BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Verawati Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat atau rakyat. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan pemerintah haruslah berorientasi pada kebutuhan yang ada di rakyatnya untuk memperlancar roda perekonomian rakyat yang sangat mempengaruhi kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang telah ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, bahwa tujuan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dalam artian ini adalah rakyatnya secara luas. Maka dari itulah tugas dan kewajiban Pemerintah Indonesia menyediakan sarana dan prasarana/infrasruktur untuk menunjang kebutuhan rakyatnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari untuk meningkatkan kesejahteraannya. serta untuk memudahkan tugas pemerintah menjalankan roda pemerintahannya agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyatnya tidak hanya di kota-kota besar saja tetapi juga di daerah terpencil yang mementingkan aspek cepat, tepat sasaran agar semua rakyat dapat merasakan pembangunan dan pelayanan pemerintah yang merata di segala bidang dan aspek di semua wilayah kesatuan Negara Republik Indonesia tanpa diskriminasi. Di negara berkembang khususnya Indonesia yang mengalami krisis multi dimensi yang berkepanjangan masih memfokuskan diri dalam 2 membangun perekonomiannya, sehingga kebutuhan akan berbagai bentuk prasarana yang mendukung serta menunjang pembangunan di bidang tersebut seperti pembangunan jalan, jembatan, irigasi, bangunan gedung, perumahan segala sarana dan prasarana beserta infrastrukturnya menjadi sangat vital dan sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan di segala aspek kehidupan rakyat. Pembangunan Nasional tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) yang diatur dalam Undang-Undang RI No.17 tahun 2007 adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam bentuk visi misi dan arah pembangunan nasional untuk masa dua puluh tahun kedepan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh para pelaku pembangunan yaitu pemerintah beserta swasta saling bersinergis berkoordinasi satu sama lain dalam suatu pola tindak dalam rangka mensuksesan pembangunan di Indonesia.1 Pembangunaan fisik adalah langkah awal dalam rangka menyukseskan pembangunan di segala bidang di masyarakat yang telah direncanakan oleh pemerintah, pembangunan prasarana fisik seperti jalan nasional, jalan tol, rumah sakit, sarana pendidikan dan lain-lain adalah suatu tuntutan kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan sarana penunjang yang baik dan lengkap untuk kelancaran perekonomian masyarakat agar 1 FX. Djumaialdji, Hukum Bangunan, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 1996), hal 5 3 masyarakat dapat menjalankan kegiatanya dalam rangka pemenuhan
2 kebutuhan hidupnya dengan cepat, bersinergis, terintegrasi dan tepat sasaran. Pembangunan fisik seperti diatas merupakan tugas dan kewajiban pemerintah kepada rakyatnya untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang pelaksanaannya tidak dilakukan sendiri, melainkan membuka kesempatan pada pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui pemborongan pekerjaan yang terkait dengan pengadaan jasa konstruksi. Pengadaan jasa konstruksi merupakan pekerjaan yang memerlukan perencanaan serta aturan yang bersifat selektif, manajemen terpadu, dan tenaga ahli yang berkompetensi di bidangnya, oleh karena itu untuk memudahkan mekanisme kerja dan dapat memeberikan kesempatan kerja pada masyarakat luas terutama kontraktor yang berkompeten di bidang jasa konstruksi, pemerintah menyerahkanya kepada pihak swasta sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Salah satu kewajiban yang harus ditaati dalam pemborongan jasa konstruksi telah diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi. Seluk beluk yang berkaitan dengan kegiatan pemborongan yang diatur dalam peraturan tersebut di atas antara lain mengatur tentang hak dan kewajiban para pihak juga tentang lelang/tender dan mekanisme di bidang konstruksi dari kegiatan prakualifikasi sampai dengan selesainya pelaksanaan pekerjaan beserta aturan-aturan pemeliharaannya. 4 Pelaksanaan pemborongan pekerjaan di bidang jasa konstruksi tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan secara formal dituangkan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak Pemerintah (PPK Pelaksanaan Jalan Nasional Palimanan-Cirebon-Losari). Sebagai pihak yang member borongan dengan kontraktor sebagai pemborongan untuk melaksanakan pekerjaan paket Peningkatan Jalan Brigjen Darsono-Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Cirebon. Kendati pelaksanaan pekerjaan tersebut telah ditetapkan di dalam perjanjian pemborongan dengan spesifikasi yang tegas dan jelas terutama hak dan kewajiban para pihak tetapi mengingat proses pelaksanaan itu menyangkut faktor-faktor yang dominan seperti halnya iklim dan musim, mengingat panjangnya area beban pekerjaan serta faktor-faktor tersebut dapat memungkinkan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan oleh kedua belah pihak atau oleh satu pihak sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan prestasi perjanjian pemborongan tersebut yang menimbulkan kerugian. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam karya ilmiah dengan judul Analisis Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Pemerintah (PPK Pelaksanaan Jalan Nasional Palimanan-Cirebon-Losari) dan PT. Tunas Sentosa Abadi Terkait Peningkatan Jalan Brigjen Darsono-Jalan Jenderal Ahmad Yani. 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian pemborongan pada peningkatan jalan
3 Brigjen Darsono-Jalan Jenderal Ahmad Yani antara Pemerintah dengan PT. Tunas Sentosa Abadi? 2. Bagaimana penyelesaian hukum para pihak dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan, apabila terjadi wanprestasi atau force majeure? C. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian pemborongan antara Pemerintah dengan PT. Tunas Sentosa Abadi pada peningkatan Jalan Brigjen Darsono-Jalan jenderal Ahmad Yani. 2. Untuk mengetahui penyelesaian hukum yang diambil para pihak dalam perjanjian pemborongan tersebut apabila terjadi wanprestasi. D. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat atau kegunaan baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum perdata dalam bidang perjanjian khususnya perjanjian pemborongan di lingkungan kementerian pekerjaan umum tentang peningkatan jalan mengenai hak 6 dan kewajiban pemerintah dan kontraktor serta mekanisme proses perjanjian pemborongan itu sendiri beserta hambatan-hambatannya. 2. Bagi kalangan praktisi penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat penyusunan kontrak agar tidak menyalahi aturan yang telah diatur dalam peraturan presiden No. 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa beserta keputusan menteri pekerjaan umum No. 07/PRT/M/2011, serta dalam pelaksanaanya yang tertib dan tidak menyalahi apa yang telah diperjanjikan dan bagi saya sendiri penelitian ini merupakan syarat dalam menyelesaikan gelar sarjana hukum dan pengetahuan bagi saya dalam perjanjian pengadaan barang dan jasa tersebut. E. Kerangka Pemikiran Bahwa pembangunan fisik berupa peningkatan jalan nasional dilaksanakan sebagai upaya pembangunan nasional secara keseluruhan sebagaimana terdapat dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yang efisien, terbuka, dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas sehingga akan berdampak pada pelayanan publik karena infrasruktur jalan dan jembatan sangat berpengaruh bagi roda perekonomian Negara Republik Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut di atas sesuai kewenangan Presiden pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara 7 Republik Indonesia tahun Bahwa untuk mewujudkan pengadaan barang/jasa pemerintah perlu pengaturan tata cara pengadaan barang/jasa yang sederhana, jelas, dan komperhensif sesuai dengan tata kelola yang baik sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif bagi para pihak yang terkait dengan pengadaan barang/jasa pemerintah, untuk hal tersebut berdasarkan pertimbangan dimaksud presiden menetapkan peraturan presiden tentang pengadaan barang/jasa pemerintah No. 54 Tahun Sedangkan dalam peraturan presiden yang dimaksud dengan pengadaan barang/jasa pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pengadaan barang/jasa adalah kegiatan
4 untuk memperoleh barang/jasa oleh kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/intitusi lainya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.3 Dalam penjelasan berikutnya setelah proses pelelangan pengadaan barang/jasa selesai, maka akan dibuat perjanjian kontrak kerja kontruksi antar pejabat pembuat komitmen dalam hal ini mewakili kementerian pekerjaan umum dengan pemenang lelang sebagai dasar hubungan hukum yang mengikat dalam hal hak-hak dan kewajiban masingmasing. Dimana dalam pasal 22 Undang-Undang No 18 tahun 1999 memuat batasan-batasan minimal yang harus dilengkapi dalam kontrak kerja konstruksi yang mencakup tentang.4 2 Undang-undang dasar 1945, Sebelum Dan Sesudah Amandemen, Nuansa Aulia, Bandung, 2011, hlm 8. 3 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Kementerian PU, Marthen H Toelle 8 a. Para pihak yang memuat secara jelas identitas para pihak. b. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai, pekerjaan dan batasan waktu pelaksanaan. c. Masa pertanggungan/masa pemeliharaan yang memuat tentang jangka waktu pertanggungan/atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa. d. Tenaga ahli yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan kontruksi. e. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil pekerjaan kontruksi serta kewajibanya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajiban melaksanaakan pekerjaan kontruksi. f. Cara pembayaran yang memuat kewajiban pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil kontruksi. g. Cidera janji yang memuat tentang tanggung jawab dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang diperjanjikan. h. Penyelesaian perselisihan yang memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan. i. Pemutusan kontrak kerja kontruksi, yang memuat ketentuan tentang ketentuan kontrak kerja kontruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhi kewajiban oleh salah satu pihak. j. Keadaan memaksa force majeure, yang memuat ketentuan tentang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. 9 k. Kegagalan bangunan, yang memuat tentang kewajiban penyedia jasa atau penguna jasa atas kegagalan bangunan. l. Perlindungan pekerjaan yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan serta jaminan sosial. m. Aspek lingkungan yang memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan kebutuhan tentang lingkungan. n. Kontrak kerja kontruksi untuk pekerjaan perencanaan dapat memuat ketentuan tentang hak atas kekayaan intelektual dapat memuat
5 kesepakatan para pihak tentang pemberian insentif, dapat memuat tentang sub penyedia jasa serta pemasok bahan atau komponen bangunan atau peralatan yang harus memenuhi standar yang berlaku. Dalam rangka perjanjian pembuatan kontrak, seperti tersebut di atas sesuai dengan kitab Undang-Undang Hukum Perdata terdapat azas dalam pembuatan perjanjian kontrak tersebut, sebagai berikut:5 a. Asas kebebasan berkontrak, berhubungan dengan isi perjanjian yaitu kebebasan dalam menentukan apa dan dengan siapa perjanjian itu diadakan. b. Asas konsensualisme yaitu diantara para pihak-pihak yang bersangkutan tercapai suatu persesuaian kehendak. c. Asas kepercayaan yaitu kedua belah pihak mengikatkan diri karena adanya kepercayaan diantara para pihak. 5 Mariam Darus Baluzaran, Kuh Perdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Alumni, Bandung hlm d. Asas kekuatan mengikat yaitu selain terikat pada apa yang diperjanjikan dalam perjanjian, para pihak juga terikat unsur lain seperti unsur kebiasaan, kepatutan moral. e. Asas persamaan hukum yaitu menempatkan para pihak dalam persamaan derajat. f. Asas keseimbangan yaitu menghendaki para pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian itu. g. Asas kepastaian hukum, menempatkan perjanjian sebagai figur hukum yang mempunyai kekuatan mengikat bagi para pihak. h. Asas moral yaitu memberikan motivasi kepada para pihak untuk melakukan suatu perbuatan hukum berdasarkan hati nuraninya. i. Asas kepatutan yaitu berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian. j. Asas kebiasaan yaitu suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, akan tetapi hal hal yang dalam kebiasaan lazim diikuti. Sedemikian rupa peraturan dibuat pemerintah agar kegiatan pengadaan barang dan jasa ini dapat tertib serta menjamin kualitas mutu dari hasil pekerjaan fisik tersebut. Sehingga masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan fisik tersebut untuk memperlancar roda perekonomian mereka. Serta peraturan hukum ini sebagai suatu bentuk pengawasan agar suatu perjanjian atau kontrak tersebut tidak menyalahi ketentuan yang berlaku yang tentunya peraturan itu di buat untuk pedoman pengadaan barang dan jasa. 11 F. Metode Penelitian a. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang mengutamakan data kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data sekunder. Penelitian ini bermaksud menguji dan mengkaji ketentuanketentuan hukum yang ada dan berlaku mengenai standar dan pedoman pengadaan barang dan jasa yang baik dalam hal ini yang menjadi pedoman berlaku bagi pemerintah dan swasta dalam proyek peningkatan Jalan Brigjen Darsono-Jalan Jenderal Ahmad Yani. b. Spesifikasi Penelitian
6 Spesifikasi Penelitian ini adalah bersifat deskriptif analitis, yaitu menggambarkan tentang mekanisme atau proses pengadaan barang dan jasa pemerintah dalam Proyek Peningkatan Jalan Bts. Kota Cirebon- Losari dari tahap awal lelang, pekerjaan, sampai pada penyerahan kembali yang mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Presiden N0.54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.07/PRT/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Kontruksi dan Jasa Konsultansi. c. Jenis Data 1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat.6 Diantarnya undang-undang dasar 1945, kitab undang-undang hukum perdata, Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun Sunaryati Hartono,Penelitian hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad ke- 20,Alumni,Bandung,2006,hlm Tentang Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/ Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan bahan hukum primer7, seperti: RUU, hasil penelitian atau pendapatan pakar hukum, dokumen kontrak. 3. Bahan hukum tersier yaitu badan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti: kamus (hukum), ensiklopedia. d. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian dengan cara meneliti bahan pustaka yang disebut dengan data sekunder berupa: Perundang-undangan, karya ilmiah para ahli, buku-buku penunjang, artikel-artikel baik surat kabar maupun media elektronik maupun dokumen kontrak proyek tersebut yang dimaksudkan untuk memperoleh data-data atau bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai dasar penelitian. b. Penelitian lapangan (field research), yaitu dengan cara observasi langsung ke kantor Bagian Pelaksanaan Jalan Nasional Palimanan- Cirebon-Losari untuk mengumpulkan bahan-bahan dan fakta yang terjadi, serta melihat hasil pekerjaan apakah sesuai dengan yang telah disepakati, untuk mengumpulkan data-data ini, penulis 7 Ibid,hlm menggunakan system wawancara (interview) dan pengumpulan dokumen proyek. e. Metode Analisis Data Dalam hal ini penulis melakukan metode analisis yaitu berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan dan menghubungkannya dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Untuk mendapatkan kesesuaian terhadap data yang didapat di lapangan dengan peraturan yang melandasinya. G. Lokasi Penelitian Dalam hal ini penulis melakukan penelitian disesuaikan dengan judul penelitian dan efesiensi waktu dan jarak dengan memilih tempat di kantor Bagian Pelaksanaan Jalan Nasional Palimanan-Cirebon-Losari yang
7 beralamat di kompleks Perumahan Puri Pilang Sari Endah Kav. 77. Karena pada kantor tersebut tersedia data-data dokumen kontrak, dari tahap awal sampai selesainya kontrak proyek tersebut data-data hasil lab, spesifikasi yang digunakan dan lain-lain. Kantor tersebut merupakan suatu kesatuan vertikal tertentu dari Kementerian Pekerjaan Umum bidang bina marga yang dalam pelaksanaan proyeknya diurai lagi tugasnya kepada masing-masing Pejabat Pembuat Komitmen. 14 H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam penulisan, maka diperlukan kerangka penulisan yang sistematis, karena itu penulis mengemukakan secara bab per bab dalam lima bab. Bab I menggambarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan Bab II membahas tentang tinjauan pustaka, pengertian perjanjian dan perjanjian pemborongan, syarat syahnya perjanjian dan perjanjian pemborongan, bentuk dan jenis perjanjian dan perjanjian pemborongan, isi perjanjian dan perjanjian pemborongan, hak dan kewajiban perjanjian pemborongan, wanprestasi dan resiko perjanjian dan perjanjian pemborongan, berakhirnya perjanjian dan perjanjian pemborongan. Bab III membahas mengenai deskripsi objek penelitian seperti gambaran umum lokasi penelitian, data penelitian tentang gambaran umum pemberi borongan dan pemborong serta hubungan kerja antara unsur penyelenggara pekerjaan. Bab IV membahas mengenai hasil penelitian berupa pelaksanaan perjanjian jasa pemborong pekerjaan peningkatan jalan nasional Jalan Brigjen Darsono-Jalan Jenderal Ahmad Yani antara Pemerintah (PPK Pelaksanaan Jalan Nasional Palimanan-Cirebon-Losari (Bts. Jateng) dengan PT. Tunas Sentosa Abadi, serta bagaimana penyelesaian hukum para pihak dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan, apabila terjadi wanprestasi dan force majeure. 15 Bab V mengenai kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan yang penulis simpulkan dari hasil penelitian sehingga dihasilkan sebuah kejelasan mengenai aturan hukum yang berlaku dari sebuah undang-undang mengenai perjanjian jasa pemborong. Serta saran yang memuat pengalaman dan pertimbangan peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan hasil penelitian yang sudah diselesaikan.
BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang peting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Pembangunan bidang fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang Dasar 1945, maka kegiatan pembangunan baik pembanguanan fisik maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna meneruskan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan peningkatan. dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dilaksanakan secara terpadu dan terencana di segala sektor kehidupan. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinci-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan berkesinambungan secara
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan bangsa Indonesia dalam era globalisasi harus dilaksanakan secara terpadu dan terencana di segala sektor kehidupan. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir merupakan suatu masalah yang rentan mengancam bagi kota-kota besar di Indonesia yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang jauh lebih pesat dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, pemerintah senantiasa dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum.untuk mengemban kewajiban ini, pemerintah mempunyai kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik material maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perdagangan merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa. Bagi Indonesia dengan ekonominya yang bersifat terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan adalah
Lebih terperinciLex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PENYEDIA JASA DAN PENGGUNA JASA KONSTRUKSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI 1 Oleh : Tamatompol Marviel Richard 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perekonomian Indonesia baik dibidang perbankan, industri, real estate, properti, eksport import dan lain sebagainya menumbuhkan banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanprestasi dalam..., Fauziah Fitri Iskana Pane, FHUI, Universitas 2009 Indonesia. Bakti, 1998), hal. 12.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
Lebih terperinciMODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK
MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (UU 2/2017 & PP 29/2000 Jo PP 54/2016) admikon2@gmail.com MODUL BIMBINGAN TEKNIS ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI Modul 1 : Kebijakan Penyusunan Dok. Kontrak
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan sebagai salah satu cara untuk. itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang menuntut diimbanginya kemajuan dalam segala bidang membuat hampir semua negara berkembang berlomba-lomba untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan pegawai negeri sipil merupakan unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang melaksanakan tugas pemerintah dan tugas pembangunan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia sekarang ini menitikberatkan pada. pembangunan ekonomi. Berbicara mengenai masalah pembangunan, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah berusaha menggalakkan pembangunan di segala bidang baik pembangunan fisik maupaun non fisik Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil dan makmur yang tercantum dalam. Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Indonesia tengah melakukan pembangunan di segala bidang untuk membuat negara ini menjadi lebih maju, yang sesuai dengan tujuan negara Indonesia yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk. memajukan kesejahteraan umum. Memajukan kesejahteraan umum berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah suatu usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan
Lebih terperinciKONTRAK KERJA KONSTRUKSI
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan TUGU antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan CV. Cakra Kembang S K R I P
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Dalam perkembangan bisnis dan usaha dana merupakan salah satu sarana penting dalam rangka pembiayaan. Kalangan perbankan selama ini diandalkan sebagai satu-satunya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Terhadap Perjanjian Pada Umumnya. hukum perdata adalah sama penyebutannya secara berturut-turut seperti
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teori 2.1.1 Tinjauan Terhadap Perjanjian Pada Umumnya Ketentuan mengenai perjanjian pada umumnya, diatur dalam buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang perikatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai
Lebih terperinciPED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat dan memiliki nilai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, namun dalam praktek sehari-hari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi dan kemajuan teknologi membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang sangat ketat. Kondisi ekonomi yang semakin terpuruk memaksa pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata merupakan sekumpulan aturan yang memuat ketentuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Perdata merupakan sekumpulan aturan yang memuat ketentuan bagaimana seseorang bertingkah laku baik di keluarga maupun di masyarakat sekitar.salah satu aspek dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka. memegang peranan penting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka kegiatan pembagunan baik
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dengan salah satu cirinya adalah pembangunan disegala bidang. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi pekerjaan. Barang yang dimaksud adalah setiap benda berwujud maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa merupakan suatu kegiatan dalam rancangan kerja untuk memenuhi kebutuhan bagi pengguna barang maupun jasa atau yang memberi pekerjaan. Barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala
BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan adalah
Lebih terperinciHUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM :
HUKUM KONSTRUKSI Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM : 03115153 RINGKASAN UU NO 18 TAHUN 1998 TENTANG JASA KONSTRUKSI BAB I Ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia saat ini banyak sekali industri rokok, baik industri yang berskala besar maupun industri rokok yang berskala menengah ke bawah, sehingga dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan kehidupan berbangsa, pemerintah dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum
BAB I PENDAHULUAN Hukum perjanjian adalah bagian dari Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum Perdata, karena Hukum Perdata banyak mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa telah dirubah dan digantikan dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 yang secara hukum resmi dinyatakan berlaku sejak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai upaya
Lebih terperinci25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C
PERJANJIAN KREDIT ANTARA PENGUSAHA KECIL MENENGAH DENGAN SWAMITRA PRIMKOPTI ( PRIMER KOPERASI TAHU TEMPE INDONESIA ) DI KABUPATEN KARANGANYAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG KOPERASI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Konsep pembangunan Indonesia dalam Trilogi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang giatnya membangun yang ditujukan untuk dapat meninggkatkan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat demi terciptanya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD) Tahun 1945 menyebutkan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Hukum adalah ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barang merupakan benda dalam berbagai bentuk dan uraian seperti, bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Barang merupakan benda dalam berbagai bentuk dan uraian seperti, bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, peralatan, yang speseifikasinya ditetapkan oleh pengguna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dibaca dari maraknya transaksi bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis yang menuntut para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum dan pembangunan merupakan dua variabel yang selalu sering mempengaruhi antara satu sama lain. Hukum berfungsi sebagai stabilisator yang mempunyai peranan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur. Wujud nyata dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini Indonesia sedang melaksanakan kegiatan pembangunan di segala bidang baik fisik maupun nonfisik dalam rangka mencapai tujuan bangsa dan negara yaitu
Lebih terperinciPROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia 1 dibentuk berdasarkan Konstitusinya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia 1 dibentuk berdasarkan Konstitusinya, yaitu Undang-undang Dasar Tahun 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Proklamasi
Lebih terperinciKebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
1 Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya. Yang memiliki letak sangat strategis serta kekayaan alam melimpah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dalam kehidupan masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa maupun Kota baik sebagai rumah tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan prasarana untuk kepentingan umum (infrastruktur). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan dengan tujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur sebagaimana tujuan Negara Indonesia yang termaktub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap perekonomian, dengan sistem perekonomian apapun, pemerintah senantiasa memegang peranan yang penting. Pemerintah memiliki peranan yang sangat besar dalam
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI Oleh : ANGGA ZIKA PUTRA 07 140 077 PROGRAM KEKHUSUSAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2011
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan yang dianggap lebih baik. Kondisi yang lebih baik itu harus dilihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses pembaharuan yang berkelanjutan dan terus menerus dari suatu keadaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
Lebih terperinciBAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN
23 BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN A. Bentuk dan Isi Pemberian Kuasa Apabila dilihat dari cara terjadinya, perjanjian pemberian kuasa dibedakan menjadi enam macam yaitu: 28
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Institusi lainnya yang
Lebih terperinciASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN
ASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN Selamat malam semua Bagaimana kabarnya malam ini? Sehat semua kan.. Malam ini kita belajar mengenai Asas-asas dalam Hukum Perjanjian ya.. Ada yang tahu asas-asas apa saja
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang moderen, adanya pengangkutan merupakan salah satu sarana yang cukup penting dalam menunjang pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL II SUMATERA BARAT DENGAN PIHAK KETIGA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PRT/M/2015 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI RANCANG DAN BANGUN (DESIGN AND BUILD)
Lebih terperinciPEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)
PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang) Pasal 51 Perpres nomor 54 tahun 2010 mengatur tentang ketentuan kontrak lump sum dengan ketentuan kontrak lump sum
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan yang sangat luas dan di dalamnya terdapat beragam sumber daya alam yang melimpah, seperti berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering dijumpai perbuatan hukum peminjaman uang antara dua orang atau lebih. Perjanjian yang terjalin antara dua orang atau disebut
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi khususnya di sektor ketenagakerjaan akan menghadapi tantangan yang cukup besar, persaingan antara dunia usaha akan semakin ketat dan penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti
Lebih terperinci