BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan
|
|
- Ridwan Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian deskripsi, analisis dan pembahasan telah di paparkan gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Produktif (Program Keterampilan Listrik, Radio/Televisi dan Tata Busana) pada Siswa kelas XI MAN 1 Kendari). Selanjutnya pada bab terakhir, peneliti mencoba membuat kesimpulan dan rekomendasi. Pada bagian pertama diajukan beberapa kesimpulan sebagai hasil penelitian yang dilakukan. Selanjutnya pada bagian kedua diajukan beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Produktif di MAN 1 Kendari. A. Simpulan Merujuk kepada deskripsi penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Produktif (Program Keterampilan Listrik, Radio/Televisi dan Tata Busana), dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Dasar pertimbangan MAN 1 Kendari menerapkan Muatan Lokal Keterampilan Listrik, Keterampilan Muatan Lokal Radio/Televisi dan Muatan Lokal Keterampilan Tata Busana. 233
2 234 Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama elektonika, peralatan listrik rumah tangga dan tata busana mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan ini telah merubah pola hidup masyarakat yang berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan. Atas dasar itulah, pihak madrasah sebagai penyelenggara pendidikan dengan melibatkan unsur Kandepag Kota Kendari, Komite Madrasah, Dewan Pendidikan, Dunia Usaha, dan Industri, serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah melalui rapat komite madrasah menetapkan muatan lokal keterampilan yaitu: (1) Muatan Lokal Keterampilan Perbaikan dan Perawatan Peralatan Listrik, (2) Muatan Lokal Perbaikan dan Perawatan Radio/Televisi, dan (3) Muatan Lokal Keterampilan Tata Busana. Pemilihan keterampilan tersebut di dasari oleh pertimbangan, antara lain; (1) materi/isi kurikulum yang ada masih dianggap relevan dengan potensi daerah dan kebutuhan masyarakat serta sekolah, (2) kemampuan guru dan ketersedian tenaga pendidik, dan (3) tersedianya sarana dan prasarana sekolah dan penunjang lainnya. Tujuan program keterampilan tersebut adalah memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai bekal peserta didik yang diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja secara mandiri yang kreatif, inovatif dan produktif, terutama bagi siswa yang tidak mampu melanjutkan pendidikannya kejenjang lebih tinggi.
3 235 2) Pemahaman Guru Muatan Lokal Keterampilan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kendari menjabarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Silabus. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program muatan lokal keterampilan untuk dijadikan pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran masih berorientasi pada Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Program Keterampilan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI Pemahaman guru tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar sebelum dimasukan muatan lokal keterampilan, dimana sebagai pedoman pembelajaran yang harus diselesaikan dalam setiap tahunnya dan kurikulum tersebut secara keseluruhan sudah memuat rancangan yang harus diselesaikan oleh guru seperti pokok bahasan, sub pokok bahasan dan kegiatan praktik. Guru tidak dituntut untuk membuat hal yang baru, dan guru hanya menindak lanjuti dalam proses pembelajaran di kelas. Setelah proses sosialisasi tentang KTSP dan muatan lokal dimasukan dalam struktur kurikulum, maka guru muatan lokal keterampilan harus mengembangkan kurikulum tersebut untuk diintegrasikan ke dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Sementara pemahaman guru-guru muatan lokal keterampilan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator belum memahami sepenuhnya. Hal ini karena belum pernah ada sosialisasi khusus tentang mata pelajaran muatan lokal keterampilan dari pihak terkait terutama Kabid/Kasi Mapenda atau belum mendatangkan
4 236 dari pihak luar/tim ahli pengembang kurikulum, sehingga dengan demikian guru belum sepenuhnya memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan suatu tuntutan sebagai seorang guru dengan keterbatasan yang ada melalui MGMP sehingga sudah ada beberapa kompetensi yang dihasilkan untuk dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru menyadari bahwa perlunya pemahaman tentang Standar Kompetensi (SK) adalah kemampuan standar yang harus dipahami dan dikuasai oleh guru. Sebab standar kompetensi merupakan kualifikasi standar minimal peserta didik yang menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi Dasar (KD) adalah penjabaran dari standar kompetensi yang merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam setiap mata pelajaran sekaligus sebagai acuan atau rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. 3) Cara guru menjabarkan silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran program muatan lokal keterampilan pada MAN 1 Kendari. Sebelum pelaksanaan sosialisasi tentang KTSP pemahaman guru muatan lokal keterampilan tentang silabus hanya terbatas pada penjabaran secara keseluruhan rencana kurikulum pembelajaran yang harus diselesaikan pada setiap semester, sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu sebagai rencana yang dibuat oleh guru dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.
5 237 Setelah sosialisasi dilaksanakan pemahaman guru muatan lokal keterampilan tentang silabus yaitu rencana pembelajaran melalui kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pelajaran, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah merupakan komponen penting yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional dan menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi. Rencana pelaksanaan pembelajaran juga merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam setiap kali pembelajaran. Berdasarkan temuan penelitian bahwa motivasi utama guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran bukan hanya semata-mata sebagai tuntutan administrasi tetapi sebagai pedoman untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam persiapan pembelajaran terutama langkah-langkah pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran yang biasa mereka lakukan sebelumnya sehingga seharusnya guru menggunakan model pembelajaran yang bermakna sebagaimana diharapkan KTSP. Hampir tidak terdapat perbedaan format dalam perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh masing-masing program mulok keterampilan.
6 238 4) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran program muatan lokal keterampilan pada MAN 1 Kendari. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru muatan lokal keterampilan pada prinsipnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mulai dari persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai pada kegiatan evaluasi atau penilaian. a. Penggunaan metode pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran muatan lokal keterampilan secara umum menggunakan beberapa metode, diantaranya: metode klasikal, pada metode ini pembelajaran berlangsung di kelas biasa dan di laboratorium (ruangan praktik). Materi diberikan oleh guru dengan cara langsung menggunakan metode ceramah atau tanya jawab. Selain metode tersebut yaitu metode demonstrasi, simulasi, praktik, kerja kelompok, dan individual. Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau cara kerja suatu benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Metode individual, yaitu metode yang digunakan untuk memberikan perlakuan ekstra kepada siswa yang mengalami kelambatan dalam belajar. b. Penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran secara keseluruhan guru muatan lokal keterampilan menggunakan berbagai pendekatan dan media
7 239 sesuai materi yang disampaikan sebagai alat bantu. Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Tujuannya adalah untuk mempermudah penyampaian materi dan juga untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Media merupakan alat bantu, dan hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan media. Peranan media dalam proses pembelajaran khususnya mulok keterampilan sangat penting untuk mempermudah membatu siswa belajar. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru hampir semua sudah menunjukkan seperti yang diharapkan KTSP dan juga telah menggunakan model pembelajaran yang bermakna yang terdiri dari lima tahapan yaitu tahap pemanasan, tahap eksplorasi, tahap konsolidasi pembelajaran, tahap pembentukan sikap dan perilaku, dan tahap penilaian/evaluasi formatif. Pada kegiatan pemanasan, guru sudah menumbuhkan motivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi siswa, keadaan dan kebutuhan masyarakat serta dunia usaha. Tahap konsolidasi guru sudah melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang menekankan penguasaan keterampilan, dan selalu menghubungkan bahan ajar yang baru dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha serta lapangan kerja. Tahap eksplorasi, diharapkan guru mengembangkan metode yang bervariasi.
8 240 Materi atau bahan ajar yang dikembangkan oleh guru perlu mempertimbangkan tingkat kepentingan, kebermanfaatan, kelayakan dan menarik minat siswa. Guru memiliki keleluasaan mengembangkan materi yang sudah ada dalam kurikulum sebelumnya dan lebih berani mengurangi dan menambah materi yang ada dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya mulok keterampilan listrik dan radio/televisi. 5) Penilaian hasil belajar program muatan lokal keterampilan MAN 1 Kendari. a. Guru diharapkan menggunakan keanekaragaman alat penilaian yang dapat mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas siswa, seperti tes tertulis hasil karya siswa dan portofolio. b. Sewaktu melakukan penilaian selain penilaian unjuk kerja (performance) juga perlu melakukan penilaian proses setiap kegiatan atau aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam melakukan penilaian, guru perlu membuat format penilaian seperti format penilaian performance, penilaian produk, dan penilaian portofolio. Guru seharusnya secara rutin atau selalu mendokumentasikan berbagai hasil penilaian, sehingga penetapan nilai untuk rapor menggambarkan kemampuan yang dimiliki siswa, dengan kata lain hasil penilaian itu lebih objektif. 6) Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program muatan lokal keterampilan.
9 241 a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi implementasi muatan lokal keterampilan yang berasal dari dalam lembaga sekolah yaitu: guru sebagai implementator, meliputi motivasi mengajar, motivasi berprestasi, kemampuan mengajar dan penguasaan materi pelajaran. Motivasi berprestasi ditandai dengan peningkatan kualitas dan pengetahuan para guru sehingga guru muatan lokal keterampilan tak berhenti belajar untuk meningkatkan kemampuannya melalui pola pembelajaran formal maupun pendidikan dan pelatihan singkat yang diselenggarakan oleh sekolah atau pihak luar yang peduli terhadap pengembangan bidang muatan lokal keterampilan. Faktor kedua yaitu siswa sebagai input dan subjek pembelajaran kaitannya dengan motivasi, karakteristik siswa, dan penguasaan kompetensi yang diharapkan. Faktor ketiga adalah fasilitas pendukung pembelajaran muatan lokal keterampilan sebagai sarana pendukung utama pembelajaran. b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu guru yang mempengaruhi terhadap keberhasilan pembelajaran program muatan lokal keterampilan, meliputi: dukungan dari lembaga (sekolah), dukungan dari masyarakat dan dukungan dari pemerintah. Dukungan dari pihak sekolah ditandai dengan upaya-upaya strategis diantaranya: (1) mengupayakan tersedianya sarana dan prasaran yang diperlukan
10 242 untuk pembelajaran muatan lokal keterampilan dengan karakteristik dan kebutuhan muatan lokal keterampilan, (2) mengembangkan sumber daya manusia untuk peningkatan kualitas pembelajaran, (3) menjalin kerjasama yang lebih intensif dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang berhubungan dengan implementasi program muatan lokal keterampilan. Dukungan pemerintah, dalam hal ini adalah peran pemerintah dalam mengontrol dan mengevaluasi implementasi kurikulum muatan lokal keterampilan di sekolah, melihat kesesuaian/relevansi dengan kurikulum ideal berdasarkan KTSP. Diperlukan peran pemerintah untuk menyediakan fasilitas yang dipersyaratkan oleh tuntutan kurikulum. 7) Parsamaan dan Perbedaan Program Muatan Lokal Keterampilan. a. Persamaan. 1. Ketiga program muatan lokal keterampilan memiliki kesamaan tujuan secara umum yaitu untuk memberikan bekal keterampilan yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara, baik secara mandiri maupun untuk terjun ke dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangannya. 2. Mengembangkan kurikulum dengan mengadopsi pada kurikulum yang dikeluarkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islamm tentang Kurikulum Program Keterampilan pada Madrasah Tahun 1997.
11 Sistem penilaian yang digunakan lebih menekankan unjuk kerja siswa atau penguasaan keterampilan. b. Perbedaan Perberdaan antara ketiga muatan lokal keterampilan tersebut terletak pada tujuan khusus yaitu: 1. Siswa yang mengikuti program muatan lokal keterampilan listrik untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang perbaikan dan perawatan peralatan listrik rumah tangga. 2. Siswa yang mengikuti program muatan lokal keterampilan radio/televisi untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang perbaikan dan perawatan radio dan televisi. 3. Siswa yang mengikuti program muatan lokal keterampilan tata busana untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang tata busana (pembuatan busana). 4. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal keterampilan tata busana dilakukan melalui team teaching, sedangkan muatan lokal keterampilan listrik dan muatan lokal keterampilan radio/televisi menggunakan single teaching. 7) Dampak implementasi KTSP program muatan lokal keterampilan MAN 1 Kendari terhadap hasil belajar. Diterapkannya KTSP pada mata pelajaran muatan lokal, khususnya program muatan lokal keterampilan berdampak positif terhadap motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditandai dengan
12 244 meningkatnya minat siswa untuk mempelajari keterampilan yang hampir merata pada setiap jenis mulok tersebut. Selain itu juga dapat berdampak pada tugas dan tanggung jawab guru merasa tertantang untuk mengembangkan kompetensinya dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru muatan lokal keterampilan harus lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan KTSP dan tuntutan tujuan kurikulum muatan lokal pada umumnya. Keberadaan muatan lokal sebagai struktur dan komponen KTSP menguba status keterampilan menjadi mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa MAN1 Kendari sesuai dengan pilihannya. Adanya pengalihan ini sebaiknya dibarengi dengan perubahan persepsi sekolah terhadap mulok keterampilan, dan juga seharusnya diiringi penambahan fasilitas belajar dan sistem pembelajaran dari mata pelajaran mulok keterampilan. B. Rekomendasi Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh peneliti selama berlangsungnya penelitian dan analisis terhadap temuan tersebut, maka berikut dikemukakan beberapa rekomendasi untuk kepentingan dan kemajuan dimasa datang, diantaranya sebagai berikut: 1. Rekomendasi bagi guru mata pelajaran muatan lokal keterampilan: Guru sebagai pengembang dan pelaksana kurikulum muatan lokal keterampilan di lapangan dalam menjalankan tugasnya sebaiknya terus mencari sumber informasi tentang KTSP sebagai pembanding khususnya
13 245 pembelajaran program muatan lokal keterampilan, baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Pemahaman dan kemauan guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin terasa dan berkualitas bila guru senantiasa melakukan refleksi diri terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas. Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat bisa dalam bentuk team teaching dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru khususnya dalam mewujudkan pembelajaran yang produktif. Pembelajaran yang produktif yaitu pembelajaran yang memberikan pengalaman yang bermakna atau berguna dan yang mampu menyiapkan subyek didik agar memiliki keterampilan atau keahlian di bidang tertentu bila terjun di masyarakat nanti. Jika ada hal-hal yang sukar dipecahkan ada baiknya dibahas dengan guru-guru dari sekolah lain atau suatu gugus dipertemuan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Guru dalam mengembangkan muatan lokal keterampilan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan masyarakat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai persiapan mengajar, kendaknya tidak hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan administrasi yang harus dibuat, melainkan menjadi tanggung jawab sebagai seorang guru sebagai persiapan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Guru dalam melakukan proses pembelajaran kendaknya memperhatikan strategi pembelajaran yang tepat meliputi, pengelolaan kelas, menggunaan multimedia, media/alat peraga, sumber pembelajaran sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan IPTEK dan berbagai
14 246 sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran muatan lokal keterampilan. Guru dalam melakukan penilaian kendaknya menggunakan beragam bentuk dan jenis penilaian yang bisa mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas dan produktivitas siswa, dapat mencerminkan setiap kompetensi keterampilan, dan dapat mendokumentasikan seluruh penilaian yang dilakukan sebagai bahan penilaian hasil belajar siswa yang dilaporkan kepada orang tua. 2. Rekomendasi untuk kepala sekolah: Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan, perlu meningkatkan perannya dalam memberikan bimbingan dan pembinaan kepada guru, baik secara pribadi, maupun kelompok khususnya berkenaan dengan upaya peningkatan pemahaman guru terhadap KTSP dan implementasi muatan lokal keterampilan serta sumber belajar, sarana dan prasarana bagi peningkatan keterampilan. Komite madrasah sebagai wakil masyarakat hendaknya dilibatkan dalam perencanaan madrasah sehingga pihak komite dapat mengetahui dan menyampaikan kepada masyarakat terutama orang tua peserta didik mengenai program-program madrasah, baik program yang telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang madrasah. 3. Rekomendasi kepada pengawas pendidikan: Menjadi seorang pengawas agar lebih intens dalam melakukan pengawasan pada setiap sekolah. Hal ini dimaksudkan agar pendidik
15 247 (guru) dapat menyiapkan perangkat pembelajaran, serta lebih aktif dalam melakukan pembelajaran pada setiap mata pelajaran, termasuk pada mata pelajaran muatan lokal. Sebagai fasilitator hendaknya para pengawas dapat memfasilitasi kebutuhan guru dalam mengimplementasikan KTSP khususnya mata pelajaran muatan lokal keterampilan. 4. Rekomendasi untuk Kanwil Departemen Agama khususnya Kabid Mapenda: Penerapan KTSP khususnya muatan lokal, dari hasil temuan peneliti bahwa sosialisasi KTSP dirasakan belum menyentuh mata pelajaran muatan lokal khususnya muatan lokal keterampilan, sehingga pemahaman guru terhadap isi KTSP belum sepenuhnya seperti yang diharapkan, sehingga masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam menentukan tujuan, isi/materi, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sumber belajar, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang dilakukan guru, pihak Kanwil/Kandepag baik tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi atau pusat perlu mengadakan evaluasi terhadap implementasi KTSP khususnya muatan lokal keterampilan, sehingga kelemahan dan kekurangan dapat segera diatasi. 5. Rekomendasi untuk lembaga pendidikan guru: Lembaga yang berperan mempersiapkan guru-guru diharapkan mampu mempersiapkan calon-calon guru yang handal, termasuk mempersiapkan guru yang mempunyai kemampuan mengajarkan berbagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang tidak hanya dibekali
16 248 pengetahuan akademik bersifat teoritis, tetapi juga dibekali dengan berbagai keterampilan mengajar yang berorientasi KTSP. 6. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya: Diharapkan adanya penelitian pengembangan untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal keterampilan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat dimana muatan lokal tersebut diselenggarakan. Apakah berupa keterampilan perawatan dan perbaikan peralatan listrik, keterampilan perawatan dan perbaikan radio/televisi, keterampilan tata busana, keterampilan pertanian, pertukangan/mebel dan keterampilan tepat guna lain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peserta didik. Keterlibatan semua pihak yang terkait dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing, maka tujuan implementasi kurikulum muatan lokal keterampilan untuk memberikan bekal keterampilan yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara, baik secara mandiri maupun untuk terjun ke dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangannya. Selain itu khususnya penerapan kurikulum muatan lokal yang sesuai potensi daerah dan kebutuhan masyarakat dapat menciptakan penyeimbangan materi atau bahan ajar di sekolah antara kepentingan nasional dan kebutuhan daerah.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang
220 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada analisis temuan-temuan penelitian Studi Tentang Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Sirombu, yang berkaitan dengan perencanaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang
171 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Baca Tulis al-qur an di Madrasah Tsanawiyah al-junaidiyah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Melalui produk model pembelajaran yang dikembangkan dari hasil Research and Development (R & D), telah memberikan implikasi praktis dan teoritis bagi pengembangan kurikulum/pembelajaran,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan Slide Show Presentation pada Mata Pelajaran Membuat Busana Wanita Siswa Kelas XI Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang demikian pesat, khususnya di bidang industri. Di satu sisi era ini membawa iklim
Lebih terperinciPENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR
1 PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR A. PENDAHULUAN Semboyan Bhineka Tunggal Ika sebenarnya mewakili kenyataan kondisi tanah air dan bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dyaristya P. E. Wismasari, Agus Wedi, Eka Pramono Adi Universitas Negeri Malang Email: dyaristya.putri@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah dengan terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah semua tahap penelitian dilakukan, mulai dari pembuatan proposal penelitian, kemudian pengkajian teori, penyusunan instrumen penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta membantu siswa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciPEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini akan dikemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil
191 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian. Simpulan diambil dari hasil hasil penelitian dan saran ditujukan kepada pihak pihak
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang
Lebih terperinciKompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi
MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.
1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan
Lebih terperinciTEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA Makalah Disajikan pada kegiatan Workshop Monev Pelaksanaan KTSP MI, MTs, dan MA Angkatan I Tingkat Propinsi Jawa Barat pada
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Febrina Nurmalasari NIM : 2302409077 Program studi : Pendidikan Bahasa Jepang FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang kesiapan proses
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang kesiapan proses pembelajaran SMK bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa se-kota Lubuklinggau dalam implementasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
300 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab V ini merupakan penutup dari keseluruhan bab. Dalam bagian ini akan dikemukakan 3 (tiga) hal, yakni simpulan hasil penelitian, implikasi, dan rekomendasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dalam
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34
HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciLESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU Oleh PUSAT LAYANAN PPL & PKL Undang-undang RI No. 14 Tan 2005 ttg Guru dan Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi pernan nya di masa yang akan datang. Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado
BAB IV IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran di sekolah dapat melatih keterampilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta perkembangan zaman sangat begitu cepat, bahkan cenderung tidak terkendali. Perkembangan tersebut
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah proses transformasi menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan
Lebih terperinciPROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
197 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian, temuan-temuan dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan secara umum dan kesimpulan yang mengacu pada pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karena pendidikan memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan IPTEK yang begitu cepat dan berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama pendidikan
Lebih terperinciPROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING
PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENCAPAIAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) BIOLOGI SISWA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan hendaknya mampu mendukung pembangunan di masa mendatang. Oleh karena itu, pendidikan harus mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka mampu
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang dirancang untuk memperoleh
73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang dirancang untuk memperoleh informasi yang akurat tentang pengelolaan produktif berdasarkan Kurikulum Tingkat
Lebih terperinciyang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Fisika merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan jaman
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki
PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus menerus dicari solusinya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa merupakan indikator tinggi
Lebih terperinciI. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 25 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan,
Lebih terperinciMelaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan
Lebih terperinciSERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
Lebih terperinciDIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1
PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebabnya adalah karena dari tahun ke tahun lulusan sekolah, khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isue tentang mutu sangat deras berkembang di lingkungan pendidikan pada penghujung abad ke-21 terutama di Indonesia sebagai negara berkembang. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan setiap individu adalah melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni khususnya seni tari pada saat ini sudah banyak dipelajari diberbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negri atau
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan suatu kenyataan bahwa pendidikan hampir di semua negara di dunia mendapatkan tempat yang strategis dalam pembangunan. Permasalahan
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi yang semakin pesat perkembangannya,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,
Lebih terperinciPPM UNGGULAN Saliman, dkk.
PPM UNGGULAN Saliman, dkk. Belum banyak guru yang mampu mengembangkan dan mengimplementasikan model-model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan produktif dalam mengajar. Hal tersebut mengakibatkan partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mendapat bonus demografi berupa populasi usia produktif yang paling besar sepanjang sejarah berdirinya negara ini. Bonus demografi ini adalah masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang bertujuan untuk mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai pengembangan kebijakan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah. 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia 2030 dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara tersebut, karena pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan sumber daya manusia pada
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009
PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciDOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG
APPRENTICESHIP II MAGANG II Acep Haryudin, M.Pd DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG PROGRAM MAGANG 2 Program Magang 2 bertujuan memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan kaitannya
Lebih terperinci1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sangat membantu peserta didik dalam usaha mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan
Lebih terperinciPENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1
PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menyusun silabus mata pelajaran sesuai dengan ketentuan standar isi 2. Mahasiswa dapat menyusun RPP untuk pembelajaran teori Jasa Boga dan Patiseri 3. Mahasiswa dapat
Lebih terperinci