BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah, baik. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dilaksanakan untuk
|
|
- Yandi Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dilaksanakan untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat akan fasilitas-fasilitas umum yang semakin meningkat dan semakin beragam seiring perkembangan zaman. Pembangunan nasional tersebut juga dilakukan dalam rangka memenuhi amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 (empat), yaitu untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Kemajuan pembangunan nasional disemua sektor yang disertai dengan percepatan pertambahan penduduk, mengakibatkan kedudukan tanah menjadi sangat penting dan vital bagi kehidupan masyarakat. Semakin maju masyarakat, tentu akan semakin banyak diperlukan tanah-tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Dalam hal ini kemajuan pembangunan nasional dan pertambahan penduduk terus bertambah, namun luas tanah tidak akan bertambah. Dalam hal ini ketersediaan tanah negara yang sama sekali tidak dihaki atau tidak diduduki orang atau pihak-pihak berkepentingan lainnya adalah sangat terbatas. Konsekuensinya, setiap kegiatan pembangunan yang memerlukan tanah, maka tanah yang bersangkutan dapat diperoleh dengan
2 tindakan pengadaan tanah. 1 Dengan meningkatnya pembangunan untuk kepentingan umum, maka proses pengadaannya perlu dilakukan secara cepat dan transparan dengan tetap memperhatikan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah. 2 Pengertian pengadaan tanah terdapat dalam Pasal 1 ayat 2 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, yang menyebutkan bahwa, pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak. 3 Landasan yuridis dalam kegiatan pengadaan tanah terdapat dalam Pancasila, yaitu sila ke 5 (lima), yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disini penulis akan menekankan pokok bahasan pada pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum pada dasarnya dilakukan untuk memberikan kemanfaatan yang lebih besar atas hak atas tanah, guna mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat. Hal ini sebagaimana telah diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4 Sebagai konsekuensi dari hidup bernegara dan bermasyarakat, jika hak milik individu berhadapan dengan kepentingan umum, maka kepentingan 1 Oloan Sitorus dan Dayat Limbong, 2004, Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta, hlm. 1 2 Satjipto Rahardjo, 2009, Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing, Yogyakarta, hlm. ix 3 Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum 4 Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3 umum lah yang harus didahulukan. 5 Dalam konteks yuridis, pengadaan tanah untuk kepentingan umum memang diperbolehkan secara hukum sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18 UUPA, Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hakhak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan adil menurut cara yang diatur dengan Undang-undang. 6 Namun, pada kenyataannya kegiatan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum justru mengakibatkan berbagai permasalahan baik pada jajaran pemerintah maupun pada masyarakat, khususnya masyarakat yang terkena imbas dari pengadaan tanah tersebut. Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum ini dapat dikatakan sebagai suatu tuntutan yang tidak dapat dihindari oleh pemerintah mana pun. Sebagai tindak lanjut dari kajian teoritis tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum, penulis bermaksud melakukan kajian secara empiris terhadapnya. Kajian empiris ini dilaksanakan pada pengadaan tanah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, mengingat Kabupaten Bantul ini merupakan kabupaten yang meminimalisir pembangunan di bidang investasi, dan lebih menekankan pembangunannya pada pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Bantul memang sangat 5 Moh. Mahfud MD, 2006, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, LP3ES, Jakarta, hlm Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
4 beragam, namun ada satu proyek pembangunan yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan. Pembangunan tersebut berupa penataan kawasan Alunalun Paseban Kabupaten Bantul. Kegiatan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alun-alun Paseban ini sudah direncanakan sejak tahun 2011, namun hingga tahun 2015 ini belum dapat terselesaikan. Kawasan Alun-alun Paseban merupakan suatu kawasan yang saat ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bantul, yang memiliki arti penting bagi terselenggaranya roda pemerintahan di Kabupaten Bantul. Kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul meliputi alun-alun sebagai pusatnya, dikelilingi gedung perkantoran pemerintah, perumahan penduduk, tempat pendidikan, kantor pegadaian, dan lain sebagainya. Kemudian bagian utara dari kawasan Alun-alun Paseban ini merupakan komplek kantor Bupati Kabupaten Bantul dan kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Penataan kawasan Paseban Bantul merupakan implementasi lanjutan dari rencana yang sudah ada, yaitu dilaksanakan menurut Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Bantul tahun Konsep dari RTBL tersebut adalah membuka area timur dan area selatan alun-alun guna memperkuat keberadaan Alun-alun Paseban. Penataan kawasan Alun-alun Paseban ini akan dilaksanakan menurut master plan yang sudah disusun sebelumnya, yaitu dengan membuka area timur dan area selatan alun-alun, serta membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH), panggung hiburan terbuka, Koridor Main Entrance (Sculpture), dan disertai dengan penataan Alun-alun
5 Paseban, penataan lingkungan sekitar komplek masjid, dan penataan lingkungan sekitar komplek kantor Bupati. Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan dibangun atas dasar kebutuhan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bantul akan ruang terbuka kota untuk mewadahi kegiatan resmi kenegaraan, kesenian, kebudayaan, pendidikan, olahraga, maupun untuk kegiatan rekreasi dan bersosialisasi. Menurut master plan, di kawasan Alun-alun Paseban ini akan dibangun 2 (dua) RTH. RTH 1 (satu) akan dibangun di sebelah selatan Alun-alun Paseban, yang akan dilengkapi dengan penataan overflow (tribun) yang difungsikan sebagai tempat duduk penonton ketika ada pertunjukan di Alun-alun Paseban, yang disertai dengan area parkir. RTH 2 (dua) akan dibangun di sebelah timur Alun-alun Paseban, dan dilengkapi dengan tempat bermain, tempat evakuasi bencana, dan tempat wisata kuliner. Kemudian pembangunan Main Entrance (Sculpture) akan dibangun di selatan kawasan Alun-alun Paseban, tepatnya yaitu pada pintu masuk utama. Sculpture ini akan diwujudkan dalam simbol gerabah yang menunjukkan potensi Kabupaten Bantul serta tempat gerabah dibawahnya merupakan wujud kebulatan semangat pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam mengangkat atau membangun Kabupaten Bantul. Berdasarkan kesesuaian Aspek Tata Ruang Nomor : 650/832 dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul bahwa kawasan tersebut diperuntukkan sebagai kawasan perkantoran, sehingga proyek penataan kawasan Alun-alun Paseban tersebut sudah sesuai dan tidak bertentangan dengan peruntukannya.
6 Pelaksanaan penataan Alun-alun Paseban ini memerlukan beberapa bidang tanah. Kebutuhan akan tanah tersebut kini sedang diusahakan oleh bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, yaitu dengan melakukan kegiatan pengadaan tanah. Kegiatan penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul itu sendiri sudah direncanakan sejak tahun Kemudian pelaksanaan pengadaan tanah untuk kegiatan penataan kawasan Alun-alun Paseban ini dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bantul sejak tahun 2013, dan sampai saat ini pemerintah belum mempunyai target waktu untuk menyelesaikannya. Namun diharapkan, kegiatan penataan kawasan Alun-alun Paseban ini dapat terselesaikan dalam jangka waktu 5 tahun. Total luas tanah yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pembangunan dan penataan kawasan Alun-alun Paseban ini adalah m². Dalam hal ini, luas tanah yang dibutuhkan tersebut bukan merupakan milik satu perorangan saja, atau milik satu instansi saja. Namun status dari tanah tersebut merupakan gabungan tanah milik warga, tanah milik organisasi, tanah kas desa Bantul, dan tanah Sultanat Grond. Tanah milik warga yang terkena proyek penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul adalah sejumlah 11 (sebelas) bidang. Lokasi tanah pembangunan dan penataan kawasan Paseban ini berada di Desa Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Dalam kegiatan pengadaan tanah untuk penataan kawasan Alun-alun Paseban, pada tahun 2013 hingga tahun 2014 pemerintah Kabupaten Bantul baru bisa menyelesaikan ganti kerugian pada 2 (dua) bidang tanah hak milik
7 warga. Kemudian di tahun 2015 ini, pemerintah Kabupaten Bantul mempunyai target untuk membebaskan tanah kas desa Bantul. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian sebagai dasar untuk penyusunan penulisan hukum yang berjudul PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH DALAM PENATAAN KAWASAN ALUN-ALUN PASEBAN KABUPATEN BANTUL B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alunalun Paseban Kabupaten Bantul? 2. Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul? 3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan hambatan-hambatan pada pelaksanaan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat dua tujuan yang ingin dicapai penulis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Objektif a) Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul.
8 b) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul. c) Untuk mengetahui dan menganalisis solusi untuk menyelesaikan hambatan-hambatan pada pelaksanaan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penyusunan penulisan hukum sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum, di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Untuk melihat keaslian penelitian ini, telah dilakukan penelusuran penelitian pada berbagai referensi. Berdasarkan penelusuran penulis, telah ada beberapa penelitian pada penulisan hukum yang mempunyai kemiripan tema yang diangkat, diantaranya adalah : 1. Digdo Prakoso, 2009, Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Proyek Peningkatan Jalan Ruas Bukapiting-Apui di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur 7 Penelitian tersebut dilakukan di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur, dengan objek penelitian mengenai proyek peningkatan jalan ruas Bukapiting-Apui. Penelitian ini membahas permasalahan 7 Lihat Digdo Prakoso, 2009, Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Proyek Peningkatan Jalan Ruas Bukapiting-Apui di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur, Penulisan Hukum, Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
9 mengenai mekanisme pengadaan tanah bagi kepentingan proyek peningkatan jalan ruas Bukapiting-Apui di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur, kesesuaian pelaksanaan pengadaan tanah bagi kepentingan proyek tersebut dengan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005, serta membahas mengenai bentuk dan besaran ganti kerugian bagi warga yang terkena proyek. Persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian pada penulisan hukum ini terletak pada pokok tema yang diambil, yaitu tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Namun, penelitian pada penulisan hukum tersebut berbeda dengan penelitian dalam penulisan hukum ini, karena penelitian dalam penulisan hukum ini dilakukan di Kabupaten Bantul, dan mengambil objek mengenai penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul. Perbedaan lain juga terdapat pada permasalahan yang diangkat, karena penelitian dalam penulisan hukum ini lebih menekankan pada pelaksanaan pengadaan tanah dalam penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul, beserta hambatan dan solusi penyelesaiannya. 2. Anhar Riadi, 2010, Pengadaan Tanah bagi Pembangunan PLTU di Kabupaten Rembang 8 Penelitian pada penulisan hukum ini dilakukan di Desa Leran dan Desa Trahan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Peneliti melakukan penelitian pada pembangunan PLTU di Kabupaten Rembang, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengadaan tanah untuk 8 Lihat Anhar Riadi, 2010, Pengadaan Tanah bagi Pembangunan PLTU di Kabupaten, Penulisan Hukum, Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
10 pembangunan PLTU di Kabupaten Rembang dan mengetahui hambatan yang dihadapi serta bagaimana penyelesaian dari hambatan tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan PLTU di Kabupaten Rembang telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Proses pengadaan tanah tersebut menemui beberapa hambatan yaitu ketidaksesuaian nilai ganti kerugian yang ditawarkan oleh pemerintah dengan pemegang hak atas tanah, kekhawatiran warga masyarakat terhadap dampak negatif yang timbul terkait dengan pembangunan PLTU tersebut, serta kekhawatiran warga masyarakat mengenai pengaruh tenaga kerja asing dan kurangnya penyerapan tenaga kerja lokal dalam pembangunan PLTU tersebut. Dari semua hambatan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik melalui dialog-dialog kekeluargaan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah sama-sama mengangkat tema mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Penelitian dalam penulisan hukum tersebut memiliki perbedaan pada lokasi penelitian, objek penelitian, serta memiliki perbedaan pada permasalahanpermasalahan yang diangkat dalam penelitian pada penulisan hukum ini.
11 3. Prayogi Rayasha P, 2012, Pelaksanaan Pengadaan Tanah dalam Perluasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru 9 Penelitian pada penulisan hukum tersebut dilakukan di Kota Pekanbaru, dimana peneliti melakukan penelitian pada proyek perluasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini lebih menekankan pada pemberian ganti kerugian pada masyarakat yang tanahnya terkena perluasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru. Permasalahan tersebut diantaranya adalah mengenai pelaksanaan pemberian ganti kerugian, faktor-faktor yang menyebabkan kendala dalam pelaksanaan ganti kerugian, dan upaya penyelesaian kendala dalam pelaksanaan ganti kerugian. Persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah sama-sama mengangkat tema mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Namun, penelitian tersebut berbeda dengan penelitian dalam penulisan hukum ini. Perbedaan terletak pada lokasi penelitian dan pada objek penelitian yang diangkat. Selain itu, pokok permasalahan yang diangkat juga sangat berbeda. Dengan demikian, berdasarkan pada penjelasan yang dapat menunjukkan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada, maka penelitian ini memenuhi unsur keaslian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, serta bukan merupakan tindakan plagiasi. Apabila tanpa sepengetahuan peneliti ternyata pernah ada penelitian 9 Lihat Prayogi Rayasha P, 2012, Pelaksanaan Pengadaan Tanah dalam Perluasan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru, Penulisan Hukum, Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
12 yang sama dengan penelitian ini, maka diharapkan agar penelitian ini dapat melengkapi penelitian yang sudah ada. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan praktis, yaitu berupa : 1. Manfaat akademis Manfaat penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum agraria pada khususnya. Melalui penulisan hukum ini pula diharapkan dapat memperkaya wacana hukum agraria, khususnya wacana mengenai pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya maupun bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam konteks pengadaan tanah, terkait pelaksanaan penataan kawasan Alun-alun Paseban Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam sistem pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.
BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu daerah mengalami kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu daerah, dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu daerah mengalami kemajuan atau kemunduran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara hukum. Setiap hal yang. Ada banyak peristiwa atau kejadian yang terjadi di masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tercantum dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebagaimana besar kehidupan manusia bergantung pada tanah. Tanah dinilai sebagai suatu harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah sumber daya alam terpenting bagi bangsa Indonesia untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi, air, ruang angkasa beserta kekayaan alam yang terkandung di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikaruniakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting untuk diupayakan oleh negara. Ketersedian tanah-tanah negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan tidak akan lepas dari tanah sebagai ruang untuk penyelenggaraannya. Kegiatan pembangunan tersebut di selenggarakan oleh negara dalam rangka peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang angkasa, sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa mempunyai fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya termasuk perekonomiannya, masih bercorak agraris, bumi, air dan ruang angkasa, sebagai karunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. digunakan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan dasar manusia seperti untuk
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanah dapat digunakan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan dasar manusia seperti untuk sandang, pangan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kota Baru Bandar Kemayoran atau lebih dikenal sebagai Kemayoran adalah suatu kawasan yang terletak di pusat kota Jakarta yang semula dikenal karena fungsinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai latar belakang kegiatan penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan yang akan diteliti, serta tujuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemanfaatannya haruslah di dasarkan pada prinsip-prinsip yang tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang sulit melakukan pembangunan untuk kepentingan umum diatas tanah negara, dan selalu bersinggungan dengan tanah hak milik. Sebagai jalan keluar
Lebih terperincimeningkat dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan tanah mempunyai nilai dan arti
3 yang tersebar jumlahnya. Salah satunya adalah penggunaan lahan pada tanah timbul atau tanah wedi kengser yang biasanya terdapat di sekitar wilayah bantaran sungai. Tanah wedi kengser merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara tegas dalam konstitusinya menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Salah satu prinsip negara hukum menurut A.V. Dicey adalah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 19 2006 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN GELANGGANG OLAH RAGA (GOR) DI KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP BERKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuan bangsa. Pembangunan infrastruktur sendiri sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mendorong kemajuan bangsa. Pembangunan infrastruktur sendiri sangat diperlukan oleh semua sektor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota adalah daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota adalah daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat. 1 Kota juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 alenia IV dijelaskan tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling utama, oleh karena itu kesehatan termasuk dalam kepentingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hajat hidup manusia sekaligus karunia dari tuhan yang paling utama, oleh karena itu kesehatan termasuk dalam kepentingan yang dilindungi oleh negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan umum merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai setelah lahirnya bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang diselenggarakan di seluruh Indonesia merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana tercantum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman serta pertumbuhan laju penduduk mendorong terjadinya pembangunan yang sangat pesat, baik pemabangunan yang ada di daerah maupun pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia merupakan paradigma pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara material maupun
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa penyandang
Lebih terperinciKAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
KAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Rizkyana Zaffrindra Putri 1, Lita Tyesta A.L.W. 2 litatyestalita@yahoo.com ABSTRAK Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang selalu ada pada setiap negara tanpa memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada kenyataannya tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang pokok dan bersifat mendesak. Tanpa hal-hal tersebut, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan primer manusia adalah sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan primer berarti kebutuhan manusia yang pokok dan bersifat mendesak.
Lebih terperinciIMPLIKASI PENCABUTAN HAK ATAS TANAH TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA. Istiana Heriani*
Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 14-20 14 IMPLIKASI PENCABUTAN HAK ATAS TANAH TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA Istiana Heriani* ABSTRAK Kepemilikan hak atas tanah merupakan hak dasar yang
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan waktu pertumbuhan penduduk yang cepat. fungsi. Masalah pertanahan akan selalu timbul dari waktu ke waktu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan kemakmuran masyarakat telah menempuh berbagai cara diantaranya dengan membangun perekonomian yang kuat, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD adalah salah satu kewajiban utama dari pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaran dan pemerintahan untuk menata masyarakat yang damai, adil dan bermakna. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan bahwa, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada masa sekarang ini manusia memiliki banyak pekerjaan, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini manusia memiliki banyak pekerjaan, sehingga manusia dituntut untuk melakukan pekerjannya dengan cepat. Pembangunan mempunyai peran penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan hal penting bagi kehidupan manusia. Diatas tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan hal penting bagi kehidupan manusia. Diatas tanah manusia mencari nafkah. Diatas tanah pula manusia membangun rumah sebagai tempat bernaung dan membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat. Padahal, tanah dari dulu hingga sekarang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga era industri sekarang ini, tanah mempunyai peran vital dalam menunjang kehidupan manusia dan produktivitasnya. Dari waktu ke waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.penggunaan tanah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kebutuhan manusia akan tanah dimulai ketika manusia hidup sampai dengan meninggal. Di wilayah Republik Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, manusia tentu memerlukan lahan atau tempat sebagai fondasi untuk menjalankan aktifitasnya
Lebih terperinciWALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 184 / 02 / IV /2016
GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 184 / 02 / IV /2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PERSIAPAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DALAM RANGKA PEMBANGUNAN PENATAAN KAWASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 dari tahun ke tahun terus meningkat. Bersamaan dengan itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Pembukaan UUD 1945 dari tahun ke tahun terus meningkat. Bersamaan dengan itu, jumlah penduduk terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pencatatan secara sistematis atas setiap bidang tanah baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pencatatan secara sistematis atas setiap bidang tanah baik mengenai data fisik maupun data yuridis dikenal dengan sebutan pendaftaran tanah. 1 Ketentuan Peraturan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peristirahatan terakhir dari seluruh kehidupan di muka bumi. Terkait kepemilikan atas tanah, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena sebagian besar kehidupan manusia bergantung pada tanah. Tanah dapat dihitung sebagai harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragamnya jenis musik, terdapat salah satu jenis musik yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri musik nasional di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat lingkupnya tidak hanya di dalam negeri tetapi sudah merambah dan bahkan sudah menjadi
Lebih terperinciARTICLE PELEPASAN HAK ATAS TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN MALALAK KABUPATEN AGAM. (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Jalan Malalak
ARTICLE PELEPASAN HAK ATAS TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN MALALAK KABUPATEN AGAM (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Jalan Malalak Di Kabupaten Agam) Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PEMILIKAN SATUAN RUMAH SUSUN BAGI WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
BAB IV PEMILIKAN SATUAN RUMAH SUSUN BAGI WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA A. Kepastian hukum dalam pemilikan satuan rumah susun bagi warga negara asing di Indonesia Menurut Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia untuk disemayamkan. Hal ini menjadi amat penting bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan bagi kehidupan manusia dalam mencukupi segala kebutuhannya. Dari awal manusia lahir di dunia sampai manusia meninggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
vii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan produksi setiap fase peradaban sehingga dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 ditentukan Bumi dan air dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun perekonomian. Laju
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki fungsi sosial, yang berarti bahwa kegunaan tanah diutamakan untuk kepentingan orang banyak/umum daripada untuk kepentingan pribadi atau golongan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia bermasyarakat pada zaman ini, sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia bermasyarakat pada zaman ini, sangat membutuhkan tanah sebagai modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan. Hampir tidak ada kegiatan pembangunan
Lebih terperincidalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pembangunan nasional Indonesia yang juga sejalan dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui APBN maupun APBD dalam penyediaan dana untuk pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang melaksanakan pembangunan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tujuan Negara Republik
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ALOR
PEMERINTAH KABUPATEN ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang: a. bahwa Pasar Desa, yang diatur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup dan penghidupan bangsa sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum tersebut terbaca dalam Penjelasan Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Negara hukum Indonesia sudah berdiri sejak lebih dari enam puluh sembilan tahun lamanya. Kualifikasi sebagai negara hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota-kota di Indonesia kini tengah mengalami degradasi lingkungan menuju berkurangnya ekologis, akibat pembangunan kota yang lebih menekankan dimensi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan dan hasil-hasilnya, maka semakin meningkat pula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Pembukaan UUD 1945, dari tahun ke tahun terus meningkat. Bersamaan dengan itu jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hak atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional (HTN), memberikan ruang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional (HTN), memberikan ruang yang cukup luas dan bertanggung jawab dalam arti untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai suatu tujuan ekonomi khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya badan hukum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Dapat diartikan bahwa pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sebagian besar kehidupan masyarakatnya masih bercorak agraris karena sesuai dengan iklim Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah. Karena otonomi daerah itu sendiri adalah hak, wewenang, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada kenyataannya, otonomi daerah tidak bisa diserahkan begitu saja pada pemerintah daerah. Karena otonomi daerah itu sendiri adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut MK) sebagai salah satu pelaku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut MK) sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang salah satu kewenangannya dalam Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 5 disebutkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. 1 Oleh karena itu, pencaharian bertani dan berkebun, 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang perkebunan merupakan salah satu bidang yang termasuk ke dalam sumber daya alam di Indonesia yang memiliki peranan strategis dan berkontribusi besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke IV, berisi tujuan negara bahwa salah satu tugas Pemerintah Negara Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang susunan kehidupan rakyatnya termasuk perekonomiannya masih bercorak agraria, maka bumi, air dan ruang angkasa sebagai karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan konstitusi yang memberikan jaminan kemandirian dan akuntabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi demokrasi di berbagai negara umumnya ditandai dengan terjadinya perubahan konstitusi yang memberikan jaminan kemandirian dan akuntabilitas kekuasaan kehakiman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaku sepenuhnya dari kedaulatan rakyat Indonesia, Presiden sebagai kepala
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu perubahan mendasar dari UUD 1945 pasca amandemen adalah kedudukan Presiden yang bukan lagi sebagai mandataris dari MPR. Sebelum amandemen, MPR merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah. tanah, sehingga setiap manusia berhubungan dengan tanah.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan tanah dalam kehidupan di dunia sebagai salah satu sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah mengalami beberapa kali revisi sejak pengajuannya pada tahun 2011, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 30
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus hak atas tanah yang merupakan hak ekonomi, sosial dan budaya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah kebutuhan dasar manusia sebagai sarana dalam kehidupan dapat di lihat dari berbagai Peraturan Perundang-Undangan, secara khusus hak atas tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia telah dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya alam yang vital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara membutuhkan pembiayaan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Penerimaan pemerintah untuk membiayai
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Founding fathers bangsa Indonesia telah memberikan ketegasan di dalam perumusan dasar pembentukan negara dimana Indonesia harus dibangun dan dikelola salah satunya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena didalamnya menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak. juga merupakan modal utama pembangunan karena semua kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah bagi manusia merupakan sumber penghidupan dan kehidupan, karena didalamnya menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak sehingga mempunyai kedudukan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan manusia dalam rangka bertahan hidup. Pasal 28 C
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia adalah hal yang harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup. Mengembangkan diri merupakan salah satu cara pemenuhan kebutuhan manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian suatu wilayah atau negara. Ketidakcukupan pasokan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketergantungan masyarakat pada ketersediaan energi khususnya listrik semakin tinggi. Ketersediaan listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social asset
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah adalah permukaan bumi yang merupakan suatu kebutuhan fundamental bagi setiap warga Negara Republik Indonesia, keberadaan tanah dalam kehidupan manusia mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pemilihan kepala daerah (pilkada) berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, ruang angkasa dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi, air, ruang angkasa dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dikarenakan. pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Berdasarkan prinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan suatu masyarakat. Hukum alam telah menentukan bahwa keadaan tanah yang statis menjadi tempat tumpuan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa penyandang cacat
Lebih terperinciini menjadikan kebutuhan akan tanah bertambah besar. Tanah mempunyai kemakmuran, dan kehidupan. Hal ini memberikan pengertian bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya tanah bagi setiap bangsa di dunia semakin penting, hal ini menjadikan kebutuhan akan tanah bertambah besar. Tanah mempunyai peranan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dapat menentukan keberadaan, kelangsungan hubungan dan perbuatan
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994;768) dalam buku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran Menurut Soerjono Soekanto ( 2002;243 ) adalah Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bermanfaat bagi pemilik tanah maupun bagi masyarakat dan negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 6 Undang-undang Pokok Agraria Tahun 1960 menetapkan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. Ini berarti, bahwa penggunaan tanah harus sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya akan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan ruang. Pertumbuhan penduduk di kota besar
Lebih terperinciPENGGUNAAN HAK RECALL ANGGOTA DPR MENURUT PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MPR, DPR, DPD, DAN DPRD (MD3) FITRI LAMEO JOHAN JASIN
1 PENGGUNAAN HAK RECALL ANGGOTA DPR MENURUT PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MPR, DPR, DPD, DAN DPRD (MD3) FITRI LAMEO JOHAN JASIN NUR MOH. KASIM JURUSAN ILMU HUKUM ABSTRAK Fitri Lameo.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dituangkan dalam Undang-Undang Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pasal 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tanah sebagai salah satu sumber daya alam yang mempunyai peran bagi keperluan pembangunan bangsa Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah menerapkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah Pembangunan Nasional. Pembangunan
Lebih terperinci