IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 Jenis Kelamin Unit/ SKPD IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Demografi data dari objek penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 4.1, yaitu berisi data mengenai jenis kelamin, jenis SKPD, lama bekerja di SKPD, lamanya pengalaman menyusun anggaran responsif gender, jabatan dan pendidikan terakhir. Tabel 4.1 Data Demografi Responden Demografi Responden Jumlah % Laki-laki 35 38,89% Perempuan 55 61,11% 1. Bapedda 5 5,55% 2. Bapermasper 5 5,55% 3. Dinas Kesehatan 6 6,67% 4. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2 2,22% 5. Inpektorat 4 4,44% 6. Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan 5 5,55% dan Pariwisata 7. Perpustakaan dan Arsip Daerah 5 5,55% 8. Sekretariat DPRD 2 2,22% 9. Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan 6 6,67% Aset Daerah 10. Sosial, Ketenagakerjaan, dan Transmigrasi 5 5,55% 11. Pertanian dan Perikanan 5 5,55% 12. Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda 3 3,33% 13. Kesatuan Bangsa dan Politik 2 2,22% 14. Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda 3 3,33% 15. Badan Kepegawaian Daerah 5 5,55% 16. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan 2 2,22% Penanaman Modal 17. Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan 3 3,33% UMKM 18. Lingkungan Hidup 5 5,55% 19. Cipta Karya dan Tata Ruang 1 1,11% 20. Bagian Administrasi dan Pembangunan 2 2,22% Setda 21. Kecamatan Sidorejo 1 1,11% 22. Kecamatan Tingkir 2 2,22% 23. Kecamatan Sidomukti 3 3,33% 24. Kecamatan Argomulyo 1 1,11% 25. Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya 4 4,44% Air 26. Kependudukan dan Catatan Sipil 3 3,33% 35

2 Lama Bekerja di SKPD Pengalaman menyusun ARG Jabatan Pendidikan Terakhir Tabel 4.1 Data Demografi Responden(Lanjutan) < 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun 1 tahun > 1 tahun Kepala Kantor/Dinas Sekretaris Kepala Bagian (Kabag) Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kepala Bidang (Kabid) Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kepala Seksi (Kasi) Staff SLTA D3 S1 S2 Sumber: Data Primer yang diolah, Maret Berdasarkan Table 4.1 dapat dilihat data demografi responden menurut jenis kelamin, yang terdiri dari 35 laki-laki dan 55 perempuan. Berdasarkan unit/skpd, terdapat 26 unit/skpd yang diteliti. Penyebaran kuesioner disesuaikan dengan jumlah pegawai yang pernah terlibat dalam proses penyusunan ARG. Berdasarkan lama bekerja di SKPD, sebagian besar responden (51,11%) merupakan pekerja junior yakni baru bekerja kurang dari 5 tahun, sementara sekitar 24,44% merupakan pegawai yang telah bekerja 5 sampai 10 tahun, dan 24,44% lainnya merupakan pegawai senior yang telah bekerja lebih dari 10 tahun. Berdasarkan pengalaman menyusun ARG, ternyata sebagian besar responden (67,78%) memiliki pengalaman kurang dari satu tahun. Hal ini disebabkan oleh karena penerapan ARG baru berjalan kurang lebih tiga tahun sejak Responden 51,11% 24,44% 24,44% 67,78% 32,22% 1,11% 1,11% 1,11% 6,67% 4,44% 18,88% 20,00% 46,67% 4,44% 13,33% 62,22% 20% 36

3 terbanyak berasal dari pegawai yang menjabat sebagai staf di SKPD (46,67%), diikuti oleh Kepala Seksi (20%), Kepala Sub Bagian (18,88%), Kepala Sub Bidang (6,67%), Kepala Bidang (4,44%), dan Kepala Bagian, Sekretaris dan Kepala Kantor (1,1%). Selanjutnya, terdapat 59,7% responden lulusan S1, 21,9% responden lulusan S2, 13,4% dari D3 dan 4,8% merupakan lulusan SLTA. Statistik Deskriptif Objek Penelitian Statistik deskriptif dari indikator-indikator dalam penelitian ini dijelaskan melalui nilai Minimum, Maximum, Mean (rata-rata), dan Standar Deviasi dari tiap indikator, seperti terlihat dalam Tabel 4.2. Melalui Tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata total dari kinerja penyusunan ARG (KPRG) tergolong sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai pemkot Salatiga memiliki kinerja yang masih perlu ditingkatkan lagi dalam proses penyusunan ARG. Kinerja yang dalam kategori sedang ini dapat disebabkan oleh karena penerapan proses penyusunan ARG ini baru diterapkan kurang lebih tiga tahun sehingga ke depannya diharapkan ke depannya kinerja penyusunan ARG ini dapat meningkat. 37

4 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Indikator-indikator dalam Variabel Indikator N Min Max Mean Stdev KARG1 Mengidentifikasi kebutuhan laki-laki dan perempuan sebelum menyusun anggaran ,9333 0,4926 KARG2 Menyusun Gender Analysis Pathway, Gender Budget Statement dan Kerangka Acuan Kerja ,9667 0,4091 setelah mengidentifikasi kebutuhan. KARG3 Menetapkan program dan kegiatan dalam APBD sesuai Gender Analysis Pathway, Gender Budget Statement dan Kerangka Acuan Kerja ,9667 0,3807 Program dan kegiatan memperhatikan KARG4 kesetaraan jumlah laki-laki dan perempuan ,0111 0,3820 dalam menikmati sumber daya. KARG5 Program dan kegiatan memberikan proporsi anggaran yang setara antara laki-laki dan perempuan ,9111 0,4144 Program dan kegiatan menyediakan KARG6 kenyamanan fasilitas yang setara bagi kaum laki-laki dan perempuan ,0000 0,4971 Program dan kegiatan melibatkan KARG7 keikutsertaan yang merata antara laki-laki ,9667 0,4357 dan perempuan. KARG8 Anggaran dialokasikan berdasarkan hasil analisis gender yang telah dilakukan ,9000 0,4983 Rata-rata Kinerja Penyusunan ARG 2,2907 0,4387 KO1 Kebanggaan berkerja pada organisasi khususnya sebagai penyusun anggaran ,3556 0,7080 KO2 Berusaha keras untuk menyukseskan organisasi ,6667 0,5996 KO3 Kesediaan menerima tugas demi organisasi sebagai penyusun anggaran ,6889 0,5537 KO4 Kesamaan nilai individu dengan nilai organisasi ,9444 0,4334 KO5 Kebanggaan menjadi bagian dari organisasi penyusun anggaran ,4111 0,7172 KO6 Senang atas pilihan bekerja di organisasi tersebut ,6444 0,5469 Rata-rata Komitmen Organisasi 2,6185 0,5931 Banyaknya Peraturan Pemsat dan Pemda TE1 terkait penyusunan ARG yang sulit ,6111 0,6481 dimengerti. TE2 Banyaknya Peraturan Pemsat dan Pemda terkait penyusunan ARG yang membuat jenuh ,3333 0,5805 TE3 Meningkatnya kritik dari LSM dan ,3111 0,

5 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Indikator-indikator dalam Variabel (Lanjutan) TE4 TE5 KL1 KL2 KL3 KL4 KL5 akademisi membuat saya sangat terbeban. Budaya birokrasi di lingkungan pemkot turut membuat saya jenuh dalam ,3444 0,5641 penyusunan ARG. Terhambat dalam penyusunan ARG karena banyaknya aturan ,4111 0,5976 Rata-rata Tekanan Eksternal 2,4022 0,6003 Memahami dengan jelas cara menyusun GAP, GBS dan KAK ,5444 0,5836 Memiliki informasi penting untuk membuat keputusan terkait GAP, GBS dan KAK ,6556 0,5836 Sangat mudah untuk mengukurapakah saya telah membuat keputusan yang benar ,4667 0,5648 terkait penyusunan GAP, GBS dan KAK. Memahami tindakan untuk menyelesaikan penyusunan GAP, GBS dan KAK yang ,6444 0,5865 dibebankan kepada saya Sangat mudah untuk mengetahui apakah cara-cara yang saya tempuh dalam menyusun GAP, GBS dan KAK bisa ,4111 0,6161 mencapai sasaran atau tidak. Rata-rata Ketidakpastian Lingkungan 2,5444 0,5869 Sumber: Data Primer yang diolah, April Interval dari nilai rata-rata (mean) di atas dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini: i 1 Dengan demikian, gambaran tinggi rendahnya ketiga variabel independen di atas dapat dikategorikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kategori Variabel Independen Skor Kategori 3 x = 4 Tinggi 2 x < 3 Sedang 1 x < 2 Rendah 39

6 Nilai rata-rata total kinerja penyusunan ARG (KPRG) sebesar 2,2907 merupakan angka yang tergolong sedang. Enam indikator yang membentuk variabel ini memiliki nilai rata-rata sedang. Sedangkan dua indikator lainnya memiliki nilai rata-rata tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dalam penyusunan ARG masih perlu ditingkatkan lagi. Nilai rata-rata total dari komitmen organisasi (KO) sebesar 2,6185 merupakan angka yang tergolong sedang. Enam indikator yang membentuk variabel ini memiliki nilai rata-rata sedang. Hal ini dapat menunjukkan bahwa rata-rata pegawai pemkot Salatiga belum memiliki komitmen yang sungguh dalam penyusunan ARG. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, tampak bahwa ternyata pemahaman pegawai pemerintah kota terhadap ARG masih sangat rendah, sehingga berdampak pada komitmen untuk menyusun ARG. Hal ini dapat menjawab hasil penelitian Nordiana (2010) bahwa salah satu alasan sebuah anggaran belum responsif gender adalah karena kurangnya komitmen pegawai dalam menyusun ARG tersebut. Nilai rata-rata total dari tekanan eksternal (TE) dalam proses penyusunan ARG sebesar 2,4022 menunjukkan angka rata-rata sedang. Lima indikator di dalamnya juga menunjukkan nilai rata-rata sedang. Hal ini menandakan bahwa rata-rata pegawai pemerintah kota Salatiga cukup merasakan adanya 40

7 tekanan dalam penyusunan ARG. Namun angka rata-rata tekanan eksternal ini masih berada di bawah angka rata-rata komitmen organisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa komitmen pegawai masih lebih tinggi dibandingkan tekanan yang dirasakan. Nilai rata-rata total dari ketidakpastian lingkungan (KL) dalam penyusunan ARG sebesar 2,5444 merupakan angka rata-rata yang tergolong sedang. Dari lima indikator di dalamnya, semua indikator menunjukkan angka rata-rata sedang. Hal ini menyimpulkan bahwa pegawai pemerintah kota Salatiga cukup merasakan adanya ketidakpastian lingkungan yang ditunjukkan dengan mutasi pegawai dalam periode tertentu dan perubahan peraturan terkait proses penyusunan ARG. Namun jika dicermati, angka rata-rata ketidakpastian lingkungan ini lebih kecil dibandingkan dengan komitmen organisasi. Dengan demikian, komitmen organisasi masih memiliki angka rata-rata lebih tinggi dibandingkan ketidakpastian lingkungan. Rata-rata total dari keempat variabel dalam penelitian ini tidak ada yang menunjukkan angka rata-rata rendah. Semua variabel menunjukkan angka rata-rata sedang. Berdasarkan hal ini maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari 41

8 keempat variabel cukup mendukung model penelitian. Standar deviasi dari keempat variabel dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang baik karena dari semua indikator yang membentuk keempat variabel tersebut, nilai standar deviasinya berada di bawah nilai rata-rata dari masing-masing indikator. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyebaran data dalam penelitian ini merata, sebab perbedaan (varian) data yang satu dengan data yang lain tidak tergolong tinggi. Hasil Pengujian itas dan Reliabilitas Pada metode Structural Equation Model (SEM) sudah terdapat rumusan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Cara yang sering digunakan oleh peneliti di bidang SEM untuk melakukan pengukuran melalui analisis faktor konfirmatori adalah dengan menggunakan pendekatan MTMM (MultiTrait- MultiMethod) dengan menguji validitas konvergen dan diskriminan (Campbell dan Fiske, dalam Latan dan Ghozali, 2012;78). Uji validitas konvergen indikator refleksif dengan program SmartPLS 2.0 M3 dapat dilihat dari total effectsuntuk setiap indikator konstruk. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas konvergen yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7 dan nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0,5. Namun untuk penelitian 42

9 tahap awal dari pengembangan skala pengukuran, nilai loading factor 0,5-0,6 masih dianggap cukup (Chin, 1998 dalam Latan dan Ghozali, 2012; 78). Cara menguji validitas diskriminan dengan indikator refleksif yaitu dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel. Nilai cross loading harus di atas 0,6. Butir-butir pernyataan yang tidak memenuhi kriteria valid tersebut tidak dapat diikutkan dalam pengujian selanjutnya (Wijanto, 2008). Pengujian yang dilakukan dengan SmartPLS menunjukkan hasil seperti Tabel 4.4 di bawah ini: Indikator Tabel 4.4 Uji itas Indikator (Awal) Load Factor > 0,60 Cross Loading> 0,60 AVE Communality itas KPRG1 0,496 0,496 Tidak KPRG2 0,524 0,523 Tidak KPRG3 0,584 0,584 Tidak KPRG4 0,580 0, 580 Tidak 0,414 0,414 KPRG5 0,799 0,799 KPRG6 0,688 0,688 KPRG7 0,666 0,666 KPRG8 0,808 0,808 KO1 0,804 0,804 KO2 0,662 0,661 KO3 0,669 0,669 0,490 0,490 KO4 0,549 0,549 Tidak KO5 0,814 0,813 KO6 0,669 0,669 TE1 0,674 0,673 TE2 0,918 0,918 TE3 0,839 0,838 0,520 0,520 TE4 0,434 0,433 Tidak TE5 0,543 0,542 Tidak 43

10 KL1 0,772 0,771 KL2 0,814 0,813 KL3 0,857 0,857 0,682 0,682 KL4 0,873 0,872 KL5 0,811 0,810 Sumber: Data output software SmartPLS 2.0 M3, Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa indikator yang belum memenuhi syarat validitas konvergen dan diskriminan. Hal ini dapat dilihat dari nilai loading factor dan cross loading yang lebih kecil dari 0,6 dan nilai AVE dari dua konstruk yang lebih kecil dari 0,5. Melalui uji validitas ini maka dinyatakan bahwa indikator yang tidak valid menurut Wijanto (2008) tidak dapat digunakan dalam pengujian selanjutnya. Indikator yang dikeluarkan dalam pengujian selanjutnya adalah KPRG1, KPRG2, KPRG3, KPRG4, KO4, TE4, dan TE5. Hasil uji validitas dari output SmartPLS 2.0 M3 setelah beberapa indikator tersebut dihilangkan menunjukkan bahwa semua indikator dinyatakan valid. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.5. Indikator Tabel 4.5 Uji itas Indikator (Lanjutan) Load Factor > 0,60 Cross Loading > 0,60 AVE Communality itas KPRG5 0,830 0,830 KPRG6 0,716 0, 716 0,6059 0,6059 KPRG7 0,771 0, 771 KPRG8 0, 792 0,792 KO1 0,797 0,797 KO2 0, 652 0, 652 KO3 0,659 0,659 0,5272 0,5272 KO5 0,849 0,849 KO6 0,647 0,647 44

11 TE1 0,673 0,673 TE2 0,928 0,928 0,6821 0,6821 TE3 0,855 0,855 KL1 0,758 0,758 KL2 0,783 0,783 KL3 0,869 0,869 0,6876 0,6876 KL4 0,885 0,885 KL5 0,829 0,829 Sumber: Data output software SmartPLS 2.0 M3, Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel kinerja penyusunan ARG sekarang hanya diwakili oleh empat indikator yang dinilai valid (KPRG5, KPRG6, KPRG7, dan KPRG8). Variabel komitmen organisasi diwakili oleh lima indikator yang valid (KO1, KO2, KO3, KO5, dan KO6). Variabel tekanan eksternal diwakili oleh tiga indikatornya yang dinilai valid (TE1, TE2, dan TE3). Sedangkan untuk variabel ketidakpastian lingkungan tidak ada perubahan dalam jumlah indikator karena semua indikator di dalamnya dinilai valid. Selanjutnya, nilai AVE dan communality menunjukkan angka di atas 0,5 yang berarti bahwa lebih dari 50% variance indikator dapat dijelaskan. Dengan demikian, syarat validitas konvergen dan diskriminan telah terpenuhi. Kecocokan Model Pengukuran (Outer Model) Tahapan kedua adalah pengujian model kecocokan pengukuran yang dilakukan terhadap masing-masing konstruk laten yang ada di dalam model. Pemeriksaan terhadap konstruk laten dilakukan terkait dengan pengukuran konstruk laten oleh variabel manifest (indikator). Dengan kata 45

12 lain, akan dilakukan pengecekan reliabilitas dari variabel teramati. Pengecekan reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM yang menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, pengukuran reliabilitas suatu konstruk dengan indikator refleksif dapat dilakukan dengan melihat nilai composite reliability dan cronbach s alpha. Nilai composite reliability dan cronbach s alpha harus lebih besar dari 0,70 (Latan dan Ghozali, 2012). Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap data menggunakan SmartPLS 2.0 M3 mendapatkan angkaangka seperti tampilan pada Tabel 4.6. Variabel Laten Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Composite Reliability 0,70 Cronbach s Alpha Kesimpulan KPRG 0,8598 0,7924 Reliabel KO 0,8461 0,7908 Reliabel TE 0,8635 0,7688 Reliabel KL 0,9164 0,8923 Reliabel Sumber: Data output software SmartPLS 2.0 M3, Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa semua variabel memiliki nilai composite reliability dan cronbach s alpha di atas 0,70, sehingga dinyatakan reliabel. Kecocokan Model Struktural (Inner Model) Tahapan ketiga dalam pengukuran SEM adalah kecocokan model struktural yang digunakan juga 46

13 untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Dalam menilai model struktural dengan PLS, dimulai dengan menilai R-Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural. Pengaruh nilai R-Square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Nilai R-Square 0,75, 0,50 dan 0,25 menunjukkan bahwa model kuat, moderate dan lemah yang merepresentasikan besarnya jumlah variance konstruk yang dijelaskan oleh model. Evaluasi model dilakukan dengan melihat nilai signifikansi untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Evaluasi model struktural berkaitan dengan pengujian hubungan antar variabel yang sebelumnya dihipotesiskan. Di tahap terakhir ini akan dilihat pengaruh hubungan antar variabel laten dan signifikansinya. Pengaruh hubungan dapat dilihat dari tanda positif (+) atau negatif (-) yang ditampilkan dari dari output SmartPLS 2.0 M3, sedangkan tingkat signifikansi dapat dilihat dari nilai t-value 1,96. Hasil pengujian data menggunakan SmartPLS 2.0 M3 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Kecocokan Model Struktural 47

14 Hipotesis Variabel Laten Kinerja Penyusunan ARG Komitmen Organisasi Tekanan Eksternal Ketidakpastian Lingkungan Sumber: Data output software SmartPLS 2.0 M3, R Square 0, Dari hasil yang tampak pada Tabel 4.7 dapat dilihat nilai R-Square variabel KPRG adalah 0, yang berarti bahwa model termasuk dalam kategori lemah. Tabel 4.8 Hasil Kecocokan Model Struktural Path Total effects T-Value 1,96 Kesimpulan H1 KO KPRG 1,3676 2, Signifikan H2 KO*KL KPRG -1,6737 2, Signifikan H3 KO*TE KPRG 0,094 0, Tidak Signifikan Sumber: Data output software SmartPLS 2.0 M3, Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi (KO) memiliki pengaruh positif sebesar 1,3676 terhadap variabel kinerja penyusunan ARG. Sementara interaksi antara variabel komitmen organisasi dengan ketidakpastian lingkungan memiliki pengaruh negatif sebesar -1,6737 terhadap kinerja ARG. Selanjutnya interaksi antara komitmen organisasi dengan tekanan eksternal memiliki pengaruh positif sebesar 0,094 terhadap kinerja ARG namun angka ini tidak signifikan karena nilai t-staistic < 1,96. Pembahasan Berdasarkan pengujian hipotesis pada bagian sebelumnya, maka dapat dikonfirmasikan bahwa 48

15 komitmen organisasi terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja penyusunan ARG. Hasil ini memperkuat hasil penelitian Rubin dan Bartle (2005) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja penyusunan ARG. Hasil ini juga mendukung beberapa penelitian sebelumnya, yaitu Sawer (2002), Diop-Tine (2002) dan Hewit (2003). Oleh sebab itu, penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa komitmen organisasi akan mempengaruhi kinerja penyusunan ARG agar tidak menyimpang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa unit/skpd tampak bahwa ratarata komitmen pegawai dalam menyusun ARG masih berada pada kategori sedang dengan skor 2,6185 (lihat tabel 4.2). Pegawai yang diberikan tanggung jawab untuk menyusun ARG adalah pegawai di bagian perencanaan karena ARG berkaitan dengan perancangan dan perencanaan program dan kegiatan. Sebagian besar pegawai di bidang ini mengaku masih belum memahami dengan jelas bagaimana menyusun ARG, yang didahului dengan penyusunan GAP, GBS dan KAK. Penyusunan ARG ini masih sulit dipahami oleh pegawai teristimewa ketika mengidentifikasi kegiatan yang harus diresponsifgenderkan. 49

16 Sebagian besar pegawai mengakui bahwa penyusunan ARG dilaksanakan karena didorong oleh regulasi. Beberapa jawaban responden ketika diwawancarai adalah seperti di bawah ini: Terdapat beberapa pegawai SKPD yang tertarik dengan isu gender sehingga mereka sangat antusias ketika ada implementasi ARG di Pemkot Salatiga. Namun sebagian besar ikut saja karena ARG merupakan amanat Pemerintah Pusat melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri No 15 tahun 2008 dan 67 tahun Saya sendiri masih belum mengerti dengan baik bagaimana menyusun atau merancang kegiatan yang responsif gender. Memang pernah diadakan seminar terkait penyusunan ARG ini namun tindak lanjutnya masih kurang sehingga saya merasa ARG ini belum ada manfaatnya. Pengidentifikasian kebutuhan laki-laki dan perempuan belum dilaksanakan oleh semua SKPD. Hal ini karena SKPD belum mempunyai data pilah gender sebagai syarat utama pengidentifikasian kebutuhan. Pernyataan-pernyataan di atas dapat menunjukkan bahwa komitmen sebagian besar pegawai pemerintah kota dalam menyusun ARG masih perlu ditingkatkan. Peningkatan komitmen ini dapat dimulai dari membangun pemahaman dan pengetahuan yang benar terkait penyusunan ARG. Selain itu, dibutuhkan pendampingan yang lebih terhadap SKPD/unit dalam menyusun program kegiatan yang responsif gender serta mengadakan data pilah gender sebagai syarat penyusunan ARG. Senada dengan pengujian sebelumnya, penelitian ini juga membuktikan bahwa ketidakpastian lingkungan dapat memoderasi hubungan antara 50

17 komitmen organisasi dengan kinerja penyusunan ARG sebesar -1,6737 dengan nilai t-statistic 2, lebih besar dari 1,96. Diterimanya hipotesis ini menunjukkan dukungan terhadap penelitian sebelumnya seperti Govindarajan (1984) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan yang dirasakan organisasi dapat mengganggu hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja penyusunan ARG. Hal ini membuktikan secara empiris bahwa komitmen yang dibangun dalam diri seorang pegawai pemerintah kota dalam penyusunan ARGsangat menunjang keberhasilan penyusunan ARG tersebut. Namun jika terjadi ketidakpastian lingkungan yang tinggi seperti mutasi pegawai dan perubahan kebijakan yang terlalu sering maka hal ini akan sangat mengganggu komitmen pegawai dalam mencapai kinerja penyusunan ARG yang baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan interaksi antara ketidakpastian lingkungan dengan komitmen organisasi dalam mempengaruhi kinerja penyusunan ARG (lihat Tabel 4.8). Oleh sebab itu, tidak hanya dibutuhkan kepastian lingkungan yang tinggi (seperti tidak sering adanya mutasi dan perubahan peraturan), namun lebih dari itu dibutuhkan komitmen yang 51

18 kuat (sense of belong) untuk mendukung penyusunan dan pelaksanaan ARG. Penelitian-penelitian sebelumnya (Rubin and Bartle, 2005; Hewitt and Mukhopadyay (2002) menyatakan bahwa komitmen organisasi ditemukan sebagai faktor penting yang mendorong seseorang untuk menyusun ARG. Hasil wawancara menyatakan bahwa mutasi pegawai yang sering dilakukan di lingkungan pemkot turut mengganggu komitmen pegawai dalam menyusun ARG. Misalnya, seorang pegawai yang telah matang pemahamannya terkait ARG pada salah satu unit tertentu namun harus dimutasikan ke unit yang lain dengan tugas, pokok, fungsi (TUPOKSI) yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini tentu dapat menurunkan komitmen pegawai tersebut untuk memahami tentang ARG lagi. Sebaliknya, mutasi yang terjadi mengakibatkan pegawai yang sebelumnya tidak memahami tentang gender namun harus bertanggungjawab menyusun anggaran responsif gender maka hal ini pun dapat menghasilkan kinerja yang rendah akibat dikerjakan dengan komitmen yang rendah pula. Berikut adalah jawaban salah satu responden yang pernah dimutasikan: Awalnya saya ditugaskan pada unit yang bersinggungan langsung dengan ARG sehingga saya sangat antusias dalam penyelenggaraan ARG ini. Namun kemudian saya harus dimutasikan ke unit yang sama sekali tidak bersinggungan langsung dengan ARG. Hal ini terkadang mengganggu niat saya untuk memahami ARG secara berkelanjutan. Namun saya tetap 52

19 antusias dengan penyelenggaraan ARG ini, karena penting bagi kesetaraan gender dalam masyarakat. ARG itu bahan baru bagi kami, jadi rasa memilikinya (sense of belong) masih kurang. Ini baru tahun ketiga penyelenggaraan ARG. Sejak tahun Sehingga ke depannya diharapkan komitmen dinas-dinas semakin meningkat. Adapun alur proses penyelenggaran penyusunan ARG didahului dengan penyusunan GAP, GBS dan KAK. Penyusunan GAP, GBS dan KAK sebagai instrumen ARG diawali dari klinik PPRG yang dilaksanakan 1 (satu) tahun sebelumnya. Klinik ini diadakan oleh Bappeda dan Bapermasper sebagai Ketua dan Sekretaris Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG). Dengan kata lain, ARG untuk tahun 2014 diadakan melalui Klinik PPRG tahun Hasil klinik ini adalah 2 (dua) rencana kegiatan SKPD untuk tahun Berkebalikan dengan hasil temuan sebelumnya (DiMaggio dan Powell, 1983; Frumkin dan Galaskiewicz, 2004; Asworth et al, 2009) bahwa tekanan eksternal yang dirasakan dapat mempengaruhi komitmen organisasi dalam mencapai kinerja ARG, ternyata penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa tekanan eksternal tidak mengganggu komitmen organisasi dalam mencapai kinerja ARG. 53

20 Hal ini dapat berarti bahwa tekanan eksternal berupa kritikan dari akademisi, LSM, dan perubahan peraturan dari pemerintah pusat tidak mengganggu komitmen organisasi dalam menyusun ARG untuk mencapai kinerja ARG yang maksimal.tidak adanya pengaruh signifikan dari tekanan eksternal terhadap hubungan antara komitmen organisasi dan kinerja penyusunan ARG diduga terjadi karena pemerintah kota merupakan ranah publik yang harus berkiprah untuk melayani masyarakat sehingga tekanan-tekanan dari masyarakat maupun pemerintah pusat telah menjadi hal biasa dan tidak dianggap sebagai tekanan lagi sebaliknya sebagai sebuah amanat yang harus diselesaikan. Selain itu, kritik dan instruksi dari pemerintah pusat (seperti peraturan terkait ARG: Inpres Nomor 9 tahun 2008, Permendagri Nomor 67 Tahun 2011) dianggap sebagai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) bagi pegawai pemkot sehingga semua dijalankan sebagai sebuah tanggung jawab dan bukan tekanan (beban). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa penyelenggara ARG di pemerintah kota Salatiga bahwa: Peraturan-peraturan dan kritik terkait penyelenggaraan ARG di pemkot Salatiga tidak menjadi tekanan bagi kami namun menjadi sebuah amanat yang harus dilaksanakan, sehingga kami tidak merasa tertekan dengan penyelenggaran ARG ini namun sebaliknya kami mengganggapnya sebagai sesuatu yang baik bagi kesejahteraan masyarakat di kota ini. 54

21 Tekanan dari pihak eksternal tidak mempengaruhi komitmen kami untuk menyusun ARG karena kami merasa bahwa kami harus menjalankannya. Sudah ada regulasi yang mengatur kami sehingga suka dan tidak suka kami tetap harus melaksanakannya. Penyelenggaran ARG bukan merupakan tekanan tetapi tugas pokok yang harus dilaksanan. Hasil dari penelitian ini kemudian menemukan bahwa kinerja penyusunan ARG di pemerintah kota Salatiga lebih cenderung mengarah ke fenomena isomorfisme normatif (normative isomorphism) yakni secara profesional pegawai memahami tentang norma dan regulasi yang ada sehingga walaupun regulasi tersebut bersifat menekan namun pegawai tetap mematuhinya sebagai bentuk pengabdiannya kepada organisasi. Hal ini disebut sebagai komitmen pegawai dalam unit/skpd. Kecenderungan ini dilihat dari besarnya total effect KO sebesar 1,3676 (lihat Tabel 4.8). Kecenderungan kedua adalah isomorfisme mimetik (mimetic isomorphism). Kinerja penyusunan ARG di pemerintah kota Salatiga juga mengarah ke isomorfisme mimetik (mimetic isomorphism) yakni pegawai lebih cenderung meniru praktik terbaik dari organisasi lain akibat lingkungan yang tidak pasti. Ketidakpastian lingkungan ini dapat ditunjukkan dengan adanya mutasi pegawai yang terlalu sering dilakukan dalam unit/skpd. Hal ini berdampak pada pemahaman yang belum mapan dari para 55

22 pegawai sehingga mereka lebih memilih untuk meniru apa yang dilakukan oleh unit lain yang telah lebih dahulu memahami ARG, dibandingkan dengan harus memahami esensi dari penyusunan ARG. Kondisi seperti ini kemudian mengganggu komitmen pegawai dalam menyusun ARG. Namun dalam penelitian ini, pada dasarnya komitmen organisasi (normative isomorphism) memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap kinerja penyusunan ARG dibandingkan ketidakpastian lingkungan(mimetic isomorphism). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu responden yang telah terlibat langsung dalam penyusunan ARG ini. Secara keseluruhan penyusunan ARG ini lebih bergantung pada komitmen organisasi. Jika komitmen organisasi terhadap penyusunan ARG ini tinggi maka adanya mutasi ataupun tekanan eskternal itu tidak mengganggu komitmen kita untuk menysusun ARG. Namun faktanya menunjukkan masih banyak pegawai yang bingung, salah persepsi, kurang memahami dan tidak tertarik dengan ARG ini. Mungkin karena ARG masih menjadi bahan baru bagi kami sehingga komitmen dan rasa memiliki (sense of belong) masih kurang. 56

LAMPIRAN 1. Variabel Laten dan Indikator Empiris

LAMPIRAN 1. Variabel Laten dan Indikator Empiris LAMPIRAN 1 Variabel Laten dan Indikator Empiris Variabel Indikator Empiris Komitmen Organisasi (Luthans, 2005) Tekanan Eksternal (Frumkin and Galaskiewicz, 2004) Ketidakpastian Lingkungan (Darlis, 2002)

Lebih terperinci

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Objek Penelitian Bagian ini akan membahas demografi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, penghasilan setahun, dan status hutang pajak tahun lalu. Ringkasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah menyadari adanya kesenjangan gender dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran publik.

I. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah menyadari adanya kesenjangan gender dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran publik. I. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah menyadari adanya kesenjangan gender dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran publik. Hal ini terlihat dari munculnya Instruksi Presiden (Inpres)

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja penyusunan ARG di pemerintah kota

II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja penyusunan ARG di pemerintah kota II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja penyusunan ARG di pemerintah kota Salatiga, yang diawali dengan melakukan pilot test terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Metodologi Penelitian Pada gambar dibawah ini adalah alur proses dari tahapan metodologi penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap Awal 1. Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 48 SKPD. Dari populasi ditarik sejumlah sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung, 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung, pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling, dengan sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dari tahap awal sampai pada pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini BAB III 40 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari sekelompok orang yang memiliki katarestik tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. Panglima Sudirman No.1, Jatirejoyoso, Kepanjen, kota Malang. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS SPSS for Windows A. PENILAIAN MODEL PENGUKURAN Penilaian model pengukuran dibagi menjadi 2 pengukuran yaitu pengukuran model reflektif dan pengukuran model formatif.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta Barat Sejarah berdirinya kantor Keluarga Berencana dimulai dari pembentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, 199: 115). Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, 199: 115). Populasi dalam penelitian 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, 199: 115). Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Awal Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya merupakan bagian dari unit layanan kepada masyarakat. Salah satu ruang lingkup tugas yang terdapat pada Dinas Koperasi dan UMKM

Lebih terperinci

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional.

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional. 65 D. Statistik Deskriptif Statistik deskritif menunjukkan gambaran umum kecenderungan sampel yang diobservasi. Jawaban dari responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada Tabel 5 berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang dilakukan adalah kantor BAPPEDA. Kabupaten Ponorogo. Subyek penelitian yang dilakukan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang dilakukan adalah kantor BAPPEDA. Kabupaten Ponorogo. Subyek penelitian yang dilakukan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian yang dilakukan adalah kantor BAPPEDA Kabupaten Ponorogo. Subyek penelitian yang dilakukan adalah seluruh aparatur sipil negara

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terlibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 5) dalam Liyana (2015: 48), penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja Pengelola Daerah (SKPD) Kota Bandarlampung. Sampel diambil dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Obyek / Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PUSKESMAS Mantrijeron, sebagai unit pelayanan jasa yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data Dan Pembahasan. Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian,

BAB IV. Analisis Data Dan Pembahasan. Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian, 54 BAB IV Analisis Data Dan Pembahasan Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian, menjelaskan hasil pengumpulan data, hasil penelitian serta pembuktian hipotesis dan jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dilakukan adalah penelitian empiris. Menurut Hartono (2013), penelitian empiris adalah penelitian dilakukan dengan membangun satu atau

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah data. Dengan statistik deskriptif data mentah diubah menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di kantor pemerintah kota (pemkot)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di kantor pemerintah kota (pemkot) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di kantor pemerintah kota (pemkot) Bandarlampung dan Metro. Pemilihan sampel didasarkan pada Metode pengambilan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah BAB V ANALISA HASIL 5.1 Langkah langkah Pengujian 5.1.1 Convergent Validity (Uji Validitas) Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji apakah model sudah memenuhi convergent validity yaitu apakah loading

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran faktor,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Kelembagaan (Institutional Theory) Scot dalam Hessels dan Terjesen (2008) menyatakan bahwa kelembagaan merupakan struktur

II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Kelembagaan (Institutional Theory) Scot dalam Hessels dan Terjesen (2008) menyatakan bahwa kelembagaan merupakan struktur II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Kelembagaan (Institutional Theory) Scot dalam Hessels dan Terjesen (2008) menyatakan bahwa kelembagaan merupakan struktur sosial yang telah mencapai ketahanan tertinggi dan terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Gagasan pertama berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta, bermula dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang bernafaskan islam.

Lebih terperinci

Penelitian ini bertujuan menangkap suatu fenomena. ini merupakan pengembangan dari research gap yang ditemukan pada penelitian Rubin dan Bartle (2005)

Penelitian ini bertujuan menangkap suatu fenomena. ini merupakan pengembangan dari research gap yang ditemukan pada penelitian Rubin dan Bartle (2005) SARIPATI Penelitian ini bertujuan menangkap suatu fenomena kepemerintahan dari pegawai pemerintah kota Salatiga dalam menyusun anggaran responsif gender. Penelitian ini merupakan pengembangan dari research

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif assosiatif, yaitu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, ( Sugiyono, 2010:

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas produk, harga produk dan distribusi terhadap kepuasan customer serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan dasar tentang bagaimana melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan dasar tentang bagaimana melakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan dasar tentang bagaimana melakukan penelitian. Desain penelitian memberikan kerangka dan prosedur bagaimana mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vii Daftar Gambar...x Daftar Tabel...xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10 1.3.1 Maksud

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak. BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai pengaruh perilaku oportunistik, etika dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan teori yang dipaparkan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian 45 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian mengenai Pengaruh Kepuasan Pengguna terhadap Efektivitas Sistem Informasi E-procurement di Organisasi

Lebih terperinci

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk 23 3.2.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk menggambarkan kinerja aparat pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang mempunyai akses untuk menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Manejemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi empiris, yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38) BAB III METODE PENELITIAN.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (01:8) bahwa Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, PUSKESMAS Mantrijeron bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Gamping yang merupakan salah satu instansi rumah sakit yang berada di Jl. Wates

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 kabupaten dan 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi APBD

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Profil BLP Sistem informasi Blended Learning Poltekba mulai digunakan sejak tahun 2012. BLP adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang hanya dapat diakses melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Peusahaan ini, memiliki visi dan misi sebagai berikut: dan jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Peusahaan ini, memiliki visi dan misi sebagai berikut: dan jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT Cakrawala Maju Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan bangunan yang telah berdiri selama 16 tahun lalu tepatnya pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian 26 Obyek penelitian ini adalah manajer menengah yang bekerja di perusahaan perhotelan bintang satu sampai bintang lima yang berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survey. Survey adalah penelitian yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang terdiri dari broad scope, aggregation, integration, timeliness, terhadap kinerja Manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan 4 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Aplikasi Brilian Brilian adalah aplikasi hybrid learning Stikom Surabaya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran 54 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 37 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan alasan waktu tersebut karena peneliti ingin mendapatkan data selama waktu tersebut. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. OBJEK DAN LOKASI PENELITIAN Objek pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif jurusan Akuntansi dan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sedang dan telah mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN. diawali dengan penjelasan data demografi dari responden penelitian. Kemudian

BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN. diawali dengan penjelasan data demografi dari responden penelitian. Kemudian BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dari analisis data yang telah dilakukan berdasarkan metode penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pembahasan bab ini diawali

Lebih terperinci

Gunadarma Tagline. Loo

Gunadarma Tagline. Loo Loo Gunadarma Tagline P E N G A R U H C U S T O M E R R E L AT I O N S H I P M A N A G E M E N T D A N N I L A I P E L A N G G A N T E R H A D A P L O YA L I TA S P E L A N G G A N PA D A I N D U S T R

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan jasa yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini digunakan dalam meneliti para karyawan di PT. Wira Saka Abadi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelakasanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau memilih subjek penelitian a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti setelah kejadian. Peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari peubahpeubah.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dimaksudkan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga, Jakarta Pusat, tempat ini sengaja dipilih karena akses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIFITAS E-FILLING TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PAJAK PRATAMA CIANJUR

KAJIAN EFEKTIFITAS E-FILLING TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PAJAK PRATAMA CIANJUR Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 0, pp. 0~0 0 KAJIAN EFEKTIFITAS E-FILLING TERHADAP KEPATUHAN AJIB PAJAK DI KANTOR PAJAK PRATAMA CIANJUR Rifa Nurafifah Syabaniah, Eva Marsusanti,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah karyawan tingkat kepala bagian di lima rumah sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Lampiran 1. Kuisioner Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1 Kuisioner Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual 76 Kuisioner Mengenai Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Kuisioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas beberapa hal mengenai gambaran umum obyek/ subyek penelitian, hasil uji kualitas instrumen dan data, hasil penelitian dan pembahasan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Pada proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci