Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik"

Transkripsi

1 Pedoman Pencacahan SPAK 2015 i

2 Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik ii Pedoman Pencacahan SPAK 2015

3 KATA PENGANTAR Korupsi merupakan masalah yang dialami hampir semua negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, korupsi tidak hanya makin meluas, tetapi dilakukan secara sistematis sehingga tidak saja semata-mata merugikan keuangan negara tetapi telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga tidak berlebihan jika korupsi digolongkan sebagai extraordinary crime. Upaya berkesinambungan untuk pemberantasan korupsi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin masif dan sistematis. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, baik yang berupa pencegahan maupun pemberantasan. Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka menengah tahun dan jangka panjang tahun Bahkan pada tanggal 6 Mei 2015 yang lalu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015 yang sejalan dengan program nawacita yakni melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya (Nawacita poin ke-4). Sehubungan dengan hal tersebut, maka Badan Pusat Statistik bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait penanganan perkara tindak pidana korupsi diberikan tugas untuk menyusun indikator kepuasan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dalam penanganan tindak pidana korupsi. Dikarenakan adanya beberapa keterbatasan, maka pelaksanaan survei ini diintegrasikan dengan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) yang merupakan pelaksanaan strategi kelima Stranas PPK yakni Pedoman Pencacahan SPAK 2015 iii

4 meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi. Selain mengukur permisifitas masyarakat terhadap perilaku-perilaku koruptif, survei ini juga mendapatkan gambaran kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparatur penegak hukum dalam menangani perkara tindak pidana korupsi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyelenggarakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) terintegrasi survei kepuasan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dalam penanganan tindak pidana korupsi. Buku ini berisi penjelasan mengenai konsep dan definisi serta penjelasan teknik SPAK 2015 yang menjadi pedoman bagi petugas. Para petugas diminta mempedomani buku ini sebagai panduan dalam melaksanakan pencacahan SPAK Semoga buku pedoman ini bermanfaat untuk kelancaran tugas pendataan. Selamat bekerja, semoga amanat yang dibebankan kepada kita selesai dengan baik, menghasilkan data berkualitas, terpercaya dan tepat waktu. Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa meridhoi kita semua. Jakarta, September 2015 Badan Pusat Statistik - RI Direktur Statistik Ketahanan Sosial Ir. Thoman Pardosi, SE, M.Si NIP iv Pedoman Pencacahan SPAK 2015

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Jenis Data yang Dikumpulkan Jadwal Kegiatan Instrumen yang Digunakan Arus Dokumen... 6 METODE SAMPLING SPAK Kerangka Sampel Desain Sampling Cakupan dan Jumlah sampel Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel Rumah Tangga Pemilihan Sampel Rumah Tangga Penggantian Sampel Teknik Estimasi Design Weight Estimasi Karakteristik Daftar Sampel Blok Sensus (SPAK15.DSBS) Daftar Sampel Rumah Tangga (SPAK15.DSRT) Pemilihan Sampel Responden Pedoman Pencacahan SPAK 2015 v

6 ORGANISASI LAPANGAN Struktur Organisasi Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Statistik Ketahanan Sosial Kepala Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan Kepala BPS Provinsi Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Kepala BPS Kabupaten/Kota Kasi Statistik Sosial BPS Kab/Kota (Pengawas/Pemeriksa) Pencacah Persyaratan Petugas Lapangan CARA PENGISIAN DAFTAR SPAK15.K Ketentuan Umum Pengisian Daftar Blok I Keterangan Tempat Blok II Keterangan Petugas dan Pemilihan Responden Blok III Keterangan Umum Responden Blok IV Pendapat Terhadap Kebiasaan di Masyarakat Blok V Pengalaman Berurusan Dengan Pelayanan Publik Blok VI Pengalaman Lainnya Blok VII Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku Tertentu Blok VIII Sumber Informasi Tentang Pengetahuan Anti Korupsi Blok IX Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Blok X Catatan LAMPIRAN 1. KUESIONER SPAK vi Pedoman Pencacahan SPAK 2015

7 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Kegiatan SPAK Tabel 2. Jenis Dokumen/Daftar yang Digunakan dalam Kegiatan SPAK Tabel 3. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus 11 Tabel 4. Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK Pedoman Pencacahan SPAK 2015 vii

8 viii Pedoman Pencacahan SPAK 2015

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Arus Dokumen SPAK 2015 dari Pusat Sampai Petugas di Lapangan... 7 Gambar 2. Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK Gambar 3. Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK 2015 dengan Paket Sampel Blok Gambar 4. Struktur Organisasi Penanggung Jawab Kegiatan SPAK Gambar 5. Skema Penegakan Hukum Tipikor Pedoman Pencacahan SPAK 2015 ix

10 x Pedoman Pencacahan SPAK 2015

11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan korupsi saat ini sudah bukan hal baru lagi di tengah kehidupan masyarakat Indonesia, semakin banyak kasus korupsi yang terbongkar dan menyeret berbagai kalangan. Korupsi termasuk sebagai perilaku kejahatan, korupsi tidak sekedar mencuri, tetapi ada unsur penyalahgunaan wewenang/kekuasan di dalamnya, hal itu memberikan muatan moral pada korupsi. Indonesia merupakan salah satu negara yang juga sedang mengalami masalah terkait perilaku korupsi yang cenderung terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Korupsi di kalangan pemerintahan telah tumbuh secara vertikal dan horisontal ke daerah-daerah. Korupsi di Indonesia sudah semakin meluas, tidak hanya terjadi di kalangan penyelenggara pemerintahan, pejabat publik, wakil rakyat saja tetapi sudah menyebar ke masyarakat bawah. Salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi. Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 55 tahun 2012 tentang strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi (Stranas PPK) jangka panjang tahun dan jangka menengah tahun Dalam Visi dan Misi Stranas PPK tersebut diturunkan ke dalam enam strategi, yakni: (1) melaksanakan upaya-upaya pencegahan; (2) melaksanakan langkah-langkah strategis di bidang penegakan hukum; (3) melaksanakan upaya-upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pemberantasan Pedoman Pencacahan SPAK

12 korupsi dan sektor terkait lain; (4) melaksanakan kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; (5) meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan (6) meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan korupsi. Terkait dengan enam strategi tersebut, BPS ditugaskan secara eksplisit oleh Presiden RI untuk mengukur indikator pada strategi 5 yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi. Strategi ini diukur dengan melaksanakan Survei Perilaku Anti Korupsi. Strategi kelima ini dianggap penting karena salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi patut diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi. Masyarakat dengan kultur yang mendorong struktur sosial berperilaku koruptif perlu diubah pola pikirnya agar terbebas dari nilai-nilai koruptif, terlebih lagi agar menjunjung integritas. Lebih dari itu, sangat diperlukan perilaku aktif dari masyarakat untuk mencegah perilaku koruptif di lingkungannya (Lampiran Stranas PPK, 2012: 24). Demi mendukung strategi tersebut diperlukan sebuah survei yang dapat memberikan gambaran tentang pendapat dan pengalaman yang berkembang di masyarakat terkait dengan korupsi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk Survei Perilaku Anti Korupsi. Buku ini menyajikan penjelasan secara rinci mengenai pelaksanaan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2015 yang merupakan panduan bagi petugas agar data yang dihasilkan berkualitas dan sesuai jadwal yang ditetapkan. 2 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

13 1.2. Tujuan Survei ini bertujuan untuk mengukur penilaian, pengetahuan, perilaku, dan pengalaman individu terkait perilaku anti korupsi individu di Indonesia. Survei ini juga mengukur sejauhmana budaya zero tolerance terhadap perilaku korupsi terinternalisasi dalam setiap individu khususnya terkait dengan strategi kelima STRANAS PPK yakni pendidikan dan budaya anti korupsi Ruang Lingkup Kegiatan SPAK 2015 ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia yang tersebar di 170 Kabupaten/Kota dan di 34 provinsi. Jumlah sampel seluruhnya sebanyak rumah tangga Jenis Data yang Dikumpulkan Jenis data yang dikumpulkan dengan kuesioner SPAK15.K mencakup: a. Keterangan umum responden yaitu nama, hubungan dengan KRT, jenis kelamin, umur, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan, kegiatan utama seminggu yang lalu serta lapangan usaha dan status pekerjaan bagi responden untuk yang bekerja selama seminggu yang lalu, dan rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan b. Keterangan mengenai pendapat dan pemahaman/pengetahuan yang mencakup: Pendapat terhadap kebiasaan di masyarakat o Dalam lingkup keluarga o Dalam lingkup komunitas Pedoman Pencacahan SPAK

14 o Dalam lingkup publik Pengetahuan tentang perilaku korupsi Informasi terkait pengetahuan anti korupsi c. Keterangan mengenai pengalaman yang mencakup : Pengalaman terhadap pelayanan publik dan perilaku korupsi 1.5. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SPAK 2015 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di BPS Pusat dan daerah. Kegiatan dan jadwal keseluruhan SPAK 2015 mulai dari persiapan sampai publikasi, sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Kegiatan SPAK 2015 No. Uraian Kegiatan Jadwal (1) (2) (3) Studi Literatur (Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penegak Hukum Tipikor) Perumusan Variabel (Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penegak Hukum Tipikor) Rapat Tim Kecil (BPS, Bappenas, UNODC) Pengiriman laporan sementara hasil pembahasan kepada Stranas PPK Juli 2015 Juli 2015 Juli 2015 Juli 2015 Pembahasan Metodologi 4 s.d 5 Agustus 2015 Rapat Tim Kecil (BPS : Hansos, Metodologi, dan Lisbang) Perumusan Draft Kuesioner Juli s.d Agustus 2015 a. Rapat Internal Statpolkam Agustus Pedoman Pencacahan SPAK 2015

15 6 7 b. Rapat Tim Kecil (BPS, Bappenas, UNODC) Agustus 2015 Penyusunan Buku Pedoman Survei Agustus 2015 a. Rapat Internal Statpolkam Agustus 2015 b. Rapat Tim Kecil (BPS, Bappenas, UNODC) Workshop Pembahasan Metodologi, Kuesioner dan Buku Pedoman 8 Melaksanakan Uji Coba Survei Agustus s.d 5 September s.d 19 September Finalisasi instrumen survei 15 Oktober Pelatihan Instruktur Nasional (Integrasi Rateknas) 30 Okt dan 2 Nov Pelatihan Petugas di daerah 9 s.d 13 Nov Pelaksanaan Survei 15 s.d 30 Nov Supervisi Pelaksanaan Survei 15 s.d 30 Nov Tabulasi Desember Penulisan Laporan Desember Instrumen yang Digunakan Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan mencakup buku pedoman, dokumen dan daftar. Buku pedoman yang digunakan dalam SPAK 2015 adalah Buku Pedoman Pencacahan dan dialokasikan untuk semua petugas, baik Pengawas maupun Pencacah di 34 (tiga puluh empat) provinsi. Sedangkan dokumen/daftar yang digunakan terdiri dari 4 (empat) daftar seperti tercantum pada tabel berikut: Pedoman Pencacahan SPAK

16 Tabel 2. Jenis Dokumen/Daftar yang Digunakan dalam Kegiatan SPAK 2015 No. Jenis Dokumen/Daftar Uraian 1. SPAK15.K Kuesioner SPAK 2. Peta BS SP2010-WB Alat bantu pengenalan wilayah 3. VSEN12.P Daftar pemutakhiran muatan rumah tangga sebagai alat bantu penelusuran RT sampel 4. SPAK15.DSRT Pre Printed Daftar Sampel Rumah Tangga terpilih (Pre Printed) 1.7. Arus Dokumen Arus dokumen Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2015 dari Pusat sampai Petugas Pencacah tergambar pada Skema 1. Tulisan dicetak tebal menandakan daftar sudah ada isiannya. Penjelasan: Peta blok sensus hasil SP 2010 (SP2010-WB) disiapkan oleh BPS Kabupaten/Kota (yang di-print dari peta blok sensus digital). Keterangan : tulisan tebal menandakan daftar ada isian 6 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

17 Gambar 1. Skema Arus Dokumen SPAK 2015 dari Pusat Sampai Petugas di Lapangan BPS RI SPAK15.DSRT Pre Printed SPAK15.K Hasil Entry SPAK15.K (Softcopy) BPS PROVINSI SPAK15.DSRT Pre Printed SPAK15.K Hasil Entry SPAK15.K (Softcopy) BPS KAB/KOTA SPAK15.DSRT Pre Printed SPAK15.K Peta BS SP2010-WB VSEN12.P SPAK15.DSRT Pre Printed SPAK15.K Peta BS SP2010-WB VSEN12.P Petugas Pengawas/Pencacah Pedoman Pencacahan SPAK

18 8 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

19 BAB 2 METODE SAMPLING SPAK Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu : 1. Kerangka sampel penarikan tahap pertama adalah daftar kabupaten/kota di masing-masing propinsi dilengkapi jumlah rumah tangga hasil SP Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok sensus terpilih Susenas triwulan di masing-masing kabupaten/kota terpilih 3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di blok sensus terpilih Susenas triwulan 3 yang terpilih SPAK Kerangka sampel tahap keempat adalah daftar kepala rumah dan pasangannya (istri/suami) pada rumah tangga terpilih Desain Sampling Sampel blok sensus Survei Perilaku Anti Korupsi 2015 adalah subsampel dari blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3. Pengambilan sampel adalah Three Stages Two Phase Rotation Sampling, sebagai berikut: 1. Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS sistematik with replacement size jumlah rumah tangga SP2010. Dengan metode ini kabupaten/kota terpilih lebih dari 1 kali akan memiliki alokasi sampel blok sensus lebih banyak. 2. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus terpilih Susenas triwulan di kabupaten terpilih dengan cara Pedoman Pencacahan SPAK

20 sistematik. Sampel blok sensus dibedakan atas daerah urban (perkotaan) dan rural (perdesaan). 3. Ketiga, dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, dilakukan penarikan sampel rumah tangga berdasarkan hasil pemutakhiran sebanyak 10 rumah tangga. Penarikan sampel menggunakan nilai angka random pertama (R1) yang berbeda dengan R1 Susenas. 4. Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih, selanjutnya dipilih responden kepala rumah tangga atau pasangannya menggunakan Tabel Kish Cakupan dan Jumlah sampel Survei Perilaku Anti Korupsi 2015 dilaksanakan di seluruh Indonesia. Jumlah sampel blok sensus adalah blok sensus sehingga jumlah sampel rumah tangga adalah rumah tangga. Sampel blok tersebut adalah sampel pada level nasional yang selanjutnya didistribusikan ke dalam populasi blok sensus di kabupaten/kota terpilih 2.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel Rumah Tangga Untuk keperluan pelaksanaan Panel Survei hingga tahun 2016, dilakukan sampling rotasi. Dari 1000 sampel blok sensus terpilih SPAK 2012 selanjutnya dibagi menjadi 4 paket sampel, yaitu: paket sampel 1, paket sampel 2, paket sampel 3, dan paket sampel 4. Setiap paket sampel berukuran 250 blok sensus dan antar paket sampel tidak saling tumpang tindih. Pada setiap blok sensus dipilih 2 kelompok sampel rumah tangga yang masing-masing berukuran 10 rumah tangga. Antar kelompok sampel rumah tangga tidak saling tumpang tindih. 10 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

21 Tabel 3. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus Paket Sampel Kelompok Sampel Blok Sensus Rumah Tangga 1 A dan E 2 B dan F 3 C dan G 4 D dan H Selanjutnya dilakukan pengaturan rotasi kelompok sampel setiap tahun pencacahan sebagai berikut: Tabel 4. Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK Paket Sampel Kelompok Sampel Rumah Tangga Blok Sensus A E E E E 2 B B F F F 3 C C C G G 4 D D D D H 2.5. Pemilihan Sampel Rumah Tangga Misalkan jumlah rumah tangga di blok sensus ke-i dari hasil pemutakhiran adalah M i, maka interval untuk penarikan sampel sistematik adalah I = M i. Penentuan sampel rumah tangga ke-n 10 (n=2,3,,10) secara sistematik menggunakan rumus: R n = R 1 + (n 1)I Pedoman Pencacahan SPAK

22 Sampel rumah tangga yang pertama (R 1 ) untuk setiap paket sampel ditentukan dengan rumus: A 1. Paket sampel 1: AR 1 = R 1 dan R E 1 = R A atau R E 1 = R A 1 1 B 2. Paket sampel 2: AR 1 = R 1 dan R F 1 = R B atau R F 1 = R B 1 1 C 3. Paket sampel 3: AR 1 = R 1 dan R G 1 = R C atau R G 1 = R C 1 1 D 4. Paket sampel 4: AR 1 = R 1 dan R H 1 = R D atau R H 1 = R D Penggantian Sampel 1. Penggantian sampel blok sensus tidak diperkenankan. 2. Penggantian sampel rumah tangga diperkenankan asalkan penggantinya adalah rumah tangga yang menghuni bangunan sensus (dwelling) rumah tangga yang diganti Teknik Estimasi Design Weight Design Weight merupakan kebalikan dari fraksi sampling. Sehingga fraksi sampling untuk blok sensus SPAK dapat dijabarkan sebagai berikut: Sampel kabupaten/kota : b p dipilih secara PPS sistematik dari populasi kab/kota di suatu propinsi sehingga fraksi sampling kab/kota ke-k adalah: f pk b N p k 1 M M pk pk bpm M p pk Sampel blok sensus : n dipilih secara sistematik dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, sehingga fraksi sampling blok sensus ke-i dibedakan urban/rural adalah: 12 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

23 f hi n h Nh i 1 M M hi hi n h n h n h M M hi h0 Jumlah sampel ruta blok sensus SPAK 2015 adalah 10, sehingga fraksi sampling rumah tangga ke-j terpilih dibedakan urban/rural adalah: f hj i mh M hi 10 M hi Overall sampling fraction untuk rumah tangga SPAK 2015 ke-j blok sensus ke-i, kabupaten ke-p dibedakan urban/rural adalah: f hpij f pk. f hi. f hj i bpm M p pk n h M M hi h0 10 M hi Sehingga design weight SPAK 2015 per kabupaten/kota ke-p menurut urban/rural adalah : w hpij f 1 p h0 hi hpij M b M p pk M n M h hi M 10 dimana : w hpij M p M pk M h0 M hi M hi n h m h : weight rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, propinsi ke-p strata ke-h : banyaknya rumah tangga propinsi ke-p : banyaknya rumah tangga kabupaten/kota ke-k, propinsi ke-p : banyaknya populasi rumah tangga propinsi ke-p, strata ke-h : banyaknya rumah tangga blok sensus ke-i, strata ke-h : banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran blok sensus ke-i, strata ke-h : banyaknya sampel blok sensus, strata ke-h : banyaknya sampel rumah tangga di setiap blok sensus, strata ke-h Pedoman Pencacahan SPAK

24 Estimasi Karakteristik Misalkan y ij dan x ij masing-masing merupakan nilai karakteristik Y dan X rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i di suatu propinsi di suatu strata, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R serta varians rasio dirumuskan sebagai berikut: a. Estimasi total nilai karakteristik X Xˆ = n m i= 1 j= 1 W ij x ij b. Estimasi total nilai karakteristik Y: Ŷ = n m i= 1 j= 1 W ij y ij c. Estimasi rasio dan varians rasio: Rˆ n m ij ij Ŷ i= 1 j= 1 i= 1 j= 1 = = n m = n m Xˆ i= 1 j= 1 W W ij y x ij n m x i= 1 j= 1 y ij ij v(r ) = 1 f [ n X 2 Z = Y R. X ( m n 1 Z i2 Z i 2 n i=1 )] Z i = Y i R. X i Dengan: n : jumlah blok sensus terpilih Y i : estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus ke-i X i : estimasi total karakteristik X dalam blok sensus ke-i f : fraksi penarikan sampel blok sensus 14 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

25 2.8. Daftar Sampel Blok Sensus (SPAK15.DSBS) Daftar sampel blok sensus 2015 sd 2016 merupakan blok sensus panel dari tahun 2012, sehingga tidak ada penggantian sampel blok sensus. Seperti dijelaskan sebelumnya, DSBS dibagi 4 paket sampel yang setiap paket sudah diatur sedemikian rupa pergantian rotasi sampel rumah tangganya sampai tahun DSBS sama dengan yang dikirim di tahun Daftar Sampel Rumah Tangga (SPAK15.DSRT) Updating rumah tangga pada blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3 dilakukan untuk memperoleh daftar rumah tangga yang lengkap dan mutakhir. Rumah tangga yang eligible selanjutnya dijadikan dasar untuk pemilihan sampel rumah tangga. Pemilihan sampel rumah tangga sebanyak 10 rumah tangga di setiap blok sensus terpilih dilakukan di BPS Pusat dan diupayakan independen terhadap sampel Susenas dengan angka random pertama (R1) berbeda. File dikirim ke daerah dalam bentuk DSRT. Untuk kegiatan SPAK 2013 sd 2016 DSRT sudah ditentukan berdasarkan hasil realisasi pencacahan SPAK 2012 dengan dasar DSRT Tidak ada lagi pemutakhiran rumah tangga karena sesuai ketersediaan biaya, sehingga rotasi sampel rumah tangga disusun sedemikian rupa sehingga terpenuhi sampai dengan Pedoman Pencacahan SPAK

26 Gambar 2. Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK 2015 Penjelasan DSRT: 1. Paket 1, 2, dan 4, isian kolom 5 dan 7 mengacu pada realisasi pencacahan SPAK Paket 3, isian kolom 5 mengacu pada hasil pemutakhiran Sedangkan isian kolom 7 kosong Untuk paket sampel blok 2 (fresh sample) dilakukan pemilihan responden, dengan terlebih dahulu melakukan listing eligible responden, karena informasi rumah tangga di paket sampel ini benar-benar baru. 16 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

27 Gambar 3. Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK 2015 dengan Paket Sampel Blok 1 Keberadaan rumah tangga pada SPAK2015: 1. Ditemukan, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pencacahan sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang tercetak pada DSRT SPAK Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum adalah kesalahan dalam penulisan nama panggilan/alias dan alamat. 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi dimana alamat pada saat pencacahan rumah tangga sama dengan alamat pada DSRT SPAK 2015 tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama Pedoman Pencacahan SPAK

28 kepala rumah tangga yang tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian KRT. 3. Pindah di dalam blok sensus, adalah kondisi dimana alamat pada saat pencacahan rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga pada DSRT SPAK 2015 sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada DSRT SPAK Jika terjadi KRT ganti dan pindah alamat, maka dipilih kode Pindah keluar blok sensus, ada ruta pengganti adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercantum di DSRT pada saat pencacahan tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal di luar blok sensus. Termasuk rumah tangga tunggal yang pada saat pencacahan telah meninggal dunia. Pada bangunan sensus tempat tinggalnya telah ada rumah tangga lain yang menempati. 5. Pindah keluar blok sensus, tidak ada ruta pengganti adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercantum di DSRT pada saat pencacahan tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal diluar blok sensus. Termasuk rumah tangga tunggal yang pada saat pencacahan telah meninggal dunia. Pada bangunan sensus tempat tinggalnya tidak ada rumah tangga lain yang menempati. 18 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

29 Hasil Pencacahan Responden : 0. Berhasil : responden berhasil diwawancarai 1. Berhasil Diganti : responden berhasil diwawancarai setelah relaksasi 2. Menolak : responden menolak untuk diwawancarai 3. Pergi : responden bepergian dan belum kembali sampai dengan berakhirnya batas waktu pencacahan 4. Sakit : responden tidak memungkinkan untuk diwawancarai karena alasan kesehatan/ sakit, gangguan jiwa, atau pikun karena usia lanjut Kasus Penggantian Sampel Responden: 1. Pada paket sampel 3, responden dipilih menggunakan Kish Table setelah terlebih dahulu dilakukan listing eligible responden, dan jika responden tidak dapat ditelusuri keberadaannya maka dapat diganti dengan eligible lainnya 2. Pada paket sampel 1, 2, dan 4 pada tahun 2015 jika terjadi kasus responden yang tercantum di DSRT SPAK 2015 ternyata pergi atau meninggal, maka langsung diganti dengan responden eligible lainnya, tanpa melakukan listing lagi Kasus Penggantian Sampel Rumah Tangga : Jika rumah tangga sampel ternyata sudah pergi atau tidak ada di wilayah itu lagi, maka rumah tangga tersebut dapat diganti dengan rumah tangga yang sekarang mendiami bangunan sensus yang dulu dihuni rumah tangga yang pergi tersebut Pemilihan Sampel Responden Pemilihan sampel responden dilakukan segera setelah pengisian DAFTAR KEPALA RUMAH TANGGA DAN SUAMI/ISTRI selesai dilakukan, karena wawancara blok berikutnya hanya dilakukan untuk ART yang terpilih sampel. Pemilihan sampel ART didasarkan pada jumlah anggota Pedoman Pencacahan SPAK

30 rumah tangga yang memenuhi syarat, yaitu ART sebagai kepala rumah tangga atau pasangannya (istri/suami) dengan menggunakan Tabel Kish. Prosedur pemilihan sampel responden menggunakan Tabel Kish tidak dilakukan ketika pada paket sampel 1, 2, dan 4, terdapat nama responden di DSRT SPAK 2015 dan pendataan SPAK 2015 berhasil ditemukan. Jika target responden di DSRT SPAK 2015 tidak berhasil diwawancarai karena beberapa sebab maka diganti pasangannya. Tabel Kish terdiri dari 11 kolom. Kolom (1) adalah jumlah ART eligible dalam rumah tangga sampel. Kolom (2) sampai dengan (11) menunjukkan nomor urut sampel rumah tangga (01-10). Angka-angka dalam setiap sel kolom (2) sampai (11) menunjukkan nomor urut ART terpilih berdasarkan nomor urut sampel rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat (kepala rumah tangga atau pasangannya). Jumlah responden eligible bisa lebih dari 2 ketika suatu kepala rumah tangga memiliki pasangan lebih dari satu dan tinggal bersama dalam satu rumah tangga. Penentuan nomor urut ART yang memenuhi syarat untuk dipilih adalah perpotongan antara kolom nomor urut sampel rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga memenuhi syarat pada rumah tangga tersebut. Jika suatu rumah tangga mempunyai nomor urut rumah tangga sampel 8 dan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih adalah 2, maka nomor urut sampel responden terpilih adalah yang terletak di sel perpotongan antara kolom 9 (nurt 8) dan jumlah anggota rumah tangga eligible 2, yaitu nomor 2. Lingkari nomor urut sampel anggota rumah tangga pada Daftar ART Sampel Kolom (8), kemudian lihat ke Kolom (2) nama anggota rumah tangga yang terpilih dan lingkari nomor urut anggota rumah tangga di kolom (1) yang sesuai. 20 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

31 Contoh: Berikut adalah Rumah Tangga Abdul Rahman (sampel ruta ke 8). No. Urut Nama Kepala Rumah Tangga dan Istri/Suami DAFTAR KEPALA RUMAH TANGGA DAN ISTRI/SUAMI Hubungan dengan KRT 1. KRT 2. Istri/ suami Jenis Kelamin 1. Lk 2. Pr Umur (tahun) Lakilaki Beri tanda ( ) jika Perempuan No urut eligible ART (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Abdul Rahman Zaitun Dari daftar tersebut diketahui bahwa di rumah tangga Abdul Rahman terdapat 2 anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih. Adapun untuk memilih satu dari 2 anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih tersebut, dilakukan prosedur sebagai berikut: 1. Pilih kolom pada Tabel Kish sesuai dengan nomor urut ruta sampel. Karena nomor urut rumah tangga Abdul Rahman adalah sampel ke-8 maka kolom yang sesuai pada Tabel Kish adalah kolom ke Pilih nomor baris pada Tabel Kish sesuai dengan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih. Pada kasus diatas jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih sebanyak 2 ART, karena itu baris yang sesuai adalah baris ke Cari perpotongan antara kolom terpilih dengan baris terpilih. Perpotongan kedua garis tersebut menunjukkan nomor urut dari anggota rumah tangga memenuhi syarat terpilih yang terpilih menjadi responden. Pada kasus rumah tangga Abdul Rahman perpotongan antara kolom ke 9 dengan baris ke 2 adalah 2, karena itu yang menjadi responden pada rumah tangga Abdul Rahman adalah Zaitun. Pedoman Pencacahan SPAK

32 Jumlah ART eligible dalam Ruta Kish Table : No urut sampel rumah tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 0 Wawancara berakhir Pedoman Pencacahan SPAK 2015

33 BAB 3 ORGANISASI LAPANGAN 3.1. Struktur Organisasi Dalam pelaksanaan suatu survei diperlukan adanya struktur organisasi lapangan. Tujuan dibentuknya struktur organisasi lapangan adalah agar setiap pelaku dalam organisasi mengetahui dengan pasti tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak masing-masing. Kegiatan SPAK 2015 di tingkat pusat (BPS Pusat) dilaksanakan oleh Tim Pengarah dan Tim Teknis. Tim Pengarah BPS bertugas untuk menentukan arah kebiajakn dan strategi yang digunakan dalam keseluruhan tahapan kegiatan SPAK 2015 serta memberikan saran dan masukan baik teknis maupun non teknis kepada Tim Teknis BPS. Tugas pokok Tim Teknis BPS adalah menyusun rencana operasional dan implementasi kegiatan serta menyelenggarakan kegiatan persiapan di tingkat pusat. Sedangkan kegiatan SPAK 2015 di tingkat daerah dilaksanakan oleh BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/kota menjalankan fungsi persiapan lapangan dan pelaksanaan pengumpulan data. Struktur organisasi mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4 berikut: Pedoman Pencacahan SPAK

34 Gambar 4. Struktur Organisasi Penanggung Jawab Kegiatan SPAK 2015 Kepala BPS RI Deputi Bidang Statistik Sosial - Direktur Statistik Ketahanan Sosial - Kasubdit Statistik Politik dan Keamanan Kepala BPS Provinsi Kabid. Statistik Sosial Kepala BPS Kabupaten/Kota Kepala Seksi Statistik Sosial Pengawas Lapangan Pencacah Lapangan 3.2. Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Statistik Ketahanan Sosial Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Statistik Ketahanan Sosial adalah sebagai berikut: 24 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

35 1) Bertanggung jawab terselenggaranya kegiatan SPAK ) Mengkoordinasikan kegiatan SPAK ) Mendelegasikan rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya Kepala Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan Tugas dan kewajiban dari Kepala Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan adalah sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab atas kegiatan SPAK ) Menyusun anggaran kegiatan. 3) Menyusun kuesioner dan buku pedoman. 4) Mengatur pengadaan dan pengiriman dokumen. 5) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, perlengkapan survei, dokumen pelaksanaan lapangan dan pendukungnya serta pendanaan. 6) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, perlengkapan survei, sketsa peta desa/kelurahan SP2010-WA, print out sketsa peta SP2010-WB hasil listing SP2010, dokumen pelaksanaan lapangan maupun pendukungnya dan pendanaan. 7) Merancang kegiatan supervisi. 8) Membuat laporan teknis pelaksanaan. 9) Menyusun publikasi Kepala BPS Provinsi Tugas dan tanggung jawab Kepala BPS Provinsi adalah sebagai berikut: 1) Menginstruksikan hal-hal yang terkait dengan kegiatan teknis dan administrasi kepada penanggung jawab di BPS Provinsi. Pedoman Pencacahan SPAK

36 2) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan briefing petugas di daerah. 3) Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi pelaksanaan pencacahan dan supervisi lapangan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi adalah sebagai berikut: 1) Melakukan koordinasi pelaksanaan pendataan SPAK ) Melakukan koordinasi dengan Kepala BPS Kab/Kota mengenai rekruitmen petugas. 3) Merencanakan dan melaksanakan pelatihan petugas Kab/Kota. 4) Memonitor perkembangan pelaksanaan kegiatan survei Kepala BPS Kabupaten/Kota Tugas dan tanggung jawab Kepala BPS Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: 1) Melakukan koordinasi dengan Kasie Statistik Sosial dalam pengecekan awal blok sensus terpilih di daerahnya sesuai daftar sampel. 2) Menyeleksi calon petugas lapangan dan mengirim petugas ke pusat pelatihan. 3) Mengalokasikan beban tugas kepada masing-masing petugas berdasarkan banyak blok sensus terpilih dan jumlah petugas. 4) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, perlengkapan survei, dokumen pelaksanaan lapangan maupun pendukungnya. 26 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

37 5) Memonitor pelaksanaan lapangan dan melakukan koordinasi penyelesaian masalah Kasi Statistik Sosial BPS Kab/Kota (Pengawas/Pemeriksa) Tugas dan tanggung jawab Kasi Statistik Sosial BPS Kab/Kota adalah sebagai berikut: 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPAK ) Bersama pencacah mengenali batas blok sensus yang menjadi wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS RI. 3) Mendistribusikan instrumen pencacahan sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan untuk masing-masing pencacah. 4) Mendistribusikan print out sketsa/peta SP2010-WB hasil listing sesuai lokasi tugas pencacah. 5) Memberikan identitas rumah tangga sampel kepada Pencacah pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya. 6) Mengatur kegiatan perjalanan ke lokasi dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan lapangan dimulai. 7) Mendampingi dan mengevaluasi kinerja pencacah sejak awal pelaksanaan lapangan, sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi bisa dihindari sedini mungkin. 8) Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pencacah dalam pelaksanaan lapangan. Khusus menyangkut konsep dan definisi, mengacu pada buku pedoman atau penegasan-penegasan yang diberikan selama pelatihan. 9) Memantau kualitas data dengan melakukan pengecekan langsung, dan mengkonfirmasi kuesioner yang telah diisi pencacah ke responden. Pedoman Pencacahan SPAK

38 10) Mengumpulkan dan memeriksa hasil pencacahan termasuk kelengkapan dokumen, kewajaran dan konsistensi isian, serta melakukan koreksi kesalahan yang dilakukan pencacah. 11) Memberitahukan lokasi tugas dari waktu ke waktu kepada BPS Kabupaten/Kota agar mudah dipantau. 12) Mengirim data hasil entri petugas pencacah ke sekretariat SPAK BPS RI dengan alamat ditembuskan (cc) ke Kabidsos BPS Provinsi. 13) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan lapangan ke BPS Kabupaten/Kota. Pengawas bertanggung jawab membangun motivasi di antara pencacah, sehingga mereka bekerja dengan semangat yang tinggi. Untuk mencapai hal ini Pengawas harus berusaha agar Pencacah: 1) Memahami sepenuhnya tentang hasil yang harus dicapai. 2) Menerima petunjuk Pengawas dalam menjalankan tugasnya. 3) Menerima penghargaan sesuai dengan hasil kerjanya. 4) Memberi dorongan untuk meningkatkan hasil dan mutu pekerjaannya. 5) Menciptakan suasana kerja yang tenang dan aman. Dalam melakukan tugas bersama Pencacah, sepatutnya Pengawas mengikuti beberapa petunjuk di bawah ini: 1) Sebaiknya Pencacah diajak berunding dalam pengambilan keputusan dalam segala hal yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan lapangan. Dalam hal ini Pengawas harus bersikap tegas dan keputusan yang diambil harus dihormati oleh Pencacah. 2) Jika pencacah melakukan kesalahan, usahakan agar pembinaan diberikan dalam suasana bersahabat dan tidak ada orang lain. 28 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

39 Dengarkan penjelasan Pencacah, tunjukkan keinginan untuk membantunya, dan bahas masalah yang dihadapi. 3) Jika Pencacah mengeluh, dengarkan dengan sabar. Cobalah untuk mengatasi persoalan tersebut. 4) Usahakan untuk menanamkan semangat bekerja. 5) Pengawas sama sekali tidak boleh memperlakukan salah seorang Pencacah berbeda dari yang lain. 6) Usahakan untuk selalu berada dalam suasana kekeluargaan, bersahabat dan tidak kaku. Gunakan kata-kata yang membangkitkan semangat. Tidak ada gunanya mengkritik sesuatu tanpa memberikan contoh yang baik. 7) Pengawas harus selalu tepat waktu, bersemangat dan berdedikasi agar Pencacah meniru sikap tadi. Pengawas tidak boleh memberi kesan bahwa seseorang bekerja lebih ringan atau mendapat perlakuan yang lebih dari petugas lainnya, karena hal tersebut bisa menimbulkan rasa tidak puas Pencacah Tugas dan tanggung jawab pencacah adalah sebagai berikut: 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPAK ) Mengenali wilayah tugas dan menelusuri rumah tangga sampel bersama-sama dengan Pengawas. 3) Menerima identitas rumah tangga sampel yang disiapkan oleh Pengawas pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya. 4) Melakukan wawancara terhadap responden pada rumah tangga sampel. 5) Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai. Pedoman Pencacahan SPAK

40 6) Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar. 7) Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan dengan Pengawas. 8) Melakukan entri data hasil pencacahan dan mengirimkan softcopynya kepada Pengawas. 9) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan berikut dokumen pendukung lainnya kepada Pengawas Persyaratan Petugas Lapangan Petugas lapangan SPAK 2015 terdiri dari Pengawas dan Pencacah. Pengawas adalah Kasi Statistik Sosial di BPS Kab/Kota atau petugas lain yang ditugaskan oleh Kepala BPS Kab/Kota. Bagi mereka yang ditunjuk sebagai Pengawas, maka selain persyaratan-persyaratan tersebut di atas diperlukan pula tambahan persyaratan lain, yaitu: 1. Mampu menjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua RT/RW setempat, serta membuka jalan/meminta izin agar pencacah dapat melakukan wawancara. 2. Mampu menyusun rencana kerja dan memimpin petugas pencacah untuk melaksanakan pencacahan. 3. Mampu memecahkan persoalan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan. 4. Siap untuk menggantikan tugas pencacah yang karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pekerjaannya. 5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan semua petugas pencacah yang berada di bawah koordinasinya. 30 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

41 Pencacah SPAK 2015 diharuskan memenuhi kualifikasi sebagai berikut: Berpendidikan minimal sarjana lulusan STIS atau apabila tidak mencukupi minimal lulusan S1. Berpengalaman dalam melaksanakan SPAK tahun sebelumnya atau survei-survei BPS yang berkaitan dengan persepsi responden. Pedoman Pencacahan SPAK

42 32 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

43 BAB 4 CARA PENGISIAN DAFTAR SPAK15.K Daftar SPAK15.K digunakan untuk mencatat keterangan terkait dengan Survei Perilaku Anti Korupsi yang berisi mengenai pemahaman, pengetahuan, pendapat, dan pengalaman individu terkait perilaku korupsi di Indonesia Ketentuan Umum Pengisian Daftar a. Semua isian harus ditulis dengan pensil hitam. Petugas tidak boleh mengisi dokumen pencacahan dengan pena, ballpoint, atau pensil warna. b. Konsep dan definisi yang digunakan untuk mengisi kuesioner SPAK15.K, harus sesuai dengan buku pedoman. c. Pemindahan isian ke kotak pengolahan hendaknya dilakukan setelah pencacahan selesai. Pemindahan isian di setiap rincian dimulai dari kotak yang paling kanan (rata kanan). d. Semua tulisan di daftar SPAK15.K harus dituliskan dengan huruf kapital. e. Sebelum memulai wawancara kepada responden setiap pencacah wajib membacakan prolog sesuai dengan redaksi sebagai berikut : Pemerintah terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat. Namun demikian, sampai saat ini masih banyak kekurangan yang dijumpai. Kami dari BPS (Badan Pusat Statistik) ditugaskan untuk melakukan survei SPAK 2015 yang bertujuan untuk memperoleh masukan dari Pedoman Pencacahan SPAK

44 Bapak/Ibu demi perbaikan pelayanan masyarakat di masa mendatang. Mohon bantuan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman Bapak/Ibu. Kami memberikan jaminan kerahasiaan identitas maupun jawaban yang diberikan Blok I Keterangan Tempat Blok ini berisi keterangan tempat mengenai provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, letak geografis, nomor blok sensus, nomor kode sampel, nomor urut sampel rumah tangga, keberadaan rumah tangga, dan hasil pencacahan responden Blok II Keterangan Petugas dan Pemilihan Responden Blok ini mencatat keterangan tentang petugas (pencacah dan pengawas/pemeriksa) yang bertanggung jawab melakukan pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan. Selain itu blok ini juga mencatat keterangan mengenai pemilihan responden seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2. Keterangan Pencacah Isikan nama pencacah, tanggal pada saat melakukan pencacahan, kemudian ditandatangani. Keterangan Pengawas/Pemeriksa Isikan nama pengawas/pemeriksa, tanggal pada saat melakukan pemeriksaan, kemudian ditandatangani. Sebelum membubuhkan tanda tangan, pencacah dan pengawas/pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SPAK15.K. 34 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

45 4.5. Blok III Keterangan Umum Responden Blok ini mencatat keterangan mengenai identitas responden. Responden SPAK 2015 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya (istri/suami) yang terpilih menjadi sampel. Keterangan umum responden yang dicakup meliputi nama, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, lapangan pekerjaan utama, jenis pekerjaan utama, status pekerjaan utama responden, dan rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan. Rincian 301 Nama Responden Isikan nama lengkap responden. Rincian 302 Hubungan dengan KRT Tanyakan hubungan responden dengan Kepala Rumah Tangga dan Lingkari kode yang sesuai. Tuliskan jawaban yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah 1. KRT (Kepala Rumah Tangga), 2. Suami/Istri. Rincian 303 Jenis Kelamin Lingkari kode jenis kelamin responden dan isikan pada kotak yang tersedia, kode 1 untuk Laki-laki dan kode 2 untuk Perempuan. Rincian 304 Umur (Tahun) Tanyakan umur responden dan isikan jawabannya dalam kotak. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi. Penjelasan: Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, dicatat 27 tahun. Pedoman Pencacahan SPAK

46 Rincian 305 Status Perkawinan Tanyakan status perkawinan responden dan isikan kodenya pada kotak yang tersedia. Pilihan jawaban untuk pertanyaan ini kode 1: belum kawin, kode 2: kawin, kode 3: cerai hidup, kode 4: cerai mati. Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri. Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup. Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. 36 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

47 Rincian 306. Pendidikan Tertinggi yang Pernah Ditamatkan Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 8 dan isikan ke dalam kotak yang telah disediakan. Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditamatkan oleh seseorang yang masih atau sudah tidak bersekolah lagi. SD/Sederajat adalah Sekolah Dasar atau yang sederajat (sekolah luar biasa tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong). Termasuk, Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah sekolah umum berciri khas Islam yang sederajat dengan SD. SMP/Sederajat adalah Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat (MULO, HBS 3 tahun, dan Sekolah Luar Biasa Menengah Pertama). Termasuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah sekolah umum berciri khas Islam yang sederajat dengan SMP. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), atau yang sederajat (Sekolah Menengah Luar Biasa, HBS 5 tahun, AMS, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA). Pilihan ini termasuk o Madrasah Aliyah (MA) adalah sekolah umum berciri khas Islam yang sederajat dengan SMA. o Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah kejuruan setingkat SMA misalnya Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Pedoman Pencacahan SPAK

48 Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen. DI/DII/DIII o Program Diploma 1/2 adalah program D1/D2 pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma 1/2 pada pendidikan formal. Program Diploma 1 hanya program diploma pada pendidikan formal yang dikelola oleh suatu perguruan tinggi. o Program Diploma 3/sarjana muda adalah program D3 atau mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu akademi/perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda. DIV/S1 adalah program pendidikan diploma 4 atau strata 1 pada suatu perguruan tinggi. S2/S3 adalah program pendidikan pasca sarjana (master atau doktor), strata 2 atau 3 pada suatu perguruan tinggi 38 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

49 Rincian 307 Apakah Bekerja atau Berusaha Selama Seminggu Terakhir Isikan kode 1 (Ya) apabila responden selama seminggu terakhir sebelum pencacahan bekerja atau berusaha. Jika rincian ini berkode 1 (Ya) maka lanjut ke rincian 309. Jika rincian ini berkode 2 (Tidak) maka lanjut ke rincian 308. Rincian 308 Apakah Mempunyai Pekerjaan Tetap Tetapi Sementara Tidak Bekerja Selama Seminggu Terakhir. Isikan kode 1 (Ya) apabila responden pada dasarnya memiliki pekerjaan tetap, tetapi karena satu dan lain hal selama seminggu terakhir ini ia sementara tidak bekerja. Jika rincian ini berkode 1 (Ya) maka lanjut ke rincian 309 Jika rincian ini berkode 2 (Tidak) maka lanjut ke rincian 311 Rincian 309 Lapangan Usaha/Bidang Pekerjaan Utama dari Tempat Bekerja Selama Seminggu Terakhir Lapangan Pekerjaan Utama adalah sektor atau bidang usaha di mana responden memperoleh penghasilan/pendapatan. Lapangan pekerjaan utama, meliputi: 1. Pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan dan jasa pertanian. 2. Pertambangan adalah kegiatan/lapangan usaha di bidang pertambangan dan penggalian, seperti pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi, biji logam, penggalian batu batuan, tanah liat, pasir, garam, mineral bahan kimia dan bahan pupuk, penambangan gips, aspal, dan lain-lain. Pedoman Pencacahan SPAK

50 3. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar (barang mentah) menjadi barang setengah jadi atau jadi dan atau barang lain yang nilainya lebih tinggi, meliputi: Industri makanan, minuman dan tembakau; 1. Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit; 2. Industri barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga; 3. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan; 4. Industri kimia dan bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik; 5. Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara; 6. Industri logam dasar; 7. Industri barang dari logam, mesin dan peralatan; 8. Industri pengolahan lainnya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan. 4. Listrik, Gas dan Air Minum adalah kegiatan/usaha pengadaan tenaga listrik, gas alam, uap panas, air panas dan sejenisnya melalui jaringan, saluran atau pipa infrastruktur permanen, termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas/air panas dan sejenisnya dalam lokasi pabrik atau gedung tempat tinggal. Kategori ini juga mencakup pengoperasian mesin (pembangkit listrik dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas), termasuk pengadaan udara sejuk (AC) dan produksi air minum. 40 Pedoman Pencacahan SPAK 2015

51 5. Konstruksi adalah kegiatan penyiapan, pembuatan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan/konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lain. Kegiatan/usaha di bidang konstruksi, meliputi konstruksi gedung, konstruksi bangunan sipil, termasuk kegiatan/usaha pembongkaran dan penyiapan lahan. 6. Perdagangan, hotel, dan restoran Perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang baru maupun bekas. Kegiatan/usaha perdagangan meliputi perdagangan besar dan eceran. Hotel adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan. Kegiatan perhotelan meliputi hotel bintang, hotel melati, pondok wisata, dan penyediaan akomodasi jangka pendek lainnya. Restoran mencakup jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya, dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai restoran/rumah makan dari instansi yang membinanya. 7. Angkutan/pergudangan/komunikasi Angkutan mencakup kegiatan penyediaan sarana angkutan penumpang atau barang/ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan sistem berjadwal, baik melalui darat, air maupun udara. Kegiatan lain seperti penyediaan fasilitas terminal, parkir, bongkar muat, dan lain-lain, dicakup sebagai kegiatan transportasi. Pedoman Pencacahan SPAK

PEDOMAN TEKNIS SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI (SPAK) INDONESIA 2017

PEDOMAN TEKNIS SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI (SPAK) INDONESIA 2017 PEDOMAN TEKNIS SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI (SPAK) INDONESIA 2017 Badan Pusat Statistik Pedoman Teknis Republik SPAK 2017 Indonesia i Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat

Lebih terperinci

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK 1 2 KATA PENGANTAR Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGANN HIDUP 2013 Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepalaa BPS Kabup paten/kota BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/I/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul (Modul

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Laporan ditulis pada: December 8, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah

Lebih terperinci

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SENSUS EKONOMI Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 Tanggal 10 Juni 1985 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan pembangunan bidang ekonomi diperlukan data yang lengkap

Lebih terperinci

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I Buku I SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman Bab 1. Pendahuluan...

Lebih terperinci

TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013

TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013 1 TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER Jakarta, 9 Juli 2013 SEKTOR KORUPSI KPK 1. Bansos 2. APBN-APBD (banggar, satuan tiga = belanja K/L) 3. Hutan 4. Pajak 5. Kebijakan publik 6. Izin importasi

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 54/11/31/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 SEBESAR 7,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas KATA PENGANTAR Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS 2014 . PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS 2014 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus...

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK 204 KATA PENGANTAR Inpres N0. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mewajibkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT )

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN ANGGARAN 206 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU 206 REVIU RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN 206 Tujuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 ABSTRAKSI Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang harus terpenuhi. Suatu kemustahilan apabila membicarakan

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 ABSTRAKSI Kemajuan pembangunan yang telah diraih bangsa Indonesia masih menyisakan berbagai permasalahan sosial, salah satunya kriminalitas.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PASURUAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1985 TENTANG SENSUS EKONOMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1985 TENTANG SENSUS EKONOMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1985 TENTANG SENSUS EKONOMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan pembangunan bidang ekonomi diperlukan data yang lengkap

Lebih terperinci

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari

dengan cepat perubahan tingkat upah yang terjadi dari triwulan ke triwulan pada buruh/karyawan produksi/pelaksana berstatus lebih rendah dari BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2011 ABSTRAKSI Kebutuhan data yang lengkap, tepat waktu, dan akurat mengenai upah buruh/pekerja bagi kalangan pengguna data semakin meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas Tahunan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT )

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN ANGGARAN 205 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU 205 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN 205 Tujuan I: Meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul) Laporan ditulis pada: November 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 ABSTRAKSI Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum (public well-being). Konsekuensinya,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 5,77 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK 203 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan... Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021)

Lebih terperinci

buruh dengan status itu merupakan mayoritas pekerja sehingga data yang dihasilkan diharpkan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mayoritas

buruh dengan status itu merupakan mayoritas pekerja sehingga data yang dihasilkan diharpkan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mayoritas BADAN PUSAT STATISTIK Survei Upah, 2010 ABSTRAKSI Kebutuhan data yang lengkap, tepat waktu dan akurat mengenai upah buruh/pekerja bagi kalangan pengguna data semakin meningkat. Untuk itu Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) KODE FORMULIR

BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) KODE FORMULIR Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1998 Tanggal : 25 Maret 1998 BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP) No JENIS FORMULIR KODE FORMULIR UKURAN DIKIRIM KE MASA LAPORAN 1 2 3 4 5

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 ABSTRAKSI Di tengah kompleksitas persoalan dunia saat ini, masyarakat semakin menaruh perhatian pada bagaimana

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 DAFTAR ISI Kata Pengantar...... i Daftar Isi...... ii Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK 204 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok... Penetapan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1970 TENTANG PELAKSANAAN SENSUS PENDUDUK 1971 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1970 TENTANG PELAKSANAAN SENSUS PENDUDUK 1971 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1970 TENTANG PELAKSANAAN SENSUS PENDUDUK 1971 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan Peraturan Pelaksanaan dan pengaturan lebih

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Katalog BPS : 4302002.11 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Katalog BPS : 4302002.11 INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH INDIKATOR PENDIDIKAN PROVINSI ACEH 2014

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Buku I SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS MARET 2015 ] PEDOMAN KEPALA BPS PROVINSI, KEPALA BIDANG STATISTIK SOSIAL, DAN KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA -----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIREBON TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIREBON TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIREBON TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK 203 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi i ii Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

PENETAPAN K INERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN K INERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN K INERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUARO JAMBI 2013 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 ABSTRAKSI Migrasi Internasional dan remitan memegang peran yang penting bagi kondisi sosial ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Bank

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATIS STIK KABUPATEN JAYAWIJAYA TAHUN ANGGARAN

BADAN PUSAT STATIS STIK KABUPATEN JAYAWIJAYA TAHUN ANGGARAN PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAWIJAYAA TAHUN ANGGARAN 20144 BADAN PUSAT STATISTIK 2014 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayawijaya... 1 Penetapan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 2007 Kerja sama Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Pertanian, Badan Pusat Statistik Jakarta, 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

RKT (RENCANA KERJA TAHUNAN)

RKT (RENCANA KERJA TAHUNAN) RKT (RENCANA KERJA TAHUNAN) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MATARAM TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MATARAM TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 TUJUAN I : Peningkatan Kualitas Data statistik

Lebih terperinci

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 ABSTRAKSI Pemerintah Indonesia meluncurkan Program

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 003 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS BAGIAN, BIDANG, SUBBAGIAN, DAN SEKSI PERWAKILAN BPS DI DAERAH KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPS KABUPATEN SERUYAN TAHUN 202 BPS KABUPATEN SERUYAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BPS KABUPATEN SERUYAN TAHUN 202 Tujuan I: Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 ABSTRAKSI SPPLH 2013 adalah survei bertema lingkungan hidup dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH merupakan wujud kepedulian BPS atas

Lebih terperinci

Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Dumai PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DUMAI TAHUN ANGGARAN 2014

Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Dumai PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DUMAI TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DUMAI TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK 2014 i DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Laporan ditulis pada: February 20, 2018 Kunjungi data katalog kami di: https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

BPS Kabupaten Manggarai Timur 2013 KATA PENGANTAR

BPS Kabupaten Manggarai Timur 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Timur ini dibuat berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial Laporan ditulis pada: January 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENGAWAS Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENGAWAS Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SEMARANG DENGAN

Lebih terperinci

SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A BUKU 4

SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A BUKU 4 PEWAWANCARA : EDITOR : PENGAWAS : SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A ID ANGGOTA RUMAH TANGGA BUKU 4 ANGGOTA RUMAH TANGGA DEWASA (>15 TAHUN) BAGIAN A : COV, IR, TK, BD, CP Responden adalah anggota

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT )

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN ANGGARAN 206 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU 206 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN 206 Tujuan I: Meningkatkan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG BADAN PUSAT STATISTIK 203 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi kepada

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci