Pemahaman dan Penggunaan Kalkulus Vektor pada Elektromagnetik oleh Mahasiswa di Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemahaman dan Penggunaan Kalkulus Vektor pada Elektromagnetik oleh Mahasiswa di Universitas KH. A. Wahab Hasbullah"

Transkripsi

1 Pemahaman dan Penggunaan Kalkulus Vektor pada Elektromagnetik oleh di Universitas KH. A. Wahab Hasbullah EKO SUJARWANTO1), INO ANGGA PUTRA2,*) Prodi Fisika Universitas KH. A. Wahab Hasbullah. Jl. Garuda 9 Tambakberas Jombang 1) ekosujarwanto23@gmail.com 2) angga.putra2346@yahoo.co.id *) PENULIS KORESPONDEN TEL: ABSTRAK: Kemampuan menggunakan konsep matematis dalam fisika dan memaknainya secara fisis merupakan hal yang penting, misalnya dalam persamaan Maxwell. Persamaan Maxwell merupakan salah satu persamaan fundamental dalam elektromagnetik. Persamaan Maxwell juga salah satu sarana yang tepat untuk mengetahui kemampuan mahasiswa mengintegrasikan konsep matematika dengan konsep fisika. an ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman divergensi dan curl dalam konteks persamaan Maxwell dan penggunaannya dalam penyelesaian masalah. an ini menyajikan data kuantitatif berdasarkan tes tulis mahasiswa, dan kualitatif berdasarkan hasil wawancara serta diskusi dengan mahasiswa. an dilakukan pada 4 mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan Listrik Magnet tahun akademik 2015/2016. Hasil penelitian ini menunjukkan mahasiswa mampu mengenali representasi gambar curl dan divergensi dari medan dengan memanfaatkan analogi dan pemaknaan secara harfiah. Pemaknaan secara fisis terhadap simbol-simbol matematis di persamaan Maxwell bisa membantu mahasiswa menerapkan persamaan Maxwell pada penyelesaian masalah. Sementara itu, penelitian ini menemukan pula kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa dalam memahami dan menggunakan persamaan Maxwell dengan benar. Kesulitan-kesulitan ini timbul karena mahasiswa belum bisa memaknai secara fisis persamaan Maxwell secara utuh. Lebih lanjut, penelitian ini mengindikasikan perkuliahan Listrik Magnet perlu melibatkan analogi dan pemaknaan secara fisis terhadap operator serta simbol matematis yang digunakan dalam fisika. Kata Kunci: persamaan Maxwell, curl, divergen. PENDAHULUAN Integral dan differensial banyak digunakan dalam matakuliah fisika. Integral dan diferensial adalah alat yang sering digunakan misalnya dalam penyelesaian masalah dan merepresentasikan suatu hukum fisika. Penggunaan integral dan diferensial dalam fisika tidak sekedar menghitung namun juga mampu menyalurkan dari perhitungan matematis ke konsep fisika (Pepper et al., 2012; Hu et al., 2013). diharapkan mampu melakukan integrasi konsep matematis dan fisika dengan baik. kesulitan melakukan integrasi konsep integral dan diferensial ke dalam konsep fisika. Hal ini, misalnya, diketahui peneliti pada saat perkuliahan menemukan bahwa mahasiswa dapat mengatakan gaya adalah turunan pertama momentum linear terhadap waktu namun mahasiswa tidak bisa mengungkapkan bahwa perubahan momentum linear tiap waktu menghasilkan gaya. Selain itu, kesulitan tersebut tampak pada masalah hukum Gauss dan potensial listrik (Pepper et al., 2012). an lain menunjukkan bahwa mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam melakukan integrasi dalam konteks masalah listrik statis (Dong-Hai et al., 2011). an ini fokus pada pemahaman dan penggunaan integrasi dan diferensial pada elektromagnet dalam konteks persamaan Maxwell. Persamaan Maxwell merupakan bidang yang tepat untuk mengetahui kemampuan mahasiswa mengkaitkan antara konsep integral-diferensial dan fisika (Bollen et al., 2015 ). Hal ini karena persamaan Maxwell bisa dinyatakan dalam bentuk diferensial PFMO-52

2 melalui operator curl dan divergensi, atau dalam bentuk integral mencakup integral lintasan tertutup, integral permukaan tertutup, serta integral volume tertutup. Konsep integral dan diferensial dalam Persamaan Maxwell merupakan integral dan diferensial yang lebih tinggi daripada konsep kalkulus yang telah dipelajari mahasiswa. perlu memahami konsep integral dan difrensial tersebut secara fisis untuk merepresentasikan peristiwa-peristiwa elektromagnetis dan menggunakan konsep integral-diferensial tersebut untuk penyelesaian masalah. an dalam konteks persamaan Maxwell menunjukkan terdapat kesulitan dalam memahami dan menggunakan persamaan Maxwell. kesulitan menentukan permukaan Gauss yang tepat, kesulitan menghitung integral garis, integral permukaan, dan integral volume, dan kesulitan dalam hal konsep divergensi (Pepper et al., 2012). Kesulitan konsep divergensi tampak dalam mengaplikasikan prosedur matematis divergensi pada situasi nyata. Kesulitan juga dialami mahasiswa di hukum Ampere. Kesulitan yang dialami yaitu dalam menentukan amperian loop yang tepat untuk menentukan medan magnet B, tidak memahami hukum Ampere bahwa hukum Ampere adalah jumlah integral tiap segmen, dan beranggapan bahwa jika Ienc = 0 maka selalu B = 0 (Wallace et al., 2010). juga kurang memahami secara konseptual curl dan divergensi, kesulitan menentukan nilai nol/tidak nol untuk curl dan divergensi pada B dan E (Bollen et al., 2015), serta sulit membedakan antara pembangkitan ggl induksi melalui aturan fluks atau hukum faraday (Guisasola et al., 2013; Meng Thong et al., 2008). an ini memiliki dua tujuan. Pertama, peneliti fokus pada pemahaman konseptual divergensi dan curl dalam konteks persamaan Maxwell. Analisis pada pemahaman konseptual diharapkan bisa diketahui pemahaman mahasiswa tentang keterkaitan konsep divergensi serta curl dengan persamaan Maxwell. Kedua, penelitian ini bermaksud mengetahui bagaimana mahasiswa menggunakan integral dan diferensial dalam konteks persamaan Maxwell. Analisis pada tujuan kedua diharapkan bisa diketahui kemampuan mahasiswa mengaplikasikan integral dan diferensial pada permasalahan persamaan Maxwell. METODE PENELITIAN an yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif deskriptif. an dilakukan pada satu kelompok mahasiswa yang terdiri dari 4 mahasiswa. tersebut sedang menempuh matakuliah Listrik Magnet di semester 4. telah menempuh matakuliah Fisika Dasar, Fisika Matematika I, dan Matematika Dasar. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan memberikan tes tulis pada mahasiswa. Tes tulis dilakukan pada awal semester, tengah semester, dan akhir semester. Tes saat awal semester digunakan untuk mengetahui pemahaman awal mahasiswa tentang divergensi, curl, dan medan listrik. Tes saat tengah semester untuk mengetahui perubahan pemahaman mahasiswa tentang divergensi, curl, dan hukum Gauss serta aplikasi pada penyelesaian masalah. Tes tengah semester dilanjutkan tes awal tentang hukum Ampere, hukum Faraday, dan sumber-sumber medan magnet dan medan listrik. Tes saat akhir semester mencakup persamaan Maxwell. Hasil tes didukung oleh hasil wawancara dan diskusi dengan mahasiswa Sumber data berupa data kuantitaif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes tulis pada awal semester, tengah semester, dan akhir semester. Data kuantitatif tersebut didukung data kualitatif berupa hasil wawancara dan diskusi dengan mahasiswa. Hasil data dianalisis secara kuantitatif nilai jawaban mahasiswa tentang penyelesaian masalah, dan secara kualitatif melalui analisis kesulitan dan argumentasi jawaban mahasiswa. Perkuliahan menggunakan metode presentasi, diskusi, dan penyelesaian masalah. Perkuliahan ditekankan pada bagaimana mahasiswa memaknai divergensi dan curl baik secara harfiah maupun konseptual serta penggunaan dalam persamaan Maxwell. Pemaknaan curl dan divergensi disertai dengan analogi dan disertai representasi PFMO-53

3 gambar, selanjutnya dikenalkan tentang operasi matematis dan disertai latihan menggunakannya dalam penyelesaian masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman Awal tentang Curl, Divergensi, dan Medan Listrik Tes awal dilakukan pada awal semester. Tes awal bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal mahasiswa tentang curl, divergensi, dan medan listrik. Tes awal ini menanyakan tentang makna fisis dari curl, divergensi, serta sumber medan listrik yang diketahui mahasiswa. Temuan yang didapatkan dari tes awal ditunjukkan Tabel 1. Hasil tes awal menunjukkan secara umum mahasiswa bisa mengenali representasi gambar dari divergensi dan curl. Hanya terdapat satu mahasiswa yang tidak mengenali representasi gambar dari curl dan divergen. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mahasiswa memanfaatkan arti harfiah dan analogi dari curl dan divergensi untuk representasi gambar medan divergensi dan medan curl. Mayoritas mahasiswa menjawab berdasarkan arti dari bahasa Indonesia curl dan divergen, misalnya, A C : Bagaimana Anda mengenali representasi gambar dari medan curl dan medan divergen? :Berdasarkan artinya, curl itu keriting, jadi melingkarlingkar, kalau divergen menyebar. :Kalau pada cermin, divergen itu menyebarkan cahaya, jadi mungkin divergensi menunjukkan medan yang menyebar. Hal ini sesuai dengan temuan Bollens et al. (2015) yaitu terdapat mahasiswa yang memahami bahwa curl menunjukkan bagaimana suatu medan vektor berputar. Pengenalan operator curl dan divergen secara harfiah dan analogi juga dilakukan oleh Griffith (1999). Bahasa tidak dipungkiri juga memegang peranan dalam merepresentasikan konsep fisika (Brookes et al., 2007). Namun, perlu diperhatikan dalam pemaknaan secara harfiah karena bisa memunculkan ambiguitas dalam penggunaannya (Taibu et al., 2015). Tabel 1. Hasil Tes Awal Tentang Curl, Divergensi, dan Medan Listrik. No. Aspek Temuan 1 Curl mampu mengenali representasi gambar curl beranggapan bahwa curl menunjukkan medan yang berputar beranggapan bahwa curl menunjukkan medan yang menyebar Terdapat salah penulisan operator antara curl dan divergen Mampu mengenali representasi gambar divergensi beranggapan bahwa divergen menunjukkan medan yang menyebar beranggapan bahwa curl menunjukkan medan yang menyebar Terdapat salah penulisan operator antara curl dan divergen beranggapan sumber medan listrik hanya dihasilkan oleh muatan listrik dan benda bermuatan listrik beranggapan sumber medan magnet hanya dihasilkan oleh magnet tetap saja 2 3 Divergensi Sumber medan listrik/sumber medan magnet Jumlah (mahasiswa) 1 dari 4 1 dari 4 PFMO-54

4 Gambar 1. Penjelasan Tentang Seluruh mahasiswa beranggapan bahwa medan listrik hanya bisa ditimbulkan oleh muatan murni. Ini terlihat dari jawaban mahasiswa yang beranggapan medan listrik hanya dihasilkan oleh muatan tunggal ataupun benda bermuatan. memberikan penjelasan secara matematis berdasarkan teorema divergensi dan berdasarkan besarnya medan listrik. Penjelasan mahasiswa ditunjukkan Gambar 1. belum mengerti bahwa medan listrik bisa dibangkitkan oleh medan magnet yang berubah. Hal ini cukup mengejutkan karena mahasiswa telah menempuh Fisika Dasar II yang di dalam terdapat materi elektromagnetik. pun seharusnya sudah pernah melakukan perhitungan matematis tentang besar medan magnet di sekitar kawat berarus ataupun pada solenoida berarus. Hal ini menunjukkan mahasiswa masih belum memahami secara konseptual hubugan antara medan listrik dengan medan magnet. hanya melakukan perhitungan saja tanpa memahami hubungan antar variabel. Seperti yang diungkapkan oleh Kuo et al. (2013), bahwa mahasiswa hanya fokus pada persamaan matematis dan perhitungan. Pemahaman tentang Hukum Gauss serta Pemahaman Awal tentang Hukum Ampere dan Hukum Faraday Tes tengah dilakukan pada saat Ujian Tengah Semester. Tes ini dilakukan setelah mahasiswa mendapatkan materi tentang teorema curl, teorema divergensi, dan hukum Gauss. Tes ini meminta mahasiswa untuk menentukan permukaan Gaussian yang sesuai, nilai dan makna dari dan, menentukan loop Amperian dan pembangkitan gaya gerak listrik induksi. Temuan yang didapatkan dari tes tengah ditunjukkan Tabel 2. Tabel 2. Hasil Tes Tengah tentang Hukum Gauss, Pemahaman Awal Hukum Ampere dan Hukum Faraday. No. Aspek Temuan 1 Hukum Gauss kesulitan dalam menentukan permukaan Gaussian mengalami kesulitan dalam menentukan nilai nol/ tidak nol dari saat disajikan representasi gambar permukaan Gaussian kesulitan ketika menggunakan hukum Gauss untuk kasus bola bermuatan dapat menunjukkan mana divergensi dan curl yang bernilai nol/tidak nol saat ditunjukkan representasi gambar mampu memaknai bahwa medan listrik terdistribusi secara menyebar dalam ruang, dan medan listrik E dari muatan tunggal tidak membentuk lintasan tertutup belum mampu menentukan arah medan magnet disekitar konduktor berarus belum mampu menentukan loop Amperian berpendapat selalu bernilai nol Tidak bisa membedakan antara aturan fluks dan hukum faraday 2 Nilai dan makna dari dan 3 Hukum Ampere 4 Hukum Faraday Jumlah (mahasiswa) PFMO-55

5 Gambar 2. Representasi Gambar Permukaan Gaussian mengalami kesulitan dalam menentukan permukaan Gaussian karena tidak memahami asas kesimetrian. Hasil ini diindikasi berhubungan dengan kesulitan dalam menentukan nilai nol/tidak nol dari saat disajikan representasi gambar permukaan Gaussian suatu sistem. Selanjutnya, ketika menghadapi kesulitan dalam menentukan permukaan Gaussian dan nilai inilah yang dianggap sebagai awal penyebab kesulitan mahasiswa dalam menggunakan Hukum Gauss. Hasil yang diperoleh Pepper et al. (2011) menunjukkan bahwa mahasiswa tidak menerapkan asas kesimetrian saat menggunakan hukum Gauss. tetap menggunakan hukum Gauss walaupun dalam situasi yang tidak simetri. juga kesulitan tentang konsep divergensi. tidak secara konsisten menerapkan konsep divergensi dan teorema divergensi pada masalah hukum Gauss. terlalu menyandarkan pada arti harfiah divergensi. Pemahaman divergensi secara harfiah digunakan mahasiswa dalam menentukan nilai nol/tidak nol dari dan saat disajikan representasi gambar. Hal ini sama dengan yang terlihat dari hasil tes awal. Namun, mahasiswa tidak memahami secara konseptual tentang teorema divergensi. Hasil tes tengah menunjukkan kesulitan dalam menentukan nilai nol/tidak nol dari saat disajikan representasi gambar permukaan Gaussian yang membutuhkan pemahaman terhadap teorema divergensi, seperti tampak pada Gambar 2. walau sudah pernah mendapat materi tentang medan magnet di sekitar kondutor berarus pada tingkat pendidikan sebelumnya dan Fisika Dasar II, mahasiswa masih belum bisa menentukan arah ataupun keberadaan medan magnet di sekitar konduktor bearus. Sekali lagi, terdapat bukti bahwa mahasiswa cendeurng fokus pada perhitungan dan persamaan. Hal ini bisa saja karena kesulitan mahasiswa dalam menginterpretasikan hasil matematis dan variabel ke dalam konteks fisika (Pepper et al. 2011). juga tidak bisa menunjukkan apa dan bagaimana loop Amperian. Hal ini karena mahasiswa tidak memahami hubungan antara arus dengan medan magnet dan akhirnya menganggap bahwa medan magnet hanya dihasilkan oleh magnet permanen saja. Pemahaman awal mahasiswa tentang Hukum Faraday menunjukkan bahwa mahasiswa belum tahu tentang medan listrik yang dibangkitkan oleh medan magnet. belum mengetahui jenis medan listrik itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan medan listrik yang dihasilkan oleh muatan murni. Sementara itu, mahasiswa menganggap bahwa variabel apapun yang berubah (besar medan magnet, arah medan magnet B, atau luas permukaan yang ditembus oleh medan magnet A) yang semuanya dimungkinkan menghasilkan gaya gerak listrik induksi maka itulah yang dinamakan hukum Faraday. belum mengenal aturan Fluks, seperti tampak pada wawancara berikut. : Coba ceritakan yang kamu ketahui tentang hukum Faraday. : Hukum tentang induksi elektromagnet. : Apa itu induksi elektromagnet? : Ya seperti pada dinamo, ada kumparan dan magnet kemudian bisa menghasilkan arus listrik. : Jelaskan bagaimana arus listrik bisa timbul. PFMO-56

6 : Kumparannya berputar lalu bisa timbul listrik. : Bagaimana jika yang berputar adalah magnet? : Jika yang berputar magnet dan kumparannya diam, saya rasa sama saja, sama-sama bisa timbul arus. Dari wawancara tersebut tampak bahwa mahasiswa berpendapat hukum Faraday adalah induksi elektromagnet yang dihasilkan oleh kumparan yang berputar dalam magnet dan jika yang bergerak adalah magnet. Lebih lanjut, mahasiswa belum bisa menjelaskan bagaimana terjadi gaya gerak listrik induksi. Hal semacam ini juga pernah ditemukan oleh Guisasola et al.(2013) yaitu, mahasiswa tidak membedakan antara aturan fluks dan hukum Faraday. Namun, pada temuan Guisasola, et al. dinyatakan bahwa mahasiswa cenderung menjelaskan hukum Faraday melalui aspek medan sedangkan penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa mencontohkan gaya gerak listrik berdasarkan kumparan yang berputar yang merujuk pada gaya Lorentz. Pemahaman dan Penggunaan Persamaan Maxwell Tes akhir dilakukan pada saat Ujian Akhir Semester. Tes ini dilakukan setelah mahasiswa mendapatkan materi tentang seluruh persamaan Maxwell. Tes ini meminta mahasiswa untuk menentukan loop Amperian yang sesuai, mengenali representasi matematis dari medan E dan medan B, menentukan nilai nol/tidak curl dan divergensi dari medan B serta medan E dari situasi tertentu, menentukan antara aturan fluks atau hukum Faraday dari suatu sistem. Selain itu, mahasiswa diminta untuk menggunakan hukum Ampere dan hukum Faraday dalam penyelesaian masalah. Temuan yang didapatkan dari tes tengah ditunjukkan Tabel 3. mengalami kesulitan dalam menentukan loop Amperian yang sesuai. hal ini karena mahasiswa belum memahami secara konseptual representasi matematis hukum Ampere dalam bentuk integral. belum memahami hubungan antara variabel B dan variabel I secara fisis dalam hukum Ampere. Saat ditanya tentang kesulitan yang dihadapi, mahasiswa memberi jawaban saya masih bingung saat menghubungkan antara I dan B, juga saat menunjukkan loop Amperian itu yang sejajar dengan arus ataukah yang tegak lurus dengan arus. Kesulitan lain yang dialami adalah mahasiswa menganggap amperian loop harus melingkupi medium yang dilewati arus. Kesulitan yang berhubungan dengan loop Amperian juga ditemui pada hasil penelitian Wallace et al. (2010). Secara umum, tampak bahwa kesulitan yang dialami mahasiswa dalam hukum Ampere karena mahasiswa belum bisa menentukan arah Medan B dan arah arus I yang berhubungan dengan loop Amperian. diminta menentukan nilai nol/tidak nol curl dan divergensi dari medan B serta medan E dari situasi tertentu. Hal ini untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap persamaan Maxwell jika disajikan suatu sistem. masih belum memahami hukum Gauss. Hal ini masih terlihat bahwa hanya 2 dari 4 mahasiswa yang bisa mengenali situasi di mana. masih kesulitan dalam memahami antara divergensi dan teorema divergen. Hasil ini juga ditemui pada penelitian Bollens et al. (2015) dan Pepper et al. (2012). mampu menentukan mana nilai nol/tidak nol dari. Hanya terdapat 1 dari 4 mahasiswa yang tidak mampu menentukan nilai nol/tidak nol dari. memahami dengan strategi bahwa situasi di mana terdapat muatan murni maka, jika pada situasi terdapat perubahan medan magnet maka. Satu mahasiswa yang tidak mampu diindikasi tidak memiliki pemahaman konseptual tentang operator curl terhadap E pada hukum Faraday. PFMO-57

7 Gambar 3. Pengenalan Representasi Matematis Medan B dan Medan E dengan Menggunakan Operasi Divergensi serta Operasi Curl mampu mengenali representasi matematis dari medan E dan medan B. memanfaatkan persamaan Maxwell untuk mengenali Medan E oleh muatan murni dan Medan B, yaitu dan. secara matematis dapat mengenali mana yang merupakan Medan E dan Medan B yang sesungguhnya dengan menggunakan operator curl dan divergensi seperti tampak pada Gambar 3. Hal yang sama ditunjukkan oleh penelitian Bollens et al. (2015). Hal yang menjadi kesulitan mahasiswa adalah ketika menerapkan operator curl dengan alasan operasi matematisnya yang rumit bagi mahasiswa. Hal ini menunjukkan ketika mahasiswa memahami sifat dari medan dan mampu menggunakan operator matematis, mahasiswa dapat menyalurkan konsep matematis dalam konteks fisika untuk mengenali medan E dan medan B. telah memahami hukum Gauss untuk medan Magnet. Hal ini tampak dari semua mahasiswa menyatakan bahwa untuk semua situasi yang diberikan. Selama pembelajaran telah ditekankan bahwa tidak terdapat muatan magnet tunggal. Hal yang berbda didapat oleh Bollens et al. (2015) yaitu masih terdapat mahasiswa yang tidak menyatakan walau telah dilakukan diskusi tentang muatan magnet. masih kesulitan dalam menentukan nilai nol/tidak nol. kesulitan jika situasi yang diberikan adalah plat sejajar. Hal ini karena masih beranggapan loop amperian harus melingkupi arus ataupun medium yang dilewati arus. Jika situasi berupa kawat lurus berarus maupun solenoid berarus, maka mahasiswa dapat menentukan nilai. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa kesulitan dalam menghadapi situasi yang berhubungan dengan hukum Ampere-Maxwell (Bollens, et al. 2015). telah mampu menggunakan hukum Ampere secara matematis dalam penyelesaian masalah. telah mampu mengenali mana yang aturan fluks atau hukum faraday. menggunakan strategi sebegai berikut: jika yang berubah tiap satuan waktu adalah medan magnet maka itu adalah hukum Faraday, selain itu adalah aturan fluks. Hal ini terungkap dalam wawancara berikut. : Bagaimana cara mengenali hukum Faraday atau aturan fluks. : Jika yang bergerak adalah kumparan dalam medan magnet maka itu adalah aturan fluks, sedangkan yang PFMO-58

8 berubah adalah medan magnet maka situasi itu adalah hukum fluks. : Medan magnet berubah bagaimana? : Besarnya medan magnet. : Bagaimana hal tersebut terjadi? : Arus listrik timbul karena ada muatan yang bergerak, muatan bergerak karena medan magnet. Hasil wawancara menunjukkan mahasiswa dapat membedakan namun masih belum secara utuh. hanya mengatakan besar medan magnet yang menghasilkan ggl induksi, tidak beserta dengan arah medan magnet. Padahal induksi elektromagnetik berdasarkan hukum Faraday bisa timbul dengan mengubah-ubah besar medan magnet atupun menggerakkan sumber medan magnet. Hal lain yang tampak dari wawancara adalah mahasiswa masih belum bisa menjelaskan timbulnya gaya gerak listrik induksi, baik berdasarkan hukum Faraday ataupun aturan fluks. Satu mahasiswa memberikan penjelasan seperti pada wawancara, tiga mahasiswa lain mengatakan masih belum memahami. telah mampu menggunakan hukum Faraday secara matematis dalam penyelesaian masalah. Tabel 3. Hasil Tes Akhir Tentang Persamaan Maxwell. No. Aspek Temuan 1 Hukum Ampere kesulitan dalam menentukan loop amperian yang sesuai mampu menggunakan hukum Ampere dalam penyelesaian masalah kawat konduktor berarus mampu mengenali representasi matematis medan E dan Medan B Representasi matematis dari medan E dan medan B Nilai curl dan divergensi dari E dan B Hukum Faraday mampu menentukan pada situasi yang diberikan mampu menentukan pada situasi yang diberikan mampu menentukan pada situasi yang diberikan mampu menentukan pada situasi yang diberikan mampu menentukan hukum Faraday atau aturan fluks dari situasi yang diberikan mampu menggunakan hukum Faraday dalam penyelesaian masalah kawat konduktor berarus Jumlah (mahasiswa) feedback peneliti pada mahasiswa Gambar 4. Jawaban Terhadap Masalah Bola Berongga Bermuatan.` PFMO-59

9 Tabel 4. Nilai Rata-Rata Penyelesaian Masalah UTS 60,5 UAS 69,5 dalam penggunaan persamaan Maxwell untuk menyelesaikan masalah masih menyandarkan pada rumus. Misalkan pada penyelesaian masalah medan listrik di dalam dan di luar bola konduktor. tidak menggunakan hukum Gauss secara konseptual namun secara langsung menggunakan rumus medan listrik muatan titik seperti tampak pada Gambar 4. Justru hal ini membuat mahasiswa kesulitan menyelesaikan masalah. Gambar 3 menunjukkan bahwa mahasiswa secara langsung menggunakan rumus hukum Gauss untuk menentukan medan E di dalam bola berongga (r = 5 cm) bermuatan tanpa mengenali secara fisis permasalahan. tidak menggunakan permukaan Gaussian. Namun, ada peningkatan nilai penyelesaian masalah. Nilai rata-rata penyelesaian masalah mahasiswa ditunjukkan Tabel 4. KESIMPULAN telah melakukan penelitian tentang pemahaman dan penggunaan persamaan Maxwell oleh mahasiswa. memiliki kemampuan yang baik (3 dari 4 mahasiswa) mengenai pemahaman konseptual tentang divergensi dan curl jika disajikan dalam representasi gambar. Pemahaman ini dikarenakan mahasiswa menggunakan pemaknaan secara harfiah dan analogi dari konsep matematis. Namun, mahasiswa mengalami kesulitan ketika konsep curl dan divergensi dibawa ke konteks elektromagnetik. Hal ini tampak pada pemahaman hukum Gauss. bingung antara divergensi dan teorema divergen. Hal yang menarik adalah mahasiswa telah mampu memaknai hukum Gauss untuk medan magnet. juga belum memahami secara konseptual tentang hukum Ampere yaitu kesulitan penentuan loop Amperian, arah medan manet dan arah arus listrik. telah mampu mengenali mana yang hukum Faraday atau aturan fluks. Namun, mahasiswa belum bisa menjelaskan mekanisme pembangkitan gaya gerak listrik induksi. mampu menggunakan hukum Ampere dan hukum Faraday secara matematis dalam penyelesaian masalah. Namun, mahasiswa kesulitan dalam menggunakan hukum Gauss dalam penyelesaian masalah walau untuk masalah bola berongga bermuatan. Kesulitan yang dihadapi adalah menentukan permukaan Gauss yang sesuai dan melakukan perhitungan integral di hukum Gauss. Perkuliahan Listrik magnet sebaiknya melibatkan pemaknaan secara harfiah dan analogi. Hal ini bermanfaat untuk mengenali representasi gambar dari medan vektor. kami kesulitan dalam mengintegrasikan konsep matematis ke dalam elektromagnetik sehingga perkuliahan Listrik Magnet sebaiknya memberikan penekanan pada menginterpretasi persamaan matematis ke dalam konteks fisika dan menggunakannya dalam penyelesaian masalah. saat disajikan situasi dalam konteks elektromagnetik, mahasiswa kesulitan menerapkan secara konseptual persamaan Maxwell dalam bentuk differensial. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam perkuliahan usaha lebih dalam mengkaitkan matematika dan fisika dengan pendekatan yang kualitatif. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan contoh grafis dan contoh konseptual. an ini hanya melibatkan 4 mahasiswa, sehingga sulit untuk digeneralisasi pada subjek penelitian lain. Namun, hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu acuan dalam mengembangkan perkuliahan elektromagnetik, baik kegiatan di dalamnya maupun bahan ajar. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada Universitas KH. A. Wahab Hasbullah dan Program Studi Pendidikan Fisika Universitas KH. A. Wahab Hasbullah. PFMO-60

10 DAFTAR RUJUKAN Bollen, L., van Kampen, P., De Cock, M Students Difficulties with Vector Calculus in Electrodynamics. Physical Review Special Topics - Physics Education Research. vol. 11, Brookes, D. T., Etkina, E Using Conceptual Metaphor and Functional Grammar to Explore How Language Used in Physics Affects Student Learning. Physical Review Special Topics - Physics Education Research. vol. 3, Dong-Hai, Ng., Rebello, N. S Students Difficulties with Integration in Electricity. Physical Review Special Topics - Physics Education Research. vol 7, Guisasola, J., Almudi, J. M., Zuza, K University Students Understanding of Electromagnetic Induction. International Journal of Science Education. vol. 35, Griffith, David J., Introduction to Electrodynamics. Prantice Hall Hu, D., Rebello, N. S Understanding Student Use of Differentials in Physics Integration Problems. Physical Review Special Topics - Physics Education Research. vol 9, Kuo, E. Hull, M. M, Gupta, A., Elby, A How Students Blend Conceptual and Formal Mathematical Reasoning in Solving Physics Problems. Science Education. vol. 97, Meng Thong, W., Gunstone, R Some Student Conception of Electromagnetic Induction. Research in Science Education. vol. 38, 31. Pepper, R. E., Chasteen, S. V., Pollock, S. J., Perkins, K. K Observations on Student Difficulties with Mathematics in Upper-division Electricity and Magnetism. Physical Review Special Topics - Physics Education Research. vol 8, Taibu, R., Rudge, D., Schuster, D Textbook Presentations of Weight: Conceptual Difficulties and Language Ambiguities. Physical Review Special Topics - Physics Education Research. vol. 11, Wallace, C. S., Chasteen, S. V Upper-division Students Difficulties with Ampère s Law. Physical Review Special Topics - Physics Education Research. vol. 6, PFMO-61

11 PFMO-62

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Medan Elektromagnetik 3 SKS M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor 2 0 1 4 Medan Elektromagnetik I -Referensi: WILLIAM H HAYT Materi Kuliah -Analisa Vektor

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Modul 2 Elektromagnetika Telekomunikasi Medan Berubah Terhadap Waktu dan Persamaan Maxwell

Modul 2 Elektromagnetika Telekomunikasi Medan Berubah Terhadap Waktu dan Persamaan Maxwell Revisi Februari 2002 EE 2053 Modul 2 Elektromagnetika Telekomunikasi Medan Berubah Terhadap Oleh : driansyah, ST Organisasi Modul 2 Medan Berubah Terhadap Waktu dan Persamaan Maxwell A. Persamaan Maxwell

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FISIKA MAJOR FISIKA STRATA SATU ( S1 ) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 1

Universitas Gadjah Mada 1 I. Nama Mata Kuliah : LISTRIK MAGNET A II. Kode / SKS : MSF-2411 / 2 III. Prasyarat : - Mekanika B (MSF-2128)** - Fisika Matematik IA (MSF-2010A)** (** harus pernah ditempuh meskipun tidak lulus) IV. Status

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 ANALISIS PENGUASAAN KONSEP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK PADA SISWA KELAS XII SMA Nita Wulandari Nita.wulandari794@gmail.com Sudarti dr.sudarti_unej@yahoo.com Alex Harijanto alexharijanto.fkip@unej.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Oleh Endi Suhendi 2 Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga

Lebih terperinci

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi Fisika Dasar II I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah kelanjutan dari mata kuliah Fisika Dasar I dan merupakan prasyarat bagi kelompok mata kuliah keahlian program studi pada program S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Analisis Pemahaman Konsep Magnet Mahasiswa Calon Guru Fisika

Analisis Pemahaman Konsep Magnet Mahasiswa Calon Guru Fisika Analisis Pemahaman Konsep Magnet Mahasiswa Calon Guru Fisika Abdul Basit Pateda, Yusuf Kendek, dan Sahrul Saehana pateda118@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri 16 Surabaya Kelas/Semester : XII IA/I Mata Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (4 Jam Pelajaran) Standar Kompetensi 2. Menerapkan

Lebih terperinci

4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK

4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK 4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK Misalkan D adalah suatu medan vektor baru yang tidak bergantung pada medium dan didefinisikan oleh Didefinisikan fluks listrik dalam D sebagai Dalam satuan SI, satu garis fluks

Lebih terperinci

Medan Magnetik. Sumber Tegangan

Medan Magnetik. Sumber Tegangan Medan Magnetik INDUKSI ELEKTROMANETIK PENDAHULUAN Dalam pembahasan mengenai medan magnet telah dijelaskan bahwa : - Arus listrik dapat menghasilkan medan magnetik - Medan magnetik mengerjakan gaya pada

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak. Bab II Teori Dasar Salah satu hal utama dalam penelitian tugas akhir ini adalah magnet induksi yang digunakan sebagai aktuator pada sistem steel ball magnetic levitation. Dalam bab ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

Pendahuluan Elektromagnetika

Pendahuluan Elektromagnetika Revisi Februari 2002 Modul 1 EE 2323 Elektromagnetika Telekomunikasi Pendahuluan Elektromagnetika Oleh : Nachwan Mufti Adriansyah, ST Organisasi Modul 1 Pendahuluan Elektromagnetika A. Latar Belakang Sejarah

Lebih terperinci

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK Q No.Dokumen 061.423.4.70.00 Distribusi Tgl. Efektif 1 November 2011 Judul Mata Kuliah : Fisika 2 Semester : 2 Sks : 3 Kode :

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GENAP

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GENAP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GENAP 2016/2017 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL Mata kuliah : FISIKA 2 Kode MK : TIN 108 Mata kuliah prasyarat : FISIKA 1 Bobot MK : 4

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XII LISTRIK MAGNET Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / I Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala dalam menyelesaikan masalah 1.1 gejala dan ciriciri secara umum.

Lebih terperinci

Kelas XII Semester 1

Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Kelas XII Semester 1 MEDAN MAGNET Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi STANDART KOMPETENSI Kelas XII 2 Semester 1 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

Analisis Kognitif tentang Konsepsi Medan Listrik dan Medan Magnetik melalui Respon Jawaban Spontan pada Mahasiswa Calon Guru

Analisis Kognitif tentang Konsepsi Medan Listrik dan Medan Magnetik melalui Respon Jawaban Spontan pada Mahasiswa Calon Guru Analisis Kognitif tentang Konsepsi Medan Listrik dan Medan Magnetik melalui Respon Jawaban Spontan pada Calon Guru Sunyoto Eko Nugroho Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang Agus Setiawan Program

Lebih terperinci

HUKUM INDUKSI FARADAY

HUKUM INDUKSI FARADAY HUKUM INDUKSI FARADAY Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik. Untuk membuktikan kebenaran

Lebih terperinci

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis

Lebih terperinci

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Minggu Pokok 1 Analisis Vektor dan Sistem Koordinat a. Konsep vektor : - definisi dan arti, notasi/simbol

Lebih terperinci

Physics Communication

Physics Communication Phys. Comm. 2 (1) (2018) 1-16 Physics Communication http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pc Deskripsi Kemampuan Representasi Matematik dalam Pemecahan Masalah Fisika pada Perkuliahan Listrik Magnet

Lebih terperinci

PROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA

PROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FI FISIKA II Disusun oleh: PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FUG1E3 FISIKA 2 Disusun oleh: Suwandi, M.Si PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tujuan dan Manfaat Percobaan. Manfaat :

Bab I Pendahuluan. Tujuan dan Manfaat Percobaan. Manfaat : Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Kita sebagai mahasiswa teknik haruslah mengerti tentang hukum-hukum dasar dalam fisika.contoh salah satunya adalah Hk.Faraday tentang Induksi Elektromagnetik. Induksi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : FISIKA DASAR Kode Mata : DK - 11203 Jurusan / Jenjang : D3 MANAJEMEN INFORMAA Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik. Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya

Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik. Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Medan Listrik Muhamad Yusup Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya Email: myusuf@unsri.ac.id ABSTRACT This paper report on a study of student understanding

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM Kode MK: 15WP03102 ( 2 sks Teori + 1 sks praktikum) GGL Induksi dan Induktansi Dept. of Mechanical Enginering Faculty of Engineering Muhammadiyah University of Surabaya Ahmad

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11.54202 / Fisika 2 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot sks :

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan

Satuan Acara Perkuliahan Satuan Acara Perkuliahan Kode/Nama matakuliah : PFIS25222/Fisika Sekolah II Program Studi : Pendidikan Fisika Revisi : Fakultas : Sains dan Teknologi Tgl mulai berlaku : Satuan Kredit Semester : 2 SKS

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Muslimah Sari, I Komang Werdhiana dan Unggul Wahyono Muslimahsari354@gmail.com

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik bahasan : Analisis Vektor Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa memahami kalkulus vektor dan dapat menerapkannya dalam bidang rekayasa. Jumlah pertemuan : 3 (tiga ) kali 1, 2 dan 3 1. Mengingat mbali

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007

ELEKTROMAGNETIKA. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007 ELEKTROMAGNETIKA Oleh : Wiyanto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007 Hak Cipta 2007 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan: KEMAGNETAN Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p Menghasilkan: Merasakan: Magnet Batang Kutub sejenis

Lebih terperinci

Fourier Dzar Eljabbar Latief

Fourier Dzar Eljabbar Latief Fourier Dzar Eljabbar Latief Jadwal 11 12 : R.9107 41 42 : R.9107 Pertemuan 23 Januari 2012 3 Mei 2012 30 pertemuan 1 hari libur (23 Jan) -2 hari izin bertugas (2-6 April) -2 minggu training (tentatif)

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN ULANGAN UB-1 KELAS XII

SOAL LATIHAN ULANGAN UB-1 KELAS XII SOAL LATIHAN ULANGAN UB-1 KELAS XII 2013-2014 Nama:...................... Kelas:....................... Kerjakan Soal-Soal Berikut Dengan benar! 1. Sebuah kompas yang diletakkan di dekat kawat listrik

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB MENGENAL FISIKA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB FISIKA Mempelajari alam semesta Alam semesta diciptakan dengan karateristik: Derajat Keteraturan Tinggi Derajat Kesimetrian Tinggi Aturannya

Lebih terperinci

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II Kode mata Kuliah : Fis 502 Kredit : 4 SKS Status Mata Kuliah: Wajib Nilai Minimal Lulus: C Tujuan Mata Kuliah Matakuliah ini bertujuan memberikan pemahaman dasar-dasar

Lebih terperinci

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 Drs. Setyo Warjanto setyowarjanto@yahoo.co.id 081218074405 SK 1 Ind 1 Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI. Elektromagnetika DTH1K3 Telekomunikasi T =3 P = Juni 2016

MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI. Elektromagnetika DTH1K3 Telekomunikasi T =3 P = Juni 2016 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI Elektromagnetika DTH1K3 Telekomunikasi

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan SILABUS Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam Program Studi : Pendidikan Fisika Mata Kuliah/ Kode : Pengantar Listrik Magnet dan Optika Jumlah SKS : Teori = 3 sks, Praktek = 1 sks Semester : 2

Lebih terperinci

Bab 4 Hukum Gauss. A. Pendahuluan

Bab 4 Hukum Gauss. A. Pendahuluan Bab 4 Hukum Gauss A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini, disajikan tentang hukum Gauss yang memberikan fluks medan listrik yang melewati suatu permukaan tertutup yang melingkupi suatu distribusi muatan.

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 1. Agar medan magnet yang dihasilkan menjadi lebih besar, maka kawat kumparan yang digunakan adalah kawat yang diameternya

Lebih terperinci

Muatan dan Gaya Listrik

Muatan dan Gaya Listrik Muatan dan Gaya Listrik 1. Muatan Q 1 =40 C dan Q =-50 C terletak dalam bidang -y pada r ( 8ˆi 16ˆ) j cm dan r 0i ˆ cm. (a) Gambarkan sistem muatan ini dalam bidang -y! (b) Tuliskan vektor r dari Q 1 ke

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan SILABUS Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam Program Studi : Fisika Mata Kuliah/ Kode : Pengantar Listrik Magnet dan Optik / FIC 320 Jumlah SKS : Teori = 3 sks, Praktek = 0 sks Semester : 2 Mata

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kode / SKS Program Studi Fakultas : Medan Elektromagnetik : IT012221 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan Menjelaskan latar belakang sejarah dan 2 Analisis

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN PERSAMAAN MAXWELL D W I A N D I N U R M A N T R I S U N A N G S U N A R YA H A S A N A H P U T R I AT I K N O V I A N T I TUJUAN PERKULIAHAN Setelah mengikuti perkuliahan modul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Skema Teori Listrik dan Magnetik Untuk mempelajari tentang ilmu kelistrikan dan ilmu kemagnetikan diperlukan dasar dari kelistrikan dan kemagnetikan yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ENERGI KUAT MEDAN LISTRIK KEPING SEJAJAR HUKUM GAUSS POTENSIAL LISTRIK KAPASITOR POTENSIAL LISTRIK MEDAN LISTRIK DUA KEPING

PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ENERGI KUAT MEDAN LISTRIK KEPING SEJAJAR HUKUM GAUSS POTENSIAL LISTRIK KAPASITOR POTENSIAL LISTRIK MEDAN LISTRIK DUA KEPING PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ELEKTROSTATIS KUAT MEDAN LISTRIK HUKUM GAUSS ENERGI POTENSIAL LISTRIK POTENSIAL LISTRIK KEPING SEJAJAR KAPASITOR MEDAN LISTRIK DUA KEPING SEJAJAR POTENSIAL LISTRIK DUA KEPING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun masa depan. Dalam hal

Lebih terperinci

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ISSN 2338 3240 DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH Andhika Nugraha 1, I Komang Werdhiana 2, dan I Wayan Darmadi 3 Email: andhika_entrepreneur@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA LANJUT. Medan Magnet yang Ditimbulkan Arus Listrik Gaya Gerak Listrik Induksi

MAKALAH FISIKA LANJUT. Medan Magnet yang Ditimbulkan Arus Listrik Gaya Gerak Listrik Induksi MAKALAH FISIKA LANJUT Medan Magnet yang Ditimbulkan Arus Listrik Gaya Gerak Listrik Induksi Dosen Pengampuh : Kamaluddin, S.Pd., M.Pd Disusunoleh: Kelompok 6 1. Ainul Yaqin ( 14612109 ) 2. Ahmad Tohari

Lebih terperinci

Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik. 1. Pendahuluan

Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik. 1. Pendahuluan Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik 1. Pendahuluan Pada pokok bahasan terdahulu tentang hukum Coulomb, telah diasumsikan bahwa daerah di antara muatan-muatan merupakan ruang hampa. Di sini akan dibahas

Lebih terperinci

MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013

MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 Abubakar dan Rahmatsyah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

MAGNETISME (2) Medan Magnet Menghasilkan Listrik

MAGNETISME (2) Medan Magnet Menghasilkan Listrik MGNETIME (2) Medan Magnet Menghasilkan Listrik 7 Fisika Dasar II 117 1. GY PD MTN DLM PENGRH MEDN MGNET : GY LORENTZ eperti dalam kasus elektrostatik (kelistrikan), gejala magnetisme (kemagnetan) dari

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A11.54202 / Fisika 2 Revisi 0 Satuan Kredit Semester : 4 SKS Tgl revisi : Februari 2014 Jml Jam kuliah dalam seminggu : 200

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran : SMA Negeri 16 Surabaya : XII/I : Fisika Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet Pada pelajaran listrik telah dikaji bahwa jika sebuah muatan diletakkan dalam medan listrik, ia mengalami gaya listrik dan energi listriknya dapat dipakai sebagai tenaga gerak untuk berpindah tempat. Hal

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna

Lebih terperinci

Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar

Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar Penguasaan Konsep Materi Fluida Statis Siswa SMAN 3 Blitar Wienda Ashadarini 1*, Lia Yuliati 2, Edi Supriana 2 1 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 2 Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL...v DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR ISI ABSTRAK.....i KATA PENGANTAR....ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL....v DAFTAR GAMBAR...vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D.

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : FISIKA DASAR 2 Kode Mata : DK 12206 Jurusan / Jenjang : S1 SISTEM KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL No 1. 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah Y = A sin ( t kx) Diberikan persamaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : Fisika : XII/2 : Induksi Elektromagnetik : 2 X 2JP A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini: Silabus Review Matematik Oleh Endi Suhendi 2 Silabus Identitas Mata Kuliah Nama mata kuliah : Fisika Dasar II Kode mata kuliah : FI-331

Lebih terperinci

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET Lab lektronika Industri Fisika 2 A 6 INDUKSI LKTROMAGNT 1. GGL INDUKSI Pada ab 5 telah dibicarakan bahwa arus yang mengalir pada penghantar akan menimbulkan medan magnet. Setelah itu para ilmuwan juga

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA No 1. 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah Y = A sin ( t kx)

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MATEMATIKA TEKNIK 2 KODE/SKS : IT042227 / 2 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Pendahuluan Mahasiswa mengerti tentang mata kuliah Matematika Teknik 2 : bahan ajar,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto. Menurut III. METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto. Menurut Furchan (007: 0) ex post facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMK : XI (Sebelas) : FISIKA A. Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep impuls dan momentum. B. Kompetensi Dasar 1. Mengenali

Lebih terperinci

Fisika Dasar II. II. Silabus 1. Identitas mata kuliah Nama mata kuliah : Fisika Dasar II Nomor kode : FI331

Fisika Dasar II. II. Silabus 1. Identitas mata kuliah Nama mata kuliah : Fisika Dasar II Nomor kode : FI331 Fisika Dasar II I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah kelanjutan dari mata kuliah Fisika Dasar I dan merupakan prasyarat bagi kelompok mata kuliah keahlian program studi pada program S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal No. Soal

KISI-KISI SOAL. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal No. Soal KISI-KISI SOAL Satuan Pendidikan : SMAN Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Fisika Jumlah Soal : 25 PG, 3 Uraian Kelas/Semester : X MIA/Ganjil Penulis : Tim MGMP Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation (IBMR) dalam Pembelajaran Fisika

Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation (IBMR) dalam Pembelajaran Fisika ISSN 2086-2407 September 2016 Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 7 (2016) 127-131 http://journal.upgris.ac.id/index.php/jp2f Kepraktisan Model Pembelajaran Investigation Based Multiple Representation

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II DOSEN PENGASUH MATA KULIAH : Dr. Yanti Yulianti, S.Si, M.Si Akhmad Dzakwan, S.Si

FISIKA DASAR II DOSEN PENGASUH MATA KULIAH : Dr. Yanti Yulianti, S.Si, M.Si Akhmad Dzakwan, S.Si GBPP DAN SAP FISIKA DASAR II DOSEN PENGASUH MATA KULIAH : Dr. Yanti Yulianti, S.Si, M.Si Akhmad Dzakwan, S.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG GARIS-GARIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Listrik-magnet memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Listrik-magnet memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik-magnet memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap aktivitas manusia mulai dari kehidupan rumah-tangga hingga sektor industri tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

Bab 5 Potensial Skalar. A. Pendahuluan

Bab 5 Potensial Skalar. A. Pendahuluan Bab 5 Potensial Skalar A. Pendahuluan Pada pokok bahasan terdahulu medan listrik merupakan besaran vektor yang memberikan informasi lengkap tentang efek-efek elektrostatik. Secara substansial informasi

Lebih terperinci

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK Q No.Dokumen 061.423.4.70.00 Distribusi Tgl. Efektif 1 November 2011 Judul Mata Kuliah : Medan Elektroik Semester : 4 Sks : 3

Lebih terperinci

MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya

MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA 1 M. Yusup 2 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya email: yusufunsri@yahoo.com ABSTRAK Konsep fisika dapat direpresentasikan dalam banyak

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA. Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

MAKALAH FISIKA. Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK MAKALAH FISIKA Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 ANGGOTA : 1. AMMASE.S 2. ALIYATARRAFI AH 3. ANNISWATI NURUL ISLAMI 4. ASRIANI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Medan Magnet - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET A. Medan Magnet 1. Medan Magnet oleh arus listrik

Lebih terperinci