REFERAT STROKE VERTEBROBASILAR. Pembimbing: dr. Ananda Setiabudi, Sp.S. Penyusun: Putri Caesarrini ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REFERAT STROKE VERTEBROBASILAR. Pembimbing: dr. Ananda Setiabudi, Sp.S. Penyusun: Putri Caesarrini ( )"

Transkripsi

1 REFERAT STROKE VERTEBROBASILAR Pembimbing: dr. Ananda Setiabudi, Sp.S Penyusun: Putri Caesarrini ( ) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 19 OKTOBER 21 NOVEMBER

2 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Definisi stroke menurut world health organization (WHO) adalah gangguan fungsi serebral yang terjadi baik fokal maupun global yang terjadi mendadak dan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau meninggal disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. 1 Stroke adalah penyakit kardiovaskular yang mempengaruhi suplai darah ke otak. Ketika berbicara tentang stroke, biasanya para ilmuan mengartikannya dengan terdapat gangguan pada fungsi otak, secara permanen, disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak. 2 Agar berfungsi dengan baik, sel-sel saraf dalam otak harus memiliki suplai darah yang cukup, seperti oksigen dan glukosa. Apabila suplai dari keduanya terganggu, maka bagian dari otak akan berhenti berfungsi sementara. Jika kerusakan parah atau berlangsung cukup lama, maka sel-sel otak akan mati dan kerusakan bersifat permanen. Pergerakan dan fungsi dari tubuh dikontrol oleh sel-sel tersebut, maka fungsinya akan terganggu juga. Gejala yang ditimbulkan pada pasien tergantung dari bagian otak yang terkena. 2 Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan diperkirakan sebanyak orang (7%). Sedangkan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala diperkirakan sebanyak orang (12,1%). Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak orang (7,4%) dan orang (16,6%). Sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita paling sedikit yaitu sebanyak orang (3,6%) dan orang (5,3%). 3 Di Amerika, sekitar 500,000 orang terkena stroke setiap tahunnya. Sekitar 10 persen dari mereka dapat kembali beraktifitas, 50 persen fungsi tubuh cukup kembali dan beraktivitas secara terbatas, dan sekitar 40 persen membutuhkan bantuan dalam beraktivitas. Stroke biasanya dipandang sebagai penyakit yang mengenai usia tua, namun terkadang dapat mengenai usia muda. 2 Oleh karena itu, penting bagi klinisi khususnya dokter umum untuk mengenali penyakit tersebut secara dini sehingga mendapatkan pengobatan secara tepat. 2

3 1. 2 Tujuan penulisan Penulisan referat ini penting bagi dokter muda sebagai calon dokter umum agar mampu mengenali, memahami, dan mendiagnosa suatu penyakit dengan tepat dimulai dari definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor resiko, patofisiologi, tanda dan gejala. Sehingga dapat menentukan prognosis, tatalaksana awal, informasi, dan edukasi yang tepat kepada pasien Metode penulisan Data yang diperoleh dalam penulisan referat ini diperoleh dari textbook, artikel, dan jurnal kedokteran serta berbagai sumber informasi melalui internet. 3

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Anatomi sistem vaskular otak Anatomi vaskuler otak dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian anterior diperdarahi oleh sistem karotis dan bagian posterior oleh sistem vertebrobasiler. Sistem karotis berasal dari percabangan aorta. Aorta bercabang menjadi 3 yaitu, trunkus brachiocephalicus, arteri carotis communis sinistra, arteri subklavia sinistra. Trunkus brachiocephalicus akan bercabang menjadi arteri subklavia dextra dan arteri carotis communis dextra. Arteri subklavia dextra nantinya akan menjadi arteri vertebralis dextra. Arteri carotis communis dextra akan bercabang menjadi arteri carotis externa dan interna dextra. Arteri communis sinistra akan bercabang menjadi arteri carotis externa dan interna sinistra, dan arteri subklavia sinistra akan bercabang menjadi arteri vertebralis sinistra Sistem Anterior (Arteri karotis interna) Arteri karotis interna dextra dan sinistra akan berjalan naik ke basis cranii menuju ujung medial sulcus lateralis cerebri. Disitu arteri karotis interna akan mengeluarkan cabang utamanya yaitu arteri cerebri media dan arteri cerebri anterior. Arteri cerebri media merupakan cabang terbesar arteri karotis media yang berjalan lateralis di sulcus lateralis. Arteri cerebri media memperdarahi lobus frontalis, parietalis, temporalis luas, dan memperdarahi area motorik kecuali tungkai. Arteri cerebri anterior berjalan medial, memperdarahi area kortex motorik, sensorik primer, gyrus cinguli, superior dari lobus frontalis, dan anterior dari lobus parietalis. Selanjutnya, arteri karotis interna akan masuk ke ruang subarachnoid kemudian masuk ke rongga orbita bersama nervus optikus menyuplai isi orbita, sinus sfenoidalis, sinus etmoidalis, mukosa nasal, duramater fossa kranialis anterior, kulit dahi, pangkal hidung, dan kelopak mata. Percabangan lainnya dari arteri carotis interna yaitu arteri komunikans posterior yang akan bergabung dengan segmen proksimal arteri serebri posterior di lateral ujung arteri basilaris membentuk sirkulus wilisi. Percabangan terakhir dari arteri karotis interna adalah arteri khoroidalis anterior yang berada di distal dari arteri komunikans posterior yang akan membentuk cabang dan menyuplai darah ke organorgan disekitarnya, seperti traktus optikus, unkus, hippocampus, amigdala, sebagian 4

5 basal ganglia, sebagian ke kapsula interna, dan juga menyuplai bagian traktus piramidalis Sistem posterior (Arteri vertebrobasiler) Arteri vertebralis mengeluarkan cabang utama yaitu arteri inferior posterior serebelli (PICA) yang merupakan percabangan paling besar dan arteri spinalis anterior yang memperdarahi medulla spinalis. PICA akan memperdarahi bagian inferior vermis, nuclei serebelli, permukaan bawah hemisfer cerebelli, dan dorsolateralis medulla. Setelah itu, arteri vertebralis akan berjalan menembus duramater setinggi foramen magnum. Di ruang subarachnoid arteri vertebralis akan berjalan melengkung ke arah ventral dan kranial mengelilingi batang otak dan bergabung dengan arteri vertebralis kontralateral di depan bagian kaudal pons menjadi arteri basilaris. Arteri basilaris mengeluarkan 2 cabang utama yaitu sepasang arteri serebri posterior dan arteri superior serebelli. Arteri serebri posterior akan memperdarahi bagian lobus oksipital, inferior lobus temporal, thalamus, dan posterior limb dari kapsula interna. Sedangkan pada arteri superior serebelli akan memperdarahi superior dari cerebellum dan glandula pinealis. Percabangan lainnya yaitu arteri inferior anterior cerebelli (AICA) yang memperdarahi bagian anterior dan inferior cerebellum. Percabangan dari a. carotis interna dan a. basilaris akan beranastomosis yang berada di dasar otak untuk menjamin pemberian darah ke otak, yaitu kolateral antara sistem karotis dan sistem vertebrobasiler membentuk: Sirkulus wilisi, merupakan gabungan dari pembuluh darah arteri di dasar otak yang dibentuk oleh a. cerebri media kanan dan kiri, a. cerebri posterior kanan dan kiri, a. communicant posterior kanan dan kiri, a. cerebri anterior, dan a. communicant anterior Stroke Definisi Definisi stroke menurut world health organization (WHO) adalah gangguan fungsi serebral yang terjadi baik fokal maupun global yang terjadi mendadak dan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau meninggal disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. 1 5

6 Epidemiologi Di Indonesia, penyebab kematian utama pada semua umur adalah stroke (15,4%), yang disusul oleh TB (7,5%), Hipertensi (6,8%), dan cedera (6,5%). Hasil Riskesdas 2007, prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per Prevalensi stroke tertinggi Indonesia dijumpai di Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per penduduk) dan terendah di Papua (3,8 per penduduk) (Depkes, 2009). Data lainnya yang diperoleh di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus baik dalam hal kematian, kejadian, ataupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur yaitu sebesar 15,9% (umur tahun), 26,8% (umur tahun), dan 23,5% (umur 65 tahun). Insiden stroke sebesar 51,6/ penduduk dan kecacatan; 1,6% tidak berubah, 4,3% semakin memberat. Penderita laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan dan usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia tahun sebesar 54,2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar 33,5% Klasifikasi stroke 5 Banyak klasifikasi yang telah dibuat untuk memudahkan penggolongan penyakit pembuluh darah otak. Menurut modifikasi Marshall, stroke dapat diklasifikasikan menjadi: I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya: 1. Stroke iskemik Transient ischemic attack (TIA) Trombosis serebri Embolus serebri 2. Stroke hemoragik Perdarahan intraserebral II. Perdarahan subarakhnoid Berdasarkan stadium atau pertimbangan waktu 1. Transient ischemic attack (TIA) 2. Reversible ischemic neurologic deficit (RIND) 6

7 3. Stroke in evolution 4. Completed stroke III. Berdasarkan sistem pembuluh darah 1. Sistem karotis 2. Sistem vertebrobasiler IV. Berdasarkan sindroma klinis yang berhubungan dengan lokasi lesi otak, Bamford dkk mengemukakan klasifikasi stroke menjadi 4 subtipe: 1. Total anterior circulation infarct (TACI) 2. Partial anterior circulation infarct (PACI) 3. Posterior circulation infarct (POCI) 4. Lacunar infarct (LACI) Etiologi dan faktor risiko 6 Non modifikasi Modifikasi Usia Vaskular Jenis kelamin - Hipertensi (BP >140mmHg or 90 BBLR Etnik/ ras Riwayat stroke di keluarga mmhg) - Merokok - Asimtomatik stenosis karotis - Peripheral artery disease Hematologi - Sickle cell disease Gaya hidup - Inaktivitas fisik Jantung - Atrial fibrilasi (dengan atau tanpa penyakit vaskular) - Gagal jantung - PJK Endokrin - Diabetes mellitus - Terapi hormonal post menopause - Penggunaan pil kontrasepsi Metabolik Dislipidemi - Total kolestrol tinggi > 20% - HDL < 40 mg/dl 7

8 - Obesitas Patofisiologi stroke vertebrobasiler 7 Etiologi dari iskemik pada sirkulasi posterior terutama disebabkan oleh aterosklerosis pada arteri disekitarnya (penyakit arteri besar) dan penyakit arteri penetrasi (lakuna). Terdapat bukti bahwa embolisasi kardiogenik lebih umum dan bertanggungjawab sebesar 20 sampai 50% dari stroke pada sistem sirkulasi posterior. Sirkulasi posterior lebih rentan terhadap aterosklerosis dibandingkan dengan arteri sistemik lainnya. Aterosklerosis yaitu dimana plak menyebabkan penyempitan dan sumbatan pada pembuluh darah besar. Apabila terdapat sumbatan pada arteri vertebralis adanya aliran darah kolateral dari arteri vertebralis, cabang arteri servikalis, dan arteri communicant posterior. Adanya obstruksi atau sumbatan pada pembuluh darah menyebabkan hipoperfusi sehingga dapat terjadi kerusakan otak yang ireversibel dan dapat menimbulkan penurunan pada aliran darah ke otak sebesar 20%. Patologi penyakit pembuluh darah kecil berbeda dengan aterosklerosis karena adanya sumbatan pada pembuluh darah kecil disebabkan oleh suatu proses yaitu lipohyalinosis yang sering berhubungan dengan hipertensi. Penyumbatan pembuluh darah kecil membuat pembuluh darah menjadi semakin kecil yang menyebabkan infark disekitarnya disebut lakuna yang dapat timbul sebagai lesi tunggal atau bisa berdistribusi sebagai lesi multipel yang tersebar luas di seluruh subkortex dan batang otak. Lipohyalinosis melemahkan dinding pembuluh darah terutama pada pasien hipertensi yang memungkinkan pecahnya dinding pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan fokal. Hampir semua perdarahan intracerebral berasal dari pembuluh darah kecil. Sumbatan embolus pada sistem vertebrobasiler tidak umum dan biasanya berasal dari sumbatan arteri basiler. 8

9 Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pembuluh darah dan daerah yang terkena. Pasien dengan trombosis arteri basilaris biasanya memiliki gejala awal atau prodromal. Sebanyak 50% dari pasien mengalami transient ischemic attack selama beberapa hari sampai minggu sebelum oklusi terjadi. Sebaliknya, pada peristiwa emboli, didahului tanpa adanya tanda-tanda prodromal. Gejala yang biasanya timbul pada stroke vertebrobasilar yaitu 7 : Vertigo Mual dan muntah Sakit kepala Gangguan kesadaran Tanda-tanda okulomotorik yang abnormal (nystagmus, diplopia, dan perubahan pada pupil) Kelemahan nervus kranial ipsilateral (dysarthria, dysphagia, dysphonia, kelemahan pada otot wajah dan lidah) Sensory loss (pada wajah dan dahi) Ataxia Kelemahan motorik kontralateral Gangguan dalam rasa nyeri dan suhu Inkontinentia Defek pada lapang pandang Nyeri sentral Pembengkakan yang abnormal Keringat pada wajah dan ekstremitas A. Anamnesis Selain yang disebutkan di atas, pada anamnesis dapat ditanyakan sejak kapan, onset waktu apakah mendadak saat bangun tidur atau sedang istirahat atau sedang beraktifitas, semakin memberat atau menetap dalam beberapa hari, dan ditanyakan faktor-faktor risiko stroke. Pada kasus-kasus dengan penurunan kesadaran perlu ditanyakan sudah berapa lama dan apakah semakin memberat. Kemudian, dapat 9

10 ditanyakan gejala yang menyertai seperti kejang, kesemutan, nyeri kepala, cegukan, dan nyeri dada. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa stroke batang otak atau vertebrobasilar, menimbulkan gejala disfungsi neurologis berupa hemi atau quadriparesis, defisit nervus kranialis (III-XII), kesulitan dalam pernapasan, vertigo, dan ataxia. Tanda multipel dari nervus kranialis mengindikasikan bahwa lesi melibatkan lebih dari 1 tingkat pada batang otak. Sirkulasi posterior memperdarahi bagian batang otak, cerebellum, dan kortex bagian oksipital yang akan menimbulkan gejala berupa 5Ds, terdiri dari dizziness, diplopia, dysarthria, dysphagia, and dystaxia. Ciri dari stroke pada sirkulasi posterior adalah crossed findings, yaitu pada pemeriksaan nervus kranialis akan ditemukan kelainan ipsilateral dengan lesi dan pada pemeriksaan motorik atau sensorik ditemukan pada sisi kontralateral Lateral Medullary (Wallenberg) Syndrome 7,8 Sindrom ini sering terjadi karena adanya sumbatan pada arteri vertebralis atau lebih sering pada percabangannya yaitu pada arteri inferior posterior serebelli (PICA). Sindrom ini akan menimbulkan gejala mual, muntah, dan vertigo karena keterlibatan sistem vestibular. Pada sindrom ini akan menimbulkan gambaran klinis ipsilateral meliputi: Ataxia dan dysmetria, karena kerusakan pada pedunkel serebelli inferior dan serebellum Horner syndrome (ptosis, miosis, hypohidrosis, anhidrosis, enopthalmus), karena kerusakan pada serabut simpatis desenden Nyeri wajah dan hilang sensasi suhu Berkurangnya refleks kornea karena kerusakan pada traktus spinal desenden dan nukleus nervus kranialis V Nystagmus Hypoacusis (nukleus koklear) Disarthria dan disfagia Paralisis dari faring, palatum, dan pita suara Berkurangnya perasa dari 1/3 posterior lidah (nukleus atau serabut saraf IX dan X) 10

11 Gambaran klinis kontralateral termasuk hilangnya rasa sakit dan sensasi suhu pada tubuh dan ekstremitas, mengindikasikan keterlibatan dalam traktus spinothalamikus lateralis Medial Medullary (Dejerine) Syndrome 7 Sindrom ini terjadi karena adanya sumbatan pada arteri vertebralis atau pada percabangannya yaitu arteri spinalis anterior yang memperdarahi piramid, lemniskus medial, dan nervus hypoglosus. Namun, sindrom ini jarang terjadi. Gambaran klinis yang ditemukan berupa paresis ipsilateral dari lidah dengan deviasi ke arah lesi (lesi LMN nervus kranialis XII), hemiplegi kontralateral, hilangnya rasa getar dan propioseptif ipsilateral Locked-in Syndrome dan Top of The Basilar Syndrome 6 Apabila terdapat thrombosis basilar biasanya akan mengenai bagian proksimal dari arteri basilar yang memperdarahi pons. Keterlibatan pons bagian dorsal (tegmentum) menimbulkan gambaran klinis berupa unilateral atau bilateral kelumpuhan nervus abducens (VI), gerakan bola mata horizontal terganggu, dan nystagmus vertikal. Keterlibatan dari serabut saraf simpatis desenden pupilodilator di pons menghasilkan kontraksi dari kedua pupil. Hemiplegi atau quadriplegi dan koma biasanya akan timbul. Pada pasien dengan sumbatan basilar, infark mengenai bagian ventral dari pons namun tidak mengenai tegmentum. Pasien masih dalam keadaan sadar tetapi dalam keadaan quadriplegi, maka istilah locked-in syndrome diterapkan. Pada pasien dengan sindrom ini dalam keadaan sadar dan dapat membuka mata atau menggerakan mata sesuai dengan perintah. Pada emboli yang dapat lewat dari arteri vertebralis hingga ke arteri basilar bagian atas, dimana terdapat bifurkatio yang menjadi arteri posterior serebri menyebabkan berkurangnya aliran darah ke formasio retikularis dan thalamus, seeing menimbulkan penurunan kesadaran. Karateristik lainnya adalah kelemahan nervus okulomotorik (III) unilateral atau bilateral. Apabila mengenai pedunkel serebral di otak tengah dapat menyebabkan hemiplegi atau quadriplegi dengan deserebrasi atau dekortikasi. Keadaan ini disebut dengan top of the basilar syndrome. Emboli yang lebih kecil dapat menyumbat sampai ke arteri serebri posterior dimana memperdarahi otak tengah, thalamus, lobus temporal, dan oksipital sehingga 11

12 dapat menyebabkan infark di daerah tersebut. Jika pasien dalam keadaan sadar, maka akan timbul berbagai gangguan visual, seperti, homonymous hemianopia, kebutaan kortikal, kelainan dalam visuomotor, seperti, gangguan dalam konvergensi, kelumpuhan menatap ke atas atau ke bawah, dan diplopia, dan gangguan kebiasaan yaitu kebingungan Sumbatan pada arteri serebri posterior 6 Sumbatan pada arteri serebri posterior menyebabkan homonim hemianopsia pada sisi kontralateral lapang pandang. Apabila sumbatan berada di dekat dari arteri serebri posterior setinggi midbrain, akan timbul gangguan pada okulomotorik berupa kelemahan gerak bola mata ke atas, kelemahan nervus okulomotik (III), dan internuklear opthalmoplegia. Apabila sumbatan mengenai lobus oksipital dengan dominan hemisfer sebelah kiri maka akan timbul afasia anomik (kesulitan dalam menyebutkan objek), alexia tanpa agraphia (ketidakmampuan dalam membaca) atau agnosia visual. Selain itu, dapat menimbulkan kesulitan dalam mengidentifikasi suatu objek yang dipresentasikan pada lapang pandang sebelah kiri disebabkan oleh lesi pada korpus kallosum sehingga memutus korteks visual kanan dari area bahasa pada hemisfer kiri. Apabila infark terjadi pada arteri serebri posterior bilateral, maka akan menimbulkan kebutaan kortikal, gangguan dalam memori (jika mengenai lobus temporalis) atau kesulitan dalam mengenali keluarga (prosopagnosia). Jika adanya sumbatan pada arteri inferior anterior serebelli hingga terjadi infark pada bagian posterior dari kaudal pons akan timbul gejala seperti, disfagia, disartria, kelemahan wajah ipsilateral, kelumpuhan pandangan, tuli, dan tinitus. Sindrom pada infark lateral rostral pontin yang berasal dari sumbatan pada arteri serebellar posterior akan timbul deviasi yang lebih condong pada salah satu mata atau nistagmus dan gangguan sensoris kontralateral. B. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dimulai dari keadaan umum yaitu kesadaran. Apabila terjadi penurunan kesadaran maka dapat digunakan Glasgow coma scale agar pemantauan selanjutnya lebih mudah untuk melihat perkembangan penyakit. Kemudian dilanjutkan dengan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik generalis. Pada pemeriksaan status neurologis dimulai dari tanda rangsang meningeal yaitu, kaku kuduk, brudzinski I, kernig, dan laseque, pemeriksaan nervus kranialis, dan 12

13 ekstremitas berupa pemeriksaan motorik, refleks fisiologis (bisep, trisep, patella, dan Achilles), refleks patologis (Babinski, chaddock, oppenheim, schuffner, Gordon), sensorik, tonus, dan otonom (BAK dan BAB). 6, 7, 8 C. Pemeriksaan penunjang I. Laboratorium: Lab darah lengkap II. III. Elektrolit Urin (ureum dan kreatinin) aptt, PT, d-dimer Kolestrol Profil lipid Creatin kinase, cardiac isoenzymes, troponin level EKG CT Scan, MRI, intracranial doppler ultrasonography, echocardiography Diagnosis banding 7 Basilar meningitis Basilar migraine Perdarahan subarakhnoid Cerebellopontine angle tumor Tatalaksana 4, 9 Penatalaksaan umum pada penyakit serebrovaskular iskemik adalah mengurangi defisit dan mencegah stroke di kemudian hari. Tujuan utama di dunia kedokteran pada kasus ini adalah mengurangi insiden stroke di populasi yang luas dengan mengontrol faktor-faktor risiko yang dapat di modifikasi atau primary prevention. Penatalaksanaan stroke dibagi atas 3 bagian berupa manajemen pada fase akut yaitu dengan mengembalikan sirkulasi dan menghentikan proses patologis, terapi fisik dan rehabilitasi, dan pencegahan untuk stroke selanjutnya dan progresifitas dari penyakit vaskular. 1. Pengembalian sirkulasi dan pemberhentian proses patologis 13

14 Saat tanda dan gejala menetap, jaringan disekitarnya yang terkena tidak sepenuhnya rusak. Sehingga, dapat bertahan apabila perfusi ke otak berjalan baik (penumbra). Apabila pasien selama 4,5 jam dari onset tidak mendapatkan tindakan dari awal gejala, maka dapat diberikan terapi trombolitik dengan activator jaringan plasminogen (tpa) sebagai indikasinya. Aktivator jaringan plasminogen (rekombinan tpa) mengubah plasminogen menjadi plasmin. Obat ini efektif pada pada pengobatan sumbatan arteri coroner. Pada beberapa pasien dengan sumbatan pada arteri basilar dan koma dengan durasi singkat dan pada pasien tanpa thrombosis yang luas, penggunaan tpa dapat memberikan perbaikan pada fungsi neurologis. Pemberian trombolitik injeksi secara intraarterial atau meluruhkan suatu klot secara intravaskular, dapat mengembalikan aliran darah di arteri serebri media dan arteri basilar. Studi terbaru melaporkan bahwa hasil dari melisiskan atau meluruhkan klot secara intravaskular lebih baik dibandingkan dengan trombolisis secara intravena atau intraarteri. Pemberian antikoagulan atau antiplatelet untuk mengubah kaskade pembekuan pada kasus stroke. Antikoagulasi yang urgent dengan tujuan mencegah timbulnya stroke kembali dan menghentikan perburukan defisit neurologi. Namun pemberian antikoagulan tidak direkomendasikan pada penderita stroke akut sedang sampai berat karena meningkatnya risiko komplikasi perdarahan intrakranial. Pemberian terapi antikoagulan dalam jangka waktu 24 jam bersamaan dengan pemberian intravena rtpa tidak direkomendasikan. Pemberian antiplatelet seperti aspirin dalam 24 jam sampai 48 jam setelah awitan stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik. Aspirin dibuktikan sebagai obat yang secara konsisten dapan mencegah thrombosis dan emboli pada stroke. Aspirin dikombinasi dengan membran platelet dan menghambat platelet siklooksigenase, pencegah produksi dari tromboksan A 2, prostaglandin yang dapat membuat vasokonstriksi pembuluh darah, prostasklin, vasodilatasi dari prostaglandin. Pada pasien yang tidak toleransi dengan aspirin, penghambat agregasi platelet lainnya yaitu clopidogrel atau semacamnya dapat digunakan. 14

15 Aspirin tidak boleh digunakan sebagai pengganti tindakan intervensi akut pada stroke, seperti pemberian rtpa intravena. Selain itu, pemberian klopidogrel saja atau kombinasi dengan aspirin, pada stroke iskemik akut, tidak dianjurkan. Kecuali pada pasien dengan indikasi spesifik, misalnya angina pektoris tidak stabil dan non-q-wave MI. 2. Terapi fisik dan rehabilitasi Pasien stroke fase akut direkomendasikan menjalani perawatan di unit stroke dengan tujuan untuk mendapatkan penanganan multidisiplin dan terkoordinasi Memulai rehabilitasi setelah kondisi medis stabil Setelah keluar dari unit stoke, direkomendasikan untuk melanjutkan rehabilitasi dengan berobat jalan selama tahun pertama setelah stroke 3. Pencegahan stroke selanjutnya dan progresifitas dari penyakit vaskular Pengendalian faktor risiko Modifikasi gaya hidup Komplikasi Pneumonia aspirasi Deep vein thrombosis Pulmonary embolism Prognosis Pasien dengan sumbatan arteri basilar memiliki angka kematian yang tinggi lebih dari 85%. Pada pasien yang berhasil bertahan meninggalkan defisit neurologis. Selain itu, sebanyak 10 hingga 15% pasien yang bertahan berisiko terkena stroke kembali. 15

16 BAB III KESIMPULAN Stroke pada sirkulasi posterior menimbulkan berbagai gejala. Episode yang timbul secara mendadak dan berangsur-angsur dibandingkan dengan stroke pada sirkulasi anterior. Pada pasien diperoleh gejala kontralateral dengan paresis nervus kranialis ipsilateral dengan paresis motorik dan sensorik kontralateral, termasuk 5 gejala Ds seperti, dizziness, diplopia, dysarthria, dysphagia, dystaxia. Secara umum, pasien dalam keadaan baik, namun bila terjadi sumbatan bilateral pada sumbatan arteri vertebralis, memiliki prognosis yang lebih buruk termasuk sebesar 90% kematian pasien dalam keadaan locked-in syndrome dan koma. Tujuan utama penatalaksaan pada kasus stroke ini adalah dengan mencegah stroke berulang di kemudian hari salah satunya dengan mengontrol faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau primary prevention. Secara umum, penatalaksanaan stroke dibagi berupa manajemen pada fase akut dibagi 3 yaitu, dengan mengembalikan sirkulasi dan menghentikan proses patologis, terapi fisik dan rehabilitasi, dan pencegahan untuk stroke selanjutnya dan progresifitas dari penyakit vaskular. 16

17 DAFTAR PUSTAKA 1. Sacco RL, Kasner SE, Broderick JP. An Update Definition of Stroke for the 21st Century. AHA/ASA. 2013;44: Brass LM. Stroke. Major Cardiovascular disorder; [215-33]. 3. Situasi Kesehatan Jantung. Info Datin. 2013:3. 4. Guideline Stroke p. 14, 76, Stroke. In: Universities Sumatra Utara, editor p Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Stroke. Clinical Neurology. 8 ed. United States of America: McGraw Hill; p. 380, Kaye V. Vertebrobasilar Stroke Overview [cited November]. Available from: emedicine.medscape.com 8. Lewandoswski C, Santhakumar S. Posterior Circulation Stroke. FERNE Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Stroke. Principles of Neurology. 10 ed. United State of America: McGraw Hill; p. 813, 5, 8. 17

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun BAB II Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Definisi Stroke Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak,

Lebih terperinci

S T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008

S T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008 S T R O K E Author : yan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008 Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)

Lebih terperinci

REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER

REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER NAMA PEMBIMBING : Dr. Edi Prasetyo, Sp.S DISUSUN OLEH Adib Wahyudi (1102010005) Andhika Dwianto (1102010019) Arif Gusaseano (1102010033) Dianta Afina (1102010075) Gwendry

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas

Lebih terperinci

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA Dibuat oleh: Indah Widyasmara,Modifikasi terakhir pada Mon 23 of Aug, 2010 [00:17 UTC] ABSTRAK stroke adalah gangguan fungsional otak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke BAB II Tinjauan Pustaka A. Landasan Teori 1. Definis Stroke Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut, fokal maupun global, akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun

Lebih terperinci

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak. Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyakit dengan defisit neurologis permanen akibat perfusi yang tidak adekuat pada area tertentu di otak atau batang otak. Stroke dibagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Stroke World Health Organization (WHO) pada tahun 1970 mendefinisikan stroke sebagai gangguan fungsi otak dengan tanda tanda klinis fokal (atau global)

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Defenisi Stroke Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan karakteristik kehilangan fungsi otak dengan gejala lebih dari 24 jam, dapat menyebabkan kematian dan dihubungkan

Lebih terperinci

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Stroke 2.1.1 Defenisi Stroke Stroke adalah berhentinya pasokan darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi otak (Smeltzer dan Bare, 2002). Kurangnya aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI 1 BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI Judul mata Kuliah : Neuropsikiatri Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi dasar : Menerapkan ilmu Kedokteran klinik pada sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2012 penyakit kardiovaskuler lebih banyak menyebabkan kematian daripada penyakit lainnya. Infark miokard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut.

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Stroke 2.1.1. Definisi Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan oleh iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak memiliki bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf di FK USU

Lebih terperinci

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE LEAF Book Bacaan ringkas & terpercaya & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE Oleh: Yudi Garnadi [FamiliaMedika] Hak cipta milik Yudi Garnadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen stroke initiative (2003),

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau cerebrovascular accident (CVA) didefinisikan sebagai gangguan neurologis fokal yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi dalam pembuluh darah (Brashers,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Menurut American Heart

Lebih terperinci

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular Activating System (ARAS). Jika terjadi kelainan pada kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Otak Rata-rata otak manusia dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran 1,2-1,4 kg. Otak merupakan organ yang sangat vital, dan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya

Lebih terperinci

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu penyakit serebrovaskuler yang paling sering terjadi sekarang ini adalah stroke. Stroke dapat didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang terjadi akibat penyakit kardiovaskular. Kelainan terjadi pada pembuluh darah di otak dan bersifat fokal. Stroke merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Stroke menurut World Health Organization (WHO) 1995 adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancang Bangun Penelitian Jenis penelitian : observasional Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal Sembuh P N M1 U1n mg I mg II mg III mg IV mg V mg VI Tidak

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang sangat serius, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Data dari WHO tahun 2004 menyatakan

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Stroke atau yang sering disebut juga dengan CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan gangguan peredaran darah otak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu keadaan akut yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). Lebih ringkas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisit neurologis adalah kelainan fungsional area tubuh karena penurunan fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot. Tanda tanda defisit neurologis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pada lumen arteri koroner akibat arterosklerosis, atau spasme, atau gabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah tersebut membawa oksigen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Stroke a. Definisi Menurut WHO (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan. gangguan vaskularisasi darah ke otak.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Stroke a. Definisi Menurut WHO (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan. gangguan vaskularisasi darah ke otak. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Stroke a. Definisi Menurut WHO (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak yang ditandai dengan gejalan klinis baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia (Mansjoer, 2000). Serangan otak ini merupakan kegawatdaruratan medis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas di dunia (Carlo, 2009). Setiap tahunnya terdapat 16.000.000 kasus baru dan 5.700.000 kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah gangguan vaskular yang disebabkan oleh proses aterosklerosis atau tromboemboli yang mengganggu struktur maupun fungsi aorta dan

Lebih terperinci

DIAGNOSIS TOPIS. Dr. SUSI AULINA, Sp.S Dr.NADRA MARICAR Sp.S

DIAGNOSIS TOPIS. Dr. SUSI AULINA, Sp.S Dr.NADRA MARICAR Sp.S DIAGNOSIS TOPIS Dr. SUSI AULINA, Sp.S Dr.NADRA MARICAR Sp.S PENDAHULUAN Dalam Neurologi dikenal 3 macam diagnosis : 1. Diagnosis Klinis 2. Diagnosis Topis 3. Diagnosis Etiologis I. Diagnosis Klinis yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab utama kematian dan gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, 2011). Dalam 3 dekade terakhir,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke. Background: Dysphagia is a commonly morbidity after stroke, the presence of dysphagia has been associated with increased risk for pulmonary complication and even mortality.there is is emerging evidence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan diperkirakan akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2020 (Tunstall. 1994). Diantaranya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 PENURUNAN KESADARAN

BAB 3 PENURUNAN KESADARAN BAB 3 PENURUNAN KESADARAN A. Tujuan pembelajaran 1. Melaksanakan anamnesis atau aloanamnesis pada pasien penurunan kesadaran. 2. Menerangkan mekanisme terjadinya penurunan kesadaran. 3. Membedakan klasifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke 2.1.1 Definisi Stroke adalah suatu manifestasi neurologik yang terjadi mendadak dalam waktu yang singkat karena adanya gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Definisi lain lebih mementingkan defisit neurologis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka a. Kardiovaskuler Penyakit kardiovaskular adalah penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Karena sistem kardiovaskular sangat vital, maka penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke (Nufus, 2012). Stroke menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder (Lewis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Stroke menempati urutan pertama dari semua kelainan neurologi pada dewasa, lebih dari separuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan neurologis tiba-tiba yang bersifat fokal atau global dan berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian dan disebabkan oleh sebab vaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke bukan lagi penyakit yang asing bagi masyarakat luas belakangan ini. Sudah banyak orang yang mengalaminya, mulai dari usia produktif sampai usia tua dan mengenai

Lebih terperinci

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke Iskemik 2.1.1 Definisi Stroke Iskemik Stroke didefinisikan oleh WHO tahun 1986 sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak secara fokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual 3.1.1 Skema Kerangka Konseptual Pola Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker pada Pasien Stroke Iskemik Etiologi - Sumbatan pembuluh darah otak - Perdarahan

Lebih terperinci