HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh UTAMI KUSUMA ARUM JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Guru terbaik bukanlah yang hanya bisa menerangkan materi, tetapi guru yang dapat memberikan motivasi dan tantangan kepada murid-muridnya agar bisa menjelaskan sendiri (Ralph Marstone). Guru yang mengajar tanpa membangkitkan minat belajar siswanya bagaikan menempa besi dingin (Horace Manu). PERSEMBAHAN: Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, karya tulis ini penulis persembahkan untuk: 1. Orang tua tercinta (Ibu Hartini dan Almarhum Bapak Warsito H.S), terima kasih telah memberikan segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang yang selalu menyertai setiap langkahku. 2. Almamaterku PGSD UNNES. v

6 PRAKATA Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-nya sehingga peneliti mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi berjudul Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian. 3. Drs. Isa Ansori, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar skripsi ini. 4. Drs. A. Zaenal Abidin, M.Pd. Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, saran dan selalu memberikan motivasi bagi peneliti. 5. Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd. Dosen Pembimbing 2 yang yang telah memberikan bimbingan, saran dan selalu memberikan motivasi bagi peneliti. 6. Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd. Dosen Penguji. 7. Seluruh Kepala Sekolah Dasar Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang telah memberi izin melaksanakan penelitian. 8. Seluruh guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. vi

7 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat berkat dan karunia yang berlimpah dari Allah SWT. Semoga skripsi yang ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Semarang, 22 Agustus 2016 Peneliti Utami Kusuma Arum NIM vii

8 ABSTRAK Arum, Utami Kusuma Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. A. Zaenal Abidin, M.Pd. dan Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd. Proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang dilakukan guru masih monoton dan belum bervariasi mengakibatkan siswa mengalami kejenuhan saat mengikuti proses pembelajaran dan membuat siswa kurang termotivasi dalam belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang berjumlah 230 siswa. Sampel diambil sebanyak 40% dari total populasi dengan teknik Proportional Random Sampling, diperoleh 95 siswa. Data diperoleh dengan metode angket sebagai pengumpul data utama. Observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan sebagai data pendukung. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi mengajar termasuk dalam kategori baik dengan perolehan skor rata-rata 80,57. Motivasi belajar termasuk dalam kategori tinggi dengan perolehan skor rata-rata 77,39. Hasil uji hipotesis diperoleh lebih besar dari (0,698 > 0,263) termasuk dalam kategori koefisien korelasi kuat. Dengan demikian, hipotesis ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal diterima. Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa. Saran bagi guru, hubungan variasi mengajar dengan motivasi belajar diharapkan menjadi pertimbangan guru untuk menggunakan variasi mengajar dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kata kunci: hubungan; motivasi belajar; variasi mengajar viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN KELULUSAN... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran Belajar Mengajar Pembelajaran Variasi Mengajar Pengertian Variasi Mengajar Tujuan Variasi Mengajar Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar Komponen Variasi Mengajar ix

10 2.1.3 Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar Macam-macam Motivasi Belajar Fungsi Motivasi Belajar Ciri-ciri Motivasi Belajar Bentuk-bentuk Motivasi Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar Kajian Empiris Kerangka Berpikir Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Prosedur Penelitian Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Subjek Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Sampel Penelitian Variabel Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Definisi Operasional Variabel Teknik Pengumpulan Data Angket (Kuesioner) Wawancara Observasi Dokumentasi Uji Coba Instrumen, Validitas, Reliabilitas Uji Coba Instrumen x

11 3.7.2 Validitas Reliabilitas Analisis Data Analisis Data Awal Analisis Deskriptif Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji Linieritas Analisis Data Akhir Analisis Uji Hipotesis Uji Sigifikansi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Analisis Deskriptif Variasi Mengajar Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji Linieritas Uji Hipotesis Uji Korelasi Uji Signifikansi Pembahasan Pemaknaan Temuan Hasil Analisis Variasi Mengajar Hasil Analisis Motivasi Belajar Hasil Analisis Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar Implikasi Hasil Penelitian Implikasi Teoretis Implikasi Praktis xi

12 Implikasi Pedagogis BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran Bagi Guru Bagi Siswa Bagi Sekolah DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Populasi Penelitian Tabel 3.2 Data Pengambilan Sampel Penelitian Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Variasi Mengajar Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Tabel 3.6 Pedoman pemberian skor instrumen Tabel 3.7 Kategori Variasi Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Angket Variasi Mengajar Guru Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tabel 4.2 Skor Rata-rata Setiap Indikator Angket Variasi Mengajar Tabel 4.3 Hasil Observasi Variasi Mengajar Guru Kelas IV SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Variasi Suara Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Pemusatan Perhatiasn Siswa Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Kesenyapan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Mengadakan Kontak Pandang Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Indikator Gerakan Badan dan Mimik Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Perubahan Posisi Guru Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Variasi Penggunaan Alat Bantu Pengajaran Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Variasi Pola Interaksi Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tabel 4.13 Skor Rata-rata Setiap Indikator Angket Motivasi Belajar xiii

14 Tabel 4.14 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Indikator Tekun Menghadapi Tugas Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Menunjukkan Minat Terhadap Bermacam-macam Masalah Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Cepat Bosan pada Tugas-tugas Yang Rutin Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Indikator Dapat Mempertahankan Pendapat 95 Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal Yang Diyakini Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Soal-soal Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Tabel 4.24 Hasil Uji Linieritas Tabel 4.25 Hasil Uji Korelasi xiv

15 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Gambar 4.1 Diagram Hasil Angket Variasi Mengajar Gambar 4.2 Diagram Hasil Angket Motivasi Belajar Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Hasil Wawancara Pra Penelitian Lampiran 2 Kisi-kisi Angket Uji Coba Lampiran 3 Angket Uji Coba Lampiran 4 Lembar Angket Uji Coba Lampiran 5 Tabulasi Data Uji Coba AngketVariabel Variasi Mengajar Lampiran 6 Tabulasi Data Uji Coba Angket Variabel Motivasi Belajar Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Angket Variabel Variasi Mengajar Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Angket Variabel Motivasi Belajar Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Angket Variasi Mengajar dan Motivasi Belajar Lampiran 10 Kisi-Kisi Angket Penelitian Lampiran 11 Angket Penelitian Lampiran 12 Lembar Angket Penelitian Lampiran 13 Rekapitulasi Data Hasil Analisis Deskriptif Angket Variabel Variasi Mengajar Lampiran 14 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Variasi Mengajar Tiap Indikator Lampiran 15 Rekapitulasi Data Hasil Analisis Deskriptif Angket Variabel Motivasi Belajar Lampiran 16 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar Tiap Indikator Lampiran 17 Kisi-kisi Observasi Lampiran 18 Lembar Observasi Lampiran 19 Lembar Hasil Observasi Lampiran 20 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Variabel Variasi Mengajar 178 Lampiran 21 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Variabel Motivasi Belajar 179 Lampiran 22 Kisi-kisi Wawancara untuk Guru dan Siswa xvi

17 Lampiran 23 Pedoman Wawancara untuk Guru Lampiran 24 Pedoman Wawancara untuk Siswa Lampiran 25 Lembar Hasil Wawancara Guru Lampiran 26 Lembar Hasil Wawancara Siswa Lampiran 27 Hasil Uji Normalitas Lampiran 28 Hasil Uji Linieritas Lampiran 29 Hasil Uji Korelasi Lampiran 30 Daftar Responden Uji Coba Angket Lampiran 31 Daftar Sampel Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Lampiran 32 Surat Ijin Penelitian Lampiran 33 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian xvii

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memegang peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia, karena dengan adanya pendidikan akan meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dapat menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas 2011:3). Salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari bagaimana proses pembelajaran yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik di sekolah. Guru sebagai pendidik sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 39 menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi. Selanjutnya dalam pasal 40 ayat 2a 1

19 2 dijelaskan bahwa kewajiban bagi seorang pendidik adalah menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis (Sisdiknas 2011:27). Peran guru sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Seorang guru perlu menyiapkan siswa sebaik mungkin untuk siap menerima dan mengikuti proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru hendaknya dapat menarik perhatian siswa dan membangkitkan semangat siswa untuk selalu berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut membutuhkan kemampuan khusus guru dalam mengajar yaitu penggunaan variasi mengajar. Usman (2013:84) menjelaskan bahwa variasi dalam pembelajaran merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Kurangnya keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa dalam kegiatan belajar. Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun (Hasibuan 2012:64). Dalam kondisi tersebut, dengan adanya variasi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, diharapkan akan mengatasi kebosanan dan kejenuhan yang dialami siswa.

20 3 Selain untuk mengatasi kebosanan pada siswa, penggunaan variasi dalam mengajar akan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi, memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik, memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran, dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya (Mulyasa 2011:78). Variasi dalam kegiatan pembelajaran penting untuk dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan untuk siswa. Pembelajaran yang menyenangkan dengan penggunaan variasi mengajar yang dilakukan guru, diharapkan dapat merangsang dan menumbuhkan motivasi belajar pada siswanya agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien dalam mencapai tujuan belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi pada diri siswa dalam proses pembelajaran akan meningkatkan intensitas siswa dalam belajar, sehingga prestasi belajar yang akan dicapai dapat meningkat dan tujuan belajar dapat tercapai. Sardiman (2012:75) menyatakan bahwa motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

21 4 dalam diri seseorang dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Uno (2015:27) menyatakan ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan belajar. Dengan adanya motivasi belajar dalam diri siswa, akan mendorong siswa tersebut untuk meningkatkan prestasi dalam kegiatan belajar. Berdasarkan hasil laporan beberapa lembaga internasional, menunjukkan prestasi dan perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang yang lain. Menurut Education Developement Index (EDI) tahun 2010, kualitas pendidikan Indonesia menempati peringkat 64 dari 120 negara (Unesco 2012). Hasil survei selanjutnya, menurut laporan PISA (Programme for International Student Assessment) yang berhubungan dengan kemampuan literasi sains, membaca dan matematika pada tahun 2012 menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi siswa Indonesia berada signifikan di bawah ratarata internasional. Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara (OEDC 2012). Sementara itu, hasil kajian The World Bank (Bank Dunia 2011:25) menunjukkan bahwa skor rata-rata uji kompetensi guru sekolah dasar yang dilakukan Kemdiknas tahun 2004 masih tergolong rendah, yaitu hanya sekitar 38 persen.

22 5 Pada kenyataan di sekolah, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa guru kelas IV SD Negeri di Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal diketahui bahwa variasi mengajar yang dilakukan guru adalah sebagai berikut: (1) guru belum optimal dalam memvariasikan suara pada saat mengajar, hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dengan penjelasan guru; (2) guru belum optimal dalam memusatkan perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran, sehingga siswa masih banyak yang kurang memperhatikan; (3) guru masih cenderung menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru; (4) guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, pola interaksi yang dilakukan masih dominan dengan pola interaksi satu arah dari guru ke siswa; (5) guru juga belum optimal dalam merubah posisi pada saat mengajar, masih dominan berada di depan kelas saat menjelaskan pelajaran; (6) guru belum mengembangkan pembentukan diskusi dalam pembelajaran; (7) penggunaan media dan alat peraga juga masih belum optimal karena ketersediaan media dan alat peraga yang terbatas di sekolah. Dilihat dari faktor siswa, motivasi belajar siswa masih kurang yang terlihat dari saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian siswa terlihat bosan dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa kurang tekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Saat diberikan PR, masih ada saja siswa yang tidak mengerjakan. Partisipasi siswa dalam pembelajaran juga masih belum optimal, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Siswa kurang berani untuk mengemukakan pendapatnya saat berada di kelas. Siswa

23 6 kurang yakin dan kurang percaya diri dalam mempertahankan hal yang diyakininya. Siswa juga kurang senang untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku terlihat dari siswa yang justru mengobrol saat ada waktu luang di kelas. Sesuai akar permasalahan yang ada, untuk memecahkan masalah pembelajaran dalam proses belajar mengajar seperti yang telah diuraikan tersebut, mengingat pentingnya variasi dalam mengajar serta motivasi belajar pada diri siswa, peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui pandangan siswa tentang variasi mengajar guru dan apakah memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Endang Palupi dan Rini Endah Sugiharti tahun 2014 yang berjudul Hubungan Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV. Sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas VA dan VB dengan jumlah 100 siswa. Dari hasil perhitungan melalui SPSS didapat nilai rxy product momen sebesar 0,606 yang berarti H1 diterima dengan koefisien determinasi sebesar 36,7% menunjukkan angka kontribusi dari keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap motivasi belajar siswa. Sedangkan 63,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa.

24 7 Penelitian lain yang dilakukan oleh Hendrik Eko Prasetiyo tahun 2015 dengan judul Hubungan Persepsi Penerapan Metode TGT, Teknik Reward and Punishment dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN I Ngrejo Tulungagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kegairahan/motivasi anak didik untuk mengikuti pembelajaran, hal ini diketahui dari hasil wawancara secara sampling terhadap 5 siswa secara acak, diketahui 4 diantaranya mengaku senang terhadap metode yang diperankan oleh guru. Terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara metode TGT, reward and punishment dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, dengan koefisien korelasi berganda sebesar 0,844. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti akan mengkaji permasalahan tersebut melalui penelitian dengan judul Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Apakah ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal?

25 8 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis Manfaat Teoretis a. Memberikan kontribusi bagi pendidikan b. Memperluas khasanah pengetahuan guru tentang ada tidaknya hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa serta bagaimanakah hubungan diantara kedua variabel tersebut Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar dan aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan penuh konsentrasi dan perhatian. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa dengan memberikan variasi mengajar dalam penyampaian materi.

26 9 c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada sekolah ada tidaknya hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa serta bagaimanakah hubungan diantara kedua variabel tersebut. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dalam kehidupan praktik belajar mengajar yang sesungguhnya.

27 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran Belajar Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar diartikan sebagai usaha sadar seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik, yang merupakan hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Didukung pula pendapat beberapa ahli, diantaranya Daryanto (2010:2) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sardiman (2012:21) menerangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. 10

28 11 Sementara itu, Uno (2015:15) mengungkapkan bahwa belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Perubahan perilaku diakibatkan adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek (pengetahuan), atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar. Belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Belajar dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Pada intinya, secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu: (1) ingin mendapatkan pengetahuan, yang ditandai dengan kemampuan berpikir siswa; (2) penanaman konsep dan keterampilan, yang berhubungan dengan penguasaan keterampilan siswa, baik keterampilan jasmaniah yang menitikberatkan pada keterampilan gerak tubuh seseorang yang sedang belajar ataupun keterampilan rohani yang menyangkut keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah; dan (3) pembentukan sikap, yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan kepribadian anak didik (Sardiman 2012:26). Dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan, suatu kegiatan belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar untuk dijadikan acuan agar proses belajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Daryanto (2010:23-24) menyatakan bahwa calon guru seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat

29 12 dilaksanakan dalam situasi dan kondisi berbeda oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 3) Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 4) Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 7) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 8) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 9) Belajar adalah proses hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan, stimulus yang diberikan respon yang diharapkan. 10) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian dan keterampilan atau sikap itu mendalam pada siswa.

30 13 Dengan demikian untuk mencapai keberhasilan dalam belajar, prinsip-prinsip belajar harus dimengerti dan diterapkan oleh seorang guru agar proses belajar menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Dengan penggunaan cara mengajar yang tepat oleh seorang guru, akan ikut menentukan keberhasilan siswa dalam melaksanakan proses belajarnya di sekolah Mengajar Belajar dan mengajar merupakan dua konsep berbeda yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Belajar mengacu kepada kegiatan yang dilakukan siswa, sedangkan mengajar lebih mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru. Pada dasarnya, mengajar merupakan aktivitas yang dilakukan guru dalam menciptakan sistem lingkungan yang mendukung siswa dalam proses belajar sehingga tujuan belajar siswa dapat tercapai. Hal tersebut didukung pernyataan dari berbagai ahli, diantaranya Hasibuan (2012:3) yang menyatakan bahwa mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.

31 14 Menurut pendapat Alvin W. Howard yang dikutip Daryanto (2010: 162) mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude ideal (cita-cita), apprectons (penghargaan), dan knowledge. Sementara pendapat Mursell dalam Slameto (2010: 33) mengajar digambarkan sebagai mengorganisasikan belajar, sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa. Guru yang mengajar di depan kelas harus memperhatikan prinsipprinsip dalam mengajar sebagai pedoman guru dalam mengajar. Pendapat Mursel dalam Daryanto (2010: ) mengemukakan prinsip-prinsip mengajar yang disimpulkan menjadi enam prinsip sebagai berikut: (1) konteks, yang berkaitan dengan perhatian guru terhadap situasi problematik yang mencakup tugas untuk belajar; (2) fokus, guru perlu memperhatikan bahwa belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan di suatu fokus; (3) sosialisasi, bahwa dalam proses belajar guru perlu melatih siswa bekerja sama dalam kelompok; (4) individualisasi, bahwa dalam mengorganisasi belajar mengajar guru perlu memperhatikan taraf kesanggupan siswa; (5) Sequence, yang berkaitan dengan keterkaitan antar unit dalam kegiatan belajar; dan (6) evaluasi, yang bertujuan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar. Selain memperhatikan berbagai prinsip mengajar yang disampaikan tersebut, seorang guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam

32 15 melakukan tugas mengajarnya dengan baik. Diperlukan keterampilanketerampilan yang perlu dikuasai guru dalam mengajar untuk kelancaran proses belajar mengajar agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Turney dalam Mulyasa (2011:69) mengungkapkan delapan keterampilan mengajar yang dianggap berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1). Keterampilan Bertanya. Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh guru, hal ini karena hampir pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan. Bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik akan memberikan dampak positif terhadap siswa. 2). Keterampilan Memberi Penguatan. Memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. 3). Keterampilan Mengadakan Variasi. Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan siswa agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi adalah perubahan dalam proses kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kebosanan dan kejenuhan.

33 16 4). Keterampilan Menjelaskan. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. 5). Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru. Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. 6). Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah. 7). Keterampilan Mengelola Kelas. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.

34 17 8). Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Keterampilan dasar mengajar tersebut penting dikuasai oleh seorang guru untuk menjadi pendidik yang profesional. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan lebih memotivasi siswa dalam belajar sehingga pencapaian prestasi belajar siswa akan lebih baik. Seorang guru juga harus mampu menyesuaikan penggunaan keterampilan mengajar dengan tujuan belajar dan kebutuhan siswa. Dalam kaitannya dengan motivasi siswa dalam belajar, diantara delapan keterampilan mengajar guru tersebut, keterampilan mengadakan variasi perlu mendapat perhatian lebih oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan dengan adanya variasi mengajar yang dilakukan guru, kegiatan belajar siswa akan lebih bervariasi dan tidak monoton sehingga siswa akan lebih tertarik dan tidak merasakan kebosanan dalam proses belajarnya. Dengan kegiatan belajar mengajar yang bervariasi juga diharapkan akan lebih menimbulkan semangat, ketekunan, keantusiasan, dan juga akan lebih memotivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran akan dirasa lebih menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa.

35 18 Oleh karena itu, guru perlu menguasai keterampilan dasar mengajar dan mampu menggunakannya sesuai dengan kebutuhan siswa dalam proses belajarnya. Pengggunaan keterampilan mengajar akan membantu dalam pencapaian tujuan belajar dan proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif dan efisien Pembelajaran Pembelajaran atau yang bisa juga disebut sebagai proses belajar mengajar, dapat diartikan sebagai interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dalam rangka memberikan pengalaman untuk merubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik. Dalam proses pembelajaran, guru membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan serta memfasilitasi siswa mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Hal tersebut didukung pendapat dari Winataputra (2008:1:18) yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Sejalan dengan pendapat tersebut, Aqib (2013:66) menjelaskan proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sementara itu, Huda (2014:6) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang jelas, ia merupakan rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang

36 19 berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau suatu kelompok. Hamdani (2011:71-72) menjelaskan pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. Darsono dalam Hamdani (2011:47) berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; (2) pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar; (3) pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa; (4) pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik; (5) pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; (6) pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis; (7) pembelajaran menekankan keaktifan siswa; dan (8) pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja. Pembelajaran apabila ditinjau dari pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

37 20 1). Tujuan tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran adalah instructional effect biasanya itu berupa pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara ekspisit dalam tujuan pembelajaran khusus semakin spesifik dan operasional. 2). Subjek belajar subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. 3). Materi pelajaran materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. 4). Strategi pembelajaran strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5). Media pembelajaran media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.

38 21 6). Penunjang komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya (Rifa i 2012:159). Ciri-ciri dan komponen pembelajaran yang diuraikan tersebut dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam memperlancar dan mempermudah untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru sebagai pemimpin dalam kelas mampu merancang pembelajaran yang akan dilaksanakannya dengan baik pula. Peran guru sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Seorang guru perlu memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa dan menyiapkan siswa sebaik mungkin untuk siap menerima dan mengikuti proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Motivasi dan kesiapan siswa dapat dimunculkan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui penerapan berbagai keterampilan mengajar guru, terutama keterampilan dalam mengadakan variasi. Dengan penggunaan variasi mengajar, maka diharapkan akan memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran, siswa akan lebih tertarik dan pembelajaran menjadi bermakna dalam diri siswa.

39 Variasi Mengajar Pengertian Variasi Mengajar Demi tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien, kemampuan mengelola pembelajaran merupakan hal penting bagi guru agar terwujud kompetensi profesionalnya. Salah satunya yaitu dengan menguasai keterampilan dalam mengadakan variasi. Variasi dalam mengajar merupakan keanekaan perbuatan guru yang dilakukan dalam proses belajar mengajar untuk mengurangi kebosanan dan dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Didukung pendapat beberapa ahli, diantaranya yaitu Usman (2013:84) menyatakan bahwa variasi diartikan sebagai suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Sejalan dengan Hasibuan (2012:64) yang menjelaskan bahwa variasi adalah perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Anitah (2008:7.38) menyatakan bahwa variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berupa perubahanperubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik.

40 23 Mulyasa (2011:78) menyatakan bahwa variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Sementara itu, Aqib (2013:86-87) menyatakan variasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan Tujuan Variasi Mengajar Variasi mengajar sangat diperlukan dalam suatu proses pembelajaran. Siswa akan mengalami kebosanan apabila seorang guru mengajar dengan cara yang sama setiap harinya. Oleh karenanya guru perlu menguasai keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan yang terjadi pada diri siswa. Selain itu, kegiatan memberikan variasi pada saat mengajar juga dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang diinginkan dalam pembelajaran. Menurut Anitah (2008:7.39) variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan antara lain untuk hal-hal berikut. 1). Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. 2). Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu. 3). Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru. 4). Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam. 5). Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

41 24 Usman (2013:84) menyampaikan tujuan dan manfaat variasi mengajar adalah sebagai berikut. 1). Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek belajar mengajar yang relevan. 2). Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru. 3). Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. 4). Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya. Mulyasa (2011:78-79) menyatakan variasi dalam pembelajaran bertujuan antara lain: 1). Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi standar yang relevan. 2). Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran. 3). Memupuk perilaku positif siswa terhadap pembelajaran. 4). Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya variasi mengajar yang dilakukan oleh seorang guru. Variasi mengajar dilakukan dengan berbagai tujuan seperti untuk menghilangkan kebosanan siswa, memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menarik perhatian

42 25 siswa, mengaktifkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan dapat memacu semangat siswa untuk menemukan hal-hal baru dalam pembelajaran. Dengan variasi yang dilakukan guru, bukan hanya siswa yang akan memperoleh kepuasan belajar, guru juga akan memperoleh kepuasan dalam mengajar Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar Dalam melaksanakan variasi mengajar saat proses pembelajaran berlangsung, agar variasi yang dilakukan dapat berfungsi secara efektif, guru perlu memperhatikan prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Menurut Anitah (2008:7.47), prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut. 1). Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang sosial budaya, materi yang sedang disajikan, dan kemampuan guru menciptakan variasi tersebut. 2). Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu terjadinya proses belajar. 3). Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak merusak suasana kelas, dan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar. 4). Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam rencana pembelajaran.

43 26 Hasibuan (2012:66) menyatakan prinsip-prinsip yang perlu dipahami dalam variasi mengajar sebagai berikut: 1). Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif. 2). Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat. 3). Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan sebelumnya. 4). Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa. Selain itu, pendapat Usman (2013:85) menyatakan prinsip penggunaan variasi adalah sebagai berikut. 1). Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. 2). Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran. 3). Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran. Jadi agar penggunaan variasi mengajar yang dilakukan guru dapat efektif terlaksana dalam pembelajaran, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan variasi mengajar, seperti penggunaan variasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, variasi juga harus terjadi secara wajar dan lancar, serta saat akan mengadakan variasi pengajaran maka perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan baik. Dengan begitu, proses

44 27 terlaksananya pembelajaran dapat berjalan baik dan sesuai seperti tujuan yang diharapkan Komponen Variasi Mengajar Selain memperhatikan prinsip saat menggunakan variasi dalam mengajar, perlu pula dimengerti berbagai komponen variasi mengajar sebagai panduan dalam pelaksanaan dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya, variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) variasi dalam gaya mengajar; (2) variasi dalam penggunaan alat bantu pembelajaran; (3) variasi dalam pola interaksi dan kegiatan siswa. Ketiga jenis variasi tersebut mempunyai prinsip penggunaan dan tujuan masing-masing. 1). Variasi dalam gaya mengajar. Hal-hal yang berkaitan dengan variasi gaya mengajar yang dilakukan oleh seorang guru meliputi penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang (eye contact and movement), gerakan badan dan mimik, serta perubahan dalam posisi guru (teachers movement). a. Penggunaan variasi suara. Menurut Anitah (2008:7.41) suara guru merupakan faktor yang sangat penting di dalam kelas karena sebagian besar kegiatan di kelas akan bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara lisan. Sementara itu, menurut Usman (2013:85) variasi suara adalah perubahan suara dari keras

45 28 menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Sardiman (2012: ) menyatakan bahwa yang termasuk dalam pengertian suara ialah kekuatan atau kekerasan, lagu bicara (intonasi), tekanan bicara dan kelancaran bicara. Guru yang baik akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan dapat mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Demikian pentingnya suara untuk diperhatikan karena merupakan alat komunikasi dalam interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran. b. Pemusatan perhatian siswa. Dalam mengajar, guru sering menginginkan agar siswa memperhatikan butir-butir penting yang sedang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya. Misalnya guru mengucapkan kata-kata berikut. 1). Ini penting diingat, sambil menulis istilah yang perlu diingat 2). Perhatikan baik-baik, sambil menunjuk gambar di papan tulis 3). Jangan lupakan ini, sambil menggarisbawahi kata-kata yang dimaksud 4). Para ahli selalu membicarakan ini, sambil memperlihatkan gambar tentang hal yang dibicarakan (Anitah, 2008:7.41).

46 29 c. Kesenyapan atau kebisuan guru. Adanya kesenyapan, kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi (Usman 2013:85). Hasibuan (2012:66) juga menyatakan pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan semacam ini bertujuan meminta perhatian siswa. Ada kalanya kesenyapan dikerjakan bila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke segmen mengajar yang lain. d. Mengadakan Kontak Pandang. Menurut Sardiman (2012:199) yang dimaksud dengan kontak dalam hal ini menyangkut hubungan batiniah antara guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan yang sedang dibahas bersama. Hal ini tercermin terutama dalam tanggapan siswa baik mengenai sinar matanya maupun gerakangerakan anggota badannya. Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata muridmurid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa (Usman 2013:85).

47 30 e. Gerakan badan dan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan rasa kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala bermacam-macam, misalnya menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan sesuatu atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti tidak, mengangkat tangan keduanya dapat berarti apa lagi? (Usman 2013:85-86). f. Perubahan dalam posisi guru. Posisi guru ketika mengajar di dalam kelas juga berpengaruh kepada kegairahan siswa belajar. Menurut Hasibuan (2012:66), perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi dan komunikasi. Sebagai seorang guru, selama mengajar guru tidak seharusnya terpaku di satu tempat. Guru dapat memvariasikan posisinya secara wajar, misalnya berdiri di depan kelas, pindah ke samping atau ke tengah, ke belakang atau duduk sebentar. Ada kalanya karena tujuan tertentu guru berjalan-jalan diantara siswa untuk melihat siswa yang sedang bekerja, di saat lain guru mungkin berdiam agak lama di satu tempat membantu siswa yang

48 31 mendapat kesukaran. Perubahan posisi guru harus dilakukan dengan niat tertentu serta terkesan wajar dan tidak dibuat-buat (Anitah, 2008:7.43). 2). Variasi penggunaan alat bantu pengajaran. Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Konsep yang sukar dan membosankan untuk disimak akan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media dan alat yang tepat (Anitah, 2008:7.45). Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya (Usman 2013:86). Menurut Hasibuan (2012:66-67) variasi di dalam setiap jenis media atau variasi antarjenis media perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Ditinjau dari reseptor penerima rangsang yang disampaikan, maka media dan bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi: 1) media dan bahan pengajaran yang dapat didengar (oral); 2) media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat (visual); 3) media dan bahan pengajaran yang dapat disentuh, diraba, atau dimanipulasikan (media taktil). Dapat diartikan bahwa variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran merupakan salah satu faktor penting untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Adapun bila ditinjau dari indera yang

49 32 digunakan media dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. 3). Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan (Usman 2013:87). Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi (Aqib 2013:87). Anitah (2008:7.44) memberikan berbagai contoh variasi pola interaksi sebagai berikut: a. Kegiatan klasikal 1) mendengarkan informasi dan tanya jawab secara klasikal 2) demonstrasi oleh guru atau siswa tentang satu keterampilan b. Kegiatan kelompok kecil 1) mendiskusikan pemecahan suatu masalah 2) menyelesaikan suatu proyek 3) melakukan suatu percobaan 4) melakukan latihan suatu keterampilan

50 33 c. Kegiatan berpasangan 1) merundingkan jawaban pertanyaan 2) latihan menggunakan alat tertentu d. Kegiatan perorangan 1) membaca atau menelaah suatu materi 2) mengerjakan tugas-tugas individual. Dari beberapa contoh tersebut, jelas bahwa variasi pola interaksi siswa sangat beragam. Pola interaksi dapat diubah dari interaksi satu arah ke interaksi dua arah sampai ke semua arah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sebaiknya seorang guru melakukan variasi dalam mengajarnya. Dengan melakukan variasi dalam mengajar, maka suasana kelas tidak terasa membosankan bagi siswa. Guru yang banyak melakukan improvisasi dalam variasi mengajar tentunya akan menarik perhatian siswanya untuk mengikuti pelajaran sehingga berpengaruh pada peningkatan dalam prestasi belajarnya. Seorang guru hendaknya selalu mengusahakan agar variasi yang digunakan dalam mengajar dapat mendukung penjelasan yang disampaikan. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan tersebut, untuk mengetahui variasi mengajar yang dilakukan guru dalam penelitian ini, maka ditetapkan indikator sebagai berikut: (a) variasi suara; (b) pemusatan perhatian siswa; (c) kesenyapan atau kebisuan guru; (d) mengadakan kontak pandang; (e) gerakan badan dan mimik; (f) perubahan dalam posisi guru; (g) variasi penggunaan alat bantu pengajaran; dan (h) variasi interaksi.

51 34 Variasi mengajar guru dapat dikatakan baik apabila telah mencakup indikator-indikator tersebut. Dengan penggunaan variasi mengajar, diharapkan proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan lebih memotivasi siswa dalam kegiatan belajarnya. Hal tersebut dikarenakan dengan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi, siswa akan merasa lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa yang membuatnya lebih giat, tekun, dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang belangsung Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh guru yang mengajar, melainkan juga ditentukan oleh siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Proses belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi dari berbagai faktor, baik faktor intrinsik ataupun ekstrinsik. Salah satu faktor intrinsik yang penting dalam diri siswa adalah motivasi. Menurut Uno (2015:3), istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tujuan tertentu. Berawal dari kata motif itu, maka

52 35 motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman 2010:73). Menurut Slavin dalam Rifa i (2012:135), motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus. Sedangkan menurut Mc. Donald seperti yang dikutip oleh Sardiman (2012:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman 2012:75). Menurut Uno (2015:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hamdani (2011:290) menyatakan motivasi atau minat belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seorang individu. Seorang siswa dapat belajar secara lebih efisien apabila ia berusaha untuk belajar secara maksimal. Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri siswa yang rajin membaca buku dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu masalah.

53 36 Dari berbagai pendapat ahli tersebut, peneliti dapat mengasumsikan bahwa motivasi belajar diartikan sebagai suatu dorongan pada diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Jadi motivasi belajar dapat menentukan keberhasilan proses belajar seseorang Macam-macam Motivasi Belajar Motivasi belajar dibedakan menjadi beberapa macam atau jenis motivasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Menurut Sardiman (2012:86-90) motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Berbagai macam motivasi dapat terbagi sebagai berikut. 1). Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. Dilihat dari dasar pembentukanya, motivasi dibedakan menjadi motifmotif bawaan dan motif-motif yang dipelajari. Motif-motif bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya seperti dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dan untuk beristirahat. Sedangkan motifmotif yang dipelajari adalah motif yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan untuk belajar cabang ilmu pengetahuan, dan dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. 2). Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis. Menurut Woodworth dan Marquis, motivasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu (1) motif atau kebutuhan organis yang meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, dan beristirahat; (2) motifmotif darurat yang meliputi dorongan untuk menyelamatkan diri,

54 37 dorongan untuk membalas, dan untuk memburu; (3) motif-motif objektif, yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. 3). Motivasi jasmaniah dan rohaniah. Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi jasmaniah yang dimaksudkan seperti misalnya: refleks, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 4). Motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti contoh bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatu bukan karena ingin pujian. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Di samping itu, Frandsen dalam Sardiman (2012:87) masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini:

55 38 a). Cognitive motives. Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. b). Self-expression. Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c). Self-enhancement. Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa terdapat bermacammacam jenis motivasi apabila dilihat dari berbagai sudut pandang. Namun pada intinya, motivasi dalam diri seseorang dapat berasal dari diri siswa sejak dia dilahirkan, dan juga dapat berasal dari proses interaksinya dengan lingkungan yang keduanya baik dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa senantiasa memberikan dorongan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu.

56 Fungsi Motivasi Belajar Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Prestasi belajar yang didapat siswa akan menjadi lebih optimal, jika anak tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam dirinya. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi, yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman 2012:84-85). Uno (2015:27) menyatakan bahwa ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (1) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar; (2) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai; (3) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar; dan (4) menentukan ketekunan belajar.

57 40 Menurut Hamdani (2011: ) fungsi motivasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar antara lain sebagai berikut. 1). Fungsi penggerak dalam motivasi. Penggerak dalam motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan metode penemuan, motivasi kompetensi, belajar terpogram, dan prosedur brainstorming. 2). Fungsi harapan. Guru memberi harapan-harapan untuk menggugah motivasi belajar dengan cara antara lain merumuskan tujuan instruktusional sekhusus mungkin, perubahan-perubahan harapan, dan tingkat aspirasi. Di samping itu, ada juga fungsi lain yaitu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Sardiman 2012:84) Ciri-ciri Motivasi Belajar Motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa dapat dilihat dari berbagai ciri yang ditunjukkan siswa tersebut dalam kegiatan belajarnya. Untuk mengetahui apakah seorang siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam proses belajarnya, maka diperlukan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa anak memliki motivasi belajar dalam dirinya.

58 41 Sardiman (2012:83) mengemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu. h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Sementara itu, Hamzah B. Uno (2015:23) menyatakan bahwa motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

59 42 e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Dengan demikian, apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti yang dijelaskan tersebut, berarti orang tersebut memiliki motivasi yang kuat. Ciriciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, jika siswa terdorong untuk tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri Bentuk-bentuk Motivasi Mengingat pentingnya motivasi belajar dalam diri siswa, maka dalam proses pembelajaran di sekolah, motivasi belajar pada diri siswa dapat ditimbulkan dengan berbagai cara yang dapat dilakukan guru. Sardiman (2012:91-95) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu: 1). Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai raport yang angkanya yang baik. 2). Hadiah Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi. Misalnya guru menjanjikan hadiah bagi siswanya yang berhasil mencapai angka standar, atau berhasil menjawab pertanyaan.

60 43 3). Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong semangat belajar siswa. Persaingan, baik individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar. 4). Ego-involvement Guru harus menumbuhkan kesadaran pada siswanya agar merasakan dan menyadari betapa pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan yang harus diselesaikan. Sehingga siswa akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. 5). Memberi ulangan Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Sehingga memberi ulangan merupakan sarana motivasi. 6). Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaannya, akan mendorong siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Semakin mengetahui bahwa hasil belajar meningkat, maka ada motivasi diri siswa untuk belajar dengan harapan hasilnya terus meningkat. 7). Pujian Pujian adalah bentuk motivasi yang baik dan positif akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan gairah belajar. 8). Hukuman Hukuman tidak selamanya berdampak negatif jika diberikan pada saat yang tepat dengan alasan yang jelas, dan dengan jenis hukuman yang

61 44 logis sesuai dengan kesalahannya. Hukuman yang demikian akan menjadikan siswa menyadari kesalahannya dan memunculkan gairah untuk mengubahnya dan meningkatkan prestasi belajarnya. 9). Minat Minat merupakan instrumen motivasi yang kedua setelah kebutuhan. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika dilandasi minat untuk belajar. 10). Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang muncul dalam diri siswa, yang mengakibatkan siswa mau belajar lebih giat lagi. 11). Tujuan yang diakui Tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa merupakan instrumen motivasi yang sangat penting. Sebab, dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan adanya motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatifnya, serta dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Mengingat begitu pentingnya motivasi belajar dalam diri siswa, maka dalam penelitian ini untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa, ditetapkan indikator motivasi belajar sebagai berikut: (a) tekun menghadapi tugas; (b) ulet menghadapi kesulitan; (c) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; (d) lebih senang bekerja mandiri; (e) cepat bosan

62 45 pada tugas-tugas yang rutin; (f) dapat memepertahankan pendapatnya; (g) tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya; dan (h) senang mencari dan memecahkan soal-soal. Dengan adanya motivasi belajar pada diri siswa dalam proses belajar mengajar akan menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Pembelajaran akan lebih bermakna dan pencapaian prestasi siswa akan lebih optimal dengan adanya motivasi belajar. Oleh karenanya, penting bagi guru untuk dapat memunculkan motivasi belajar pada setiap diri siswanya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memaksimalkan keterampilan guru dalam menciptakan variasi mengajar untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa Guru dan siswa merupakan faktor utama dalam proses pembelajaran. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui interaksi dalam peristiwa belajar mengajar inilah yang nantinya akan membantu siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajar bergantung bagaimana proses pembelajaran yang dialaminya. Dalam pencapaian tujuan belajar, peran seorang guru sangat diperlukan bagi siswa. Guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswanya. Penguasaan keterampilan variasi mengajar perlu dimiliki oleh seorang guru untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan yang terjadi pada diri siswa selama

63 46 proses pembelajaran berlangsung. Variasi mengajar yang merupakan suatu perubahan perilaku yang dilakukan guru pada saat pembelajaran akan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak monoton bagi siswa. Hal ini akan membuat pembelajaran menjadi terasa lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Penyajian kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan tersebut akan dapat menimbulkan motivasi belajar yang merupakan faktor penting penentu keberhasilan siswa. Seperti yang dikatakan Sardiman (2012:84) bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi belajar dalam diri siswa, maka siswa akan merasa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan pencapaian tujuan belajar akan lebih optimal. Mengingat pentingnya motivasi belajar dalam diri siswa tersebut, oleh karena itu peran guru sangat dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa. Salah satu strategi untuk memunculkan motivasi belajar seperti yang diungkapkan Rifa i (2012:155) adalah dengan menggunakan variasi metode penyajian yang menarik. Dengan penguasaan dan penggunaan keterampilan variasi mengajar guru yang diterapkan dalam suatu proses pembelajaran, maka diharapkan akan dapat membantu menimbulkan motivasi belajar dalam diri siswa sehingga pembelajaran akan dapat berjalan secara lebih optimal.

64 KAJIAN EMPIRIS Beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini diantaranya adalah: 1). Jurnal Pedagogik tahun 2014 oleh Riscky Azhara Mega Santoso dengan judul Hubungan Persepsi Penggunaan Alat Peraga dalam Proses Pembelajaran IPA dengan Motivasi Belajar di SDIT Baitul Halim Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan alat peraga dengan motivasi belajar siswa SDIT Baitul Halim Tambun Selatan memiliki hubungan positif yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh angka kontribusi koefisien determinasinya atau besarnya sumbangan pengaruh variabel penggunaan alat peraga terhadap variabel motivasi belajar tersebut adalah sebesar 0,987 atau 98%. Sisanya 2% dipengaruhi oleh faktor lain. 2). Jurnal Penelitian oleh Ratna Puspita Dewi pada tahun 2014 dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode role playing pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V SDN Kedunggempol, Mojokerto. Peningkatan motivasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran role playing mengalami peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terlihat dari antusiasme dan semangat siswa selama mengikuti pembelajaran. Penerapan metode role playing

65 48 membantu siswa memahami materi, menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. 3). Jurnal Penelitian tahun 2014 oleh Prima Shinta Puspitarukmi, Amir Fuady, dan Nugraheni Eko Wardani dengan judul Pemanfaatan Media Gambar Berseri dengan Metode Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Menulis Eksposisi. Metode TGT dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan menulis eksposisi pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Gedongan. Peningkatan tersebut terlihat pada peningkatan keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis eksposisi adalah 2,81 atau 58,06% dari 31 siswa, kemudian meningkat menjadi 3,06 atau 83,87%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar berseri dengan metode TGT dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis eksposisi. 4). Jurnal penelitian oleh Cyntia Nida Nitamy dengan judul Hubungan Keterampilan Komunikasi Guru Mengajar dan Reward System dengan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi guru dalam mengajar mempengaruhi motivasi belajar siswa, dengan besarnya kontribusi sebesar 8,9%. Reward system mempengaruhi motivasi belajar siswa, dengan besarnya kontribusi sebesar 6,4% dan besarnya kontribusi interaksi keterampilan

66 49 komunikasi guru dalam mengajar dan reward system terhadap motivasi belajar siswa adalah sebesar 11,9%. 5). Penelitian oleh Chun-Ming Hung, Gwo-Jen Hwang dan Iwen Huang tahun 2012 dengan judul A Project-based Digital Storytelling Approach for Improving Students Learning Motivation, Problem-Solving Competence and Learning Achievement. Penelitian dilakukan pada 117 siswa kelas V SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dengan cerita digital secara efektif dapat meningkatkan motivasi belajar sains siswa, kompetensi pemecahan masalah, dan prestasi belajar. 6). Penelitian oleh Mei-Hui Lin dan Tsai-Fu Chuang tahun 2014 dengan judul The Effects of the Leadership Style on the Learning Motivation of Students in Elementary School. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) gaya kepemimpinan guru transaksional dan transformasional telah digunakan oleh para guru sekolah dasar; 2) adanya hubungan antara gaya kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa; 3) 52,60% motivasi belajar siswa dapat dijelaskan dari gaya kepemimpinan transaksional dan transformational guru; 4) analisis regresi dapat digunakan untuk menyimpulkan hubungan antara gaya kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa.

67 KERANGKA BERPIKIR Sugiyono (2015:91) menyatakan bahwa kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi mengajar, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa. Dalam kegiatan belajar di sekolah, tidak lepas dari interaksi antara guru dengan siswa. Peran guru sangat penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa-siswanya. Guru diharuskan menguasai berbagai keterampilan mengajar yang salah satunya adalah keterampilan dalam mengadakan variasi. Variasi dalam mengajar dianggap penting untuk mengatasi kebosanan pada siswa. Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun. Untuk itu seorang guru perlu menciptakan variasi mengajar yang baik dengan mengubah gaya mengajar, menggunakan media pembelajaran, atau mengubah pola interaksi untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar. Penyajian kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk siswa dapat dijadikan salah satu cara untuk memunculkan motivasi belajar pada diri siswa. Motivasi belajar dalam diri siswa memberikan dorongan dalam menentukan keinginan untuk berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar. Siswa yang termotivasi akan lebih tekun dalam mengerjakan

68 51 tugas yang diberikan guru. Dengan adanya motivasi belajar yang kuat dalam diri siswa, maka siswa akan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna pada diri siswa. Berbeda dengan siswa yang kurang termotivasi, siswa akan merasakan kejenuhan dan kebosanan dalam kegiatan belajarnya sehingga proses belajar yang dilakukan menjadi kurang optimal. Penggunaan variasi mengajar dapat membantu siswa untuk menimbulkan motivasi belajar dalam diri siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Apabila siswa merasa pembelajaran yang dilakukan guru menarik, maka siswa tentu akan lebih senang dalam mengikuti pembelajaran dan siswa juga akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan demikian, jika menurut pandangan siswa variasi mengajar yang dilakukan guru baik, maka motivasi belajar siswa akan tinggi. Sebaliknya, jika menurut pandangan siswa variasi mengajar yang dilakukan guru kurang baik, maka motivasi belajar siswa akan rendah. Dari penjelasan di atas, hubungan antara variasi mengajar dan motivasi belajar dapat dilihat melalui bagan seperti berikut.

69 52 Variabel X Variabel Y Variasi Mengajar (Usman 2013: 85) Indikator: 1. Variasi suara 2. Pemusatan perhatian siswa 3. Kesenyapan 4. Mengadakan kontak pandang 5. Gerakan badan dan mimik 6. Perubahan dalam posisi guru 7. Variasi alat bantu pengajaran 8. Variasi pola interaksi Motivasi Belajar (Sardiman 2012: 83) Indikator: 1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas yang rutin 6. Dapat mempertahankan pendapatnya 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir 2.4 HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh dari pengumpulan data (Sugiyono 2015:96).

70 53 sebagai berikut: Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil hipotesis penelitian Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

71 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2015:14). Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian korelasional. Penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik (Sukmadinata 2015:56). Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa. 3.2 PROSEDUR PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah, yaitu proses pengamatan, pencatatan, dan pengenalan masalah. 54

72 55 2. Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis. 3. Membuat kisi-kisi instrumen dan mengembangkan instrumen berdasarkan kerangka teori. 4. Melaksanakan penelitian dengan menguji coba instrumen, menghitung validitas dan reliabilitas, serta mengumpulkan data penelitian. 5. Menganalisis data untuk menguji hipotesis dan menjawab masalah. 3.3 SUBJEK, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang terdiri dari 8 SD, yaitu SDN 01 Campurejo, SDN 02 Campurejo, SDN 01 Tampingan, SDN 02 Tampingan, SDN 01 Ngabean, SDN 02 Ngabean, SDN 03 Ngabean, dan SDN Karangmanggis Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

73 56 peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2015:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang berjumlah 230 siswa yang terbagi dalam 8 sekolah dasar. Data populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Populasi Penelitian Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Campurejo 31 SD Negeri 2 Campurejo 46 SD Negeri 1 Tampingan 37 SD Negeri 2 Tampingan 16 SD Negeri 1 Ngabean 28 SD Negeri 2 Ngabean 37 SD Negeri 3 Ngabean 15 SD Negeri Karangmanggis 20 Jumlah 230 siswa Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono 2015:118). Teknik penentuan sampel yang akan digunakan peneliti yaitu teknik Proportional Random Sampling. Pada teknik ini, jumlah anggota sampel diambil secara acak dari setiap sub-populasi dengan proporsi yang sama.

74 57 Menurut Arikunto (2013:182), proportional artinya pengambilan sampel dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling yang sesuai, tiap kelas ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dari setiap kelas. Random artinya menganggap semua subjek memiliki hak yang sama dalam memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Untuk penentuan ukuran sampel menggunakan acuan dari Musfiqon (2012:91) yang menyatakan bahwa pengambilan sampel disesuaikan dengan besarnya populasi, yaitu berkisar antara persen dari total populasi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Darmawan (2014:143) menyatakan bahwa jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%. Dalam penelitian ini dengan populasi sejumlah 230 siswa, diambil 40% dari jumlah populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian dan didapat sampel sejumlah 95 siswa. Perhitungan jumlah sampel dari setiap SD dapat dilihat pada tabel 3.2 yang ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ni = x n Sumber: Riduwan (2015:29) keterangan: ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah proporsi menurut sampel N = jumlah populasi seluruhnya

75 58 Tabel 3.2 Data Pengambilan Sampel Siswa Kelas IV SD Negeri di Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal No Nama Sekolah Jumlah Sampel 1. SD Negeri 1 Campurejo x 95 = 13 siswa 2. SD Negeri 2 Campurejo x 95 = 19 siswa 3. SD Negeri 1 Tampingan x 95 = 15 siswa 4. SD Negeri 2 Tampingan x 95 = 7 siswa 5. SD Negeri 1 Ngabean x 95 = 12 siswa 6. SD Negeri 2 Ngabean x 95 = 15 siswa 7. SD Negeri 3 Ngabean x 95 = 6 siswa 8. SD Negeri Karangmanggis x 95 = 8 siswa Jumlah 95 siswa 3.5 VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2015:61) Variabel Independen Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas (variabel X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2015:61). Variabel independen atau variabel X dalam penelitian ini adalah variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

76 Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut variabel terikat (variabel Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2015:61). Variabel dependen atau variabel Y dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Definisi Operasional Variabel Untuk menghindari kesalahpahaman variabel penelitian, dibatasi definisi operasional sebagai berikut: 1. Variasi mengajar, merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dimiliki seorang guru dalam proses belajar mengajar yaitu dengan perubahan perbuatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan tujuan menarik perhatian siswa. Dalam penelitian ini variasi mengajar yang dimaksud adalah variasi mengajar guru menurut pandangan siswa, karena siswa yang selama ini merasakan dan melihat variasi mengajar yang dilakukan guru setiap harinya. Indikator dari variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variasi suara b. Pemusatan perhatian siswa c. Kesenyapan atau kebisuan guru d. Mengadakan kontak pandang

77 60 e. Gerakan badan dan mimik f. Perubahan dalam posisi guru g. Variasi penggunaan alat bantu pengajaran h. Variasi pola interaksi 2. Motivasi belajar, merupakan salah satu penentu keberhasilan siswa dalam belajar yaitu berupa dorongan dari diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator dari variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin f. Dapat memepertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal 3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan angket sebagai data utama dan wawancara, observasi serta dokumentasi digunakan sebagai data pendukung.

78 Angket (Kuesioner) Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata 2015:219). Angket yang digunakan dalam penelitan ini berupa angket pilihan ganda, dimana responden diminta untuk membubuhkan tanda (X) pada pilihan yang sudah disediakan. Angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2015:14-135) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data mengenai variasi mengajar guru dan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara

79 62 kelompok, kalau memang tujuannya untuk menghimpun data dari kelompok (Sukmadinata 2015:216). Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas, pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono 2015:197). Dalam penelitian ini wawancara sebagai data pendukung yang digunakan peneliti dengan melakukan wawancara terhadap guru dan siswa terkait variabel penelitian Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata 2015:220). Dalam penelitian ini, observasi digunakan peneliti sebagai data pendukung variabel tentang variasi mengajar guru dan motivasi belajar siswa Dokumentasi Dokumentasi atau Studi Dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata 2015:221). Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui variasi mengajar dan motivasi belajar.

80 UJI COBA INSTRUMEN, VALIDITAS, RELIABILITAS Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen perlu dilakukan sebelum melakukan penelitian, uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan. Mungkin sekali ada butir yang sudah dimuat dalam angket tetapi ternyata tidak ada di lapangan, atau sebaliknya, ada usul-usul untuk tambahan butir baru karena di lapangan ada aspek tersebut tetapi belum termuat dalam angket (Arikunto 2013:210). Purwanto (2012:110) menyatakan bahwa peserta uji coba instrumen dapat dilakukan terhadap sampel lain dari populasi yang tidak menjadi sampel penelitian, kelompok di luar populasi yang mempunyai karakteristik mendekati responden penelitian, atau peserta uji coba sekaligus menjadi responden penelitian. Penelitian ini menggunakan angket sebagai instrumen untuk mengetahui data tentang variasi mengajar dan motivasi belajar. Dalam penelitian ini, uji coba instrumen dilaksanakan pada kelompok di luar populasi yang mempunyai karakteristik mendekati responden penelitian. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Boja sejumlah 35 siswa Validitas Suharsimi Arikunto (2013:211) menjelaskan definisi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

81 64 suatu instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2015:173). Pengukuran validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Instrumen dikatakan valid jika nilai Pearson Correlation > r tabel. Rumus korelasi Product Moment dari Pearson tersebut adalah sebagai berikut (Sugiyono 2012:228). r xy N XY - X Y N X X N Y Y Keterangan : r xy : koefisien korelasi antara x dan y X : skor butir Y : skor total N : ukuran data 2 Hasil perhitungan uji validitas instrumen dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut. 1). Uji Validitas Variabel Variasi Mengajar. Uji instrumen dilakukan dengan menyebar angket kepada 35 responden dengan r tabel pada taraf kesalahan 0,05 adalah 0,334. Soal dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS, diperoleh kesimpulan bahwa untuk variabel variasi mengajar dari 30 butir soal, dinyatakan terdapat 21 butir soal yang valid dan 9 butir

82 65 soal yang tidak valid atau gugur. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Variasi Mengajar No r hitung r tabel Keterangan Soal 1 0,680 0,334 Valid 2 0,801 0,334 Valid 3 0,892 0,334 Valid 4 0,532 0,334 Valid 5 0,714 0,334 Valid 6 0,582 0,334 Valid 7 0,775 0,334 Valid 8-0,073 0,334 Tidak Valid 9 0,421 0,334 Valid 10 0,510 0,334 Valid 11 0,618 0,334 Valid 12-0,145 0,334 Tidak Valid 13 0,419 0,334 Valid 14 0,405 0,334 Valid 15 0,397 0,334 Valid 16 0,059 0,334 Tidak Valid 17 0,702 0,334 Valid 18 0,457 0,334 Valid 19-0,074 0,334 Tidak Valid 20 0,363 0,334 Valid 21 0,447 0,334 Valid 22-0,152 0,334 Tidak Valid 23 0,404 0,334 Valid 24 0,416 0,334 Valid 25-0,280 0,334 Tidak Valid 26 0,531 0,334 Valid 27 0,013 0,334 Tidak Valid 28 0,156 0,334 Tidak Valid 29-0,066 0,334 Tidak Valid 30 0,584 0,334 Valid

83 66 2). Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Uji instrumen dilakukan dengan menyebar angket kepada 35 responden dengan r tabel pada taraf signifikansi 0,05 adalah 0,334. Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 16 diperoleh kesimpulan bahwa untuk variabel motivasi belajar dari 30 butir soal, dinyatakan terdapat 23 butir soal yang valid dan 7 butir soal yang tidak valid atau gugur. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar No r hitung r tabel Keterangan Soal 1 0,411 0,334 Valid 2 0,423 0,334 Valid 3 0,362 0,334 Valid 4 0,366 0,334 Valid 5 0,365 0,334 Valid 6 0,394 0,334 Valid 7 0,250 0,334 Tidak Valid 8 0,161 0,334 Tidak Valid 9 0,370 0,334 Valid 10 0,541 0,334 Valid 11 0,521 0,334 Valid 12 0,384 0,334 Valid 13 0,390 0,334 Valid 14 0,479 0,334 Valid 15 0,587 0,334 Valid 16 0,381 0,334 Valid 17 0,221 0,334 Tidak Valid 18 0,374 0,334 Valid 19 0,474 0,334 Valid 20-0,144 0,334 Tidak Valid 21 0,186 0,334 Tidak Valid 22 0,361 0,334 Valid 23 0,429 0,334 Valid 24 0,386 0,334 Valid 25 0,401 0,334 Valid 26 0,366 0,334 Valid

84 ,109 0,334 Tidak Valid 28 0,394 0,334 Valid 29-0,139 0,334 Tidak Valid 30 0,433 0,334 Valid Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 16. Sebuah data dikatakan reliabel jika nilai Cronbanch s Alpha > r tabel. Untuk memperoleh reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Sugiyono 2012:365): Keterangan : r 11 = k k t 2 b r 11 k = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b = Jumlah variansi skor butir soal ke-i i = 1, 2, 3, 4, n 2 t = Variansi total Dari hasil perhitungan dengan SPSS versi 16 untuk uji coba instrumen diperoleh nilai Cronbach s Alpha untuk angket variasi mengajar sebesar 0,715 dan untuk angket motivasi belajar sebesar 0,698, sehingga semua data hasil penelitian reliabel karena nilai Cronbach s Alpha > r tabel (0,334). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:

85 68 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel r hitung r tabel Keterangan Variasi Mengajar 0,715 0,334 Reliabel Motivasi Belajar 0,698 0,334 Reliabel 3.8 ANALISIS DATA Analisis Data Awal Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel dalam penelitian ini yaitu variasi mengajar dan motivasi belajar. Langkah-langah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah: 1. Menentukan skor jawaban responden. Data yang diperoleh peneliti melalui angket dianalisa dalam bentuk angka, yaitu dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada angket untuk responden dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban dari setiap item soal diberi skor bertingkat dari 1 sampai 4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Pedoman pemberian skor item instrumen Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Skor Pertanyaan Positif (+) Skor Pertanyaan Negatif (-)

86 69 2. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden. 3. Memasukkan skor ke dalam rumus sebagai berikut. Skor = x 100 Keterangan: n N = nilai yang diperoleh = jumlah nilai total 4. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut. a). Pengkategorian Variabel Variasi Mengajar Skor maksimal = x 100 = 100 Skor minimal = x 100 = 25 Rentang = = 75 Interval kelas = 75 : 4 = 18,75 (dibulatkan 19) b). Pengkategorian Variabel Motivasi Belajar Skor maksimal = x 100 = 100 Skor minimal = x 100 = 25 Rentang = = 75 Interval kelas = 75 : 4 = 18,75 (dibulatkan 19) Dengan demikian tabel klasifikasi deskriptif untuk variabel variasi mengajar dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut.

87 70 Tabel 3.7 Kategori Variasi Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa Interval Kategori Variasi Mengajar Motivasi Belajar Sangat baik Sangat tinggi Baik Tinggi Cukup Cukup Kurang Rendah 5. Menghitung rata-rata dari skor keseluruhan dengan rumus berikut. Keterangan: Rata-rata (x) = X N = jumlah skor keseluruhan = banyak sampel (siswa) 6. Mengambil kesimpulan dari hasil rata-rata yang diperoleh berdasarkan tabel kategori. Langkah-langkah analisis data tersebut digunakan untuk mendeskripsikan data angket variabel variasi mengajar dan motivasi belajar. Selain itu, langkah tersebut juga digunakan untuk menganalisis data hasil observasi yang digunakan peneliti sebagai data pendukung Uji Prasyarat Analisis Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2015:241) uji normalitas digunakan untuk memastikan data setiap variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-

88 71 Smirnov Test (dengan program SPSS versi 16). Hasil perhitungan dinyatakan berdistribusi normal bila nilai signifikansi 0,05 (Priyatno 2014:79) Uji linieritas Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan linear. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16 dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier, apabila nilai signifikansinya (Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno 2014:79) Analisis Data Akhir Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan teknik analisis korelasi Pearson atau Product Moment. Priyatno (2014:123) menyatakan bahwa analisis korelasi Pearson atau product moment adalah analisis untuk mengukur keeratan secara linier antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal. Pada penelitian ini, uji hipotesis menggunakan bantuan program SPSS versi 16. Rumus korelasi pearson atau product moment yang digunakan adalah sebagai berikut: r xy N XY - X Y N X X N Y Y 2 (Awalludin 2008:3-15).

89 72 Keterangan: r xy X Y XY N : koefisien korelasi product moment : angka mentah untuk variabel X : angka mentah untuk variabel Y : product dari X dan Y : sigma atau jumlah : jumlah individu dalam sampel Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Hasil korelasi yang sempurna sebesar -1,00 dan 1,00. Bila tidak ada korelasi maka angka indeks korelasi menunjukkan angka 0 (Awalludin 2008:3-8). Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, maka dapat berpedoman pada tabel 3.8 sebagai berikut. Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2012: 231)

90 Uji Signifikansi Analisis ini dimaksudkan untuk menguji data tentang hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Sugiyono (2015:258) menyatakan bahwa untuk uji signifikansi korelasi product moment secara praktis, dapat langsung mengkonsultasikan pada product moment. Ketentuannya apabila lebih kecil dari, maka Ho diterima, dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Tetapi sebaliknya bila lebih besar dari ( ) maka Ha diterima, artinya signifikan.

91 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data dari masing-masing variabel penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi mengajar sedangkan variabel terikat adalah motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Analisis Deskriptif Variasi Mengajar Guru Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Berdasarkan hasil analisis deskriptif angket penelitian menunjukkan variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori baik dengan perolehan skor rata-rata 80,57 yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Angket Variasi Mengajar Guru Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik Baik Cukup , Kurang 0 0 Jumlah 95 siswa 100 Baik Sumber: data setelah diolah tahun

92 75 Terlihat pada Tabel 4.1, menunjukkan bahwa sebanyak 42% (40 siswa) menganggap variasi mengajar guru sangat baik, dan 58% (55 siswa) menganggap variasi mengajar guru baik. Gambaran tentang variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dapat pula dilihat dalam diagram berikut: Variasi Mengajar 0% 0% 58% 42% sangat baik baik cukup kurang Gambar 4.1 Diagram Hasil Angket Variasi Mengajar Diagram hasil angket variasi mengajar tersebut menunjukkan sebagian besar siswa beranggapan bahwa variasi mengajar yang dilakukan guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dalam kategori baik. Variasi mengajar dalam penelitian ini terdiri dari delapan indikator. Penggolongan hasil skor rata-rata angket setiap indikator variasi mengajar, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

93 76 Tabel 4.2 Skor Rata-rata Setiap Indikator Angket Variasi Mengajar Guru Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal No. Indikator Jumlah pertanyaan Ratarata Kategori 1 Variasi suara 4 89,01 sangat baik 2 Pemusatan perhatian 3 86,75 sangat baik 3 Kesenyapan 2 77,50 baik 4 Mengadakan kontak pandang 3 89,64 sangat baik 5 Gerakan badan dan mimik 3 82,36 sangat baik 6 Perubahan posisi 2 68,81 baik 7 Variasi alat bantu pengajaran 2 66,57 baik 8 Variasi pola interaksi 2 66,97 baik Skor rata-rata 80,57 Kategori BAIK Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil angket, secara keseluruhan variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dianggap baik oleh siswanya dengan perolehan skor rata-rata sebesar 80,57. Apabila dilihat pada setiap indikator, menunjukkan bahwa variasi suara guru dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 89,01, pemusatan perhatian dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 86,75, kesenyapan dalam kategori baik dengan skor ratarata 77,50, mengadakan kontak pandang dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 89,64, gerakan badan dan mimik dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 82,36, perubahan posisi dalam kategori baik dengan skor rata-rata 68,81, variasi penggunaan alat bantu dalam kategori baik dengan skor rata-rata 66,57, dan variasi pola interaksi dalam kategori baik dengan skor ratarata 66,97.

94 77 Perolehan data angket dalam penelitian ini didukung pula dengan hasil observasi. Hasil observasi variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal diuraikan pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Variasi Mengajar Guru Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal No. Indikator Skor Rata-rata Kategori 1 Variasi suara 28 87,50 sangat baik 2 Pemusatan perhatian 28 87,50 sangat baik 3 Kesenyapan 27 84,37 sangat baik 4 Mengadakan kontak pandang 28 87,50 sangat baik 5 Gerakan badan dan mimik 25 78,12 baik 6 Perubahan posisi 21 65,62 baik 7 Variasi alat bantu pengajaran 19 59,37 Cukup 8 Variasi pola interaksi 18 56,25 Cukup Skor rata-rata 75,78 Kategori BAIK Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.3 dengan perolehan skor rata-rata 75,78 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal masuk dalam kategori baik. Data mengenai variasi mengajar juga di dapat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori baik. Secara lebih jelas analisis deskriptif dari setiap indikator diuraikan sebagai berikut.

95 Variasi Suara Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator variasi suara termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 89,01. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Variasi Suara Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik 66 69, Baik 28 29, Cukup , Kurang 0 0 Jumlah Sangat baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.4 sebanyak 69,5% (66 siswa) dalam kategori sangat baik, 29,5% (28 siswa) dalam kategori baik, dan 1% (1 siswa) dalam kategori cukup. Kategori tersebut mengindikasikan 66 siswa menganggap guru selalu memvariasikan suaranya, 28 siswa menganggap guru sering memvariasikan suaranya, dan 1 siswa menganggap guru kadang-kadang memvariasikan suaranya. Hal tersebut didukung pula dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada tabel 4.3 menyatakan variasi suara guru pada kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 87,50. Hasil wawancara menyatakan bahwa selama ini guru senantiasa memberikan variasi suara dengan sangat baik, menjelaskan dengan suara guru terdengar jelas dan lancar, dan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

96 Pemusatan Perhatian Siswa Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator pemusatan perhatian siswa termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 86,75. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Pemusatan Perhatian Siswa Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik Baik Cukup , Kurang 0 0 Jumlah Sangat baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.5 sebanyak 77% (73 siswa) menyatakan pemusatan perhatian siswa dalam kategori sangat baik, 18% (17 siswa) dalam kategori baik, dan 5% (5 siswa) dalam kategori cukup. Kategori tersebut mengindikasikan 73 siswa menyatakan guru selalu memusatkan perhatian siswa, 17 siswa menyatakan guru sering memusatkan perhatian siswa, dan 5 siswa menyatakan guru terkadang memusatkan perhatian siswa. Didukung pula dengan data hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.3, menujukkan pemusatan perhatian siswa dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 87,50. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menyatakan guru senantiasa berusaha menarik perhatian siswa agar selalu memperhatikan penjelasan guru dengan berbagai cara baik secara lisan maupun perbuatan.

97 Kesenyapan Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator kesenyapan termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 77,50. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Kesenyapan Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik Baik Cukup , Kurang 4 5 Jumlah Baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.6 bahwa sebanyak 45% (43 siswa) menyatakan kesenyapan yang dilakukan guru sangat baik, 25% (24 siswa) menyatakan baik, 25% (24 siswa) menyatakan cukup, dan 5% (4 siswa) menyatakan kurang. Kategori tersebut mengindikasikan bahwa 43 siswa menyatakan guru selalu memberi kesenyapan, 24 siswa menyatakan guru sering memberikan kesenyapan, 24 siswa menyatakan guru terkadang memberi kesenyapan, dan 4 siswa menyatakan guru tidak pernah memberi kesenyapan. Hasil observasi indikator kesenyapan seperti terlihat pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa kesenyapan yang dilakukan guru dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 84,37. Hasil wawancara menyatakan bahwa guru sering memberikan kesenyapan atau waktu senyap saat pembelajaran pada saat

98 81 kelas mulai tidak kondusif dan pada saat memberi waktu apabila ada siswa yang ingin mengajukan pertanyaan Mengadakan Kontak Pandang Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator mengadakan kontak pandang termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 89,64. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Mengadakan Kontak Pandang Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik Baik Cukup , Kurang 1 1 Jumlah Sangat baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.7 bahwa sebanyak 84% (80 siswa) menyatakan kontak pandang guru dalam kategori sangat baik, 15% (14 siswa) menyatakan dalam kategori baik, dan 1% (1 siswa) menyatakan dalam kategori kurang. Kategori tersebut mengindikasikan 80 siswa menyatakan guru selalu mengadakan kontak pandang kepada siswa, 14 siswa menyatakan guru sering mengadakan kontak pandang kepada siswa, dan 1 siswa menyatakan guru tidak pernah mengadakan kontak pandang dengan siswa. Didukung pula dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa kontak pandang guru terhadap siswa masuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 87,50. Hasil

99 82 wawancara dengan guru dan siswa menyatakan bahwa saat pembelajaran berlangsung, pandangan guru senantiasa menyeluruh ke semua siswa Gerakan Badan dan Mimik Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator gerakan badan dan mimik termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 82,36. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Indikator Gerakan Badan dan Mimik Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik Baik Cukup , Kurang 1 1 Jumlah Sangat baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.8 bahwa sebanyak 63% (60 siswa) menyatakan gerakan badan dan mimik guru masuk dalam kategori sangat baik, 34% (32 siswa) menyatakan dalam kategori baik, 2% (2 siswa) menyatakan dalam kategori cukup, dan 1% (1 siswa) menyatakan dalam kategori kurang. Kategori tersebut mengindikasikan 60 siswa menyatakan guru selalu mengajar dengan gerakan badan dan mimiknya, 32 siswa menyatakan guru sering mengajar dengan gerakan badan dan mimiknya, 2 siswa menyatakan guru terkadang mengajar dengan gerakan badan dan mimiknya, dan 1 siswa menyatakan guru tidak pernah mengajar dengan gerakan badan dan mimiknya.

100 83 Didukung hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.3, menunjukkan gerak badan dan mimik guru pada saat mengajar dalam kategori baik dengan skor rata-rata 78,12. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru senantiasa menunjukkan semangat dalam mengajar, dan guru juga menjelaskan materi terkadang disertai gerakan-gerakan badan Perubahan Posisi Guru Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan indikator perubahan posisi guru termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 68,81. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Perubahan Posisi Guru Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik Baik Cukup , Kurang 7 8 Jumlah Baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebanyak 23% (22 siswa) menyatakan perubahan posisi guru dalam kategori sangat baik, 24% (23 siswa) menyatakan dalam kategori baik, 45% (43 siswa) menyatakan dalam kategori cukup, dan 8% (7 siswa) menyatakan dalam kategori kurang. Kategori tersebut mengindikasikan 22 siswa menyatakan guru selalu melakukan perubahan posisi, 23 siswa menyatakan guru sering melakukan perubahan posisi, 43 siswa menyatakan guru kadang-kadang melakukan perubahan posisi, dan 7 siswa menyatakan guru tidak pernah melakukan perubahan posisi.

101 84 Didukung dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa perubahan posisi guru dalam kategori baik dengan skor rata-rata 65,62. Dari hasil wawancara dapat diketahui perubahan posisi guru lebih banyak berada di depan kelas, namun terkadang guru juga berjalan mendekat siswa atau sampai belakang kelas Variasi Penggunaan Alat Bantu Pengajaran Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator variasi penggunaan alat bantu pengajaran termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 66,57. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Variasi Penggunaan Alat Bantu Pengajaran Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik 11 11, Baik 29 30, Cukup 49 51,5 66, Kurang 6 6,5 Jumlah Baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.10 sebanyak 11,5% (11 siswa) menyatakan variasi penggunaan alat bantu pengajaran dalam kategori sangat baik, 30,5% (29 siswa) menyatakan dalam kategori baik, 51,5% (49 siswa) menyatakan dalam kategori cukup, dan 6,5% (6 siswa) menyatakan dalam kategori kurang. Kategori tersebut mengindikasikan 11 siswa menyatakan guru selalu menggunakan alat bantu pengajaran, 29 siswa menyatakan guru sering

102 85 menggunakan alat bantu pengajaran, 49 siswa menyatakan guru kadangkadang menggunakan alat bantu pengajaran, dan 6 siswa menyatakan guru tidak pernah menggunakan alat bantu pengajaran. Hasil observasi yang dijadikan pendukung seperti terlihat pada Tabel 4.3 menyatakan bahwa variasi penggunaan alat bantu pengajaran dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 59,37. Hasil wawancara menunjukkan bahwa selama ini memang penggunaan alat bantu pengajaran masih belum optimal ditunjukkan dengan jarangnya digunakan media dan alat peraga Variasi Pola Interaksi Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator variasi pola interaksi termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 66,97. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Variasi Pola Interaksi Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat baik Baik Cukup 45 47,5 66, Kurang 9 9,5 Jumlah Baik Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.11 sebanyak 22% (21 siswa) menyatakan variasi pola interaksi dalam kategori sangat baik, 21% (20 siswa) menyatakan dalam kategori baik, 47,5% (45 siswa) menyatakan dalam kategori cukup, dan 9,5% (9 siswa) menyatakan dalam kategori kurang. Kategori tersebut

103 86 mengindikasikan 21 siswa menyatakan guru selalu memvariasikan pola interaksi, 20 siswa menyatakan guru sering memvariasikan pola interaksi, 45 siswa menyatakan guru kadang-kadang memvariasikan pola interaksi, dan 9 siswa menyatakan guru tidak pernah memvariasikan pola interaksi. Hasil observasi seperti terlihat pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa variasi pola interaksi tergolong cukup dengan skor rata-rata 56,25. Hasil wawancara menunjukkan bahwa selama ini pembelajaran dua arah atau pembelajaran berkelompok sudah dilakukan, namun pembelajaran masih banyak didominasi guru dalam pembelajaran Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Berdasarkan hasil analisis angket penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori tinggi dengan perolehan skor rata-rata sebesar 77,39 seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Interval Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah 0 0 Ratarata 77,39 Jumlah 95 siswa 100 Tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016

104 87 Terlihat pada Tabel 4.12 sebanyak 26% (25 siswa) mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 72% (68 siswa) mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dan 2% (2 siswa) mempunyai motivasi belajar cukup. Lebih jelasnya gambaran tentang motivasi belajar dapat disajikan dalam diagram berikut: Motivasi Belajar 2% 0% 72% 26% Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Gambar 4.2 Diagram Hasil Angket Motivasi Belajar Diagram hasil angket motivasi belajar tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi. Motivasi belajar dalam penelitian ini terdiri dari delapan indikator. Penggolongan skor rata-rata angket setiap indikator motivasi belajar diuraikan secara rinci pada tabel 4.13 berikut:

105 88 Tabel 4.13 Skor Rata-rata Setiap Indikator Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal No. Indikator Jumlah pertanyaan Ratarata Kategori 1 Tekun menghadapi tugas 4 80,39 tinggi 2 Ulet menghadapi kesulitan 2 76,84 tinggi 3 Menunjukkan minat terhadap 5 82,10 sangat tinggi bermacam-macam maalah 4 Lebih senang bekerja mandiri 3 78,77 tinggi 5 Cepat bosan pada tugas yang 2 55,52 cukup rutin 6 Dapat mempertahankan 2 78,55 tinggi pendapat 7 Tidak mudah melepas hal 3 82,80 sangat tinggi yang diyakini 8 Senang mencari dan 2 70,65 tinggi memecahkan soal-soal Skor rata-rata 77,39 Kategori TINGGI Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.13 berdasarkan hasil angket, secara keseluruhan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dalam kategori tinggi dengan perolehan skor rata-rata sebesar 77,39. Apabila dilihat dari setiap indikator, menunjukkan bahwa ketekunan siswa menghadapi tugas dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 80,39, ulet menghadapi kesulitan dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 76,84, menunjukkan minat terhadap bermacam masalah dalam kategori sangat tinggi dengan skor rata-rata 82,10, lebih senang bekerja mandiri dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 78,77, cepat bosan pada tugas yang rutin dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 55,52, dapat mempertahankan pendapat dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 78,55, tidak mudah melepas hal yang diyakini dalam kategori sangat tinggi dengan

106 89 skor rata-rata 82,80, dan senang mencari dan memecahkan soal-soal dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 70,65. Perolehan data angket dalam penelitian ini didukung pula dengan hasil observasi. Hasil observasi motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal diuraikan pada tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal No. Indikator Jumlah skor Skor ratarata Kategori 1 Tekun menghadapi tugas 25 78,12 tinggi 2 Ulet menghadapi kesulitan 26 81,25 tinggi 3 Menunjukkan minat terhadap 27 84,37 sangat tinggi bermacam masalah 4 Lebih senang bekerja mandiri 27 84,37 sangat tinggi 5 Cepat bosan pada tugas rutin 19 59,37 cukup 6 Dapat mempertahankan 26 81,25 tinggi pendapat 7 Tidak mudah melepas hal yang 22 68,75 tinggi diyakini 8 Senang mencari dan 21 65,62 tinggi memecahkan soal Skor rata-rata 75,39 Kategori TINGGI Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.14 dengan perolehan skor rata-rata 75,39 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil observasi, motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi. Data mengenai variasi mengajar juga di dapat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad

107 90 Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori tinggi. Secara lebih jelas analisis deskriptif dari setiap indikator diuraikan secara rinci sebagai berikut Tekun Menghadapi Tugas Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator tekun menghadapi tugas termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata sebesar 80,39. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Indikator Tekun Menghadapi Tugas Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi 49 51, Cukup 9 9,5 80, Rendah 0 0 Jumlah Tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.15 bahwa sebanyak 39% (37 siswa) memiliki ketekunan menghadapi tugas dalam kategori sangat tinggi, 51,5% (49 siswa) dalam kategori tinggi, dan 9,5% ( 9 siswa) dalam kategori cukup. Kategori tersebut mengindikasikan bahwa 37 siswa selalu tekun dalam menghadapi tugas, 49 siswa sering tekun dalam menghadapi tugas, dan 9 siswa kadangkadang tekun dalam menghadapi tugas. Didukung pula dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14, menyatakan ketekunan siswa dalam menghadapi tugas tergolong tinggi dengan skor rata-rata 78,12. Hasil wawancara menunjukkan bahwa

108 91 siswa sudah dapat dikatakan tekun saat menghadapi tugas, dan siswa sudah mampu bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu Ulet Menghadapi Kesulitan Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator ulet menghadapi kesulitan termasuk dalam kategori tinggi dengan skor ratarata 76,84. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup , Rendah 2 2 Jumlah Tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.16 bahwa sebanyak 41% (39 siswa) memiliki keuletan menghadapi kesulitan dalam kategori sangat tinggi, 28% (26 siswa) dalam kategori tinggi, 29% (28 siswa) dalam kategori cukup, dan 2% (2 siswa) dalam kategori yang rendah. Kategori tersebut mengindikasikan 39 siswa selalu ulet menghadapi kesulitan, 26 siswa sering menunjukkan keuletan saat menghadapi kesulitan, 28 siswa terkadang ulet menghadapi kesulitan, dan 2 siswa tidak pernah ulet saat menghadapi kesulitan. Hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 menujukkan keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata sebesar 81,25. Hasil wawancara menunjukkan siswa dianggap ulet

109 92 saat menghadapi kesulitan, terlihat dari keaktifan siswa bertanya saat ada hal yang kurang paham atau kurang dimengerti oleh siswa Menunjukkan Minat Terhadap Bermacam-macam Masalah Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan indikator menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan skor rata-rata 82,10. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Menunjukkan Minat Terhadap Bermacam-macam Masalah Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup , Rendah 0 0 Jumlah Sangat tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.17 bahwa sebanyak 40% (38 siswa) menunjukkan minat yang sangat tinggi terhadap bermacam-macam masalah, 58% (55 siswa) menunjukkan minat yang tinggi, dan 2% (2 siswa) menunjukkan minat yang cukup. Kategori tersebut mengindikasikan 38 siswa selalu menunjukkan minat terhadap bermacam masalah, 55 siswa sering menunjukkan minat terhadap bermacam masalah, dan 2 siswa terkadang menunjukkan minat terhadap bermacam masalah. Didukung pula dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 bahwa siswa menunjukkan minat terhadap berbagai masalah dalam

110 93 kategori sangat tinggi dengan skor rata-rata sebesar 84,37. Hasil wawancara menunjukkan minat siswa yang tinggi terlihat dari antusias dan semangat saat mengikuti pembelajaran Lebih Senang Bekerja Mandiri Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator lebih senang bekerja mandiri termasuk dalam kategori tinggi dengan skor ratarata 78,77. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup , Rendah 1 1 Jumlah Tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.18 bahwa sebanyak 47% (45 siswa) memiliki kesenangan untuk bekerja mandiri dengan sangat tinggi, 39% (37 siswa) dalam kategori tinggi, 13% (12 siswa) dalam kategori cukup, dan 1% (1 siswa) dalam kategori rendah. Kategori tersebut mengindikasikan 45 siswa selalu senang bekerja mandiri, 37 siswa sering merasa senang bekerja mandiri, 12 siswa terkadang senang bekerja mandiri, dan 1 siswa tidak pernah senang bekerja mandiri. Hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 menunjukkan siswa lebih senang bekerja mandiri masuk dalam kategori sangat tinggi dengan

111 94 skor rata-rata 84,37. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kemandirian siswa sudah dapat dilihat dari kegiatan belajar sehari-hari seperti pada saat diberikan tugas, siswa sudah mampu mandiri menyelesaikan tugas yang diberikan Cepat Bosan pada Tugas-tugas yang Rutin Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin termasuk dalam kategori cukup dengan skor rata-rata 55,52. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Cepat Bosan pada Tugas-tugas yang Rutin Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup , Rendah Jumlah Cukup Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.19 bahwa sebanyak 4% (4 siswa) menunjukkan tingkat kebosanan yang sangat tinggi pada tugas-tugas yang rutin, 11% ( 10 siswa) dalam kategori tinggi, 62% (59 siswa) dalam kategori cukup, dan 23% (22 siswa) dalam kategori rendah. Kategori tersebut mengindikasikan 4 siswa selalu bosan pada tugas yang rutin, 10 siswa sering bosan pada tugas yang rutin, 59 siswa terkadang bosan dengan tugas rutin, dan 22 siswa tidak pernah bosan pada tugas yang rutin. Didukung pula dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 bahwa tingkat kebosanan siswa pada tugas yang rutin dalam

112 95 kategori cukup dengan skor rata-rata 59,37. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa lebih senang untuk mengerjakan tugas yang rutin dan kurang senang dengan tugas yang beraneka ragam Dapat Mempertahankan Pendapat Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator dapat mempertahankan pendapat termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 78,55. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Indikator Dapat Mempertahankan Pendapat Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup , Rendah 2 2 Jumlah Tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.20 bahwa sebanyak 46% (44 siswa) menunjukkan tingkat kemampuan sangat tinggi dalam mempertahankan pendapat, 32% (30 siswa) dalam kategori tinggi, 20% (19 siswa) dalam kategori cukup, dan 2% (2 siswa) dalam kategori rendah. Kategori tersebut mengindikasikan 44 siswa selalu mempertahankan pendapatnya, 30 siswa sering mempertahankan pendapatnya, 19 siswa terkadang mempertahankan pendapatnya, dan 2 siswa tidak pernah mempertahankan pendapatnya. Hal tersebut didukung pula dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 menunjukkan kemampuan siswa dalam

113 96 mempertahankan pendapatnya dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 81,25. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan siswa sudah mampu mempertahankan pendapatnya, siswa sudah berani berpendapat di depan guru dan teman-temannya dengan percaya diri Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan skor rata-rata 82,80. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup , Rendah 0 0 Jumlah Sangat tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada Tabel 4.21 bahwa sebanyak 60% (57 siswa) dalam kategori sangat tinggi, 36% (34 siswa) dalam kategori tinggi, dan 4% (4 siswa) dalam kategori cukup. Kategori tersebut mengindikasikan 57 siswa selalu yakin dan tidak mudah melepas hal yang diyakininya, 34 siswa sering merasa yakin, dan 4 siswa tidak pernah merasa yakin. Hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 menunjukkan kemampuan siswa untuk tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 68,75. Dari hasil wawancara diketahui

114 97 bahwa selama ini siswa sudah dapat meyakini bahwa apa yang dilakukannya benar, ditunjukkan dengan tidak mudah terpengaruhnya siswa saat menjawab soal atau tugas yang diberikan guru Senang Mencari dan Memecahkan Soal-soal Hasil perhitungan deskriptif angket menunjukkan bahwa indikator senang mencari dan memecahkan soal-soal termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 70,65. Gambaran tentang indikator tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Soal-soal Interval Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata (F) (%) Sangat tinggi Tinggi Cukup , Rendah 7 8 Jumlah Tinggi Sumber: data setelah diolah tahun 2016 Terlihat pada tabel 4.22 bahwa sebanyak 26% (25 siswa) dalam kategori sangat tinggi, 24% (23 siswa) dalam kategori tinggi, 42% (40 siswa) dalam kategori cukup, dan 8% (7 siswa) dalam kategori rendah. Kategori tersebut mengindikasikan 25 siswa selalu senang mencari dan memcahkan soal-soal, 23 siswa sering merasa senang mencari dan memecahkan soal-soal, 40 siswa kadang-kadang merasa senang mencari dan memecahkan soal-soal, dan 7 siswa tidak pernah senang mencari dan memecahkan soal-soal. Didukung pula dengan hasil observasi seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 menyatakan bahwa kesenangan siswa dalam mencari dan

115 98 memecahkan soal pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 65,62. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian siswa senang mengerjakan soal-soal di buku, dan sebagian lagi lebih senang untuk bermain mengobrol dengan teman dibanding mengerjakan soal-soal yang ada di buku Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji normalitas dihitung dengan uji One Sample Kolmogorov- Smirnov Test dengan bantuan program SPSS versi 16. Jika asymp sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh asymp signifikansi (2-tailed) untuk variasi mengajar sebesar 0,537, dan motivasi belajar sebesar 0,705. Keduanya memiliki nilai asymp sig. > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut: Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Variasi Mengajar Motivasi Belajar N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

116 99 Normalitas data dapat juga dilihat dari grafik normal P-P Plot. Data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik mendekati garis diagonal. Dalam penelitian ini, titik-titik yang terbentuk pada grafik P-P Plot mendekati garis diagonal, yang berarti data berdistribusi normal seperti terlihat pada Gambar 4.3 berikut: Gambar 4.3 Grafik Normal P-P Plot Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linier. Uji linieritas dihitung dengan bantuan program SPSS versi 16 dengan menggunakan Test for Linearity. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier apabila nilai signifikansinya (Linearity) kurang dari 0,05. Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh signifikansi (Linearity) sebesar 0,000 kurang dari 0,05 yang berarti kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linier. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.24 berikut:

117 100 Tabel 4.24 Hasil Uji Linieritas ANOVA Table Motivasi Belajar * Variasi Mengajar Between Groups Sum of Squares Df Mean Square F Sig. (Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menyimpulkan dan membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan. Adapun rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, dilakukan pengujian hipotesis yang akan diuraikan sebagai berikut.

118 Uji Korelasi Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Pearson atau Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 16. Dengan analisis korelasi Pearson atau Product Moment didapatkan koefesien korelasi ( ) untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel. Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Bila tidak ada korelasi maka angka indeks korelasi menunjukkan angka 0. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh angka indeks korelasi ( ) sebesar 0,698 yang berarti ada korelasi atau hubungan antar kedua variabel. Tingkat hubungan dengan indeks korelasi sebesar 0,698 dinyatakan masuk dalam kategori kuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar sebesar 0,698 dengan kategori kuat. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.25 berikut: Tabel 4.25 Hasil Uji Korelasi Correlations Variasi Mengajar Motivasi Belajar Variasi Mengajar Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 N Motivasi Belajar Pearson Correlation.698 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

119 Uji Signifikansi Uji signifikansi untuk menguji hubungan variabel X dengan variabel Y signifikan atau tidak dengan mengkonsultasikan pada product moment. Apabila lebih kecil dari, maka Ho diterima, dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Tetapi sebaliknya bila lebih besar dari ( ) maka Ha diterima, artinya signifikan. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh sebesar 0,698 untuk jumlah responden (N) 95. Apabila dilihat pada product moment untuk jumlah responden (N) 95, didapat sebesar 0,202 pada taraf signifikan 0,05 dan 0,263 pada taraf signifikan 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa lebih besar dari baik pada taraf signifikan 0,05 maupun 0,01 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti hubungan kedua variabel antara variabel variasi mengajar dengan variabel motivasi belajar adalah signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, hipotesis yang berbunyi ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dinyatakan diterima karena pada kenyataannya variasi mengajar memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar sebesar 0,698 termasuk dalam koefisien korelasi kategori kuat.

120 PEMBAHASAN Pemaknaan Temuan Pemaknaan temuan didasarkan pada hasil pengumpulan data yang dilakukan peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Hasil Analisis Variasi Mengajar Guru Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Variasi dalam mengajar dianggap penting untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan pada siswa. Menurut Hasibuan (2012:64) variasi adalah perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan, secara keseluruhan variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori baik dengan perolehan skor rata-rata sebesar 80,57. Dari 95 responden, sebanyak 42% (40 siswa) menganggap variasi mengajar guru sangat baik, dan 58% (55 siswa) menganggap variasi mengajar guru baik. Hal tersebut didukung pula dengan hasil observasi dengan skor rata-rata 75,78 dan wawancara yang dilakukan peneliti menunjukkan variasi mengajar guru dalam kategori baik. Variasi

121 104 mengajar guru dalam kategori baik karena dianggap telah memenuhi indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik, perubahan posisi, variasi penggunaan alat bantu dan variasi pola interaksi. Apabila dilihat pada setiap indikator, variasi suara guru dengan skor rata-rata angket 89,01 didukung skor observasi 87,50 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator variasi suara guru termasuk dalam kategori sangat baik. Ditunjukkan dengan guru selalu memvariasikan suaranya pada saat proses pembelajaran. Suara guru terdengar jelas pada saat menjelaskan, guru juga menjelaskan materi dengan lancar dan tidak terbata-bata, kecepatan bicara guru pada saat menjelaskan juga dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hasil tersebut sesuai dengan tolok ukur variasi suara yang diungkapkan Sardiman (2012: ) menyatakan bahwa yang termasuk dalam pengertian suara ialah kekuatan atau kekerasan, lagu bicara (intonasi), tekanan bicara dan kelancaran bicara. Indikator pemusatan perhatian siswa dengan perolehan skor rata-rata angket 86,75 didukung skor observasi 87,50 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator pemusatan perhatian siswa yang dilakukan guru termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan guru yang selalu berusaha menarik perhatian siswa agar memperhatikan penjelasan dari guru. Pemusatan perhatian siswa yang dilakukan guru terlihat dari bagaimana guru menarik perhatian siswa dengan perkataan lisan maupun

122 105 dengan berbagai perbuatan yang dilakukan. Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Anitah (2008:7.41) yang menyatakan bahwa pemusatan perhatian dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya. Indikator kesenyapan dengan perolehan skor rata-rata angket 77,50 didukung skor observasi 84,37 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator kesenyapan termasuk dalam kategori baik. Hasibuan (2012:66) menyatakan bahwa pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan semacam ini bertujuan meminta perhatian siswa. Sejalan dengan pendapat tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan guru yang sering memberikan waktu senyap saat pembelajaran berlangsung. Pemberian waktu senyap dilakukan guru saat kelas mulai tidak kondusif dan pada saat akhir penjelasan materi untuk memberi waktu apabila ada siswa yang ingin mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami. Indikator mengadakan kontak pandang dengan perolehan skor ratarata angket 89,64 didukung skor observasi 87,50 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator mengadakan kontak pandang termasuk dalam kategori sangat baik. Menurut Usman (2013:85) kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru selalu mengadakan kontak pandang secara menyeluruh kepada siswa-siswanya. Pandangan guru

123 106 pada saat pembelajaran merata ke semua siswa dan tidak membeda-bedakan antara siswa satu dengan siswa yang lain. Indikator gerakan badan dan mimik dengan perolehan skor rata-rata angket 82,36 didukung skor observasi 78,12 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator gerakan badan dan mimik termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan guru yang selalu memvariasikan gerakan badan dan mimik wajahnya menyesuaikan materi saat pembelajaran berlangsung. Guru senantiasa menunjukkan semangat dalam mengajar, dan guru juga menjelaskan materi disertai gerakan-gerakan yang membantu memperjelas penjelasan materi seperti mengangkat tangan atau menunjuk suatu benda. Sesuai dengan pendapat Usman (2013:85) yang menyatakan bahwa variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Indikator perubahan posisi guru dengan perolehan skor rata-rata angket 68,81 didukung skor observasi 65,62 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator perubahan posisi guru termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan guru yang sering melakukan perubahan posisi pada saat mengajar. Perubahan posisi guru dilakukan pada saat menjelaskan materi guru tidak hanya di depan kelas, kadang juga dengan berjalan, duduk di kursi guru, atau mendekat ke siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Anitah (2008:7.43) yang menyatakan bahwa sebagai seorang guru, selama mengajar guru tidak seharusnya terpaku di satu tempat.

124 107 Indikator variasi penggunaan alat bantu pengajaran dengan perolehan skor rata-rata angket 66,57 didukung skor observasi 59,37 dan hasil wawancara menunjukkan bahwa indikator variasi penggunaan alat bantu pengajaran termasuk dalam kategori baik. Menurut Hasibuan (2012:66) variasi di dalam setiap jenis media atau variasi antarjenis media perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Berkaitan dengan pendapat tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru sering menggunakan alat bantu pengajaran pada saat mengajar di kelas. Penggunaan alat bantu yang dilakukan guru, meskipun dalam kategori baik namun pelaksanaannya masih belum optimal karena alat bantu yang digunakan masih terbatas. Indikator variasi pola interaksi dengan perolehan skor rata-rata angket 66,97 didukung skor observasi 56,25 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator variasi pola interaksi termasuk dalam kategori baik. Menurut Aqib (2013:87) pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru sering memvariasikan pola interaksi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Guru terlihat sudah berusaha untuk melakukan pembelajaran dua arah dengan melibatkan partisipasi siswa. Pola interaksi yang sudah dilakukan guru yang lain yaitu dengan menerapkan pembelajaran berkelompok untuk melatih kerja sama siswa. Dengan adanya variasi mengajar yang dilakukan guru akan dapat memberikan semangat belajar bagi siswa. Variasi mengajar yang direspon baik oleh siswanya akan membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti

125 108 proses pembelajaran sehingga akan mampu menumbuhkan sikap positif terhadap guru serta dapat meningkatkan motivasi belajar bagi siswa Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Motivasi belajar merupakan salah satu penentu keberhasilan siswa dalam kegiatan belajarnya. Menurut Sardiman (2012:75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis deskriptif, secara keseluruhan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dalam kategori tinggi dengan perolehan skor rata-rata sebesar 77,39. Dari 95 responden, sebanyak 26% (25 siswa) mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 72% (68 siswa) mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dan 2% (2 siswa) mempunyai motivasi belajar cukup. Didukung pula dengan hasil observasi dengan skor rata-rata 75,39 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi. Motivasi belajar dapat dikatakan dalam kategori tinggi karena dianggap telah memenuhi indikator-indikator yang ditetapkan meliputi tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada

126 109 tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapat, tidak mudah melepas hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan soal-soal. Apabila dilihat pada setiap indikator, tekun menghadapi tugas dengan skor rata-rata 80,39 didukung skor observasi 78,12 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator tekun menghadapi tugas termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan seringnya siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru secara tuntas. Ketekunan siswa juga ditunjukkan dengan sikap tanggung jawab siswa yang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru secara tepat waktu. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Uno (2015:27) yang menyatakan bahwa salah satu peran motivasi adalah menentukan ketekunan belajar. Indikator ulet menghadapi kesulitan dengan skor rata-rata angket 76,84 didukung skor observasi 81,25 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator ulet menghadapi kesulitan termasuk dalam kategori tinggi. Sardiman (2012:84) menyatakan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Keuletan siswa menghadapi kesulitan merupakan salah satu bentuk dorongan usaha dalam pencapaian prestasi. Sesuai dengan hasil penelitian ini, keuletan ditunjukkan dengan seringnya siswa bertanya kepada guru saat ada hal-hal yang belum dimengerti. Keuletan siswa juga ditunjukkan saat menghadapi soal yang dianggap sulit, siswa tetap berusaha untuk mengerjakannya meskipun belum tentu jawaban yang diberikan benar.

127 110 Indikator menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah dengan perolehan skor rata-rata angket 82,10 didukung skor observasi 84,37 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hamdani (2011:292) menyatakan salah satu fungsi motivasi adalah sebagai penggerak dalam belajar. Salah satu faktor penggerak dalam kegiatan belajar adalah minat. Sejalan dengan pendapat tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan siswa selalu menunjukkan minat tehadap berbagai masalah. Siswa senantiasa menunjukkan semangat dan antusias yang tinggi terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan proses belajar di sekolah. Minat siswa juga tercermin dari sikap siswa yang senantiasa memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Indikator lebih senang bekerja mandiri dengan perolehan skor ratarata angket 78,77 didukung skor observasi 84,37 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator lebih senang bekerja mandiri termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan seringnya siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru secara mandiri, siswa sudah mampu menunjukkan kemandiriannya dengan mengerjakan tugas sendiri tidak dibuatkan oleh orang lain. Kemandirian siswa merupakan salah satu sikap siswa dalam menentukan arah perbuatan, sesuai dengan pendapat Sardiman (2012:84) yang menyatakan bahwa motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

128 111 Indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin dengan perolehan skor rata-rata angket 55,52 didukung skor observasi 59,37 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin termasuk dalam kategori cukup. Uno (2015:27) menyatakan salah satu fungsi motivasi yaitu menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar. Faktor kebosanan dalam diri siswa dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan siswa lebih senang untuk mengerjakan tugas yang rutin. Siswa kurang senang apabila diberikan tugas yang beraneka ragam. Bahkan sebagian siswa justru menyatakan bahwa mereka tidak senang apabila diberikan tugas. Indikator dapat mempertahankan pendapat dengan perolehan skor rata-rata angket 78,55 didukung skor observasi 81,25 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator dapat mempertahankan pendapat termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan seringnya siswa mengungkapkan pendapatnya di depan guru dan teman-temannya. Siswa mampu menunjukkan sikap percaya diri saat memberikan pendapat. Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat sesuai dengan fungsi motivasi yang dikemukakan Sardiman (2012:84) yaitu menyeleksi perbuatan, siswa dapat menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan. Indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini dengan perolehan skor rata-rata angket 82,80 didukung skor observasi 68,75 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator tidak mudah melepaskan hal yang

129 112 diyakini termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan siswa yang selalu merasa yakin dengan apapun yang dikerjakannya. Siswa sudah dapat meyakini bahwa apa yang dilakukannya benar. Keyakinan tersebut juga ditunjukkan dengan tidak mudah terpengaruhnya siswa saat menjawab soal atau tugas yang diberikan guru. Keyakinan siswa untuk tidak terpengaruh sesuai dengan pendapat Uno (2015:27) tentang peran motivasi salah satunya yaitu menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar. Indikator senang mencari dan memecahkan soal-soal dengan perolehan skor rata-rata 70,65 didukung skor observasi 65,62 dan hasil wawancara, menunjukkan bahwa indikator senang mencari dan memecahkan soal-soal termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan seringnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku paket. Tetapi, tidak semua siswa menunjukkan hal tersebut, ada juga siswa yang saat ada waktu luang lebih memlih untuk bermain atau mengobrol dengan teman dibanding mengerjakan soal-soal yang ada di buku. Kegiatan siswa mencari dan memecahkan soal-soal sesuai dengan fungsi motivasi menurut pendapat Sardiman (2012:84) yang mengemukakan bahwa motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Sardiman 2012:84). Motivasi yang terdapat dalam diri siswa akan mengoptimalkan prestasi yang dapat dicapai siswa, hal

130 113 ini karena motivasi merupakan dorongan utama bagi siswa untuk menentukan keberhasilan siswa dalam belajar Hasil analisis hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar Untuk mengetahui hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar dalam penelitian ini, digunakan uji korelasi Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 16. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi product moment diperoleh nilai sebesar 0,698 dengan sebesar 0,202 pada taraf signifikan 0,05 dan 0,263 pada taraf signifikan 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa > yang berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel variasi mengajar dengan variabel motivasi belajar. Dari tabel interprestasi terhadap koefisien korelasi Sugiyono (2012:231) dapat diketahui tingkat hubungan antara variasi mengajar dan motivasi belajar pada penelitian ini dengan koefisien korelasi sebesar 0,698 masuk dalam tingkat hubungan yang kuat. Hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar bersifat positif atau searah, terlihat dari koefisien korelasi bernilai positif yaitu 0,698 dan signifikan. Hubungan yang signifikan dalam penelitian ini mengandung arti bahwa, semakin baik variasi mengajar guru yang ditunjukkan dengan penguasaan variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik, perubahan posisi, variasi penggunaan alat bantu, dan variasi pola interaksi pada saat proses pembelajaran, maka akan membuat siswa memiliki sikap positif terhadap gurunya serta memiliki motivasi belajar yang tinggi ditunjukkan dengan

131 114 ketekunan siswa menghadapi tugas, keuletan menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapat, tidak mudah melepas hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan soal-soal. Keberhasilan proses pembelajaran bergantung bagaimana interaksi belajar mengajar yang dialami antara guru dan siswa. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan penggunaan variasi mengajar akan membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Slavin dalam Rifa i (2012:154) menyatakan bahwa pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik siswa sebanyak mungkin. Hal ini berarti bahwa guru harus mampu menarik minat dan meningkatkan hasrat ingin tahu peserta didik terhadap materi yang disajikan, salah satu caranya dengan penggunaan variasi metode penyajian yang menarik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2011:78) menjelaskan bahwa variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Aqib (2013:86-87) menyatakan bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

132 115 Berdasarkan penelitian ini, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Dengan demikian, semakin baik variasi mengajar guru maka akan semakin tinggi motivasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin kurang variasi mengajar guru maka semakin rendah motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sri Arita dan Susi Evanita tahun 2014 yang berjudul Persepsi Siswa tentang Keterampilan Variasi Guru Mengajar, Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Kota Batam. Hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa tentang keterampilan bervariasi guru mengajar dan lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Persepsi siswa tentang keterampilan variasi guru mengajar, lingkungan keluarga dan motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Penelitian lain yang dilakukan oleh Urusa Ansari dan Dr. Fauzia Khursid tahun 2012 dengan judul Effects of Innovative Teaching Stratgies on Students Performance. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan strategi pengajaran inovatif pada kinerja siswa kelas 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah satu bulan guru mengajar dengan penggunaan strategi pengajaran inovatif, dicapai skor yang signifikan lebih tinggi dibanding dengan pengajaran metode tradisional/konvensional.

133 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (1) implikasi teoretis, (2) implikasi praktis, dan (3) impilkasi pedagogis. Ketiga implikasi hasil penelitian ini dijabarkan sebagai berikut Implikasi Teoretis Hasil penelitian ini secara teoretis membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa. Variasi mengajar dalam suatu pembelajaran akan membuat siswa memiliki sikap positif terhadap gurunya serta lebih senang dalam mengikuti pembelajaran yang diajarkan guru sehingga siswa akan termotivasi dalam kegiatan belajarnya. Dengan adanya motivasi yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka akan dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan Implikasi Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memahami pentingnya pemberian variasi dalam kegiatan mengajar agar siswa lebih termotivasi saat mengikuti pembelajaran. Guru harus memahami bahwa untuk menjadi pendidik profesional maka guru diharuskan untuk menguasai berbagai keterampilan

134 117 yang salah satunya adalah mengadakan variasi mengajar. Guru juga perlu memahami pentingnya motivasi belajar pada diri setiap siswa akan ikut menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga guru perlu menerapkan strategi untuk memunculkan motivasi belajar yang salah satunya dengan memberikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan menggunakan variasi mengajar Implikasi Pedagogis Sosialisasi, workshop, seminar, dan pelatihan di bidang pendidikan diperlukan bagi guru-guru di sekolah untuk dapat menambah pengetahuan dalam rangka mengoptimalkan motivasi belajar siswa saat pembelajaran dengan penggunaan variasi mengajar. Guru dapat memahami unsur-unsur penting dalam suatu pembelajaran seperti kemampuan mengadakan variasi mengajar dan manfaat yang didapat dari penggunaan variasi mengajar tersebut, serta guru juga akan lebih memahami mengenai pentingnya motivasi belajar dari diri siswa dan mengetahui cara-cara yang tepat digunakan untuk memunculkan motivasi belajar pada diri siswa. Dengan demikian, guru akan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam praktik di sekolah agar pembelajaran berjalan lebih optimal.

135 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan 1. Variasi mengajar guru kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori baik dengan skor ratarata 80,57. Variasi mengajar guru dalam kategori baik karena telah memenuhi indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik, perubahan posisi, variasi penggunaan alat bantu dan variasi pola interaksi. 2. Motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori tinggi dengan skor ratarata 77,39. Motivasi belajar dalam kategori tinggi karena telah memenuhi indikator-indikator yang ditetapkan meliputi tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapat, tidak mudah melepas hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan soal-soal. 118

136 Ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal, yang ditunjukkan dengan uji hipotesis yang menunjukkan lebih besar dari (0,698 > 0,263). Dengan demikian, hipotesis ada hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal diterima. Hubungan yang signifikan antara variasi mengajar dengan motivasi belajar menunjukkan bahwa semakin baik variasi mengajar yang dilakukan guru, maka akan semakin tinggi motivasi belajar siswa SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagi Guru Guru diharapkan dapat memberikan variasi mengajar dalam setiap proses pembelajaran. Dengan variasi mengajar yang dilakukan, guru dapat mengatasi kebosanan pada siswa, dapat memberikan semangat, dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga tujuan belajar yang diinginkan akan tercapai Bagi Siswa Siswa diharapkan selalu mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajarnya, karena motivasi merupakan penggerak dalam diri siswa

137 120 yang akan menimbulkan rangsangan untuk belajar, menjamin kelangsungan belajar, dan memberikan arah kegiatan belajar sehinggan tujuan atau prestasi belajar siswa dapat tercapai. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dalam diri siswa akan dapat meningkatkan prestasinya Bagi Sekolah Sekolah diharapkan mampu bekerja sama dengan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan dengan penggunaan variasi mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi belajar pada diri siswa.

138 DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri, dkk Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Ansari, Urusa dan Fauzia Khursid Effects of Innovative Teaching Stratgies on Students Performance. Global Journal of Human Social Science Linguistic and Education, Volume. 12, Issue 10, Version 1.0, Year 2012, ISSN: X. Aqib, Zainal Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Awalludin Statistika Pendidikan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Bank Dunia Mentransformasi Tenaga Pendidikan Indonesia. Jakarta: Kantor Bank Dunia Jakarta. Darmawan, Deni Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Daryanto Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Dewi, Ratna Puspita Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar. JPGSD, Volume 02, Nomor 03, Tahun Evanita, Susi dan Sri Arita Persepsi Siswa tentang Keterampilan Variasi Guru Mengajar, Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Kota Batam. Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi UNP, Vol.1, No.1, ISSN: Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hasibuan dan Moedjiono Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Huda, Miftahul Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 121

139 122 Hung, Chun-Ming, Gwo-Jen Hwang dan Iwen Huang A Project-based Digital Storytelling Approach for Improving Students Learning Motivation, Problem-Solving Competence and Learning Achievement. Journal of Service Science and Management, 2014, 7, Lin, Mei-Hui dan Tsai-Fu Chuang The Effects of the Leadership Style on the Learning Motivation of Students in Elementary School. Educational Technology & Society, 15 (4), , ISSN: Mulyasa Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Musfiqon Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka. Nitamy, Cyntia Nida Hubungan Keterampilan Komunikasi Guru Mengajar dan Reward System dengan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, Vol. 1 No.1. OEDC PISA Result. OEDC. Palupi, Ratih Endang dan Rini Endah Sugiharti Hubungan Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pedagogik, Vol. Il, No. 2, September 2014, Hal Prasetiyo, Hendrik Eko Hubungan Persepsi Penerapan Metode TGT, Teknik Reward and Punishment dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN I Ngrejo Tulungagung. Jurnal Konstruktivisme, Vol.7, No. 2, Juli 2015, ISSN: Priyatno, Duwi SPSS 22 Pengolah Data. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Purwanto Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Puspitarukmi, Prima Shinta, Amir Fuady, dan Nugraheni Eko Wardani Pemanfaatan Media Gambar Berseri dengan Metode Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Menulis Eksposisi. Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Indonesia dan Pengajarannya, Volume 1, Nomor 1, ISSN: I Riduwan Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rifa i, Achmad dan Catharina Tri Anni Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

140 123 Santoso, Riscky Azhara Mega Hubungan Persepsi Penggunaan Alat Peraga dalam Proses Pembelajaran IPA dengan Motivasi Belajar di SDIT Baitul Halim Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Jurnal Pedagogik, Vol. II, No. 1, Februari Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sutomo, dkk Manajemen Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.20 Th Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika. Unesco Educational for All Global Monitoring Report. France: Unesco. Uno, Hamzah B Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Moh. Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Winataputra, Udin S Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

141 LAMPIRAN

142 124 Lampiran 1 HASIL WAWANCARA PRA PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV SD Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dapat diketahui berbagai permasalahan yang terjadi diantaranya yaitu dalam proses pembelajaran, selama ini variasi pembelajaran yang dilakukan masih monoton, pembelajaran masih berpusat pada guru dengan pendekatan konvensional melalui metode ceramah. Guru belum optimal dalam memvariasikan suara dan memusatkan perhatian siawa pada saat mengajar, hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dengan penjelasan guru. Guru belum mengembangkan pembentukan diskusi dalam pembelajaran. Untuk penggunaan media dan alat peraga dipakai hanya saat-saat tertentu dan terbatas pada alat peraga yang disediakan sekolah. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru selama ini juga masih belum maksimal, guru menjadi pusat perhatian siswa di depan kelas. Guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, pola interaksi yang dilakukan masih dominan dengan pola interaksi satu arah dari guru ke siswa. Dalam kegiatan pembelajaran setiap harinya, sebagian siswa masih cenderung pasif saat megikuti pembelajaran, namun ada juga siswa yang sudah aktif dalam pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap materi juga masih belum maksimal, hal ini dibuktikan dengan daya ingat siswa yang masih rendah akan materi pelajaran sehingga membuat hasil belajar siswa menjadi kurang. Dari hasil belajar siswa kebanyakan siswa masih kesulitan dalam mata pelajaran matematika. Motivasi belajar sebagian siswa dapat dikatakan masih kurang, terlihat dari saat pembelajaran berlangsung semangat belajar siswa masih kurang, siswa masih ramai dan kurang memperhatikan sehingga guru perlu menegur siswa. Siswa kurang tekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Saat diberikan PR, masih ada saja siswa yang tidak mengerjakan. Siswa kurang berani untuk mengemukakan pendapatnya saat berada di kelas. Siswa kurang yakin dan kurang percaya diri dalam mempertahankan hal yang diyakininya. Siswa juga kurang dapat memaanfaatkan waktu luang yang dimilikinya, kebanyakan siswa

143 125 menggunakan waktu luang saat berada di kelas untuk mengobrol dengan teman lain. Untuk kedisiplinan siswa, masih ada beberapa siswa yang kurang disiplin saat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Terdapat beberapa masalah pula terkait fasilitas belajar siswa di kelas, yaitu ada sekolah yang dengan ruang sempit terdapat banyak murid sehingga kurang leluasa dan kurang nyaman dalam proses belajar mengajar. Buku pegangan yang dimiliki murid juga tergolong kurang, sebagian siswa hanya menggunakan buku yang disediakan sekolah. Masalah yang lain yang ada yaitu peran orang tua yang masih kurang dalam pengawasan dan perhatian terhadap anak. Latar belakang pendidikan serta ekonomi orang tua murid memang berbeda-beda, namun menurut pemaparan yang disampaikan guru, kebanyakan tergolong menengah ke bawah. Guru Kelas IV Siamah, S.Pd.

144 126 Lampiran 2 KISI-KISI ANGKET UJI COBA Variabel Indikator Deskriptor No. Soal Jumlah Variasi Mengajar 1. Variasi Suara 2. Pemusatan perhatian siswa 3. Kesenyapan 4. Mengadakan kontak pandang 5. Gerakan badan dan mimik 6. Perubahan posisi guru 1. Kejelasan suara guru pada 1,4 saat mengajar. 2. Kelancaran bicara guru 2,3 pada saat menjelaskan. 1. Memberitahukan siswa 5,7 dengan ucapan lisan. 2. Mengulang materi penting Pemberian waktu senyap 8 saat suasana tidak kondusif. 2. Pemberian waktu senyap 9,10 saat perpindahan segmen mengajar. 1. Kontak pandang 11,14 meyeluruh ke semua siswa di kelas. 2. Memandang siswa yang 12,13 sedang diajak berbicara. 1. Semangat guru pada saat 15 mengajar. 2. Ekspresi guru pada saat 16,17 mengajar. 3. Menggerakan anggota 18 badan tertentu untuk menyampaikan sesuatu. 1. Tidak terfokus di satu 19,20 tempat saat mengajar. 2. Berkeliling di dalam kelas. 21, Variasi alat bantu pengajaran 8. Variasi pola interaksi 1. Menggunakan alat bantu 23 dalam mengajar Menggunakan media 24,25 pembelajaran tertentu. 1. Interaksi antara guru 26,28 dengan siswa Interaksi antara siswa 27,29,30 dengan siswa lainnya. Jumlah 30

145 127 Variabel Indikator Deskriptor No. Soal 1. Rajin mengerjakan tugas. 1,2 1. Tekun menghadapi tugas 2. Mengumpulkan tugas 3 tepat waktu. 3. Mengerjakan PR. 4 Jumlah 4 2. Ulet menghadapi kesulitan 1. Berani bertanya. 5,7 2. Tidak mudah putus asa. 6,8 4 Motivasi Belajar 3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas yang rutin 6. Dapat mempertahan kan pendapat 7. Tidak mudah melepas hal yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal 1. Datang tepat waktu Memperhatikan 10,11 penjelasan guru Memanfaatkan waktu 12,13 untuk belajar. 1. Tidak mencontek 14,15 2. Yakin dengan hasil 16,17 4 pekerjaan sendiri 1. Bosan dengan 18,19 pembelajaran monoton Bosan dengan tugas yang 20 monoton. 1. Merasa percaya diri. 21,22 2. Berani mengemukakan 23 3 pendapat di kelas. 1. Yakin dengan jawaban 24,25 diri sendiri. 2. Berpikir positif Mencari informasi dari 27 sumber lain. 2. Mengerjakan soal-soal di 28,29 buku Memanfaatkan waktu 30 luang untuk hal positif. Jumlah 30

146 128 Lampiran 3 ANGKET UJI COBA HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL I. IDENTITAS RESPONDEN Nama : Kelas : Sekolah : II. PETUNJUK PENGISIAN 1. Tulislah terlebih dahulu identitas Anda. 2. Bacalah setiap pertanyaan secara teliti sebelum menjawab. 3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada 4 pilihan jawaban yang tersedia. 4. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai, dan demi tercapainya hasil penelitian ini, maka jawablah sesuai dengan kondisi yang dialami tanpa ada pengaruh dari orang lain. 5. Periksa kembali identitas dan jawaban Anda sebelum menyerahkan angket ini.

147 129 A. Angket Variasi Mengajar Guru 1. Apakah suara guru terdengar jelas pada saat menjelaskan materi pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 2. Apakah suara guru terdengar datar dan membosankan pada saat menjelaskan materi? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 3. Apakah guru terdengar tidak lancar pada saat menjelaskan materi? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 4. Apakah guru memberikan perintah/petunjuk yang jelas kepada siswa saat memberikan tugas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 5. Apakah guru memberitahu siswa untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 6. Apakah guru mengulang-ulang penjelasan materi yang dianggap penting agar siswa lebih paham? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 7. Apakah guru membiarkan siswa yang tidak memperhatikan saat pembelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 8. Apakah guru tetap menjelaskan materi pelajaran saat suasana kelas ramai? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

148 Setelah mengajukan pertanyaan, apakah guru memberikan waktu berpikir sejenak kepada siswa untuk menjawab pertanyaan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 10. Setelah menjelaskan materi pelajaran, apakah guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 11. Apakah guru hanya memperhatikan siswa yang pintar selama pembelajaran berlangsung? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 12. Bila ada siswa yang sedang bertanya, apakah guru memandang siswa yang sedang menyampaikan pertanyaan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 13. Apakah guru menjelaskan sambil membaca buku dan tidak melihat siswa? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 14. Apakah guru memandang ke luar kelas saat proses pembelajaran berlangsung? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 15. Apakah guru terlihat bersemangat saat akan memulai pembelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 16. Apakah guru menunjukkan ekspresi kemarahan terhadap siswa saat pembelajaran berlangsung? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

149 Apakah guru terlihat tidak senang berada di kelas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 18. Apakah guru memberikan pujian (misal: tepuk tangan, acung jempol) kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 19. Apakah guru hanya berdiri di depan kelas saat menjelaskan materi pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 20. Apakah pada saat guru mengajar, guru hanya duduk di kursi sambil membacakan materi? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 21. Apakah guru berkeliling di dalam kelas pada saat menjelaskan materi pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 22. Apakah guru mendekati dan membantu siswa yang kesulitan saat mengerjakan tugas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 23. Apakah cara guru menjelaskan materi hanya dengan berceramah saja? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 24. Apakah ketika menjelaskan materi, guru menggunakan bantuan gambar? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 25. Apakah pada saat guru mengajar menggunakan bantuan LCD? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

150 Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan jawabannya di depan kelas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 27. Apakah guru melarang siswa bekerja sama dengan teman saat mengerjakan tugas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 28. Apakah guru memarahi siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 29. Apakah guru melarang siswa untuk mengomentari jawaban teman? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 30. Saat ada siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan, apakah guru memberi kesempatan pada siswa lainnya untuk menjawab pertanyaan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

151 133 B. Angket Motivasi Belajar Siswa 1. Apakah kamu merasa malas mengerjakan tugas yang diberikan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 2. Pada saat mengerjakan tugas, apakah kamu mengerjakannya secara lengkap sampai selesai? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 3. Apakah kamu mengumpulkan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 4. Apakah kamu mengerjakan PR di sekolah? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 5. Apabila kamu mengalami kesulitan dalam memahami materi, apakah kamu bertanya pada guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 6. Apabila mendapat nilai jelek, apakah kamu merasa kecewa dan putus asa? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 7. Jika kamu kesulitan memahami materi, apakah kamu merasamalu untuk bertanya pada teman? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 8. Ketika menghadapi soal yang sulit, apakah kamu lebih memilih untuk tidak mengerjakannya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

152 Apakah kamu datang terlambat saat jam masuk sekolah? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 10. Saat guru menjelaskan, apakah kamu berbicara dengan teman dan tidak memperhatikan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 11. Apakah kamu mencatat pelajaran yang diterangkan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 12. Ketika akan menghadapi ulangan, apakah kamu belajar sebelumnya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 13. Saat ada waktu luang, apakah kamu mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 14. Apakah kamu mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 15. Dalam mengerjakan tugas, apakah kamu mencontek milik teman? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 16. Apakah kamu merasa lebih puas dengan hasil pekerjaan sendiri dari pada pekerjaan yang dibantu orang lain? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 17. Saat mendapat PR atau tugas rumah, apakah kamu menyuruh orang lain untuk mengerjakannya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

153 Apakah kamu merasa senang mempelajari materi yang sama dan diulang secara terus menerus? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 19. Apakah kamu merasa bosan saat mengikuti proses pembelajaran yang monoton? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 20. Apakah kamu merasa bosan apabila diberikan tugas yang sama secara terus menerus? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 21. Apakah kamu merasa yakin dapat mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 22. Apakah kamu yakin akan mendapat nilai bagus saat mengerjakan ulangan harian? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 23. Apakah kamu merasa gugup saat berpendapat di depan teman-temanmu? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 24. Apakah kamu ragu-ragu saat menjawab pertanyaan yang diberikan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 25. Apabila jawabanmu berbeda dengan teman, apakah kamu mengganti jawabanmu sehingga sama dengan jawaban temanmu? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

154 Jika kamu mendapat nilai jelek, apakah kamu yakin akan mampu memperbaikinya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 27. Apakah kamu merasa malas untuk mencari informasi yang terkait dengan materi pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 28. Apakah kamu mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku tanpa harus menunggu perintah guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 29. Apakah kamu merasa tertantang untuk mengerjakan soal yang dianggap sulit oleh teman? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 30. Apakah kamu lebih memilih bermain daripada membaca buku pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

155 137 Lampiran 4 LEMBAR ANGKET UJI COBA

156 138

157 139

158 140 Lampiran 5 TABULASI DATA UJI COBA ANGKET VARIABEL VARIASI MENGAJAR Butir Soal kode Skor Total UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC

159 141 Lampiran 6 TABULASI DATA UJI COBA ANGKET VARIABEL MOTIVASI BELAJAR Butir Soal kode Total Skor UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC UC

160 142 Lampiran 7 HASIL UJI VALIDITAS ANGKET VARIABEL VARIASI MENGAJAR No. Soal Rxy 0, , , , , , , , , , Rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 Ket valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid Valid No. Soal Rxy 0, , , , , , , , , , Rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 Ket valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid Valid tidak valid valid No. Soal Rxy 0, , , , , , , , , ,58405 Rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 Ket valid tidak valid valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid tidak valid valid

161 143 Lampiran 8 HASIL UJI VALIDITAS ANGKET VARIABEL MOTIVASI BELAJAR No. Soal Rxy 0, , , , , , , , ,37 0, Rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 Ket valid valid valid valid Valid valid tidak valid tidak valid valid Valid No. Soal Rxy 0, , , , , , , , , ,14445 Rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 Ket valid valid Valid valid valid valid tidak valid Valid valid tidak valid No. Soal Rxy 0, , , , , , , , , , Rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 Ket tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid Valid tidak valid Valid

162 144 Lampiran 9 HASIL UJI RELIABILITAS ANGKET VARIASI MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR Reliabilitas Angket Variabel Variasi Mengajar Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Reliabilitas Angket Variabel Motivasi Belajar Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

163 145 Lampiran 10 KISI-KISI ANGKET PENELITIAN Variabel Indikator Deskriptor Variasi Mengajar 1. Kejelasan suara guru pada 1. Variasi saat mengajar. Suara 2. Kelancaran bicara guru pada saat menjelaskan. 1. Memberitahukan siswa 2. Pemusatan dengan ucapan lisan. perhatian 2. Mengulang materi siswa penting. 3. Kesenyapan 1. Pemberian waktu senyap saat perpindahan segmen mengajar. 4. Mengadakan kontak pandang 5. Gerakan badan dan mimik 6. Perubahan posisi guru 7. Variasi alat bantu pengajaran 8. Variasi pola interaksi 1. Kontak pandang meyeluruh ke semua siswa di kelas. 2. Memandang siswa yang sedang diajak berbicara. 1. Semangat guru pada saat mengajar. 2. Ekspresi guru pada saat mengajar. 3. Menggerakan anggota badan tertentu untuk menyampaikan sesuatu. No. Soal 1,4 2,3 5,7 6 8,9 10, Jumlah 1. Tidak terfokus di satu 16 tempat saat mengajar Berkeliling di dalam 17 kelas. 1. Menggunakan alat bantu 18 dalam mengajar Menggunakan media 19 pembelajaran tertentu. 1. Interaksi antara guru 20 dengan siswa Interaksi antara siswa 21 dengan siswa lainnya. Jumlah

164 146 Variabel Indikator Deskriptor No. Soal 1. Rajin mengerjakan tugas. 1,2 1. Tekun menghadapi tugas 2. Mengumpulkan tugas tepat 3 waktu. 3. Mengerjakan PR. 4 Jumlah 4 2. Ulet menghadapi kesulitan 1. Berani bertanya Tidak mudah putus asa. 6 2 Motivasi Belajar 3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas yang rutin 6. Dapat mempertahan kan pendapat 7. Tidak mudah melepas hal yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal 1. Datang tepat waktu Memperhatikan penjelasan 8,9 guru. 3. Memanfaatkan waktu 10,11 untuk belajar. 1. Tidak mencontek 12,13 2. Yakin dengan hasil pekerjaan sendiri 1. Bosan dengan pembelajaran monoton ,16 1. Merasa percaya diri Berani mengemukakan 18 pendapat di kelas. 1. Yakin dengan jawaban diri 19,20 sendiri. 2. Berpikir positif Mengerjakan soal-soal di 22 buku Memanfaatkan waktu 23 luang untuk hal positif. Jumlah

165 147 Lampiran 11 ANGKET PENELITIAN I. IDENTITAS RESPONDEN Nama : Kelas : No. Absen : Sekolah : II. PETUNJUK PENGISIAN 1. Tulislah terlebih dahulu identitas Anda. 2. Bacalah setiap pertanyaan secara teliti sebelum menjawab. 3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada 4 pilihan jawaban yang tersedia. 4. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai, dan demi tercapainya hasil penelitian ini, maka jawablah sesuai dengan kondisi yang dialami tanpa ada pengaruh dari orang lain. 5. Periksa kembali identitas dan jawaban Anda sebelum menyerahkan angket ini.

166 148 A. Angket Variasi Mengajar Guru 1. Apakah suara guru terdengar jelas pada saat menjelaskan materi pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 2. Apakah suara guru terdengar datar dan membosankan pada saat menjelaskan materi? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 3. Apakah guru terdengar tidak lancar pada saat menjelaskan materi? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 4. Apakah guru memberikan perintah/petunjuk yang jelas kepada siswa saat memberikan tugas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 5. Apakah guru memberitahu siswa untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 6. Apakah guru mengulang-ulang penjelasan materi yang dianggap penting agar siswa lebih paham? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 7. Apakah guru membiarkan siswa yang tidak memperhatikan saat pembelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 8. Setelah mengajukan pertanyaan, apakah guru memberikan waktu berpikir sejenak kepada siswa untuk menjawab pertanyaan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

167 Setelah menjelaskan materi pelajaran, apakah guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 10. Apakah guru hanya memperhatikan siswa yang pintar selama pembelajaran berlangsung? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 11. Apakah guru menjelaskan sambil membaca buku dan tidak melihat siswa? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 12. Apakah guru memandang ke luar kelas saat proses pembelajaran berlangsung? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 13. Apakah guru terlihat bersemangat saat akan memulai pembelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 14. Apakah guru terlihat tidak senang berada di kelas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 15. Apakah guru memberikan pujian (misal: tepuk tangan, acung jempol) kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 16. Apakah pada saat guru mengajar, guru hanya duduk di kursi sambil membacakan materi? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

168 Apakah guru berkeliling di dalam kelas pada saat menjelaskan materi pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 18. Apakah cara guru menjelaskan materi hanya dengan berceramah saja? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 19. Apakah ketika menjelaskan materi, guru menggunakan bantuan gambar? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 20. Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan jawabannya di depan kelas? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 21. Saat ada siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan, apakah guru memberi kesempatan pada siswa lainnya untuk menjawab pertanyaan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

169 151 B. Angket Motivasi Belajar Siswa 1. Apakah kamu merasa malas mengerjakan tugas yang diberikan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 2. Pada saat mengerjakan tugas, apakah kamu mengerjakannya secara lengkap sampai selesai? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 3. Apakah kamu mengumpulkan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 4. Apakah kamu mengerjakan PR di sekolah? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 5. Apabila kamu mengalami kesulitan dalam memahami materi, apakah kamu bertanya pada guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 6. Apabila mendapat nilai jelek, apakah kamu merasa kecewa dan putus asa? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 7. Apakah kamu datang terlambat saat jam masuk sekolah? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 8. Saat guru menjelaskan, apakah kamu berbicara dengan teman dan tidak memperhatikan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 9. Apakah kamu mencatat pelajaran yang diterangkan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

170 Ketika akan menghadapi ulangan, apakah kamu belajar sebelumnya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 11. Saat ada waktu luang, apakah kamu mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 12. Apakah kamu mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 13. Dalam mengerjakan tugas, apakah kamu mencontek milik teman? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 14. Apakah kamu merasa lebih puas dengan hasil pekerjaan sendiri dari pada pekerjaan yang dibantu orang lain? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 15. Apakah kamu merasa senang mempelajari materi yang sama dan diulang secara terus menerus? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 16. Apakah kamu merasa bosan saat mengikuti proses pembelajaran yang monoton? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 17. Apakah kamu yakin akan mendapat nilai bagus saat mengerjakan ulangan harian? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

171 Apakah kamu merasa gugup saat berpendapat di depan teman-temanmu? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 19. Apakah kamu ragu-ragu saat menjawab pertanyaan yang diberikan guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 20. Apabila jawabanmu berbeda dengan teman, apakah kamu mengganti jawabanmu sehingga sama dengan jawaban temanmu? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 21. Jika kamu mendapat nilai jelek, apakah kamu yakin akan mampu memperbaikinya? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 22. Apakah kamu mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku tanpa harus menunggu perintah guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 23. Apakah kamu lebih memilih bermain daripada membaca buku pelajaran? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

172 154 Lampiran 12 LEMBAR ANGKET PENELITIAN

173 155

174 156 Lampiran 13 REKAPITULASI DATA HASIL ANALISIS DESKRIPTIF ANGKET VARIABEL VARIASI MENGAJAR NO SOAL NO KODE TOTAL SKOR KATEGORI 1 AHY ,57143 baik 2 AHY ,80952 baik 3 AHY ,80952 baik 4 AHY ,42857 sangat baik 5 AHY ,33333 sangat baik 6 AHY ,28571 sangat baik 7 AHY ,57143 baik 8 AHY ,95238 baik 9 AHY ,95238 baik 10 AHY ,80952 baik 11 AHY ,71429 sangat baik 12 AHY ,7619 baik 13 AHY ,90476 sangat baik 14 AHY ,19048 baik 15 AHY ,38095 baik 16 AHY ,33333 sangat baik 17 AHY ,90476 sangat baik 18 AHY ,57143 baik 19 AHY ,71429 sangat baik 20 AHY ,14286 sangat baik 21 AHY ,09524 sangat baik 22 AHY ,14286 sangat baik 23 AHY ,7619 baik 24 AHY ,80952 baik 25 AHY ,04762 sangat baik 26 AHY ,85714 sangat baik 27 AHY ,33333 sangat baik 28 AHY ,38095 baik 29 AHY ,71429 sangat baik 30 AHY ,14286 sangat baik

175 31 AHY ,42857 sangat baik 32 AHY ,42857 sangat baik 33 AHY ,95238 baik 34 AHY ,38095 baik 35 AHY ,57143 baik 36 AHY ,19048 baik 37 AHY ,52381 sangat baik 38 AHY ,19048 baik 39 AHY ,19048 baik 40 AHY ,38095 baik 41 AHY ,19048 baik 42 AHY ,42857 baik 43 AHY ,2381 baik 44 AHY ,71429 sangat baik 45 AHY baik 46 AHY ,09524 sangat baik 47 AHY ,14286 sangat baik 48 AHY ,52381 sangat baik 49 AHY ,71429 sangat baik 50 AHY ,42857 sangat baik 51 AHY ,09524 sangat baik 52 AHY ,14286 sangat baik 53 AHY ,90476 sangat baik 54 AHY ,57143 baik 55 AHY ,57143 baik 56 AHY ,66667 sangat baik 57 AHY ,42857 baik 58 AHY ,52381 sangat baik 59 AHY ,57143 baik 60 AHY ,61905 baik 61 AHY ,2381 baik 62 AHY ,28571 sangat baik 63 AHY ,7619 baik 64 AHY ,2381 baik 65 AHY ,19048 baik 157

176 AHY baik 67 AHY ,85714 baik 68 AHY ,95238 baik 69 AHY ,2381 baik 70 AHY ,19048 baik 71 AHY baik 72 AHY ,71429 sangat baik 73 AHY ,28571 baik 74 AHY ,33333 sangat baik 75 AHY ,2381 baik 76 AHY ,33333 sangat baik 77 AHY ,2381 baik 78 AHY ,2381 baik 79 AHY ,57143 baik 80 AHY ,61905 baik 81 AHY ,33333 sangat baik 82 AHY baik 83 AHY ,90476 sangat baik 84 AHY ,2381 baik 85 AHY ,28571 sangat baik 86 AHY ,7619 baik 87 AHY baik 88 AHY ,7619 baik 89 AHY ,7619 baik 90 AHY ,52381 sangat baik 91 AHY ,85714 sangat baik 92 AHY ,38095 baik 93 AHY ,85714 sangat baik 94 AHY ,57143 baik 95 AHY ,7619 baik JUMLAH RATA-RATA KATEGORI ,5764 BAIK

177 159 Lampiran 14 HASIL ANALISIS DESKRIPTIF VARIABEL VARIASI MENGAJAR TIAP INDIKATOR No Kode Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Variasi Suara Pemusatan Perhatian Siswa Kesenyapan Kontak Pandang jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori 1 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik 2 AHY sangat baik 6 50 cukup 4 50 cukup sangat baik 3 AHY ,25 baik 9 75 baik 4 50 cukup sangat baik 4 AHY sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 5 AHY ,25 baik 9 75 baik 6 75 baik sangat baik 6 AHY ,75 sangat baik 11 91,66 sangat baik sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 AHY ,25 baik 11 91,66 sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 8 AHY ,5 sangat baik 8 66,67 baik 4 50 cukup sangat baik 9 AHY ,25 baik 10 83,33 sangat baik sangat baik 11 91,67 sangat baik 10 AHY ,25 baik 9 75 baik 4 50 cukup sangat baik 11 AHY sangat baik sangat baik sangat baik 9 75 baik 12 AHY ,75 sangat baik 9 75 baik sangat baik 9 75 baik 13 AHY ,75 sangat baik sangat baik sangat baik 9 75 baik 14 AHY ,75 baik 10 83,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 9 75 baik 15 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 16 AHY ,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 17 AHY sangat baik sangat baik 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat baik 18 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik sangat baik 19 AHY ,75 sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 20 AHY ,25 baik 10 83,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 21 AHY sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 22 AHY ,25 baik sangat baik 7 87,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 23 AHY sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 24 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik 5 62,5 cukup 9 75 baik 25 AHY ,75 sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 26 AHY ,75 sangat baik sangat baik sangat baik 11 91,67 sangat baik 27 AHY sangat baik sangat baik 6 75 baik 10 83,33 sangat baik 28 AHY ,75 sangat baik 9 75 baik sangat baik 10 83,33 sangat baik 29 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 30 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik 6 75 baik 8 66,67 baik 31 AHY sangat baik sangat baik sangat baik 11 91,67 sangat baik 32 AHY sangat baik sangat baik sangat baik 11 91,67 sangat baik 33 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 34 AHY ,25 baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik sangat baik 35 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 36 AHY ,25 baik sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 37 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik sangat baik sangat baik 38 AHY baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 8 66,67 baik 39 AHY ,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 8 66,67 baik 40 AHY ,25 baik 11 91,67 sangat baik 3 37,5 kurang 11 91,67 sangat baik 41 AHY ,25 baik sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 42 AHY ,75 baik 10 83,33 sangat baik 4 50 cukup sangat baik 43 AHY ,5 sangat baik 8 66,67 baik 6 75 baik 9 75 baik 44 AHY sangat baik 11 91,67 sangat baik 4 50 cukup sangat baik 45 AHY ,75 sangat baik 10 83,33 sangat baik 5 62,5 cukup 8 66,67 baik 46 AHY ,75 sangat baik sangat baik 7 87,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 47 AHY ,25 baik 10 83,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik

178 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik sangat baik 49 AHY sangat baik sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik 50 AHY sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 51 AHY ,5 sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 52 AHY ,25 baik sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 53 AHY sangat baik 11 91,67 sangat baik sangat baik sangat baik 54 AHY ,25 baik 7 58,33 cukup 6 75 baik sangat baik 55 AHY ,25 baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik 10 83,33 sangat baik 56 AHY ,5 sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 57 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 3 37,5 kurang 10 83,33 sangat baik 58 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik sangat baik 9 75 baik 59 AHY ,25 baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 60 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 4 50 cukup 10 83,33 sangat baik 61 AHY baik 10 83,33 sangat baik 3 37,5 kurang 10 83,33 sangat baik 62 AHY sangat baik sangat baik sangat baik 11 91,67 sangat baik 63 AHY sangat baik sangat baik 4 50 cukup 10 83,33 sangat baik 64 AHY ,25 baik 7 58,33 cukup 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat baik 65 AHY ,75 baik sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 66 AHY baik 9 75 baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 67 AHY ,5 cukup 9 75 baik sangat baik 3 25 kurang 68 AHY ,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik sangat baik sangat baik 69 AHY baik 8 66,67 baik 5 62,5 cukup 10 83,33 sangat baik 70 AHY baik 10 83,33 sangat baik 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat baik 71 AHY ,5 sangat baik 9 75 baik 4 50 cukup sangat baik 72 AHY sangat baik sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik 73 AHY ,5 sangat baik 8 66,67 baik 5 62,5 cukup 10 83,33 sangat baik 74 AHY ,5 sangat baik sangat baik 4 50 cukup 11 91,67 sangat baik 75 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 8 66,67 baik 76 AHY sangat baik 9 75 baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 77 AHY ,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 78 AHY ,25 baik 10 83,33 sangat baik 2 25 kurang 11 91,67 sangat baik 79 AHY ,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat baik 80 AHY baik 11 91,67 sangat baik 4 50 cukup 10 83,33 sangat baik 81 AHY ,75 sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 82 AHY ,5 sangat baik 8 66,67 baik 7 87,5 sangat baik 10 83,33 sangat baik 83 AHY ,5 sangat baik sangat baik 7 87,5 sangat baik sangat baik 84 AHY ,25 baik 8 66,67 baik 6 75 baik 8 66,67 baik 85 AHY sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 86 AHY sangat baik 10 83,33 sangat baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 87 AHY ,75 sangat baik 8 66,67 baik 6 75 baik 11 91,67 sangat baik 88 AHY ,5 sangat baik 9 75 baik 6 75 baik sangat baik 89 AHY ,75 sangat baik sangat baik 7 87,5 sangat baik 9 75 baik 90 AHY sangat baik 7 58,33 cukup 4 50 cukup sangat baik 91 AHY sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 92 AHY ,75 sangat baik 11 91,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 11 91,67 sangat baik 93 AHY sangat baik 11 91,67 sangat baik sangat baik sangat baik 94 AHY ,75 sangat baik 10 83,33 sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik 95 AHY sangat baik 6 50 cukup 6 75 baik sangat baik RATA-RATA KATEGORI 89,013 sangat baik 86,754 sangat baik 77,5 baik 89,649 sangat baik

179 161 No Kode Indikator 5 Indikator 6 Indikator 7 Indikator 8 Gerakan Badan dan Mimik Perubahan Posisi Variasi Alat Bantu Variasi Pola Interaksi jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori 1 AHY ,67 baik 6 75 baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 2 AHY baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 3 AHY baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 4 AHY sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik sangat baik 5 AHY sangat baik sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 6 AHY ,33 sangat baik sangat baik 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 7 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 8 AHY sangat baik 6 75 baik 6 75 baik 6 75 baik 9 AHY baik 3 37,5 kurang 6 75 baik sangat baik 10 AHY baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 11 AHY baik sangat baik 2 25 kurang sangat baik 12 AHY sangat baik 3 37,5 kurang 5 62,5 cukup 6 75 baik 13 AHY ,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 6 75 baik 6 75 baik 14 AHY ,67 sangat baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 15 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 3 37,5 kurang 16 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 17 AHY ,67 sangat baik 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 18 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 3 37,5 kurang 19 AHY ,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 3 37,5 kurang 5 62,5 cukup 20 AHY ,67 sangat baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 7 87,5 sangat baik 21 AHY sangat baik 6 75 baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 22 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 6 75 baik 23 AHY baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 3 37,5 kurang 24 AHY baik 4 50 cukup 5 62,5 cukup 4 50 cukup 25 AHY ,67 sangat baik sangat baik 6 75 baik 7 87,5 sangat baik 26 AHY sangat baik 7 87,5 sangat baik 7 87,5 sangat baik 6 75 baik 27 AHY ,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 28 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 4 50 cukup 29 AHY baik 7 87,5 sangat baik 4 50 cukup sangat baik 30 AHY baik 7 87,5 sangat baik 6 75 baik 7 87,5 sangat baik 31 AHY sangat baik 6 75 baik sangat baik sangat baik 32 AHY sangat baik 6 75 baik sangat baik sangat baik 33 AHY ,67 sangat baik 4 50 cukup 6 75 baik 4 50 cukup 34 AHY ,67 baik 4 50 cukup 6 75 baik 6 75 baik 35 AHY ,33 sangat baik 4 50 cukup 5 62,5 cukup 6 75 baik 36 AHY ,33 sangat baik 3 37,5 kurang 3 37,5 kurang 6 75 baik 37 AHY baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 5 62,5 cukup 38 AHY ,67 sangat baik 6 75 baik 6 75 baik 3 37,5 kurang 39 AHY ,67 sangat baik 3 37,5 kurang 4 50 cukup 6 75 baik 40 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 7 87,5 sangat baik 41 AHY ,33 sangat baik 3 37,5 kurang 3 37,5 kurang 6 75 baik 42 AHY ,33 sangat baik 4 50 cukup 5 62,5 cukup 4 50 cukup 43 AHY ,67 baik 4 50 cukup 4 50 cukup 6 75 baik 44 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik 6 75 baik 45 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 46 AHY sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 7 87,5 sangat baik 47 AHY ,33 sangat baik 6 75 baik 6 75 baik 6 75 baik

180 AHY ,33 sangat baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 49 AHY baik sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 50 AHY sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik sangat baik 51 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup sangat baik 5 62,5 cukup 52 AHY ,67 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 5 62,5 cukup 53 AHY ,67 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 54 AHY sangat baik 7 87,5 sangat baik 4 50 cukup 5 62,5 cukup 55 AHY ,33 sangat baik 6 75 baik 7 87,5 sangat baik 4 50 cukup 56 AHY sangat baik 7 87,5 sangat baik 6 75 baik 6 75 baik 57 AHY baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 4 50 cukup 58 AHY sangat baik 7 87,5 sangat baik 6 75 baik 3 37,5 kurang 59 AHY baik 6 75 baik 4 50 cukup 7 87,5 sangat baik 60 AHY ,67 baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 4 50 cukup 61 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 4 50 cukup 62 AHY ,33 sangat baik 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 63 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 4 50 cukup 64 AHY ,67 baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 65 AHY ,67 sangat baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 4 50 cukup 66 AHY ,67 baik 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 67 AHY baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 7 87,5 sangat baik 68 AHY baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 4 50 cukup 69 AHY ,67 baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 5 62,5 cukup 70 AHY ,67 baik 6 75 baik 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 71 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 4 50 cukup 72 AHY ,33 sangat baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 73 AHY ,67 kurang 4 50 cukup 2 25 kurang 6 75 baik 74 AHY sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 7 87,5 sangat baik 75 AHY cukup 4 50 cukup 6 75 baik 4 50 cukup 76 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik 7 87,5 sangat baik 77 AHY ,67 baik 4 50 cukup 4 50 cukup 2 25 kurang 78 AHY ,33 sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 3 37,5 kurang 79 AHY ,33 sangat baik 4 50 cukup 6 75 baik 5 62,5 cukup 80 AHY baik 6 75 baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 81 AHY ,33 cukup 7 87,5 sangat baik 6 75 baik 3 37,5 kurang 82 AHY ,67 baik 2 25 kurang 6 75 baik sangat baik 83 AHY ,67 sangat baik sangat baik 4 50 cukup 5 62,5 cukup 84 AHY baik 4 50 cukup 4 50 cukup 7 87,5 sangat baik 85 AHY baik 6 75 baik 6 75 baik 6 75 baik 86 AHY ,33 sangat baik 4 50 cukup 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 87 AHY baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 5 62,5 cukup 88 AHY ,33 sangat baik 6 75 baik 6 75 baik 4 50 cukup 89 AHY ,67 sangat baik 3 37,5 kurang 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup 90 AHY ,33 sangat baik sangat baik 6 75 baik sangat baik 91 AHY sangat baik 5 62,5 cukup 5 62,5 cukup sangat baik 92 AHY ,67 baik 5 62,5 cukup 3 37,5 kurang 5 62,5 cukup 93 AHY baik sangat baik 6 75 baik sangat baik 94 AHY sangat baik 5 62,5 cukup 4 50 cukup 3 37,5 kurang 95 AHY baik 7 87,5 sangat baik 5 62,5 cukup 6 75 baik RATA-RATA KATEGORI 82,368 sangat baik 68,815 baik 66,578 baik 66,973 baik

181 163 Lampiran 15 REKAPITULASI DATA HASIL ANALISIS DESKRIPTIF ANGKET VARIABEL MOTIVASI BELAJAR NO KODE NO SOAL TOTAL SKOR KRITERIA 1 AHY ,30435 tinggi 2 AHY ,26087 tinggi 3 AHY tinggi 4 AHY ,13043 sangat tinggi 5 AHY ,69565 sangat tinggi 6 AHY ,69565 sangat tinggi 7 AHY ,17391 tinggi 8 AHY ,52174 tinggi 9 AHY ,08696 tinggi 10 AHY tinggi 11 AHY ,69565 sangat tinggi 12 AHY ,17391 tinggi 13 AHY ,17391 tinggi 14 AHY ,26087 tinggi 15 AHY ,82609 tinggi 16 AHY ,91304 tinggi 17 AHY ,43478 tinggi 18 AHY tinggi 19 AHY ,08696 tinggi 20 AHY ,91304 tinggi 21 AHY ,52174 tinggi 22 AHY tinggi 23 AHY ,6087 sangat tinggi 24 AHY ,26087 tinggi 25 AHY ,78261 sangat tinggi 26 AHY ,08696 tinggi 27 AHY ,78261 sangat tinggi 28 AHY ,86957 cukup 29 AHY ,34783 tinggi 30 AHY ,86957 sangat tinggi

182 31 AHY ,69565 sangat tinggi 32 AHY ,52174 tinggi 33 AHY ,08696 tinggi 34 AHY ,43478 tinggi 35 AHY ,08696 tinggi 36 AHY ,78261 sangat tinggi 37 AHY ,65217 tinggi 38 AHY ,13043 tinggi 39 AHY ,17391 tinggi 40 AHY ,56522 tinggi 41 AHY ,69565 sangat tinggi 42 AHY ,08696 tinggi 43 AHY ,34783 tinggi 44 AHY ,69565 sangat tinggi 45 AHY ,56522 tinggi 46 AHY ,6087 sangat tinggi 47 AHY ,82609 tinggi 48 AHY ,34783 tinggi 49 AHY ,86957 sangat tinggi 50 AHY ,21739 sangat tinggi 51 AHY ,78261 sangat tinggi 52 AHY ,52174 tinggi 53 AHY ,78261 sangat tinggi 54 AHY tinggi 55 AHY ,08696 tinggi 56 AHY ,21739 sangat tinggi 57 AHY ,30435 tinggi 58 AHY ,86957 sangat tinggi 59 AHY ,17391 tinggi 60 AHY ,3913 tinggi 61 AHY ,47826 tinggi 62 AHY ,86957 sangat tinggi 63 AHY ,26087 tinggi 64 AHY ,65217 tinggi 65 AHY ,65217 tinggi 164

183 AHY ,26087 tinggi 67 AHY ,56522 tinggi 68 AHY ,34783 tinggi 69 AHY ,65217 tinggi 70 AHY ,91304 tinggi 71 AHY ,3913 tinggi 72 AHY ,6087 sangat tinggi 73 AHY ,95652 cukup 74 AHY ,43478 tinggi 75 AHY ,3913 tinggi 76 AHY ,91304 tinggi 77 AHY ,21739 tinggi 78 AHY ,82609 tinggi 79 AHY ,65217 tinggi 80 AHY ,26087 tinggi 81 AHY ,73913 tinggi 82 AHY tinggi 83 AHY ,26087 tinggi 84 AHY ,65217 tinggi 85 AHY ,6087 sangat tinggi 86 AHY ,6087 sangat tinggi 87 AHY tinggi 88 AHY ,17391 tinggi 89 AHY ,26087 tinggi 90 AHY ,34783 tinggi 91 AHY ,95652 sangat tinggi 92 AHY ,08696 tinggi 93 AHY ,3913 sangat tinggi 94 AHY ,43478 tinggi 95 AHY ,34783 tinggi JUMLAH RATA-RATA KATEGORI ,3913 TINGGI

184 166 Lampiran 16 ANALISIS DESKRIPTIF VARIABEL MOTIVASI BELAJAR TIAP INDIKATOR Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 No Kode Tekun Menghadapi Ulet Menghadapi Menunjukkan Minat terhadap Lebih Senang Tugas Kesulitan Bermacam Masalah Bekerja Mandiri jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori 1 AHY ,75 tinggi 6 75 tinggi tinggi 6 50 cukup 2 AHY ,5 sangat tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi 3 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi sangat tinggi 4 AHY sangat tinggi 5 62,5 cukup sangat tinggi sangat tinggi 5 AHY ,25 tinggi 5 62,5 cukup sangat tinggi 9 75 tinggi 6 AHY ,5 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 7 AHY ,75 tinggi sangat tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 8 AHY ,25 tinggi 3 37,5 kurang tinggi 9 75 tinggi 9 AHY ,5 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi cukup sangat tinggi 10 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi sangat tinggi 11 AHY ,25 tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi 12 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 13 AHY ,75 tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 14 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 8 66,67 tinggi 15 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi tinggi 7 58,33 cukup 16 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 17 AHY ,5 sangat tinggi 5 62,5 cukup sangat tinggi 8 66,67 tinggi 18 AHY ,25 tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 8 66,67 tinggi 19 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 20 AHY ,75 tinggi 4 50 cukup tinggi 8 66,67 tinggi 21 AHY ,75 tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi 22 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 7 58,33 cukup 23 AHY ,75 tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 24 AHY ,5 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 25 AHY sangat tinggi 5 62,5 cukup tinggi 11 91,67 sangat tinggi 26 AHY ,5 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 7 58,33 cukup 27 AHY ,5 sangat tinggi sangat tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 28 AHY ,25 cukup 5 62,5 cukup tinggi 7 58,33 cukup 29 AHY ,75 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 30 AHY ,75 sangat tinggi 5 62,5 cukup sangat tinggi sangat tinggi 31 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 32 AHY ,25 tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 33 AHY ,25 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 10 83,33 sangat tinggi 34 AHY ,5 sangat tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 8 66,67 tinggi 35 AHY ,5 sangat tinggi 4 50 cukup tinggi 10 83,33 sangat tinggi 36 AHY ,75 sangat tinggi 5 62,5 cukup tinggi 11 91,67 sangat tinggi 37 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 38 AHY ,75 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 7 58,33 cukup 39 AHY ,5 sangat tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi sangat tinggi 40 AHY ,75 tinggi 4 50 cukup tinggi 7 58,33 cukup 41 AHY ,25 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 11 91,67 sangat tinggi 42 AHY ,75 tinggi 6 75 tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 43 AHY ,5 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 8 66,67 tinggi 44 AHY ,5 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 45 AHY ,75 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 9 75 tinggi 46 AHY ,25 tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi sangat tinggi 47 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi

185 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 49 AHY ,75 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 50 AHY sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 51 AHY ,75 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 8 66,67 tinggi 52 AHY ,5 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 53 AHY ,75 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 54 AHY sangat tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 55 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 56 AHY sangat tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 57 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup tinggi 6 50 cukup 58 AHY ,75 sangat tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi sangat tinggi 59 AHY ,75 tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 9 75 tinggi 60 AHY ,75 tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 8 66,67 tinggi 61 AHY ,75 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 6 50 cukup 62 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi sangat tinggi sangat tinggi 63 AHY ,75 tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 8 66,67 tinggi 64 AHY ,75 tinggi 6 75 tinggi tinggi 4 33,33 kurang 65 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 8 66,67 tinggi 66 AHY ,75 sangat tinggi 6 75 tinggi tinggi 9 75 tinggi 67 AHY tinggi 6 75 tinggi tinggi 11 91,67 sangat tinggi 68 AHY ,5 sangat tinggi 6 75 tinggi tinggi 11 91,67 sangat tinggi 69 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup tinggi 10 83,33 sangat tinggi 70 AHY ,25 tinggi 6 75 tinggi tinggi 9 75 tinggi 71 AHY tinggi 5 62,5 cukup tinggi 8 66,67 tinggi 72 AHY ,5 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 73 AHY ,25 tinggi 4 50 cukup cukup 6 50 cukup 74 AHY ,75 tinggi sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 75 AHY ,25 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 6 50 cukup 76 AHY ,25 tinggi 5 62,5 cukup sangat tinggi 7 58,33 cukup 77 AHY ,25 cukup 2 25 kurang tinggi 10 83,33 sangat tinggi 78 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup tinggi 9 75 tinggi 79 AHY ,75 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 9 75 tinggi 80 AHY ,25 tinggi 5 62,5 cukup tinggi 9 75 tinggi 81 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi tinggi 9 75 tinggi 82 AHY ,75 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 9 75 tinggi 83 AHY ,5 sangat tinggi 6 75 tinggi tinggi 8 66,67 tinggi 84 AHY ,75 tinggi 4 50 cukup tinggi 10 83,33 sangat tinggi 85 AHY ,5 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 9 75 tinggi 86 AHY ,75 tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi 87 AHY tinggi 5 62,5 cukup tinggi 8 66,67 tinggi 88 AHY sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 8 66,67 tinggi 89 AHY ,75 sangat tinggi 5 62,5 cukup sangat tinggi 9 75 tinggi 90 AHY ,5 sangat tinggi 6 75 tinggi tinggi sangat tinggi 91 AHY sangat tinggi 5 62,5 cukup sangat tinggi 9 75 tinggi 92 AHY ,5 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi tinggi 10 83,33 sangat tinggi 93 AHY sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 94 AHY ,25 tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi 95 AHY tinggi 6 75 tinggi tinggi sangat tinggi RATA-RATA KATEGORI 80,395 tinggi 76,842 tinggi 82,105 sangat tinggi 78,771 tinggi

186 168 Indikator 5 Indikator 6 Indikator 7 Indikator 8 No Kode Cepat Bosan pada Dapat Mempertahankan Tidak Mudah Melepas Hal Senang Mencari dan Tugas yang Rutin Pendapatnya yang Diyakininya Memecahkan Soal jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori jumlah skor kategori 1 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 7 58,33 cukup 5 62,5 cukup 2 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 9 75 tinggi 3 37,5 kurang 3 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 9 75 tinggi 3 37,5 kurang 4 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi sangat tinggi 5 AHY ,5 cukup sangat tinggi 9 75 tinggi sangat tinggi 6 AHY ,5 kurang 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 5 62,5 cukup 7 AHY cukup 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 5 62,5 cukup 8 AHY sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 6 75 tinggi 9 AHY kurang 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 6 75 tinggi 10 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 9 75 tinggi 3 37,5 kurang 11 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 5 62,5 cukup 12 AHY ,5 kurang 6 75 tinggi 11 91,67 sangat tinggi 4 50 cukup 13 AHY kurang 6 75 tinggi 11 91,67 sangat tinggi 6 75 tinggi 14 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 8 66,67 tinggi sangat tinggi 15 AHY ,5 kurang 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi 6 75 tinggi 16 AHY cukup 6 75 tinggi 9 75 tinggi 4 50 cukup 17 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 8 66,67 tinggi sangat tinggi 18 AHY ,5 kurang 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi 6 75 tinggi 19 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 6 75 tinggi 20 AHY tinggi 6 75 tinggi 11 91,67 sangat tinggi 6 75 tinggi 21 AHY ,5 cukup sangat tinggi 8 66,67 tinggi 7 87,5 sangat tinggi 22 AHY cukup 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat tinggi 4 50 cukup 23 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi 6 75 tinggi 24 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 5 62,5 cukup 25 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 6 75 tinggi 26 AHY ,5 kurang 6 75 tinggi 9 75 tinggi 6 75 tinggi 27 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi sangat tinggi 28 AHY ,5 kurang 5 62,5 cukup 8 66,67 tinggi 3 37,5 kurang 29 AHY cukup 2 25 kurang 9 75 tinggi 7 87,5 sangat tinggi 30 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 6 75 tinggi 31 AHY cukup 6 75 tinggi sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 32 AHY ,5 kurang 6 75 tinggi 10 83,33 sangat tinggi 6 75 tinggi 33 AHY tinggi 6 75 tinggi 9 75 tinggi 5 62,5 cukup 34 AHY cukup 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 35 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 11 91,67 sangat tinggi 4 50 cukup 36 AHY ,5 cukup sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 37 AHY ,5 kurang 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 3 37,5 kurang 38 AHY ,5 kurang 6 75 tinggi 10 83,33 sangat tinggi 4 50 cukup 39 AHY kurang 6 75 tinggi 7 58,33 cukup 5 62,5 cukup 40 AHY kurang 6 75 tinggi sangat tinggi 6 75 tinggi 41 AHY ,5 cukup sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 42 AHY cukup 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat tinggi sangat tinggi 43 AHY cukup 5 62,5 cukup 10 83,33 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 44 AHY kurang 6 75 tinggi sangat tinggi sangat tinggi 45 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi 5 62,5 cukup 46 AHY cukup 6 75 tinggi 11 91,67 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 47 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 8 66,67 tinggi 5 62,5 cukup

187 AHY ,5 kurang 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi sangat tinggi 49 AHY ,5 kurang 5 62,5 cukup sangat tinggi sangat tinggi 50 AHY kurang sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 51 AHY ,5 kurang sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 5 62,5 cukup 52 AHY tinggi 6 75 tinggi 10 83,33 sangat tinggi 5 62,5 cukup 53 AHY cukup 6 75 tinggi sangat tinggi 6 75 tinggi 54 AHY ,5 kurang 6 75 tinggi 6 50 cukup 5 62,5 cukup 55 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 4 50 cukup 56 AHY tinggi sangat tinggi sangat tinggi 5 62,5 cukup 57 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 10 83,33 sangat tinggi 6 75 tinggi 58 AHY cukup 7 87,5 sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 4 50 cukup 59 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 5 62,5 cukup 60 AHY cukup 5 62,5 cukup 9 75 tinggi 5 62,5 cukup 61 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 10 83,33 sangat tinggi 6 75 tinggi 62 AHY cukup sangat tinggi sangat tinggi 6 75 tinggi 63 AHY cukup 7 87,5 sangat tinggi sangat tinggi 6 75 tinggi 64 AHY ,5 kurang 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi sangat tinggi 65 AHY cukup 6 75 tinggi 10 83,33 sangat tinggi 4 50 cukup 66 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 11 91,67 sangat tinggi 5 62,5 cukup 67 AHY ,5 cukup 4 50 cukup 9 75 tinggi 3 37,5 kurang 68 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 5 62,5 cukup 4 AHY cukup 6 75 tinggi 9 75 tinggi 6 75 tinggi 70 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 8 66,67 tinggi 5 62,5 cukup 71 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 8 66,67 tinggi 5 62,5 cukup 72 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 9 75 tinggi 5 62,5 cukup 73 AHY ,5 cukup 6 75 tinggi 9 75 tinggi 4 50 cukup 74 AHY cukup sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 6 75 tinggi 75 AHY kurang 5 62,5 cukup 8 66,67 tinggi sangat tinggi 76 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat tinggi 5 62,5 cukup 77 AHY ,5 sangat tinggi 4 50 cukup 7 58,33 cukup 7 87,5 sangat tinggi 78 AHY ,5 cukup sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 5 62,5 cukup 79 AHY tinggi 5 62,5 cukup 9 75 tinggi 4 50 cukup 80 AHY tinggi 7 87,5 sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 5 62,5 cukup 81 AHY sangat tinggi 3 37,5 kurang 9 75 tinggi 5 62,5 cukup 82 AHY cukup 6 75 tinggi 8 66,67 tinggi 6 75 tinggi 83 AHY cukup 6 75 tinggi 11 91,67 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 84 AHY cukup 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi 5 62,5 cukup 85 AHY cukup 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 6 75 tinggi 86 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 87 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 88 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 8 66,67 tinggi 5 62,5 cukup 89 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 9 75 tinggi 5 62,5 cukup 90 AHY ,5 cukup 7 87,5 sangat tinggi 11 91,67 sangat tinggi 2 25 kurang 91 AHY kurang sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi 92 AHY cukup 6 75 tinggi 9 75 tinggi 4 50 cukup 93 AHY sangat tinggi 7 87,5 sangat tinggi 10 83,33 sangat tinggi 5 62,5 cukup 94 AHY tinggi 4 50 cukup 10 83,33 sangat tinggi 5 62,5 cukup 95 AHY ,5 cukup 5 62,5 cukup 11 91,67 sangat tinggi 6 75 tinggi RATA-RATA KATEGORI 55,526 cukup 78,552 tinggi 82,807 sangat tinggi 70,657 tinggi

188 170 Lampiran 17 KISI-KISI OBSERVASI No Variabel Indikator No. Item Instrumen 1 Variasi Mengajar Variasi suara 1 Pemusatan perhatian 2 Kesenyapan 3 Kontak Pandang 4 Gerakan badan dan mimik 5 Perubahan posisi 6 Variasi alat bantu 7 Variasi pola interaksi 8 2 Motivasi Belajar Tekun menghadapi tugas 1 Ulet menghadapi kesulitan 2 Menunjukkan minat terhadap bermacam masalah 3 Lebih senang bekerja mandiri 4 Cepat bosan pada tugas yang rutin 5 Dapat mempertahankan pendapatnya 6 Tidak mudah melepas hal yang diyakini 7 Senang mencari dan memecahkan soalsoal 8

189 171 Lampiran 18 LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL Petunjuk: a. Bacalah dengan cermat kriteria pengamatan yang ada! b. Berilah tanda check ( ) pada kolom yang sesuai dengan kriteria pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung! c. Skala penilaian untuk masing-masing kriteria pengamatan sebagai berikut: 4 = baik sekali 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang A. Lembar Observasi Variasi Mengajar Guru Nama Guru : Nama SD : Kelas : Hari/Tanggal : Kriteria Pengamatan BS B C K Komentar (4) (3) (2) (1) 1. Suara Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara.

190 Memusatkan perhatian Guru memberikan tekanan pada butir-butir yang penting dari penyajiannya dengan menggunakan bahasa lisan (seperti dengar baikbaik, perhatikan ini, dll.) dan isyarat yang cocok (seperti mengangkat tangan atau menunjuk dengan jari). 3. Kesenyapan Guru dengan sengaja memberikan waktu senyap atau hening dalam pembicaraannya. 4. Kontak pandang Guru melayangkan pandang dan melakukan kontak pandang dengan siswanya. 5. Mimik dan gerak Guru mengadakan perubahan mimik dan gerak (tangan dan badan) untuk memperjelas penyajiannya. 6. Perubahan posisi Guru bergerak di dalam kelas untuk maksud yang berbeda-beda. 7. Variasi alat bantu Guru menggunakan alat bantu yang dapat dilihat (menulis di papan tulis, menunjukkan gambar atau benda, dsb.)

191 Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Guru memperkenalkan perubahan dalam pola interaksi antara guru dengan siswa dan juga menganekaragamkan kegiatan belajar siswa yang terlibat. B. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Nama SD : Kelas : Hari/Tanggal : Kriteria Pengamatan BS B C K Komentar (4) (3) (2) (1) 1. Ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2. Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dimengerti. 3. Siswa terlihat semangat dan antusias mempelajari materi yang diajarkan guru. 4. Siswa menunjukkan sikap mandiri saat diberikan tugas, tidak mencontek jawaban teman. 5. Keinginan untuk mengerjakan tugas yang beraneka ragam. 6. Siswa merasa percaya diri dan tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain.

192 Siswa berani mempertahankan pendapatnya yang diyakini benar dan menyampaikan pendapatnya di depan teman yang lain. 8. Siswa memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku pelajaran dan tidak ngobrol dengan teman. Kendal, 2016 Observer, (...)

193 175 Lampiran 19 LEMBAR HASIL OBSERVASI

194 176

195 177

196 178 Lampiran 20 REKAPITULASI DATA HASIL OBSERVASI VARIABEL VARIASI MENGAJAR No. Nama Sekolah Hasil yang dicapai tiap indikator SD N 1Campurejo SD N 2 Campurejo SD N 1 Tampingan SD N 2 Tampingan SD N 1 Ngabean SD N 2 Ngabean SD N 3 Ngabean SD N Karangmanggis Jumlah Skor 87,5 87,5 84,375 87,5 78,125 65,625 59,375 56,25 Kategori sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik Rata-rata 75,78125 Kategori rata-rata BAIK baik baik cukup cukup

197 179 Lampiran 21 REKAPITULASI DATA HASIL OBSERVASI VARIABEL MOTIVASI BELAJAR No. Nama Sekolah Skor yang dicapai tiap indikator SD N 1Campurejo SD N 2 Campurejo SD N 1 Tampingan SD N 2 Tampingan SD N 1 Ngabean SD N 2 Ngabean SD N 3 Ngabean SD N Karangmanggis Jumlah Skor 78,125 81,25 84,375 84,375 59,375 81,25 68,75 65,625 Kategori tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi Rata-rata 75, Kategori rata-rata TINGGI cukup tinggi tinggi tinggi

198 180 Lampiran 22 KISI-KISI WAWANCARA UNTUK GURU DAN SISWA HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL No Variabel Indikator No. Item Instrumen 1 Variasi Mengajar Variasi suara 1 Pemusatan perhatian 2 Kesenyapan 3 Kontak Pandang 4 Gerakan badan dan mimik 5 Perubahan posisi 6 Variasi alat bantu 7 Variasi pola interaksi 8 2 Motivasi Belajar Tekun menghadapi tugas 9 Ulet menghadapi kesulitan 10 Menunjukkan minat terhadap bermacam masalah 11 Lebih senang bekerja mandiri 12 Cepat bosan pada tugas yang rutin 13 Dapat mempertahankan pendapatnya 14 Tidak mudah melepas hal yang diyakini 15 Senang mencari dan memecahkan soalsoal 16

199 181 Lampiran 23 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL Daftar Pertanyaan: 1. Bagaimana suara guru saat menjelaskan materi pelajaran kepada siswa? 2. Bagaimana cara-cara yang digunakan guru untuk memusatkan perhatian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran? 3. Apakah guru pernah dengan sengaja diam tiba-tiba saat kelas mulai tidak kondusif? 4. Bagaimana kontak pandang yang dilakukan antara guru dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung? 5. Bagaimana semangat dan antusias guru saat mengajar di depan siswa? 6. Bagaimana dengan perubahan posisi guru saat mengajar? Apakah guru lebih banyak mengajar hanya di depan kelas? 7. Bagaimana dengan penggunaan alat bantu saat menjelaskan materi pelajaran? 8. Bagaimana interaksi antara siswa dengan guru saat pembelajaran? 9. Bagaimana ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas? 10. Apakah siswa berani bertanya saat menghadapi kesulitan? 11. Bagaimana dengan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran? 12. Bagaimana dengan kemandirian siswa saat mengerjakan tugas? 13. Apakah siswa sering merasa bosan apabila diberikan tugas terus menerus? 14. Apakah siswa berani mengungkapkan pendapat di kelas? 15. Apakah siswa mudah terpengaruh dengan orang lain? 16. Bagaimana dengan keaktifan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber lain terkait materi pelajaran?

200 182 Lampiran 24 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL Daftar Pertanyaan: 1. Bagaimana suara guru pada saat menjelaskan? 2. Bagaimana cara guru menarik perhatian siswa saat pembelajaran? 3. Apakah guru pernah tiba-tiba diam saat suasana kelas mulai ramai? 4. Apakah pandangan guru hanya tertuju pada siswa-siswa tertentu saat pembelajaran atau merata ke semua siswa? 5. Apakah guru selalu bersemangat saat mengajar di kelas? 6. Bagaimana perubahan posisi guru pada saat mengajar? 7. Apakah guru menggunakan alat bantu (gambar, video, rekaman suara, dll) saat mengajar? 8. Bagaimana interaksi siswa dengan guru saat pembelajaran? 9. Apakah kamu bersungguh-sungguh saat mengerjakan tugas yang diberikan guru? 10. Saat menghadapi kesulitan, apakah kamu bertanya pada guru? 11. Apakah kamu memperhatikan setiap penjelasan guru? 12. Apakah kamu mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan guru? 13. Apakah kamu senang apabila diberikan tugas yang sama terus-menerus? 14. Apakah kamu mudah terpengaruh dengan jawaban teman? 15. Apakah kamu selalu yakin mendapat nilai bagus saat mengerjakan tugas atau ulangan? 16. Apakah kamu senang mengerjakan soal-soal di buku atau mencari informasi dari sumber lain terkait pelajaran?

201 183 Lampiran 25 LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU

202 184 Lampiran 26 LEMBAR HASIL WAWANCARA SISWA

203 185 Lampiran 27 HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Variasi Mengajar Motivasi Belajar N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. P-P Plot Test dengan SPSS versi 16

204 186 Lampiran 28 HASIL UJI LINIERITAS ANOVA Table Motivasi Belajar * Variasi Mengajar Between Groups (Combined) Sum of Squares df Mean Square F Sig Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total

205 187 Lampiran 29 HASIL UJI KORELASI Correlations Variasi Mengajar Pearson Correlation Variasi Mengajar Motivasi Belajar ** Sig. (2-tailed).000 Motivasi Belajar N Pearson Correlation.698 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

206 188 Lampiran 30 DAFTAR RESPONDEN UJI COBA ANGKET No. Kode Responden Inisial Nama Sekolah 1 UC 01 AW SD N 01 Boja 2 UC 02 AH SD N 01 Boja 3 UC 03 AF SD N 01 Boja 4 UC 04 AZ SD N 01 Boja 5 UC 05 CP SD N 01 Boja 6 UC 06 DR SD N 01 Boja 7 UC 07 DA SD N 01 Boja 8 UC 08 ED SD N 01 Boja 9 UC 09 EP SD N 01 Boja 10 UC 10 FD SD N 01 Boja 11 UC 11 GF SD N 01 Boja 12 UC 12 LS SD N 01 Boja 13 UC 13 LT SD N 01 Boja 14 UC 14 MN SD N 01 Boja 15 UC 15 MA SD N 01 Boja 16 UC 16 MF SD N 01 Boja 17 UC 17 MR SD N 01 Boja 18 UC 18 MD SD N 01 Boja 19 UC 19 MS SD N 01 Boja 20 UC 20 MA SD N 01 Boja 21 UC 21 NA SD N 01 Boja 22 UC 22 NS SD N 01 Boja 23 UC 23 NR SD N 01 Boja 24 UC 24 RS SD N 01 Boja 25 UC 25 RK SD N 01 Boja 26 UC 26 RB SD N 01 Boja 27 UC 27 SA SD N 01 Boja 28 UC 28 SF SD N 01 Boja 29 UC 29 SA SD N 01 Boja 30 UC 30 SD SD N 01 Boja 31 UC 31 TW SD N 01 Boja 32 UC 32 TP SD N 01 Boja 33 UC 33 WA SD N 01 Boja 34 UC 34 ZF SD N 01 Boja 35 UC 35 ZM SD N 01 Boja

207 189 Lampiran 31 Daftar Sampel Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus Ahmad Yani Kecamatan Boja Kabupaten Kendal No. Kode Inisial Nama Sekolah No. Kode Inisial Nama Sekolah 1 AHY01 RN SD N 1 Campurejo 49 AHY49 CA SD N 2 Tampingan 2 AHY02 FF SD N 1 Campurejo 50 AHY50 MS SD N 2 Tampingan 3 AHY03 NW SD N 1 Campurejo 51 AHY51 RI SD N 2 Tampingan 4 AHY04 DA SD N 1 Campurejo 52 AHY52 RM SD N 2 Tampingan 5 AHY05 DN SD N 1 Campurejo 53 AHY53 WR SD N 2 Tampingan 6 AHY06 ER SD N 1 Campurejo 54 AHY54 UI SD N 2 Tampingan 7 AHY07 FR SD N 1 Campurejo 55 AHY55 AA SD N 1 Ngabean 8 AHY08 MF SD N 1 Campurejo 56 AHY56 AN SD N 1 Ngabean 9 AHY09 MI SD N 1 Campurejo 57 AHY57 NC SD N 1 Ngabean 10 AHY10 NA SD N 1 Campurejo 58 AHY58 SF SD N 1 Ngabean 11 AHY11 RA SD N 1 Campurejo 59 AHY59 BP SD N 1 Ngabean 12 AHY12 RS SD N 1 Campurejo 60 AHY60 LM SD N 1 Ngabean 13 AHY13 RD SD N 1 Campurejo 61 AHY61 LT SD N 1 Ngabean 14 AHY14 GW SD N 2 Campurejo 62 AHY62 AR SD N 1 Ngabean 15 AHY15 AD SD N 2 Campurejo 63 AHY63 LW SD N 1 Ngabean 16 AHY16 FD SD N 2 Campurejo 64 AHY64 KM SD N 1 Ngabean 17 AHY17 FA SD N 2 Campurejo 65 AHY65 DS SD N 1 Ngabean 18 AHY18 GD SD N 2 Campurejo 66 AHY66 IC SD N 1 Ngabean 19 AHY19 HK SD N 2 Campurejo 67 AHY67 AW SD N 2 Ngabean 20 AHY20 IF SD N 2 Campurejo 68 AHY68 AP SD N 2 Ngabean 21 AHY21 IA SD N 2 Campurejo 69 AHY69 AL SD N 2 Ngabean 22 AHY22 KM SD N 2 Campurejo 70 AHY70 DT SD N 2 Ngabean 23 AHY23 LI SD N 2 Campurejo 71 AHY71 DP SD N 2 Ngabean 24 AHY24 LP SD N 2 Campurejo 72 AHY72 EA SD N 2 Ngabean 25 AHY25 MV SD N 2 Campurejo 73 AHY73 FA SD N 2 Ngabean 26 AHY26 RP SD N 2 Campurejo 74 AHY74 MV SD N 2 Ngabean 27 AHY27 NN SD N 2 Campurejo 75 AHY75 MI SD N 2 Ngabean 28 AHY28 NO SD N 2 Campurejo 76 AHY76 NA SD N 2 Ngabean 29 AHY29 RA SD N 2 Campurejo 77 AHY77 RZ SD N 2 Ngabean 30 AHY30 ZN SD N 2 Campurejo 78 AHY78 VH SD N 2 Ngabean 31 AHY31 AA SD N 2 Campurejo 79 AHY79 VS SD N 2 Ngabean 32 AHY32 FF SD N 2 Campurejo 80 AHY80 KJ SD N 2 Ngabean 33 AHY33 MA SD N 1 Tampingan 81 AHY81 WN SD N 2 Ngabean 34 AHY34 SU SD N 1 Tampingan 82 AHY82 NP SD N 3 Ngabean 35 AHY35 IL SD N 1 Tampingan 83 AHY83 SE SD N 3 Ngabean 36 AHY36 AR SD N 1 Tampingan 84 AHY84 JU SD N 3 Ngabean 37 AHY37 MR SD N 1 Tampingan 85 AHY85 SZ SD N 3 Ngabean 38 AHY38 HT SD N 1 Tampingan 86 AHY86 SA SD N 3 Ngabean 39 AHY39 MK SD N 1 Tampingan 87 AHY87 DA SD N 3 Ngabean 40 AHY40 CA SD N 1 Tampingan 88 AHY88 RA SD N Karangmanggis 41 AHY41 MA SD N 1 Tampingan 89 AHY89 FA SD N Karangmanggis 42 AHY42 MJ SD N 1 Tampingan 90 AHY90 VM SD N Karangmanggis 43 AHY43 LM SD N 1 Tampingan 91 AHY91 LA SD N Karangmanggis 44 AHY44 DP SD N 1 Tampingan 92 AHY92 RS SD N Karangmanggis 45 AHY45 NN SD N 1 Tampingan 93 AHY93 AT SD N Karangmanggis 46 AHY46 MA SD N 1 Tampingan 94 AHY94 TI SD N Karangmanggis 47 AHY47 HM SD N 1 Tampingan 95 AHY95 BS SD N Karangmanggis 48 AHY48 CM SD N 2 Tampingan

208 190 Lampiran 32 SURAT IJIN PENELITIAN

209 191

210 192

211 193

212 194

213 195

214 196

215 197

216 198 Lampiran 33 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

217 199

218 200

219 201

220 202

221 203

222 204

223 205

224 206 Lampiran 34 Variasi Mengajar Guru DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1 Pemusatan perhatian siswa Gambar 2 Mengadakan kontak pandang Gambar 3 Perubahan posisi guru Gambar 4 Variasi alat bantu pengajaran Gambar 5 Variasi pola interaksi Gambar 6 Gerakan badan dan mimik

225 207 Motivasi Belajar Siswa Gambar 1 Tekun menghadapi tugas Gambar 2 Ulet menghadapi kesulitan Gambar 3 Senang bekerja mandiri Gambar 4 Menunjukkan minat terhadap bermacam masalah Gambar 5 Berani mengungkapkan pendapatnya Gambar 6 Senang mencari dan mengerjakan soal-soal

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Yachinta Triana Puspita NIM

SKRIPSI. Oleh Yachinta Triana Puspita NIM PENGARUH PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGISEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN PENGASIH TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar

Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar Afid Burhanuddin 1 Kompetensi Dasar: Memahami keterampilan dasar memberikan variasi saat kegiatan pembelajaran Indikator: Memahami keterampilan dasar memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND DENGAN SIKAP TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD DI KELAS SE-GUGUS KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALASAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL HUBUNGAN ANTARA IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh WINDI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nanda Pradhana NIM

SKRIPSI. Oleh Nanda Pradhana NIM PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD SE GUGUS ONTOSENO BAGELEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN ISSN 2407-5299 PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN Loli Setriani Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gn. Pangilun, Gn. Pangilun, Padang Utara, Kota

Lebih terperinci

BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran A. Kajian Teori 1. PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Menurut buku panduan PPL FKIP UNPAS (2017, h. 1) PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan kegiatan akademik

Lebih terperinci

PERANAN GAYA MENGAJAR GURU FISIKA TERHADAP MINAT BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX MTs ISTIQLAL DELITUA

PERANAN GAYA MENGAJAR GURU FISIKA TERHADAP MINAT BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX MTs ISTIQLAL DELITUA PERANAN GAYA MENGAJAR GURU FISIKA TERHADAP MINAT BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX MTs ISTIQLAL DELITUA Surya Mahyudi Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Abstrak. Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Akhmad Faiz Abror Rosyadi NIM

SKRIPSI. Oleh Akhmad Faiz Abror Rosyadi NIM PENGARUH MINAT MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN PADA SISWA KELAS V SD SE GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakulltas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : ANANG CAHYA UTAMA ( )

SKRIPSI. Disusun Oleh : ANANG CAHYA UTAMA ( ) HUBUNGAN PENGALAMAN KKN-PPL DAN NILAI PEMBELAJARAN MIKRO DENGAN KESIAPAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FISE UNY UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS X SMA NEGERI I GODEAN, SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 TESIS Oleh : SULASTRI NPM. 122551400032

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI PENGARUH POSITIVE REINFORCEMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A PRESTASI BELAJAR TEORI AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH

MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia dalam memperoleh bekal dalam kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A PENGARUH KOMUNIKASI SEKOLAH DENGAN ORANG TUA DAN PERAN ORANG TUA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MUATAN MATEMATIKA SEMESTER GASAL PADA KELAS RENDAH DI SD NEGERI 1 JAGOAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( )

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( ) PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SD DI-GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS SKRIPSI disusun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Tri Zahrotul Jannah NIM

SKRIPSI. Oleh Tri Zahrotul Jannah NIM HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU - SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SOKANEGARA II PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A PENGARUH AKTIVITAS MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH REWARD DAN ICE BREAKER TERHADAP MINAT BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD N NGADIREJO 01 KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO

PENGARUH REWARD DAN ICE BREAKER TERHADAP MINAT BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD N NGADIREJO 01 KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO PENGARUH REWARD DAN ICE BREAKER TERHADAP MINAT BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD N NGADIREJO 01 KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI, KEMAMPUAN MENGAJAR GURU, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI PROGRAM IPS SMA N 1 TEMON TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasIlmuSosialUniversitasNegeri Yogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratanGunaMemperoleh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh Pungky Kumala Anindya Kusuma Dewi NPM. 14144200140

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

: SRI HARTANTI A

: SRI HARTANTI A PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARTASURA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR SE GUGUS DIPONEGORO DI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR SE GUGUS DIPONEGORO DI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR SE GUGUS DIPONEGORO DI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i PENGARUH POLA BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya penting untuk mencerdaskan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya itu adalah dengan adanya pendidikan formal maupun informal

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH TANGGAPAN SISWA TENTANG RAGAM MEDIA PEMBELAJARAN GURU TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

RIZKY ALFIANI K

RIZKY ALFIANI K HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI MENULIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: RIZKY ALFIANI K1211060

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi HUBUNGAN FREKUENSI BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MELAKUKAN PROSES ADMINISTRASI TRANSAKSI SISWA KELAS XI SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 S K R I P S I Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : ANIK SAFA ATIN NIKMAH A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : ANIK SAFA ATIN NIKMAH A PEMAHAMAN BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI 2011/2012 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

Halaman a. Definisi Pengetahuan b. Tingkat Pengetahuan c. Pengukuran Pengetahuan d. Pengetahuan Dasar Pemesinan

Halaman a. Definisi Pengetahuan b. Tingkat Pengetahuan c. Pengukuran Pengetahuan d. Pengetahuan Dasar Pemesinan DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Iqbal Yulianto NIM

SKRIPSI. Oleh Iqbal Yulianto NIM PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS-II KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1 PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1 KAYEN PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD)

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA MENJAWAB PERTANYAAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 NGRANDAH KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh : SIGIT PRIYO ADHI NIM

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh : SIGIT PRIYO ADHI NIM PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN MULTIMEDIA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 MAGELANG TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: Aris Mojiyono NIM: 060210391127 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Tes Akhir Siklus I, II dan III. a. Siklus I Setelah selesai penyajian materi dua kompetensi dasar pada siklus I dilaksanakan tes hasil belejar dalam ulangan harian.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI SMK PELITA BUANA SEWON Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Eka Prasetya NIM

SKRIPSI. Oleh Eka Prasetya NIM HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FIDIANA ASTUTIK A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FIDIANA ASTUTIK A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE (TEKA- TEKI SILANG) TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SD 3 TEMULUS MEJOBO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FIDIANA ASTUTIK A 510

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN TES PILIHAN GANDA DAN TES JAWABAN SINGKAT DI SD NEGERI SAMIRONO SKRIPSI

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN TES PILIHAN GANDA DAN TES JAWABAN SINGKAT DI SD NEGERI SAMIRONO SKRIPSI STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN TES PILIHAN GANDA DAN TES JAWABAN SINGKAT DI SD NEGERI SAMIRONO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN AKUNTANSI DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Widia Astutiningsih NIM

SKRIPSI. Oleh Widia Astutiningsih NIM PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 NGULAKAN KARANGSARI PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN LAGU ANAK-ANAK TERHADAP HASIL BELAJAR APRESIASI PUISI KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN LAGU ANAK-ANAK TERHADAP HASIL BELAJAR APRESIASI PUISI KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN LAGU ANAK-ANAK TERHADAP HASIL BELAJAR APRESIASI PUISI KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN PEMAHAMAN KTSP TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR BAGAN... xix DAFTAR

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TENGARAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BACA BUKU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS 3 KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

HUBUNGAN MINAT BACA BUKU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS 3 KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN HUBUNGAN MINAT BACA BUKU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS 3 KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (014: ) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum MA Negeri Kendal 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Cikal bakal MAN Kendal tidak lepas dari para pendiri dan tokoh masyarakat, yang terdiri tiga unsur,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJOTAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN ORANG TUA DAN FREKUENSI BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG 01 TAHUN AJARAN 2014 / 2015

PENGARUH PENDAMPINGAN ORANG TUA DAN FREKUENSI BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG 01 TAHUN AJARAN 2014 / 2015 PENGARUH PENDAMPINGAN ORANG TUA DAN FREKUENSI BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG 01 TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP Universitas Jember Tahun

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JATILAWANG

PENGARUH POLA ASUH DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JATILAWANG i PENGARUH POLA ASUH DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JATILAWANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

ZAMRONI A

ZAMRONI A PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MAHASISWA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KAMPUS TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN PPKn TAHUN ANGKATAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA ANTARA CARA MENGAJAR DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DESY NUR ROHMAWATI A

Diajukan Oleh: DESY NUR ROHMAWATI A PENGARUH FREKUENSI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KELAS V SD NEGERI 01 POTRONAYAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN KOMPUTER AKUNTANSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI SEMESTER VIII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Seting dan Karateristik Subjek Penelitian 4.1.1 Seting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV pada Semester I tahun 2012/2013 SDN Sukoharjo

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR Astri Sutisnawati, email : astrisutisna@gmail.com ABSTRAK Magang adalah upaya pengembangan pengetahuan, pembentukan keterampilan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH DISIPLIN MENYELESAIKAN TUGAS DAN RASA INGIN TAHU SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI 2 SOKANEGARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II

PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS I KECAMATAN BANTUL TAHUN 2011/2012

HUBUNGAN KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS I KECAMATAN BANTUL TAHUN 2011/2012 HUBUNGAN KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS BELAJAR SISWA DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS I KECAMATAN BANTUL TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci