BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian"

Transkripsi

1 BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk merancang pengukuran kinerja dan mengukur kinerja pada BBLKI Serang dengan pendekatan metode Balanced Scorecard yang meliputi perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis serta pertumbuhan dan pembelajaran dan dilakukan pembobotan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). 5.1 Hasil Utama dari Penelitian Perancangan Pengukuran Kinerja Berdasarkan pada hasil dari penelitian diperoleh bahwa perancangan kinerja meliputi empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis serta pembelajaran dan pertumbuhan, dimana dalam masing-masing perspektif diterjemahkan ke dalam sasaran-sasaran strategis dan Key Performance Indicator (KPI). Sasaran strategis pada masing-masing perspektif adalah sebagai berikut: 1. Perspektif Keuangan sasaran strategisnya adalah: a. Peningkatan pelatihan berbasis kompetensi b. Peningkatan pemagangan yang sesuai dengan kebutuhan kerja c. Peningkatan tenaga pelatihan yang kompeten Untuk perspektif keuangan ini berbeda dengan organisasi nirlaba, karena organisasi nirlaba perspektif keuangan berorientasi pada keuntungan sedangkan BBLKI Serang untuk perspektif keuangan berorientasi kepada realisasi anggaran atau penyerapan anggaran, karena program kerja yang ada sudah ditetapkan oleh Kemnaker R.I sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Organisasi dan tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja, demikian juga dengan strategy map tidak sama dengan organisasi nirlaba. Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), sasaran 92

2 strategis peningkatan tenaga pelatihan yang kompeten mendapat point yang paling besar yaitu sebesar 0,733, seperti terlihat pada Gambar 5.1 Gambar 5.1 Hasil Pembobotan Kepentingan pada Perspektif Keuangan 2. Perpektif Pelanggan sasaran strategisnya adalah: a. Peningkatan pangsa pasar b. Perluasan jaringan c. Kepuasan pelanggan/peserta pelatihan Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), sasaran strategis kepuasan pelanggan/peserta pelatihan mendapat point yang paling besar yaitu sebesar 0,594, seperti terlihat pada Gambar

3 Gambar 5.2 Hasil Pembobotan Kepentingan pada Perspektif Pelanggan 3. Perpektif proses bisnis internal sasaran strategisnya adalah: a. Peningkatan kualitas proses pembelajaran b. Peningkatan kualitas lulusan peserta pelatihan Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), sasaran strategis peningkatan proses pembelajaran mendapat point yang paling besar yaitu sebesar 0,799, seperti terlihat pada Gambar

4 Gambar 5.3 Hasil Pembobotan Kepentingan pada Perspektif Proses Bisnis Internal 4. Perpektif pertumbuhan dan pembelajaran sasaran strategisnya adalah: a. Peningkatan kualitas SDM Dimana pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sasaran strategisnya adalah peningkatan kualitas SDM maka pointnya hanya pada peningkatan kualitas SDM. Tahapan selanjutnya adalah KPI (Key Performance Indicator) pada masingmasing perspektif yaitu sebagai berikut: 1. Perspektif Keuangan dengan KPI diantaranya adalah: a. Jumlah pelatihan berbasis kompetensi b. Jumlah pemagangan yang sesuai dengan kebutuhan kerja c. Jumlah tenaga pelatihan yang kompeten 95

5 Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), jumlah tenaga pelatihan yang kompeten mendapat point yang paling besar yaitu sebesar 0,594, seperti terlihat pada Gambar 5.4 Gambar 5.4 Hasil Pembobotan Kepentingan antar KPI pada Perspektif Keuangan 2. Perspektif Peningkatan Kualitas Lulusan dengan KPI diantaranya adalah: a. Jumlah peserta pelatihan yang memperoleh sertifikat kompeten b. Jumlah penempatan peserta pelatihan Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), jumlah penempatan peserta pelatihan mendapat point yang paling besar yaitu sebesar 0,799, seperti terlihat pada Gambar

6 Gambar 5.5 Hasil Pembobotan Kepentingan antar KPI pada Perspektif peningkatan kualitas lulusan 3. Perspektif Peningkatan Kualitas SDM dengan KPI diantaranya adalah: a. Studi lanjut instruktur dan staf b. Kursus dan pelatihan karyawan c. Seminar dan workshop untuk instruktur dan staf Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), kursus dan pelatihan karyawan mendapat point yang paling besar yaitu sebesar 0,667, seperti terlihat pada Gambar 5.6: 97

7 Gambar 5.6 Hasil Pembobotan Kepentingan antar KPI pada Peningkatan Kualitas SDM Pengukuran Kinerja BBLKI Serang Pengukuran kinerja di UPTP Kemnaker R.I (BBLKI Serang) adalah sebagai berikut: pertama menerjemahkan visi, misi kedalam sasaran strategis sesuai dengan perspektif pada Balanced Scorecard, selanjutnya membuat strategy map, kemudian dari sasaran strategis diturunkan menjadi Key Performance Indicator (KPI), melakukan penetapan target untuk masing-masing KPI, selanjutnya melakukan penetapan ketentuan pengukuran kinerja, serta menganalisa kinerja sesuai dengan perspektif dalam Balanced Scorecard dan yang terakhir melakukan scorering untuk mengetahui score tertinggi dan yang terendah dari masingmasing perspektif. Sehingga didapatkan hasil pengukuran kinerja Balanced Scorecard yang menggambarkan kondisi organisasi saat ini. Skor untuk perspektif pelanggan dengan skor tertinggi yaitu 1,2909, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan skor yaitu 1,116, perspektif proses bisnis internal dengan 98

8 skor yaitu 1,07 dan untuk perspektif keuangan dengan skor yaitu 0,702, pada perspektif pelanggan, pertumbuhan pelanggan/peserta pelatihan memperoleh skor yang paling rendah yaitu 0,358, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, studi lanjut instruktur dan staf serta seminar dan workshop instruktur memperoleh skor yang paling rendah yaitu 0,186, perspektif proses bisnis internal, jumlah peserta yang memperoleh sertifikat kompetensi memperoleh skor yang paling rendah yaitu 0,076, sedangkan untuk perspektif keuangan jumlah pemagangan yang sesuai dengan kebutuhan kerja memperoleh skor paling rendah yaitu 0,0492. Sehingga dapat dilakukan langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja pada masing-masing perspektif Rekomendasi Perbaikan Pengukuran Kinerja bagi BBLKI Serang Pada dasarnya penerapan Balanced Scorecard di bidang bisnis sangat banyak dan sangat luas, tetapi belum banyak di bidang pelatihan atau pendidikan. Seperti dijelaskan oleh Weerasooriya, (2015) penerapan Balanced Scorecard di perguruan tinggi khususnya di bidang pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan rencana strategis dan mendorong untuk mencapai tujuan organisasi serta sebagai sarana untuk merasionalisasi keputusan manager serta mengevaluasi kinerja. Di saat banyak institusi atau lembaga pelatihan menghadapi masalah sertifikasi dan penempatan, maka dipandang perlu untuk mengambil variasi tindakan yang mempertegas eksitensi institusi dihadapan publik. Hal ini sejalan Pauline Ratnasingam, (2009) menjelaskan penggunaan BSC di sektor publik layanan web dengan cara menentukan critical factor success yang ada di masing-masing perspektif di dalam Balanced Scorecard serta mengintegrasi kualitas dan menyediakan peta strategi dan menunjukkan bagaimana informasi akan ditunjukkan sehingga potensi penggunaan layanan web akan dicapai. Dari hasil penelitian tersebut maka diperoleh kesempatan untuk mengimplementasikan di BBLKI Serang untuk melakukan perbaikan kinerja. Dengan cara melakukan dokumentasi perbaikan kinerja yang telah berjalan dan 99

9 yang akan berjalan. Sehingga target perbaikan kinerja dari segi waktu dan yang lainnya dapat tercapai. Didasarkan pada strategy map yang telah disusun. Visi dan Misi BBLKI Serang Tujuan BBLKI Serang Penjabaran strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Pengimple mentasian strategi yang telah ditentukan Evaluasi kinerja, monitoring program baru, perbaikan jika diperlukan Revisi sesuai kebutu han Revisi sesuai kebutu han Perbaikan/ perubahan jika diperlukan Perbaikan/ perubahan jika diperlukan Kembali ke tahap 1,2,3, atau 4jika diperlukan Gambar 5.7 Tahapan pengimplementasian strategy map Sumber: Thompson & Strickland, 2004 Pada tahapan implementasi strategy map harus dijadikan dasar bagi semua pihak yang ada di BBLKI Serang. Langkah selanjutnya adalah menjabarkan langkah kebijakan secara terperinci dengan target dan pengukurannya. Sesuai dengan Gambar 5.7 maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: A. Perspektif Keuangan BBLKI Serang berusaha untuk terlaksananya pelatihan berbasis kompetensi, terlaksananya pemagangan yang sesuai dengan kebutuhan kerja, tersedianya tenaga pelatihan yang kompeten, sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Organisasi dan tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja. Program yang telah ditetapkan tersebut akan berpengaruh dengan realisasi penyerapan anggaran yang sudah ditetapkan 100

10 oleh pemerinatah pusat. Dari hasil perhitungan dan analisa pembahasan yang telah dilakukan menggunakan Balanced Scorecard maka diperoleh skor untuk peningkatan pelatihan berbasis kompetensi sebesar (0,0275), untuk peningkatan pemagangan yang sesuai kebutuhan kerja (0,0123) dan peningkatan tenaga pelatihan yang kompeten (0,109). Tabel 5.1 menjelaskan secara ringkas perbaikan kinerja dengan Balanced Scorecard dari sisi keuangan. Dimana pada perspektif keuangan pelatihan berbasis kompetensi hasil yang diharapkan meningkat 10% dengan melakukan inisiatif diantaranya sosialisasi program ke sekolah-sekolah, serta melakukan pembuatan dan menyebarkan brosur tentang pelatihan yang ada di BBLKI serang. Pemagangan yang sesuai kebutuhan kerja meningkat 20% dengan melakukan inisiatif diantaranya melakukan TNA ke perusahaan sehingga pelatihan yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat terpenuhi serta memaksimalkan kios 3 in 1 sehingga komuniksi antara perusahaan dan peserta pelatihan dapat terlaksana. Sementara untuk tenaga pelatihan yang kompeten diharapkan meningkat 10% dapat diwujudkan denga cara mengikuti pelatihan dan kursus baik dari instansi sendiri atau melakukan kerjasama dengan instansi lain, serta instruktur atau karyawan dapat mengajukan pengembangan kompetensi yang diinginkan. Sehingga tenaga pelatihan yang kompeten dapat terlaksana, dapat dilihat pada Tabel 5.1 Tabel 5.1 Perbaikan dari pengukuran pada sisi keuangan Kartu Skor Tingkat Departemen Rencana Aksi Keuangan Program yang diharapkan Inisiatif Pelatihan Berbasis Kompetensi Pemagangan yang sesuai kebutuhan kerja Peningkatan pelatihan berbasis kompetensi Peningkatan pemagangan yang sesuai kebutuhan kerja persentase jumlah pelatihan berbasis kompetensi sebesar 10% persentase jumlah pemagangan yang sesuai kebutuhan 1. Melakukan sosialisasi program ke sekolah-sekolah. 2. Membuat dan menyebarkan brosur tentang pelatihan di BBLKI Serang 1. Melakukan TNA ke perusahaan (kebutuhan pelatihan yang 101

11 Keuangan Tenaga pelatihan yang kompeten Kartu Skor Peningkatan tenaga pelatihan yang kompeten B. Perspektif Pelanggan Tingkat Departemen Program yang diharapkan kerja sebesar 20% persentase jumlah peningkatan tenaga pelatihan yang kompeten sebesar 10% Rencana Aksi Inisiatif dibutuhkan oleh perusahaan) 2. Memaksimalkan Kios 3 in 1 Melakukan pengembangan SDM dengan cara untuk mengikuti pelatihan dan kursus-kursus. Pelanggan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk itu perlu dibuat keseimbangan tiap-tiap nilai untuk memenuhi kebutuhan dari setiap pelanggan. Dari hasil perhitungan dan analisa pembahasan yang telah dilakukan menggunakan Balanced Scorecard maka diperoleh skor untuk peningkatan pangsa pasar (0,0895), untuk perluasan jaringan (0,0493), dan kepuasan peserta pelatihan atau menurunnya jumlah peserta pelatihan yang keluar (0,203). Tabel 5.2 menjelaskan secara ringkas perbaikan kinerja dengan Balanced Scorecard dari sudut pandang pelanggan. Dimana pada perspektif pelanggan peningkatan pangsa pasar meningkat sebesar 20% dapat diwujudkan dengan cara melakukan sosialisasi ke sekolah dan lembaga, melalui media seperti internet, koran, radio. Untuk persentase jalinan kerjasama meningkat sebesar 10% dapat diwujudkan dengan cara melakukan perbaikan kualitas layanan, perbaikan sarana dan prasarana, serta meningkatkan kompetensi instruktur. Sementara untuk mengurangi jumlah peserta pelatihan yang keluar sebesar 0% dapat diwujudkan dengan cara melakukan perbaikan kurikulum dan program, meningkatkan penempatan kerja serta meningkatkan peralatan sesuai kemajuan teknologi, dapat dilihat pada Tabel

12 Tabel 5.2 Perbaikan dari pengukuran pada sisi pelanggan Kartu Skor Tingkat Departemen Rencana Aksi Pelanggan Program yang diharapkan Inisiatif Meningkatnya pertumbuhan peserta pelatihan Peningkatan pangsa pasar Perluasan Jaringan Kepuasan Peserta Pelatihan Meningkatnya jalinan kerjasama dengan pihak ke tiga Mengurangi jumlah peserta pelatihan yang keluar C. Perspektif Proses Bisnis Internal persentase pertumbuhan peserta pelatihan sebesar 20% setiap tahunnya persentase jalinan kerjasama dengan pihak ke tiga sebesar 10 % setiap tahun Mengurangi persentase jumlah peserta pelatihan yang keluar sebesar 0% setiap tahun 1. Melakukan sosialisasi ke sekolah dan lembaga masyarakat 2. Melakukan sosialisasi melalui media seperti web, radio dan koran 1. Melakukan perbaikan kualitas layanan 2. Melakukan perbaikan sarana dan prasarana 3. Melakukan up grade untuk instruktur 1. Melakukan perbaikan kurikulum dan program 2. penempatan kerja peserta di perusahaan 3. peralatan pelatihan sesuai dengan kemajuan teknologi Pada perspektif Proses Bisnis Internal menjelaskan bagian-bagian yang penting dan kritis dari proses internal yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan realisasi keuangan yang akan mempengaruhi pada perspektif keuangan. Dari hasil perhitungan dan analisa pembahasan yang telah dilakukan menggunakan Balanced Scorecard maka diperoleh skor untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran atau rasio instrultur dan peserta pelatihan (0,1816), untuk 103

13 peningkatan kualitas lulusan (0,0454) dimana KPInya adalah jumlah peserta pelatihan yang memperoleh sertifikat kompeten (0,009) sedangkan untuk jumlah penempatan peserta pelatihan (0,0363). Tabel 5.3 menjelaskan secara secara ringkas perbaikan kinerja dengan Balanced Scorecard dari sudut pandang proses bisnis internal. Dimana pada perspektif proses bisnis internal meningkatkan persentase proses pembelajaran dengan cara mempertahankan rasio instruktur dan peserta pelatihan 1:16, serta menindak lanjuti hasil TNA dari perusahaan untuk dijadikan masukan dan perbaikan supaya sesuai dengan kebutuhan perusahaan, meningkatkan persentase peserta pelatihan yang kompeten dan penempatan peserta pelatihan di perusahaan sebesar 100% dengan cara diantaranya membentuk forum komunikasi dengan perusahaan sehingga memudahkan dalam berbagi informasi baik untuk kebutuhan tenaga kerja maupun pelatihan yang diinginkan serta meningkatkan kompetensi SDM dengan cara mengikuti kursus atau pelatihan dan up grading instruktur. Melakukan TNA ke perusahaan untuk mendapatkan masukan mengenai materi yang dibutuhkan oleh perusahaan serta kebutuhan kompetensi yang diperlukan oleh perusahaan sehingga program link and match bias terwujud dan program pelatihan yang sudah di lakukan oleh BBLKI Serang bisa terserap di perusahaan karena sesuai dengan kebutuhan yang ada di perusahaan, dapat dilihat pada Tabel

14 Tabel 5.3 Perbaikan dari pengukuran pada sisi proses bisnis internal Kartu Skor Tingkat Departemen Rencana Aksi Proses Bisnis Program yang Inisiatif Internal diharapkan Kualitas proses pembelajaran Kualitas lulusan kualitas mengajar peserta pelatihan yang kompeten dan penempatan peserta pelatihan persentase proses pembelajaran persentase peserta pelatihan yang kompeten dan penempatan peserta pelatihan di perusahaan sebesar 100% 1. Setiap paket pelatihan terdiri dari 16 peserta sehingga rasio instruktur dan staf 1:16 2. Menindak lanjuti hasil TNA dari perusahaan 1. Membentuk forum komunikasi dengan perusahaan 2. kompetensi SDM dcngan pengembang an SDM melalui kursus dan pelatihan serta up grading 3. Melakukan TNA ke perusahaan supaya mendapat materi pelatihan yang perlu di tingkatkan dan di tambah jumlah jam latihannya dengan pengisian kuisioner yang sudah dibuat D. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Selanjutnya pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dilakukan beberapa proses yang bertujuan untuk memperbaiki proses secara berkelanjutan di dalam institusi supaya didapatkan hasil yang sesuai dengan target dah harapan. Dari hasil 105

15 perhitungan dan analisa pembahasan yang telah dilakukan menggunakan Balanced Scorecard maka diperoleh skor untuk peningkatan kualitas SDM (0,279) dimana KPInya adalah studi lanjut instruktur dan staf skornya adalah (0,0465), untuk kursus dan pelatihan karyawan skornya (0,186) dan untuk seminar dan workshop untuk instruktur dan staf skornya (0,0465). Tabel 5.4 menjelaskan secara secara ringkas perbaikan kinerja dengan Balanced Scorecard dari sudut pandang proses pertumbuhan dan pembelajaran. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran meningkatkan persentase studi lanjut instruktur dan staf sebesar 10% dapat diwujudkan dengan cara memberikan perintah kepada instruktur dan staf untuk mengikuti seleksi program bea siswa yang diberikan oleh kementerian, mengikuti program bea siswa dari kementerian atau lembaga lain serta memberikan penjelasan kepada instruktur dan staf untuk melanjutkan studi supaya meningkatkan karir. kursus dan pelatihan karyawan sebesar 10% dapat diwujudkan dengan cara menambah anggaran untuk pengembangan SDM, melakukan kerjasama dengan kementerian atau lembaga untuk kursus dan pelatihan karyawan. seminar dan workshop instruktur 10% dapat diwujudkan dengan cara meningkatkan jejaring dengan vendor peralatan sehingga ada pelatihan, seminar dan workshop dari vendor tersebut yang berkaitan dan berkelanjutan dengan adanya kemajuan teknologi sehingga ada penjelasan mengenai peralatan dan program baru, dapat dilihat pada Tabel 5.4 Tabel 5.4 Perbaikan dari pengukuran pada sisi partumbuhan dan pembelajaran Kartu Skor Tingkat Departemen Rencana Aksi Pertumbuhan dan Pembelajaran Program yang diharapkan Inisiatif kualitas SDM studi lanjut instruktur dan staf persentase studi lanjut instruktur dan staf sebesar 10% setiap tahun 1. Memberikan surat perintah kepada instruktur dan staf untuk mengikuti seleksi program bea siswa yang diberikan oleh kementerian 106

16 Tabel 5.4 Perbaikan dari pengukuran pada sisi pertumbuhan dan pembelajaran (lanjutan) Pertumbuhan dan Pembelajaran Kartu Skor kursus dan pelatihan karyawan seminar dan workshop untuk instruktur Tingkat Departemen Program yang diharapkan kursus dan pelatihan karyawan sebesar 10% setiap tahun seminar dan workshop instruktur sebesar 10% setiap tahun Rencana Aksi Inisiatif 2. Memberikan pengertian untuk jabatan fungsional dan staf untuk meningkatkan karir dengan melanjutkan studi 1. Menambah anggaran untuk pengembang an SDM 2. kerjasama dengan lembaga dan kementerian lain untuk kursus dan pelatihan karywan jejaring dengan vendor peralatan sehingga ada seminar dan workshop yang berkelanjutan dengan adanya peralatan atau program baru 5.2 Perbandingan/kajian dengan Studi Terdahulu Hasil pengukuran kinerja Balanced Scorecard yang menggambarkan kondisi organisasi saat ini adalah sebagai berikut: skor untuk perspektif pelanggan dengan skor tertinggi yaitu 1,2909, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan skor yaitu 1,116, perspektif proses bisnis internal dengan skor yaitu 1,07 dan untuk perspektif keuangan dengan skor yaitu 0,702, pada perspektif pelanggan, pertumbuhan pelanggan/peserta pelatihan memperoleh skor yang paling rendah yaitu 0,358, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, studi lanjut instruktur dan staf serta seminar dan workshop instruktur memperoleh skor yang paling rendah yaitu 0,186, perspektif proses bisnis internal, jumlah peserta yang memperoleh 107

17 sertifikat kompetensi memperoleh skor yang paling rendah yaitu 0,076, sedangkan untuk perspektif keuangan jumlah pemagangan yang sesuai dengan kebutuhan kerja memperoleh skor paling rendah yaitu 0,0492. Berdasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa orang dan menjadi pembanding untuk penelitian ini terutama mengenai penerapan Balanced Scorecard diantaranya adalah : a. Weerasooriya, (2015) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja untuk mengevaluasi universitas berdasarkan perspektif keuangan dan terkait dengan visi dan misi universitas serta untuk mengukur kepuasan manajeman. b. Farshad Behrouzi et al, (2014) menjelaskan pengunaan Balanced Scorecard sangat berguna untuk megukur kinerja di sector kesehatan dengan cara perspektif yang ada didadalam BSC ditentukan KPInya untuk mencapai tujuan strategisnya. c. Pauline Ratnasingam, (2009) menjelaskan penggunaan BSC di sector publik layanan web dengan cara menentukan critical factor success yang ada di masing-masing perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard serta mengintegrasi kualitas dan menyediakan peta strategi dan menunjukkan bagaimana informasi akan ditunjukkan sehingga potensi penggunaan layanan web akan dicapai. d. Khan et al, (2011) menjelaskan penggunaan Balanced Scorecard untuk mengukur finansial dan non finansial. Dengan cara melakukan pengukuran dari sisi finansial dan non finansial yang diadopsi dari BSC, sehingga dapat diketahui pembobotannya. e. Durkacova et al, (2012) menjelaskan penggunaan BSC untuk pengembangn proses produk dengan cara menentukan KPI dalam perspektif Balanced Scorecard kemudian menentukan tujuan strategis sesuai dengan visi dan misi. Pada KPI harus mencerminkan kualitas kegiatan pengelolaan dan focus pada kemajuan, biaya, waktu, kinerja, efisiensi, kepuasan pelanggan dan komunikasi internal dan kerjasama, dan diperlukan perbaikan terus menerus. 108

18 Penelitian yang dilakukan oleh Khan et al (2011) dan Durkacova et al, (2012) memiliki kesamaan metode penelitian dengan tesis ini, yaitu melakukan pengukuran dari sisi finansial dan non finansial yang di adopsi dari Balanced Scorecard kemudian diketahui pembobotannya. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Pauline Ratnasingam, (2012) dengan tesis ini adalah dengan terlebih dahulu menentukan critical factor success yang ada di masing-masing perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard serta mengintegrasikan kualitas dan menyediakan peta strategi dan menunjukkan bagaimana informasi akan ditunjukkan sehingga potensi penggunaan layanan web akan tercapai. Pada penelitian Weerasooriya, (2015) terdapat sedikit perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada penelitian ini dilakukan sebagai pengukuran kinerja untuk mengevaluasi universitas berdasarkan perspektif keuangan dan terkait dengan visi dan misi universitas serta untuk mengukur kepuasan manajeman 5.3 Implikasi Industri Implikasi penelitian ini dalam dunia industri adalah sebagai berikut: 1. Adanya peningkatan kualitas instruktur dan staf yang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi maupun mengikuti kursus dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi diharapkan dapat memberikan masukan kepada organisasi tentang program pelatihan yang sedang berkembang dan banyak peminatnya sehingga apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat disediakan, serta dengan adanya peningkatan kualitas karyawan maupun instruktur diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan peserta pelatihan yang dihasilkan sehingga kualitas yang dihasilkan akan lebih meningkat dan secara tidak langsung mempengaruhi jumlah penempatan peserta pelatihan di perusahaan juga akan meningkat. 2. Adanya peningkatan kualitas peserta pelatihan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga akan dapat meningkatkan pangsa pasar serta 109

19 dengan adanya pengembangan jejaring maka akan semakin banyak peserta pelatihan yang mendaftar sehingga kualitas peserta pelatihan yang akan diterima kualitasnya juga akan meningkat, karena persaingan akan semakin ketat. 3. Dengan adanya peningkatan kualitas peserta pelatihan diharapkan proses pembelajaran juga semakin baik serta kualitas lulusan juga akan semakin meningkat sehingga tujuan dari BBLKI Serang dengan adanya pelatihan, sertifikasi, dan penempatan peserta pelatihan di dunia kerja akan terlaksana dengan baik. 4. Lembaga perlu membuat tolok ukur kinerja yang lebih jelas setiap awal tahun, dimana kinerja tersebut sangat berkaitan dengan pengukuran tingkat kepentingan. Adanya tolok ukur yang jelas diharapkan lembaga mampu bersaing denga lembaga lain Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan maupun kelemahan. Di sisi lain, keterbatasan dan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan-keterbatasan penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada masing-masing perspektif yang ada pada balanced scorecard dengan menerjemahkan visi, misi dan strategi institusi ke dalam sasaran-sasaran strategis untuk mengetahui tolak ukur yang akan digunakan sebagai indikator pengukuran kinerja di BBLKI Serang dari setiap tujuan strategis, serta dalam menterjemahkan visi, misi dan strategis ke dalam sasaran strategis terlebih dahulu dirumuskan sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai. 2. Penelitian ini hanya dilakukan di UPTP Kemnaker yaitu BBLKI Serang sehingga tidak didapatkan hasil untuk pembanding, serta analisa yang lebih mendalam. 110

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang 4.1.1 Visi Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang Menjadi pusat tenaga kerja yang professional dan berkualitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis yang telah dikembangkan di DISKOMINFO JABAR,

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis yang telah dikembangkan di DISKOMINFO JABAR, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dikembangkan di DISKOMINFO JABAR, dimulai dari penentuan arsitektur pengukuran, penentuan tujuan strategis, dan merancang KPI untuk setiap sasaran

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat Penelitian... 11 1.5.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) BAB I PENDAHULUAN Peran rumah sakit/rs dalam membangun kesejahteraan masyarakat sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) memiliki tanggung jawab untuk melayani pelanggan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mendorong kebutuhan atas tanah yang terus meningkat, sementara luas tanah yang ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan

BAB V KESIMPULAN. kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan BAB V KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Perusahaan maupun organisasi yang tidak memiliki system pengukuran kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan penilaian kinerja berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi balanced scorecard dimana balanced scorecard memiliki empat perspektif strategi, yaitu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja PDAM Kota Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara, bergerak di bidang jasa komunikasi pos dan giro yang melayani seluruh lapisan masyarakat. Untuk dapat mencapai keberhasilan jangka panjangnya,

Lebih terperinci

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data...

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data... v DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii yuprakata... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR SINGKATAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB 1 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM E-COMMERCE Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM 2 Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan suatu alat managemen yang menilai progres organisasional menuju tujuan strategik melalui pengukuran kinerja pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF E. GUMBIRA SA ID & SETIADI DJOHAR.

RINGKASAN EKSEKUTIF E. GUMBIRA SA ID & SETIADI DJOHAR. RINGKASAN EKSEKUTIF DEWI RAMDIANI, 2007.Perancangan Pengukuran Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) dengan Pendekatan Balanced Scorecard. DIbawah bimbingan

Lebih terperinci

2.1. Visi dan Misi...11

2.1. Visi dan Misi...11 ABSTRAK Dalam penulisan skripsi yang berjudul Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Balanced Scorecard, penelitian diadakan pada Perusahaan Jasa Transportasi XTrans Cabang Bandung. Selama

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK Oleh : Arie Kusuma Wardana H24104109 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bandung adalah salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang, bisnis akomodasi di Kota bandung pun semakin berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya PT. Telkom Indonesia,Tbk divisi cis. Dengan adanya pengukuran kinerja, perusahaan dapat melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. ABC, TBK Andreas Tri Panudju, Andi Hasryningsih Asfar, Fitri Fauziah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

Mengenal Balanced Scorecard

Mengenal Balanced Scorecard Mengenal Balanced Scorecard Dewasa ini balanced scorecard secara luas telah digunakan dalam industri, bisnis dan organisasi publik untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pembangunan dan pertumbuhan maupun berbagai tantangan dari perubahan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang terus berkembang di Indonesia, diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan terkait dengan masalah mutu pendidikan di Indonesia saat ini adalah tingkat mutu pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kini dan di masa depan, organisasi pasti mengalami lingkungan bisnis yang sangat komplek. Organisasi dituntut untuk saling berkompetisi, tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 3 NO. 2 AGUSTUS 2016 PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategik yang merupakan inovasi yang luar biasa. Balanced Scorecard dapat menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam empat perspektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI Disusun Oleh : AGUS WAHYU UTOMO NPM : 0632010027 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah sebagai bentuk reformasi pemerintahan daerah bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PABRIK GULA GENDING PROBOLINGGO Oleh Munifah Teknik Industri UNS ABSTRAKSI Pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan

Lebih terperinci

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD Banyak organisasi yang mampu merumuskan rencana strategis dengan baik, namun belum banyak organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan operasional bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut dikarenakan adanya kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Lestari Retnawati 1) dan Erma Suryani 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka pembangunan di berbagai bidang pun semakin giat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Banyak bidang yang dilayani oleh Kementerian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN STUDI STRATEGI MELALUI PENDEKATAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Heni Puspita, ST., MT Ketua Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Nurtanio Bandung Jl. Pajajaran No

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA Integrasi Metode Balance Scorecard dan Analytical Hierarchy Process... (Fithriyah dkk) INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 20 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan Dalam bab I ini akan dijelaskan latar belakang yang mendasari munculnya ide pembuatan rancangan IT Governance dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT. Disamping itu akan dibahas juga

Lebih terperinci

2 pengukuran kinerja masing-masing unit kerja. Model pengukuran kinerja yang digunakan di UNS saat ini masih bersifat manual yang cenderung mengedepan

2 pengukuran kinerja masing-masing unit kerja. Model pengukuran kinerja yang digunakan di UNS saat ini masih bersifat manual yang cenderung mengedepan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai salah satu Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan tinggi sebagaimana dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN -33- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah. Pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan atau langkah studi yang dilakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya persaingan dan kemajuan teknologi, menghadapkan perusahaan pada lingkungan bisnis yang kompleks dan dinamis. Persaingan industri yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang ditunjang oleh perkembangan teknologi yang pesat, inovasi tiada henti, dan perkembangan pengetahuan menuntut perusahaanperusahaan bersaing

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Keberadaan Badan Perpustakaan dan Arsip

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada potensi sumber daya alam yang mendukung dan potensi

Lebih terperinci

Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat

Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan saat ini sangat berperan dalam kemajuan negara dan. kemakmuran masyarakat. Perbankan di Indonesia pesat sekali

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan saat ini sangat berperan dalam kemajuan negara dan. kemakmuran masyarakat. Perbankan di Indonesia pesat sekali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan saat ini sangat berperan dalam kemajuan negara dan kemakmuran masyarakat. Perbankan di Indonesia pesat sekali perkembanganya, kapasitas perbankan sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan

Bab V Penutup. V.1 Kesimpulan 135 Bab V Penutup V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan proses pengolahan data dan analisis terhadap hasil penelitian pada Divisi TI dan beberapa Divisi/Fungsional lain di PT. Pos Indonesia, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

USULAN PENDEKATAN METODE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA CV. SINTA LESTARI

USULAN PENDEKATAN METODE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA CV. SINTA LESTARI USULAN PENDEKATAN METODE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA CV. SINTA LESTARI Sinta 0800748554 ABSTRAK Pengukuran kinerja merupakan hal yang esensial bagi perusahaan. Untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan pelaksanaan tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN

BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Kerangka Berpikir PT Usadi Sistemindo Intermatika merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Konsultan Teknologi Informasi. Pada saat ini perusahaan beroperasi belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat

Lebih terperinci

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA) 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006 Yogyakarta, 27 April 2006 Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim 1 dan Setio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang terus memberikan keberkahan dan nikmat kepada seluruh Civitas Akademika

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Kualitatif dengan Analisis Kuantitatif Pengukuran kinerja UPK Kecamatan Kertasari dan UPK Kecamatan Arjasari menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 791 PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum, S.T., M.T. Oleh: Ahmad Zahid Ali 2507100702 L/O/G/O www.themegallery.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perekonomian dunia dalam era pasar bebas, menjadikan persaingan bisnis semakin ketat termasuk persaingan bisnis di indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN DENGAN METODA BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS : PTS BANDUNG)

ANALISIS KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN DENGAN METODA BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS : PTS BANDUNG) Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 ANALISIS KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN DENGAN METODA BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS : PTS BANDUNG) 1 Rakhmat Ceha, 2 M. Dzikron AM.,

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangPenelitian Dalam perkembangan era globalisasi ini, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan atau laba yang tinggi, akan tetapi bukan itu tujuan utama satu-satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi ini telah mengakibatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN STANDAR KINERJA PT. PUTRA TUNAS MEGAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS DAN USULAN STANDAR KINERJA PT. PUTRA TUNAS MEGAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD ANALISIS DAN USULAN STANDAR KINERJA PT. PUTRA TUNAS MEGAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Mengikuti Seminar Sarjana Teknik Oleh ANTONY

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Balanced Scorecard

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Balanced Scorecard Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Balanced Scorecard Angraini UIN Sultan Syarif Riau Jl.HR Subrantas km 13 Panam, Pekanbaru Riau e-mail: ni_maifa@yahoo.com.com

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diterapkan di PPI dengan rancangan sebagai berikut:

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diterapkan di PPI dengan rancangan sebagai berikut: 109 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis kasus di PPI, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Rancangan perencanaan strategik dengan menggunakan rerangka BSC

Lebih terperinci

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD TESIS ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD Prof. Ir.Gamantyo Hendrantoro,M.Eng.,Ph.D Naning Wessiani, ST.,MM IKE HARUM DIANTI [2210 206 717] Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan pedoman kebijakan industri BPR agar jelas dan terarah yang disebut

I. PENDAHULUAN. memberikan pedoman kebijakan industri BPR agar jelas dan terarah yang disebut I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Indonesia melalui Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat memberikan pedoman kebijakan industri BPR agar jelas dan terarah yang disebut Cetak Biru atau Blue

Lebih terperinci