RAHASIA 1 HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAHASIA 1 HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 RAHASIA 1 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan bagi prajurit mutlak diperlukan dalam rangka memelihara dan meningkatkan moril prajurit dalam upaya pencapaian keberhasilan tugas pokok organisasi. Kita ketahui bersama bahwa unsur manusia dalam suatu organisasi merupakan unsur terpenting dalam mencapai keberhasilan tugas pokoknya sehingga personel dalam organisasi perlu senantiasa di jaga agar morilnya tetap tinggi. Salah satu kegiatan adalah dilaksanakannya penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan bagi seluruh personel prajurit/pns TNI beserta keluarga pada umumnya dan TNI AD pada khususnya. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran pada Diksarcab Ajen. b. Tujuan. Naskah departemen ini disusun dengan tujuan agar Pasis mengetahui tentang hiburan dan kesejahteraan sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan. 3. Ruang Lingkup. a. Pendahuluan. b. Pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan. c. Macam Hibjah. d. Pengorganisasian. e. Fungsi dan penyelenggaraan Hibjah. f. Evaluasi. g. Penutup. 4. Pengertian-pengertian. a. Hiburan. Hiburan adalah segala kegiatan untuk menghibur prajurit beserta keluarganya yang penyelenggaraannya melalui pertunjukkan-pertunjukkan segala jenis kesenian, olah raga dan bacaan yang bersifat rekreatif. RAHASIA

2 2 b. Hibjah sebagai kegiatan. Hibjah sebagai kegiatan adalah : 1) Merupakan pelaksanaan dari salah satu fungsi Ajudan Jenderal yang harus dipahami dan mampu dilaksanakan oleh Perwira Ajudan Jenderal. 2) Dikaitkan dengan pengertian Hibjah maka dalam pelaksanaannya maupun kegiatannya bersifat penghayatan dan persuasif dalam arti setiap personel, sikap dan tindak tanduknya serta tutur katanya harus dapat membuat suasana sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan pimpinan. c. Kesejahteraan. Kesejahteraan adalah suatu kondisi lahiriah dan bathiniah prajurit dan keluarganya dimana karena dirasakan adanya pemenuhan kebutuhan secara materiil dan spirituil yang cukup untuk menciptakan ketenangan, ketentraman dan kepuasan sehingga berpengaruh terhadap motivasi prajurit untuk menjalankan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. d. Hiburan dan kesejahteraan. Hiburan dan kesejahteraan adalah suatu usaha pekerjaan dan kegiatan serta tindakan secara berencana, bertahap dan terarah untuk menciptakan/mengubah suatu kondisi prajurit dan keluarganya di daerah tertentu dalam rangka meningkatkan motivasi, disiplin, moril prajurit dan keluarganya sehingga mampu mendukung keberhasilan tugasnya. e. Kesejahteraan lahiriah. Kesejahteraan lahiriah adalah suatu kegiatan yang dilakukan guna meringankan beban anggota sebagai kepala keluarga. Kesejahteraan lahiriah ini menyangkut tentang penanggulangan beban hidup sehari-hari akan kebutuhan bahan pokok. f. Kesejahteraan bathiniah. Kesejahteraan bathiniah adalah menyangkut masalah beragama, perilaku dan rasa saling menghargai. g. Moril. Moril adalah suasana bathiniah seseorang yang dinyatakan dalam kemauan dan kesediaan untuk melakukan kewajiban serta ikut sebagai anggota kelompok guna mencapai tujuan dari kelompok tersebut atau bisa dinyatakan bahwa moril adalah rasa bangga atas dirinya, sedang jiwa kesatuan adalah rasa bangga atas kesatuannya. h. Penambahan pengetahuan. Penambahan pengetahuan adalah badan pelaksana biro Jahril yang menyelenggarakan fungsi Ajudan Jenderal dalam bidang kesejahteraan melalui pendidikan umum berupa SMP/SMA ( LPPU).

3 3 BAB II SASARAN, TUJUAN HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN 5. Umum. Agar penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan dapat terlaksana dengan berhasil dan berdaya guna perlu pembekalan bagi setiap pejabat yang menangani bidang kesejahteraan dan moril prajurit dengan pengetahuan tentang penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan yang meliputi pemahaman tentang pengertian-pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan. 6. Sasaran, Tujuan Hiburan Dan Kesejahteraan. a. Sasaran hiburan dan kesejahteraan. 1) Mengembalikan kondisi fisik baik rohani maupun jasmani yang sudah lelah karena tugas agar menjadi segar kembali. 2) Memelihara dan meningkatkan moril prajurit/pns beserta keluarganya melalui penyelenggaraan hiburan untuk memenuhi kesejahteraan lahir maupun bathin. 3) Menciptakan/mengubah suatu kondisi prajurit dan keluarganya di daerah tertentu dalam rangka meningkatkan motivasi, disiplin, moril prajurit dan keluarganya sehingga mampu mendukung keberhasilan tugasnya. 4) Dapat menerima dengan perasaan senang dan puas dari setiap pemenuhan lahir maupun bathin yang diberikan oleh pimpinan TNI disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah/wilayah serta kemampuan satuan penyelenggara. b. Tujuan hiburan dan kesejahteraan. Penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan pada dasarnya bertujuan untuk : 1) Menghilangkan atau mengurangi ketegangan dan kelelahan fisik maupun psikis akibat pencurahan tenaga maupun pikiran dari setiap prajurit, hiburan merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan kesejahteraan prajurit dan keluarga prajurit sehingga mereka memiliki ketenangan, kepuasan dan kesenangan sehingga jiwa pengabdian kepada nusa dan bangsa meningkat. 2) Memelihara semangat disiplin, kebanggaan, serta rasa patriotisme prajurit TNI AD maupun keluarganya melalui pertunjukkan/hiburan dan pemenuhan kebutuhan materiil sehingga kehidupannya lebih terjamin secara layak yang pada gilirannya tercipta kehidupan prajurit beserta keluarganya yang tentram dan harmonis baik di dalam lingkungan TNI AD maupun dalam masyarakat. 3) Menjamin kehidupan dan penghidupan prajurit beserta keluarganya berada pada tingkat yang layak agar mereka memiliki ketentraman lahir bathin sehingga senantiasa siap untuk melaksanakan tugas.

4 4 4) Terwujudnya sosok seorang prajurit yang bangga akan profesi dan dharma bhaktinya serta selalu siap menjalankan tugas kewajiban dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. 7. Evaluasi. a. Jelaskan yang dimaksud dengan hiburan, kesejahteraan lahir dan bathin serta hiburan dan kesejahteraan! b. Jelaskan sasaran hiburan dan kesejahteraan! c. Jelaskan tujuan hiburan dan kesejahteraan!

5 5 BAB III MACAM HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN 8. Umum. Kesejahteraan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan prajurit disamping sebagai pendorong untuk meningkatkan prestasi kerja juga untuk memberikan jaminan kehidupan prajurit dan keluarga agar dapat memacu setiap prajurit untuk bekerja lebih giat dan bersemangat dapat berkonsentrasi penuh pada pelaksanaan tugas. Untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan kesejahteraan lahir maupun bathin setiap prajurit dan keluarganya dapat diselenggarakan berbagai kegiatan hiburan dan kesejahteraan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan satuan. 9. Macam dan Jenis Hiburan. Hiburan yang diselenggarakan di satuan dapat berperan untuk memelihara dan meningkatkan disiplin, kebanggaan serta jiwa patriot atau positif yang tinggi sehingga pada gilirannya dapat mendorong semangat kerja dalam tugas rutin atau tugas operasi, hiburan dalam satuan di lingkungan TNI AD diselenggarakan di daerah dalam operasi militer untuk perang dan di daerah dalam keadaan operasi militer selain perang. a. Macam hiburan : 1) Hiburan di balai prajurit. Jenis hiburan yang dapat diselenggarakan di balai prajurit dapat diatur sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dengan melaksanakan kerja sama antara Ajendam, Ajen Kostrad/Ajen Kopassus dengan kesenian setempat sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Macam hiburan di balai prajurit antara lain : a) Film. b) Band/keroncong/musik daerah c) Tarian nasional/daerah d) Kesenian-kesenian 2) Hiburan di kantin antara lain : a) Permainan halma b) Permainan catur c) Permainan bola sodok d) Karaoke 3) Macam hiburan di toko Tentara antara lain bacaan berupa : a) Majalah b) Koran c) Buku cerita b. Jenis-jenis hiburan. Bertitik tolak dari tinjauan bahwa hiburan merupakan kebutuhan aspek moril dalam kehidupan manusia dan dikaitkan dengan hakekat pembinaan personel dalam organisasi TNI AD maka dalam menentukan jenis hiburan di satuan TNI AD dapat dikelompokkan sebagai berikut :

6 6 1) Hiburan oleh dan untuk kelompok kecil dalam satuan antara lain adalah : a) Bacaan rekreatif berupa taman bacaan atau perpustakaan. b) Olah raga umum. c) Berbagai permainan ringan bagi kelompok kecil atau alat musik perorangan. 2) Hiburan untuk semua anggota dan keluarga : a) Band. b) Orkes. c) Simponi bentuk kecil yaitu brass band dan musik kamar. d) Kesenian daerah dan tari nasional. e) Pemutaran film. f) Lawak, sandiwara dan sulap. g) Silat dan berbagai pertunjukkan/demontrasi serta ketangkasan/ketrampilan. h) Berbagai pertandingan/perlombaan olah raga atau kesenian. i) Rekreasi. 10. Macam Kesejahteraan. Kesejahteraan dapat dirasakan oleh setiap prajurit dan keluarganya apabila berbagai kebutuhan hidupnya baik secara lahir maupun bathin terpenuhi, adapun macam kesejahteraan adalah sebagai berikut : a. Penghasilan prajurit. Penghasilan prajurit terdiri atas gaji dan tunjangan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Rawatan prajurit dan rawatan keluarga prajurit. Merupakan bagian dari kesejahteraan prajurit yang diberikan berbentuk materiil antara lain : 1) Ransum pangan. Ransum pangan adalah makanan bagi prajurit yang meliputi ransum standar, ransum khusus dan ransum tambahan. 2) Perlengkapan perorangan dan lapangan prajurit. Kaporlap adalah perlengkapan perorangan dan lapangan yang harus dimiliki oleh prajurit dalam melaksanakan tugas sesuai standar yang telah ditentukan. 3) Pelayanan dan rawatan kesehatan. Setiap prajurit dan keluarganya diberikan pelayanan dan rawatan kesehatan yang bersifat preventif, kuratif dan rehabilitatif agar setiap prajurit siap melaksanakan tugas-tugasnya. Pelayanan dan rawatan kesehatan diberikan dalam bentuk pemeriksaan dan pengobatan, perawatan mondok (Hospitalisasi) dan pemeliharaan kesehatan. c. Pembinaan kesehatan. Bertujuan agar terlaksananya perilaku hidup sehat di lingkungan prajurit dan keluarganya serta terpeliharanya dan meningkatkan derajat kesehatan prajurit sehingga siap dan mampu melaksanakan tugasnya. d. Pembinaan psikologi. Bertujuan untuk terciptanya kondisi psikologi optimal di lingkungan prajurit dan keluarganya agar mampu melaksanakan tugas secara efektif.

7 7 e. Fasilitas penunjang kesejahteraan. 1) Fasilitas perumahan. (a) Perumahan merupakan sarana yang disediakan bagi prajurit dan keluarganya yang masih aktif sebagai salah satu upaya untuk memberikan ketenangan kepada prajurit, sehingga dapat melaksanakan tugas secara maksimal dalam rangka mendukung tugas pokok TNI. (b) Prajurit dan mantan prajurit dapat diberikan bantuan uang muka oleh PT. Asabri dalam rangka kredit pemilikan rumah (KPR) sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Fasilitas ibadah. Untuk peningkatan pembinaan mental prajurit, sarana penunjangnya adalah tempat ibadah, kesempatan beribadah sesuai dengan agama masing-masing, serta ceramah keagamaan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3) Fasilitas pendidikan. Untuk meningkatkan mutu serta ilmu pengetahuan dalam menempuh karier prajurit, diperlukan lembaga-lembaga pendidikan untuk menunjang tugas pokok TNI. 4) Fasilitas olah raga dan rekreasi. Untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani prajurit beserta keluarganya, sehingga dapat menimbulkan kegairahan dan semangat kerja. 5) Koperasi didirikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan prajurit beserta keluarganya yang pada dasarnya diupayakan oleh prajurit sendiri. 6) Yayasan. Didirikan dengan maksud memberikan bantuan sosial yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan prajurit dan keluarganya. 7) Asuransi sosial ABRI (ASABRI). Setiap prajurit diwajibkan menjadi peserta Asabri terhitung mulai tanggal diangkat menjadi prajurit. 8) TWP. BP TWP TNI AD merupakan badan pengelola dana tabungan wajib perumahan yang memberikan subsidi angsuran KPR kepada prajurit. 9) Keselamatan kerja. Dilaksanakan pada setiap lapangan penugasan agar setiap prajurit yang bertugas merasa aman sehingga gairah kerja serta memperoleh hasil yang optimal. f. Santunan dan rehabilitasi cacat. 1) Santunan : Cacat berat dan cacat sedang. 2) Rehabilitasi cacat : Rehabilitasi medik, vokasional dan rehabilitasi sosial g. Rawatan purna dinas. Diberikan setelah prajurit diberhentikan dengan hormat berupa ; pesangon, tunjangan, TBP dan pensiun serta rawatan-rawatan lainnya.

8 8 11. Personel Pendukung, Peralatan dan Kendaraan Hiburan. a. Personel pendukung. Dalam rangka penyelenggaraan hiburan perlu adanya perencanaan personel hiburan yang akan mendukung pelaksanaannya terdiri dari : 1) Personel tetap. Personel tetap adalah personel, organik dari satuan hiburan, dimana personel tersebut memiliki beberapa keahlian di bidang hiburan. 2) Personel honorer. Personel honorer adalah merupakan tenaga yang mempunyai kemampuan dan ketrampilan, serta kemahiran dalam bidang hiburan (seniman), keahlian merupakan profesinya. Dalam pelaksanaannya personel tersebut perlu ada peningkatan dengan kesadaran bersama badan hiburan secara kontrol, dimana sebagai imbalan/jaminannya diberikan sejumlah honorarium menurut ukuran /kemahiran/kemampuan masing-masing. 3) Personel tambahan bantuan. Personel tambahan bantuan adalah tenaga yang diperlukan dari daerah tertentu pada saat dibutuhkan atas dasar kerja sama dengan instansi pemerintah serta masyarakat setempat. Pada umumnya tenaga tersebut memiliki kemampuan di bidang seni karena hoby/kesukaan hal ini dimungkinkan karena adanya jalinan hubungan yang baik antara TNI dengan masyarakat/pemerintah daerah dan tentang biaya pada dasarnya bagi personel tersebut diberikan sekedar pemberian penghargaan yang jumlahnya relatif (sesuai kemampuan). b. Peralatan hiburan. Peralatan hiburan yaitu segala macam benda/barang bergerak yang dipergunakan sebagai sarana kelengkapan suatu hiburan yang menimbulkan suara atau mengakibatkan timbulnya suara, sesuai dengan tujuan pengunaannya. Beberapa peralatan yang diperlukan untuk hiburan harus mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai, sehingga dengan demikian akan dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan secara maksimal dalam arti yang sebenarnya. Beberapa macam golongan peralatan yang diperlukan untuk penyelenggaraan hiburan antara lain adalah : 1) Perangkat band lengkap. 2) Perangkat orkes melayu. 3) Perangkat orkes keroncong. 4) Perangkat musik simponi. 5) Perangkat orkes hiburan lainnya. 6) Perangkat/perlengkapan kesenian nasional. 7) Peralatan hiburan nasional lainnya dan daerah. 8) Peralatan film lengkap (35/16 mm). 9) Sound system. 10) Peralatan drama lainnya (dekorasi). c. Kendaraan hiburan. Ada beberapa macam kendaraan yang telah dirancang untuk digunakan sebagai sarana hiburan yaitu : 1) Unit film. 2) Unit hiburan fisik.

9 9 3) Unit panggung bergerak. 4) Unit bacaan rekreatif. 5) Unit kantin mobil. 6) Unit kantin lapangan. 12. Evaluasi. a. Jelaskan macam-macam hiburan di balai prajurit, kantin dan toko tentara! b. Jelaskan tentang jenis-jenis hiburan yang berlaku di lingkungan TNI AD! c. Jelaskan macam kesejahteraan! d. Jelaskan macam rawatan prajurit dan keluarganya! e. Jelaskan tentang personel pendukung hiburan! f. Jelaskan peralatan hiburan yang diperlukan dalam penyelenggaraan hiburan!

10 10 BAB IV PENGORGANISASIAN 13. Umum. Guna menjamin kelancaran dalam penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan secara optimal yang meliputi penyelenggaraan musik hiburan dan kesejahteraan, maka untuk tertibnya penyelenggaraannya diperlukan suatu pedoman tentang pelaksanaan kegiatan hiburan dan kesejahteraan mulai dari organisasi, tugas dan tanggung jawab. 14. Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggara Musik Hiburan. a. Organisasi. Susunan organisasi Ajudan Jenderal yang menangani hiburan dan kesejahteraan adalah sebagai berikut : 1) Ditajenad sebagai badan pelaksana pusat di bidang pembinaan dan penyelenggaran musik hiburan tingkat TNI AD. 2) Ajen Kotama/Balakpus sebagai badan pelaksana Kotama/Balakpus di bidang pembinaan dan penyelenggaraan musik hiburan tingkat Kotama/ Balakpus. 3) Ajenrem/Div sebagai pelaksana Korem/Div di bidang pembinaan dan penyelenggaraan musik hiburan tingkat Ajenrem/Divisi. 4) Khusus di daerah dalam keadaan operasi militer untuk perang dapat menggunakan satuan terdekat atau apabila dipandang perlu dapat dibentuk Satgas khusus di bidang penyelenggaraan musik hiburan. b. Tugas dan tanggung jawab. 1) Dirajenad mempunyai tugas dan tanggung jawab : a) Membina penyelenggaraan musik hiburan di lingkungan TNI AD yang meliputi : (1) Pembinaan personel. (2) Pembinaan alat peralatan musik hiburan. (3) Pembinaan peranti lunak. b) Membina dan menyelenggarakan pagelaran orchestra TNI AD. c) Membina dan menyelenggarakan berbagai formasi hiburan. d) Dalam pelaksanaan tugasnya Dirajenad bertanggung jawab kepada Kasad. 2) Kaajen Kotama/Balakpus mempunyai tugas dan tanggung jawab : a) Membina dan menyelenggarakan berbagai formasi musik hiburan.

11 11 b) Memberikan pelayanan hiburan di satuan jajaran Kotama/ Balakpus. c) Melaksanakan perawatan personel dan alat peralatan hiburan. d) Dalam pelaksanaan tugasnya, Kaajen Kotama/Balakpus bertanggung jawab kepada Pang/Dan/Gub Kotama/Balakpus. 3) Kaajenrem/Div mempunyai tugas dan tanggung jawab : a) Membina dan menyelenggarakan berbagai formasi hiburan. b) Memberikan pelayanan musik hiburan di satuan jajaran Korem/Div. c) Melaksanakan perawatan personel dan alat peralatan musik hiburan. d) Dalam pelaksanaan tugasnya secara taktis operasional, Kaajenrem/Div bertanggung jawab kepada Danrem/Pangdiv dan secara teknis operasional bertanggung jawab kepada Kaajendam/ Kostrad. 4) Khusus di daerah dalam keadaan operasi militer untuk perang. a) Dansatgas merencanakan dan mengkoordinasikan setiap penyelenggaraan musik hiburan dengan satuan terdekat. b) Kaajendam/Rem memberikan pelayanan musik hiburan di Satgas operasi yang berada di wilayahnya. c) Apabila dipandang perlu dapat dibentuk Satgas musik hiburan. (1) Pangkolak Ops melaksanakan koordinasi dengan Spersad untuk membentuk Satgas musik hiburan. (2) Satgas hiburan yang dibentuk memberikan pelayanan musik hiburan kepada Satgas operasi. d) Dalam pelaksanaan tugasnya Dansatgas bertanggung jawab kepada Pangkolakops. c. Organisasi di luar Ajen, wewenang dan tanggung jawab. Organisasi di luar Ajen yang terlibat dalam penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan antara lain : 1) Organisasi di luar Ajen : a) Inkopad. Inkopad merupakan badan yang berkewajiban melaksanakan pengadaan dan pendistribusian barang-barang kebutuhan prajurit di tingkat Mabesad. Dan eselon bawahnya yang

12 12 ada di daerah baik di Lakpus (Primkopad) maupun di Kotama (Puskopad). b) Disbintalad. Disbintalad adalah merupakan badan yang bertanggung jawab terhadap pembinaan mental prajurit sebagai badan pelaksana tingkat Mabesad yang dibantu oleh eselon bawahannya ditingkat Kotama oleh Bintaldam/Sibintal (untuk Kostrad dan Kopassus) serta di Balakpus dilaksanakan oleh urusan pembinaan mental. 2) Wewenang dan tanggung jawab. Agar pelaksanaan dan penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan dapat berjalan lancar, maka perlu adanya penentuan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing organisasi yang terlibat di dalamnya sebagai berikut : a) Organisasi Koperasi TNI AD mendukung tersedianya barangbarang kebutuhan prajurit/keluarganya dan mendistribusikannya ke eselon bawahannya guna membantu badan/satuan Ajudan Jenderal yang setingkat dalam penyelenggaraan kesejahteraan prajurit sesuai kebijaksanaan pimpinan TNI AD. b) Organisasi pembinaan mental TNI AD membantu memberikan pembinaan mental bagi satuan dilingkungannya yang setingkat di bawahnya melalui eselon di bawahnya yang dikoordinir oleh pejabat badan Ajudan Jenderal setempat yang diajukan berupa pendidikan keagamaan, santi aji dan santi karma dll. 15. Evaluasi. a. Jelaskan organisasi penyelenggara hiburan dan kesejahteraan dalam lingkungan Ajen dan di luar lingkungan Ajen! b. Jelaskan tugas dan tanggung jawab Dirajenad, Kaajen Kotama/Balakpus dan Kaajenrem/Divisi dalam penyelenggaraan musik hiburan! c. Jelaskan tentang tugas dan tanggung jawab organisasi penyelenggara khusus di daerah dalam keadaan operasi militer untuk perang! d. Jelaskan wewenang dan tanggung jawab organisasi penyelenggara di luar badan Ajen!

13 13 BAB V FUNGSI DAN PENYELENGGARAAN HIBJAH 16. Umum. Hiburan dan kesejahteraan merupakan salah satu bagian dari fungsi Ajudan Jenderal oleh sebab itu hiburan dan kesejahteraan merupakan salah satu sarana/media untuk mewujudkan personel yang tangguh bila ditinjau dari kebutuhan moril melalui berbagai penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan. Penyelenggaraan hiburan dan kesejahteraan bagi prajurit mutlak diperlukan dalam rangka memelihara dan meningkatkan moril prajurit dalam upaya mencapai keberhasilan tugas pokok organisasi. 17. Ketentuan Administrasi Penyelenggaraan Musik Hiburan. a. Di daerah dalam operasi militer untuk perang. 1) Dilaksanakan dengan selalu memperhatikan faktor keamanan daerah setempat. 2) Dilaksanakan di daerah belakang pada saat pasukan beristirahat dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat. 3) Dilaksanakan oleh organik atau satuan hiburan TNI AD dan dapat melibatkan pihak luar yang memiliki visi dan misi yang sama dengan TNI AD. 4) Jenis hiburan dipilih yang sederhana tidak banyak melibatkan pemain dan peralatan. 5) Pengamanan dilaksanakan oleh organik Satgas Ops dan organik Kowil setempat. b. Di daerah dalam keadaan operasi militer selain perang. 1) Dilaksanakan oleh satuan hiburan organik. 2) Dapat melibatkan pihak luar yang memiliki visi dan misi yang sama dengan TNI AD. 3) Dapat dilaksanakan dalam berbagai formasi musik hiburan. 4) Pengamanan dilaksanakan oleh satuan pengamanan organik. 18. Pelaksanaan Penyelenggaraan Musik Hiburan. Penyelenggaraan musik hiburan dilaksanakan dalam rangka pembinaan moril serta memberi dukungan dalam kegiatan acara dengan langkah kegiatan meliputi tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran. a. Penyelenggaraan musik hiburan. Dilaksanakan oleh Dirajenad, Ajen Kotama/Balakpus dan Ajenrem/Div dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

14 14 1) Perencanaan. a) Merencanakan pelaksanaan kegiatan musik hiburan yang meliputi jenis-jenis/formasi musik hiburan yang akan dipentaskan, kebutuhan personel/penyanyi, kebutuhan dana, waktu, tempat penyelenggaraan, kebutuhan prasarana dan sarana, b) Mengkoordinasikan dengan pihak penyelenggara tentang teknis penyelenggaraan musik hiburan. c) Bagi satuan jajaran Angkatan Darat atau instansi luar Angkatan Darat yang memerlukan satuan hiburan Angkatan Darat agar mengajukan permohonan izin kepada : (1) Pang/Dan/Gub Kotama/Balakpus U.p. Kaajendam Kotama/Balakpus untuk satuan musik hiburan tingkat Kotama/Balakpus. (2) Pangdiv/Danrem untuk satuan musik hiburan tingkat Div/Korem. 2) Persiapan. Untuk mendukung kelancaran kegiatan, penyelenggaraan musik hiburan menyiapkan prasarana dan sarana hiburan serta latihan sesuai formasi hiburan yang akan dipentaskan. a) Prasarana. (1) Panggung musik hiburan dengan ukuran disesuaikan dengan jenis/ formasi hiburan. (2) Sound system dengan kapasitas : (a) Minimal 2000 watt untuk hiburan dalam ruangan, kecuali untuk formasi besar. (b) Minimal watt untuk hiburan di lapangan, kecuali untuk formasi besar. b) Sarana/alat peralatan dan personel hiburan umum adalah sebagai berikut : JUMLAH FORMASI/JENIS ALAT KETERANGAN NO. ALAT PERS A. BRASS BAND 1. Conductor Piano electric/grand Piano 1 1 Penyanyi sesuai Organ/keyboard Guitar melody Guitar rhythm Bass electric Drums Percussion dan Conga Tympani Set 2 1 Set Kebutuhan.

15 Alto Saxophone Tenor Saxophone Trompet Trombone Baritone Saxophone Biola/Violin - - Apabila diperlukan Jumlah - 29 B. BIG BAND 1. Conductor Grand Piano 1 1 Penyanyi sesuai 3. Organ/keyboard 2 2 Kebutuhan. 4. Guitar melody Guitar rythm Bass electric Drum 1 Set 1 8. Percussion dan Conga Tympani 1 Set Clarinet Alto Saxophone Tenor Saxophone Trompet Trombone Baritone Saxophone Biola/Violin - - Apabila diperlukan Jumlah - 25 C. COMBO BAND 1. Organ/keyboard 1 1 Penyanyi sesuai 2. Guitar melody 1 1 Kebutuhan. 3. Guitar rythm Bass electric Drum 1 Set 1 Jumlah - 5 D. KERONCONG 1. Organ/keyboard 1 1 Sesuai kebutuhan 2. Guitar acoustic 1 1 Penyanyi sesuai 3. Ukulele 1 1 Kebutuhan. 4. Cak Cello Contra bass Flute Biola 1 1 Jumlah - 8 E. ORKES MELAYU 1. Organ/keyboard 2 2 Penyanyi sesuai 2. Acordeon 1 1 Kebutuhan. 3. Guitar melody Guitar rythm Bass electric Kendang 1 set 1 set

16 Tamborin Seruling Jumlah - 9 F. MUSIK KAMAR 1. Grand Piano 1 1 Penyanyi sesuai 2. Contra bass 1 1 Kebutuhan. 3. Drum 1 Set 1 4. Biola Flute 1 1 Jumlah - 5 c) Melaksanakan latihan secara rutin dan terjadwal. 3) Pelaksanaan. a) Melaksanakan penataan alat dan personel dengan memperhatikan kerapihan, keindahan dan keleluasaan bergerak para pemain. b) Pentas musik hiburan dilaksanakan sesuai jadwal waktu dan tata urut acara yang telah ditetapkan. c) Apabila terdapat acara spontanitas agar dikoordinasikan dengan baik dan tetap mengutamakan acara pokok. d) Menghindari adanya kekosongan saat pergantian pemain/ penyanyi atau saat peralihan acara. 4) Pengakhiran. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan musik hiburan sebagai bahan masukan saran kepada pimpinan sesuai tingkat kewenangannya sebagai berikut : a) Taktis operasional. (1) Kaajen Kotama/Balakpus menyampaikan laporan dan saran kepada Pang/Dan/Gub Kotama/Balakpus. (2) Kaajenrem/Div menyampaikan laporan dan saran kepada Danrem/Pangdiv. b) Teknis operasional pembinaan. (1) Kaajen Kotama/Balakpus menyampaikan laporan dan saran kepada Dirajenad secara periodik. (2) Kaajenrem/Div menyampaikan laporan dan saran kepada Kaajendam/Kostrad untuk dilanjutkan kepada Dirajenad. (3) Dirajenad menghimpun, mengevaluasi, mengolah semua laporan dan mengajukan saran kepada Kasad U.p.

17 17 Aspers tentang pembinaan dan pengembangan kemampuan penyelenggarakan musik hiburan umum di lingkungan TNI AD. b. Penyelenggaraan pagelaran Orchestra TNI AD. Dilaksanakan oleh Ditajenad dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : 1) Perencanaan. Merencanakan pelaksanaan kegiatan oleh Ditajenad dengan tahapan sebagai berikut : a) Dirajenad atas nama Kasad menerbitkan surat perintah pembentukan orchestra TNI AD dengan susunan personel dan alat peralatan terdiri dari penggabungan personel satuan musik militer dan apabila perlu dapat bekerja sama dengan instansi/personel luar organik TNI AD yang ditunjuk. b) Mengkoordinasikan dengan pihak penyelenggara tentang teknis penyelenggaraan pagelaran orchestra TNI AD. c) Bagi satuan jajaran TNI AD atau instansi luar TNI AD yang memerlukan pagelaran orchestra TNI AD agar mengajukan permohonan izin kepada Kasad u.p. Dirajenad. 2) Persiapan. Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan orchestra TNI AD perlu dipersiapkan sarana dan prasarana, personel, materi lagu serta kegiatan latihan : a) Prasarana. (1) Panggung minimal berukuran 14 meter X 18 meter atau disesuaikan dengan jumlah personel dan alat-alat yang ditampilkan. (2) Sound system minimal watt atau disesuaikan dengan kapasitas ruangan/lapangan yang digunakan. b) Sarana/ alat peralatan dan personel adalah sebagai berikut : JUMLAH NO. FORMASI/JENIS ALAT KETERANGAN ALAT PERS Conductor Piano electric/grand Piano 1 1 Penyanyi sesuai 3. Organ/keyboard 2 2 Kebutuhan. 4. Guitar melody Guitar rythm 1 1 Jumlah personel 6. Bass electric 1 1 Adalah jumlah 7. Drums 1 Set 1 Minimal. 8. Percussion 1 Set 1 9. Biola I, II & alto Harpa 1 1

18 Picollo Flute Oboe Clarinet Fagot Alto Saxophone Tenor Saxophone Trompet French horn Trombone Tuba Bariton Saxophone Tympani 1 Set Cello Contra bass 4 4 c) Materi lagu. Jumlah (1) Menyiapkan berbagai jenis materi lagu untuk diaransemen. (2) Mendistribusikan materi lagu yang sudah diaransemen kepada personel di satuan masing-masing baik secara perorangan maupun kelompok untuk dipelajari. d) Kegiatan latihan. 3) Pelaksanaan. (1) Tahap I melaksanakan latihan perorangan sesuai alat pegangannya. (2) Tahap II melaksanakan latihan gabungan berdasarkan kelompok alat. (3) Tahap III melaksanakan latihan gabungan seluruh kelompok alat. a) Melaksanakan penataan alat dan personel sesuai formasi dengan memperhatikan kerapihan, keindahan dan keleluasaan bergerak para pemain. b) Pagelaran orchestra dilaksanakan sesuai jadwal waktu dan tata urut acara yang telah ditetapkan. c) Menghindari adanya kekosongan saat pergantian penyanyi. 4) Pengakhiran. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi pagelaran orchestra TNI AD sebagai bahan masukan saran kepada Kasad.

19 19 c. Penyelenggaraan kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan suatu usaha/kegiatan yang merupakan harapan keinginan, cita-cita, tujuan hidup bagi setiap manusia baik lahir maupun bathin, khususnya di TNI AD dibatasi pada prajurit dengan keluarganya. Penyelenggaraan kesejahteraan terdiri dari : 1) Penyelenggaraan kesejahteraan materiil. Dalam pelaksanaannya yang diperhatikan adalah masalah penanggulangan beban hidup prajurit TNI sehari-hari yang berupa penyediaan barang kebutuhan dan dilakukan oleh Puskopad/Primkopad. Adapun sistem yang dipergunakan untuk membantu meringankan beban tersebut ialah dengan cara : a) Dari pihak perorangan (pribadi). (1) Penyesuaian pendapatan dengan kebutuhan/ pengeluaran. (2) Membatasi keperluan yang tidak begitu penting. (3) Membiasakan hidup menabung dan hidup sederhana. b) Dari pihak pimpinan. (1) Adanya bantuan kebutuhan yang bersifat resmi. (2) Mengendalikan anggotanya terhadap perbuatan yang spekulatif, yang dianggap suatu jalan keluar untuk meringankan beban tetapi pada hakekatnya akan menambah beban hidup yang semakin berat. (3) Mengadakan bantuan pengadaan tempat tinggal dan kendaraan sebagai alat transportasi maupun antar jemput anak sekolah. 2) Penyelenggaraan kesejahteraan rohani. Kecuali penyelenggaraan materiil, maka materipun tidak dapat dipisahkan sebab keduanya merupakan kebutuhan hidup setiap manusia, penyelenggaraannya dapat diwujudkan dalam bentuk : a) Penyelenggaraan hiburan murah dan segar. b) Pembinaan mental (mental rohani, mental ideologi dan mental tradisi kejuangan) dengan metode santiaji dan santikarama. 3) Penyelenggaraan kesejahteraan khusus. Untuk penyelenggaraan kesejahteraan khusus ini pada dasarnya menyangkut kegiatan yang bersifat khusus dalam kehidupan sehari-hari bagi anggota TNI AD pada masalah : a) Ketentraman keluarga (jaminan keluarga yang ditinggal operasi), yaitu dengan memberikan kesejahteraan materiil dan kesejahteraan rohani. b) Meringankan beban keluarga terhadap adanya musibah yang menimpa anggota TNI AD dan keluarganya, misalnya : kebakaran, kebanjiran, kematian dan lain-lainya. c) Memberi nasehat dan pendidikan kepada anak dari anggota TNI sehingga mampu menjadi contoh/tauladan bagi masyarakat,

20 20 sehingga mengakibatkan citra TNI dimata masyarakat tetap terpelihara dengan baik. 4) Penyelenggaraan sarana dan fasilitas kesejahteraan. Agar anggota TNI AD dan keluarganya sejahtera maka para pejabat personel bertanggung jawab atas terselenggaranya : a) Toko Tentara serbaguna yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan harga yang murah dan terjangkau anggota TNI AD dan keluarganya. b) Balai prajurit dan kantin sangat penting agar setiap prajurit dari satuan tersebut dapat menggunakan tempat itu untuk keperluan resepsi, hiburan dan penyelenggaraan kantin serta toko Tentara. c) Penyediaan alat peralatan pesta yang dapat disewakan secara murah kepada anggota TNI AD atau dapat disewakan kepada umum dengan harga sewa yang lebih besar. d) Tempat peristirahatan, mess dan tempat rekreasi. Disamping untuk membantu kebutuhan anggota TNI AD beserta keluarganya juga disewakan untuk masyarakat umum dengan catatan prioritas utama pada anggota TNI dan keluarganya. Tujuan disewakan untuk umum adalah guna mendukung biaya pemeliharaannya. 5) Penyelenggaraan taman bacaan/unit bacaan hendaknya selalu menjadikan bacaan yang bersifat rekreatif, bersifat ringan dan menambah pengetahuan umum yang memiliki dampak positif bagi satuan dan diusahakan tidak mengganggu kelancaran tugas dan dinas. Bagi satuan yang ada tugas di daerah operasi atau satuan yang terpencil dapat dilakukan pengiriman unit bacaan mobil atau keliling yang menggunakan kendaraan baik roda empat maupun roda dua disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, untuk unit pelayanan bacaan keliling ini perlu adanya penyederhanaan sistem administrasi dan penyusunan bahan bacaan serta petugasnya. 6) Penyelenggaraan olah raga yang bersifat rekreatif. Dalam penyelenggaraan olah raga ini hendaknya diciptakan rasa persatuan yang kuat diantara anggota prajurit sehingga menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di dalam satuan tersebut harus dapat mengutamakan sportifitas baik secara individu maupun satuan/kelompok dan disesuaikan dengan kemampuan satuan setempat serta pembentukkan tim olah raga hendaknya berorientasi kepada jumlah anggota yang ada serta jumlah satuan yang dapat mengikutinya. 19. Pengawasan dan Pengendalian. Pengawasan dan pengendalian merupakan kegiatan untuk menjamin agar semua kegiatan penyelenggaraan musik hiburan dapat berjalan baik dan lancar sesuai peraturan yang berlaku. a. Pengawasan. 1) Penyelenggaraan musik hiburan umum.

21 21 a) Dirajenad sebagai pembina pusat musik hiburan Angkatan Darat mengawasi penyelenggaraan musik hiburan jajaran Angkatan Darat. b) Pang/Dan/Gub dan Kaajen Kotama/Balakpus mengawasi penyelenggaraan musik hiburan di jajaran Kotama/Balakpus Angkatan Darat. c) Pangdiv/Danrem, Kaajendam/Kostrad, Kaajenrem/Div mengawasi penyelenggaraan musik hiburan tingkat Korem/ Divisi dan jajarannya. 2) Penyelenggaraan pagelaran orchestra Angkatan Darat. Dirajenad mengawasi penyelenggaraan orchestra Angkatan Darat agar tampil secara optimal. b. Pengendalian. 1) Penyelenggaraan musik hiburan umum. a) Dirajenad mengendalikan penyelenggaraan musik hiburan jajaran Angkatan Darat dalam rangka pembinaan. b) Pang/Dan/Gub dan Kaajen Kotama/Balakpus mengendalikan penyelenggaraan musik hiburan di jajaran Kotama/Balakpus. c) Pangdiv, Danrem, Kaajendam/Kostrad, Kaajenrem/Div mengendalikan penyelenggaraan musik hiburan tingkat Korem/Divisi dan jajarannya. d) Pangkolakops, Dansatgas Hib, Dansatgas Ops dan Kaajendam/Rem mengendalikan penyelenggaraan musik hburan di daerah operasi. 2) Penyelenggaraan pagelaran orchestra TNI AD. Dirajenad mengendalikan penyelenggaraan orchestra TNI AD agar tampil secara optimal. 20. Evaluasi. a. Jelaskan ketentuan administrasi penyelenggaraan musik hiburan di daerah dalam operasi militer dan di daerah dalam keadaan operasi militer selain perang! b. Jelaskan pelaksanaan penyelenggaraan musik hiburan yang dilaksanakan oleh Dirajenad, Ajen Kotama/Balakpus dan Ajenrem/Divisi, dalam tahap : 1) Perencanaan. 2) Persiapan (prasarana). 3) Pelaksanaan. 4) Pengakhiran. c. Jelaskan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dirajenad pada penyelenggaraan pagelaran orchestra TNI AD dalam tahap :

22 22 1) Perencanaan. 2) Persiapan (prasarana, materi lagu dan kegiatan latihan). 3) Pelaksanaan. 4) Pengakhiran. d. Jelaskan penyelenggaraan kesejahteraan materiil, rohani dan khusus! e. Jelaskan tentang pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan musik hiburan!

23 23 BAB VI EVALUASI AKHIR PELAJARAN (Bukan Naskah Ujian) 21. Evaluasi. a. Jelaskan yang dimaksud dengan hiburan, kesejahteraan lahir dan bathin serta hiburan dan kesejahteraan! b. Jelaskan sasaran dan tujuan hiburan dan kesejahteraan! c. Jelaskan macam kesejahteraan! d. Jelaskan macam rawatan prajurit dan keluarganya! e. Jelaskan tentang personel pendukung hiburan! f. Jelaskan organisasi penyelenggara hiburan dan kesejahteraan dalam lingkungan Ajen dan di luar lingkungan Ajen! g. Jelaskan tugas dan tanggung jawab Dirajenad dan Kaajen Kotama/ Balakpus dalam penyelenggaraan musik hiburan! h. Jelaskan tentang tugas dan tanggung jawab organisasi penyelenggara khusus di daerah dalam keadaan operasi militer! i. Jelaskan wewenang dan tanggung jawab organisasi penyelenggara di luar badan Ajen! j. Jelaskan ketentuan administrasi penyelenggaraan musik hiburan di daerah dalam operasi militer dan di daerah dalam keadaan tidak operasi militer! k. Jelaskan pelaksanaan penyelenggaraan musik hiburan yang dilaksanakan oleh Dirajenad, Ajen Kotama/Balakpus dan Ajenrem/Divisi, dalam tahap perencanaan, persiapan (prasarana), pelaksanaan dan pengakhiran. l. Jelaskan tentang pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan musik hiburan!

24 24 RAHASIA 24 BAB VII PENUTUP 22. Penutup. Demikian naskah departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam proses belajar mengajar pelajaran hiburan dan kesejahteraan pada Diksarcab Ajen. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Didik Hartanto, S.IP. Kolonel Caj NRP RAHASIA

25 RAHASIA 25 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1. Umum Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian-pengertian.. 1 BAB II SASARAN, TUJUAN HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN. 5. Umum Sasaran dan tujuan Hibjah Evaluasi BAB III MACAM HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN. 8. Umum Macam dan jenis hiburan Macam kesejahteraan Personel pendukung peralatan dan kendaraan hiburan Evaluasi.. 9 BAB IV PENGORGANISASIAN. 13. Umum Organisasi, tugas dan tanggung jawab Gar Sikhib Evaluasi BAB V FUNGSI DAN PENYELENGGARAAN HIBJAH. 16. Umum Ketentuan administrasi Gar Sikhib Pelaksanaan Gar Sikhib Pengawasan dan pengendalian Evaluasi BAB VI EVALUASI AKHIR PELAJARAN. 21. Evaluasi BAB VII PENUTUP 22. Penutup RAHASIA

26 RAHASIA 26 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran II Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PETUNJUK UMUM (Khusus untuk Tenaga Pendidik) 1. Mata Pelajaran : Hiburan dan kesejahteraan. Untuk jenis/macam pendidikan : Diksarcab Ajen. 2. Jumlah jam pelajaran : 8 Jam Pelajaran. a. Teori : 7 Jam Pelajaran. b. Praktek Siang : - Jam Pelajaran. c. Praktek Malam : - Jam Pelajaran. d. Ujian Teori : 1 Jam Pelajaran. 3. Isi Pelajaran. a. Pendahuluan. b. Pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan. c. Macam Hibjah. d. Pengorganisasian. e. Fungsi dan penyelenggaraan Hibjah. f. Evaluasi. g. Penutup. 4. Tujuan Pelajaran. a. Tujuan Kurikuler. Agar Pasis mengetahui tentang hiburan dan kesejahteraan. b. Tujuan Instruksional : 1) Pendahuluan (20 menit). a) Tujuan instruksional umum. Agar Pasis mengetahui tentang hiburan dan kesejahteraan serta menunjukkan antusias/minat dalam menerima pelajaran. RAHASIA

27 27 2 b) Kriteria keberhasilan. Agar Pasis dapat menyampaikan maksud dan tujuan diberikannya pelajaran hiburan dan kesejahteraan serta menunjukkan antusias/minat dalam menerima pelajaran. 2) Pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan serta Macam hiburan dan kesejahteraan (3 JP). a) Tujuan instruksional umum. Agar Pasis mengetahui tentang pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan, serta macam hiburan dan kesejahteraan. b) Kriteria keberhasilan. Pasis dapat menyampaikan tentang pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan, macam kesejahteraan, jenis hiburan, personel pendukung, peralatan dan kendaraan hiburan. 3) Pengorganisasian, Fungsi dan penyelenggaraan Hibjah (3 JP). a) Tujuan instruksional umum. Agar Pasis mengetahui tentang pengorganisasian, fungsi dan penyelenggaraan Hibjah. b) Kriteria keberhasilan. Pasis dapat menyampaikan tentang organisasi, tugas dan tanggung jawab Garsikhib, ketentuan administrasi Garsikhib, pelaksanaan Garsikhib, pengawasan dan pengendalian. 4) Penutup (25 menit). a) Tujuan instruksional umum. Agar Pasis mengetahui seluruh materi pelajaran hiburan dan kesejahteraan. b) Kriteria keberhasilan. Pasis dapat menyampaikan tentang seluruh materi pelajaran hiburan dan kesejahteraan. 5) Evaluasi (1 JP). 5. Metode Mengajar. a) Tujuan instruksional umum. Agar tingkat pemahaman Pasis dapat diukur/diketahui sesuai pelajaran hiburan dan kesejahteraan yang telah diberikan. b) Kriteria Keberhasilan. Pasis dapat menjawab pertanyaan ujian dengan baik dan benar. a. Metode utama : Ceramah. b. Metode penunjang : Tanya jawab. 6. Alins/Alongins. a. LCD/Infocus.

28 28 3 b. Papan tulis/white board. c. Spidol white board. d. Laser point. 7. Proses Belajar Mengajar NO KEGIATAN TENAGA PENDIDIK PESERTA DIDIK Pendahuluan. - Menjelaskan secara umum tentang pelajaran hiburan dan kesejahteraan. - Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal penting. 2. Pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan, Macam hiburan dan kesejahteraan. a. Menjelaskan secara rinci tentang pengertian, sasaran, tujuan hiburan dan kesejahteraan macam dan jenis hiburan, macam kesejahteraan, personel pendukung, peralatan dan kendaraan hiburan. b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melempar pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Pasis a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. 3. Pengorganisasian Fungsi dan Penyelenggaraan Hibjah. a. Menjelaskan secara rinci tentang pengorganisasian ketentuan administrasi Garsikhib, pelaksanaan Garsikhib, pengawasan dan pengendalian. b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Pasis. 4. Penutup. a Memberikan kesimpulan/rangkuman dan penekanan terhadap seluruh materi pelajaran yang telah diberikan. b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan. a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal penting b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada

29 RAHASIA dengan melempar pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Pasis Gadik. 5. Evaluasi. a. Menyusun bahan ujian yang diketahui oleh Kadep terkait dan dalam pelaksanaan ujian sebagai pengawas umum. b. Menyerahkan bahan evaluasi ujian pada Kasiopsdik dan mengoreksi/ menilai ujian Pasis. a. Mengikuti ujian sesuai jadwal dan tempat yang ditentukan. b. Menyerahkan hasil ujian kepada pengawas ujian. 8. Kualifikasi Tenaga Pendidik. Perwira Caj yang berkualifikasi Susgadik/ Susgumil dan menguasai materi hiburan dan kesejahteraan. 9. Referensi. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/580/XII/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Buku Petunjuk Administrasi Penyelenggaraan Musik Hiburan dan Musik Militer. 10. Lain-lain : a. Naskah Departemen ini disusun untuk kepentingan lembaga pendidikan. b. Untuk kepentingan Pasis dapat diproduksi oleh lembaga pendidikan tanpa petunjuk umum dan evaluasi tiap bab serta evaluasi akhir pelajaran. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Didik Hartanto, S.IP. Kolonel Caj NRP RAHASIA

30 30 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NASKAH DEPARTEMEN tentang HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN Untuk DIKSARCAB AJEN Nomor : DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DANPUSDIKAJEN KODIKLAT TNI AD NOMOR KEP/ / /2010 TANGGAL 2010 DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP TANPA IZIN DANPUSDIKAJEN RAHASIA

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 POSMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pembinaan administrasi umum

Lebih terperinci

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen.

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen. RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 LAPORAN KEKUATAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Tata cara laporan

Lebih terperinci

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PAPAN NAMA BADAN/JABATAN DAN CAP DINAS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum.

Lebih terperinci

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Setiap komandan

Lebih terperinci

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya

Lebih terperinci

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Pegawai

Lebih terperinci

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Untuk tercapainya suatu pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

2016, No Nomor 293, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHASILAN,

2016, No Nomor 293, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHASILAN, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88, 2016 ADMINISTRASI. Perlindungan Keamanan. Hak Lainnya. Penghasilan. Pimpinan LPSK.(Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5879) PERATURAN

Lebih terperinci

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CAJ WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

RAHASIA PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Organisasi TNI AD dalam

Lebih terperinci

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CAJ WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CAJ WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CAJ WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

Staf 3 / Personil. Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS

Staf 3 / Personil. Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS Staf 3 / Personil Kapten Kav Nasrokin FUNGSI UMUM, FUNGSI ORGANIK, TANGGUNG JAWAB, DAN TUGAS POKOK STAF 3 / PERS Fungsi Umum. 1. Mengumpulkan keterangan yang diperlukan tentang personel. 2. Membuat perkiraan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SATUAN MUSIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SATUAN MUSIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SATUAN MUSIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGHASILAN, HAK LAINNYA, DAN PERLINDUNGAN KEAMANAN BAGI PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

b. Tujuan. Agar Pasis pendidikan dasar kecabangan Ajen mengetahui tentang perawatan prajurit sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas disatuan.

b. Tujuan. Agar Pasis pendidikan dasar kecabangan Ajen mengetahui tentang perawatan prajurit sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas disatuan. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Kep Danpusdikajen Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 PERAWATAN PRAJURIT BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Manusia merupakan unsur

Lebih terperinci

RAHASIA. PETUNJUK UMUM ( Khusus untuk Tenaga Pendidik ) 1. Mata Pelajaran : Ilmu Komunikasi Untuk jenis/macam pendidikan : Sesarcab TNI AD

RAHASIA. PETUNJUK UMUM ( Khusus untuk Tenaga Pendidik ) 1. Mata Pelajaran : Ilmu Komunikasi Untuk jenis/macam pendidikan : Sesarcab TNI AD RAHASIA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KODIKLAT Lampiran II Keputusan Dankodiklat TNI AD Nomor Kep / 88 / IV / 2009 Tanggal 30 April 2009 PETUNJUK UMUM ( Khusus untuk Tenaga Pendidik ) 1. Mata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

ORGAS AJEN BAB I PENDAHULUAN

ORGAS AJEN BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / /2010 Tanggal 2010 ORGAS AJEN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Denma Mabes TNI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Denma Mabes TNI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Denma Mabes TNI Sesuai surat keputusan nomor Skep / 89 / IX / 2001 tanggal 10 September 2001 tentang pemberlakuan buku petunjuk teknis ( Bujuknis)

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian/Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian/Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem No.558, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Santuan dan Tunjangan Cacat. Prajurit TNI. Pemberian. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang menuju dalam masyarakat

Lebih terperinci

DESKRIPSI MANAJER JENDERAL PENTAS MUSIK FBS UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS UNY KE XXXVI

DESKRIPSI MANAJER JENDERAL PENTAS MUSIK FBS UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS UNY KE XXXVI DESKRIPSI MANAJER JENDERAL PENTAS MUSIK FBS UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS UNY KE XXXVI - 2000 I. Pendahuluan Selaku Ketua Program Studi Musik FBS UNY, maka penulis mengusulkan agar dalam upacara Dies diiringi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2109, 2014 KEMENHAN. Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Tenaga Profesi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA PROFESI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 31 TAHUN 1981 TENTANG PENGANGKATAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG TELAH SELESAI MENUNAIKAN MASA DINASNYA MENJADI ANGGOTA CADANGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Prosedur. Santunan. Tunjangan Cacat. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Prosedur. Santunan. Tunjangan Cacat. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Prosedur. Santunan. Tunjangan Cacat. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SANTUNAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2013 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RASIDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

METHODE. 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah :

METHODE. 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah : METHODE 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah : 1) Pengertian umum. Dharma Bakti TNI dalam perjuangan bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional. 2) Pengertian khusus. Pelibatan TNI sebagai komponen

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN Menimbang UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENGANGKATAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG TELAH SELESAI MENUNAIKAN MASA DINASNYA MENJADI ANGGOTA CADANGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA (Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1981 Tanggal 5 Oktober

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGHASILAN, HAK LAINNYA, DAN PERLINDUNGAN KEAMANAN BAGI PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RAHASIA SISTEM TENAGA PENGGANTI BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA SISTEM TENAGA PENGGANTI BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA 1. Umum. SISTEM TENAGA PENGGANTI BAB I PENDAHULUAN a. Hasil pelaksanaan tugas organisasi ditentukan oleh alat peralatan yang lengkap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka membantu Presiden dan Wakil Presiden

Lebih terperinci

USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENDERITA CACAT (Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1980 Tanggal 29 Oktober 1980) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENDERITA CACAT (Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1980 Tanggal 29 Oktober 1980) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENDERITA CACAT (Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1980 Tanggal 29 Oktober 1980) Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa usaha kesejahteraan sosial bagi penderita

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf No.1393, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Hukuman Disiplin. Penjatuhan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 RAHASIA 1 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 SIAPLURJA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Penyiapan penyaluran dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.383, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Peralatan Kesehatan. Rumah Sakit. Tingkat III. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 2009 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA I. UMUM TNI merupakan suatu profesi Warga Negara yang mengaktualisasikan

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 4, 1988 (ADMINISTRASI. HANKAM. ABRI. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun udara. Dalam melaksanakan tugasnya TNI dibagi menjadi tiga satuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun udara. Dalam melaksanakan tugasnya TNI dibagi menjadi tiga satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI), merupakan organisasi angkatan bersenjata yang dibentuk oleh pemerintah Negara Republik Indonesia. Tugas pokok TNI adalah melindungi

Lebih terperinci

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Permentan No.30 Tahun 2011) A. BAGIAN ORGANISASI 1. Subbagian Evaluasi Organisasi Subbagian Evaluasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 324); 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 2 Tahun 2017 tentang Orga

2017, No Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 324); 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 2 Tahun 2017 tentang Orga No.1318, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Prajurit TNI. Status Tingkat dan Golongan Kecacatan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STATUS TINGKAT DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP PENGAMANAN DAN KETERTIBAN PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN

PROSEDUR TETAP PENGAMANAN DAN KETERTIBAN PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA PUSAT SEJARAH Lampiran I Keputusan Kapusjarah TNI Nomor Kep/19/ V/2014 Tanggal 8 Mei 2014 PROSEDUR TETAP PENGAMANAN DAN KETERTIBAN PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2011 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Mei 2010

RENCANA KINERJA TAHUN 2011 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Mei 2010 RENCANA TAHUN 2011 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Mei 2010 RENCANA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Unit : BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Bab

Lebih terperinci

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright 2000 BPHN PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA *33776 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 21 TAHUN 1994 (21/1994) Tanggal: 1 JUNI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN, PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBAKARAN DAERAH TINGKAT II BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN REGULER XLVIII SESKOAD TA SISTEM KORESPONDENSI BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN REGULER XLVIII SESKOAD TA SISTEM KORESPONDENSI BAB I PENDAHULUAN MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT SEKOLAH STAF DAN KOMANDO KAJIAN TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN REGULER XLVIII SESKOAD TA. 2010 SISTEM KORESPONDENSI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pendidikan Reguler (Dikreg)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan No.554, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan DEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 30 TAHUN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA) Sumber: LN 1974/55; TLN NO. 3041 Tentang: POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN Indeks: ADMINISTRASI.

Lebih terperinci

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK TNI DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya untuk menunjang

Lebih terperinci

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

RAHASIA PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pemisahan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011

RENCANA KINERJA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 RENCANA TAHUN 2012 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Juli 2011 Unit : BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN Tahun : 2012 RENCANA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1375, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Persiapan Pensiun. Penyaluran. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci