RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR"

Transkripsi

1 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 FORMULIR BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Untuk tercapainya suatu pekerjaan administrasi yang berhasil guna dengan baik, sering digunakan formulir untuk merekam berbagai data dan keterangan. Dengan adanya formulir banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan secara lancar, sehingga dapatlah dihindarkan pengulangan pekerjaan dan kesalahanpun dapat dihindarkan. Untuk tercapainya ini maka perlu juga diatur tentang ketentuan formulir yang digunakan di lingkungan TNI. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran pada Diksarcab Ajen. b. Tujuan. Naskah Departemen ini disusun dengan tujuan agar Pasis mengetahui tentang formulir sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas. 3. Ruang Lingkup dan Tata urut. a. Ruang lingkup. Naskah Departemen ini memuat tentang ketentuan umum penyelenggara, organisasi penyelenggara, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan pengendalian. b. Tata urut. Disusun dengan tata urut sebagai berikut : 1) Pendahuluan. 2) Petunjuk Umum. 3) Pelaksanaan kegiatan. 4) Evaluasi. 5) Penutup. RAHASIA

2 2 4. Pengertian. a. Formulir. Formulir adalah sehelai kertas dengan ukuran tertentu yang terbagi dalam lajur dan kolom, digunakan untuk merekam/mencatat data/keterangan bidang tertentu dan dilengkapi dengan petunjuk pemakaian/pengisiannya. b. Formulir golongan khusus. Formulir golongan khusus adalah formulir yang dibuat oleh para pembina kecabangan/fungsi TNI Angkatan Darat dan telah disahkan oleh Dirajenad atas nama Kasad sehingga dapat digunakan di lingkungan TNI Angkatan darat. c. Penyelenggaraan formulir. Penyelenggaraan formulir adalah proses kegiatan mulai dari perencanaan, pengesahan, pengadaan dan pendistribusian. d. Pengadaan formulir. Pengadaan formulir adalah pembuatan formulir baru atau mengubah formulir yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan. e. Formulir golongan khusus yang sifatnya rahasia. Formulir golongan khusus yang sifatnya rahasia adalah formulir yang mempertanyakan yang tidak boleh diketahui oleh yang tidak berhak menghindarkan dari kebocoran informasi. BAB II PETUNJUK UMUM 5. Umum. a. Setiap formulir yang akan digunakan di dalam suatu instansi/satuan dalam rangka mendukung penggunaan sebuah sistem/cara penyelesaian suatu pekerjaan perlu diuji dan diteliti serta di sahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Sebelum digunakan, semua formulir baku terlebih dahulu harus disahkan, dengan ketentuan sebagai berikut : c. Salah satu fungsi Ajudan jenderal ialah menyelenggarakan pembinaan administrasi umum yang dalam pelaksanaan diantaranya membina dan mengeshkan formulir golongan khusus yang dibuat oleh para pembina kecabangan/fungsi TNI Angkatan Darat dengan menerbitkan surat keputusan Kasad. d. Penyelenggaraan formulir golongan khusus yang dilaksanakan oleh para pembina kecabangan/fungsi TNI Angkatan Darat dimulai dari kegiatan perencanaan,pengesahan,pengadaan dan pendistribusian.

3 3 6. Sasaran. Terwujudnya normalisasi dan standardisasi penyelenggaraan formulir golongan khusus oleh pembina kecabangan/fungsi TNI Angkatan Darat 7. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Kegiatan. a. Fleksibel Bentuk dan susunannya disesuaikan dengan keperluan kecabangan/fungsi masing-masing kecabangan. b Jelas. Guna memperoleh masukan yang dikehendaki, rumusan pertanyaan tidak menimbulkan keragu-raguan, baik yang akan mengisi maupun yang akan mengolahnya. c. Singkat dan padat. Pertanyaannya ringkas, mudah mengerti dan tersedia ruang/kolom yang cukup untuk jawaban/pernyataan. 8. Penyelenggaraan Kegiatan. a Karena sifat pemakaiannya yang harus tepat, maka pembuatan formulir harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Tujuan pembuatan formulir harus mempunyai kegunaan yang jelas. 2) Rumusan pertanyaan guna memperoleh masukan yang dikehendaki haruslah jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan, baik untuk yang akan mengisi maupun untuk yang akan mengolahnya 3) Bentuk dan susunannya hendaklah disesuaikan dengan kebutuhannya (dirancang dalam corak yang sederhana dengan bagian tercetak hendaknya memakai kata-kata/kalimat yang jelas dan tegas). 4) Adanya ruangan/kolom yang cukup untuk membuat jawaban/ pertanyaan. 5) Keterangan-keterangan yang dicantumkan pada formulir diatur dengan susunan logis/praktis sehingga memudahkan pengisian formulir. 6) Adanya petunjuk pengisian. 7) Adanya judul nama dan no kode. b. Metode penyelenggaraan. 1) Tingkat pusat adalah kegiatan yang diselenggarakan Ditajenad membina dan mengesahkan formulir golongan khusus yang dibuat oleh pembina kecabagan/fungsi TNI Angkatan Darat. 2) Tingkat daerah adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pembina kecabagan/fungsi dalam mengadakan dan mendistribusikan formulir golongan khusus sesuai fungsi masing-masing kepada satuan pengguna di lingkungan Angkatan Darat

4 4 c. Lingkup kegiatan 1) Perencanaan. Dilaksanakan oleh sekretaris pembina kecabagan fungsi dengan mendesain formulir golongan khusus fungsinya diusulkan pengesahan kepada Dirajenad U.P. Kasubditbinminu. 2) Pengesahan. Dilaksanakan oleh Kasubditbin minu Dirajenad menerbitkan Surat Keputusan Kasad yang ditandatangani Dirajenad dan nomor kode formulir golongan khusus. 3) Pengadaan. Dilaksanakan oleh sekretaris pembina Kecabangan/ Fungsi setelah mendapat pengesahan dari Dirajenad. 4) Pendistribusian. Dilaksanakan oleh sekretaris pembina Kecabangan/ Fungsi kepada satuan pengguna sesuai kebutuhan yang diajukan. d. Cara pemberian nomor kode formulir. Pemberian nomor kode formulir golongan khusus menggunakan sistem gabungan antara huruf dan angka yang terdiri dari : 1) Tiap-tiap fungsi diberikan kode menggunakan huruf besar dimulai dari huruf A, B, C, dan seterusnya dengan rincian sebagai berikut : a) Ajudan Jenderal... A b) Pendidikan... B c) Pembekalan dan angkutan... C d) Jasmani... D e) Kavaleri... E f) Artileri... F g) Zeni... G h) Hukum... H i) Penerangan... I j) Penerbangan... J k) Kesehatan... K l) Penelitian dan pengembangan... L m) Informasi dan pengolah data... M n) Latihan... N o) Pembinaan mental dan sejarah... O p) Polisi Militer... P q) Peralatan... Q r) Perhubungan... R s) Infanteri... S t) Topografi... T u) Intelijen... U v) Keuangan... V w) Teritorial... W x) Psikologi... X y) Doktrin... Y

5 5 2) Pemberian kode penggolongan administrasi menggunakan satu angka, dari angka 1 sampai 5 dengan rincian : a) Catatan... 1 b) Laporan... 2 c) Rencana/Program... 3 d) Keputusan/Surat keputusan... 4 e) Kesekretariatan ) Pemberian kode pembinaan administrasi menggunakan satu angka dimulai dari angka 0 sampai 4, dengan rincian : a) Administrasi Umum... 0 b) Administrasi Personel... 1 c) Administrasi Materiil... 2 d) Administrasi Keuangan... 3 e) Administrasi lainnya yang tidak termasuk diatas ) Penomoran registrasi menggunakan tiga angka dimulai dari angka 001 sampai ) Cara penulisan : a) Kode fungsi, kode administrasi dan kode pembinaan administrasi ditulis satu kelompok (kelompok pertama). b) Nomor registrasi menjadi satu kelompok (kelompok kedua) c) Antara kelompok pertama dan kedua diberi tanda penghubung (-). d) Nomor kode formulir dicantumkan dibagian kiri bawah halaman pertama formulir. 6) Contoh-contoh pemberian nomor kode formulir a) Formulir Daftar Pertelaan Arsip yang dibuat oleh Ditajenad diberi nomor kode A dengan penjelasan sebagai berikut : A Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi materiil. Menunjukkan kode penggolongan administrasi catatan. Menunjukkan kode fungsi teknis Ajen.

6 6 b) Formulir penerimaan/ pengeluaran yang dibuat oleh Ditbekangad diberi nomor kode C dengan penjelasan sebagai berikut : C Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi materiil. Menunjukkan kode penggolongan administrasi laporan. Menunjukkan kode fungsi teknis pembekalan dan angkutan. c) Formulir keterangan pembelian yang dibuat oleh Ditziad diberi nomor kode G dengan penjelasan sebagai berikut : G Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi materiil. Menunjukkan kode penggolongan administrasi Kesekretariatan. Menunjukkan kode fungsi teknis Zeni. d) Formulir daftar hukuman tentara yang mengajukan permohonan Grasi yang dibuat oleh Ditkumad, diberi nomor kode H dengan penjelasan sebagai berikut : H Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi umum. Menunjukkan kode penggolongan administrasi catatan. Menunjukkan kode fungsi teknis Hukum.

7 7 e) Formulir penyelidikan dan pemberantasan penyakit kelamin yang dibuat oleh Diskesad, diberi nomor kode K dengan penjelasan sebagai berikut : K Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi umum. Menunjukkan kode penggolongan administrasi catatan. Menunjukkan kode fungsi teknis Kesehatan. f) Formulir format pengajuan ide yang dibuat oleh Dislitbangad, diberi nomor kode L dengan penjelasan sebagai berikut : L Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi materiil. Menunjukkan kode penggolongan administrasi laporan. Menunjukkan kode fungsi teknis pembina penelitian dan pengembangan. g) Formulir tanda pinjam Lektur yang dibuat oleh Puspom, diberi nomor kode P dengan penjelasan sebagai berikut : P Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi materiil. Menunjukkan kode penggolongan administrasi laporan. Menunjukkan kode fungsi teknis POM.

8 8 h) Formulir perintah pengeluaran materiil yang dibuat oleh Ditpalad, diberi nomor kode Q dengan penjelasan sebagai berikut : Q Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi materiil. Menunjukkan kode penggolongan administrasi Surat Keputusan. Menunjukkan kode fungsi teknis Peralatan. i) Formulir Daftar Pos Radio yang dibuat oleh Dithubad, diberi nomor kode R dengan penjelasan sebagai berikut : R Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi khusus. Menunjukkan kode penggolongan administrasi catatan. Menunjukkan kode fungsi teknis Perhubungan. j) Formulir Bon Barang masuk yang dibuat oleh Ditopad, diberi nomor kode T dengan penjelasan sebagai berikut : T Menunjukkan nomor registrasi. Tanda hubung. Menunjukkan kode pembinaan administrasi materiil. Menunjukkan kode penggolongan administrasi laporan. Menunjukkan kode fungsi teknis Topografi.

9 9 7) Contoh-contoh formulir terlampir 9. Organisasi Penyelenggara. Organisasi penyelenggara fomulir golongan khusus disusun sebagai berikut : a. Tingkat Pusat. 1) Direktur Ajudan Jenderal TNI AD, disingkat Dirajenad. 2) Kepala Sub Direktorat Administrasi umum Ditajenad, disingkat Kasubditminu Ditajenad b. Tingkat Daerah. 1) Pembina kecabangan/fungsi TNI Angkatan Darat 2) Sekretaris Pembina Kecabangan/fungsi TNI Angkatan Darat 10. Tugas dan Tanggung Jawab. a. Tingkat Pusat. 1) Dirajenad atas nama Kasad mempunyai tugas dan tanggung jawab membina dan mengesahkan formulir golongan khusus yang diusulkan oleh para pembina kecabagan/fungsi dengan menerbitkan Surat Keputusan Kasad. 2) Kasubditminu Ditajenad sebagai pembantu Dirajenad mempunyai tugas dan tanggung jawab : b. Tingkat daerah. a) Menghimpun usul dari pembina kecabangan/fungsi. b) Mencatat dan meneliti usul pengesahan. c) Memberi nomor kode formulir untuk disahkan sesuai dengan bentuk yang diusulkan. d) Menyiapkan dan menyelesaikan Surat Keputusan Kasad untuk ditandatangani Dirajenad. e) Mengirimkan Surat Keputusan Kasad tentang pengesahan formulir golongan khusus kepala pembina kecabangan/fungsi sesuai usulan. 1) Dan/Dir/Ka Pembina kecabagan /fungsi mempunyai tugas dan tanggung jawab membina formulir golongan khusus sesuai kode fungsinya sebagai berikut :

10 10 a) Dirajenad bentuk A b) Dankodiklat bentuk B, N dan Y c) Dirbekangad bentuk C d) Danpussenif bentuk D dan S. e) Danpusenkav bentuk E f) Danpussenart bentuk F g) Dirziad bentuk G h) Dirkumad bentuk H I) Kadispenad bentuk I j) Kadispenerbad bentuk J k) Dirkasad bentuk K l) Kadislibangad bentuk L m) Kadisinfolahtad bentuk M n) Kadisbintalad bentuk O o) Danpuspom bentuk P p) Dirpalad bentuk Q q) Dirhubad bentuk R r) Dirtopad bentuk T s) Danpusintelad bentuk V t) Dirkuad bentuk W u) Danpuster bentuk X v) Kadispsiad bentuk Z 11. Sekretaris Pembina kecabagan/fungsi. Masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. Merencanakan formulir golongan khusus untuk satuan pengguna sesuai kebutuhan b. Mendesain dan melakukan uji coba. c. Membuat dan menandatangani surat usul pengesahan formulir golongan khusus atas nama pembina kecabangan/fungsi kepada Dirajenad U.P. Kasubditbinminu. d. mengadakan formulir golongan khusus setelah mendapat pengesahan dari Dirajenad. e. Mendistribusikan formulir golongan khusus kepada satuan pengguna sesuai dengan permintaan.

11 Evaluasi. a. Jelaskan pengertian Formulir, Formulir golongan khusus, penyelenggaraan formulir dan pengadaan formulir! b. Jelaskan sasaran penyelenggaraan formulir! c. Jelaskan prinsip-prinsip penyelenggaraan kegiatan formulir! d. Jelaskan penyelenggaraan kegiatan formulir! e. Jelaskan cara pemberian nomor kode formulir! f. Jelaskan organisasi penyelenggara formulir tingkat Pusat! g. Jelaskan organisasi penyelenggara formulir tingkat Daerah! h. Jelaskan tugas dan tanggungjawab organisasi formulir tingkat Pusat! i. Jelaskan tugas dan tanggungjawab organisasi formulir tingkat Daerah! BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 13. Umum. Sehubungan dengan banyaknya bidang teknis militer, pengelompokan formulir yang telah disusun sesuai dengan fungsi teknis dan fungsi khusus, pengadaannya perlu dirancang sedemikian rupa secara sederhana, mudah di mengerti dan mampu menampung data dan informasi yang diperlukan. 14. Perencanaan. Dalam setiap penyelenggaraan formulir perlu diperhatikan halhal sebagai berikut : a. Rencana kegiatan. 1) Tingkat Pusat. Kasubditbinminu Ditajenad menginventarisasi jumlah bentuk-bentuk formulir golongan khusus yang akan diterbitkan Skep pengesahannya. 2) Tingkat Daerah. Dan/Dir/Ka Pembina Kecabangan/Fungsi dilaksanakan oleh sekretaris masing-masing : a) Merencanakan kebutuhan formulir golongan khusus sesuai fungsinya berdasarkan usul dari satuan pengguna. b) Merencanakan pengadaan formulir golongan khusus sesuai fungsinya masing-masing.

12 12 b. Rencana pendistribusian/pengiriman. 1) Tingkat Pusat. Kasubditbinminu Ditajenad merencanakan pengiriman Skep-skep pengesahan formulir golongan khusus. 2) Tingkat Daerah. Dan/Dir/Ka Pembina Kecabangan/Fungsi dilaksanakan oleh sekretaris masing-masing merencanakan pengiriman formulir golongan khusus kepada satuan pengguna sesuai kebutuhan yang diperlukan. 15. Persiapan. a. Tingkat Pusat. Kasubditbinminu Ditajenad menyiapkan pemberian nomor kode formulir dan keputusan tentang pengesahan formulir golongan khusus yang diusulkan oleh Pembina Kecabangan/Fungsi TNI AD. b. Tingkat Daerah. Dan/Dir/Ka Pembina Kecabangan/Fungsi dilaksanakan oleh sekretaris masing-masing menyiapkan bentuk-bentuk formulir golongan khusus yang diperlukan oleh satuan pengguna. 16. Pelaksanaan. a. Tingkat Pusat. 1) Dirajenad atas nama Kasad menandatangani Keputusan sebagai pengesahan formulir golongan khusus yang diusulkan oleh para Kecabangan/Fungsi. 2) Kasubditbinminu Ditajenad melaksanakan : b. Tingkat Daerah. a) Menerima, mencatat dan meneliti usul pengesahan golongan khusus dari para Pembina Kecabangan/fungsi TNI AD. b) Memberi nomor kode formulir sesuai bentuk yang di usulkan menyiapkan Surat Keputusan Kasad untuk di tandatangani Dirajenad. 1) Dan/Dir/Ka Pembina Kecabangan/Fungsi melaksanakan pada formulir golongan khusus sesuai kode fungsinya dan mengadakan kebutuhan yang diajukan oleh satuan pengguna. 2) Sekretaris pembina Kecabangan/fungsi. a) Merencanakan, mendesain dan uji coba bentuk-bentuk golongan khusus yang dibutuhkan oleh satuan pengguna. b) Membuat dan menandatangani surat usul pengesahan formulir golongan khusus atas nama pembina Kecabangan/fungsi kepada

13 13 Dirajenad U.p. Kasubditbinminu, khusus yang sifatnya Rahasia tanpa melahirkan fisik formulirnya tetapi cukup melampirkan daftar formulir golongan khusus yang akan disahkan (contoh pada sub lampiran I). c) Mengadakan formulir golongan khusus yang telah mendapat pengesahan dari Dirajenad. d) Mengirimkan/mendistribusikan formulir golongan khusus kepada satuan pengguna sesuai yang diajukan. e) Menerima laporan penggunaan formulir golongan khusus dari satuan pembina. 17. Pengakhiran. Bagi penyelenggara formulir golongan khusus bertanggung jawab atas penyimpanan, pemeliharaan dan pemusnahan formulir. a. Penyimpanan. Dalam kegiatan penyimpanan formulir harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Praktis. Penyimpanan formulir harus mudah dicapai, dengan maksud agar setiap waktu dibutuhkan dengan cepat dan tepat dapat segera disajikan. 2) Aman. Agar formulir tidak mudah hilang/rusak, maka harus disimpan di tempat yang aman dan bebas dari gangguan, yaitu lemari yang terkunci atau tempat lain yang sesuai. 3) Hemat. Penyimpanan formulir sedapat mungkin harus hemat ruangan, tenaga dan waktu. 4) Konsisten. Harus selalu mengikuti sistem dan prosedur kerja yang sudah ditetapkan dan tidak mudah berubah. b. Pemeliharaan. Pemeliharaan bertujuan agar formulir tidak cepat rusak sehingga dapat memperpanjang usia pakai, untuk itu perlu diketahui penyebabnya, cara pencegahan dan alat/sarana pemeliharaan yang digunakan. 1) Penyebab kerusakan. a) Kerusakan dari dalam. Kertas yang kurang baik akan menyebabkan formulir cepat rusak, oleh karena itu kertas yang digunakan berkualitas baik. b) Kerusakan dari luar. (1) Air dan api. (2) Kelembaban udara. (3) Serangga perusak dan pemakan kertas. (4) Debu, menyebabkan formulir menjadi kotor.

14 14 2) Cara pencegahan. (5) Sinar matahari, bisa mengakibatkan kertas berubah warna. a) Hindarkan gudang tempat penyimpanan formulir dari kebocoran serta hindarkan dari benda-benda yang mudah terbakar, seperti kabel listrik yang rusak dan alat pemadam kebakaran dan larangan merokok di tempat/ruang penyimpanan formulir. b) Hindarkan gudang dari kelembaban udara, dengan mengatur temperatur ruangan, baik dengan kipas angin maupun membuat jendela-jendela yang cukup untuk peredaran udara. c) Gunakan bahan anti serangga dan sejenisnya untuk mencegah timbulnya serangga ditempat penyimpanan formulir dan usahakan secara rutin adakan cheking ruangan dan tempat penyimpanan formulir dibersihkan. d) Hindarkan sinar matahari langsung mengenai formulir yang disimpan. 3) Sarana pemeliharaan. a) Gudang/ruangan tempat penyimpanan formulir. b) Alat pembersih ruangan dan anti serangga. c) Alat pemadam kebakaran. d) Alat sirkulasi udara/kipas angin. e) Lemari atau tempat lain yang sesuai untuk penyimpanan formulir. c. Pemusnahan. Formulir yang sudah dicabut atau rusak dan dinyatakan tidak berlaku lagi harus dimusnahkan agar tidak disalahgunakan. 18. Tata Cara Pembuatan Formulir. a. Pembuatan Formulir adalah kegiatan formulir baru atau mengubah formulir yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan. Dalam pembuatan formulir baru perlu diingat penggunaannya agar dapat mendukung pelaksanaan administrasi secara lebih berhasil dan berdaya guna, dan sebagai alat pengumpul data ataupun penyamapaian informasi bagi badan yang bersangkutan.

15 15 b. Sehubungan dengan penciptaan formulir tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Pendataan semua formulir yang sudah ada yang digunakan dalam administrasi. 2) Peninjauan/penelaahan kembali formulir yang terkumpul, untuk mengetahui apakah masih dapat digunakan ataupun perlu disesuaikan dengan kebutuhan tugas. 3) Penilaian dan penentuan tentang perlu tidaknya satu formulir tetap digunakan, diubah dan disederhanakan, ataupun beberapa formulir disatukan. 4) Pengesahan formulir-formulir yang dinyatakan baku dan sah. c. Pengubahan, pengesahan dan pencabutan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semua formulir yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku harus segera dimusnahkan, agar tidak disalahgunakan. Hasil pemusnahan dilaporkan dengan Berita Acara Pemusnahan. Guna menghindarkan kekosongan formulir, sebelum dilakukan pemusnahan, terlebih dahulu harus sudah tersedia formulir penggantinya. 19. Bentuk dan Susunan Formulir. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, perlu adanya pembakuan bentuk dan susunan formulir. Dengan memperhatikan tujuan serta kebutuhan penggunanya, bentuk dan susunan formulir terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : a. Kepala. Bagian ini terdiri dari : 1) Kepala surat (Kopstuk) di sudut kiri atas. 2) Tingkat klasifikasi jika perlu. 3) Jumlah lembar yang dibutuhkan. 4) Judul formulir. 5) Nomor registrasi. 6) Alamat penerima jika perlu. b. Bagian Inti. Bagian ini merupakan kelompok isian yang memuat pertanyaan/persoalan/hal hal yang memerlukan jawaban/pertanyaan dari pengisi formulir. Jawaban/pertanyaan tersebut merupakan masukan bagi instansi/badan/lembaga pengirim formulir. Bagian ini pada umumnya berupa kolom.

16 16 c. Penutup. Bagian ini merupakan bagian akhir suatu formulir yang mencakup: 1) Tempat dan tanggal pengisian. 2) Tajuk tanda tangan. 3) Petunjuk/catatan tentang cara pengisian formulir dan keteranganketerangan lain yang diperlukan. 4) Nomor kode formulir. 20. Macam-Macam Formulir. Ditinjau dari segi isi, bentuk maupun kegunaannya, dilingkungan TNI terdapat bermacam-macam formulir yang secara keseluruhan dapat digolongkan ke dalam tiga macam golongan. a. Golongan Umum, yaitu formulir yang digunakan di seluruh jajaran TNI, baik yang berasal dari lingkungan TNI sendiri maupun dari luar. Di bawah ini akan dijelaskan contoh-contoh formulir sebagai berikut: 1) Formulir dari dalam jajaran TNI. a) Formulir Daftar Penilaian Perwira (U21-256) b) Formulir pengurusan Takah. c) Formulir penilaian Bintara dan Tamtama (HK.3-03). 2) Formulir dari luar jajaran TNI. a) DUK/DUP dari Bapenas. b) Formulir-formulir kepegawaian dari BKN. b. Golongan Khusus, yaitu formulir yang khusus digunakan di lingkungan Mabes TNI/Angkatan dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing. Contoh formulir sebagai berikut: 1) Formulir keterangan tanggungan keluarga (Bentuk : KU-1) 2) Formulir daftar isian dosir. 3) Data calon penerima pensiun (DCPP). 4) Kartu penunjuk istri (A1-001). 5) Keputusan hasil pemeriksaan psikologi. 6) Hasil kesamaptaan jasmani. c. Golongan terbatas, yaitu formulir yang digunakan secara terbatas oleh suatu instansi/badan/lembaga. Contoh : Formulir tentang Panitia Pemeriksa Badan Personel TNI. Mengingat banyaknya formulir yang digunakan di lingkungan TNI, maka perlu memperhatikan masalah pengesahan dan pengamanannya agar tidak disalahgunakan.

17 Penyimpanan. a. Untuk menghindarkan adanya penyalahgunaan, semua formulir yang masih berlaku harus disimpan dengan baik. Penyimpanan formulir yang masih berlaku harus dipisahkan dari formulir yang dinyatakan sudah tidak berlaku lagi. b. Penyimpanan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dengan cepat dapat diketemukan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Untuk itu ada dua cara penyimpanan, yaitu: 1) Penyimpanan menurut nomor registrasi. Dengan cara ini tiap jenis formulir disimpan di dalam map atau kotak secara berurutan menurut nomor registrasi. 2) Penyimpanan menurut jenis dan fungsinya. Formulir-formulir yang sejenis dan untuk satu macam fungsi disimpan di dalam map/ kotak tersendiri, dipisahkan dari formulir-formulir lain. Dengan cara ini akan segera dapat diketahui apabila terdapat duplikat ataupun ada formulir yang perlu diperbaiki. 22. Penomoran dan Registrasi. a. Semua formulir yang telah disahkan dan dinyatakan baku harus dicatat dan diberi nomor kode. 1) Pencatatan formulir yang berlaku untuk seluruh TNI dilakukan oleh Setum Mabes TNI. 2) Formulir khusus yang berlaku di lingkungan Angkatan dicatat oleh badan pembina administrasi umum di lingkungan Angkatan masing-masing. b. Tata cara pemberian nomor ditetapkan oleh Setum Mabes TNI dan Angkatan. c. Nomor pencatatan/registrasi formulir dicantumkan di bagian kiri bawah halaman pertama formulir. 23. Daftar Pengecekan. Sesuai dengan ketentuan dalam petunjuk umum, tata cara penciptaan serta bentuk dan susunan formulir, untuk menganalisa suatu formulir perlu persiapan sebagai berikut : a. Formulir yang dihasilkan akan merupakan: 1) Formulir baru. 2) Formulir yang diubah/disempurnakan. 3) Penyatuan/penyederhanaan beberapa formulir menjadi satu formulir.

18 18 b. Nama Instansi/badan/lembaga peminta atau sumber. c. Jenis dan jumlah masukan/informasi yang akan ditampung dalam satu formulir. d. Penentuan jumlah lembaran, yaitu siapa yang berhak menerima lembar pertama, kedua, dan seterusnya. e. Penggunaannya bersifat segera khusus atau rutin/biasa. f. Bentuk dapat berupa berkas, lembaran lepas, dapat disobek, menggunakan karbon langsung atau tidak. g. Penggunaannya untuk sekali pakai, beberapa kali pakai, dapat disobek, di dalam atau di luar kolom. h. Tujuan penggunaan formulir: 1) Menghemat tenaga, biaya dan waktu. 2) Memperbaiki metode. i. Jangka waktu penyimpanan. j. Penggunaan warna kertas dan alat tulis. 24. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan. Dengan memperhatikan ketentuan petunjuk umum, hendaknya diperhatikan pula hal-hal sebagai berikut : a. Bentuk dan susunan formulir cukup sederhana dan tidak menimbulkan kesan rumit. b. Rumusan daftar pertanyaan/isian cukup jelas dan padat sesuai dengan masukan yang diinginkan sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan bagi yang mengisinya. c. Pengelompokan daftar pertanyaan/isian dibuat sedemikian rupa sesuai dengan tujuan pembuatan formulir tersebut. d. Adanya petunjuk pengisian yang jelas termasuk alat tulis yang digunakan, lebih-lebih jika formulir tersebut akan diolah lebih lanjut dengan alat lain, misalnya komputer. 25. Evaluasi. a. Jelaskan pelaksanaan kegiatan formulir baik tingkat Pusat maupun tingkat Daerah! b. Jelaskan langkah pengakhiran dalam pelaksanaan kegiatan formulir! c. Jelaskan yang dimaksud dengan penciptaan formulir!

19 19 d. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penciptaan suatu formulir? e. Jelaskan bentuk dan susunan formulir yang terdiri atas bagian kepala, inti dan penutup! f. Jelaskan penggolongan formulir beserta contohnya! g. Jelaskan tata cara penyimpanan formulir! h. Jelaskan yang dimaksud dengan penomoran dan registrasi! i. Jelaskan yang dimaksud dengan daftar pengecekan! j. Jelaskan penggunaan formulir menurut Prof. C. L. Littel Filed beserta rekanrekannya! k. Jelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam suatu petunjuk umum formulir! BAB IV EVALUASI AKHIR PELAJARAN (Bukan Naskah Ujian) 26. Evaluasi Akhir. a. Jelaskan pengertian Formulir, Formulir golongan khusus, penyelenggaraan formulir dan pengadaan formulir! b. Jelaskan sasaran penyelenggaraan formulir! c. Jelaskan prinsip-prinsip penyelenggaraan kegiatan formulir! d. Jelaskan penyelenggaraan kegiatan formulir! e. Jelaskan cara pemberian nomor kode formulir! f. Jelaskan organisasi penyelenggara formulir tingkat Pusat! g. Jelaskan organisasi penyelenggara formulir tingkat Daerah! h. Jelaskan tugas dan tanggungjawab organisasi formulir tingkat Pusat! i. Jelaskan tugas dan tanggungjawab organisasi formulir tingkat Daerah! j. Jelaskan pelaksanaan kegiatan formulir baik tingkat Pusat maupun tingkat Daerah! k. Jelaskan langkah pengakhiran dalam pelaksanaan kegiatan formulir! l. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penciptaan suatu formulir?

20 RAHASIA 20 n. Jelaskan bentuk dan susunan formulir yang terdiri atas bagian kepala, inti dan penutup! o. Jelaskan penggolongan formulir beserta contohnya! p. Jelaskan tata cara penyimpanan formulir! q. Jelaskan yang dimaksud dengan penomoran dan registrasi! r. Jelaskan yang dimaksud dengan daftar pengecekan! s. Jelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam suatu petunjuk umum formulir! t. Jelaskan siapa pejabat atau instansi apa yang berwenang mengawasi penyelenggaraan formulir baik tingkat pusat maupun tingkat daerah! u. Jelaskan siapa pejabat atau instansi apa yang berwenang mengendalikan penyelenggaraan formulir baik tingkat pusat maupun tingkat daerah! BAB V PENUTUP 27. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam proses belajar mengajar pelajaran Tulisan Dinas pada Diksarcab Ajen. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Didik Hartanto, S.IP Kolonel Caj NRP RAHASIA

21 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 PETUNJUK UMUM ( Khusus Untuk Tenaga Pendidik ) 1. Mata Pelajaran : Formulir. Untuk jenis/macam pendidikan : Diksarcab Ajen 2. Jumlah Jam Pelajaran : 8 Jam pelajaran. a. Teori : 7 Jam pelajaran. b. Praktek siang : - c. Praktek malam : - c. Ujian Teori : 1 Jam pelajaran. 3. Isi Pelajaran : a. Pendahuluan. b. Petunjuk umum. c. Pelaksanaan kegiatan. d. Penutup. e. Evaluasi. 4. Tujuan pelajaran : a. Tujuan Kurikuler : Agar Pasis mengetahui tentang formulir. b. Tujuan Instruksional : 1) Pendahuluan (25 Menit). a) Tujuan instruksional umum. Agar Pasis mengetahui maksud dan tujuan diberikannya pelajaran formulir. RAHASIA

22 2 b) Kriteria keberhasilan. Pasis dapat menyampaikan tentang maksud dan tujuan diberikan pelajaran formulir serta menunjukkan antusias/minat dalam menerima pelajaran. 2) Petunjuk umum ( 1 JP ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Pasis mengetahui tentang sasaran, prinsip-prinsip, penyelenggaraan kegiatan dan organisasi penyelenggaraan. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menyampaikan tentang sasaran, prinsip-prinsip, penyelenggaraan kegiatan dan organisasi penyelenggaraan dan benar. 3) Pelaksanaan Kegiatan ( 1 JP ). a) Tujuan instruksional umum. Agar Pasis mengetahui tentang perencanaan, persiapan, pelaksanan, pengakhiran, tata cara pembuatan formulir, bentuk, susunan formulir, macam-macam formulir, penyimpanan, penomoran dan registrasi, daftar pengecekan dan hal-hal yang pelu diperhatikan. b) Kriteria keberhasilan. Pasis dapat menyampaikan tentang perencanaan, persiapan, pelaksanan, pengak-hiran, tata cara pembuatan formulir, bentuk, susunan formulir, macam-macam formulir, penyimpanan, penomoran dan registrasi, daftar pengecekan dan hal-hal yang pelu diperhatikan dengan baik dan benar. 4) Penutup (20 Menit). a) Tujuan Instruksional umum. Agar Basis mengerti tentang pentingnya pelajaran formulir dalam menunjang pelaksanaan tugas. b) Kriteria Keberhasilan. Basis dapat menjelaskan seluruh pelajaran formulir yang telah diberikan. 5) Evaluasi a) Tujuan Instruksional umum. Agar tingkat pemahaman dan kemampuan Basis dapat diukur/diketahui sesuai pelajaran formulir yang telah diberikan. b) Kriteria keberhasilan. Basis dapat menjawab pertanyaan dan melaksanakan praktek formulir dengan baik dan benar.

23 3 5. Metode. a. Metode utama : Ceramah. b. Metode penunjang : Tanya jawab. 6. Alins/Alongins. a. LCD. b. Laptop. c. White board. d. Spidol. e. Laser Point. 7. Proses Belajar Mengajar. KEGIATAN NO. GADIK SERDIK Pendahuluan. - Menjelaskan secara umum tentang maksud & tujuan diberikannya pelajaran Formulir. - Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting. 2. Petunjuk Umum. a. Menjelaskan secara rinci tentang sasaran, prinsip-prinsip, penyelenggaraan kegiatan dan organisasi penyelenggaraan. b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Basis. a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. 3. Pelaksanaan kegiatan. a. Menjelaskan secara rinci tentang perencanaan, persiapan, pelaksanan, pengakhiran, tata cara pembuatan formulir, bentuk, susunan formulir, macam-macam formulir, penyimpanan, penomoran dan registrasi, daftar pengecekan dan hal-hal yang pelu diperhatikan diperhatikan, pengawasan dan pengendalian formulir. a. Mengerjakan praktek formulir sesuai tugas/arahan dari Gadik.

24 b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Basis. b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. 4. Penutup. a. Memberikan kesimpulan/rangkuman dan penekanan terhadap seluruh materi pelajaran yang telah diberikan. a. Memperhatikan, mendengarkan & mencatat hal-hal yang penting. b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap akhir pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab partanyaan ke/dari Basis. b. Menjawab peranyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik. 5. Evaluasi. a. Menyusun bahan ujian yang diketahui oleh Kadep terkait dan dalam pelaksanaan ujian sebagai pengawas umum. b. Menyerahkan bahan evaluasi /ujian kepada Kasiopsdik dan mengoreksi/ menilai hasil ujian Basis. a. Mengikuti ujian sesuai jadwal dan tempat yang ditentukan. b. Menyerahkan hasil ujian kepada Pengawas ujian. 8. Kualifikasi Tenaga Pendidik. Gumil minimal golongan VIII maksimal golongan V yang sudah berkualifikasi Susgadik/Susgumil dan menguasai materi Formulir. 9. Referensi. a. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/1/II/2007 tanggal 20 Februari 2007 tentang Petunjuk Administrasi umum TNI b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/452/VII/1999 tanggal 30 Juli 1999 tentang Buku petunjuk Administrasi tata cara penyelenggaraan formulir golongan khusus di lingkungan TNI AD.

25 RAHASIA Lain lain. a. Naskah Departemen ini disusun untuk kepentingan lembaga pendidikan. b. Untuk kepentingan Pasis dapat diproduksi Lembaga Pendidikan tanpa Petuntuk Umum dan Evaluasi tiap Bab serta Evaluasi Akhir Belajar. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Didik Hartanto, S.IP. Kolonel Caj NRP RAHASIA

26 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN HALAMAN 1. Umum Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup dan Tata Urut Pengertian... 2 BAB II PETUNJUK UMUM 5. Umum Sasaran Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan Organiasi Penyelenggara Tugas dan Tanbggung Jawab Sekretaris Pembina Kecabangan Evaluasi BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 13. Umum Perencanaan Persiapan Pelaksanaan Pengakhiran Tata Cara Pembuatan Formulir Bentuk dan Susunan Formulir Macam-Macam Formulir Penyimpanan Penomoran dan Registrasi daftar Pengecekan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Evaluasi BAB IV EVALUASI AKHIR PELAJARAN 26. Evaluasi Akhir BAB V PENUTUP 27. Penutup... 20

27 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NASKAH DEPARTEMEN tentang FORMULIR untuk DIKSARCAB AJEN Nomor : DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DANPUSDIKAJEN KODIKLAT TNI AD NOMOR KEP/ / /2010 TANGGAL 2010 DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP TANPA IZIN DANPUSDIKAJEN RAHASIA

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 POSMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pembinaan administrasi umum

Lebih terperinci

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PAPAN NAMA BADAN/JABATAN DAN CAP DINAS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum.

Lebih terperinci

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen.

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen. RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 LAPORAN KEKUATAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Tata cara laporan

Lebih terperinci

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Setiap komandan

Lebih terperinci

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Pegawai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat 1 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1. Tahap-Tahap Kearsipan Dalam melaksanakan tugas pekerjaan suatu instansi khususnya bagian yang menangani kearsipan harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Definisi aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan (Eka Noviansyah, 2008 : 4). Aplikasi dapat diartikan juga sebagai

Lebih terperinci

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19) BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2015 KEMENAKER. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR Modul 01 KEARSIPAN 16 JP (720 menit) PENGANTAR Arsip sebagai hasil kegiatan organisasi mengandung data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai pengetahuan atau pengalaman tentang apa yang pernah

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM -2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011 LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011 PENYELENGGARAAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BAB I PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN NASKAH

Lebih terperinci

TUGAS BAGIAN PENETAPAN SUBDITBINMINPERSPRA

TUGAS BAGIAN PENETAPAN SUBDITBINMINPERSPRA DIREKTORAT AJUDAN JENDERAL ANGKATAN DARAT SUBDITBINMINPERSPRA TUGAS BAGIAN PENETAPAN SUBDITBINMINPERSPRA 1. Tugas pokok. Tugas pokok Kepala Bagian Penetapan adalah membantu Kasubditbinminperspra dalam

Lebih terperinci

SEKETARIAT UMUM. a. Mengoreksi seluruh konsep Naskah Dinas yang akan diajukan kepada Kapolda/Wakapolda serta menyusun Tata Kearsipan.

SEKETARIAT UMUM. a. Mengoreksi seluruh konsep Naskah Dinas yang akan diajukan kepada Kapolda/Wakapolda serta menyusun Tata Kearsipan. SEKETARIAT UMUM Tugas Sekretariat Umum Polda D.I. Yogyakarta. Setum adalah unsur pelayanan Polda D.I. Yogyakarta yang berada dibawah Kapolda D.I. Yogyakarta. Setum Polda D.I. Yogyakarta bertugas menyelenggarakan

Lebih terperinci

RAHASIA PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Organisasi TNI AD dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Arsip. Dinamis. Pengelolaan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM LAMPIRAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN

Lebih terperinci

-5- BAB I PENDAHULUAN

-5- BAB I PENDAHULUAN -5- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

PEDOMAN SURAT - MENYURAT

PEDOMAN SURAT - MENYURAT PEDOMAN SURAT - MENYURAT DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 3 3.1 Pengolongan Surat..... 3 3.2 Teknik Pembuatan dan Penyusunan Surat...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal No.1869, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta No.1401, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Kearsipan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

KOPSTUK DAN TAJUK TANDA TANGAN

KOPSTUK DAN TAJUK TANDA TANGAN MODUL 03 KOPSTUK DAN TAJUK TANDA TANGAN 6 JP (270 menit) PENGANTAR Pada bagian ini dibahas materi tentang pengertian, bentuk kopstuk, susunan kopstuk dan penggunaan kopstuk jabatan dan kopstuk instansi.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa untuk tertib administrasi dan penyeragaman sistem

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.745, 2015 KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Instansi Penerbit. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 /M-DAG//PER/5/2015 TENTANG INSTANSI PENERBIT

Lebih terperinci

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.533, 2016 KEMENKUMHAM. Pencabutan. Tata Naskah Dinas. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN TIMUR DIREKTORAT INTELIJEN KEAMANAN PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012 TENTANG STANDARD OPERASIONAL

Lebih terperinci

RAHASIA 1 HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA 1 HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN BAB I PENDAHULUAN RAHASIA 1 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 HIBURAN DAN KESEJAHTERAAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ( No.1256, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Taruna/Taruni Akademi TNI. Beasiswa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG BEASISWA KEPADA TARUNA/TARUNI

Lebih terperinci

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

TATA TERTIB ADMINISTRASI SURAT MENYURAT DALAM KESATUAN

TATA TERTIB ADMINISTRASI SURAT MENYURAT DALAM KESATUAN TATA TERTIB ADMINISTRASI SURAT MENYURAT DALAM KESATUAN Yang dimaksudkan dengan Tata Tertib Administrasi dalam satu Kesatuan : 1) Organisasi adalah suatu badan yang terdiri dari kumpulan manusia dan alat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RAHASIA PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pemisahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan No.554, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan DEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 30 TAHUN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme No.985, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPK. Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1499, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Arsip. Penyusutan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.94 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa untuk tertib

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN BAB II PERANGKAT KEARSIPAN A. Pengertian Perangkat kearsipan adalah semua alat perlengkapan yang digunakan dalam pengelolaan arsip di lingkungan Sekretariat Negara, yang meliputi organisasi kearsipan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1086, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Administrasi Kepegawaian. Wewenang. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG TATARAN WEWENANG BIDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penilai Internal. Ditjen Kekayaan Negara. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 /PMK.06/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1083, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Arsip. Penyusutan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2109, 2014 KEMENHAN. Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Tenaga Profesi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA PROFESI

Lebih terperinci

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te No.1133, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penggunaan Senjata Api Dinas. Ditjen Bea dan Cukai. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.473, 2016 KEMENHUB. Ujian Dinas. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Istilah arsip dalam bahasa Belanda disebut Archief, sedang dalam bahasa Inggris disebut Archieve, kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Arche

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-24/BC/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK SERTA PENYELESAIAN KEWAJIBAN PABEAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUSNAHANN DAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA SELAIN TANAH

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, PANITIA PENGAWAS

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGAMATAN, PEMERIKSAAN BUKTIPERMULAAN, DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN I. PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PENGAMATAN, PEMERIKSAAN BUKTIPERMULAAN, DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN I. PENDAHULUAN Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-272/PJ/2002 Tanggal : 17 Mei 2002 PETUNJUK TEKNIS PENGAMATAN, PEMERIKSAAN BUKTIPERMULAAN, DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta No.1957, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Jabatan ASN. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PRAJURIT

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/X/2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Tata Naskah Dinas Badan Pengawas Pemilihan Umum,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 42 Tahun 2006 Seri D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh :

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh : Robaini, S.IP Badan Pengawas Obat dan Makanan Jakarta, Juli 2016 MATERI ADMINISTRASI PERKANTORAN TUJUAN : Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.256, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemeriksaan Pajak. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

2017, No Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undan

2017, No Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undan No.1931, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. BMN selain Tanah dan/atau Bangunan. Pemusnahan dan Penghapusan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan disusun dalam 9 (sembilan) bab

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

Undang-undang Nomor I Tahun 1970 KESELAMATAN KERJA Undang-undang Nomor I Tahun 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

Lebih terperinci

No.1406, 2014 KEMENHAN. Barang Milik Negara. Tanah. Bangunan. Sewa. Tata cara. Pencabutan.

No.1406, 2014 KEMENHAN. Barang Milik Negara. Tanah. Bangunan. Sewa. Tata cara. Pencabutan. No.1406, 2014 KEMENHAN. Barang Milik Negara. Tanah. Bangunan. Sewa. Tata cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS

BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS A. Persyaratan Penyusunan Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 No.802, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Naskah Dinas dan Tata Persuratan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG NASKAH DINAS DAN TATA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Jalan Gatot Subroto No. 40-42 Telepon : Telepon (021) 5251609 Jakarta 12190 Faksimili : (021) 5251658 Tromol Pos 124 Jakarta 10002 Homepage

Lebih terperinci

2.2. BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian

2.2. BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian 2.2. BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN 2.2.1. KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen sebagai berikut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : Perlu adanya Peraturan Tata tertib yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah menurut

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2014 BNN. Kearsipan. Dinamis. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Lampiran III Kep Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010

Lampiran III Kep Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Kep Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 1. Umum. RAHASIA DOSIR PRAJURIT BAB I PENDAHULUAN a. Pembinaan dosir personel

Lebih terperinci

2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per

2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2015, 2014 KEMENKEU. Pajak Bumi Dan Bangunan. Penelitian. Pemeriksaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tunjangan. Pengamanan Pesandian. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tunjangan. Pengamanan Pesandian. Pencabutan. No.504, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tunjangan. Pengamanan Pesandian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2007 TENTANG PENGHAPUSAN DAN PEMUSNAHAN BENDA-BENDA BERHARGA SEBAGAI SARANA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN DAN UNIT PENGOLAH TERBAIK DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Perlu adanya Peraturan Tata tertib yang ditetapkan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N No.1490, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Pengelolaan Barang Bukti. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05/PJ/2012 TENTANG REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012 Lampiran I Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DAN KODE SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK PENGHASILAN,

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG PENGAMANAN DAN PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR No PA: SET-01 PETUNJUK ADMINISTRASI TENTANG ADMINISTRASI UMUM TNI

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR No PA: SET-01 PETUNJUK ADMINISTRASI TENTANG ADMINISTRASI UMUM TNI TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR No. 104.03.171203 PA: SET-01 PETUNJUK ADMINISTRASI TENTANG ADMINISTRASI UMUM TNI DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN PANGLIMA TNI NOMOR KEP/685/IX/2013 TANGGAL 10 SEPTEMBER

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega No.805, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Tata Naskah Dinas. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG GUBERNUR PERATURAN GUBERNUR NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH GUBERNUR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban mengatur, menyimpan,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor 46 Tahun 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh Isi bahan ajar ini tanpa ijin tertulis dari Kapusdikmin Lemdikpol

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh Isi bahan ajar ini tanpa ijin tertulis dari Kapusdikmin Lemdikpol Penulis : PENATA SURATNO dan PENDA Tk.I Hj KUSNAENI HERAWATI, SPd Editor : KOMPOL RUKIAH,A.Md 2013 Bahan Ajar Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan Polri Diterbitkan oleh : Pusat Pendidikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995 Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci