BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke merupakan suatu episode akut dari disfungsi neurologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke merupakan suatu episode akut dari disfungsi neurologi"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. STROKE II.1.1.Definisi Stroke merupakan suatu episode akut dari disfungsi neurologi yang diduga disebabkan oleh iskemik atau perdarahan yang berlangsung 24 jam atau sampai meninggal, tetapi tanpa bukti yang cukup untuk diklasifikasikan (Sacco, 2013). Iskemik adalah merupakan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak (Sjahrir, 2003). Stroke iskemik adalah merupakan suatu episode disfungsi neurologi yang disebabkan oleh infark fokal serebri, medulla spinalis atau infark retina, hal ini diakibatkan terjadinya iskemik, berdasarkan patologi, gambaran imaging atau bukti objektif dari serebri, medulla spinalis atau retina sesuai dengan distribusi vaskular. Atau berdasarkan bukti klinis dari serebri, medulla spinalis atau retina iskemik bila menetap 24 jam atau sampai meninggal dan bukan karena penyebab lain (Sacco, 2013).

2 II.1.2 Epidemiologi Insidensi serangan stroke pertama ditemukan 80,2 per 100,000 (95%CI 73-87) disesuaikan dengan populasi dunia. Insidensi stroke karena emboli secara signifikan ditemukan lebih besar pada perempuan dibanding laki - laki (p<0,001), sedangkan insidensi stroke karena aterotrombosis signifikan ditemukan lebih besar pada laki laki dibanding perempuan (p<0,001). Kasus kematian akibat stroke diperoleh 9,5 % setiap 7 hari, 16,1% setiap 28 hari dan 29,9% setiap 1 tahun. Kasus kematian akibat stroke iskemik lebih rendah dibanding tipe lain (p<0,0001). Hipertensi merupakan faktor resiko yg penting, dan atrial fibrilasi merupakan penyebab utama pada stroke emboli. Penyebab stroke emboli adalah atrial fibrilasi ditemukan 206,76% ; kardiomiopati 22,8% ; abnormal interatrial septal 13,5% ; akut miokard infark 15,5% ; penyakit jantung valvular 9,3% ; penyakit sinoatrial kronik 5,2% dan endokarditis 2,1%. Dari 1,057 kasus stroke iskemik ditemukan 153 (14%) atherotrombosis ; 266 (25%) emboli ; 210 (20%) lakunar ; 16 (2%) disebabkan oleh penyakit yang ditentukan ; 412 (39%) penyebab pasti stroke iskemik tetapi tidak diketahui penyebabnya atau tidak dapat ditentukan. Insidensi serangan stroke pertama 212 per 100,000 populasi (95% CI ) dan 80,2 per 100,000 populasi penduduk (95% CI 73-87). Pria memiliki satu setengah kali beresiko tinggi mengalami stroke aterothrombosis dan perempuan memiliki satu setengah kali lebih beresiko tinggi mengalami stroke emboli (Corso, 2013).

3 II.1.3.FAKTOR RESIKO Faktor resiko timbulnya stroke (Sjahrir, 2003). 1. Nonmodifiable risk factors a. Usia b. Jenis Kelamin c. Keturunan/genetik 2. Modifiable risk factors a. Behavioral risk factors - Merokok - Unhealthy diet: lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, kurang buah - Alkoholik - Obat obatan: narkoba (kokain), antikoagulansia, anti platelet, obat kontrasepsi - Aktifitas yang rendah b. Physiological risk factors - Penyakit hipertensi - Penyakit jantung - Diabetes mellitus - Infeksi/lues, arthritis, traumatic, AIDS, lupus - Gangguan ginjal

4 - Kegemukan (obesitas) - Polisitemia, viskositas darah meninggi dan penyakit perdarahan - Kelainan anatomi pembuluh darah II.1.4.Klasifikasi Stroke / Subtipe Stroke Dikenal bermacam macam klasifikasi stroke, berdasarkan atas gambaran klinis, patologi anatomi, sistem pembuluh darah, dan stadiumnya (Misbach, 2011). a. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya 1. Stroke iskemik - Transient ischemic attack (TIA) - Trombosis serebri - Emboli serebri 2. Stroke hemoragik - Perdarahan intra serebral - Perdarahan subarakhnoid b. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu 1. TIA 2. Stroke in evolution 3. Completed stroke

5 c. Berdasarkan sistem pembuluh darah 1. Sistem karotis 2. Sistem vertebro basilar Klasifikasi subtipe stroke iskemik berdasarkan profil faktro resikonya, gambaran klinik, penemuan hasil imejing otak CT scan atau MRI, kardio imejing, dupleks imejing arteri ekstrakranial, arterigrafi dan pemeriksaan laboratorium. Klasifikasi berdasarkan TOAST (Trial of Org10172 in Acute Stroke Treatment) diuraikan sebagai berikut (Sjahrir, 2003). 1. Aterosklerosis arteri besar Gejala klinis dan adanya penemuan imejing otak yang signifikan > 50 % stenosis atau oklusi arteri besar di otak atau cabang arteri di korteks disebabkan oleh proses aterosklerosis. Gejala klinis adalah gangguan kortikal seperti hemiplegik afasia, neglek dan lain lain, gangguan fungsi batang otak atau serebelum. Gambaran CT scan otak atau MRI menunjukkan adanya infark di kortikal, serebelum, batang otak atau subkortikal yang berdiameter lebih dari 1,5 cm dan potensinya berasal dari aterosklerosis arteri besar. Hal ini harus didukung oleh pemeriksaaan dupleks imejing atau arteriografi yang menunjukkan stenosis > 50%. Penyempitan aterosklerosis sering didapati pada permulaan pangkal arteri karotis interna di leher, ujung proksimal cabang MCA dan lain lain.

6 2. Kardioembolism Oklusi arteri disebabkan oleh embolus dari jantung. Sumber embolus dari jantung terdiri dari resiko tinggi (high risk) dan resiko sedang (medium risk). Sedikitnya ada satu penyebab embolus dari jantung. Gejala klinis atau imejing otak sama dengan jenis aterosklerosis arteri besar. a. Resiko tinggi - Prostetik katub mekanik - Mitral stenosis dengan atrial fibrilasi - Atrial fibrilasi - Atrial appendage thrombus - Sick sinus syndrome - Miokard infark baru < 4 minggu - Trombus ventrikel kiri - Kardiomiopati dilatasi - Segmen ventrikular kiri akinetik - Atrial myxoma - Infeksi endokarditis b. Resiko sedang - Prolapsus katub mitral - Kalsifikasi annulus mitral - Mitral stenosis tanpa atrial fibrilasi - Turbulensi atrial kiri

7 - Aneurisma septal atrial - Paten foramen ovale - Atrial flutter - Lone atrial fibrillation - Katub kardiak bioprostetik - Trombotik endokarditis nonbakteril - Gagal jantung kongestif - Segmen ventrikular kiri hipokinetik - Miokard infark > 4minggu, < 6 bulan. 3. Oklusi pembuluh darah kecil Oklusi arteri kecil sering juga disebut infark lakunar. Pasien harus mempunyai satu gejala klinis sindrom lakunar dan tidak mempunyai gejala ganggguan disfungsi kortikal serebral. Pasien biasanya mempunyai gambaran CT scan atau MRI otak yang normal atau infark lakunar dengan diameter < 1,5 cm di daerah batang otak atau subkortikal. Disini tidak tampak adanya potensi kelainan jantung penyebab terjadinya emboli. 4. Stroke akibat dari penyebab lain yang menentukan Kategori ini jarang didapat. Pemeriksaan klinis atau CT scan atau MRI menunjukkan gejala stroke, tetapi tanda tanda kelianan jantung untuk embolism atau kelainan aterosklerosis arteri besar tidak ditemukan.

8 Pemeriksaaan diagnostik lain seperti arteriografi atau tes darah dapat menunjukkan adanya kelainan yang mendukung penyebab terjadinya stroke. 5. Stroke akibat dari penyebab lain yang tidak dapat ditentukan Disini penyebab stroke tidak dapat ditentukan meskipun pemeriksaan telah dibuat secara lengkap. Stroke mempunyai tanda klinis spesifik, tergantung daerah otak yang mengalami iskemia atau infark. Serangan pada beberapa arteri akan memberikan kombinasi gejala yang lebih banyak. Infark serebri terdiri atas empat subtipe(sjahrir 2003, Misbach 2011). 1. Total anterior circulation infarct (TACI) Gambaran klinik: - Hemiparases dengan atau tanpa gangguan sensorik (kontralateral sisi lesi) - Hemianopia (kontralateral sisi lesi) - Gangguan fungsi luhur: disfasia, gangguan visuospasial, hemineglect, agnosia, apraxia. 2. Partial anterior circulation infarct (PACI) Gambaran klinik: - Defisit motorik / sensorik dan hemianopia

9 - Defisit motorik / sensorik disertai gejala fungsi luhur - Gejala fungsi luhur dan hemianopia - Defisit motorik / sensorik murni yang kurang ekstensif dibanding infark lakunar - Gangguan fungsi luhur saja 3. Posterior circulation infarct (POCI) Gambaran klinik: - Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral dan gangguan motorik / sensorik kontralateral - Gangguan motorik / sensorik bilateral - Gangguan gerakan konjugat mata (horizontal atau vertikal) - Disfungsi serebelar tanpa gangguan long tract ipsilateral - Isolated hemianopia atau buta kortikal 4. Lacunar infarct (LACI) Gambaran klinik: - Tidak ada defisit visual - Tidak ada gangguan fungsi luhur - Tidak ada gangguan fungsi batang otak - Defisit maksimum pada satu cabang arteri kecil - Gejala: pure motor stroke, pure sensory stroke, ataksik hemiparesis.

10 II.1.5.Patofisiologi Proses patologik pada pembuluh darah otak, dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak menyebabkan perdarahan, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan kecepatan maupun kualitas darah sendiri. Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lain dapat bersifat primer. Selain itu proses patologi dapat terjadi sekunder yang disebabkan oleh proses lain seperti peradangan arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes mellitus. Iskemik otak dapat bersifat fokal atau global. Terdapat perbedaan etiologi keduanya. Pada iskemik global aliran otak secara keseluruhan menurun akibat tekanan perfusi misalnya karena syok irreversible akibat henti jantung, perdarahan sistemik yang masif, fibrilasi atrial berat dan lain lain. Sedangkan iskemik fokal terjadi akibat menurunnya tekanan perfusi otak regional. Kegiatan ini disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya salah satu pembuluh darah otak di daerah sumbatan atau tertutupnya aliran darah sebagian atau seluruh lumen pembuluh darah otak. Sebagai akibat penutupan aliran darah ke bagian otak tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai di tingkat seluler, berupa perubahan fungsi dan struktural sel yang diikuti kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya akan berakhir dengan kematian neuron. Selain itu terjadi pula perubahan ekstraseluler karena peningkatan ph jaringan serta kadar gas darah.

11 Keluarnya zat neurotransmitter (glutamat) serta metabolisme sel sel yang iskemik, disertai kerusakan sawar darah otak /blood brain barrier (BBB). Seluruh proses ini merupakan perubahan yang terjadi pada stroke iskemik. Pada infark serebri yang cukup luas, edema serebri timbul akibat kegagalan energi dari sel sel otak dengan akibat perpindahan elektrolit (Na +,K + ) dan perubahan permeabilitas membran serta gradasi osmotik. Akibatnya terjadi pembengkakan sel atau oedem sitotoksik. Keadaan ini terjadi pada iskemia berat dan akut seperti hipoksia dan henti jantung. Selain itu edema serebri dapat juga timbul akibat kerusakan sawar otak yang mengakibatkan permeabilitas kapiler rusak, sehingga cairan dan protein bertambah mudah memasuki ruangan ekstraseluler sehingga menyebabkan edema vasogenik. Efek dari edema jelas menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan akan memperburuk iskemi otak. Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti (core) dengan tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini akan menjadi nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi. Sedangkan diluar daerah core iskemik terdapat daerah penumbra iskemik, dimana sel sel otak dan jaringan pendukungnya belum mati akan tetapi sangat berkurang fungsi fungsinya dan menyebabkan juga defisit neurologis. Tingkat iskemiknya makin ke perifer makin ringan. Daerah penumbra iskemik, diluarnya dapat dikelilingi oleh suatu daerah hiperemik akibat adanya aliran daerah kolateral atau luxury perfusion area. Daerah penumbra iskemik inilah yang menjadi sasaran terapi stroke iskemik akut

12 supaya dapat direperfusi dan sel sel otak berfungsi kembali, dan jika terjadi reperfusi maka daerah penumbra dapat berangsur angsur mengalami kematian (Misbach, 2011). Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap (Sjahrir. 2003). Tahap 1: a. Penurunan aliran darah b.pengurangan O2 c.kegagalan energi d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion. Tahap 2: a. Eksitoksitas dan kegagalan homeostasis ion b.spreading depresion Tahap 3: Inflamasi Tahap 4: Apoptosis

13 II.1.6. Anatomi Vaskular Gambar 1. Sirkulus Willisi Dikutip dari Maas MB, Safdieh J Ischemic Stroke: pathophysiology and principles of Localization. Neurology Board Review Manual;13: Otak membutuhkan banyak oksigen. Berat otak hanya 2,5 % dari berat badan seluruhnya, namun oksigen yang dibutuhkan hampir mencapai 20% dari kebutuhan badan seluruhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Pada keadaan normal, darah yang mengalir ke otak (CBF = cerebral blood flow) adalah ml/100 g otak /menit. Suplai darah ke otak melalui dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis (kanan dan kiri) dan ICA (kanan dan kiri). Arteri vertebralis menyuplai darah ke area belakang dan area bawah dari otak, sampai di tempurung kepala. Sedangkan ICA menyuplai darah ke area depan dan area bagian atas otak. Sistem karotis

14 dikenal sebagai sirkulasi anterior dan vertebrobasiler dikenal sebagai sirkulasi posterior. Arteri karotis kanan berasal dari bifurkasio arteri innominata sedangkan yang kiri berasal dari arkus aorta. Arteri karotis komunis sinistra dipercabangkan langsung dari arkus aorta sebelah kiri, sedangkan arteri karotis komunis dekstra dipercabangkan dari arteri innominata (brachiocephalica). Percabangan dari kedua arteri ini sering disebut bifurkasio karotis mengandung karotid body yang berespon terhadap kenaikan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2), aliran darah, PH, arterial dan penurunan PaCO2 serta suhu tubuh (Gofir, 2009). Ada tiga sirkulasi yang membentuk sirkulus willisi di otak. Ketiga sirkulasi tersebut adalah: 1. Sirkulasi anterior, terdiri dari middle cerebral artery (MCA), anterior cerebral artery (ACA) dan arteri komunikans anterior yang menghubungkan kedua ACA 2. Sirkulasi posterior yang terdiri dari PCA 3. Arteri komunikans posterior yang menghubungkan MCA dengan PCA. Kegunaan sirkulus willisi ini adalah untuk proteksi terjaminnya pasokan darah ke otak apabila terjadi sumbatan di salah satu cabang. Misal bila terjadi sumbatan parsial pada proksimal dari anterior cerebral artery kanan, maka arteri serebri kanan ini akan menerima darah dari arteri karotis komunis lewat ACA kiri dan anterior communicating artery (Modul Neurovaskular Perdossi, 2009).

15 Anterior cerebral artery memperdarahi daerah medial hemisfer serebri, lobus frontal bagian superior dan lobus parietal bagian superior. Middle cerebral artery memperdarahi daerah frontal inferior, parietal inferolateral dan lobus temporal bagian lateral. Posterior cerebral artery memperdarahi lobus oksipital dan lobus temporal bagian medial. Batang otak diperdarahi secara eksklusif dari sirkulasi posterior. Medula oblongata menerima darah dari arteri vertebralis melalui arteri perforating medial dan lateral, sedangkan pons dan midbrain (mesensefalon) menerima darah dari arteri basilaris lewat cabangnya yaitu arteri perforating lateral dan medial. Serebelum mendapat darah dari tiga pembuluh darah serebelar, yaitu: 1. posterior inferior cerebellar artery (PICA) yang merupakan akhir dari cabang arteri vertebralis 2. anterior inferior cerebellar artery (AICA) yang merupakan cabang pertama dari arteri basilaris 3. superior cerebellar artery (SCA) yang merupakan cabang akhir dari arteri basilaris. Basal ganglia diperdarahi oleh arteri lentikulostriata kecil percabangan dari MCA, talamus diperdarahi oleh arteri perforating thalamo geniculata yang merupakan cabang dari PCA. Cabang intrakranial pertama dari ICA adalah arteri ophtalmika dan cabang pertama dari arteri basilar adalah AICA.

16 Gambar 2.Diagram Koronal. Menunjukkan teritori pembuluh darah utama di otak. ACA = Anterior cerebral artery; MCA = middle cerebral artery; PCA = posterior cerebral artery. Dikutip dari Maas MB, Safdieh J Ischemic Stroke: pathophysiology and principles of Localization. Neurology Board Review Manual;13: Anterior Cerebral Artery (ACA) Anterior cerebral artery mensuplai 3/4 permukaan medial lobus frontalis, termasuk permukaan orbita media, frontal, bagian atas permukaan lateral hemisfer serebri dan 4/5 korpus kalosum. Percabangan bagian dalam berasal dekat sirkulus willisi yaitu proksimal atau distal pada anterior communicating artery, nukleus kaudatus bagian anterior dan globus pallidus anterior. Oleh karena itu ACA dibagi tiga cabang besar yaitu arteri lentikulostriata media, percabangan pericallosal ke corpus callosum dan percabangan ke hemisfer serebri. Anterior cerebral artery berasal dari ICA, dibagi atas 3 segmen yaitu:

17 1. A1 berasal dari arteri karotid interna ke anterior communicating artery 2. A2 berasal dari anterior communicating artery ke arteri callosalmarginal 3. A3 berasal dari bagian distal arteri callosalmarginal Karakteristik klinis pada infark di daerah ACA meliputi defisit motorik dan sensorik kontralateral dimana bagian lengan lebih ringan dibanding tungkai, deviasi mata dan kepala kearah lesi, afasia motorik transkortikal, gangguan prilaku, disartria (Ropper,2005). 2.Middle Cerebral Artery (MCA) Middle cerebral artery adalah satu dari 3 pasang arteri terbesar yang mensuplai darah ke otak. Middle cerebral artery berasal dari arteri karotid interna yang merupakan arteri terbesar dari 2 percabangan terminal utama yaitu MCA dan ACA dan berlanjut ke sulkus lateralis dan memberi percabangan ke korteks serebri. Middle cerebral artery mensuplai sebagian besar permukaan lateral hemisfer, yaitu bagian superior lobus parietalis dan bagian inferior lobus temporalis dan lobus oksipitalis, juga mensuplai kapsula interna dan basal ganglia. Middle cerebral artery dibagi atas 4 segmen yaitu 1. M1 dari asal ke bifurkasio 2. M2 dari bifurkasio ke percabangan korteks

18 3. M3 percabangan opercular 4. M4 penggabungan cabang cabang fissura sylvian pada permukaan hemisfer lateral dari hemisfer serebri. Karakteristik klinis yang didapati pada infark di daerah MCA meliputi: hemiplegia kontralateral, hemianestesi dan hemianopsia homonim, deviasi kepala dan mata ke arah lesi, afasia global dan anosognosia (Ropper, 2005). 3.Posterior Cerebral Artery (PCA) Posterior cerebral artery adalah merupakan cabang terminal arteri basilaris dan mensuplai lobus oksipital dan lobus temporalis posteromedial. Posterior cerebral artery dibagi atas 4 segmen yaitu: 1. P1 dari akhir arteri basilaris ke posterior communicating artery dalam sisterna interpeduncularis. Dikenal sebagai percabangan interpeduncularis yang berasal dari bifurkasio basilar emperdarahi red nukleus, substansia nigra bilateral, pedunkulus serebri media, saraf okulomotorius dan troklearis, substansia reticular upper brainstem, fasikulus longitudinal medial dan lemniskus medialis. 2. P2 berawal dari posterior communicating artery dibagi atas dua segmen yaitu anterior dan posterior.

19 Dikenal dengan percabangan thalamo perforata yang memperdarahi thalamus bagian inferior, medial dan anterior. Percabangan medialnya memperdarahi pedunkulus serebri, lateral tegmentum, korpora quadrigemina dan glandula pinealis. Bagian percabangan terminalnya memperdarahi lobus temporal dan lobus oksipital medial. 3. P3 segmen quadrigeminal P1 4. P4 segmen korteks Karakteristik klinis yang bisa didapati pada infark di daerah PCA meliputi: sindroma weber, sindroma benedikta, sindroma claude, gangguan pergerakan ekstrapiramidalis (Ropper, 2005). 4.Brain Stem Sekitar 82% kejadian stroke diakibatkan oleh iskemik. Karakteristik klinis yang didapati pada stroke didaerah brainstem adalah disartria, hemiparese, disfagia, diplopia, ataksia (Ropper, 2005). 5.Cerebellum Cerebellum disuplai oleh 3 pembuluh darah yaitu: 1.arteri serebelli superior 2.arteri serebelli inferior anterior 3.arteri serebelli inferior posterior

20 Karakteristik klinis pasien dengan infark di serebelli terdiri dari penurunan kesadaran sampai koma, vertigo, ataksia, disartria, disfagia, inkoordinasi (Ropper, 2005). II.2.Edema Serebri Edema serebri merupakan cairan yang bertambah didalam jaringan otak.oedem sitotoksik terjadi dalam beberapa menit pada ischemic core, terutama diakibatkan oleh kegagalan energi dan depolarisasi membran anoxic dengan akumulasi intraseluler Na + akibatnya terjadi influks cairan dan pembengkakan sel. Sedangkan faktor utama pada edema vasogenik adalah karena rusaknya BBB, akibatnya permeabilitas meningkat, cairan dan protein pindah dari ruangan intravaskular ke interstitial dan intraselular. Perpindahan ion ion dan cairan ke dalam sel selama pembentukan edema sitotoksik menciptakan gradient baru pada Na + antara intravaskular dan ekstraselular, yang nantinya dapat menyebabkan transcapillary electrolyte dan transport cairan ke dalam parenkim otak. Rusaknya BBB ditambah dengan adanya ion ion dan protein yang pindah dari intravaskular ke dalam ruang ekstravaskular, pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya peristiwa edema vasogenik (Bardutzky, 2007).

21 II.3. Cerebral Blood Flow Penggunaan energi otak dan aliran darah otak bergantung pada derajat aktivitas neuron. Disini berperan proses autoregulasi, yaitu kapasitas sirkulasi serebral dalam mempertahankan level secara konstan CBF terhadap perubahan tekanan darah. Cerebral blood flow (CBF) normal adalah ml/100 gr otak/ menit. Mean flow velocity (MFV) di otak bervariasi antara cm/detik. Apabila CBF meninggi atau arteri menyempit maka kecepatan segmen arteri akan meninggi (Sjahrir, 2003). CBF = CPP = MABP ICP CVR CVR Gambar 3. Diagram mekanisme regulasi dari cerebral blood flow. Dikutip dari Peng T Signal processing methods for the analysis of cerebral blood flow and metabolism. Oxford University.

22 II.4. Terapi Osmotik Diuretik osmotik bekerja dengan menciptakan suatu gradien osmotik antara parenkim otak dengan pembuluh darah. Saat gradien osmotik berkurang maka efektivitas dari diuretik osmotik juga akan berkurang. Agen osmotik yang paling sering digunakan adalah manitol, sebuah agen osmotik intravaskular yang dapat menarik cairan dari jaringan otak baik yang edema ataupun non edema. Manitol juga dapat meningkatkan preload jantung dan CPP juga dapat menurunkan tekanan intrakranial (TIK) melalui autoregulasi serebri. Manitol menurunkan viskositas darah, menyebabkan vasokonstriksi dan menurunkan volume serebrovaskular. Target osmolalitas serum direkomendasikan mosm/kg (Broderick, 2007). Efek manitol pada serum osmolalitas terjadi, dimana setelah bolus tunggal maka manitol di distribusikan ke seluruh cairan ekstrasel dalam waktu 2 3 menit dan diperoleh adanya kenaikan akut osmolalitas ekstraseluler akibat adanya manitol sehingga menyebabkan masuknya air dari kompartemen intraselular. Hal ini mengembalikan keseimbangan osmotik antara kompartemen intraseluler dan ekstraseluler. Pergeseran cairan ini juga menyebabkan konsentrasi serum natrium menurun sementara. Di ginjal, manitol bertindak sebagai diuretik osmotik yang mengakibatkan ekskresi besar pada cairan (Keyrouz, 2008).

23 II.5. Manitol Manitol adalah struktur kimia 1,2,3,4,5,6 hexanehexol atau C 6 H 8 (OH) 6 dan berat molekul 182 yang secara luas digunakan sebagai diuretik osmotik. Gambar 4. Struktur kimia Manitol Dikutip dari wikipedia. Mannitol. 05 Januari Manitol juga merupakan isomer dari sorbitol yang biasanya disintesis oleh hidrogenasi glukosa dan tersedia dalam berbagai bubuk kristal putih dan bentuk granular yang semuanya larut dalam air. Infus manitol bersifat asam dan dapat mengkristal jika disimpan pada suhu kamar dan dapat dibuat larut lagi dengan pemanasan. Dan karena berat molekul 182 maka manitol bebas disaring melalui tubulus ginjal, namun karena tidak diserap terus menjadi osmotik aktif dalam tubulus. Hal inilah yang menyebabkan aksinya sebagai diuretik osmotik. Manitol mencegah penyerapan normal air dengan kekuatan osmotik sehingga volume urin meningkat.

24 Peningkatan laju aliran urin ini mengurangi Na + serta reabsorbsi air (Shawkat 2012 ; Tavakkoli 2011). Untuk efek sistemik, manitol harus diberikan secara parenteral. Manitol biasanya diberikan dalam larutan 20 % dalam dosis bolus. Efek maksimum terjadi dalam waktu sekitar 60 menit dengan total efek dapat berlangsung 3-4 jam. Pemberian bolus meminimalkan hemokonsentrasi dan memperpanjang efek. Bolus 0,25 0,5 g/kg diberikan selama menit dan dapat digunakan berulang (Reily 1997). Edema serebral terlibat dalam berbagai macam penyakit saraf seperti iskemia otak, perdarahan otak, trauma otak dan tumor otak atau abses otak. Diuretik osmotik terutama manitol adalah salah satu agen osmotik yang banyak digunakan dalam penanganan edema serebral. Selain untuk menurunkan tekanan intrakranial dengan cara mengurangi kadar air keseluruhan dan volume cairan serebrospinal dengan mengurangi volume darah melalui konstriksi, manitol juga dapat meningkatkan perfusi otak dengan mengurangi viskositas. Infus larutan hipertonik manitol dapat dengan cepat mengurangi cairan otak dengan menciptakan gradien osmotik antara otak dan plasma (Zeng 2010;Bereczki 2000). Manitol dapat menginduksi peningkatan cardiac output dan tekanan pengisian serta peningkatan sementara tekanan arterial dan tekanan perfusi otak. Cardiac output dapat meningkat 30% sehingga

25 menyebabkan aliran darah otak meningkat juga meningkatkan transportasi oksigen sistemik maupun serebral (Castillo, 2009). Manitol pada kebanyakan organ didistribusikan dengan cepat pada ruang ekstraseluler. Pada otak normal dengan BBB yang intak, bagaimanapun manitol ditemukan pada ruang intravaskular. Hal ini menciptakan adanya osmotic gradient yang menghasilkan pergerakan air keluar dari intraseluler dan interstitial di otak ke pembuluh darah. Walaupun BBB mengalami kerusakan atau terganggu, osmotic gradient akan tetap berlangsung dan manitol dapat tetap mengurangi total volume otak. Manitol dapat secara cepat membawa air ke ruang ekstraseluler meningkatkan volume plasma. (Keyrouz, 2008) II.6.Transcranial Doppler Transcranial doppler merupakan suatu alat diagnostik yang non invasif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi karakteristik aliran darah pembuluh darah intraserebral melalui regio tulang kranium yang tipis. Pemeriksaan TCD berdasarkan pada prinsip dasar yang sama seperti doppler ekstrakranial, yaitu suatu sinyal yang dipancarkan dari probe dan dipantulkan ke objek yang bergerak (sel darah merah) dan frekuensi dari sinyal yang dipantulkan akan dialihkan dalam proporsi langsung ke kecepatan (velocity) dari objek yang bergerak (prinsip doppler). Bila pembuluh darah sempit apapun penyebabnya maka kecepatan aliran

26 darah meningkat agar darah dapat melewati lumen pembuluh darah yang sempit tadi. Peningkatan kecepatan itu dideteksi oleh TCD. Kecepatan juga meningkat bila ada peningkatan aliran darah sehubungan dengan kontribusi kolateral terhadap teritori vaskular yang lain. Gangguan hemodinamik memperberat autoregulasi arteri dalam otak dan mengganggu perkembangan sirkulasi kolateral dan aliran kompensasinya. Hemodinamik sirkulasi serebrovaskular yang dinilai adalah mean flow velocity (MFV) dan pulsatility index (PI) (Demikarya 2008, Alexandrov 2004). Gambar 5. Posisi transduser pada transcranial sonographic. Dikutip dari: Alexandrov AV Intracranial Cerebrovascular ultrasound examination techniques. In: Alexandrov AV. Cerebrovascular ultrasound in stroke prevention and treatment. Blackwell Publishing Transcranial doppler menunjukkan Gosling pulsatility index (PI). Dimana PI menunjukkan tingginya resistensi pembuluh darah, hal ini seiring dengan peningkatan tekanan intrakranial. Peningkatan TIK

27 mempengaruhi bentuk gelombang, menunjukkan dengan meningkatnya PI dan apabila peningkatan TIK terus menekan perfusi, maka akan terjadi penurunan pada CBF velocity. Pulsatility index dianggap normal bila nilainya 0,8 1,2. Dan pulsatility digambarkan dengan bentuk dari gelombang spektral. Bila nilai PI < 0,8 dikarenakan penurunan resistensi perifer atau downstream sampai high grade stenosis, dikarenakan aliran darah yang rendah. Penting diingat bahwa TCD hanya mengukur mean flow velocity serebral (cerebral blood flow velocity), hal ini dikarenakan bila flow atau aliran masih konstan, sementara diameter pembuluh darah menurun, maka flow velocity (FV) akan meningkat (Alexandrov, 2004). Gambar 6.waveform, identifikasi arah aliran, velositas, kedalaman insonasi (depth), kecepatan sweep dan pengaturan power. 1 menunjukkan early systolic, 2 late systolic, 3 bentuk gelombang (tajam atau datar), 4 perbedaan systolic/diastolic velocity Dikutip dari: Alexandrov AV Intracranial Cerebrovascular ultrasound examination techniques. In: Alexandrov AV. Cerebrovascular ultrasound in stroke prevention and treatment. Blackwell Publishing

28 Tabel 1. Guidelines TCD normal Dikutip dari Kassab MY Transcranial Doppler: an Introduction for Primary CarePhysicians. Journal of the American Board of Family Medicine: JABFM; 20(1): Transcranial doppler memiliki positive predictive value> 80% sehingga membuat TCD dijadikan sebagai alat yang dapat menilai kejadian serebrovaskular pada pasien dengan resiko stroke (Kassab, 2007).

29 II.7 Kerangka Teori

30 II.8. Kerangka Konsep

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun BAB II Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Definisi Stroke Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang berlangsung cepat, berlangsung lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. iskemik atau pendarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. iskemik atau pendarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. STROKE II.1.1. Definisi Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan oleh iskemik atau pendarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Defenisi Stroke Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan karakteristik kehilangan fungsi otak dengan gejala lebih dari 24 jam, dapat menyebabkan kematian dan dihubungkan

Lebih terperinci

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut.

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmer,

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke BAB II Tinjauan Pustaka A. Landasan Teori 1. Definis Stroke Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut, fokal maupun global, akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun

Lebih terperinci

S T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008

S T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008 S T R O K E Author : yan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008 Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)

Lebih terperinci

STROKE ISKEMIK. Patofisiologi Stroke Iskemik

STROKE ISKEMIK. Patofisiologi Stroke Iskemik Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau penyakit serebrovaskuler (Cerebro Vascular Disease / CVD) atau yang lebih di kenal dengan stroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Otak Rata-rata otak manusia dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran 1,2-1,4 kg. Otak merupakan organ yang sangat vital, dan sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, stroke

Lebih terperinci

TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS

TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 NOMOR 01 DESEMBER 2016] TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS Esdras Ardi Pramudita Bagian Neurologi, RS Panti Rapih, Yogyakarta Korespondensi:

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Stroke World Health Organization (WHO) pada tahun 1970 mendefinisikan stroke sebagai gangguan fungsi otak dengan tanda tanda klinis fokal (atau global)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Stroke Iskemik II.1.1 Definisi Stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama

Lebih terperinci

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke. Background: Dysphagia is a commonly morbidity after stroke, the presence of dysphagia has been associated with increased risk for pulmonary complication and even mortality.there is is emerging evidence

Lebih terperinci

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S PERAN CT SCAN Gold standard dalam diagnosis stroke Dapat dijumpai gambaran Stroke iskemik Infark emboli Stroke hemorragik Intraserebral

Lebih terperinci

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. STROKE ISKEMIK II.1.1. Defenisi Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung

Lebih terperinci

Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview

Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview 1 Motto : Save our brain and nerve!! Time is brain!! 2 Latar belakang Sebagian besar kasus neurologi merupakan kasus emergensi. Morbiditas dan mortalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Stroke 2.1.1. Definisi Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan oleh iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak memiliki bukti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Stroke II.1.1 Definisi Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan oleh iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak memiliki

Lebih terperinci

ANATOMI GANGLIA BASALIS

ANATOMI GANGLIA BASALIS ANATOMI GANGLIA BASALIS Basal Ganglia terdiri dari striatum (nukleus kaudatus dan putamen), globus palidus (eksterna dan interna), substansia nigra dan nukleus sub-thalamik. Nukleus pedunkulopontin tidak

Lebih terperinci

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA Dibuat oleh: Indah Widyasmara,Modifikasi terakhir pada Mon 23 of Aug, 2010 [00:17 UTC] ABSTRAK stroke adalah gangguan fungsional otak yang

Lebih terperinci

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Stroke atau yang sering disebut juga dengan CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan gangguan peredaran darah otak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyakit dengan defisit neurologis permanen akibat perfusi yang tidak adekuat pada area tertentu di otak atau batang otak. Stroke dibagi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam

Lebih terperinci

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang 4 Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang OBJEKTIF Memahami tekanan tinggi intrakranial (TTIK) dan berbagai penyebabnya Memahami bahaya

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 70 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 41 penderita stroke iskemik. Subyek penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 (48,8%). Rerata (SD) umur penderita stroke

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke Penyakit yang timbul akibat lesi vaskular di susunan saraf pusat merupakan penyebab kematian nomor tiga dalam urutan daftar penyebab kematian di Amerika Serikat.

Lebih terperinci

PATOGENESIS STROKE INFARK KARDIOEMBOLI. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

PATOGENESIS STROKE INFARK KARDIOEMBOLI. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara PATOGENESIS STROKE INFARK KARDIOEMBOLI Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Stroke adalah istilah umum yang digunakan untuk satu atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat. ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda.

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat. ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda. Sebagai faktor pembekuan, fibrinogen merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan penyebab kematian ke tiga setelah penyakit jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi pada manusia, terutama usia dewasa. Insidensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju, setelah penyakit jantung dan kanker. Insidensi tahunan adalah 2 per 1000 populasi. Mayoritas stroke adalah infark serebral.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Stroke a. Definisi Menurut WHO (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan. gangguan vaskularisasi darah ke otak.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Stroke a. Definisi Menurut WHO (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan. gangguan vaskularisasi darah ke otak. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Stroke a. Definisi Menurut WHO (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak yang ditandai dengan gejalan klinis baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut 51 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi Semarang selama periode Juni 2010

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular Activating System (ARAS). Jika terjadi kelainan pada kedua

Lebih terperinci

PERBEDAAN MEAN FLOW VELOCITY

PERBEDAAN MEAN FLOW VELOCITY PERBEDAAN MEAN FLOW VELOCITY PADA MIDDLE CEREBRAL ARTERY DAN TERMINAL INTERNAL CAROTID ARTERY PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK AKUT DENGAN MENGGUNAKAN TRANSCRANIAL DOPPLER SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MANITOL

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Pasien Stroke Infark Aterotrombotik di RSUD Al Ihsan Periode 1 Januari 2015 31 Desember 2015 The Characteristic of Stroke

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. STROKE ISKEMIK 1.1 Definisi Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nafsu makan menurun maupun malas untuk beraktifitas, selain itu, ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nafsu makan menurun maupun malas untuk beraktifitas, selain itu, ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Depresi Depresi merupakan salah satu gangguan perasaan dan juga mood yang cukup banyak di masyarakat, yang mana dapat mengakibatkan seseorang bersikap tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke Kata stroke berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu serangan mendadak seperti disambar petir. Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau cerebrovascular accident (CVA) didefinisikan sebagai gangguan neurologis fokal yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi dalam pembuluh darah (Brashers,

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) terhadap 46 orang responden pasca stroke iskemik dengan diabetes mellitus terhadap retinopati diabetika dan gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fungsi psikososial, dengan disertai penurunan atau hilangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fungsi psikososial, dengan disertai penurunan atau hilangnya kesadaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Traumatik brain injury (cedera otak traumatik/cot) yang umumnya didefinisikan dengan adanya kelainan non degeneratif dan non congenital yang terjadi pada otak, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal BAB HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Penelitian.1.1. Karakteristik Umum Subyek Penelitian Pada penelitian ini diperoleh 0 subyek penelitian yang dirawat di bangsal B1 Saraf RS Dr. Kariadi Semarang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stroke 2.1.1. Definisi Stroke Stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/ atau global yang berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerebrovaskular accident atau yang sering di sebut dengan istilah stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak yang berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan hidup. Usia harapan hidup di Indonesia tahun 2000 mencapai 67 tahun dan jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah serangan otak yang timbulnya secara mendadak karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah serangan otak yang timbulnya secara mendadak karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Stroke Stroke adalah serangan otak yang timbulnya secara mendadak karena tersumbatnya aliran pembuluh darah pada sebagian otak yang disebabkan oleh adanya timbunan lemak atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Stroke 1.1. Definisi Stroke Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. STROKE ISKEMIK II.1.1. Defenisi Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

Darulkutni Nasution Department of Neurology

Darulkutni Nasution Department of Neurology HIGHER CORTICAL C FUNCTIONS (FUNGSI LUHUR) Darulkutni Nasution Department of Neurology University of Sumatera Utara, School of Medicine S I R Integrasi semua impuls afferen pada korteks serebri Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Stroke 2.1.1 Defenisi Stroke Stroke adalah berhentinya pasokan darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi otak (Smeltzer dan Bare, 2002). Kurangnya aliran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Arteri karotid merupakan bagian dari sistem sirkulasi darah yang terdapat pada ke dua sisi leher yaitu sisi kiri yang disebut arteri karotid kiri dan sisi kanan yang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PPDGJ-III, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PPDGJ-III, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Pasca Stroke 2.1.1 Definisi Menurut PPDGJ-III, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan gejala utama berupa (1) afek depresif, (2) kehilangan

Lebih terperinci

REFERAT STROKE VERTEBROBASILAR. Pembimbing: dr. Ananda Setiabudi, Sp.S. Penyusun: Putri Caesarrini ( )

REFERAT STROKE VERTEBROBASILAR. Pembimbing: dr. Ananda Setiabudi, Sp.S. Penyusun: Putri Caesarrini ( ) REFERAT STROKE VERTEBROBASILAR Pembimbing: dr. Ananda Setiabudi, Sp.S Penyusun: Putri Caesarrini (030.11.234) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Stroke 1. Pengertian stroke Stroke adalah penyakit serebrovaskuler yang menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri serta penurunan volume aliran darah ke jantung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Spielberger (1999), amarah adalah keadaan psikobiologikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Spielberger (1999), amarah adalah keadaan psikobiologikal BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. AMARAH II.1.1. Definisi Amarah (Anger) Menurut Spielberger (1999), amarah adalah keadaan psikobiologikal emosional yang pada umumnya disertai dengan ketegangan otot dan mengaktifkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di antara penyakit-penyakit neurologi yang terjadi pada orang dewasa, stroke menduduki rangking pertama baik pada frekuensinya maupun pada pentingnya (emergensi) penyakit

Lebih terperinci

HIPERTENSI. adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal

HIPERTENSI. adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal Pengertian HIPERTENSI adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancang Bangun Penelitian Jenis penelitian : observasional Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal Sembuh P N M1 U1n mg I mg II mg III mg IV mg V mg VI Tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Koroner 2.1.1 Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan

Lebih terperinci

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih

Lebih terperinci

TANDA-TANDA RADIOLOGIK

TANDA-TANDA RADIOLOGIK Peranan Radiologik Pada Kelainan Otak dr. Susworo Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta PENDAHULUAN Pemeriksaan radiologi pada kelainan otak dapat dibagi atas : 1. Konvensional

Lebih terperinci

Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.

Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. LAPORAN PENDAHULUAN CEREBRO VASCULAR ACCIDENT (CVA) TROMBOSIS 1; Definisi Stroke (CVA) atau penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap gangguan neurologi mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau

Lebih terperinci

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum: Syifa Ramadhani (2013730182) 4. Jelaskan mekanisme dan etiologi terjadinya bengkak? Mekanisme terjadinya bengkak Secara umum, efek berlawanan antara tekanan hidrostatik (gaya yg mendorong cairan keluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stroke 2.1.1. Definisi Stroke Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) yang berlangsung 24 jam atau menyebabkan

Lebih terperinci

GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI. Pendahuluan

GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI. Pendahuluan GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI Pendahuluan Epilepsy dapat menyebabkan gangguan kesadaran yang transient mulai dari gannguan kesiagaan ringan sampai hilangnya kesadaran. hal ini disebabkan terdapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci