IV. PROFIL PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. PROFIL PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 IV. PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Perusahaan Unilever merupakan gabungan dari dua perusahaan, yaitu perusahaan margarin yang terdapat di Belanda, Margarine Unie, dan perusahaan sabun yang terdapat di Inggris, Lever Brothers. Unilever dibentuk pada 1 Januari 1930 dengan dua kantor pusat yang berada di London dan Rotterdam. Latar belakang penggabungan kedua perusahaan tersebut adalah kesamaan bahan baku yang digunakan, yaitu minyak kelapa, dan kecenderungan untuk menghindari persaingan karena keterbatasan bahan baku tersebut. Selain itu, penggabungan kedua perusahaan tersebut bertujuan memperoleh pasar yang lebih luas. Saat ini perusahaan Unilever memiliki cabang di berbagai negara, salah satunya adalah di Indonesia. Pendirian cabang di Indonesia didasari oleh dua faktor, yaitu kemudahan perolehan bahan baku (kopra) dan potensi tempat pemasaran produk. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, Unilever telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk kategori Food dan Ice Cream, Home dan Personal Care. Rangkaian produknya mencakup brand-brand ternama dan disukai di dunia, seperti Pepsodent, Pond s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunslik, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall s, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, dan lain-lain. Unilever merayakan ulang tahun ke-75 di Indonesia pada tahun Unilever memiliki delapan pabrik utama di Kawasan Industri Jababeka Cikarang Jawa Barat dan Rungkut Surabaya Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Di kawasan industri Jababeka, Bekasi, PT Unilever Indonesia Tbk memiliki enam buah pabrik, yaitu Home and Personal Care (HPC) Liquid, Non Soap Detergent (NSD), Tea Based Beverage (TBB), Wall s Ice Cream, Spread Cooking Category and Culinary (SCC & C), dan SKIN. Produk-produk Unilever berjumlah sekitar 30 brand utama dan 700 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 400 distributor dan menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai Perseroan yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat, Unilever menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan 37

2 secara berkelanjutan. Di tingkat korporasi, agar dapat tumbuh bersama masyarakat, Unilever menjalankan tanggung jawab sosialnya dalam bidang: program pemberdayaan masyarakat atau UKM (Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam), program edukasi kesehatan masyarakat (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat / PHBS), program lingkungan (Green and Clean), dan bantuan kemanusiaan. Beberapa program terus dilakukan Unilever meliputi, antara lain: kampanye cuci tangan dengan sabun (Lifebouy), program edukasi kesehatan gigi dan mulut (Pepsodent), program pelestarian makanan tradisional (Bango), program memerangi kelaparan dan membantu anak indonesia yang kekurangan gizi (Blue band) dan masih banyak lagi. B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki struktur organisasi yang berstruktur matriks yang mengombinasikan departemen fungsional seperti SDM, keuangan dan supply chain dengan departemen lini produk seperti personal care, makanan dan es krim. Struktur organisasi PT Unilever Indonesia Tbk dapat dilihat pada Gambar 7, sedangkan struktur organisasi Pabrik SCC & C dapat dilihat pada Lampiran 4. Gambar 7. Struktur organisasi PT Unilever Indonesia Tbk. 38

3 C. PROFIL PRODUK Produk yang dihasilkan di Pabrik SCC & C yaitu margarin Blue Band, bumbu penyedap Royco dan Knorr. Berikut adalah penjelasannya : 1. Margarin Blue Band Blue band adalah merek unggulan margarin yang telah lama berupaya membantu ibu Indonesia dalam membesarkan anak-anak dengan cara yang sehat dan menyenangkan. Selama ini Blue band telah dikenal baik sebagai pendamping olesan roti yang lezat dan bergizi, disamping juga fungsi serbaguna lainnya seperti untuk memasak dan membuat kue. Blue Band pertama kali dibuat di Belanda untuk diekspor ke Inggris pada awal abad ke 20 (itulah sebabnya nama produk tersebut dalam bahasa Inggris), pada akhirnya Blue Band diluncurkan di pasar negara asalnya pada tahun 1920-an dan dengan cepat menjadi salah satu produk utama di Belanda. Di Indonesia, Blue Band diluncurkan pada tahun 1934, sebagai produk makanan Unilever pertama di negara ini. Produk-produk Blue Band dapat dilihat pada Lampiran Bumbu Penyedap Royco Royco menghadirkan berbagai produk makanan atau masakan untuk membantu para ibu menghidangkan makanan kegemaran keluarga. Misi Royco adalah membantu agar hidup lebih baik dengan membuat makanan menjadi lebih enak. Selama lebih dari 30 tahun, Royco telah mampu memperkenalkan berbagai inovasi produk mulai dari sup, bumbu penyedap, campuran bumbu, saus dan coco plus. Selama bertahun-tahun Royco telah membuktikan kemampuannya untuk menampilkan banyak iklan dan aktivasi kreatif, termasuk kegiatan pemasaran mikro di pasar-pasar seluruh Indonesia. Royco dapat dijumpai di toko modern dan tradisional dengan rangkaian produk: Royco penyedap rasa serbuk, Royco Tepung, Penyedap rasa cair, dan Royco Cream Soup (Lampiran 11). 3. Bumbu Siap Saji Knorr Pada bulan Juli 2004 PT Unilever Indonesia Tbk menggabungkan usahanya atau merger penuh dengan PT Knorr Indonesia. Knorr merupakan bumbu siap pakai dengan tiga varian bumbu merah, bumbu kuning, dan bumbu 39

4 putih. Knorr hadir dengan inovasi baru untuk memberikan solusi kepada para pelaku bisnis kuliner. Ketiga bumbu dasar Knorr ini diciptakan oleh ahli masakan dan ahli bumbu Indonesia yang dapat dijadikan dasar serta acuan untuk membuat berbagai macam masakan Indonesia. Produk-produk Knorr dalam berbagai varian dapat dilihat pada Lampiran 11. D. BUDAYA PERUSAHAAN Pengamatan terhadap implementasi budaya perusahaan yang terlihat di Pabrik SCC & C PT Unilever Indonesia Tbk dapat dilihat pada tiga elemen budaya berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, yaitu artifak (artifacts), nilai-nilai (values), dan asumsi dasar (basic underlying assumption). 1. Artifak Pada tingkat artifak (artifacts) budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak dapat diartikan. Beberapa artifak yang terlihat pada perusahaan yaitu : a. Wujud bangunan Wujud bangunan Pabrik SCC & C PT Unilever Indonesia yang terletak di kawasan industri Jababeka terlihat kokoh dengan desain yang bagus (Lampiran 11). Warna bangunan pabrik didominasi warna kuning, dengan kombinasi warna biru pada beberapa sisi bangunan. Warna kuning sesuai dengan brand produk Pabrik SCC & C, yaitu margarin Blue Band. Warna kuning juga menggambarkan rasa percaya diri, kehangatan dan kebijaksanaan. b. Tata letak pabrik Tata letak kawasan food PT Unilever Indonesia Tbk disajikan pada Lampiran 2, sedangkan tata letak Pabrik SCC & C dapat dilihat pada Lampiran 3. Dari gambar tersebut terlihat letak tiap departemen yang berdekatan dan penataannya terlihat rapih. Tata letak tersebut dibuat sedemikian hingga agar memudahkan proses yang berjalan di dalam pabrik, baik aktifitas di dalam suatu departemen, maupun aktifitas antar departemen mulai dari tempat bahan baku, ruang produksi, ruang penyimpanan, tempat bongkar muat barang, ruang staf karyawan, kantin, kamar mandi dan lain-lain. 40

5 c. Seragam Kerja Seragam kerja menunjukkan cara berpakaian dan identitas perusahaan. Seragam kerja karyawan PT Unilever Indonesia yaitu kemeja berwarna biru muda dan polos. Untuk karyawan kontrak, seragam yang dipakai juga berwarna biru muda, akan tetapi pada kerahnya terdapat warna kuning. Warna kuning ini juga membedakan karyawan kontrak Pabrik SCC & C dengan karyawan kontrak pabrik lainnya di PT Unilever Indonesia, misalnya Pabrik Wall s kerah seragamnya berwarna merah dan Pabrik TBB (Tea Based Beverage) kerah seragamnya berwarna hijau. d. Slogan Slogan yang digunakan pada setiap produk Unilever tidak hanya bertujuan untuk kepentingan promosi, tetapi juga berusaha untuk memberikan edukasi kepada konsumennya, membawa pesan positif, dan menarik simpati publik untuk membeli produk mereka. Pada tahun 2009, slogan Blue Band baru diluncurkan yaitu Bekal tumbuh besar Blue Band. Slogan ini juga merupakan kampanye yang dilakukan perusahaan kepada masyarakat dimana kampanye ini merupakan suatu kegiatan yang berangkat dari kepedulian Blue Band terhadap gizi anak. Kampanye Royco dengan slogannya Menabur Lezat, Menuai Manfaat. Kampanye ini didasarkan pada misi produk dalam rangka membantu orang Indonesia untuk memperoleh makanan yang lebih baik (baik makanan maupun pengalaman makan), yang menjadi gagasannya adalah meningkatkan bahan dan makanan yang sehat. e. Logo Perusahaan Di tahun 2005, PT Unilever Indonesia merubah bentuk logo mereka untuk lebih mewakili tema vitalitas (daya hidup atau kekuatan). Logo baru ini juga direncanakan bertepatan dengan ulang tahun perusahaan yang ke-75. Logo baru mereka mewakili tentang Unilever dan vitalitas yang digambarkan dengan penggabungan 25 ikon atau simbol yang berbeda yang mewakili brand Unilever membentuk huruf U, ide dari vitalitas tersebut dan manfaat yang di bawa oleh Unilever untuk konsumen. Identitas Unilever 41

6 mengekspresikan vitalitas yang terdapat di dalam produk-produk Unilever, karyawan Unilever, dan nilai nilai Unilever. Setiap ikon atau simbol pada logo Unilever menggambarkan aspek bisnis Unilever, dan menunjukkan bahwa Unilever menambah vitalitas dalam setiap aktifitas yang mereka lakukan (Anonim, 2009). Logo perusahaan ditunjukkan oleh Gambar 8. Makna dari 25 ikon atau simbol yang terdapat pada logo Unilever dapat dilihat pada Lampiran 12. Gambar 8. Logo PT Unilever Indonesia Tbk f. Upacara dan perayaan Terdapat banyak upacara dan perayaan yang diadakan di perusahaan, dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya yang menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dan masyarakat. Kegiatan tersebut juga tentunya untuk menaikan citra Unilever di masyarakat. Unilever memberikan penghargaan kepada para karyawan setiap tahunnya memalui learning award. Program ini dirancang untuk memotivasi para karyawan untuk melakukan budaya sharing dan mengikuti proses pembelajaran, memfasilitasi kegiatan tersebut dengan semenarik mungkin dan tentu saja memberikan apresiasi kepada para karyawan yang telah mengikuti kegiatan tersebut dengan baik. Learning award ini juga bertujuan untuk mengembangkan budaya sharing dan menciptakan internal trainer di dalam perusahaan. Apresiasi yang diberikan berupa hadiah tertentu seperti perjalanan wisata ke luar negeri dan barang-barang elektronik. Selain itu terdapat beberapa penghargaan yang diberikan kepada para karyawan yang telah mendapatkan nilai atau skor tertentu, yaitu learning champion of the year, coach of the year, the most active contributor, the most values contributor, dan top scorer award (Rahayoeningtyas, 2008). 42

7 Sebagai wujud komitmen Unilever Indonesia terhadap lingkungan dan masyarakat, Unilever Indonesia banyak telah banyak melakukan kegiatan CSR (corporate social responsibility), diantaranya yaitu Environtment (Surabaya dan Jakarta Green&Clean), Pendidikan Kesehatan Masyarakat (Lifebuoy Berbagi Sehat dan Pepsodent School Program), Usaha Kecil Menengah (Pembinaan Petani Kedelai Hitam) dan Humanitarian Aids serta Community Servive (donasi bencana alam dan perbaikan sarana social di area sekitar kantor atau Pabrik Unilever) (Batona, 2008). g. Cerita Berikut ini merupakan salah satu cerita di perusahaan yang dijadikan contoh atau teladan bagi karyawan Unilever, yaitu cerita perjalanan hidup Presiden Direktur Unilever, Maurits Lalisang, dimana beliau memulai karirnya sebagai salesmen hingga akhirnya menjadi Presiden Direktur Unilever. Maurits Lalisang dilahirkan di Jakarta 1955 dari sebuah keluarga sederhana yang terletak di Kali Pasir, Cikini. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA Negeri 4 Jakarta, beliau masuk ke Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Administrasi Niaga. Tahun 1978 beliau berhasil menyelesaikan studinya, lalu, beliau bekerja di perusahaan asuransi dan perusahaan Jepang selama 1,5 tahun. Maurits Lalisang bergabung dengan Unilever mulai tahun 1980 dengan posisi sebagai salesman yang keluar masuk pasar. Namun beliau mengakui, itulah masa paling indah dalam perjalanan karirnya sebagai bagian dari keluarga besar Unilever. Hampir semua pasar tradisional yang besar di Jakarta pernah beliau kunjungi. Menurutnya banyak hal yang bisa dipetik sebagi seorang salesman seperti belajar bagaimana menerapkan strategi yang jitu dalam pemasaran, mengenal lebih banyak manusia dengan berbagai karakter dan belajar melakukan komunikasi dengan banyak orang. Setelah itu karirnya melesat menjadi supervisor, regional manager di Palembang. Hal yang paling membahagiakan di Unilever Indonesia menurutnya adalah kita hidup dalam suatu keluarga besar sehingga terjalin ikatan yang sangat erat. Menurut beliau, jika kita bahagia dengan apa yang kita rasakan 43

8 saat ini maka kita tidak akan khawatir apa yang akan terjadi di hari esok. Filosofi hidupnya cukup sederhana, I just try my best every time. Selama di Unilever beliau tidak pernah minta naik pangkat dan baginya menjadi presiden direktur hanyalah titipan dan suatu hari pasti akan berakhir. Keterbukaan inilah yang membuat staf atau karyawan tidak canggung untuk memasuki ruang kerjanya. Dulu ketika ditunjuk sebagai presiden direktur Januari 2004 beliau justru terkejut karena beliau merasa belum cukup banyak pengalaman tetapi beliau menerima tanggung jawab ini, yang penting kita percaya bahwa kita bisa melakukan yang terbaik dan menikmati apapun yang menjadi tanggung jawab kita. Setelah kurang lebih 25 tahun bekerja di Unilever pengabdian, kerja keras dan ketabahan dalam menghadapi masamasa sulit telah mengantarkan pemuda yang kali pertama hanya mengangkat sabun, margarin keluar masuk pasar menjadi seorang CEO yang mengangkat nama Unilever sebagai perusahaan consumer good yang paling disegani di Indonesia (Heris, 2008). 2. Nilai-Nilai Nilai-nilai dapat mencerminkan falsafah dan misi organisasi, tujuan, standar, dan larangan-larangan. Nilai-nilai yang diterapkan di PT Unilever Indonesia Tbk ada enam, yaitu : a. Custumer, consumer, and community focus (Fokus kepada pelanggan, konsumen dan masyarakat) yaitu PT Unilever Indonesia Tbk berusaha untuk memenangkan hati konsumen internal maupun eksternal dan menyenangkan konsumen serta masyarakat secara terus menerus dengan berusaha memahami dan mengantisipasi kebutuhan dan meresponnya dengan cepat. b. Teamwork (Kerja sama) yaitu bahwa seluruh karyawan perlu memahami ada keterkaitan diantara mereka serta harus mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan semangat untuk menang, keterbukaan dan rasa percaya. c. Integrity (Integritas) yaitu kejujuran, prinsip, konsisten dan bisa diandalkan dalam segala hal. Memiliki kepercayaan diri untuk teguh terhadap nilai-nilai yang dimiliki meskipun sulit, serta menjalankan apa yang diucapkan. 44

9 d. Making this happen (Mewujudkan sesuatu terjadi) yaitu berusaha proaktif dalam membuat keputusan yang didukung dengan fakta serta dalam mewujudkan suatu hal. Memiliki jiwa perusahaan kecil agar mampu bersikap fleksibel, cepat bertindak serta memiliki imajinasi untuk meraih kesuksesan. e. Sharing of joy (Berbagi kebahagiaan) yaitu bertekad untuk meraih kemenangan bersama. Semangat murah hati memberikan arti kerja keras haruslah diimbangi dengan kebahagiaan. Bersenang-senang merupakan salah satu cara untuk memelihara energi serta berkontribusi terhadap kesuksesan. f. Excellence (Kesempurnaan) yaitu berusaha menumbuhkan semangat dan usaha untuk melampaui harapan konsumen dan masyarakat melalui produk perusahaan dan proses. Memiliki kebebasan dalam kerangka kerja untuk mencapai yang terbaik (Anonim, 2008). 3. Asumsi Dasar Tingkat asumsi dasar merupakan anggapan yang digunakan anggota organisasi dalam beraktivitas dan berusaha menjawab pertanyaan mengapa seseorang melakukan sesuatu hal. Beberapa asumsi dasar pada PT Unilever dapat diidentifikasi dari : a. Prinsip bisnis Unilever Prinsip Bisnis Unilever memberikan pengarahan dan panduan mengenai pendekatan terhadap permasalahan etika yang penting bagi semua karyawan. Hal ini meliputi perilaku dengan sesama karyawan, diskriminasi dan kekerasan di tempat kerja, bagaimana melakukan bisnis secara umum dengan para pemasok dan pelanggan, masalah suap-menyuap, lingkungan dan lain-lain. Merupakan kewajiban bagi semua karyawan Unilever Indonesia untuk membaca dan memahami prinsip bisnis Unilever. Berikut ini merupakan elemen prinsip bisnis Unilever : 1) Standar Prilaku Dalam melaksanakan segala kegiatan, Unilever melakukan dengan penuh kejujuran, integritas, dan keterbukaan serta menghormati hak asasi manusia, menjaga kepentingan para karyawan dan menghormati kepentingan sah relasi. 45

10 2) Mematuhi Hukum Semua perusahaan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat merekan melaksanakan usahanya. 3) Karyawan Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang diwarnai oleh sikap percaya dan saling menghormati di mana semua memiliki rasa tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. Unilever merekrut, mempekerjakan, dan mengembangkan para karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Unilever tidak menggunakan sarana kerja apapun yang bersifat memaksa atau mempekerjakan anak. Unilever bertekan bekerja sama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan setiap individu. Unilever menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan bergabung dalam suatu asosiasi. Unilever akan memelihara terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi dari perusahaan dan proses konsultasi. 4) Konsumen Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas serta aman bagi tujuan pemakainya. Produk-produk dan pelayanan-pelayanan kami akan diberi label, disampaikan melalui iklaniklan, dan dikomunikasikan secara tepat dan semestinya. 5) Pemegang Saham Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Unilever menyediakan informasi atas kegiatannya, struktur dan situasi serta kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar. 46

11 6) Mitra Usaha Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, Unilever mengharapkan para mitranya untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnisnya. 7) Keterlibatan Masyarakat Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral dari masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat. 8) Kegiatan Umum Perusahaan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan mempertahankan kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan organisasi lainya, baik secara langsung maupun melalui asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan legislasi dan peraturan lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan yang dapat membiayai kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan mendukung kepentingan partai. 9) Lingkungan Unilever memeiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang langgeng. Unilever akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan dan menyebarluaskan budaya karya yang baik. 10) Inovasi Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah, demi memenuhi kebutuhan konsumen, Unilever akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Unilever akan bekerja atas dasar ilmu yang tepat, dan menerapkan standar keamanan produk secara ketat. 47

12 11) Persaingan Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan perundang-undangan tentang persaingan yang sesuai. Perusahaan Unilever beserta karyawannya akan melakukan kegiatan yang sesuai dengan perinsip persaingan sehat dan mengikuti semua peraturan yang berlaku. 12) Integritas Bisnis Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung dan tidak langsung, suapan atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis atau finansial. Tidak satupun karyawan kami yang boleh menawarkan, memberi ataupun menerima hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap harus ditolak dan langsung dilaporkan kepada managemen. Catatan akuntansi Unilever berikut dokumen pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan mencerminkan kondisi transaksinya. Tidak ada transaksi dana atau aset yang disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat atau dibukukan. 13) Benturan Kepentingan Semua karyawan Unilever diharapkan menghindari diri dari kegiatan pribadi dan kepentingan finansial yang dapat bertentangan dengan tanggung jawab mereka terhadap perusahaan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka. 14) Kepatuhan-Pemantauan-Pelaporan Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan unsur utama dalam meraih keberhasilan bisnis kami. Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip ini dikomunikasikan, dipahami, dan dipatuhi seluruh karyawan. b. Tujuan perusahaan Tujuan dari Unilever ada dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat dimana pun berada, mengantisipasi aspirasi 48

13 konsumen dan pelanggan, menanggapi secara kreatif dan komperatif dengan produk-produk bermerek dan layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan. Sedangkan tujuan jangka pangjangnya adalah akar perusahaan yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal merupakan warisan tak ternilai sebagai dasar pertumbuhan di masa mendatang, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemahiran internasional dalam melayani konsumen lokal hingga nasional. c. Visi perusahaan Visi Unilever yaitu Menjadi pilihan utama baik bagi konsumen, pelanggan maupun masyarakat. Visi tersebut mampu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan mendasar What do we want to become?. Visi tersebut telah mampu memberikan gambaran mengenai apa yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mewujudkan visi ini, komitmen PT. Unilever terhadap konsumennya yaitu menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga, kualitas, dan yang aman bagi tujuan pemakaiannya. d. Misi perusahaan Misi perusahaan yaitu Menambah vitalitas dalam kehidupan, memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup. Misi tersebut mampu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan What is Our Business?. Misi Unilever memberikan gambaran bahwa Unilever bergerak di bidang bisnis pemenuhan kebutuhan nutrisi, kebersihan, dan perawatan pribadi sehari-hari. Misi tersebut mampu menciptakan rasa dan emosi yang positif tentang organisasi, memberikan kesan organisasi itu sukses, memiliki arah, dan pantas untuk menerima segenap waktu, dukungan, dan investasi dari semua kelompok sosial ekonomi. 49

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk 60 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan 2.1.1. Sejarah Unilever Indonesia PT. Unilever Indonesia, Tbk., didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever's Zeepfabrieken

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 dan Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era modern yang menuntut terpenuhinya semua kebutuhan manusia secara lengkap dan sangat kompleks. Dalam hal ini manusia selalu merasa tidak puas akan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang dimiliki oleh es krim Magnum Gold. Kita mungkin sering mendengar atau melihat

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV Pedoman Perilaku Nilai & Standar Kita Dasar Keberhasilan Kita Edisi IV Perusahaan Kita Sejak awal, perjalanan MSD dituntun oleh keyakinan untuk melakukan hal yang benar. George Merck menegaskan prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014

PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014 r! LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBNG PENGARI]H EARNING PER SHARE (EPS) T'AII DEWDEND PERSHARE (DPS) TERIIADAP HARGA SAHAM (CLOSING PRICE) PADA PT. T'NILEVER INIATESIA TbTq PERTODE 2003-2013 SKRIPSI Oleh: SINTTYA

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

S P E E THE CODE OF M Y BUSINESS CONDUCT J E P A S S

S P E E THE CODE OF M Y BUSINESS CONDUCT J E P A S S N T R E S P E O J E M Y N E THE CODE OF BUSINESS CONDUCT N O I S S C T P A PESAN UNTUK SELURUH KARYAWAN HEINEKEN telah berkembang menjadi produsen bir global terkemuka dan Heineken menjadi merek bir paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam hal persaingan antar perusahaan. Perusahaan harus mampu menciptakan inovasi dan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman moderen di tengah masyarakat perkotaan saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman moderen di tengah masyarakat perkotaan saat ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman moderen di tengah masyarakat perkotaan saat ini menuntut masyarakatnya untuk menjadi lebih kritis dalam memperhatikan asupan makanan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia. Rangkaian produk Perseroan mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan konsumen akan semakin selektif dan bersifat kritis terhadap suatu produk yang ditawarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis, pada zaman globalisasi ini telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa. Institusi yang dominan di masyarakat tersebut bagaimanapun harus

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) 1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahan Unilever Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahan Unilever Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahan Unilever Indonesia PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI UMUM PT UNILEVER INDONESIA. PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan bagian dari kelompok

BAB IV DESKRIPSI UMUM PT UNILEVER INDONESIA. PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan bagian dari kelompok BAB IV DESKRIPSI UMUM PT UNILEVER INDONESIA A. PT Unilever Indonesia, Tbk 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan bagian dari kelompok Unilever, salah satu perusahaan terbesar

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan atau organisasi baik swasta maupun negeri memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana identitas ini memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuat strategi pemasaran. Orientasi dari strategi ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuat strategi pemasaran. Orientasi dari strategi ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang sangat ketat antara pelaku usaha, baik dengan kompetitor langsung maupun tak langsung, menuntut manajemen perusahaan lebih cermat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga reputasi lebih kompleks daripada sekedar menjual produk atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. menjaga reputasi lebih kompleks daripada sekedar menjual produk atau jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nurhuda (2004 : 37) bagi sebuah perusahaan, mengelola dan menjaga reputasi lebih kompleks daripada sekedar menjual produk atau jasa kepada stakeholder.

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Tanggal Mulai Berlaku: 2/28/08 Menggantikan: 10/26/04 Disetujui Oleh: Dewan Direksi TUJUAN PEDOMAN Memastikan bahwa praktik bisnis Perusahaan Mine Safety Appliances ("MSA")

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1. Logo Unilever Sumber: https://www.unilever.co.id

GAMBAR 1.1. Logo Unilever Sumber: https://www.unilever.co.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan A. Unilever Indonesia Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh persaingan. Dalam keadaan seperti ini pelaku bisnis dituntut berusaha menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global menjadi isu yang penting dikalangan masyarakat akhirakhir ini. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidak seimbangan ekosistem di bumi yang

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. Produksi sampah di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 6000

Lebih terperinci

B. KEGIATAN MAGANG 1. LATAR BELAKANG KEGIATAN

B. KEGIATAN MAGANG 1. LATAR BELAKANG KEGIATAN 1. LATAR BELAKANG KEGIATAN B. KEGIATAN MAGANG Proses pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan, sikap, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. multinasional terbesar di dunia mempunyai sejarah yang panjang sejak mulai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. multinasional terbesar di dunia mempunyai sejarah yang panjang sejak mulai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan PT Unilever sebagai salah satu perusahaan customer package goods multinasional terbesar di dunia mempunyai sejarah yang panjang sejak mulai dirintis hingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan yang terjadi sejak dekade terakhir diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

Lebih terperinci

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero)

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero) 1 CODE OF CONDUCT PT. BARATA INDONESIA (Persero) TUJUAN Penyusunan Code of Conduct dimaksudkan untuk memberikan pedoman berperilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya bagi seluruh insan PT. Barata Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak beberapa periode terakhir ini kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran akan kelestarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha semaksimal mungkin menciptakan dan mempertahankan produknya, sehingga konsumen senantiasa

Lebih terperinci

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa

BAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan iklan di Indonesia sangat berkembang pesat, oleh karena itu banyak sekali perusahaan-perusahaan Indonesia berlombalomba meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi

I. PENDAHULUAN. Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Diantara ketiganya kebutuhan primerlah yang paling

Lebih terperinci

PERATURAN PELAKSANAAN

PERATURAN PELAKSANAAN T E RJEMAH A N R ES MI AKASTOR PERATURAN PELAKSANAAN - Halaman 1 - Kepada Rekan-Rekan Sejawat Kita semua harus merasa bangga karena kita bekerja untuk sebuah perusahaan dengan standar etika yang tinggi.

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT]

PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT] PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT] building a better Indonesia 1 PT Surya Semesta Internusa Tbk (yang selanjutnya disebut Perseroan ) memiliki Pedoman Perilaku sebagai dasar dan panduan bagi seluruh insan

Lebih terperinci

COMPANY PROFILE BNI 46

COMPANY PROFILE BNI 46 COMPANY PROFILE BNI 46 Sejarah Singkat Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara

Lebih terperinci

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April Prinsip Perilaku Prinsip Perilaku April 2016 1 Prinsip Perilaku April 2016 3 DAFTAR Isi Transaksi bisnis legal dan etis Kepatuhan terhadap hukum dan kebijakan Givaudan... 6 Penyuapan dan korupsi... 6 Hadiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada bab II ini peneliti akan medeskripsikan objek penelitian yang dilihat dari Sejarah Unilever Indonesia, Perkembangan Unilever, Misi Unilever, Logo Unilever, Nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, di mana pertumbuhan ekonomi yang terjadi dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, di mana pertumbuhan ekonomi yang terjadi dan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, di mana pertumbuhan ekonomi yang terjadi dan sangat berkembang pesat memacu timbulnya persaingan bisnis yang sangat ketat di antara

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan pelanggan. Untuk itu, perusahaan mengalami tantangan karena saat ini pelanggan menghadapi beraneka ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak produk yang sejenis dengan manfaat yang hampir sama ditawarkan di pasaran yang memicu ketatnya persaingan antar perusahaan. Diperkuat dengan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi. public tentang sesuatu produk yang disampaikan melalui media, dibiayai

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi. public tentang sesuatu produk yang disampaikan melalui media, dibiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan merupakan pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi public tentang sesuatu produk yang disampaikan melalui media, dibiayai oleh pemakarsa yang dikenal,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan perusahaan yaitu mengembangkan usahanya agar. memperoleh laba yang maksimal dan mencapai kepuasan dari konsumennya

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan perusahaan yaitu mengembangkan usahanya agar. memperoleh laba yang maksimal dan mencapai kepuasan dari konsumennya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan operasional yang penting dalam suatu perusahaan untuk memperoleh atau meningkatkan nilai penjualan dalam rangka mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk PT. Bank Negara Indonesia (Persero) berdiri sejak tahun 1946, Bank BNI menjadi Bank pertama milik negara yang lahir setelah

Lebih terperinci

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia dan Penetrasinya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia dan Penetrasinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Internet telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Semakin canggihnya gadget dan teknologi nirkabel, semakin meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. Perubahan-perubahan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyadari begitu besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang sangat potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan transportasi senantiasa meningkatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2017 TENTANG LOGO LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2017 TENTANG LOGO LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2017 TENTANG LOGO LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha Latar Belakang. Persaingan bisnis yang dilakukan antar perusahaan dalam mendapatkan calon

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha Latar Belakang. Persaingan bisnis yang dilakukan antar perusahaan dalam mendapatkan calon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang dilakukan antar perusahaan dalam mendapatkan calon konsumen potensial serta mempertahankan konsumen yang telah ada, bukanlah hal yang baru dalam

Lebih terperinci

1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan.

1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan. Pedoman Perilaku NPH A. Etika Bisnis Dalam upaya mencapai visinya, NPH menetapkan etika bisnis yang menjadi pedoman perilaku bagi komisaris, direksi, karyawan dan mitra kerja NPH. Etika bisnis disusun

Lebih terperinci

INTEGRITAS KEUNGGULAN KERJA TIM KOMITMEN NILAI DALAM BERTINDAK

INTEGRITAS KEUNGGULAN KERJA TIM KOMITMEN NILAI DALAM BERTINDAK INTEGRITAS KEUNGGULAN KERJA TIM KOMITMEN NILAI DALAM BERTINDAK Kode Perilaku Global Caterpillar halaman_2 Pesan dari Ketua Kita... 2 HIDUP BERDASARKAN KODE PERILAKU... 5 Hak & Kewajiban Melaporkan... 6

Lebih terperinci

Siaran Pers Satu Tahun BCA Life Hadir di Tengah Indonesia Perkuat Struktur Permodalan, Operasi dan Infrastruktur

Siaran Pers Satu Tahun BCA Life Hadir di Tengah Indonesia Perkuat Struktur Permodalan, Operasi dan Infrastruktur Siaran Pers Satu Tahun BCA Life Hadir di Tengah Indonesia Perkuat Struktur Permodalan, Operasi dan Infrastruktur Untuk disiarkan segera Jakarta, 5 Agustus 2015 PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) merayakan

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PT.

BAB I PENDAHULUAN PT. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan tentang pelaku ekonomi nasional terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Identitas Grup Pirelli menurut sejarahnya telah terbentuk oleh seperangkat nilai-nilai yang selama bertahun-tahun telah kita upayakan dan lindungi. Selama bertahuntahun,

Lebih terperinci

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja. KODE ETIK PT INTERMEDIA CAPITAL TBK ( Perusahaan ) I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Kode Etik ini disusun dalam rangka meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI MISI NILAI-NILAI GRUP PIRELLI PENDAHULUAN PRINSIP-PRINSIP PERILAKU KERJA - SISTEM KONTROL INTERNAL PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN Pemegang saham, investor, dan komunitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembahasan tesis ini akan di fokuskan ke dalam kategori Personal Care, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. pembahasan tesis ini akan di fokuskan ke dalam kategori Personal Care, dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Fast Moving Consumer Goods di Indonesia adalah salah satu industri yang cukup dinamis dan memiliki pertumbuhan cukup pesat setiap tahunnya. Dalam pembahasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja 1. Lokasi Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan

Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan PT Unilever Indonesia Tbk. Laporan Tahunan 2003 Mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Nilai-nilai Kami Fokus pada pelanggan, konsumen dan masyarakat Kerjasama Integritas Mewujudkan sesuatu

Lebih terperinci

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga Etika dan integritas Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga i Pihak ketiga berarti orang atau perusahaan yang memasok barang atau jasa kepada Syngenta atau atas nama kami. ii pejabat publik dapat mencakup,

Lebih terperinci

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta individu (Kompasiana, 2014). Di dalam industri kreatif, sumber. sebuah inovasi, ide dan kekreatifan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta individu (Kompasiana, 2014). Di dalam industri kreatif, sumber. sebuah inovasi, ide dan kekreatifan yang dimilikinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif merupakan sektor industri yang sudah tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi bertambah ketat. Banyak badan usaha yang membangun usaha kecil menengah yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di era modern seperti sekarang ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia berdampak tidak baik bagi lingkungan. Saat ini adalah dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan persaingan dan penawaran produk di pasar tentu mewajibkan para pemasar menciptakan strategi jitu agar tetap bertahan dalam pasar domestik maupun pasar global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Abad ke-21 berkembang sangat pesat dan telah mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR)

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 36 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi dan misi bagi perusahaannya, untuk itu dibutuhkan karyawan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci