BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuan bangsa. Pembangunan infrastruktur sendiri sangat
|
|
- Agus Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mendorong kemajuan bangsa. Pembangunan infrastruktur sendiri sangat diperlukan oleh semua sektor. Adanya pembangunan infrastruktur ini menunjukkan tingkat kemajuan suatu sektor. Suatu sektor akan lebih cepat berkembang apabila didukung oleh adanya infrastruktur yang baik. Pembangunan infrastruktur sendiri terus menerus dilakukan sesuai perkembangan zaman karena bangunan sendiri memiliki jangka waktu tertentu hingga membutuhkan renovasi. Salah satu sektor yang sangat memerlukan pembangunan infrastruktur adalah sektor pendidikan. Pembangunan infrastruktur dalam sektor pendidikan sendiri sangat diperlukan dalam menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Apabila pembangunan infrastruktur dalam sekolah tidak dilakukan maka kegiatan belajar mengajar tidak dapat berjalan secara maksimal. Kebutuhan akan pembangunan infrastruktur dalam sekolah tentu saja tidak bisa untuk dihindari. Adanya sarana dan prasarana fisik seperti bangunan dalam sekolah akan mendorong kemajuan sekolah tersebut. Seiring dengan perkembangan dalam masyarakat, pembangunan infrastruktur dalam sektor pendidikan yang berwujud fasilitas sekolah merupakan sebuah tuntutan yang tidak bisa untuk dihindari. Tak hanya di
2 2 kawasan perkotaan, pembangunan infrastruktur fasilitas sekolah ini sangat diperlukan di seluruh kawasan di Indonesia, baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan pedesaan. Pembangunan infrastruktur bagi sekolah sangat diperlukan untuk menjaga agar pendidikan di Indonesia dapat berkembang. Jika tidak pernah dilakukan pembangunan maupun renovasi fasilitas sekolah yang berupa gedung sekolah misalnya, maka hal ini sangat menhambat kegiatan belajar siswa. Bahkan hal ini juga dapat membahayakan siswa yang belajar apabila bangunan sekolah telah rusak. Dengan adanya fasilitas sekolah berupa gedung sekolah yang baik, hal ini tentu saja sangat penting untuk memberikan keamanan bagi siswa maupun tenaga pengajar di sekolah tersebut. Adanya pembangunan infrastruktur menimbulkan adanya suatu proyek. Proyek tersebut bisa berupa proyek pembangunan oleh pihak pemerintah atau swasta. Proyek pembangunan fisik atau infrastruktur tersebut merupakan pekerjaan konstruksi. Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi pengertian dari pekerjaan konstruksi yaitu keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan sangat diperlukan peran swasta. Dalam penyelesaian suatu proyek pembangunan infrastruktur, pihak swasta berperan sebagai kontraktor atau investor. Banyaknya kebutuhan akan proyek infrastruktur ini membuat peran swasta sangat diperlukan. Tanpa
3 3 adanya peran swasta dalam pembangunan infrastruktur fisik ini maka pembangunan fisik ini akan sangat berat untuk dilakukan mengingat tidak semua orang mempunyai kemampuan dalam bidang pekerjaan konstruksi. Pihak swasta sendiri juga merupakan rekan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan. Pembangunan infrastruktur sendiri dalam pelaksanaan serta penyelesaiannya sangat membutuhkan peran pihak swasta. Semua sektor membutuhkan pembangunan infrastruktur. Sektor pendidikan juga selalu memerlukan pembangunan infrastruktur. Namun apabila pembangunan infrastruktur ini dilaksanakan sendiri maka pembangunan ini akan menyita banyak waktu dan tugas-tugas pun dapat terbengkelai. Tidak semua orang juga berkompeten untuk melaksanakan pembangunan fisik. Banyak orang yang menginginkan pembangunan infrastruktur secara praktis. Kebutuhan akan pemmbangunan infrastruktur secara praktis ini dapat dipenuhi dengan perjanjian pemborongan bangunan. Pembangunan infrastruktur dengan pemborongan ini sangat diminati oleh berbagai pihak yang ingin melakukan pembangunan infrastruktur. Sebagian besar pembangunan infrastruktur baik di sektor pendidikan maupun di sektor lainnya dilaksanakan melalui pemborongan. Dengan pemborongan ini, pihak yang ingin melakukan pembangunan fisik dalam suatu instansi sekolah dapat menikmati hasil dari pembangunan tanpa harus mengorbankan tugas-tugas serta kewajiban sehari-harinya. Proyek dapat dimiliki oleh pihak swasta maupun pihak pemerintah. Dalam hal penyelesaian proyek yang dimiliki oleh pihak swasta, maka
4 4 penyelesaiannya dapat dilakukan dengan kerjasama dengan pihak swasta lainnya yaitu pihak kontraktor. Dalam suatu pembangunan fisik, pihak swasta dapat melakukan perjanjian pemborongan dengan pihak pemborong. Penggunaan perjanjian pemborongan ini sangat praktis untuk dilakukan. Banyak pihak swasta yang ingin membangun fasilitas dalam sektor pendidikan misalnya sekolah, menggunakan perjanjian pemborongan untuk menyelesaikan proyek pembangunan tersebut. Banyaknya pihak swasta maupun pemerintah yang ingin melakukan pembangunan dengan cara pemborongan bangunan ini menjadi kesempatan pihak swasta untuk menjalankan usahanya. Bidang usaha Jasa konstruksi ini merupakan salah satu bidang usaha yang sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan pembangunan akan selalu meningkat seiring perkembangan zaman. Suatu perjanjian diperlukan untuk melakukan pembangunan fisik apabila suatu pihak ingin melakukan pembangunan itu dengan memakai usaha jasa konstruksi. Perjanjian inilah yang menjadi dasar bagi pelaksanaan proyek pembangunan. Perjanjian tersebut dilakukan oleh pihak yang memborongkan dan pihak pemborong. Bentuk perjanjian ini dapat tertulis atau lisan, tergantung kesepakatan para pihaknya. Dalam perjanjian pemborongan pembangunan kanopi untuk pembuatan kantin di SMA Bopkri 2 Yogyakarta dipergunakan Nota Kesepakatan dalam perjanjiannya. Namun perjanjian tersebut dibatalkan karena harga yang terlalu mahal. Selanjutnya pihak SMA Bopkri 2 Yogyakarta melakukan perjanjian
5 5 pemborongan bangunan kembali dengan kontraktor lain untuk pelaksanaan pembangunan kantin yang juga meliputi pembuatan kanopi. Namun dalam perjanjian yang kedua hanya didasarkan Surat Perintah Kerja. Di dalam pelaksanaan suatu perjanjian pemborongan pekerjaan tak bisa lepas dari adanya kemungkinan wanprestasi. Demikian juga yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi di SMA Bopkri 2. Dalam pelaksanaan perjanjian pemborongannya terdapat dugaan adanya wanprestasi yang dilakukan oleh pihak pemborong. Oleh karena itu perlu untuk dibahas lebih lanjut mengenai penggunaan nota kesepakatan dalam perjanjian jika dibandingkan dengan perjanjian pemborongan yang hanya menggunakan Surat Perintah Kerja. Pembahasan lebih lanjut mengenai pelaksanaan perjanjian pemborongan mengenai proyek pembangunan kanopi di SMA Bopkri 2 hingga selesainya perjanjian juga diperlukan. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk penulisan hukum dengan judul: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN NOTA KESEPAKATAN DALAM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN KANOPI ANTARA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA DENGAN PEMBORONG. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas adalah :
6 6 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong? 2. Bagaimana bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong? 3. Bagaimana upaya penyelesaian terkait dengan adanya wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan Penulisan Hukum yang berjudul Tinjauan Yuridis terhadap Penggunaan Nota Kesepakatan dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan pada Proyek Pembangunan Kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong adalah: 1. Tujuan Objektif a. Mengetahui dan menganalis pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong b. Mengetahui dan menganalisis bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong
7 7 c. Mengetahui dan menganalisis upaya penyelesaian berkaitan dengan adanya wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong 2. Tujuan Subjektif Tujuan subjektif dari penulisan hukum ini adalah untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk menyusun penulisan hukm yang berguna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Penelitian berjudul Tinjauan Yuridis terhadap Penggunaan Nota Kesepakatan dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan pada Proyek Pembangunan Kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Perjanjian pemborongan pekerjaan pembangunan kanopi tersebut baru ada pada Desember 2014 dan berdasarkan informasi dari pihak sekolah, belum pernah ada yang meneliti perjanjian tersebut. Penulisan hukum yang sebelumnya pernah ditulis antara lain: 1. Berjudul PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PENGEBORAN SUMUR SEMI DALAM ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KLATEN DENGAN CV. SURYA MAKMUR DI DESA MALANGAN
8 8 KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN yang ditulis oleh Muhammad Arif Kurniawan,dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Pokok permasalahan dalam penulisan hukum ini yaitu kendala tidak selesainya perjanjian pemborongan pekerjaan konstruksi serta penyelesaian dalam hal terjadi wanprestasi. 2. Berjudul PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG BINA MARGA KOTA PEKANBARU DENGAN PT. GEMA RIAU PRATAMA DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN JEMBATAN JALAN PAUS KECAMATAN RUMBAI PEKANBARU, yang ditulis oleh Sukma Kumala Sari dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Pokok permasalahan dalam penulisan hukum ini yaitu bentuk wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan serta upaya penyelesaian dalam hal terjadi wanprestasi. Perbedaan penulisan hukum ini dengan penulisan hukum sebelumnya yaitu, pada penulisan hukum yang berjudul Tinjauan Yuridis terhadap Penggunaan Nota Kesepakatan dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan pada Proyek Pembangunan Kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong ini membahas tentang perjanjian pemborongan bangunan yang dilakukan antara pihak swasta dengan swasta. Berbeda dengan penelitian hukum sebelumnya yang membahas mengenai perjanjian pemborongan bangunan antara pihak pemerintah dengan pihak swasta.
9 9 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan akademis. Manfaat penulisan hukum berjudul Tinjauan Yuridis terhadap Penggunaan Nota Kesepakatan dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan pada Proyek Pembangunan Kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong antara lain: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu hukum khususnya ilmu hukum perdata mengenai penggunaan nota kesepakatan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan pada proyek pembangunan kanopi antara SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan Pemborong 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemborong Penulis berharap penulisan hukum ini bisa menjadi bahan masukan bagi pihak pemborong dalam pembuatan perjanjian pemborongan b. Bagi SMA Bopkri 2 Yogyakarta Penulis berharap dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai acuan untuk pembuatan perjanjian pemborongan yang selanjutnya. c. Bagi Akademisi Dapat digunakan sebagai pedoman bagi penelitian-penelitian berikutnya.
BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna meneruskan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan peningkatan. dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dilaksanakan secara terpadu dan terencana di segala sektor kehidupan. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dengan salah satu cirinya adalah pembangunan disegala bidang. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur. Wujud nyata dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini Indonesia sedang melaksanakan kegiatan pembangunan di segala bidang baik fisik maupun nonfisik dalam rangka mencapai tujuan bangsa dan negara yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Salah satu unsur yang sangat. pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam bisnis terdapat persaingan ekonomi yang mendorong perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya maka perusahaan harus mampu meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir merupakan suatu masalah yang rentan mengancam bagi kota-kota besar di Indonesia yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang jauh lebih pesat dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat dan memiliki nilai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan sebagai salah satu cara untuk. itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang menuntut diimbanginya kemajuan dalam segala bidang membuat hampir semua negara berkembang berlomba-lomba untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diseluruh pelosok wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pembangunan nasional Indonesia ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan kehidupan masyarakat secara adil dan merata diseluruh pelosok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui APBN maupun APBD dalam penyediaan dana untuk pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang melaksanakan pembangunan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tujuan Negara Republik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanprestasi dalam..., Fauziah Fitri Iskana Pane, FHUI, Universitas 2009 Indonesia. Bakti, 1998), hal. 12.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidaklah sedikit dan tidak mungkin untuk ditanggung oleh pemerintah sendiri.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa untuk melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi hampir pada semua kehidupan masyarakat. Pada pembangunan nasional,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang sehingga pembangunan terjadi hampir pada semua kehidupan masyarakat. Pada pembangunan nasional, jasa kontruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan berkesinambungan secara
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan bangsa Indonesia dalam era globalisasi harus dilaksanakan secara terpadu dan terencana di segala sektor kehidupan. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN DASAR UPAH DAN BAHAN KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat atau rakyat. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan pemerintah haruslah
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
Salinan BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan
1 BAB I` PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan pembangunan suatu gedung merupakan kebutuhan yang ada dalam kehidupan modern sekarang ini, hal ini disebabkan karena tingkat pembangunan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada saat ini memberikan pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada saat ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan suatu perusahaan. Perusahaan pada umumnya ingin terus berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. dengan kepadatan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan kepadatan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menunjang pembangunan nasional, pembangunan dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 04 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 04 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR LAMPUNG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah, baik. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dilaksanakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dilaksanakan untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat akan fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo. Kota Yogyakarta
Lebih terperinci- 1 - BUPATI PONOROGO
- 1 - BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERLAKUAN PENANGGUNG JAWAB TEKNIS DI BIDANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang :
Lebih terperinciSALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1),
SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional sebagai sumber terbesar perolehan devisa nonmigas, pelopor perkembangan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemungkinan akan terjadinya suatu kerugian yang biasa disebut juga risiko,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemungkinan akan terjadinya suatu kerugian yang biasa disebut juga risiko, merupakan sesuatu yang lumrah dalam kehidupan kita, karena unsur risiko tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan
Lebih terperinciWALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas untuk keberlangsungan hidup.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia hingga saat ini terus berkembang. Perkembangan dalam pembangunan tersebut dapat dilihat dari pemberitaan melalui media masa yang memberitakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan manusia dalam rangka bertahan hidup. Pasal 28 C
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia adalah hal yang harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup. Mengembangkan diri merupakan salah satu cara pemenuhan kebutuhan manusia dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara. dan/atau perolehan lainnya yang sah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007) Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perekonomian Indonesia baik dibidang perbankan, industri, real estate, properti, eksport import dan lain sebagainya menumbuhkan banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia melalui perjuangan seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia melalui perjuangan seluruh rakyat Indonesia telah memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk mewujudkan dan melanjutkan
Lebih terperinci- 1 - BUPATI PONOROGO
- 1 - Menimbang : a. BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG TERTIB PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI DI WILAYAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Bagi negara, pajak adalah salah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa untuk melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan tersebut tercermin dengan pencapaian tingkat laba yang diperoleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan menginginkan suatu tingkat pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan tersebut tercermin dengan pencapaian tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjelasan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan. Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan bangun perusahaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional berdasarkan Penjelasan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. persoalannya. Persoalan-persoalan yang kompleks tersebut menyangkut peranan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa konstruksi merupakan salah satu problematika dalam perkembangan hukum di Indonesia yang menuntut keteraturan hukum dikarenakan kompleksitas persoalannya. Persoalan-persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang peting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Pembangunan bidang fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang Dasar 1945, maka kegiatan pembangunan baik pembanguanan fisik maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses. Proses berarti suatu kegiatan yang terus-menerus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan didefinisikan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersamasama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia selain sebagai mahluk individual juga sebagai mahluk sosial, manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersamasama hidup bermasyarakat, disadari atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setiap industri harus bekerja keras menghadapi persaingan. Tidak terkecuali dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin ketat. Semua perusahaan dalam setiap industri harus bekerja keras menghadapi persaingan. Tidak terkecuali dengan industri
Lebih terperinciPED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a
Lebih terperinciSebagai gambaran, telah dilakukan perhitungan pekerjaan arsitektur proyek Citra Lake Suites Apartment Tower A lantai typical dengan menggunakan metode
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di era yang semakin modern saat ini, pembangunan semakin banyak dilakukan baik dari instansi pemerintahan maupun swasta untuk berbagai kepentingan seperti bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hak Cipta (UUHC) memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya cipta perlu dilindungi hukum, Pemerintah Republik Indonesia telah mengundangkan UUHC yang merupakan instrumen atau perangkat hukum untuk memberikan jaminan perlindungan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi dan kemajuan teknologi membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang sangat ketat. Kondisi ekonomi yang semakin terpuruk memaksa pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepada daerah menjadi sumber penerimaan daerah.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan fungsi pemerintahan dijalankan secara profesional mengaplikasikan
Lebih terperinciKONTRAK KERJA KONSTRUKSI
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan TUGU antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan CV. Cakra Kembang S K R I P
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan
Lebih terperinciBUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertingkat, perumahan, rumah sakit, jembatan layang, bendungan serta fasilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan yang semakin meningkat diikuti dengan berkembangnya jasa konstruksi yang semakin ramai di pasaran. Kondisi pasar yang selalu berubah-ubah periode
Lebih terperinci- 1 - BUPATI PONOROGO
- 1 - BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dari waktu ke waktu terus melakukan pembangunan untuk mewujudkan negara yang semakin maju, adil, dan sejahtera. Dari berbagai kemajuan yang dicapai
Lebih terperinciWALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, karena pembangunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJARBARU,
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KIMPRASWIL KABUPATEN
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KIMPRASWIL KABUPATEN TOBA SAMOSIR DENGAN CV. BAGAS BELANTARA (STUDI KASUS PADA CV. BAGAS BELANTARA) SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, pemerintah senantiasa dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum.untuk mengemban kewajiban ini, pemerintah mempunyai kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergantian Presiden Republik Indonesia. Dengan berkembangnya tugas-tugas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan Badan Peradilan dilakukan sejak Pemerintahan Hindia Belanda, dilanjutkan pada permulaan kemerdekaan dan berkesinambungan berlangsung sampai kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan hubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antara. yang sangat beraneka ragam. Tidak semua dari kebutuhan-kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai seorang individu pastinya selalu membutuhkan hubungan dengan manusia yang lainnya. Secara sederhana, bagaimanapun
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
Lebih terperinciPROPINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015 TENTANG JASA KONSTRUKSI
PROPINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan perkembangan teknologi modern yang begitu cepat membuat jumlah aktifitas dan cara manusia tersebut beraktifitas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Bogor Nomor 2
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal
Lebih terperinciPEMPROVSU AKUI 584,301 KM JALAN PROVINSI RUSAK
PEMPROVSU AKUI 584,301 KM JALAN PROVINSI RUSAK Sumber gambar: medanbisnisdaily.com/news Medan Bisnis - Medan. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) T Erry Nuradi mengakui, kondisi jalan provinsi sepanjang 584,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 20
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 20 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan review dari 30 responden yang merupakan praktisi dan akademisi teknik sipil (Pemerintah DPU, Konsultan, Pengembang, Kontraktor),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini juga sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia atau biasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia atau biasa disingkat KKP merupakan salah satu kementerian yang memiliki peran strategis bagi Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar waktu pengerjaan tidak meleset dari yang sudah direncanakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman yang sudah maju ini makin banyak kegiatan pekerjaan kontruksi yang tidak ada habisnya. Makin banyak orang yang ingin melakukan pembangunan konstruksi yang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
Lebih terperinciBAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa 2.2 Karakteristik Jasa
BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa Sejumlah ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam tujuan untuk dapat merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat ini belum ada satu definisi yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB. I PENDAHULUAN
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknik Sipil merupakan ilmu keteknikan yang berkaitan dengan perencanaan, konstruksi, perawatan struktur tertentu, merenovasi suatu bangunan dan infrastruktur. Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 14 TAHUN 201616 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci