BAB 2 LANDASAN TEORI. to be achieved effectively, and uses resources efficiently, yang memiliki arti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. to be achieved effectively, and uses resources efficiently, yang memiliki arti"

Transkripsi

1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pengertian Audit Sistem Informasi Menurut Weber (1999,p10), Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently, yang memiliki arti bahwa Audit Sistem Informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasi bukti untuk menentukan apakah suatu sistem komputer dapat melindungi asset, memelihara keutuhan data, membuat pencapaian tujuan organisasi menjadi lebih efektif dan telah menggunakan sumber daya secara efisien. Menurut Gondodiyoto (2007,p443), Audit Sistem Informasi dimaksudkan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian antara sistem informasi dengan prosedur bisnis (business process) perusahaan atau kebutuhan pengguna (user needs), untuk mengevaluasi apakah suatu sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif, efisien dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan asset, serta menjamin integritas data yang memadai. Dapat disimpulkan bahwa pengertian audit sistem informasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk mengetahui apakah sistem informasi yang sudah berjalan telah memiliki prosedur keamanan bagi aset,menjamin integritas data, membuat pencapaian tujuan organisasi menjadi lebih efektif dan telah menggunakan sumber daya secara efisien.

2 Pendekatan Audit Menurut Gondodiyoto (2007,p ), auditor harus memutuskan pendekatan mana yang akan ditempuh diantara 3 pendekatan audit yang berkaitan dengan komputer : 1. Audit disekitar komputer (audit around the computer) Dalam pendekatan audit disekitar komputer, auditor (dalam hal ini harus akuntan yang registered dan bersertifikasi akuntan publik) dapat mengambil kesimpulan dan merumuskan optima dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara sama seperti pada sistem akuntansi manual. Auditor tidak perlu menguji pengendalian SI berbasis teknologi informasi client (file program atau pengendalian atas file atau data di komputer), melainkan cukup terdapat input (document) serta output (laporan) sistem aplikasi saja. Keunggulan metode audit disekitar komputer adalah : 1. Pelaksanaan audit lebih sederhana. 2. Auditor yang memiliki pengetahuan minimal dibidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit. Kelemahannya adalah jika kondisi (user requirement) berubah, mungkin sistem itupun perlu didesign dan perlu penyesuaian (update) programprogram bahkan mungkin struktur data, sehingga auditor perlu menilai ulang apakah sistem masih berjalan baik.

3 9 2. Audit terhadap komputer ( audit through the computer) Dalam pendekatan audit ke sistem komputer (audit through the computer) auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap programprogram dan file-file komputer pada audit SI berbasis TI. Auditor menggunakan komputer (software bantu) atau dengan cek logika atau listing program untuk menguji logika program dalam rangka pengujian pengendalian yang ada pada komputer. Selain itu auditor juga dapat meminta penjelasan daripada teknisi komputer mengenai spesifikasi sistem dan atau program yang diaudit. Keunggulan pendekatan audit dengan pemeriksaan sistem komputerisasi ialah : 1. Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer. 2. Auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya. 3. Auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapi perubahan lingkungan. Sebetulnya mungkin tidak dapat dikatakan sebagai suatu kelemahan dalam pendekatan audit ini, namun jelas bahwa audit through the computer memerlukan tenaga ahli auditor yang terampil dalam pengetahuan teknologi informasi dan mungkin perlu biaya yang besar pula. 3. Audit menggunakan dukungan komputer (audit with the computer) Pada pendekatan ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk mengotomatisasikan prosedur pelaksanaan audit.

4 10 Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara audit yang sangat bermanfaat, khususnya dalam pengujian sub-stantif atas file dan record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang dipakai auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi keandalan record atau data perusahaan. Keunggulan menggunakan pendekatan ini: 1. Merupakan program komputer yang diproses untuk membantu pengujian pengendalian sistem komputer client itu sendiri. 2. Dapat melaksanakan tugas audit yang terpisah dari catatan client, yaitu dengan mengambil copy data atau file untuk dites dengan komputer lain. Kelemahannya adalah upaya dan biaya untuk pengembangan relative besar. Dari ketiga metode audit diatas dapat disimpulkan bahwa metode around the computer dan through the computer yang paling banyak digunakan pada saat dilakukannya audit sistem informasi karena biaya yang dibutuhkan relative lebih murah dibandingkan dengan metode with the computer Jenis Audit Sistem Informasi Menurut Gondodiyoto (2007,p ), sesungguhnya teknologi informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis pemeriksaan: 1. Audit Laporan Keuangan (general audit on financial statement)

5 11 Dalam hal ini audit terhadap aspek-aspek teknologi informasi pada suatu sistem informasi akuntansi berbasis teknologi adalah dilaksanakan dalam rangka audit keuangan (general financial audit) yang sistem akuntansinya berbasis komputer (sering disebut audit teknologi informasi). Audit objektifnya adalah sama dengan audit tradisional, yaitu memeriksa kesesuaian financial statement dengan standar akuntansi keuangan dan ada atau tidak adanya salah saji material pada laporan keuangan. 2. Audit Sistem Informasi (SI) Sebagai kegiatan tersendiri, terpisah dari audit keuangan. Sebetulnya audit SI pada hakekatnya merupakan salah satu dari bentuk audit operasional, tetapi kini audit SI sudah dikenal sebagai satu satuan jenis audit tersendiri yang tujuan utamanya lebih untuk meningkatkan IT Governance. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian audit SI dapat dikelompokan dalam dua kelompok yaitu: audit SI Akuntansi berbasis teknologi informasi yang merupakan bagian dari pemeriksaan audit atau pemeriksaan laporan keuangan (general financial audit). Dipihak audit SI juga dapat dikategorikan sebagai jenis audit operasional, khususnya kalau pemeriksaan yang dilakukan adalah dalam rangka penilaian terhadap kinerja unit operasional atau fungsi sistem informasi (pusat / instalasi komputer), atau untuk evaluasi sistem-sistem aplikasi yang telah diimplementasikan pada suatu organisasi (general information system review), untuk memeriksa keterandalan sistem-sistem aplikasi komputer tertentu yang sedang dikembangkan (system development) maupun yang sudah dioperasikan (post implementation audit).

6 Tujuan Audit Sistem Informasi Menurut Gondodiyoto (2007,p ), Tujuan audit teknologi informasi (audit objective) lebih ditekankan pada beberapa aspek penting, yaitu pemeriksaan dilakukan untuk dapat menilai : a. Apakah sistem suatu organisasi atau perusahaan dapat mendukung pengamanan asset (asset safeguarding). b. Apakah sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi perusahaan (system effectiveness). c. Apakah sistem komputerisasi tersebut sudah memanfaatkan sumber daya secara efisien (efficiency). d. Apakah terjamin konsistensi dan keakuratan datanya (data integrity). 1. Pengamanan asset Asset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file atau data dari fasilitas lain harus dijaga dengan sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan asset perusahaan. 2. Efektifitas sistem Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif apabila sistem informasi tersebut telah dirancang benar sesuai dengan kebutuhan user. Informasi yang dibutuhkan oleh para manager dapat dipenuhi dengan baik.

7 13 3. Efisiensi sistem Efisiensi menjadi sangat penting ketika sumber daya kapasitasnya terbatas. Jika cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memakai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal. 4. Ketersediaan Berhubungan dengan ketersediaan dukungan atau layanan teknologi informasi (TI), TI hendaknya dapat mendukung secara berkelanjutan terhadap proses bisnis (kegiatan perusahaan). Makin sering terjadi gangguan (system down) maka berarti tingkat ketersediaan sistem rendah. 5. Kerahasian Fokusnya ialah pada proteksi terhadap informasi agar terlindung dari pihak-pihak yang tidak berwenang. 6. Kehandalan Berhubungan dengan kesesuaian dan keakuratan bagi manajemen dalam pengelolaan organisasi, pelaporan dan pertanggung jawaban. 7. Menjaga integritas data Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut seperti : kelengkapan, kebenaran dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki informasi atau laporan yang

8 14 benar, bahkan perusahaan dapat menderita kerugian karena pengawasan tidak tepat atau keputusan keputusan yang salah Tahapan Audit Sistem Informasi Menurut Weber dalam buku Information System Control and Audit (1999,p47-55), tahapan-tahapan audit sistem informasi terdiri dari : 1. Perencanaan Audit (Planning The Audit) Merupakan tahapan pertama dalam audit bagi auditor eksternal yang berarti menyelidiki dari awal atau melanjutkan yang ada untuk menentukan apakah pemeriksaan dapat diterima, penempatan staf audit yang sesuai, melakukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti kewajiban utama dari klien dan mendefinisikan area risiko. 2. Pengetesan Kendali (Tests of Controls) Auditor melakukan control test ketika mereka menilai bahwa control risiko berada pada tingkat kurang dari maksimum. Mereka mengandalkan control sebagai dasar untuk mengurangi biaya testing. Sampai pada tahap ini auditor tidak mengetahui apakah identifikasi control telah berjalan dengan efektif. Oleh karena itu diperlukan evaluasi yang spesifik terhadap materi control. 3. Pengetesan Transaksi (Tests of Transaction) Auditor menggunakan tes terhadap transaksi untuk mengevaluasi kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pada laporan keuangan.

9 15 4. Pengetesan Keseimbangan Atau Keseluruhan Hasil (Test of Balances Or Overall Results) Auditor melakukan tes ini untuk memperoleh bukti yang cukup dalam membuat penilaian akhir (final judgment) mengenai tingkat kehilangan atau kesalahan pencatatan yang terjadi ketika fungsi sistem informasi gagal melindungi aset, memelihara integritas data, mencapai efektifitas dan efisiensi sistem informasi. 5. Pengakhiran (Penyelesaian) Audit (Completion of The Audit) Pada fase akhir audit akan menjalankan beberapa test tambahan terhadap bukti yang ada agar dapat dijadikan laporan. Ada empat opini yang diberikan terhadap hasil audit oleh eksternal auditor yaitu : a. Disclaimer of opinion : auditor tidak dapat memberikan opini. Seperti hubungan yang tidak independen antara auditor dan klien. b. Adverse opinion : auditor berpendapat bahwa banyak kesalahan. c. Qualified opinion : auditor berpendapat terjadi beberapa kesalahan tetapi nilainya tidak material. d. Unqualifed opinion : auditor berpendapat tidak terjadi kesalahan atau misstatement.

10 Gambar 2.1 Flowchart Tahapan Audit Sistem Informasi Menurut ( Weber 1999, p48) 16

11 Standar Audit Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2007,p ), standar audit yang termuat dalam standar professional akuntan publik (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001) terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan : 1. Standar Umum a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cepat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang dilakukan. c. Bukti audit yang kompeten yang cukup harus diperolah melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

12 18 3. Standar pelaporan a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang ada didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit Standar ISACA (Information Systems Audit and Control Association) Adapun menurut Information Systems Audit and Control Association (ISACA) (dalam Gondodiyoto, 2007,p84-86) standar untuk audit sistem informasi adalah : 1. Audit Chapter 1.1 Responsibility Authority and Accountability Definisi dari tanggung jawab, otoritas, dan accountability dari fungsi audit sistem informasi lebih tepat bila didokumentasikan dalam suatu surat perjanjian.

13 19 2. Independence 2.1 Profesional Independence Dalam permasalahan yang berkaitan dengan audit, auditor sistem informasi harus bersikap independen dalam tingkah laku dan tindakannya. 2.2 Organizational Relationship Fungsi audit sistem informasi harus berada independen dari area yang diaudit untuk mencapai tujuan objektivitas dari suatu proses audit. 3. Proffesional Ethics and Standards 3.1 Code of Proffesional Ethics Auditor dari sistem informasi harus menghormati dan menaati etika proffessional dari Information Systems Audit and Control Association. 3.2 Due Proffesional Care Standard auditing proffessional harus diterapkan dalam segala aspek dalam pekerjaan yang dilakukan oleh auditor sistem informasi. 4. Competence 4.1 Continuing Proffesional Education Auditor sistem informasi harus memaintain kompetensi teknikal melalui pendidikan lanjut professional.

14 20 5. Planning 5.1 Audit Planning Auditor sistem informasi harus merencanakan perencanaan audit sistem untuk menempatkan tujuan audit dan untuk melengkapi standar professional audit. 6. Performance of Audit Work 6.1 Supervision Staf dari audit sistem informasi harus tepat untuk dapat menjamin tujuan dari audit dijalankan dan standar professional auditing dapat terpenuhi. 6.2 Evidence Selama masa pekerjaan audit, auditor sistem informasi harus mendapatkan bukti yang tepat, dapat dipercaya, relevan dan berguna untuk mencapai tujuan objektif dari suatu audit. 7. Reporting 7.1 Report Content and Form Auditor sistem informasi harus menyediakan report dalam bentuk yang tepat pada saat penyelesaian tugas audit. Laporan audit berupa lingkup, tujuan, periode audit dan lingkungan dimana audit dijalankan. Laporan audit harus mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi dalam jangka waktu audit. Laporan audit juga untuk memberikan rekomendasi dari layanan atau kualifikasi yang diberikan auditor terhadap tugas audit yang dijalankan.

15 21 8. Follow Up Activities 8.1 Follow Up Auditor sistem informasi harus meminta dan mengevaluasi informasi yang sesuai dari penemuan yang terdahulu dan rekomendasi yang dihasilkan pada periode audit terdahulu untuk mendefinisikan tindakan yang tepat yang harus diimplementasikan dalam satu periode waktu Pengertian Sistem Menurut Gelinas dan Dull (2008,p11), System is a set of interdependent elements that together accomplish specific objectives. Dapat diartikan bahwa Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling memiliki ketergantungan yang secara bersama-sama untuk menyelesaikan tujuan tertentu. Menurut O Brien dan Marakas (2008,p24), System is defined as a set of interrelated components, with a clearly defined boundary, working together to achieve a common set of objectives by accepting inputs and producing in an organized transformation process. Dapat diartikan bahwa Sistem adalah beberapa komponen yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisir. Menurut Hall (2011,p5), System is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. Dapat diartikan bahwa Sistem adalah Sekumpulan dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

16 22 Dari penjelasan tersebut sistem dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang terdiri dari komponen-komponen yang saling mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan yang diharapkan Pengertian Informasi Menurut Rainer dan Cegielski (2008,p10), Informasi adalah data yang telah diorganisir sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya. Menurut Laudon (2010,p31), Information means data that have been shaped into a form that is meaningful and useful to human beings. Dapat diartikan bahwa Informasi adalah data yang telah diubah menjadi bentuk yang memiliki makna dan berguna untuk manusia. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa Informasi merupakan data yang telah diolah dan diorganisir sehingga memiliki makna serta berguna bagi penerimanya Pengertian Sistem Informasi Menurut Gondodiyoto (2007,p112), menyatakan bahwa sistem informasi masih dapat didefinisikan sebagai kumpulan sumber daya atau elemen-elemen dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi. Menurut O Brien dan Marakas (2008,p7), Information System describes all of the components and resources necessary to deliver its information and functions to the organization. Dapat diartikan sistem informasi

17 23 adalah semua komponen dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyampaikan informasi dan fungsi kepada organisasi. Menurut Hall (2011,p7), Information System is the set of formal procedures by which data are collected, processed into information, and distributed to users. Dapat diartikan bahwa Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada penggunanya. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa Sistem Informasi adalah suatu kesatuan berbagai komponen dan sumber daya yang diproses untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi organisasi dalam mencapai tujuan Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Gondodiyoto (2007,p250), Sistem pengendalian intern pada hakekatnya adalah suatu mekanisme yang didesain untuk menjaga (preventif), mendeteksi (detektif), dan memberikan mekanisme pembetulan (korektif) terhadap potensi/kemungkinan terjadinya kesalahan (kekeliruan, kelalaian, error) maupun penyalahgunaan (kecurangan, fraud). Menurut Mulyadi (2001,p163), Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya manajemen. Menurut Rama dan Jones (2008,p132), Pengendalian internal (internal control) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian

18 24 yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut : efektifitas dan efisiensi operasi, kehandalan pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang akan mengendalikan hal-hal yang berhubungan dengan intern suatu organisasi dalam proses berjalan untuk mencegah, mendeteksi adanya kesalahan/kekeliruan yang dapat menyebabkan kerugian dan mengoreksi adanya kesalahan dan data yang rusak agar dapat mengendalikan proses dan kegiatan yang terjadi sehari-hari dalam organisasi Jenis Pengendalian Intern Menurut Gondodiyoto (2007,p251), pengendalian intern digolongkan dalam general controls dan application controls Pengendalian Umum (General Controls) Menurut Gondodiyoto (2007,p301), Pengendalian umum adalah sistem pengendalian intern komputer yang berlaku umum meliputi seluruh kegiatan komputerisasi sebuah organisasi secara menyeluruh. Menurut Gondodiyoto (2007,p301), ruang lingkup yang termasuk dalam pengendalian umum terdiri dari : 1. Pengendalian Manajemen Puncak (Top Management Controls). 2. Pengendalian Manajamen Pengembangan Sistem (System Development Management Controls).

19 25 3. Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data Resources Management Controls). 4. Pengendalian Manajemen Operasi (Operations Management Controls). 5. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Controls). 6. Pengendalian Jaminan Kualitas (Quality Assurance Management Controls). Dari pengendalian umum diatas, berdasarkan ruang lingkup dari pembahasan skripsi ini, maka akan dibahas : 1. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Controls) Menurut Weber (1999,p257), dapat disimpulkan bahwa pengendalian pada manajemen keamanan secara garis besar bertanggung jawab dalam menjamin asset sistem informasi tetap aman. Ancaman utama terhadap Security Management Controls perusahaan adalah: a. Ancaman Kebakaran b. Ancaman Banjir c. Perubahan tegangan sumber energi d. Kerusakan struktural e. Polusi f. Penyusup g. Virus dan Worm

20 26 2. Pengendalian Manajemen Operasi (Operation Management Controls) Menurut Gondodiyoto (2007,p ), pengendalian manajemen operasi merupakan jenis pengendalian intern yang didesain untuk menciptakan kerangka kerja organisasi, pendayagunaan sumber daya informasi, dan pembagian tugas yang baik bagi suatu organisasi yang menggunakan sistem berbasis teknologi informasi. Pengendalian terdiri dari beberapa fungsi utama yang menjadi tanggung jawab manajemen operasional, yaitu: a. Pengoperasian komputer (Computer Operations) b. Persiapan dan pengentrian data (Preparation and Entry Data) c. Kepustakaan file (File Library) d. Dokumentasi dan program kepustakaan (Documentation and Program Library) e. Help Desk (Technical Support) Pengendalian Aplikasi (Application Controls) Menurut Gondodiyoto (2007,p372), Pengendalian aplikasi adalah sistem pengendalian intern pada sistem informasi berbasis teknologi informasi yang berkaitan dengan kegiatan atau aplikasi tertentu. Pengendalian aplikasi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah pengendalian intern dalam sistem yang

21 27 terkomputerisasi pada aplikasi computer tertentu sudah memadai untuk memberikan jaminan bahwa data telah dicatat, diolah, dan dilaporkan secara akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan kebutuhan manajemen untuk proses jalannya pengambilan keputusan untuk perusahaan. Menurut Gondodiyoto (2007, p373), pengendalian aplikasi terdiri dari : 1. Pengendalian batasan (Boundary Controls) 2. Pengendalian masukan (Input Controls) 3. Pengendalian proses (Process Controls) 4. Pengendalian keluaran (Output Controls) 5. Pengendalian file/database (Files/Database Controls) 6. Pengendalian komunikasi aplikasi (Application Communication Controls) Dari pengendalian aplikasi diatas, berdasarkan ruang lingkup dari pembahasan skripsi ini maka akan dibahas : 1. Pengendalian batasan (Boundary Controls) Menurut Weber (1999,p370), The boundary subsystem establishes the interface between the would be user of a computer system and computer system itself. Inti dari pernyataan tersebut adalah subsistem batasan (boundary) membangun suatu hubungan (interface) antara pengguna (user) komputer, dengan sistem komputer itu sendiri melalui tampilan.

22 28 Menurut Gondodiyoto (2007,p374), Boundary adalah interface antara pengguna (user) dengan sistem berbasis TI. Tujuan utama boundary control adalah : a. Untuk mengenal identitas dan otentik user (authentic) atau pemakai sistem. b. Untuk menjaga agar sumber daya sistem informasi digunakan oleh user tersebut dengan cara yang ditetapkan. Beberapa pengendalian yang diimplementasikan dalam boundary control adalah : a. Cryptographic control Cryptographic control adalah sistem pengendalian intern yang didesain untuk menjaga privasi, serta menjaga agar orang atau pihak yang tidak berwenang tidak dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan merubah atau menambah data, dan menghapus data. b. Access control Access control agar sumber daya sistem digunakan hanya oleh orang-orang yang berhak, menjamin agar kegiatan pengguna dilakukan sesuai dengan ketentuan dan menjamin bahwa peralatan yang digunakan sesuai dengan semestinya.

23 29 c. Audit trail Adalah catatan-catatan atau data tertentu yang disimpan di dalam sistem komputer dengan tujuan apabila di kemudian hari ada masalah, maka catatan/data tersebut dapat digunakan untuk pelacakan. Cakupan audit trail : identitas user, informasi otentiknya, identitas sumber daya yang digunakan, jenis kegiatan yang dilakukan, apakah yang bersangkutan harus mencoba akses beberapa kali karena akses gagal, dan kapan mulai serta berakhirnya kegiatan. d. Existance control Didesain untuk menjaga agar jika aktivitas user terhenti karena suatu sebab kegagalan tertentu, akses tersebut tidak diproses lebih lanjut demi untuk menjaga integritas data maupun pengamanan asset. 2. Pengendalian masukan (Input controls) Menurut Gondodiyoto (2007,p377), pengendalian masukan dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan. Mekanisme masuknya data input ke sistem dapat dikategorikan kedalam dua cara yaitu :

24 30 a. Batch delayed processing system Cara pemrosesan data input antara lain dengan sistem Batch processing, data diolah dalam satuan kelompok dokumen dan delayed processing system (pengolahan bersifat tertunda, yaitu updating data di komputer tidak sama dengan terjadinya transaksi). b. On-line transaction processing system On-line dikaitkan dengan real time sistem, artinya updating data di komputer bersamaan dengan terjadinya transaksi. Risiko ini lebih tinggi karena : 1. Entry Point, lokasi masuknya data input ke sistem komputer tersebar. 2. Hubungan on-line menyangkut komunikasi antara mesin secara remote yang tehubung melalui sarana dan teknologi komunikasi menjadi makin kompleks dan canggih. 3. Dalam sistem real-time, artinya status data pada file tidak statis, tapi selalu dinamis bergerak secara terus-menerus. 4. Kalau terjadi gangguan, misalnya listrik atau saluran komunikasi, mungkin ada problem recovery point, dimana starting point proses harus diulang kembali.

25 31 5. Pada umumnya perusahaan sekarang ini menggunakan jaringan public karena biaya yang lebih murah. Pengendalian input dalam sistem online real time dilakukan pada tahap: a. Enty data & validation Dalam sistem ini, seringkali sudah tidak dengan dokumen lagi (paperless). Data lazimnya langsung di entry ke sistem komputer, misalnya dengan workstation, automatic teller machine, atau point of sales. Mesin-mesin tersebut sudah dilengkapi dngan software yang antara lain berisi fungsi validasi terprogram. b. Pada sistem ini, data di entry langsung oleh pemakai maupun petugas operasional. c. Masalah audit trail menjadi semakin penting pada sistem ini karena pada umumnya paperless. Oleh karena itu, masalah audit trail dalam bentuk existence control betul-betul diperhatikan. 3. Pengendalian keluaran (Output Controls) Menurut Gondodiyoto (2007,p413), output controls merupakan pengendalian yang dilakukan untuk menjaga output sistem agar akurat, lengkap, dan digunakan sebagaimana mestinya. Output controls ini didesain untuk

26 32 mendeteksi jangan sampai informasi yang disajikan tidak akurat, tidak lengkap, tidak up-to-date (mutakhir) datanya atau didistribusikan kepada orang-orang yang tidak berwenang. Berdasarkan sifatnya, metode output controls terdiri dari tiga jenis, yaitu : a. Preventive Objective Misalnya dengan menggunakan tabel laporan yang terdiri dari jenis laporan, periode laporan, tanda terima konfirmasi, siapa penggunanya, prosedur permintaan laporan. b. Detective Objective Misalnya perlunya dibuat nilai-nilai subtotal dan total yang dapat diperbandingkan untuk mengevaluasi keakurasian laporan. c. Corective Objective Misalnya tersedianya help desk dan contact person. Yang termasuk pengendalian keluaran antara lain ialah : a. Rekonsiliasi Keluaran dengan Masukan dan Pengolahan Rekonsiliasi keluaran dilakukan dengan cara membandingkan hasil keluaran dari sistem dengan dokumen asal.

27 33 b. Penelaahan dan Pengujian hasil-hasil Pengolahan Pengendalian ini dilakukan dengan cara melakukan penelaahan, pemeriksaan dan pengujian terhadap hasil-hasil pengolahan dari sistem. c. Pendistribusian Keluaran Pengendalian ini didesain untuk memastikan bahwa keluaran didistribusikan kepada pihak yang berhak, dilakukan secara tepat waktu dan hanya keluaran yang diperlukan saja yang didistribusikan Tujuan Sistem Pengendalian Intern Menurut Gondodiyoto (2007,p260), tujuan sistem pengendalian intern adalah: 1. Mengidentifikasikan pengamanan (improve safeguard) asset sistem informasi data / catatan akuntansi (accounting records) yang bersifat logical asset, maupun physical asset seperti hardware, infrastructure, dan sebagainya. 2. Meningkatkan integritas data (improve data integrity), sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat laporan yang benar. 3. Meningkatkan efektifitas sistem (improve system effectivity) 4. Meningkatkan efisiensi sistem (improve system efficiency)

28 Tingkatan Risiko Menurut Peltier (2001,p1), risiko dapat didefinisikan sebagai seseorang atau sesuatu yang menyebabkan ancaman. Menurut Peltier (2001,p79), risiko dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1. High Vulnerability Kelemahan yang sangat besar berada didalam sistem atau rutinitas operasional, dimana dampak potensial pada bisnis adalah penting sehingga harus ada pengendalian yang ditingkatkan. 2. Medium Vulnerability Beberapa kelemahan yang ada pada sistem dan dimana dampak potensial pada bisnis adalah penting, untuk itu akan ada pengendalian yang perlu ditingkatkan. 3. Low Vulnerability Kelemahan yang sangat kecil berada didalam sistem berakibat kecil bagi perusahaan, biasanya risiko ini jarang terjadi atau muncul. Tindakan yang dapat menghilangkan risiko ini perlu diambil jika mungkin, tetapi biaya yang dikeluarkan harus sebanding dengan pengurangan akibat risiko ini. Dari ketiga tingkatan risiko tersebut dibagi lagi menjadi tiga dampak risiko yaitu: 1. Severe impact (high) Memungkin untuk perusahaan keluar dari bisnis atau kerusakan parah dari kemungkinan bisnis dan perkembangan perusahaannya.

29 35 2. Significant impact (medium) Akan mengakibatkan kerusakan yang berarti dan biaya yang dikeluarkan juga cukup besar sehingga perusahaan akan berjuang untuk mempertahankan. 3. Minor impact (low) Tipe dari operasional yang memberi pengaruh yang kuat pada suatu harapan untuk dapat mengatur sebagian dari kehidupan bisnis yang luar biasa. 2.2 Teori Khusus Pengertian Sistem Informasi Penjualan Menurut Romney dan Steinbart (2003,p359), Revenue cycle is a recurring set of business activities and related information rocessing operations associated with providing goods and services to customers and collecting cash in payment for those sale. Dapat diartikan bahwa, siklus pendapatan atau revenue cycle yaitu kumpulan aktivitas bisnis dan berhubungan dengan proses informasi dalam hal penyediaan barang atau jasa kepada pelanggan dan mengumpulkan pembayaran atas penjualan tersebut Prosedur Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2001,p210), penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.

30 36 Menurut Mulyadi (2001,p219), jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualam kredit adalah sebagai berikut : 1. Prosedur order penjualan Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi lain yang memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli. 2. Prosedur persetujuan kredit Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit. 3. Prosedur Pengiriman Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman. 4. Prosedur penagihan Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman.

31 37 5. Prosedur pencatatan piutang Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tebusan faktur penjualan kedalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang. 6. Prosedur distribusi penjualan Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen. 7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dalam Penjualan Kredit Fungsi-fungsi yang terkait: a. Fungsi penjualan Bertanggung jawab untuk surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, serta mengisi surat order pengiriman. b. Fungsi kredit Bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Karena hampir semua penjualan dalam perusahaan manufaktur merupakan penjualan kredit, maka

32 38 sebelum order dari pelanggan dipenuhi, harus lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit. c. Fungsi gudang Bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. d. Fungsi pengiriman Bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. e. Fungsi penagihan Bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. f. Fungsi akuntansi Bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan.

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi Audit Sistem&Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi (Sanyoto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell (2004, p9), sistem adalah sekelompok elemen-elemen data yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin.

BAB 2 LANDASAN TEORI. subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang. diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2003, p5), sistem informasi akuntansi adalah subsistem atau bagian dari MIS (Management

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Audit Sistem Informasi Persediaan 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Arens dan Loebbecke (1996, p.1), Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut Brian dan Stacey (2005, p 447) merupakan suatu kombinasi orang / user, hardware, software, jaringan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT N. Tri Suswanto Saptadi MATERI PEMBAHASAN PERTEMUAN 1 1. Pengertian, Tujuan, Standar Audit SI. 2. Latar belakang dibutuhkan Audit SI. 3. Dampak Komputer pada Kendali Internal.

Lebih terperinci

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI N. Tri Suswanto Saptadi POKOK BAHASAN 1. Pengertian Pengendalian Internal. 2. Metodologi Audit. 3. Jenis jenis Prosedur Audit. 4. Lapisan Pengendali Aplikasi. 5. Resiko Sistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Infomasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p.5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2/5/2015. Internal Control Concepts. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Overview

2/5/2015. Internal Control Concepts. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Overview Internal Control Concepts CDG4I3 / Audit Sistem Informasi Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE - 2014 Overview 1. Definition 2. Systems of Internal Control 3. Elements of Internal Control 4. Control Objectives

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2), sistem merupakan kelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersamasama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Pengertian Auditing. EDP Audit. Khoerul MW

Pengertian Auditing. EDP Audit. Khoerul MW Pengertian Auditing Auditing adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan bersikap independen mengenai perolehan dan penilaian atas bukti secara objektif.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. dihasilkan dari proses rutin transaksi akuntansi.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. dihasilkan dari proses rutin transaksi akuntansi. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Rama dan Jones (2003, p5), mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai subsistem dari sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. produksi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. produksi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones-Rama (2003, p4), Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan kegiatan yang mendukung aktivitas

Lebih terperinci

Menurut commitee of sponsoring organization (COSO) pengertian pengendalian internal dalam buku Sistem Informasi Akuntansi (Romney:230) adalah :

Menurut commitee of sponsoring organization (COSO) pengertian pengendalian internal dalam buku Sistem Informasi Akuntansi (Romney:230) adalah : 5 Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut COSO Menurut commitee of sponsoring organization (COSO) pengertian pengendalian internal dalam buku Sistem Informasi Akuntansi (Romney:230) adalah : Suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan dari sumber daya, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan memegang peranan penting dalam aktivitas bisnis. Berbagai macam aktivitas berusaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Referensi. Sistem Informasi (contoh) Sistem Informasi 3/3/2011. Audit Sistem Informasi Indra Tobing. Wikipedia

Referensi. Sistem Informasi (contoh) Sistem Informasi 3/3/2011. Audit Sistem Informasi Indra Tobing. Wikipedia Referensi Audit Sistem&Teknologi Informasi Audit Sistem Informasi Indra Tobing (Riyanarto Sarno) Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Sistem Manajemen Keamanan Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart L1 Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2 ), Sistem merupakan sekelompak unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI Titien S. Sukamto AUDIT SISTEM INFORMASI Menurut Ron Weber (1999) Merupakan proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu sistem informasi yang melibatkan orang dalam organisasi, data, prosedur,

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu sistem informasi yang melibatkan orang dalam organisasi, data, prosedur, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Persediaan Rangkuti, F (1996, p1) mengemukakan sistem informasi persediaan adalah suatu sistem informasi yang melibatkan orang dalam organisasi, data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya jaman sejalan dengan kemajuan teknologi akan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan dalam menciptakan, menjalankan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Sistem informasi 2.1.1.1 Pengertian sistem Menurut Mulyadi (1997, p.2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang serba modern ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maju dengan pesat sehingga dapat menyebabkan terjadinya perpaduan antar dua bidang ilmu,

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN INTERNAL CONTROL

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN INTERNAL CONTROL PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN INTERNAL CONTROL 1 Pengertian Pengendalian Intern Internal control adalah suatu proses, dijalankan oleh dewan komisaris, managemen, dan karyawan lain dari suatu entitas, dirancang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem O Brien, James A.(2010:32) mendefinisikan Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk kesatuan Gelinas, U. J.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sistem Informasi Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait yang beroperasi bersama-sama untuk mencapai suatu sasaran atau suatu maksud. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC 61 BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC 4.1 Persiapan Audit dan Program Kerja Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit terhadap sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM MENGENAI AUDIT SISTEM INFORMASI

TINJAUAN UMUM MENGENAI AUDIT SISTEM INFORMASI TINJAUAN UMUM MENGENAI AUDIT SISTEM INFORMASI Kusrini Abstract An Information System must be able to : protect organization s assets, keep data integrity, help organization to reach their goals effectively,

Lebih terperinci

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware

Lebih terperinci

PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER

PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER SA Seksi 314 PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN-PERTIMBANGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER Sumber: PSA No. 60 PENDAHULUAN 01. Dalam Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah relasi dalam komponen yang bekerja sama untuk mengumpulkan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. adalah relasi dalam komponen yang bekerja sama untuk mengumpulkan, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2001, p7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gondodiyoto dan Idris (2003, h.27), Sistem Informasi Akuntansi adalah struktur yang menyatu dalam

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi merupakan dua buah rangkai kata yang terdiri dari Sistem dan Informasi yang kedua kata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Evaluasi 2.1.1. Pengertian Evaluasi Menurut Bastian, Indra (2007: 58), komponen kunci dari penilaian kinerja organisasi adalah evaluasi efisien dan efektivitas program. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama melalui penjualan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A O Brien ( 2006, p714 ), sistem adalah sekumpulan dari elemen elemen yang berhubungan atau berkaitan membentuk satu kesatuan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. MITRA PRIMA SAGITA LESTARI, BANDUNG)

ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. MITRA PRIMA SAGITA LESTARI, BANDUNG) ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. MITRA PRIMA SAGITA LESTARI, BANDUNG) Aktivitas penjualan merupakan salah satu aktivitas

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom, Bandung 1. Pendahuluan Digital library merupakan dampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkat pula. Dengan demikian peranan akuntan ditengah-tengah operasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkat pula. Dengan demikian peranan akuntan ditengah-tengah operasinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Dengan semakin berkembangnya usaha yang telah dijalankan oleh PT. PLN (Persero), sehingga menuntut sistem pengolahan informasi yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p5), Sebuah sistem informasi dapat berupa orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber data yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER 1/total Outline PENGENDALIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN BEBERAPA PRINSIP KEANDALAN KETERSEDIAAN PENGAMANAN KETERPELIHARAAN INTEGRITAS PENGENDALIAN KEANDALAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Audit 2.1.1. Pengertian Audit Beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang akuntansi, antara lain: Menurut Arens, Elder, & Beasley (2012): Auditing is

Lebih terperinci

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI Pengertian Audit IS, Proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat [1]: melindungi aset milik organisasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom Pertemuan 6 Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom 1 Pendahuluan Setelah tahap analisis sistem dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional yang dikemukakan para ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) information system is a collection of

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) information system is a collection of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p1) information system is a collection of resources, such as human and

Lebih terperinci

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi Audit Teknologi Sistem Informasi Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi CAPAIAN PEMBELAJARAN Sikap Ketrampilan Umum Pengetahuan Ketrampilan Khusus Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu

Lebih terperinci

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa 1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III ini akan dilakukan pembahasan mengenai tahapan-tahapan Audit Keamanan Sistem Akuntansi Enterprise PT. Gresik Cipta Sejahtera Berdasarkan Standar ISO 27002:2005 yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli. Menurut Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Definisi Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, H.(2006:4), Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI AUDIT SISTEM INFORMASI Pertemuan 2 Standar Audit SI STANDAR PROFESIONAL Standar Audit SI tidak lepas dari standar professional seorang auditor SI Standar professional adalah ukuran mutu pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. maksud yang sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. (common purpose).

BAB 2 LANDASAN TEORI. maksud yang sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. (common purpose). 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell (2001, p9), System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT XYZ

EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT XYZ EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT XYZ Nelly; Henny Hendarti; Vini Mariani Computerized Accounting Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem informasi Akuntansi Romney dan Steinbart, dalam Accounting Information Systems (2006, p6), An Accounting information system (AIS)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KONTROL DAN AUDIT SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI

PELAKSANAAN KONTROL DAN AUDIT SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI PELAKSANAAN KONTROL DAN AUDIT SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI Radiant Victor Imbar Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. drg. Suria Sumantri No.

Lebih terperinci

Electronic Data Processing

Electronic Data Processing Electronic Data Processing Pengertian Electronic Data Processing Pemrosesan data elektronik (electronic data processing disingkat EDP) adalah metode dalam suatu pemrosesan data komersial. Sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan. dibandingkan dengan harapan-harapan yang diperoleh.

BAB 2 LANDASAN TEORI. serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan. dibandingkan dengan harapan-harapan yang diperoleh. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Evaluasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori - teori umum yang menjadi dasar penulisan skripsi ini sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori - teori umum yang menjadi dasar penulisan skripsi ini sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori - teori umum yang menjadi dasar penulisan skripsi ini sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut (Gelinas, Dull, & Wheeler, 2012, p. 13) sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pengguna.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pengguna. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut Hall yang diterjemahkan oleh A.A.Jusuf (2001, p7) adalah suatu rangkaian prosedur formal

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Teknik Audit Berbantuan Komputer SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Gelinas (2008, p12) Sistem Informasi adalah a manmade system that generally consists of an integrated set of computer-based components and

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai LAMPIRAN DAFTAR PERNYATAAN Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum dipahami dan letak

Lebih terperinci

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Integrity Professionalism Entrepreneurship DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 PENGENALAN KONTROL DAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI : Mengapa Kontrol Dan Audit Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework A. Mengenai COBIT Remote devices adalah pengelolaan data menggunakan aplikasi, dimana data terletak pada server atau host. Di dalam remote device klien berkomunikasi

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH Sistem informasi akutansi

TUGAS MATA KULIAH Sistem informasi akutansi TUGAS MATA KULIAH Sistem informasi akutansi TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER : LINGKUP AUDIT SISTEM INFORMASI Disusun Oleh : Siti Nursaadah Npm : 140200366 Jurusan : Akuntansi (Ekstensi) Lingkup Audit

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA BENGKEL GAC AUTO SERVICE Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan yang didapat setelah melakukan wawancara dan observasi, yang hasilnya

Lebih terperinci