BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat dalam
|
|
- Suharto Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Stroke 1.1. Definisi Stroke Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat dalam hitungan detik atau menit. Gejala-gejala ini dapat berlangsung lebih dari 24 jam dan dapat menyebabkan kematian (Ginsberg, 2008). WHO mendefenisikan stroke sebagai sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan pembuluh darah otak (Tarwoto, 2007) Klasifikasi Stroke Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan keadaan patologis serta perjalanan penyakitnya. Berdasarkan keadaan patologis, stroke dapat dibagi dua, yaitu stroke iskemia dan stroke hemoragik. Stroke iskemia terjadi akibat suplai darah ke jaringan otak berkurang yang disebabkan karena adanya obstruksi total atau sebagian pembuluh darah otak. Penyebab stroke iskemia adalah karena trombosis, emboli dan hypoperfusi global. Trombosis merupakan penyebab stroke yang paling sering, biasanya berkaitan
2 dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat ateroslerosis. Stroke karena emboli biasanya berasal dari suatu trombosis dalam jantung, dapat juga berasal dari plak ateroslerosis sinus karotikus atau arteri karotis interna. Pada stroke akibat hypoperfusi global biasanya disebabkan karena cardiac arrest dan embolis pulmonal (Tarwoto, 2007). Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena adanya perdarahan intrakranial non traumatik. Perdarahan intrakranial diklasifikasikan menjadi perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid (Harsono, 2007). Perdarahan intraserebral merupakan perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma. Perdarahan intraserebral sering diakibatkan oleh cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan otak. Perdarahan di bagian dalam jaringan otak biasanya menyebabkan defisit neurologik fokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2 jam (Price &Wilson, 2005). Perdarahan subarakhnoid memiliki dua kausa utama, yaitu ruptur suatu aneurisma vaskular dan trauma kepala. Perdarahan subarakhnoid merupakan keadaan akut karena darah di rongga subarakhnoid dapat merangsang selaput otak dan menimbulkan meningitis kimiawi (chemical meningitis). Darah yang sampai di ventrikel dapat menggumpal dan mengakibatkan hidrosefalus akut. Pada pemeriksaaan fisik dijumpai gejala terangsangnya selapu otak serta gejala peningkatan tekanan intrakranial (Lumbantobing, 2001).
3 Sedangkan berdasarkan mekanisme perjalanan penyakitnya, stroke terbagi atas empat, yaitu Transient Ischemic Attack (TIA), Reversible Ischemic Neurologycal Defisit (RIND), stroke progresif (Stroke in Evolution), dan stroke lengkap (Complete Stroke). Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan gangguan neurologi fokal yang timbul secara tiba-tiba dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Gejala yang muncul akan hilang secara spontan dalam waktu kurang dari 24 jam (Tarwoto, 2007). Gangguan neurologi ini menimbulkan beragam gejala, bergantung pada lokasi jaringan otak yang terkena. TIA merupakan hal yang penting diperhatikan karena dapat menjadi peringatan dini akan kemungkinan infark serebrum di masa mendatang (Price & Wilson, 2003). Pada Reversible Ischemic Neurologycal Defisit (RIND), gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu (Harsono, 2007). Stroke Progresif (Stroke in Evolution) merupakan perkembangan stroke yang terjadi secara perlahan-lahan sampai akut, munculnya gejala semakin memburuk. Proses progresif ini terjadi beberapa jam sampai beberapa hari (Tarwoto, 2007). Stroke lengkap (Complete Stroke) merupakan gangguan neurologi yang sudah menetap atau permanen, maksimal sejak awal serangan dan sedikit memperlihatkan perbaikan (Tarwoto, 2007).
4 1.3. Penyebab Stroke Stroke yang terjadi pada pasien dapat disebabkan oleh beberapa kejadian, yaitu trombosis, emboli serebral, dan perdarahan serebral. Trombosis adalah bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher, yang kemudian menyumbat aliran darah ke otak. Oklusi vaskular hampir selalu disebabkan oleh trombus, yang terdiri dari trombosit, fibrin, sel eritrosit dan leukosit. Jejas pada sel endotelium dapat mempresipitasi pembentukan trombus di pembuluh darah (Lumbantobing, 2001). Emboli otak merupakan 5-15% dari penyebab stroke. Emboli dapat terdiri dari debris kolesterol, gumpalan trombosit dan fibrin (Lumbantobing, 2001). Perdarahan serebral dapat mengganggu fungsi otak melalui mekanisme yang berbeda-beda, meliputi adanya kerusakan atau tekanan pada jaringan otak, serta tekanan pada pembuluh darah otak (Simon, 2009) Faktor Resiko Stroke Stroke merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor resiko. Tarwoto (2007) menjelaskan faktor resiko stroke yang meliputi usia, jenis kelamin, ras dan keturunan, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, polisitemia, merokok, dislipidemia, serta obesitas. Usia merupakan faktor resiko terjadinya stroke. Dengan semakin bertambahnya usia, seseorang semakin beresiko menderita stroke.. Hal ini berkaitan dengan elastisitas pembuluh darah.
5 Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk menderita stroke dibanding perempuan. Hal ini dapat disebabkan gaya hidup seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol yang lebih sering dijumpai pada laki-laki dibanding perempuan (Weng dkk, 2010). Ras dan keturunan juga mempengaruhi resiko seseorang menderita stroke. Riwayat penyakit stroke dalam keluarga atau penyakit yang berkaitan dengan stroke menjadi faktor resiko seseorang dapat terserang stroke. Hipertensi merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kejadian stroke. Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya ateroslerosis pembuluh darah serebral sehingga nantinya akan pecah dan menimbulkan perdarahan pada jaringan otak. Pada pasien dengan penyakit jantung, fibrilasi atrium dapat menyebabkan penurunan cardiac output, sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi serebral. Pada pasien dengan penyakit diabetes mellitus terjadi gangguan vaskuler sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hambatan aliran darah ke otak. Meningkatnya kadar gula darah secara berkepanjangan berkaitan erat dengan disfungsi sel endotel yang dapat memicu terbentuknya aterosklerosis. Kecenderungan membentuk bekuan abnormal semakin dipercepat oleh resistensi insulin, sehingga kecenderungan mengalami koagulasi intravaskular juga semakin meningkat (Price & Wilson, 2005). Kadar Hb yang tinggi (lebih dari 16 mg/dl) juga dapat menjadi salah satu faktor resiko stroke. Hal ini terjadi karena kadar Hb yang tinggi dapat
6 mengakibatkan darah menjadi lebih kental sehingga aliran darah ke otak menjadi lebih lambat. Orang yang memiliki kebiasaan merokok dua kali lebih beresiko untuk menderita stroke dibanding orang yang tidak merokok (Stroke Association, 2013). Rokok menimbulkan plak pada pembuluh darah akibat nikotin dan karbon monosida, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya aterosklerosis. Dislipidemia dapat menjadi salah satu pemicu stroke. Semakin tinggi kadar kolesterol dalam darah, maka semakin besar kemungkinan kolesterol tersebut tertimbun pada dinding pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis dan lemak sehingga dapat menghambat aliran darah. Seseorang dengan berat badan berlebih juga beresiko tinggi menderita stroke. Pada pasien obesitas, kadar kolesterol darah tinggi yang dapat memicu terjadinya hipertensi Patofisiologi Stroke Stroke merupakan jejas otak yang disebabkan oleh dua jenis gangguan vaskular, yaitu iskemia dan hemoragik (Lumbantobing, 2001). Terjadinya stroke sangat erat hubungannya dengan perubahan aliran darah otak, baik karena adanya sumbatan/oklusi pembuluh darah ataupun karena adanya perdarahan pada otak, menimbulkan tidak adekuatnya suplai oksigen dan glukosa. Berkurangnya oksigen atau meningkatnya karbondioksida dapat merangsang pembuluh darah untuk berdilatasi sebagai kompensasi tubuh untuk meningkatkan aliran darah
7 lebih banyak. Sebaliknya keadaan vasodilatasi memberi efek pada peningkatan tekanan intrakranial (Tarwoto, 2007). The National Stroke Assoiation (2001 dalam Price & Wilson, 2005) meringkas mekanisme cedera sel akibat stroke sebagai berikut. Tanpa obat-obat neuroprotektif, sel-sel saraf yang mengalami iskemia 80% atau lebih akan mengalami kerusakan irreversibe dalam beberapa menit. Pusat iskemik dikelilingi oleh daerah jaringan lain yang disebut penumbra iskemik atau zona transisi dengan CBF antara 20% dan 50% normal (10 sampai 25 ml/100 g jaringan otak/menit). Sel-sel neuron yang berada di daerah ini berada dalam bahaya tetapi belum rusak secara ireversibel. Secara cepat di dalam pusat infark, dan setelah beberapa saat di daerah penumbra iskemik, cedera dan kematian sel otak berkembang karena tanpa pasokan darah yang memadai sel-sel otak kehilangan kemampuan untuk menghasilkan energi, terutama ATP. Apabila kekurangan energi terjadi, maka akan mengakibatkan pompa natrium-kalium sel berhenti berfungsi sehingga neuron membengkak. Salah satu cara sel otak berespon terhadap kekurangan energi ini adalah dengan meningkatkan konsentrasi kalium intrasel. Sel-sel otak kemudian melepaskan neurotransmitter eksitatorik glutamat dalam jumlah berlebihan. Glutamat yang dibebaskan ini kemudian merangsang aktivitas kimiawi dan listrik di sel otak lain dengan melekat ke suatu molekul di neuron lain, reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA). Pengikatan reseptor ini memicu pengaktifan enzim nitrat oksida sintase (NOS), yang menyebabkan terbentuknya molekul gas, nitrat oksida (NO). NO terdapat secara alami di dalam tubuh dan
8 meningkatkan banyak fungsi fisiologis yang bergantung pada vasodilatasi, namun dalam jumlah berlebihan, NO dapat menyebabkan kerusakan dan kematian neuron. Sel-sel otak akhirnya mati akibat kerja berbagai protease yang diaktifkan oleh kalsium, lipase, dan radikal bebas yang terbentuk akibat jenjang iskemik. Akhirnya, jaringan otak yang mengalami infark membengkak dan dapat menimbulkan tekanan dan distorsi serta merusak batang otak. Stroke hemoragik terjadi sesuai dengan perdarahan otak dan lokasi perdarahannya. Perdarahan intraserebral di dalam jaringan otak sering terjadi akibat cedera vaskuler yang dipicu hipertensi dan ruptur salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam otak (Price & Wilson, 2005). Perdarahan subaraknoid menyebabkan disfungsi serebral akibat peningkatan tekanan intrakranial. Penyebabnya yaitu ruptur suatu aneurisma vaskular dan trauma kepala (Price & Wilson, 2005). Daerah yang tertekan tersebut selanjutnya akan mengalami edema sekunder akibat iskemia dan menambah tekanan intrakranial semakin berat. Keadaan hemoragik dan iskemik dapat terjadi bersamaan. Hemoragik dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan menyebabkan iskemia, dan pada daerah yang mengalami iskemia dapat terjadi perdarahan (Lumbantobing, 2001) Tanda dan Gejala Sroke Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya (Harsono, 2007). Tanda utama stroke atau cerebrovaskular accident (CVA) adalah
9 munculnya secara mendadak satu atau lebih defisit neurologik fokal. Gejala umum berupa baal atau lemas mendadak di wajah, lengan, atau tungkai terutama di salah satu sisi tubuh; gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata; bingung mendadak; tersandung saat berjalan, pusing, hilangnya keseimbangan; dan adanya nyeri kepala mendadak tanpa penyebab yang jelas (Price & Wilson, 2005). Price dan Wilson (2005) menjelaskan sindrom neurovaskular, yang berlaku pada iskemia dan infark akibat trombosis atau embolus sebagai berikut. Pada arteri karotis interna, lokasi tersering terjadinya lesi adalah bifurkasio arteria karotis komunis ke dalam arteria karotis interna dan eksterna. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya berbagai sindrom dan polanya bergantung pada jumlah sirkulasi kolateral di antaranya dapat terjadi kebutaan satu mata di sisi arteria karotis yang terkena akibat insufisiensi arteria retinalis serta timbulnya gejala sensorik dan motorik di ekstremitas kontralateral karena insufisiensi arteri serebri media. Lesi juga dapat terjadi di daerah antara arteria serebria anterior dan media atau arteria serebri media dengan gejala awal timbul di ekstremitas atas dan mungkin mengenai wajah. Apabila lesi terjadi di hemisfer dominan, maka terjadi afasia ekspresif karena keterlibatan daerah bicara-motorik Broca. Jika lesi yangb terjadi pada arteri serebri media mengakibatkan pasien mengalami hemiparesis atau monoparesis kontralateral, juga dapat terjadi hemianopsia (kebutaan) kontralateral, afasia global, serta disfasia. Lesi pada arteri serebri anterior dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan kontralateral yang lebih besar di tungkai dan lengan yang
10 mengakibatkan gerakan volunter tungkai yang bersangkutan terganggu, defisit sensorik kontralateral, demensia, gerakan menggenggam dan refleks patologis (disfungsi lobus frontalis). Lesi pada sistem vertebrobasilar dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan di salah satu atau keempat ekstermitas, terjadi peningkatan refleks tendon, ataksia, tanda Babinski bilateral, gejala-gejala serebelum seperti tremor intention dan vertigo, disfagia, disatria, sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat, disorientasi, gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis, paralisis satu gerakan mata, hemianopsia homonim), adanya tinitus, serta rasa baal di wajah, mulut dan lidah. Lesi pada arteri serebri posterior, dapat mengakibatkan pasien mengalami koma, hemiparesi kontralateral, afasia visual atau buta kata (aleksia), serta kelumpuhan saraf kranial ketiga Penatalaksanaan Stoke Harsono (2007) membagi penatalaksanaan stroke ke dalam dua tahap, yaitu tahap akut dan paska akut. Fase akut terjadi pada hari ke 0 sampai hari ke 14 sesudah onset penyakit. Pada tahap akut, sasaran pengobatan ditujukan untuk menyelamatkan neuron yang cedera agar tidak sampai mati, dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tidak mengganggu atau mengancam fungsi otak. Tidakan dan obat yang diberikan harus menjamin perfusi darah ke otak tetap cukup. Jalan napas pasien harus bersih dan longgar. Jantung juga harus berfungsi dengan baik, bila perlu dipantau dengan EKG. Tekanan darah dipertahankan pada
11 tingkat optimal, serta dipantau agar jangan terjadi penurunan perfusi otak. Kadar gula darah yang tinggi pada fase akut tidak diturunkan dengan drastis, terutama pada penderita diabetes melitus. Bila klien dalam keadaan gawat atau koma, keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa darah harus dipantau. Obat-obatan yang digunakan untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak antara lain anti edema otak berupa gliserol 10 % per infus, 1 gr/kg BB/hari dalam 6 jam, kortikosteroid dan deksametason dengan bolus mg i.v., diikuti 4-5 jam/6 jam selama beberapa hari, lalu diturunkan pelan-pelan dan dihentikan setelah fase akut. Anti agresasi trombosit asam asetil salisilat (ASA), seperti aspirin, aspilet dengan dosis rendah : mg/hari serta antikoagulan misalnya heparin. Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititikberatkan pada tindakan rehabilitasi penderita dan pencegahan terulangnya stroke. Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45 tahun, maka yang paling penting adalah upaya membatasi semaksimal mungkin kecacatan penderita, baik fisik dan mental. Lingkungan sangat penting untuk mengontrol variabel-variabel penting yang dapat mempengaruhi keadaan pasien, seperti hidrasi, temperatur,dan glukosa darah, dan tata laksana lainnya yang sesuai. Fisioterapi yang berkesinambungan, terapi komplementer dan terapi wicara, serta keterlibatan keluarga dan perawat dapat membantu pasien agar semaksimal mungkin dapat mandiri dalam aktivitas dan fungsinya sehari-hari (Ginsberg, 2008).
12 Terapi preventif bertujuan untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke dengan cara mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, rokok, obesitas, dan stres. 2. Konsep Pijat 2.1. Pengertian Pijat Pijat telah digunakan sebagai salah satu intervensi terapeutik untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit selama ribuan tahun. Di Asia pijat telah dikenal sejak 1000 tahun SM, terutama dalam penyembuhan Ayurveda. Pijat merupakan manipulasi terhadap jaringan lunak, umumnya dengan menggunakan tangan, untuk menstimulasi dan merelaksasi, serta untuk mengurangi stres dan kecemasan (Keir, 2010) Jenis-Jenis Pijat Ada berbagai macam terapi pijat yang dikenal di seluruh dunia, yaitu pijat shiatsu, biodinamic massage, refleksologi, sport massage atau pijat Swedia, pijat bayi dan pijat tradisional Indonesia. Shiatsu merupakan bentuk kuno dari terapi pijat dengan melakukan penekanan pada titik-titik tertentu di tubuh yang telah dipraktekkan selama berabad-abad di Jepang. Pijat shiatsu didasarkan pada prinsip menekan titik-titik akupuntur di tubuh dengan tujuan meningkatkan kelancaran aliran darah dan energi di dalam tubuh (Sundari, 2011).
13 Biodinamic massage merupakan merupakan suatu jenis terapi kesehatan yang mengkombinasikan terapi pijat dengan elemen olah tubuh dan perkembangan psikologi (Sundari, 2011). Sport massage atau pijat Swedia merupakan jenis terapi pijat yang ditujukan untuk merilekskan otot dan melenturkan sendi yang kaku, yang umumnya dilakukan pada olahragawan atau atlet (Sundari, 2011). Pijat bayi adalah pijat yang berupa usapan-usapan lembut pada tubuh bayi yang umumnya bertujuan untuk memberi rasa aman, nyaman dan menyehatkan bagi bayi. Beberapa penelitian menemukan bahwa pijat bayi dapat membantu meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh bayi, serta meningkatkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan bayi (Sundari, 2011). Pijat tradisional Indonesia adalah pijat khas Indonesia yang mengandalkan teknik pemijatan dengan penekanan telapak tangan dan ibu jari ke tubuh. Beberapa terapis pijat tradisional menggunakan minyak kelapa untuk mempermudah pemijatan pada tubuh pasien. Masyarakat di Indonesia menggunakan terapi pijat tradisional sebagai terapi untuk perawatan kesehatan (Ilham, 2011; Sundari, 2011; Agoes & Jacob, 1996). \
14 2.3. Teknik Pemijatan Goldstein (2010) membagi teknik pemijatan dalam 5 gerakan utama, yaitu efflurage, friction, petrissage, tapotement, dan vibrasi. Efflurage adalah gerakan pemijatan dengan mengusap yang dilakukan secara berirama dan berturut-turut ke arah atas. Gerakan mengusap, yaitu gerakan ringan dan terus-menerus yang dilakukan dengan ujung jari bagian bawah pada bagian wajah yang sempit seperti hidung dan dagu, dan dengan telapak tangan pada bagian wajah yang lebar seperti dahi dan pipi. Efflurage memiliki efek sedatif yaitu memberikan efek menenangkan, sehingga selalu dipakai di awal dan di akhir pemijatan (Goldstein, 2010). Friction memberi tekanan pada kulit untuk memperlancar sirkulasi darah dan memperkuat otot dan kulit. Friksi dapat dilakukan dengan ujung0ujung jari atau pangkal telapak tangan, sesuai dengan kebutuhan. Friksi dilakukan dengan menekankan ujung-ujung jari pada bagian tubuh yang dipijat, lalu diputar ringan berurutan sambil berpindah tempat (Goldstein, 2010; Keir, 2005) Petrissage bertujuan untuk memijat otot dengan menggunakan satu tangan atau kedua tangan. Pelaksanaan petrissage untuk daerah-daerah yang lebar pada tubuh dapat dilakukan dengan kedua tangan secara bersamaan atau kedua tangan bergantian secara berurutan. Untuk daerah yang sempit, pemijatan dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung jari dengan arah gerakannya naik turun bebas (Goldstein, 2010). Tapotement merupakan gerakan memijat dengan menepuk yang dilakukan berturut-turut dan cepat. Tapotement umumnya dilakukan dengan menggunakan
15 kedua tangan secara bergatian. Sikap tangan dapat berupa setengah mengepal, jari-jari terbuka atau rapat, serta dapat juga dilakukan dengan mencekungkan telapak tangan dengan jari-jari merapat. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi tonus otot dan memperlancar peredaran darah (Goldstein, 2010). Vibrasi merupakan gerakan menggetarkan otot secara berirama dengan tekanan ringan. Pada gerakan ini digunakan ujung jari dan telapak tangan untuk menggetarkan massa otot secara bergantian (Goldstein, 2010) 2.4. Manfaat Pijat Manfaat pijat bersifat universal, positif dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pijat telah digunakan diseluruh dunia sebagai tindakan pencegahan tanpa menggunakan obat atau operasi (Trionggo & Ghofar, 2013). Pijat memiliki banyak fungsi bagi kesehatan antara lain mengurangi ketegangan otot, meredakan kelelahan, meningkatkan energi, meningkatkan kualias tidur, menenangkan tubuh dan pikiran serta meredakan stres (Trionggo & Ghofar, 2013). Retno dan Prawesti (2012) menemukan adanya pengaruh pijat slow stroke back terhadap perubahan tekanan darah pada responden. Sentuhan atau tekanan pada kulit membuat otot, tendon, dan ligamen menjadi lebih rileks sehingga meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis untuk mengeluarkan neurotransmitter asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis di otot jantung yang bermanifestasi dengan penurunan tekanan darah.
16 Dalam penelitiannya, Givi (2013) menemukan bahwa pijat atau massage dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan pada pasien hipertensi. Pijat menjadi suatu intervensi yang aman, efektif, dan murah untuk mengontrol tekanan darah dan dapat dilakukan di tempat pusat perawatan dan di rumah. Weerapong (2005) menemukan bahwa pijat atau massage dapat mengurangi respon nyeri pasien dengan mekanisme gerbang kontrol pada spinal cord. Pijat dapat meningkatkan substansi biokimia seperti serotonin, yang merupakan neurotransmitter yang dapat mengurangi respon nyeri. Pijat juga memiliki efek yang positif terhadap tingkat ansietas atau kecemasan pasien. Penelitian Sajedi (2011) terhadap anak-anak penderita diabetes melitus, didapatkan bahwa massage atau pijat efektif dalam menurunkan kadar gula darah pasien. Pijat juga dapat menurunkan tingkat kecemasan dan hormon stres pasien, sehingga dapat meningkatkan relaksasi. Anuar (2012) dalam penelitiannya melaporkan adanya efek positif terapi pijat pada pasien paska stroke. Pasien mengaku mengalami kemajuan pemulihan secara fisik dan psikis setelah mengikuti terapi pijat dalam perawatannya. 3. Alasan Pasien Memilih Terapi Pijat Sebagai Terapi Komplementer Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memiliki berbagai pandangan tentang terapi komplementer. Masyarakat memilih terapi komplementer sebagai pelengkap terapi medis karena menganggap bahwa terapi tersebut lebih nyaman, holistik dan lebih personal sesuai dengan kebutuhan pasien. Masyarakat juga menganggap terapi komplementer tersebut tidak
17 memiliki efek samping karena lebih alami, serta dapat melengkapi terapi medis dalam perawatan pasien (Bishop, 2008; Tindle, 2005). Ada beberapa faktor alasan pasien memilih terapi pijat sebagai terapi komplementer dalam perawatannya, selain menggunakan terapi medis. Faktorfaktor tersebut adalah faktor sosial masyarakat, psikologi, ekonomi, faktor manfaat dan keberhasilan terapi, dan persepsi tentang penyakit yang diderita (Trionggo & Ghofar, 2013; Bishop, 2010; Potter & Perry, 2009; Walcott, 2004) Faktor Sosial Budaya Faktor sosial budaya mempengaruhi pemikiran dan keyakinan pasien dalam memilih terapi kesehatan yang akan dijalaninya. Kelompok sosial dapat membantu pasien dalam mengenali ancaman sakit atau mendukung penolakan terhadap sakit. Klien sering bereaksi secara positif terhadap dukungan sosial saat mempraktekkan tingkah laku kesehatan yang positif. Faktor sosial juga sangat mempengaruhi keputusan pasien tentang layanan kesehatan yang dipilihnya (Potter & Perry, 2009). Terapi pijat juga sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat. Smith dkk (2009) menemukan bahwa pasien sangat dipengaruh oleh nilai-nilai yang diyakininya untuk memilih terapi pijat dalam proses perawatannya. Nilai-nilai tersebut memberi dampak yang signifikan terhadap efektifitas terapi pijat yang dijalani oleh pasien. Pasien merasa lebih nyaman dan percaya dengan terapi pijat bila sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diyakininya.
18 3.2. Faktor Psikologis Menurut Bishop (2010), pasien memilih terapi komplementer karena merasa lebih nyaman, holistik dan lebih personal sesuai dengan kebutuhannya. Pasien merasa yakin bahwa kondisi kesehatannya akan lebih baik dengan perawatan yang dilakukan oleh terapis. Sikap caring yang ditunjukkan oleh terapis juga mempengaruhi keputusan pasien memilih terapi komplementer yang dijalaninya. Hubungan saling percaya antara pasien dengan terapis juga berdampak positif terhadap efektifitas terapi yang dijalani oleh pasien. Banyak pasien yang meyakini bahwa penyembuhan dapat tercapai dengan sentuhan dan sikap caring serta empati yang ditunjukkan oleh terapis pada mereka (Smith dkk, 2009) Faktor Ekonomi Faktor ekonomi mempengaruhi reaksi pasien terhadap penyakit. Akses layanan kesehatan berkaitan erat dengan faktor ekonomi (Potter & Perry, 2009). Dalam penelitiannya, Walcott (2004) menyatakan bahwa faktor ekonomi mempengaruhi keputusan masyarakat memilih pelayanan kesehatan. Biaya yang murah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pasien memilih terapi pijat sebagai terapi komplementer dalam perawatannya.
19 3.4. Faktor Manfaat dan Keberhasilan Terapi Keefektifan terapi komplementer juga menjadi salah satu alasan pasien untuk memilih terapi. Pasien yang memilih terapi pijat merasakan banyak manfaat selama menjalani terapi. Mengurangi ketegangan otot, meredakan kelelahan, meningkatkan kualitas tidur, meredakan stres dan menenangkan pikiran dan tubuh merupakan manfaat pijat yang banyak dirasakan oleh pasien (Trionggo & Ghofar, 2013) Persepsi Tentang Penyakit yang Diderita Persepsi merupakan pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Persepsi pasien terhadap penyakitnya mempengaruhi perilaku pasien terhadap gejala dan tanda penyakit yang dideritanya. Menurut Forster dan Anderson (1986), di Indonesia masyarakat dan pengobat tradisional menganggap ada dua hal yang menjadi penyebab terjadinya suatu penyakit, yaitu naturalistik dan personalistik. Seseorang yang menderita penyakit dianggap akibat pengaruh lingkungan, makanan, kebiasaan hidup, ketidakseimbangan dalam tubuh, serta penyakit bawaan. Hal inilah yang disebut sebagai penyebab penyakit yang bersifat naturalistik. Sedangkan paham personalistik menganggap bahwa penyakit disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa roh jahat atau sihir. Masyarakat mengganggap sakit merupakan keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman (Forster & Anderson, 1986).
20 Menurut Potter dan Perry (2009), perilaku sehat adalah berbagai aktivitas yang berhubungan dengan pemeliharaan, pencapaian atau usaha mendapatkan kembali kondisi kesehatan yang baik dan mencegah penyakit. Sedangkan perilaku sakit mencakup cara seseorang memantau tubuhnya, mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialaminya, melakukan usaha penyembuhan, dan menggunakan sistem pelayanan kesehatan (Mechanic dalam Potter & Perry, 2009).
BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Stroke 2.1.1 Defenisi Stroke Stroke adalah berhentinya pasokan darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi otak (Smeltzer dan Bare, 2002). Kurangnya aliran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara
Lebih terperinciGejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah
Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia modern di abad ke 21 ini, banyak kemajuan yang telah dicapai, baik pada bidang kedokteran, teknologi, sosial, budaya maupun ekonomi. Kemajuan-kemajuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun
BAB II Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Definisi Stroke Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak,
Lebih terperinciSTROKE Penuntun untuk memahami Stroke
STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih
Lebih terperinci- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.
Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori 1. Stroke Non Hemoragik Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Defenisi Stroke Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan karakteristik kehilangan fungsi otak dengan gejala lebih dari 24 jam, dapat menyebabkan kematian dan dihubungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau cerebrovascular accident (CVA) didefinisikan sebagai gangguan neurologis fokal yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi dalam pembuluh darah (Brashers,
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Lebih terperinciLEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE
LEAF Book Bacaan ringkas & terpercaya & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE Oleh: Yudi Garnadi [FamiliaMedika] Hak cipta milik Yudi Garnadi
Lebih terperinciPENGURUTAN (MASSAGE)
PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari
Lebih terperinciSTROKE ISKEMIK. Patofisiologi Stroke Iskemik
Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau penyakit serebrovaskuler (Cerebro Vascular Disease / CVD) atau yang lebih di kenal dengan stroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke Kata stroke berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu serangan mendadak seperti disambar petir. Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka a. Kardiovaskuler Penyakit kardiovaskular adalah penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Karena sistem kardiovaskular sangat vital, maka penyakit kardiovaskular
Lebih terperincidan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Menurut American Heart
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stroke adalah serangan otak yang timbulnya secara mendadak karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Stroke Stroke adalah serangan otak yang timbulnya secara mendadak karena tersumbatnya aliran pembuluh darah pada sebagian otak yang disebabkan oleh adanya timbunan lemak atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerebrovaskular accident atau yang sering di sebut dengan istilah stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan penyebab kematian ke tiga setelah penyakit jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan tertinggi pada manusia, terutama usia dewasa. Insidensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya
Lebih terperinciS T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008
S T R O K E Author : yan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008 Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciTipe trauma kepala Trauma kepala terbuka
TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke 2.1.1 Definisi Stroke adalah suatu manifestasi neurologik yang terjadi mendadak dalam waktu yang singkat karena adanya gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut
51 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi Semarang selama periode Juni 2010
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Stroke 1. Pengertian stroke Stroke adalah penyakit serebrovaskuler yang menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen stroke initiative (2003),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Stroke atau yang sering disebut juga dengan CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan gangguan peredaran darah otak,
Lebih terperinciDIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA Dibuat oleh: Indah Widyasmara,Modifikasi terakhir pada Mon 23 of Aug, 2010 [00:17 UTC] ABSTRAK stroke adalah gangguan fungsional otak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang
Lebih terperinciMANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS
MANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau
Lebih terperinciDosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY
Terapi Latihan Di Air Bagi Penderita Stroke Oleh: Yudik Prasetyo, M.Kes. Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,
Lebih terperinciJenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmer,
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR
892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 23/19912 bahwa pembangunan nasional akan terwujud bila terjadi derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
Lebih terperinciHipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY Disusun oleh : IKA YUSSI HERNAWATI NIM : J100 060 059 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,
lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memiliki berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat yang diikuti
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20
70 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 41 penderita stroke iskemik. Subyek penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 (48,8%). Rerata (SD) umur penderita stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Definisi lain lebih mementingkan defisit neurologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke memiliki serangan akut yang dapat dengan cepat menyebabkan kematian. Penderita stroke mengalami defisit neurologis fokal mendadak dan terjadi melebihi dari 24
Lebih terperinciKelompok 6 (adri, diah, yuyun, irfan, rama)
Kelompok 6 (adri, diah, yuyun, irfan, rama) Masase (massage) berasal dari bahasa Arab mash yang artinya menekan dengan lembut atau dari kata Yunani massien yang berarti memijat atau melulut. Tetapi istilah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan
Lebih terperinciPenyumbatan Pembuluh Darah
Penyumbatan Pembuluh Darah Penyumbatan pada syaraf otak dikarenakan adanya plak pada pembuluh darah. Plak pada pembuluh darah diakibatkan oleh: 1. Kadar kolesterol total dan LDL tinggi. Selain asupan makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Lebih terperinciAtherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
LAPORAN PENDAHULUAN CEREBRO VASCULAR ACCIDENT (CVA) TROMBOSIS 1; Definisi Stroke (CVA) atau penyakit serebrovaskular mengacu kepada setiap gangguan neurologi mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan. Kesehatan
Lebih terperinciTerapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan
Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Makalah Ini Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Holistik II Disusun oleh : Dahlia Budi Utami (22020112120004)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dunia kesehatan sekarang ini telah menempatkan penyakit stroke sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia kesehatan sekarang ini telah menempatkan penyakit stroke sebagai penyakit yang paling sering menimbulkan kecacatan pada usia dewasa dan merupakan penyebab tersering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak (Price & Wilson,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama. Menurut Batticaca (2008), stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinci