PENERAPAN KORELASI KANONIK TERHADAP BUTIR PERNYATAAN AKREDITASI DAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL TINGKAT SMP/MTs ANNISA SATIARANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KORELASI KANONIK TERHADAP BUTIR PERNYATAAN AKREDITASI DAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL TINGKAT SMP/MTs ANNISA SATIARANI"

Transkripsi

1 PENERAPAN KORELASI KANONIK TERHADAP BUTIR PERNYATAAN AKREDITASI DAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL TINGKAT SMP/MTs ANNISA SATIARANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Korelasi Kanonik Terhadap Butir Pernyataan Akreditasi dan Indikator Standar Pelayanan Minimum Tingkat SMP/MTs adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2016 Annisa Satiarani NIM G

4 ABSTRAK ANNISA SATIARANI. Penerapan korelasi kanonik terhadap butir pernyataan akreditasi dan indikator Standar Pelayanan Minimal tingkat SMP/MTs. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan CICI SUHAENI. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar dirancang guna menilai serta menjaga mutu layanan pendidikan. Hasil akreditasi diharapkan dapat menggambarkan pemenuhan SNP. SPM merupakan tahap awal untuk mencapai SNP, maka seyogyanya kedua instrumen penilaian tersebut memiliki hasil yang sejalan. Pada penelitian ini digunakan data akreditasi SMP/MTs tahun 2015 dan data SPM Tujuan penelitian ini adalah menerapkan analisis korelasi kanonik untuk melihat hubungan antar 2 kumpulan peubah yaitu butir-butir pernyataan akreditasi dan indikator SPM yang digunakan untuk menilai SNP dan SPM. Hasil analisis korelasi kanonik pada aspek pendidik dan tenaga kependidikan menunjukkan korelasi sebesar Butir pernyataan akreditasi yang mendominasi yaitu tentang kualifikasi pendidikan tenaga administrasi, kepala perpustakaan, dan kepala laboratorium. Sedangkan 3 indikator SPM yang mendominasi yaitu mengenai jumlah minimal guru yang bersertifikat, guru mata pelajaran bersertifikat, serta kepala sekolah bersertifikat. Aspek sarana dan prasarana menghasilkan korelasi kanonik sebesar Pada aspek ini 3 butir pernyataan yang mendominasi yaitu sekolah memiliki ruang pimpinan sesuai ketentuan, ruang tata usaha sesuai ketentuan, dan prasarana yang lengkap. Indikator SPM yang mendominasi pada aspek sarana dan prasarana adalah ruang kepala sekolah yang terpisah, terdapat buku pengayaan dan buku referensi, dan meja kursi ruang guru yang cukup. Kata kunci: akreditasi, korelasi kanonik, indikator SPM ABSTRACT ANNISA SATIARANI. Application of canonical correlation to accreditation statement and indicators of minimum service standards SMP / MTs. Supervised by BUDI SUSETYO and CICI SUHAENI. The Fulfillment of National Education Standard (SNP) and Minimum Service Standard (SPM) in the primary education sector is designed to evaluate and maintain the quality of education services. Accreditation result is expected to describe the fulfillment of SNP. SPM is the beginning stage to achieve SNP. Thus, both of those evaluation instruments should have parallel result. This research used Junior High School (SMP/MTs) accreditation data in the year of 2015 and SPM data in This research used canonical correlation analysis to examine the relationship between two sets of variables, accreditation statements and SPM indicators, that are used to assess the SNP and SPM. The results of the canonical correlation analysis on the teachers and the school s staff aspect showed

5 0.501 for its correlation. The point of accreditation statement that dominated most were education qualifications of head of laboratory, administration staff, and head of library. Whereas, The three SPM indicators which dominated most were minimum number of certified teachers, certified subject teacher, and certified headmaster. The result of canonical correlation from facilities and infrastructure aspect was In this aspect, the three most dominated points were have appropriate boardroom (accordance with the provisions), have appropriate administrative room (accordance with the provisions), and have complete infrastructure. SPM indicators which dominated to the aspect of facility and infrastructure were have separated headmaster s office, have excercise and reference books, also have enough both chair and desk in the teacher s room. Keywords: accreditation, canonical correlation, SPM indicator

6

7 PENERAPAN KORELASI KANONIK TERHADAP BUTIR PERNYATAAN AKREDITASI DAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL TINGKAT SMP/MTs ANNISA SATIARANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8

9

10 PRAKATA Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta ala atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga skripsi berjudul Penerapan korelasi kanonik terhadap butir pernyataan akreditasi dan indikator Standar Pelayanan Minimal tingkat SPM/MTs ini berhasil diselesaikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari dukungan dan doa dari semua pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Bapak Dr Ir Budi Susetyo MS dan Ibu Cici Suhaeni SSi MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi masukan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 2. Keluarga penulis, Bapak, Ibu, dan Kakak tercinta yang selalu memberi motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Seluruh dosen statistika IPB atas ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi, serta para staf departemen statistika IPB yang membantu penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi. 4. Teman-teman statistika angkatan 49 atas semangat, bantuan, dan kebersamaannya selama ini. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2016 Annisa Satiarani

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJUAN PUSTAKA 2 Akreditasi 2 Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 Analisis Korelasi 3 Analisis Korelasi Kanonik 5 METODOLOGI 7 Data 7 Prosedur Analisis Data 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Analisis Desktiptif 8 Analisis Korelasi Kanonik 9 SIMPULAN 12 DAFTAR PUSTAKA 13 LAMPIRAN 15 RIWAYAT HIDUP 26 DAFTAR TABEL 1 Tabel kontingensi Korelasi antar peubah 8 3 Hasil analisis korelasi kanonik 10 4 Beban kanonik pendidik dan tenaga kependidikan peubah vi 10 5 Beban kanonik pendidik dan tenaga kependidikan peubah ui 11 6 Beban kanonik sarana dan prasarana peubah vi 11 7 Beban kanonik sarana dan prasarana peubah ui 12

12 DAFTAR GAMBAR 1 Rata-rata skor standar akreditasi 8 2 Rata-rata skor standar akreditasi berdasarkan status sekolah/madrasah 9 DAFTAR LAMPIRAN 1 Peubah-peubah akreditasi 15 2 Peubah-peubah Standar Pelayanan Minimum (SPM) 17 3 Korelasi antar X dan Y standar pendidik dan tenaga kependidikan 19 4 Matriks korelasi antar X dan Y standar sarana dan prasarana 20 5 Rata-rata skor dan ragam butir pernyataan akreditasi 21 6 Cross-loading kanonik pendidik dan tenaga kependidikan peubah vi 24 7 Cross-loading kanonik pendidik dan tenaga kependidikan peubah ui 25 8 Cross-loading kanonik sarana dan prasarana peubah vi 25 9 Cross-loading kanonik sarana dan prasarana peubah ui 25

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hak setiap warga negara Indonesia salah satunya adalah memperoleh pendidikan. Pemerintah mewajibkan setiap warganya mengikuti pendidikan dasar, sebagai mana yang tercantum dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31. Pendidikan dasar bertujuan untuk mengasah pola berpikir serta menumbuhkan minat untuk meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat meningatkan kualitas sumber daya manusia. Mengingat pentingnya pendidikan dasar maka peningkatan mutu pendidikan dasar perlu menjadi perhatian pemerintah. Salah satu ukuran mutu pendidikan adalah hasil akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah (BAN-S/M). Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XVI Bagian ke-2 pasal 60 ayat 1 menyatakan bahwa, akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Akreditasi terbagi menjadi 4 peringkat yaitu A, B, C, dan D. Pemeringkatan tersebut didasarkan pada agregat skor dari butir-butir pernyataan akreditasi. Butirbutir pernyataan tersebut dibagi ke dalam 8 standar yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar juga merupakan salah satu tolak ukur mutu pendidikan disamping akreditasi. SPM pendidikan dasar merupakan standar minimal suatu satuan pendidikan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 23 tahun 2013 tentang SPM Pendidikan Dasar. Jenis pelayanan penilaian SPM meliputi indikator sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, penjaminan mutu pendidikan, penilaian, dan manajemen sekolah. Keenam indikator tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota dan sekolah/madrasah itu sendiri. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyebutkan bahwa akreditasi dan pemenuhan SPM merupakan bagian dari rancangan kerja tahunan pemerintah di bidang pendidikan. Langkah awal mencapai SNP adalah terpenuhinya SPM. Oleh karena itu, sekolah yang telah mencapai SNP seharusnya telah memenuhi SPM. Akreditasi merupakan alat ukur pencapaian SNP. Penilaian SPM dilakukan oleh pemerintah daerah (pemda) dan penilaian akreditasi dilakukan oleh BAN-S/M. Sering kali terjadi kasus sekolah/madrasah dengan akreditasi yang baik namun SPM belum terpenuhi. Oleh karena itu, perlu diketahui hubungan antara akreditasi dan SPM di tingkat satuan pendidikan SMP/MTs. Analisis statistika yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antar akreditasi dan SPM adalah analisis korelasi kanonik. Analisis korelasi kanonik merupakan analisis peubah ganda yang digunakan untuk melihat keeratan hubungan antar 2 kumpulan peubah. Pada umumnya analisis korelasi kanonik dilakukan pada data berskala numerik, sehingga korelasi antar peubah yang

14 2 digunakan adalah korelasi Pearson. Penelitian ini menggunakan 3 macam skala pengukuran, yaitu skala ordinal, nominal, dan interval. Oleh karena skala pengukuran masing-masing peubah yang digunakan berbeda maka teknik perhitungan korelasi antar peubah yang digunakan juga berbeda-beda, yaitu korelasi Pearson, korelasi rank Spearman, koefisien phi, dan korelasi biserial. Penelitian serupa telah dilakukan oleh Isnaini (2015), yaitu menganalisis korelasi antara standar akreditasi, hasil agregat dari skor butir-butir pernyataan akreditasi, dengan indikator SPM pada tingkat satuan pendidikan SMP/MTs. Perbedaan antara penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini akan dilihat hubungan secara detail antara akreditasi yaitu pada butir-butir pernyataan dengan indikator SPM. Oleh karena mayoritas indikator SPM berhubungan dengan standar sarana dan prasarana serta pendidik dan tenaga kependidikan, maka dalam penelitian ini akan difokuskan pada kedua aspek tersebut. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antar butir-butir pernyataan akreditasi dengan indikator SPM, serta menguraikan struktur hubungan dalam butir-butir pernyataan akreditasi dan indikator SPM. TINJUAN PUSTAKA Akreditasi Akreditasi merupakan penilaian pada sekolah dalam menjalan sistem pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi dilakukan pada jalur pendidikan formal dan nonformal di setiap jenjang dan jenis pendidikan. Penilaian akreditasi sekolah dilakukan oleh badan independen yaitu Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) yang dibantu oleh badan akreditasi provinsi. Penilaian akreditasi bersifat objektif, adil, transparan, dan komprehensif. Aspek-aspek yang menjadi perhatian dalam penilaian akreditasi dibagi menjadi 8 standar yang mengacu pada SNP. Standar yang dinilai pada akreditasi antara lain standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Nilai masing-masing standar merupakan agregat skor dari butir-butir pernyataan di setiap standar. Pada jenjang pendidikan SMP terdapat sebanyak 169 butir. Pembagian butir-butir pernyataan tersebut yaitu pada standar isi 17 butir pernyataan, standar proses 12 butir pernyataan, standar kompetensi lulusan 20 pernyataan, standar pendidik dan tenaga kependidikan 26 pernyataan, standar sarana dan prasarana 28 pernyataan, standar pengelolaan 20 pernyataan, standar pembiayaan 25 pernyataan, standar penilaian 21 pernyataan. Peringkat akreditasi diperoleh dari hasil nilai akhir akreditasi. Peringkat akreditasi bagi menjadi 4 yaitu A (sangat baik), B (baik), C (cukup baik) dan D (tidak terakreditasi).

15 3 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Suatu satuan pendidikan dalam melaksanakan proses belajar mengajar harus memenuhi SPM. Hal ini guna mengontrol mutu pelayanan pendidikan yang diterima oleh peserta didik. Penilaian pemenuhan SPM dilakukan oleh pemerintah daerah. Sistem pendidikan nasional dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila indikator-indikator pelayanannya SPM dikdas telah terpenuhi. Jenis pelayanan yang dinilai pada indikator-indikator tersebut adalah sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, penjaminan mutu pendidikan, proses, penilaian pendidikan, serta manajemen sekolah. SPM dikdas merupakan tanggung jawab bersama pemerintah kabupaten/kota dan sekolah/madrasah, sebagai mana yang tertuang dalam Permendikbud No. 23 Tahun Menurut PP No. 65 tahun 2005, SPM dilakukan guna menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat. Pemenuhan SPM di bidang pendidikan dirancang guna tercapainya SNP. SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian. Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah analisis statistika yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antar 2 peubah. Besarnya korelasi atau disebut juga sebagai koefisien korelasi yang dihasilkan berada pada rentang -1 sampai dengan 1 (Walpole 1988). Terdapat berbagai macam jenis analisis korelasi kanonik, tergantung pada skala pengukuran peubah. Berikut merupakan jenis-jenis korelasi yang digunakan pada penelitian ini 1. Korelasi Pearson Hubungan antar peubah numerik dapat diketahui besarannya dengan menggunakan korelasi Pearson. Besarnya nilai korelasi Pearson berada di antara -1 < r < 1. Perhitungan korelasi Pearson adalah sebagai berikut: n n i=1 x i y i ( i=1 x i )( i=1 y i ) r = [n n i=1 x 2 ( n i=1 x i ) 2 ][n n i=1 y 2 ( n i=1 y i ) 2 ] dengan n adalah jumlah observasi, serta x i dan y i merupakan peubah yang menjadi amatan (Walpole 1988). 2. Korelasi Rank Spearman Analisis keeratan hubungan antar dua peubah ordinal yaitu dengan menggunakan analisis korelasi rank Spearman atau Spearman Rho. Pada korelasi rank Spearman perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan rank peubah. Rumus korelasi rank Spearman sebagai berikut (Sprent 1991): n n

16 4 ρ s = n i=1 r i s i C n {[ 2 n 2 i=1 r i C][ i=1 s i C]} dengan r i dan s i merupakan rank dari x i dan y i, dan C = 1 4 n(n + 1)2. 3. Korelasi Biserial Korelasi biserial digunakan untuk menghitung korelasi antar peubah dikotomi atau peubah biner dengan peubah interval. Korelasi biserial merupakan kasus khusus dari korelasi Pearson product-moment. Perhitungan koefisien korelasi biserial adalah sebagai berikut (Corder dan Foreman 2009): dengan r b = [ x p x q ] P pp q S x y y = 1 2π e z2 /2 Keterangan: x p : rata-rata dari nilai peubah interval yang berhubungan dengan peubah dikotomi kategori pertama x q : rata-rata dari nilai peubah interval yang berhubungan dengan peubah dikotomi kategori kedua P p : proporsi peubah interval yang berhubungan dengan peubah dikotomi kategori pertama P q : proporsi peubah interval yang berhubungan dengan peubah dikotomi kategori kedua S x : simpangan baku peubah interval z : nilai dari hasil bagi P p dan P q 4. Koefisien Phi Koefisien phi digunakan untuk melihat hubungan antar 2 peubah dikotomi atau biner. Penyajian data pada perhitungan koefisien phi yaitu berupa tabel kontingensi 2 2 (Tabel 1). Nilai koefisien phi memiliki besar yaitu antara -1 sampai dengan 1 (de Sá 2007). Tabel 1 Tabel kontingensi 2 2 Peubah 1 Total a b a + b Peubah 2 0 c d c + d a + c b + d a + b + c + d Berikut merupakan rumus koefisien phi: ad bc Φ = (a + b)(c + d)(a + c)(b + d)

17 5 Analisis Korelasi Kanonik Analisis korelasi kanonik merupakan pengembangan dari analisis korelasi berganda antara 1 peubah respon dengan sekumpulan peubah penjelas. Pada analisis korelasi kanonik akan dilihat keeratan hubungan antar 2 kumpulan peubah, y = (y 1, y 2,, y p ), dan x = (x 1, x 2,, x q ), dengan p q. Pada korelasi kanonik akan ditentukan pasangan kombinasi linier atau disebut juga peubah kanonik y dan x yang memiliki hubungan paling erat atau nilai korelasi yang paling besar. Peubah kanonik dinyatakan dalam notasi sebagai berikut (Gittin 1985): u i = a i x dan v i = b i y dengan i = 1,2,, s, s = min (p, q), dan a i dan b i adalah vektor koefisien kanonik. Peubah kanonik pertama, u 1 dan v 1, merupakan peubah dengan korelasi tertinggi, u 2, v 2 adalah peubah kanonik yang memiliki korelasi terbesar kedua, hingga u s, v s merupakan peubah kanonik dengan besar korelasi terbesar ke-s. Terdapat 2 cara untuk menentukan koefisien kanonik yaitu dengan matriks koragam atau matriks korelasi. Matriks koragam digunakan untuk mementukan koefisien kanonik apabila data yang digunakan telah memiliki satuan yang sama. Matriks koragam dari (y 1, y 2,, y p, x 1, x 2,, x q ) adalah S = ( S yy ) S xy S xx dengan S yy adalah matriks koragam berukuran p p dari y, S xx adalah matriks koragam berukuran q q dari x, dan S yx adalah matriks koragam berukuran p q dari y dan x (Rencher 2002). Nilai dari a i dan b i diperoleh dengan mencari akar-akar ciri (ρ 2 1 > ρ 2 2 > > ρ 2 s ) dari matris S 1/2 yy S yx S 1 xx S xy S 1/2 yy yang berpadanan dengan vektor-vektor ciri f 1, f 2,, f s dan juga akar-akar ciri (ρ 2 1 > ρ 2 2 > > ρ 2 s ) dari matriks S 1/2 xx S xy S 1 yy S yx S 1/2 xx yang berpadanan dengan vektor-vektor ciri e 1, e 2,, e s. Nilai a i dan b i yang didapat adalah sebagai berikut: a i = e 1/2 i S 11 dan b i = f 1/2 i S 22 Formulasi korelasi kanonik apabila menggunakan matriks ragam adalah sebagai berikut (Johnson dan Wichern 2007): a i S xy b i ρ ui,v i = a i S xx a i b i S yy b i Selain menggunakan matriks koragam menentukan koefisien kanonik juga dapat digunakan matriks korelasi. Matriks korelasi digunakan saat data yang S yx

18 6 digunakan tidak memiliki satuan yang sama dan harus dibakukan terlebih dahulu. Matriks korelasi dari (y 1, y 2,, y p, x 1, x 2,, x q ) sebagai berikut: ρ yx ρ = ( ρ yy ρ xy ρ ) xx Keterangan: ρ yy : matriks korelasi peubah y berukuran p p ρ xy : matriks korelasi peubah y dan x berukuran p q ρ xx : matriks korelasi peubah x berukuran q q Nilai a i dan b i menjadi sebagai berikut: dan a i = e i ρ 11 1/2 b i = f 1/2 i ρ 22 dengan e i merupakan vektor ciri dari ρ 1/2 yy ρ yx ρ 1 xx ρ xy ρ 1/2 yy dan f i adalah vektor ciri dari operasi matriks ρ 1/2 xx ρ xy ρ 1 yy ρ yx ρ 1/2 xx. Korelasi antar pasangan kombinasi linier adalah ρ ui,v i = ρ i dengan ρ 1 2 > ρ 2 2 > > ρ s 2 akar ciri yang berpadanan dengan vektor ciri e i dan f i. Beberapa cara untuk menginterpretasikan koefisien kanonik yaitu (Mattjik dan Sumertajaya 2011), 1) canonical loadings (beban kanonik) beban kanonik diinterpretasikan sebagai korelasi struktur. Korelasi tersebut dihitung antara peubah asal dengan peubah kanonik. Jika peubah asal memiiki nilai korelasi besar atau > 0.5, maka peubah tersebut memiliki peranan besar pada kumpulan peubah tersebut. Terdapat 2 macam beban kanonik yaitu, a. beban kanonik x ρ xu = ρ xx a i b. beban kanonik y ρ yv = ρ yy b i Keterangan: ρ xu : beban kanonik peubah x terhadap u ρ yv : beban kanonik peubah y terhadap v ρ xx : matriks korelasi peubah x ρ yy : matriks korelasi peubah y a i : vektor koefisien kanonik b i : vektor koefisien kanonik 2) canonical cross-loadings menginterpretasikan fungsi kanonik dengan canonical cross-loadings yaitu dengan memperhitungkan korelasi antara peubah asal di dalam satu kumpulan dengan peubah kanonik lain. Jika nilai korelasinya besar maka hal ini

19 7 menandakan semakin erat hubungan peubah kanonik dengan peubah asal. Canonical cross-loadings terdiri dari 2 macam yaitu, a. canonical cross-loadings untuk x ρ xv = ρ xu ρ ui,v i b. canonical cross-loadings untuk y ρ yu = ρ yv ρ ui,v i Keterangan: ρ xv : cross-loading kanonik x terhadap v ρ yu ρ xu ρ yv : cross-loading kanonik y terhadap u : beban kanonik peubah x terhadap u : beban kanonik peubah y terhadap v ρ ui,v i : korelasi kanonik METODOLOGI Data Pada penelitian ini digunakan 2 data yaitu data SPM dan akreditasi. Data SPM merupakan data hasil survei minimum service standard capacity development program tahun 2014 yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 16 provinsi di Indonesia. Survei ini dilakukan pada tingkat satuan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs. Terdapat sebanyak 7 indikator pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan, dan 8 indikator pelayanan sarana dan prasarana dengan skala pengukuran yang digunakan yaitu nominal (skala 0 dan 1) dan interval (Lampiran 2). Data akreditasi yang digunakan merupakan data dari BAN-S/M tahun Skala pengukuran peubah akreditasi adalah ordinal (skala 0, 1, 2, 3, 4) (Lampiran 1). Setelah dilakukan pencocokan antara data akreditasi dengan SPM diperoleh sebanyak 651 SMP dan MTs dari 16 provinsi di 110 kabupaten/kota. Prosedur Analisis Data Tahapan analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data matching dan data cleaning antara data akreditasi dengan data SPM SMP/MTs. 2. Mengeksplorasi data pada peubah-peubah untuk mengetahui karakteristik data. 3. Menghitung matriks korelasi antar peubah (ρ xx, ρ xy, dan ρ yy ), dengan korelasi pada Tabel 2 berikut

20 8 Tabel 2 Korelasi antar peubah Nominal Interval Ordinal Nominal koefisien phi biserial Spearman Interval biserial Pearson Pearson Ordinal Spearman Pearson Spearman 4. Menganalisis data dengan korelasi kanonik pada aspek pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana, sehingga didapatkan koefisien kanonik dari kombinasi liniernya. 5. Menginterpretasikan hasil dari analisis korelasi kanonik. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Desktiptif Pada tahap awal yaitu data matching data akreditasi dan SPM, didapat 651 SMP dan MTs di 110 kabupaten/kota di 16 provinsi. Rata-rata skor standar akreditasi menunjukkan bahwa standar pembiayaan memiliki rata-rata skor tertinggi yaitu sebesar Hal ini menunjukkan bahwa standar pembiayaan yang ada di sekolah-sekolah tersebut sudah cukup baik dibandingkan standar lainnya. Rata-rata skor terendah ditunjukan oleh standar pendidik dan tenaga kependidikan. Rata-rata skor yang didapat adalah sebesar Isi Proses Kompetensi Lulusan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Pembiayaan Penilaian Gambar 1 Rata-rata skor standar akreditasi Status sekolah/madrasah terbagi menjadi 2 yaitu negeri dan swasta. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa antara sekolah/madrasah negeri dan swasta tidak terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan berdasarkan akreditasi antara sekolah/madrasah negeri dan swasta sama.

21 Isi Proses Kompetensi Lulusan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Pembiayaan Penilaian Swasta Negeri Gambar 2 Rata-rata skor standar akreditasi berdasarkan status sekolah/madrasah Apabila dilihat per butir pernyataan akreditasi, Butir 54 (guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku) memiliki nilai rata-rata skor tertinggi, yakni sebesar dan ragam sebesar Secara umum, guru-guru yang ada di SMP/MTs tersebut memiliki kepribadian yang baik dan sudah mengikuti norma serta ketentuan yang ada. Rata-rata skor terendah ditunjukkan pada Butir 73 (teknisi laboratorium memiliki kualifikasi akademik minimal D-II yang relevan dengan peralatan laboratorium) yaitu dan ragam (Lampiran 3). Nilai tersebut menunjukkan bahwa rata-rata teknisi laboratorium masih belum memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan. Analisis Korelasi Kanonik Analisis korelasi antar peubah terlebih dahulu dilakukan sebelum analisis korelasi kanonik. Lampiran 3 menampilkan hasil analisis korelasi pada aspek pendidik dan tenaga kependidikan. Hasil ini menunjukkan korelasi antara butir pernyataan akreditasi dan indikator SPM yang memiliki korelasi tertinggi yaitu antar X21 (kepala laboratorium memiliki kualifikasi akademik minimal D-IV/S1 dari jalur guru atau minimal D-III dari jalur laboran/teknisi) dan Y12 (guru S1/D4 bersertifikat untuk mata pelajaran MIPA bahasa dan pkn) sebesar Hasil analisis korelasi aspek sarana dan prasarana dapat dilihat pada Lampiran 4. Korelasi antara peubah akreditasi dan indikator SPM menghasilkan X44 (sekolah/madrasah memiliki ruang pimpinan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan) dan Y6 (ruang kepala sekolah terpisah) sebagai korelasi tertinggi yaitu sebesar Analisis korelasi kanonik dilakukan pada 2 aspek yaitu pendidik dan tenaga kependidikan serta standar saran dan prasarana. Tabel 3 menunjukkan hasil analisis korelasi kanonik pada kedua aspek. Berdasarkan hasil tersebut dipilih 1 peubah kanonik untuk diinterpretasikan. Hal ini karena pada peubah pertama aspek pendidik dan tenaga kependidikan nilai proporsi akar cirinya telah

22 10 mencapai 56.1% sedangkan pada aspek sarana dan prasarana nilai proporsi akar ciri sebesar 66.2%. Angka tersebut dianggap sudah mampu menjelaskan keragaman dari peubah asal. Tabel 3 Hasil analisis korelasi kanonik Kuadrat Peubah Korelasi Proporsi korelasi kanonik kanonik akar ciri kanonik Pendidik dan Tenaga u 1, v Kependidikan Sarana Prasarana u 1, v Pendidik dan Tenaga Kependidikan Hasil analisis korelasi kanonik pada standar pendidik dan tenaga kependidikan peubah kanonik (u 1, v 1 ) menghasilkan nilai korelasi yang cukup tinggi yaitu sebesar Kuadrat korelasi kanonik u 1, v 1 menunjukkan nilai sebesar 0.335, sehingga keragaman total yang dapat dijelaskan yaitu sebesar 33.5%. Tabel 4 menunjukkan peubah-peubah indikator SPM yang berkontribusi besar pada v 1. Indikator SPM yang berkontribusi besar yaitu Y11 (minimal 35% guru S1/D4 bersertifikat), Y12 (guru S1/D4 bersertifikat untuk mata pelajaran MIPA bahasa dan pkn), dan Y13 (kepala sekolah S1/D4 bersertifikat). Tabel 4 Beban kanonik pendidik dan tenaga kependidikan peubah v i Peubah Asal v 1 Y Y Y * Y * Y * Y Y *peubah dengan nilai > 0.5 Peubah-peubah yang berkontribusi besar pada u 1 berdasarkan beban kanonik yaitu butir pernyataan X2 (kesesuaian guru mata pelajaran dengan pendidikannya), X15 (kepala administrasi saat diangkat memenuhi masa kerja minimal), X16 (kualifikasi pendidikan tenaga administrasi), X17 (kesesuaian pendidikan tenaga administrasi dengan pekerjaannya), X18 (kualifikasi pendidikan kepala perpustakaan), X19 (kepala perpustakaan saat diangkat memenuhi masa kerja minimal), X21 (kualifikasi pendidikan kepala laboraturium), X22 (kepala laboraturium saat diangkat memenuhi masa kerja minimal), X23 (kesesuaian pendidikan tenaga laboraturium dengan pekerjaannya), X26 (sekolah memiliki petugas layanan khusus) (Tabel 5).

23 11 Tabel 5 Beban kanonik pendidik dan tenaga kependidikan peubah u i Peubah Asal u 1 Peubah Asal u 1 X X X * X * X X * X X * X X * X X * X X X X * X X * X X * X X X X X X * *peubah dengan nilai > 0.5 Interpretasi cross-loading kanonik peubah kanonik pertama dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Berdasarkan hasil cross-loading peubah v 1 tidak terdapat peubah butir-butir pernyataan akreditasi yang berkorelasi tinggi. Sama halnya dengan v 1, pada u 1 juga tidak terdapat peubah indikator SPM yang berkorelasi tinggi. Sarana dan Prasarana Korelasi peubah kanonik pertama (u 1, v 1 ) pada standar sarana dan prasarana bernilai Nilai kuadrat korelasi kanonik yang dihasilkan sebesar dengan demikian keragaman total yang dapat dijelaskan yaitu sebesar 42.8%. Nilai beban kanonik untuk peubah indikator SPM dapat dilihat pada Tabel 6. Peubah yang berkontribusi pada v 1 yaitu Y4 (terdapat alat praktik IPA), Y5 (meja kursi ruang guru cukup), Y6 (ruang kepala sekolah terpisah), dan Y8 (ada 200 judul buku pengayaan dan 20 judul buku referensi). Tabel 6 Beban kanonik sarana dan prasarana peubah v i Peubah Asal v i Y Y Y Y * Y * Y * Y Y * *peubah dengan nilai > 0.5 Tabel 7 menunjukkan nilai kontribusi peubah akreditasi pada peubah kanoniknya. Butir akreditasi yang berkontribusi besar pada peubah kanonik pertama yaitu X35 (bangunan sekolah memiliki daya listrik 1300 watt), X38 (prasarana lengkap), serta 7 butir pernyataan mengenani kesesuaian luas dan

24 12 sarana ruangan yang ada di sekolah/madrasah yaitu X40 (ruang perpustakaan), X43 (laboratorium), X44 (ruang pimpinan), X45 (ruang guru), X46 (ruang tata usaha), X48 (ruang konseling), dan X49 (UKS/M). Tabel 7 Beban kanonik sarana dan prasarana peubah u i Peubah Asal u 1 Peubah Asal u 1 X X X X X X * X X * X X * X X * X X X X * X * X * X X X X X * X X X X * X *peubah dengan nilai > 0.5 Hasil cross-loading kanonik standar sarana dan prasarana peubah kanonik pertama dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9. Pada cross-loading kanonik standar sarana dan prasarana peubah kanonik pertama tidak terdapat butir pernyataan akreditasi yang berkorelasi relatif tinggi. Peubah kanonik u 1 memiliki 1 peubah indikator SPM yang berkorelasi tinggi yaitu Y6 (ruang kepala sekolah terpisah). SIMPULAN Hasil korelasi kanonik menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan akreditasi dan indikator SPM pada kedua aspek telah sejalan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai korelasi kanoniknya. Peubah kanonik aspek pendidik dan tenaga kependidikan menghasilkan korelasi sebesar dengan keragaman 33.5%. Berdasarkan hasil beban kanonik, peubah kanonik u 1 terdapat 10 butir pernyataan akreditasi yang berkontribusi besar yaitu X2 (guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan), X15 (kepala tenaga administrasi pada waktu diangkat memenuhi masa kerja minimal), X16 (tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat), X17 (tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya), X18 (kualifikasi akademik kepala perpustakaan minimal D-IV/S1 dari jalur pendidikan atau minimal D-II Ilmu Perpustakaan dan Informasi), X19 (kepala perpustakaan pada waktu diangkat memenuhi masa kerja minimal), X21 (kualifikasi akademik kepala laboratorium minimal D-IV atau S1 dari jalur guru atau minimal D-III dari jalur laboran/teknisi), X22 (kepala laboratorium pada waktu diangkat memenuhi

25 13 masa kerja minimal), X23 (kepala laboratorium minimal memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya), X26 (sekolah/madrasah memiliki petugas layanan khusus). Sedangkan indikator SPM yang berkontribusi besar pada v 1 adalah Y11 (minimal 35% guru S1/D4 bersertifikat), Y12 (guru S1/D4 bersertifikat untuk mata pelajaran MIPA bahasa dan pkn), dan Y13 (kepala sekolah S1/D4 bersertifikat). Pasangan peubah kanonik sarana dan prasarana memiliki korelasi kanonik sebesar 0.654, keragaman yang dapat dijelaskan masing-masing peubah kanonik adalah sebesar 42.8%. Kontribusi peubah terbesar berdasarkan beban kanonik pada u 1 yaitu X35 (bangunan sekolah/madrasah memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt), X38 (sekolah/madrasah memiliki prasarana yang lengkap), X40 (sekolah/madrasah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan), X43 (sekolah/madrasah memiliki ruang laboratorium IPA yang dapat menampung minimum satu rombongan belajar dengan luas dan sarana sesuai ketentuan), X44 (ruang pimpinan memiliki luas dan sarana sesuai ketentuan), X45 (sekolah/madrasah memiliki ruang guru dengan luas dan sarana sesuai ketentuan), X46 (sekolah/madrasah memiliki ruang tata usaha dengan luas dan sarana sesuai ketentuan), X48 (sekolah/madrasah memiliki ruang konseling dengan luas dan sarana sesuai ketentuan), dan X49 (sekolah/madrasah memiliki ruang UKS/M dengan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan). Peubah kanonik v 1 memiliki 4 indikator SPM yang berkontribusi besar yaitu Y4 (terdapat alat praktik IPA), Y5 (meja kursi ruang guru cukup), Y6 (ruang kepala sekolah terpisah), Y8 (ada 200 judul buku pengayaan dan 20 judul buku referensi). DAFTAR PUSTAKA Corder GW, Foreman DI Nonparametric Statistics for Non-Statisticians: A Step-by-Step Approach. New Jersey (US): John Wiley & Sons, Inc. de Sá JPM Applied Statsistics Using SPSS, STATISTICA, MATLB, and R. Berlin (DE): Springer-Verlag. Gittins R Canonical Analysis: Review with Applications in Ecology. New York (US). Springer-Verlag. Isnaini KN Analisis korelasi kanonik terhadap indikator pencapaian standar pelayanan minimal pendidikan dasar dan akreditasi sekolah tingkat SMP/MTs [skripsi]. Bogor (ID): IPB. Johnson RA, Wichern DW Applied Mutivriate Statistical Analysis 6th Ed. New Jersey (US): Pearson prentice Hall. [Kemdikbud] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota. Jakarta (ID): Kemdikbud. Pemerintah Republik Indonesia Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.

26 14 Rencher AC Method of Multivariate Analysis 2nd Ed. Canada (CA): John Wiley & Sons, Inc. Sprent P Metode Statistik Nonparametrik Terapan. Osman ER, penerjemah. Jakarta (ID): UI-Press. Terjemahan dari: Applied Nonparametric Statistical Methods. Walpole RE Pengantar Statistika Edisi ke-3. Sumantri B, penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Introduction to Statistics 3rd Ed.

27 15 LAMPIRAN Lampiran 1 Peubah-peubah akreditasi Butir Peubah Keterangan pernyataan Standar pendidik dan tenaga kependidikan X1 Butir 50 Guru memiliki kualifikasi akademik minimum D-IV atau S1 X2 Butir 51 Guru mata pelajaran mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. X3 Butir 52 Guru memiliki kesehatan jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas mengajar dan tugas lainnya. X4 Butir 53 Guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran. X5 Butir 54 Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku. X6 Butir 55 Guru berkomunikasi secara efektif dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua, dan masyarakat. X7 Butir 56 Guru menguasai materi pelajaran yang diajarkan serta mengembangkan nya dengan metode ilmiah. X8 Butir 57 Kepala sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV X9 Butir 58 Kepala sekolah/madrasah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan SK sebagai kepala sekolah/madrasah. X10 Butir 59 Kepala sekolah/madrasah memiliki pengalaman mengajar sekurangkurangnya 5 tahun pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah. X11 Butir 60 Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan manajerial yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola siswa. X12 Butir 61 Kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan dengan kegiatan kewirausahaan: (1)koperasi siswa,(2)peternakan/perikanan, (3)pertanian/perkebunan, (4) kantin sekolah, (5) unit produksi dan lain-lain. X13 Butir 62 Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi dan monitoring. X14 Butir 63 Kepala Tenaga Administrasi memiliki kualifikasi akademik minimal D-III. X15 Butir 64 Kepala tenaga administrasi pada waktu diangkat memenuhi masa kerja minimal. X16 Butir 65 Tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat. X17 Butir 66 Tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya. X18 Butir 67 Kepala perpustakaan memiliki kualifikasi akademik minimal D-IV/S1 dari jalur pendidikan/minimal D-II Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

28 16 Peubah Butir pernyataan Keterangan X19 Butir 68 Kepala perpustakaan pada waktu diangkat memenuhi masa kerja minimal. X20 Butir 69 Tenaga perpustakaan memiliki kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugasnya sebagai tenaga perpustakaan. X21 Butir 70 Kepala laboratorium memiliki kualifikasi akademik minimal D-IV atau S1 dari jalur guru atau minimal (D-III) dari jalur laboran/teknisi. X22 Butir 71 Kepala laboratorium pada waktu diangkat memenuhi masa kerja minimal. X23 Butir 72 Kepala laboratorium minimal memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya. X24 Butir 73 Teknisi laboratorium memiliki kualifikasi akademik minimal D-II yang relevan dengan peralatan laboratorium. X25 Butir 74 Laboran memiliki kualifikasi akademik minimal D-I. X26 Butir 75 Sekolah/Madrasah memiliki petugas layanan khusus. Standar sarana dan prasarana X27 Butir 76 Lahan sekolah/madrasah memenuhi ketentuan luas minimal. X28 Butir 77 Lahan sekolah/madrasah berada di lokasi yang aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. X29 Butir 78 Lahan sekolah/madrasah berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, pencemaran udara, dan kebisingan serta memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan. X30 Butir 79 Sekolah/Madrasah berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas tanah dan ijin pemanfaatan dari pemegang hak Atas tanah. X31 Butir 80 Lantai sekolah/madrasah memenuhi ketentuan luas minimal. X32 Butir 81 Bangunan sekolah/madrasah memiliki struktur yang stabil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan petir. X33 Butir 82 Bangunan sekolah/madrasah memiliki sanitasi sebagai persyaratan kesehatan. X34 Butir 83 Bangunan sekolah/madrasah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. X35 Butir 84 Bangunan sekolah/madrasah memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt. X36 Butir 85 Sekolah/Madrasah memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya. X37 Butir 86 Sekolah/Madrasah melakukan pemeliharaan terhadap bangunan secara berkala. X38 Butir 87 Sekolah/Madrasah memiliki prasarana yang lengkap. X39 Butir 88 Sekolah/Madrasah memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan.

29 17 Peubah Butir pernyataan Keterangan X40 Butir 89 Sekolah/Madrasah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X41 Butir 90 Sekolah/Madrasah memiliki buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas. X42 Butir 91 Sekolah/Madrasah memanfaatkan buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas. X43 Butir 92 Sekolah/Madrasah memiliki ruang laboratorium IPA yang dapatmenampung minimum satu rombongan belajar dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X44 Butir 93 Sekolah/Madrasah memiliki ruang pimpinan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X45 Butir 94 Sekolah/Madrasah memiliki ruang guru dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X46 Butir 95 Sekolah/Madrasah memiliki ruang tata usaha dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X47 Butir 96 Sekolah/Madrasah memiliki tempat beribadah bagi warga sekolah/ madrasah dengan luas dan perlengkapan sesuai ketentuan. X48 Butir 97 Sekolah/Madrasah memiliki ruang konseling dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X49 Butir 98 Sekolah/Madrasah memiliki ruang UKS/M dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X50 Butir 99 Sekolah/Madrasah memiliki ruang organisasi kesiswaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X51 Butir 100 Sekolah/Madrasah memiliki jamban dengan jumlah, ukuran, dan saranasesuai ketentuan. X52 Butir 101 Sekolah/Madrasah memiliki gudang dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. X53 Butir 102 Sekolah/Madrasah memiliki ruang sirkulasi dengan luas dan kualitas sesuai ketentuan. X54 Butir 103 Sekolah/Madrasah memiliki tempat bermain/berolahraga dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. Lampiran 2 Peubah-peubah Standar Pelayanan Minimum (SPM) Peubah Indikator Keterangan Skala Sarana dan prasarana Y1 IP 2.3 Rombongan belajar maksimal 36 siswa Nominal (1=Ya,0=Tidak) Y2 IP 2.4 Nominal Meja kursi ruang kelas cukup (1=Ya,0=Tidak) Y3 IP 3.1 Nominal Meja kursi lab IPA cukup (1=Ya,0=Tidak) Y4 IP 3.2 Nominal Terdapat alat praktik IPA (1=Ya,0=Tidak) Y5 IP 4.2 Nominal Meja kursi ruang guru cukup (1=Ya,0=Tidak)

30 18 Peubah Indikator Keterangan Skala Y6 IP 4.3 Nominal Ruang kepala sekolah terpisah (1=Ya,0=Tidak) Y7 IP 16.1 Persentase siswa mendapat buku Numerik pelajaran layak Y8 IP 18.2 Ada 200 judul buku pengayaan dan Nominal 20 judul buku referensi (1=Ya,0=Tidak) Pendidik dan tenaga kependidikan Y9 IP 6 Minimal satu guru setiap mata Nominal pelajaran (1=Ya,0=Tidak) Y10 IP 8.1 Nominal Minimal 70% guru S1/D4 (1=Ya,0=Tidak) Y11 IP 8.2 Minimal 35% guru S1/D4 Nominal bersertifikat (1=Ya,0=Tidak) Y12 IP 9 Guru S1/D4 bersertifikat untuk mata Nominal pelajaran MIPA bahasa dan pkn (1=Ya,0=Tidak) Y13 IP 11 Nominal Kepala sekolah S1/D4 bersertifikat (1=Ya,0=Tidak) Y14 IP 19.1 Persentase guru dengan jam kerja Numerik minimal 37.5 jam/minggu Y Persentase rombongan belajar 27 Numerik jam/minggu 34 minggu/tahun

31 Lampiran 3 Korelasi antar X dan Y standar pendidik dan tenaga kependidikan Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 Y Y Y Y Y Y Y X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

32 20 Lampiran 4 Matriks korelasi antar X dan Y standar sarana dan prasarana Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45 X46 X47 X48 X49 X50 X51 X52 X53 X54 Y Y Y Y Y Y Y Y X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

ANALISIS KORELASI KANONIK TERHADAP INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DAN AKREDITASI SEKOLAH TINGKAT SMP/MTS

ANALISIS KORELASI KANONIK TERHADAP INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DAN AKREDITASI SEKOLAH TINGKAT SMP/MTS ANALISIS KORELASI KANONIK TERHADAP INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DAN AKREDITASI SEKOLAH TINGKAT SMP/MTS KARTIKA NUR ISNAINI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) 1. Periksalah kelengkapan perangkat Akreditasi

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA) Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: 978-60-61-0-9 hal 693-703 November 016 ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program

Lampiran KRITERIA EVALUASI. 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks. Permendiknas no. 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan. A. Perencanaan Program Lampiran KRITERIA EVALUASI 1. Kriteria Evaluasi Ranah Konteks Pelaksanaan pendidikan harus berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diatur melalui PP no 19 tahun 2005. Terkait dengan guru

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN Bukti fisik nomor 63: Kualifikasi akademik guru minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH

BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH BUKTI FISIK STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN STANDAR

Lebih terperinci

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara :

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara : LAMPIRAN INSTRUMEN WAWANCARA 1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara : I. STANDAR ISI PENDIDIKAN PROGRAM KEAHLIAN TEHNIK KENDARAAN RINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang dilaksanakan per 1 Januari 2001 telah memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengurus sendiri urusan pemerintahannya, berdasarkan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume, Nomor, April 013, Halaman 119-18 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN KOEFISIEN KORELASI KANONIK DAN INTERPRETASI FUNGSI KANONIK MULTIVARIAT Muhamad

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Korelasi Kanonik

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Korelasi Kanonik 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Korelasi Kanonik Menurut Gittins (1985) analisis korelasi kanonik adalah salah satu teknik analisis statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara segugus peubah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains. Oleh SUCIANA BUDI ARYANI

SKRIPSI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains. Oleh SUCIANA BUDI ARYANI PERBANDINGAN LATAR BELAKANG DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA YANG DITERIMA MELALUI JALUR PMDK, SNMPTN DAN SPMBM (Studi Kasus : Mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Andalas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Terima kasih atas waktu dan upaya Saudara dalam mengisi instrumen ini. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua,

KATA PENGANTAR. Terima kasih atas waktu dan upaya Saudara dalam mengisi instrumen ini. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

Jakarta 3 April 2017 Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu ti, M.Ed

Jakarta 3 April 2017 Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu ti, M.Ed KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang berkat rahmat-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Perangkat Akreditasi 2017. Sesuai dengan moto profesional, tepercaya,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (K-NN) DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Muhyadi FE Universitas Negeri Yogyakarta email: muhyadi@uny.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengaji keberadaan

Lebih terperinci

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013 Laporan Tahun 2013 Bidang Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Tahun 2013 I PENDIDIKAN DASAR OLEH KABUPATEN / KOTA 1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Pendidikan Dasar Dengan Menggunakan TRIMS KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 212 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA 2 Laporan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si STATISTIKA DASAR MAF 1212 Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si Pokok Bahasan Pokok Bahasan KONTRAK PERKULIAHAN UTS 35% UAS 35% TUGAS/QUIZ 20% KEHADIRAN 10% REFERENSI: Walpole, Ronald E. 2011. Probability

Lebih terperinci

PERANGKAT AKREDITASI SMK

PERANGKAT AKREDITASI SMK PERANGKAT AKREDITASI SMK Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 005/H/AK/2017 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMK KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah,

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 Pertemuan 8 Outline: Simple Linear Regression and Correlation Multiple Linear Regression and Correlation Referensi: Montgomery, D.C., Runger, G.C., Applied Statistic and

Lebih terperinci

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2010 TANGGAL 31 AGUSTUS 2010 NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Data metode penarikan contoh yang tepat di survei tahap I. 3. Melaksanakan survei tahap I, untuk mengetahui karakteristik pelayanan program sarjana yang diinginkan mahasiswa. 4. Menyusun kuesioner untuk survei

Lebih terperinci

Jakarta 3 April 2017 Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu ti, M.Ed

Jakarta 3 April 2017 Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu ti, M.Ed KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang berkat rahmat-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Perangkat Akreditasi 2017. Sesuai dengan moto profesional, tepercaya,

Lebih terperinci

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) Jafriansen Damanik STKIP Purnama Jakarta; e-mail: friansen@yahoo.com Abstrak Banyak pihak yang mempertanyakan perlunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.

Lebih terperinci

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DENGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) Jafriansen Damanik friansen@yahoo.com STKIP Purnama Jakarta ABSTRACT Many sides quest on the needs of two standards

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-

Lebih terperinci

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021 PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013--2020/2021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Desember 2013 KATALOG DALAM TERBITAN

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGA

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGA BAB IV ANALISA DAN PERANCANGA Analisa mempunyai peranan yang cukup penting di dalam pembuatan sebuah sistem, analisa adalah sebuah langkah memahami permasalahan di dalam sebuah sistem sehingga nantinya

Lebih terperinci

Aplikasi Multidimensional Scaling Untuk Peningkatan Pelayanan Proses Belajar Mengajar (PBM).

Aplikasi Multidimensional Scaling Untuk Peningkatan Pelayanan Proses Belajar Mengajar (PBM). Aplikasi Multidimensional Scaling Untuk Peningkatan Pelayanan Proses Belajar Mengajar (PBM). Irlandia Ginanjar Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA, Unpad Bandung. Abstrak Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, kerangka berpikir diarahkan untuk mendapatkan konsep-konsep penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang ada sehingga dapat dijadikan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) SKRIPSI Oleh : VICA NURANI 24010211130033 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN NILAI UN MATEMATIKA SD DENGAN KEMAMPUAN HITUNG NUMERIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN NILAI UN MATEMATIKA SD DENGAN KEMAMPUAN HITUNG NUMERIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH HUBUNGAN NILAI UN MATEMATIKA SD DENGAN KEMAMPUAN HITUNG NUMERIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH Dwi Ratna Kustiyah, Bambang Priyo Darminto, Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MATERI BINTEK MBS AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH. Ali Imron

MATERI BINTEK MBS AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH. Ali Imron MATERI BINTEK MBS AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH Ali Imron JURUSAN AP FIP UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2012 AKREDITASI SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH A. Pendahuluan Setiap warga Negara Republik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Desa dan Dusun di Kabupaten Lombok Barat... 4 Menurut Kecamatan 1.2 Luas Kabupaten Lombok Barat Menurut Kecamatan... 4 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis...

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH S T A T I S T I K A

SILABUS MATA KULIAH S T A T I S T I K A SILABUS MATA KULIAH S T A T I S T I K A Dosen: Dr. Budi Susetyo, M. Pd (0918) Dr. Juang Sunanto (0918) Drs. Iding Tarsidi, M. Pd (1723) Dra. Tjutju Soendari, M.Pd. ( ) Dra. Oom Siti Homdijah, M. Pd ( )

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas Departemen Pendidikan Nasional Instrumen SKM 2

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas Departemen Pendidikan Nasional Instrumen SKM 2 INSTRUMEN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI Pandidikan Dasar dan Menengah Pusat Kurikulum Balitbang Diknas Departemen Pendidikan Nasional 2007 Instrumen SKM 2 1. Proses penyelenggaraan. a. Standar Isi. 1 Kerangka

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1 TEKNIK ANALISIS KORELASI Pertemuan 9 1 Korelasi merupakan teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi adalah teknik dalam statistik bivariat/ multivariat yang digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota Analisis Capaian Standar Pelayanan Minimal IP-1.1 = (a) Permukiman Permanen=penduduk yang berjumlah 1000 org, khusus di daerah terpencil; (b) Kewajiban kab/kota=1 Sekolah/Madrasah bisa saja berada dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU Oleh : Heru Novriyadi G4004 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 161 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGONTROLAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE BAGAN KENDALI MULTIVARIAT NP DALAM USAHA PENINGKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI TAHUN 206 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 206 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 53 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011 LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) SULAWESI SELATAN Laporan Hasil Analisis

Lebih terperinci

Penyusunan Usulan DAK Bidang Pendidikan Tahun 2017

Penyusunan Usulan DAK Bidang Pendidikan Tahun 2017 Penyusunan Usulan DAK Bidang Pendidikan Tahun 2017 Bahan Presentasi Biro Perencanaan Kemdikbud Pada Workshop Usulan DAK Fisik TA 2017 Jakarta, Mei 2016 DAFTAR ISI 1 2 3 Kebijakan Umum, Tujuan, Sasaran,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENGUKURAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

INSTRUMEN PENGUKURAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH INSTRUMEN PENGUKURAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 21b. Sekolah Kategori mandiri 2007

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci