BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) penelitian sebelumnya,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) penelitian sebelumnya,"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) penelitian sebelumnya, yang dianggap relevan sebagai acuan yaitu : 1. Darmawan (2004) berjudul "Pengaruh Finansial Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Hotel Puri Sokasati Denpasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dan pengaruh finansial insentif terhadap kepuasan kerja karyawan pada Hotel Puri Sokasati Denpasar. Sampel ditentukan dengan metode sensus dimana seluruh karyawan dijadikan sampel, tidak termasuk 1 orang pimpinan, sehingga jumlah responden sebanyak 34 orang. Berdasarkan hasil analisis, didapat simpulan persamaan garis regresi linier : Y = 8, ,000929X, memberikan informasi bahwa finansial insentif berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan. Koefisien korelasi adalah 0,8569 berarti finansial insentif (X) mempunyai hubungan yang positif dan kuat sekali dengan kepuasan kerja karyawan (Y). Koefisien determiners adalah 73,42% berarti besarnya variasi hubungan antara finansial insentif dengan kepuasan kerja karyawan adalah 73,42% sedangkan sisanya 26,58% ditentukan oleh variabel lain diluar finansial insentif yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dengan menggunakan t-test, diperoleh tl_hitung adalah 5,2021 dan t2-hitung adalah 3,6008 lebih dari t-tabel

2 sebesar 2,0395 berada pada daerah penolakan Ho maka Ho ditolak atau Hi diterima, yang berarti memang benar ada pengaruh positif yang nyata (signifikan) finansial insentif (X) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) dan bukan diperoleh secara kebetulan. 2. Sugiantara (2006) berjudul "Pengaruh Financial Insentif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Hotel Ramada Bintang Bali". Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh finansial insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di Hotel Ramada Bintang Bali. Berdasarkan hasil analisis, didapat simpulan persamaan garis regresi linier berganda : Y = 9, ,5423X, memberikan informasi bahwa finansial insentif berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan. Koefisien korelasi berganda adalah 0,8974 berarti finansial insentif (X) mempunyai hubungan yang positif dan kuat sekali dengan kepuasan kerja karyawan (Y). Koefisien determinasi adalah 80,535 berarti besarnya variasi hubungan antara finansial insentif dengan kepuasan kerja karyawan adalah 80,53% sedangkan sisanya 19,47% ditentukan oleh variabel lain diluar finansial insentif yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dengan menggunakan t-test, diperoleh t hitung adalah 5,6372 lebih dari t-tabel sebesar 2,0518 berada pada daerah penolakan Ho maka Ho ditolak atau Hi diterima, yang berarti memang benar ada pengaruh positif yang nyata (signifikan) finansial insentif (X) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) dan bukan diperoleh secara kebetulan. Perbedaan

3 penelitian pertama, penelitian kedua dan yang sedang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian terdahulu pada Hotel Puri Sokasati. Obyek penelitian kedua di Hotel Ramada Bintang Bali. Sedangkan penelitian yang sedang dilaksanakan adalah pada Ramayana Resort and Spa Kuta. 2. Jumlah responden pada penelitian pertama adalah sebanyak 34 orang, penelitian kedua sebanyak 30 orang, sedangkan pada penelitian sekarang jumlah responden sebanyak 54 orang yang terdiri dari karyawan bagian sales and marketing 4 orang, bagian human resources 10 orang, bagian houskeeping 15 orang, bagian accounting 5 orang, food & beverage 5 orang, front office 8 orang dan engineering 7 orang. 3. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada tempat, tahun dilakukan penelitian serta insentif finansial diubah menjadi kompensasi, variabel penelitian berbeda, analisis regresi berbeda yaitu regresi ganda dan regresi sederhana. Persamaan penelitian pertama, penelitian kedua dengan penilitian sekarang adalah: 1). Sama sama menggunakan variabel terikat kepuasan karyawan. 2). Teknik analisis yang digunakan sama yaitu analisis regresi sederhana, analisis korelasi, analisis determinasi, analisis uji z-test.

4 2.2 Tinjauan Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu mengelola daya yang ada pada manusia untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Handoko, 2002 : 14). Menajamen sumber daya manusia adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasi, memimpin dan pengendalian tentang pemanfaatan sumber daya manusia secara efketif dan efisien, baik yang berkaitan dengan penarikan, pengembangan, pemeliharaan, maupun yang berkaitan dengan pemberhentian yang diarahkan untuk mencapai tujuan individual, fungsional, organisasional dan kemasyarakatan (Gorda, 2004: 12). Manajemen sumber daya manusia adalah proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi perusahaan (Winardi, 2002 : 42). Beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang khusus berhubungan dengan bidang kepegawaian atau personalia dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi personalia dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemanfaatan sumber daya manusia oleh dan dalam suatu organisasi, berarti mengkaji dan memahami tentang fungsi menajemen sumber daya manusia. Fungsi manajemen sumber daya manusia yang dimaksud adalah tugas dan

5 tanggung jawab yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan dalam merumuskan kebijakan, prosedur dan program organisasi yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia. Gorda (2004 : 12) Tujuan dari berbagai perumusan kebijakan, prosedur dan program tersebut adalah agar dapat diwujudkan keserasian antara kondisi-kondisi tenaga kerja (karyawan) dengan persyaratanpersyaratan yang diperlukan oleh suatu pekerjaan atau jabatan. Dengan demikian fungsi manajemen sumber daya manusia adalah : 1. Menciptakan keharmonisan antara tingkat kemampuan sumber daya manusia (karyawan) dengan syarat-syarat pekerjaan. 2. Menciptakan keharmonisan antara motif dan harapan sumber daya manusia (karyawan) dengan balas jasa pekerjaan yang akan diterima. Kedua fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut merupakan landasan utama untuk tercapainya semangat kerja, kepuasan kerja, komitmen, kesetiaan, dan kinerja yang tinggi sehingga produktivitas organisasi dapat rneningkat pula. Untuk mewujudkan kedua arah dan tujuan fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut maka dirumuskan kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya manusia (Gorda, 2004:15) yang terdiri dari: 1. Kegiatan penarikan yaitu; (1) Analisis pekerjaan, (2) Perencanaan manajemen sumber daya manusia, (3) Kegiatan seleksi 2. Kegiatan pengembangan yaitu; (1) Penilaian kerja, ( 2) Pembinaan disiplin,

6 kepuasan kerja dan stress, (3) Pendidikan dan pelatilian, (4) Pengembangan karier 3. Kegiatan pemeliharan yaitu; (1) Pemberian kompensasi, (2) Kesehatan dan keselamatan kerja, (3) Hubungan industrial, (4) Audit sumber daya manusia Terdapat paling sedikit enam manfaat yang dapat dipetik melalui suatu perencanaan manajemen sumber daya manusia secara mantap (Siagian 2002 : 44 ), yaitu 1. Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik. 2. Produktivitas kerja dan tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan. 3. Dapat menentukan kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktifitas baru kelak. 4. Penanganan informasi ketenagakerjaan, seperti : jumlah tenaga kerja, masa kerja, status perkawinan dan jumlah tanggungan, jabatan yang pernah dipangku, tenaga karier yang telah dimiliki, jumlah penghasilan, pendidikan dan pelatihan yang ditempuh, keahlian dan keterampilan yang dimiliki, informasi lainnya mengenai kekaryaan setiap pegawai. 5. Kegiatan pendahuluan perencanaan sumber daya manusia adalah penelitian, dari penelitian yang dilakukan akan timbul pemahaman

7 situasi pasar kerja dalam artian : permintaan pemakai tenaga kerja atas tenaga kerja dilihat dari segi jumlah, jenis kualifikasi dan lokasinya, jumlah pencari, pekerjaan dan bidang keahlian, keterampilan, latar belakang profesi, tingkat upah atau gaji dan sebagainya. 6. Manajemen sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan tenaga kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan manfaat manajemen sumber daya manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan tetapi juga memperhatikan kebutuhan karyawan dan organisasi, serta tuntutan-tuntutan masyarakat luas Kompensasi Finansial Kompensasi adalah semua bentuk kembalian finansial, jasa-jasa berwujud dan tunjangan tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian tidak hanya pada imbalan-imbalan instrinsik organisasi seperti pengakuan, kesempatan promosi, dan kesempatan kerja yang lebih menantang. Gorda (2004: 179) menyatakan bahwa: Kompensasi adalah seluruh balas jasa baik berupa uang, barang maupun kenikmatan yang biasa diterima oleh karyawan atas kinerja yang disumbangkan kepada perusahaan. Dengan demikian bila ditinjau dari sisi pegawai itu sendiri kompensasi merupakan hak yang timbul karena karyawan telah memenuhi kewajibannya.

8 Wirawan (2004 : 448) menyatakan bahwa : "Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi". Darmawan, (2004) menyatakan bahwa; Kompensasi adalah pemberian balas jasa yang diberikan oleh perusahaan baik berupa finansial maupun non finansial sesuai dengan hasil yang dicapai karyawan dalam satu periode. Nitisemito (2001 : 90) menyatakan bahwa: Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, yang dapat dinilai dengan uang dan cenderung diberikan secara tetap. Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa kompensasi adalah penghargaan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atas semangat keja mereka demi tercapainya tujuan organisasi. Umar (2003: 412) menyatakan bahwa Pemberian kompensasi pada dasarnya memerlukan proses. Oleh sebab itu hal-hal yang paling sulit dilakukan adalah bagaimana, cara memberikan kompensasi yang layak dan adil kepada karyawan. Bila kompensasi yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan tersebut dirasakan tidak layak dan tidak adil, maka tujuan dari kompensasi itu sendiri kemungkinan besar tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah balas jasa yang berupa gaji, tunjangan-tunjangan dan

9 lainnya yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas kontribusinya kepada perusahaan. Pada umumnya, tujuan setiap organisasi dalam merancang system kompensasi adalah untuk memikat karyawan dan menahan karyawan yang kompeten. Sistem kompensasi haruslah memotivasi para karyawan dan mematuhi semua peraturan hukum. Menurut Sedarmayanti (2001 : 24-25), tujuan sistem kompensasi yang baik adalah sebagai berikut : 1. Menghargai prestasi kerja Pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan organisasi terhadap semangat kerja para pegawainya. Hal tersebut selanjutnya akan mendorong prestasi kerja pegawai sesuai dengan yang diinginkan organisasi. 2. Menjamin keadilan Dengan adanya sistem kompensasi yang baik, akan menjamin adanya keadilan di antara pegawai dalam organisasi, masing masing pegawai akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan dan semangat kerjanya. 3. Mempertahankan pegawai Dengan sistem kompensasi yang baik, para pegawai akan lebih betah atau bertahan bekerja pada organisasi itu. Hal ini berarti mencegah keluarnya pegawai dari organisasi untuk mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. 4. Memperoleh pegawai yang bermutu

10 Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon pegawai. Dengan banyaknya calon pegawai, maka peluang untuk memilih pegawai yang bermutu akan lebih banyak. 5. Pengendalian biaya Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik, akan mengurangi seringnya pelaksanaan rekrutmen, sebagai akibat dari makin seringnya pegawai yang keluar mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya untuk rekrutmen dan seleksi calon pegawai baru. 6. Memenuhi peraturan Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan suatu tuntutan. Suatu organisasi yang baik dituntut untuk memiliki sistern administrasi kompensasi yang baik. Sedangkan menurut Manullang (2004 : 129), pemberian kompensasi dalam suatu organisasi atau, perusahaan, jelas mengandung tujuan-tujuan positif, antara lain : 1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi Karyawan menerima kompensasi berupa upah, gaji atau bentuk lainnya adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain kebutuhan ekonominya. 2. Pengkaitan kompensasi dengan produktivitas kerja. Dalam pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan bekerja dengan makin produktif dan penuh semangat.

11 3. Pengkaitan kompensasi dengan sukses perusahaan. Makin berani suatu perusahaan/organisasi memberikan kompensasi yang tinggi, makin menunjukkan betapa makin suksesnya sesuatu perusahaan. 4. Pengkaitan antara keseimbangan keadilan pemberian kompensasi. Ini berarti bahwa pemberian kompensasi yang tinggi harus dihubungkan atau diperbandingkan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh karyawan yang bersangkutan pada jabatan dan kompensasi yang tinggi tersebut. Sehingga ada keseimbangan antara input dan output. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah penghargaan kepada pegawai atau karyawan secara adil dan layak untuk meningkatkan semangat kerjanya dan dengan tujuan jasa yang telah dikeluarkan oleh pegawai atau karyawan merasa dihargai. Keadilan disini bukanlah berarti harus sama rata, tanpa pandang bulu, tetapi harus dapat terkait adanya hubungan antara pengorbanan input dengan output, dimana semakin tinggi pengorbanan semakin tinggi penghasilan yang diharapkan. Out put ini ditunjukkan dari upah yang diterima para karyawan yang bersangkutan, dimana didalamnya terkandung rasa keadilan yang sangat diperhatikan sekali oleh setiap karyawan penerima tersebut. Sedangkan kelayakan disini maksudnya adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan upah minimum. Menyadari betapa pentingnya peranan tenaga kerja dalam suatu organisasi dan agar tenaga kerja dapat dimanfaatkan seefektif mungkin, maka

12 diperlukan cara-cara menggerakkan agar mereka mau bekerja dan menggunakan keterampilan atau skill yang dimilikinya secara maksimal. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh pimpinan perusahaan yang dalam hal ini manajer personalia dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah dengan memberikan kompensasi kepada bawahannya. Hal ini dipertegas oleh Manullang (2000 : 165), ada beberapa alasan mengapa kompensasi perlu diberikan kepada karyawan, yaitu: 1. Dapat memotivasi karyawan untuk bekerja Salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi semangat kerja karyawan yaitu dengan cara memberikan kompensasi kepada karyawan, karena dengan cara ini perusahaan telah memperhatikan keinginan karyawan sehingga akan memperlancar kegiatan yang dilakukannya. 2. Dapat memacu karyawan dalam meningkatkan semangat kerjanya Dengan adanya motivasi maka karyawan akan selalu bekerja dengan sungguh sungguh dengan menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya untuk keberhasilan perusahaan, sehingga secara tidak langsung pemberian motivasi dapat meningkatkan semangat kerja karyawan yang bersangkutan. 3. Memperlancar tujuan perusahaan untuk mencapai keuntungan Dengan memberikan imbalan yang berupa tunjangan kepada karyawan berarti perusahaan telah memperhatikan kebutuhan karyawan sehingga

13 karyawan akan termotivasi untuk bekerja dengan semangat yang tinggi sesuai kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian akan terjalin rasa saling memiliki antara perusahaan dengan karyawan yaitu perusahaan telah memenuhi kewajibannya dengan jalan memenuhi kebutuhan karyawan dan karyawan akan merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, sehingga akan terjadi timbal balik yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dengan memperhatikan pengertian kompensasi dan tujuan kompensasi serta pentingnya kompensasi diatas, maka dapatlah dikemukakan adanya faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perumusan penetapan kompensasi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Winardi, (2002 : 127). Faktor faktor kompensasi adalah sebagai berikut : 1. Kebenaran dan keadilan Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian kompensasi kepada masing masing karyawan atau kelompok karyawan harus sesuai dengan kemampuan, kecakapan, pendidikan dan jasa. yang telah ditunjukkan kepada organisasi 2. Dana Organisasi Kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan kompensasi baik berupa finansial maupun non finansial amat tergantung kepada dana yang terhimpun untuk keperluan tersebut.

14 3. Serikat Karyawan. Serikat karyawan dapat merupakan simbol kekuatan karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen/pimpinan organisasi. 4. Produktivitas kerja Produktivitas kerja karyawan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian atas semangat kerja karyawan. Sedangkan semangat kerja karyawan merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. 5. Biaya Hidup Penyesuaian besarnya kompensasi, terutama yang berupa upah atau gaji, dengan biaya hidup karyawan beserta keluarganya sehari hari, harus mendapatkan perhatian pimpinan organisasi atau perusahaan. Namun demikian cukup sulit pula dalam pelaksanaannya, karena biaya hidup seseorang sehari-hari sangat relatif sifatnya, karena tak ada ukuran yang pasti seberapa besar hidup yang layak itu. 6. Pemerintah Fungsi pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak sewenang wenang pimpinan organisasi ataupun perusahaan, dalam pemberian balas jasa karyawan jelas berpengaruh terhadap penetapan kompensasi. Karena itu pemerintahlah yang ikut menentukan upah minimum ataupun jumlah

15 jam kerja karyawan, baik karyawan pria ataupun wanita, dewasa ataupun anak anak pada batas umur tertentu. Siagian (2005 : ), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian kompensasi, yaitu: 1. Produktivitas Pemberian kompensasi melihat besarnya produktivitas yang disumbangkan oleh tenaga kerja (karyawan) kepada pihak organisasi atau perusahaan. Untuk itu semakin tinggi tingkat output, maka semakin besar pula kompensasi yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan kepada tenaga kerja (karyawan). 2. Kemampuan untuk membayar Secara logis ukuran pemberian kompensasi sangat tergantung kepada kemampuan. organisasi atau perusahaan dalam membayar gaji atau upah tenaga kerja. Karena sangat mustahil organisasi atau perusahaan membayar kompensasi di atas kemampuan yang ada. 3. Kesediaan untuk membayar Walaupun organisasi atau perusahaan mampu membayar kompensasi, maka belum tentu organisasi atau perusahaan tersebut mau membayar konpensasi tersebut dengan layak dan adil. 4. Penawaran dan permintaan tenaga kerja.

16 Penawaran dan permintaan tenaga kerja cukup berpengaruh terhadap pemberian kompensasi. Jika permintaan tenaga kerja banyak oleh perusahaan, maka kompensasi cenderung tinggi, demikian sebaliknya jika penawaran tenaga kerja ke organisasi atau perusahaan yang banyak (over supplay) maka pembayaran kompensasi cenderung menurun (rendah). 5. Organisasi Karyawan Organisasi tenaga kerja (karyawan) yang ada di organisasi atau perusahaan seperti serikat pekerja akan turut mempengaruhi kebijakan besar kecilnya pemberian kompensasi. Sebagai contoh bila perusahaan memberikan kompensasi yang tidak sesuai dengan UMR, maka para tenaga kerja lewat organisasi serikat buruh yang ada akan menuntut kepada pihak perusahaan untuk menaikkan gaji atau upah yang sesuai dengan UMR tersebut. 6. Peraturan dan Perundang-undangan Adanya peraturan dan perundang undangan yang ada akan mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam pemberian kompensasi, misalnya diberlakukannya pemberian upah minimum regional (UMR). Handoko (2002 : 138) menyatakan bahwa terminology (jenis jenis) dalam kompensasi adalah : 1. Upah dan gaji

17 Upah (wages) biasanya berhubungan. dengan tarif gaji per jam (semakin lama jam kerjanya, semakin besar bayarannya). Gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan (terlepas dari lamanya jam kerja). 2. Insentif Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program insentif terdiri dari insentif individu dan insentif kelompok. 3. Tunjangan Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, tunjangan makan, liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian. 4. Fasilitas Contoh-contoh fasilitas adalah kenikmatan atau fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir luas, atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan. Fasilitas dapat mewakili jumlah subtansial dari kompensasi, terutama bagi eksekutif yang dibayar mahal.

18 Menurut Handoko (2002 : 136) kompensasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Kompensasi langsung Kompensasi yang secara langsung diterima oleh karyawan dalam bentuk uang yaitu : gaji dan upah. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti, sedangkan upah adalah pembayaran balas jasa kepada pekerja harian dengan berpedoman pada perjanjian yang telah disepakati. 2. Kompensasi tidak langsung (pelengkap) Kompensasi ini biasanya diperlukan sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Menurut Handoko (2002 : 413) menggolongkan kompensasi sebagai berikut: 1. Kompensasi finansial Meliputi kompensasi finansial langsung (yang terdiri dari bayaran yang diperoleh seseorang dalam bentuk : gaji, upah, bonus dan komisi) dan kompensasi finansial tidak langsung disebut juga sebagai tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. 2. Kompensasi non finansial

19 Terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis atau fisik di mana orang tersebut bekerja Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang selisih antara banyak ganjaran dengan yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbins, 2003 : 24). Kepuasan kerja adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Handoko, 2004 : 115 ). Pada pikiran yang paling mendasar, kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif dan mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul saat harapan-harapan ini tidak terpenuhi. Sebagai contoh, jika seorang tenaga kerja mengharapkan kondisi kerja yang aman dan bersih, maka tenaga kerja mungkin bisa menjadi tidak puas jika tempat kerja tidak aman dan kotor (Manullang, 2004 : 98). Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah ganjaran yang diterima oleh seorang pekerja sesuai dengan keahlian, dan jerih payahnya masing-masing. 2. Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi

20 Kepuasan kerja mempunyai banyak dimensi. Secara umum tahap yang diamati adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja, dan kesempatan untuk maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan puas secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri, namun pekerja juga mempunyai definisi yang berbeda bagi orang lain. Tidak ada rumusan sederhana untuk memperkirakan kepuasan tenaga kerja. Lagi pula, hubungan antara produktivitas dan kepuasan kerja tidak jelas seluruhnya. Faktor kritisnya adalah apa yang diharapkan tenaga kerja dari peker jaannya dan apa yang mereka terima sebagai penghargaan dari pekerjaan mereka. Meskipun kepuasan tenaga kerja itu sendiri menarik dan penting, hal yang paling mendasar adalah pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi yang mempengaruhi tujuan produktivitas, kualitas, dan pelayanan. Jika tenaga kerja berkomitmen, pada organisasi, mereka mungkin lebih produktif. Komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada didalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi memberi titik berat secara khusus pada kekontinuan faktor yang menyarankan keputusan tersebut untuk tetap atau meninggalkan organisasi yang pada akhirnya tergambar pada statistik ketidakhadiran dan masuk-keluar tenaga kerja. Seorang yang tidak puas akan pekerjaannya atau yang kurang berkomitmen pada organisasi akan terlihat menarik diri dari

21 organisasi baik melalui ketidakhadiran atau masuk-keluar (Manullang, 2004 : 100). 3. Faktor faktor yang Mendorong Kepuasan Kerja Faktor faktor yang mendorong kepuasan kerja (Handoko, 2002: 67) adalah 1. Kerja yang secara mental menantang Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini mebuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menentang menciptakan frustasi dan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan. 2. Ganjaran yang pantas Para karyawan menginginkan system upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan harapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar menghasilkan kepuasan. Demikian pula dengan promosi, karawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktek promosi yang adil. Promosi memberikan kesempatan untuk pertumbuhan, pribadi, tanggungjawab yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Individu-individu yang

22 mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat secara adil kemungkinan besar akan mengalami kepuasan. 3. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk nemudahkan mengerjakan tugas yang baik, karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur, cahaya, dan faktor faktor lingkungan lain seharusnya tidak terlalu ekstrem (terlalu banyak atau terlalu sedikit). Disamping itu, karyawan lebih menyukai bekerja dekat dengan rumah, dalam fasilitas yang lebih bersih dan relatif modem, dan dengan alat alat dan peralatan yang memadai. 4. Rekan sekerja yang mendukung Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung akan menghantar kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Umumnya kepuasan dapat ditingkatkan, bila atasan bersifat ramah dan memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka. 5. Kesesuaian pribadi pada pekerjaan Karyawan yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka

23 mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka, dengan demikian lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut yang berakibat adanya pencapaian kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka. Adapun efek kepuasan kerja pada kinerja karyawan (Robbins, 2003 : 182) adalah : 1. Kepuasan dan produktivitas Organisasi organisasi dengan karyawan yang lebih terpuaskan cenderung lebih efektif daripada organisasi-organisasi dengan karyawan yang kurang terpuaskan sehingga dapat meningkatkan produktivitas organisasi. 2. Kepuasan dan kemangkiran Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli serta pengalaman berbagai organisasi terlihat bahwa terdapat korelasi kuat antara kepuasan kerja dengan tingkat kemangkiran. Artinya telah terbukti karyawan yang tinggi tingkat kepuasan kerjanya akan rendah tingkat kemangkirannya, demikian sebaliknya. 3. Kepuasan dan tingkat keluarnya karyawan Salah satu penyebab keinginan pindah kerja adalah kepuasan pada tempat kerja sekarang. Berarti terdapat korelasi antara tingkat kepuasan dengan kuat lemahnya keinginan pindah kerja.

24 Kompensasi finansial merupakan perangsang seseorang atau sekelompok orang agar mereka bersedia, berkomitmen, dan setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya didalam mencapai tujuan perusahaan. Individu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan pemberian kompensasi secara adil kemungkinan besar karyawan akan mengalami kepuasan kerja (Gorda, 2004: 15-1) Hotel Hotel merupakan akomodasi berupa kamar yang disediakan oleh pengelola hotel kepada para wisatawan yang menginap dihotel tersebut. Akomodasi adalah suatu kamar (room), tempat dimana pengunjung mendapatkan satu tempat untuk tidur atau menginap. Akomodasi memerlukan adanya tempat makan dan minum walaupun hanya sekedarnya, lambat laun istilah akomodasi dikenal orang bukan hanya sekedar tempat untuk menginap tetapi telah berkembang luas, sebagai suatu tempat dimana seseorang dapat tidur, beristirahat atau menginap sementara waktu dalam perjalanannya tetapi juga mendapat makan minum dan fasilitas lainnya. Akomodasi yang dikenal sekarang tidak hanya berbentuk bangunan yang terdiri dari kamar tidur saja melainkan telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung dalam perjalanan. (Sudibya, 2004 : 33). Ditinjau dari akomodasi terdiri dari berbagai jenis dan tingkatan sehingga masing masing mempunyai nama yang berlainan, walaupun secara umum

25 semuanya memiliki istilah dalam pengertian yang sama yaitu akomodasi. Dengan demikian maka akomodasi meliputi hotel, motel penginapan atau losmen, bungalow, villa, dan cottage dam lain lain ( Sudibys, 2004 : 34). Ditinjau dari itu akomodasi terdiri dari berbagai jenis dan tingkatan sehingga masing-masing mempunyai nama yang berlainan, walalupun semuanya mempunyai istilah dalam pengertian yang sama yaitu akomodasi. Dengan demikian arti akomodasi meluputi hotel, motel, penginapan atau losmen, bungalow, villa, cottage dan lain lain. Hotel adalah sejenis akomdasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa jasa lainnya untuk umum yang tinggal sementara waktu dan dikelola secara komersial. Berpegang pada definisi tersebut maka dimanapun lokasinya, berapapun jumlah kamarnya, bagaimana pun bentuk bangunan dan fasilitasnya serta apapun motivasi kehadiran tamunya, asal telah memenuhi unsur-unsur pokoknya (akomodasi, penginapan, makan dan minum, jasa jasa lainnya, umum, sementara dan komersial) bangunan atau badan usaha tersebut sudah dapat dikatakan sebagai hotel. Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan dapat berperan aktif dalam berbagai hal, antara lain : 1. Meningkatkan industri dan penghasilan masyarakat. Peranan ini dapat diwujudkan dengan adanya kebutuhan hotel dan peralatan dan perlengkapan untuk mendukung menukung usaha pelayanan kepada tamu, seperti mebel, bahan bahan makanan dan minuman, bahan pakaian, mesin-

26 mesin alat alat kebersihan dan lain lainnya yang dihasilkan oleh industri masyarakat. 2. Menciptakan lapangan kerja, sekaligus ahli teknologi Usaha kecil hotel merupakan usaha yang padat modal dan padat karya, dalam artian memerlukan modal yang besar dengan jumlah tenaga kerja yang besar juga. Hotel memeberi peluang yang luas untuk para karyawan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta merupakan wahana yang efektif dalam program alih teknologi melalui cara-cara penyerapan ilmu dan teknologi serta ketrampilan. 3. Meningkatkan pendapatan daerah. Sebagai usaha pelayanan usaha, hotel merupakan salah satu sumber pendapatan daerah atau Negara yang potensial, yang diperoleh melalui biaya retribusi, pajak asuransi, listrik, PDAM dan sebagainya. 4. Meningkatkan devisa Negara dan hubungan antra bangsa Hotel dipergunakan sebagai tempat yang resmi menjamu tamu tamu atau delagasi dari Negara Negara asing, baik sebagai wisatawan maupun untuk keperluan konperensi, rapat, loka karya, dalam lingkup asosiasi tingkat regional dan internasional, ataupun sebagai tamu Negara yang tentunya akan menggunakan fasilitas dan pelayanan yang disediakan dari Negara yang dikunjunginya dan pada gilirannya akan turut meningkatkan devisa Negara sekaligus meningkatkan hubungan antar bangsa. Prosedur Perijinan Hotel :

27 Permintaan izin sementara usaha hotel dapat diajukan kepada Direktur Jendral Pariwisata secara tertulis dengan mempergunakan formulir model ISUP H.1 beserta lampirannya. Jangka waktu penyelesaian atas permintaan izin sementara usaha hotel selambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah permintaan diterima secara lengkap oleh Direktur Jendral. Dalam hal jangka waktu berlaku izin sementara usaha hotel telah habis, maka perusahaan yang bersangkutan dapat meminta perpanjangan izin sementara hotel dengan disertai alasan untuk pertimbangan Direktur Jendral. Permintaan izin tetap usaha hotel diajukan kepada Direktur Jendral secara tertulis sebagai berikut : 1. Bagi hotel yang dibangun berdasarkan izin sementara usaha hotel dilakukan dengan mempergunakan model ITUP.H.1 2. Bagi usaha hotel yang telah melakukan kegiatan usaha, akan tetapi belum memiliki izin tetap usaha kecil, dilakukan dengan mempergunakan model ITUP.H.2 3. Jangka waktu usaha izin tetap usaha hotel selambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja pemintaan diterima secara lengkap oleh Direktur Jendral Klasifikasi Hotel Klasifikasi hotel atau penggolongahn hotel adalah suatu sistem pengelompokan hotel hotel kedalam berbagai kelas atau tingkatan,

28 berdasarkan ukuran penilaian tertentu Penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada : 1. Jumlah kamar 2. Fasilitas 3. Peralatan yang tersedia 4. Mutu pelayanan Berdasarkan penilaian tersebut, hotel hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel yaitu : (1) Hotel bintang 1 (*) (2) Hotel bintang 2 (**) (3) Hotel bintang 3 (***) (4) Hotel bintang 4 (****) (5) Hotel bintang 5 (*****) Berdasarkan kriteria dalam hal kondisi atau fasilitas yang tersedia didalam suatu hotel maka klasifikasi tersebut dapat kita katakana sebagai berikut : 1. Klasifikasi menurut standar hotel : 1) Hotel internasional 2) Hotel semi internasional 3) Hotel nasional 2. Klasifikasi hotel sesuai dengan jumlah kamar : 1) Small hotel, dengan jumlah kamar kurang dari 50 kamar

29 2) Medium hotel, dengan jumlah kamar antara 50 kamar 3) Large hotel, dengan jumlah kamar 100 keatas 3. Klasifikasi hotel sesuai dengan jenis tamu : 1) Bussines Tamu yang menginap kebanyakan businessman, maka diperlukan tata cara praktis dan cepat dalam pelayanan serta fasilitas bisnis sebagai penunjang 2) Tourist Tamu yang menginap kebanyakan wisatawan, maka diperlukan penataan hotel yang artistik serta tersedia sarana informasi wisata serta barang barang kerajinan tangan dan lain lain. 4. Klasifikasi hotel sesuai dengan lama tinggal 1) Hotel Resident Hotel yang sebagaian besar tamunya menetap dalam jangka waktu yang lama (semacam flat) yang sewa kamarnya dapat secara bulanan maupun tarif perhari. 2) Hotel Transit Hotel ini terletak dikota yang menjadi pusat kegiatan perdangan, pemerintahan dan tamu tamu yang menginap kebanyakan pedagang. 3) Hotel daerah (Resort) Hotel yang menyediakan akomodasi selama masa waktu tertentu

30 cocok untuk beristirahat selama musim liburan oleh keluarga atau kelompok lokasi di daerah yang berhawa segar atau sejuk dan berpengalaman indah seperti daerah pegunungan dekat pantai atau danau. 4) Motel (Motor Hotel) Motel yang dirancang khusus orang orang atau tamu tamu yang sedang melakukan perjalanan dengan mengendarai mobil. Hotel ini berlokasi di pinggir jalan raya, berupa apartemen untuk tempat persinggahan bagi pemakai jalan raya, baik karena kemaleman maupun karena capek. 2.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh positif dan signifikan kompensasi finansial (X) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) di Ramayana Resort and Spa Kuta dengan kriteria : 1. Ho : b1 = 0 berarti tidak ada pengaruh antara kompensasi finansial terhadap kepuasan kerja karyawan. 2. Hi : b1 0 berarti ada pengaruh antara kompensasi financial terhadap kepuasan kerja karyawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Supplier Bahan Baku Bagian Purchasing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Sedhana Yasa,et,al (2012) dengan judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Sedhana Yasa,et,al (2012) dengan judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Sedhana Yasa,et,al (2012) dengan judul Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran dalam pembangunan nasional, diantaranya sebagai sumber perolehan devisa, menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg (dalam Ardana, dkk., 2009: 34) mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang ditetapkan sebagai pusat pariwisata di Indonesia bagian tengah merupakan daerah wisata yang terkenal dengan keramah tamahan penduduknya, adat istiadatnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kinerja Karyawan 2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu tertentu, dimana dengan

Lebih terperinci

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sumber Daya Manusia a. Pengertian Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat difenisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut: a. Menurut Handoko dalam Septawan (2014:5) adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KEPUASAN KERJA 2.1.1. DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA Kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dipunyai individu mengenai pekerjaanya. Hal ini dihasilkan dari persepsi mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan (jasa), dan insentif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Dalam Mulyadi (2015: 2) manajemen dapat didefinisikan adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pendayagunakan sumber daya manusia dengan sumber daya alam, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang semakin ketat menjadikan setiap organisasi harus menghadapi tantangan yang menuntut sumber daya

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang dikemukakan oleh Herzberg (1959), menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A KOMPENSASI PENGERTIAN Kompensasi adalah segala sesuatu yg diterima para karyawan sebagai balas jasa /imbalan atas tenaga dan pikiran yg telah mereka sumbangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa 2.1 Landasan Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa faktor-faktor intrinsik terkait dengan kepuasan kerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu pilar penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Prestasi Kerja 2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kota Medan adalah salah satu tempat dimana para wisatawan lokal dan mancanegara berdatangan untuk menghabiskan waktu mereka untuk berlibur. Banyak tempat tempat wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari tahun ke tahunnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh semakin

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari tahun ke tahunnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Badung merupakan pusat industri perhotelan di Bali yang semakin berkembang dari tahun ke tahunnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang menuju dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian MSDM MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efisien dan efektif sehingga tercapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua perusahaan apapun jenisnya, mempunyai misi yang biasanya tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa diemban oleh sumber

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi tidak langsung dan kompensasi langsung. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. (Robbins, 2006 :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. (Robbins, 2006 : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Koko Sujatmoko (2007), melakukan penelitian dengan judul pengaruh insentif terhadap prestasi kerja karyawan pada departemen operasional Dunkin Donuts cabang

Lebih terperinci

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Kerja a. Pengertian Loyalitas Kerja Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi karena diyakini bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong peningkatan kinerja individu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan, masalah sumber daya manusia masih menjadi acuan penting agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk (2012:3)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat. Hal ini disebabkan karena, perekonomian dunia bergerak ke arah perekonomian terbuka dan global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, manajemen sumber daya manusia sangat penting dan harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi perusahaannya. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan suatu organisasi. Dalam pemilihan sumber daya manusia diperlukan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Adapun pengertian Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Sedarmayanti (2010:13)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu atau seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di

1. PENDAHULUAN. Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di Indonesia hal ini tentunya berdampak positif terhadap makin tingginya peningkatan jumlah perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah, karena tiap karyawan mempunyai kondisi, harapan dan keinginan yang berbeda-beda.namun

Lebih terperinci

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA BAHAN AJAR M S D M Oleh Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA 1 A. KOMPENSASI 1. Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Setiap orang karyawan yang bekerja dengan serius bukan sekedar bertujuan untuk mendapatkan prestasi dan menunjukan kemampuan yang dimiliki saja tetapi, alasan lainnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, hal ini mengakibatkan sebuah perusahaan diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompensasi Tidak Langsung 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Tidak Langsung Guru harus diberi imbalan bagi upaya yang telah mereka keluarkan untuk mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia adalah unsur utama dalam mengelola organisasi maupun perusahaan yang merupakan penggerak untuk mencapai tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Perencanaan Pengembangan Karier Mathis dan Jackson (dalam Naliebrata, 2007) mendefinisi kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuannya tidak terlepas dengan adanya proses manajemen. Tanpa adanya manajemen maka proses aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumberdaya- sumberdaya lainnya. Beberapa hal yang perlu diantisipasi adalah kondisi yang tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumberdaya- sumberdaya lainnya. Beberapa hal yang perlu diantisipasi adalah kondisi yang tidak didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja dalam

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu BAB II Tinjauan Pustaka A. Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini maka peneliti menyajikan data pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, maka realitas kehidupan bukan saja dipandang sebagai ancaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan atau dunia bisnis menunjukkan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan atau dunia bisnis menunjukkan frekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia perusahaan atau dunia bisnis menunjukkan frekuensi yang semakin tinggi, dengan persaingan yang menyangkut metoda, produk, konsep dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya organisasional yang berharga untuk mencapai kinerja tinggi secara berkelanjutan oleh karena itu bakat seseorang tidak boleh di sia-sia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Werther dalam Mangkuprawira

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Agung (2006) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kompensasi Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Pada PT Barisan Baja Perkasa Medan. Hasil penelitiannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi BAB II KAJIAN PISSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adi (2001:60) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karvawan (Studi pada Mitra Kerja AJB Bumiputra 1912 Kantor Cabang Malang) diperoieh

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui melalui orang lain. Definisi ini, yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain yang mengandung arti para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pembangunan yang mendatangkan devisa bagi negara adalah pariwisata. Di samping itu pariwisata juga merupakan industri yang besar yang dibangun dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produktivitas Kerja Karyawan Food and Beverage Product di Hotel Melia Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produktivitas Kerja Karyawan Food and Beverage Product di Hotel Melia Bali 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telah Hasil Penelitian Sebelumnya Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, di antaranya adalah sebagai berikut : Suartana (2015) meneliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 2.1.1. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sedarmayanti, (2009;6) manajemen sumber daya manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik. maupun mancanegara adalah Bali, karena Bali memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. yang paling diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik. maupun mancanegara adalah Bali, karena Bali memiliki daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah salah satu sektor andalan dalam pembangunan suatu daerah, karena dengan adanya perkembangan dan pembangunan dalam sektor pariwisata mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dengan tata cara yang diatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai landasan secara empiris atas penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini landasan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk BAB 2 Tinjauan Pustaka 2. Tinjauan Pustaka 2. 1 Kepuasan Kerja Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci