access) Perangkat antarmuka untuk menampilkan nilai koordinat/posisi horisontal dan vertikal, akurasi dari nilai horisontal dan vertikal, skyplot dari satellite, jumlah satellite yang dilacak oleh receiver. Perangkat untuk melakukan pengumpulan data posisi yang terhubung ke receiver GNSS menggunakan bluetooth. Perangkat untuk melakukan perhitungan dimensi dari data posisi yang dikumpulkan, seperti menghitung jarak dan luas area. Modul 3 Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik 24

35 3.1.4 Software Pengambil Data - Trimble Access Trimble Access merupakan software lapangan yang berfungsi untuk pengambilan data dilapangan yang terinstall di data collector. Dengan menggunakan software ini menjadikan pengukuran survey GNSS dapat difasilitasi dengan baik, karena kemampuannya untuk mendukung beberapa kinerja pengukuran GNSS Geodetik seperti : Pengukuran Statik, Pengukuran Kinematik dan Pengukuran Real Time Kinematik. Selain itu, pada software ini dilengkapi juga tools untuk perhitungan koordinat geometri yang dinamakan dengan fungsi COGO. Gambar 24 : Tampilan Menu Utama Software Trimble Access Software Pengolah Data Trimble Business Center Trimble Business Center dipergunakan untuk pengolahan data pengukuran dan pengamatan yang menggunakan metode statik, rapid statik, atau kinematik yang memerlukan tahapan pekerjaan post-processing. Trimble Business Center sangat ideal untuk pengolahan data pengamatan GNSS. Beberapa fitur yang penting yang terdapat pada Trimble Business Center, antara lain : a. Tampilan perangkat lunak yang lengkap dan mudah dipelajari. b. Kemampuan Trimble Business Center mengolah data hasil pengukuran menggunakan metode RTK dan Statik/PPK untuk menghasilkan laporan dengan spektrum ketelitian yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. c. Kemampuan mengidentifikasi dan kemudahan untuk pengguna memperbaiki kesalahan pengukuran di lapangan. Modul 3 Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik 25

36 Gambar 25 : Tampilan Pada Software Trimble Business Center Modul 3 Komponen Sistem Hardware dan Software GNSS Geodetik 26

37 M o d u l 4 4. Konfigurasi Peralatan Survey GNSS Geodetik Daftar Isi : Pendahuluan Tujuan Pelatihan Kerangka Pelatihan Konfigurasi Trimble NetR9 Konfigurasi Trimble R4 Konfigurasi Trimble NetR9 Konfigurasi Trimble NetR9 Melalui Display Receiver Konfigurasi Trimble NetR9 Melalui Web Interface Konfigurasi Trimble R4 GNSS Configurator Winflash Utility Konfigurasi Software Pengambil Data Trimble Access Pertanyaan Ulasan Pembahasan Objektif dari Bab ini

38 Pendahuluan Modul ini mencakup informasi mengenai konfigurasi dari peralatan survey GNSS Geodetik yang akan digunakan. Tujuan Pelatihan Tujuan Pelatihan pada bab ini meliputi pemahaman mengenai : Penjelasan mengenai konfigurasi Trimble NetR9 Penjelasan mengenai konfigurasi Trimble R4 Penjelasan mengenai konfigurasi Trimble Access Kerangka Pelatihan Pelatihan ini pada dasarnya meliputi mengenai : Konfigurasi Trimble NetR9 Konfigurasi Trimble NetR9 Melalui Display Receiver Konfigurasi Trimble NetR9 Melalui Web Interface Konfigurasi Trimble R4 Setting Menggunakan GNSS Configurator Setting Menggunakan Winflash Utility Konfigurasi Pengambil Data Lapangan Trimble Access Modul 4 Konfigurasi Peralatan Survey GNSS Geodetik 27

39 4.1 Konfigurasi Trimble NetR9 Melalui Display Receiver Gambar 26 : Display Receiver Trimble NetR9 a) Pengaturan Receiver Sebagai Base Station 1. Dari Home Screen, tekan untuk menuju tampilan selanjutnya Tampilan Operation Mode akan muncul, gunakan untuk mengkonfigurasi set up reference station, konfigurasi Ethernet, setup system, atau menampilkan status Satelit (SV) 2. Setup reference station sebagai default, kemudian tekan untuk ke tampilan selanjutnya. Tampilan base station akan muncul. Gunakan tampilan ini untuk mengatur koordinat reference station, apakah memakai posisi here saat itu atau sudah diikat. 3. Lakukan langkah berikut : Tekan tombol untuk mengedit posisi saat ini Tekan untuk mengubah ke New Base (Here). Tekan untuk menyetujui perubahan. Lanjutkan ke langkah selanjutnya dan secara manual masukkan koordinat. Tekan lagi. 4. Tekan untuk melanjutkan ke tampilan selanjutnya b) Mengubah Nama dan deskripsi Base Station Tekan untuk mengedit nama base station yang akan dijadikan reference station, nama bisa mencapai 16 karakter. Tekan atau untuk memilih karakter yang akan diedit dan tekan atau untuk mengubahnya. Saat selesai/finish, tekan untuk menyetujui perubahan. Tekan tombol untuk pindah ke menu selanjutnya. Modul 4 Konfigurasi Peralatan Survey GNSS Geodetik 28

40 c) Pada Tampilan Kode Base Station : Tekan untuk mengedit kode dari base station Tekan tanda atau untuk memilih karakter yang akan diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Saat selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya. d) Input Koordinat Titik Referensi Pengaturan tampilan base untuk lintang : Tekan untuk mengedit referensi lintang dari stasiun base Tekan tombol atau untuk memilih karakter yang diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Pengaturan tampilan base untuk bujur : Tekan untuk mengedit referensi bujur dari stasiun base Tekan tombol atau untuk memilih karakter yang diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya e) Pengaturan Nilai Tinggi Tekan untuk mengedit referensi titik tinggi dari stasiun base Tekan tombol atau untuk memilih karakter yang diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya f) Penentuan Tinggi Antenna Tampilan Jenis Antenna Tekan untuk mengubah jenis antenna yang digunakan receiver Tekan atau untuk memilih jenis antenna Setelah selesai, tekan Modul 4 Konfigurasi Peralatan Survey GNSS Geodetik 29

41 Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Tampilan Menu Pengukuran pada layar Tekan untuk mengubah bagaimana metode antenna yang digunakan oleh receiver Tekan atau untuk memilih jenis antenna Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Tampilan tinggi antenna pada layar Tekan untuk mengubah tinggin antenna yang digunakan receiver Tekan atau untuk memilih jenis antenna Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya g) Format Output Koreksi 1. Tekan untuk mengedit nama port yang akan menjadi koreksi ouput 2. Tekan atau untuk memilih port 1, 2, atau 3 3. Saat finish, tekan 4. Tekan untuk memilih format field dan tekan untuk mengedit field 5. Tekan sampai pilihan format terseleksi 6. Tekan untuk pindah ke layar selanjutnya h) Data Logging / Perekaman Data Setelah melakukan koreksi output, tekan untuk men-setting internal logging pada receiver Tekan atau untuk memilih logging rate 3. Tekan untuk menyetujuinya 4. Tekan untuk memilih files dan dan tekan untuk mengeditnya 5. Tekan atau untuk memilih lama waktu pengolahan data 6. Saat sudah selesai, tekan 7. Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Modul 4 Konfigurasi Peralatan Survey GNSS Geodetik 30

42 i) Mengaktifkan Logging Session Tekan u ntuk mengubah session menjadi aktif Tekan atau untuk memilih nama session Saat nama session tersedia, tekan untuk mengedit Catatan : Jika anda belum mengedit session tambahan dengan web interface (tampilan web), anda hanya akan dapat memilih default session. Sebagai tambahan, USB Eksternal Logging hanya dapat dikonfigurasi via web interface 4. Tekan untuk pindah ke field on/off 5. Tekan untuk mengedit settingnya 6. Tekan untuk mengubah setting yang disediakan 7. Saat finish/selesai, tekan 8. Tekan untuk pindah ke layar selanjutnya Modul 4 Konfigurasi Peralatan Survey GNSS Geodetik 31

43 Modul Pengukuran GNSS Geodetik j) Konfigurasi Setting Ethernet Port Ethernet Receiver berhubungan dengan jaringan Network sehingga bisa mengakses, mengkonfigurasi, dan memonitor receiver. Koneksi serial kabel ke receiver tidak dibutuhkan. Receiver memiliki beberapa setting Ethernet : 1. IP Setup : Static or DCHP 2. IP Address 3. NetMask 4. Broadcast 5. Gateway 6. DNS Address 7. HTTP PORT Setting default untuk port HTTP adalah memilih port 80. Port ini belum dikenali Network/jaringan. HTTP Port 80 adalah port standar untuk web server yang dapat menghubungkan anda dengan receiver dengan memasukkan IP Address di web browser Sebagai contoh, penggunaan port 80 adalah Jika receiver di-set menggunakan port yang lebih dari 80, maka harus memasukkan IP Address diikuti nomor port di web browser Sebagai contoh, port 4000, Setting default receiver menggunakan DHCP, DHCP ini akan menghubungkan secara otomatis IP Address, Netmask, Broadcast, Gateway, dan alamat DNS dari jaringan Saat sebuah receiver dihubungkan ke jaringan menggunakan DHCP, jaringan mengenali IP Address Receiver. Untuk verifikasi alamat, buka Home Screen dan tekan Gambar 27 : Informasi IP Address pada display NetR9 Jika Jaringan Instalasi men-setting receiver yang terkonfigurasi dengan alamat IP Statik, Anda dapat mengkonfigurasi setting Ethernet lewat front panel,lewat web server, atau menggunakan WinFlash Utility. Untuk menggunakan web server, receiver harus dihubungkan ke jaringan dan memiliki konfigurasi Ethernet yang valid.

44 4.2 Konfigurasi Trimble Net R9 Melalui Web Interface Hubungkan Receiver menggunakan connector ethernet menggunakan kabel network ke port RJ45. Lalu sambungkan ke PC/Laptop. 1. Masukkan Alamat IP Receiver ke alamat bar browser Gambar 28 : Bar Web Browser 2. Jika security sudah diaktifkan (enabled) di receiver (Pada defaultnya biasanya belum diaktifkan (Disabled)) Kotak dialog web browser akan meminta anda memasukkan username dan password Gambar 29 : Kotak Dialog Input Username dan Password Default nilai Login untuk Receiver adalah - User Name : Admin - Password : password 3. Jika anda belum dapat berhubungan dengan receiver, Password untuk Akun Root mungkin sudah diubah, atau akun berbeda digunakan pengguna yang sama. Hubungi administrator receiver jika itu terjadi saat pertama kali log in. Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 42

45 Gambar 30 : Tampilan awal web browser Trimble Net R9 4.3 Konfigurasi Trimble R4 Kontrol panel bagian depan ada satu tombol berguna untuk menghidupkan dan mematikan reciver atau mereset. Kemudian lampu LED menunjukkan informasi indikator status baterai, radio, perekaman data dan SV pelacakan satelit Gambar 31 : Tampilan control panel Trimble R4 Tabel 3 : Fungsi Tombol, Indikator dan Port Pada Trimble R4 Tombol Nama Fungsi Power On / Off Untuk menghidupkan dan mematikan receiver. Berikut dijelaskan beberapa fungsi yang lain : Tekan sekali : Menghidupkan receiver Tahan 2 detik : Mematikan receiver Tahan 15 detik : Menghapus file emphemeris Tahan 15 detik : Reser receiver ke factory Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 43

46 Power LED/ Data Status default Tahan 30 detik : Menghapus seluruh data file Menginformasikan status dari pengamatan data satellite dan status dari baterai receiver. Radio LED Menginformasikan status penerimaan data koreksi dari gelombang radio. SV Tracking LED Menginformasikan status receiver telah melacak satelit Port 1 Koneksi menggunakan Pin Lemo untuk Device, computer, external radio, power in. Port 2 Radio Connection Antenna Koneksi menggunakan serial untuk Device, computer, external radio Radio komunikasi antenna Tabel 4 : Penjelasan Indikator Lampu LED Receiver Mode LED Power LED Radio LED Satellite Hijau Hijau Kuning Redup Receiver Mati Mati Mati Mati Receiver beroperasi Menyala - - dengan baterai penuh Baterai Lemah Berkedip - - Cepat Melacak < 4 Satelit Menyala - Berkedip Cepat Melacak > 4 Satelit Menyala - Berkedip Lambat Merekam data pada Berkedip - - internal memori setiap 3 detik receiver Menerima sinyal radio Menyala Berkedip Lambat - Tidak menerima sinyal radio Menyala Mati - Receiver beroperasi Menyala Berkedip lambat Menyala secara real time Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 44

47 Tabel 5 : Interval Perekaman dan Jumlah Memori yang Dibutuhkan Interval Perekaman Data Kebutuhan Memori 10 Hz 2588 KB 1 Hz 335 KB 5 Detik 87 KB 15 detik 37 KB 4.4 Konfigurasi Receiver menggunakan GPS Configurator Software 1. Hubungkan kabel pada Port 1 atau Port 2 di bagian bawah receiver dan pada serial komputer kemudian nyalakan. 2. Buka software GPS Configurator yang telah terinstal di komputer Gambar 32: GNSS Configurator pada Daftar Program 3. Pada tampilan Device Type, Pilih Trimble R8/R6/R4, software akan secara otomatis terkoneksi dengan receiver Gambar 33 : Pilihan Merk Alat yang akan dikoneksikan dengan GNSS Configurator 4. Buat pilihan yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengaturan receiver Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 45

48 5. Klik Apply, pengaturan yang dilakukan di GPS Configurator sudah diterapkan pada receiver 4.5 Winflash Utility Software Software ini bisa terkoneksi dengan produk Trimble dengan beberapa kegunaan yang meliputi : - Instalasi software, firmware, dan option upgrade - Melakukan pengecekkan alat seperti menampilkan informasi konfigurasi - Melakukan konfigurasi radio internal pada receiver 4.6 Upgrade Firmware Receiver ini telah dilengkapi dengan firmware versi terbaru, jika ada firmware yang lebih baru tersedia, maka firmware pada receiver dapat diupgrade. Winflash utility software ini melengkapi proses upgrade firmware, seperti uraian berikut ini : 1. Buka program Winflash utility, tampil Device Configuration Gambar 34 : Pilihan Jenis Alat Trimble 2. Pada daftar Device Type, pilih Trimble R8/R6/R4 3. Pada baris PC Serial Port, pilih serial COM pada komputer yang terhubung dengan receiver 4. Klik Next Maka tampil Operation Selection, yang menunjukkan daftar seluruh pengaturan dari alat yang terpilih, selain itu juga tampil baris Description. Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 46

49 Gambar 35 : Membuka GNSS Software yang terinstall 5. Pilih GPS software dan klik Next Maka akan tampil pilihan GPS Software, pilih software upgrade yang akan diinstall di receiver Gambar 36 : Melihat Firmware yangsudah terinstal pada Receiver R4 6. Pilih upgrade firmware terbaru pada kolom Available Software kemudian klik Next Tampil setting review, menunjukkan untuk koneksi dengan receiver, dan Metode koneksi yang dianjurkan, juga daftar konfigurasinya. Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 47

50 Gambar 37 : Menampilkan semua settingan dari firmware Trimble R4 7. Jika semua telah sesuai, Klik Finish Berdasarkan pada pilihannya, tampilan Software Upgrade menunjukkan status dari proses pengaturan ( contoh, menampilkan proses koneksi dengan receiver Rx GNSS. Please wait...) 8. Klik OK Tampilan Software Upgrade muncul kembali dan memberikan status telah selesai completed Successfully 9. Klik Menu untuk memilih proses pengaturan yang lain, atau Klik exit untuk keluar 10. Jika dipilih exit tampilan akan muncul untuk mengkonfirmasi. Klik OK 4.7 Konfigurasi Software Pengambil Data Lapangan Trimble Access Trimble Access Software merupakan perangkat lunak untuk pengambilan data di lapangan, program ini terinstal di controller, untuk instalasinya melalui komputer atau dari server Trimble. Tabel berikut memberikan gambaran kegunaan atau fungsi dari setiap sistem komponen dan tempat diinstalkannya. Tabel 6 : Fungsi dari Menu Trimble Access Aplikasi Fungsi Diinstalkan Standard / pada... Optional Trimble Access Instalasi dan Komputer Standard Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 48

51 Installation update pada Manager controller dengan perubahan aplikasi terbaru melalui koneksi Microsoft ActiveSync dan Windows Mobile Device Center pada komputer Menu Trimble - Memulai aplikasi Access dan pengaturan pada controller - Pergantian aplikasi yang sedang dijalankan dengan program pada controller - Membuat sistem pemberitahuan - Digunakan untuk login pada Trimble Connected Community untuk mengakses layanan internet termasuk AccessSync General Survey Merupakan menu pengukuran secara keseluruhan baik untuk peralatan GNSS maupun optis Setting Menentukan pengaturan untuk keseluruhan sistem pada satu tempat. Meliputi Unit, Connection setting ( pengaturan Controller Controller Controller Modul GNSS Geodetik Standard Standard Standard Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 49

52 surveystyle dan radio ) juga pengaturan lainnya Pada gambar dan tabel berikut menunjukkan tampilan menu utama dan fungsi dari ikon yang terdapat pada menu Trimble Access Gambar 38: Tampilan Menu Utama Trimble Access Tabel 7 : Fungsi dari setiap bagian Menu dan Ikon Nomor Tampilan Menu Fungsi dan Kegunaan 1 Trimble Access Task Tampil pada layar setiap menggunakan Bar Trimble Access dalam pertukaran aplikasi dan layanan untuk memberikan informasi sistem 2 Jendela Login Menunjukkan siapa yang terdaftar pada sistem; Jika tidak ada yang terdaftar tampil Tap Here to Login. Bagian ini juga menentukan nama folder dimana semua data tersimpan pada controller. Pilih jendela login ini untuk mendaftarkan dan merubah user yang menggunakan 3 Menu Aplikasi Pilih jendela aplikasi untuk memulainya atau memindahkan terhadap aplikasi lainnya Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 50

53 4 Papan Penggeser Geserkan untuk melihat aplikasi lainnya 5 Logo Trimble Tekan logo Trimble pada menu Trimble Access untuk : - Menampilkan informasi mengenai aplikasi Trimble Access termasuk informasi versi dan lisensi - Mengatur dan menukar antara Menu Aplikasi, untuk kembali ke Menu Utama 6 Judul Menampilkan informasi yang sedang digunakan atau layanan yang sedang aktif 7 Ikon Koneksi Menunjukkan adanya koneksi internet Internet Adanya koneksi internet Tidak ada koneksi internet 8 Ikon Pemberitahuan Tombol Pemberitahuan sangat berguna untuk memberikan informasi pada pengguna. Pilih tombol ini untuk menampilkan peringatan. Ada beberapa ikon pemberitahuan seperti : Informasi, contoh file telah selesai di download melalui AccessSync Peringatan, AccessSync terputus karena tidak adakoneksi internet Kritis, lisensi akan berakhir dan aplikasi tidak bisa digunakan 9 Tombol Help Pilih tombol ini untuk membuka file help 10 Tombol Close Dari Menu Utama Trimble Access Klik tombol ini untuk menutupnya Pada saat membuka aplikasi gunakan tombol ini untuk keluar dari aplikasi tersebut Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 51

54 M o d u l 5 5. Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio Daftar Isi : Pendahuluan Tujuan Pelatihan Kerangka Pelatihan Setting GNSS Trimble NetR9 sebagai Base Station Pengukuran Metode RTK Radio dengan ADL Vantage Setting Awal GNSS Trimble NetR9 Pengukuran Metode RTK Radio Pertanyaan Ulasan Pembahasan Objektif dari Bab ini Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 52

55 Pendahuluan Modul ini mencakup informasi mengenai konfigurasi alat Trimble NetR9 yang akan digunakan sebagai base station dan Trimble R4 yang digunakan sebagai rover untuk pengukuran dengan metode RTK Radio. Tujuan Pelatihan Tujuan Pelatihan pada bab ini meliputi pemahaman mengenai : Penjelasan mengenai konfigurasi pada Trimble NetR9 sebagai Base Station dan R4 sebagai Rover Penjelasan mengenai tahapan pengukuran menggunakan teknologi RTK Radio secara praktis. Kerangka Pelatihan Pelatihan ini pada dasarnya meliputi diskusi mengenai : Setting Awal GNSS Trimble NetR9 dan R4 Pengukuran Metode RTK Radio 5.1 Trimble Net R9 Sebagai Mobile Base station Untuk menggunakan Trimble Net R9 sebagai mobile base station, kita harus memilki titik ikat yang digunakan sebagai stasiun atau tempat berdiri alat Trimble Net R9. Hal ini diperlukan karena metode yang digunakan adalah metode real time kinematic (rtk), dimana Trimble Net R9 sebagai base dan Trimble R4 sebagai rover, jadi diperlukan titik ikat fix. Berikut beberapa perlengkapan alat yang kita butuhkan sebagai berikut: 1. Trimble Net R9 2. Radio ADL Vantage Pacific Crest 3. Antena Zephyr model 2 4. Aki kering 12V 12A 5. Kabel serial to Port (menghubungkan Radio ADL dengan Trimble Net R9) Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 53

56 Gambar 39 : Trimble NetR9 dan Kelengkapan lainnya 6. Kabel antenna (menghubungkan Antena Zephyr model 2 dengan Trimble Net R9) 7. Tribrach dan Tripod Berikut ilustrasi gambar Trimble Net R9 sebagai Mobile Base Station: Gambar 40 : Trimble NetR9 sebagai Mobile Base Station Sebelum menggunakan Trimble R4 sebagai Rover dan Trimble Net R9 sebagai base station. Ada beberapa langkah pengaturan pada Trimble Net R9 yang perlu dilakukan, berikut caranya: 1. Pasang dan sentring alat diatas bench mark (BM). 2. Hubungkan kabel serial port, dan kabel antenna seperti gambar diatas. 3. Hidupkan alat Net R9 dengan cara menekan tombol power, maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut: Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 54

57 Gambar 41 : Display Receiver NetR9 untuk Jumlah Satelit 4. Pilih menu Ref Stn Setup dan tekan tombol Enter, akan tampil gambar sebagai berikut Gambar 42 : Display Receiver Net R9 untuk Setting Base Station (a) 5. Kemudian pilih Edit Current, seperti tampilan gambar dibwah ini, kemudian tekan tombol Enter. Gambar 43 : Display Receiver Net R9 untuk Setting Base Station (b) 6. Beri nama base station (base name), dan kode base station (base code) Pemberian nama base station berupa huruf dan angka Spasi Cara pemberian nama berupa huruf dan angka pada base station dengan cara menekan tombol arah atas dan bawah. Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 55

58 Kemudian untuk spasi dengan cara menekan tombol arah kanan dan kiri. Begitu juga sama halnya dengan pemberian nama Base Code, sama seperti pemberian nama untuk Base Name. 7. Setelah pemberian nama base dan nama kode, langkah selanjutnya tekan tombol enter. Kemudian masukan nilai koordinat geodetik (latitude, longitude, dan height), dengan cara menekan tombol arah atas dan bawah. Kemudian untuk spasi dengan cara menekan tombol arah kanan dan kiri. 8. Pengaturan antena Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 56

59 Untuk memilih jenis antena dengan cara menekan tombol panah (buttons) arah atas dan bawah. 9. Setelah pengaturan antena akan muncul pengaturan port. Pengaturan ini untuk hubungan alat kontroler (misal: Nomad, Recon) dengan Trimble Net R9, jika menggunakan kabel. Karena pengamatan Net R9 sebagai base station tidak menggunakan alat kontroler, jadi pengaturan ini tidak diperlukan. Pada pengaturan Format data pilih Format RTK CMR Pengaturan Logging Pada pengaturan logging tidak perlu dipilih interval perekaman data, karena Mobile base station tidak merekam data seperti halnya pengamatan statik. 11. Pilih Logging Session DEFAULT Off. Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 57

60 12. Lihat radio ADL Vantage Pada Radio ADL Vantage jika Pada Lampu TX berkedip berwarna merah, berarti radio telah terhubung dan dapat mengirimkan koreksi data yang akan diterima oleh Rover Trimble R4. Jika seperti itu maka pengukuran dapat dimulai. Gambar 44 : Eksternal Radio ADL Pacific Crest Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 58

61 5.2 Trimble R4 Sebagai Rover Station Pasang Receiver Trimble R4 pada range pole kemudian nyalakan dan koneksikan bluetooth dengan controller. Setelah terkoneksi bluetooth, lakukan pengaturan RTK Radio dengan menggunakan software Trimble Access pada controller Berikut Ilustrasi Trimble R4 sebagai Rover : Gambar 45 : TrimbleR4 sebagai Rover Gambar 46 : Pengukuran RTK Radio di Lapangan Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 59

62 5.1.1 Pengaturan Survey Syle RTK Radio Pada tampilan menu utama Trimble Access, Pilih Setting, Pilih Survey Style, Klik New, pada baris Survey Style isikan misal RTK Radio, Klik Accept Gambar 47 : Pengaturan Survey Style RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access Tampil pengaturan untuk Rover, pilih rover option, pada survey style pilih RTK, lakukan pengaturan broadcast format misal CMR+, Use station index ceklist any Gambar 48 : Pengaturan Rover Option RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access (a) Pilih ke Halaman 2, lakukan pengaturan satelit diferential, Elevation Mask, PDOP Mask, Antenna. Pilih ke Halaman 3, Lakukan pengaturan, Klik Accept Gambar 49 : Pengaturan Rover Option RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access (b) Pada tampilan berikutnya pilih Rover Radio, Pilih Type Receiver Internal, Pilih Method Trimble 450/900, Klik Connect, untuk melihat daftar frekuensi internal Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 60

63 Gambar 50 : Pengaturan Rover Radio RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access Pilih nilai frekuensi yang akan digunakan, pilih base radio mode TT450s at 9600bps, yang disesuaikan dengan radio eksternal base station, Klik Accept 2X, Klik Store Gambar 51 : Pengaturan Rover Radio RTK Radio pada Controller dengan Trimble Access Tampil survey style baru, Klik Esc sampai kembali ke halaman awal, untuk selanjutnya pembuatan Job File dan Melakukan Pengukuran Gambar 52 : Survey Style RTK Radio yang sudah dibuat Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 61

64 5.1.2 Pembuatan File Baru (Jobs) Pada tampilan menu utama Trimble Access, Klik General survey, Klik Jobs, Klik New, pada Job Name isikan nama file, Pada Coord System pilih Zona TM3 ( Indonesia ), Klik Accept Gambar 53 : Pembuatan File Baru untuk RTK Radio Melakukan Pengukuran ( Measure ) Pada tampilan menu pilih Measure, Pilih RTK Radio, Pilih Measure Points, tampil proses koneksi radio dengan base station, setelah 100 % Reliability, Klik Accept Gambar 54 : Melakukan Pengukuran RTK Radio (a) Tampil proses ke menu pengambilan data, isikan Point name, code, Method Topo Point, Antenna Height, Measure to Bottom of antenna mount Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 62

65 Gambar 55 : Melakukan Pengukuran RTK Radio (b) Klik Measure untuk mulai pengukuran, Klik Store untuk menyimpan, Klik Esc untuk kembali ke menu awal Gambar 56 : Melakukan Pengukuran RTK Radio (c) Melakukan Export dan Import Data Pada tampilan menu, Klik Jobs, Klik Import / Export, Klik Export Fixed format, Pada File Format,Pilih Comma Delimited Gambar 57 : Proses Export Data Lapangan dengan Trimble Access Pada baris File Name, Isikan nama file, dan pilih folder tempat penyimpanan, Klik Accept, Tampil Pilihan point yang akan di export, Klik All Points Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 63

66 Gambar 58 : Proses Export Data Lapangan dengan Trimble Access Tampil proses penyimpanan Gambar 59 : Proses Export Data Lapangan dengan Trimble Access Modul 5 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode RTK Radio 64

67 Modul Pengukuran GNSS Geodetik M o d u l 6 6. Konfigurasi Trimble Net R9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik Daftar Isi : Pendahuluan Tujuan Pelatihan Kerangka Pelatihan Konfigurasi Trimble Net R9 dan Trimble R4 untuk Pengukuran Statik Pertanyaan Ulasan Pembahasan Objektif dari Bab ini

68 Pendahuluan Modul ini mencakup informasi mengenai konfigurasi alat Trimble NetR9 dan Trimble R4 untuk keperluan pengukuran static. Tujuan Pelatihan Tujuan Pelatihan pada bab ini meliputi pemahaman mengenai : Penjelasan mengenai tahapan pengukuran untuk metode statik Kerangka Pelatihan Pelatihan ini pada dasarnya meliputi diskusi mengenai : Konfigurasi Trimble Net R9 untuk Pengukuran Statik Konfigurasi Trimble R4 untuk Pengukuran Statik 6.1 Konfigurasi Trimble NetR9 Untuk Pengukuran Statik Pengukuran statik dilakukan melalui dispay pada receiver Trimble NetR9. Gambar 60 : Display Receiver Trimble Net R9 Berikut tahapan untuk melakukan pengukuran statik menggunakan alat Trimble NetR9: 1. Pasang dan siapkan alat pada posisi titik yang akan diukur, dengan menempatkan antenna pada tripod/statip. (Minimal receiver yang diperlukan untuk pengukuran statik adalah 2 Unit Receiver Trimble NetR9, yang dioperasikan dalam waktu yang bersamaan) Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 53

69 Gambar 61 : Ilustrasi Pengukuran Statik 2. Posisikan receiver trimble NetR9 dalam keadaan ON. Lalu lakukan beberapa tahapan seperti dibawah ini, dengan mengkonfigurasi melalui display receiver 1) Pengaturan Receiver Sebagai Base Station 2) Mengubah nama dan deskripsi titik 3) Mengubah nama code titik 4) Input koordinat titik referensi 5) Pengaturan nilai elevasi titik 6) Pengaturan nilai tinggi alat 7) Data Logging / Perekaman data 8) Mengaktifkan logging session Secara jelas masing-masing tahapan dijelaskan sebagai berikut : Pengaturan Receiver Sebagai Base Station Dari Home Screen, tekan untuk menuju tampilan selanjutnya Tampilan Operation Mode akan muncul, gunakan untuk mengkonfigurasi set up reference station, konfigurasi Ethernet, setup system, atau menampilkan status Satelit (SV). Setup reference station sebagai default, kemudian tekan untuk ke tampilan selanjutnya. Tampilan base station akan muncul. Gunakan tampilan ini untuk mengatur koordinat reference station, apakah memakai posisi here saat itu atau sudah diikat. Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 54

70 Lakukan langkah berikut : Tekan tombol untuk mengedit posisi saat ini Tekan untuk mengubah ke New Base (Here). Tekan untuk menyetujui perubahan. Lanjutkan ke langkah selanjutnya dan secara manual masukkan koordinat. Tekan lagi. Tekan untuk melanjutkan ke tampilan selanjutnya Mengubah Nama dan deskripsi Base Station Tekan untuk mengedit nama base station yang akan dijadikan reference station, nama bisa mencapai 16 karakter. Tekan atau untuk memilih karakter yang akan diedit dan tekan atau untuk mengubahnya. Saat selesai/finish, tekan untuk menyetujui perubahan. Tekan tombol untuk pindah ke menu selanjutnya. Pada Tampilan Kode Base Station : Tekan untuk mengedit kode dari base station Tekan tanda atau untuk memilih karakter yang akan diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Saat selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya. Input Koordinat Titik Referensi Pengaturan tampilan base untuk lintang : Tekan untuk mengedit referensi lintang dari stasiun base Tekan tombol atau untuk memilih karakter yang diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 55

71 Pengaturan tampilan base untuk bujur : Tekan untuk mengedit referensi bujur dari stasiun base Tekan tombol atau untuk memilih karakter yang diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Pengaturan Nilai Tinggi Tekan untuk mengedit referensi titik tinggi dari stasiun base Tekan tombol atau untuk memilih karakter yang diedit kemudian tekan tanda atau untuk mengubahnya Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Penentuan Tinggi Antenna Tampilan Jenis Antenna Tekan untuk mengubah jenis antenna yang digunakan receiver Tekan atau untuk memilih jenis antenna Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Tampilan Menu Pengukuran pada layar Tekan untuk mengubah bagaimana metode antenna yang digunakan oleh receiver Tekan atau untuk memilih jenis antenna Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Tampilan tinggi antenna pada layar Tekan untuk mengubah tinggin antenna yang digunakan receiver Tekan atau untuk memilih jenis antenna Setelah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 56

72 Data Logging / Perekaman Data Setelah melakukan koreksi output, tekan untuk men-setting internal logging pada receiver Tekan atau untuk memilih logging rate Tekan untuk menyetujuinya Tekan untuk memilih files dan dan tekan untuk mengeditnya Tekan atau untuk memilih lama waktu pengolahan data Saat sudah selesai, tekan Tekan untuk pindah ke tampilan selanjutnya. Mengaktifkan Logging Session Tekan u ntuk mengubah session menjadi aktif Tekan atau untuk memilih nama session Saat nama session tersedia, tekan untuk mengedit Catatan : Jika anda belum mengedit session tambahan dengan web interface (tampilan web), anda hanya akan dapat memilih default session. Sebagai tambahan, USB Eksternal Logging hanya dapat dikonfigurasi via web interface. Tekan untuk pindah ke field on/off Tekan untuk mengedit settingnya Tekan untuk mengubah setting yang disediakan Saat finish/selesai, tekan Tekan untuk pindah ke layar selanjutnya Logging Session Default ON Gambar 62 : Melakukan Logging Data di NetR9 3. Setelah receiver diaktifkan Logging session (ON), itu artinya bahwa receiver telah melakukan pengamatan data satellite. Proses selanjutnya adalah mengamati titik tersebut dengan receiver Trimble NetR9 sesuai dengan batas waktu yang diharapkan. Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 57

73 4. Untuk mengakhiri kegiatan perekaman data/pengukuran data, rubah Logging Session ON menjadi OFF. 5. Tahapan pengukuran statik pada 2 titik yang diukur selesai dilakukan. 6. Langkah selanjutnya adalah lakukan download data hasil pengukuran di receiver Trimble NetR9, sebagai data awal untuk kegiatan pengolahan data post-processing menggunakan software pengolahan GNSS yaitu Trimble Business Center. 6.2 Konfigurasi Trimble R4 Untuk Pengukuran Statik Pada Trimble Slate Controller Pengaturan Survey Style Statik Pada tampilan menu utama Trimble Access, Pilih Setting, Pilih Survey Style, Klik New, pada baris Survey Style isikan misal Statik, Klik Accept Gambar 63 : Pengaturan Survey Style Statik pada Controller dengan Trimble Access Tampil pengaturan untuk Rover, pilih rover option, pada survey style pilih fast static, lakukan pengaturan logging interval, logging device, elevation mask, PDOP mask dan antenna, Pilih ke Halaman 2, Pilih ceklist pada GNSS Signal Tracking, Klik Accept, Klik Store Gambar 64 : Pengaturan Rover Option Statik pada Controller dengan Trimble Access Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 58

74 Tampil survey style baru Statik, Klik Esc sampai kembali ke halaman awal, untuk selanjutnya pembuatan Job File dan Melakukan Pengukuran Gambar 65 : Survey Style Statik yang sudah dibuat Pembuatan File Baru ( Jobs ) Pada tampilan menu utama Trimble Access, Klik General survey, Klik Jobs, Klik New, pada Job Name isikan nama file, Pada Coord System pilih Zona TM3 (Indonesia), Klik Accept Gambar 66 : Pembuatan File Jobs Statik Pada Controller Melakukan Pengukuran ( Measure ) Pada tampilan menu pilih Measure, Pilih Statik, isikan Point Name,Code Gambar 67 : Melakukan Pengukuran Statik pada Controller (a) Klik Options untuk pengaturan Auto store point dan waktu pengamatan, Klik Accept, Klik Measure, setelah cukup pengamatan, Klik Enter dan Store Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 59

75 Gambar 68 : Melakukan Pengukuran Statik pada Controller (b) Proses Download Data Pengamatan ke Komputer Setelah data controller terkoneksi dengan komputer, masuk ke direktori, dan folder Trimble Data Gambar 69 : Proses Koneksi dengan Data Collector Pilih Folder Test Gambar 70 : Folder pada data collector Gambar 71 : Folder penyimpanan data lapangan Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 60

76 Pilih format file data mentah T02 Gambar 72 : Data mentah T02 Kemudian simpan di folder komputer Gambar 73 : Proses Pemindahan Data Pengamatan ke Komputer (c) Modul 6 Konfigurasi Trimble NetR9 dan Trimble R4 Untuk Pengukuran Metode Statik 61

77 Modul Pengukuran GNSS Geodetik M o d u l 7 7. Pengolahan Data dengan Trimble Business Center Daftar Isi : Pendahuluan Tujuan Pelatihan Kerangka Pelatihan Pengolahan Data dengan Trimble Business Center Pertanyaan Ulasan Pembahasan Objektif dari Bab ini

78 Pendahuluan Modul ini mencakup informasi mengenai pengolahan data untuk keperluan pengukuran statik Tujuan Pelatihan Tujuan Pelatihan pada bab ini meliputi pemahaman mengenai : Penjelasan mengenai tahapan pengolahan data untuk metode statik Kerangka Pelatihan Pelatihan ini pada dasarnya meliputi diskusi mengenai : Pengolahan Data dengan Trimble Business Center untuk Pengukuran Statik 7.1 Pengolahan Baseline GNSS dengan Metode Post- Processing Trimble business center ialah sebuah software sebagai alat untuk melakukan proses pengolahan baseline yang terbentuk dari dua pengamatan GNSS. Pada Trimble business center versi 3 banyak terdapat fitur tambahan layaknya software design CAD. Tetapi dalam manual praktis ini tidak akan membahas tentang fitur terbaru tersebut hanya pengolahan data dengan metode postprocessing. Fitur : 1. Import dan export raw data GNSS (rinex file) 2. Tampilan grafik dari data project berupa plan view, error flag, dan baseline timeline 3. Editor signal satellite 4. Baseline post-processing 5. Adjustment networks baseline 6. Reports dan quality assurance tool Adapun petunjuk untuk melakukan proses pengolahan data atau postprocessing GNSS data sebagai berikut: Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 63

79 7.2 Setting Project Baru Membuat project 1. Masukkan USB dongle ke port USB notebook/ komputer yang telah terinstal Trimble Business Center, buka program trimble business center, klik file kemudian new Gambar 74 : Template baru pada Trimble Business Center 2. Klik blank template untuk membuat template sendiri atau metric untuk satuan meter kemudian klik ok Gambar 75 : Jendela Plan View Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 64

80 7.2.2 Memilih settingan project 1. Pada quick access toolbar klik project setting yang terletak pada pojok kanan atas dengan simbol Gambar 76 : Project Setting 2. kemudian klik coordinate system untuk setting sistem koordinat yang akan digunakan dan klik tab change, pilih zona sistem koordinat Gambar 77 : List sistem koordinat Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 65

81 3. Pilih datum horizontal yang akan digunakan Gambar 78 : List datum horizontal 4. Pilih geoid model yang akan digunakan Gambar 79 : Model geoid 5. kemudian klik finish 6. klik baseline processing dan pilih quality, kemudian atur kriteria dari presisi horizontal dan presisi vertikal sesuai dengan presisi yang diinginkan lalu klik ok. Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 66

82 Gambar 80 : Kriteria presisi pengolahan 7.3 Import GNSS data Import GNSS static data 1. Pilih tab home kemudian import, kemudian pilih file GNSS yang telah diubah menjadi rinex file lalu klik import Gambar 81 : Import Data untuk diolah 2. Kemudian sesuaikan nama titik, jenis antena, tinggi antena dan jenis receiver GNSS yang digunakan pada saat pengamatan Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 67

83 Gambar 82 : Raw data check in 3. Pada receiver raw data check in klik ok Gambar 83 : Jaring baseline GNSS Memilih GNSS Control Data 1. Pilih point/titik yang akan dijadikan titik acuanan(base station), kemudian klik kanan properties Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 68

84 Gambar 84 : Titik kontrol pengamatan 2. Pada menu properties klik add coordinate kemudian masukan nilai koordinat fix horizontal dan vertikal dari titik base station, adapun jenis koordinat yang bisa di-input ialah grid/koordinat lokal dan global/koordinat geografis Gambar 85 : Input koordinat horizontal dan vertikal Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 69

85 3. Setelah koordinat di-input, klik kemudian pilih control quality maka ikon akan berubah menjadi dan OK 7.4 Processing GNSS Baseline Specify Processing Baseline 1. Untuk mengatur interval pada proses pengolahan data pengamatan, pada quick access toolbar pilih project setting 2. Pada menu project setting pilih baseline processing, kemudian processing 3. kemudian atur processing interval sama dengan interval pengamatan yang dilakukan Gambar 86 : Setting interval processing 4. Lalu klik OK untuk menutup menu project settings Processing Baseline 1. Pilih tab Survey, kemudian klik process baseline Gambar 87 : Hasil pengolahan baseline Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 70

86 Apabila telah selesai proses akan muncul tabel hasil proses baseline yang berisi observasi, solution, horiz. precision, vert. precision, RMS, Ratio, length. perhatikan tabel solution, horiz. precision dan vert. precision, sesuaikan dengan spesifikasi pengamatan yang inginkan dan solution menjadi fixed, bila belum memenuhi maka lakukan proses editing signal satellite. 2. klik Save agar report processing baseline tersimpan dan dapat di analisa untuk keperluan editing data Edit a session and reprocess a baseline 1. Session editor ialah sebuah menu yang diperuntukkan untuk melakukan editing data signal satellite dari baseline yang terbentuk dari 2 pengamatan GNSS secara serentak. Pada plan view pilih baseline yang akan di edit, kemudian klik kanan dan klik session editor Gambar 88 : Pemilihan baseline yang akan di edit 2. Ada beberapa jenis signal yang akan muncul pada tampilan session editor dapat dilihat garis tebal bewarna biru dan hijau, biru menunjukan lamanya pengamatan satellite yang terekam oleh receiver GNSS dititik pertama (BM1) dan hijau menunjukan lamanya pengamatan satellite yang terekam oleh receiver GNSS dititik kedua (BM2). Pada menu sebelah kiri terlihat nama satellite beserta nomor satellite, contoh G3, adapun jenis-jenis satellite yang biasanya terekam, antara lain: G = GNSS Satellite R = GLONNAS Satellite E = Galileo Satellite C = BeiDou Satellite J = QZSS Satellite Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 71

87 Gambar 89 : Satellite editor 3. Pilih satellite yang kurang baik, misalnya pada data ini G16, G17 dan G18 banyak terdapat cycle slip yang ditandai dengan adanya garis hitam vertikal yang memotong signal satellite, untuk mengeditnya klik kiri tahan, kemudian drag ke satellite yang memiliki cycle slip Gambar 90 : Editing cycle slip 4. setelah satellite bebas dari cycle slip klik OK 5. Pilih baseline yang tadi di edit, klik kanan kemudian process baselines dan lihat hasil dari tabel hasil proses baseline, bila belum sesuai dengan kriteria yang diinginkan proses editing satellite dapat diulangi dengan menganalisa hasil report processing baseline 7.5 Adjusting The Network 1. Bila data yang diolah merupakan pengamatan trilaterasi atau mempunyai keterikatan antar jaring baseline lebih dari dua, maka harus dilakukan network adjustment. Pada tab survey pilih adjust network Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 72

88 Gambar 91 : adjust network 2. Lalu akan muncul point yang tadi dibuat menjadi control point atau base station, kemudian ceklis pada menu 2D dan h atau e tergantung jenis tinggi yang diinput pada form titik kontrol tadi, kemudian klik adjust Gambar 92 : Ellips kesalahan baseline network 3. Kemudian akan muncul result atau hasil dari adjustment yang dilakukan passed atau fail, bila hasil masih fail berarti baseline yang harus diolah/ di edit ulang, atau jaring yang di buat tidak sesuai dengan spesifikasi jaring GNSS dan selanjutnya klik OK 4. Selanjutnya untuk melihat report hasil network adjustment, pada tab home klik report pilih Network adjustment report, maka akan muncul tampilan internet browser karena file report-nya berbasis html Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 73

89 Gambar 93 : Tab reports Modul 7 Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik 74

PETUNJUK PENGGUNAAN TRIMBLE R4 V Dicetak Untuk : DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI

PETUNJUK PENGGUNAAN TRIMBLE R4 V Dicetak Untuk : DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI PETUNJUK PENGGUNAAN Dicetak Untuk : DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI V 1.0-11.13 TRIMBLE R4 DAFTAR ISI 1. Bentuk dan Tampilan Trimble GNSS Geodetik R4... 2 1.1

Lebih terperinci

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS METODE ABSOLUT Metode Point Positioning Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 Pronsip penentuan posisi adalah reseksi dengan jarak ke beberapa satelit secara simultan

Lebih terperinci

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (MULTI)

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (MULTI) Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP JIKA TERSEDIA JARINGAN DATA INTERNET Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime: RTK-Radio;

Lebih terperinci

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1) Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP JIKA TERSEDIA JARINGAN DATA INTERNET Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime: RTK-Radio;

Lebih terperinci

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat

Lebih terperinci

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc www.pelagis.net 1 Materi Apa itu GPS? Prinsip dasar Penentuan Posisi dengan GPS Penggunaan GPS Sistem GPS Metoda Penentuan Posisi dengan GPS Sumber Kesalahan

Lebih terperinci

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1) GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1) Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime:

Lebih terperinci

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1) GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1) Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime:

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN TRIMBLE NETR9 V Dicetak Untuk : BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN

PETUNJUK PENGGUNAAN TRIMBLE NETR9 V Dicetak Untuk : BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN PETUNJUK PENGGUNAAN Dicetak Untuk : BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN V 1.0-11.13 TRIMBLE NETR9 DAFTAR ISI 1. Bentuk dan Tampilan Trimble NetR9... 2 1.1 Tampilan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Salah satu kegiatan eksplorasi seismic di darat adalah kegiatan topografi seismik. Kegiatan ini bertujuan

Lebih terperinci

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station) On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station) Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Survei, Pengukuran Dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 2011 MODUL

Lebih terperinci

Manual Penggunaan APIS Mode UDP (User Datagram Protocol)

Manual Penggunaan APIS Mode UDP (User Datagram Protocol) Manual Penggunaan APIS Mode UDP (User Datagram Protocol) Sharpmapping PT. Choice Plus Gemilang Sentral Senayan II, 20, F2002, JL. Asia Afrika no 8. Jakarta Selatan, 10270, Indonesia Ph +62 (21) 3048 6780

Lebih terperinci

Panduan Cepat Penggunaan X91 GNSS

Panduan Cepat Penggunaan X91 GNSS Panduan Cepat Penggunaan X91 GNSS Penggunaan Receiver di bagi menjadi 2 bagian : 1. Mode Static 2. Mode RTK (Real Time Kinematic) Penggunaan Receiver dengan Mode Static 1. Bonding Base Receiver dengan

Lebih terperinci

E-GNSS Potret. Daftar Periperal : Pole Mounting Rover Receiver. Antena Eksternal dengan Mounting untuk Pole/Jalon Prisma

E-GNSS Potret. Daftar Periperal : Pole Mounting Rover Receiver. Antena Eksternal dengan Mounting untuk Pole/Jalon Prisma Daftar Periperal : E-GNSS Potret Antena Eksternal dengan Pole Mounting Rover Receiver TX Transceiver (optional) Hanya dipasang pada BASE Station Untuk RTK Radio Modem Telemetry RX Transceiver (optional)

Lebih terperinci

E-GNSS Potret. Daftar Periperal : Pole Mounting Rover Receiver. Antena Eksternal dengan Mounting untuk Pole/Jalon Prisma

E-GNSS Potret. Daftar Periperal : Pole Mounting Rover Receiver. Antena Eksternal dengan Mounting untuk Pole/Jalon Prisma Daftar Periperal : E-GNSS Potret Antena Eksternal dengan Pole Mounting Rover Receiver TX Transceiver (optional) Hanya dipasang pada BASE Station Untuk RTK Radio Modem Telemetry RX Transceiver (optional)

Lebih terperinci

PPK RTK. Mode Survey PPK (Post Processing Kinematic) selalu lebih akurat dari RTK (Realtime Kinematic)

PPK RTK. Mode Survey PPK (Post Processing Kinematic) selalu lebih akurat dari RTK (Realtime Kinematic) Mode Survey PPK (Post Processing Kinematic) selalu lebih akurat dari RTK (Realtime Kinematic) Syarat Kondisi Keuntungan / Kekurangan PPK Tidak diperlukan Koneksi Data Base secara realtime Diperlukan 1

Lebih terperinci

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) III. 1 GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Global Positioning System atau GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit [Abidin, 2007]. Nama

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Aplikasi LandStar dengan Mode Radio RTK

Manual Penggunaan Aplikasi LandStar dengan Mode Radio RTK Manual Penggunaan Aplikasi LandStar dengan Mode Radio RTK Sharpmapping PT. Choice Plus Gemilang Sentral Senayan II, 20, F2002, JL. Asia Afrika no 8. Jakarta Selatan, 10270, Indonesia Ph +62 (21) 3048 6780

Lebih terperinci

MEMBUAT JARINGAN WIFI ACCESS POINT-REPEATER WDS MENGGUNAKAN TP-LINK TL-WA801ND

MEMBUAT JARINGAN WIFI ACCESS POINT-REPEATER WDS MENGGUNAKAN TP-LINK TL-WA801ND SERIAL TUTORIAL MEMBUAT JARINGAN WIFI ACCESS POINT-REPEATER WDS MENGGUNAKAN TP-LINK TL-WA801ND Dibuat untuk Bahan Ajar kkelas XI Teknik Komputer dan Jaringan pada Mata Diklat Melakukan Perbaikan dan Setting

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengolahan Data Data GPS yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah hasil pengukuran secara kontinyu selama 2 bulan, yang dimulai sejak bulan Oktober 2006 sampai November 2006

Lebih terperinci

MODUL 3 GEODESI SATELIT

MODUL 3 GEODESI SATELIT MODUL 3 GEODESI SATELIT A. Deskripsi Singkat Geodesi Satelit merupakan cabang ilmu Geodesi yang dengan bantuan teknologi Satelite dapat menjawab persoalan-persoalan Geodesi seperti Penentuan Posisi, Jarak

Lebih terperinci

INSTALL PROGRAM YANG DIPERLUKAN

INSTALL PROGRAM YANG DIPERLUKAN INSTALL PROGRAM YANG DIPERLUKAN NTRIP Client untuk membaca data koreksi dari stasiun CORS pada mode survey NTRIK-RTK Serial Bluetooth untuk melakukan setting perubahan pada alat E-GNSS ke pilihan mode

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Global Positioning System (GPS) 2.1.1 Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS

STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo 3505.100.023 GEOMATIC ENGINEERING ITS CORS (Continuously Operating Reference System) CORS (Continuously

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Metode Real Time Point Precise Positioning (RT-PPP) merupakan teknologi

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS PENENTUAN POSISI DENGAN GPS Disampaikan Dalam Acara Workshop Geospasial Untuk Guru Oleh Ir.Endang,M.Pd, Widyaiswara BIG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jln. Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor 16911

Lebih terperinci

Bab 10 Global Positioning System (GPS)

Bab 10 Global Positioning System (GPS) Bab 10 Global Positioning System (GPS) 10.1 Metode Penentuan Posisi Dengan GPS sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat

Lebih terperinci

URUTAN PENGGUNAAN E-GNSS SECARA UMUM

URUTAN PENGGUNAAN E-GNSS SECARA UMUM URUTAN PENGGUNAAN E-GNSS SECARA UMUM PASANG UNIT PADA TITIK SURVEI DAN COLOKKAN POWER BANK SETTING KONEKSI BLUETOOTH dan KAMERA HP SETTING PILIHAN MODE SURVEI SINGLE MULAI SURVEI Pengaturan dasar KONEKSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan wahana satelit. Sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini,

Lebih terperinci

Bab VIII. Penggunaan GPS

Bab VIII. Penggunaan GPS Bab VIII. Penggunaan GPS Pengenalan GPS Global Positioning System atau disingkat GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gambar situasi adalah gambaran wilayah atau lokasi suatu kegiatan dalam bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan atribut (Basuki,

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG Winardi Puslit Oseanografi - LIPI Sekilas GPS dan Kegunaannya GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir proses perancangan dan pembuatan Live Video Streaming menggunakan jaringan internet, WLAN dan Wireless IP camera 40 3.2 Topologi

Lebih terperinci

p o t r e t u d a r a

p o t r e t u d a r a SOFTWARE ada di dalam Micro-SD RTKLIB/ RTKCONV untuk konversi data LOG Rinex RTKLIB/RTKPOST untuk Post Processing (PPK) Program Android untuk instalasi program RTKGPS+ dan command nya Demo Proses Data

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL 3.1 Data yang Digunakan Data GPS yang digunakan dalam kajian kemampuan kinerja perangkat lunak pengolah data GPS ini (LGO 8.1), yaitu merupakan data GPS yang memiliki panjang

Lebih terperinci

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang.

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Penentuan Posisi 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting People, Nseries, dan N81 adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Nama produk dan

Lebih terperinci

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

B A B IV HASIL DAN ANALISIS B A B IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Output Sistem Setelah sistem ini dinyalakan, maka sistem ini akan terus menerus bekerja secara otomatis untuk mendapatkan hasil berupa karakteristik dari lapisan troposfer

Lebih terperinci

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP Oleh A. Suradji, GH Anto, Gunawan Jaya, Enda Latersia Br Pinem, dan Wulansih 1 INTISARI Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi GPS (Global Positioning System) Global positioning system merupakan metode penentuan posisi ekstra-teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi

Lebih terperinci

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM UU no. 4 Tahun 2011 tentang INFORMASI GEOSPASIAL Istilah PETA --- Informasi Geospasial Data Geospasial :

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN NIRKABEL MODUL 1 GPRS

PRAKTIKUM JARINGAN NIRKABEL MODUL 1 GPRS PRAKTIKUM JARINGAN NIRKABEL MODUL 1 GPRS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2008-2009 Modul 1 Transmisi Data pada Jaringan Seluler dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) merupakan suatu Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan. Persiapan

Ringkasan. Kebijakan. Persiapan Ringkasan Hik-Connect adalah fitur baru yang diperkenalkan oleh Hikvision yang terintegrasi dengan fitur dynamic domain name service berikut dengan fitur alarm push notification. Yang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

CARA MEMASANG WIFI ACCESS POINT DENGAN MODEM

CARA MEMASANG WIFI ACCESS POINT DENGAN MODEM CARA MEMASANG WIFI ACCESS POINT DENGAN MODEM Menggunakan Wifi Access Point (WAP) sebenarnya gampang-gampang susah. Jika anda menggunakan modem dan WAP yang berbeda misalnya modem merek TP Link dan WAP

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Aplikasi Statik Survei

Manual Penggunaan Aplikasi Statik Survei Manual Penggunaan Aplikasi Statik Survei Sharpmapping PT. Choice Plus Gemilang Sentral Senayan II, 20, F2002, JL. Asia Afrika no 8. Jakarta Selatan, 10270, Indonesia Ph +62 (21) 3048 6780 E : info@sharpmapping.com

Lebih terperinci

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu :

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : III. PETUNJUK PENGOPERASIAN ALAT Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : 1. Prosedur Data Logging, yaitu langkah-langkah

Lebih terperinci

Utility Jaringan (Panduan Mengoptimalkan Jaringan Komputer Berbasis Windows) Penulis : Ahmad Yani Ukuran : 15,5 x 23,5 cm Tebal : 102 BW (bonus CD)

Utility Jaringan (Panduan Mengoptimalkan Jaringan Komputer Berbasis Windows) Penulis : Ahmad Yani Ukuran : 15,5 x 23,5 cm Tebal : 102 BW (bonus CD) Utility Jaringan (Panduan Mengoptimalkan Jaringan Komputer Berbasis Windows) Penulis : Ahmad Yani Ukuran : 15,5 x 23,5 cm Tebal : 102 BW (bonus CD) ISBN : 979-757-106-8 Harga : Rp26.000 Untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan Awal 4.1.1 Instalasi Program Yang Digunakan Berikut adalah gambaran cara penginstalan program yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi traffic monitoring

Lebih terperinci

Setting IP Camera Edimax

Setting IP Camera Edimax Setting IP Camera Edimax Sasaran Pelanggan dapat mendeteksi dan mengganti IP Address Camera Pelanggan dapat mengganti IP address dan port number Pelanggan dapat mengakses IP Camera dari IP Lokal atau dari

Lebih terperinci

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI Oleh: Andri Oktriansyah JURUSAN SURVEI DAN PEMETAAN UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2017 Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai

Lebih terperinci

Mengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ)

Mengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ) Mengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ) cakrabirawa@mail.ru Switch merupakan suatu perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan banyak komputer ke

Lebih terperinci

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Seperti telah dijelaskan sebelumnya, koneksi lewat layanan ADSL memerlukan suatu peralatan yang dinamakan ADSL modem dan layanan SHDSL memerlukan peralatan yang dinamakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Implementasi Perangkat Lunak Dalam implementasi aplikasi alat pengendali rumah jarak jauh (smart home) penulis tidak mengunakan ip public/vpn melainkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem satelit navigasi adalah sistem yang digunakan untuk menentukan posisi di bumi dengan menggunakan teknologi satelit. Sistem ini memungkinkan sebuah alat elektronik

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan router wireless atau access point (AP). 2. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan

Lebih terperinci

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G.

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G. TANGERANG AREA 1 Sebelum saya menjelaskan tentang cara untuk melakukan koneksi ke Node B untuk melihat software didalamnya. Ada beberapa hal tentang Node B yang akan saya paparkan dalam modul kali ini.

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENGGUNAKAN ITRACK.IQIOS.COM (GPS bebas ABONEMEN)

BAGAIMANA MENGGUNAKAN ITRACK.IQIOS.COM (GPS bebas ABONEMEN) BAGAIMANA MENGGUNAKAN ITRACK.IQIOS.COM (GPS bebas ABONEMEN) Terima kasih atas kepercayaan anda menggunakan itrack.iqios.com Untuk mengetahui cara kerja, anda bisa mengklik langsung di tombol cara kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekarang ini teknologi GNSS berkembang dengan pesat baik dari segi metode pengamatan, efisiensi, ketelitian maupun jangkauannya. Berawal dari metode statik yang proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Pada sub bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yang perancangannya telah dibahas pada bab sebelumnya. Implementasi sistem ini

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

WIZnet. Application Note AN179 Wireless IP Printer 2 Oleh : Tim IE

WIZnet. Application Note AN179 Wireless IP Printer 2 Oleh : Tim IE WIZnet Application Note AN179 Wireless IP Printer 2 Oleh : Tim IE Aplikasi AN178 telah dijelaskan perihal penggunaan WIZFi210 untuk Thermal Printer yang terhubung ke PC secara wireless. Pada aplikasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Analisa Analisa yang penulis lakukan adalah memberikan ilustrasi berupa gambaan umum, keadaan saat ini dan kendala yang dihadapi sebagai berikut: 3.1.1 Gambaran

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. harus disediakan server, perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. harus disediakan server, perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) 144 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk mengimplementasikan aplikasi e-learning ini, terlebih dahulu harus disediakan server, perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) untuk

Lebih terperinci

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661 A369 Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech I Gede Brawiswa Putra, Mokhamad Nur Cahyadi Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini akan membahas secara rinci mengenai langkah-langkah yang dilakukan terhadap rancangan infrastruktur yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

Access Control System. Cara Menambahkan Device dan mendaftarkan user Ke ivms P a g e

Access Control System. Cara Menambahkan Device dan mendaftarkan user Ke ivms P a g e Access Control System Cara Menambahkan Device dan mendaftarkan user Ke ivms-4200 1 P a g e Fingerprint Access Control Terminal DS-K1T803MF AKtivasi Perangkat Berikut adalah cara mendaftarkan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan 36 BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata Perancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan permintaan dari pihak Dinas Pariwisata Kota Batu sebagai perluasan dari

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Fax Server, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian. Pada tahapan implementasi terdapat

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

PRINSIP PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PRINSIP PENENTUAN POSISI DENGAN GPS PRINSIP PENENTUAN POSISI DENGAN GPS Kelompok Kepakaran Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Penentuan Posisi Dengan GPS Posisi yang diberikan adalah posisi 3-D, yaitu

Lebih terperinci

Daftar Isi. Ke Daftar Isi

Daftar Isi. Ke Daftar Isi Daftar Isi 1. Login dan Tampilan Utama 2. Pengaturan System a. Pengaturan Koneksi Database b. Update Database c. Pengaturan Pengguna d. Ubah Password Pengguna e. Backup Database f. Pemulihan Database g.

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014 Verifikasi TDT Orde 2 BPN dengan Stasiun CORS BPN-RI Kabupaten Grobogan Rizna Trinayana, Bambang Darmo Yuwono, L. M. Sabri *) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof

Lebih terperinci

PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD

PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD BAB IV PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD 4.1 Menginstal Aplikasi WinBox Sebelum memulai mengkonfigurasi Mikrotik, pastikan PC sudah terinstal aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Continuously Operating Reference Station (CORS) adalah sistem jaringan kontrol yang beroperasi secara berkelanjutan untuk acuan penentuan posisi Global Navigation

Lebih terperinci

PERHATIAN! 4. Dianjurkan untuk menonaktifkan PDP setelah selesai penggunaan, dan mengaktifkan pdp pada saat dibutuhkan.

PERHATIAN! 4. Dianjurkan untuk menonaktifkan PDP setelah selesai penggunaan, dan mengaktifkan pdp pada saat dibutuhkan. Explorer 700 PERHATIAN! 1. Sebelum mengaktifkan layanan BGAN ini, pastikan antivirus telah terpasang dan terupdate. Kemudian pastikan sistem operasi bebas dari virus. 2. Dianjurkan untuk memiliki personal

Lebih terperinci

Fungsi Acces Point. 12:01 Network

Fungsi Acces Point. 12:01 Network Fungsi Acces Point 12:01 Network Fungsi Access Point Bisa disebut sebagai Hub/Switch di jaringan lokal, yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel pada client/tetangga

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Manual Penggunaan dan Instalasi Software

Manual Penggunaan dan Instalasi Software Manual Penggunaan dan Instalasi Software 2014 Daftar Isi I. Instalasi... 1 1. Instalasi Software... 1 a. Instalasi Modem... 1 b. Instalasi Software... 1 c. Aktifasi Software... 1 2. Setting Fingerprint...

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Satelite GPS

Gambar 2.1 Satelite GPS 1. Latar Belakang Pengukuran koordinat bumi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan penggunaan perangkat GPS (Global Positioning System). GPS adalah perangkat system navigasi (kedudukan koordinat)

Lebih terperinci

UNSUR UTAMA PENGELOLAAN LABORATORIUM SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2. GPS U-Blok NEO 6M

UNSUR UTAMA PENGELOLAAN LABORATORIUM SOP PENGOPERASIAN ALAT KATEGORI 2. GPS U-Blok NEO 6M Halaman 1 dari 4 halaman UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA LAB. Energi Terbarukan TEKNIK ELEKTRO UNSUR UTAMA PENGELOLAAN LABORATORIUM No Dokumen : 004/IK-AK2/LABEE-FT/2016 Tanggal Berlaku : 5 September 2016

Lebih terperinci

BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengamatan Data Salah satu cara dalam memahami gempa bumi Pangandaran 2006 adalah dengan mempelajari deformasi yang mengiringi terjadinya gempa bumi

Lebih terperinci

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Jun, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill Firman Amanullah dan Khomsin Jurusan

Lebih terperinci

Daftar isi. Bagian 1: Pengantar. Bagian 2: Mengkonfigurasi Perangkat Dens.TV Box. Bagian 3: Menikmati layanan Dens.TV Box

Daftar isi. Bagian 1: Pengantar. Bagian 2: Mengkonfigurasi Perangkat Dens.TV Box. Bagian 3: Menikmati layanan Dens.TV Box Daftar isi Bagian 1: Pengantar Isi Perangkat Dens.TV Box Perangkat Dens.TV Box Remote Control Apa Yang Dibutuhkan 4 5 7 8 Bagian 2: Mengkonfigurasi Perangkat Dens.TV Box Menghubungkan Kabel Menyalakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk mengakses aplikasi berbasis web ini yaitu : 1.1.1 Kebutuhan Hardware Spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN APLIKASI 55 BAB 3 PERANCANGAN APLIKASI Pada penelitian ini penulis menitikberatkan pada pembuatan aplikasi tracking system pada gadget berbasis Android dengan tracker tipe TK-102 menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS 2.1 Definisi Gempa Bumi Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran pada kerak bumi yang terjadi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba. Gempa bumi, dalam hal

Lebih terperinci

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 80 Pilih Have Disk Gambar 4.16 Instalasi Modem Nokia 6100 Install New Modem Pilih Browse Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 81 Pilih driver modem kemudian klik Open Gambar 4.18 Instalasi

Lebih terperinci

TUTORIAL KONFIGURASI TP-LINK

TUTORIAL KONFIGURASI TP-LINK TUTORIAL KONFIGURASI TP-LINK 1. Klik start - connect to show all connection 2. Setelah muncul jendela baru seperti dibawah 3. Klik kanan-properties (seperti gamabar di atas) setelah itu akan muncul jendela

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI HCLOADER DAN COMPASS

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI HCLOADER DAN COMPASS PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI HCLOADER DAN COMPASS PT. Choice Plus Gemilang Sentral Senayan II, 20, F2002, JL. Asia Afrika no 8. Jakarta Selatan, 10270, Indonesia Ph +62 (21) 3048 6780 E : info@sharpmapping.com

Lebih terperinci

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Sistem Komunikasi Satelit prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh

Lebih terperinci

Tutorial membuat jaringan lokal sederhana dengan Windows XP

Tutorial membuat jaringan lokal sederhana dengan Windows XP Tutorial membuat jaringan lokal sederhana dengan Windows XP By Awang (fajri_9636@yahoo.com) Tutorial ini bisa diakses di http://awank.web.ugm.ac.id Sebuah jaringan mungkin akan Anda butuhkan jika Anda

Lebih terperinci

Panduan Operasional Streaming

Panduan Operasional Streaming 1 Panduan Operasional Streaming STP Trisakti Archieves Streaming Solution Menggunakan Web UI RSS4000 : 1. Buka web browser. Masukkan Address : http://streaming.stptrisakti.net atau IP Address : 202.78.200.181

Lebih terperinci

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA 1. SISTIM GPS 2. PENGANTAR TANTANG PETA 3. PENGGUNAAN GPS SISTIM GPS GPS Apakah itu? Dikembangkan oleh DEPHAN A.S. yang boleh dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi System 4.1.1 Perangkat Keras Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45 4.1.2 Perangkat Lunak

Lebih terperinci

AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara

AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara Akurasi Pengukuran Gps Metode RTK-NTRIP...(Safi i dan Aditya) AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara (Accuracy of GPS Measurement Using RTK-NTRIP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Instalasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler. Sebelum melakukan instalasi, hubungkan

Lebih terperinci

TUTORIAL PEMROGRAMAN PADA FPGA XILINX VIRTEX 5 ML506 BOARD

TUTORIAL PEMROGRAMAN PADA FPGA XILINX VIRTEX 5 ML506 BOARD TUTORIAL PEMROGRAMAN PADA FPGA XILINX VIRTEX 5 ML506 BOARD A. Pendahuluan Virtex-5 ML506 Board merupakan salah jenis FPGA yang menggunakan prosesor Virtex-5. Virtex 5 merupakan salah satu produk dari Xilinx.

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES 3.1 Pemodelan Bisnis Kehadiran ponsel pintar menjadi berperan penting dalam hubungan komunikasi dan akses terhadap informasi terkini menjadi lebih mudah dan praktis,

Lebih terperinci

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN PERSIAPAN AKADEMI KOMUNITAS SOLOK SELATAN PDD POLITEKNIK NEGERI PADANG 2014 Pengenalan

Lebih terperinci