IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum BReAD Unit Sejarah Singkat BReAD Unit BReAD Unit (Baking Research And Development Unit) merupakan program kerjasama Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB dengan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari dalam pengadaan pelatihan pembuatan roti dan kue yang diperuntukan bagi mahasiswa, civitas Institut Pertanian Bogor (IPB) serta masyarakat sekitar. BReAD Unit diresmikan pada tanggal 29 November 2010 oleh Rektor IPB. BReAD Unit dilengkapi dengan fasilitas fisik yang memadai dan didukung oleh sumberdaya manusia yang mempunyai keahlian di bidang teknologi pangan khususnya di bidang baking technology. Fasilitas pengolahan di BReAD Unit dilengkapi dengan instrument analisis yang lengkap berkat dukungan penuh SEAFAST Center dan Deptemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas pengembangan produk di BReAD Unit diantaranya, yaitu bakery processing line, Noodle processing linezer, Farinograph dan extensograph, rapid visco analyzer, texture analyzer serta laboratorium analisis sensori. Tenaga ahli pendukung BReAD Unit memiliki pengalaman professional dalam pengembangan berbagai produk pangan berbasis baking technology. Profesionalisme tersebut terbentuk baik melalui pendidikan maupun pengalaman yang terbentuk selama bekerja sama baik dengan industry pangan maupun lembaga pemerintah. Selain melakukan penelitian BReAD Unit juga menjual produk hasil produksinya dengan mendirikan outlet di Gedung PAU lantai dasar kampus IPB Dramaga Bogor. Produk yang dijual berupa bakery seperti muffin, brownies, chiffon cake, ensaymada dan roti tawar. Selain bakery

2 26 yang dijual BReAD Unit juga menjual minuman hangat seperti hot chocolate, good day, coffe mix, teh manis hangat dan teh tawar hangat Visi BReAD Unit BReAD Unit memiliki visi memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai cara produksi yang baik untuk produk-produk bakery, meningkatkan mutu produk pangan pada usaha kecil menengah, menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini khususnya untuk anakanak usia sekolah. Selain itu BReAD Unit juga mengembangkan produk yang berbahan dasar tepung-tepungan berbasis sumberdaya lokal Struktur Organisasi BReAD Unit memiliki struktur organisasi yang dikepalai oleh kepala pusat SEAFAST Center. Struktur organisasi ini dibuat agar setiap anggota dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Kepala pusat SEAFAST center ini dibantu oleh seorang sekartaris dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan teknis yang dilakukan di BReAD Unit diawasi dan diatur oleh seorang manajer teknis. Untuk proses produksi bakery dilakukan oleh dua orang di bagian produksi. Keuangan dan administrasi yang terdapat di BReAD Unit dilakukan oleh seorang staf keuangan dan administrasi. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi BReAD Unit dapat dilihat pada Gambar 4. Kepala Pusat SEAFAST Center Sekertaris SEAFAST Center Manajer Teknis Administrasi dan Keuangan Produksi Gambar 4. Struktur Organisasi BReAD Unit

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pada tahap awal penelitian, kuesioner yang telah diisi responden diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian kuesioner dilakukan terhadap 30 orang responden yang telah membeli bakery di BReAD Unit. Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama. Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi (r) antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan metode Product Moment Pearson yang diolah menggunakan software SPSS versi 16.0 pada taraf tingkat kepercayaan 90% (α =0,1) dengan nilai r Tabel yang dipakai adalah 0,361. Hasil pengujian validitas kuesioner menunjukkan r hitung dari setiap atribut memiliki nilai antara 0,434 sampai dengan 0,810. Butir atribut dikatakan valid apabila r hitung > r Tabel. Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai r hitung > r Tabel, berdasarkan hasil tersebut menunjukkan seluruh atribut dalam kuesioner dinyatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas kuesioner dan kuesioner dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah Cronbach s Alpha dengan software SPSS versi Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika nilai alpha cronbach lebih dari 0,6. Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik tersebut menghasilkan nilai alpha sebesar 0,941 dari 30 responden. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 sehingga seluruh atribut dalam kuesioner dapat dikatakan reliabel. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran Karakteristik Konsumen produk bakery BReAD Unit Setelah menggunakan kuesioner penelitian yang diberikan kepada 100 responden, karakteristik konsumen bakery BReAD Unit memiliki beragam karakteristik. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit dapat dilihat dari

4 28 jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, pendapatan per bulan, dan pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan Jenis Kelamin Laki laki Perempuan 23% 77% Usia Gambar 5. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa konsumen yang membeli bakery BReAD Unit didominasi oleh konsumen yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 77 persen, sedangkan konsumen laki-laki sebanyak 23 persen. Konsumen perempuan yang membeli bakery BReAD UniT lebih banyak dibandingkan konsumen laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki kecenderungan lebih konsumtif untuk membelanjakan uangnya dan memiliki rasa keingintahuan untuk mencoba produk yang baru seperti bakery BReAD Unit dibandingkan laki-laki. 1% 1% 1% % Gambar 6. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan usia

5 29 Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit yang dilihat berdasarkan usia dari 100 responden yang diberikan kuesioner, diketahui bahwa konsumen yang membeli bakery ini mayoritas adalah orang-orang yang berusia tahun yaitu mencapai 97 persen, kemudian diikuti konsumen dengan usia 25-30, dan masing-masing sebanyak 1 persen. Konsumen dengan usia tahun memang sangat mendominasi usia konsumen pada penelitian ini karena konsumen pada usia tersebut senang untuk belanja dan memiliki rasa keingintahuan untuk mencoba suatu produk baru seperti produk bakery yang diproduksi BReAD Unit Status Pernikahan 2% 98% Menikah Belum Menikah Gambar 7. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan status pernikahan Berdasarkan status pernikahannya dari hasil penggunaan kuesioner kepada 100 responden didapatkan bahwa sebagian besar konsumen bakery BReAD Unit belum menikah dengan persentase sebanyak 98 persen, sedangkan sisanya 2 persen sudah menikah. Sebagian besar konsumen berusia 17 sampai 24 tahun dimana orang-orang dalam rentang usia ini rata-rata belum menikah.

6 Pendidikan Terakhir 10% 2% 88% SMA/SMK S1 S2/S3 Gambar 8. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pendidikan terakhir Karakteristik konsumen lainnya juga dibedakan berdasarkan pendidikan terakhir dari responden. Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner yang diberikan kepada 100 responden, mayoritas konsumen bakery BReAD Unit memiliki latar belakang pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 88 persen, diikuti S1 sebanyak 10 persen dan selanjutnya S2/S3 sebanyak 2 persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen bakery BReAD Unit didominasi oleh konsumen berpendidikan SMA/SMK Status Pekerjaan 3% 97% Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Gambar 9. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan status pekerjaan

7 31 Berdasarkan pekerjaan, hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas konsumen bakery BReAD Unit didominasi oleh pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 97 persen, sedangkan sisanya sebanyak 3 persen adalah pegawai negeri. Hal ini dikarenakan outlet BReAD Unit terletak di dalam kampus Institut Pertanian Bogor yang sebagian besar populasinya adalah mahasiswa Pendapatan Per Bulan 4% 2% < Rp % 70% Rp Rp Rp Rp Rp Rp Gambar 10. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pendapatan per bulan Situasi ekonomi sangat mempengaruhi daya beli seseorang. Pendapatan merupakan sumberdaya yang digunakan konsumen untuk membeli barang yang akan dibelinya. Pendapatan akan menentukan seberapa banyak konsumen dapat membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa. Berdasarkan hasil yang didapat bahwa konsumen bakery BReAD Unit sebagian besar berpendapatan < Rp sebanyak 70 persen, antara Rp Rp sebanyak 24 persen, antara Rp Rp sebanyak 4 persen, dan antara Rp Rp sebanyak 2 persen.

8 Pengeluaran Untuk Konsumsi Bakery Per Bulan 1% 2% 1% < Rp % 80% Rp Rp Rp Rp Rp Rp Gambar 11. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan Karakteristik lain konsumen pada penelitian ini berdasarkan banyaknya pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulannya. Hasil dari pengolahan data dari 100 responden yang diberikan kuesioner sebanyak 80 persen konsumen mengkonsumsi bakery < Rp , selanjutnya diikuti konsumen yang memiliki pengeluaran per bulan antara Rp Rp untuk konsumsi bakery sebanyak 16 persen. Kemudian pengeluaran per bulan untuk konsumsi bakery antara Rp Rp sebanyak 2 persen. Selanjutnya pengeluaran per bulan untuk konsumsi bakery antara Rp Rp dan > Rp masing-masing sebanyak 1 persen Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam penelitian ini, konsumen harus melakukan beberapa proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari lima tahapan proses, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian Pengenalan Kebutuhan Dalam proses pengambilan keputusan konsumen pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal yang harus diawali oleh konsumen. Kebutuhan tersebut dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal yang menyebabkan dorongan untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa. Untuk mengetahui kebutuhan konsumen bakery

9 33 BReAD Unit dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai alasan/motivasi konsumen membeli bakery BReAD Unit dan manfaat utama yang dicari konsumen dari membeli bakery BReAD Unit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar alasan konsumen untuk membeli bakery BReAD Unit adalah karena rasa yang enak dari bakery tersebut sebanyak 61 persen. Dari hasil tersebut BReAD Unit harus mempertahankan rasa dari bakery yang diproduksinya sehingga akan menjaga loyalitas konsumen serta dapat menarik konsumen baru untuk membeli bakery tersebut. Alasan/motivasi konsumen selanjutnya adalah karena ingin mencoba sebanyak 12 persen. Hal ini dikarenakan bakery BReAD Unit merupakan produk baru yang berbahan dasar tepung substitusi (tepung jagung atau tepung ubi jalar) sehingga banyak konsumen yang ingin mencoba untuk membeli bakery tersebut. Alasan lain yang berpengaruh adalah harga yang terjangkau sebanyak 9 persen dan pengaruh teman sebanyak 7 persen. Harga yang ditawarkan BReAD Unit untuk bakery yang dijualnya terjangkau karena harga merupakan pertimbangan bagi konsumen untuk membeli suatu produk bakery. Pengaruh teman juga alasan yang menjadi dorongan dari luar dimana dari pengaruh tersebut membuat konsumen ingin membeli bakery BReAD Unit setelah mendengarkan cerita dari teman tentang bakery tersebut. Sisanya yang menjadi alasan konsumen untuk membeli bakery BReAD Unit adalah sedang merasa lapar sebanyak 5 persen, kepopuleran produk sebanyak 1 persen, kemudahan memperoleh sebanyak 2 persen dan lainnya sebanyak 3 persen.

10 34 Tabel 4. Alasan atau motivasi konsumen membeli bakery BReAD Unit Alasan/Motivasi Persentase (%) Rasa yang enak 61 Harga terjangkau 9 Sedang merasa lapar 5 Kepopuleran produk 1 Ingin mencoba 12 Pengaruh teman/kerabat 7 Kemudahan 2 memperoleh Lainnya 3 Jumlah 100 Selain menganalisis alasan membeli bakery BReAD Unit,dalam pengenalan kebutuhan juga menganalisis Manfaat yang dicari konsumen setalah membeli bakery BReAD Unit. Dari hasil analisis manfaat terbesar yang dicari konsumen setelah membeli bakery BReAD Unit adalah sebagai camilan sebanyak 61 persen. Manfaat selanjutnya adalah menghilangkan rasa lapar sebanyak 25 persen dan produk yang bergizi sebanyak 13 persen. Kebanyakan konsumen masih menganggap bakery sebagai produk sampingan, selain itu konsumen beralasan bakery BReAD Unit memiliki rasa yang enak untuk dijadikan camilan. Selain dijadikan camilan, bakery juga dianggap sebagai makanan untuk menghilangkan rasa lapar saat konsumen merasa dirinya sedang lapar. Hal lain yang menjadi nilai tambah dari bakery BReAD Unit adalah konsumen percaya produk bakery ini dapat memberikan manfaat sebagai produk yang bergizi. Tabel 5. Manfaat utama yang dicari konsumen dari bakery BReAD Unit Manfaat Persentase (%) Menghilangkan rasa 25 lapar Produk yang bergizi 13 Sebagai camilan 61 Lainnya 1 Jumlah 100

11 Pencarian Informasi Tahap kedua dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah pencarian informasi. Informasi dapat diperoleh konsumen dari berbagai sumber. Konsumen akan mencari informasi baik secara internal atau secara eksternal untuk mendapatkan kebutuhannya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebagian besar konsumen bakery BReAD Unit memperoleh informasi yang berasal dari teman sebanyak 63 persen. Hal ini menunjukkan informasi mengenai bakery BReAD Unit sebagian besar menyebar dari cerita konsumen kepada temannya tentang bakery BReAD Unit. Selain teman, sumber informasi selanjutnya adalah berasal dari papan nama outlet sebanyak 32 persen. Papan nama outlet dapat menjadi alat promosi karena orang akan membaca dan melihat terdapat produk yang dijual saat melintasi outlet tersebut. Sedangkan sumber informasi lainnya tentang bakery BReAD Unit berasal dari keluarga sebanyak 3 persen, iklan dan lainnya masing-masing sebanyak 1 persen. Tabel 6. Sumber informasi mengenai bakery BReAD Unit Sumber Informasi Persentase (%) Teman 63 Iklan 1 Keluarga 3 Papan nama outlet 32 Lainnya 1 Jumlah 100 Dalam proses pengambilan keputusan bakery BReAD Unit juga dipengaruhi oleh persepsi masing-masing konsumen terhadap kualitas produk bakery BReAD Unit jika dibandingkan dengan produk bakery lainnya sesuai dengan apa yang mereka tahu dan rasakan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 62 persen konsumen menganggap bakery BReAD Unit lebih baik daripada bakery lainnya. Sedangkan sisanya sebanyak 38 persen konsumen menganggap bakery BReAD Unit sama saja dengan bakery lainnya.

12 36 Tabel 7. Persepsi konsumen mengenai kualitas bakery BReAD Unit Persepsi kualitas bakery Persentase (%) BReAD Unit Lebih baik daripada 62 bakery lainnya Sama aja dengan bakery 38 lainnya Jumlah 100 Saat konsumen mencari informasi terdapat fokus perhatian yang difokuskan konsumen mengenai produk yang akan dibelinya. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar konsumen memilih citarasa sebanyak 54 persen sebagai fokus perhatian penting terhadap bakery BReAD Unit. Seperti produk makanan lainnya konsumen menganggap citarasa menjadi fokus perhatian penting pada bakery karena suatu produk makanan akan banyak dibeli oleh konsumen jika memiliki citarasa yang lezat dan enak saat konsumen memakannya. Fokus perhatian terbesar kedua yang dipilih konsumen adalah harga sebanyak 14 persen. Kenyaman outlet dipilih konsumen sebanyak 12 persen sebagai fokus perhatian terhadap bakery BReAD Unit. Selanjutnya lokasi dan variasi jenis yang ditawarkan menjadi fokus perhatian penting konsumen masing-masing sebanyak 7 persen. Sisanya tekstur sebanyak 4 persen, bentuk dan ukuran serta fokus perhatian lainnya masing-masing sebanyak 1 persen sebagai fokus perhatian konsumen tentang bakery BReAD Unit. Tabel 8. Fokus perhatian konsumen mengenai bakery BReAD Unit Fokus Perhatian Persentase (%) Harga 14 Citarasa 54 Bentuk dan ukuran 1 Tekstur 4 Lokasi 7 Kenyamanan outlet 12 Variasi jenis 7 Lainnya 1 Jumlah 100

13 Evaluasi Alternatif Tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah dengan konsumen melakukan evaluasi alternatif. Konsumen akan memproses informasi yang diperolehnya dengan mengevaluasi dan memberikan penilaian terhadap informasi tersebut. Dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh tersebut konsumen akan memberikan perhatian terbesar terhadap atribut yang memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dari hasil penelitian dapat diketahui atribut yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam membeli bakery BReAD Unit adalah citarasa sebanyak 52 persen. Sedangkan harga menjadi pertimbangan terbesar kedua konsumen sebanyak 25 persen. Selanjutnya pertimbangan terhadap variasi jenis menjadi pertimbangan konsumen terbesar ketiga sebanyak 10 persen. Pertimbangan terhadap tekstur, lokasi dan kenyamanan outlet memiliki persentase yang sama sebanyak 4 persen serta sisanya sebanyak 1 persen potongan harga menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli bakery BReAD Unit. Citarasa merupakan pertimbangan paling utama yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk bakery. Karena citarasa menjadi atribut yang menjadi penilaian penting konsumen saat ingin membeli suatu makanan. Hal ini menjadi perhatian penting BReAD Unit dalam memproduksi bakery yang akan ditawarkannya kepada konsumen. Tabel 9. Pertimbangan konsumen ketika membeli bakery BReAD Unit Atribut Persentase (%) Harga 25 Citarasa 52 Tekstur 4 Lokasi 4 Kenyamanan outlet 4 Variasi jenis 10 Potongan harga 1 Jumlah 100

14 38 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat prioritas pilihan konsumen menunjukkan sebanyak 51 persen konsumen menjadikan bakery BReAD Unit sebagai prioritas pilihan dibandingkan dengan produk-produk bakery lainnya. Hal ini disebabkan karena konsumen bakery BReAD Unit percaya bakery tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan produk bakery lain yang dijual disekitar lokasi penjualan bakery BReAD Unit. Sedangkan konsumen yang tidak menjadikan bakery BReAD Unit sebagai prioritas pilihan sebanyak 49 persen. Oleh karena itu pihak BReAD Unit harus bisa meningkatkan loyalitas konsumennya dengan meningkatkan kualitas bakery yang diproduksinya. Tabel 10. Prioritas pilihan konsumen terhadap bakery BReAD Unit Prioritas pilihan Persentase (%) terhadap bakery BReAD Unit Ya 51 Tidak 49 Jumlah Keputusan Pembelian Setelah mengevaluasi alternatif tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah tahap keputusan pembelian. Pada tahap ini konsumen akan melakukan pembelian dari alternatif terbaik yang dipilih untuk memenuhi kebutuhannya. Keputusan pembelian konsumen pada penelitian ini dilihat dari bagaimana konsumen memutuskan pembelian, siapa yang mempengaruhi dalam melakukan pembelian, seberapa sering konsumen mengkonsumsinya, jenis produk bakery yang sering dibeli, dan sikap konsumen terhadap promosi produk bakery lain. Konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap bakery BReAD Unit dilakukan dengan dua cara, yaitu direncanakan membeli dan tidak direncanakan membeli. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas konsumen bakery BReAD Unit membeli bakery dengan merencakan pembelian

15 39 terlebih dahulu sebanyak 51 persen. Sedangkan sebanyak 49 persen konsumen tidak merencanakan pembelian sebelum membeli bakery BReAD Unit. Kebanyakan konsumen melakukan pembelian secara terencana karena mereka sudah menentukan produk bakery yang akan dibeli sebelum mereka melakukan pembelian. Sedangkan konsumen yang tidak merencanakan pembelian sebelumnya tertarik membeli karena mendengarkan cerita orang lain atau melihat papan nama outlet dan pada saat itu juga mereka memutuskan untuk membeli bakery BReAD Unit. Tabel 11. Cara konsumen memutuskan pembelian bakery BReAD Unit Cara Memutuskan Persentase (%) Pembelian Direncanakan membeli 51 Tidak direncanakan 49 membeli Jumlah 100 Konsumen dalam melakukan keputusan pembeliannya biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut biasanya bisa dari teman atau kerabat, kemauan sendiri, iklan, juga bisa dari papan nama yang dimiliki outlet tersebut. Dari hasil penelitian dapat diketahui pengaruh yang sangat mempengaruhi responden dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit berasal dari teman sebanyak 53 persen. Berdasarkan kemauan sendiri dalam melakukan keputusan pembelian sebanyak 42 persen. Sisanya sebanyak 5 persen konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap bakery BReAD Unit karena pengaruh dari papan nama outlet yang dilihatnya. Teman merupakan pengaruh terbesar dalam keputusan pembelian konsumen bakery BReAD Unit kerena mereka sudah terlebih dahulu membeli dan mengkonsumsi bakery BReAD Unit setelah itu menceritakan dan ikut mempromosikan kepada temannya yang lain.

16 40 Tabel 12. Pihak yang mempengaruhi konsumen Pihak yang Persentase (%) Mempengaruhi Teman 53 Kemauan sendiri 42 Papan nama outlet 5 Jumlah 100 Selain pengaruh, analisis selanjutnya melihat seberapa sering konsumen dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui sebagian besar konsumen sebanyak 28 persen mengatakan lainnya (tidak tentu). Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit bukan merupakan suatu rutinitas. Konsumen membeli hanya pada saat adanya kemauan sendiri untuk membeli atau adanya pengaruh dari teman untuk membeli bakery BReAD Unit. Terbesar kedua sebanyak 25 persen konsumen melakukan pembelian satu kali sebulan. Selanjutnya terbesar ketiga sebanyak 20 persen mengatakan melakukan pembelian dua kali sebulan. Sisanya sebanyak 12 persen melakukan pembelian lebih dari 4 kali dalam sebulan, sebanyak 8 persen konsumen melakukan pembelian empat kali dalam sebulan dan sebanyak 7 persen konsumen melakukan pembelian dua kali sebulan untuk membeli bakery BReAD Unit. Tabel 13. Frekuensi pembelian konsumen bakery BReAD Unit Frekuensi Pembelian Persentase (%) 1 kali sebulan 25 2 kali sebulan 20 3 kali sebulan 7 4 kali sebulan 8 Lebih dari 4 kali sebulan 12 Lainnya (tidak tentu) 28 Jumlah 100 Dalam menganalisis keputusan pembelian konsumen dilakukan juga analisis untuk melihat jenis produk bakery yang sering dibeli oleh konsumen bakery BReAD Unit. Jenis produk bakery BReAD Unit yang paling sering dibeli konsumen berdasarkan hasil penelitian adalah sebanyak 47 persen konsumen membeli brownies. Jenis produk bakery

17 41 kedua yang paling sering dibeli adalah muffin dan ensaymada masingmasing sebanyak 25 persen. Sisanya sebanyak 3 persen konsumen bakery BReAD Unit membeli chiffon cake. Tabel 14. Jenis produk bakery BReAD Unit yang sering dibeli konsumen Jenis Produk Bakery Persentase (%) Muffin 25 Brownies 47 Chiffon cake 3 Ensaymada 25 Jumlah 100 Dari hasil penelitian mengenai sikap konsumen jika terdapat produk bakery lain yang mengadakan promosi berupa potongan harga, tester atau diskon sebanyak 51 persen konsumen menyatakan tidak akan beralih. Sedangkan sebanyak 49 persen konsumen menyatakan beralih ke produk bakery lain. Hal ini menunjukkan loyalitas konsumen bakery BReAD Unit yang tergolong rendah karena perbedaan persentase antara beralih dengan tidak beralih ke produk bakery lain hampir sama. Tabel 15. Sikap konsumen jika bakery lain mengadakan promosi Sikap Konsumen Jika Persentase (%) Bakery Lain Mengadakan Promosi Beralih ke produk 49 bakery lain Tidak beralih 51 Jumlah Perilaku Pasca Pembelian Tahap akhir dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah perilaku pasca pembelian. Pada tahap ini konsumen akan mengevaluasi produk yang dibelinya. Hasil dari evaluasi tersebut berupa perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Konsumen akan membeli kembali produk yang dikonsumsinya jika merasa puas, sedangkan jika konsumen merasa tidak puas maka akan menimbulkan kekecewaan dan konsumen akan menghentikan pembelian kembali produk tersebut. Untuk mengetahui

18 42 perilaku pasca pembelian konsumen bakery BReAD Unit dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai tingkat kepuasan, sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli tidak tersedia, sikap konsumen jika harga bakery BReAD Unit naik, minat konsumen untuk membeli kembali setelah mengkonsumsi, dan niat konsumen untuk merekomendasikan dan mempromosikan kepada orang lain untuk membeli bakery BReAD Unit. Dari hasil penelitian yang diperoleh, mayoritas konsumen bakery BReAD Unit merasa puas dengan persentase sebanyak 74 persen. Konsumen bakery BReAD Unit merasa puas karena bakery yang dikonsumsinya memberikan manfaat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Kepuasan tersebut akan berdampak pada pembelian kembali bakery BReAD Unit oleh konsumen. Kemudian konsumen yang merasa biasa saja setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit sebanyak 16 persen. Sisanya sebanyak 10 persen konsumen merasa sangat puas setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Tabel 16. Sikap konsumen setelah membeli bakery BReAD Unit Tingkat Kepuasan Persentase (%) Sangat puas 10 Puas 74 Biasa saja 16 Jumlah 100 Berdasarkan hasil penelitian sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli konsumen tidak tersedia mayoritas menjawab akan membeli produk bakery BReAD Unit lain dengan persentase sebanyak 62 persen. Sedangkan konsumen dengan persentase sebesar 33 % menjawab tidak jadi membeli bakery BReAD Unit. Sisanya sebanyak 5 persen menjawab akan mencari produk bakery lain.

19 43 Tabel 17. Sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli tidak tersedia Sikap Konsumen Jika Persentase (%) Bakery BReAD Unit yang Ingin Dibeli Tidak Tersedia Membeli produk bakery 62 BReAD Unit lain Tidak jadi membeli 33 Mencari produk bakery 5 lain Jumlah 100 Jika terjadi kenaikan harga pada produk-produk bakery BReAD Unit, maka sebanyak 56 persen konsumen akan tetap membeli. Sedangkan sebanyak 30 persen konsumen akan membeli produk bakery lain dan sebanyak 14 persen konsumen tidak akan membeli. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan harga pada produk bakery BReAD Unit tidak akan mempengaruhi sebagian besar niat beli konsumen. Tetapi disisi lain terdapat konsumen yang mementingkan harga sehingga mereka akan beralih kepada produk bakery lain yang lebih murah. Tabel 18. Sikap konsumen jika harga bakery BReAD Unit naik Sikap Konsumen Jika Persentase (%) Harga Bakery BReAD Unit Naik Akan tetap membeli 56 Tidak akan membeli 14 Membeli bakery lain 30 yang lebih murah Jumlah 100 Berdasarkan hasil penelitian terhadap minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang bakery BReAD Unit setelah mengkonsumsinya sebanyak 100 persen konsumen berminat melakukan pembelian ulang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen yang sebelumnya sudah membeli dan mengkonsumsi bakery BReAD Unit berminat untuk membeli kembali karena mereka merasa

20 44 puas setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Tabel 19. Minat konsumen melakukan pembelian ulang bakery BReAD Unit Minat Melakukan Persentase (%) Pembelian Ulang Ya 100 Tidak 0 Jumlah 100 Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui kesediaan konsumen untuk merekomendasikan dan mempromosikan bakery BReAD Unit. Dari data yang didapatkan sebanyak 96 persen konsumen bersedia untuk mempromosikan bakery BReAD Unit dan hanya 4 persen konsumen yang tidak bersedia mempromosikan bakery BReAD Unit kepada orang lain. Promosi yang dilakukan berupa kesediaan konsumen untuk menceritakan bakery BReAD Unit kepada orang lain mengenai kualitas dan citarasa yang dimiliki bakery tersebut. Promosi ini akan sangat berguna bagi BReAD Unit untuk menarik konsumen baru dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit. Tabel 20. Kesediaan konsumen merekomendasikan dan mempromosikan bakery BReAD Unit Kesediaan Konsumen Persentase (%) Mempromosikan Bakery BReAD Unit Ya 96 Tidak 4 Jumlah 100 Secara ringkas hasil dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen bakery BReAD unit dari mulai tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian dapat dilihat pada Tabel 21.

21 45 Tabel 21. Hasil proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Tahap Proses Hasil Pengenalan Alasan/motivasi Rasa yang enak (61%) Kebutuhan Manfaat utama Sebagai camilan (61%) Pencarian Informasi Sumber informasi Teman (63%) Persepsi kualitas bakery BReAD Unit Lebih baik daripada produk bakery lainnya (62%) Fokus perhatian Citarasa (54%) konsumen Evaluasi Alternatif Pertimbangan atribut Citarasa (52%) Prioritas pilihan terhadap bakery BReAD Unit Ya (51%) Keputusan Pembelian Cara memutuskan pembelian Direncanakan membeli (51%) Perilaku Pasca Pembelian Pihak yang Teman (53%) mempengaruhi Frekuensi pembelian Lainnya (tidak tentu) (28%) Jenis produk bakery Brownies (47%) yang sering dibeli Sikap konsumen jika Tidak beralih (51%) bakery lain mengadakan promosi Tingkat kepuasan Puas (74%) Sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli tidak tersedia Sikap konsumen jika harga bakery BReAD Unit naik Minat melakukan pembelian ulang Kesediaan konsumen mempromosikan bakery BReAD Unit Membeli produk bakery BReAD Unit lain (62%) Akan tetap membeli (56%) Ya (100%) Ya (96%) 4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Analisis berikutnya yang dilakukan pada penelitian ini setelah mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen adalah dengan menganalisis faktor-

22 46 faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki produk bakery BReAD Unit. Preferensi konsumen terhadap suatu produk tergantung dari selara konsumen dan manfaat yang diberikan oleh produk tersebut sehingga konsumen menjadi suka untuk mengkonsumsi produk tersebut. Dengan analisis faktor atribut-atribut yang memberikan manfaat tersebut dianalisis dan dilihat hubungannya. Atribut- atribut tersebut akan mengelompok dan akan membentuk satu faktor baru. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit dinilai berdasarkan dimensi-dimensi kualitas produk. Terdapat delapan dimensi kualitas produk untuk menganalisis preferensi konsumen bakery BReAD Unit, yaitu kinerja produk (performance), keistimewaan tambahan (features), kehandalan (reliability), kesesuaian produk (conformance), daya tahan produk (durability), pelayanan (serviceability), estetika (aesthetics), kesan kualitas (perceived quality). Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis faktor adalah melakukan pengujian korelasi antar variabel dalam faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen menggunakan metode Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Metode KMO digunakan untuk melihat syarat kecukupan data untuk analisis faktor. Dengan metode KMO atribut-atribut yang memenuhi syarat akan diolah pada tahap selanjutnya. Nilai KMO dianggap layak apabila nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 0,5. Hasil pengujian korelasi yang didapat pada penelitian ini menghasilkan korelasi nilai KMO sebesar 0,837 dengan nilai signifikansi 0,00 (Lampiran 4). Nilai KMO yang dihasilkan lebih besar dari 0,5 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel-variabel tersebut sudah layak untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Setelah proses korelasi dilakukan pengukuran MSA untuk menyaring variabel-variabel yang layak untuk dianalisis lebih lanjut. Syarat agar variabel-variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut harus memiliki nilai MSA lebih besar dari atau sama dengan 0,5. Jika terdapat nilai MSA kurang dari 0,5 maka variabel yang dianalisis harus dikeluarkan dari variabel lainnya yang memenuhi syarat dan dilakukan pengukuran ulang dengan tidak

23 47 mengikutsertakan veriabel yang tidak memenuhi syarat. Nilai MSA hasil dari pengolahan data dapat dilihat pada Tabel anti image matrices dengan melihat sejumlah angka yang membentuk diagonal bertanda a yang menandakan besarnya nilai MSA pada sebuah variabel. Hasil dari pengolahan data dari 30 variabel dalam penelitian ini menunjukkan nilai MSA lebih besar dari 0,5 dan tidak terdapat variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 (Lampiran 5). Dari hasil tersebut menunjukkan tidak ada variabel yang dikeluarkan dan variabel tersebut layak untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Langkah selanjutnya adalah proses ekstraksi faktor yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa variabel untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara variabel yang dianalisis. Proses ekstraksi faktor menggunakan metode Principal Components Analysis yang akan menghasilkan nilai communalities. Nilai communalities menunjukkan seberapa besar faktor yang terbentuk dapat menjelaskan varian suatu variabel (Lampiran 6). Berdasarkan Tabel Total Variance Explained (Lampiran 7) yang ditampilkan terdapat tujuh faktor yang terbentuk. Terbentuknya faktor-faktor tersebut karena memiliki nilai eigenvalue yang lebih besar dari satu dimana faktor tersebut dapat menjelaskan variabel dengan baik. Sebaliknya jika nilai eigenvalue kurang dari satu tidak diikutsertakan dalam pembentukan faktor karena faktor tersebut tidak dapat menjelaskan variabel dengan baik. Hasil nilai eigenvalue dari masing-masing faktor pada Tabel Total Variance Explained (Lampiran 7), yaitu faktor pertama sebesar 10,488, faktor kedua sebesar 2,387, faktor ketiga sebesar 1,922, faktor keempat sebesar 1,568, faktor kelima sebesar 1,351, faktor keenam sebesar 1,198, faktor ketujuh sebesar 1,156. Setelah melihat banyaknya faktor yang terbentuk pada Tabel Total Variance Explained langkah selanjutnya adalah melihat Tabel Component Matrix (Lampiran 8) yang menyediakan informasi variabel mana yang masuk pada faktor-faktor yang telah terbentuk. Angka yang ada merupakan besarnya loading factor yang menunjukkan korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Untuk memperkuat perbedaan angka loading factor tersebut

24 48 dilakukan rotasi dengan metode varimax. Metode ini akan memperjelas korelasi suatu variabel dengan faktor yang terbentuk pada besarnya angka loading factor yang dapat dilihat pada Tabel Rotated Component Matrix (Lampiran 9). Suatu variabel yang terdapat pada faktor yang terbentuk harus memiliki angka loading factor-nya lebih besar dari 0,5 sebagai syarat untuk masuk ke dalam faktor. Berikut merupakan hasil analisis faktor dari variabel-variabel yang diolah dan terbentuk menjadi tujuh faktor : Tabel 22. Hasil Analisis Faktor Faktor yang Terbentuk Faktor Pertama Nuansa Faktor Kedua Higiene dan Komposisi Faktor Ketiga Citarasa Faktor Keempat Daya Tahan Loading Variabel Factor 1. Gambar dan tampilan kemasan 0, Tampilan, warna dan bentuk bakery 0, Kepopuleran produk 0, Adanya iklan/promosi produk bakery 0, Citra atau image yang baik 0, Nama merek bakery 0, Teruji secara klinis dan disahkan 0,727 oleh BPOM 2. Produk bakery yang aman untuk 0,829 dikonsumsi 3. Kehigienisan dan kesterilan produk 0,689 bakery 4. Kesesuaian komposisi bakery dalam 0,698 pembuatannya 5. Konsumen dapat mengganti produk 0,517 bakery apabila terdapat kecacatan atau kerusakan secara gratis 1. Citarasa bakery yang disajikan 0, Kekonsistenan citarasa bakery yang 0,753 enak 3. Tidak memakai bahan pengawet dan 0,689 bahan yang berbahaya untuk kesehatan 1. Daya tahan bakery ketika ingin 0,823 disimpan terlebih dahulu (tidak langsung dimakan) 2. Ketahanan bakery terhadap cahaya 0,803 dan suhu 3. Kekuatan kemasan, wadah dan 0,755 tempat penyimpanan bakery

25 49 Lanjutan Tabel 22. Faktor yang Terbentuk Faktor Kelima Ukuran Faktor Keenam Kebutuhan Faktor Ketujuh Fitur Variabel Loading Factor 1. Ukuran bakery yang besar 0, Dapat menghilangkan rasa lapar 0, Sebagai camilan yang bergizi 0, Variasi jenis produk bakery 0, Tekstur yang dirasakan saat 0,593 mengunyah bakery 3. Komposisi bahan yang berbeda 0,708 dengan produk lain dalam pembuatan bakery (dengan tepung jagung/tepung ubi jalar) Berdasarkan hasil dari analisis faktor pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang terbentuk dengan variabel yang berkorelasi di dalamnya, yaitu faktor nuansa, faktor higiene dan komposisi, faktor citarasa, faktor daya tahan, faktor ukuran, faktor kebutuhan, dan faktor fitur. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat tujuh variabel yang tidak memenuhi syarat agar dapat masuk ke dalam faktor-faktor yang terbentuk karena nilai loading factor-nya kurang dari 0,5, yaitu kemudahan untuk memperoleh produk, tidak mudah ditiru atau dipalsukan, memiliki keunikan dan berbeda dari produk bakery lain (dari rasa atau komposisi bakery yang digunakan), kecepatan pelayanan dalam melayani pemesanan bakery, costumer service untuk melayani keluhan konsumen, aroma bakery yang mempengaruhi selera konsumen dan harga bakery Faktor Pertama (Nuansa) Faktor pertama yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor nuansa. Faktor ini terdiri dari enam variabel di dalamnya, yaitu gambar dan tampilan kemasan bakery, tampilan, warna dan bentuk bakery, kepopuleran produk, adanya iklan/promosi produk bakery, citra atau image yang baik, serta nama merek bakery. Faktor nuansa berdasarkan Tabel Total Variance Explained memiliki nilai eigenvalue paling besar yaitu sebesar 10,488 dan dapat menjelasan keragaman sebesar 34, 961 persen. Hal ini menunjukkan faktor pertama ini

26 50 merupakan faktor yang paling mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit karena ketika konsumen membeli suatu produk bakery konsumen menganggap produk bakery yang bernuansa baik dianggap sebagai produk makanan yang memiliki citrasa yang lezat dan merupakan makanan yang berkualitas. Dari enam variabel yang masuk ke dalam faktor nuansa memiliki nilai loading factor yang berada pada nilai 0,663 sampai 0,798. Nilai ini menunjukkan faktor nuansa memiliki nilai korelasi yang positif. Korelasi ini menunjukkan semakin produk bakery BReAD Unit bernuansa baik, maka semakin tinggi peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit. Suatu produk makanan seperti bakery harus dapat memberikan kepuasan bagi konsumennya dengan menjaga kualitas produk dan citarasa yang dimiliki sehingga menimbulkan kepercayaan pada setiap konsumen dan menjadikan produk bakery tersebut bernuansa baik dikalangan masyarakat sekitar. Nuansa pada suatu produk makanan seperti bakery harus diikuti pemberian nama merek suatu produk bakery agar konsumen dapat mengingat produk bakery yang dikonsumsinya tersebut. Nuansa suatu produk dapat diperluas dengan mengadakan suatu promosi atau iklan agar dapat dikenal dan promosi tersebut dapat memberikan citra baik pada masyarakat. Suatu produk yang bernuansa juga harus memperhatikan tampilan dan bentuk menarik yang mencirikan produk tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, produk bakery BReAD Unit sudah cukup memiliki nuansa baik dan dikenal oleh konsumennya dengan nama bakery BReAD Unit. Produk bakery BReAD Unit juga memiliki citra atau image yang baik dimata konsumennya. Hal ini berkorelasi positif pada kesediaan konsumen untuk membeli kembali bakery BReAD Unit yang menjawab sebanyak 100 persen pada hasil proses keputusan pembelian konsumen. Selain itu konsumen bakery BReAD Unit juga bersedia untuk mempromosikan dan merekomendasikan produk bakery tersebut kepada orang lain. Dengan

27 51 adanya promosi ini akan memberikan dampak positif berupa kepercayaan konsumen dengan menceritakan kepada orang lain tentang bakery BReAD Unit yang berdampak pada adanya minat konsumen lain untuk membeli bakery BReAD Unit sehingga secara tidak langsung juga memberikan citra baik pada produk bakery BReAD Unit Faktor Kedua (Higiene dan Komposisi) Faktor kedua yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor higiene dan komposisi. Faktor ini terdiri dari lima variabel di dalamnya, yaitu teruji secara klinis dan disahkan oleh BPOM, produk bakery BReAD Unit aman untuk dikonsumsi, kehigienisan dan kesterilan produk bakery, kesesuaian komposisi bakery dalam pembuatannya, serta konsumen dapat mengganti produk bakery apabila terdapat kecacatan atau kerusakan secara gratis. Faktor ini memiliki nilai eigenvalue sebesar 2,387 dan dapat menejelaskan keragaman sebesar 7,955 persen. Nilai loading factor yang dimiliki variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,517 sampai 0,829. Nilai tersebut menunjukkan nilai korelasi positif dari kelima variabel yang masuk kedalam faktor keamanan. Hal ini memiliki arti semakin higiene dan semakin sesuai komposisis yang dimiliki bakery BReAD Unit saat dikonsumsi, maka semakin besar peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit. Tingkat kebersihan dan kehigienisan suatu produk makanan seperti produk bakery sangat mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam melakukan pembelian dan konsumsi produk. Bakery yang aman dikonsumsi akan memberikan nilai tambah berupa tidak adanya kekhawatiran konsumen terkena penyakit atau keracunan. Oleh karena itu, keseuaian komposisi dalam pembuatan produk bakery sangat diperhatikan produsen demi menjaga keamanan produk yang diproduksinya. Produk bakery yang aman dan teruji secara klinis akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam mengkonsumsinya. Konsumen juga memiliki hak untuk mengganti produk yang dibelinya secara gratis apabila terdapat kerusakan pada produk. Penggantian

28 52 produk tersebut akan memberikan kepercayaan kepada konsumen untuk membeli kembali produk yang dibelinya karena terdapat jaminan pada produk tersebut. Sebelum dipasarkan produk bakery BReAD Unit sudah melakukan uji laboratorium terlebih dahulu yang dilakukan di SEAFAST Centre. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan saat konsumen mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Selain itu dalam proses pembuatannya bakery BReAD Unit sangat memperhatikan kesesuaian komposisi dalam pembuatan bakery dan selalu menjaga kebersihan tempat produksinya serta kebersihan proses penyajiannya. Bila terdapat produk bakery BReAD Unit yang rusak pihak BReAD Unit akan mengganti bakery yang dibeli konsumen dengan bakery yang baru. Hal ini dilakukan agar terjaganya kesehatan konsumen saat mengkonsumsi produk bakery BReAD Unit Faktor Ketiga (Citarasa) Faktor ketiga yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor citarasa. Faktor ini terdiri dari tiga variabel di dalamnya, yaitu citarasa bakery yang disajikan, kekonsistenan citarasa bakery yang enak dan tidak memakai bahan pengawet dan bahan yang berbahaya untuk kesehatan. Faktor citarasa memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,922 dan dapat menejelaskan keragaman sebesar 6,406 persen. Nilai loading factor yang dimiliki ketiga variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,689 sampai 0,753. Nilai loading factor tersebut berkorelasi positif pada setiap variabel di dalam faktor citarasa yang memiliki arti semakin citarasa bakery BReAD Unit yang disajikan diterima konsumen maka semakin besar peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit. Citarasa pada produk bakery sangat mempengaruhi pembelian konsumen. Citarasa yang disajikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu produk bakery. Setiap konsumen bakery tentu mengharapkan citarasa yang enak saat mengkonsumsi produk bakery. Citarasa yang enak akan menimbulkan rasa puas

29 53 konsumen saat mengkonsumsinya. Selain itu konsumen akan menimbulkan minat konsumen untuk membeli kembali produk jika konsumen merasa puas dengan apa yang dikonsumsinya. Citarasa yang enak ini perlu didukung oleh kekonsistenan penyajian bakery dengan terus memporoduksi bakery yang enak dan lezat untuk dikonsumsi serta tidak menggunakan bahan yang berbahaya untuk kesehatan dalam proses pembuatannya sehingga mampu menjaga kualitas produk pada citarasa yang dihasilkan. Produk bakery BReAD Unit memiliki produk-produk bakery seperti muffin, brownies, chiffon cake, ensaymada dan roti tawar yang menghasilkan rasa yang enak dengan citarasa yang berbeda. Berdasarkan hasil pada analisis proses keputusan pembelian konsumen motivasi konsumen membeli produk bakery BReAD Unit adalah karena rasanya yang enak. Selain itu atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam tahap evaluasi alternatif adalah citarasa. Hal ini menunjukkan bahwa bakery BReAD unit memiliki citarasa yang enak sehingga menghasilkan minat konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Dalam proses pembuatan bakery, produsen bakery BReAD Unit tidak menggunakan bahan yang berbahaya sehingga menghasilkan citarasa yang asli pada bakery yang dibuatnya Faktor Keempat (Daya Tahan) Faktor keempat yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor daya tahan. Faktor ini terdiri dari tiga variabel di dalamnya, yaitu daya tahan bakery ketika ingin disimpan terlebih dahulu (tidak langsung dimakan), ketahanan bakery terhadap cahaya dan suhu serta kekuatan kemasan, wadah dan tempat penyimpanan bakery. Faktor daya tahan memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,568 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 5,227 persen. Nilai loading factor yang dimiliki ketiga variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,755 sampai 0,823. Nilai loading factor tersebut berkorelasi positif pada setiap variabel di dalam faktor daya tahan yang memiliki arti semakin besar daya tahan

30 54 yang dimiliki bakery BReAD Unit maka peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Ketika konsumen membeli suatu produk bakery seringkali konsumen tidak langsung memakan bakery tersebut tetapi membawanya pulang atau disimpan terlebih dahulu. Oleh karena itu dibutuhkan daya tahan yang kuat agar bakery yang disimpan tersebut masih memiliki rasa yang enak saat konsumen ingin mengkonsumsinya. Selain itu tempat penyimpanan bakery harus diperhatikan produsen agar bakery yang dihasilkan tidak rusak. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat konsumen bakery BReAD yang tidak langsung memakan bakery tetapi disimpan terlebih dahulu atau dibawa pulang. Konsumen bakery BReAD Unit percaya bahwa bakery tersebut memiliki daya tahan yang baik dan tidak cepat basi saat dibungkus pada kemasan atau wadah tempat menyimpan bakery saat ingin dibawa pulang Faktor Kelima (Ukuran) Faktor kelima yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor ukuran. Faktor ini biberi nama ukuran karena hanya terdiri dari satu variabel saja dalam faktor tersebut yaitu ukuran bakery yang besar. Faktor ukuran memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,351 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 4,503 persen. Nilai loading factor yang dimiliki oleh variabel dalam faktor ukuran yaitu sebesar 0,727. Nilai loading factor tersebut menunjukkan nilai yang positif sehingga memiliki arti semakin BReAD Unit memperhatikan ukuran bakery yang disajikan peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Salah satu yang menjadi pertimbangan konsumen saat membeli produk bakery selain citarasa yang disajikan adalah ukuran dari bakery tersebut. Konsumen akan melihat ukuran bakery yang dibelinya saat mereka merasa lapar. Oleh karena itu ukuran menjadi salah satu faktor yang diperhatikan BReAD Unit dalam menyajikan bakery yang diproduksinya. Dengan memperhatikan ukuran bakery yang dibuat

31 55 BReAD unit maka akan membuka peluang preferensi konsumen terhadap bakery BReAD Unit Faktor Keenam (Kebutuhan) Faktor keenam yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor kebutuhan. Faktor ini terdiri dari dua variabel di dalamnya, yaitu dapat menghilangkan rasa lapar dan sebagai camilan yang bergizi. Faktor kebutuhan memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,198 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 3,994 persen. Nilai loading factor yang dimiliki kedua variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,665 sampai 0,829. Nilai loading factor tersebut menunjukkan nilai yang positif sehingga memiliki arti semakin bakery BReAD Unit dapat memenuhi kebutuhan konsumennya peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Konsumen akan membeli dan mengkonsumsi suatu produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan yang dimilikinya. Saat konsumen merasa lapar atau hanya ingin memakan makanan sampingan, mereka akan mencari produk makanan yang dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Bakery BReAD Unit merupakan salah satu makanan yang dijadikan alternatif konsumen dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk menghilangkan rasa lapar atau sebagai camilan. Berdasarkan hasil dari proses pengambilan keputusan pada tahap perilaku pasca pembelian, mayoritas konsumen merasa puas setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Hal ini menunjukkan konsumen percaya dengan mereka membeli dan mengkonsumsi bakery BReAD Unit kebutuhan yang mereka inginkan akan terpenuhi Faktor Ketujuh (Fitur) Faktor terakhir yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor fitur. Faktor ini terdiri dari tiga variabel di dalamnya, yaitu variasi jenis produk bakery, tekstur yang dirasakan saat mengunyah bakery dan komposisi bahan yang berbeda dengan produk lain dalam pembuatan bakery (dengan tepung jagung/tepung ubi jalar). Faktor fitur

32 56 memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,156 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 3,852 persen. Nilai loading factor yang dimiliki ketiga variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,507 sampai 0,708. Nilai loading factor tersebut menunjukkan nilai yang positif sehingga memiliki arti semakin banyak fitur produk bakery BReAD Unit yang disajikan maka peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Variasi jenis dari suatu produk akan menentukan pilihan produk yang akan dipilih konsumen dari berbagai variasi yang ditawarkan sesuai dengan selera yang konsumen inginkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, produk bakery BReAD unit memiliki berbagai variasi jenis produk bakery yang disajikan. Produk-produk bakery tersebut diantaranya seperti muffin, brownies, chiffon cake, ensaymada dan roti tawar. Berdasarkan hasil proses pengambilan keputusan konsumen, produk brownies menjadi produk yang paling sering dibeli oleh konsumen. Dari beberapa jenis produk yang ditawarkan, masingmasing memiliki tekstur yang berbeda. Chiffon cake memiliki tekstur yang lembut dan halus, sedangkan brownies memiliki tekstur yang kasar. Selain perbedaan tekstur, komposisi bahan baku bakery BReAD Unit memiliki perbedaan dengan bakery lainnya, yaitu bakery BReAD Unit dibuat dengan menggunakan tepung jagung atau tepung ubi jalar dan bukan menggunakan tepung terigu seperti pada bakery lainnya Implikasi Manajerial Dari hasil analisis proses keputusan pembelian dan preferensi konsumen bakery BReAD Unit. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan mengingat produk bakery BReAD Unit merupakan produk baru dan untuk menambah kualitas produk bakery agar dapat bersaing dengan produsen bakery lainnya. Upaya ini dilakukan untuk pengembangan usaha bakery BReAD Unit agar dapat dipasarkan secara luas lagi di masyarakat. Langkahlangkah atau upaya yang dapat dilakukan BReAD unit, yaitu: 1. Berdasarkan hasil pada proses pengambilan keputusan yang menjadi fokus perhatian dan pertimbangan konsumen dalam membeli bakery BReAD

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran teoritis Kebudayaan yang semakin maju membuat gaya hidup manusia semakin berkembang. Kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan mulai terlihat disamping

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji

Lebih terperinci

Baking Research And Development (BReAD) Unit. Pelatihan. Produk Bakery

Baking Research And Development (BReAD) Unit. Pelatihan. Produk Bakery Baking Research And Development (BReAD) Unit Pelatihan Produk Bakery Pendahuluan BReAD Unit (Baking Research And Development Unit) merupakan program kerjasama Southeast Asian Food and Agricultural Science

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz Company Limited, sebuah perusahaan multinasional berbasis di Amerika Serikat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada PT. Rezeki Supermarketing sebuah perusahaan retail tradisional yang terletak di Jakarta, dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Didalam pengumpulan data yang disebarkan melalui kuesioner terdapat dua bagian pertanyaan yang berbeda. Bagian pertama yaitu pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Usaha yoghurt My Healthy ini didirikan pada tanggal 5 Maret 2010 dan merupakan usaha yang bergerak di bidang agribisnis. Nama produk My Healthy

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Langkah pertama yang dilakukan terhadap data hasil survei adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur yaitu kuesioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Zaman sekarang internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang. Di Indonesia jumlah pemakai internet mengalami peningkatan yang cukup besar setiap

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah 48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah lampung tengah. Penyebaran kuesioner ke berbagai responden berbagai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN LAMPIRAN 64 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi dengan judul : Analisis Proses Pengambilan Keputusan Produk Kredit Cepat

Lebih terperinci

Petunjuk Pengisian : Isilah/berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih di bawah ini.

Petunjuk Pengisian : Isilah/berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih di bawah ini. LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu/saudara/i yang terhormat, Saya bernama Rosselina Cindy Kautsar (H24080061), Mahasiswi Program Sarjana Manajemen, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan EF Education merupakan lembaga pendidikan bahasa swasta terbesar di dunia yang mengkhususkan diri dalam bidang pelatihan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI Sebelum melaksanakan survei yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan uji pertanyaan kuesioner kepada empat responden yang dipilih berdasarkan tingkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dalam gambaran umum responden penelitian ini dijelaskan mengenai profil umum responden yaitu, pekerjaan responden, usia responden, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baku utamanya adalah tepung terigu, yang diolah dengan merebus dalam air panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baku utamanya adalah tepung terigu, yang diolah dengan merebus dalam air panas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah dan Definisi Mie Instan Mie instan adalah sejenis produk makanan berbentuk pasta yang berbahan baku utamanya adalah tepung terigu, yang diolah dengan merebus dalam air

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pakaian yaitu Wellborn. Penelitian ini dilakukan di Oraqle sebagai distributor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran vital dalam memenuhi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...iv. ABSTRAK...vi. ABSTRACT...vii. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR GAMBAR...xi. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...iv. ABSTRAK...vi. ABSTRACT...vii. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR GAMBAR...xi. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK Penelitian ini menguji hubungan antara unsur-unsur bauran pemasaran dengan penciptaan suatu ekuitas merek. Peneliti mengajukan suatu kerangka kerja konseptual dimana unsur-unsur bauran pemasaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER

LAMPIRAN 1. KUESIONER 120 LAMPIRAN 1. KUESIONER Saya mahasiswa Universitas Esa Unggul sedang meneliti pengaruh kualitaas produk dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas melalui kepuasan pelanggan pada rumah makan Mie Abang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN 1) Nurul Afida 2) Edy Sulistiyawan 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2) Program

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kualitas Produk, Kepuasan Konsumen. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Kualitas Produk, Kepuasan Konsumen. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Konsep kualitas menjadi sesuatu yang menentukan dalam melihat keberhasilan suatu lembaga yang bergerak di bidang produksi maupun jasa pelayanan, baik yang dikelola oleh badan swasta maupun pemerintah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Chandra Super Store merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang telah tersebar di berbagai kota. Chandra menjual berbagai produk dan merek mulai

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil pengolahan data beserta analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: 5.1 Pengujian Kuesioner Pretest Pretest

Lebih terperinci

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 61 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Analisis Pada sub bab ini akan diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari pendapat responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Kuesioner disebar kepada 100 orang nasabah Bank Tabungan Negara cabang Pekalongan dengan kriteria nasabah yang akan atau sedang memanfaatkan pelayanan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN 17 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar HP yang mereka hadapi. Persaingan yang ketat membuat perusahaan HP harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObyekPenelitian Obyek dalam penelitian ini adalah para pengusaha yang pernah melakukan promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di instagram. 3.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Gatherinc Café & Bistro telah berdiri sejak tanggal 6 December 2016. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data responden yang telah diperoleh dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin responden, status pekerjaan, jasa perawatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. (Aniisah Humairoh) BAGIAN 1 : DATA RESPONDEN. Jenis Kelamin : Umur :

LAMPIRAN 1. (Aniisah Humairoh) BAGIAN 1 : DATA RESPONDEN. Jenis Kelamin : Umur : 125 LAMPIRAN 1 Kuesioner Saya mahasiwa Universitas Esa Unggul sedang meneliti Analis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Citra hand and body lotion untuk menyusun skripsi

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya seni sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono (008:14) Pendekatan kuantitatif adalah: Sebuah pendekatan berdasarkan

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN 28 III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dibagi menjadi lima tahap, yaitu (1) penyusunan kuesioner, (2) pembuatan kuesioner online, (3) uji coba kuesioner, (4) pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR Kepuasan konsumen dapat dilihat secara tidak langsung melalui penilaian mereka terhadap atribut-atribut atau indicator-indikator

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN APLIKASI ANALISIS FAKTOR DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN MAXIMUM LIKELIHOOD DALAM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory atau penelitian tingkat penjelasan. Berdasarkan jenis penelitian explanatory

Lebih terperinci

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent.

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent. 90 Lampiran 1 Table Frekuensi Responden gender pendidikan Frequency Valid Frequency Valid Valid LAKI-LAKI 14 16.5 16.5 16.5 PEREMPUAN 71 83.5 83.5 100.0 Valid SMP 4 4.7 4.7 4.7 SMA 70 82.4 82.4 87.1 S-1

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu dilakukan di Kotamadya Bogor. Hal ini disebabkan Kota Bogor adalah salah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan turut berimplikasi pada naiknya permintaan akan produk-produk yang dinilai memiliki gizi tinggi,salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kepuasan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian tentang Analisis Hubungan kepuasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur. Uji coba ini dilakukan kepada 30 orang responden yang berkunjung ke

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur. Uji coba ini dilakukan kepada 30 orang responden yang berkunjung ke BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Kuesioner Uji coba kuisioner dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur. Uji coba ini dilakukan kepada 30 orang responden yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi

Lebih terperinci

a. SD c. SMA b. SMP d. Perguruan Tinggi

a. SD c. SMA b. SMP d. Perguruan Tinggi 83 LAMPIRAN 1 Kuesioner Saya mahasiswa Universitas Esa Unggul sedang meneliti faktorfaktor yang menentukan keputusan konsumen dalam pembelian produk minyak kayu putih Cap Lang untuk menyusun skripsi kepentingan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dengan analisis data statistik setelah data-data yang peneliti kumpulkan lengkap.

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dengan analisis data statistik setelah data-data yang peneliti kumpulkan lengkap. BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti mengadakan analisis kuantitatif atau sering disebut dengan analisis data statistik setelah data-data yang peneliti kumpulkan lengkap. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER Kuesioner sebagai alat ukur dalam rangka mengumpulkan data harus mampu menghasilkan data yang valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian difokuskan kepada masalah yang diteliti yaitu pengaruh pemasaran hijau terhadap

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa lokasi di wilayah Bogor dan Depok yakni di kampung Babakan Ciluar, Pancoran Mas, Kompleks PELNI Depok, Polresta Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di dalam penelitian. 2. Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza Bandar Lampung. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran kuesioner. Analisis yang dilakukan terhadap data pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran kuesioner. Analisis yang dilakukan terhadap data pada BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang analisis dan pembahasan data yang diperoleh responden melalui penyebaran kuesioner. Analisis yang dilakukan terhadap data pada pembahasan ini untuk

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

3. Berapa pengeluaran anda setiap membeli sepatu? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

3. Berapa pengeluaran anda setiap membeli sepatu? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini berkenaan dengan penelitian saya yang berjudul Pengaruh Brand Image dan Harga Terhadap Intensi Membeli Sepatu Converse. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini ditunjukkan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dalam perusahaan, serta untuk memperbaiki strategi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS VARIABEL PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS VARIABEL PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS VARIABEL PENELITIAN A. Analisis Hasil Pre test Pre test dilakukan terhadap responden yang menjadi sampel penelitian ini. Jumlah responden yang diambil untuk pre test pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau, BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi pada empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survey Peneliti menyebarkan kuesioner pretest kepada 30 orang responden, yaitu pelanggan PT Asuransi Ramayana Tbk. Kemudian peneliiti melakukan uji reliabilitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Bloop merupakan distribution outlet (distro) pionir di kawasan Jakarta, khususnya di wilayah Tebet. Sebagai salah satu distribution outlet besar

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA) PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA) Nama : Bianda Tristantiana NPM : 11212450 Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN PRODUK BAKERY BReAD UNIT SEAFAST CENTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN PRODUK BAKERY BReAD UNIT SEAFAST CENTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN PRODUK BAKERY BReAD UNIT SEAFAST CENTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh RANGGA WARSITA SOMAATMADJA H24080096 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Pendahuluan

Lampiran 1. Kuesioner Pendahuluan LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Kuesioner Pendahuluan Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data penelitian dengan judul ANALISIS POSITIONING KACANG METE DI BENAK KONSUMEN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Responden dalam penelitian ini berjumlah 172 orang, karakteristik

Lebih terperinci