BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Telah mulai mengaplikasikan Balanced Scorecard untuk menilai kinerja unit kerja dan pegawainya sejak tahun 2004, yaitu sejak diterbitkannya Surat Edaran No. 005/UMM/FST.SPM/2004 tanggal 25 Februari 2004 perihal penyusunan Key Performance Indicator unit kerja di kantor pusat dengan menggunakan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard diimplementasikan untuk menilai kinerja dari unuit-unit kerja di Bank Mandiri dengan Menyusun Key Performance Indicator dari masingmasing unit kerja, sedangkan untuk menilai kinerja individu pegawai, Balanced Scorecard diterapkan dengan menggunakan Mandiri Employee Appraisal System (Mandiri EASy). Setiap unit bisnis atau grup mengacu kepada KPI (Key performance Indicator ) yang sudah ditetap di awal tahun. Setiap triwulan, setiap unit bisnis ataupun grup melakukan evaluasi atas kinerja yang telah dicapai berdasarkan laporan dari MIS ( Management Information System ) dalam suatu rapat koordinasi. Untuk evaluasi kinerja karyawan, PT Bank Mandiri menggunakan apa yang disebut Mandiri Employee Appraisal System (Mandiri Easy) yang dilakukan setiap triwulan.

2 B. Pembahasan Seperti dijelaskan sebelumnya, Balanced Scorecard menggunkan empat perspektif. Setiap Key Performance Indicator dalam setaip perspektif mempunyai sasaran strategis, bobot, ukuran dan target, realisasi, keterangan pelaksanaan inisiatif dan kendala yang dihadapi serta perbaikan. 1. Perspektif Keuangan Dalam perspektif keuangan, Bobot KPI adalah 62.50%. Pada perspektif keuangan ini, kemudian dibagi menjadi beberapa sasaran strategis yang mempunyai bobot masing-masing. a. Meningkatkan ekspansi kredit Consumer Finance 1) Bobot KPI : 6% 2) Ukuran dan target adalah total baki debet consumer finance dengan perincian sebagai berikut: Consumer Card : baki debet Rp. 2.61T (bobot 3%) Consumer Loan : baki debet Rp T (bobot 3%) 3) Realisasi atas target KPI yang telah ditetapkan sebagai berikut : Consumer Card : baki debet Rp T Consumer Loan : baki debet Rp T 4) Persentase pencapaian KPI adalah Consumer Card :107.72% Consumer Loan :99.14% 5) Nilai KPI : bobot KPI x Persentase pencapaian Consumer Card : 3% x % = 3.2% Consumer Loan : 3% x % = 2.97% 6) Inisiatif : a) Laporan bulanan credit card dan Consumer Loan

3 b) Evaluasi realisasi kerjasama pihak ke tiga (developer) c) Corporate Card Analysis d) Program diskon Hypermart 15% e) Perhitungan Risk Based Pricing Consumer Loan Dan Consumer Card f) Pembuatan stress testing segmen consumer g) Validasi Scoring Model Consumer Loan b. Mengendalikan tingkat NPL (90+ dpd) 1) Bobot KPI : 18% 2) Ukuran dan target adalah mencapai target NPL segmen consumer sebagai berikut: NPL Consumer Card : 4.25 % (bobot 9%) NPL Consumer Loan : 4,07% (bobot 9%) 3) Realisasi target KPI yang telah ditetapkan sebagai berikut: Consumer Card : 2.36 % Consumer Loan : 2.76% 4) Persentase pencapaian KPI adalah: Consumer Card : % Consumer Loan : % 5) Nilai KPI : Bobot KPI X persentase pencapaian Consumer Card : 9% x % = 12.9% Consumer Loan : 9% x % = 11.9% c. Mengendalikan tingkat penghapusbukuan (write off) dan Fraud Loss 1) Bobot KPI : 16 % 2) Ukuran dan target adalah penghapusbukuan kredit segmen consumer dengan rincian sebagai berikut : Consumer Card : Rp M (bobot 5%) Consumer Loan : Rp M (bobot 5%) Maksimal Fraud Loss dengan rincian sebagai berikut :

4 - Issuing sebesar 0.15% dari total sales volume (bobot 3%) - Acquiring sebesar 0.20% dari total sales volume (bobot 3%) 3) Realisasi target KPI yang ditetapkan sebagai berikut : Consumer Card : Rp M Consumer Loan : Rp M Maksimal Fraud Loss dengan rincian sebagai berikut : - Issuing sebesar 0.054% - Acquiring sebesar 0.044% 4) Persentase pencapaian KPI adalah Consumer Card :114.3% Consumer Loan : % Maksimal Fraud Loss dengan rincian sebagai berikut : - Issuing sebesar % - Acquiring sebesar % 5) Nilai KPI : Bobot KPI x persentase pencapaian Consumer Card : 5% x 114.3% = 5.71% Consumer Loan : 5% x % = 7.03% Issuing : 3% x % = 4.92% Acquiring : 3% x % = 5.33% 6) Inisiatif Pengembangan scoring untuk Fraud Detection System d. Mengoptimalkan tingkat pengembalian (recovery) 1) Bobot KPI : 10 % 2) Ukuran dan target adalah mengoptimalkan pengembalian (recovery) kredit segmen consumer dengan rincian sebagai berikut : Consumer Card : Rp M (bobot 5%) Consumer Loan : Rp M (bobot 5%)

5 3) Realisasi target yang ditetapkan KPI sebagai berikut: Consumer Card : Rp M Consumer Loan : Rp M 4) Persentase pencapaian KPI adalah sebagai berikut : Consumer Card : % Consumer Loan : 98.11% 5) Nilai KPI : Bobot KPI x persentase pencapaian Consumer Card : 5% x % = 5.65% Consumer Loan : 5% x 98.11% = 4.90% 6) Inisatif Pengembangan database Recovery Consumer Finance dan Recovery Reporting System e. Mengendalikan Overhead Cost 1) Bobot KPI : 12.50% 2) Ukuran dan target adalah BUA dan BTK tidak melebihi anggaran yaitu Rp ,39 Jt 3) Realisasi target yang ditetapkan KPI adalah Rp ,53 Jt 4) Persentase pencapaian KPI adalah % 5) Nilai KPI : Bobot KPI x persentase realisasi 12.50% x % = 14.99% 6) Inisiatif - Analisa efektivitas penggunaan anggaran BUA melalui analisa kecukupan dan kebutuhan ATB dan infrastuktur di seluruh departemen. - Monitoring dan control bulanan anggaran BUA dan BTK per Departemen - Monitoring dan control outstanding open item GL - Implementasi, monitoring ATB online - Sosialisasi standarisasi jurnal Accounting BUA/BTK ke seluruh departemen.

6 2. Perspektif Pelanggan Pada perspektif pelanggan, khusus untuk Consumer Risk Group bobot KPI adalah tidak terlalu besar. Hal ini dapat dimengerti karena fungsi utama dari grup ini adalah menjaga dan mengembalikan asset bank Mandiri. 1) Bobot KPI : 7.5% 2) Ukuran dan target adalah kepuasan pelanggan dimana target yang ditetapkan adalah 90% 3) Realisasi target yang ditetapkan adalah 98.62% 4) Persentase pencapaian KPI adalah % 5) Nilai KPI : Bobot x persentase realisasi 7.5% x % = 8.21% 3. Perspektif Proses Bisnis Interanal Dalam perspektif proses binis internal ini, bobot KPI adalah 17.50% yang dibagi menjadi dua sasaran strategis yaitu meningkatkan produktivitas dan menimplementasikan operational Risk dan organisasi. a. Meningkatkan produktivitas 1) Bobot KPI : 10% 2) Ukuran dan target adalah meningkatkan produktiviats colletor pada akhir tahun 2009 secara rata-rata 12% dibandingkan tahun sebelumnya. 3) Realisasi dari target yang ditetapkan adalah 11.58% 4) Persentase pencapaian KPI adalah 96.52% 5) Nilai KPI : bobot x persentase pencapaian 10% x 96.52% = 9.652% b. Implementasi Operasional Risk 1) Bobot KPI : 7.5% 2) Ukuran dan target adalah sebagai berikut: a) Implementasi inisatif strategis sesuai jadwal:

7 Implementasi 3 ORM Tools Implementasi Operasional Risk & Control Self Assesment (RCSA) Implementasi Mandiri Event Loss Database (MLED) Implementasi Key Risk Indicator (KRI) b) Terbentuknya Collection & Recovery Center (CRC) Di 7 Wilayah c) Mengembangkan Risk Management Academy 3) Realisasi dari target yang ditetapkan aadalah 100% 4) Persentase pencapaian KPI adalah 100% 5) Nilai KPI adalah : bobot x persentase pencapaian 7.5 % x 100 %= 7.5 % 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Dalam perspektif pengembangan, bobot KPI adalah 12.50% yang terbagi menjadi dua sasaran strategis yaitu mengembangkan ifrastruktur dan system, dan mengembangkan kompetensi pegawai. a. Mengembangkan infrastuktur dan system Sasaran strategis ini dibagi lagi menjadi dua yaitu implementasi inisiatif strategis sesuai jadwal dan proses penmgadaan system sesuai jadual. 1) Implementasi inisiatif strategis sesuai jadual a) Bobot KPI : 5% b) Ukuran dan target sebagai berikut Enhancement Branch Delivery System (BDS) Consumer Loan dan progress report yang diketahui direksi Pengembangan Call Monitoring c) Realisasi dari target adalah 100% d) Persentase pencapaian KPI adalah 100% e) Nilai KPI : bobot x persentase pencapaian 5 % x 100% = 5% 2) Proses pengadaan system sesuai jadual

8 a) Bobot KPI : 2.5 % b) Ukuran dan target adalah pengembangan dan implemntasi collection system yang terintegrasi, target 20% c) Realisasi dari target adalah 20% d) Persentase pencapaian KPI adalah 100% e) Nilai KPI : Bobot x persentase pencapaian 1.5 % x 100 % = 2.5 % b. Mengembangkan Kompetensi Pegawai 1) Bobot KPI : 5% 2) Ukuran dan target adalah: Assignment khusus untuk pegawai potensial (3orang) Realisasi 3 orang, Realisasi dari target 100% Mengadakan Training, Coaching dan Sharing Knowledge Realisasi target training % Realisasi target coaching 100% Realisasi target sharing knowledge 95% Mengadakan Basic Collection Training dan Collection Management in Practice Realisasi target % 3) Realisasi target adalah 100% % + 100% + 95% % = % 5 Nilai KPI : bobot x persentase pencapaian 5 % x % = 7.53%

9 Hasil pengukuran dari keempat perspektif tersebut dapat dilihat dari table 4.1 berikut ini. Perspektif Keuangan 1. Meningkatkan ekspansi kredit Consumer Finance dan Micro banking (KN) 62.50% Ukuran Dan Target 6.00% Total Baki Debet Consumer Finance dan Micro Banking dengan perincian sebagai berikut: 1.Consumer Cards : baki debet Rp T (bobot 3%) Realisasi Tingkat Realisasi Nilai KPI Rp 2.81T % 3.20% 2. Mengendalikan tingkat NPL (90+ dpd) (KN) 3. Mengendalikan tingkat Penghapusbukuan (Write-Off) dan Fraud Loss (KN) 2.Consumer Loans : baki debet Rp T (bobot 3%) 18.00% Mencapai target NPL Segmen Consumer sebagai berikut : 1. NPL Consumer Cards : 4.25% (bobot 9%) 16.00% 2. NPL Consumer Loans : 4.07% (bobot 9%) Penghapusbukuan (Write-Off) Kredit Segmen Consumer maks. Rp M dengan rincian: 1. Consumer Cards : Rp M (bobot 5%) Rp 19.26T 99.14% 2.36% % 12.90% 2.76% % M % 5.71% 2.Consumer Loans : Rp M (bobot 5%) M % 7.03% 3.Maksimal Fraud Loss a.issuing sebesar : 0.15 % dari total sales volume (bobot 3%) 0.05% % 4.92% 4. Mengoptimalkan tingkat pengembalian(recove ry) dari account hapus buku (KN) 10.00% b.acquiring sebesar: 0.20% dari total sales volume (bobot 3%) Mengoptimalkan pengembalian (Recovery) kredit segmen Consumer dengan rincian : 1. Consumer Cards = Rp M (bobot 0.04% % 5.33% M % 5.65%

10 5%) 2.Consumer Loans = Rp M (bobot 5%) M 98.11% 4.90% 5. Mengendalikan Overhead Cost (KN) 12.50% BUA dan BTK tidak melebihi budget 80.08% % 14.99% Perspektif Pelanggan 7.50% Meningkatkan kepuasan 7.50% SLA User Satisfaction Internal Customer (KL) Index minimal 90 dengan rincian SLA terlampir (98%) Perspektif Proses Bisnis Internal 17.50% 98.62% % 8.21% Meningkatkan produktivitas (KN) Mengimplementasikan Operational Risk & Organisasi (KL) 10.00% Meningkatkan produktivitas collector pada akhir tahun 2009 secara rata-rata sebesar 12% dibandingkan rata-rata tahun sebelumnya. 7.50% Implementasi inisiatif strategis sesuai jadwal : 1.Implementasi 3 ORM Tools Implementasi Operasional Risk & Control Self Assessment (RCSA) Implementasi Mandiri Event Loss Database (MLED) Implementasi Key Risk Indicator (KRI) 2.Terbentuknya Collection & Recovery Center (CRC) di 7 wilayah Pemenuhan manning 4 DH Regional dan 7 CRC Manager Pemenuhan premises dan infrastruktur CRC Sby Memastikan proses transisi organisasi berjalan baik 11.58% 9.65% 9.65% 7.50% 3 tools % % % % % Berkelanjutan Berkelanjutan

11 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 12.50% 3. Mengembangkan Risk Management Academy % % Mengembangkan infrastruktur dan sistem (KL) 5.00% Implementasi inisiatif strategis sesuai jadwal sebagai berikut : 5% Mengembangkan kompetensi pegawai (KL) 1. Enhancement Branch % % Delivery System (BDS) Consumer Loan dan Micro Collection (Realisasi cfm. Progress Report yang diketahui oleh Direktur Risk Management) 2.Pengembangan Call Monitoring RCC Makassar, RCC Palembang dan RCC Balikpapan 30.00% % 2.50% 2.50% 5.00% Proses Pengadaan Sistem sesuai Jadwal. 1.Pengembangan dan implementasi collection system yang terintegrasi 3 (tiga) inisiatif pengembangan kompetensi pegawai : 1.Assignment khusus utk pegawai berpotensi (e.g. bersifat magang ke unit kerja lain, penugasanpenugasan khusus lainnya) 2.Memberikan training, coaching dan sharing knowledge -Pegawai training min. 20 pegawai/triwulan -Coaching sesuai jadwal (triwulanan) -Sharing knowledge min. 2X/bulan 3. Mengadakan Basic Collection Training dan Collection Managementt in Practice 22.00% % 3 pegawai % 142 pegawai 2 kali coaching 19 kali sharing 164 pegawai % % 95.00% % 7.53% Total % %

12 Tabel 4.1 Pengukuran Balanced Scorecard Consumer Risk Group Skor atau nilai kinerja sebagai berikut: A : R 120% : Menunjukkan kinerja yang luarbiasa /istimewa B : 110% R 120% : Menunjukkan kinerja yang sangat baik C : 95% R 110% : Menunjukkan kinerja yang baik D : 75% R 95% : Perlunya perbaikan untuk membantu meningkatkan E : R 75% : Tidak memperlihatkan kineja yang sesuai Dari hasil tabel diatas (tabel 4.1) menunjukkan pencapaian kinerja yang luarbiasa atau istimewa. C. Evaluasi Hasil Pembahasan 1. Perspektif Keuangan Secara umum, dalam perspektif keuangan menunjukkan kinerja yang sangat baik, hanya saja diperlukan perbaikan ekspansi kredit untuk consumer loan yang belum sesuai target. a. Meningkatkan Ekspansi Kredit Untuk pencapaian target untuk ekspansi Consumer Finance khususnya kartu kredit sudah memenuhi target., tetapi untuk consumer loan belum memnuhi target yang sudah ditetapkan. Hal ini dapat dimengerti karena target ekspansi kredit bukan menjadi prioritas utama grup ini. b. Mengendalikan Tingkat Non Performing Loan (NPL) Untuk pencapaian pengendalian NPL, baik Consumer Card maupun Consumer Loan sudah sangat baik. Hal ini terlihat dari realisasi pencapaian target yang telah ditetapkan sebelumnya. Semakin rendah tingkat NPL akan semakin baik bagi bisnis perbankan, hal ini juga akan membantu bank dalam menekan PPAP. Dengan tingkat

13 NPL yang rendah maka bank dapat memiliki keleluasaan dalam mengembangkan bisnisnya. c. Mengendalikan Tingkat Penghapusbukan (write off) dan Fraud Loss Salah satu cara yang digunakan oleh perbankan dalam menekan NPL nya adalah dengan melakukan penghapusbukuan atas kredt bermaslah. Dalam hal ini, target yang ditetapkan telah dicapai dengan sangat memuaskan, karena realisasi kredit yang dihapusbukukan dengan yang ditargetkan lebih kecil. Hal ini membuktikan, upaya pengendalian NPL yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Untuk Fraud Loss, target yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik, sehingga kerugian akibat adanya fraud dapat diminimalkan. d. Mengoptimalkan Tingkat Pengembalian Dari Account Hapus Buku Untuk tingkat pengembalian account hapus buku, untuk Consumer Card sudah berjalan dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan. Tetapi untuk Consumer Loan masih di bawah dari target yang telah ditetapkan. Hal ini banyak diakibatkan oleh proses administrasi dan kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam pelelangan, sehingga target tidak tercapai. e. Mengendalikan Overhead Cost Dalam mengendalikan biaya overhead ini, telah dilakukan dengan baik. Realisasi Overhead Cost dibawah dari target yang ditetapkan, sehingga tidak terjadi Over Budget. Hal ini juga dapat diartikan bahwa sudah sudah terjadi pengeluaran yang lebih ekonomis, efisien dan efektif. Sasaran dan kebijakan yang telah ditetapkan sejalan dengan strategi yang dijalankan. 2. Perspektif Pelanggan Pada Consumer Risk Group, perspektif pelanggan memiliki porsi yang relatif kecil. Hal ini dapat dimengerti, dikarenakan fungsi utama dari grup ini adalah

14 mengendalikan resiko kredit. Pelayanan yang baik terhadap nasabah memang tetap dijalankan tetapi juga bukan merupakan prioritas utama. Prioritas utama adalah bagaimana menjaga asset perusahaan tetap terjaga dengan baik, dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi. Dalam menjaga asset perusahaan tersebut, seringkali tidak sejalan dengan keinginan nasabah. Dalam hal ini, bank dihadapkan kepada dua pilihan apakah tetap memenuhi keinginan nasabah atau lebih mengutamakan menjaga dan mengembalikan asset. Pada titik tertetu, bank dapat memberikan kelonggaran atas keinginan nasabah, tetapi pada situasi yang lain bank akan menitik beratkan kepada menjaga dan mengembalikan asset dengan prosedur dan aturan hukum yang berlaku walapun hal tersebut dapat menimbulkan ketidakpuasan bagi nasabah. Dalam perspektif pelanggan ini, indicator yang paling utama digunakan adalah index kepuasan pelanggan dimana dilakukan survey atas nasabah yang datang berkunjung ke kantor Bank Mandiri di Wisma Mandiri tahun target yang diharapkan adalah index 90%, dan realisasi dari target adalah melebihi 90%, sehingga target terpenuhi. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal a. Meningkatkan Produktivitas Produktivitas merupakan suatu hal yang penting dalam bisnis. Untuk tahun 2009, realisasi pencapaian target produktivitas belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Kenaikan target produktivitas sebesar 12% dari tahun 2008 belum bisa tercapai. Hal ini mungkin disebabkan oleh sikap optimis yang tinggi tetapi kurang didukung oleh sarana dan prasana yang ada. Oleh sebab itu dilakukan evaluasi yang menyeluruh mengenai kegagalan pencapaian target tersebut dan mencarai solusi yang terbaik, sehingga pencapaian target di tahun berikutnya bisa tercapai. b. Mengimplementasikan Operational Risk dan Organisasi Pengimplementasian Operasional risk merupakan hal yang harus dicapai pada tahun Setiap unit harus mengimplementasikan Operasional Risk dalam kegiatan

15 sehari-hari. Setelah dilakukan penerapan dan pengenalan mengenai hal tersebut, penilaian atas penerapan Operasional Risk sudah mencapai target yang ditetapkan. 4. Perspektif Pengembangan a. Mengembangkan Infrastuktur Dan Sistem Pengembangan infrastuktur dan system terus dikembangkan. Pada tahun 2009 pengembangan Branch Delivery System telah dilakukan dan sesuai dengan apa yang diharapkan manajemen. Selain itu juga dikembangkan Call Monitoring System yang berfungsi untuk merekam seatiap aktivitas yang dilakukan. Yang terakhir adalah pengembangan Collection System yang terintegrasi dapat dipenuhi dengan memuaskan. b. Mengembangkan Kompetensi Pegawai Dalam pengembangan kompetensi pegawai, Bank Mandiri telah mengembangkan program-program antara lain: 1) Pengembangan Knowledge Management System (KMS), dimana setiap peraturan baik internal maupun eksternal (peraturan dan SE dari Bank Indonesia, peraturan pemerintah, ketentuan Departemen Keuangan dan instansi pemerinttah lainnya) dapat diakses secara online oleh seluruh pegawai. Degan program tersebut, proses pencarian dan pembeleajaran terhadap regulasi-regulasi yang mendukung kegiatan Operasional dapat dilakukan dengan lebih efesie dan optimal. 2) Pengembangan program E-Learning, dimana modul-modul training dapat diakses secara online oleh pegawai untuk dipelajari. Untuk setiap modul juga dilengkapi ujian secara online, yang hasil ujian tersebut dapat segera diketahui melalui system. Penilaian tersebut juga dapat menambah Exposure pegawai yang bersangkutan 3) Pembuatan Training Needs Analysis (TNA) bagi setiap pegawai, untuk mengetahui kebutuhan akan pelatihan pegawai sesuai dengan bidang dan unit pekerjaannya, dengan tujuan memperkecil gap competency antar pegawai dalam satu unit. 4) Dalam satu tahun, setiap pegawai minimal mendapatkan kesempatan untuk mengikuti training internal maupun public

16 5) Pelaksanaan program sharing knowledge internal unit kerja yang dilakukan setiap minggu. 6) Pelaksanaan program satu hari satu informasi bagi setiap pegawai.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah salah satu bank yang mempunyai sistem informasi dan infrastruktur Information Technology (IT) terbesar dan tersebar di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor bagi

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Isu Penelitian Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan strategi salah satu unit bisnis utama di bank DKI yaitu unit GKK (Grup Komersial dan Korporasi).Pentingnya penyusunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 8 Tujuan Penelitian... 9 Manfaat Penelitian... 9

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. xiii xiv xvi xvii I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang..... Permasalahan....3. Tujuan Penelitian....4. Manfaat Penelitian.....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis bank tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis bank tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegagalan pengembangan proyek IT dalam sebuah bank realitanya dapat memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis bank tersebut. Kegagalan IT dari segi teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian manajemen puncak lembaga-lembaga keuangan di dunia (Mc. Peningkatan perhatian tersebut dipicu oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian manajemen puncak lembaga-lembaga keuangan di dunia (Mc. Peningkatan perhatian tersebut dipicu oleh adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen risiko operasional merupakan salah satu topik yang telah menjadi perhatian manajemen puncak lembaga-lembaga keuangan di dunia (Mc Kinsey and Co.,2009). Peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Untuk memenuhi solusi yang dijelaskan pada bab 3, perlu adanya rencana implementasi dan perkiraan kebutuhan sumber daya agar solusi tersebut dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Bank Jabar sebagai salah satu bank umum komersial terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak 1960 dan telah dinasionalisasikan dari Pemerintahan Belanda merasakan persaingan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan Pada dasarnya Bank adalah lembaga keuangan yang mendapatkan keuntungannya dari mengoperasikan financial assets

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk SDM yang mampu bekerja

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk SDM yang mampu bekerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin berorientasi pada pelanggan dan perubahan berskala besar. Perubahan besar akan selalu berkaitan dengan penentuan strategi. Salah satu strategi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil Perusahaan Awal sejarahnya Bank Mandiri berdiri adalah hasil dari penggabungan beberapa bank pemerintah. Berdiri pada tanggal 2 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat ) SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat ) Mahasiswa Program Strata Satu ( S-1 ) Jurusan Akuntansi Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat

Lebih terperinci

DJONI TANOPRUWITO DAN HERMANTO SIREGAR

DJONI TANOPRUWITO DAN HERMANTO SIREGAR RINGKASAN EKSEKUTIF FIRMASNYAH HASSAN, 2004. Analisis Kinerja PT Bank Mega, Tbk Dengan Pendekatan Balanced Scoredcard. Dibawah bimbingan DJONI TANOPRUWITO DAN HERMANTO SIREGAR Persaingan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemberian kredit merupakan salah satu bisnis yang rentan dengan risiko. sehingga bank dituntut untuk mengelola risiko kredit agar kualitas aset tetap baik. Salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pembangunan dan pertumbuhan maupun berbagai tantangan dari perubahan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang terus berkembang di Indonesia, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik d h krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekononli

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik d h krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekononli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1997 Iildonesia dilanda krisis inoneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi, politik d h krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekononli tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menempati posisi yang sangat strategis dalam perekonomian nasional. Dengan penggunaan asset yang cukup besar dan meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEADAAN PERUSAHAAN DAN MASALAH. Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan

BAB 3 ANALISIS KEADAAN PERUSAHAAN DAN MASALAH. Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan BAB 3 ANALISIS KEADAAN PERUSAHAAN DAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT Bank X yang berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 adalah salah satu bank terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika persaingan bisnis terus berkembang dan berevolusi dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika persaingan bisnis terus berkembang dan berevolusi dari waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika persaingan bisnis terus berkembang dan berevolusi dari waktu ke waktu. Dinamika persaingan bisnis ini terjadi di berbagai sektor industri, tidak terkecuali

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Indonesia setidaknya memiliki dua hal penting dalam menyikapi jatuhnya industri perbankan, karena hal itu tidak hanya berakibat buruk terhadap sistem perbankan itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan 31 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Risiko kredit atau dalam bahasa asing disebut credit risk adalah suatu potensi kerugian yang disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar) dari debitur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang pembiayaan. Sejak didirikan pada tahun 1990, Adira Finance telah

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang pembiayaan. Sejak didirikan pada tahun 1990, Adira Finance telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan. Sejak didirikan pada tahun 1990, Adira Finance telah menjadi

Lebih terperinci

TNA & RPI. Bogor, 08 Oktober 2016

TNA & RPI. Bogor, 08 Oktober 2016 TNA & RPI Bogor, 08 Oktober 2016 Program Pengembangan Karyawan BPJS Ketenagakerjaan Sejarah Pengelola Pengembangan Karyawan PT. ASTEK Biro Kepegawaian Biro SDM Divisi Pengelolaan Pengembangan Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab 4 ini akan dibahas mengenai, analisis pengukuran risiko kredit consumer khususnya mortgage (KPR) pada Bank X dengan menggunakan Internal Model CreditRisk+. Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian dalam karya akhir ini dilakukan melalui studi pustaka, pengumpulan data dan analisa kuantitatif. Studi pustaka digunakan untuk menyusun landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

PT Bank Bukopin Tbk. Sejarah. Misi. Visi 12/20/2011

PT Bank Bukopin Tbk. Sejarah. Misi. Visi 12/20/2011 Sejarah PT Bank Bukopin Tbk Barkah Rezasyah Dedi Putra Rakhmat Robbi Richi Aktorian Sandi Welviko Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 Didukung oleh lebih dari 300 kantor yang tersebar

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang terkumpul: 1. Belum tercapainya target capability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Australia and New Zealand Banking Group Limited (XYZ Grup) didirikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Australia and New Zealand Banking Group Limited (XYZ Grup) didirikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Australia and New Zealand Banking Group Limited (XYZ Grup) didirikan pada tahun 1835 dan saat ini merupakan salah satu perusahaan terbesar di Australia dan Selandia

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman informasi dan globalisasi, kompetisi yang terjadi pada seluruh bidang usaha menjadi semakin ketat ditandai dengan semakin banyaknya lini produk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada bab bab sebelumnya berdasarkan scorecard yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada bab bab sebelumnya berdasarkan scorecard yang telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan evaluasi kinerja terhadap PT. Putraduta Buanasentosa yang telah diuraikan pada bab bab sebelumnya berdasarkan scorecard yang telah ditetapkan, maka pada bab ini penulis

Lebih terperinci

ICT dan Ekonomi Syariah Perbankan Syariah

ICT dan Ekonomi Syariah Perbankan Syariah ICT dan Ekonomi Syariah Perbankan Syariah Wiku Suryomurti, ST., MSi http:// http://www.ilmuekonomisyariah.com http://www.prides-indonesia.com rasyidin@gmail.com 021-93695209 0818-06550839 Tujuan Perkuliahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai fungsi sistem pengolahan data elektronik dalam menunjang efektivitas pemebrian kredit small business, penulis

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

PERLUNYA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO. Disusun Oleh : Eko Dedi Rukminto

PERLUNYA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO. Disusun Oleh : Eko Dedi Rukminto PERLUNYA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Disusun Oleh : Eko Dedi Rukminto AWAL ERA MANAJEMEN RISIKO 1. SEBAGIAN BANK DI DUNIA MENGALAMI KEJATUHAN YI TINGKAT LEVERAGE (CAPITAL/ASSET) BERADA < 2 % (BANK HARUS

Lebih terperinci

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Lampiran 2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/13 /DASP tanggal 12 April 2013 2.1 Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Character dan Numeric KETERANGAN... 2.2 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Character

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. keuangan yang telah terpublikasi di website resmi pada Bank OCBC NISP dan

BAB V PENUTUP. keuangan yang telah terpublikasi di website resmi pada Bank OCBC NISP dan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan serta didukung dengan uraian pembahasan yang telah diuraikan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional Pengelolaan Risiko Operasional Manajemen Risiko, Sesi 9 Latar Belakang Bank-bank menempatkan perhatian terhadap risiko operasional sama pentingnya dengan risiko-risiko lainnya. Risiko operasional dapat

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja praktek dilaksanakan mulai tanggal 06 juli 2009 sampai dengan 31 agustus 2009. Selama melaksanakan kerja praktek, penulis ditempatkan

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank X mempertajam fokus bisnis untuk meningkatkan kinerja. Memasuki usia ke-11 pada 2009, Bank X akan mengembangkan bisnis yang memberi nilai tambah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah krisis ekonomi global saat ini semua negara merasakan imbasnya, termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut Badan Pusat

Lebih terperinci

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD TESIS ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD Prof. Ir.Gamantyo Hendrantoro,M.Eng.,Ph.D Naning Wessiani, ST.,MM IKE HARUM DIANTI [2210 206 717] Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang besar dalam hal pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi antara bank

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dilakukan pembagian beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan produk low cost & acquirer platform

BAB V RENCANA AKSI. dilakukan pembagian beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan produk low cost & acquirer platform BAB V RENCANA AKSI Dalam menindaklanjuti strategi dan rencana yang di bahas pada bab IV, perlu disusun rencana aksi yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Penjabaran rencana aksi mencakup tata waktu kegiatan,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bank-bank dituntut untuk menjadi lebih dinamis terhadap perubahan agar siap bersaing

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan bisnis yang pesat dan semakin meningkatnya kompleksitas produk bankmenyebabkan risiko kegiatan usaha bank juga semakin kompleks. oleh karena itu, bank ABC dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

RANCANGAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI DIVISI KREDIT PADA KEGIATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PT XYZ

RANCANGAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI DIVISI KREDIT PADA KEGIATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PT XYZ RANCANGAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI DIVISI KREDIT PADA KEGIATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PT XYZ Tineke Program Studi S2 MM Eksekutif Muda Sekolah Tinggi Manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam karya akhir ini pengukuran risiko yang ditunjukan terhadap pembiayaan murabahah pada BNI Syariah dengan menggunakan Metode CreditRisk +, Dalam penerapan metode pengukuran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

Framework Strategic- Opera2onal- Performance Management

Framework Strategic- Opera2onal- Performance Management Framework Strategic- Opera2onal- Performance Strategic (Growth) Panjang (>5 tahun) Breakthrough (0 menjadi 1) Menengah (3-5 tahun) Opera2onal (Profitability) Pendek (1-3 tahun) Improvement (1 menjadi ~)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

Herliana Widyaningrum

Herliana Widyaningrum Herliana Widyaningrum 2210 206 703 Pelayanan prima didukung TI merupakan bagian visi dan misi Instansi Pemerintah Pembangunan Infrastruktur jaringan semakin berkembang Tata kelola layanan jaringan saat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bandung adalah salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang, bisnis akomodasi di Kota bandung pun semakin berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dianalisis dalam karya akhir ini adalah mengenai pengukuran risiko kredit di bagian Consumer Banking, khususnya untuk kredit

Lebih terperinci

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM)

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Oleh: Antonius Alijoyo July 2011 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan, penulis dihadapkan pada pertanyaan sejauh apa diperlukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Gandum Mas Kencana merupakan perusahaan di bidang pabrikasi yang memproduksi bahan makanan untuk keperluan industri, food service dan consumer goods. Produk yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 - Wawancara dengan pihak PT. Panasonic Manufacturing Indonesia. Departemen Finance and Accounting

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 - Wawancara dengan pihak PT. Panasonic Manufacturing Indonesia. Departemen Finance and Accounting L 1 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 - Wawancara dengan pihak PT. Panasonic Manufacturing Indonesia Pihak yang diwawancarai : Bapak Yuswa dari bagian Fixed Asset management Departemen Finance and Accounting 1. Modul

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan Bank ABC pada mulanya didirikan dengan menggunakan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Perusahaan mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA TUGAS TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI IMPLEMENTASI MODUL FINANSIAL SISTEM ERP PADA PT. IEV PABUARAN KSO NAMA : RESTU TRIANGGA NIM : 41813110107 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan urat nadi perekonomian nasional. Salah satu peran penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu menjadi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk merancang pengukuran kinerja dan mengukur kinerja pada BBLKI Serang dengan pendekatan metode Balanced Scorecard yang meliputi perspektif keuangan,

Lebih terperinci

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Bakrie LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X 51 BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK + Dalam Bab 4 secara lebih mendalam akan dibahas analisis mengenai pengukuran risiko kredit konsumtif pada bank X dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya PT. Telkom Indonesia,Tbk divisi cis. Dengan adanya pengukuran kinerja, perusahaan dapat melihat

Lebih terperinci

COST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A

COST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A Modul PJJ Mata Ajar COST BENEFIT INVESTASI TIK Topik Bahasan STRATEGI MENILAI MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI Versi 2013/1.0 Nama File CBIT-8A-StrategiMenilai.pdf Referensi Pembelajaran 8-A 82 15. Strategi

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus dana dalam suatu perekonomian. Jika sebuah bank mengalami permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. arus dana dalam suatu perekonomian. Jika sebuah bank mengalami permasalahan, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga yang berperan menjalankan fungsi intermediasi atas arus dana dalam suatu perekonomian. Jika sebuah bank mengalami permasalahan, dampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1). I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perbankan adalah lembaga intermediasi yang berfungsi sebagai pengumpul dana masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka menggerakan roda

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kartu kredit merupakan salah satu jenis produk yang ditawarkan bank dan merupakan salah satu jenis pelayanan pembiayaan. Kartu kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Komersial dan UKM 01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan

Lebih terperinci

BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bank Riau Kepri adalah bank BUMD milik Pemerintah ProvinsiRiau dan

BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bank Riau Kepri adalah bank BUMD milik Pemerintah ProvinsiRiau dan 41 BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah Perusahaan Bank Riau Kepri adalah bank BUMD milik Pemerintah ProvinsiRiau dan Kepulauan Riau yang berkantor pusat di Pekan Baru, Riau, Indonesia. Berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu inisiatif besar dalam proses transformasi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan

Lebih terperinci