BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita
|
|
- Djaja Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 102 BAB V KESIMPULAN Periode Revolusi merupakan masa-masa yang sulit bagi Banten untuk beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita untuk menjadikan Banten yang diperintah oleh orang sendiri bersaing dengan kepentingan-kepentingan pihak dari luar Banten. Dalam hal ini pemuda yang tergabung dalam golongan revolusioner, menjadi representatif dari ketidakpuasan masyarakat terhadap arah dari situasi politik di Banten. Aksi-aksi yang dilakukan oleh para gerombolan tersebut, baik sebelum maupun setelah masa revolusi adalah contoh dari penolakan mereka terhadap unsur asing yang menghalangi Banten untuk mencapai cita-citanya. Pemuda revolusioner di Banten tidak terbentuk secara tiba-tiba karena revolusi. Latar belakang dari kehidupan para pemuda pada masa sebelumnya juga ikut mempengaruhi karakter dari para golongan pemuda tersebut. Istilah pemuda juga diartikan tidak hanya sebagai jenjang umur tertentu dari sebuah periodik kehidupan manusia, namun lebih kepada arti yang luas, yaitu sebagai orang yang belum memiliki status ekonomi dan sosial yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, mereka masih bergantung kepada kelompok yang lebih matang dan belajar dari sana. Seorang pemuda agamis maka akan bergabung dengan kelompok agamis lainnya, begitu juga dengan para Jawara dan pemuda-pemuda lainnya. Setidaknya pada peristiwa 1926 di Banten,
2 103 para pemuda dapat belajar caranya menyatukan suara rakyat Banten ke dalam sebuah gerakan, terlebih ketika pemimpin-pemimpin pada masa tersebut juga kembali muncul pada masa setelahnya. Pada masa pemerintahan Jepang, para pemuda Banten mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah pergerakan yang terorganisir. Seperti halnya di daerah-daerah lainnya, di Banten dibentuk organisasi kemiliteran Jepang yang bertujuan untuk mengumpulkan kekuatan untuk membantu Jepang dalam perangnya. Organisasi seperti PETA, Heiho, Seinendan adalah organisasi yang digunakan oleh para pemuda untuk belajar mengenai kemiliteran serta memupuk semangat kedaerahan untuk memperjuangkan wilayah Banten. Hasilnya setelah proklamasi dibacakan, para pemuda beserta golongan revolusionaris lainnya berhasil membuat takut syucokan dan fuku syucokan setempat dan akhirnya melarikan diri dari Banten. Beberapa pergerakan pemuda kemudian muncul setelahnya. Aksi-aksi dari mulai hal-hal yang bersifat nasional hingga merujuk kepada sebuah aksi revolusi sosial terjadi di Banten dengan sangat cepat dan dalam waktu yang singkat. Aksi penurunan bendera di beberapa kantor pemerintahan Jepang, hingga aksi main hakim sendiri kepada para pejabat lama yang dianggap mendukung pemerintahan asing, semua dilakukan oleh para pemuda. Bahkan dalam sebuah tatanan kepemrintahan, dari kalangan pemudalah yang kemudian memberikan ide untuk diangkatnya Ahmad Chatib sebagai residen di Banten. Sosok Ahmad Chatib memang sudah tidak asing dalam pergerakan di Banten. Keterlibatannya dalam peristiwa 1926, ex-daidancho PETA dan sebagai menantu dari seorang Kyai
3 104 ternama di Banten, menjadikan Ahmad Chatib sebagai tokoh berpengaruh bagi masyarakat Banten. Akan tetapi, kurangnya pengalaman dalam hal administrasi pemerintahan membuat sosok tersebut menjadi buruk di mata para pemuda. Hal ini terbukti dengan aksi pengancaman terhadap susunan pegawai pemerintahan di Banten. Dalam kasus ini Ahmad Chatib didesak untuk menunjuk orang-orang yang telah disepakati oleh para pemuda pada tahun Setelah pengangkatan Ahmad Chatib sebagai residen Banten dan munculnya Dewan Rakyat, eksistensi para pemuda menjadi sebagai kelompok independen menjadi tidak jelas. Hanya nama API yang banyak muncul dalam tulisan-tulisan sejarah sebagai perwakilan dari organisasi pemuda di Banten pada masa revolusi. Organisasi tersebut juga tidak terlalu memberikan peranan signifikan, terlebih setelah anggota API dilebur dengan mantan anggota PETA dan menjadi BKR pada tahun 1946, dan itu juga kembali dilebur dengan pasukan Siliwangi menjadi Brigade 1000 hingga Brigade Tirtayasa pada masa setelahnya. Hampir tidak ada pergerakan pemuda yang terpisah, atau paling tidak mengatasnamakan sebagai suatu gerakan pemuda. Memang ada sebuah upaya untuk memisahkan antara para tentara pelajar dari Brigade Tirtayasa, yang kemudian diberi nama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Akan tetapi mereka hanyalah bagian dari TKR Banten yang memiliki visi dan misi yang serupa. Laskar-laskar rakyat yang ada kebanyakan adalah sisa-sisa dari Dewan Rakyat.Dari sini sebenarnya dapat dilihat bahwa pemuda masih bergantung kepada kelompok-kelompok yang lebih matang.
4 105 Setelah revolusi, pemuda Banten dihadapkan akan sebuah pertanyaan mengenai jati dirinya, karena kali ini mereka tidak bisa lagi hanya ikut ke dalam sebuah pergerakan yang makin lama makin sedikit jumlahnya. Penurunan Ahmad Chatib menandakan bahwa intervensi pemerintah pusat dalam pemerintahan Banten semakin kuat. Pergerakan-pergerakan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat kini berubah menjadi pemberontakan terhadap pemerintah. Maka dari itu beberapa pemuda cukup kebingungan untuk menempatkan diri di dalam masyarakatnya. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulanginya seperti peningkatan sarana pendidikan dan transmigrasi kurang membuahkan hasil, karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah muncul kembali. Mereka yang senantiasa bergabung dalam kebijakan pemerintah tidak semuanya diuntungkan, begitu pula yang menolaknya. Golongan yang tidak diuntungkan ini kemudian harus memilih antara untuk tetap berusaha melakukan perubahan status, atau kembali dalam kehidupan lama tanpa perubahan dan melanjutkan hidupnya. Mereka yang berusaha memanfaatkan momen-momen yang terjadi setelahnya, salah satunya adalah Pemilu Pada akhirnya posisi pemuda di Banten masih bergantung pada nilai-nilai yang ada pada masyarakat Banten. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah nilainilai agama, ekonomi dan juga kejawaraan. Secara tidak langsung nilai-nilai ini sangat menentukan status sosial dan juga tingkat keberhasilan seseorang untuk melakukan mobilisasi sosial. Orang-orang yang kemudian memimpin Banten adalah sosok mampu mencirikan ketiga nilai tersebut. Sosok yang terkenal di Banten pada masa kini seperti Chasan Sochib misalnya, adalah gambaran pemuda
5 106 yang berhasil mencirikan dirinya ke dalam tiga nilai yang disebut sebelumnya, meskipun Ia bukanlah orang yang terlibat langsung ketika revolusi. Hal ini sebenarnya menunjukan, bahwa revolusi sama sekali tidak menjadi pemicu adanya perubahan dalam status seorang pemuda yang terlibat dalam pergerakan revolusi. Justru yang menjadi patokan adalah simbol-simbol yang muncul pada masa revolusi, yang dibawa oleh kaum Jawara, Kyai dan para golongan kaya. Mereka adalah kelompok-kelompok yang aktif dalam pergerakan masa revolusi di Banten, sehingga meskipun eksistensi mereka melemah setelah masa revolusi, namun pengaruhnya masih ada dan dihormati masyarakat. Dewasa ini nilai-nilai agama, ekonomi, dan kejawaraan masih sangat relevan dalam perpolitikan di Banten. Maka dari itu penelitian-penelitian lebih lanjut akan sangat dibutuhkan untuk membantu menjelaskan sejarah Banten pasca revolusi serta kaitannya dengan relevansi ketiga nilai tersebut. Kajian mengenai pemuda Banten pasca revolusi masih perlu terus dilakukan, terutama yang menyangkut spasial dan temporal yang lebih spesifik. Selain itu unsur-unsur dari istilah pemuda itu sendiri seperti perempuan dan anak-anak masih memberikan kesempatan bagi sejarawan lainnya untuk melengkapi sejarah Banten secara keseluruhan.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan
BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 serta Uni Sovyet menyatakan perang terhadap Jepang seraya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai
BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.
BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses terbentuknya Organisasi Militer di Indonesia, ditandai dengan masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945. Proses pembentukan tersebut terjadi ketika bangsa Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa mengenal lelah. Terlebih-lebih mereka mengalami penderitaan yang amat sangat dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk
Lebih terperinciDari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu
11 Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu runtutan peristiwa yang didalamnya terdapat bagian- bagian tertentu yang saling berhubungan dalam suatu perubahan. Pengambilalihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Revolusi Indonesia memiliki beberapa panggilan lain, salah satunya adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi Indonesia memiliki beberapa panggilan lain, salah satunya adalah perang kemerdekaan yang sering digunakan oleh negera dunia ketiga untuk menyebut suatu perlawanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun
Lebih terperinci2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk
Lebih terperinci2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia, terdapat suatu masa yang penting dalam perjalanan sejarah Indonesia hingga Indonesia menjadi seperti sekarang
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan
BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-
1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
117 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa Kowani sebagai federasi merupakan persatuan dari beberapa organisasi perempuan yang
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012
SAMBUTAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-67 TAHUN 2012 Yogyakarta, 17 Agustus 2012 Bismillahirahmanirrahim Sambutan Gubernur
Lebih terperinciUsaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai
2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,
Lebih terperinciBAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI
www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penulisan sejarah Indonesia, gerakan-gerakan sosial cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan bahwa sejarawan konvensial lebih
Lebih terperinciPERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.
PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Revolusi Revolusi dipahami sebagai proses yang sangat luar biasa, sangat kasar, dan merupakan sebuah gerakan yang paling terpadu dari seluruh gerakan-gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan
Lebih terperinciPemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI
Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciPERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA
PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG I. UMUM VETERAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Lebih terperinciJenis Pertanyaan 1 Untuk Mengetahui makna Bendera Merah Putih dalam upacara perkawinan:
Lampiran 1 Transkrip Wawancara Nama : Costan Rumabar (63 Tahun) Status : Kepala Dewan Adat Ambroben, Biak Kota Alamat : Jl. Pramuka, Ambroben, Biak Kota Tanggal/Jam : 24 Juni 2015 / 13.00-14.00 WIT BENDERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai
148 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat periode tahun 1950-1960. Maka penulis dapat menyimpulkan. Pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Aceh yang dahulu pernah menjadi sebuah negara tangguh di dunia kini menjadi sebuah provinsi dalam wilayah Republik Indonesia. Ia berkedudukan di ujung barat
Lebih terperinci2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya Sunda (dalam Ekadjati, 1993, hlm. 8) merupakan budaya yang hidup, tumbuh, dan berkembang di kalangan orang Sunda yang pada umumnya berdomisili di
Lebih terperinciAKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA
AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA PASCA KEMERDEKAAN Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan: Mengesahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama memiliki pengaruh, yaitu kepemimpinan kiai dan jawara. Kiai merupakan gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, merupakan sosialisasi disekolah mengenai pemilihan umum
Lebih terperinciM PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah dalam proses perjalanan kehidupan bernegara diarahkan pada upaya mewujudkan tujuan dari dibentuknya suatu negara. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset masyarakat. Seseorang atau komunitas manusia muda yang biasa di identikan dengan ke dinamisan
Lebih terperinciTinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma
10 II. Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Peranan Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Aung San Suu Kyi Dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar tahun 1988-2010. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,
Lebih terperinciGerakan Sosial. -fitri dwi lestari-
Gerakan Sosial -fitri dwi lestari- (Bruce J. Cohen - 1992) Gerakan yang dilakukan sekelompok individu yang terorganisir untuk merubah (properubahan) ataupun mempertahankan (konservatif) unsur tertentu
Lebih terperinciPANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID SEJARAH TINGKATAN 2
PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID SEJARAH TINGKATAN 2 MATLAMAT KURIKULUM PENDIDIKAN SEJARAH Pendidikan Sejarah bertujuan untuk memupuk dan memperkukuh semangat setia negara dan jati diri sebagai
Lebih terperinciSURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA
Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami
Lebih terperinci2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan masyarakatnya yang giat bekerja dan juga dikenal sebagai negara yang penduduknya masih menjunjung tinggi
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. hingga masa transisi demokrasi. Beberapa ahli, misalnya Samuel Decalo, Eric. politik, yang akarnya adalah kekuatan politik militer.
BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Militer Indonesia merupakan kasus yang menarik bagi studi mengenai Militer dan Politik. Selain keterlibatan dalam sejarah kemerdekaan, selama tiga dekade militer Indonesia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.
BAB V KESIMPULAN Krisis kemanusiaan yang terjadi di Darfur, Sudan telah menarik perhatian masyarakat internasional untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut dilakukan dengan pemberian bantuan kemanusiaan
Lebih terperinciKISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN 2017 Mata Pelajaran Penyusun Soal :SEJARAH INDONESIA : DRS. LADU NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL 1. 3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka
Lebih terperinciSEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG
Jurnal Sejarah. Vol. 1(1), 2017: 151 156 Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia DOI: 10.17510/js.v1i1. 59 SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Sumber Gambar: Tempo.co Professor
Lebih terperinciPANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK
PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada
Lebih terperinciKESETIAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGGARA PASKA PROKLAMASI TERHADAP PEMERINTAHAN RI
1 KESETIAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGGARA PASKA PROKLAMASI TERHADAP PEMERINTAHAN RI Oleh : H. Faisal Batennie* Dua hari sesudah Pasukan Tentara Jepang menyerah dari Pasukan Tentara Sekutu, tepatnya pada tanggal
Lebih terperincipenjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.
BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.
Lebih terperinciAMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 Assalamu alaikum. Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua; Saudara - saudara para peserta
Lebih terperincisanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.
BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi Islam merupakan sebuah ideologi yang melahirkan aturan-aturan yang mengatur kehidupan manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi
Lebih terperinciyang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG PRESIDEN, Menimbang : 1.bahwa masa satu windu, sejak saat diresmikan berdirinya Angkatan Perang Republik Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui
Lebih terperinciProgram BEASISWA MAS TRIP JAWA TIMUR. Informasi Pengenalan Program Beasiswa MAS TRIP dan Proposal Kerjasama
MAS TRIP JAWA TIMUR Informasi Pengenalan Program Beasiswa MAS TRIP dan Proposal Kerjasama LATAR BELAKANG Program Perjuangan merebut kemerdekaan bangsa telah dituntaskan oleh para pendahulu kita; namun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.
106 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1954 TENTANG URUSAN REKONSTRUKSI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1954 TENTANG URUSAN REKONSTRUKSI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pemerintah berhasrat akan mempercepat penyelesaian masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifatya pribadi, politis, maupun ideologi yang melatar belakanginya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembrontakan Pembrontakan terjadi karena adaya konflik, konflik antar kelompok sering kali timbul karena adanya sejarah persaingan, prasangka, dan rasa benci, baik itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. menarik untuk diketahui. Karena pendidikan politik itu merupakan suatu proses
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami pendidikan politik di masyarakat merupakan hal yang sangat menarik untuk diketahui. Karena pendidikan politik itu merupakan suatu proses dialogik diantara
Lebih terperinciPROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI
www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis
Lebih terperinciSTUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP
Lebih terperinci