BAB IV HASIL PENELITIAN. Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel S1 PAI S1 PJOK PGSD 3. Kepala. SLTA SLTA 5.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel S1 PAI S1 PJOK PGSD 3. Kepala. SLTA SLTA 5."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari beberapa kelompok orang yaitu, guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, komite sekolah, penjaga sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Tabel 4.1 Deskripsi subjek Penelitian No Kategori Subjek Jumlah(orang) Lulusan Jumlah Jurusan 1. Guru Kelas 6 6 S1 PGSD 2. Guru Mapel S1 PAI S1 PJOK PGSD 3. Kepala 1 1 S1 PJOK Sekolah 4. Komite Sekolah SLTA SLTA 5. Penjaga 1 1 SLTP Sekolah 6. Siswa 3 3 Kelas V1 7. Orang Tua SMA SLTP STM Sumber : SD Negeri 2 Nglangitan Sebagai unit sekolah negeri, SD Negeri 2 Nglangitan tidak memiliki wewenang untuk menentukan kualifikasi guru dan tenaga lainnya dalam mengelola pendidikan. Setiap guru dan karyawan yang ditugaskan ke SD hrus diterima dan diberikan beban kerja yang sama. Atas kondisi ini, maka komposisi guru dan karyawanpun menjadi beragam baik dalam pengalaman maupun kemampuan. Pada kategori guru, semua guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran, merupakan lulusan Sarjana Pendidikan (PGSD, PAI, PJOK). Walaupun ada beberapa guru yang baru selesai menempuh studi lanjut 67

2 68 ke jenjang pendidikan S1. Guru wiyatanyapun juga sudah cukup berpengalaman. Semua guru di SD Negeri 2 Nglangitan secara pengalaman dan kualifikasi pendidikan dapat dikatakan sudah memadai untuk menjadi guru di SD Negeri 2 Nglangitan. Sebagai sekolah negeri keadaan guru yang berjumlah 12 orang (termasuk pimpinan sekolah, karena prinsipnya adalah guru yang disampiri tugas sebagai kepala sekolah) ini merupakan hal yang positif karena minimal guru mempunyai latar belakang pendidikan yang relatif sederajat. Dari 12 guru dan kepala sekolah yang termasuk di dalamnya ada 2 orang yang bertugas sebagai guru wiyata bakti, dan yang lainnya sudah berstatus sebagai pegawai negeri. Guru-guru di SD Negeri 2 Nglangitan sebagian baru selesai mengikuti ujian sertifikasi, karena kebanyakan guru di SD Negeri 2 Nglangitan baru selesai menempuh pendidikan S1. Guru yang sudah ikut sertifikasi dan lolos yaitu kepala sekolah. Adapun juga guru yang belum lolos ikut sertifikasi. Kepala SD adalah seorang guru yang secara yuridis formal menjalankan tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah. Dari sisi usia dan pengalaman memang kepala sekolah memang tertitung masih muda, namun keterbukaan untuk belajar dan semangat untuk maju sangat baik. Ini merupakan aset positif bagi kemajuan SD Negeri 2 Nglangitan, menjadi faktor penyemangat untuk bekerja keras. Di sisi lain, dalam membangun tim kerja yang kokoh dan solid, memanfaatkan semangat dan mobilitas guru-guru muda untuk menggerakkan inovasi-inovasi pembelajaran dan pembinaan kesiswaan secra lebih profesional serta sebagai sarana pelatihan dan kaderisasi jabatan bagi guru. Komite sekolah merupakan representatif orang tua/wali peserta didik dan masyarakat adalah orang-orang yang mempunyai komitmen kuat untuk kemajuan pendidikan di SD Negeri 2 Nglangitan. Peran serta komite, dalam bentuk partisipasi yang secara terkhusus dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. Hal mana sangat didasari sebagai unit sekolah negeri, pengalaman kerja dari sisi bisnis tidak memungkinkan sekolah ini dikelola secara profesional bisnis tapi tetap social oriented. Sebab sekolahsekolah negeri pada umumnya dalam mengelola pendidikan, terkait dengan

3 69 smber daya dan dana sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah sejalan dengan adanya Sekolah Gratis. Usia dan kedewasaan komite menjadi aset yang baik juga karena komite sekolah sangat mendorong kemajuan di SD Negeri 2 Nglangitan. Petugas kebersihan di SD Negeri 2 Nglangitan, pada prinsip tidak ada. Beban tanggung jawab pekerjaan dikerjakan oleh penjaga sekolah. Penjaga Sekolah di SD Negeri 2 nglangitan ini sudah berstatus pegawai negeri. Penjaga Sekolah ini bertanggung jawab penuh atas kebersihan sekolah dan penjagaan sekolah, tetapi semua warga sekolah juga berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan penjagaan sekolah. Penjagaan sekolah menjadi tugas penjaga sekolah karena SD Negeri 2 Nglangitan tidak mempunyai satpam/ orang yang bertugas khusus untuk menjaga sekolah. Siswa yang diambil sebagai informan adalah siswa kelas VI semua. Siswa kelas VI di SD Negeri 2 Nglangitan yang berani mengungkapkan pendapatnya. Sebenarnya peneliti mau mengambil informan siswa dari kelas IV, V, VI, tetapi anak-anak di SD Negeri 2 Nglangitan sangat pemalu dan kurang pemberani, maklum karena posisi SD yang ada di Desa. Namun walaupun informannya dari klas VI semua, para siswa tersebut juga memiliki beberapa pendapat atau pandangan, mereka memberi informasi dengan jujur dan apa adanya. Orang tua siswa yang dipilih menjadi informan adalah orang tua yang cukup berani menyampaikan pendapat tentang pengelolaan pendidikan di SD Negeri 2 Nglangitan secara objektif dan netral. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh data yang cukup akurat tentang pengelolaan pendidikan di SD Negeri 2 Nglangitan. Hal ini merupakan wujud nyata peran serta partisipatif dilaksanakan oleh orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan. Partisipasi tersebut tidak hanya bersifat dukungan input (dana), tetapi pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas), sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan.

4 Analisis Data dan Pembahasan Berdasarkan semua data yang masuk, peneliti mengategorikan seluruh data menjadi tiga. Pertama, data-data aspek-aspek MBS yang meliputi pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/sdm, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Kedua, kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman di SD Negeri 2 Nglangitan berdasarkan hasil analisis SWOT. Terakhir, strategi pengembangan dan rencana tindakan SD Negeri 2 Nglangitan untuk meningkatkan kualitas sekolah melalui prinsip MBS di SD Negeri 2 Nglangitan Analisis SWOT aspek-aspek MBS Dari semua data yang diperoleh akan dianalisis SWOT, dicari yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan serta peuang dan ancaman, mulai dari pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/sdm, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat Pengelolaan Kurikulum Dari instrumen kurikulum akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan kurikulum Kekuatan dan kelemahan pengeolaan kurikulum dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh:

5 71 No Tabel 4.2 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan Kurikulum Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan 1 Sekolah telah mererapkan kurikulum KTSP 2 Guru menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran Bobot x Rating 0,1 4 0,4 0,06 4 0,24 3 Membuat program tahunan 0,08 4 0,32 4 Membuat program semester 0,08 4 0,32 5 Penyusunan jadwal mengajar pelajaran diupayakan agar guru mengajar maksimal 6 hari/minggu 0,05 4 0,2 6 Menghitung hari kerja efektif dan jam mata pelajaran termasuk memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan dan hari tidak efektif 7 Menjabarkan GBPP menjadi analisis mata pelajaran (AMP) 8 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran 9 Membuat standar atau syarat kenaikan kelas : dari ketentuan sikap standar nilai dan prestasi 10 Menentukan standar penilaian tiap mata pelajaran 11 Membuat struktur organisasi kelas meliputi : ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi 0,05 3 0,15 0,07 4 0,28 0,08 4 0,32 0,05 4 0,2 0,06 4 0,24 0,05 4 0,2 12 Membuat tata tertib di kelas 0,04 4 0,16 13 Mempunyai prestasi akademis 0,07 0,28 dan non akademis 14 Efektifitas pembelajaran dicek 0,07 4 0,28 melaui post tes 15 Lulusan SD Negeri 2 Nglangitan 0,09 4 0,36 memiliki nilai rata tinggi ditingkat kecamatan Total skor 1 3,75 Kelemahan 1 Ada guru kelas dua yang belum 0,2 3 0,6

6 72 secara maksimal menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran 2 Menyusun jadwal perbaikan dan 0,2 3 0,6 pengayaan belum secara optimal karena setiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan siswa yang belum tuntas atau tidak memenuhi SKBM (standar kegiatan belajajar mengajar) 3 Kurang diadakan remidiasi dan 0, pengayaan 4 Kekhawatiran orang tua bahwa 0,2 3 0,6 anak tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan 5 Orang tua merasa nilai di SD 0,15 3 0,45 negeri 2 nglangitan mudah karena banyak anak yang mendapat nilai bagus Total Skor 1 3,25 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kurikulum dan Focus Group Discussion Dalam pengelolaan kurikulum ada banyak faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Pengelolaan kurikulum sangat penting untuk dilakukan tiap sekolah begitu juga di SD Negeri 2 Nglangitan ini. Program KTSP lah yang digunakan pada sekolah saat ini. KTSP ini merupakan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing

7 73 Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Pelaksanaan kurikulum KTSP didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Guru pun juga harus benarbenar mengerti tentang KTSP agar dalam pembelajaran dapat tercapai tujuan pembelajaran. Selain itu guru juga mempunyai tugas untuk membuat promes (program semester dan prota (program tahunan). Penyusunan jadwal mengajar diupayakan guru mengajar maksimal 6 hari/minggu, menghitung hari kerja efektif dan dan jam mata pelajaran termasuk memperhitungkan hari libur, hari untuk ulangan dan hari tidak efektif. Menjabarkan GBPP menjadi analisis mata pelajaran (AMP), membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru akan menyusun standar penilaian, agar penilaian bisa terlaksana dengan baik. SD Negeri 2 Nglangitan juga mepunyai prestasi akademik dan non akademik. SD negeri 2 Nglangitan pernah menjuarai lomba mapel matematika tingkat kecamatan. Lulusan dari SD Negeri 2 Nglangitan juga baik, karena nilainya bagus-bagus dan rata-ratanya nomer 2 tingkat kecamatan, nomer 16 tingkat kabupaten. Adapun juga Faktor kelemahan dalam pengelolaan kurikulum yaitu, ada guru yang belum secara maksimal mengimplementasikan kurikulum KTSP dengan baik, guru kadang kurang teliti dalam pembuatan jadwal untuk remidiasi atau pengayaan. Kekhawatiran orang tua kepada anak apakah bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik atau tidak, dan orang tua beranggapan untuk mendapatkan nilai di SD itu mudah, sehingga orang tua dalam pemberian motivasi pada anaknya kurang maksimal. b. Peluang dan Ancaman

8 74 Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel No Tabel 4.3 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Faktor 2 Strategi External Untuk Pengelolaan Kurikulum Peluang 1 Memasukan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan, termasuk tes formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Bobot Rating Bobot x Rating 0, Memberikan tugas-tugas dan latihan. 0, Sekolah menjalin hubungan dengn 0, jenjang sekolah diatasnya (SLTP) 4 Pengikutsertaan siswa dalam lombalomba 0, akademik maupun non akademik Total Skor 1 4 Ancaman 1 SD lain mulai mengembangkan 0,3 3 0,9 kurikulum dengan muatan lokalnya. 2 Evaluasi belum benar-benar dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran, sehingga banyak orang tua yang protes. 3 Orang tua lebih melihat keberhasilan anak dari sisi nilai hasil/nilai, bukan dari proses 0,3 3 0,9 0,2 3 0,6 4 Ambisi orang tua yang tidak realistis 0,2 3 0,6 terhadap anak Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kurikulum dan Focus Group Discussion Ada beberapa faktor dalam pengelolaan kurikulum, peluang yang pokok adalah guru harus panadai dalam memasukkan model pembelajaran di dalam proses pembelajaran. guru juga dapat memberikan banyak latihan atau tugas-tugas agar siswa menjadi terbiasa mengerjakan soal-soal latihan atau kita dapat

9 75 mengasah otak anak. Sekolah juga menjalin hubungan dengan jenjang sekolah diatasnya untuk membangun relasi. Agar lulusan siswa dari SD Negeri 2 Nglangitan dapat diterima di sekolah itu. Pihak sekolah juga sering mengikut sertakan murid dalam lomba akademik maupun non akademik. Ancamannya bagi pengelolaan kurikulum adalah SD lain sudah mulai menerapakan mutan lokal. Terkadang guru itu belum sepenuhnya melaksanakan evaluasi, padahal evaluasi itu mempunyai peran yang sangat penting. Orang tua itu seringnya melihat prestasi anaknya dari nilai akhir saja, bukan dari prosesnya. Sehingga membuat orang tua berambisis pada anaknya, padahal orang tua itu belum tau bagaimana sebenarnya tingkat kualitas anaknya di sekolah Pengelolaan Kesiswaan Dari instrumen kesiswaan akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan kesiswaan Kekuatan dan kelemahan pengeolaan kurikulum dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh: No Tabel 4.4 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan Kesiswaan Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan 1 Penerimaan siswa baru dilakukan secara terorganisir 2 Pembentukan panitia penerimaan siswa baru 3 Menyediakan formulir pendaftaran siswa baru 4 Menyediakan buku pendaftaran calon siswa baru 5 Pengumuman pendaftaran calon siswa baru Bobot x Rating 0,14 4 0,56 0,13 3 0,39 0,1 4 0,4 0,09 4 0,36 0,09 3 0,27 6 Pengelolaan penerimaan siswa 0,09 3 0,27

10 76 baru dilakukan oleh panitia 7 Menentukan waktu pendaftaran 0,09 4 0,27 siswa baru 8 Pemberian bimbingan pada 0,09 4 0,27 siswa yang berprestasi di luar bidang akademik 9 Membuat presensi siswa 0,09 4 0,27 10 Melatih siswa untuk disiplin 0,09 3 0,27 dalam semua kegiatan di sekolah Total Skor 1 3,6 Kelemahan 1 Semua calon siswa yang 0,2 4 0,8 diterima tanpa menggunakan syarat-syarat tertentu 2 Bimbingan pada siswa yang 0,19 3 0,57 pandai dalam bidang akademik belum dilakukan secara maksimal 3 Bimbingan pada siswa yang 0, berkebutuhan khusus belum diberikan sepenuhnya oleh guru 4 Bimbingan pada siswa yang 0,15 3 0,45 bermasalah dalam bidang akademik kurang mendapat perhatian oleh guru 5 Siswa yang nakal kurang 0, mendapat perhatian 6 Pemberian bimbingan bagi siswa 0,14 3 0,42 yang bermasalah kurang ditindak lanjuti oleh guru Total Skor 1 3,20 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kesiswaan dan Focus Group Discussion Data perkembangan jumlah siswa yang masuk di SD N 2 Nglangitan dari tahun ke tahun cukup membaik, atau meningkat. Dalam pengelolaan pendidikan SD ini juga mendapatkan respon yang baik dari Cabang Dinas Pendidikan Kecamatn Tunjungan. Penerimaan siswa baru dilakuakan secara terorgansir, mulai dari menyiapkan formulir pendaftaran, membentuk panitia penerimaan siswa baru, membuat buku daftar penerimaan calon siswa baru, adanya pengumuman akan diadakan pendaftaran dan pengumuman setelah pendaftaran, semua itu dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru.

11 77 Adanya bimbingan oleh guru pada siswa yang berprestasi di bidang non akademik, untuk meningkatkan prestasi siswa biasanya dilakuakan latihan bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Setiap kelas juga dibuatkan presensi, agar semua administrasi dapat terorganisisr dengan baik. Dari situ juga dapat melatih siswa untuk belajar disiplin. Semua warga sekolah harus disiplin dalam semua kegiatan yang ada di sekolah. Agar menjadi kebiasaan untuk disiplin, dan terbawa sampai kerumah. Selain ada faktor kekuatan, pengelolaan kesiswaan juga mempunyai faktor kelemahan yang meliputi: semua siswa diterima tanpa menggunakan syarat tertentu. Bimbingan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, anank-anak yang kurang mampu dalam bidang akademik, ana-anak yang nakal kurang ditindak lanjuti oleh guru. a. Peluang dan Ancaman Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel No Tabel 4.5 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Kesiswaan Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Peluang 1 Penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima 2 Membuat rencana kegiatan ekstrakurikuler yang akan diadakan di sekolah Bobot x Rating 0,5 3 1,5 0,5 4 2 Total Skor 1 3,5 Ancaman 1 Banyak bermunculan SD yang bertaraf nasional 0,5 3 1,5 2 Orang tua termakan promosi les 0,5 3 1,5 yang nampaknya menjanjikan Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan kesiswaan dan Focus Group Discussion

12 78 Peluang yang sangat pokok dari pengelolaan kesiswaan adalah SD ini mempunyai peluang daya tampung siswa yang cukup banyak. Di SD ini juga ada ekstrakulikuler, ekstrakulikuler dikoordinir oleh beberapa guru dan kepala sekolah. Yang banyak adalah ekstra olahraga, ada voli, sepak bola, dan bola takrow. Ancaman yang dimiliki SD adalah banyak bermunculan SD yang bertaraf nasional, orang tua termakan promosi les yang nampaknya menjanjikan Pengelolaan ketenagaan/sdm Dari instrumen ketenagaan/sdm akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan ketenagaan/sdm Kekuatan dan kelemahan pengeolaan ketenagaan/sdm dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh: Tabel 4.6 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan Ketenagaan/SDM No Bobot x Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Rating Kekuatan 1 Mengatur tugas guru mengajar 0, Mengatur tugas guru untuk 0,2 3 0,6 mendampingi ekstrakulikuler 3 Memilih guru-guru yang 0,3 4 1,2 berkualitas dalam mengampu kelas 4 Membuat presensi guru 0, Total Skor 1 3,8 Kelemahan 1 Belum ada guru khusus 0,35 3 1,05 bimbingan konseling 2 Beberapa guru kesulitan untuk 0,3 4 1,2 kenaikan pangkat 3 kegiatan KKG dan MGMP 0,35 4 1,05 pada gugus kurang ditingkatkan lagi Total Skor 1 3,3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan ketenagaan/sdm dan Focus Group Discussion

13 79 Sekolah harus mempunyai SDM yang baik. Pengelolan ketenagaan di SD negeri 2 Nglangitan dilakukan dengan baik. Pengaturan tugas guru mengajar juga dilakukan. Agar semua dapat terencana dan terperinci. Pembagian tugas guru untuk melakukan pendampingan ekstrakulikuler diberikan pada guru yang mampu dalam bidang itu. Kehadiran guru juga ada presensinya. Jadi tahu mana guru yang mempunyai kesadaran yang tinggi atas tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Kelemahannya adalah belum adanya guru khusus bimbingan konseling, beberapa guru kesulitan untuk kenaikan pangkat, karena dalam proses kenaikan pangkat juga ada syarat-syaratnya antara lain membuat PTK, serta kegiatan KKG dan MGMP pada gugus kurang ditingkatkan. b. Peluang dan Ancaman Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel Tabel 4.7 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Ketenagaan/SDM No Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Peluang 1 Memberi kesempatan guru untuk mengikuti penataran 2 Mulai berkembang banyak pelatihan yang bagus dan inovatif berkaitan dengan pendidikan yang bisa diikuti oleh guru Bobot x Rating 0, ,5 4 2 Total Skor 1 4 Ancaman 1 Perkembangan IPTEK yang 0,55 3 1,65 sangat pesat menyebabkan guru sulit untuk mengikutinya 2 Adanya persaingan kompetensi 0,45 3 1,35 guru dengan sekolah-sekolah lain Total skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan ketenagaan/sdm dan Focus Group Discussion

14 80 Dalam pengelolaan ketenagaan SD ini mempunyai peluang yang cukup baik, biasanya ada program-program dari pemerintah penyuluhan tentang apa yan berkaitan dengan pendidikan. Hal itu merupakan peluang atau kesempatan guru untuk mengikutinya, agar wawasan guru, pengetahuan guru bertambah dan berkembang. Tetapi di sini juga ada ancaman bagi SD, dengan adanya perkembangan IPTEK yang sangat pesat menyebabkan guru sulit untuk mengikutinya. Adanya persaingan kompetensi guru dengan sekolah lain Pengelolaan Sarana dan Prasarana Dari instrumen sarana dan prasarana akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan sarana dan prasarana Kekuatan dan kelemahan pengeolaan sarana dan prasarana dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh: Tabel 4.8 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan sarana dan prasarana No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan 1 Memiliki buku ajar untuk guru, siswa, dalam bentuk buku paket, LKS ataupun buku-buku yang lain. 2 Adanya layanan perpustakaan 3 3 oleh petugas Memanfaatkan alat peraga dari pemerintah seperti KIT Ipa, matematika dan yang lainnya Bobot x Rating 0,1 4 0,4 0, ,09 4 0,36 4 Adanya piket kelas oleh siswa 0,08 4 0,32 5 Adanya kerja bakti yang 0,08 4 0,32 dilakukan semua warga sekolah 6 Menciptakan lingkungan sekolah 0,08 3 0,32 yang bersih 7 Menyediakan tempat sampah 0,08 4 0,32

15 81 sesuai dengan jenis sampah, agar sekaligus dapat melatih atau memberi pengetahuan siswa tentang jenis sampak sejak kecil 8 Menjaga dan merawat lingkungan 0,08 3 0,32 sekolah dengan baik 9 Adanya UKS 0,09 4 0,36 Total Skor 1 3,62 Kelemahan 1 Belum adanya layanan 0, ,405 laboratorium 2 Belum menggunakan alat peraga 0,13 3 0,39 secara optimal 3 Perawatan alat peraga belum 0, ,375 maksimal 4 Kurang kreatif untuk membuat 0, ,369 alat peraga sendiri 5 Kekreatifan siswa dalam mebuat 0, ,363 kerajinan dengan memanfaatkan bahan, ataupun barang yang ada di sekitar kurang ditingkatkan 7 Perbaikan kursi meja ataupun 0, ,366 semua perabot sekolah yang sudah tidak layak pakai belum dilakukan secara optimal 8 Pemeliharaan gedung dan listrik 0, ,484 belum dilakukan secra maksimal Total Skor 1 3,244 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan sarana dan prasarana dan Focus Group Discussion Sarana dan prasaran merupakan hal yang sangat menunjang dalam pengelolaan pendidikan. Mulai dari buku, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, serta peralatan yang lain yang meruapakan kebutuhan sekolah untuk melangsungkan pendidikan. Kekuatan yang dimiliki SD dari pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah SD telah memiliki buku ajar untuk siswa dan guru yang berupa buku paket maupun LKS. SD ini juga mempunyai perpustakaan, dan ada layanan perpustakaan bagi siswa. Alat peraga dari pemerintah juga digunakan atau dimanfaatkan dengan baik. Lingkungan SD ini juga ditata rapi dan bersih, semua anggota sekolah dilibatkan dalam kebersihan

16 82 sekolah, ada piket kelas bagi siswa, ada kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh seluruh anggota sekolah, meski kebersihan itu tanggung jawab penjaga sekolah, tetapi warga sekolah SD Negeri 2 Nglangitan ikut berpartisipasi semua dan juga ada layanan UKS. Selain ada kelebihan dalam pengelolaan sarana dan prasarana juga ada kelemahannya, belum adanya layanan laboratorium, untuk melakukan praktekpraktek siswa tetap menggunakan ruangan yang sama, yaitu dalam kelas, atau biasanya pada halaman. Penggunakan alat peraga juga belum maksimal, apalagi untuk membuat alat peraga sendiri. Kekreatifan siswa untuk membuat hsil karya dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar juga kurang ditingkatkan. Perawatan meja, kursi, serta perabot sekolah yang lain belum maksimal, serta untuk peeliharaan gedung dan listrik. b. Peluang dan Ancaman Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel No Tabel 4.9 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Sarana dan Prasarana Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Peluang 1 Merenovasi gedung yang rusak 0, Mengajukan bantuan pada 0,5 4 2 pemerintah tentang media pembelajaran, ataupun buku-buku belajar Total Skor 1 4 Ancaman 1 Banyak SD lain yang tampilan sekolahnya menarik 0,5 3 1,5 2 Kekuatiran orang tua siswa tentang kenyamanan anak di sekolah 0,5 3 1,5 Bobot x Rating Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan sarana dan prasarana dan Focus Group Discussion

17 83 Peluang yang ada dalam pengelolaan sarana dan prasarana adalah merenovasi gedung-gedung yang rusak semua itu dilakukan untuk kenyamanan SD sendiri serta mengajukan bantuan ke pemerintah untuk sumber buku-buku bahan ajar. Ancamannya adalah banyak SD lain yang tampilannya lebih baik atau menarik. Dalam kekuatiran orang tua siswa tentang kenyamanan anak di sekolah Pengelolaan Keuangan Dari instrumen keuangan akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan keuangan Kekuatan dan kelemahan pengeolaan keuangan dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh: No Tabel 4.10 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan keuangan Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan 1 Menyusun rencana masingmasing program Bobot x Rating 0,14 4 0,56 2 Menyusun RAPBS 0,12 4 0,48 3 Menggunakan format 0,11 4 0,44 penyusunan RAPBS yang ada 4 Menentukan Bendahara 0,1 4 0,4 5 Mencatat secara tertib dan cermat pendapatan dan pengeluaran sekolah 0,1 3 0,3 6 Melakukan penyelenggaraan administrasi keuangan terutama pengamanan uang tunai 0,1 3 0,3 7 Penyusunan laporan keuangan 0,12 4 0,48 8 Pengarsipan laporan 0,11 3 0,33 9 Pemeriksaan kas dilakukan secara periodik terhadap posisi kas sesuai dengan peraturan 0,1 3 0,3

18 84 yang berlaku Total Skor 1 3,59 Kelemahan 1 Penentuan keperluan dana untuk 0,18 3 0,54 setiap kegiatan belum dirinci secara maksimal 2 Pencatatan sumber-sumber 0,17 4 0,68 pembiayaan sekolah krang dirinci 3 Pengawas keuangan belum 0,16 3 0,48 bekerja secara maksimal untuk mengawasi 4 Penentuan mekanisme 0,17 3 0,51 pengeluaran keuangan sekolah kurang diteliti 5 Penggunaan dana sekolah 0,16 3 0,48 kurang sesuai dengan RAPBS 6 Pembinaan staf untuk 0,16 3 0,48 penyusunan RAPBS, dan pembuatan laporan keuangan perlu ditingkatkan lagi Total Skor 1 3,17 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan keuangan dan Focus Group Discussion Dalam pengeolaan sekolah keuangan itu merupakan hal yang paling pokok, karena semua kegiatan yang ada yang dilakukan semua membutuhkan dana. Di SD ini semua program dirnci dengan biaya yang akan dikeluarkan sehingga merupakan kekuatan dari pengelolaan keuangan SD Negeri 2 Nglangitan yaitu menyusun rencana masing-masing program, penyusunan RAPBS, penyusunan sesuai dengan panduan yang ada, pengguanaan pun dilakukan dengan baik, adanya pengarsipan dan penyusunan laporan keuangan, semua dilakukan baik oleh SD ini. Selain dari faktor kekuatan, pengelolaan keuangan juga mempunyai kelemahan, penentuan keperluan dana kurang dirinci secara maksimal, pencatatan sumber-sumber pembiayaan sekolah krang dirinci, pengawas keuangan belum bekerja secara maksimal untuk mengawasi, penentuan mekanisme pengeluaran keuangan sekolah kurang diteliti, penggunaan dana

19 85 sekolah kurang sesuai dengan RAPBS, dan pembinaan staf untuk penyusunan RAPBS, dan pembuatan laporan keuangan perlu ditingkatkan lagi b. Peluang dan Ancaman Pengelolaan Keuangan Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel No Tabel 4.11 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan keuangan Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Peluang 1 Mengajukan proposal dana RAPBS ke instansi terkait pemerintah. 2 Mengajukan sumber dana ke masyarakat sekitar Bobot x Rating 0, ,5 3 1,5 Total skor 1 3,5 Ancaman 1 Kurangnya transparansi 0,35 3 1,05 administrasi keuangan sekolah 2 Adanya tidakan yang kurang berprinsip dalam menggunakan uang 3 ancaman dari pemerintah akan dijerat hukum jika dalam penggunaan uang tidak sesuai dengan prosedur yang ada. 0,32 3 0,96 0,33 3 0,99 Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan keuangan dan Focus Group Discussion Peluangnya adalah pengajuan proposal RAPBS ke instansi yang terkait. Jika tidak ada dana maka kegiatan tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. Karena semua kegiatan memrlukan dana. Maka SD ini memanfaatkan dana sebaik mungkin. Sekolah jarang melakukan penarikan sumber dana dari siswa,

20 86 karena sekarang ada program sekolah gratis oleh pemerintah. Jadi semua dana ditanggung pemerintah, sekolah mendapatkan dana itu dengan pengajuan proposal RAPBS. Selain peluang juga ada ancaman bagi sekolah, biasanya sekolah kurang transparansi atau terbuka dalam hal keuangan. Adanya tindakan yang kurang berprinsip dalam menggunakan uang dan adanya ancaman dari pemerintah akan dijerat hukum jika dalam penggunaan uang tidak sesuai dengan prosedur yang ada Pengelolaan Hubungan Masyarakat Dari instrumen hubungan dengan masyarakat akan dianalisis dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. a. Kekuatan dan kelemahan pengelolaan hubungan dengan masyarakat Kekuatan dan kelemahan pengeolaan hubungan dengan masyarakat dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh: Tabel 4.12 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Untuk Pengelolaan hubungan dengan masyarakat No Bobot x Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Rating Kekuatan 1 Adanya komite sekolah 0,3 4 1,2 2 Hubungan orang tua dengan 0, sekolah baik 3 Adanya pertemuan sekolah 0, dengan komite sekolah 4 Melibatkan komite dalam 0,2 3 0,6 kegiatan sekolah Total skor 1 3,8 Kelemahan 1 Pembuatan jadwal bertemu 0,2 4 0,8 dengan orang tua siswa kurang diperjelas 2 Anjangsana kerumah yang dilakukan oleh guru belum 0,2 3 0,6

21 87 berjalan 3 Kurang terbukanya anatara 0,2 3 0,6 sekolah dengan orang tua siswa 4 Pemberian motivasi terhadap 0,2 3 0,6 orang tua siswa agar mau membimbing anaknya dirumah belum dimaksimalkan 5 Sekolah kurang melibatkan diri 0,2 3 0,6 jika ada kegiatan dalam masyarakat setempat Total Skor 1 3,2 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan hubungan dengan masyarakat dan Focus Group Discussion Hubungan dengan masyarakat juga merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh sekolah. Karena masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pendiidkan di sekolah. Maka harus ada pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Pengelolaan hubungan dengan masyarakat dilakukan SD Negeri 2 Nglangitan secara baik. Dari pengelolaan hubungan msyarakat banyak yang menjadi faktor kekuatan SD. Karena sekolah menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Di sekolah ada juga Komite Sekolah, wakil dari masyrakat. Pengikut setaan komite sekolah dalam merencanakan kegiatan sekolah telah dilakukan SD Negeri 2 Nglangitan. SD juga sering mengadakan pertemuan dengan Komite Sekolah, untuk berdiskusi, ataupun bertukar pengetahuan atau pengalaman. Tetapi juga ada kelemhaan kadang untuk mengadakan pertemuan denagn komite sekolah tidak dilakukan pembuatan jadwal bertemu. Guru juga jarang melakukan anjangsana, jadi mengakibatkan kurang terbuka antara sekolah dengan orang tua siswa. jika hal itu dilakuakn dapat sekaligus memotivasi orang tua untuk memotivasi anaknya dirumah b. Peluang dan Ancaman Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis berdasarkan analisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabe

22 88 No Tabel 4.13 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Pengelolaan Hubungan Dengan Masyarakat Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Peluang 1 Kerja sama sekolah dengan organisasi daerah setempat 2 Kerja sama sekolah dengan puskesmas setempat Bobot x Rating 0, ,5 3 1,5 Total Skor 1 3,5 Ancaman 1 Keluhan masyarakat terhadap sekolah 0,5 3 1,5 2 Masyarakat lebh tertarik ,5 sekolah dikota Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen pengelolaan hubungan dengan masyarakat dan Focus Group Discussion Pengelolaan hubungan dengan masyarakat memberikan banyak peluang bagi Sekolah. Karena sekolah adapat menjalin hubungan dengan instansiinstansi sekitar sekolah. Dengan adanya huungan yang baik dapat dilakuakn kerja sama. Seperti berhubungan dengan kantor pertanian, mungkin suatu asat kantor pertanian itu dapat memberikan penyuluhan tentang pertanian pada siswa ataupun orang tua siswa. Dengan puskesmas setempat juga dapat memberikan keuntungan sekolah karena puskesmas sering terjun langsung ke lapangan untuk memberikan layanan kesehatan, siswasiswa SD dapat mendapatkan layanan kesehatan tersebut. Ancaman yang perlu diperhatikan oleh sekolah adalah, orang tua yang sering mengeluh tentang sekolah, jika ada pungutan biaya. Juga kemungkinan ada orang tua siswa di sekitar sekolah yang lebih tertarik untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang berada di kota.

23 Kekuatan dan Kelemahan, serta Peluang dan Ancaman di SD Negeri 2 Nglangitan berdasarkan hasil analisis SWOT Dari 6 data hasil analisis SWOT yang dikerjakan oleh peneliti saat melakukan observasi, studi dokumentasi, dan FGD (focus group disscusion) bersama seluruh anggota SD Negeri 2 Nglangitan yang meliputi: 12 orang guru, 2 orang komite sekolah, 3 orang tua siswa, dan 3 orang murid kelas 6, data yang lengkap bisa dianalisis ada 6 data. Data ini dipilah lagi komponen input, proses, dan output. Berdasarkan hasil tersebut dilengkapi dengan wawancara dan focus group disscusion bersama dengan kepala sekolah SD diperoleh 3 matrik, yaitu matrik Internal Factor Analysis Summary dan matrik External Factor Summary serta matrik SWOT untuk komponen input, proses dan output Komponen Input Berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (dalam Supramono, 2007), yang masuk dalam komponen input adalah pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/ SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Masing-masing sub ini dikaji berdasarkan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman. a. Kekuatan dan kelemahan komponen Input Kekuatan dan kelemahan input dianalisis dengan perhitungan bobot dan rating. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil: Tabel 4.14 Internal Factor Analysis Summary ( IFAS ) Untuk Komponen Input No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan 1 Sekolah telah mererapkan kurikulum KTSP Bobot Rating 0,14 4 0,56 2 Membuat program tahunan 0,12 4 0,48 3 Membuat program semester 0,12 4 0,48 x

24 90 4 Penerimaan siswa baru dilakukan secara terorganisir 5 Memilih guru-guru yang berkualitas dalam mengampu kelas 6 Memiliki buku ajar untuk guru, siswa, dalam bentuk buku paket, LKS, ataupun buku-buku yang lain 0,1 4 0,4 0,1 4 0,4 0,08 4 0,32 7 Layanan perpustakaan oleh petugas 0,08 3 0,24 8 Pemanfaatan alat peraga dari 0,08 3 0,24 pemerintah seperti KIT IPA, Matematika dan lainnya. 9 Menyusun RAPBS 0,09 3 0,27 10 Adanya komite sekolah 0,09 4 0,36 Total Skor 1 3,75 Kelemahan 1 Semua calon siswa diterima tanpa 0,15 3 0,45 menggunakan syarat tertentu 2 Pemberian bimbingan bagi siswa yang bermasalah kurang ditindak lanjuti 0,15 3 0,45 3 Belum ada guru khusus untuk 0,14 3 0,42 bimbingan konseling 4 Kegiatan KKG dan MGMP kurang 0,15 3 0,45 ditingkatkan lagi 5 Belum adanya layanan laboratorium 0,14 3 0,42 6 Penentuan keperluan dana belum 0,14 3 0,42 dirinci secara maksimal 7 Kurang terbukanya sekolah dengan 0,13 3 0,39 orang tua siswa atau masyarakat Total skor 1 2,6 Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion Komponen input merupakan pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan ketenagaan/ SDM, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan dan pengelolaan hubungan dengan masyarakat. Data yang masuk dalam input yaitu hanya data yang paling menonjol dari semua aspek MBS. Seperti halnya penerapan kurikulum KTSP merupakan hal yang paling pokok, karena untuk pelaksanaan suatu pembelajaran di sekolah, pembuatan promes, prota dan RPP. Dari pengelolaan kesiswaan adalah penerimaan siswa

25 91 baru dilakukan secara terorganisir. Dari pengelolaan ketenagaan yaitu pemilihan guru-guru yang berkualitas, yang dimaksud disini adalah membagi secara urut tugas guru sesai dengan kemampuan. Dan mengangkat guru-guru yang masih kurang berkompetensi menjadi berkompetensi. Adanya saling menopang, karena demi tercapainya sekolah yang maju dan unggul dalam bidang akademik maupun non akademik. Pengelolaan sarana dan prasarana menciptakan lingkungan yang bersih, juga merupakan faktor kekuatan karena dengan lingkungan yang bersih akan merasa nyaman, proses Kegiatan Belajar Mengajar juga tidak terganggu. Daya tampung siswa merupakan kekuatan dari pengelolaan kesiswaan. Dari unsur pengelolaan keuangan yaitu adanya pencataan semua pendapatan dan pengeluaran sekolah. Karena semua itu sangat penting, untuk penyusunan laporan keuangan dan mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan. Dan kekuatan dari pengelolaan hubungan dengan masyarakat adalah hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat agar masyarakat bisa mendukung secara sepenuhnya semua kegiatan yang ada dalam sekolah. Untuk perpustakaan belum memadai karena buku-buku yanga da masih terbatas. Belum ada juga ruang laboratorium yang khusus, praktek sering dilakukan di ruang kelas atau diluar kelas. alat peraga ada yang belum digunakan sepenuhnya. Dan kadang masih kurang sadar akan kebersihan sekolah. Dari dua faktor yang mempengaruhi input SD Negeri 2 Nglangitan tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan yang berkaitan dengan fasilitas dapat diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan. b. Peluang dan anacaman Komponen Input Data tentang peluang dan ancaman disusun dan dianalisis faktor eksternal (EFAS). Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil seperti tertulis dalam tabel:

26 92 No Tabel 4.15 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Komponen Input Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Peluang 1 Penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima 2 Membuat rencana kegiatan ekstrakulikuler yang akan diadakan di sekolah 3 Memanfaatkan alat peraga atau media pembelajaran 4 Mengajukan RAPBS ke instansi terkait pemerintah 5 Hubungan dengan masyarakat baik Bobot Rating 0,3 4 1,2 0,18 4 0,72 0,18 4 0,72 0,18 4 0,72 0,16 4 0,64 Total Skor 1 4 Ancaman 1 Banyak bermunculan SD yan bertaraf nasional 0,2 3 0,6 2 ancaman yang dijerat oleh hukum apabila dalam pengelolaan keuangan tidak sesuai dengan setruktur 0,3 3 0,9 3 Keluhan masyarakat terhadap 0, sekolah 4 Masyarakat lebih tertarik sekolah 0,2 3 0,6 dikota Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SD Negeri 2 Nglangitan saat ini ada begitu banayak media yang bisa digunakan guru untuk mengembangkan diri. Mulai dari banyaknya pelatihan yang bagus dan inovatif berkaitan denagn pendidikan, sampai pada banyaknya sumber belajar. Data perkembangan jumlah daya tampung siswa juga sudah cukup baik, dan terus maju. Rencana pembuatan program ekstrakulikuler ataupun bahkan sudah berjalan itu menunjukan bahwa sekolah ingin lebih maju karena selain sekolah x

27 93 mengembangkan diri dalam bidang akademik sekolah juga mau mengembangkan bidang non akademik. Agar semua itu seimbang. Semua hal yang sudah disebutkan merupakan peluang yang sangat baik bagi SD negeri 2 Nglangitan. Tetapi selain peluang-peluang tersebut ada bebrapa hal yang menjadi ancaman bagi SD Negeri 2 Nglangitan, ancaman itu antara lain seperti di bawah ini. Banyak bermunculan SD yang bertaraf internasional, ataupun internasional. Adanya ancaman yang dijerat oleh hukum apabila dalam pengelolaan keuangan tidak sesuai dengan setruktur, adanya keluhan dari masyarakat terhadap sekolah dan masyarakat lebih tertarik untuk sekolah di kota. Dari hasil analisis faktor sksternal tersebut diketahui bahwa SD Negeri 2 Nglangitan mempunyai banyak peluang yang masih dapat dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal menjadi ancaman input bagi SD Negeri 2 Nglangitan yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih belum dominan Komponen Proses Komponen proses berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (dalam wulaningrum, 2007) meliputi desain pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem aalisis data. Dari analisis terhadap semua faktor itu didapat kekuatan dan kelemahan untuk komponen proses pada tabel 4.16, dan peluang serta nacaman untuk komponen proses pada tabel 4.17 a. Berdasarkan daa yang masuk, diketahui bahwa yang menjadi kekuatan dan kelemhan dari komponen proses di SD Negeri 2 Nglangitan adalah: Tabel 4.16 Internal Factor Analysis Summary ( IFAS ) Untuk Komponen Proses No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan 1 Guru menerapkan kurikulum KTSP dalam pembelajaran Bobot x Rating 0,2 4 0,8 2 Guru mengajar 6 hari tiap minggu 0,15 4 0,6 3 Menjabarkan GBPP menjadi analisis 0,25 4 1

28 94 mata pelajaran 4 Membuat rencana pelaksanaan 0,2 4 0,8 pembelajaran 5 Menentukan standar penilaian tiap 0,2 4 0,8 mata pelajaran Total skor 1 4 Kelemahan 1 Ada guru kelas dua yang belum 0,35 3 1,05 menerapkan kurikulum KTSP secara maksimal 2 Menyusun jadwal perbaikan dan 0,32 3 0,96 pengayaan belum secara optimal karena setiap mata pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan siswa yang belum tuntas atau tidak memenuhi SKBM (standar kegiatan belajajar mengajar) 3 Kurang diadakan remidiasi dan 0,33 3 0,99 pengayaan Total Skor 1 3 Sumber: pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion Proses transformasi dilihat dari sisi kurikulum sekolah, desain pembelajaran, metode pembelajaran, sistem data dan analisis data. Desain pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan mempunyai kekhususan dan membuat beberapa SD lain mengikutinya. Desain ini menjadi faktor kekuatan yang sangat dominan. Sejalan dengan amanat UU 20/23 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, SD Negeri 2 Nglangitan telah merancang kurikulum tingkat SD yang mengakomodasi penerapan MBS untuk menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kurikulum SD Negeri 2 Nglangitan disuusn dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dan berlandaskan: tahap perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungnan, kebutuhan pembangunan, perkembanagna IPTEK, serta menekankan kemampuan dan ketrampilan dasar bac, tulis, hitung yang dpat diterapkan dalam kehidpan sehari-hari. SD Negeri 2 Nglangitan juga mengefektifkan sistem pembelajaran 6 hari belajar.

29 95 Metode pembelajaran yang diguankan guru bukan metode konvensional, tetapi guru menggunakan berbagai cara suapaya anak sudah selesai belajar di dalam kelas. misalnya, hand sign, menyanyikan materi pelajaran, cerita lucu, plesetan, gambar, sosiodrama, singkatan, dan berbagai cara lain agar kreatif. Selain semua kekuatan pada transformasi proses ada beberapa kelemahan yang menjadi perhatian. Beberapa guru belum memahami tentang kurikulum sehungga dalam pengimpementasikan kurikulum dalam pembelajaran kurang optimal. Jika ada nilai yang kurang dari KKM, seharusnya guru menyiapakan jadwal remidi dan pengayaan bagi yang sudah memenuhi KKM. Tetapai banyak kemungkinan untuk mengatur jadwal pengayaan dan remidiasi kurang maksimal. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa SD Negeri 2 Nglangitan mempunyai kekuatan yang sanagt dominan dalam sisi proses pembelajaran. sedangkan kelemahan pada komponen proses ini lebih banyak disebabkan karena adanya kelemahan guru dalam melaksanakan proses tersebut. Namun kelemahan ini tidak lebih dominan daripada faktor kekuatan. b. Untuk komponen proses di SD Negeri 2 Nglangitan ada beberapa peluang dan ancaman yang perlu dicermati. Berdasarkan analisis diperoleh hasil : Tabel 4.17 Eksternal Factor Analysis Summary ( EFAS ) Untuk Komponen Proses No Faktor 2 Strategi External Bobot Rating Peluang 1 Memasukan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan, termasuk tes formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran 2 Memberikan tugas-tugas dan latihan 3 Memberi kesempatan guru untuk Bobot Rating 0,35 4 1,4 0,3 4 1,2 0,35 4 1,4 mengikuti penataran Total skor 1 4 Ancaman 1 Evaluasi belum benar-benar 0,35 3 1,05 x

30 96 dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran 2 Adanya persaingan kompetensi 0,35 3 1,05 guru 3 Perkembangan IPTEK yang sangat pesat menyebabkan guru sulit untuk mengikutinya Total Skor 1 3 Sumber : pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan Focus Group Discussion Memasukan model-model yang sesuai denagn pembelajaran adalah faktor kekuatan dari komponen proses ini. Dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, bisa mencapai tujuan pembeljaaran yang maksimal. Transformasi yang dilakukan guru pada murid tercapai secara optimal. Memberikan tugas-tugas ataupun latihan dapat juga menmbah kektifan siswa dalam belajar. Mereka akan elalu aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mendukung proses KBM. Proses KBM akan lebih aktif dan tidak membosankan. Peluang pada guru untuk mengikuti penatatran atau seminar juga dapat menmbah wawasan guru. Apalagi dengan perkembangan zaman ini, guru juga dituntut untuk selalu mengikuti perkemabangan zaman dan perubahan yang selalu terjadi. Selain adanya peluang yang dapat digunakan untuk memajukan sekolah ada juga ancaman yang harus dihadapi dan siap untuk mencari jalan keluarnya. Ancaman yang ada mungkin dsebabkan juga karena SD berada di desa sehingga anak-anak itu kurang percaya diri. Guru yang tidak verkompeten juga mrupakan ancaman, jika guru tidak berkompeten bagaimana denagn siswanya. Jadi guru harus mampu dan mau meningkatkan kompetensinya. Ancaman tersebut bisa mengancam SD Negeri 2 Nglangitan dari sisi proses. Tetapi faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman sehingga SD Negeri 2 Nglangitan dapat memanfaat kan peluang untuk kemajuan.

31 Komponen Out Put Berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (Wulaningrum, 2007) yang masuk dalam komponen output adalah prestasi murid dan pasca kelulusan. Dari hasil pengkajian terhadap keduanya diperoleh data kekuatan dan kelemahan pada tebel 4.18 serta peluang dan ancaman pada tabel 4.19 a. Kekuatan dan kelemahan komponen output Untuk prestasi murid dan pasca kelulusan di Sd Negeri 2 Nglangitan ada bebrapa hal yang perlu di perhatikan dari sisi internal berikut iniadalah data kekuatan dan kelemahan output SD Negeri 2 Nglangitan. Tabel 4.18 Internal Factor Analysis Summary ( IFAS ) Untuk Komponen Output No Faktor 2 Strategi Internal Bobot Rating Kekuatan 1 Mempunyai prestasi akademis dan non akademis 2 Efektifitas pembelajaran dicek melaui post tes 3 Lulusan SD Negeri 2 Nglangitan memiliki nilai rata tinggi ditingkat kecamatan Bobot Rating 0,35 4 1,4 0,3 4 1,2 0,35 4 1,4 Total Skor 1 4 Kelemahan 1 Kekhawatiran orang tua bahwa anak 0,55 3 1,65 tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di SD Negeri 2 Nglangitan 2 Orang tua merasa nilai di SD negeri 2 nglangitan mudah karena banyak anak yang mendapat nilai bagus 0,45 3 1,35 Total Skor 1 3 Sumber: pengolahan dari instrumen analisis SWOT dan focus Group Disscusion x Proses pendidikan berjalan secara dinamis, seiring dengan perjalanan waktu. Output SD Negeri 2 Nglangitan dilihat dari prestasi murid pasca kelulusan.

32 98 Prestasi murid SD Negeri 2 Nglangitan dapat dikatakan baik. Walaupun SD ini berada di Desa, tetapi prestasi akademik dapat diraih. Bukan hanya prestasi siswa sebagai individu juga baik, tetapi rata-rata nilai siswa termasuk baik di kecamatan Tunjungan. Mungkin salah satu faktor yang membuat hasil ini adalah karena efektivitas pembelajaran dicek melalui post tes. Kelulusan mencapai 100%, nilai rata-rata hasil ujian pun mendapat peringkat 2 dari 33 SD, dan peringkat 16 dari 593 di Kabupaten. di kecamatan Tunjungan. Lulusan dari SD Negeri 2 Nglangitan juga banyak yang diterima di SLTP Kecamatan Tunjungan. Bagi yang mampu, ada juga siswa yang melanjutkan SLTP di kota. Karena jarak Desa dengan Kota juga dapat dibilang cukup jauh maka anak-anak banyak yang memilih di SLTP Kecamatan saja, SLTP di Kecamatan Tunjungan juga tidaka kalah denagn SLTP di Kota, karena SLTP itu juga masuk 10 besar di kabupaten Blora. Selain faktor kekuatan yang dimiliki, komponen output juga memiliki kelemahan. Kelemahan ini berkaiatan dengankekhuatiran orang tua siswa SD Negeri 2 Nglangitan terhadap mutu lulusan SD Negeri 2 Nglangitan. Orang tua khawatir anak-anaknya tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di luar Sekolah SD Negeri 2 Nglangitan. Karena orang tua merasa nilai bagus di SD Negeri 2 Nglangitan mudah dicapai. Dari hasil analisis, nampak bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada faktor kelemahan, oleh karena itu pembuatan strategi pengembangan akan memerhatikan hasil analisis ini. b. Peluang dan ancaman komponen output Selain kekuatan dan kelemahan, yang menjadi peluang dan ancaman untuk komponen output di Sd Negeri 2 Nglangitan adalah

Menentukan norma kenaikan kelas

Menentukan norma kenaikan kelas 111 112 113 Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian No Subjek Kategori Subjek kategori 1 Kepala Kurikulum Menyusun Sekolah, program guru, tahunan dan Siswa, semester, Penjaga mengatur Sekolah, jadwal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2005) mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

Bab IV Analisis Hasil Penelitian Bab I Analisis Hasil Penelitian A. Profil Sekolah 1. Nama Sekolah : SD Negeri Candisari 2. Nomor Statistik Sekolah : 101030820016 3. Alamat Sekolah : Margoagung Desa : Candisari Kecamatan : Secang Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari BSNP, dalam menyusun tesis. Data selanjutnya digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI (POKJAWAS PAI) KANTOR KABUPATEN CILACAP Alamat : Jalan DI. Panjaitan No.44 Telp. (0282) Cilacap

KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI (POKJAWAS PAI) KANTOR KABUPATEN CILACAP Alamat : Jalan DI. Panjaitan No.44 Telp. (0282) Cilacap KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI (POKJAWAS PAI) KANTOR KABUPATEN CILACAP Alamat : Jalan DI. Panjaitan No.44 Telp. (0282)531155 Cilacap PENILAIAN SEKOLAH /MADRASAH BERDASARKAN STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut : 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik Kepala Sekolah, guru-guru, Ketua Komite Sekolah, dan orang tua murid,

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Sirombu, yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Upaya-Upaya yang Sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : 4101409138 Prodi : Pendidikan matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan tantangan yang akan dihadapi oleh anak bangsa pada masa kini maupun masa yang akan

Lebih terperinci

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan Pengembangan Sumber Daya Sekolah Oleh: Ruswandi Hermawan Abstrak Sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuantujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian deskripsi, analisis dan pembahasan telah di paparkan gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH Sekolah kami belum memiliki semua sarana dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memenuhi ketetapan dalam standar STANDAR SARANA DAN PRASARANA TINGKATAN MASALAH

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Dwi Ratna Safitri NIM : 7101409195 Prodi : Pendidikan Ekonomi ( Koperasi ) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengelolaan pendidikan yang terencana dan terorganisir dalam suatu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengelolaan pendidikan yang terencana dan terorganisir dalam suatu sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pengelolaan pendidikan yang terencana dan terorganisir dalam suatu sekolah adalah bagian dari kegiatan manajemen pendidikan yang sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Sebelum pelaksanaan PPL banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan mahasiswa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado BAB IV IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 39 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali mempunyai berbagai aturan yang dibuat oleh Bupati untuk menata kabupaten ataupun untuk mencapai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 MAGELANG. Disusun Oleh : Nama : Yuliana Mahmudah NIM : Prodi : Pendidikan Biologi

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 MAGELANG. Disusun Oleh : Nama : Yuliana Mahmudah NIM : Prodi : Pendidikan Biologi LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 MAGELANG Disusun Oleh : Nama : Yuliana Mahmudah NIM : 4401409059 Prodi : Pendidikan Biologi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah 141 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang digunakan di SMPN 9 dan SMPN 10 Metro untuk anak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun Oleh: Nama : M. Alghozaly. H NIM : 1102409023 Prodi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012. Donald Samuel Slamet Santosa

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012. Donald Samuel Slamet Santosa MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012 Donald Samuel Slamet Santosa Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan setiap individu adalah melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di dalam bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan penelitian, data hasil penelitian bersumber dari

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah lanjutan menengah pertama yang memiliki ciri Islam yang dikelola dan dikembangkan di bawah

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Febrina Nurmalasari NIM : 2302409077 Program studi : Pendidikan Bahasa Jepang FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMK PI Ambarrukmo 1 Sleman yang terletak di Jalan Cenderawasih no.125 Mancasan Lor. Secara garis

Lebih terperinci

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

! ## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan ! "## KODE 1 01 01 DINAS PENDIDIKAN 30.468.000.000 01 1 01 01 01 Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.437.500.900 01 1 01 01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Terlaksananya layanan jasa Administrasi Persuratan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN Pada bab IV akan membahas dari hasil penelitian tentang peran kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA N 2 PEKALONGAN. Disusun oleh Nama : Arif Pujiyanto NIM : Prodi : PJKR/ S1

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA N 2 PEKALONGAN. Disusun oleh Nama : Arif Pujiyanto NIM : Prodi : PJKR/ S1 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA N 2 PEKALONGAN Disusun oleh Nama : Arif Pujiyanto NIM : 6101409113 Prodi : PJKR/ S1 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan 309 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan simpulan penelitian sesuai dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Pertama,

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM KERJA SEKOLAH

BAB IV PROGRAM KERJA SEKOLAH BAB IV PROGRAM KERJA SEKOLAH Barat ini Rencana Kerja Sekolah SMP Negeri 1 Kota Singkawang Propinsi Kalimantan disusun dengan mempertimbangan keadaan sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN 2015 2016 OLEH: KEPALA SEKOLAH SMPN 05 BATU DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 05 BATU (STATE JUNIOR HIGH SCHOOL) Jl. Lapangan Lemah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 Disusun oleh : Nama : Damar Aji Widiarso NIM : 3101409034 Prodi. : Pend Sejarah FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Nita Mamluatul Fauziah NIM : 2301409019 Program Studi : Pendidikan Bahasa Prancis FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Oleh : PRIYANTA. PRIYANTA : Q : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan

Oleh : PRIYANTA. PRIYANTA : Q : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan Oleh : PRIYANTA NIM Program Studi Konsentrasi PRIYANTA : Q.100.060.362 : Magister Manajemen Pendidikan : Manajemen Sistem Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 419 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan sebagaimana dibahas pada Bab IV terdahulu, disampaikan kesimpulan secara umum dan kesimpulan secara khusus yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Eva Agustiana Rahayu NIM : 4101409149 Program Studi : Pendidikan Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK NPma. 1 untukmahasiswa NAMA MAHASISWA : Agus Purnomo PUKUL : 09.30-11.00 NO. MAHASISWA :11520244027 TEMPAT

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH FUNGSI DAN TUGAS PENGELOLA SEKOLAH. I. KEPALA SEKOLAH. Kepala sekolah berfungsi sebagai edukator, manager, administrator dan supervisor Pemimpin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Panggungroyom 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Legiman, A.Ma.Pd.

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 MAGELANG Disusun Oleh : Nama : Dwi Estyana Prihastuti NIM : 5401409062 Prodi : PKK, S1 (Tata Boga) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. Letak Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdiri Seiring dengan tekad dan perjuangan Nahdlotul Ulama

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SMK NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SMK NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SMK NEGERI 6 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Pipit Nova Nur Ardiana NIM : 5401409080 Prodi : PKK, S1 Tata Busana JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun oleh : Nama : Mega Eriska R.P. NIM : 4101409069 Prodi : Pendidikan Matematika, S1 FAKULTAS MATEMTAIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Danu Sumowongso NIM : 2501409134 Program Studi : Pend. Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Bab III Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R&D. Menurut Sugiono (2010:297) Metode penelitian R&D digunakan apabila peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

Kendala Tugas Administrasi Beserta Penyebabnya

Kendala Tugas Administrasi Beserta Penyebabnya Kendala Tugas Administrasi Beserta Penyebabnya Studi kasus SMA MUHAMADIYAH (PLUS) SALATIGA Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Administrasi Pendidikan Oleh : 702010017 Graha Chandradinangga 702010021

Lebih terperinci

Lampiran 5 MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KABUPATEN NATUNA

Lampiran 5 MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KABUPATEN NATUNA MODEL PENGEMBANGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KABUPATEN NATUNA Pengembangan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Natuna Kepulauan Riau mengacu kepada model pengembangan Pont. Pont (1991) menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sekolah SMAK St. Petrus Comoro didirikan pada tahun 1986 pada jaman pemerintahan Indonesia, dengan alasan untuk menampung siswa yang mempunyai NEM rendah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan

Lebih terperinci