DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, lindungan dan petunjuk bagi kita semua sehingga dokumen Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi tahun 2017 dapat terselesaikan. Rencana Kerja ini memuat hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun sebelumnya sebagai masukan dalam menyusun program kegiatan tahun berikutnya, tujuan, sasaran, indikator dan target yang hendak dicapai selama tahun 2016, sumber pendanaannya dan perkiraan maju berdasarkan pagu indikatif. Renja 2016 diharapkan menjadi pedoman dalam melaksanakan program kegiatan pelayanan kesehatan jiwa bagi semua pihak yang terlibat dan dasar dalam mengevaluasi kegiatan RSJ Provinsi selama 1 (satu) tahun mendatang. Pencapaian yang sebagian besar memenuhi target pada tahun 2014 menjadi pemacu bagi RSJ Provinsi agar di tahun mendatang lebih baik. Target penting yang diharapkan tercapai tahun 2016 adalah peningkatan kelas menjadi kelas A dan terakreditasi tingkat dasar versi Semoga dengan dukungan semua pihak target tersebut dapat terealisasi. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam mendukung penyusunan Renja ini. Semoga kerjasama yang baik ini dapat lebih ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang, dan Renja ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Saran dan masukan yang membangun selalu kami harapkan. Mataram, Januari 2015 Direktur RSJ Provinsi dr. Elly Rosila Wijaya, SpKJ, MM NIP DAFTAR ISI i

2 KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 2 C. Maksud dan Tujuan... 3 D. Sistematika Penulisan... 4 BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA BAB III : VISI,MISI,TUJUAN,SASARAN,ROGRAM DAN KEGIATAN A. Visi RSJ Provinsi B. Misi RSJ Provinsi C. Core Value RSJ Provinsi D. Falsafah RSJ Provinsi E. Moto RSJ Provinsi F. Budaya RSJ Provinsi G. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah H. Strategi dan Kebijakan I. Program dan Kegiatan BAB IV : INDIKATOR DAN TARGET BAB V : DANA INDIKATIF, SUMBERDAYA DAN PRAKIRAAN MAJU BAB VI : SUMBER DANA YANG DIBUTUHKAN BAB VII : PENUTUP ii

3 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Tantangan dan permasalahan pembangunan kesehatan semakin bertambah berat, komplek dan bahkan tidak terduga. Oleh karena itu pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, modernisasi akibat globalisasi serta dinamika politik. Pembangunan kesehatan harus dilakukan dengan semangat kemitraan, lintas sektoral dan berupaya mendorong peran serta masyarakat. Selain itu, Pemerintah harus memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera melalui pelayanan kesehatan paripurna. Ruang lingkupnya mencakup pemeliharaan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan atau kombinasi daripadanya. RSJ sebagai salah satu RS Rujukan diharuskan menyediakan pelayanan lebih berkualitas dan memuaskan pelanggan. Penyediaan sarana prasarana, SDM kompeten dan regulasi pendukung menjadi keharusan untuk dipenuhi. Untuk itu, pada tahun 2016, RSJ Provinsi menargetkan peningkatan kelas dari kelas B menjadi kelas A dan terakreditasi tingkat dasar versi 2012, sehingga penyediaan sarana prasarana, regulasi dan SDM diarahkan untuk mendukung target tersebut. Renja merupakan dokumen yang memuat rencana kerja RSJ Provinsi untuk 1 (satu) tahun mendatang dan memuat evaluasi hasil pelaksanaan Renja tahun sebelumnya, kebijakan dan program prioritas RSJ Provinsi, anggaran yang dibutuhkan, sasaran, indikator dan target yang ingin dicapai setahun mendatang. Renja RSJ Provinsi merupakan pedoman untuk penyusunan RKA dan RBA PPK-BLUD, juga bagi pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran dan lebih jauh 1

4 mencapai visi yang telah ditetapkan. Renja RSJ Provinsi dapat menjadi pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan merupakan perwujudan komitmen pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya pembangunan yang akan dilaksanakan secara bersama setahun kedepan. II. LANDASAN HUKUM Landasan hukum dalam penyusunan Renja RSJ Provinsi tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal H ayat 1 yang menegaskan tentang Hak untuk Hidup Sejahtera Lahir Batin, Bertempat Tinggal dan Mendapatkan Lingkungan yang Baik, Sehat dan Hak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan; 2. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (llembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang Undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara nomor 125 tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang nomor 3 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang Undang (Lembaran Negara tahun 2005 nomor 108, Tambahan Lembaran Negara nomor 4548); 5. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4700); 6. Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2009 tentang Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2

5 7. Undang-Undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 9. Instruksi Presiden Indonesia Nomor 07 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomr 61 tahun 2007 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD); 11. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi NTB Tahun 2008 No.32); 12. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Perubahan Atas Perda No.8/2008); 13. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun ; 14. Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat No.56 Tahun 2011 tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi; III. MAKSUD DAN TUJUAN Renja RSJ Provinsi NTB Tahun 2016 berpedoman pada Renstra RSJ Provinsi NTB tahun , merupakan dokumen yang memuat program kegiatan, sasaran, target dan pembiayaannya, yang direncanakan berfokus pada peningkatan mutu dan kepuasan pelanggan. 3

6 Tujuan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Jiwa Provinsi tahun 2016 adalah sebagai pedoman pelaksanaan program kegiatan dan tolok ukur pencapaian dan penilaian kinerja selama setahun kedepan. IV. SISTEMATIKA RENJA RSJ PROVINSI Sistematika penulisan Renja RSJ Provinsi tahun 2016 adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan Rencana Kerja Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014, berisi uraian evaluasi kinerja RSJ Provinsi selama tahun Bab III Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan, memuat tentang visi,misi, sasaran, program dan kegiatan RSJ Provinsi selama tahun Bab IV Indikator Kinerja dan Kelompok sasaran, memuat memuat indikator kinerja dan target pencapaian RSJ Provinsi selama tahun Bab V Dana Indikatif beserta sumbernya, memuat tentang pendanaan program kegiatan RSJ Provinsi yang bersumber dari APBD (subsidi), BLUD maupun APBN (DAK,Dekon,TP), sumberdaya yang dimiliki serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif (prakiraan tahun 2017). Bab VI Sumber Dana yang Dibutukan untuk Pelaksanaan Program Kegiatan, memuat tentang rincian kebutuhan anggaran RSJ Provinsi dalam menjalankan program kegiatannya. Bab VII Penutup 4

7 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan atau disebut kinerja merupakan suatu proses penilaian pelaksanaan program kegiatan dalam suatu organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dulu. Evaluasi bertujuan untuk menjamin pencapaian sasaran, target dan tujuan suatu organisasi, mengetahui posisi organisasi, tingkat pencapaian sasaran, termasuk hambatan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan tersebut. Hasil evaluasi diharapkan dapat dipergunakan untuk program peningkatan kinerja atau produktivitas, pengembangan organisasi dan menghindari hambatan yang mungkin akan terjadi. Evaluasi atau pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target kinerja, standar baku atau pencapaian tahun sebelumnya. Pengukuran Kinerja RSJ Provinsi didasarkan pada realisasi pencapaian indikator dan target program kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra , Renja 2014 dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Berikut hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja tahun 2014: A. EVALUASI INDIKATOR PELAYANAN Indikator pelayanan yang tercantum dalam Renstra , Renja 2014 dan RBA 2014 adalah pencapaian visite rate, jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, IGD, persentase Bed Occupancy Rate (BOR), persentase pasien gangguan jiwa, Napza dan HIV/AIDS tertangani serta pencapaian kinerja pelayanan lainnya sebagai pendukung, seperti pelayanan Keswamas dan unit penunjang. 5

8 1. Visite Rate Visite rate merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat keberhasilan rumah sakit yang menggambarkan tingkat utilisasi/ pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat. Berikut gambaran tingkat pemanfaatan RSJ provinsi 3 (tiga) tahun terakhir: Tabel 2.1. Gambaran Tingkat Pemanfaatan RSJ Provinsi Tahun Uraian Total Kunjungan RS 18,477 21,023 24,667 Jumlah penduduk NTB (jiwa) 4,55jt 4,57jt 4,63jt Visite rate RSJ (kali) 0,0041 0,0046 0,0053 Sumber : Rekam Medik RSJ Provinsi 2014 Visite rate sangat dipengaruhi oleh jumlah kunjungan dan populasi penduduk. Untuk tahun 2014, visite rate RSJ Provinsi mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 bahkan melampaui target. Pencapaian visite rate RSJ Provinsi tahun 2014 apabila dibandingkan dengan standar nasional yakni 1,5% maka visite rate RSJ Provinsi masih belum mencapai standar (untuk rumah sakit khusus belum ada standar baku). Berikut gambaran capaian visite rate RSJ Provinsi tahun 2014 dibandingkan target : Tabel 2.2. Target dan Realisasi Visite Rate RSJ Provinsi Tahun 2014 Visite Rate Angka visite rate (kali) Ket Capaian ,0053 Target tahun ,0047 Standar nasional 1,5 Capaian lebih tinggi dari target, namun belum mencapai standar nasional Sumber : Rekam Medik RSJ Provinsi

9 2. Pelayanan Rawat Jalan Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, kunjungan rawat jalan cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2012 tercatat jumlah kunjungan sebesar 15,593 kunjungan, meningkat pada tahun 2013 sebesar 15,5% menjadi 18,005 kunjungan dan meningkat lagi tahun 2014 sebesar 21,68% atau menjadi 21,909 kunjungan. Berikut gambaran perkembangan kunjungan rawat jalan di RSJ Provinsi : Gambar 2.1. PERKEMBANGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN TAHUN 2012 s.d kunjungan TAHUN Tahun 2014 merupakan tahun pertama pelaksanaan JKN, sehingga terjadi perubahan pada status bayar pasien terutama pasien Askes dan Jamkesmas, yang berubah menjadi Pasien BPJS. Perubahan tersebut menyebabkan perubahan pada komposisi pasien berdasarkan cara bayar. Berikut komposisi kunjungan pasien rawat jalan berdasarkan status pembayaran: Tabel 2.3 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Status Bayar STATUS BAYAR Jumlah % Jumlah % Jumlah % Umum 3,078 19,74 3,390 18,83 3,748 17,11 Askes 1,794 11,50 2,007 11, Jamkesdamas/da / prov/bpjs/bansos 10,721 68,76 12,608 70,01 18,161 82,89 TOTAL 15, , Sumber : Rekam Medik RSJ Provinsi

10 Pada tabel di atas terlihat bahwa, sebagian besar kunjungan rawat jalan adalah pasien BPJS yakni diatas 80%. Peningkatan kunjungan antara lain disebabkan oleh dukungan kegiatan ekstramural (luar gedung) RSJ Provinsi dalam menjalin kerjasama dengan semua pihak, promosi dan sosialisasi-sosialisasi langsung maupun tidak langsung. kunjungan rawat jalan, sebagian besar pasien yang berkunjung adalah pasien lama (92,29%) dan lebih dominan laki-laki (54,93%), berada pada kelompok umur remaja dewasa (25-44th) sebanyak 48,25%. Seperti pada tahun 2013, rujukan terbanyak rawat jalan tetap berasal dari Puskesmas kota Mataram (25,86%) dan Kab.Lobar (25,20%). Jumlah kunjungan berdasarkan diagnosa masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yakni terbanyak adalah skizofrenia, gangguan psikotik akut dan sementara (42,99%). Untuk tingkat pendidikan, kalalu pada tahun 2013, pendidikan SD/sederajat (32,47%) lebih banyak dibandingkan SMA/sederajat (27,84%), maka pada tahun 2014 sebaliknya, pendidikan SMA/sederajat (31,74%) lebih tinggi dibandingkan SD/sederajat (29,43%). Untuk distribusi berdasarkan jenis pekerjaan, sama dengan tahun 2013 yang sebagian besar tetap terdistribusi pada kelompok tidak bekerja (56,68%). 3. Pelayanan Rawat Inap Pelayanan rawat inap terdiri dari pelayanan PHCU, kelas I, II dan III yang terbagi dalam 5 ruang perawatan untuk pasien gangguan jiwa dan 1 ruangan perawatan untuk melayani pasien Napza. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir jumlah kunjungan rawat inap cenderung fluktuatif. Tahun 2012 jumlah pasien yang menjalani perawatan adalah 1,344 orang, menurun di tahun 2013 menjadi 1,225 orang, namun kembali meningkat tahun 2014 dengan 1,270 orang. 8

11 Seperti pada kunjungan rawat jalan, pemberlakuan JKN mengubah komposisi pasien berdasarkan status bayar menjadi pasien umum dan pasien BPJS. Untuk tahun 2014 sebagian besar pasien rawat inap adalah pasien BPJS. Berikut gambaran komposisi pasien berdasarkan status pembayaran : Tabel 2.4. Kunjungan Pasien Rawat Inap Berdasarkan Status Bayar STATUS BAYAR Jumlah % Jumlah % Jumlah % Umum , , ,86 Askes 107 7, , Jamkesmas/da/Prov/ BPJS /Bansos , , ,14 TOTAL 1, , , Sumber : Rekam Medik RSJ Provinsi 2014 Selain indikator peningkatan jumlah kunjungan, kinerja rawat inap dapat dilihat dari pencapaian indikator mutu, yakni BOR, ALOS, TOI dan indikator mutu lainnya. Gambaran pencapaian kinerja rawat inap berdasarkan indikator mutu RSJ Provinsi 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.5 Pencapaian Kinerja RSJ Provinsi Berdasarkan Indikator Mutu NO INDIKATOR TAHUN BOR(Bed Occupancy Rate) 96,6% 92,2% 86,1% 2 ALOS(Average Length Of Stay) 16,5 hari 16 hari 14,5 hari 3 BTO (Bed Turn Over) 20,5 kali 21,5 kali 22,9 kali 4 TOI (Turn Over Interval) 0,6 hari 1,3 hari 2,2 hari 5 NDR (Nett Death Rate) GDR (Gross Death Rate) Jumlah TT Hari Perawatan Lama Perawatan Sumber : Rekam Medik RSJ Provinsi 2014 Pencapaian BOR suatu RS sangat dipengaruhi oleh hari perawatan. Pada tabel diatas terlihat bahwa BOR tahun 2014 mengalami penurunan, 9

12 karena hari perawatan yang mengalami penurunan. Akan tetapi dilihat dari target dan standar nasional, pencapaian BOR RSJ Provinsi telah melampaui target. Kerja keras serta kerjasama yang baik semua pihak dan dukungan kegiatan ekstramural (luar gedung) RSJ Provinsi dalam mensosialisasikan dan mempromosikan pelayanan kesehatan jiwa adalah faktor-faktor yang mendukung pencapaian target kinerja. Berikut gambaran target dan realisasi capaian kinerja rawat inap RSJ Provinsi : Tabel 2.6 Realisasi Pencapaian Kinerja Pelayanan Rawat Inap Dibanding Target NO INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 1 BOR 75,00% 86,12% (Bed Occupancy Rate) 2 ALOS <42 hari 14 hari (Average Length Of Stay) 3 BTO 40 kali 22,9 kali (Bed Turn Over) 4 TOI 3 hari 2,2hari (Turn Over Interval) 5 NDR 0/1000 pasien 0/1000 pasien (Nett Death Rate) 6 GDR 0/1000 pasien 2/1000 pasien (Gross Death Rate) Sumber : Rekam Medik RSJ Provinsi 2014 Kunjungan tahun 2014 dilihat dari jenis kunjungan sama dengan tahun 2013 yakni sebagian besar pasien lama (69,84%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pasien laki-laki tetap dominan (67,95%). Kalau pada tahun 2013 rujukan terbanyak berasal dari Lombok tengah (19,18%) dan Lombok Timur (19,59%), maka untuk tahun 2014 terbanyak berasal dari umum (23,70%). Untuk kelompok umur tetap berada pada kelompok umur tahun (55,67%) dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah SD (30,08%) dan SMA (30,79%) dengan diagnosa terbanyak sama dengan tahun sebelumnya yakni skizofrenia, gangguan skizofital, psikotik akut dan sementara (72,24%). 10

13 4. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Tahun 2014, kunjungan ke IGD mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 maupun Tahun 2012 tercatat jumlah kunjungan ke IGD adalah 1,678 kunjungan dan 1,793 kunjungan tahun 2013, menurun tahun 2014 menjadi 1483 kunjungan. Berikut gambaran kunjungan pasien ke IGD 3 (tiga) tahun terakhir : Gambar 2.2. KUNJUNGAN PASIEN IGD Seperti pada rawat jalan dan rawat inap, pasien dengan status pasien BPJS masih merupakan pasien dominan dengan pencapaian diatas 70%. Berikut rincian kunjungan pasien berdasarkan status pembayaran: Tabel 2.7. Kunjungan Pasien IGD Berdasarkan Status Bayar STATUS BAYAR Jumlah % Jumlah % Jumlah % Umum , , ,44 Askes 115 6, , Jamkesmas/da/Prov / BPJS ,82 2,206 67,26 1,076 72,56 TOTAL 1, , , Sumber : Rekam Medik RSJ Provinsi 2014 Pasien yang paling banyak datang ke IGD adalah pasien dengan status Darurat Tidak Gawat (DTG) sebesar 78,29% dan sebagian besar 11

14 pasien menjalani perawatan lanjutan (rawat inap) yakni 71,95%, dan 23,60% yang menjalani rawat jalan serta 2,90% yang menolak dirawat. Berdasarkan diagnosa, kunjungan terbanyak adalah skizofrenia paranoid (46,80%), sedangkan berdasarkan asal rujukan, pasien umum/langsung/ tanpa rujukan merupakan rujukan terbanyak yakni 61,16%. Pasien terbanyak di IGD adalah pasien lama (59,74%), dan pasien laki-laki adalah pasien yang dominan (64,73%), dengan kelompok umur terbesar berada pada kelompok umur 25-44th yakni 58,89% dan belum bekerja (79,50%). 5. Pelayanan Napza Selain melayani pasien gangguan jiwa, tugas pokok lain RSJ Provinsi adalah penanganan pasien penyalahgunaan Napza. Penanganan Napza menjadi salah satu indikator kinerja dalam Renstra dan Renja. RSJ Provinsi adalah satu-satunya rumah sakit yang memiliki unit khusus terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan Napza di NTB yang dinamakan One Stop Centre (OSC) Wisma Anggrek dan satu-satunya institusi pelayanan yang ditunjuk sebagai penerima wajib lapor (IPWL) bagi Orang Dengan Penyalahgunaan Napza (ODPGN). Berdasarkan laporan dari unit OSC, tahun 2014 jumlah kasus penyalahgunaan Napza yang ditangani di RSJ adalah 183 kasus, menurun sebesar 51,96% dibandingkan tahun 2013 dengan 381 kasus. Penurunan signifikan disebabkan oleh menurunnya ODPGN yang menjalani rawat jalan. Semua kasus yang datang ke RSJ Provinsi mendapat penanganan (100% tertangani). Berikut gambaran kasus narkoba yang menjalani perawatan di unit OSC RSJ Provinsi 3 (tiga) tahun terakhir : 12

15 Gambar 2.3. Jumlah Kasus Napza yang Datang dan Ditangani RSJ Provinsi Tahun Kalau pada 2 (dua) tahun terakhir penggunaan zat selain psikotropika aktif, zat adiktif dan polidrug (penyalahgunaan obat-obatan medis berlebihan yang adiktif) banyak ditemukan, maka kondisi berbeda terjadi pada tahun Berdasarkan laporan OSC, pengguna zat tropika aktif dan narkoba (shabu dan ganja) adalah kasus terbanyak di tahun 2014 yakni 69,9% pengguna shabu dan 14,2% ganja. Kasus yang dirawat sebagian besar adalah kasus dengan jenis kelamin laki-laki (98,36%), berpendidikan SMA/sederajat (63,93%) dan merupakan usia produktif (16-49th). Kondisi yang perlu mendapat perhatian adalah meningkatnya temuan kasus baru, kalau pada tahun 2013 pasien yang menjalani perawatan sebagian besar kasus lama (74%), maka pada tahun 2014, sebagain besar (67,76%) adalah kasus baru. Penemuan ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak mengingat bahaya dari penggunaannya dan sebagian besar penggunanya masih berusia produktif. 13

16 6. Pelayanan HIV/AIDS di Unit Voulentary Counseling Testing (VCT) Bale Matahari Salah satu indikator pelayanan yang terdapat dalam Renstra dan Renja RSJ Provinsi adalah persentase penanganan HIV/AIDS. Pelayanan HIV/AIDS di RSJ provinsi dilaksanakan di unit VCT (Voluntary Counseling and Testing) Bale Matahari. Berdasarkan laporan dari unit VCT Bale Matahari, jumlah klien yang menjalani test dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Tahun 2012 jumlah klien yang menjalani test adalah 1477 klien, meningkat 11,24% menjadi 1643 klien tahun 2013 dan meningkat lagi tahun 2014 sebesar 1,46% menjadi 1667 klien. Berikut gambaran jumlah klien yang menjalani test di unit VCT RSJ Provinsi dalam 3 (tiga) tahun terakhir: Gambar 2.4. JUMLAH KLIEN KLINIK VCT BARU LAMA Dari 1667 klien menjalani test, jumlah klien yang ditemukan positif HIV adalah 8 orang, turun dibanding tahun 2013 dengan 24 orang. Penurunan temuan klien positif disebabkan oleh aktifnya klinik VCT di kabupaten dan Puskesmas yang mulai membuka pelayanan VCT dengan dukungan dari lay support (penjangkau). Berikut gambaran jumlah pasien positif HIV yang dilaporkan unit VCT Bale Matahari RSJ Provinsi: 14

17 Gambar 2.5. JUMLAH PASIEN IKUT TEST DAN POSITIF HIV/AIDS TEST POSITIF AIDS Dari 8 klien positif HIV, 5 orang klien adalah laki-laki dan 3 klien perempan. Klien yang ditemukan positif oleh RSJ Provinsi semuanya dapat ditangani atau 100% tertangani. Penjangkauan klien atau penemuan kasus oleh RSJ Provinsi dilakukan dengan 2 cara yakni melalui kegiatan statis (datang ke RSJ Provinsi) dan mobile (diluar gedung RSJ Provinsi), berikut rincian hasil kedua kegiatan tersebut : Tabel 2.8. Gambaran Hasil Kegiatan Penjangkuan Klien oleh RSJ Provinsi Melalui Kegiatan Statis dan Mobile Tahun 2014 NO NAMA KEGIATAN JUMLAH KUNJUNGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL (1) (2) (3) (4) (5) 1 klien yang datang sendiri (statis) klien yg datang atas rujukan (statis): a. Klinik/Praktek dokter swasta b. PITC c. AKSI d. Penjangkauan Inset e. PKBI f. RSJ g. KKP Lembar Jumlah Kegiatan Statis (1+2)

18 (1) (2) (3) (4) (5) 3 Mobile VCT : Lapas Lapas Mataram Lapas Lobar Lapas Loteng Lapas Lotim Lapas Sumbawa Lapas Dompu Lapas Bima KPP Lembar Gunung sari (Lobar) Kediri (Lobar) Rembiga (Mataram) Desa Puyung (Loteng) Sayang-sayang (Mataram) Yayasan PSBR (Lobar) Yayasan Paramita Panti (PSSA) SMKN 9 Mataram Jumlah Kegiatan Mobile TOTAL (statis+mobile) Sumber : Unit VCT Bale Matahari RSJ Provinsi 2014 Dari tabel di atas terlihat bahwa penjangkauan klien dengan kegiatan mobile lebih tinggi (70,3%) dibandingkan dengan kegiatan statis (29,7%) dan tempat penjangkauan beresiko yang paling banyak klien menjalani tes adalah di LAPAS Mataram dan KKP Lembar. Seperti pada kasus narkoba, klien yang terinfeksi HIV dan kasus AIDS merupakan klien berusia produktif yakni kelompok usia th (25,0%) dan 25-49th (50,0%%), berada pada tingkat pendidikan tinggi SMA/sederajat (37,5%) dan PT (37,5%) dan dominan berjenis kelamin laki-laki (62,5%). Hal yang menarik data temuan kasus positif HIV/AIDS adalah pada distribusi klien berdasarkan faktor resiko, karena sebagian klien adalah klien homoseksual/biseksual (62,5%). Kondisi ini patut mendapat perhatian serius dari semua pihak mengingat ekses yang dapat ditimbulkan bagi masyarakat luas. 16

19 7. Pelayanan Rehabilitasi Mental Rehabilitasi mental adalah tahapan akhir dari perawatan pasien rawat inap dan melatih kemandirian bagi pasien day care. Pelayanan rehabilitasi mental dikoordinir oleh instalasi rehabilitasi mental. Tujuannya untuk mempersiapkan pasien kembali ke keluarga dan masyarakat dengan memberikan beberapa terapi secara psikologis dan membekali mereka dengan berbagai keterampilan agar siap kembali ke masyarakat dan mampu kembali produktif dan berkarya, sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat dan keluarganya. Berikut gambaran kegiatan yang diikuti pasien saat mengikuti tahapan rehabilitasi selama tahun 2014: Tabel 2.9. Jenis Kegiatan yang Diikuti Pasien Rehabilitasi Tahun 2014 Cara Bayar No Jenis Terapi Umum Jamkesmas/ BPJS Jumlah % (1) (2) (3) (5) (6) (7) Terapi aktifitas kelompok Terapi gerak Terapi rileksasi Terapi religius Terapi bermain ,743 5,875 1,691 3,019 1,432 2,765 5,915 1,697 3,031 1,453 13,2 28,3 8,1 14,5 7,0 6. Terapi kerja : Terapi pertanian Terapi perikanan Terapi melukis Terapi kerajinan tangan , , ,5 1,3 0,7 3,3 TOTAL ,773 20, Sumber : Instalasi Rehabilitasi RSJ Provinsi 2014 Jenis terapi yang dijalani pasien di unit rehabilitasi ditentukan berdasarkan skrining awal saat pasien pertama kali dikirim ke unit rehabilitasi, namun selanjutnya pasien tetap diperkenankan mengikuti semua terapi jika mampu. Jenis terapi yang banyak diikuti pasien sama antara tahun 2014 dan tahun 2013 yakni terapi gerak dan pertanian. 17

20 Jumlah pasien yang mengikuti kegiatan rehabilitasi tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013, yakni dari 26,125 kunjungan tahun 2013 menjadi 20,891 kunjungan tahun 2014 atau turun 20,03%. Sebagian besar pasien yang mengikuti terapi di unit rehablitasi adalah pasien jamkesmas (99,43%) dan sebagian besar adalah pasien lama (91,49%). Permasalahan yang masih dihadapi pada pelaksanaan kegiatan rehabilitasi adalah ketersediaan instruktur masing-masing terapi yang masih terbatas. Perencanaan dan usulan pengadaan tenaga sesuai kebutuhan terus diupayakan oleh pihak manajemen atau direksi. 8. Pencapaian kinerja pelayanan ekstramural Pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan RSJ Provinsi dilakukan dalam gedung (intramural) dan di luar gedung (ekstramural). Kegiatan di dalam gedung merupakan kegiatan rutin, sedangkan kegiatan ekstramural adalah pelayanan langsung ke masyarakat yang dikoordinir oleh instalasi kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas). Dalam pelaksanaannya Instalasi Keswamas membentuk suatu tim yang disebut Tim Keswamas yang beranggotakan 3-4 orang terdiri dari psikiater, dokter umum, psikolog dan perawat, dengan difasilitasi oleh dokter, perawat atau petugas Puskesmas setempat. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan dinas kesehatan dan Puskesmas dalam penentuan daerah tujuan kegiatan. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat umum dan klien gangguan jiwa yang secara geografis sulit mengakses pelayanan kesehatan jiwa atau daerah-daerah yang angka gangguan jiwanya tinggi namun kepatuhan berobatnya rendah serta pasien yang dipasung oleh keluarga atau masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini secara umum adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas dan mengaktifkan Puskesmas sebagai gate keepers pelayanan kesehatan jiwa di daerah. Sedangkan secara khusus kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan langsung dan advokasi 18

21 kepada masyarakat, dan membantu Puskesmas dalam pengembangan model pelayanan kesehatan jiwa sesuai kondisi dan situasi setempat. Bentuk kegiatan ekstramural yang dilakukan RSJ Provinsi adalah mobile clinic, home visit, integrasi, dropping, temu konsultasi, Layanan ACT mobile hotline layanan krisis, Self Help Group (SHG), penjangkauan pasien pasung, dan penanganan korban gangguan jiwa akibat bencana serta sosialisasi melalui leaflet, media massa, majalah, dan pameran. Kegiatan mobile clinic khusus penjangkuan klien HIV/AIDS ke LAPAS Pulau Sumbawa yang dimulai tahun 2013, dilanjutkan kembali di tahun Kegiatan integrasi dan mobile clinic kesehatan jiwa Pelayanan ekstramural integrasi pada tahun 2013 dilaksanakan di Puskesmas dan RSUD, namun tahun 2014 fokus dilaksanakan di Puskesmas dengan pertimbangan efektifitas pelayanan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa dan penanganannya, serta mampu berperan aktif mendorong pemberdayaan masyarakat dalam penanganan kesehatan jiwa. Sasaran kegiatan ini adalah dokter dan petugas kesehatan dengan bentuk kegiatan berupa penyuluhan dan bimbingan tentang pelayanan kesehatan jiwa. Jumlah Puskesmas yang berhasil dikunjungi pada tahun 2014 adalah 21 Puskesmas se-ntb. Berikut 21 Puskesmas yang dikunjungi tim integrasi: 19

22 Tabel Puskesmas dan RSUD yang Dikunjungi Tim Integrasi s.d. Desember 2014 No Wilayah Puskesmas, RSUD 1 Lombok Barat Jembatan Kembar dan Penimbung 2 Lombok Tengah Langko, Bagu 3 Lombok Utara Santong, Kenaru 4 Lombok Timur Labuhan Lombok, Sembalun 5 Sumbawa Plampang, Moyohulu 6 Sumbawa Barat Tano, Taliwang 7 Kab.Bima Soromandi, Madapangga, Laggundu 8 Kota Bima Rasana e Timur, Asakota 9 Dompu Dompu Barat dan Dompu Kota 10 Kota Mataram Karang Taliwang, Pajeruk Sumber : Instalasi Keswamas 2014 Kegiatan integrasi dilaksanakan bersama dengan kegiatan mobile clinic kecuali Kota Mataram karena di Kota Mataram tidak ada kegiatan mobile clinic. Berikut hasil kegiatan mobile clinic selama tahun 2014 : Tabel Hasil Kegiatan Mobile Clinic RSJ Provinsi Se-NTB Tahun 2014 NO. LOKASI Maret Mei Juni Sept Nov TOTAL Lobar Loteng Lombok Utara Lotim Sumbawa Barat Sumbawa Bima Kota Bima Dompu Kota Mataram JUMLAH Sumber: Instalasi Keswamas 2014 Jumlah pasien hasil kegiatan mobile clinic tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 dengan 365 pasien atau meningkat 4,93%. Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh kerjasama yang 20

23 baik antara RSJ Provinsi dan Puskesmas sasaran terutama dalam sosialisasi pelayanan. Kegiatan home visit Untuk kegiatan home visit, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini hanya dilaksanakan di Pulau Lombok dengan semua kabupaten dan kota. Kegiatan tersebut lebih difokuskan pada penanganan pasien pasung dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien pasung baik yang pernah dirawat namun tidak pernah lagi menjalani perawatan setelah kembali ke rumah atau kasus pasung yang baru. Berikut hasil kegiatannya : Tabel Hasil Kegiatan home visit RSJ Provinsi Se-Pulau Lombok Tahun 2014 NO. LOKASI Jan Peb Mar Juli Agst Sept Okt Total Lobar Loteng Lotim Kota Mataram Lombok Utara JUMLAH Sumber : Instalasi Keswamas 2014 Kegiatan Penanganan Pasien Pasung Penemuan dan penanganan pasung mulai digiatkan sejak pencangangan Program Nasional Indonesia Bebas Pasung 2010 yang kemudian berlanjut dengan Indonesia Bebas Pasung 2018 yang dijalankan di NTB menjadi NTB Bebas Pasung Kegiatan ini difokuskan pada penjangkauan pasien pasung untuk mendapat penanganan di Puskesmas ataupun perawatan lanjutan di RSJ. 21

24 Estimasi pasien pasung di NTB semula 319 orang didasarkan pada estimasi WHO yang memperkirakan 1% dari pasien yang mengalami gangguan jiwa berat mengalami tindakan pemasungan, sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat di NTB menurut Riskesdas 2007 adalah 0,99% (dibulatkan menjadi 1%) dari jumlah penduduk 15 tahun ke atas atau sekitar orang. Akan tetapi berdasarkan hasil Riskesdas 2013, estimasi pasien pasung bertambah menjadi 1409 orang karena peningkatan estimasi gangguan jiwa di Provinsi NTB. Kegiatan ini ditargetkan tuntas pada tahun Penyisiran atau penjangkauan langsung pasien pasung mulai dilaksanakan tahun 2011 dan tercatat ada 12 Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) di 6 kabupaten yang mengalami pemasungan. Tahun 2012, penjangkauan dilakukan di 10 kabupaten/kota, dan berhasil menjangkau 78 pasien pasung. Tahun 2013 tercatat lonjakan penjangkauan pasung yang sangat signifikan yakni sebesar 325,64% atau 254 pasien pasung sehingga total pasung yang ditangani s.d. Desember 2013 adalah 332 pasien pasung. Untuk tahun 2014, RSJ Provinsi berhasil menemukan dan menjangkau 70 pasien pasung, sehingga total pasien pasung yang berhasil ditemukan adalah 402 pasien pasung. Semua pasien pasung yang ditemukan mendapat penanganan dari RSJ Provinsi (100% tertangani). Pelaksanaan NTB Bebas Pasung yang didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/kota dan Dinas Kesehatan serta masyarakat adalah faktor yang mempengaruhi pencapaian positif kegiatan tersebut. Berikut distribusi pasien pasung yang ditangani sampai Desember 2014 berdasarkan wilayah : 22

25 Tabel Distribusi Pasien Pasung Hasil Penjangkauan Tahun 2011 s.d. Desember 2014 No Wilayah/PKM Jumlah (org) Keterangan 1 Mataram 22 Selagalas, Cakranegara, Ampenan, Pagesangan, Pagutan, karang pule,karang Taliwang, Selaparang 2 Lombok Barat 32 Sekotong, Lembar, Kekait, Labuapi, Batu Layar, Narmada, Gerung, Kuripan, Gunung Sari,Lingsar, Meninting 3 Lombok Tengah 58 Kopang, Jonggat, Sengkol, Teratak, Aik Bukak, Pringgarata, Batu Jai, Praya, Batukliang, Darmaji, Janapria, Aik Darek, Kuta, Penujak, Mujur, Pengadang, Batu Jangkih, Penujak Darek 4 Lombok Utara 29 Tanjung, Bayan, Santong, Kayangan, Gangga 5 Lombok Timur 74 Dasan Lekong, Wanasaba, Keruak, Aikmel, Terara, Kalijaga, Pohgading, Sambelia, masbagik, Pringgasela, selong, Sakra, Sikur, Suralaga, Batuyang,Montong Betok, Labuhan Haji, Lepak, Rising 6 Sumbawa 36 Alas-Mapin, Moyo, Utan, Rhee, Empang, Plampang, Maronge, Lantung, Ropang, Lenangguar, Lunyuk, Orong Telu,Unter Iwis,Batu Lanteh, Tarano,Unit I, Unit II 7 Sumbawa Barat 8 Labu Lalar-Taliwang, Seteluk,Brang Ene, Seteluk, Pototano 8 Dompu 28 Woja, Dusun O O, Pajo, Pelat, Manggalawe, Hu u, Pekat,Rasabou, Dompu Timur, Dompu Kota, Dompu Barat, Soriutu 23

26 No Wilayah/PKM Jumlah (org) Keterangan 9 Kab.Bima 98 Woha, Sape, Mambanae, Lambu, Madapangga, Palibelo, Langgudu, Sila, Parado, Ngali, Wawo,Rato Ambalawi, Doridongga, Bumi Pajo, Monta, Mpa, Kole, Rite, Tolowata, Talapiti, nipa, Mawu, Pai, Kilo, Soromansi, Sampunggu, Sai, Wonto, Bolo, Sondo Sia, Ngembe, Rasa Bou, Wera 10 Kota Bima 17 Mpuda, Rasanae, Asakota, Raba, Jatibaru, Mpudi, Kumbe,Rasanae Timur Jumlah 402 Sumber : Instalasi Keswamas 2014 Selain berperan dalam penanganan pasien pasung, RSJ Provinsi juga aktif mengupayakan pemberdayaan pasien pasung setelah menjalani perawatan di RSJ Provinsi. Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan lintas sektoral seperti tokoh masyarakat, dinas sosial, dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi, perangkat desa, kader dan lain-lain, dengan tujuan agar pasien setelah kembali ke keluarganya mampu kembali bekerja secara mandiri dan tidak menjadi beban keluarga atau masyarakat. Kegiatan Dropping Kegiatan dropping adalah upaya RSJ Provinsi untuk mengembalikan pasien ke keluarganya setelah selesai menjalani perawatan dan tidak mampu dijemput kembali oleh keluarganya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan merupakan kewajiban RSJ Provinsi untuk mengembalikan pasien ke keluarganya. Selama tahun 2014, jumlah pasien yang di dropping adalah 28 orang, dengan rincian : 24

27 Tabel Distribusi Pasien Dropping s.d. Desember 2014 No Wilayah/PKM Jumlah (org) Puskesmas 1 Lombok Barat 4 Narmada, Sekotong 2 Lombok Tengah 7 Ganti, Batu Jangkih, Selebung, Teratak, Muncang, Mantang 3 Lombok Timur 5 Montong, Betok, Sikur, Sakra Timur, Lepak, Keruak 4 Sumbawa 6 Unter Iwes, Unit 1, Lape, Brang Biji, Plampang 5 Sumbawa Barat 1 Brang Ene 6 Kab Bima 3 Woha 7 Bima 1 Ngali 8 Dompu 1 Rasanae Timur Jumlah 28 Sumber : Instalasi Keswamas 2014 Kegiatan penanganan gangguan jiwa korban bencana/konflik Pelayanan ekstramural lain yang dilakukan RSJ Provinsi adalah ikut aktif dalam penanganan korban bencana atau konflik, baik korban yang mengalami depresi ataupun tidak. Pada tahun 2012 dan 2013 RSJ Provinsi terlibat dalam penaganan korban konflik di salah satu kabupaten di Pulau Sumbawa dan korban bencana banjir serta gempa di Pulau Lombok. Untuk tahun 2014, kegiatan tersebut tidak dilaksanakan karena tidak ada kejadian bencana atau konflik selama tahun 2014, sehingga pencapaian indikator kegiatan ini 0%. Kegiatan Accertive Community Therapy (ACT) Kegiatan ACT atau terapi komunitas adalah bentuk terapi yang berusaha memanipulasi lingkungan untuk keuntungan pasien di lingkungan sosialnya. Pendekatan ini biasanya digunakan pada kasus penyalahgunaan Napza atau individu dengan gangguan/ketidakmampuan fungsi normal kehidupannya atau keluarga yang tidak mampu melakukan 25

28 perawatan terhadap pasien yang mengalami masalah kejiwaan di masyarakat. Program ACT didesain untuk menurunkan hospitalisasi, meningkatkan kemandirian, fungsi dan produktifitas individu serta memberi support pada keluarga. Dalam pelaksanaannya terapi ini membutuhkan tim yang terdiri dari multidisiplin ilmu seperti psikiater, dokter, perawat dan seorang koordinator. Bentuk layanan yang diberikan adalah : - Layanan ACT statis : dilakukan di poliklinik RSJ Provinsi, dengan sasaran pasien dengan frekuensi rawat jalan tinggi, pasien pasung dan keluarganya - Layanan ACT mobile : dengan kunjungan pada pasien dan keluargnyaa dan masyarakat sekitarnya Untuk mendukung Layanan ACT mobile, RSJ Provinsi membuka hotline layanan krisis yang bisa diakses 24 jam oleh keluarga pasien ODMK, keluarga pasung, petugas kesehatan atau masyarakat umum. Penyediaan hotline layanan krisis 24 jam dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat melaporkan temuan pasung atau kejadian yang berkaitan dengan kejiwaan yang membutuhkan penanganan secepatnya. Tahun 2014 RSJ Provinsi menargetkan layanan ACT mobile dilaksanakan sebanyak 10 kali dan terealisasi 7 kali. Realisasi layanan ACT mobile sangat dipengaruhi oleh keaktifan masyarakat dalam mengadukan kasus gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat. Kedepannya sosialisasi hotline layanan krisis dan kerjasama dengan kelompok masyarakat pemerhati gangguan jiwa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan unsur kunci di masyarakat perlu ditingkatkan, guna memotivasi dan mendorong beran aktif mereka dalam layanan ACT mobile. 26

29 Kegiatan Selp Help Group (SHG) kesehatan jiwa Kegiatan SHG adalah kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menangani gangguan jiwa di masyarakat dengan membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok swabantu. Unsur kelompok SHG adalah penderita gangguan jiwa dan keluarganya serta pemerhati gangguan jiwa yang dibina oleh tim Community Mental Health Nursing (CMHN) yang ada di Puskesmas setempat dan tim ACT RSJ Provinsi. Untuk tahun 2014, kegiatan ini dilaksanakan 2 (kali) di RSJ Provinsi dengan dikuti oleh 20 orang anggota kelompok swabantu untuk 1 kali pertemuan. Untuk tahun mendatang kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan di luar RSJ Provinsi agar lebih efektif dalam menjangkau sasaran. Kegiatan ekstramural lainnya Kegiatan lain yang dilaksanakan Instalasi Keswamas adalah workshop dan temu konsultasi kesehatan jiwa, serta penyebaran bulletin/ majalah dan leaflet yang ditujukan bagi masyarakat umum, kelompok beresiko, tokoh agama/tokoh masyarakat dan institusi swasta maupun pemerintah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan keberadaan RSJ Provinsi, mendapat dukungan dalam pelaksanaan pelayanan program kesehatan jiwa dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat serta bentuk keseriusan RSJ Provinsi dalam mendukung program pemerintah dibidang kesehatan. Khusus untuk klien Napza dan HIV/AIDS yang menjalani perawatan atau pernah dirawat di RSJ Provinsi, temu konsultasi diadakan dalam bentuk Famili Support Group (FSG) dengan melibatkan keluarganya. Kegiatan outing yang merupakan bagian dari terapi juga dilaksanakan khusus untuk klien Napza. 27

30 Setiap tahun RSJ Provinsi berusaha melakukan terobosan atau inovasi pelayanan terutama pelayanan ekstramuralnya sebagai salah satu upaya mendukung program generasi emas Pemerintah Daerah Provinsi NTB dan SDM berdaya saing. Terbatasnya sumberdaya yang tersedia seperti kendaraan operasional, alokasi anggaran dan SDM adalah beberapa hambatan yang dihadapi tim dalam melaksanakan kegiatan ekstramural. Untu itu, dukungan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat sangat diharapkan. 9. Pelayanan Penunjang Kegiatan pelayanan penunjang medis merupakan kegiatan yang sifatnya membantu pelayanan medis untuk menegakkan diagnosa dan rehabilitasi medik pasien serta menunjang kegiatan pelayanan lainnya. Kegiatan penunjang yang tersedia di RSJ Provinsi adalah pelayanan psikometri, laboratorium, farmasi, radiologi, elektromedik, gigi dan mulut. Pelayanan Elektromedik Pelayanan elektromedik dalam 2 (dua) tahun terakhir mengalami penurunan. Berdasarkan laporan dari unit elektromedik, jumlah kunjungan tahun 2012 adalah 1131 kunjungan, menurun tahun 2013 menjadi 735 kunjungan dan kembali menurun tahun 2014 menjadi 615 kunjungan. Penurunan kunjungan salah satunya disebabkan oleh tidak adanya kerjasama RSJ Provinsi dengan pihak luar dan rujukan dari RS lain. Kunjungan pasien tahun 2014 berdasarkan status pembayaran sebagian besar merupakan pasien BPJS (67,97%), sedangkan pemeriksaan yang paling banyak adalah pemeriksaan infra red radiator (31,06%) dan electrical stimulation (30,89%), pemeriksaan paling sedikit adalah ultra sound/terapi (3,74%). Ketenagaan di unit pelayanan elektromedik adalah 3 orang fisioterapis yang merangkap sebagai tenaga administrasi. Unit rehabilitasi 28

31 medik/elektromedik sudah memiliki beberapa alat canggih seperti EEG dan brainstimulator for ADHD. Pelayanan Psikometri Pelayanan psikometri dilaksanakan di poli psikologi dan poli pskiatri anak Mental Sehat Ceria (poli MSC). Selain pelayanan tes psikometri, di poli MSC juga melayani anak-anak berkebutuhan khusus seperti autisme, retardasi mental, dan epilepsi yang berindikasi ke kelainan mental. Berdasarkan laporan dari unit psikometri, jumlah pemeriksaan tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun Dari 926 pemeriksaan tahun 2013, menjadi 1,162 pemeriksaan tahun 2014 atau meningkat sebesar 25,48%. Peningkatan jumlah pemeriksaan yang sangat bermakna tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan tes pejabat publik untuk mendapatkan surat keterangan sehat jiwa. Berdasarkan asal rujukan sebagian besar kunjungan di poli psikologi adalah luar (MoU) sebesar 71,17% dan rujukan dari poliklinik sebesar 23,49% dengan status pembayaran terbanyak pembayaran umum sebesar 98,79%. Jenis pemeriksaan sebagian besar adalah tes MMPI (59,29%). Untuk pelayanan poli MSC, jumlah kunjungan tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun Dari 917 kunjungan tahun 2013 menjadi 886 kunjungan tahun 2014 atau menurun 3,38%. Pemeriksaan terbanyak sama dengan tahun 2013 yakni pemeriksaan fisik dan mental (48,76%) dan test IQ (45,71%). Pelayanan gigi dan mulut Berdasarkan laporan dari poliklinik gigi dan mulut, jumlah kunjungan tahun 2014 adalah 300 kunjungan, menurun 18,7% dibandingkan tahun 2013 dengan 369 kunjungan. Penurunan kunjungan salah satunya disebabkan oleh karena sejak bulan Juni 2014, poliklinik gigi dan mulut 29

32 tidak membuka pelayanan lagi akibat dari adanya renovasi dan perluasan gedung rawat jalan. Selain itu, masih adanya stigma negatif masyarakat tentang RSJ sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke poli gigi walaupun RSJ telah memiliki dental care unit yang cukup lengkap dan canggih. Untuk menghapus stigma tersebut maka perlu kepedulian berbagai pihak untuk membantu sosialisasi produk RSJ kepada masyarakat. Untuk tahun 2014, jenis pemeriksaan terbanyak adalah pembersihan karang gigi yakni sebesar 60%, berbeda dengan pemeriksaan tahun 2013 yang terbanyak adalah perawatan saluran akar (27%). Berdasarkan diagnosa, tahun 2014 sama dengan tahun 2013 yakni gangren pulpa dan gingivitis. Berdasarkan status pembayaran untuk rawat jalan sebagian besar adalah pasien umum dengan 253 kunjungan sedangkan rawat inap sebagian besar pembayaran dengan BPJS 27 kunjungan. Dari keseluruhan kunjungan baik rujukan rawat jalan maupun rawat inap paling banyak adalah pasien baru (81,33%). Pelayanan Farmasi Tahun 2014 adalah tahun pertama pemberlakuan JKN yang menyebabkan perubahan pada status pembayaran pasien, baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Salah satu implikasinya adalah dalam kefarmasian, sebelum pemberlakuan BPJS, penggunaan obat bagi pasien IGD masih dapat diklaim tersendiri, tetapi setelah pemberlakuan BPJS penggunaan obat di IGD tidak lagi diklaim tersendiri tetapi menjadi satu dengan status rawat pasien, apakah rawat jalan atau rawat inap. Kegiatan pelayanan Farmasi di RSJ Provinsi meliputi penyediaan obat bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan bagi kegiatan ekternal RSJ seperti kegiatan penanggulangan bencana dan pasung bagi pasien umum dan pasien dengan jaminan. Pelayanannya berorientasi kepada pelayanan pasien, 30

33 penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Berdasarkan laporan dari instalasi farmasi, sebagian besar obat di RSJ provinsi dipergunakan untuk pasien BPJS baik dari rawat jalan maupun rawat inap. Jenis obat yang disediakan terdiri dari obat generik dan obat non generik. Untuk obat generik sebanyak 125 item atau 56% dan obat non generik 100 item atau 46%. Semua resep yang masuk ke unit farmasi terlayani (100%). Obat-obatan yang dipergunakan adalah obat anti psikotik 42 jenis tahun 2014 lebih banyak daripada 2013 dengan 38 jenis, anti depresi 16 jenis tahun 2014 dan 10 jenis tahun 2013, anti mania 2 jenis tahun 2014 dan 4 jenis di tahun 2013, anti epilepsi/konkulsi 10 jenis tahun 2014 dan 8 jenis di tahun 2013, anti anxietas 22 jenis tahun 2014 dan 23 jenis di tahun 2013, anti parkinson 7 jenis tahun 2014 dan 7 jenis di tahun 2013, neurotropik 4 jenis tahun 2014 dan 5 jenis di tahun 2013, anti ADHD 1 jenis tahun 2014 dan 1 jenis di tahun Selain obat jiwa, farmasi juga menyediakan obat umum sebanyak 104 jenis tahun 2014 dan 104 jenis tahun 2013 serta BAHKP 15 jenis tahun 2014 dan 24 jenis di tahun Golongan obat demensia yang pertama kali diadakan tahun 2013 sebanyak 1 jenis menjadi 2 jenis di tahun Secara umum penggunaan jenis obat di tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013, yang disebakan oleh adanya perubahan kebijakan penggunaan obat-obatan di RS. Jumlah kunjungan di unit farmasi dihitung berdasarkan jumlah kertas resep yang dilayani. Jumlah kunjungan berdasarkan jumlah kertas resep tahun 2014 adalah 53,187 kunjungan, meningkat 6,3% dibandingkan tahun 2013 dengan kunjungan. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah pasien. Berdasarkan jumlah resep yang ditulis oleh dokter, tahun 2014 adalah 178,513 resep, meningkat 8,26% dibanding tahun 2013 dengan 164,884 resep. Seperti pada tahun 2013, 31

34 sebagian besar resep yang dilayani adalah resep rawat inap yakni 105,882 resep (59,31%) tahun 2014 dan 108,799 resep (65,98%) tahun Ketenagaan dan ruang pelayanan yang sudah tidak sesuai dengan volume dan beban kerja terutama karena peningkatan jumlah pasien adalah kendala yang dihadapi unit farmasi. Pelayanan Radiologi Tahun 2014, pelayanan radiologi mengalami penurunan dibandingkan tahun Jumlah pemeriksaan tahun 2013 adalah 399 pemeriksaan, sedangkan tahun 2014 adalah 221 pemeriksaan, menurun 44,61% dibandingkan tahun Seperti pada pelayanan gigi dan mulut, penurunan pemeriksaan disebabkan oleh pelayanan radiologi juga sejak Juni 2014 dihentikan sementara karena adanya renovasi gedung poliklinik/rawat jalan. Berdasarkan jenis pemeriksaan, terbanyak adalah pemeriksaan thorax (91,40%) dan paling sedikit pemeriksaan Kontras Foto (0,45%). Dalam melakukan pemeriksaan masih ada kendala yaitu belum adanya dokter spesialis radiologi. Untuk mengatasi kendala tersebut RSJ Provinsi telah mengirim 1 orang dokter umum untuk mengikuti pendidikan spesialis radiologi dan melakukan kerjasama dalam bentuk kontrak radiolog. Pelayanan Laboratorium Jumlah pemeriksaan di Laboratorium tahun 2014 adalah 13,845 pemeriksaan, mengalami peningkatan sebesar 31,09% dibandingkan tahun 2013 dengan 10,561 kunjungan. Seperti pada tahun 201,3 peningkatan yang signifikan disebabkan oleh adanya kerjasama dengan pihak luar seperti tes CPNS dan pelamar kerja lainnya untuk pemeriksaan bebas Narkoba. 32

35 Kunjungan ke unit pelayanan laboratorium RSJ Provinsi untuk tahun 2014 terbanyak berasal dari poliklinik (84,21%). Selain dari poliklinik, kunjungan juga berasal dari IGD (0,96%), Intensif (9,15%) dan rawat inap (5,68%). Sedangkan jenis pemeriksaan terbanyak adalah pemeriksaan narkoba (78,12%). Berdasarkan status pembayaran, terbanyak adalah Jamkesmas (84,83%) dan sisanya adalah pasien umum (15,17%). Pelayanan di unit laboratorim masih ada kendala seperti mikroskop dan alat pemeriksaan kimia klinik masih kurang dan fungsi ruang yang sudah tidak sesuai dengan volume pelayanan. 10. Standarisasi pelayanan melalui akreditasi Sejak tahun 2012, RSJ Provinsi telah melakukan persiapakan standarisasi pelayanan berdasarkan standar akreditasi terbaru yakni standar Joint Commition versi 2012 dan pada tahun 2013 RSJ Provinsi mengadakan bimbingan teknis. Untuk tahun 2014 RSJ Provinsi menargetkan diadakannya evaluasi simulasi dan evaluasi penilaian. Akan tetapi kedua evaluasi tersebut tidak dapat dilaksanakan karena adanya pembangunan, renovasi dan perluasan gedung pelayanan. 33

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pembangunan Nasional diharuskan berwawasan kesehatan, yakni setiap kebijakan publik harus memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan termasuk dalam pemberlakuan Program

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Januari 2016 Direktur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma. Dr. Elly Rosila W, SpKJ,MM Pembina TK I NIP

KATA PENGANTAR. Mataram, Januari 2016 Direktur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma. Dr. Elly Rosila W, SpKJ,MM Pembina TK I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma

Lebih terperinci

Lampiran I.52 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.52 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya,

Lebih terperinci

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 5201 LOMBOK BARAT 5 12 17 5202 LOMBOK TENGAH 25 0 25 5203 LOMBOK TIMUR 29

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGERTIAN 1. Cuaca 2. Iklim Hujan 4. Sifat Hujan : a. Atas Normal (AN) b. Normal (N) c. Bawah Normal (BN)

PENGERTIAN 1. Cuaca 2. Iklim Hujan 4. Sifat Hujan : a. Atas Normal (AN) b. Normal (N) c. Bawah Normal (BN) PENGERTIAN 1. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang berlangsung dalam waktu singkat di suatu daerah yang sempit. 2. Iklim adalah pengertian kondisi atmosfer yang berlangsung dalam waktu yang lama di suatu

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Nusa Tenggara Barat BAB I P E N D A H U L U A N. Latar Belakang Penyelenggaraan pembangunan nasional secara sistematis dan berkesinambungan dengan berdasarkan pada Undang-Undang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, November 2013 Direktur RSJ Provinsi. Dr. Elly Rosila Wijaya, SpKJ, MM NIP

KATA PENGANTAR. Mataram, November 2013 Direktur RSJ Provinsi. Dr. Elly Rosila Wijaya, SpKJ, MM NIP KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga dokumen Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Jiwa Provinsi 03-08 ini dapat terselesaikan.

Lebih terperinci

I. SEJARAH RSJ Mataram Rumah Sakit Jiwa Provinsi. Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma

I. SEJARAH RSJ Mataram Rumah Sakit Jiwa Provinsi. Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma I. SEJARAH Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mataram didirikan berdasarkan surat Penunjukan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan tanggal 31 Oktober 1983 No. 17867/Yankes/DKJ/1983 kepada PT. Yodya Karya, Jl. D.I

Lebih terperinci

Pemerintahan/ Government SEKAT

Pemerintahan/ Government SEKAT SEKAT Nusa Tenggara Barat In Figures 2008 25 26 Nusa Tenggara Barat in Figures 2008 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 7 kabupaten, 2 kota, 116 kecamatan,

Lebih terperinci

Tipologi dari Kecamatan dan Pedesaan di NTB

Tipologi dari Kecamatan dan Pedesaan di NTB Climate Futures and Rural Livelihood Adaptation Strategies in Nusa Tenggara Barat Province, Indonesia Dampak perubahan iklim terhadap penghidupan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia Policy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. Visi Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi) 1

Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

B U L E T I N BMKG PENANGGUNG JAWAB WAKODIM, SP. REDAKTUR WAN DAYANTOLIS, SSi, MSi IIS WIDYA HARMOKO, M.Kom

B U L E T I N BMKG PENANGGUNG JAWAB WAKODIM, SP. REDAKTUR WAN DAYANTOLIS, SSi, MSi IIS WIDYA HARMOKO, M.Kom PENANGGUNG JAWAB WAKODIM, SP REDAKTUR WAN DAYANTOLIS, SSi, MSi IIS WIDYA HARMOKO, M.Kom B U L E T I N ANALISIS DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT EDITOR ADI RIPALDI, MSi HAMDAN NURDIN

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI MISI TUJUAN SASARAN Meningkatan Pengembangan Pelayanan Medis Spesialis Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit Memenuhi Kebutuhan Sarana

Lebih terperinci

Pemerintahan/ Government

Pemerintahan/ Government Nusa Tenggara Barat In Figures 2009 27 28 Nusa Tenggara Barat in Figures 2009 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) perencanaan pembangunan tahunan daerah dilaksanakan melalui Musyawarah

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN GRATIS TINGKAT LANJUT DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Sukudana. Anyar. Bayan. Bayan. Masbagik. Kopang. Pancor. Sakra. Ganti

Sukudana. Anyar. Bayan. Bayan. Masbagik. Kopang. Pancor. Sakra. Ganti 8 45' L 8 30' L 8 15' L Labuhanpoh E L A T L O M B O K 116 00' BT Blongos Ampenan Teluk Waru Pemenang Gondang Tanjung MATARAM Narmada Cakranegara Kediri Jonggat 116 15' BT Kabupaten Lombok Barat Tampes

Lebih terperinci

DATA PASAR PERMANEN DAN PASAR SEMI PERMANEN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DATA PASAR PERMANEN DAN PASAR SEMI PERMANEN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT I DATA PASAR PERMANEN DAN PASAR SEMI PERMANEN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KOTA MATARAM 1 Mandalika Bertais Sandubaya 1,765 2 Cakranegara Cakra Barat Cakranegara 482 3 Kr. Lelede Saptamarga Cakranegara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan akuntable serta berorientasi pada hasil, kami yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima dan paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR TUJUAN TUGAS FUNGSI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Paripurna.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG STADAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT H.L. MANAMBAI ABDULKADIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a. Visi Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA ) RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA ) RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM TAHUN 2016 RENCANA KERJA (RENJA ) RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM Jl. Gubernur Syarkawi Km 3,9 Kec. Gambut Kab. Banjar, Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

Pemerintahan/ Government

Pemerintahan/ Government Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 27 28 Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan modernisasi dunia saat ini, kemajuan di segala bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah dalam

Lebih terperinci

Pemerintahan/ Government

Pemerintahan/ Government 2010 Nusa Tenggara Barat In Figures 2010 27 28 Nusa Tenggara Barat in Figures 2010 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari kegiatan pelayanan tersebut

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : Misi 1 : Menjadi rumah profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri kesehatan merupakan sektor yang terus berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan. Perkembangan sektor

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

TINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN

TINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama NO KAB/KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO Jl. Basuki Rahmat No. 5 Telp (0334) 881666 FAX (0334) 887383 LUMAJANG 67311 TAHUN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

Rencana Kerja Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum

Rencana Kerja Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Rencana Kerja 2017 Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa yang berhasil-guna dan berdayaguna sebagaimana Visi Menciptakan Rumah

Lebih terperinci

PEMAPARAN RAPAT KERJA TAHUN Rumah Sakit Pelabuhan Medan

PEMAPARAN RAPAT KERJA TAHUN Rumah Sakit Pelabuhan Medan PEMAPARAN RAPAT KERJA TAHUN - 2016 Rumah Sakit Pelabuhan Medan Medan, September Evaluasi pencapian Volume, Layanan dan Pendapatan s.d Triwulan II & Estimasi Realisasi thn Volume Pasien I Pasien 1. Internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : 3C (CURAT, CURAS DAN BIMA KOTA KAB.

WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : 3C (CURAT, CURAS DAN BIMA KOTA KAB. WIL RAWAN KAMTIBMAS : C (CURAT, CURAS DAN WIL RAWAN KAMTIBMAS : C (CURAT, CURAS DAN NARKOBA TRAFICKING NARKOBA PEOPLE SEMOGLING WIL RAWAN KAMTIBMAS C (CURAT, CURAS DAN NARKOBA TRAFICKING TRAFICKNG SBW

Lebih terperinci

1. Persentase peningkatan pasien rawat inap : BOR LOS TOI BTO Penunjang Medis : Laboratorium Radiologi Fisioterapi 68,20 3,31 1,57 74,07

1. Persentase peningkatan pasien rawat inap : BOR LOS TOI BTO Penunjang Medis : Laboratorium Radiologi Fisioterapi 68,20 3,31 1,57 74,07 Lampiran 1. RENCANA STRATEGIK (RS) TAHUN 2011 S/D 2015 Instansi : Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bima Visi : Terwujudnya Pelayanan Prima pada Tahun 2015 Misi : Menyelenggarakan Pelayanan yang Bermutu,

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN. Government

PEMERINTAHAN. Government PEMERINTAHAN NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT Pemerintahan/ 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri

Lebih terperinci

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT NOTULEN RAPAT : Evaluasi Kinerja RSUD Kanjuruhan Kepanjen Triwulan IV 2015 dan Evaluasi 5 (lima) Tahunan (2011 2015) Hari/Tanggal : Rabu / 6 Januari 2016 Waktu Panggilan : 08.00 Wib Waktu Rapat : 08.30

Lebih terperinci

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pemerintahan/ Government

Pemerintahan/ Government 2010 2011 Nusa Tenggara Barat In Figures 2011 23 24 Nusa Tenggara Barat in Figures 2011 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya kebutuhan pokok berupa kesehatan, seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan industri kesehatan dewasa ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, dan salah satu akomodasi pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain pelayanan berbagai jenis laboratorium, gizi/makanan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain pelayanan berbagai jenis laboratorium, gizi/makanan dan sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan undang-undang No. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,

Lebih terperinci

8 VI. 9 VII. 12 VIII. 16 IX.

8 VI. 9 VII. 12 VIII. 16 IX. DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... ii DAFTAR ISI... iii I. Pendahuluan... 1 II. Latar Belakang... 2 III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus... 3 IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan... 4 V. Cara Melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya. Laporan Kinerja (LKj)

Lebih terperinci

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN LAKIP RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya, sehingga penyusunan dokumen laporan akuntabilitas kinerja pemerintah Rumah

Lebih terperinci

Laporan kinerja instansi pemerintah (lkjip) RS JWA MENUR PROVinsi JATIM TAHUN 2016

Laporan kinerja instansi pemerintah (lkjip) RS JWA MENUR PROVinsi JATIM TAHUN 2016 Laporan kinerja instansi pemerintah (lkjip) RS JWA MENUR PROVinsi JATIM TAHUN 2016 RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR Jl. Menur 120 Telp. (031) 5021635 Fax (031) 5021637 website : rsjmenur.jatimprov.go.id,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang

BAB I PENDAHULUAN. Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelayanan kesehatan, tidak dapat dilepaskan dari sarana pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

DRAFT RENJA SKPD RSUD BLAMBANGAN KAB. BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN Rancangan Renja RSUD Blambangan TA. 2017

DRAFT RENJA SKPD RSUD BLAMBANGAN KAB. BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN Rancangan Renja RSUD Blambangan TA. 2017 DRAFT RENJA SKPD TAHUN ANGGARAN 2017 RSUD BLAMBANGAN KAB. BANYUWANGI i DAFTAR ISI SK TIM PENYUSUN PROGRAM DAN RENJA TA. 2017 HALAMAN JUDUL..i DAFTAR ISI.ii BAB 1 : PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN Dari penetapan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan dan memperhatikan analisis lingkungan internal dan eksternal maka Rumah

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN RENCANA,, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK PENAAN INDIKATIF RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008- TUJUAN INDIKATOR KINERJA KERANGKA PENAAN (OUTCOME) PADA TAHUN AWAL PADA AKHIR PERIODE KERJA RENSTRA SKPD

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat. Namun saat ini rumah

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR CATATAN

KATA PENGANTAR CATATAN CATATAN KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya buku Panduan Penyelenggaraan Rapat Kerja Pimpinan Satuan Kerja pada Kantor Wilayah Kementerian

Lebih terperinci

Oleh : Dr. MOCH. ISMAIL Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Disampaikan pada Pertemuan

Oleh : Dr. MOCH. ISMAIL Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Disampaikan pada Pertemuan Oleh : Dr. MOCH. ISMAIL Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Disampaikan pada Pertemuan PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT * Luas Area : 20.153,10 Km2 * Terdiri dari P. Lombok & Sumbawa * Demografi : Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam lampiran Keputusan Bupati Siak Nomor 378/HK/KPTS/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Umum Daerah Siak disebutkan bahwa

Lebih terperinci