METODE Bahan Sampel udang vaname Bahan dan Primer untuk nested RT-PCR dan real time RT-PCR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE Bahan Sampel udang vaname Bahan dan Primer untuk nested RT-PCR dan real time RT-PCR"

Transkripsi

1 19 METODE Bahan Sampel udang vaname Sampel diperoleh dari dua lokasi tambak yang berbeda yaitu di daerah Situbondo dan Lampung. Sampel udang terinfeksi IMNV diperoleh dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, berupa fiksatif organ udang yang dikoleksi dari tambak udang vaname yang terinfeksi IMNV. Sampel udang vaname terinfeksi IMNV dari Situbondo digunakan untuk deteksi fragmen gen ORF1 IMNV untuk keperluan pembuatan DNA rekombinan IMNV. Aplikasi qrt-pcr IMNV menggunakan sampel udang vaname yang berasal dari Lampung. Sampel udang vaname diambil dari tambak udang di wilayah Lampung Selatan,berukuran gram/ekor. Kriteria sampel yang diambil adalah udang vaname yang memiliki gejala klinis dan udang vaname yang tidak menunjukkangejala klinis terinfeksi IMNV (sub klinis). Bahan dan Primer untuk nested RT-PCR dan real time RT-PCR Ekstraksi RNA diperoleh dari organ target infeksi IMNV yaitup pleopod, dan jaringan otot khususnya pada ruas abdomen ke-6 udang vaname. Organ tersebut diekstraksi menggunakan Silica extraction solution TM (Farm Intelligence) untuk mendapatkan ekstrak RNA. Selanjutnya hasil ekstraksi disimpan pada deep freezer -70ºC saat belum digunakan. Pada pembuatan kontrol positif berupa plasmid DNA rekombinan IMNV, ekstrak RNA disintesis terlebih dahulu menjadi cdna menggunakan primer spesifik IMNV 218F. Sintesis cdna menggunakan kit ImProm-II RTSystem (Promega TM ). Pengujian IMNV dengan teknik nested RT-PCR menggunakan 2 pasang primer yang dibuat berdasar urutan basa nukleotida wilayah ORF1 IMNV yaitu 4587F-4914R untuk amplifikasi pertama (first step) dan primer 4725F-4863R untuk nested PCR (OIE 2010). Pengujian ini menggunakan 2 (dua) jenis bahan amplifikasi berupa access quick RT-PCR untuk one step RT-PCR dan GoTaq Green Master Mix (Promega TM ) untuk nested PCR. Salinan pada RT-PCR berupa ekstrak RNA, sedangkan salinan untuk nested PCR berupa produk PCR dari first step RT-PCR. Analisa produk PCR menggunakan gel agarose 1,5% (w/v) dengan pewarna SYBR safe (Invitrogen). Pengujian real timert-pcr IMNV menggunakan kit komersial IQ REAL TM IMNV Quantitative System (Farming Intelligene). Kit komersial ini telah dilengkapi dengan kontrol positif IMNV yang terkuantifikasi jumlah salinan virusnya sehingga dapat langsung diaplikasikan untuk pengujian sampel secara langsung. Untuk keperluan pengembangan teknik diagnosa IMNV dengan real time PCR, metoda standar yang direkomendasikan OIE (2010) adalah qrt-pcr IMNV TaqMan probe. Menggunakan bahan QuantiTect probe qrt-pcr kit (Qiagen), desain primer qrt-pcr IMNV TaqMan probedari wilayah ORF1 IMNV sesuai rancangan Andrade et al., (2007) yaitu pada urutan nukleotida dan primer probe IMNV didesain pada urutan nukleotida wilayah ORF1 IMNV (Andrade et al., 2007; OIE, 2010).

2 20 Metoda qrt-pcr IMNV TaqMan probe memerlukan kontrol positif IMNV yang terkuantifikasi. Desain primer untuk pembuatan plasmid DNA rekombinan IMNV (IMNVpl) dari wilayah ORF1 IMNV pada urutan nukleotida Keseluruhan desain primer untuk pengujian IMNV dengan nested RT-PCR maupun dengan qrt-pcr IMNVTaqMan probedisajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Primer dan probe yang digunakan untuk deteksi virus IMN dengan nested RT-PCR dan qrt-pcr TaqMan probe Primer Sekuen (5-3 ) Referensi 4587 F CGACGCTGCTAACCATACAA First RT-PCR 4914 R ACTCGGCTGTTCGATCAAGT OIE (2010) 4725 F CGACGCTGCTAACCATACAA Nested PCR 4863 R AGCGCTGAGTCCAGTCTTG OIE (2010) 218 F GCTGGACTGTATTGGTTGAG Andrade et al., 682 R AACCAAGTTCTTCTTCTCCAGTT (2007) 412 F GGACCTATCATACATAGCGTTTGCA RT-PCR IMNV 545 R AACCCATATCTATTGTCGCTGGAT TaqMan probe OIE (2010) Probe IMNVp1-6FAMCCACCTTTACTTTCAATACTA CATCATCCCCGGTAMRA- Bahan untuk Kloning dan Sekuensing Kegiatan kloning gen ini menggunakan bahan Qiagen PCR Cloning plus kit (Qiagen). Urutan nuklelotida IMNV yang akan disisipkan pada vektor kloning adalah sepanjang 464 bp, menggunakan primer 218F 682R (Andrade et al., 2007). Proses ligasi menggunakan pdrive Cloning vector, dilanjutkan transformasi ke dalam sel kompeten QIAGEN EZ Competent Cells (F'::Tn10(Tcr) proa+b+ laciqzδm15 reca1 end A1 hsdr17 (rk12 mk12 +) lac glnv44 thi-1 gyra96 rela1).seleksi koloni rekombinanbakteri E.coliyang telah disisipi vektor plasmidmenggunakan media tumbuh Luria Bertani (LB) agar yang mengandungampicilin 1000µg/ml, Xgal dan IPTG. Media LB agar tanpa penambahan Xgal dan IPTG digunakan untuk pemurnian bakteri rekombinan E.coli hasil seleksi koloni. Perbanyakan bakteri E.coli menggunakan media LB cair yang telah ditambahkan Ampicilin. Purifikasi plasmid bakteri E.coli menggunakan bahan QIAprep Spin Miniprep Kit (Qiagen). Purifikasi hasil amplifikasi untuk keperluan sekuensing menggunakan ethanol absolut (Sambrook dan Russel, 2001). Sekuensing menggunakan bahanbig Dye Reaction Mix TM (AB Applied Biosystem), hasil purifikasi produk PCR cycle sequencing ditambahkan HI-DI Formamidesebelum digunakan sebagai cetakan. Sekuensing plasmid DNA rekombinan IMNV menggunakan primer spesifik IMNV dan primer promotor vektor. Sesuai dengan vektor plasmid yang digunakan, untuk melihat ketepatan insersi gen target dalam vektor plasmid digunakan primer F-SP6 promoter (5'CATTTAGGTGACACTATAG3 ) dan primer R-T7promoter (5' GTAATAC GA CTCACTATAG3 ) Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari peralatan plastik habis pakai (dispossible) seperti micro pastle, tabung mikro ukuran 1,5 ml dan 0,2

3 ml, serta tip mikro berbagai ukuran (0,5-10 μl, μl, μl, μl). Peralatan laboratorium yang digunakan disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Peralatan untuk ekstraksi RNA diantaranya adalah disecting set, pipet mikro, thermal block, micro centrifuge, vortex mixer, dan deep freezer untuk penyimpanan hasilnya. Reaksi amplifikasi berlangsung dalam mesin thermal cyler ABI GeneAmp 9700 (Applied BioSystem), deteksi produk PCR menggunakan mesin elektroforesis set dan visualisasi gel dengan UV doc (UVITEC). Real time RT-PCR menggunakan mesin real time PCR Rotor-Gene Q (Qiagen). Sekuensing menggunakan metoda Sanger dalam mesin sequencer ABI 3130 Genetic Analyser (Applied BioSystem). Isolasi dan perbanyakan bakteri E.coli memerlukan peralatan glass were khususnya cawan petri dan tabung reaksi, jarum ose, dan inkubator untuk inkubasi bakteri E.coli dalam media LB agar setelah proses transformasi. Bakteri E.coli hasil seleksi koloni ditumbuhkan pada media LB cair dan memerlukan shaking incubator untuk inkubasi, agar pertumbuhannya merata. 21 Prosedur Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung dari bulan April hingga November Sampel udang vaname (L.vannamei) yang telah diuji positif IMNV berasal dari BBAP Situbondo, dikirimkan sebagai kandidat gen target yang akan diinsersikan pada pembuatan plasmid DNA rekombinan IMNV.Sampel udang vaname yang akan diuji dengan real time RT-PCR IMNV adalah sampel udang yang berasal dari area tambak di kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan. Sampel udang vaname dari Lampung dikoleksi pada kurun waktu antara bulan Mei hingga Oktober Identifikasi gen target dilaksanakan di laboratorium Virologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institus Pertanian Bogor (IPB). Kloning, sekuensingdan optimasi real time RT-PCR IMNV dilaksanakan di laboratorium Balai Uji Standar Karantina Ikan Jakarta. Desain dan Kerangka Konsep Penelitian Pengembangan Teknik real time RT-PCR Dan Karakterisasi Molekuler Untuk Deteksi Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) pada Udang vaname(litopenaeus vannamei) didesain melalui beberapa tahapan : 1. Menentukan gen target ORF1 IMNV dengan nested RT-PCR (OIE,2010) dan karakterisasi molekuler, 2. Menentukan LOD IQ Real TM Quantitative System (FarmingIntelligene), 3. Membandingkan sensitifitas pengujian qrt-pcr IMNV dan nested RT- PCR IMNV pada sampel udang vaname dengan status klinis dan sub klinis terinfeksi IMNV. 4. Pengembangan pengujian qrt-pcr IMNV non kit dengan kloning fragmen gen ORF1 IMNV sebagai kandidat kontrol positif qrt-pcr IMNV TaqMan probe, dan analisa hasil sekuensing menggunakan primer spesifik dan primer M13 (promotor vektor).

4 22 Gambar 11 Kerangka Konsep Penelitian Ekstraksi RNA dan Sintesis cdna Ekstraksi RNA menggunakan Silica extraction solution TM (Farming Intelligence). Sampel organ 20 mg dipotong-potong halus di dalam tabung mikro 1,5 ml dan ditambahkan 900µl GT buffer untuk dihomogenkan. Tabung disentrifugasi rpm selama 3 menit. Sebanyak 600µl supernatan ditambahkan kedalam 40µl silica, dihomogenkan dengan memvortex selama 20 detik hingga larutan menjadi keruh. Selanjutnya disentrifugasi rpm selama 15 detik, dan supernatan dibuang sebelum ditambahkan 1000 µl ethanol 70%. Vortex selama 20 detik hingga keruh, dan sentrifugasi kembali rpm selama 15 detik. Supernatan dibuang dan ditambahkan 500 µl DEPC ddh 2 O, homogenkan dengan memvortex. Inkubasikan pada suhu 55ºC selama 10 menit. Sentrifugasi rpm selama 2 menit, supernatan dipindahkan kedalam tabung 1,5 ml baru. Ekstrak RNA dapat disimpan pada suhu -70 C sebelum digunakan. Sintesis cdna dengan primer spesifik IMNV 218F menggunakan kit ImProm-II RTSystem (Promega TM ). Tabung mikro berisi 2 µl RNA, 2 µl NFW dan Primer 218F sebanyak 1 µl (20 pmol/reaksi) diinkubasi pada suhu 70ºC selama 5 menit, dan segera didinginkan dalam air es (5ºC) selama 5 menit. RT mix dibuat dengan mencampurkan ImProm-II 5x buffer 4 µl, MgCl 2 (konsentrasi final 1,5-8 mm) sebanyak 6,4 µl, dntp Mix (konsentrasi 0.5mM tiap dntp), Recombinant RNasin 0,5µ (20U), ImProm-II reverse transcriptase 1.0 μl, dan nuclease-free water hingga vol 15μl. RNA yang telah diinkubasi dimasukkan kedalam campuran RT mix hingga total volume 20 µl. Selanjutnya diinkubasi 25 C selama 5 menit, dan proses reverse transcription (RT)

5 berlangsung pada suhu 42 C selama 1 jam. Inaktivasi proses reverse transcriptionpada suhu 70 C selama 15 menit. Menentukan Fragmen Gen ORF 1 IMNV Seleksi awal (screening) untuk menentukan sampel positif IMNV menggunakan nested reverse transcription polymerase chain reaction (nested RT- PCR) dengan dua pasang primer 4587F-4914R untuk first step, dan primer 4725F-4863R untuk nested PCR (OIE, 2010). Amplifikasi RT-PCR IMNV ini merupakan one step RT-PCR dimana sampel berupa ekstrak RNA udang vaname ditranskripsi balik (reverse transcription) dengan primer spesifik bersamaan dengan proses amplifikasi. Selanjutnya produk PCR yang dihasilkan digunakan sebagai salinan untuk nested PCR IMNV dengan primer 4725F-4863R. Visualisasi produk PCR dengan gel elektroforesis 1,5% (w/v) agarose pada target pita 328 bp (first step) dan 139 bp (nested PCR). Sampel yang terdeteksi positif IMNV dipisahkan untuk seleksi fragmen gen ORF1 IMNV. Amplifikasi fragmen gen ORF1 IMNV pada urutan nukleotida digunakan kombinasi 2 pasang primer yaitu primer 218F-545R dan 412F-682R sesuai rancangan Andrade et al., (2007). Sampel yang menjadi salinan pada amplifikasi fragmen gen ORF1 IMNV ini berupa cdna, sehingga sampel berupa ekstraksi RNA harus ditranskripsi balik menjadi cdna dengan primer spesifik 218F. Formulasi dan profil amplifikasi nested RT-PCR IMNV disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Formulasi bahan amplifikasi nested RT-PCR IMNV dan ampifikasi fragmen gen ORF1 IMNV ( ) RT-PCR IMNV (OIE, 2010) 12,5 µl Access quick TM (Promega) Nested PCR IMNV (OIE, 2010) 12,5 µl Go taq Green Mastermix (Promega) AMV 0,2 U μl Primer µm Primer µm 1-50 ng total RNA (±7 µl) 2 µl produk PCR first step NFW hingga volume 25µl RT suhu 60 o C 30 ; 95 o C 2 (39 siklus) 95 o C 45 ; 60 o C 45 ; Final 60 o C 7 menit NFW hingga volume 25µl Profil Amplifikasi Pre 95 o C 2 (39 siklus) 95 o C 30 ; 65 o C 30 ; 72 o C 30 ; F inal 72 o C 2 ORF (Andrade et al., 2007) 12,5 µl Go Taq Green Mastermix (Promega) Primer 5 pmol 2 µl cdna sampel NFW hingga volume 25 µl, Pre 95 o C 2 (39 siklus) 94 o C 45 ; 60 o C 45, 72ºC 45 ; Final 72ºC 10 menit Purifikasi produk PCR positif IMNV menggunakan purifikasi ethanol absolut. Ditambahkan ethanol sebanyak 5x volume produk PCR untuk mengendapkan DNA target. Inkubasi ethanol dan produk PCR pada suhu -20ºC 23

6 24 semalaman. Selanjutnya produk PCR disentrifugasi rpm pada suhu 4 ºC selama 15 menit, ethanol dibuang hingga menyisakan pelet DNA. Pencucian dengan menambahkan ethanol 70% sebanyak 60 µl dan sentrifugasi kembali selama 3 menit. Untuk melarutkan pelet digunakan Nuclease Free Water sebanyak µl. Konsentrasi purifikasi diukur menggunakan GenQuant spectrofotometer. Hasil purifikasi ini digunakan untuk sekuensing dan ligasi pada kloning gen. Karakterisasi Molekuler (Sekuensing) Penentuan urutan basa DNA (sekuensing) memerlukan produk PCR berupa fragmen DNA yang telah dipurifikasi. Sekuensing menggunakan metode dideoksi pada empat reaksi terpisah. Setiap produk PCR yang disekuensing memerlukan primer tunggal untuk setiap reaksinya. Tahapan sekuensing dimulai dengan amplifikasi hasil purifikasi. Bahan yang digunakan untuk setiap reaksi amplifikasi adalah Big Dye Reaction Mix TM (2,5x) 4 µl, sequen buffer (5x) 2µl, sekuen primer tunggal (F218; R545; F412; R682) 3,2 pmol (~1µl), salinan hasil purifikasi produk PCRproduk PCR 10 ng/100 bp (~1-2 µl), nuclease free water hingga volume akhir 20µl. Keseluruhan bahan dimasukkan dalam tabung 0,2 ml untuk proses amplifikasi (cycle sequencing). Profil amplifikasi cycle sequencing dimulai dengan denaturasi awal pada suhu 96ºC selama 1 menit, 25 siklus 96ºC 10 detik, 50ºC 5 detik, 60ºC selama 4 menit. Setelah proses amplifikasi dilanjutkan dengan purifikasi produk PCR menggunakan ethanol absolut. Ethanol absolut ditambahkan 3 kali volume produk PCR setiap reaksi, dihomogenkan dengan membolak-balik tabung sebelum diinkubasi pada suhu ruang selama 15 menit. Campuran disentrifugasi 2500xg ( rpm) untuk mengendapkan DNA.. Supernatan sellanjutnya dibuang dan pelet DNA dicuci dengan menambahkan ethanol 70% sebanyak 3 kali volume produk PCR per-reaksi dan disentrifugasi pada 4000 rpm suhu 4ºC selama 15 menit. Supernatan dibuang dan pelet DNA dikeringkan untuk menguapkan sisa-sisa ethanol selama menit. Denaturasi sampel diawali dengan menambahkan Hi-Di Formamide kedalam tabung sampel hasil purifikasi cycle sequencing. Volume Hi-Di Formamide yang ditambahkan sama banyak dengan volume produk cycle sequencing. Vortex dan spin larutan dilakukan selama 1 menit, selanjutnya sampel dipanaskan pada suhu 95ºC selama 2-5 menit dan segera pindahkan ke dalam es (suhu 4ºC) sebelum dimasukkan kedalam mesin sequencer. Sebanyak µl sampel dimasukkan dalam 96 well microplate, dan tutup dengan septa sebelum dimasukkan dalam tray mesin sequencer. Hasil sekuensing tersebut disimpan dalam bentuk ABI file. Hasil sekuen kedua produk PCR 327 bp dan 270 bp digabungkan membentuk urutan nukleotida sepanjang 464 bp.urutan nukleotida hasil sekuensing diedit secara manual berdasar kromatogram, menggunakan program BioEdit. Homologi dari urutan nukleotida sejenis yang tersimpan dalam database GenBankdianalisis menggunakan program BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) ( Limit deteksi nested RT-PCR dan real time RT-PCR IMNV. Limit deteksi (LOD) real time RT-PCR IMNV dengan kit IQ Real IMNV Quantitative System (Farming Intelligene) ditentukan dengan membuat serial pengenceran kontrol positif IMNV yang telah terkuantifikasi. Konsentrasi kontrol

7 positif IMNV kit IQ-Real adalah 10 6 salinan virus IMNV, selanjutnya diencerkan hingga 10 1 untuk pembuatan standar kurva pengujian. Standar kurva ini akan digunakan untuk kuantifikasi jumlah salinan virus IMN pada sampel yang diuji dengan kit IQ-Real qrt-pcr IMNV. Limit deteksi qrt-pcr IMNV dengan TaqMan probe belum dapat dibuat standar kurva uji untuk kuantifikasi salinan virus karena kontrol positif IMNV belum terkuantifikasi jumlah salinannya. Limit analitik pengujian IMNV dengan nested RT-PCR dan qrt-pcr IMNV TaqMan probe diperoleh melalui pembuatan seri pengenceran RNA sampel positif IMNV hingga pengenceran 10-3 sebagai template pada pengujian dengan nested RT-PCR dan qrt-pcr IMNV Taqman probe. Pengenceran ini bertujuan untuk memperoleh limit deteksi kedua metoda tersebut. Formulasi bahan amplifikasai sesuai dengan Tabel 3. Tabel 3 Formulasi bahan dan profil amplifikasi qrt-pcr TaqMan probe (OIE,2010) dan kit IQ-Real REAL TM IMNV Quantitative System (Farming Intelligene) qrt-pcr TaqMan Probe IMNV (OIE,2010) QuantiTect probe RT-PCR Master Mix 12,5 µl 25 IQ REAL TM IMNV Quantitative System (Farming Intelligene) 20 µl Real-Time PreMix QuantiTect RT Mix 0,25 µl RTzyme Mix 1 µl Primer 0,5 µl (20 pmol) IMNV probe 0,25 µl (10 pmol) - 2 µl IQzyme DNA Polymerase 2U/µl Template RNA 2 µl (1 ng) Templalte RNA sebanyak 2 µl NFW hingga volume 25µl Total volume/ reaksi : 25µl RT suhu 42ºC 30 ; (40 siklus) suhu 93ºC 15, suhu 60ºC 1 RT suhu 50 C 30 ; 95 C 10 ; (40 siklus) suhu 95 C 15, suhu 60 C 1 Sensitifitas diagnostik nested RT-PCR dan qrt-pcr IMNV pada sampel udang vaname (klinis dan sub klinis) Sampel udang vaname dari Lampung yang memiliki gejala klinis dan sub klinis terinfeksi IMNV diperiksa dengan nested RT-PCR dan qrt-pcr IMNV. Sensitifitas uji nested RT-PCR dan qrt-pcr IMNV diperoleh dengan membandingkan hasil pengujian kedua metoda tersebut. Pengujian real time RT- PCR menggunakan kit IQ Real IMNV Quantitative System (Farming Intelligene) yang telah dilengkapi dengan kontrol positif yang terkuantifikasi, sedangkan nested RT-PCR menggunakan 2 pasang primer untuk first step dan nested (OIE, 2010). Deteksi produk PCR dengan gel elektroforesis (1,5% agarose), sampel positif IMNV ditandai dengan munculnya pita DNA 328 bp (first step) dan atau 139 bp (nested) (OIE, 2010). Kloning fragmen gen ORF1 IMNV Berdasar hasil analisis sekuensing antar isolat lapang IMNV dapat ditentukan fragmen gen yang akan digunakan dalam tahapan kloning. Hasil

8 26 purifikasi produk PCR kembali dielektroforesis untuk memastikan keberadaan gen target. Kegiatan kloning gen ini menggunakan bahan Qiagen PCR Cloning plus kit (Qiagen TM ). Keseluruhan reagen dicairkan diatas es. Ligasi memerlukan komposisi bahan berupa 2x Ligation Master Mix 5 µl, pdrive Cloning vector 1µl,hasil purifikasi produk PCR 3 µl, dan ddh 2 O hingga volume 10 µl. Ligasi berlangsung pada suhu 10 0 C selama 2 jam, selanjutnya hasil ligasi disimpan pada suhu C hingga saat akan digunakan. Proses transformasi menggunakan sel kompeten QIAGEN EZ Competent Cells sebanyak 50 µl yang dicairkan diatas es. Hasil ligasi sebanyak 2 µl dimasukkan dengan hati-hati dan dihomogenkan dengan membolak balik tabung 4-5 kali. Suspensi diinkubasi didalam pecahan es selama 2 menit, selanjutnya dilakukan heat shock pada suhu 42ºC selama 30 detik dan diinkubasi kembali kedalam pecahan es selama 2 menit. Media SOC broth sebagai media tumbuh rekombinan bakteri ditambahkan sebanyak 200 µl kedalam suspensi tersebut, dan diinkubasi pada suhu 37º C pada shaker incubator (100 rpm) selama 1 jam. Secara hati-hati suspensi dicampur dengan membolak-balikkan tabung untuk selanjutnya disentrifugasi rpm 1 menit untuk membuang ± 100 µl media SOC (supernatan) sebelum platting pada media Luria Bertani agar. Seleksi koloni, kultur dan isolasi plasmid DNA rekombinan IMNV Media Luria Bertani (LB) agar untuk menumbuhkan rekombinan bakteri E.coli mengandung ampicilin, Xgal dan IPTG. Suspensi bakteri yang telah diinkubasi pada shaker incubator ditanam pada media LB agar dengan teknik spriding, dan diinkubasi semalaman pada suhu 37ºC. Seleksi koloni dilakukan setelah inkubasi untuk membedakan bakteri yang tertransformasi. Terdapat 2 (dua) jenis koloni yaitu putih dan biru (Gambar 12a), koloni yang dimurnikan dan ditanam kembali pada media LB agar adalah koloni yang berwana putih. Menggunakan tusuk gigi steril (kayu), koloni diambil dan ditanam pada media LB agar(gambar 12b), dan dimasukkan dalam tabung LB cair yang telah ditambahkan ampicilin 1000 µg/ ml (Gambar 12c). Media LB agar diinkubasi pada suhu 35ºC, dan media LB cair diinkubasi pada shaking incubator pada suhu 37ºC selama ±16 jam (Gambar 12d). Isolasi plasmid DNA rekombinan IMNV (pimnv) terbagi menjadi 3 tahap yaitu melisiskan sel, pencucian dan elusi (pelepasan DNA). Bakteri yang telah tumbuh pada media LB broth dipindahkan ke tabung baru dan disentrifugasi pada 8000 rpm selama 3 menit untuk mendapatkan pelet bakteri. Isolasi pimnv dari bakteri menggunakan QIAprep Spin Miniprep Kit dengan melarutkan pelet bakteri dalam 250µl buffer, setelah itu ditambahkan 250 µl buffer P2 dan dihomogenkan dengan memipet 4-6 kali (, dari 5 menit) hingga larutan berwarna biru. Selanjutnya ditambahkan 350 µl buffer hingga tercampur sempurna (larutan berwarna bening) dan sentrifugasi selama 10 menit pada rpm. Masukkan larutan pada spin coloumn dan sentrifugasi selama 60 detik, buang cairan pada collection tube dan tambahkan 500 µl buffer PB sentrifugasi kembali untuk membuang cairan. Buffer PE ditambahkan 750µl, sentrifugasi kembali selama 60 detik untuk menghilangkan wash buffer tersebut. Collection tube dipindahkan ketabung mikro 1,5 ml baru, dan ditambahkan 20-50µl EB buffer untuk melarutkan DNA dari filter spin coloumn.sentrifugasi setelah didiamkan selama 1

9 menit. Plasmid DNA rekombinan IMNV 218 dan 412 diukur konsentrasinya menggunakan GenQuant. 27 Gambar 12 Seleksi dan pembiakan bakteri E.coli. (a) Seleksi koloni; (b) Pemurnian koloni; (c) biakan koloni pada LB cair; (d) inkubasi 37ºC dalam shaking incubator Sekuensing plasmid DNA rekombinan IMNV Sekuensing plasmid DNA rekombinan IMNV untuk mehasil purifikasi plasmid diamplifikasi menggunakan primer spesifik IMNV sesuai dengan produk PCR yang disisipkan (insersi) dan primer vektor plasmid F-SP6 promoter (5' CATTTAGGTGACACTATAG3 ); R-T7 promoter (5'GTAATACGACTCAC TATAG3 ). Elektroforesis dilakukan untuk memastikan panjang basa telah sesuai target. Produk PCR selanjutnya dipurifikasi menggunakan ethanol abosolut sebelum dijadikan salinan pada cycle sequencing. Analisis Data Analisa hasil untuk mengetahui kemiripan (similiarity) fragmen gen ORF1 IMNV isolat Situbondo dan isolat Lampung dengan mensejajarkan (alignment) sekuen kedua isolat IMNV tersebut dengan sekuen isolat IMNV dari Brazil dan Indonesia yang ada di GenBank menggunakan program BioEdit BLAST nukleotida (Basic Local Alignment Search Tool) ( Analisis sensitifitas uji qrt-pcr IQ Real TM IMNV dengan nested RT-PCR IMNV terhadap seluruh sampel klinis dan sub klinis IMNV mengikuti rumus (Tabel 4) Tabel 4 Analisis sensitifitas diagnostik qrt-pcr dengan nested RT-PCR IMNV Nested RT-PCR IMNV Positif Negatif JUMLAH qrt-pcr Positif A B A+B IMNV Negatif C D C+D JUMLAH A+C B+D A+B+C+D Menghitung sensitifitas diagnostik berdasar OIE a (2012) : Sensitifitas = A/(A+C) x 100% Spesifisitas = D/(B+D) x 100% Data hasil analisis disajikan secara deksriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sampel udang vaname (L.vannamei) diperoleh dari tambak udang di kabupaten Pesawaran (Lampung Selatan). Sampel udang vaname diambil dari petak tambak yang sama, dengan status

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Survei penyakit klorosis dan koleksi sampel tanaman tomat sakit dilakukan di sentra produksi tomat di daerah Cianjur, Cipanas, Lembang, dan Garut. Deteksi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian 14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1983). B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi yang

Lebih terperinci

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and 23 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and Cancer Biology of the University of Indonesia (IHVCB-UI), Jl. Salemba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok Wilayah Kerja Bogor, mulai bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut: BAB III METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel, lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh, amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan sampel darah domba dilakukan di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober 2012. Amplifikasi gen Growth Hormone menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling sel folikel akar rambut. Sampel kemudian dilisis, diamplifikasi dan disekuensing dengan metode dideoksi

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid Mini kit, inkubator goyang (GSL), jarum Ose bundar, kit GFX (GE Healthcare), kompor listrik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan PCR, terlebih dahulu dilakukan perancangan primer menggunakan program DNA Star. Pemilihan primer dilakukan dengan mempertimbangkan parameter spesifisitas,

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI Halaman : 1 dari 5 ISOLASI TOTAL DNA HEWAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan hewan, dapat dari insang, otot, darah atau jaringan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel 16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menggambarkan tahapan penelitian yang terdiri dari pengambilan sampel, penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel, amplifikasi D-loop mtdna dengan teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1988). B. Populasi dan sampel Populasi pada penelitian ini adalah

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Autentikasi Bahan Baku Ikan Tuna (Thunnus sp.) dalam Rangka Peningkatan Keamanan Pangan dengan Metode Berbasis DNA dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Bahan yang digunakan memiliki kualitas pro analisis atau pro biologi molekular, yaitu : primer M. tuberculosis forward: 5 GGATCCGATGAGCAAGCTGATCGAA3 (Proligo) dan primer M. tuberculosis

Lebih terperinci

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum Pendahuluan Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu teknik

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode penelitian Isolasi RNA total

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode penelitian Isolasi RNA total METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2005 hingga bulan Maret 2008 di Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman dan Laboratorium BIORIN (Biotechnology

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah D-loop

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2010 di Laboratorium Mikrobiologi, Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon DNA genomik sengon diisolasi dari daun muda pohon sengon. Hasil uji integritas DNA metode 1, metode 2 dan metode 3 pada gel agarose dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR; BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah HVI mtdna

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4 MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. penelitian ini

Lebih terperinci

Kloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri

Kloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri 3 selama 1 menit, dan elongasi pada suhu 72 0 C selama 1 menit. Tahap terakhir dilakukan pada suhu 72 0 C selama 10 menit. Produk PCR dielektroforesis pada gel agarosa 1 % (b/v) menggunakan tegangan 70

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Biokimia, Program Studi Kimia, Institut Teknologi Bandung. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan program komputer berdasarkan metode sintesis dua arah TBIO, dimana proses sintesis daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2007 hingga Juli 2009, bertempat di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap penyiapan templat mtdna, amplifikasi fragmen mtdna pada daerah D-loop mtdna manusia dengan teknik PCR, deteksi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium BIORIN (Biotechnology Research Indonesian - The Netherlands) Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB. Penelitian

Lebih terperinci

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel 7 IV. METODE PENELITIAN Ikan Lais diperoleh dari hasil penangkapan ikan oleh nelayan dari sungaisungai di Propinsi Riau yaitu S. Kampar dan S. Indragiri. Identifikasi jenis sampel dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN IV (ISOLASI RNA DARI TANAMAN) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI RNA DARI TANAMAN TUJUAN Tujuan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian meliputi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, Laut Banda, Teluk Tolo, Laut Maluku dan Teluk Tomini (Gambar

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Terpadu,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

Lebih terperinci

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid LAMPIRAN 9 Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid Satu ruas tungkai udang mantis dalam etanol dipotong dan dimasukkan ke dalam tube 1,5 ml. Ruas tungkai yang telah dipotong (otot tungkai)

Lebih terperinci

Gambar 2 Vektor pengklonan pgem T Easy

Gambar 2 Vektor pengklonan pgem T Easy BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2007 sampai dengan bulan April 2008. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Seluler Tanaman, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN 14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan Penelitian

METODE PENELITIAN. Bahan Penelitian 35 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Fakultas Teknobiologi UNIKA

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini. Bab III Metodologi Penelitian Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini. III.1 Rancangan Penelitian Secara garis besar tahapan penelitian dijelaskan pada diagram

Lebih terperinci

BAB in. METODE PENELITIAN

BAB in. METODE PENELITIAN BAB in. METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari April sampai November 2009 di laboratorium Biologi Molekular dan Rekayasa Genetika, Balai Penelitian Bioteknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan sampel berupa akar rambut, ekstraksi mtdna melalui proses lisis akar rambut, amplifikasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999).

BAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999). 4 ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999). Polymerase Chain Reaction (PCR) PCR merupakan suatu reaksi in vitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)

BAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh) 11 BAHAN DAN METODE Penelitian ini terdiri atas 2 tahapan utama, yaitu produksi protein rekombinan hormon pertumbuhan (rgh) dari ikan kerapu kertang, ikan gurame, dan ikan mas, dan uji bioaktivitas protein

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2006 sampai dengan bulan April 2007. Penelitian dilakukan di rumah kaca, laboratorium Biologi Molekuler Seluler Tanaman, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gambaran yang sistematis dengan

Lebih terperinci

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI 1 ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI PENDAHULUAN Polimerase Chain Reaction (PCR) PCR adalah suatu reaksi invitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian. Penelitian ini dapat menerangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Suhu Annealing pada Program PCR terhadap Keberhasilan Amplifikasi DNA Udang Jari (Metapenaeus elegans) Laguna Segara Anakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 18 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan April 2014. Sampel diambil dari itik dan ayam dari tempat penampungan unggas, pasar unggas dan peternakan

Lebih terperinci

VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak

VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL Abstrak Pada berbagai spesies termasuk kakao, gen AP1 (APETALA1) diketahui sebagai gen penanda pembungaan yang mengendalikan terbentuknya

Lebih terperinci

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur Pemurnian isolat bakteri Karakteriasi isolat bakteri pengoksidasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juli 2012, yang bertempat di Laboratorium Genetika dan Biologi Molekuler Jurusan Biologi

Lebih terperinci

Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]

Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.] Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.] Gambar 2. Struktur organisasi promoter pada organisme eukariot [Sumber: Gilbert 1997: 1.] Gambar 3.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. LARUTAN STOK CTAB 5 % (100 ml) - Ditimbang NaCl sebanyak 2.0 gram - Ditimbang CTAB sebanyak 5.0 gram. - Dimasukkan bahan kimia ke dalam erlenmeyer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian, sehingga dapat menerangkan arti

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan terhadap sampel yang dikoleksi selama tujuh bulan mulai September 2009 hingga Maret 2010 di Kabupaten Indramayu. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2016. Preparasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler, Fakultas Teknobiologi

Lebih terperinci

Bab III Materi dan Metode

Bab III Materi dan Metode Bab III Materi dan Metode A. Materi Sampel yang digunakan adalah bakteri simbion dari lamun Enhalus acoroides yang ditumbuh di perairan Teluk Awur, Jepara. Isolasi bakteri simbion di laksanakan di laboratorium

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR II. BAHAN DAN METODE Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila hibrida hasil persilangan resiprok 3 strain BEST, Nirwana dan Red NIFI koleksi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Sempur, Bogor.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat Penelitian. Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat Penelitian. Waktu dan Lokasi Penelitian 11 mengkuantifikasi reporter fluoresen. Sinyal fluoresen akan meningkat seiring dengan bertambahnya produk PCR dalam reaksi. Dengan mendeteksi jumlah emisi fluoresen pada setiap siklus, amplifikasi selama

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 9 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan Juli 2012. Kegiatan ekstraksi DNA sampai PCR-RFLP dilakukan di laboratorium Analisis

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Sampling bakteri kitinolitik dilakukan di beberapa lokasi sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA 6 konsentrasinya. Untuk isolasi kulit buah kakao (outer pod wall dan inner pod wall) metode sama seperti isolasi RNA dari biji kakao. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA Larutan RNA hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian murni yang dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kerjasama Bioteknologi Indonesia- Belanda (BIORIN) dan Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman (BMST), Pusat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk mengamplifikasi Gen STX1A. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Lebih terperinci

KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1

KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1 PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN (BM-3001) KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC 27405 DALAM pet-blue VECTOR 1 Penyusun: Chandra 10406014 Dosen Narasumber: Dra. Maelita Ramdani

Lebih terperinci

BAB II. BAHAN DAN METODE

BAB II. BAHAN DAN METODE BAB II. BAHAN DAN METODE 2.1 Kultur Bakteri Pembawa Vaksin Bakteri Escherichia coli pembawa vaksin DNA (Nuryati, 2010) dikultur dengan cara menginokulasi satu koloni bakteri media LB tripton dengan penambahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional molekuler. Data yang diperoleh berasal dari pemeriksaan langsung yang dilakukan peneliti sebanyak

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 15 3. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Dalam pengambilan sampel, bahan dan alat yang diperlukan yaitu media transport berupa Brain Heart Infusion (BHI) dalam tabung berukuran 2 ml, sampel usap steril,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pengambilan Sampel Kutukebul dan Tanaman Tomat Sumber TICV

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pengambilan Sampel Kutukebul dan Tanaman Tomat Sumber TICV BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan survei dan pengambilan sampel kutukebul dilakukan di sentra produksi tomat di Kecamatan Cikajang (kabupaten Garut), Kecamatan Pacet (Kabupaten Cianjur), Kecamatan

Lebih terperinci

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml 36 Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. Pembuatan Larutan Stok Tris HCL 1 M ph 8.0 (100 ml) : Timbang Tris sebanyak 12,114 g. Masukkan Tris ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 80 ml aquades.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN II. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Riset Obat dan Makanan Badan POM RI pada bulan April 2011 hingga Juli 2011. B. Bahan Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September tahun 2011. Sampel ikan berasal dari 3 lokasi yaitu Jawa (Jawa Barat), Sumatera (Jambi),

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 hingga Februari 2010. Tempat penelitian adalah di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian 2 mikroorganisme patogen pada bahan pangan dan juga memiliki kemampuan probiotik untuk kesehatan konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan seleksi yaitu mencari beberapa isolat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Kultur Isolat S. pneumoniae hasil seleksi pada Media BA 5% + Gentamisin Uji Mikrobiologis (Uji sensitivitas antibiotik) Ekstraksi DNA Duplex PCR Gen erm(b) Gen mef(a)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp

HASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp HASIL DAN PEBAHASAN Purifikasi dan Pengujian Produk PCR (Stilbena Sintase) Purifikasi ini menggunakan high pure plasmid isolation kit dari Invitrogen. Percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang terdapat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian

BAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian BAHAN DAN METODE 1. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Rumah Kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah berlangsung sejak bulan Januari 2012 - Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi, Lab. Optik, Lab. Genetika dan Lab. Biologi Molekuler Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 1999). Pada penelitian

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan Pada penelitian ini, sampel yang digunakan dalam penelitian, adalah cacing tanah spesies L. rubellus yang berasal dari peternakan cacing tanah lokal di Sekeloa, Bandung.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Analisis Kekerabatan Rayap Tanah M. gilvus dengan Pendekatan Perilaku

BAHAN DAN METODE. Analisis Kekerabatan Rayap Tanah M. gilvus dengan Pendekatan Perilaku BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Sampel rayap diambil dari Cagar Alam Yanlappa-Jasinga dan Kampus IPB- Dramaga, Bogor. Rayap diidentifikasi dan diuji perilaku agonistiknya di Laboratorium Biosistematika

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian 21 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan terdiri dari labu erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, cawan petri, tabung reaksi, batang pengaduk, dan spreader (batang L). Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Karakterisasi genetik Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) hasil tangkapan dari Laguna Segara Anakan berdasarkan haplotipe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI OPTIMAL REAKSI AMPLIFIKASI Sintesis fragmen 688--1119 gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur A/Indonesia/5/2005 dilakukan dengan teknik overlapping extension

Lebih terperinci