Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010"

Transkripsi

1 RAHASIA 1 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 SIAPLURJA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Penyiapan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja merupakan bagian integral dari pemisahan personel dalam rangka pembinaan kesejahteraan sebagai salah satu fungsi teknis Ajudan Jenderal dalam mendukung tugas pokok TNI AD. Penyiapan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja disiapkan bagi personel TNI AD yang akan dipisahkan termasuk Keluarga Besar Angkatan Darat melalui Pola berusaha sendiri/self Employment (SE), Pola diusahakan lapangan kerja/wage Employment (WE), serta Pola Transmigrasi dan Pemukiman Kembali (Transkim) dengan harapan personel yang disalurkan dapat hidup mandiri secara layak. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi Diksarcab Ajen. b. Tujuan. Agar Pasis Diksarcab Ajen mengetahui tentang Siaplurja. 3. Ruang Lingkup. a. Pendahuluan. b. Ketentuan Umum Pelaksanaan. c. Organisasi penyelenggara.. d. Pelaksanaan Kegiatan. e. Pengawasan dan Pengendalian f. Evaluasi. g. Penutup. 4. Pengertian-pengertian. a. Penyediaan Lapangan Kerja adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyediaan tempat/lokasi kerja untuk meningkatkan kesejateraan. b. Pola Berusaha Sendiri /Self Employmen (SE) adalah salah satu bentuk penyaluran personel TNI AD yang akan kembali ke masyarakat dengan cara berusaha sendiri dengan hanya diberi bimbingan usaha. c. Pola Diusahakan Lapangan Kerja/Wage Employment (WE) adalah salah satu bentuk penyaluran personel TNI AD yang akan kembali ke masyarakat dengan cara dicarikan lapangan kerja, kecuali lapangan kerja transmigrasi dan pemukiman kembali. RAHASIA

2 2 d Bimbingan Usaha adalah segala usaha pekerjaan dan Kegiatan yang dilakukan dengan memberikan bimbingan kepada peserta penyaluran tentang kegiatan usaha. e. Bantuan Modal Kerja adalah bantuan yang diberikan kepada peserta penyaluran Pola SE dalam bentuk uang atau barang untuk melakukan suatu kegiatan usaha. f. Integrasi Trasmigrasi umum dan TNI (Intransum dan TNI) adalah transmigrasi campuran antara masyarakat umum dengan personel TNI AD yang merupakan perpaduan kerjasama antara Mabes TNI dengan Depnakertrans. g. Tambahan Bilik adalah penambahan ruangan (kamar) yang diberikan hanya kepada personel TNI AD peserta intransum dan TNI serta pemukiman kembali yang lokasinya dibangun Depnakertrans/Pemda. h. Transmigrasi adalah pemindahan penduduk dari sutau daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan dalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-undang. i. Transmigrasi Operasi adalah Transmigrasi anggota TNI yang diselenggarakan dalam rangka Opshan selanjutnya setelah selesai operasi para anggota tetap menetap di daerah itu. j. Transmigrasi Penugasan.Adalah transmigrasi anggota TNI AD yang diselenggarakan dalam rangka menjaga kawasan perbatasan darat wilayah RI, selanjutnya setelah memasuki usia pensiun para anggota tetap menetap di daerah tersebut. k. Daerah Penerima/Kodam Penerima adalah daerah yang ditetapkan sebagai daerah penempatan trasmigrasi/pemukiman kembali. l. Daerah Pengirim/Kodam Pengirim adalah daerah yang ditetapkan sebagai daerah asal transmigrasi/pemukiman kembali. m. Instansi tehnik adalah suatu badan usaha/organisasi baik pemerintah maupun swasta yang secara teknis dapat menunjang kegiatan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja. n. Pembinaan lanjutan adalah suatu bentuk pembinaan yang dilakukan kepada peserta pola penyaluran sejak ditempatkan sampai batas waktu yang ditetapkan. o. Pemukiman kembali/resettlement (Kim) adalah penyaluran pensonel TNI AD ke bidang pertanian dengan mendapat fasilitas sebuah rumah dan sebidang tanah sesuai dengan kebijakan Kasad. p. Pemukiman Kembali Lokal Kodam (Kim Lokal Kodam) adalah pemukiman kembali yang dibangun dalam wilayah suatu Kodam dan pesertanya berasal dari Kodam yang bersangkutan.

3 3 q. Pemukiman kembali antar Kodam (Kim Antar Kodam) adalah pemukiman kembali yang dibangun dalam wilayah suatu Kodam dan pesertanya berasal dari luar Kodam yang bersangkutan. q. Penyaluran adalah suatu kegiatan dalam rangka pemisahan personel AD kembali ke masyarakat melalui pemberian bekal baik dalam bentuk modal kerja maupun bekal pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan kesejahteraan. r. Perusahaan Inti Rakyat (PIR) adalah perpaduan usaha bersama antara pengusaha/perusahaan sebagai inti dan peserta/petani sebagai plasma, dimana inti kewajiban membiayai dan memberikan fasilitas kepada plasma kemudian plasma berkewajiban melakukan proses produksi dan hasil produksi dipasok ke inti. s. Pembekalan keterampilan/vocational Training (Voctra) adalah usaha pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan untuk bekal agar cakap dalam menyelesaikan masalah.

4 4 BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN 5. Umum. Pelaksanaan penyiapan dan penyaluran lapangan kerja diperuntukkan bagi personel yang masih membutuhkan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja setelah MPP/pensiun termasuk keluarga besar Angkatan Darat, dengan mengacu kepada sasaran, prinsip-prinsip dan ketentuan administrasi pelaksanaan yang telah ditetapkan. 6. Sasaran. Terselenggaranya penyiapan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja bagi personel Angkatan Darat yang MPP/Pensiun dan keluarganya agar dapat hidup secara mandiri dan layak di tengah masyarakat dan tetap bermanfaat untuk kepentingan TNI AD. 7. Prinsip-prinsip. a. Terencana. Penyiapan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan dengan memperhatikan minat, bakat dan ketrampilan personel serta pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja yang tersedia. b. Terpadu. Penyiapan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja dilaksanakan secara terpadu antara program TNI, Dephan, Pemerintah dan Badan Instansi Swasta yang sama-sama saling membutuhkan dan menguntungkan. c. Aplikatif. Penyiapan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja disiapkan dengan pemberian bekal pengetahuan terapan dan keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan sesuai tuntutan/kebutuhan bagi lapangan kerja yang tersedia sehingga personel yang disalurkan dapat hidup layak dan mandiri. d. Keamanan. Penyiapan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja dilaksanakan disamping dalam rangka pembinaan kesejahteraan personel juga dalam rangka membantu meningkatkan pemantapan stabilitas keamanan lingkungan dengan ikut berpartisifasi aktif melalui pembinaan kewilayahan. 8. Ketentuan Administrasi. a. Ketentuan Penyiapan dan Penyaluran Lapangan Kerja. 1) Direncanakan secara terarah dan berlanjut. 2) Diutamakan bagi personel yang menjalani pensiun karena usia. 3) Pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuan fisik yang bersangkutan dengan sasaran agar dapat hidup mandiri dan layak setelah menjalani pensiun. 4) Diupayakan dapat membantu program pembangunan dalam rangka pemantapan stabilitas keamanan dan pemantapan ketahanan nasional.

5 5 b. Pola Penyiapan dan Penyaluran Lapangan Kerja. 1) Pola berusaha sendiri/self Employment (SE). Pola berusaha sendiri teridiri atas dua jenis yaitu : a) Pola berusaha sendiri dengan diberi bantuan modal kerja dan bimbingan usaha. Bantuan modal kerja dapat berupa modal yang harus dikembalikan atau modal yang tidak dikembalikan. Khusus bantuan modal kerja PIR dan sejenisnya, semua modal awal tetap harus dikembalikan, prosedur pengembalian modal awal ditentukan dalam perjanjian tersendiri dengan para peserta. Jenis usaha antara lain : bengkel las/cat, montir mobil/motor, service elektronik, pertukangan kayu dan batu, usaha batu bata dan genteng, pertanian, peternakan, perikanan, jahit menjahit, tata boga dan salon kecantikan. b) Pola berusaha sendiri dengan hanya diberikan bimbingan usaha. Personel yang bersangkutan menciptakan usaha sendiri tanpa bantun modal kerja tetapi membutuhkan bimbingan usaha yang meliputi : (1) Bimbingan keterampilan teknis sesuai dengan usahanya. (2) Bimbingan manajemen usaha/pemasaran. (3) Bimbingan pembentukan koperasi. 2) Pola Diusahakan Lapangan Kerja /Wage Employmen (WE). Pola ini disiapkan bagi personel yang karena beberapa alasan memilih untuk dicarikan lapangan kerja pada : a) Perusahaan atau instansi yang membutuhkan (Swasta, BUMN, BUMD dan Pemerintah). b) Proyek-proyek yang dibangun/dikembangkan Angkatan Darat atau proyek-proyek kerjasama Angkatan Darat dengan pihak Swasta. 3) Pola Trasmigrasi dan Pemukiman Kembali (Transkim). Pola ini disiapkan bagi personel Angkatan Darat di bidang pertanian. Pola Transkim terdiri dari : a) Integrasi Transmigrasi Umum dan TNI (Intransum dan TNI). Pola penyaluran melalui transmigrasi yang dalam pelaksanaan penempatan diintegrasikan dengan peserta transmigrasi umum dengan perbandingan setiap 10 (sepuluh) kelompok penempatan di dalamya terdapat 1 (satu) orang/kk peserta dari Angkatan Darat dengan ketentuan : (1) Personel yang disalurkan berasal dari Kodam-kodam yang masuk dalam wilayah pulau daerah pengirim Transmigrasi. (2) Penempatan pelaksanaan dikoordinasikan melalui Paban IV Binwatpers/Spers Mabesad, Paban V Sahlurcadvet/ Spers Mabes TNI, Ditjen Mobduk Depnakertrans dan Pemda penerima.

6 6 (3) Jenis-jenis Penempatan : (a) Transmigrasi Pola Umum. (b) Transmigrasi Pola PIR Perkebunan/ Kehutanan. (c) Transmigrasi Pola PIR Perikanan. (4) Kodam pengirim bertanggung jawab menyiapkan animo/peserta transmigrasi dan Kodam penerima bertanggung jawab terhadap pembinaan lanjutan. (5) Peserta Intransum & TNI telah memenuhi persyaratan administrasi penyaluran. b) Pemukiman Kembali/Resettlement Lokal Kodam (Kim Lokal Kodam). Kim Lokal Kodam adalah pemukiman yang dibangun dalam wilayah Kodam untuk personel yang akan disalurkan, dengan ketentuan : (1) Personel yang disalurkan berasal dari Kodam yang bersangkutan. (2) Lokasi Pemukiman disiapkan dan dibangun oleh Kodam yang bersangkutan atau lokasi yang disiapkan dan dibangun oleh Depnakertrans/Pemda setempat. (3) Jenis penempatan adalah : Kim Pola Umum, Kim Pola PIR BUN/HUT dan Kim Pola PIR Perikanan. (4) Peserta Pemukiman Kembali mendapat pembinaan lanjutan oleh Kodam yang bersangkutan. (5) Peserta Pemukiman Kembali telah memenuhi persyaratan administrasi penyaluran. c) Pemukiman Kembali Antar Kodam (Kim Antar Kodam). Kim antar Kodam adalah Pemukiman yang dibangun dalam wilayah Kodam untuk personel yang akan disalurkan, dengan ketentuan : (1) Personel yang disalurkan berasal dari Kodam lain/dari luar Kodam lokasi pemukiman tersebut. (2) Lokasi Pemukiman kembali antar Kodam disiapkan dan dibangun oleh Depnakertrans/Pemda setempat : (3) Jenis-jenis Penempatan : (a) Pemukiman Kembali Antar Kodam Pola umum. (b) Pemukiman Kembali Antar Kodam Pola PIR Perkebunan/Kehutanan. (c) Pemukiman Kembali Antar Kodam Pola PIR Perikanan. d) Transmigrasi Operasi. (1) Peserta Transmigrasi Operasi/penugasan adalah personel militer yang masa dinas aktifnya minimal 5 tahun sebelum pensiun dan diarahkan untuk menetap di daerah tersebut. (2) Dilaksanakan dalam hubungan kesatuan seperti halnya operasi militer/penugasan dan lokasinya di daerah perbatasan Kalimantan, Irian Jaya dan NTT. (3) Penempatan pelaksanaan dikoordinasikan antara Angkatan Darat, Mabes TNI, Depnakertrans dan Pemerintah Daerah.

7 7 (4) Penggunaan nama transmigrasi operasi digunakan dalam proses administrasi dalam lingkungan AD, sedangkan nama transmigrasi penugasan digunakan keluar lingkungan TNI AD/ di lokasi penugasan/transmigrasi. c. Persyaratan. 1) Intern (di dalam lingkungan AD). a) Personel Militer/PNS yang sudah berstatus MPP/Pensiun atau Purnawirawan. b) Personel Militer/PNS yang telah mencapai usia pensiun minimal. c) Personel Militer/PNS yang belum mencapai usia pensiun minimum, tetapi mendapat persetujuan tertulis dari pimpinan satuan yang berwenang dan bersedia dipensiunkan (dengan surat pernyataan) 2 (dua) tahun setelah penempatan. d) Warakawuri, janda, duda personel Militer/PNS, Veteran. e) Keluarga Besar Angkatan Darat (putra-putri personel Angkatan Darat) usia minimal 18 tahun/sudah berkeluarga dan maksimum 40 tahun. f) Sehat jasmani dan rohani. g) Bersih dari cacat kepolisian. 2) Ekstern (di luar lingkungan AD). a) Sesuai persyaratan yang ditentukan oleh Depnakertrans dan instansi terkait (untuk kegiatan yang berkaitan dengan Transkim). b) Sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh pihak-pihak yang memberi bantuan modal kerja atau pihak yang menyediakan lapangan kerja (untuk kegiatan yang berkaitan dengan bantuan modal kerja dan penyediaan lapangan kerja). d. Kelengkapan Bahan Administrasi. 1) Sprin atau ST dari Panglima TNI/Kasad/Pangdam /Gub/Dan/Dir/Ka 2) Daftar Riwayah Hidup Singkat. 3) Surat Keterangan dari Dokter Pemerintah. 4) Sket Kelakuan Baik dari Kepolisian bagi Purnawirawan /Warakawuri /Duda/Veteran/Putra-putri Personel Angkatan Darat. 5) Pas Photo 4 x 6 berwarna. 6) Foto copy Skep MPP/Pensiun dilegalisir Satuan terakhir. 7) Foto copy KTP dan KK. 8) Foto copy ijazah umum terakhir. 9) Proposal jenis usaha kelompok yang disetujui Dansat anggota kelompok khusus bagi calon peserta berusaha sendiri/se, yang mendapat bantuan modal kerja. 10) Surat Persetujuan suami /isteri khusus bagi calon peserta diusahakan lapangan kerja yang ditempatkan diluar Garnizun. 11) Khusus bagi calon peserta pola Transkim, ditambah : a) Foto copy surat nikah. b) Pas foto suami dan isteri berdampingan 6 x 8 cm dan ukuran 2 x 3 cm masing-masing 7 lembar.

8 8 c) Membuat dan menandatangani pernyataan di atas materai antara lain : (1) Tidak memiliki tanggungan hutang/pinjaman, diketahui oleh pejabat satuan terakhir bagi yang masih aktif/mpp dan diketahui RT/RW bagi yang pensiun/ Warakawuri/ Duda/ Veteran/Putra-putri personel Angkatan Darat (2) Kesanggupan mengosongkan/menyerahkan rumah dinas bagi mereka yang masih menempati rumah dinas. (3) Surat Keterangan pindah dari Kelurahan/ Kecamatan. (4) Mengisi formulir dan bersedia mematuhi semua ketentuan yang ditetapkan Depnakertrans (bagi mereka yang mengikuti pola transmigrasi). 9. Evaluasi. a. Jelaskan prinsip-prinsip Siaplurja! b. Jelaskan ketentuan administrasi Pola Diusahakan Lapja, Pola Intransum & TNI, Pola pemukiman kembali lokal Kodam dan Pola pemukiman antar Kodam. c. Sebutkan persyaratan dan bahan administrasi yang harus dilengkapi oleh peserta penyaluran dan penyediaan lapangan kerja!

9 9 BAB III ORGANISASI PENYELENGGARA 10. Umum. Untuk memperlancar kegiatan penyiapan dan penyediaan lapangan kerja, perlu dibentuk organisasi penyelenggara baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Dengan adanya badan-badan pelaksana dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah 11. Organisasi Penyelenggara. a. Tingkat Pusat. 1) Mabesad (Spersad) sebagai supervisi dalam pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di jajaran TNI AD. 2) Ditajenad sebagai Badan Pelaksana Pusat di bidang pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di jajaran TNI AD. b. Tingkat Daerah. 1) Makodam (Spersdam) sebagai supervisi dalam pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. 2) Ajendam sebagai Badan Pelaksana Kodam di bidang pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. 12. Tugas dan Tanggung Jawab. a. Tingkat Pusat. 1) Aspers Kasad. a) Merumuskan kebijakan Kasad tentang program Siaplurja di jajaran TNI AD. b) Melaksanakan supervisi dalam pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di jajaran TNI AD. c) Dalam pelaksanaan tugasnya Aspers Kasad bertanggung jawab kepada Kasad. 2) Dirajenad. a) Membina dan menyelenggarakan Siaplurja di jajaran TNI AD. b) Melaksanakan koordinasi dengan Badan/Instansi TNI, Pemerintah dan BUMN/Swasta dalam penyelenggaraan program Siaplurja. c) Melaksanakan penelitian/survey lapangan tentang kelayakan lokasi/objek kerja. d) Melaksanakan penerangan keliling dan seleksi calon peserta. e) Melaksanakan pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan. f) Melaksanakan penyaluran dan pembinaan lanjutan bagi peserta. g) Melaksanakan penelitian guna pengembangan program. h) Dalam pelaksanaan tugasnya Dirajenad bertanggung jawab kepada Kasad.

10 10 b. Tingkat Daerah. 1) Aspers Kasdam. a) Merumuskan kebijaksanaan Pangdam tentang penjabaran program Siaplurja di wilayah Kodam. b) Melaksanakan supervisi dalam pembinaan dan penyelenggaraan program Siaplurja di wilayah Kodam. c) Dalam pelaksanaan tugasnya Aspers Kasdam bertanggung jawab kepada Pangdam. 2) Ajendam. a) Membina dan menyelenggarakan program Siaplurja bagi satuan-satuan yang ada di wilayah areal servis Kodam. b) Melaksanakan koordinasi dengan Badan/Instansi TNI, Pemerintah dan BUMN/Swasta dalam penyelenggaraan program Siaplurja di wilayah Kodam. c) Melaksanakan penelitian/survey lapangan tentang kelayakan lokasi/objek kerja di wilayah Kodam. d) Melaksanakan penerangan keliling dan seleksi calon peserta bagi satuan-satuan yang ada di wilayah areal servis Kodam. e) Melaksanakan pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan. f) Melaksanakan penyaluran dan pembinaan lanjutan bagi peserta di wilayah Kodam. g) Dalam pelaksanaan tugasnya secara taktis operasional Kaajendam bertanggung jawab kepada Pangdam dan secara teknis operasional pembinaan bertanggung jawab kepada Dirajenad. 13. Evaluasi. a. Sebutkan organisasi penyelenggara Siaplurja baik tingkat pusat maupun daerah! b. Sebutkan tugas dan tanggungjawab organisasi penyelenggara Siaplurja baik tingkat pusat maupun tingkat daerah!

11 11 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN. 14. Umum. Pelaksanaan kegiatan penyediaan lapangan kerja diselenggarakan melalui pola-pola yang terdiri dari pola berusaha sendiri/self employment (SE) dan pola diusahakan lapangan kerja/wage employment (WE). Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara bertahap dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran. 15. Pelaksanaan Kegiatan Pola Berusaha Sendiri/ Self Employment (SE). a. Tingkat Pusat. 1) Perencanaan. a) Aspers Kasad. (1) Mengolah usulan/saran peningkatan penyelenggaraan Siaplurja dari Badan Pelaksana. (2) Merumuskan kebijakan Kasad tentang rencana program pembinaan dan pengembangan Siaplurja. b) Dirajenad merencanakan pelaksanaan kegiatan : (1) Menghimpun data untuk mendukung pelaksanaan pola SE dari Kotama, Balakpus dan pelaksanaan tingkat daerah. (2) Merencanakan penerangan keliling dan seleksi. (3) Merencanakan pemberian bantuan modal kerja dengan memperhatikan : (a) Bantuan modal kerja hanya diberikan dalam bentuk kelompok. (b) Jumlah anggota kelompok untuk masing-masing jenis usaha minimal 9 (sembilan) orang kepala keluarga. (c) Kelompok sudah memiliki lahan/tempat ijin untuk usaha. (d) Pendaftaran peserta dilakukan melalui permohonan Komandan Satuan dengan dilampiri proposal usaha kelompok (lokasi usaha tidak dihitung dalam pemberian bantuan modal kerja). (e) Kelompok telah memenuhi persyaratan administrasi untuk mengikuti penyaluran. (4) Merencanakan bimbingan usaha kepada perorangan/kelompok yang mengajukan bantuan bimbingan usaha. (5) Merencanakan pemberian pembekalan keterampilan untuk setiap jenis pola penyiapan penyaluran yang diajukan. (6) Merencanakan waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan. (7) Menyusun jenis penyaluran perorangan maupun kelompok dan anggaran pelaksanaan untuk diajukan ke Kasad menjadi program.

12 12 2) Persiapan. a) Aspers Kasad. (1) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat kerja teknis pelaksanaan Siaplurja (2) Mengeluarkan Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja sesuai kebijaksanaan Kasad. (3) Menetapkan penerbitan Sprin Pelaksanaan penggunaan anggaran Siaplurja b) Dirajenad. 3) Pelaksanaan. (1) Melaksanakan penerangan keliling ke semua Balakpus/Kotama untuk menyampaikan Siaplurja melalui pola berusaha sendiri/se dengan diberi bantuan modal kerja dan bimbingan usaha maupun yang hanya diberi bimbingan usaha. (2) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi bagi personel yang berminat mengikuti pola berusaha sendiri, termasuk pengajuan dari pelaksana tingkat daerah/kodam. (3) Melaksanakan penilaian kelengkapan persyaratan administrasi perorangan/kelompok peserta penyaluran pola berusaha sendiri. (4) Melaksanakan pemanggilan calon peserta. (5) Melaksanakan penilaian lokasi usaha bagi peserta yang mendapat bantuan modal kerja. (6) Proposal usaha kelompok yang disetujui disampaikan ke Dansat masing-masing untuk melakukan persiapan pelaksanaan. (7) Pelaksanaan pemberian pembekalan keterampilan a) Aspers Kasad. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan Siaplurja b) Dirajenad. Melaksanakan kegiatan yang meliputi : (1) Melaksanakan pemberian bantuan modal kerja dan bimbingan usaha kepada masing-masing kelompok yang telah disetujui. (2) Melaksanakan bimbingan usaha kerja perorangan/ kelompok yang tidak mendapat bantuan modal kerja tetapi membutuhkan bimbingan usaha. (3) Atas persetujuan Kasad U.p Aspers dapat membatalkan usaha kelompok apabila lokasi usaha atau rencana usaha tidak sesuai dengan proposal. (4) Apabila karena satu dan lain hal usaha kelompok dibatalkan, maka semua dana harus dikembalikan ke Angkatan Darat/sumber perdanaan, atau pembinaan tingkat pusat mengalihkan dana ke kelompok lain untuk kegiatan usaha. (5) Kelompok usaha bersama, membuat laporan pelaksanaan kegiatan minimal sekali dalam 3 (tiga) bulan kepada pelaksana tingkat pusat.

13 13 4) Pengakhiran. (6) Bimbingan teknis dihentikan setelah kelompok dianggap mampu melaksanakan sendiri usahanya melalui berita acara yang ditandatangani kelompok dan pelaksana Lurja tingkat pusat. a) Aspers Kasad. (1) Menghimpun laporan pelaksanaan program Siaplurja. (2) Melaksanakan evaluasi terhadap Siaplurja dan mengajukan saran kepada Kasad untuk dijadikan bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut, termasuk menyerahkan pembinaan lanjutan kepada instansi yang berwenang sesuai ketentuan/uu yang berlaku. b) Dirajenad. (1) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan terhadap kelompok/perorangan yang telah disalurkan lebih dari enam bulan melalui pola SE. (2) Melaksanakan evaluasi dan pembuatan laporan serta mengajukan saran kepada Kasad tentang pelaksanaan kegiatan Siaplurja b. Tingkat Daerah. 1) Perencanaan. a) Aspers Kasdam. (1) Merumuskan kebijakan Pangdam tentang rencana pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. (2) Membuat rencana perkiraan jumlah personel dan perkiraan anggaran pelaksanaan penyaluran pada masingmasing pola untuk diajukan menjadi program. b) Ajendam Merencanakan pelaksanaan kegiatan yang meliputi : (1) Merencanakan jenis-jenis penyaluran pola SE. (2) Merencanakan kebutuhan biaya pola SE yang diberi bantuan modal kerja dan bimbingan usaha dengan memperhatikan : (a) Diberikan dalam bentuk kelompok yang diajukan Dansat. (b) Setiap kelompok minimal 9 orang KK. (c) Kelompok sudah memiliki lokasi/lahan usaha. (d) Lokasi/lahan usaha tidak dimasukkan dalam pengajuan proposal usaha. (e) Anggota kelompok sudah memenuhi syarat untuk mengikuti penyaluran. (3) Merencanakan penerangan keliling dan seleksi.

14 14 2) Persiapan. (4) Merencanakan pembekalan keterampilan. (5) Menyusun program penyaluran SE untuk diajukan Pangdam ke Kasad melalui pelaksana tingkat pusat untuk menjadi program. a) Aspers Kasdam. (1) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat koordinasi dengan pelaksana Siaplurja di wilayahnya diikuti oleh Kaajendam, Pejabat Kowil, Pejabat Dinas/Instansi Pemerintah Propinsi yang terkait. (2) Mengeluarkan Skep/Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja di wilayahnya untuk satuan-satuan di wilayah Kodam. b) Ajendam. 3) Pelaksanaan. (1) Melaksanakan penerangan keliling. (2) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi untuk diajukan ke Pangdam sebagai peserta pola SE. (3) Pemanggilan peserta SE. (4) Bersama-sama dengan pelaksana tingkat pusat melaksanakan penilaian lokasi usaha kelompok yang diberi bantuan modal kerja (5) Pelaksanaan pembekalan keterampilan. a) Aspers Kasdam. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. b) Ajendam. (1) Atas supervisi pelaksana tingkat pusat melaksanakan pemberian bekal keterampilan kepada peserta SE, baik yang diberi bantuan modal kerja dan bimbingan usaha maupun yang hanya diberi bimbingan usaha. (2) Atas supervisi pelaksana tingkat pusat melaksanakan pemberian bantuan modal kerja dan bimbingan usaha kepada kelompok peserta. (3) Melaksanakan bimbingan usaha kepada perorangan/ kelompok yang tidak mendapat bantuan modal kerja tetapi membutuhkan bim (4) Usaha kelompok dapat dibatalkan bila lokasi usaha atau rencana usaha tidak sesuai dengan proposal, sehingga semua dana kembali ke Angkatan Darat/sumber pendanaan, atau pembina tingkat daerah mengalihkan dana ke kelompok usaha lain.

15 15 4) Pengakhiran. a) Aspers Kasdam. (1) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Siaplurja di wilayahnya. (2) Menyampaikan laporan dan saran kepada Pangdam untuk diteruskan kepada Kasad U.p. Aspers Kasad dengan tembusan Dirajenad. b) Ajendam. (1) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan pola-pola penyiapan penyaluran di wilayahnya. (2) Secara taktis operasional Kaajendam memberikan laporan dan saran kepada Pangdam U.p. Aspers Kasdam dan secara teknis operasional pembinaan kepada Dirajenad tentang perkembangan pelaksanaan Siaplurja di wilayahnya. 16. Pelaksanaan Kegiatan Pola Diusahakan Lapangan Kerja/ Wage Employment (WE). a. Tingkat Pusat. 1) Perencanaan. a) Aspers Kasad. (1) Mengolah usulan/saran peningkatan penyelenggaraan Siaplurja dari Badan Pelaksana. (2) Merumuskan kebijakan Kasad tentang rencana program pembinaan dan pengembangan Siaplurja. b) Dirajenad merencanakan pelaksanaan kegiatan : 2) Persiapan. (1) Merencanakan survey untuk mencari atau membuka peluang lapangan kerja di wilayah Kotama/Balakpus. (2) Merencanakan penerangan keliling dan seleksi di tingkat Kotama/Balakpus. (3) Merencanakan pembekalan keterampilan. (4) Merencanakan pelaksanaan penempatan (5) Menyusun jenis penempatan dan jumlah personel yang dapat disalurkan serta anggaran untuk diajukan ke Kasad menjadi program. a) Aspers Kasad. (1) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat kerja teknis pelaksanaan Siaplurja (2) Mengeluarkan Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja sesuai kebijaksanaan Kasad. (3) Menetapkan penerbitan Sprin Pelaksanaan penggunaan anggaran Siaplurja.

16 16 b) Dirajenad. 3) Pelaksanaan. (1) Peninjauan dan pendataan ke proyek/perusahaan yang disiapkan untuk pola WE. (2) Penerangan keliling kepada semua Kotama /Balakpus tentang Siaplurja pola WE. (3) Pendaftaran dan seleksi. (4) Penilaian kelengkapan persyaratan administrasi peserta penyaluran pola dicarikan lapangan kerja/we. (5) Pemanggilan calon peserta melalui Satminkal /alamat masing-masing peserta. (6) Melaksanakan pembekalan keterampilan. a) Aspers Kasad. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja. b) Dirajenad. Melaksanakan kegiatan yang meliputi : 4) Pengakhiran. (1) Pelaksanaan penempatan ke lokasi penyaluran sesuai Sprin pelaksanaan tingkat pusat. (2) Melaksanakan bimbingan kepada personel yang disalurkan melalui hasil koordinasi pengguna/pemakai. a) Aspers Kasad. (1) Menghimpun laporan pelaksanaan program Siaplurja (2) Melaksanakan evaluasi terhadap Siaplurja dan mengajukan saran kepada Kasad untuk dijadikan bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut. b) Dirajenad. (1) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan terhadap Pelaksanaan penempatan pola diusahakan lapangan kerja/we yang telah ditempatkan lebih dari 6 bulan. (2) Melaksanakan evaluasi dan pembuatan laporan serta mengajukan saran kepada Kasad tentang pelaksanaan kegiatan Siaplurja b. Tingkat Daerah 1) Perencanaan. a) Aspers Kasdam. (1) Merumuskan kebijakan Pangdam tentang rencana pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. (2) Membuat rencana perkiraan jumlah personel dan perkiraan anggaran pelaksanaan penyaluran pada masingmasing pola untuk diajukan menjadi program.

17 17 b) Ajendam Merencanakan pelaksanaan kegiatan yang meliputi : (1) Merencanakan survey peluang lapangan kerja di wilayah Kodam. (2) Merencanakan jumlah personel yang dapat disalurkan ke instansi/perusahaan/proyek-proyek yang ada di wilayah Kodam. (3) Merencanakan kebutuhan biaya program WE di wilayah Kodam. (4) Merencanakan penerangan keliling dan seleksi. (5) Merencanakan program penyaluran WE untuk diajukan Pangdam ke Kasad melalui pelaksana tingkat pusat. 2) Persiapan. a) Aspers Kasdam. (1) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat koordinasi dengan pelaksana Siaplurja di wilayahnya diikuti oleh Kaajendam, Pejabat Kowil, Pejabat Dinas/Instansi Pemerintah Propinsi yang terkait. (2) Mengeluarkan Skep/Sprin/ST pelaksanaan penyaluran dan penyediaan lapangan kerja di wilayahnya untuk satuansatuan di wilayah Kodam. b) Ajendam. 3) Pelaksanaan. (1) Melaksanakan survey ke lokasi proyek yang disiapkan untuk pola WE di wilayah Kodam. (2) Melaksanakan penerangan keliling di wilayah Kodam. (3) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi peserta untuk diajukan ke Pangdam sebagai peserta WE. (4) Melaksanakan pemanggilan calon peserta penyaluran WE. (5) Melaksanakan pembekalan. a) Aspers Kasdam. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan Siaplurja di wilayah Kodam. b) Ajendam. Melaksanaan penempatan ke lapangan kerja yang telah disiapkan, melalui sprin Pangdam. 4) Pengakhiran. a) Aspers Kasdam. (1) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Siaplurja di wilayahnya. (2) Menyampaikan laporan dan saran kepada Pangdam untuk diteruskan kepada Kasad U.p. Aspers Kasad dengan tembusan Dirajenad.

18 18 b) Ajendam. (1) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan pola-pola penyiapan penyaluran di wilayahnya. (2) Secara taktis operasional Kaajendam memberikan laporan dan saran kepada Pangdam U.p. Aspers Kasdam dan secara teknis operasional pembinaan kepada Dirajenad tentang perkembangan pelaksanaan Siaplurja di wilayahnya. 17. Pelaksanaan Kegiatan Intransum & TNI. a. Tingkat Pusat. 1) Perencanaan. a) Aspers Kasad. (1) Mengolah usulan/saran peningkatan penyelenggaraan Siaplurja dari Badan Pelaksana. (2) Merumuskan kebijakan Kasad tentang rencana program pembinaan dan pengembangan Siaplurja b) Dirajenad merencanakan pelaksanaan kegiatan pembinaan yang meliputi : 2) Persiapan. (1) Merencanakan lokasi dan alokasi Intransum & TNI (sesuai hasil koordinasi dengan Ditjen Mobduk Depnakertrans/Pemda penerima) (2) Merencanakan survey lokasi, penerangan keliling seleksi calon peserta Intransum & TNI. (3) Merencanakan jumlah animo untuk masing-masing Kodam pengirim peserta Intransum & TNI. (4) Merencanakan pemberian voctra I di Kodam pengirim dan voctra II Kodam penerima. (5) Merencanakan pemberangkatan calon peserta Intransum & TNI, melakukan koordinasi dengan kantor Depnakertrans propinsi Kodam pengirim. (6) Merencanakan pembinaan lanjutan. (7) Menyusun anggaran untuk semua kegiatan Intransum & TNI termasuk pembinaan lanjutan pada lokasi yang telah di tempati untuk diajukan menjadi program. a) Aspers Kasad. (1) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat kerja teknis pelaksanaan Siaplurja (2) Mengeluarkan Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja sesuai kebijaksanaan Kasad. (3) Menetapkan penerbitan Sprin Pelaksanaan penggunaan anggaran Siaplurja.

19 19 b) Dirajenad. (1) Koordinasi dengan Direktorat Jenderal Mobduk Depnakertrans dan Pemda penerima tentang pelaksanaan Intransum & TNI. (2) Melaksanakan survey calon lokasi bersama Paban V Sahlurcadvet/Spers Mabes TNI, Paban IV Binwatpers/Spers Mabesad dan pelaksana fungsi Lurja daerah. (3) Melaksanakan penerangan keliling untuk mencari animo ke semua Kotama/Balakpus. (4) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi kemudian hasil seleksi dari Kotama, Balakpus dan Kodam-Kodam pengirim diajukan ke Kasad U.p. Aspers untuk ditetapkan sebagai peserta Intransum & TNI. (5) Melaksanakan koordinasi dengan Distrans Propinsi pengirim/penerima tentang rencana pemberangkatan. (6) Melaksanakan pemanggilan calon peserta (7) Mensupervisi Kodam pengirim dalam pemberian Voctra I. (8) Pengajuan program kerja dan anggaran ke Mabes TNI untuk : tambahan bilik 3m x 6m, sumur dan wc, bibit tanaman dan ternak, peralatan pertanian dan voctra selama 3 bulan di lokasi. (9) Pengajuan program kerja dan anggaran ke Mabesad untuk : kebutuhan pokok 3 bulan di lokasi dan perlengkapan perorangan. (10) Bersama dengan pelaksana tingkat daerah melaksanakan tender pembangunan tambahan bilik untuk ditetapkan Pangdam melalui Skep sebagai pelaksana pembangunan. 3) Pelaksanaan. a) Aspers Kasad. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan Siaplurja. b) Dirajenad. Melaksanakan kegiatan yang meliputi : (1) Pemberangkatan Intransum dan TNI dikawal oleh pelaksanaan tingkat pusat, pelaksana daerah pengirim dan tim kesehatan pelaksana tingkat pusat. (2) Pemberian dukungan di lokasi pemukiman dari : (a) Mabes TNI meliputi : tambahan bilik, sumur dan wc, peralatan pertanian, bibit tanaman dan ternak dan voctra II selama tiga bulan di lokasi. (b) Mabesad. Kebutuhan pokok tiga bulan di lokasi dan perlengkapan perorangan. (3) Pemberian dukungan pembangunan tambahan bilik disalurkan ke pelaksana tingkat daerah melalui empat tahap, yaitu : Tahap I = 20%, Tahap II = 30%, Tahap III = 40% dan Tahap IV = 10%

20 20 4) Pengakhiran. (4) Sebagai kegiatan awal pembinaan lanjutan, Dirajenad U.p. Kasubditbinminlurja Ditajenad melaksanakan pembekalan keterampilan (Voctra II) selama tiga bulan di lokasi pemukiman Intransum & TNI (setelah penempatan satu bulan di lokasi). (5) Dirajenad selaku pelaksana tingkat pusat melakukan peninjauan lokasi setiap tiga bulan untuk dilaporkan kepada Kasad U.p. Aspers atas perkembangan penempatan Intransum & TNI. a) Aspers Kasad. (1) Menghimpun laporan pelaksanaan program Siaplurja. (2) Melaksanakan evaluasi terhadap Siaplurja dan mengajukan saran kepada Kasad untuk dijadikan bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut. b) Dirajenad. (1) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan terhadap Lokasi pemukiman yang telah dihuni lebih dari dua tahun. (2) Mempersiapkan penyerahan pembinaan lanjutan terhadap lokasi pemukiman kepada Pemda setempat setelah lima tahun atau kurang dari lima tahun tetapi sudah memenuhi syarat tingkat keberhasilan untuk diserahkan pembinaan lanjutannya ke Pemda setempat. (3) Melaksanakan evaluasi dan pembuatan laporan serta mengajukan saran kepada Kasad tentang pelaksanaan kegiatan Siaplurja. b. Tingkat daerah 1) Perencanaan. a) Aspers Kasdam. (1) Merumuskan kebijakan Pangdam tentang rencana pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. (2) Merencanakan perkiraan jumlah personel dan perkiraan anggaran pelaksanaan penyaluran pada masing-masing pola untuk diajukan menjadi program. b) Ajendam Merencanakan pelaksanaan kegiatan yang meliputi : (1) Kodam penerima : (a) Kodam penerima koordinasi dengan Pemda, Dinas Transmigrasi setempat dan pelaksana tingkat pusat untuk merencanakan peninjauan lokasi Transmigrasi.

21 21 2) Persiapan. (b) Kodam penerima merencanakan jenis pola penempatan (pola umum. PIR perkebunan, PIR kehutanan, PIR perikanan) untuk dikoodinasikan dengan pelaksana tingkat pusat. (c) Kodam penerima merencanakan pelaksanaan pemberian voctra II dan bantuan dari Mabes TNI dan Mabesad. (d) Kodam penerima merencanakan pembinaan lanjutan lokasi baru maupun lokasi lama. (2) Kodam pengirim : a) Aspers Kasdam. (a) Kodam Pengirim merencanakan jumlah animo yang akan mengikuti intransum dan TNI dari wilayahnya. (b) Kodam pengirim merencanakan penerangan keliling dan seleksi. (c) Kodam pengirim/penerima Intransum & TNI menyusun anggaran untuk semua pelaksanaan kegiatan termasuk pembinaan lanjutan untuk diajukan ke pelaksana tingkat pusat untuk menjadi program. (d) Kodam pengirim koordinasi dengan pelaksana tingkat pusat dan Distrans Propinsi. (e) Kodam pengirim merencanakan voctra I. (1) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat koordinasi dengan pelaksana Siaplurja di wilayahnya diikuti oleh Kaajendam, Pejabat Kowil, Pejabat Dinas/Instansi Pemerintah Propinsi yang terkait. (2) Mengeluarkan Skep/Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja di wilayahnya untuk satuan-satuan di wilayah Kodam. b) Ajendam. (1) Kodam pengirim melaksanakan : (a) Penerangan keliling. (b) Pendaftaran dan seleksi. Hasil seleksi diajukan ke pelaksana tingkat pusat untuk ditetapkan sebagai peserta Intransum & TNI. (c) Koordinasi dengan pelaksana Siaplurja tingkat pusat dan Dinas Transmigrasi Propinsi setempat tentang jadwal pelaksanaan. (d) Pemanggilan peserta Intransum & TNI. (e) Melaksanakan prosedur administrasi pemindahan tempat penerima gaji personel peserta intransum dan TNI. (f) Melaksanakan voctra I atas supervisi pelaksana tingkat pusat.

22 22 3) Pelaksanaan. (2) Kodam Penerima : (a) Koordinasi dengan pelaksana tingkat pusat dan Dinas Transmigrasi serta Pemda setempat tentang persiapan penjemputan Intransum & TNI. (b) Bersama dengan pelaksana tingkat pusat melaksanakan tender pelaksanaan pembangunan tambahan bilik untuk ditetapkan Pangdam sebagai pelaksana pembangunan tambahan bilik. (c) Mempersiapkan pelaksanaan Voctra II. (d) Mempersiapkan pelaksanaan pembinaan lanjutan. a) Aspers Kasdam. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. b) Ajendam. (1) Kodam Pengirim. (a) Melaksanakan voctra I di wilayahnya atas supervisi pelaksana tingkat pusat. (b) Melaksanakan pengawalan ke lokasi penempatan Intransum & TNI. (c) Menyerahkan kepada Kodam penerima administrasi pemindahan pembayaran gaji peserta Intransum. (2) Kodam Penerima. (a) Melaksanakan penjemputan dan penempatan peserta Intransum & TNI pada lokasi yang telah disiapkan. (b) Mengajukan dukungan pembangunan tambahan bilik secara bertahap ke pelaksana tingkat pusat. (c) Bersama dengan pelaksana tingkat pusat melaksanakan voctra II tiga bulan di lokasi pemukiman. (d) Melaksanakan pembangunan bantuan tambahan bilik atas supervisi pelaksana tingkat pusat. (e) Melaksanakan pemberian bantuan dari Panglima TNI dan Kasad atas supervisi pelaksana tingkat pusat berupa : bibit tanaman dan ternak, peralatan pertanian, perlengkapan perorangan, kebutuhan pokok selama tiga bulan di lokasi. (f) Menyelesaikan prosedur administrasi tempat penerima gaji personel peserta Intransum & TNI. (g) Melaksanakan pembinaan lanjutan.

23 23 4) Pengakhiran. a) Aspers Kasdam. (1) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Siaplurja di wilayahnya. (2) Menyampaikan laporan dan saran kepada Pangdam untuk diteruskan kepada Kasad U.p. Aspers Kasad dengan tembusan Dirajenad. b) Ajendam. (1) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan pola-pola penyiapan penyaluran di wilayahnya. (2) Secara taktis operasional Kaajendam memberikan laporan dan saran kepada Pangdam U.p. Aspers Kasdam dan secara teknis operasional pembinaan kepada Dirajenad tentang perkembangan pelaksanaan Siaplurja di wilayahnya. 18. Pelaksanaan Kegiatan Transops/ Penugasan. a. Tingkat Pusat. 1) Perencanaan. a) Aspers Kasad. (1) Mengolah sulan/saran peningkatan penyelenggaraan Siaplurja dari Badan Pelaksana. (2) Merumuskan kebijakan Kasad tentang rencana program pembinaan dan pengembangan Siaplurja. b) Dirajenad merencanakan pelaksanaan kegiatan pembinaan yang meliputi : 2) Persiapan. (1) Merencanakan lokasi yang tepat di daerah perbatasan seperti Kalimantan, Irian Jaya dan NTT untuk dijadikan lokasi Transops. (2) Mencari mitra melalui pihak Swasta/BUMN/ BUMD untuk merencanakan pembangunan Pemukiman Transmigrasi Operasi yaitu Transops Pola PIR Perkebunan/Kehutanan, Transops Pola PIR Perikanan dan Transops Pola atas dasar kepentingan aspek pertahanan dan keamanan daerah/wilayah. a) Aspers Kasad. (1) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat kerja teknis pelaksanaan Siaplurja (2) Mengeluarkan Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja sesuai kebijaksanaan Kasad. (3) Menetapkan penerbitan Sprin Pelaksanaan penggunaan anggaran Siaplurja

24 24 b) Dirajenad. Transmigrasi Operasi. Ketentuan tentang persiapan transmigrasi operasi/ penugasan akan diatur tersendiri melalui kebijakan Pimpinan TNI. 3) Pelaksanaan. a) Aspers Kasad. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja. b) Dirajenad. Transmigrasi operasi. Penyelenggaraan transmigrasi operasi akan diatur dalam ketentuan tersendiri. 4) Pengakhiran. a) Aspers Kasad. (1) Menghimpun laporan pelaksanaan program Siaplurja (2) Melaksanakan evaluasi terhadap Siaplurja dan mengajukan saran kepada Kasad untuk dijadikan bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut. b) Dirajenad. (1) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan terhadap Lokasi pemukiman (Transkim) yang telah dihuni lebih dari 2 tahun. (2) Menyerahkan sepenuhnya pembinaan lanjutan terhadap lokasi pemukiman kepada Pemda setempat setelah 5 tahun atau kurang dari 5 tahun tetapi sudah memenuhi syarat tingkat keberhasilan untuk diserahkan pembinaan lanjutannya ke Pemda setempat. (3) Melaksanakan evaluasi dan pembuatan laporan serta mengajukan saran kepada Kasad tentang pelaksanaan kegiatan Siaplurja. b. Tingkat Daerah. Dalam pelaksanaan kegiatan Transmigrasi Operasi tingkat daerah akan diatur dalam ketentuan tersendiri. 19. Pelaksanaan Pemukiman. Pemukiman di lingkungan TNI AD diselenggarakan melalui pola pemukiman kembali lokal Kodam dan pemukiman kembali antar Kodam. a. Pemukiman Kembali Lokal Kodam ( Kim Lokal Kodam ). 1) Tingkat Pusat. a) Perencanaan. (1) Aspers Kasad. (a) Mengolah usulan/ saran peningkatan penyelenggaraan Siaplurja dari Badan Pelaksana. (b) Merumuskan kebijakan Kasad tentang rencana program pembinaan dan pengembangan Siaplurja.

25 25 (2) Dirajenad merencanakan pelaksanaan kegiatan pembinaan yang meliputi : (a) Koordinasi dengan pelaksana tingkat daerah/ Kodam yang berpeluang membuat Pemukiman Lokal Kodam, baik pemukiman yang disiapkan Pemda/ Depnakertrans maupun pemukiman yang disiapkan melalui anggaran TNI AD. (b) Koordinasi dengan pelaksana tingkat daerah/ Kodam untuk merencanakan jenis penempatan, jumlah peserta, pemberian voctra dan prospek pengembangan ekonomi calon lokasi Kim Lokal Kodam. (c) Merencanakan pembangunan pemukiman lokal Kodam yang anggarannya berasal dari TNI AD. (d) Merencanakan pembinaan lanjutan. (e) Menyusun anggaran semua kegiatan pembangunan pemukimam lokal Kodam termasuk pembinaan lanjutan untuk diajukan ke Kasad menjadi Program. b) Persiapan. (1) Aspers Kasad. (a) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat kerja teknis pelaksanaan (b) Mengeluarkan Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja sesuai kebijaksanaan Kasad. (c) Menetapkan penerbitan Sprin Pelaksanaan penggunaan anggaran Siaplurja. (2) Dirajenad. (a) Melaksanakan survey ke calon lokasi Kim Lokal Kodam bersama dengan Paban IV Binwatpers/ Spers Mabesad, baik lokasi yang disiapkan melalui anggaran TNI AD maupun Pemda/Depnakertrans dan melaksanakan penilaian terhadap kelengkapan administrasi pembangunan Kim Lokal Kodam yang anggarannya disiapkan TNI AD. (b) Bersama dengan pelaksana tingkat daerah melaksanakan tender pembangunan pemukiman kembali lokal Kodam/pembangunan tambahan bilik untuk ditetapkan Pangdam (melalui Skep) sebagai pelaksana pembangunan (c) Melaksanakan pengecekan kesiapan lokasi untuk menempatkan peserta pemukiman lokal Kodam. (d) Menyiapkan pelaksanaan pemberian Voctra. (e) Pengajuan program kerja dan anggaran dari Mabesad untuk lokasi yang disiapkan Pemda/ Depnakertrans antara lain : tambahan bilik ( 3m x 6m, sumur, bibit tanaman dan ternak, peralatan pertanian, perlengkapan perorangan, kebutuhan pokok 3 bulan di lokasi dan voctra selama 3 bulan di lokasi.

26 26 c) Pelaksanaan. (f) Koordinasi dengan instansi teknis/dinas terkait tentang penyediaan tenaga penyuluh lapangan/tenaga pembimbing (sesuai pola penempatan). (g) Menyiapkan pelaksana pembinaan lanjutan baik di lokasi yang telah ditempati maupun pada lokasi yang baru akan ditempati. (1) Aspers Kasad. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja. (2) Dirajenad. Melaksanakan kegiatan yang meliputi : d) Pengakhiran. (a) Pemberian dukungan pembangunan pemukiman tambahan bilik (untuk pemukiman yang dibangun Depnakertrans/Pemda) diserahkan kepelaksana tingkat daerah disalurkan melalui 4 tahap yaitu : Tahap I= 20%, Tahap II= 30%, Tahap III= 40% dan Tahap IV= 10%. (b) Mensupervisi pelaksana tingkat daerah/kodam dalam pelaksanaan proyek pembangunan pemukiman lokal Kodam/Pembangunan tambahan bilik (untuk pemukiman yang dibangun Depnakertrans/Pemda) dan pembentukan perangkat desa termasuk pembentukan koperasi. (c) Melaksanakan pembekalan keterampilan/voctra selama tiga bulan di lokasi pemukiman. (d) Melaksanakan pemberian bantuan dari Kasad : perlengkapan perorangan, bibit tanaman dan ternak, peralatan pertanian dan pemberian kebutuhan pokok tiga bulan di lokasi pemukiman. (e) Dirajenad selaku pelaksana tingkat pusat melakukan peninjauan setiap tiga bulan melaporkan perkembangan pemukiman lokal Kodam kepada Kasad. (1) Aspers Kasad. (a) Menghimpun laporan pelaksanaan program Siaplurja. (b) Melaksanakan evaluasi terhadap Siaplurja dan mengajukan saran kepada Kasad untuk dijadikan bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut. (2) Dirajenad. (a) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan terhadap Lokasi pemukiman (Transkim) yang telah dihuni lebih dari dua tahun.

27 27 2) Tingkat daerah a) Perencanaan. (b) Menyerahkan sepenuhnya pembinaan lanjutan terhadap lokasi pemukiman kepada Pemda setempat setelah lima tahun atau kurang dari lima tahun tetapi sudah memenuhi syarat tingkat keberhasilan untuk diserahkan pembinaan lanjutannya ke Pemda setempat. (c) Melaksanakan evaluasi dan pembuatan laporan serta mengajukan saran kepada Kasad tentang pelaksanaan kegiatan Siaplurja. (1) Aspers Kasdam. (a) Merumuskan kebijakan Pangdam tentang rencana pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. (b) Membuat rencana perkiraan jumlah personel dan perkiraan anggaran pelaksanaan Siaplurja untuk diajukan menjadi program. (2) Ajendam Merencanakan pelaksanaan kegiatan yang meliputi : b) Persiapan. (a) Koordinasi dengan pelaksana tingkat pusat tentang rencana pembangunan pemukiman lokal Kodam, baik pemukiman yang disiapkan AD maupun yang disiapkan Pemda/ Depnakertrans. (b) Merencanakan pemukiman kembali lokal Kodam dengan memperhatikan : Potensi lokasi untuk berkembang, Pola penempatan, Status lahan pemukiman yang jelas dan Aspek Sosbud wilayah. (c) Merencanakan penerangan keliling. (d) Merencanakan jumlah animo dari personel Kodam yang bersangkutan. (e) Merencanakan voctra. (f) Merencanakan pembinaan lanjutan terhadap pemukiman lama maupun baru. (g) Menyusun kebutuhan anggaran pelaksanaan pemukiman lokal Kodam untuk diajukan menjadi program. (1) Aspers Kasdam. (a) Melaksanakan sosialisasi melalui rapat koordinasi dengan pelaksana Siaplurja di wilayahnya diikuti oleh Kaajendam, Pejabat Kowil, Pejabat Dinas/Instansi Pemerintah Propinsi yang terkait. (b) Mengeluarkan Skep/Sprin/ST pelaksanaan Siaplurja di wilayahnya untuk satuan-satuan di wilayah Kodam.

28 28 (2) Ajendam. (a) Menyelesaikan kelengkapan administrasi kepemilikan lahan dari Badan Pertahanan setempat dan Instansi terkait (b) Menyelesaikan kelengkapan administrasi pembangunan proyek pemukiman kembali lokal Kodam pada instansi yang berwenang di daerah. (c) Bersama dengan pelaksana tingkat pusat membuat tender untuk ditetapkan Pangdam (Skep) sebagai pelaksana pembangunan pemukiman lokal Kodam/pembangunan tambahan bilik (untuk pemukiman yang disiapkan Depnakertrans/Pemda). (d) Pembangunan pemukiman kembali lokal Kodam yang dibiayai mitra usaha, prosedurnya dapat dibangun sendiri oleh mitra usaha atau pihak Angkatan darat. (e) Melaksanakan penerangan keliling. (f) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi. (g) Melaksanakan pemanggilan peserta. (h ) Mempersiapkan pelaksanaan pembinaan lanjutan. c) Pelaksanaan. (1) Aspers Kasdam. Melaksanakan supervisi tentang pelaksanaan program pembinaan dan penyelenggaraan Siaplurja di wilayah Kodam. (2) Ajendam. (a) Melaksanakan pembangunan pemukiman lokal Kodam/ pembangunan tambahan bilik (untuk pemukiman yang disiapkan Depnakertrans/ Pemda), atas supervisi pelaksana tingkat pusat. (b) Melaksanakan penempatan peserta (c) Bersama pelaksana tingkat pusat melaksanakan pemberian voctra. (d) Menyelesaikan kelengkapan administrasi kependudukan peserta pemukiman kembali lokal Kodam. (e) Menyelesaikan sertifikat kepemilikan lahan peserta pemukiman kembali lokal Kodam. (f) Atas supervisi pelaksana tingkat pusat, melaksanakan pemberian dukungan, berupa : bibit tanaman dan ternak, peralatan pertanian, kebutuhan pokok selama tiga bulan di lokasi dari Kasad dan perlengkapan perorangan. (g) Melaksanakan pembinaan lanjutan.

29 29 d) Pengakhiran. (1) Aspers Kasdam. (a) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Siaplurja di wilayahnya. (b) Menyampaikan laporan dan saran kepada Pangdam untuk diteruskan kepada Kasad U.p. Aspers Kasad dengan tembusan Dirajenad. (2) Ajendam. (a) Melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan pola-pola Siaplurja di wilayahnya. (b) Secara taktis operasional Kaajendam memberikan laporan dan saran kepada Pangdam U.p. Aspers Kasdam dan secara teknis operasional pembinaan kepada Dirajenad tentang perkembangan pelaksanaan Siaplurja di wilayahnya. b. Pemukiman Kembali Antar Kodam ( Kim Antar Kodam ). 1) Tingkat Pusat. a) Tahap Perencanaan : (1) Aspers Kasad. (a) Mengolah usulan/saran peningkatan penyelenggaraan Siaplurja dari Badan Pelaksana. (b) Merumuskan kebijakan Kasad tentang rencana program pembinaan dan pengembangan Siaplurja. (2) Dirajenad merencanakan pelaksanaan kegiatan pembinaan yang meliputi : (a) Koordinasi dengan pelaksana tingkat daerah/kodam yang berpeluang membuat Pemukiman Antar Kodam di wilayahnya baik yang disiapkan Pemda/ Depnakertrans maupun pemukiman yang disiapkan melalui anggaran TNI AD. (b) Koordinasi dengan pelaksana tingkat daerah/kodam penerima/ pengirim untuk merencanakan jumlah personel yang akan mengikuti pemukiman antar Kodam. (c) Koordinasi dengan pelaksana tingkat daerah/kodam penerima/pengirim untuk merencanakan jenis penempatan (pola umum, pola PIR perkebunan/kehutanan, pola PIR perikanan) (d) Koordinasi dengan pelaksana tingkat daerah/kodam penerima/pengirim untuk merencanakan waktu pengiriman dan penerimaan peserta pemukiman antar Kodam.

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 POSMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pembinaan administrasi umum

Lebih terperinci

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen.

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen. RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 LAPORAN KEKUATAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Tata cara laporan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1375, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Persiapan Pensiun. Penyaluran. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN

Lebih terperinci

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya

Lebih terperinci

RAHASIA PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 PENGADAAN PNS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Organisasi TNI AD dalam

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.704, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Bakti Sarjana. Kehutanan. Pembangunan Hutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.30/MENHUT-II/2013 TENTANG BAKTI

Lebih terperinci

DEWAN PENGURUS WILAYAH PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA PROVINSI LAMPUNG

DEWAN PENGURUS WILAYAH PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA PROVINSI LAMPUNG Bandar Lampung, Januari 2016 Nomor : / Perhiptani Lpg / I / 2016 Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Usulan Calon Peserta Penerima Beasiswa Pemerintah Provinsi Lampung. d Kepada Yth Ketua DPD PERHIPTANI

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN POLA PERUSAHAAN INTI RAKYAT YANG DIKAITKAN DENGAN PROGRAM TRANSMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KARTU KELUARGA BAGI WNI

KARTU KELUARGA BAGI WNI KARTU KELUARGA BAGI WNI Membawa persyaratan : 1. Photo copy Akta Nikah/Kutipan Akta Perkawinan ; 2. Surat Keterangan Pindah Datang (bila yang pindah dalam wilayah Negeri RI) ; 3. Surat Keterangan Datang

Lebih terperinci

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Pegawai

Lebih terperinci

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CAJ WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tugas Belajar. Perguruan Tinggi. Luar Lembaga. Pendidikan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tugas Belajar. Perguruan Tinggi. Luar Lembaga. Pendidikan. No.209, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tugas Belajar. Perguruan Tinggi. Luar Lembaga. Pendidikan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN TUGAS

Lebih terperinci

RAHASIA PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / / 2010 Tanggal 2010 PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pemisahan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN POLA PERUSAHAAN INTI RAKYAT

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN POLA PERUSAHAAN INTI RAKYAT YANG DIKAITKAN DENGAN PROGRAM TRANSMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 64 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 64 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 64 SERI E KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 686 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PAPAN NAMA BADAN/JABATAN DAN CAP DINAS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomo

2017, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomo No.1027, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Penataan Persebaran Penduduk. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989 PROGRAM PENSIUN 1. Pengertian : Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan. 2. Peserta : 2.1 Peserta Program

Lebih terperinci

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ( No.1256, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Taruna/Taruni Akademi TNI. Beasiswa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG BEASISWA KEPADA TARUNA/TARUNI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Pacitan, Januari 2015 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN

Kata Pengantar. Pacitan, Januari 2015 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN Kata Pengantar Untuk menunjang keberhasilan pelayanan Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan da Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan, diperlukan adanya Standar Operasional Prosedur

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Pas Foto 4 X 6 cm DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. : 2. : 3. Tempat Tgl. Lahir/ Usia : 4. : 5. Agama : 6. : 7. Status Perkawinan : a. Belum / sudah / pernah kawin *) b. istri / suami : c. Jumlah Anak Orang 8. Riwayat

Lebih terperinci

MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN R.I. KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN R.I. KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN R.I. KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG 2010 NO: 20 SERI: D PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.949, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tugas Belajar. di Luar Lembaga Pendidikan. Ketentuan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa pelayanan melalui bursa kerja luar negeri

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 003 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS BAGIAN, BIDANG, SUBBAGIAN, DAN SEKSI PERWAKILAN BPS DI DAERAH KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN ADMINISTRASI. a. Pemberian NRP dan Penetapan Inpassing PA

KETENTUAN-KETENTUAN ADMINISTRASI. a. Pemberian NRP dan Penetapan Inpassing PA SUBDITBINMINPERSPRA BAGIAN PENETAPAN KETENTUAN-KETENTUAN ADMINISTRASI 1. Ketentuan administrasi. a. Pemberian NRP dan Penetapan Inpassing PA 1) a) Surat permohonan b) Salinan akte kelahiran/surat kenal

Lebih terperinci

TUGAS BAGIAN PENETAPAN SUBDITBINMINPERSPRA

TUGAS BAGIAN PENETAPAN SUBDITBINMINPERSPRA DIREKTORAT AJUDAN JENDERAL ANGKATAN DARAT SUBDITBINMINPERSPRA TUGAS BAGIAN PENETAPAN SUBDITBINMINPERSPRA 1. Tugas pokok. Tugas pokok Kepala Bagian Penetapan adalah membantu Kasubditbinminperspra dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA KERJA PANITIA SELEKSI, PENGANGKATAN DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 10 Tahun 2010. TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran pengelolaan rumah susun

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN PENEMPATAN TRANSMIGRAN

PEDOMAN PELAYANAN PENEMPATAN TRANSMIGRAN I. PENDAHULUAN PEDOMAN PELAYANAN PENEMPATAN TRANSMIGRAN A. Latar Belakang Pengarahan Penduduk secara keruangan yang difasilitasi pemerintah seperti halnya transmigrasi, minimal akan melibatkan dua Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN RUMAH NEGARA

PERATURAN RUMAH NEGARA PERATURAN RUMAH NEGARA PROSES ALIH STATUS RUMAH NEGARA GOLONGAN II MENJADI RUMAH NEGARA GOLONGAN III 1. Pengadaan dan Penetapan Status Rumah Negara Golongan I dan II Pengadaan Rumah Negara dapat dilakukan

Lebih terperinci

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : Tahun 2016 TANGGAL : 2016 SOP BIDANG NAKERTRANS

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : Tahun 2016 TANGGAL : 2016 SOP BIDANG NAKERTRANS LAMPIRAN IV : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : Tahun 2016 TANGGAL : 2016 SOP BIDANG NAKERTRANS KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (KPPTSP) PROVINSI NTT 1. Undang-Undang Nomor 7

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN BARAT NOMOR: 18 TAHUN 2002 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERUSAHAAN INTI RAKYAT PERKEBUNAN

PERATURAN DAERAH DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN BARAT NOMOR: 18 TAHUN 2002 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERUSAHAAN INTI RAKYAT PERKEBUNAN PERATURAN DAERAH DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN BARAT NOMOR: 18 TAHUN 2002 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERUSAHAAN INTI RAKYAT PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. P E N G U M U M A N Nomor : 810/2081/408.47/2009 Tanggal :

BUPATI PACITAN. P E N G U M U M A N Nomor : 810/2081/408.47/2009 Tanggal : BUPATI PACITAN P E N G U M U M A N Nomor : 810/2081/408.47/2009 Tanggal : 26-10-2009 TENTANG PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KABUPATEN PACITAN Guna kepentingan mengisi kekurangan formasi Tenaga

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1974 TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1974 TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1974 TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penegasan bidang tugas dan tanggungjawab

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN TENAGA MEDIS SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG Menimbang DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG M MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 147 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menserasikan dan mensinergikan penataan ruang

Lebih terperinci

KEPMEN NO. 96 TH 1998

KEPMEN NO. 96 TH 1998 KEPMEN NO. 96 TH 1998 KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 96/MEN/1998 TENTANG PENGEMBANGAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI POLA PERIKANAN MENTERI TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Taruna/Taruni Akademi TNI. Pendidikan Militer di Luar Negeri. Pedoman Beasiswa. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N 24 PEBRUARI 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N SERI E NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A P E N G U M U M A N NOMOR : PENG- 001 /C.4/Cp.2/09/2009 T E N T A N G REKRUTMEN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2009

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DENGAN POLA PERUSAHAAN INTI RAKYAT YANG DIKAITKAN DENGAN PROGRAM TRANSMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2011 KEMENTERIAN KEHUTANAN. IUPHHK. Hutan Tanaman Rakyat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menhut-II/2011 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.30/Menhut-II/2013 TENTANG BAKTI SARJANA KEHUTANAN DALAM PEMBANGUNAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.30/Menhut-II/2013 TENTANG BAKTI SARJANA KEHUTANAN DALAM PEMBANGUNAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.30/Menhut-II/2013 TENTANG BAKTI SARJANA KEHUTANAN DALAM PEMBANGUNAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 41 TAHUN2016 TENTANG PAKET LAYANAN ADMINISTRASl KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.473, 2016 KEMENHUB. Ujian Dinas. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS DAN PARA MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN (GEBRAK PAKUMIS) KABUPATEN

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPPNS) DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DANGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.529, 2016 KEMHAN. Veteran. Tanda Kehormatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TANDA KEHORMATAN VETERAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Calon Mahasiswa Baru (Reguler) Persyaratan umum atau (lampiran 2 ); (lampiran 3); (lampiran 4); (lampiran 5); (lampiran 6);

Calon Mahasiswa Baru (Reguler) Persyaratan umum atau (lampiran 2 ); (lampiran 3); (lampiran 4); (lampiran 5); (lampiran 6); Lampiran 1. Persyaratan Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru (Reguler) STPP Magelang Program Studi Penyuluhan Pertanian dan Penyuluhan Peternakan T.A. 2013/2014. Persyaratan umum sebagai berikut : 1. Calon

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, untuk peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. No.166, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-26.KP.10.09

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN TENAGA PELAKSANA VERIFIKASI DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM JAMINAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-B TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-B TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-B TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindaklanjut ditetapkannya

Lebih terperinci

DOKUMEN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH PESERTA SELEKSI YANG DINYATAKAN LULUS

DOKUMEN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH PESERTA SELEKSI YANG DINYATAKAN LULUS LAMPIRAN IV DOKUMEN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH PESERTA SELEKSI YANG DINYATAKAN LULUS Dokumen terdiri dari : 1. Daftar Riwayat Hidup (DRH) sesuai formulir pada Lampiran IV.a. Ketentuan pengisian : - Peserta

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN TIMUR DIREKTORAT INTELIJEN KEAMANAN PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012 TENTANG STANDARD OPERASIONAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Rapat: 21 Nopember 2012 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

Rapat: 21 Nopember 2012 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG Rapat: 21 Nopember 2012 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENUGASAN DAN PEMBERIAN INSENTIF DOSEN PNS DARI PERGURUAN TINGGI SUMBER KE PTN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Prosedur. Santunan. Tunjangan Cacat. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Prosedur. Santunan. Tunjangan Cacat. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Prosedur. Santunan. Tunjangan Cacat. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SANTUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pedoman. No.32, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DI LUAR NEGERI

TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DI LUAR NEGERI KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PELESTARIAN BANGUNAN DAN/ATAU LINGKUNGAN CAGAR BUDAYA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha Jasa. Penempatan Tki. Dalam Negeri. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK

Lebih terperinci